Bebas Finansial Artinya Tinggal Ongkang-Ongkang? Ini yang Kamu Harus Tahu!
Banyak orang mengira, bebas finansial artinya adalah sebuah kondisi ketika seseorang bisa hidup tanpa bekerja keras lagi, menghabiskan hari-hari dengan santai, ongkang-ongkang sambil menikmati hasil jerih payah masa lalu. Namun, seberapa tepatkah pengertian ini?
Di balik anggapan populer, pada dasarnya, bebas finansial artinya jauh lebih mendalam dan kompleks. Konsep ini bukan hanya tentang memiliki uang yang cukup untuk tidak perlu bekerja, melainkan tentang memperoleh kebebasan untuk membuat keputusan hidup tanpa dibatasi oleh kekhawatiran finansial.
Hal ini mencakup kemampuan untuk memilih bagaimana seseorang ingin menghabiskan waktu, dengan siapa, dan untuk apa, menjadikan kebebasan finansial sebuah tujuan yang didambakan tetapi sering disalahpahami.
Table of Contents
Apa Itu Bebas Finansial?
Ketika kita mendengar istilah ini, sering kali yang terlintas dalam pikiran adalah bebas finansial artinya gambaran hidup tanpa kekhawatiran akan uang, ketika kita bisa melakukan apa saja sesuka hati.
Namun, sebenarnya, apa sih arti sebenarnya dari bebas finansial itu?
Secara umum, bebas finansial artinya adalah keadaan ketika seseorang memiliki cukup kekayaan atau sumber daya keuangan untuk hidup tanpa perlu bekerja secara aktif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya ya bukan berhenti bekerja sama sekali, melainkan memiliki kebebasan untuk memilih apakah ingin bekerja atau tidak, serta kapan dan bagaimana ingin melakukannya.
Namun, interpretasi dari bebas finansial ini bisa sangat beragam dan sering kali disalahpahami. Bagi sebagian orang, bebas finansial berarti memiliki kemampuan untuk membeli apa saja yang diinginkan, kapan saja. Sementara bagi yang lain, bebas finansial berarti memiliki waktu luang yang lebih banyak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau untuk hobi.
Di sisi lain, ada juga kesalahpahaman bahwa begitu mencapai kebebasan finansial, seseorang dapat hidup tanpa melakukan apa pun, alias ‘ongkang-ongkang’ tanpa kegiatan produktif. Padahal, kebebasan finansial sesungguhnya lebih kepada pencapaian kemandirian ekonomi yang memungkinkan seseorang untuk membuat pilihan hidup yang lebih luas, bukan sekadar kemewahan atau kemalasan.
Jadi, meskipun konsepnya tampak sederhana, realitas bebas finansial itu jauh lebih kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang apa arti kebebasan tersebut bagi kehidupan kita masing-masing.
Langkah Menuju Bebas Finansial
So, untuk bisa bebas finansial artinya seseorang harus berupaya. Effortnya jangan dikira gampang—kadang bahkan butuh waktu bertahun-tahun untuk persiapannya.
1. Merencanakan Keuangan dengan Bijak
Bebas finansial artinya punya rencana keuangan yang komprehensif. So, salah satu langkah fundamental dalam perjalanan menuju kebebasan finansial adalah merencanakan keuangan dengan bijak. Enggak cuma soal menghemat uang atau memotong pengeluaran, melainkan membangun strategi keuangan yang komprehensif hingga jangka panjang.
Perencanaan keuangan yang bijak dimulai dengan memahami cash flow; dari mana uang datang, ke mana perginya, dan bagaimana dapat mengoptimalkan kedua aspek tersebut. Termasuk di dalamnya adalah membuat anggaran yang realistis dan disiplin dalam mengikutinya, sambil tetap memperhitungkan kebutuhan dan keinginan pribadi.
Selain itu, penting juga untuk membangun dana darurat, yang akan memberikan bantalan finansial di masa-masa tak terduga.
2. Investasi dan Membangun Sumber Pendapatan Pasif
Langkah penting lainnya menuju kebebasan finansial adalah melalui investasi dan pembangunan sumber pendapatan pasif.
Investasi adalah tentang menempatkan uang kita untuk bekerja, sehingga menghasilkan lebih banyak lagi. Instrumennya bisa beragam, seperti pasar saham, obligasi, properti, kekayaan intelektual, atau bahkan dalam bisnis pribadi. Kunci dari investasi yang sukses adalah diversifikasi dan pemahaman mendalam tentang risiko dan potensi keuntungan dari setiap pilihan investasi.
Adalah penting bagi kita untuk menyesuaikan pilihan instrumen sehingga tak sekadar investasi, tetapi menjadi aset aktif yang akhirnya memberikan penghasilan pasif. Penghasilan pasif ini bisa berasal dari sewa properti, dividen saham, pendapatan dari bisnis yang tidak memerlukan kehadiran konstan, atau bahkan dari hak cipta dan royalti.
Dengan adanya pendapatan pasif, kita dapat secara bertahap mengurangi ketergantungan pada pendapatan dari pekerjaan reguler dan mendekati realisasi kebebasan finansial. Namun, perlu diingat bahwa membangun sumber pendapatan pasif sering membutuhkan investasi awal, baik dalam bentuk waktu, uang, atau keduanya. Oleh karena itu, pendekatan yang bijak dan terinformasi sangat penting dalam langkah ini menuju kebebasan finansial.
3. Disiplin dan Mengelola Risiko
Pada inti dari perjalanan menuju kebebasan finansial, terletak dua prinsip penting: disiplin dan pengelolaan risiko.
Disiplin finansial bukan hanya tentang mengikuti anggaran atau rencana investasi yang telah ditetapkan, tetapi juga tentang menjaga konsistensi dalam jangka panjang. Ini berarti menahan diri dari pengeluaran impulsif, mengevaluasi ulang prioritas keuangan secara berkala, dan menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan keadaan pribadi.
Disiplin juga berarti memiliki kesabaran untuk menunggu hasil investasi dan tidak tergoda oleh solusi ‘cepat kaya’ yang sering kali berisiko tinggi.
Sementara itu, pengelolaan risiko adalah tentang mengenali, memahami, dan mengurangi potensi kerugian keuangan. Di dalamnya melibatkan diversifikasi portofolio investasi untuk menyebarkan risiko, serta memastikan bahwa setiap investasi sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan keuangan individual.
Pengelolaan risiko juga berarti mempersiapkan diri untuk skenario terburuk, misalnya dengan memiliki dana darurat atau asuransi yang memadai, untuk melindungi diri dari kejadian tak terduga yang bisa memengaruhi kestabilan keuangan. Dengan menggabungkan disiplin yang konsisten dan pengelolaan risiko yang efektif, seseorang dapat secara bertahap membangun keamanan finansial dan bergerak lebih dekat menuju pencapaian kebebasan finansial.
Jadi, Bebas Finansial Artinya Apa?
Dalam esensinya, bebas finansial artinya lebih dari sekadar memiliki kekayaan untuk bersantai tanpa batas. Ini adalah tentang menciptakan keseimbangan antara kekayaan dan kualitas hidup, memungkinkan kita untuk membuat pilihan berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan.
Bebas finansial artinya bukan cuma ongkang-ongkang kaki doang, tetapi kita akan dituntut untuk selalu memantau, meng-update, dan menyesuaikan sumber pendapatan kita sepanjang waktu. Ada kalanya, aset ada yang dijual, atau nilainya turun. Maka perlu effort lagi untuk bisa menyeimbangkannya.
So, PR-nya enggak cuma sampai mengumpulkan aset aktif, dan selesai. Di belakangnya, ada berbagai upaya lagi untuk bisa membuat kita aman secara finansial hingga akhirnya tak membutuhkannya lagi. Sebuah pekerjaan sepanjang hidup kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memilih Kelas Keuangan yang Tepat, Gimana Caranya?
Kamu sedang mencari kelas keuangan yang tepat untuk belajar money management? Memang sih, belakangan ini obrolan mengenai finansial menjadi topik yang menarik untuk diulas. Nggak di kampus, di kantor, bahkan di tempat nongkrong, pengelolaan keuangan menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Maka tidak heran jika kamu juga tertarik untuk mengikuti kelas keuangan.
Mengikuti kelas keuangan menjadi salah satu cara untuk menuju kesuksesan dalam pengelolaan keuangan, lho. Pengelolaan keuangan yang baik dapat membantumu untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dengan uang yang kamu miliki. Bisa dibilang, kemampuan pengelolaan keuangan ini merupakan survival skill yang wajib dimiliki oleh setiap orang, tidak terkecuali kamu.
Survival skill yang satu ini dipercaya bakal bikin hidup kamu lebih aman, lebih tenang, dan terhindar dari utang. Zaman sekarang, kemampuan pengelolaan keuangan ini bisa kamu dapat dari mana saja. Pasalnya saat ini banyak platform financial education yang dapat kamu akses kapan pun dan di mana pun. Tidak hanya sekadar layanan konsultasi, dengan financial education melalu kelas keuangan yang tepat, kamu bisa menjadi perencana keuangan untuk dirimu sendiri.
Lantas, bagaimana cara memilih kelas yang sesuai dengan kebutuhanmu? Yuk, simak ulasannya dalam artikel berikut.
Memilih Kelas Keuangan yang Tepat
Well, memilih kelas keuangan di zaman sekarang sangatlah mudah. Teknologi memfasilitasi kamu untuk belajar banyak hal, tidak terkecuali belajar keuangan.
Seiring berkembangnya teknologi, banyak tersedia kelas keuangan secara online. Namun, kamu juga perlu berhati-hati dalam memilih kelas finansial ini. Alih-alih mendapatkan ilmu, jika kamu mengikuti kelas dari sumber yang kurang kompeten, ya hasilnya tentu tidak bisa diharapkan.
So, kamu perlu memperhatikan beberapa hal berikut sebelum memilih kelas keuangan.
Gampang Diakses
Pilihlah kelas yang tidak menyulitkan, baik dari segi administrasi, pembayaran, hingga running kelasnya. Kelas yang mudah diakses tentunya tidak akan menyulitkanmu dalam proses pembelajaran. Syukur ada mimin yang gercep untuk membantu mengatasi kesulitan yang kamu alami selama mengikuti kelas tersebut.
Cek Kurikulumnya
Kurikulum itu memegang peran yang krusial dalam setiap proses pembelajaran, lho. Ibaratnya, kurikulum itu kompas yang memandu kita agar belajarnya lebih terarah. Oleh karena itu, sebelum kamu memilih, pastikan kamu sudah mengecek dan memahami kurikulumnya, ya. Pastikan kurikulum kelas finansial yang kamu pilih tersebut sudah disusun secara berjenjang, mulai dari yang basic, intermediate, hingga advanced. Dengan demikian, akan lebih mudah bagi kamu untuk mengikutinya.
Kelas yang Variatif
Belajar keuangan akan lebih menyenangkan jika kamu dapat mengaksesnya dengan mudah. Format materi yang disediakan oleh penyelenggara beragam, akan mendukung proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan lebih menyenangkan. Format materi bisa dalam bentuk video, podcast, hingga handout. So, kamu tidak bosan dengan kelas yang sedang diikuti. Terlebih lagi, jika kelas finansial yang kamu ikuti menyediakan forum diskusi. Pasti kelasnya akan lebih asik, ya!
Mengapa Kamu Harus Belajar Keuangan?
Belajar finansial melalui kelas keuangan akan sangat berguna bagi kamu di masa depan. Pasalnya, dengan belajar keuangan kamu dapat dengan mudah mengatur prioritas dalam hidup. Pada dasarnya, kamu dianjurkan untuk memprioritaskan hal-hal esensial dan akan bermanfaat dalam jangka panjang.
Dengan mengetahui mana yang menjadi prioritasmu, maka kamu dapat memastikan bahwa semua kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik. Mulai dari kebutuhan primer, sekunder, bahkan tersier. Kebutuhan tersier ini kadang kala memang penting untuk dipenuhi. Anggap saja untuk healing atau sekedar self reward, ya. Namun, pemenuhan kebutuhan tersier ini jangan sampai mengganggu prioritas lainnya.
Jika segala kebutuhanmu sudah bisa terpenuhi, maka kamu tidak perlu takut terlilit utang. Memang sih, berutang bukan suatu hal yang dilarang. Namun, kamu perlu punya skill yang mumpuni untuk mengelolanya, agar tidak mengganggu keuanganmu. Nah, dengan belajar pengelolaan keuangan, maka kamu dapat dengan bijak memilah hal-hal mana yang bisa dibiayai dengan utang, dan mana saja yang sebaiknya dibiayai melalui tabungan atau bahkan investasi.
Belajar keuangan juga dapat melatih skill kamu agar dapat mengelola risiko dengan baik. Tidak dapat dimungkiri bahwa dalam menjalani kehidupan, kamu tidak luput dari tantangan. Tidak jarang kamu perlu mengeluarkan biaya lebih untuk menjawab tantangan tersebut.
Mengingat hal di atas, maka kamu perlu mengumpulkan dana darurat. Dana darurat merupakan dana atau tabungan yang memang dipersiapkan untuk keadaan darurat. Misalnya jatuh sakit, terkena musibah, kena PHK, dan banyak hal lain yang cukup mengobrak-abrik pengeluaranmu.
Nah, inilah beberapa alasan pentingnya kamu belajar finansial melalui kelas keuangan. Dengan mengikuti kelas keuangan dan kurikulum yang tepat, kamu dapat mempersiapkan dana darurat, membuat rencana keuangan, hingga memproyeksikan kebutuhan pensiun. Rasanya sangat mustahil kamu bisa menghitung kebutuhan pensiun, tanpa belajar keuangan.
So, kamu sudah menemukan kelas keuangan yang tepat? Ketepatan kamu dalam memilih kelas, akan membantumu untuk mengelola keuangan dengan cermat, lho.
Jika kamu masih ragu dengan pilihanmu, maka QM Financial bisa membantumu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Produk Asuransi yang Harus Dimiliki untuk Setiap Stage of Life
Mengelola risiko itu adalah bagian dari perencanaan keuangan lo! Kok bisa? Iya, karena rata-rata risiko yang bisa terjadi dalam hidup selalu ada kaitannya dengan keuangan. Karena itu, ada baiknya kita mengenal berbagai produk asuransi yang sesuai.
Nggak percaya?
Coba kita lihat. Misalnya sakit, maka akan muncul risiko keuangan di situ. Kita harus membayar biaya perawatan dan obat, belum lagi kalau ternyata harus opname. Jelas bakalan ada biaya rawat inap. Misalnya kena bencana alam, juga akan muncul risiko keuangan ketika rumah atau isinya ada yang rusak. Apa lagi ya? Banyak kan?
Terus, siapa yang mau mengalami kerugian besar karena munculnya risiko-risiko tersebut? Pastinya kita nggak mau kan ya, tabungan terkuras, aset habis, bahkan terjerat utang karena dipakai untuk mengatasi dampak risiko-risiko itu?
Nah, salah satu cara untuk meminimalkan efek terjadinya risiko adalah dengan memiliki produk asuransi yang sesuai dan memadai.
Namun, kita enggak harus punya semua produk asuransi kok untuk bisa meminimalkan dampak risiko yang terjadi. Faktanya, kita bisa punya asuransi sesuai tahapan hidup kita, karena saat kita menginjak stage of life yang berbeda, maka risikonya juga akan berbeda. Contoh yang paling jelas, risiko yang bisa terjadi pada lajang akan berbeda dengan dengan yang bisa terjadi pada yang sudah menikah. So, kebutuhan akan perlindungannya juga akan berbeda.
Untuk lebih jelasnya, ikuti penjabaran berikut ini.
Kebutuhan Asuransi di Setiap Tahapan Hidup
Baru bekerja dan masih lajang
Si lajang biasanya baru saja menyelesaikan pendidikan dan siap untuk bekerja untuk mendapatkan penghasilan pertama. Biasanya masih entry level, dan baru saja lepas dari tanggungan orang tua, baru first step untuk menjadi mandiri. Kisaran penghasilan mungkin masih sekitar UMR.
So, perlindungan pertama yang dibutuhkan oleh si lajang adalah produk asuransi kesehatan. Ini penting supaya kalau sakit, kita enggak harus mengambil tabungan atau mencairkan investasi hanya untuk membayar pengobatan dan perawatan.
Preminya biasanya masih cukup rendah, karena usia yang masih muda dan fisik yang masih fit membuat tertanggung ini menjadi lebih rendah risiko. Umumnya, kalau si lajang bekerja di sebuah perusahaan, maka secara otomatis akan diikutkan dalam BPJS Kesehatan. Sebenarnya ini sudah sangat cukup, mengingat coverage BPJS Kesehatan cukup luas. Namun, jika memang ada kondisi tertentu, boleh saja menambah asuransi kesehatan swasta.
Sudah berkeluarga
Kalau sudah menikah, maka kebutuhan perlindungannya bisa jadi berubah. Pastinya, harus memilih produk asuransi yang manfaatnya lebih luas.
Pertama, tentu saja, masih akan butuh asuransi kesehatan. Tapi, enggak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk seluruh keluarga: pasangan dan anak. Pastikan cakupan perlindungannya memadai. Paling basic memang punya BPJS Kesehatan. Tapi, jika ada kondisi lainnya, boleh saja menambah asuransi kesehatan swasta. Yang pasti, harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Produk asuransi kedua yang harus dimiliki adalah asuransi jiwa, terutama bagi si pencari nafkah. Fungsinya, jika suatu kali si pencari nafkah tidak dapat mencari penghasilan lagi, maka asuransi akan dapat memberikan uang pertanggungan pada keluarga yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena itu, di sini fokusnya bukan lagi sekadar premi murah, tetapi apakah uang pertanggungannya memadai. Namun, tentu saja tetap harus memperhatikan kemampuan finansial kita sendiri.
Selain dua produk tersebut, ada baiknya melengkapi dengan beberapa asuransi yang berfungsi melindungi aset lain, sesuai kepemilikan. Misalnya asuransi mobil, asuransi rumah jika memang rumahnya ada di lokasi yang tinggi risiko, atau mungkin butuh juga asuransi perjalanan, jika memang sangat sering harus bepergian.
Masa pensiun
Sesudah pensiun apakah itu berarti kita bisa bebas dari risiko hidup? Enggak, justru ada risiko kesehatan yang semakin meningkat. Karena itu, penting bagi para pensiunan untuk tetap melanjutkan asuransi kesehatan yang sudah dimiliki sejak masih muda.
Jangan sampai terputus iurannya ya. Ada kemungkinan harga premi akan naik, tetapi pasti tidak akan sebanyak kalau kita baru punya asuransi saat usia sudah menjelang senja.
Nah, itu dia berbagai produk asuransi yang sebaiknya kita miliki seiring kita menapaki tahapan hidup, dari mulai masih lajang dan baru bekerja, sudah menikah dan punya anak, hingga nanti saatnya pensiun.
Bagaimana? Kamu sudah masuk ke tahapan hidup yang mana? Apakah kamu sudah punya produk asuransi yang sesuai, yang bisa memberimu perlindungan yang dibutuhkan? Jika belum, masih ada waktu untuk mulai mempertimbangkannya lo. Tak pernah ada kata terlambat untuk memproteksi diri kita sendiri dari segala macam risiko hidup yang bisa terjadi.
Yang pasti, punya asuransi itu harus sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan kondisi. Jangan lupa untuk mempelajari polis asuransi dengan cermat, agar kamu tahu semua hak dan kewajibanmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!