Bagaimana Mengembangkan Karier dan Keuangan, Mulai dari Gaji Kecil
Kayaknya enggak ada orang yang mau punya gaji kecil. Tapi, sebagai pendatang baru di dunia kerja, punya gaji kecil di awal itu sebenarnya jamak saja. Nantinya, setiap orang juga berkesempatan untuk mengembangkan karier, sehingga gaji pun menyesuaikan.
Table of Contents
Seberapa Kecil sih Gaji Kecil?
Pengertian gaji yang kecil bisa berbeda-beda tergantung pada konteks geografis dan sektor ekonomi. Biasanya, gaji yang dianggap kecil adalah gaji yang berada di bawah rata-rata gaji regional atau minimal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Di Indonesia, misalnya, gaji kecil mungkin diukur berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) yang berbeda di setiap provinsi.
Faktor lain yang bisa memengaruhi persepsi tentang gaji yang kecil adalah tingkat kebutuhan hidup di suatu area, biaya hidup, dan jumlah tanggungan yang harus ditopang oleh penghasilan tersebut. Secara umum, jika gaji tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, makanan, dan transportasi, maka bisa dianggap kecil.
Baca juga: Mengapa Gaji UMR Jakarta Sering Dianggap Tak Cukup untuk Memenuhi Kebutuhan?
Mengembangkan Karier dengan Permulaan Gaji Kecil
Memulai karier dengan gaji kecil sering kali dianggap enggak ideal, terutama oleh anak-anak muda zaman sekarang. Namun ada beberapa aspek positif yang bisa diambil sebagai pelajaran berharga dalam mengembangkan karier, terutama bagi anak muda yang baru memulai. Apa saja?
1. Pembelajaran dan Pengalaman
Memulai dengan gaji yang lebih rendah sering kali berarti bekerja di perusahaan kecil atau startup. Di sini, kamu biasanya mendapat kesempatan untuk mengisi berbagai peran penting. Hal ini dapat mempercepat proses belajarmu dan memberikan pengalaman yang luas.
2. Kemampuan Adaptasi
Memulai karier dari posisi bawah memberi kesempatan untuk mengasah kemampuan adaptasi dan ketahanan menghadapi tantangan. Keterampilan ini sangat berharga dan bisa diterapkan di berbagai tingkat karier serta lintas industri.
3. Jaringan Profesional
Bekerja di posisi dengan gaji rendah sering kali berarti bekerja lebih dekat dengan manajemen dan tim inti. Hal ini bisa membantu membangun jaringan profesional yang kuat dan mentorship yang efektif.
4. Kesempatan untuk Membuktikan Diri
Di posisi dengan gaji rendah, kamu bisa sering mendapat kesempatan untuk mengambil inisiatif dan menunjukkan keterampilanmu. Kalau ini di-notice oleh atasan, maka pintu promosi dan kenaikan gaji akan terbuka lebih lebar.
5. Memahami Nilai Kerja
Memulai karier dengan gaji yang lebih rendah bisa membantumu menghargai nilai uang dan kerja keras dengan lebih baik. Kamu pun dapat mengembangkan pengelolaan keuangan pribadi yang baik yang akan bermanfaat sepanjang karier.
6. Kesempatan Mengejar Passion
Terkadang, posisi dengan gaji rendah terkait dengan pekerjaan di bidang yang kamu sangat minati. Ini memberikan kesempatan untuk mengejar passion sekaligus membangun karier, sesuatu yang mungkin lebih sulit diakses melalui posisi yang lebih tinggi gajinya tetapi kurang sesuai minat.
Mengawali karier dengan gaji kecil memang bukan jalur yang mudah. Namun, dengan strategi yang tepat, ke depannya hal ini bisa menjadi modal dan investasi untuk mengembangkan karier dan kepribadianmu.
Step by Step Mengembangkan Karier, dari Gaji Kecil hingga Gaji yang Diharapkan
Mengembangkan karier dari gaji yang kecil hingga mencapai gaji yang diharapkan membutuhkan strategi yang jelas dan kesabaran. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat kamu ikuti untuk mencapai tujuan tersebut.
1. Tentukan Tujuan Karier
Tentukan apa yang kamu inginkan dari karier kamu dalam jangka panjang, termasuk jenis pekerjaan dan tingkat gaji yang diinginkan. Tetapkan milestone atau tahapan yang harus dicapai untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Peroleh Keterampilan dan Pengetahuan
Ikuti kursus atau pelatihan untuk meningkatkan kualifikasi kamu dalam bidang yang kamu geluti sekarang. Jadilah seorang yang ahli dan fokus dengan spesialisasi tertentu, sehingga banyak orang yang bisa mengandalkanmu.
Enggak selalu ambil pendidikan formal juga kok. Kamu bisa memanfaatkan sumber daya online gratis atau berbayar untuk mempelajari keterampilan baru yang relevan dengan industri kamu.
3. Buktikan Kinerja Kamu
Tunjukkan dedikasi dan hasil kerja yang luar biasa untuk membuat diri kamu tidak tergantikan. Jangan takut untuk mengambil proyek tambahan atau tugas yang dapat menunjukkan kemampuan leadership dan inovasi kamu.
4. Bangun Jaringan Profesional
Bangun hubungan baik dengan kolega, atasan, dan profesional lain di industri kamu. Jika ada peluang, ikuti kegiatan-kegiatan di luar kantor tetapi di dalam industri yang ada. Kamu bisa mengikuti seminar, workshop, dan acara networking lainnya untuk memperluas jaringan dan belajar dari orang lain.
5. Minta Umpan Balik dan Evaluasi
Secara berkala minta umpan balik dari atasan atau mentor tentang kinerja kamu dan area yang bisa diperbaiki. Evaluasi kemajuan kamu secara teratur untuk memastikan bahwa kamu tetap berada di jalur yang benar menuju tujuan karier kamu.
6. Negosiasi atau Cari Peluang Baru
Jika kamu telah menunjukkan kinerja yang bagus dan merasa sudah mengembangkan karier dengan baik, kamu bisa mempertimbangkan untuk negosiasi gaji atau manfaat lain dengan atasan kamu.
Jika pertumbuhan di perusahaan saat ini tampak terbatas, pertimbangkan untuk mencari peluang baru yang mungkin menawarkan kamu kesempatan untuk mengembangkan karier dan gaji yang lebih baik.
7. Siapkan Rencana Keuangan
Yang tak kalah penting dari semuanya, kelola keuangan kamu dengan bijak, dan simpan untuk masa depan. Pertimbangkan untuk menginvestasikan waktu dan uang kamu dalam pelatihan atau pendidikan yang dapat mempercepat kemajuan karier kamu. Investasi leher ke atas, itulah dia.
Baca juga: Investasi Leher ke Atas: Apa Maksudnya, dan Bagaimana Caranya?
Mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis akan membantu kamu secara bertahap meningkatkan gaji dan mengembangkan karier sesuai dengan yang telah kamu targetkan. Ingat, kemajuan karier sering kali memerlukan kombinasi dari kinerja yang kuat, peluang yang tepat, dan timing yang baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Pentingnya Paham Standar Gaji Karyawan dan Bagaimana Cara Mencari Informasinya?
Memahami standar gaji karyawan adalah langkah penting dalam merencanakan karier dan keuangan. Dengan mengetahui standar ini, kamu dapat menilai apakah penghasilan yang diterima sesuai dengan industri dan lokasi tempat kamu bekerja.
Hal ini juga membantu dalam negosiasi gaji, sehingga bisa mengoptimalkan potensi penghasilan sesuai dengan keahlian dan pengalaman.
Table of Contents
Apa yang Dimaksud dengan Standar Gaji Karyawan?
Standar gaji karyawan merujuk pada tingkat upah atau penghasilan yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan atau industri untuk berbagai posisi atau jabatan yang ada di dalamnya. Standar ini bisa berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi, jenis industri, tingkat pengalaman, dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
Standar gaji ini penting dan harus ada. Kenapa? Berikut beberapa alasannya:
- Memastikan bahwa semua karyawan yang melakukan pekerjaan dengan tingkat tanggung jawab yang serupa menerima kompensasi yang adil dan setara.
- Membantu karyawan memahami bagaimana gaji mereka ditentukan dan apa yang dapat mereka harapkan dalam hal pertumbuhan gaji.
- Menarik kandidat yang berkualitas dengan menawarkan paket kompensasi yang kompetitif.
- Mempertahankan karyawan yang berkompeten dengan memberikan gaji yang kompetitif yang mencerminkan kontribusi mereka terhadap perusahaan.
Standar gaji sering kali juga mempertimbangkan regulasi pemerintah seperti upah minimum, yang bertujuan untuk melindungi hak-hak karyawan.
Baca juga: 3 Tujuan Keuangan Terbesar yang Harus Segera Dimiliki oleh First Jobbers
Mengapa First Jobber Penting untuk Tahu Standar Gaji Karyawan?
Nah, sebagai first jobber, sebelum kamu mulai benar-benar terjun ke dunia kerja, ada baiknya kamu melakukan riset dulu mengenai standar gaji ini. Memahami standar gaji karyawan penting bagi first jobber karena beberapa alasan berikut.
1. Negosiasi Gaji
Mengetahui standar gaji untuk posisi atau industri tertentu memberikan dasar yang kuat untuk negosiasi gaji. Hal ini memungkinkan kamu, dan karyawan atau calon karyawan lain, untuk meminta kompensasi yang adil dan kompetitif berdasarkan data yang objektif.
2. Kepuasan Kerja
Memahami standar gaji akan membantumu merasa bahwa kamu sudah mendapatkan bayaran yang adil sebanding dengan kontribusi yang kamu berikan. Hal ini juga akan membawa manfaat baik untuk perusahaan, yakni meningkatkan kepuasan kerja dan bisa menurunkan tingkat turnover karyawan.
3. Perencanaan Keuangan
Dengan mengetahui kisaran gaji yang dapat diharapkan, kamu pun bisa lebih baik dalam mengelola keuangan pribadi, merencanakan masa depan, dan menetapkan tujuan finansial yang realistis.
4. Transparansi dan Keadilan
Perusahaan yang mengikuti standar gaji menunjukkan komitmen terhadap keadilan dan transparansi dalam perekrutan dan retensi. Hal ini meningkatkan citra perusahaan dan dapat menarik karyawan yang berkualitas.
5. Menghindari Diskriminasi
Standar gaji yang jelas dan terbuka membantu mengurangi risiko diskriminasi dalam pembayaran, memastikan semua karyawan dibayar berdasarkan kualifikasi dan pengalaman mereka. Bukan karena faktor non-prestasi seperti jenis kelamin, ras, atau usia.
Oleh karena itu, memahami standar gaji sangat penting baik bagi karyawan maupun pengusaha dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif, adil, dan memuaskan.
5 Tempat untuk Mencari Informasi Standar Gaji Karyawan
Untuk mencari informasi tentang standar gaji, berbagai sumber bisa diakses untuk mendapatkan data yang akurat dan terkini. Termasuk di dalamnya adalah situs web khusus pekerjaan, survei industri, dan laporan dari konsultan sumber daya manusia.
Informasi tersebut bukan hanya berguna bagi yang sedang mencari pekerjaan baru, tetapi juga bagi yang ingin memastikan bahwa kompensasi mereka masih relevan dengan dinamika pasar saat ini.
Untuk mencari informasi tentang standar gaji karyawan, kamu bisa memanfaatkan sumber-sumber seperti berikut ini.
1. Survei Gaji
Lihat survei gaji yang disediakan oleh lembaga riset gaji atau konsultan SDM. Survei ini biasanya mencakup data terperinci mengenai gaji rata-rata untuk berbagai posisi dan industri di lokasi tertentu.
Kadang informasi diposting di media sosial. Cuma memang kita kudu tahu akun-akunnya terlebih dulu. Tak jarang, juga dimuat di media-media online. Kamu memang kudu secara berkala memonitor jika membutuhkan informasinya.
2. Situs Pekerjaan Online
Platform seperti Glassdoor, Payscale, LinkedIn, Indeed, atau Glints juga menyediakan informasi tentang gaji yang diumumkan oleh karyawan aktual dan pengguna lain. Situs-situs ini sering memiliki alat pencarian gaji yang memungkinkan kamu memasukkan judul pekerjaan dan lokasi untuk melihat rentang gaji rata-rata.
3. Biro Statistik Tenaga Kerja atau Lembaga Pemerintah yang Setara
Lembaga pemerintah seperti Badan Pusat Statistik juga menyediakan data tentang gaji dan kompensasi berdasarkan industri dan wilayah geografis. Data ini dapat memberikan gambaran umum tentang gaji dan tren di pasar kerja.
4. Jaringan Profesional dan Koneksi Industri
Berbicara dengan kolega dan profesional lain dalam jaringanmu juga bisa memberikan wawasan tentang standar gaji karyawan. Mereka mungkin bersedia berbagi informasi tentang apa yang merupakan kompensasi yang wajar untuk posisi serupa.
5. Perusahaan Perekrutan dan Headhunter
Profesional HR atau perusahaan perekrutan khusus dapat memberikan informasi tentang standar gaji untuk berbagai peran, terutama untuk posisi khusus atau tingkat eksekutif.
Selama proses perekrutan, kamu bisa mendapatkan informasi gaji dari tawaran pekerjaan yang kamu terima. Selain itu, melalui negosiasi, kamu dapat memperoleh wawasan lebih lanjut mengenai berapa range gaji yang umum untuk posisi tersebut.
Baca juga: Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Negosiasi Gaji
Nah, dengan menggunakan kombinasi sumber-sumber ini, kamu bisa mendapatkan gambaran yang akurat dan terkini tentang standar gaji karyawan untuk posisi yang kamu minati atau industri yang kamu ikuti.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Negosiasi Gaji Karyawan dan Kiat Sukses untuk Mendapatkan Kompensasi yang Layak
Pernahkah kamu merasa bahwa kompensasi atau gaji yang kamu terima belum sesuai dengan kualifikasi dan kontribusi yang kamu berikan pada perusahaan? Atau mungkin, saat melamar pekerjaan baru, kamu merasa ragu untuk menyampaikan ekspektasi gaji yang kamu inginkan? Kamu enggak sendirian kok. Faktanya, banyak dari kita sering kali merasa canggung atau tidak yakin saat membahas topik negosiasi gaji karyawan ini.
Negosiasi gaji karyawan bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang menghargai diri sendiri, mengetahui nilai kontribusi yang bisa kamu berikan, dan tentunya mendapatkan hak yang layak atas kerja keras yang telah kamu investasikan.
Di sisi lain, bagi pemberi kerja, memberikan kompensasi yang tepat juga penting agar karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan performa terbaiknya.
Karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang negosiasi gaji karyawan dan bagaimana kamu bisa mendekati proses ini dengan persiapan dan strategi yang matang. Simak terus artikel ini sampai selesai ya.
Tantangan dalam Negosiasi Gaji Karyawan
Membahas gaji karyawan sering kali menjadi momen yang penuh tekanan. Kenapa? Karena ada beberapa tantangan yang mungkin kamu hadapi saat melakukan negosiasi. Tantangan seperti apa? Mari kita lihat satu per satu.
Kesalahpahaman antara Ekspektasi dan Realitas
Banyak karyawan beranggapan bahwa mereka seharusnya mendapatkan lebih berdasarkan kontribusi atau keahlian mereka.
Sementara itu, pemberi kerja mungkin memiliki anggaran atau pertimbangan lain yang membatasi tawaran yang mereka berikan. Kesalahpahaman ini bisa memicu frustrasi dan ketidakpuasan.
Kurangnya Informasi tentang Standar Gaji Karyawan
Tanpa informasi yang tepat mengenai standar gaji karyawan di industri tertentu, kamu mungkin merasa bingung tentang berapa seharusnya gaji yang layak untuk posisimu. Di sisi lain, pemberi kerja mungkin juga tidak memiliki informasi yang akurat untuk menentukan tawaran yang kompetitif.
Rasa Takut atau Ketidaknyamanan
Banyak yang merasa tidak nyaman, takut, hingga jengah untuk membuka topik negosiasi gaji karyawan ini. Rasa takut ditolak, dianggap serakah, atau bahkan kehilangan peluang pekerjaan membuat banyak orang memilih untuk menerima apa yang ditawarkan tanpa bernegosiasi.
Kurangnya Keterampilan Negosiasi
Memang enggak semua orang memiliki keterampilan (juga keberanian) atau pengalaman dalam bernegosiasi, apalagi jika ini adalah kali pertama dilakukan. Rasanya canggung, betul? Tanpa persiapan yang matang, kamu bisa jadi merasa enggak pede atau enggak yakin bagaimana cara menyampaikan argumenmu dengan efektif.
Nah, sebenarnya, dengan mengetahui tantangannya seperti ini, kamu sudah satu langkah untuk lebih siap untuk menghadapinya dan mendorong percakapan menuju hasil yang lebih positif. Tinggal diteruskan ke beberapa kiat sukses untuk nego berikut.
Kiat-kiat Sukses untuk Negosiasi Gaji Karyawan
Memperoleh kompensasi yang sesuai dengan kemampuan dan kontribusi kamu tentunya menjadi tujuan dalam negosiasi gaji. Namun, bagaimana cara mencapainya? Berikut beberapa kiat yang bisa kamu terapkan.
1. Percaya pada Nilai Diri
Sebelum memulai negosiasi, pastikan kamu mengetahui kelebihan, keahlian, dan pengalaman yang kamu miliki. Ini akan membantu kamu menyampaikan argumen dengan lebih percaya diri.
Kalau perlu, catat prestasi atau kontribusi yang telah kamu berikan (atau yang potensial bisa kamu berikan) pada perusahaan. Ini akan memperkuat posisi kamu dalam negosiasi.
2. Komunikasikan secara Profesional
Saat menyampaikan ekspektasi gaji, gunakan data dari riset gaji yang kamu lakukan. Menyebutkan standar industri atau benchmarking gaji juga dapat membuat argumenmu lebih objektif.
Hindari emosi berlebihan, tetap tenang dan profesional. Fokus pada fakta yang sudah kamu kumpulkan.
3. Berpikir Fleksibel
Pahami bahwa gaji karyawan bukan satu-satunya bentuk kompensasi. Manfaat lain seperti bonus, saham, asuransi kesehatan, atau waktu libur juga penting. Jika gaji yang ditawarkan kurang dari ekspektasi, mungkin kamu bisa bernegosiasi pada manfaat lainnya.
Selain itu, daripada memberikan satu angka spesifik, tawarkan rentang gaji yang kamu harapkan. Hal ini dapat memberi ruang fleksibilitas dan menunjukkan kesiapan kamu untuk bernegosiasi.
4. Jangan Takut Mengatakan “Tidak”
Kamu memiliki hak untuk menolak tawaran yang menurutmu tidak sesuai. Jika kamu merasa bahwa tawaran tersebut jauh dari ekspektasi dan tidak ada ruang untuk bernegosiasi, mungkin lebih baik untuk menunggu peluang yang lebih sesuai.
5. Siapkan Opsi Cadangan
Selalu punya rencana B. Jika negosiasi tidak berjalan sesuai harapan, pertimbangkan apa langkah selanjutnya yang akan kamu ambil. Apakah kamu akan mencari pekerjaan lain atau menerima tawaran dengan kondisi tertentu? Dengan mempunyai opsi cadangan, kamu akan merasa lebih aman dan percaya diri.
Dengan menerapkan kiat-kiat di atas, kamu akan lebih siap untuk menghadapi negosiasi gaji karyawan dan meningkatkan peluang mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan nilai dan keahlianmu. Ingatlah bahwa negosiasi adalah proses timbal balik; dengan komunikasi yang baik dan persiapan yang matang, kamu dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua pihak.
Kesalahan Umum dalam Negosiasi Gaji
Dalam proses negosiasi gaji, terdapat beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh karyawan. Kesalahan-kesalahan ini bisa menghambat peluang untuk mendapatkan kompensasi yang lebih baik. Mari kita pelajari apa saja kesalahan tersebut agar kamu bisa menghindarinya.
Menerima Tawaran Pertama tanpa Bernegosiasi
Banyak karyawan yang menerima tawaran gaji pertama yang diberikan oleh pemberi kerja tanpa mencoba bernegosiasi. Padahal, banyak pemberi kerja yang sudah mengantisipasi adanya negosiasi dan memberikan tawaran awal di bawah anggaran yang mereka miliki.
Tidak Mempertimbangkan Manfaat Lainnya selain Gaji
Fokus hanya pada gaji pokok bisa membuat kamu melewatkan kesempatan untuk mendapatkan manfaat lain seperti bonus, insentif, fasilitas kesehatan, cuti yang lebih banyak, atau fleksibilitas jam kerja.
Terlalu Agresif atau Terlalu Pasif
Menyampaikan ekspektasi dengan terlalu agresif bisa membuat pemberi kerja merasa terintimidasi atau merasa kamu tidak fleksibel. Sementara dengan sikap yang terlalu pasif, kamu mungkin tidak akan mendapatkan kompensasi yang kamu layak.
Tidak Melakukan Riset Gaji Sebelumnya
Tanpa pengetahuan tentang standar gaji di industri atau untuk posisi tertentu, kamu mungkin akan menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Riset gaji adalah kunci untuk membekali diri dengan informasi yang objektif saat bernegosiasi.
Mengungkapkan Ekspektasi Gaji Terlalu Dini
Jika kamu menyampaikan ekspektasi gaji terlalu dini dalam proses wawancara, kamu mungkin kehilangan ruang bernegosiasi. Sebaiknya tunggu sampai kamu mendapatkan tawaran atau setidaknya sampai tahap akhir wawancara.
Berdasarkan pada Kebutuhan Pribadi
Menggunakan alasan pribadi seperti mau melunasi utang atau memenuhi kebutuhan hidup sebagai alasan untuk mendapatkan gaji lebih tinggi bisa membuat kamu tampak tidak profesional. Bahkan, hal ini mengindikasikan kalau keterampilan pengelolaan keuanganmu enggak mumpuni.
Fokuslah pada kualifikasi, pengalaman, dan kontribusi yang kamu bawa untuk perusahaan. Atau, kalau memang benar pengelolaan keuanganmulah yang kurang mumpuni, kamu bisa meminta perusahaan untuk memberikan kelas keuangan.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Rekan Kerja Punya Gaji Lebih Besar Padahal Jabatan Sama – Protes atau Diam Saja?
Besar kecil gaji yang diterima bisa memengaruhi semangat kerja seseorang. Gaji lebih besar seharusnya bisa membuat seseorang menjadi lebih terpacu untuk bekerja lebih giat dan lebih produktif lagi. Gaji kecil, apalagi jika nggak sebanding dengan beban dan tanggung jawab, wah … hampir bisa dipastikan akan menurunkan semangat kerja karyawan.
Apalagi jika kemudian kita tahu, kalau ada rekan kerja–dengan posisi dan jabatan serta tanggung jawab yang sama–ternyata punya gaji lebih besar. Ouch
Pertanyaan yang pertama kali muncul pastilah: Kok bisa ya? Apa yang salah? Apa yang dia lebih punya dibanding kita? Apa kita kerjanya enggak bener? Apa dia disayang bos, sehingga punya gaji lebih besar?
Eits, tenang dulu. Calm down, dear. Untuk mengatasi fakta kurang menyenangkan dan kemudian mencari solusinya, kita mesti meredam emosi dulu. Singkirkan segala prasangka buruk, lalu coba lakukan beberapa langkah berikut.
Rekan Kerja Punya Gaji Lebih Besar, Apa yang Harus Dilakukan?
1. Cari fakta lebih banyak
Enggak lucu kalau kita sudah protes, tapi ternyata gaji lebih besar punya rekan kerja itu adalah gosip belaka. Jadi, ayo coba cari tahu info lebih banyak lagi. Kita bisa menanyakan kebenaran hal ini pada pihak HR. Meskipun ada semacam etika tak tertulis, bahwa besaran gaji itu sebaiknya enggak dibocorkan, tapi setidaknya kita bisa membujuk dengan berdasarkan gosip yang kita dengar.
Jika memang rekan kerja punya gaji lebih besar, lalu coba cari tahu, apa yang membuatnya berhak menerima gaji sebesar itu, sedangkan kita enggak? Saat mencari informasi mengenai hal ini, kita mesti selalu ingat, bahwa bicara dan diskusi dengan kepala dingin itu penting.
Jadi, singkirkan dulu semua emosi negatif yang mungkin muncul. Lebih baik menunda diskusi dan obrolan jika kita masih emosi tinggi, karena hasilnya enggak akan baik dan bisa jadi malah akan memperburuk keadaan.
2. Cari kelebihan diri
Setelah tahu apa yang “lebih” dari rekan kerja sehingga mereka punya gaji lebih besar–sedangkan kita tidak–lalu pertimbangkan langkah selanjutnya. Mau ngapain nih? Minta naik gaji? Hmmm, boleh saja.
Tapi, tentu saja, kita enggak bisa ujug-ujug saja gitu datang ke bos dan minta naik gaji, tanpa ada argumen mengapa kita pantas menerimanya. Datanglah untuk menegosiasi gaji agar setidaknya sama dengan rekan kerja yang lain dengan bekal data serta argumen yang meyakinkan.
Jangan permalukan diri sendiri, karena sudahlah ngotot, ternyata salah argumen. Duh. Makin jatuh deh kredibilitas kita di mata perusahaan, terutama atasan dan HR.
3. Bicarakan dengan atasan
Setelah punya data yang cukup, dan pede dengan kelebihan diri yang ada–yang juga menjadi kelebihan rekan kerja lain yang punya gaji lebih besar–maka sekaranglah saatnya meminta waktu bertemu dengan atasan.
Diskusi dengan atasan ini perlu dilakukan lebih dulu sebelum kemudian bernegosiasi gaji dengan HR, karena atasanlah yang seharusnya paling tahu beban, kapasitas, serta performa kerja kita, bukan? Selain mempertimbangkan mengenai kriteria dan komposisi gaji yang mungkin missed, ada pula peluang untuk membicarakan kesempatan bagi diri sendiri untuk lebih berkembang agar semakin “pantas” untuk naik gaji.
4. Tingkatkan performa
Meningkatkan performa kerja bisa menjadi salah satu cara untuk memberikan bukti nyata pada atasan dan pihak perusahaan pada umumnya, bahwa kita pun berhak atas gaji lebih besar.
Mengapa demikian? Karena gaji berbanding lurus dengan beban kerja, yang juga berbanding lurus dengan hasil kerja kita.
Jadi, dengan memberikan hasil kerja baik yang nyata, hal tersebut seharusnya sudah bisa menjadi catatan bagi atasan dan perusahaan akan kinerja kita sendiri, tanpa perlu kita menegosiasi gaji. Bahkan mungkin jika memang kinerja kita sudah optimal, tanpa kita minta pun, gaji akan naik dengan sendirinya.
5. Atur gaji sebaik-baiknya
Ataukah, kita merasa, bahwa rekan kerja punya gaji lebih besar karena kita enggak pernah bisa mengelola gaji dengan baik? Nominal yang diterima mungkin sama, tapi si rekan kerja rasanya selalu saja punya uang. Sedangkan, kita setiap kali menerima gaji di rekening, beberapa hari kemudian kok sudah kosong aja?
Nah, berarti kesalahan bukan terletak pada rekan kerja yang punya gaji lebih besar. Tetapi, kemungkinan ada yang salah dengan pengelolaan keuangan kita. Saat seseorang sudah punya keterampilan mengatur keuangan pribadinya dengan baik, maka akan besar kemungkinan ia tak akan terlalu banyak rewel mengenai gaji yang diterimanya.
Malahan, bisa jadi ia akan bisa mendapatkan penghasilan yang lain, selain dari gaji. Karena dengan pengelolaan dan tujuan finansial yang baik dan jelas, sebagai karyawan pun, kita bisa berinvestasi dan dapat cuan lo.
Makanya, ikut kelas-kelas finansial online dari QM Financial yuk! Dari kelas basic–yang berupa pelatihan dasar mengatur keuangan pribadi–hingga kelas intermediate dan advanced–sampai kenalan dengan berbagai produk investasi–bisa kamu dapatkan sekaligus. Cek jadwalnya di web Event QM Financial atau follow akun Instagram QM Financial biar update terus ya.
Jadi gimana? Masih mau mempersoalkan rekan kerja yang dapat gaji lebih besar? Ya boleh saja sih, tapi pastikan kita juga sudah terampil mengelola keuangan. Karena percuma saja gaji naik atau punya gaji besar, tapi kemampuan pengelolaan juga nol besar.