3 Peluang Usaha Baru Terpotensial yang Bisa Dicoba di Tahun 2021
Peluang usaha baru selalu dicari sepanjang waktu. Tapi untuk tahun 2021, ini cukup berbeda. Selain masih belum pasti akan seperti apa (but let’s hope for the best!), kondisi new normal juga mengharuskan banyak orang harus mengubah kebiasaan. Dengan demikian, kebutuhan dan keinginan mereka pun berubah. Ini akan memengaruhi pada jenis usaha apa yang bisa kita manfaatkan sebagai peluang.
Namun, peluang tetaplah peluang. Akan selalu ada peluang di setiap hal, meskipun tipis, asalkan kita jeli melihatnya. Yang perlu kita lakukan adalah mengenali kebutuhan mereka yang menjadi target pasar kita.
So, jika kamu berencana untuk mulai bisnis di tahun 2021, berikut ada beberapa peluang usaha baru yang diprediksi paling potensial lantaran dibutuhkan oleh banyak orang dan bisa kamu coba untuk jajaki di tahun 2021, jika kamu menginginkan tambahan income demi pendapatan yang lebih stabil.
3 Peluang Usaha Baru Terpotensial di Tahun 2021
Bisnis Kuliner
Tak sembarang bisnis kuliner, tetapi yang berkonsep takeaway atau bisa diorder melalui aplikasi online.
Bisnis kuliner itu nggak ada matinya. Apalagi jika kamu bisa menemukan sesuatu yang unik dan belum pernah ada sebelumnya. Bermodalkan media sosial, peluang untuk sukses dalam bisnis kuliner ini cukup besar.
Tetapi, karena kondisi, sekarang orang lebih cenderung memilih untuk memesan makanan secara online maupun takeaway. So, pastikan servis ini bisa kamu berikan. Apalagi dengan embel-embel ‘gratis ongkir’, wah, pasti makin banyak yang suka.
Jika masih bingung, mau bisnis kuliner apa, coba cari pendekatan dari makanan sehat. Seiring kesadaran masyarakat yang bertambah akan kondisi kesehatan masing-masing, memicu kebutuhan akan makanan sehat semakin besar.
Bisnis Produk Herbal dan Kesehatan
Masih berkaitan dengan kesadaran kesehatan yang meninggi, peluang usaha baru yang juga bisa dijajaki di tahun 2021 adalah bisnis produk herbal, terutama produk yang dipercaya mampu meningkatkan imun tubuh.
Kita berharap, COVID-19 tak lagi membatasi pergerakan dan kegiatan sehari-hari di tahun 2021. Jika vaksin sudah ditemukan, dan sudah disebarkan, maka hal lain yang perlu kita lakukan untuk lebih menyehatkan diri adalah memberi diri sendiri suplemen yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Suplemen kimia memang banyak, tetapi biasanya orang lebih tertarik jika bahannya alami, karena lebih ramah untuk tubuh kita. Ini bisa menjadi peluang usaha baru yang cukup potensial untuk dikembangkan.
Bisnis Bimbel Online
Saya sendiri melihat kecenderungan ini ketika mengamati para orang tua yang kerepotan mendampingi anak-anak sekolah di rumah.
Memang benar, sebagai orang tua, kita adalah pihak pertama yang harus bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak. Namun, mendidik anak secara akademis butuh kompetensi yang mumpuni. Nggak sekadar bisa mengatasi perilaku anak-anak yang labil–yang semakin parah saat mereka harus sekolah di rumah–tetapi juga soal men-deliver materi ajar agar bisa diserap dengan baik oleh anak itu juga bukan perkara yang mudah.
Para orang tua menyerahkan anak-anaknya untuk dididik di sekolah bukan karena pengin “lari” dari tanggung jawab dalam mendidik anak, tetapi karena memang butuh kompetensi khusus untuk bisa memberikan materi pelajaran. Intinya, nggak semua orang tua mampu melakukan home schooling.
Berhubung sampai dengan artikel ini diturunkan, angka penyebaran virus corona belum juga bisa terkendalikan, rasanya masih ragu jika tahun 2021, sekolah sudah bisa berjalan normal seperti sebelumnya. Seenggaknya, anak-anak masih akan lebih banyak belajar dari rumah meski sudah ada jadwal untuk tatap muka di sekolah.
Nah, ini bisa menjadi salah satu peluang usaha baru yang bisa dijajaki jika kamu punya keahlian mengajar. Buka bimbingan belajar atau les privat online, atau simply mendampingi anak-anak sekolah online.
Nah, selain 3 terpotensial di atas, tentunya masih banyak peluang usaha baru lain yang juga bisa kamu temukan dan jajaki.
Sekali lagi, yang harus kita lakukan adalah peka terhadap kebutuhan. Mulailah dari orang-orang di sekitarmu; tetangga, teman-teman dekat, bahkan keluarga sendiri. Temukan permasalahan mereka, dan coba untuk mencari solusinya melalui produk yang kamu tawarkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Memulai Bisnis di Masa Pandemi COVID-19 dan New Normal, Kenapa Enggak?
Ekonomi adalah sektor yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19. Banyak bisnis gulung tikar, meski yang masih berusaha survive juga tak kalah banyak. Kalau sudah begini, apakah masih ada peluang bagi kita untuk memulai bisnis?
Well, ya kenapa enggak?
Di tengah imbas yang sudah terlalu besar seperti ini, peluang untuk memulai bisnis tetaplah ada. Tetapi masih ada kesempatan bagi siapa pun untuk membangun dan mengembangkan bisnis, dan potensi untuk sukses juga tak kalah besar. Hanya saja, kamu perlu untuk jeli melihat, peluang sebelah mana yang bisa dimanfaatkan. Tentu, kamu harus berorientasi pada kebutuhan (calon) target pasar bisnis kamu.
Beberapa tip berikut bisa kamu lakukan untuk memulai bisnis di masa pandemi dan new normal ini.
Memulai Bisnis di Masa Pandemi dan New Normal
1. Kenali kebutuhan
Apa yang dibutuhkan oleh orang-orang di sekitarmu saat ini? Kamu bisa mencari tahu mengenai hal ini dengan mengikuti obrolan-obrolan atau chatting di grup-grup WA. Atau kamu bisa mengamati, apa yang terjadi di media sosial secara lokal sesuai domisili kamu.
Mengapa kamu harus mengenali kebutuhan? Karena, kamu akan lebih mudah untuk memulai bisnis dengan produk yang dibutuhkan atau dicari oleh orang-orang di sekitarmu. Kalau mereka butuh camilan praktis dan awet yang penyimpanannya mudah, maka mungkin kamu bisa berjualan berbagai jenis frozen food, misalnya. Atau jika orang-orang di sekitarmu butuh stok lauk yang praktis dan mudah, kamu bisa menawarkan rendang kemasan, yang tinggal dipanasi saja sebelum disajikan.
Mengapa harus orang di sekitarmu? Lagi-lagi untuk memulai bisnis, kamu bisa mulai dari lingkup yang kecil dulu. Baru kemudian jika memang ada potensi, kamu bisa memikirkan pengembangannya.
2. Pikirkan modal
Ada banyak bisnis yang hanya perlu modal kecil, yang penting jalan dulu. Bahkan ada kok yang tanpa modal, misalnya jika kamu mau mencoba berjualan dengan sistem dropship.
Tak perlu terlalu muluk-muluk saat kamu baru memulai bisnis. Akan lebih baik jika kamu bisa mulai dari orang-orang sekitarmu, karena dari sisi modal biasanya juga tak terlalu banyak makan dana. Seiring waktu, kamu bisa menambah modal dan mengembangkannya lagi.
Jangan terburu-buru, hingga sampai mengajukan pinjaman dana untuk modal. Lebih baik, carilah bisnis yang bisa dilakukan dengan modal tabungan sendiri dulu.
3. Jalankan sesuai kondisi
Dengan kondisi sekarang yang serbaterbatas, maka akan perlu beberapa strategi berbeda yang harus dijalankan dibandingkan sebelumnya.
Misalnya saja, sekarang ada tuntutan apa-apa harus bisa dipesan secara online dan diantarkan ke alamat pemesan. Maka, pertimbangkan untuk memiliki layanan ini juga untuk bisnis kamu.
Juga semisal kamu sekarang masih bekerja, dan ide bisnis ini kamu manfaatkan sebagai side hustle. Sesuaikan dan buat pengaturan waktu yang bijak, jangan sampai kamu “mengorbankan” mata pencaharian utamamu.
4. Marketing dari mulut ke mulut
Kadang memang bisnis berjalan dari orang-orang terdekatmu atau kenalan-kenalan. “Manfaatkan” mereka untuk menjadi staf marketing kamu.
Ketika kamu sudah berhasil menjual sesuatu pada mereka–baik produk ataupun jasa–mintalah mereka untuk posting di akun media sosial masing-masing. Ini bisa dilakukan apalagi jika mereka puas akan produk atau jasa yang kamu berikan pada mereka ya.
Mintalah juga pada mereka, untuk merekomendasikanmu pada sirkel pertemanan masing-masing, sesuai kebutuhan tentunya.
Kamu sendiri juga bisa memanfaatkan media sosial untuk memasarkan bisnis barumu ini. Memang akan butuh kerja keras, tapi siapa sih yang nggak mau bekerja keras demi kesuksesan? Iya kan?
5. Kembangkan bisnis dengan strategis
Banyak bisnis yang harus gagal karena pemilik atau pengelolanya terlalu tergesa-gesa dan kurang bijak dalam pengelolaannya. Misalnya saja, baru saja mulai bisnis online dan punya pelanggan tetap, sudah terburu menyewa ruko.
Ya, mungkin memang ada pertimbangan khusus sih, tetapi di masa pandemi dan new normal seperti ini, ada baiknya kita berhati-hati dalam mempertimbangkan segala hal, apalagi yang ada kaitannya dengan keuangan. Jika memang ingin mengembangkan bisnis yang baru dimulai, ada baiknya untuk memperhitungkannya secara lebih cermat dan bijak.
Coba simak dulu yuk, video mengenai membuat rencana bisnis berikut.
Selain kelima hal di atas, kamu juga perlu belajar lebih banyak tentang keuangan bisnis. Ini penting banget untuk kamu kuasai, meski kamu baru saja memulai bisnis. Justru karena masih baru mulai sih makanya kamu perlu menaruh perhatian khusus pada hal ini.
Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial untuk kelas bisnis, dan pilih sesuai kebutuhanmu. Banyak hal bisa kamu pelajari, baik untuk memulai maupun mengembangkan bisnis, terutama dari sisi keuangan.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Tantangan Finansial Generasi Milenial di Era New Normal
Menjadi generasi milenial itu sungguh sesuatu. Tantangannya banyak banget. Mulai dari hal-hal yang disebabkan oleh perkembangan teknologi yang luar biasa, yang menciptakan godaan begitu banyak, hingga sekarang krisis akibat pandemi yang membuat kita harus lebih banyak memutar otak untuk mengatasi keterbatasan pergerakan yang membawa imbas ekonomi yang tak kalah besar.
Sungguh sesuatu.
Karena itu, berbanggalah, generasi milenial! Jika kamu dapat melewati ujian-ujian ini, di hari depan, kamu bisa menjadi generasi tertangguh yang pernah ada. Tsah.
Sekarang, kita sudah mulai berada di fase new normal, meski masa pandemi belum juga dinyatakan berakhir. Sementara kasus positif justru bertambah banyak di luar sana, tetapi kita “dipaksa” untuk segera kembali beraktivitas demi perekonomian negara yang harus pulih. Tak pelak, hal ini pun memunculkan tantangan lagi bagi kita, terutama soal finansial. Apa saja?
5 Tantangan Finansial Bagi Generasi Milenial di Era New Normal
1. Gaya hidup yang berubah
Kondisi yang berubah harus kamu respons dengan perubahan kebiasaanmu juga. Seperti gaya hidup, misalnya.
Barangkali kamu sekarang sudah mikir-mikir lagi kalau mau jajan di sembarang tempat. Mulai pula beralih lebih banyak belanja online ketimbang ikut berdesakan di mal. Cari hiburan juga lebih banyak di online. Kalaupun harus offline, kamu akan cenderung lebih berhati-hati.
Ini perubahan yang bagus, yang mungkin tanpa sadar kamu ubah demi melakukan penyesuaian diri terhadap apa yang terjadi sekarang.
Gaya hidup yang berubah akhirnya pasti juga akan mengubah rutinitas dan kebiasaan finansialmu. Pengeluaran jelas akan berubah, lantaran ada pos yang berubah juga.
Jadi, sudahkah kamu membuat catatan pengeluaran yang baru, agar kamu dapat pola keuangan yang baru juga di masa new normal ini?
2. Dana darurat harus lebih kuat
Pelajaran terpenting yang bisa kita ambil dari krisis pandemi ini adalah kita bisa survive dengan baik ketika kita memiliki dana darurat yang kuat.
So, jangan ulangi kesalahan yang sama. Saat new normal tiba–dengan pemasukanmu yang mungkin sudah mulai pulih seperti semula–jangan sampai mengabaikan keberadaan dana darurat lagi.
Ditambah lagi, secara global, perekonomian kita belum akan segera pulih, setidaknya butuh waktu 2 – 3 tahun untuk dapat kembali seperti sebelumnya. So, perjalanan menuju pemulihan akan cukup berliku, sehingga generasi milenial perlu untuk memiliki dana darurat yang memadai sebagai bekal.
Bukan mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi pada kita sih, tetapi bukankah kita harus sedia payung sebelum hujan?
3. Investasi yang lebih strategis
Generasi milenial bisa dibilang adalah generasi investor. Pertumbuhan jumlah investor–menurut data yang ada–memang tumbuh pesat belakangan, dan didominasi oleh generasi milenial.
Nah, sekarang kamu sudah tahu, bagaimana dan seperti apa situasinya ketika krisis melanda dan akhirnya berimbas ke pasar modal dan pasar uang kita. Pelajaran yang dapat kita ambil di sini adalah untuk berinvestasi, kita juga butuh strategi yang mumpuni.
Sudah bukan waktunya lagi investasi hanya ikut-ikutan, tanpa tahu dengan jelas tujuan kita sendiri apa. Sudah bukan waktunya lagi juga tak mau bertanggung jawab untuk keputusan investasi kita sendiri.
Belajar investasi yuk, mulai dari teorinya dan kemudian praktik pelan-pelan! Generasi milenial harus bisa menjadi financial planner untuk dirinya sendiri!
4. Tantangan utang
Di masa new normal, sebaiknya kamu juga lebih bijak jika berutang, terutama utang konsumtif.
Semoga di masa pandemi kemarin, enggak ada di antara kamu yang ngos-ngosan membayar cicilan utang, lantaran pemasukan berkurang sedangkan ada tunggakan utang yang belum terbayar. Semoga pula, kamu sudah mengajukan keringanan kredit jika memang kamu terimbas oleh pandemi secara ekonomi.
Next, di masa new normal, generasi milenial seharusnya sudah lebih bijak jika ingin berutang. Sekali lagi, pastikan kamu bisa membayarnya. Ingat ya, perjalanan perekonomian ke depan mungkin akan lebih berliku untuk sampai pulih sebenar-benarnya.
5. Anggaran kesehatan lebih besar
Kamu akan butuh anggaran kesehatan yang lebih besar di masa new normal ini. Kamu butuh nutrisi yang lebih baik, dan juga berbagai hal lain yang bisa membantumu untuk memastikan kesehatan tubuhmu dalam kondisi baik.
Di era new normal, generasi milenial tak hanya semakin aware akan pentingnya kesehatan fisik, tetapi semakin memperhatikan pula kesehatan mental mereka. So, tentunya ada hal-hal yang harus dilakukan untuk memastikan keduanya menjadi lebih baik ke depannya.
Dan, ini tentu saja butuh biaya. Persiapkan dengan baik, tambah anggaran kalau perlu. Kamu bisa mempertimbangkan untuk naik kelas asuransi kesehatan, plus membeli asuransi jiwa juga. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaanmu yang sudah berubah.
Bagaimana, generasi milenial? Siapkah kamu menghadapi era new normal yang segera datang, dengan segala tantangannya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Langkah Mengelola Gaji yang Belum Pulih di Masa New Normal
Sebagian dari kamu mungkin saat ini sudah mulai menerapkan work from office, alias sudah kembali ke kantor untuk bekerja, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah. Yep, rutinitas sudah balik, tapi sayangnya, gaji belum kembali seperti sebelum pandemi. So, sepertinya butuh cara tepat untuk mengelola gaji agar bisa survive nih.
Mengapa begitu?
Ya, karena sebagian dari perusahaan masih belum bisa membiarkanmu untuk lembur, atau melakukan perjalanan dinas, dan lain sebagainya, yang biasanya “membuahkan” tambahan gaji, insentif, bonus, dan lain-lain pada slip gajimu. Dengan demikian, sebagian dari karyawan sekarang masih harus puas dengan menerima gaji pokok dan beberapa tunjangan wajib saja, seperti tunjangan makan dan transportasi.
Padahal, rutinitas sudah kembali, yang berarti kebutuhan hidup juga jalan terus seperti sebelumnya, meski harus diadakan penyesuaian di sana-sini.
Jadi, gimana dong?
5 Hal untuk Mengelola Gaji yang Belum Pulih di Masa New Normal
1. Dahulukan kebutuhan dasar
Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang secara rutin kamu pakai, yang kamu gunakan untuk hidup, yang tidak bisa disubstitusi oleh barang lain. Mulai dari makanan, kebutuhan rumah tangga, transportasi, pulsa, listrik, air, dan sebagainya.
Enggak, langganan streaming film dan musik nggak termasuk kebutuhan dasar, karena tanpa langganan pun sebenarnya hidupmu baik-baik saja. Enggak, jajan kopi dan boba sebenarnya juga nggak termasuk kebutuhan dasar. Tetapi, beli air minum dalam galon bisa jadi kebutuhan dasar. Makanan termasuk kebutuhan dasar, tetapi pesan makanan online setiap hari yang masih ditambah ongkos kirim, itu bukan termasuk kebutuhan dasar. Beras, dan stok bahan makanan yang bisa kamu masak sendiri dan dijadikan lauk adalah kebutuhan dasar.
Nah, sudah terasa bedanya ya.
It’s ok sih kalau misalnya kamu mau tetap langganan streaming, jajan, pesan makanan online. Tapi kalau memang gaji kamu tidak mencukup, hal-hal ini bisa diatur lagi. Turunkan standar, dan coba cari cara agar pengeluaran bisa dikurangi.
Itu saja inti dari mengelola gaji yang belum pulih di masa new normal.
2. Prioritaskan utang
Untuk bisa mengelola gaji dengan lebih baik lagi di masa new normal, coba cek yuk, sampai dengan hari ini, posisi utangmu ada di mana? Masih kurang berapa banyak dan berapa lama?
Selain kebutuhan dasar, cicilan utang harus menjadi top priority dalam usaha kamu mengelola gaji yang belum normal di masa yang sudah “dinormalkan” ini.
Kalau memang perlu, kamu bisa meminta keringanan cicilan pada pihak pemberi pinjaman. Coba cek artikel yang sudah ditautkan ya. Memang sih, aturan stimulus pemerintah ini ditujukan bagi pekerja informal dan harian. Tetapi enggak ada salahnya kamu ajukan, meski kamu adalah karyawan suatu perusahaan, karena pada dasarnya setiap institusi keuangan memiliki kebijakan masing-masing.
Coba dulu boleh, siapa tahu lolos dan bisa membantu keuanganmu kan?
3. Cek dana darurat
Dana darurat akan menjadi jaring pengaman pertamamu untuk bisa survive di masa new normal, sementara gaji belum normal seperti sebelumnya.
Coba cek lagi ya, sebelum kamu benar-benar menggunakan tabungan untuk hidup ataupun mencairkan instrumen yang memang kamu gunakan sebagai dana darurat, seperti reksa dana pasar uang ataupun emas. Kamu harus tetap memperhitungkan setiap detailnya agar penggunaan dana darurat dapat seefektif mungkin.
Jangan lupa untuk mengembalikan dana darurat, begitu krisis ini berlalu.
4. Asuransi kesehatan harus tetap jalan
Yes, seharusnya sih iuran asuransi kesehatan–terutama BPJS Kesehatan dengan subsidi dari kantor–tetap jalan. Coba kamu cek ke bagian HR di kantormu ya. Pastikan iuran tetap dibayarkan, karena asuransi kesehatan seperti halnya kebutuhan dasar, sangat penting untuk tetap diprioritaskan dalam kondisi krisis sekalipun.
Jika kamu terpaksa harus dirumahkan atau terkena PHK, maka segera urus BPJS Kesehatan mandiri, agar iuranmu bisa tetap diteruskan.
5. Investasi jika mampu
Kalau di masa normal sebelumnya, investasi dan/atau menabung bisa kamu lakukan di awal setelah kamu menerima gaji. Tetapi, dalam kondisi krisis–meski kamu tidak disarankan untuk berhenti menabung dan/atau investasi–tetapi kamu bisa menurunkan prioritasnya setelah kebutuhan dasar dan cicilan utang aman.
Investasi di masa sulit mungkin memang akan sulit dilakukan oleh sebagian orang–termasuk mereka yang berstatus karyawan. Ya, kalau memang belum bisa memulai investasi, ya enggak apa. Yang penting, kamu bisa mengelola gaji yang belum pulih ini dengan baik, agar bisa survive sampai semua normal kembali.
Bagaimana? Apakah langkah-langkah mengelola gaji di atas dirasa sulit untukmu? Semoga enggak ya.
Kalau memang kamu merasa kesulitan mengelola gaji di masa new normal, coba usulkan diadakan training keuangan di perusahaan tempat kamu bekerja.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Menghadapi Kenormalan Baru: 5 Hal Keuangan yang Harus Didorong dari Karyawan
Menghadapi kenormalan baru atau the new normal, mau enggak mau kita pun harus melakukan beberapa hal agar bisa beradaptasi dengan baik. Demikian juga, hal ini sebaiknya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan demi membantu karyawannya untuk siap.
Mengapa? Karena memang ada banyak hal yang berubah saat ini. Misalnya saja, bisnis perusahaan harus punya strategi baru, sehingga mau enggak mau juga memengaruhi operasional internal. Padahal perubahan tidak selalu mudah dijalani.
Setidaknya, karyawan harus pula dibantu untuk meningkatkan kualitas hidupnya masing-masing, sehingga mereka dapat mencapai keamanan finansial. Sudah tahu kan, bahwa ada survei yang menyatakan, bahwa 92% karyawan akan dapat bekerja dengan optimal dan happy ketika mereka mendapatkan rasa aman secara finansial?
Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk membantu karyawannya siap menghadapi kenormalan baru–yang tentunya–dari sisi finansial?
5 Hal yang Bisa Dibekalkan oleh Perusahaan pada Karyawan untuk Menghadapi Kenormalan Baru
1. Pengelolaan gaji
Banyak hal yang harus diubah ketika kita menghadapi kenormalan baru. Perusahaan pun harus berbenah, jika masih ingin terus survive hingga krisis berakhir. Mau tidak mau, hal ini juga akan memengaruhi karyawan.
Beberapa karyawan mungkin harus mengalami pengurangan gaji, karena belum bisa lembur seperti sebelumnya, belum akan ada perjalanan dinas ke luar kota, dan sebagainya; yang akhirnya mengurangi peluang karyawan untuk mendapatkan insentif, bonus, dan lain sebagainya.
Mau tak mau karyawan harus bisa hidup dari gaji pokok. Dengan keterampilan pengelolaan gaji yang baik, hal seperti ini seharusnya tidak menjadi masalah. Karena gaji besar atau kecil, mendapatkan bonus atau tidak, semua kunci soal keuangan karyawan ada pada pengelolaan gaji.
So, perusahaan dapat memberikan dorongan bagi karyawan untuk bisa mengelola gaji dengan lebih baik lagi untuk menghadapi kenormalan baru.
2. Bangun dana darurat
Selain pengelolaan gaji, perusahaan juga bisa mendorong karyawan untuk mulai membangun dana darurat.
Masa pandemi membuat kita belajar, bahwa kita harus memiliki dana cadangan ketika sewaktu-waktu pemasukan berkurang. Dengan adanya jaring pengaman finansial pertama ini, kita bisa memperpanjang napas setidaknya sampai penghasilan stabil lagi, atau sampai menemukan sumber pemasukan lainnya.
Untuk menghadapi kenormalan baru, dan agar tidak mengulangi kesalahan sebelumnya, perusahaan bisa membuatkan tabungan kolektif khusus bagi karyawan, untuk membantu mereka membangun dana darurat. Diskusikanlah dengan karyawan, jika memang memungkinkan.
3. Edukasi pentingnya asuransi
Setiap perusahaan pasti sudah menyertakan karyawannya di program BPJS Kesehatan. Mungkin ini memang sudah cukup. Tetapi, ada baiknya, pihak perusahaan mendorong karyawan untuk mengecek, perlukah menambah dengan asuransi kesehatan swasta ataukah bentuk benefit yang lain.
Adalah sangat penting bagi setiap orang untuk memiliki asuransi kesehatan di saat wabah penyakit menyebar seperti ini. Termasuk ketika kita sudah menghadapi kenormalan baru.
Satu hal lagi, yang harus dijadikan reminder untuk para karyawan, apakah mereka semua sudah memiliki asuransi jiwa? Ada loh, survei yang menyatakan, bahwa dari 10 orang produktif di Indonesia, hanya 2 orang saja yang memiliki asuransi jiwa. Wah ….
4. Bangun aset
Adalah penting bagi karyawan untuk dapat membangun aset aktif selagi masih produktif. Untuk apa? Tentu saja, untuk “bekal” di masa depan ketika sudah tidak produktif lagi.
Perusahaan bisa melakukan sedikit survei, berapa persen dari karyawannya yang saat ini sudah siap memiliki aset aktif? Bisa jadi, belum banyak.
Karenanya, selain tentang dana darurat dan asuransi, membangun aset juga menjadi hal keuangan yang harus menjadi concern karyawan dan mesti didukung oleh perusahaan.
Membangun aset tentu saja bukan hal yang mudah bagi karyawan. Tetapi, dengan ikut terlibatnya perusahaan dalam membekalkan hal ini pada mereka, pastinya mereka akan lebih siap untuk memulainya di masa kenormalan baru ini.
5. Kelola utang
Utang menjadi salah satu lilitan masalah yang kerap terjadi pada karyawan. Yah, kalau memang utang dilakukan demi tujuan keuangan yang besar dan bisa membuat kualitas hidup lebih baik–misalnya kredit kepemilikan rumah–tentunya hal ini bisa diatur. Karena ini adalah utang produktif.
Yang menjadi masalah adalah jika utangnya adalah utang konsumtif, dan sumber pinjaman uangnya dari rentenir. Wah, bisa jadi disaster. Betul?
Karenanya, penting bagi perusahaan untuk membuat karyawan menyadari pentingnya mengelola utang, mulai dari mengenali jenis utang sampai membuat rencana pembayaran cicilan yang komprehensif.
Melihat kelima hal di atas, ternyata tugas berat juga ya, untuk perusahaan demi bisa menyiapkan karyawannya untuk menghadapi kenormalan baru?
Tenang, ada QM Financial di sini!
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Pentingnya Asuransi di Tengah Pandemi COVID-19 dan Masa New Normal
Hai, apakah kamu sekarang sudah menjalani aktivitas new normal sesuai arahan pemerintah? Sudah kembali bekerja, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang sudah ditentukan? Tak hanya memenuhi protokol kesehatan, sekarang mestinya kamu juga sudah sadar pentingnya asuransi untuk bisa tetap beraktivitas.
Iya, sebagian dari kita memang sudah diperbolehkan untuk beraktivitas lagi demi memulihkan produktivitas. Pemerintah sudah memperkenalkan berbagai protokol kesehatan terkait aktivitas warga negaranya agar perekonomian tidak bablas terpuruk.
Akhirnya ya beginilah. Kita jadi berkegiatan, tetapi di bawah bayang-bayang ancaman tertular virus corona. Sungguh kondisi yang kurang nyaman. Jadi kangen masa-masa bisa jalan-jalan ke mana saja tanpa merasakan kekhawatiran; main di car free day, ikut event fun bike, cari barang murah dan lucu di pasar kaget sunday morning, … duh.
But, life must go on. Mau enggak mau, kita harus bisa beradaptasi dengan tatanan hidup baru ini. Patuhi protokol kesehatan, dan pastinya kamu sekarang semakin sadar akan pentingnya asuransi, sehingga segeralah miliki asuransi!
Pentingnya Asuransi di Tengah Pandemi
Untuk melihat apa pentingnya asuransi ini, mari kita lihat lebih dulu keluarga kita masing-masing saat ini. Menurut WHO, ada sekelompok orang yang sangat rentan terhadap paparan virus baru ini. Mereka adalah:
- Lansia, dengan usia 60 tahun ke atas
- Orang dengan riwayat penyakit tertentu, seperti diabetes, asma, infeksi pernapasan akut, hipertensi, penyakit jantung, kanker, dan penyakit lain yang menurunkan daya tahan tubuh.
- Anak-anak, yang memang belum ada bukti secara nyata implikasinya, tetapi WHO menyarankan agar kita menjauhkan anak-anak di bawah usia 12 tahun dari risiko akibat daya tahan tubuh mereka yang belum terlalu kuat.
Nah, apakah ada dari keluarga kita yang termasuk dalam kelompok rentan ini?
Seharusnya, ini saja sudah cukup menjadi alasan pentingnya asuransi, utamanya asuransi kesehatan.
Masih ditambah lagi, bahwa orang-orang usia muda dan produktif juga dapat terpapar virus ini dengan mudah, apalagi jika ia berada di lingkungan yang memang kurang aman. Baik ia akan menjadi pasien, ataupun menjadi orang tanpa gejala alias OTG.
Untuk pengobatan COVID-19, pemerintah memang akan menanggungnya. Tapi, nanti, ketika virus ini tak lagi dinyatakan sebagai wabah, maka bisa jadi pemerintah tidak akan meng-cover pengobatannya lagi, sehingga di sinilah pentingnya asuransi kita miliki, baik asuransi kesehatan dan dilengkapi juga dengan asuransi jiwa.
Karena pada dasarnya, kita hidup memang berdampingan dengan segala hal, yang baik atau yang buruk. Termasuk mesti “berteman” dengan banyak penyakit. Ancaman virus corona ke depannya akan selalu ada. Di masa depan nanti, virus corona mungkin akan menjadi virus “biasa”, seperti halnya virus flu, cacar air, chikungunya, demam berdarah, rubella, sampai HIV/AIDS. Akan selalu ada, dan hanya kita sendiri yang bisa mencegahnya datang dengan melakukan berbagai tindakan yang sesuai dengan protokol kesehatan.
Masih ada atau sudah tidak ada COVID-19, pentingnya asuransi kesehatan ini seharusnya semakin disadari. Demikian pula dengan asuransi jiwa.
Lalu, Apa Tip Terbaik Memilih Asuransi–Terutama Asuransi Kesehatan–yang Sesuai dengan Kondisi Sekarang?
Tatanan hidup baru menuntut kita untuk mengubah beberapa kebiasaan, karena kebutuhan yang juga berubah. Memilih asuransi juga jadi harus sedikit disesuaikan dengan kondisi saat ini.
So, inilah beberapa tip terbaik memilih asuransi di tengah pandemi:
Pertimbangkan untuk tambahan cover penyakit
Ada beberapa asuransi yang kini juga menawarkan perlindungan terhadap risiko paparan virus corona. Biasanya penyakit jenis seperti ini akan tercover sebagai manfaat tambahan dari asuransi pokoknya, yaitu asuransi kesehatan.
Jadi, ada baiknya, kamu pelajari polis asuransinya dengan dengan saksama. Coba cek artikel ulasan mengenai asuransi penyakit kritis ini ya.
Pastikan ada cover biaya untuk tes laboratorium
Untuk penanganan jenis penyakit yang disebabkan oleh virus seperti ini, akan dibutuhkan beberapa tes laboratoriun sebelumnya.
Nah, biaya tes laboratorium ini lumayan juga ongkosnya. Apalagi kalau harus dilakukan beberapa kali. Untuk biaya untuk tes swab mandiri sendiri saja, kamu harus menyiapkan dana setidaknya Rp1.600.000 sekali tes. Belum ditambah biaya-biaya lainnya yang mungkin ada. Duh, itu kan sudah hampir separuh gaji UMR Jakarta saat ini, ya kan?
So, pastikan ada manfaat biaya tes laboratorium juga dalam asuransimu nanti ya.
Pilih jenis asuransi yang paling sesuai
Ada beberapa jenis asuransi kesehatan dan asuransi jiwa murni yang bsia kamu pilih. Nggak usah bingung ya.
Pertama, kamu pastikan dulu kebutuhanmu seperti apa. Baru kemudian kamu bisa memutuskan, kamu butuh asuransi rawat inap atau cukup rawat jalan, cashless atau reimbursement, tanggungan total atau tanggungan tertinggi?
Masih bingung? Kalau gitu, ikutan kelas asuransi saja yang diadakan oleh QM Financial. Ada kelas asuransi kesehatan dan asuransi jiwa yang bisa kamu ikuti, sehingga kamu nantinya bisa mendapatkan gambaran (plus bisa merencanakan keuangannya), asuransi jenis apa yang paling pas untukmu.
Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial di sini, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Nah, demikianlah ulasan mengenai pentingnya asuransi di masa pandemi dan new normal. Semoga sekarang kamu sudah lebih siap ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Kelas Online Keuangan yang Bisa Kamu Ikuti di Masa New Normal
Hi, Planners! Saat masa pandemi COVID-19 mulai merebak di bulan Maret, QM Financial enggak bosan-bosannya mengajak kamu untuk mengecek kembali kondisi keuangan–terutama arus kas–agar kamu bisa menyesuaikan dengan kebiasaan baru. Sekarang, kita sudah mulai masuk ke masa new normal, maka kamu pun perlu untuk menyesuaikannya lagi dengan ikut beberapa kelas online keuangan yang materinya khusus diolah untuk kebutuhann di masa yang baru ini.
Yup, sebagai financial planners untuk diri sendiri, kita memang enggak boleh berhenti menyesuaikan kebiasaan keuangan dengan kondisi ya. Begitu berhenti, sudah pasti deh, ada banyak hal yang akan dikorbankan atau ‘hilang’.
Jadi, mari belajar lagi untuk mengatur keuangan kita secara lebih baik lagi dengan ikutan beberapa kelas online keuangan berikut ini.
5 Jenis Kelas Online Keuangan yang Bisa Kamu Ambil di Masa New Normal dari QM Financial
1. Kelas Online Pengelolaan Keuangan Rutin
Yang rutin selalu menjadi basic untuk pengelolaan yang lebih baik nantinya. So, take your time untuk upgrade ilmu-ilmu keuangan basic mulai dari sini:
- Kelas Blueprint of Your Money: kelas yang akan memberimu ilmu untuk meletakkan fondasi keuangan yang kuat, melalui konsep Blueprint of Your Money–sebuah konsep keuangan original dari Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial.
- Kelas How to Manage Your Cash Flow: kelas online yang akan mengajakmu menyusun rencana keuangan yang lebih komprehensif dan menyeluruh, mulai dari caranya melakukan financial check up hingga mengecek rasio kesehatan keuanganmu sendiri.
- Kelas How to Set Your Financial Goals: karena hidup tanpa tujuan akhirnya tak akan membawa kita ke mana-mana, demikian pula dengan keuanganmu. Adalah penting untuk merumuskan tujuan finansial secara realistis, tetapi butuh strategi juga agar bisa mengatur agar semua bisa terpenuhi dengan baik. Semua bisa kamu pelajari di kelas online ini.
- Kelas Get to Know Your Investment Products: kelas yang harus banget kamu ambil setelah kamu menentukan tujuan finansialmu.
2. Kelas Online buat yang Pengin Mencapai Tujuan Finansial
Orang boleh punya sebanyak mungkin tujuan finansial, dan pengin mewujudkan semuanya sekaligus. Iya, boleh banget kan?
Tapi, kan mesti diatur keuangannya, karena yang namanya kebutuhan hidup pada dasarnya akan selalu lebih banyak dari penghasilan kita. Dan, memang ada banyak jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan finansial, dan QM Financial menawarkan beberapa di antaranya.
So, buat kamu yang tahun ini atau dalam waktu dekat pengin merencanakan punya rumah atau mulai membangun dana pendidikan anak, di bulan Juli ini ada 2 kelas online yang ditawarkan untuk kamu ikuti, yaitu Kelas Dana Pendidikan dan Kelas Dana Rumah Pertama.
Kok cuma dua?
Iya, tunggu saja lagi untuk jadwal bulan berikutnya. Siapa tahu, akan ada kelas tujuan finansial yang lain lagi. Tenang saja. Atau, kamu bisa usulkan kelas keuangan seperti apa yang kamu butuhkan dan tulis di kolom komen, and we will see what we can do!
3. Kelas Online untuk Masa Depan Lebih Terjamin
Untuk mewujudkan masa depan yang lebih terjamin, kamu butuh mendapatkan cara yang paling tepat. Untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan finansialmu, maka kamu perlu mencari cara untuk mewujudkannya dengan segera.
Ada 2 hal yang harus kamu lakukan untuk memastikan masa depan yang lebih terjamin ini (lepas dari apa pun tujuan finansialmu), yaitu berinvestasi dan mempunyai proteksi.
Nah, buat kamu, berikut kelas online keuangan yang bisa diikuti:
- Kelas Menghitung Kebutuhan Investasi. Sekali lagi, tujuan tanpa ada rencana, maka sekadar mimpi. Rencana, tanpa tindakan nyata, maka ya tinggal rencana. Mulailah dengan menghitung kebutuhan hingga didapatkan angka secara realistis. Dengan kebutuhan yang jelas, itu berarti separuh dari rencana keuangan sudah terjalani.
- Kelas Memilih Reksa Dana: kelas online khusus bagi yang memilih reksa dana sebagai jalan ninja untuk mewujudkan tujuan finansial.
- Kelas Asuransi. Ada 2 asuransi yang akan dibahas secara mendalam, yaitu asuransi kesehatan dan asuransi jiwa–dua jenis asuransi terpenting dan terwajib yang harus kamu miliki, karena percuma saja kamu punya rencana keuangan yang terinci dan detail, jika dirimu sendiri tak terlindungi untuk bisa mewujudkannya.
4. Kelas Online buat yang Pengin Makin Pinter Keuangan
Buat kamu yang benar-benar pengin mewujudkan mimpi untuk menjadi financial planner untuk diri sendiri dan juga untuk keluarga, kamu mesti banget ambil beberapa kelas online untuk menuju level keuangan tingkat dewa ini.
Tenang, kalau kamu sudah lulus kelas basic dan intermediate, kamu pasti bisa menyerap semua ilmu di kelas ini dengan cukup mudah kok.
Di sini ada kelas online khusus untuk mereview reksa dana, kelas yang membahas aset aktif secara khusus, dan kelas yang akan menunjukkan gimana cara membuat rencana keuangan yang komplit tanpa rumit.
5. Kelas Curhat
Buat kamu yang pengin curhat finansial, QM Financial juga menyiapkan “jalur khusus”. Ada kelas online private 1 on 1, yang memungkinkanmu untuk curhat finansial secara pribadi dengan trainer QM Financial yang bisa dipilih.
Atau, kamu ajak saja seluruh keluarga atau teman-temanmu untuk ikutan kelas online yang diperuntukkan kelompok kecil, yang bisa diikuti sampai 10 orang 1 kelasnya. Jadi, kamu boleh ajak tante, om, saudara sepupu, teman kantor, teman arisan, teman nongkrong, teman se-RT, dan yang lainnya untuk ikutan juga.
Topiknya bebas pilih, dengan jadwal yang kamu tentukan sendiri.
Nah, gimana? Semakin banyak pilihan kelas online keuangan yang bisa kamu ikuti kan?
Kelas-kelas ini bisa kamu ikuti melalui handphone ataupun laptop, bisa sambil rebahan atau sambil mengurus anak. Santuy abis, dengan modul yang pasti mudah diserap dan dipahami.
Segera daftarkan dirimu sendiri sekarang di sini!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Biaya Menikah di Masa New Normal: Lebih Hemat atau Malah Membengkak?
Aturan-aturan berubah. Semua jadi punya prosedur panjang, setelah datangnya pandemi COVID-19. Termasuk kalau kamu ingin mengadakan pesta pernikahan. Sudah enggak ada lagi resepsi standing party yang dihadiri oleh ribuan orang dalam satu ruangan. Lalu, bagaimana dengan biaya menikah di era baru ini? Apakah juga berubah?
Ya, sudah pasti. Karena banyak prosedur tambahan pun banyak yang harus dikurangi, maka sudah tentu bujet biaya menikah sekarang berubah.
Nah, mari langsung saja kita lihat satu per satu skema upacara pernikahan yang bisa menjadi alternatif kamu ini, sekaligus kita lihat budgeting biaya menikah yang harus kamu siapkan di masa new normal.
Biaya Menikah yang Tetap Harus Disiapkan
Ada biaya yang disesuaikan, tetapi ada juga biaya yang akan harus tetap kamu siapkan, antara lain:
- Baju pengantin untuk pria dan wanita: Rp3.000.000 – Rp5.000.000. Mau lebih hemat? Sewa saja, enggak usah beli.
- Baju seragam untuk keluarga: Rp8.000.000 – Rp10.000.000. Ini juga sama, kalau mau hemat, sewa saja untuk seluruh keluarga.
- MUA: Rp1.500.000
- Alat perlengkapan protokol kesehatan (masker, hand sanitizer, sarung tangan, thermogun, disinfektan, dll): Rp1.000.000
- Undangan: Rp500.000 (ini sangat bisa ditekan, karena mungkin cukup dengan kirim WhatsApp saja karena yang diundang hanya keluarga).
- Seserahan dan maskawin (tergantung kesepakatan): minimal kira-kira Rp500.000
- Dekorasi venue: Rp1.000.000
- Video dan foto dokumentasi: Rp2.500.000
Nah, total kamu butuh bujet biaya menikah Rp18.000.000 saja untuk keperluan paling esensial di atas. Mungkin kamu perlu tambahan, jika memutuskan untuk mengadakan upacara adat. Sila ditambahkan sesuai kebutuhan ya.
Mari kita lanjut ke resepsi pernikahannya.
Skema Resepsi dan Biaya Menikah di Masa New Normal
1. Menikah di KUA atau tempat ibadah
Skema pertama, menikah di KUA atau tempat ibadah.
Untuk tempat, bisa jadi kamu enggak perlu membayar. Tetapi setidaknya, kamu perlu memberi “uang kebersihan” di tempat ibadat. Upacara pernikahan di sini enggak perlu prosedur terlalu kompleks. Cukup akad, dan kemudian tamu bisa pulang setelah selesai acara. Kamu bisa bawakan hampers berisi makanan dan suvenir.
Undangan bisa sangat terbatas, mungkin hanya keluarga saja. Misalnya di KUA, masjid atau gereja, yang boleh masuk ke dalam ruangan mungkin tak boleh lebih dari 5 – 10 orang. Sedangkan sisa keluarga harus menunggu di luar.
Rincian biaya menikah di KUA atau tempat ibadah kurang lebih sebagai berikut, dengan dihadiri oleh 20 orang:
- Uang kebersihan: Rp500.000 – Rp1.000.000
- Administrasi: Rp500.000
- Katering yang dikemas apik untuk dibawa pulang: 20 @ Rp100.000 = Rp2.000.000
- Suvenir: 20 @ Rp50.000 = Rp1.000.000 (dianggap setiap orang bisa mendapatkan suvenir, karena tidak ada undangan keluar)
Jadi, dengan kebutuhan esensial di atas plus kebutuhan di venue ini, kamu total butuh bujet biaya menikah sekitar minimal Rp22 juta.
Jangan lupa untuk menyiapkan dana cadangan sebesar 10 – 20% untuk keperluan di luar rencana.
2. Menikah di rumah
Untuk biaya menikah di rumah, kurang lebih sama.
Alternatif, kamu bisa saja mengundang lebih banyak orang, tetapi dengan sistem shift. Gantian per kelompok, dengan pembatasan masing-masing kelompok 20 – 30 orang, yang berarti sekitar 10 – 15 undangan. Setiap shift-nya harus ada jeda, agar ada waktu untuk beberes dan membersihkan segala sesuatunya, sebelum kelompok berikutnya.
Kamu perlu mengerahkan keluarga dan tetangga, untuk ikut mengatur dan memastikan setiap undangan yang hadir mematuhi protokol kesehatan.
- Bayar tenaga untuk beres-beres, bersih-bersih, mengatur parkir kendaraan, dll: Rp1.000.000
- Katering untuk dibawa pulang: 30 @ Rp100.000 = Rp3.000.000
- Suvenir: 15 undangan @ Rp50.000 = Rp750.000
Total, kamu perlu menyiapkan biaya menikah sebesar kurang lebih minimal Rp22.750.000. Jangan lupa lagi, untuk menyiapkan dana cadangan sebesar 10 – 20% untuk keperluan di luar rencana.
3. Menikah di gedung
Mau tetap mengadakan resepsi pernikahan di gedung? Tetap bisa kok. Hanya saja ada beberapa protokol yang harus diperhatikan:
- Kapasitas gedung enggak boleh diisi full. Jadi gedung berkapasitas 1000 orang, hanya boleh diisi oleh 500 orang yang sudah termasuk keluarga. Ini berarti kurang lebih kita hanya bisa menyebar 200 undangan.
- Resepsi harus dibagi dalam beberapa sesi, yang berarti durasi penyewaan gedung akan lebih panjang.
- Tidak boleh ada prasmanan dan standing party. Alternatif selain membuat paket katering untuk dibawa pulang adalah dengan mengadakan pesta berformat theater, round atau long table. Ini berarti akan ada biaya tambahan untuk waiter/waitress, karena butuh tambahan orang untuk bisa melayani undangan yang hadir. Dan, tentu saja, para waiter dan waitress ini butuh perlengkapan tambahan, seperti mengenakan face shield dan masker, serta sarung tangan.
- Sesi foto juga tidak boleh bergerombol, jadi pertimbangkan solusi untuk membuat booth foto kecil saja.
- Kamu mungkin juga akan butuh bilik kesehatan khusus untuk undangan yang datang tetapi “mencurigakan” secara kesehatan. Jadi, akan ada tenaga medis yang juga mengawasi.
Terlihat lebih kompleks ya? Iya. Pusing? Well, kalau iya, mungkin kamu perlu menghubungi wedding organizer untuk bisa membantumu merencanakan pernikahan di gedung di masa new normal ini.
Nah, bagaimana? Semoga sekarang kamu sudah mendapat gambaran umum untuk menyiapkan biaya menikah di masa new normal ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Peluang Usaha Baru di Masa New Normal
Selalu ada dua sisi di setiap hal. Begitu juga dengan pandemi kali ini; di satu sisi, ekonomi terpuruk karena banyak aktivitas terhenti, tetapi di sisi lain muncul banyak peluang usaha baru yang menyesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan kita yang baru juga.
QM Financial telah mengamati beberapa peluang yang menggeliat di tengah perjuangan pemulihan ekonomi beberapa waktu terakhir, dan menemukan beberapa peluang usaha baru yang sangat menarik ini.
Kamu tertarik? Coba yuk, lihat! Siapa tahu bisa jadi ide bisnis yang baru untukmu, sehingga kamu mungkin bisa mendapatkan penghasilan baru atau tambahan dari peluang usaha ini.
7 Peluang Usaha Baru di Masa New Normal
1. Penyedia makanan sehat dan praktis
Tuntutan kondisi yang berubah dewasa ini memaksa masyarakat untuk lebih picky dalam menentukan apa yang mereka konsumsi setiap harinya. Picky dalam arti baik, karena sekarang kita semua semakin sadar akan pentingnya kesehatan, kebersihan, dan kandungan nutrisi dari setiap makanan yang kita makan.
Tujuannya apa lagi kalau bukan demi menjaga kesehatan diri sendiri. Namun, seiring dengan hal tersebut, masyarakat modern juga butuh kepraktisan; sesuatu yang enggak ribet, cepat bisa dinikmati, dan tentu saja, terjangkau. Hmmm, sungguh tuntutan yang sangat kompleks. Betul?
So, di sini muncullah peluang usaha baru, seperti usaha katering sehat. Sebelum ini, sudah muncul usaha katering diet, misalnya khusus untuk diet keto atau diet mayo. Sekarang, harus ada pilihan baru lagi. Tak terbatas untuk diet, tetapi menyediakan makanan sehat yang lebih general.
Juga muncul peluang usaha baru untuk toko online khusus buah, sayuran organik, minuman herbal, dan sebagainya. Kata kuncinya ada pada “bisa dipesan online dan bisa diantar”.
Kamu tertarik?
2. Perlengkapan home gym
Seiring kesadaran untuk menjaga kesehatan, maka keinginan untuk bisa rutin berolahraga pun bertumbuh. Sayangnya, masyarakat sudah sangat menurun kepercayaannya terhadap higienitas tempat publik, sehingga di masa new normal ini, mereka prefer untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat private, atau yang bisa dilakukan sendiri di rumah.
Banyak orang mulai memiliki home gym; memakai salah satu sudut rumah untuk berolahraga secara mandiri–dengan bantuan Youtube atau video conference.
Jika kamu tahu ada vendor atau supplier yang bisa diajak kerja sama untuk jualan alat-alat home gym, kamu bisa mencoba mengambil peluang usaha baru ini.
3. Alat kesehatan dan kebersihan
Masih dalam rangka meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kebersihan, semakin banyak orang yang pengin beli ini-itu yang dapat membantu mereka menjaga kesehatan.
Seperti robot vacuum cleaner, yang belakangan laris manis. Atau alat-alat masak untuk vegetarian. Sepeda, juga salah satunya. Nggak perlu lagi menyebutkan masker, face shield (sekarang pun muncul face shield untuk anak-anak yang lucu-lucu banget), sampai kotak bekal makan yang diklaim menjamin makanan tetap sehat dan nutrisinya nggak hilang.
Nah, ini juga bisa jadi peluang usaha baru buat kamu yang kebetulan punya sumber dayanya.
4. Grocery online
Sudah beberapa waktu belakangan, WhatsApp group RT, RW, sampai grup wali murid sekolah anak saya mendadak jadi pasar online. Berbagai kebutuhan ditawarkan, mulai dari bahan-bahan makanan, telur, sembako, sampai sayuran. Bisa dipesan secara online, dengan harga yang lebih miring ketimbang supermarket, dan diantar sampai di rumah.
Niqmat mana lagi yang harus didustakan, bagi ibu-ibu rumah tangga yang nggak mau ribet seperti saya?
Ini juga bisa jadi peluang usaha baru yang sangat menjanjikan di masa new normal. Sekalian saja buka pasar di media sosial dan marketplace, kalau perlu, supaya bisa menjangkau pasar lebih luas.
5. Logistik dan delivery service alias kurir
Seiring pula dengan bertumbuhnya kebiasaan baru masyarakat yang lebih suka belanja online, muncul pula peluang usaha baru layanan jasa pengantaran barang dan logistik.
Jika kamu punya sarana dan prasarana yang cukup memadai, kamu bisa ambil peluang ini. Enggak perlu jauh-jauh ke luar kota dulu juga kok. Kamu bisa mulai dari dalam kota dulu, dalam radius berapa kilometer dari domisilimu. Seiring waktu, semoga kamu bisa menambah armada, sehingga bisa melayani hingga ke mana saja. Amin!
6. Online/virtual event organizer
Ternyata ngurusin kelas online dan webinar dengan jumlah peserta ratusan itu perlu effort yang sama besarnya dengan mengurus seminar offline loh!
Di masa pandemi dan new normal, banyak bisnis dan perusahaan yang mengonversi aktivitas offline menjadi online. Misalnya, seminar, talkshow, sampai bazar, semua dijadikan online. Belum lagi, sekarang juga ada virtual wedding; acara pernikahan yang bisa dihadiri secara streaming (selain ada juga yang mengadakan resepsi drive thru). Ada juga sekarang virtual tour; yang memungkinkan peserta tour menjelajah daerah secara virtual dengan dipandu oleh tour guide.
Semuanya itu butuh event organizer yang terampil. Kamu merasa mampu? Mengapa enggak mengambil peluang usaha baru ini?
7. Pengembang bisnis online
Banyak pebisnis yang harus segera pivoting bisnisnya dari offline menjadi online di masa new normal. Kalau sebelumnya, go-digital hanya menjadi opsi, sekarang menjadi bentuk keharusan.
Sayangnya, enggak semua siap. Banyak pemilik bisnis yang masih kesulitan untuk menyesuaikan diri. Jika kamu merasa punya kemampuan, kamu bisa mencoba peluang usaha baru ini, membantu mereka untuk meng-go digital-kan bisnisnya. Kamu bisa mencari vendor web developer, mencari admin untuk marketplace dan media sosial, dan menawarkan berbagai strategi digital marketing untuk membantu para pebisnis ini.
Hmmm, lumayan menggiurkan kan?
Nah, semoga kamu bisa ambil bagian dalam berbagai aktivitas pemulihan ekonomi pasca pandemi, dengan beberapa peluang usaha baru di atas. Atau, kamu punya ide lain? Boleh juga ditulis di kolom komen, sebagai tambahan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bisnis Offline Jadi Bisnis Online: 5 Hal untuk Bersiap
Memulai bisnis di masa new normal pasca pandemi mungkin butuh ekstra effort, demi bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan baru masyarakat. Yang tadinya punya peluang bagus menjadi bisnis offline, sekarang perlu banget dipikirkan untuk bisa dikonversi juga menjadi bisnis online.
Ya, hal itu tak lepas dari perubahan kebiasaan belanja selama pandemik, ketika orang-orang sekarang lebih suka berbelanja dari rumah ketimbang harus datang ke gerai ataupun toko konvensional.
Tapi sebenarnya, mengubah bisnis offline menjadi bisnis online ini enggak terlalu rumit kok. Hanya saja, kita harus siap untuk bergaul dengan teknologi yang sekarang sudah canggih. Bagi pemilik bisnis yang termasuk milenial, ini mudah saja sih. Tapi buat generasi sebelumnya–generasi X dan generasi Y awal, yang sekarang masih produktif–mungkin perlu adaptasi yang lumayan juga.
Untuk memudahkan, berikut ada 5 checklist yang bisa disiapkan jika pengin mengonversi bisnis offline menjadi bisnis online.
5 Hal yang Harus Disiapkan untuk Mengubah Bisnis Offline Menjadi Bisnis Online
1. Buat rencana bisnisnya
Yes, rencana bisnis adalah koentji. Termasuk di dalamnya adalah rencana keuangan bisnis. Untuk membuat rencana yang realistis dan komprehensif, maka kita perlu membuat tujuan terlebih dulu. Tujuannya juga harus realistis dan jelas, nggak boleh ngambang bin abstrak.
Sama kayak konsep #TujuanLoApa di pengelolaan keuangan pribadi. Bedanya, pada “tujuan bisnis” ini kita harus meletakkan target-target bisnis online dalam beberapa waktu ke depan.
Misalnya saja, satu bulan ke depan, harus sudah punya akun di setiap media sosial yang ada; dari mulai Facebook Page, Instagram, kalau perlu sampai TikTok. Tiga bulan ke depan, punya lapak di semua marketplace terkenal. Enam bulan ke depan, sudah bisa bekerja sama dengan beberapa ecommerce terkenal. Satu tahun ke depan, sudah punya website ecommerce sendiri.
Nah, sesuaikan dengan kemampuan ya, dan pertimbangkan sumber daya yang ada.
2. Siapkan modalnya
Sudah punya rencana dan tujuan bisnis, maka siapkan modalnya juga. Bagaimanapun, “hukum alam” berdagang berlaku, ada usaha ada modal tentu akan ada hasil.
Memang untuk menjalankan bisnis online cenderungnya enggak butuh modal sebesar kalau kita hendak membuat bisnis offline yang butuh tempat fisik. Tetapi, yang namanya modal tetap diperlukan. Bahkan semisal kita menjadi dropshipper atau reseller pun, juga butuh modal kok, meski tipis. Kan butuh kuota buat internetan, butuh beli handphone yang mumpuni, dan seterusnya juga?
Jadi, meski mungkin sambil jalan, modal bisnis tetap harus disiapkan.
3. Manfaatkan media sosial dan marketplace
Sebenarnya di era teknologi maju ini, kita sebagai pebisnis sudah banyak diuntungkan dengan berkembangnya berbagai hal loh. Mau survei pasar, bisa dilakukan online. Mau mencari vendor, juga bisa online. Mau jualan, juga online.
Yang namanya media sosial dan marketplace bisa banget kita manfaatkan sebagai titik tolak untuk memulai bisnis online kecil-kecilan. Seiring waktu kita bisa merambah ke platform lain.
O iya, jangan lupa juga untuk mempertimbangkan kemungkinan bekerja sama dengan platform ojek online ya! Ini perlu banget, terutama jika bisnis kita adalah bisnis kuliner nih.
4. Siapkan berbagai model payment dan ekspedisi
Semakin banyak pelanggan, semakin banyak pula keinginan dan aspirasi yang harus ditampung. Biasanya yang menjadi permasalahan adalah pembayaran dan pengiriman barang.
Pertimbangkan untuk mempunyai berbagai opsi model payment, mulai dari COD, transfer, kartu kredit, dompet digital, melalui gerai minimarket, sampai virtual account dan paylater. Begitu juga dengan pengiriman barang; pertimbangkan untuk menyediakan banyak pilihan, mulai dari kurir reguler, ojek online, sampai COD juga.
Semakin banyak pilihan, semakin leluasa pelanggan memilih, semakin suka mereka akan servis kita. Tentu saja, ini akan membuka peluang bisnis online kita berkembang lebih baik lagi.
5. Integrasikan dengan offline
Bukan berarti kita kemudian harus menutup gerai offline kita, jika memang ada. Kadang gerai offline juga diperlukan, untuk melayani pelanggan yang lebih suka mampir ke toko fisik dan memilih sendiri produk yang mereka inginkan. Apalagi jika mereka pelanggan baru.
Tetapi, ada baiknya kita juga mengintegrasikan teknologi ke gerai offline kita itu. Misalnya, menyediakan berbagai gerbang pembayaran online juga di situ, tinggal scan QR code, lalu terhubung ke dompet digital. Sediakan pula berbagai alternatif lain, seperti pembayaran dengan kartu debit dan kartu kredit, dan lain-lain.
Of course, untuk berbagai fasilitas itu, kita akan perlu biaya dan modal. Masukkan dalam rencana bisnis, dan realisasikan satu per satu.
So, gimana nih? Siap untuk memulai bisnis online di masa new normal? Good luck ya!
Bersiap juga untuk selalu update berita dan berbagai fitur teknologi terbaru, supaya enggak ketinggalan memanfaatkan apa yang ada. Bersiap juga untuk mengelola keuangan bisnis sebaik mungkin, yang terpisah dari keuangan pribadi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.