Tujuan Keuangan Jangka Pendek yang Realistis: Bagaimana Menentukan Target yang Terjangkau
Dalam era saat ini, merencanakan masa depan keuangan dengan bijaksana menjadi lebih penting dari sebelumnya. Tujuan keuangan jangka pendek sering dianggap sebagai batu loncatan pertama dalam perjalanan finansial kita.
Ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan mendesak, tetapi juga tentang menanamkan disiplin dalam pengelolaan dana dan sumber daya. Menetapkan target yang tidak hanya bermakna tetapi juga realistis adalah langkah awal yang krusial dalam membangun fondasi keuangan yang kuat.
Sayangnya, banyak orang terjebak dalam perangkap mengejar tujuan yang terlalu ambisius atau tidak jelas, hingga akhirnya kecewa dan akhirnya trauma. Mengenali pentingnya tujuan keuangan jangka pendek yang realistis dan terjangkau bukan hanya memaksimalkan peluang kesuksesan kamu, tetapi juga memastikan bahwa kamu tetap termotivasi dan bersemangat dalam mencapai tujuan-tujuan berikutnya dalam perjalanan finansialmu.
So, kita akan membahas tentang tujuan jangka pendek nih, dalam artikel kali ini, dan bagaimana caranya agar bisa menentukan secara realistis, enggak ngadi-adi, sehingga lebih terjangkau dan lebih mudah untuk diwujudkan.
Contoh Tujuan Keuangan Jangka Pendek
Untuk yang pertama, kamu harus mengenali dulu apa tujuan keuangan jangka pendek ini. Ada banyak hal yang bisa menjadi tujuan keuangan, dan enggak semuanya harus muluk-muluk. Alih-alih, mulailah dari hal kecil, sepele, tetapi bikin kamu semangat.
Pastinya, tujuan keuangan setiap orang boleh banget untuk berbeda-beda. Semuanya kan tergantung pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Berikut ini ada beberapa contoh tujuan keuangan jangka pendek yang bisa kamu pertimbangkan.
Membayar Utang
Semakin ke sini, semakin ke sana, semakin banyak orang yang dengan mudah berutang. Semoga kamu tidak termasuk orang yang mudah berutang ya. Yah, paling tidak, kamu seharusnya sudah paham, bahwa berani berutang itu artinya kamu juga berani membayar.
Melunasi sebagian atau seluruh utang kartu kredit, pinjaman pribadi, atau utang lainnya yang memiliki bunga tinggi bisa menjadi salah satu tujuan keuangan jangka pendek kamu, jika saat ini kamu sudah merasa terlalu banyak berutang.
Dana Darurat
Dana darurat juga bisa menjadi salah contoh tujuan keuangan jangka pendek yang bagus, apalagi kalau sekarang kamu masih di usia 20-an, baru saja masuk ke dunia kerja, dengan segala kondisi yang ada.
Menyisihkan dana darurat sebesar 3-6 bulan pengeluaran rutin kamu akan sangat berguna untuk menghadapi situasi darurat seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.
Membeli Barang Konsumsi
Enggak semua tujuan keuangan jangka pendek berkutat di kewajiban atau menyimpan uang. Kamu juga boleh kok, membuat tujuan keuangan untuk membeli sesuatu.
Menabung untuk membeli barang seperti ponsel baru, laptop, atau perabotan rumah itu juga bisa menjadi satu tujuan keuangan jangka pendek yang bagus.
Liburan
Kaum itchy feet, mana nih suaranya? Yes, liburan juga bisa menjadi contoh tujuan keuangan jangka pendek yang menarik banget. Anak-anak gen Z demen banget nih.
So, boleh kalau kamu merencanakan pengin liburan, ke luar negeri, ke dalam negeri, just name it!
Pendidikan
Buat kamu yang pengin upgrade diri, boleh banget kalau mau menaruh pendidikan sebagai tujuan jangka pendek. Kamu bisa mengumpulkan dana untuk kursus pendek, seminar, atau pelatihan profesional untuk meningkatkan keterampilan.
Mengapa Kita Harus Realistis dalam Menentukan Tujuan Keuangan?
Nah, selain 5 tujuan keuangan jangka pendek di atas, kamu masih bisa membuat beberapa tujuan keuangan yang lain. Bahkan oke juga kalau diteruskan jadi bikin tujuan keuangan jangka panjang. Yang perlu diingat hanya satu: realistis.
Mengapa sih kita harus realistis soal menentukan tujuan keuangan? Berikut beberapa alasannya.
Menghindari Kekecewaan
Tujuan yang terlalu ambisius atau tidak realistis bisa membuat kamu merasa kecewa jika tidak tercapai. Kekecewaan ini dapat menurunkan motivasimu untuk terus berusaha dan menabung.
Manajemen Sumber Daya dengan Baik
Dengan menetapkan tujuan yang realistis, kamu dapat lebih efisien dalam mengalokasikan sumber daya keuangan yang kamu miliki, seperti waktu, uang, dan energi, tanpa membuangnya pada hal-hal yang mungkin sulit dicapai.
Menghindari Utang
Jika kamu menetapkan tujuan yang tidak realistis, kamu mungkin merasa terdorong untuk meminjam uang atau menggunakan kredit untuk mencapainya. Hal ini bisa meningkatkan risiko terlilit utang.
Membangun Kepercayaan Diri
Menetapkan dan mencapai tujuan yang realistis bisa meningkatkan rasa percaya diri kamu. Setiap tujuan yang tercapai akan memberimu rasa pencapaian dan motivasi untuk menetapkan tujuan berikutnya.
Mendorong Perencanaan yang Baik
Tujuan yang realistis memerlukan perencanaan dan analisis yang cermat. Hal ini membantumu untuk lebih memahami situasi keuangan kamu saat ini dan mencari tahu apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang sudah kamu tentukan.
Membantu Menghadapi Tantangan
Dengan menetapkan tujuan yang realistis, kamu cenderung lebih siap menghadapi hambatan dan tantangan yang muncul. Kamu akan memiliki ekspektasi yang lebih jelas tentang apa yang akan kamu hadapi dan bagaimana mengatasinya.
Meningkatkan Disiplin Keuangan
Tujuan yang realistis dan terukur mendorongmu untuk memantau kemajuan rencana keuangan secara berkala. Hal ini memaksa kamu untuk lebih disiplin dalam pengelolaan keuangan.
Membangun Kebiasaan Keuangan yang Sehat
Ketika kamu terbiasa menetapkan dan mencapai tujuan keuangan jangka pendek yang realistis, kamu akan mengembangkan kebiasaan pengelolaan uang yang baik, yang akan bermanfaat dalam jangka panjang.
Panduan untuk Tujuan Jangka Panjang
Dengan mencapai tujuan jangka pendek yang realistis, kamu sudah membangun dasar yang kuat untuk mencapai tujuan jangka panjang kamu di masa depan. Pasalnya, kamu sudah terbiasa bikin rencana untuk jangka pendek, maka jangka panjang pun akan lebih mudah kamu rencanakan.
Realisme dalam menentukan tujuan keuangan jangka pendek memungkinkan kamu untuk mencapai sukses finansial dengan cara yang sehat, berkelanjutan, dan bertanggung jawab.
Cara agar Bisa Menentukan Tujuan Keuangan Jangka Pendek yang Realistis
Menentukan tujuan yang realistis dan mudah dijangkau memerlukan pemahaman yang mendalam tentang situasi kamu saat ini, kemampuan kamu, dan sumber daya yang kamu miliki. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat kamu ikuti untuk menetapkan tujuan finansial yang realistis.
Penilaian Diri
Pertama-tama, kamu perlu memahami kapabilitas kamu, kekuatan dan kelemahan, serta sumber daya yang kamu miliki. Mengetahui batasanmu sendiri akan membantumu menetapkan tujuan keuangan yang sesuai dengan kemampuan kamu.
Riset dan Informasi
Sebelum menentukan tujuan, lakukan riset untuk memahami apa yang diperlukan untuk mencapainya. Misalnya, jika kamu ingin menabung untuk liburan ke Jepang, coba cari tahu dulu biaya yang diperlukan untuk pergi ke sana; mulai dari mau naik apa, berapa tiket pesawatnya, berapa tarif hotel per malam, berapa biaya sekali makan, mau berkunjung ke mana saja, ada tiket masuknya atau enggak, dan sebagainya.
Dari sini, kamu bisa menentukan, berapa besarnya dana yang kamu perlukan dan mulai membuat rencana untuk mengumpulkannya.
Menggunakan Prinsip SMART
SMART adalah:
- Specific (Spesifik): Tujuan harus jelas dan spesifik.
- Measurable (Terukur): Kamu harus bisa mengukur kemajuanmu menuju tujuan.
- Achievable (Dapat Dicapai): Tujuan harus realistis berdasarkan sumber daya dan kemampuanmu.
- Relevant (Relevan): Tujuan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kamu.
- Time-bound (Batas Waktu): Tentukan tenggat waktu untuk mencapai tujuanmu.
Pembagian Tujuan
Bagilah tujuan besar menjadi tujuan-tujuan kecil yang lebih mudah dicapai. Dengan demikian, kamu akan merasa lebih termotivasi saat mencapai setiap tahapan dan merasa lebih mudah untuk mencapai tujuan utama.
Jadi misalnya, kamu pengin mengumpulkan dana darurat sebesar 6 bulan pengeluaran satu tahun mendatang. Kamu bisa mulai dari mengumpulkan dulu sebesar 1 bulan pengeluaran bulan depan. Seiring waktu, kamu bisa menambah, hingga akhirnya bisa mencapai besaran 6 kali pengeluaran.
Revisi
Setelah menetapkan tujuan, evaluasi secara berkala. Jika kamu merasa tujuan tersebut terlalu sulit atau mudah, lakukan penyesuaian. Adaptasi adalah kunci ketika berhadapan dengan perubahan.
Pencatatan dan Monitoring
Catat tujuan kamu dan pantau kemajuanmu secara berkala. Menggunakan alat pelacak tujuan atau jurnal dapat membantu kamu tetap fokus dan termotivasi.
Memahami dan menetapkan tujuan keuangan jangka pendek yang realistis adalah kunci utama dalam pengelolaan keuangan yang efektif. Sementara mimpi dan aspirasi besar dapat menginspirasi, langkah-langkah kecil dan terukur sering kali adalah yang paling berarti dalam perjalanan finansial kita.
Dengan pendekatan yang dipikirkan dengan baik dan berfokus pada apa yang dapat dicapai dalam waktu dekat, kita dapat meletakkan dasar yang kokoh untuk kesuksesan keuangan di masa mendatang. Ingatlah selalu bahwa kesuksesan finansial bukan tentang seberapa cepat Anda mencapai tujuan, tetapi lebih pada konsistensi dan ketekunan dalam mengejar setiap target yang telah ditetapkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menyelesaikan Utang Pinjol dengan Cepat
Dikutip dari Katadata, jumlah total utang pinjol penduduk DKI Jakarta yang masih harus dilunasi atau outstanding, mengalami peningkatan dari Rp10,35 triliun pada bulan April menjadi Rp10,5 triliun pada bulan Mei.
Demikian pula dengan kredit macet, di mana persentase kredit macet dari utang pinjol penduduk DKI Jakarta meningkat dari 2,94% atau sekitar Rp304 miliar pada bulan April menjadi 3,23% atau sekitar Rp339 miliar. Meskipun demikian, dikatakan bahwa tingkat kredit macet utang pinnjol penduduk DKI Jakarta masih berada dalam level yang aman, yaitu di bawah batas atas yang ditetapkan oleh OJK, yaitu 5%.
Tip Selesaikan Utang Pinjol dengan Cepat
Jadi, gimana? Apakah kamu termasuk dari mereka yang punya kredit macet utang pinjol di atas? Yuk, segera dilunasi. Ingat kan, hukumnya? Bahwa berani utang, ya berani bayar. Lagi pula, dengan bebas dari beban utang, itu artinya kamu sudah selangkah lebih dekat menuju bebas finansial lo.
Berikut adalah beberapa tip untuk membantumu menyelesaikan utang pinjol secepat mungkin.
1. Evaluasi Utang
Pertama-tama, buatlah daftar semua utangmu. Dalam daftar ini, tuliskan jumlah utang, tingkat bunga, dan tanggal jatuh tempo. Ini memberikan gambaran yang jelas tentang berapa total utang kamu sebenarnya, siapa pemberi pinjaman, dan berapa bunga yang dibebankan ke kamu.
2. Buat Rencana Pembayaran
Setelah memiliki daftar lengkap utang, langkah selanjutnya adalah menentukan utang mana yang harus dibayar terlebih dahulu. Ada dua metode umum untuk melakukan ini:
- Metode snowball, yang menyarankan untuk membayar utang dengan saldo terkecil terlebih dahulu, sambil tetap membayar minimum pada utang lainnya. Setelah utang terkecil lunas, maju ke utang berikutnya. Proses ini diulang sampai semua utang lunas. Metode ini dapat memberikan kepuasan psikologis karena memungkinkanmu untuk melihat kemajuan lebih cepat.
- Metode avalanche, yang memungkinkanmu untuk membayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Meskipun mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk melihat kemajuan, pada akhirnya kamu akan membayar lebih sedikit bunga dan mungkin melunasi utang lebih cepat.
3. Kurangi Pengeluaran
Menghemat pengeluaran dan membuat perubahan gaya hidup sementara bisa menjadi cara yang efektif untuk melunasi utang lebih cepat.
Coba cek di catatan keuangan, pos apa saja yang bisa dikurangi atau dihemat. Misalnya pos makan di luar, tunda dulu liburan, bikin kopi di kantor saja, kurangi subscription, dan sebagainya. Fokuslah pada pelunasan utang pinjol agar bisa beres dengan segera.
Menghemat pengeluaran dan membuat perubahan gaya hidup sementara mungkin tidak mudah, tetapi itu bisa sangat membantu dalam proses melunasi utang. Setelah kamu melunasi utang, kamu bisa saja kembali ke beberapa kebiasaan lamamu itu. Atau, malahan kamu kemudian merasakan bahwa gaya hidup yang lebih hemat ini justru lebih nyaman, jadi bisa diteruskan saja.
4. Tingkatkan Pendapatan
Mencari pekerjaan sampingan bisa menjadi solusi yang baik untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Ini bisa berupa pekerjaan paruh waktu di malam hari atau akhir pekan.
Contoh pekerjaan sampingan bisa berupa pelayan di restoran, petugas kebersihan, atau kasir di toko. Kamu juga bisa mencari pekerjaan sampingan yang berkaitan dengan hobi atau keterampilan yang kamu miliki, seperti menjadi instruktur fitness, mengajar musik, atau menjadi pemandu tur.
Jika kamu memiliki keterampilan yang bisa digunakan dalam proyek freelance, ini bisa menjadi cara bagus untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Misalnya, jika kamu memiliki keterampilan dalam desain grafis, penulisan, pemasaran digital, pengembangan web, atau terjemahan, kamu bisa mencari proyek freelance di situs web seperti Upwork atau Freelancer.
Menghasilkan pendapatan tambahan memerlukan waktu dan usaha, tetapi ini bisa sangat membantu dalam membayar utang. Ingatlah untuk memfokuskan uang tambahan ini untuk membayar utang, bukan malah buat belanja-belanji barang yang enggak penting lagi.
5. Negosiasi Suku Bunga
Sebelum menghubungi pemberi pinjaman, pastikan kamu memiliki argumen yang kuat untuk mengapa mereka harus menurunkan suku bunga utang pinjol yang kamu miliki. Hal ini bisa mencakup catatan pembayaran yang on-time, peningkatan skor kredit, atau penurunan pendapatan yang membuatmu sulit untuk membayar utang.
Hubungi pemberi pinjaman dan minta untuk bernegosiasi soal suku bunga. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin bersedia menurunkan suku bunga jika kamu bisa membuktikan keseriusan untuk melunasi utang.
6. Konsolidasi Utang
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menggabungkan semua utang ke dalam satu pinjaman dengan suku bunga lebih rendah. Ini dapat membantu mengurangi biaya bunga dan membuat pembayaran lebih teratur dan terencana.
7. Jangan Tambah Utang
Jangan menambah utang baru selama kamu masih dalam proses melunasi utang pinjaman online. Hindari godaan pinjaman baru dan fokus pada membayar utang yang ada terlebih dahulu.
8. Tetap Konsisten dan Disiplin
Yes, pembayaran utang yang konsisten dan disiplin adalah kunci dalam proses melunasi utang. Berikut adalah beberapa cara untuk memastikan kamu dapat selalu membayar tepat waktu dan mengikuti rencana pembayaran yang sudah dibuat.
- Bikin reminder di HP. Dengan begitu banyak tanggung jawab dan jadwal yang sibuk, bisa mudah untuk lupa tanggal jatuh tempo pembayaran. Bikin alarm, reminder, atau apa pun di HP, untuk membantumu mengingat kapan harus melakukan pembayaran.
- Transfer otomatis. Dengan cara ini, pembayaran akan ditarik secara otomatis dari rekeningmu setiap bulan, sehingga kamu enggak perlu khawatir lupa atau terlambat membayar.
- Pembayaran utang harus menjadi bagian dari anggaran bulananmu. Dengan begitu, kamu bisa mengalokasikan penghasilan sesuai dengan kebutuhan cicilan utang pinjol.
- Atur prioritas dengan membayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Dengan cara ini, kamu dapat mengurangi jumlah total bunga yang harus dibayar.
Demikian cara menyelesaikan utang pinjol dengan cepat. Iya, dengan membayar pinjaman, bukan dengan joki pinjol.
Ingat ya, konsistensi adalah kunci dalam proses melunasi utang pinjol. Dengan membayar tepat waktu dan mengikuti rencana yang sudah dibuat, kamu pasti bisa melunasi utang pinjol lebih cepat dan bebas dari beban keuangan.
Proses di atas mungkin menantang, tetapi ingatlah bahwa hasil akhirnya adalah kebebasan dari utang pinjol. Dengan usaha dan strategi yang tepat, kamu bisa mengatasi tantangan ini dan membangun masa depan finansial yang lebih cerah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Berbagai Alasan Orang Mengajukan Pinjaman Uang, dan Kondisi Tidak Idealnya
Beberapa hal butuh biaya yang besar, sedangkan kondisi keuangan kita tidak memungkinkan untuk bisa menabung lebih dulu. So, mengajukan pinjaman uang menjadi opsi solusinya.
Memang, berutang bisa jadi solusi untuk beberapa hal. Bahkan hal ini sangat lazim dilakukan di dunia bisnis. Uang berputar, pihak satu meminjamkan pada pihak lain, yang kemudian dibayar setelah pihak yang lain mendapatkan uang dari hasil usahanya. Dan begitu seterusnya.
Skema ini skema yang sangat wajar terjadi, bahkan sejak zaman nenek moyang. Hanya saja, akhir-akhir ini, perkara pinjaman uang ini seringnya berujung pada masalah keuangan baru. Apalagi dengan segala kemudahan yang diberikan—thanks to technology—akhirnya semakin banyak orang tergiur untuk berutang. Padahal ya, enggak butuh-butuh amat.
Dari Databoks dilansir, bahwa Otoritas Jasa Keuangan sendiri mencatat, bahwa tak kurang terdapat akumulasi pinjaman online pada fintech peer to peer lending hingga Rp13.78 triliun per Januari 2022, yang artinya naik 1.32% month to month.
Berikut beberapa alasan orang mengajukan pinjaman uang.
Alasan Mengajukan Pinjaman Uang
Memenuhi kebutuhan hidup
Kadang memang terjadi, pemenuhan kebutuhan rutin terganggu akibat banyak hal, misalnya seperti menurunnya atau kehilangan penghasilan secara mendadak, misalnya terkena PHK. Atau, kebutuhan yang tiba-tiba membengkak, misalnya sakit dan yang dicover oleh asuransi hanya biaya rumah sakit. Sementara, butuh untuk obat ataupun vitamin. Jika kondisinya berkepanjangan, maka berutang biasanya lantas menjadi pilihan solusi.
Sebenarnya ini bukan alasan yang bijak untuk mengajukan pinjaman uang, ke pihak mana pun, termasuk pada saudara atau teman. Pasalnya, utang seperti ini terdorong oleh ketiadaan uang. Biasanya yang terjadi kemudian adalah seiring kebutuhan yang terus ada, utang juga akan terus dilakukan. Akan semakin rumit, jika melakukan utang untuk kebutuhan ini dari fasilitas pemberi pinjaman uang dengan bunga yang tinggi.
Membeli barang yang harganya di luar jangkauan
Utang juga biasa dilakukan jika kita ingin membeli sesuatu yang harganya di luar jangkauan kemampuan kita.
Hal ini sebenarnya juga tidaklah salah, apalagi jika barang yang akan kita beli itu nantinya akan memberikan nilai tambah pada aset kita. Misalnya saja untuk membeli rumah, yang nantinya akan disewakan, sehingga memberikan penghasilan. Atau, beli laptop dengan spesifikasi yang lebih canggih, untuk membantu pekerjaan agar lebih lancar sehingga penghasilan juga bisa ditingkatkan. Atau, bisa juga untuk membeli kendaraan agar mobilitas lebih lancar, sampai di kantor lebih cepat.
Membayar utang
Mengajukan pinjaman uang untuk membayar utang yang lain juga sering dilakukan oleh masyarakat kita.
Ada memang yang melakukan konsolidasi utang seperti ini, dengan mengambil pinjaman yang lebih lunak untuk melunasi utang lain dengan bunga yang tinggi. Tetapi, butuh keterampilan mengatur keuangan yang mumpuni agar rasio utang tetap berada di bawah batas yang seharusnya.
Kalau tidak, ya, bisa jadi malah semakin melilit dan gali lubang tutup lubang terus menerus, tak berkesudahan. Tahu-tahu sudah berutang ke ratusan pihak, dengan jumlah nominal yang membengkak berkali-kali lipat.
Renovasi rumah
Kebutuhan untuk merenovasi rumah bisa jadi ditimbulkan oleh kerusakan akibat usia, alam, ingin menambah fasilitas, hingga bertambahnya anggota keluarga. Renovasi yang dibutuhkan ini bisa besar, bisa juga kecil.
Seperti halnya KPR, ada beberapa lembaga yang menawarkan pinjaman uang khusus untuk kebutuhan renovasi rumah. Dan, memang banyak orang yang memanfaatkan layanan ini. Jika berutang untuk renovasi rumah yang dilakukan dengan keyakinan mampu membayarnya kembali, atau nantinya akan memberikan nilai tambah pada aset tersebut, tentu tidak terlalu jadi masalah. Sekali lagi, seperti yang selalu direkomendasikan oleh trainers QM Financial, bahwa salah satu utang sehat adalah ada “lawan”-nya yaitu aset yang kemudian dimiliki dan nantinya nilainya bisa berkembang.
Namun, jika tidak, akan lebih baik jika lebih bijak dalam mengambil keputusan berutang.
Biaya menikah
Tak jarang orang juga mengajukan pinjaman uang untuk keperluan biaya menikah, dan kemudian mengandalkan amplop dari para undangan sebagai sumber dana untuk pengembaliannya.
Apakah salah? Sebenarnya tidak, tetapi bisa dibilang kurang bijak. Menikah adalah suatu fase hidup yang sebenarnya bisa direncanakan. Dengan rencana keuangan yang baik dan disesuaikan dengan kemampuan, dana untuk biaya pernikahan bisa dibangun beberapa waktu sebelum hari H, sehingga bisa menghindari utang.
Modal bisnis
Ada juga orang yang mengajukan pinjaman utang untuk dipakai sebagai modal bisnis. Untuk hal ini, pastinya ada mekanisme yang berbeda.
Pinjaman uang untuk membangun atau mengembangkan bisnis bisa jadi dianggap sebagai investasi, sehingga perlu adanya kesepakatan untuk pembayaran kembali. Seperti berapa persen cicilannya dan berapa bunganya, serta seperti apa prosedur pengembaliannya. Apakah dicicil plus bunga, ataukah bunga akan diberikan setiap bulan, sementara pokok pinjaman akan dibayarkan di akhir jatuh tempo seluruhnya.
Karena itu perlu dibuat rencana keuangan yang komprehensif atas nama bisnis tersebut.
Kapan Mengajukan Pinjaman Uang Merupakan Opsi yang Kurang Bijak?
Utang memang bisa jadi solusi untuk beberapa masalah keuangan yang terjadi. Tetapi, harus dipertimbangkan dengan baik dan bijak, karena begitu kita mengajukan pinjaman uang, maka saat itu pula muncul kewajiban untuk mengembalikannya dan juga ada bunga. Jika tanpa pertimbangan bijak, kewajiban pengembalian dan bunga ini bisa jadi beban tambahan untuk keuangan kita.
Ingat kan, ada 3 syarat utang sehat? Yaitu memastikan ada kebutuhannya, ada yang jangka waktu yang pas, dan ada sumber dana yang akan dipakai untuk pengembalian. Jadi, untuk bisa berutang, kita harus memastikan dulu, bahwa memang benar-benar butuh, tahu kapan harus dilunasi dan seperti apa pembayarannya, serta ada uang yang akan dipakai untuk mengembalikan.
Namun, ada beberapa situasi yang sebaiknya dihindari untuk mengajukan pinjaman uang, di antaranya:
- Ketika kita sedang mengalami kesulitan untuk membayar utang pada satu pihak
- Kalau kita merasa bunga terlalu tinggi
- Arus kas keuangan pribadi kita sedang negatif
- Belum punya dana darurat yang cukup
- Belum memiliki asuransi yang memadai, sesuai dengan kebutuhan
- Utang untuk membeli barang yang manfaatnya lebih pendek daripada jangka waktu pembayaran utangnya
Kondisi-kondisi di atas adalah kondisi yang sangat tidak ideal bagi kita untuk mengajukan pinjaman uang, karena pinjaman tersebut pada akhirnya pasti akan menambah beban berat keuangan. Jadi, hindarilah berutang, jika masih ada salah satu atau beberapa kondisi di atas yang terjadi pada kita.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Kesalahan Pengelolaan Keuangan si Lajang yang Paling Umum Dilakukan
Keterampilan pengelolaan keuangan seyogyanya memang dimiliki oleh semua orang. Tak harus menunggu berkeluarga dulu atau berkarier mapan dulu, hal ini seharusnya sudah menjadi perhatian sejak kita masih berstatus lajang dan bergaji rendah.
Tapi seringnya ya begitulah. Karena merasa masih berhak untuk bersenang-senang, pun merasa belum terlalu banyak tanggungan, feel nothing to loose, hingga membuat para lajang kadang tak segera sadar bahwa mereka perlu melakukan pengelolaan keuangan dengan segera.
Akibatnya, banyak lajang yang merasa ‘kok gini-gini aja ya?’, nggak punya tabungan, merasa misqueen apalagi ketika jelang tanggal tua, hingga akhirnya terlilit utang yang tak berkesudahan. Padahal kalau kamu pengin membuat keuangan stabil hingga jauh ke masa depan, justru saat lajang inilah garis start terbaiknya.
Coba yuk, kita lihat beberapa kesalahan pengelolaan keuangan yang biasa dilakukan oleh para lajang. Belajarlah dari mereka yang sudah sering melakukan kesalahan ini.
Kesalahan Pengelolaan Keuangan Para Lajang
1. Gaya hidup
Tak ada yang salah dengan memiliki gaya hidup. Tak salah juga jika kamu harus mengikuti arus tren. Yah, namanya juga anak muda. Kalau ketinggalan tren, bisa-bisa nanti dianggap kuno hingga dikucilkan. Bagi sebagian orang, hal ini memang bisa jadi “ancaman”. Peer pressure ini juga salah satu akar masalah terbesar dari kondisi keuangan yang kurang sehat.
That’s ok, nggak perlu menyalahkan diri sendiri. Jika memang harus mengikuti arus, maka mari kita atur lagi pengelolaan keuangan kita, biar nggak kedodoran juga.
Alokasikan maksimal 10% dari penghasilanmu untuk gaya hidup. Dengan membuat bujet khusus begini, seharusnya sudah cukup memberimu kendali atas pengeluaran uang karena tuntutan sekitar yang seperti ini.
2. Living paycheck to paycheck
Memang tak salah untuk menghabiskan gajimu setiap bulannya. Tapi ingat loh, kamu enggak hanya hidup untuk hari ini saja kan? Kamu punya masa depan yang masih jauh banget loh. Kamu seharusnya punya banyak cita-cita dan keinginan, yang pastinya harus diwujudkan.
Ya karena buat apa lagi kita hidup, ya kan? Kalau enggak untuk mewujudkan impian? Tsah.
So, whether ingin menikah dan membangun keluarga, ingin memberangkatkan orang tua (dan diri sendiri) berhaji suatu kali nanti, atau mau keliling dunia, atau sekadar menghabiskan masa pensiun dengan tenang dan sejahtera, semua itu tak akan bisa dicapai kalau kamu sekarang masih saja living paycheck to paycheck.
Segeralah pahami, bahwa hidup itu butuh rencana. Dan, kamu sebaiknya tak menyia-nyiakan waktu begitu saja. Tentukan tujuan keuangan, punyai rencana, miliki tabungan, dan work on your dreams!
3. Mudah berutang
Baik itu berutang ke keluarga, teman, kasbon kantor, kartu kredit, bahkan sampai paylater atau pinjaman online, lama-lama kok rasanya kamu punya utang di semua tempat ya?
Gimana itu cara bayarnya satu per satu?
Emang harus dibayar ya? Lah.
Kadang memang saat berutang, kita merasa, ah, gampanglah. Masih ada gaji ini. Ntar dibayar bulan depan. Tapi, karena saking banyaknya tempat berutang, jadi malah bingung sendiri kan? Mau bayar yang mana dulu?
Satu hal yang harus disadari segera adalah bahwa setiap utang harus dibayar. Setiap pinjaman harus dikembalikan.
Ayo perbaiki pengelolaan keuangan kamu agar utang bisa segera dibayar. Pastikan rasio utang berada di bawah 30%, nggak boleh lebih.
4. Mengabaikan pentingnya money tracking
Padahal, kita tidak akan pernah bisa mengatur sesuatu yang tidak terukur. Betul nggak? Begitu juga dalam pengelolaan keuangan.
Kalau kita enggak tahu, uang habis dipakai buat apa, bagaimana bisa kita melihat pola pengeluaran kita? Bagaimana bisa kita mencari tahu hal-hal apa saja yang bikin boncos atau bocor alus. Bagaimana kita bisa memperbaiki yang kurang oke, agar ke depannya lebih baik?
Pengelolaan keuangan selalu berawal dari penyusunan anggaran dengan melihat histori pembelanjaan uang kita sebelumnya. Kalau jejaknya saja tak terlihat, bagaimana kita bisa membuat rencana langkah ke depan?
5. Takut berinvestasi
Sebagai seorang lajang, mungkin kamu sekarang memang belum merasakan urgensi untuk segera berinvestasi. Pensiun masih lama, rumah masih bareng orang tua, belum niat menikah dan punya anak.
Betul?
Ya enggak masalah sih. Tapi kesemua hal besar dalam perjalanan hidupmu itu pasti akan tiba juga nanti pada waktunya. So, ada baiknya kamu bersiap sedari sekarang.
Investasi adalah salah satu cara yang bisa kita tempuh untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita. Namun, masih banyak yang takut-takut memulainya. Terutama sih biasanya karena takut rugi.
Well, iya sih, itu salah satu risiko yang memang dibawa oleh setiap investasi. Tetapi kamu selalu bisa memilih instrumen yang paling minim risiko. Seperti deposito, obligasi pemerintah (ORI, Sukuk, dan sebagai), Reksa Dana Pasar Uang, dan sejenisnya.
Kamu nggak perlu takut untuk mulai–apalagi takut dengan risikonya. Mulailah dari yang kecil dan yang paling relatif minim risiko, dan selalu berpegang pada #TujuanLoApa.
Gimana? Apakah kamu masih saja melakukan kesalahan pengelolaan keuangan di atas? Salah satu, beberapa, atau malah semuanya?
Nggak apa. Masih belum terlambat untuk diatur lagi.
Yuk, gabung di kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Mulai dari basic sampai advance, semuanya akan memberimu insight mengenai prinsip pengelolaan keuangan yang baik.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Dapat BLT 600 Ribu sebagai Subsidi Gaji Karyawan Swasta, Begini Cara Terbijak Pemanfaatannya
Di akhir Agustus lalu, pemerintah telah mencairkan BLT 600 ribu sebagai subsidi gaji para karyawan swasta yang berpenghasilan di bawah Rp5 juta per bulannya.
Bantuan pemerintah ini diberikan sesuai janji sebagai stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional lantaran dampak pandemi COVID-19. Jumlahnya memang tak seberapa, dan diberikan untuk 4 bulan ke depan dengan 2 kali pembayaran. Dengan demikian, karyawan swasta akan memperoleh total Rp2.4 juta masing-masing.
Bersyukur dong ya, karena sudah mendapat bantuan? Lumayan untuk menyambung napas, setidaknya jadi tambahan. Gimana cara pemanfaatannya yang paling bijak? Ini dia tip dari QM Financial.
Memanfaatkan BLT 600 Ribu dengan Bijak
1. Bukan untuk gaya hidup
BLT 600 ribu ini memang tak banyak, tetapi bisa dipergunakan untuk apa pun, sepanjang untuk kebutuhan kita. Mau dipakai untuk liburan, atau untuk jajan-jajan es kopi susu literan, atau mungkin untuk checkout barang-barang lucu di marketplace yang sudah masuk ke wishlist?
Ya boleh saja. Kan, begitu dana tersebut masuk ke rekening kita, maka mau dipakai apa pun ya terserah kita. Betul? Tetapi, jika hanya dipakai untuk keperluan gaya hidup yang bersifat tersier begitu, maka manfaatnya tidak akan dapat kita rasakan secara optimal.
Sayang banget kan? Padahal di masa pandemi ini, kita bisa saja akan menghadapi berbagai situasi darurat. Enggak ada yang bisa memastikan kapan masa sulit ini akan berakhir. Apalagi sebagai karyawan, kita selalu berpotensi untuk kehilangan mata pencaharian atau mengalami penurunan penghasilan. BLT 600 ribu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebutuhan hidup yang bersifat pokok.
2. Tambahkan ke pos dana darurat
Yang pertama harus diamankan adalah pos dana darurat. Apakah dana daruratmu saat ini sudah cukup setidaknya untuk 3 – 6 bulan ke depan? Jika belum, maka BLT 600 ribu ini bisa ditambahkan ke pos dana darurat. Lumayan juga nanti akhirnya bisa bertambah Rp2.4 juta kan?
Memang besaran dana darurat idealnya adalah 4 bulan pengeluaran rutin (bagi lajang), dan 6 bulan untuk pasangan yang sudah menikah. Ditambah dengan masing-masing 3 bulan untuk tambahan per satu anak. Namun, ingat ya, bahwa di masa krisis dan resesi seperti ini, semakin besar cadangan dana maka akan semakin bagus, demi menghadapi ketidakpastian dalam beberapa waktu ke depan.
So, segera simpan di rekening dana darurat, dan jangan diutak-atik kecuali untuk keperluan darurat.
3. Untuk membayar utang
Jika saat ini kamu sedang struggling untuk membayar cicilan utang, maka BLT 600 ribu ini juga bisa dimanfaatkan.
Punya utang di masa-masa sulit seperti ini memang menjadi tambahan beban, ya kan? Mungkin penghasilanmu menurun, sehingga rasanya beban cicilan menjadi lebih besar. BLT ini bisa jadi tambahan agar kamu bisa membayar cicilan tepat waktu.
Kalau memang bisa dilunasi dengan uang insentif dari pemerintah ini, ya nggak usahlah ditunda lagi. Segera saja lunasi.
4. Investasikan
Buat yang belum punya kebiasaan untuk berinvestasi, nah, mumpung dapat bantuan uang tunai, coba yuk sekarang investasi!
Ya, instrumen investasi ada banyak sih. Tapi dengan total bantuan sebesar Rp2.4 juta, rasanya kan enggak mungkin dipakai untuk investasi properti. Untuk investasi emas, rasanya juga kurang. Maka alternatifnya adalah reksa dana, yang bisa dimulai dari dana Rp100.000 saja. Kamu bisa mencoba untuk menginvestasikannya di Reksa Dana Pasar Uang. Instrumen ini cocok buat kamu yang pemula, karena risikonya relatif paling rendah, dan imbalnya lebih besar ketimbang deposito. Meskipun, kalau kamu berniat untuk berinvestasi ke deposito ya enggak salah juga.
Yes, BLT 600 ribu mungkin memang tak seberapa. Tetapi, kalau kita bisa mengelolanya dengan baik, maka manfaatnya juga akan bisa optimal kita rasakan. Jangan sampai mubazir ya. Tetap belanja di warung-warung dekat rumah, agar ekonomi kita tetap bergerak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.