5 + 5 Cara Jitu Mengatur Keuangan untuk Perempuan
Jadi perempuan itu sebaiknya tahu cara jitu mengatur keuangan. Intinya, harus melek keuangan! Mengapa?
Karena, dengan melek keuangan, maka perempuan bisa memiliki konsep dasar finansial yang lebih baik. Nantinya akan berguna banget untuk mengatur keuangan diri sendiri—dan juga keluarga, nantinya—biar enggak besar pasak daripada tiang. Bisa mengelola rezeki dengan baik, sebagai ungkapan rasa syukur, dan menggunakannya sebaik mungkin.
Tapi, faktanya, tingkat literasi keuangan perempuan itu masih lebih rendah daripada laki-laki. Survei dari Otoritas Jasa Keuangan menyatakan, bahwa tingkat literasi keuangan perempuan hanyalah sebesar 36.13%, sementara tingkat literasi keuangan laki-laki sebesar 39.94%.
Jadi, ayo, kita tingkatkan lagi literasi keuangan kita, bestie! Kita bisa mulai dengan mencari tahu bagaimana cara jitu mengatur keuangan pribadi dulu, sebelum nantinya kita harus punya cara jitu mengatur keuangan keluarga. Mulai dari yang kecil dulu, baru yang besar. Kalau kita tidak mampu mengatur uang receh, uang besar juga bakalan sulit diaturnya.
Yuk, mulai dengan melakukan dan tidak melakukan hal-hal berikut ini sebagai cara jitu mengatur keuangan kamu.
Cara Jitu Mengatur Keuangan: 5 Do’s
1. Catat pengeluaran dan buat anggaran
Ini adalah hal keuangan yang paling basic harus dilakukan sebagai cata jitu mengatur keuangan untuk perempuan. Kalau mencatat pengeluaran dan membuat anggaran ini masih sering terlupakan, yang lainnya juga akan lebih sulit.
Kenapa harus membuat pencatatan ini? Mencatat pengeluaran dan penghasilan, serta membuat anggaran akan membantumu dalam merencanakan keuangan hingga jauh ke depan. Ibaratnya, catatan pengeluaran ini akan menjadi standar kemampuan finansialmu. Pasalnya, boleh saja banyak mau, tapi kita tetap harus menyesuaikan dengan kemampuan, biar enggak halu.
Zaman sekarang buat mencatat pengeluaran ada banyak tools-nya. Mulai dari catatan manual, sampai aplikasi keuangan. Tinggal pilih sesuai kenyamanan masing-masing. Seharusnya sih, sudah enggak ada alasan lagi.
2. Buat tujuan keuangan
Tujuan keuangan adalah cita-cita, mimpi, dan keinginan yang pengin kamu wujudkan atau capai, baik dalam jangka pendek, menengah, atau panjang. Perempuan sekarang sudah boleh banget punya banyak cita-cita, ya kan? Semua bisa diwujudkan jika kamu punya tujuan keuangan yang jelas, realistis, dan kemudian didukung dengan rencana keuangan yang komprehensif.
Setelah tahu kemampuan diri sendiri, maka inilah yang menjadi cara jitu mengatur keuangan dan perlu untuk kamu pikirkan selanjutnya. Kamu pengin apa? Kamu ingin mencapai apa? Mimpi kamu apa?
3. Miliki dana darurat
Dana darurat ini sangat penting sebagai jaring pengaman keuangan yang utama, dan harus dibangun sejak awal kamu mulai bekerja dan produktif.
Saat kamu single, kamu perlu setidaknya dana darurat sebesar 4 kali pengeluaran rutin bulanan. Nah, kalau sudah menikah dan punya anak, tentu dana darurat harus disesuaikan juga; lebih besar.
Jadikan dana darurat ini sebagai tujuan keuangan pertama. Enggak harus langsung ideal, kamu bisa membaginya sesuai kemampuan. Misalnya, 2 bulan pertama, kumpulin 1 bulan pengeluaran dulu, 2 bulan kedua, 1 bulan pengeluaran lagi sehingga terkumpul 2 bulan pengeluaran. Dan seterusnya.
4. Beli asuransi
Jika kamu sudah bekerja di sebuah perusahaan, maka biasanya kamu akan secara otomatis diikutkan dalam BPJS Kesehatan sebagai bentuk perlindungan terhadap kesehatan. Untuk perempuan, BPJS Kesehatan coverage-nya cukup lengkap, bahkan mengcover juga untuk pemeriksaan kesehatan selama hamil dan melahirkan.
Namun, jika terasa belum cukup, kamu juga bisa menambah dengan asuransi kesehatan swasta sesuai kebutuhan.
5. Bijak berutang
Sebagai perempuan, hobi belanja itu sudah mendarah daging. Boleh saja kok kalau kamu memang hobi belanja. Tetapi, bijaklah kalau belanja dengan berutang. Utang tidak dilarang, bahkan utang bisa dimanfaatkan sebagai daya ungkit agar kita bisa membangun aset produktif.
Tapi, jika tidak bijak dalam berutang, bisa jadi utang akan menjadi bumerang. So, pertimbangkanlah dengan saksama setiap kali hendak berutang untuk tujuan apa pun.
Cara Jitu Mengatur Keuangan: 5 Dont’s
1. Impulsif
Kalau soal belanja, perempuan itu lebih impulsif. Karena itu, kamu harus mengenali red flags ini dengan sepenuhnya. Kalau kita sadar jika kita impulsif, maka akan lebih mudah juga untuk mengatasinya.
Seringnya sih, perempuan terjebak di sini. Kalau kemudian terjerat utang, ada kemungkinan di masalah ini juga. Apalagi atas nama diskon tanggal cantik. Atas nama, “Mumpung diskon! Kapan lagi diskon begini?”
Padahal ya, setiap tanggal cantik ada diskon.
2. FOMO
FOMO adalah fear of missing out—perasaan takut kudet, takut ketinggalan info, takut ketinggalan hype. FOMO sih sebenarnya bukan hanya penyakit perempuan, laki-laki juga banyak yang mengalaminya.
Biasanya dipicu oleh “huru-hara” yang ada di media sosial. Influencer lagi ramai bahas kripto, jadi pengin. Di media sosial lagi hype smartphone keluaran terbaru, ikut inden. Dan seterusnya.
Padahal ya, enggak semua yang lagi tren harus diikuti kan? Hati-hati, FOMO bisa membuatmu menyabotase rencana keuanganmu sendiri lo!
3. Menunda investasi
Kadang kalau masih terlalu jauh, kita males buat memikirkannya. Betul? Katakanlah buat rencana dana pendidikan anak, padahal menikah saja baru kemarin. Mikirin pensiun, padahal baru juga diterima kerja sebagai fresh graduate.
Tapi, tahukah kamu, bahwa inilah justru yang menjadi kesalahan keuangan banyak orang, tak terkecuali perempuan. Menunda investasi, karena masih terlalu jauh.
Padahal, justru masih jauh, maka semua kebutuhan itu harus dipikirkan sejak sekarang. Pasalnya, kebutuhan dananya cukup besar. Tanpa rencana investasi yang matang, rasanya tujuan keuangan apa pun juga bisa jadi akan gagal.
4. Malas upgrade pengetahuan
Sering banget dengar celetukan, “Buat apa belajar mengatur keuangan sekarang? Duitnya aja nggak ada. Ntar aja deh, kalau sudah ada yang diatur. Sudah ada uangnya.”
But you know what, bisa jadi kamu merasa belum ada yang bisa diatur karena kamu memang tidak mau belajar untuk mengaturnya. Karena memang dari situlah akar masalah kebanyakan orang. Merasa uangnya hanya sedikit, lantas beranggapan untuk enggak perlu diatur. Padahal, kalau yang kecil saja kita tak bisa mengaturnya, yang besar pun akan kesulitan.
So, justru mulailah belajar mengatur keuangan dari yang kecil. Upgrade pengetahuan seiring waktu, seiring perkembangan perjalanan keuanganmu.
5. Remehkan pengeluaran kecil
Bocor halus, begitulah kami di QM Financial menyebutnya. Bentuknya macam-macam, seperti jajan-jajan kecil pas berangkat atau pulang kantor, kopi kekinian atau boba 3 kali sehari, pesan makanan online, dan sebagainya. Latte factor, istilah kerennya.
Jangan remehkan pengeluaran-pengeluaran ini—yang kalau dikumpulkan sebulan ternyata bisa ratusan ribu hingga jutaan. Yang kecil-kecil bisa banget memengaruhi cash flow lo, waspadalah.
Nah, itu dia cara jitu mengatur keuangan untuk perempuan, yang baik mulai diterapkan sejak masih single hingga sudah berkeluarga.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Cara Tips Mengatur Keuangan Rumah Tangga Kecil yang Sederhana
Pernah mendengar celotehan “modal cinta saja tidak cukup untuk membangun rumah tangga?” Yap, faktanya membangun rumah tangga memang tidak bisa hanya mengandalkan cinta saja dalam menjalankannya. Terutama kamu butuh cara tips mengatur keuangan rumah tangga yang tepat, tapi simpel.
Yes, dan di sebuah rumah tangga, yang terutama dibutuhkan adalah kesiapan fisik, mental, hingga finansial yang stabil. Maksud dari finansial stabil ini bukan dengan nominal yang saklek ya, tapi setidaknya cukup untuk menghidupi rumah tangga.
Kamu nggak perlu punya harta banyak sampai harus punya gaji minimal dua digit. Pendapatan berapa pun asalkan dikelola dengan baik kemungkinan besar sih cukup buat menjalankan kehidupan rumah tangga secara sederhana; bisa beli kebutuhan sehari-hari untuk dua orang, buat ongkos kerja, buat tabungan, dan buat bayar kuota per bulannya.
Berapa pun harta yang dimiliki, mau besar mau cukup akan percuma kalau kamu tidak bisa mengelolanya dengan baik. Pengeluaran perlu dikontrol supaya uang nggak cepat habis. Tanggung jawab dan kebutuhan nantinya akan bertambah, maka penting sekali untuk kamu ketahui bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga yang baik.
Jangan sampai kamu kerja keras tapi hasilnya nggak kelihatan, bahkan sudah habis di tengah bulan. Meskipun punya uang sedikit kalau paham cara tips mengatur keuangan yang benar, kamu bisa hidup dalam kecukupan untuk waktu yang lebih lama.
5 Cara Tips Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Mengatur keuangan ada seninya juga lho, begini cara tips mengatur keuangan rumah tangga.
1. Merancang Anggaran Setiap Bulan
Ibarat peta, anggaran akan mengatur dan memberikan petunjuk dalam cara tips mengatur keuangan rumah tangga. Kamu bisa memantau setiap transaksi. Lalu, catat pemasukan dan pengeluaran rumah tangga selama sebulan dengan detail. Catat mulai dari keperluan rutin, listrik, sampai pengeluaran yang sifatnya yang tidak menentu.
Catatan tersebut nantinya akan memudahkan kamu melihat seperti apa gambaran keuangan dalam rumah tangga kamu. Selain itu kamu juga bisa melakukan review dan evaluasi keuangan, sehingga kamu bisa tahu masalah apa saja yang akan dihadapi dan bagaimana mengatasinya.
2. Gunakan Rumus 40/30/20/10
Rumus 40/30/20/10 adalah salah satu cara tips mengatur keuangan rumah tangga bulanan dengan membagi-bagi penghasilan dengan persentase tersebut. Kamu bisa menggunakan 40% untuk memenuhi kebutuhan seperti belanja bulanan, biaya pendidikan anak, dan lain sebagainya.
Lalu, 30% bisa dipakai untuk membayar cicilan jika kamu punya utang. 20% bisa digunakan untuk tabungan, dana darurat, dan investasi. Pastikan dana ini selalu ada ya di setiap bulannya. Sementara 10% untuk biaya lifestyle, dana untuk memuaskan keinginan, misalnya memberikan self reward untuk memuaskan keinginan atau hasil jerih payah kamu bekerja selama satu bulan penuh atau untuk keluarga. Pastikan kamu bahagia dengan menyiapkan anggaran, yang bisa kamu habiskan untuk bersenang-senang. Kalau habis gimana? Ya, menunggu lagi sampai gajian lagi.
3. Punya Skala Prioritas
Banyak yang kesulitan membedakan antara kebutuhan dan keinginan dalam cara tips mengatur keuangan rumah tangga. Supaya tidak boros, kamu harus punya skala prioritas untuk mengetahui mana yang penting dan mana yang bisa ditunda. Misalnya persiapan dana persalinan anak tentu saja lebih penting dari mengganti motor baru.
Sering kali orang yang terjebak dalam menentukan barang mana yang memang benar-benar dibutuhkan. So, sebaiknya fokus pada fungsi daripada sekadar gaya, karena dalam rumah tangga, kebutuhan pribadi bisa jadi bukan selalu yang utama lagi, melainkan kebutuhan keluargalah yang harus diprioritaskan.
4. Buat Tujuan Finansial
Membuat tujuan finansial akan menentukan ke mana arah uang berikutnya. Kamu bisa membuat tujuan keuangan jangka panjang dengan menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Misalnya kamu ingin menabung untuk biaya pendidikan anak, membangun bisnis, dana pensiun, atau yang lainnya.
Tujuan finansial sebenarnya tidak harus sesuatu yang besar dan jangka panjang dalam cara tips mengatur keuangan ini. Berencana membeli laptop, smartphone baru, atau traveling ke suatu tempat juga bisa dijadikan tujuan. Asalkan kamu bisa semakin termotivasi dalam mengatur keuangan.
5. Mengelola Pinjaman dengan Cermat
Saat ini mendapatkan tawaran pinjaman memang sangatlah mudah, baik secara online maupun offline. Kemudahan mengajukan pinjaman ini jangan sampai membuat kamu terlena. Pastikan kamu membatasi diri dalam melakukan pinjaman, jangan sampai kalap karena ingin memiliki banyak hal tapi malah terjerat utang tak berkesudahan.
Hindari menggunakan kartu kredit tanpa perhitungan yang matang dalam cara tips mengatur keuangan yang baik. Bayarlah dengan lunas, atau sesuai kemampuan. Membayar cicilan kartu kredit dengan nominal minimum hanya akan membuat kamu terkena kewajiban bunga yang besar. Pada akhirnya, malah membuat kamu membayar utang tiap bulannya tapi tagihannya tidak berkurang. Perhatikan juga biaya administrasi jika kamu menggunakan paylater, apakah efektif? Jangan sampai tidak sebanding dengan keuntungan yang kamu dapat. Lebih baik bayar tunai atau menggunakan dompet digital biasa.
Contoh Mengatur Keuangan Rumah Tangga Kecil
Nah, supaya lebih jelas gambarannya, berikut ada contoh cara tips mengatur keuangan rumah tangga kecil yang bisa kamu cermati.
Seorang pasangan suami istri baru menikah beberapa bulan, belum mempunyai anak dan masih menyewa tempat tinggal hidup sederhana di daerah Jabodetabek. Suami memiliki gaji bersih dari perusahaan swasta dengan UMR sebesar Rp6 juta rupiah dan istri tidak bekerja. Berikut ini simulasi mengatur keuangannya anti boros.
Kas Masuk | Bulanan | Tahunan |
Gaji bersih suami | 6.000.000 | 72.000.000 |
Tunjangan hari raya | 0 | 6.000.000 |
Total Arus Kas Masuk | 6.000.000 | 78.000.000 |
Arus Kas Keluar | ||
Pengeluaran Tetap | ||
Nafkah Istri | 1.800.000 | 21.600.000 |
Sewa kost | 1.000.000 | 12.000.000 |
Asuransi | 200.000 | 2.400.000 |
Tabungan/Investasi | 500.000 | 6.000.000 |
Total Pengeluaran Tetap | 3.500.000 | 42.000.000 |
Pengeluaran Variabel | ||
Belanja bahan makanan | 1.000.000 | 12.000.000 |
Token listrik | 300.000 | 3.600.000 |
Pulsa dan kuota | 200.000 | 2.400.000 |
Hiburan | 200.000 | 2.400.000 |
Transportasi | 300.000 | 3.600.000 |
Total Pengeluaran Variabel | 2.000.000 | 24.000.000 |
Total pengeluaran | 5.500.000 | 66.000.000 |
Total sisa arus kas bersih | 500.000 | 12.000.000 |
Gimana? Cukup ada gambaran kan? Pastinya, kamu bisa mengganti angka dan jenis kebutuhannya sesuai dengan kondisi serta kemampuanmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online dan training keuangan QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Mengelola Keuangan: Mengapa Kamu Harus Memulainya Sekarang?
Semua orang pengin kaya. Tapi, sayangnya, enggak semua paham, bahwa untuk hal itu, harus diawali dengan belajar mengelola keuangan yang baik.
Yes, padahal, dengan belajar mengelola keuangan pribadi maupun rumah tangga dengan baik, kamu bisa mengatur cukup tidaknya isi dompet untuk membiayai hidupmu. Mau banyak uang, tanpa atur keuangan? Nggak bisa. Karena sudah pada dasarnya manusia punya banyak mau, sedangkan sumber daya selalu terbatas. Misalkan gaji besar, biasanya juga diikuti dengan naiknya lifestyle atau gaya hidup juga. Akhirnya, ya teteup. Banyak mau, sumber daya (terasa) terbatas.
Jadi, mau gaji besar, gaji kecil, sama saja. Kamu perlu belajar mengelola keuangan.
Pengelolaan keuangan ini juga punya manfaat lain, apalagi jika kamu memulainya sekarang. Apa saja?
Pentingnya Belajar Mengelola Keuangan
1. Memastikan uang dikeluarkan untuk sesuatu yang penting
Kebutuhan dan keinginan, keduanya kadang memang sulit untuk dipisahkan. Namun, ketika kita mengeluarkan uang untuk pilihan yang salah, bisa jadi opsi yang lain jadi tak terpenuhi. Akibatnya, rasanya seperti buang-buang uang saja.
Misalnya begini. Sepatu mewah atau makanan untuk sekeluarga? Sudah pasti seharusnya kita memilih prioritas makanan untuk keluarga. Namun, jika tidak belajar mengelola keuangan, bisa jadi saat itu, kita lebih memilih sepatu mewah. Mungkin saat itu lagi diskon banyak. Sampai 90%! Sepatu mewah harganya Rp10 juta, mumpung diskon jadi dibeli. Padahal uang 10% dari Rp10 juta itu sebenarnya bisa dipakai untuk makan berhari-hari. Sepatu mewah dipilih, karena bisa dipamerkan di Instagram atau snap WhatsApp. Lumayan jadi bikin orang lain iri.
Tapi, tujuan hidup kita seharusnya bukanlah hanya membuat orang lain iri, kan?
2. Memastikan kebutuhan tercukupi
Kita punya kebutuhan hari ini, besok, minggu depan, tahun depan, hingga ke masa depan. Jika tidak belajar mengelola keuangan, bisa jadi uang tidak akan bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan yang banyak itu.
Misalnya saja, kita harus makan hari ini. Tetapi, harus juga sekaligus menyisihkan dana darurat. Belum lagi biaya pendidikan anak, dana rumah pertama. Sampai dana pensiun! Gimana coba memenuhi semua itu dengan gaji kita yang terbatas sekarang, kalau tidak tahu cara mengelola keuangan dengan baik?
Dengan pengelolaan keuangan yang baik, kita bisa membuat rencana keuangan sampai jauh ke depan, tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan untuk hari ini.
3. Tidak takut tak bisa membayar utang
Utang itu sah-sah saja, apalagi jika demi membangun aset. Dengan catatan, rasio utang tidak melebihi 30% penghasilan. Banyak orang yang tak paham tentang hal ini karena mereka tidak belajar mengelola keuangan sejak dini.
Akibatnya, alih-alih dimanfaatkan untuk membangun aset, utang malah menjerat dan menimbulkan masalah besar. Utang berlebihan, tanpa bisa dibayar kembali. Uang habis, hidup tak tenang.
Karena itu, mengatur keuangan itu penting, agar kamu bisa terhindar dari utang yang tak perlu, sekaligus memastikan diri dapat membayarnya kembali.
4. Memiliki dana darurat
Kamu baru saja menjadi korban PHK. Dalam beberapa waktu ke depan, kamu tidak akan punya penghasilan. Bagaimana kamu bisa menyambung hidup? Salah satu alternatifnya gunakan dana darurat.
Dana darurat tidak akan bisa terpenuhi dengan baik sampai nominal ideal jika kamu tidak belajar mengelola keuangan.
5. Memastikan hari tua yang mandiri dan sejahtera
Sudah ada rencana, mau hidup seperti apa di hari tua nanti, ketika kita tak lagi produktif? Sebisa mungkin jangan menjadi beban anak dan cucu.
Ya, belajar mengelola keuangan tak hanya bisa dirasakan manfaatnya untuk kehidupan hari ini saja, tetapi bahkan sampai jauh ke depan. Yang paling panjang pastinya adalah dana pensiun. Jika tidak direncanakan sedari sekarang, bisa saja loh kita bekerja terus sampai tua. Duh, masa iya enggak pakai istirahat?
Nah, setelah paham arti penting belajar mengelola keuangan, lalu gimana ya cara memulainya? Belajar keuangan itu kan membosankan!
Ah, enggak juga! Yang bilang belajar mengelola keuangan membosankan itu pasti belum pernah belajar bareng QM Financial. Kamu bisa belajar dengan berbagai konten yang sudah disediakan oleh QM Financial, meliputi:
- Konten artikel di website QM Financial
- Video di channel YouTube QM Financial
- Financial clinic di Spotify
- Akun Instagram QM Financial
- Akun TikTok QM Financial
- Modul-modul belajar keuangan di Udemy
- Gamification microlearning di Levio
- Kelas-kelas online, baik yang gratis maupun berbayar setiap bulannya
Banyak kan? Kamu tinggal pilih platform dan model belajar mana yang kamu suka. Bersama para trainer QM Financial yang berkompeten, kamu bisa belajar mulai dari basic sampai advanced secara berjenjang, sesuai dengan kebutuhan. Belajar keuangan enggak ngebosenin lagi, bahkan bisa fun and practical!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Literasi Keuangan Adalah Kunci Sukses Mencapai Tujuan Hidup: Kok Bisa?
Setiap orang seharusnya memang punya tujuan hidup. Kenapa? Tanpa tujuan hidup, apalah arti kita hidup di dunia ini? Tsah. Dan, yang namanya tujuan hidup, kadang ya butuh modal untuk bisa dicapai. Nah, literasi keuangan adalah kunci untuk bisa melapangkan jalan mencapainya.
Faktanya, literasi keuangan adalah salah satu dari 6 literasi dasar yang wajib dikuasai oleh setiap orang. Literasi dasar yang kalau terampil kita lakukan, kita dapat membawa hidup kita ke arah dan kualitas yang lebih baik.
Nah, barangkali kamu adalah salah satu yang sudah ‘aware’ akan pentingnya literasi keuangan ini, tetapi masih belum paham betul apa maksudnya. Kita akan ulas secara khusus dalam artikel ini. So, yuk, simak sampai selesai!
Literasi Keuangan Adalah Keterampilan Dasar, Apa Artinya?
Literasi keuangan adalah pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan kita untuk mengatur keuangan kita, termasuk di dalamnya mengenali berbagai produk dan lembaga keuangan yang bisa dimanfaatkan, sehingga kita bisa membuat keputusan keuangan dengan baik demi meningkatkan kualitas hidup ke depannya.
Karena itulah, maka disebutkan bahwa literasi keuangan adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang.
Jika seseorang tidak memiliki literasi keuangan yang baik, maka ia bisa saja terlibat masalah. Seperti terlilit utang, tidak bisa menabung, selalu merasa penghasilannya kurang, tak bisa memenuhi kebutuhan keluarga, sampai tak siap untuk pensiun.
Meski pengertiannya cukup definitif, tetapi aturan literasi keuangan ternyata tidak bisa dibuat sebaku itu. Pasalnya, ini akan tergantung pada kondisi dan kemampuan masing-masing individu. Itulah mengapa sering dikatakan, ‘personal finance is very personal’. Yang berlaku untuk satu orang, belum tentu bisa berlaku dan memberikan hasil yang sama bagi orang lain.
4 Tingkat Literasi Keuangan
Literasi keuangan memiliki 4 tingkatan, selayaknya saat kita terampil melakukan sesuatu ada tingkat basic hingga advanced.
Not Literate
Pada tingkatan ini, seseorang bisa dibilang sama sekali belum memiliki literasi keuangan yang baik. Bisa jadi, ia juga tak pernah—atau jarang banget—menggunakan berbagai produk keuangan dan kurang percaya pada lembaga keuangan juga. Bisa jadi, bahkan, ia tak punya rekening tabungan di bank.
Less Literate
Pada tingkatan ini, seseorang akan mulai ingin tahu pentingnya memiliki keterampilan mengelola keuangan. Ia mulai ‘aware’ bahwa ada sesuatu yang salah, dan ia harus segera memperbaikinya.
Tetapi, orang tersebut belum mulai memanfaatkan produk apa pun.
Sufficient Literate
Ketika sampai pada tingkat ini, maka orang tersebut sudah cukup banyak menggali informasi seputar produk dan lembaga keuangan yang bisa membantunya mengatasi masalah-masalahnya. Ia sudah tahu manfaat, fungsi, fitur, hingga risiko dalam memanfaatkan produk dan jasa keuangan tersebut.
Tetapi, ia belum mulai menggunakannya secara optimal.
Well Literate
Tingkatan ini dalam literasi keuangan adalah tingkatan yang ‘advanced’, katakanlah begitu. Jika sudah sampai pada level ini, orang tersebut sudah punya banyak ‘bekal’ pengetahuan mengenai berbagai produk, jasa, dan lembaga keuangan yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
Ia juga sudah memanfaatkan beberapa di antaranya dengan baik, dengan sadar betul berbagai keuntungan dan risikonya.
Aspek-Aspek dalam Literasi Keuangan
Lalu, kalau belajar literasi keuangan, maka itu artinya kita belajar apa saja sih? Ada beberapa hal yang perlu kita pelajari secara bertahap untuk bisa memiliki literasi keuangan yang baik.
- Basic knowledge, misalnya kalau di QM Financial ada Blueprint of Your Money, yang merupakan konsep orisinal perencanaan keuangan pribadi yang dirancang oleh lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto.
- Tabungan dan pinjaman, misalnya seperti bagaimana mengalokasikan penghasilan agar bisa menabung, bagaimana mengelola utang jika lagi butuh pinjaman, dan seterusnya. Di sini, kita belajar mengenai prinsip cash flow.
- Asuransi, yang akan memberikan perlindungan terhadap risiko-risiko keuangan yang mungkin terjadi.
- Investasi, yang meliputi belajar berbagai produk investasi beserta risik-risikonya.
Nah, ternyata cukup banyak ya, yang harus kita pelajari agar bisa memperoleh literasi keuangan yang baik, sehingga bisa membantu kita mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidup.
Literasi keuangan adalah keterampilan dasar yang wajib banget dimiliki oleh setiap orang. Karena itu, perlu untuk memilikinya sedini mungkin. Meski demikian, tidak akan pernah ada kata terlambat untuk memulai juga. Karena itu, buat kamu yang merasa masih belum memiliki tingkat literasi keuangan yang memadai, semangat yuk, untuk belajar lebih banyak lagi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ada Pajak Fasilitas Kantor yang Dibebankan pada Karyawan? Gimana Ceritanya?
Sudah cukup lazim terjadi, ketika ada karyawan sebuah perusahaan mendapatkan benefit berupa fasilitas dari kantor, yang sering disebut dengan fasilitas natura. Bisa berupa laptop, motor, mobil, hingga rumah. Nah, tahukah kamu, bahwa sekarang sedang digodog mengenai peraturan pengenaan pajak fasilitas kantor?
Eh? Fasilitas kantor yang kita dapatkan bakalan kena pajak?
Betul. Bakalan ada pajak fasilitas kantor ke depannya.
Gimana ceritanya?
Yuk, kita lihat.
Pengenaan Pajak Fasilitas Kantor oleh Negara
Baru-baru ini Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mengungkapkan wacana mengenai aturan pemberian natura, atau fasilitas atau benefit dari kantor bukan berupa uang tetapi bertindak sebagai ‘imbalan’ atas kinerja karyawan.
Pada awalnya, natura ini tidak dikenakan pajak karena dikecualikan dari penghasilan. Nah, sekarang—atau mulai nanti ketika sudah diterapkan—natura ini akan dihitung sebagai penghasilan karyawan, sehingga ada pajak yang akan dikenakan.
Apa saja yang dapat dianggap sebagai natura? Misalnya saja mobil, laptop, smartphone, motor, bahkan sampai rumah. Pokoknya segala bentuk fasilitas bukan uang yang diterima oleh karyawan deh.
Menurut salah satu sumber dari Kemenkeu, hal ini diberlakukan karena pada praktiknya sering terjadi kasus, ada seseorang sangat kaya dan punya banyak perusahaan. Sebagai founder, CEO, dan pemilik, ia tak mendapatkan gaji dari perusahaannya, tetapi mendapatkan fasilitas mobil, rumah, dan sebagainya. Nah, karena bukan berupa gaji dalam bentuk uang, maka aset ini tidak dihitung sebagai penghasilan. Dengan demikian, SPT pun kosong. Inilah yang ingin diubah oleh pemerintah.
Penghasilan yang dihitung dalam pajak bukanlah dari harga aset sebagai fasilitas, tetapi berdasarkan harga sewa oleh perusahaan dengan memperhatikan besarnya penyusutan. Dengan demikian, nantinya pajak yang dikenakan dihitung sebagai PPh secara umum dengan tarif pajak progresif.
Fasilitas Kantor Apa Saja yang Akan Dikenakan Pajak?
Nah, jangan khawatir. Tidak semua fasilitas kantor akan kena pajak kok. Misalnya kamu ada acara meeting, dan ada makan siang yang disediakan, tentu saja makan siang tersebut tidak akan dikenakan pajak.
Menurut Kemenkeu dalam sebuah artikel di Kompas.com, untuk saat ini, ada 5 jenis natura yang dikecualikan, yaitu:
- Penyediaan fasilitas berupa makanan dan minuman
- Natura di daerah tertentu dengan potensi ekonomi tetapi sulit dijangkau dengan alat transportasi
- Natura karena keharusan pekerjaan, seperti seragam atau alat pelindung diri demi keselamatan kerja
- Natura yang sumbernya berasal dari APBN, APBD, atau APBDes, yang biasanya diterima oleh ASN atau pejabat
- Natura dengan jenis dan batasan tertentu
Kelimat jenis fasilitas kantor atau natura di atas memang sepertinya belum terdefinisikan dengan baik sih. Karena itu, ada baiknya kita menunggu lebih lanjut saat peraturannya sudah benar-benar diresmikan. Pastinya hal-hal seperti ini akan lebih detail dijelaskan.
Cara Menghitung Pajak Fasilitas Kantor
Dikutip dari CNBC Indonesia, perhitungan pajak fasilitas kantor ini tidak akan jauh berbeda dengan perhitungan Pajak Penghasilan pasal 21l, yaitu dengan menghitung penghasilan per tahun pajak, yang terdiri atas uang tunai dan nilai fasilitas kantor yang didapatkan, yang kemudian akan menjadi penghasilan bruto.
Penghasilan bruto yang didapatkan ini akan dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak dan tanggungannya, yang kemudian menghasilkan Penghasilan Kena Pajak dengan tarif progresif.
Ingat ya, dalam menghitung nilai pajak fasilitas kantor tersebut tidak menggunakan harga barangnya, karena di situ ada biaya penyusutan barang. Dengan demikian, yang dihitung hanya senilai harga sewanya saja.
Nah, semoga sih sampai di sini sudah tidak bingung lagi.
Lalu, sampai kapan karyawan harus membayar pajak fasilitas kantor ini? Ya, selama fasilitas tersebut masih dimanfaatkan, maka selama itu pula karyawan wajib melaporkannya. Tidak ada jangka waktu secara tetap yang diberikan.
Atur Keuangan Karyawan
Duh, kok rasanya semua-muanya jadi kena pajak ya? Sekarang ditambah lagi ada pajak fasilitas kantor.
Tenang, tenang. Jika pemerintah mempertimbangkan sesuatu, pastinya juga ada alasan yang kuat. Lagi pula, pajak juga dibutuhkan, agar negara mendapatkan pemasukan demi membiayai pembangunan juga kan? Apalagi kita sekarang sedang bertolak untuk bangkit lagi dari krisis akibat pandemi.
Pajak adalah kewajiban setiap warga negara. So, ini juga termasuk kamu, yang mendapatkan penghasilan dari bekerja. Sekarang, tinggal gimana aja kamu mengatur keuanganmu, karena semua solusi ada pada pengaturan cash flow yang tepat.
1. Lakukan financial check up
Pertama, karena ini berarti akan ada sedikit perubahan pada pola pengeluaran, maka penting untuk kembali melakukan financial check up.
Cek kondisi penghasilan, pengeluaran, rasio utang, rasio menabung, dan rasio likuiditas. Apakah dalam kondisi yang aman semua?
Nantinya, pajak penghasilan akan masuk ke dalam pos pengeluaran tahunan. Karena itu, jangan lupa dicatat, dan dibuat bujetnya juga. Ada baiknya jika kamu mulai menghitung-hitung sedari sekarang, berapa besar pajak yang harus kamu setorkan. Setidaknya, kamu akan punya gambaran jika nanti memang jadi diberlakukan.
2. Atur prioritas
Kebutuhan kita memang banyak, sedangkan sumber daya terbatas. Sudah dari sononya, kita kebanyakan mau, tapi dana terbatas. Karena itu, penentuan prioritas yang tepat adalah kunci.
Jadi, kenali mana yang perlu diprioritaskan dan mana yang bisa digeser. Jangan sampai terjebak, maunya diprioritaskan untuk dipenuhi sekarang tapi ternyata hanya keinginan sesaat belaka.
Yuk, kamu pasti bisa mengaturnya.
3. Lakukan review berkala
Lakukan review terhadap rencana keuanganmu secara berkala. Cek apakah tujuan keuanganmu masih bisa diteruskan, atau perlu disesuaikan? Bagaimana dengan tabungan dan investasimu? Apakah nilainya masih sesuai dengan yang diharapkan.
Meski mungkin hanya sedikit, tetapi penambahan pengeluaran pajak, seperti pajak fasilitas kantor ini, tetap akan memengaruhi cash flow. Jadi, jangan abaikan. Akan lebih baik jika kamu siap sedari sekarang, ketimbang kelabakan kemudian.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Invest in Yourself: Inilah 3 Skill Atur Keuangan Pribadi yang Harus Dimiliki
Setuju kan, kalau keuangan itu berhubungan erat sama cita-cita dan mimpi. Ingat kata Mba Ligwina Hananto, money is either about achievement or anxiety. Terus, kamu memilih yang mana? Pastinya, achievement dong! Karenanya, kita perlu memiliki skill atau ketrampilan untuk atur keuangan pribadi, agar kondisi keuangan kita sehat dan sejahtera sampai di masa tua nanti.
Mengatur sendiri keuangan tampaknya memang mudah, karena pemasukan dan pengeluaran pribadi kita yang lakukan, kita sendiri juga yang tahu. Namun, ternyata jika tak memiliki keterampilan atau skill untuk atur keuangan pribadi, kita bisa saja salah menerapkannya.
Hal tersebut justru bisa menimbulkan kondisi keuangan yang malah jadi berantakan dan akhirnya kita harus mengalami kesulitan atau krisis keuangan.
Lantas, apa saja keterampilan atau skill atur keuangan pribadi yang harus kita kuasai dalam mengelola keuangan?
Skill Atur Keuangan Pribadi yang Seharusnya Dimiliki oleh Setiap Orang
Skill Mencatat
Jangan salah dan meremehkan. Skill mencatat ini bagian terpenting dalam mengatur keuangan pribadi, dan nggak semua orang punya nih.
Kemampuan untuk mencatat dengan detail setiap penghasilan yang dimiliki beserta dengan pengeluaran, kita akan bisa memilah pengeluaran yang tidak penting, sehingga bisa mengeluarkan uang dengan lebih bijak, lebih hemat, dan efisien.
Tak hanya itu, dengan catatan keuangan yang baik, kita bisa menghitung kebutuhan sampai masa depan lo.
Skill Analisis
Tak hanya keterampilan dalam mencatat pengeluaran dan pemasukan, skill atur keuangan pribadi selanjutnya yang sebaiknya dimiliki adalah keterampilan untuk menganalisis keuangan.
Skill analisis keuangan di sini maksudnya ialah kita bisa melakukan analisis terhadap masalah keuangan yang kita hadapi, dan kemudian bisa mencari solusi pemecahannya. Dengan demikian, kita dapat memprediksi, bagaimana kondisi kita ke depannya dan menyiapkan rencana keuangan yang sesuai dengan kebutuhan.
Tak hanya berhenti di perencanaan pos biaya di masa yang akan datang, skill analisis keuangan juga diperlukan untuk memilih produk tabungan, investasi, sampai asuransi sebagai bentuk perlindungan diri yang paling cocok dengan profil keuangan yang dimiliki.
Skill Perencanaan
Skill atur keuangan pribadi selanjutnya adalah keterampilan untuk membuat perencanaan. Setelah bisa mencatat dengan baik, dan dapat menganalisis kondisi keuangan untuk menentukan masalahnya, kita harus bisa merencanakan target keuangan yang ingin dicapai.
Tetapkan tujuan yang ingin diraih dalam satu kurun waktu, misalnya biaya untuk umrah, beli properti, bangun dana pendidikan anak, dana pensiun, kemudian susun rencana keuangannya sesuai dengan penghasilan yang dimiliki, yang sudah dikurangi dengan pos-pos biaya.
Tentunya, untuk bisa membuat perencanaan keuangan yang komprehensif, kita perlu tahu dulu nih, produk keuangan apa saja yang bisa kita manfaatkan. Setelah mengetahui produk-produk investasi yang sesuai dengan profil keuangan yang dimiliki, kemudian tiba saatnya untuk melakukan perencanaan berdasarkan anggaran yang sudah disusun sebelumnya.
Kemampuan untuk Disiplin dan Konsisten
Ketiga skill atur keuangan pribadi yang telah dijelaskan sebelumnya tidak akan ada gunanya jika kita nggak memiliki kemampuan untuk disiplin dan konsisten.
Inti dari suatu rencana pengaturan keuangan adalah untuk bisa dijalankan secara konsisten demi mencapai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, kita harus bisa melaksanakannya dengan disiplin, agar perencanaan keuangan yang telah dibuat bisa berjalan dengan baik, dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada awalnya, keempat skill atur keuangan pribadi seperti yang telah dijelaskan di atas memang terasa sedikit sulit dan merepotkan, namun, ingat! Perencanaan keuangan yang baik akan membawa kesejahteraan di masa yang akan datang, dan ya, kita sendiri pula yang akan memetik buahnya.
Gimana, apakah kamu memiliki keempat skill atur keuangan pribadi di atas? Kalau sudah, selamat! Sekarang waktunya kamu untuk selalu update dengan informasi-informasi terbaru. Ingat, hidup kan dinamis, jadi pengaturan keuanganmu juga harus selalu disesuaikan dengan kondisi.
Namun, jika kamu merasa belum memiliki cukup skill atur keuangan seperti yang disebutkan di atas, tenang! Sekarang ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk belajar keuangan. Termasuk buat kamu, kaum rebahan. Yes, kamu tetap bisa belajar sambil rebahan, kayak lagi main games.
Memperkenalkan Levio, sebuah aplikasi belajar keuangan dengan metode gamified microlearning yang dipersembahkan oleh QM Financial.
Di dalamnya ada berbagai stage belajar yang harus kamu selesaikan. Layaknya main games, kamu pasti akan dengan segera tenggelam dalam pembelajaranmu.
Nggak akan terasa kalau lagi belajar. Yuk, segera daftarkan dirimu segera dan belajar keuangan secara fun!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Naik Gaji = Utang Naik Juga? Oh, No!
Biasanya dalam kesempatan satu kali dalam setahun, gaji karyawan akan direview ulang. Jika memang layak, perusahaan akan memberikan kebijakan naik gaji.
Wah, tentu saja, hal ini akan disambut baik, kan ya?
Tetapi ada fakta menarik nih. Dalam survei yang dilakukan oleh QM Financial pada akhir 2020 terhadap sejumlah klien korporasi, ditemukan fakta bahwa sebesar 24.2% karyawan memiliki pinjaman besar di kantor, dan 24.2% lainnya juga meminta rekomendasi HR untuk mengajukan kredit bank.
Menariknya lagi, ternyata selain gaya hidup juga naik mengiringi kenaikan gaji, utang juga bertambah.
So, masalah utang ini memang bisa dibilang menjadi problema keuangan sejuta umat karyawan kantor ya?
Naik Gaji, Nambah Kebutuhan?
Ya, siapa sih yang enggak pengin dan enggak seneng kalau naik gaji? Ini adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh mereka yang bekerja sebagai karyawan perusahaan di seluruh dunia.
Kenaikan gaji bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya saja seperti masa “pengabdian” yang sudah cukup lama, prestasi mencapai target tertentu, keuangan perusahaan yang membaik, ataupun kenaikan jabatan.
Naik gaji pastinya akan memengaruhi pemasukan kita. Artinya, uang yang kita terima setiap bulannya akan lebih besar ketimbang bulan-bulan sebelumnya. Nah, biasanya sih, hal ini juga akan diiringi berbagai kebutuhan yang (rasanya) ikut meningkat. Tiba-tiba butuh lebih banyak barang untuk sehari-hari, tiba-tiba butuh lebih banyak self-reward, dan seterusnya.
Parahnya lagi, untuk semua “kebutuhan tambahan” itu dibayarnya pakai kartu kredit.
Nah, kalau sudah begini, mari kita lanjut ke poin berikutnya.
Naik Gaji, Abai Pentingnya Berhati-hati dalam Berutang
Tanpa kita sadari, seiring naik gaji, naik pula “kebutuhan” kita akan belanja. Pemasukan naik, pengeluaran jadi ikut naik. Imbasnya lagi, utang pun ikut naik—salah satu indikatornya, nambah belanja pakai kartu kredit—karena menganggap diri sendiri semakin mampu secara finansial. Keyakinan dapat mencicil utang juga bertambah besar.
Nah loh!
Kartu kredit sendiri sebenarnya banyak manfaatnya, kalau kita bisa menggunakannya dengan bijak. Jadi, bukan berarti lantas diharamkan untuk memakai kartu kredit loh ya.
Selain itu, memang ada benarnya sih. Bahwa setiap kali kita mau mengambil pinjaman atau utang, ada baiknya kita mempertimbangkan kemampuan finansial kita; apakah kita mampu membayar cicilannya hingga lunas?
Tetapi, kan bukan berarti, setiap naik gaji, utang pun ditambah karena keyakinan kita akan kemampuan diri sendiri juga meningkat? Memang bagus sih, bahwa naik gaji akhirnya ikut mendongkrak kepercayaan diri untuk mampu secara finansial. Tapi, nggak lantas setiap kali “ditandai” dengan naiknya utang, kan?
Jadi, Apa yang Harus Dilakukan Kalau Naik Gaji?
Ya, lagi-lagi nih, ayo, kita atur lagi keuangan kita. Ingat, naik gaji memang betul membuat kita semakin baik dalam kemampuan finansial, tetapi tidak lantas selalu dialokasikan ke hal-hal yang kurang berfaedah. Apalagi kalau kita mengingat bahwa masa depan kita masih panjang.
Cita-cita masih ada kan? Tujuan keuangan masih jauh kan?
Jadi, coba deh lakukan beberapa hal berikut, whenever kamu naik gaji. Duh, whenever. Kayak bakalan dapat setiap bulan gitu, ya? Yah, positive vibe aja dulu, reality bisa menunggu.
1. Bersyukur
Iya dong, yang pertama kali dilakukan adalah bersyukur. Kapan lagi sih kita naik gaji? Barangkali, ada di antara kamu yang sudah cukup lama bekerja, baru kali ini mengalami kenaikan gaji.
Apa pun kondisinya, tetap saja, ini adalah hal yang patut disyukuri, terutama di saat-saat seperti ini. Pasalnya, tak semua orang bisa mendapatkan rezeki seperti kita. Betul?
2. Cek anggaran
Salah satu yang lain yang harus segera dicek adalah anggaran rutin kita. Ini adalah langkah yang penting, karena sebelum kita merasa ingin menambah kebutuhan lain, kita harus memastikan dulu bahwa kebutuhan itu memang perlu, dengan cara melihat lagi daftar kebutuhan kita biasanya.
Cek di bagian kewajiban dulu—seperti cicilan utang yang masih berjalan. Jika memungkinkan, tambahkan dulu selisih kenaikan gaji untuk melunasi utang. Lalu cek di bagian kebutuhan rutin. Adakah yang memang perlu ditambahkan? Pertimbangkan ulang, dengan memilah antara keinginan dan kebutuhan ya.
Dan kemudian cek di bagian investasi. Tentu akan lebih bermanfaat kalau kita menambah porsi investasi demi tercapainya tujuan keuangan lebih cepat, ya kan?
3. Bukan berarti tak boleh self reward, tapi …
Harus bijak.
Pikirkanlah segala hal yang prioritasnya lebih penting; yang menyangkut kehidupan kita di masa mendatang, kehidupan kita di masa sulit, dan demi orang-orang yang kita cintai.
Boleh kok self reward, karena itu juga penting demi kesehatan mental. Tetapi, alokasikan secukupnya, dan sebaiknya tak berlebihan.
Nah, dengan memanfaatkan kenaikan gaji dengan lebih bijak, pastinya kita akan lebih semangat lagi kan, dalam bekerja? Iya dong.
So, naik gaji tak harus selalu berarti utang naik. Tapi bisa jadi, kualitas hidup memang naik sekaligus kita bisa menjamin hidup kita sendiri di masa depan nanti.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bagaimana Cara Karyawan Mengatur Keuangan di Masa Sulit?
Pandemi telah beberapa bulan kita lalui. Banyak hal harus diubah, disesuaikan, bahkan harus diganti dengan prioritas yang lain. Hal yang cukup berat dialami oleh sebagian karyawan. Beberapa perusahaan mengalami kesulitan finansial, sehingga ada penyesuaian yang juga harus dilakukan. Akibatnya, usaha para karyawan mengatur keuangan harus ekstra keras, agar di masa sulit tetap bisa survive.
Bonus dan insentif-insentif mungkin akan berbeda dengan saat sebelum pandemi COVID-19 terjadi. Uang dinas luar mungkin juga tidak akan diberikan, karena perusahaan membatasi mobilitas karyawan untuk keluar kota dengan berbagai keperluan. Begitu pun bentuk-bentuk tunjangan lain selain tunjangan tetap, mungkin akan berubah, baik jumlahnya, waktu pemberiannya, maupun cara diberikannya. Beberapa perusahaan kemarin bahkan memberikan THR dengan cara dicicil pada karyawan, demi bisa mengatasi kesulitan keuangan ini.
Hal ini mau nggak mau pasti juga memengaruhi rencana keuangan karyawan yang mungkin sebelumnya sudah dibuat dengan sedemikian rupa. Secara tidak langsung lagi, hal ini bisa menjadi hal yang mengganggu pikiran juga bagi karyawan, sehingga bisa memengaruhi kinerja dan produktivitasnya dalam bekerja.
Di sinilah pentingnya pihak perusahaan kembali memberikan dukungan berupa penyelenggaraan training keuangan bagi karyawan.
Memang ada baiknya, training keuangan tidak hanya sekali diberikan bagi karyawan. Tetapi harus secara simultan, disesuaikan dengan kondisi. Hal ini terjadi karena masalah keuangan memang sangat sensitif akan perubahan. Perubahan kecil di luar sana bisa memengaruhi arus kas, budgeting, dan rencana keuangan secara keseluruhan.
Kondisi seperti pandemi ini, salah satu contohnya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan agar memungkinkan karyawan mengatur keuangan dengan lebih baik di masa sulit seperti ini?
1.Cek kondisi keuangan sekarang
Kondisi keuangan sekarang penting untuk diketahui, agar karyawan kemudian dapat mencari solusi untuk masalah keuangan yang bisa muncul akibat berubahnya skema penghasilan.
Kebiasaan sehari-hari juga berubah. Karyawan enggak harus masuk kantor yang berarti ada pengurangan pos transportasi. Untuk makan sehari-hari, pasti akan lebih sehat untuk memasak sendiri. Tetapi, mungkin ada pengeluaran untuk komunikasi (pulsa, kuota) yang akan lebih banyak daripada sebelumnya, karena banyaknya meeting dan koordinasi yang dilakukan secara daring.
So, yang pertama harus dilakukan adalah daily tracking terhadap pengeluaran sehari-hari. Catat setiap uang yang keluar dan keperluannya untuk apa. Daily tracking ini berisi penghasilan yang diterima, kewajiban yang harus dipenuhi, sampai dengan belanja dan jajan setiap harinya.
Dari catatan ini, kemudian karyawan bisa melihat pola pengeluaran uangnya sampai ke detail. Jika ada atau diprediksi bakal muncul masalah, dari catatan inilah mereka bisa melihatnya.
Selanjutnya, bisa dilanjutkan dengan membuat bujet bulanan.
2.Sesuaikan pos yang less priority
Dari catatan daily tracking dan budgeting, kemudian bisa dipilah, mana pos kebutuhan yang harus tetap dipenuhi dan pos mana yang bisa dikurangi, ditunda, atau disesuaikan.
Coba cek di pos lifestyle atau kebutuhan “senang-senang”-nya. Bukannya melarang untuk senang-senang sih, tapi bisa enggak disesuaikan dengan kondisi? Mungkin mencari cara lain yang lebih terjangkau biayanya, tetapi efek hepinya tetap sama?
Beberapa kebutuhan yang enggak boleh dikurangi bujetnya adalah yang berhubungan dengan kewajiban, seperti membayar utang, membayar tagihan-tagihan, dan lain sebagainya, juga yang berhubungan dengan kebutuhan pokok sehari-hari.
Investasi bisa saja dikurangi secara proporsional, disesuaikan dengan kemampuan, kalau memang benar-benar kesulitan.
3.Pastikan dana darurat aman
Dana darurat haruslah dipakai di kondisi darurat. Apakah sekarang karyawan berada di situasi darurat? Bisa jadi, karena skema penghasilan mereka berubah. Masalahnya, apakah setiap karyawan memang sudah punya dana darurat sebelumnya?
Jika belum, inilah saatnya memberikan kesadaran pentingnya dana darurat bagi mereka.
Tapi, kan penghasilan sedang nggak normal. Memangnya bisa membuat dana darurat selagi kondisi darurat? Bisa kok, asal sudah tahu prinsip pengelolaannya yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan.
Because, personal finance is very personal. Tidak ada yang bisa diselesaikan dengan single solution untuk setiap permasalahan keuangan, butuh pendekatan personal, yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Begitu juga dengan mendukung karyawan mengatur keuangan di masa sulit seperti ini. Dengan metode financial training yang tepat, karyawan akan diajak praktik langsung sesuai kondisi masing-masing secara komprehensif.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak kami ya untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat simpel, praktis, dan tentu saja, fun!
Because finance should be practical.
Single Happy, 5 Privilege Ini Hanya Kamu yang Punya
Menjadi seorang single happy, alias jomlo bahagia, itu sebenarnya banyak keuntungannya. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang lajang, yang tak dapat dilakukan oleh mereka yang sudah berpasangan, bahkan sudah menikah, termasuk dalam hal keuangan.
Menjadi seorang single happy itu privilege.
Nggak percaya? Coba simak terus artikel ini sampai selesai ya. Barangkali pada akhirnya nanti, kamu lebih tercerahkan tentang mengapa menjadi single happy itu sebenarnya adalah privilege.
5 Alasan Mengapa Jadi Single Happy Itu Privilege Secara Finansial
1. Kebutuhan lebih sedikit
Bagaimanapun, kebutuhan satu orang itu lebih sedikit dan praktis–biasanya–ketimbang kebutuhan dua orang yang harus dipikirkan bersama.
Menjadi seorang lajang, berarti kamu hanya perlu memikirkan kebutuhanmu sendiri, dan kemudian menemukan cara dan solusi terbaik untuk memenuhinya. Kamu enggak perlu pusing memikirkan kebutuhan orang lain juga (baca: pasanganmu), dan tak perlu pula repot mengatur prioritas, karena semua prioritas akan jadi milikmu sendiri.
Tentu laporan keuanganmu juga akan lebih simpel. Semua berorientasi pada kebutuhanmu sendiri sebagai single happy, dan kamu bisa fokus pada cita-citamu sendiri juga.
2. Keputusan di tangan sendiri
Semua keputusan finansial tentu ada di tanganmu sendiri, jika kamu seorang single happy. Membuat tujuan keuangan seperti apa pun, semua bisa kamu putuskan tanpa repot-repot berdiskusi dengan yang lain.
Mau beli rumah dulu? Bisa. Mau bangun dana darurat sambil jalan? Ayo. Mau buat tabungan/investasi yang akan kamu gunakan untuk keliling dunia? Bisa saja, karena kamu enggak harus punya ongkos jalan untuk dua orang.
Semua keputusan bisa kamu buat sendiri, untuk kebaikanmu sendiri.
3. Utang jadi tanggung jawab pribadi
Pernah ada kasus nih, teman sendiri. Sebelum berkeluarga, yang bersangkutan sudah berusaha sekuat tenaga untuk bisa mengelola keuangan pribadinya secara sehat. Minim utang, dan bisa investasi dengan maksimal. Begitu menikah, ternyata pasangannya punya warisan utang keluarga. Tak ada pilihan lain, warisan utang ini pun menjadi bebannya juga.
Privilege bagi seorang single happy adalah kalaupun utang, hal itu juga menjadi tanggung jawab pribadi. Sudah utang, ya pasti harus berani bayar. Meski risiko ditanggung sendiri, tapi the good side-nya adalah kamu juga tak harus berbagi tanggung jawab atas utang yang dibuat oleh pasanganmu.
Utangmu ya utangmu sendiri. Tentu dengan begini, kamu lebih mudah membuat rencana yang matang untuk dapat melunasinya kembali. Dengan kebutuhan yang tidak begitu banyak, pun kebebasan untuk membuat keputusan dan keterampilan mengatur keuangan yang baik, utang bisa jadi hal yang cukup mudah untuk dikelola.
4. Dapat mengambil risiko investasi lebih besar dengan imbal optimal pula
Kebutuhan belum banyak, belum ada keluarga yang menjadi tanggungan, bisa membuat kamu merencanakan investasi semaksimal mungkin untuk masa depanmu.
Kamu boleh saja mengambil investasi berisiko tinggi karena mengharapkan imbal yang juga besar, demi bisa mewujudkan tujuan keuanganmu yang juga membutuhkan biaya yang sangat besar.
Karena kebutuhan yang mungkin tidak sebanyak mereka yang berpasangan, seorang single happy bisa mengalokasikan lebih banyak dana ke pos investasi untuk dikembangkan semaksimal mungkin.
5. Lebih banyak waktu untuk mengembangkan diri
Saat ini, mungkin satu-satunya keluarga yang kamu miliki adalah keluarga yang membesarkanmu. Dengan statusmu sebagai single happy, kamu juga lebih leluasa untuk berbagi dengan mereka. Kamu bisa lebih leluasa untuk fokus membantu mereka.
Selain itu, kamu juga lebih banyak waktu untuk mencari peluang mendapatkan penghasilan sampingan, selain pekerjaan utama yang sekarang kamu lakukan. Kamu juga punya lebih banyak waktu untuk fokus mengembangkan dirimu sendiri dengan menambah berbagai keterampilan dan hobi sesuai minatmu.
Jadi, gimana? Jadi jomlo nggak selalu menyedihkan kan? Justru, ini jadi privilege luar biasa yang harus kamu manfaatkan semaksimal mungkin.
Yang perlu kamu lakukan sekarang adalah menambah keterampilanmu mengelola uang. Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Quarter Life Crisis dan Finansial: Ketika Orang Lain Tampak Lebih Sukses Ketimbang Diri Kita Sendiri
Hei, kamu yang sekarang berusia 20-an! Apakah kamu sering bertanya-tanya pada diri sendiri, “Kok teman-teman sudah punya rumah, aku belum ya? Kok dia udah jadi CEO, aku kok gini-gini aja ya? Kok dia bisa sukses gitu bisnisnya, aku kok kayak stuck gini ya?” Kalau iya, maka, waspada deh. Itu salah satu tanda bahwa kamu di ambang quarter life crisis.
Alexandra Robbins dan Abby Wilner, seorang penulis, menyebutkan beberapa ciri orang yang sedang berada dalam fase quarter life crisis dalam bukunya yang berjudul Quarter-life Crisis: The Unique Challenges of Life in Your Twenties, yaitu:
- Sering minder, karena kerjaan yang enggak bisa dibanggakan
- Bingung, karena ada berbagai pilihan hidup dan enggak tahu mesti gimana
- Khawatir akan masa depan
- Merasa nggak punya kemampuan
- Kehilangan tujuan hidup
- Suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain
- Merasa kecewa akan banyak hal yang sudah didapat dalam hidup
Sebenarnya ini fase yang sangat wajar, dan sebagian besar orang juga mengalaminya. So, you’re not alone. Sini, pukpuk!
Justru, fase ini merupakan satu fase tahap perkembangan yang lebih baik lagi buatmu loh! Sudah menjelang lewat waktunya untuk hanya berhura-hura menikmati apa yang sudah kamu raih, tetapi ini juga menjadi garis start ketika kamu harus mulai serius memandang hidupmu sendiri, dan kemudian merencanakan masa depanmu sendiri.
Kamu yang sedang mengalami quarter life crisis ini sedang diberi sentilan, bahwa, hey, ini sudah bukan waktunya lagi sekadar hura-hura dan hanya hidup di masa kini saja. Kamu harus punya rencana untuk masa depanmu.
Nah, dari sini, kamu berarti harus melakukan beberapa langkah berikut agar quarter life crisis kamu segera teratasi, dan kamu pun melangkah menyongsong masa depan dengan lebih pasti.
5 Langkah Bebas Quarter Life Crisis
1. Rencanakan masa depanmu sekarang
So, first of all, kamu harus menyadari bahwa nasib tidak membawamu ke mana-mana, karena kamu sendirilah yang seharusnya mengatur nasibmu. Jadi jika kamu menginginkan sesuatu (di masa depan), maka kamu sendirilah yang harus merencanakannya.
Jika hari ini kamu sibuk mengkhawatirkan masa depanmu, maka di masa depan kamu juga akan hanya sibuk menyesali hari ini yang enggak juga membuat rencana untuk masa depanmu.
Jadi, ayo, bangun dari rebahanmu, dan mulai rencanakan masa depanmu sekarang. Quarter life crisis kamu harus segera diatasi.
Bulan depan, kamu pengin apa? Setahun lagi, pengin di posisi di mana? Lima tahun lagi, pengin gimana? Sepuluh tahun lagi, pengin hidup seperti apa?
Tuliskan semuanya di atas kertas, atau di mana saja. Di smartphone-mu juga bisa.
Memangnya harus ditulis? Ya, enggak sih. Tapi biasanya kalau ditulis, kita juga jadi lebih mudah mengingatnya, dan kapan-kapan mulai lospokus, kita bisa membacanya lagi and get back on track immadiately.
2. Atur keuanganmu demi mewujudkan rencana masa depan
Rencana sudah ada. Terus, apa? Tentu saja, kamu harus cari cara supaya rencana tersebut bisa diwujudkan.
Yang pertama, pastinya kamu harus memastikan bahwa finansialmu cukup kuat. Karena, uang memang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang. Kita hidup akan butuh biaya, dan ini nggak sedikit. Kamu bisa saja bekerja banting tulang untuk bisa mendapatkan imbalan berupa uang yang kemudian kamu pakai untuk mewujudkan rencana-rencanamu, tetapi tanpa manajemen keuangan yang baik, hajat hidupmu akan berantakan. Jangankan mewujudkan rencana jangka panjang 10 – 15 tahun lagi, buat hidup bulan depan saja ngos-ngosan.
So, segera keluar dari fase quarter life crisis ini dengan belajar mengatur keuangan, yang kamu sesuaikan dengan rencana dan kebutuhanmu di depan.
3. Linimasa orang berbeda, fokuslah pada linimasamu sendiri
Sudah sampai tahap membuat rencana-rencana hidup, dan masih saja membandingkan diri sendiri dengan orang lain. No more!
Ingat, setiap orang punya linimasa sendiri-sendiri. Banyak orang yang sukses menjadi CEO di usia muda, tetapi banyak pula yang menjadi seorang biliuner di usianya yang berkepala 5. So, tak perlu khawatir, kamu akan punya masamu sendiri.
Tetapi, ini juga bukan berarti kamu tinggal menunggu nasib menjadi biliuner bisa datang begitu saja. Tentunya, kamu harus berusaha. Namun, alih-alih terus membandingkan usaha dan nasibmu dengan orang lain, lebih baik fokuslah pada rencana yang sudah kamu buat seperti pada poin pertama.
Quarter life crisis yang kamu alami akan berakhir sesegera kamu bisa fokus pada diri sendiri. Percaya deh.
4. Keluar dari zona nyaman
Zona nyaman memang bikin nyaman, hingga lupa bahwa kita perlu mengembangkan diri sesuai zaman dan juga rencana-rencana kita.
Gimana mau jadi CEO di usia 30 tahun, kalau ditambahi tugas oleh atasan saja selalu menggerutu panjang pendek?
Pendeknya, yuk, belajar lebih banyak! Belajar apa saja, pada siapa saja, di kesempatan apa pun, dari mana pun, dengan cara apa pun. Quarter life crisis boleh saja datang, tapi itu bukan alasan untuk berhenti belajar kan?
5. Diskusi dengan teman dekat atau keluarga
Sesuatu yang hanya dipendam sendiri, apalagi yang bikin khawatir, stres, atau bingung, bisa membuat kita menjadi depresi. Begitu juga kalau kamu sekarang sedang mengalami quarter life crisis. Support system yang baik akan membantumu segera keluar dari fase ini, dan bisa menambah semangat untuk melangkah mencapai mimpi-mimpimu.
Jadi, temukan orang yang tepat untuk diajak bicara dan berdiskusi. Bisa siapa saja; teman, sahabat, pacar, hingga keluarga. Ketika mereka (pernah) merasakan hal yang sama, maka setidaknya kamu merasa tidak sendirian. Akan lebih baik, jika mereka bisa menawarkan solusi. Jika tidak pun, kamu sudah lega ketika mereka mau mendengarkan.
Quarter life crisis memang merupakan fase wajar dalam hidup seseorang. Siapa pun bisa mengalaminya. Jangan pernah merasa sendirian. Dengan membuka pikiran, kamu pasti bisa melaluinya dengan mudah.
Mau curhat dan ngobrol soal quarter life crisis yang sedang kamu alami? Yuk, gabung di acara QM Financial: Financial Dialogue Vol. 2 Career & Money: Quarter Life Crisis! Cek poster, dan segera daftar ya.