10 NFT Marketplace Terbaik, Paling Populer, dan Ter-update Saat Ini
Jika kamu penggemar NFT, maka kamu perlu tahu NFT marketplace mana saja yang bisa jadi sumber inspirasi untuk mendapatkan karya seni digital yang unik.
Saat ini, terhitung ada 244 NFT marketplace yang bisa diakses setiap harinya oleh para penggemar NFT, dan masing-masing memiliki niche dan keunikannya sendiri-sendiri. Terus, kita kudu mencari di mana ya, yang oke?
10 NFT Marketplace Terbaik dan Paling Populer Ter-update
1. OpenSea
OpenSea masih megang banget sampai saat ini. Di sini ada berbagai jenis aset digital yang bisa dibeli, dan kamu pun bisa signup gratis. Enggak hanya membeli karya seni digital milik orang lain, kamu juga bisa membuat NFT-mu sendiri dan kemudian menjualnya. OpenSea juga disupport oleh lebih dari 150 payment token yang berbeda. So, buat yang baru mulai berkenalan dengan NFT, OpenSea bisa jadi salah satu tempat yang tepat untuk mulai.
2. Axie Marketplace
Axie Marketplace merupakan toko kripto online khusus untuk metaverse Axie Infinity.
Axies adalah makhluk NFT yang bisa dibeli dan dilatih, kemudian dilawankan dengan Axies milik pemain lain untuk bisa mendapatkan reward. Kalau kamu penggemar Pokemon, pasti akan dengan mudah memainkan video game dengan metaverse yang cukup komprehensif ini.
Di Axie Marketplace, pemain bisa memperjualbelikan Axies, juga bisa menjual dan membeli tanah metaverse dan berbagai item lain yang bisa digunakan dalam ekosistem Axie Infinity.
Token Axie Infinity disebut dengan Axie Shards dikembangkan dalam jaringan blockchain Ethereum. Karena itu, token tersebut bisa dibeli dan dijual di beragam NFT marketplace dan juga bursa kripto global, seperti Coinbase.
3. Larva Labs/CryptoPunks
Larva Labs terkenal sebagai pembuat NFT project CryptoPunks yang juga memiliki NFT marketplace-nya sendiri. Pasti kamu enggak asing lagi dengan NFT ini kan? Selain CryptoPunks, Larva Labs sendiri juga memiliki beberapa project digital yang masih ongoing, seperti Autoglyphs yang juga dikembangkan dalam jaringan blockchain Ethereum.
Tahun 2017, NFT CryptoPunks ini sebenarnya dibagikan secara cuma-cuma, tetapi seiring waktu beberapa CryptoPunks justru terjual dengan harga tinggi hingga jutaan dolar.
Saat ini, NFT yang original dikembangkan oleh Larva Labs sudah habis terjual, tetapi beberapa item masih dapat ditemukan di berbagai NFT marketplace yang tersebar di dunia virtual.
4. NBA Top Shot Marketplace
NBA Top Shot merupakan NFT Marketplace khusus untuk berbagai item collectibles dari National Basketball Association and Women’s National Basketball Association Amerika Serikat. Di marketplace ini dijual berbagai barang dan item digital seperti video klip, play highlights, dan aset digital lainnya yang bersumber dari berbagai permainan dalam liga basket dunia tersebut.
Disebut sebagai closed marketplace, kamu hanya bisa membeli dan menjual item-item tersebut hanya melalui NFT marketplace ini, yang dikembangkan di jaringan blockchain Flow milik Dapper Labs. Harganya cukup bersahabat kok, buat para penggemar permainan basket bener-bener worth it.
5. Rarible
Rarible merupakan NFT marketplace lain tempat kamu bisa mendapatkan berbagai NFT dari beragam jenis, mirip dengan OpenSea. Mulai dari karya seni digital, video, collectibles, sampai musik, dapat dibeli dan dijual, atau dibuat di dalam platformnya.
Untuk bertransaksi di Rarible kamu perlu memiliki dulu token aslinya, yaitu Rarible (RARI) yang dikembangkan dalam jaringan blockchain Ethereum.
Rarible dikenal sebagai salah satu NFT marketplace yang terjamin keamanannya, karena disupport oleh Adobe.
6. SuperRare
SuperRare mirip dengan Rarible dan OpenSea, yang menjual berbagai jenis NFT mulai dari karya seni, video, sampai 3D images. Kamu bisa membeli item-item tersebut dengan menggunakan Ethereum. SuperRare sendiri juga memiliki token asli sih, dengan nama yang sama dan dikembangkan di jaringan blockchain Ethereum juga seperti halnya Rarible. Orang sering menggunakannya untuk menemukan hidden gem dari kreator-kreator baru di dalam marketplace.
7. Foundation
Foundation.app didesain secara simpel, dirilis awal tahun 2021, dan kini telah menjual NFT senilai total lebih dari USD 100 juta. Foundation.app juga dikembangkan dalam jaringan blockchain Ethereum.
Para kreator akan diundang untuk masuk ke platform oleh komunitas Foundation, dan para penggemar NFT dapat membeli berbagai item yang ada dengan Ethereum. Jika kamu mencari tempat yang mudah dan cepat untuk mulai membuat NFT kamu sendiri, Foundation bisa jadi pilihan yang cukup baik, karena dianggap memiliki format yang paling sederhana.
8. Nifty Gateway
Nifty Gateway menjadi populer lantaran di sinilah tempat berkumpulnya beberapa seniman digital legendaris seperti Beeple dan Grimes. Platform NFT marketplace ini disupport oleh bursa kripto Gemini (yang dikembangkan oleh si kembar Winklevoss yang terkenal itu). NFT-nya yang disebut Nifties dikembangkan dalam jaringan blockchain Ethereum.
Nifty Gateway tak hanya menjadi platform untuk memperjualbelikan item-item digital, tetapi juga bisa berfungsi sebagai media penyimpan alias host untuk NFT yang sudah kamu beli. Artinya, NFT yang sudah kamu beli enggak disimpan dalam dompet kripto kamu sendiri, tetapi tetap disimpan di Nifty Gateway dan Gemini meski hak milik sepenuhnya ada padamu. Mungkin prosedur ini kurang cocok bagi kamu yang menginginkan cara yang lebih fleksibel untuk berinvestasi NFT, tetapi NFT yang dibeli di Nifty juga bisa dibeli dalam mata uang fiat seperti dolar AS. So, kamu enggak perlu mengonversi uang dulu ke bentuk mata uang kripto untuk bertransaksi di Nifty.
9. Mintable
Mintable merupakan NFT marketplace yang dikembangkan mirip dengan OpenSea.
Untuk bisa bertransaksi di Mintable, kamu akan butuh mata uang kripto Ethereum. Tak hanya menjadi marketplace, kamu juga bisa membuat NFT di platform yang didukung oleh Mark Cuban ini. Kamu hanya perlu membeli Ethereum dulu di bursa kripto, kemudian menghubungkan crypto wallet yang kamu miliki ke Mintable untuk bisa mulai bidding dan membeli NFT di Mintable.
10. Theta Drop
Theta merupakan platform blockchain yang dikembangkan untuk distribusi secara terdesentralisasi untuk berbagai jenis video dan petikan TV shows. Platform ini diluncurkan tahun 2021 dengan produk pertama yang dijualnya adalah item collectibles dari The World Poker Tour, yang merupakan pengadopsi Theta TV dan menggunakan platformnya untuk streaming.
Theta memiliki jaringan blockchainnya sendiri. Untuk bisa beraktivitas di NFT marketplace ini, kamu perlu membeli dulu Theta Token di beberapa bursa kripto, seperti misalnya di Binance.
Nah, itu dia 10 NFT marketplace yang terbaik dan paling populer saat ini. Gimana? Semakin tertarik untuk mengoleksi NFT?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
10 Jenis Mata Uang Kripto dengan Kapitalisasi Terbesar Saat Ini
Sebenarnya, ada berapa jenis mata uang kripto yang tersebar di dunia maya saat ini? Ribuan.
Meski demikian, fungsinya bisa berbeda-beda, enggak hanya bisa dipakai sebagai alat pembayaran ataupun instrumen investasi. Faktanya, cryptocurrency memang tak sekadar “mata uang”, tetapi banyak yang berfungsi sebagai oracle, smart contract, sampai sekadar jadi meme (tapi malah laris manis).
Padahal ya sebenarnya prinsipnya umum saja:
- Tidak diatur oleh otoritas pusat, dalam hal ini bank
- Dibuat dan dipergunakan dalam blockchain secara peer to peer
- Dienkripsi sehingga menjamin keamanan privasinya, tetapi sekaligus transparan dan bisa dicek oleh publik
- Disimpan dalam dompet kripto, dengan 2 kunci: public dan private key.
Sampai dengan hari ini, lebih dari 10.000 jenis mata uang kripto diperdagangkan di bursa-bursa kripto seluruh dunia, meskipun secara kapitalisasi anjlok sampai di bawah USD 1 triliun.
Namun, nggak semua legit untuk dibeli. Apalagi di kondisi pasar kripto yang sekarang. Jika memang mau melakukan strategi buy the dip, maka pastikan kamu hanya membeli kripto yang sudah cukup usianya, berfundamental baik, dan berkapitalisasi besar. Itu pun juga harus selalu sadar akan risikonya yang terbilang ekstrem.
So, ini dia jenis mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar.
Jenis Mata Uang Kripto dengan Kapitalisasi Besar
1. Bitcoin
Bitcoin merupakan jenis mata uang kripto pioneer, yang sudah dikembangkan sejak 2009 oleh akun pseudonym bernama Satoshi Nakamoto. Pergerakan harga bitcoin bak roller coster sejak diciptakan, tetapi di tahun 2021 lalu, bitcoin pernah mencapai harga tertinggi sepanjang sejarahnya hingga USD 60 ribuan.
Meski pasar kripto sedang mengalami fase musim dingin, bitcoin tetap menjadi jawara kapitalisasi terbesar menurut situs Coinmarketcap. Saat artikel ini ditulis market cap bitcoin mencapai USD 444 miliar.
2. Ethereum
Ethereum merupakan jenis mata uang kripto kedua dengan kapitalisasi pasar terbesar menurut situs Coinmarketcap, dengan USD 211 miliar.
Ethereum dibangun dan dikembangkan oleh Vitalik Buterin, dengan maksud untuk mengcover kekurangan yang dimiliki oleh Bitcoin. Ethereum memiliki jaringan blockchain-nya sendiri, dengan koin asli Ether, yang dijalankan dengan sistem smart contract, sehingga memungkinkan bagi para pengembang untuk “menitipkan” token-token yang sedang mereka kerjakan.
Apalagi dengan popularitas NFT belakangan, Ethereum menjadi salah satu jenis mata uang kripto dengan masa depan cerah. Banyak orang sudah menunggu diluncurkannya Ethereum 2.0 yang (diharapkan) akan lebih baik daripada pendahulunya.
3. Tether (USDT)
Tether merupakan jenis mata uang kripto stablecoin, artinya terikat dengan aset riil, misalnya mata uang fiat (dollar, yen, euro, rupiah, dan sebagainya), emas, ataupun aset yang lain.
Stablecoin dikembangkan dengan harapan untuk menekan fluktuasi nilai mata uang kripto yang volatil. Dengan demikian, 1 Tether akan selalu sama dengan USD 1, karena Tether di-backup dengan dolar AS. Karena hal inilah, maka stablecoin seperti Tether biasanya digunakan sebagai alat pembayaran virtual.
Saat artikel ini ditulis, kapitalisasi pasar Tether mencapai USD 65 miliar.
4. USD Coin
Seperti halnya Tether, USD Coin merupakan stablecoin yang di-backup oleh dolar AS. Fungsinya juga sama dengan Tether, lebih fokus digunakan sebagai alat pembayaran. Kapitalisasi pasarnya saat artikel ini ditulis mencapai USD 54 miliar.
5. Binance Coin
Binance coin, atau BNB, adalah jenis mata uang kripto asli dari bursa kripto terbesar dunia, Binance.
Awalnya BNB dikembangkan untuk menjadi alat pembayaran perdagangan berdiskon yang berlangsung di dalam platformnya. Seiring waktu, BNB akhirnya juga digunakan sebagai alat pembayaran di luar platform untuk membeli barang ataupun jasa.
Kapitalisasi pasar BNB saat artikel ini ditulis mencapai USD 50 miliar.
6. XRP
Blockchain Ripple juga mengembangkan koinnya sendiri yang disebut dengan XRP, tahun 2012.
XRP dikembangkan sebagai alat pembayaran multicurrency, bahkan hingga lintas batas sebagai fasilitas transaksi dan pembayaran bank secara virtual. Keren memang, koin satu ini.
Kapitalisasi pasar XRP saat artikel ini ditulis adalah USD 18 miliar, menurut data Coinmarketcap.
7. Binance USD
Kalau BNB adalah jenis mata uang kripto yang awalnya dikembangkan untuk mendapatkan diskon saat bertransaksi di bursa kripto Binance, Binance USD merupakan jenis mata uang kripto stablecoin, dengan di-backup oleh dolar AS.
Binance USD berada di urutan ke-7 mata uang kripto berkapitalisasi pasar terbesar dengan USD 17.9 miliar.
8. Cardano
Dengan mengembangkan teknologi proof of stake (PoS), Cardano disebut sebagai blockchain generasi ketiga yang digadang-gadang akan mampu mematahkan dominasi Bitcoin dan Ethereum.
Mata uang kripto Cardano, ADA, menjadi cryptocurrency ke-7 dalam daftar kapitalisasi pasar terbesar dengan USD 17.4 miliar.
9. Solana
Solana sebenarnya terhitung “anak bawang” di pasar kripto, karena baru dikembangkan Maret 2020 silam. Namun, kemampuannya menyelesaikan transaksi secara supercepat, lebih cepat daripada Ethereum, membuatnya disebut sebagai Ethereum killer. Solana juga dibatasi supply-nya, yaitu maksimal 540 juta koin saja.
Saat artikel ini dibuat, kapitalisasi pasar Solana mencapai USD 14 miliar.
10. Polkadot
Polkadot juga merupakan jenis mata uang kripto “anak bawang”, karena baru diinisiasi di bulan Mei 2020. Lalu, masih muda, kok sudah tembus 10 besar kapitalisasi pasar tertinggi ya?
Thanks to jaringan Polkadot yang dirancang secara multichain, sehingga bisa menggabungkan jaringan blockchain satu dengan yang lainnya.
Saat artikel ini ditulis, kapitalisasi pasar Polkadot mencapai USD 9.5 miliar, dan mendepak DOGE dari kelompok 10 besar kapitalisasi pasar kripto tertinggi.
So, jika kamu memang tertarik untuk berinvestasi di cryptocurrency, ke-10 jenis mata uang kripto di atas bisa masuk ke dalam watchlist. Tentu saja dengan disclaimer besar ya: lakukan analisis secara menyeluruh dan mendalam, karena cryptocurrency merupakan instrumen yang berisiko ekstrem. Kalau memang belum mampu, kamu tidak harus mengikuti hype yang sekarang ada. Yang penting bukan instrumennya, kan? Melainkan, tujuannya.
9 Jenis NFT Art yang Perlu Kamu Kenali
NFT art masih tetap booming sekarang, meskipun mata uang kripto sedang anjlok nilainya.
Dari data penjualan yang dirilis oleh nonfungible.com, penjualan NFT, alias non fungible token, di kuartal pertama tahun 2022 menembus angka USD 8 miliar. Meski sebenarnya volume penjualan turun hampir 50% dibandingkan kuartal terakhir tahun 2021, tetapi pergerakan ini dinilai justru lebih stabil. Dengan demikian, bisa dianggap pasar kripto belum ditinggalkan oleh pembeli dan penjual.
NFT art memang punya banyak bentuk dan jenis. Sungguh memanjakan bagi mereka penggemar seni. Padahal sebenarnya aset digital ini tidak hanya berhenti dalam karya seni saja loh. Ada banyak. Tapi, kalau dipikir-pikir ya, semuanya bisa dibilang sebagai hasil seni sih.
Apa saja sih jenis karya NFT ini? Yuk, cari tahu, biar kamu makin kenal dan bisa memanfaatkannya jika memang perlu.
Jenis NFT Art yang Sering Dijumpai
1. Karya seni digital
Artwork digital, atau karya seni digital, merupakan salah satu bentuk NFT art yang paling populer yang dikembangkan di jaringan blockchain. Di marketplace NFT, jenis inilah yang paling tinggi volume penjualannya.
Bentuknya bisa lukisan digital, termasuk juga video pendek ataupun GIF. Salah satu seniman yang memegang rekor penjualan tertinggi untuk karya digital NFT-nya adalah Beeple, yang bernama asli Mike Winkelmann. Tak kurang dari 3 karya seni digitalnya menjadi yang termahal dibeli oleh kolektor, yaitu Everydays: the First 5000 Days, Crossroad, dan HUMAN ONE.
2. Musik
NFT art juga bisa berupa musik, dan juga bisa ditemukan di beberapa marketplace NFT yang terkenal.
Belakangan, para musisi memang lebih suka menjual karya musik mereka di platform NFT, karena harganya bisa lebih tinggi sehingga penghasilan mereka juga lebih besar, dibandingkan menjual secara konvensional seperti melalui label dan juga streaming. Ya, enggak heran sih. Kalau menjual melalui streaming dan label, mereka biasanya “hanya” mendapat royalti sekian persen saja. Dengan menjual karya via NFT, mereka bisa mendapatkan sebagian besar hak mereka.
3. Games
NFT art juga dijual dalam games. Biasanya berupa konten-konten collectibles, seperti skin, character, skill, senjata, dan lain sebagainya.
Istilah yang sering dipakai adalah Downloadable Content, alias DLC. Biasanya, meski sudah dibeli oleh pemain, tetapi publik tetap bisa membeli NFT ini di marketplace, sehingga memungkinkan pengembang untuk membuat lebih banyak lagi item untuk bisa dikoleksi oleh penggemar games-nya.
4. Digital card
NFT art jenis ini merupakan bentuk digital dari collectible card atau trading card yang sudah punya banyak penggemar. Alih-alih bentuk fisik kartu, digital card dijual juga dalam bentuk NFT.
Salah satu contoh yang banyak sekali penggemarnya adalah kartu-kartu digital NBA, atau baseball card. Harganya bisa sampai jutaan dolar AS. Para kolektor, selain bisa memperjualbelikannya melalui marketplace NFT, biasanya juga saling tukar di luar forum. Jika beruntung, kamu bisa mendapatkan edisi yang langka, yang berharga sangat mahal.
5. Video
NFT art yang juga laris manis diburu pengoleksi adalah video-video pendek, terutama yang memiliki momentum yang penting bagi si pembeli. Misalnya momen-momen epic atau fenomenal di perhelatan olahraga, konser, atau sejenisnya. Pembeli aset crypto ini adalah para penggemar olahraga, artis, atau public figure tertentu.
Misalnya, video slam dunk salah satu atlet bola basket yang fenomenal. Atau touchdown dalam pertandingan football. Atau aksi penyanyi di atas panggung di menit-menit tertentu yang menurut si pengoleksi luar biasa.
Harga video-video ini juga fantastik loh. Bisa tembus ratusan ribu dolar AS untuk beberapa detik video.
6. Memes
Memes juga banyak penggemarnya. Apalagi beberapa yang sudah sangat klasik dan fenomenal. Misalnya seperti meme Disaster Girl, Bad Luck Brian, atau Nyan Cat yang dibeli oleh pengoleksi NFT art dengan harga puluhan hingga ratusan ribu dolar AS.
Bahkan, memes termahal saat ini adalah meme doge—yang kemudian diadopsi menjadi logo Dogecoin—yang laku seharga 4 juta dolar AS.
7. Nama domain
Yes, nama domain juga termasuk item yang sering diperjualbelikan di marketplace NFT art. Ya, kalau dipikir-pikir ini bukan bentuk karya seni sih. Namun, menemukan nama domain yang “representatif”, “bisa menjual”, “menarik”, itu enggak gampang loh! So, perlu sense khusus untuk bisa menemukan nama domain yang seperti ini.
Saat dijual secara NFT, pembeli bisa langsung mengklaim hak milik eksklusif terhadap nama domain yang dibelinya.
8. Fashion
Produk fashion di sini tentu saja tidak ada fisiknya, tetapi dalam bentuk virtual. Kamu bisa menggunakannya untuk avatar virtual kamu saat sedang menjelajahi metaverse.
Lucu kan? Jangan salah, brand sekelas Gucci pun sudah menjual produk fashion virtualnya secara eksklusif yang bisa dipakai untuk avatar. Itemnya bisa dibeli di Roblox.
9. Bentuk lain
Di luar 8 bentuk NFT art di atas, juga ada jenis lain yang juga laris manis dan berharga mahal lo. Misalnya saja tweet milik Jack Dorsey yang dibeli seharga USD 2.9 juta.
So, kita bisa menyimpulkan, bahwa sebenarnya karya apa pun bisa dijual sebagai NFT art, dan bisa memberikan peluang keuntungan yang menarik. Gimana, kamu juga tertarik untuk menjual NFT art?
Jual beli NFT art memang menarik, apalagi jika kita mengingat kesuksesan Ghozali. Namun, ada banyak hal yang harus disiapkan, termasuk dari sisi keuangan pribadi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Loh 5 Penyebab Harga Mata Uang Kripto Anjlok Gila-Gilaan Belakangan
Fenomena melonjaknya harga mata uang kripto di tahun 2021 menyebabkan melonjaknya juga jumlah investor kripto di tanah air.
Bappebti mencatat, bahwa jumlah investor kripto di Indonesia sekarang jauh melebihi jumlah investor saham dengan jumlah 12 juta orang per Februari 2022. Sementara jumlah investor saham 8.1 juta. Padahal di bulan yang sama setahun sebelumnya, jumlah investor kripto “hanya” 5 juta orang saja.
Harga mata uang kripto memang sangat fenomenal sih. Dari USD 27.000 di akhir tahun 2020, menjadi USD 64.000 di pertengahan 2021. Apalagi ditambah dengan berbagai proyek kripto yang menjanjikan. Contohnya saja dengan mencuatnya popularitas Axie Infinity, proyek berkonsep play to earn, yang kemudian ngehype dan diikuti oleh berbagai proyek virtual land lainnya. Koin Axie sendiri naik hingga mencapai 4.600% loh. Luar biasa kan?
Sempat turun ke level USD 31.000, harga bitcoin kembali melonjak ke angka USD 68.000 di akhir 2021. Nah, setelah itu deh, mulai turun dan terus merosot sampai sekarang. Saat artikel ini ditulis, harga bitcoin ada di kisaran USD 20.000, sesuai data Coinmarketcap. Ini artinya penurunan sebesar 70%, ya kan? Drastis banget! Dengan penurunan harga mata uang kripto bitcoin ini, maka kapitalisasi pasar kripto juga ikut ambles.
Mengapa begitu ya? Nah, buat kamu yang penasaran, yuk, kita coba bahas dalam bahasa yang sederhana.
Biang Kerok Harga Mata Uang Kripto Jatuh Belakangan
1. The Fed
Yes, The Fed adalah tersangka pertama yang bisa kita tuduh menjadi penyebab harga mata uang kripto ambrol. The Fed pada awal Mei 2022 lalu mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 0.5%, setelah sebelumnya suku bunga juga sudah naik sebesar 0.25% di bulan Maret. Padahal sejak 2018, suku bunga acuan The Fed ini tidak pernah naik.
Jika sesuai dengan rencana, The Fed akan menaikkan suku bunga hingga 250 basis poin, sehingga di akhir tahun 2022, besaran suku bunga acuan akan menjadi 2.75%. Kebijakan ini diambil untuk menstabilkan kondisi ekonomi AS yang kini sedang berada pada tingkat inflasi tinggi.
Sejak pengumuman pertama The Fed menaikkan suku bunga acuan ini, pasar saham dan kripto pun bereaksi. Kebijakan ini akhirnya cukup memengaruhi pasar aset agresif seperti kripto. Tekanannya begitu kuat, hingga harga bitcoin pun drastis merosot sebesar 70% hingga hari terakhir kemarin menurut data Coinmarketcap.
2. Prediksi Resesi
Dengan adanya kenaikan suku bunga, pinjaman dan pengeluaran negara diharapkan bisa melambat, sehingga memperlambat juga laju peredaran uang. Dengan demikian, inflasi pun bisa terkendali. Meski demikian, hal ini berdampak pula pada sektor sosial, ketika akhirnya lapangan pekerjaan pun berkurang. Ini artinya, akan ada potensi perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi juga.
Dengan demikian, banyak pihak lantas meramalkan akan datangnya resesi. Kekhawatiran inilah yang kemudian membuat lemah pasar, baik pasar saham maupun kripto.
Karena publik khawatir resesi, sehingga mereka akan lebih memilih untuk menyimpan dana secara cash ketimbang menyimpan dalam bentuk instrumen investasi. Apalagi dalam instrumen agresif seperti kripto.
3. Rusia dan Ukraina
Konflik antara Rusia dan Ukraina diprediksi akan menjadi konflik panjang yang baru. Akibatnya, Bank Dunia pun pesimis resesi dapat dicegah.
Perang yang terjadi antara dua negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin dan Volodymyr Zelenskyy ini membawa dampak krisis pangan dan energi. Kenaikan harga komoditas yang signifikan menjadi dampak terjelas dan paling langsung dari perang ini.
Sejak hari pertama serangan Rusia, pasar sudah panik. Terjadi aksi penjualan massal aset risiko tinggi seperti saham dan kripto. Harga mata uang kripto ambrol. Sementara, instrumen dan komoditas safe haven, seperti emas dan minyak, melonjak naik.
4. Stablecoin Crash
Stablecoin kripto adalah jenis mata uang kripto yang bernilai sama dengan mata uang fiat, karena didukung oleh aset riil, seperti mata uang fiat itu sendiri—dolar AS, yen Jepang, Euro, dan sebagainya—emas, atau yang lainnya.
UST, stablecoin milik Terra, mengalami depeg, alias penurunan nilai yang menjadikannya tidak memiliki nilai yang sama lagi dengan dolar AS sebagai support-nya. Yang seharusnya 1 dibanding 1, malah jadi 1 UST = 0.06 dolar AS. Akibatnya, token LUNA sebagai stabiliser UST mengalami hiperinflasi. Harga mata uang kripto LUNA lantas jatuh nyaris 100%. Efek domino pun tak terbendung, dengan dikeluarkannya LUNA dari berbagai listing bursa kripto.
Hal ini cukup mengagetkan, mengingat LUNA adalah salah satu token dalam top 10 list kapitalisasi kripto terbesar di Coinmarketcap. Aset LUNA sebesar 41 miliar dolar AS langsung menguap dalam 24 jam, hingga hanya 500 juta dolar AS. Untuk mengatasi dampak hiperinflasi LUNA, pihak pengembang melepas aset cadangan berupa 80 ribu bitcoin—yang kemudian mengakibatkan harga bitcoin—dan kemudian menggeret harga mata uang kripto lainnya—juga jatuh bebas.
5. Celcius Network
Celsius Network merupakan perusahaan yang menyediakan layanan keuangan terdesentralisasi—mirip dengan perbankan—khusus untuk cryptocurrency. Mereka memberikan pinjaman kripto, memfasilitasi investasi, dan pembayaran ala dompet digital tetapi khusus kripto.
Pada pertengahan Juni 2022 yang lalu, pengelola Celsius menghentikan seluruh layanan yang ada, dengan alasan pasar kripto sedang mengalami kondisi ekstrem yang membahayakan. Demi mematuhi skema manajemen risiko dan bentuk tanggung jawab pada komunitas, pengelola harus mengambil langkah ini.
Tak pelak, koin CEL pun ikut anjlok. Banyak investor mengkhawatirkan solvabilitas perusahaan tersebut.
Harga Mata Uang Kripto Jatuh Bukan yang Pertama Kalinya
Pada awal 2018, bitcoin juga pernah anjlok sebesar 69%, dari USD 19.700 menjadi USD 6.155 hanya dalam waktu 7 minggu. Dampaknya, banyak orang yang semakin percaya bahwa cryptocurrency tak lebih dari sekadar scam alias penipuan finansial seperti pada umumnya. Namun nyatanya, cryptocurrency bertahan dan malah berkembang di circa 2020 – 2021.
Kali ini, harga mata uang kripto kembali mengalami bear market. Mungkin memang lebih besar anjloknya, tetapi sistem jaringan blockchain kini lebih matang. Dengan demikian, ke depannya bisa jadi “mendapat untung besar dengan cepat” tidak lagi menjadi motivasi investor untuk membeli kripto, tetapi mereka akan lebih tertarik akan masa depan perkembangan dunia virtual.
Seperti yang sudah kamu ketahui, sudah banyak orang membeli properti virtual untuk investasi. Facebook sudah beralih rupa menjadi Meta demi mengembangkan metaverse. Ada banyak orang menggemari NFT. Apalagi nantinya Twitter, Instagram, dan Spotify juga akan mengintegrasikan NFT dalam ekosistem mereka. Microsoft dan Apple juga sudah mulai mengembangkan Web3. Begitu juga dengan berbagai brand besar dunia, mulai dari Louis Vuitton, Adidas, Nike, Warner Bros dan masih banyak yang lain, juga mulai beralih ke Web3.
Jadi, mungkin ini memang waktunya harga mata uang kripto jatuh, untuk kemudian nanti akan rebound dan lebih baik. Bagaimana dengan kamu? Tertarik dan penasaran untuk melihat bagaimana akhirnya nanti? Boleh-boleh saja, kalau kamu pengin berinvestasi pada instrumen risiko ekstrem seperti ini. Namun, jangan lupa untuk melakukan riset secara mendalam, menyeluruh, dan komprehensif ya. Ingat, bahwa setiap uang yang kamu gunakan adalah tanggung jawab kamu secara pribadi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Berkenalan dengan Mata Uang Digital Bank Sentral: Apa Artinya, dan Apa Keuntungannya?
Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan, hingga akhir tahun 202, ada setidaknya 11 juta orang investor mata uang digital di Indonesia, jauh lebih besar daripada investor pasar modal yang jumlahnya 7,48 juta orang.
Nilai transaksi mata uang kripto juga bertumbuh mencapai Rp859,45 triliun. Nilai transaksi rerata setiap hari tak kurang dari Rp2,3 triliun. Hal ini membuat jumlah dana himpunannya jauh lebih besar dari total himpunan dana investor pasar modal.
Tingginya peningkatan jumlah investor kripto di Indonesia ini membuat para regulator merasa harus mempercepat terbitnya regulasi yang jelas terkait pengawasan aset digital ini. Apalagi, teknologi dan keuangan memang merupakan dua hal yang bak dua sisi mata pisau; bisa menguntungkan dan memudahkan, tetapi di sisi lain juga bisa merugikan. Enggak hanya bagi investor itu sendiri tetapi juga bagi negara secara keseluruhan.
Karena itu, beberapa waktu yang lalu sempat terembus wacana untuk segera merilis Central Bank Digital Currency (CBDC), atau mata uang virtual, mata uang elektronik, atau mata uang digital bank sentral. Nantinya, uang elektronik bank sentral ini akan berfungsi sebagai alat pembayaran sah dalam negara, mem-backup sistem moneter, keuangan, dan pembayaran bank sentral, hingga menjadi elemen ekonomi dan pendukung inklusi keuangan.
So, ada baiknya juga yuk, kita tahu mengenai mata uang digital bank sentral ini. Pasalnya, kita kan sudah enggak bisa memungkiri bahwa ke depan, kita akan harus semakin banyak berinteraksi dengan teknologi. Dan, ya seperti yang sudah disebutkan di awal deh, teknologi dan keuangan itu memang bak dua sisi pisau, tinggal kita mau memanfaatkan seperti apa. Pastinya, kita pengin manfaat positifnya kan? Manfaat positif bisa kita dapatkan jika kita memahaminya.
Apa Itu Mata Uang Digital Bank Sentral?
Central Bank Digital Currencies, atau CBDC, adalah mata uang digital yang dirilis oleh bank sentral, yang kalau di Indonesia perannya dipegang oleh Bank Indonesia. Cara kerjanya mirip dengan mata uang kripto, hanya saja untuk nilainya dipatok dengan mata uang yang berlaku di negara tersebut. So, kalau di Indonesia ya dengan rupiah.
Jadi, secara singkat dan sederhananya, mata uang elektronik bank sentral ini merupakan versi digital dari uang kertas dan koin yang berlaku di negara yang bersangkutan.
Mengapa Harus Ada CDBC?
Seperti yang kamu tahu, bahwa tak semua negara di dunia mau mengakui mata uang kripto sebagai alat pembayaran yang sah. Yah, faktanya malahan baru El Salvador yang secara resmi mengakui bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di negara tersebut. Meskipun negara-negara seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, dan beberapa negara lain sudah melegalkannya juga, tetapi belum secara resmi menjadikannya sebagai alat pembayaran.
Mata uang kripto—sesuai dengan karakteristiknya—tidak dapat dipengaruhi oleh otoritas mana pun. Semuanya dikelola oleh para pengguna sendiri. CDBC dikontrol, diawasi, dan diregulasi langsung oleh bank sentral, sehingga bisa menjadi alat pembayaran yang sah. Dengan demikian, harganya akan dapat lebih stabil karena ada jaminan dari pemerintah. Berbeda dengan cryptocurrency yang sangat fluktuatif.
Sementara, karakteristik digitalnya serupa dengan cryptocurrency, sehingga akan mengadopsi juga keunggulan mata uang kripto, yakni cepat, mudah, transparan, dan berbiaya rendah.
Mata Uang Digital Bank Sentral Indonesia
Sampai dengan artikel ini ditulis, 80 negara masih dalam proses kajian rencana peluncuran CDBC-nya masing-masing. Misalnya seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Swedia, Kanada, dan yang lainnya. Sementara Nigeria, Bahama, Antigua dan Barbuda, dan sederet negara lain malahan sudah menggunakan mata uang digital bank sentral masing-masing.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Rupiah digital akan dirilis oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral. Sementara, ada 2 jenis mata uang digital bank sentral ini, yaitu CDBC wholesale dan ritel. Oleh IMF, Indonesia disarankan untuk menginisiasi CDBC ritel, mengingat kondisi dan karakteristik masyarakatnya yang lebih banyak menggunakan uang tunai.
Dirilisnya mata uang digital bank sentral ini akan menjadi babak baru lagi untuk industri fintech, terutama fintech payment gateway. CDBC akan membuat berbagai transaksi online menjadi sangat efisien dan mudah, terutama dari sisi biaya operasional. UMKM yang sulit mengakses perbankan bisa terbuka peluangnya untuk memiliki digital money, yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan bisnisnya.
Nah, itu dia sedikit perkenalan singkat dengan mata uang digital bank sentral, atau CDBC, yang saat ini masih dalam proses penggodokan oleh yang berwenang. Seperti apa nanti pengaruh langsungnya pada kita sebagai masyarakat Indonesia? Seperti apa nanti implementasinya? Tampaknya, kita masih harus menunggu perkembangan lebih lanjut lagi.
Sementara itu, yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal NFT Lebih Dekat: Pengertian, Cara Kerja, dan Penggunaannya
Apa itu NFT? Pasti istilah ini sekarang lebih sering kamu dengar ya? Ya, memang. Non Fungible Token, sekarang lagi ngehype banget. Siapa pun yang melek teknologi pasti pernah mendengarnya.
Yuk, kita kenalan lebih dekat dengan NFT di artikel kali ini, siapa tahu kamu juga kepengin kebagian keuntungannya, ya kan?
Pengertian NFT
Pertama kripto, dan kemudian sekarang NFT, yang dianggap turunan dari kripto. Sama atau beda sih?
Sama seperti mata uang kripto, Non Fungible Token sama-sama dikembangkan di jaringan teknologi blockchain. Aset ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya berbentuk digital, bersifat unik, dan memiliki nilai tukar yang tak dapat diganti.
Karena keunikannya, maka tak sedikit yang berani membayar aset digital ini dengan harga yang supermahal. Apalagi kalau karyanya dinilai simbolis, memiliki makna tersirat yang dalam, dan berbagai alasan subjektif lainnya. Reputasi si pembuatnya sendiri juga berperan penting dalam pembentukan harganya. Bentuk karya aset kripto ini mulai dari foto, video, aset game, musik, lukisan, dokumen, dan lain sebagainya.
Mengapa sih Orang Tertarik NFT?
Apa yang membuatnya menarik? Mengapa harganya bisa begitu mahal?
Non Fungible Token ini memang tak memiliki nilai tukar, tidak seperti cryptocurrency yang memungkinkan untuk dipakai sebagai alat pembayaran—asalkan merchant-nya menerima kripto sebagai payment method-nya.
Namun, NFT dinilai bisa menjadi instrumen investasi, terutama bagi para penggemar kripto. Ini dia keunggulannya.
1. Ada unsur langka
Karena tidak bisa dipalsukan, dan pencipta serta pemilik karya dapat dilacak dengan mudah, maka membuat karya seni NFT memiliki unsur rarity, yang bisa mendongkrak nilainya. Barangsiapa memilikinya, gengsi pun terkerek naik.
Sementara, bagi si seniman, peluang untuk mendapatkan royalti setiap kali karyanya berpindah tangan akan besar, tanpa harus khawatir dijiplak oleh orang lain.
2. Bisa dijual kembali
Jika memang bernilai tinggi, ada unsur kelangkaan, atau memiliki makna tertentu, aset digital ini bisa dijual kembali dengan harga yang semakin tinggi. Dengan demikian, keuntungan bagi penjual juga akan semakin besar.
3. Hak milik tak bisa dibatalkan
Saat sudah dipindahtangankan, maka hak kepemilikan tidak bisa dibatalkan. Jika ingin memilikinya kembali, maka kita juga harus membelinya dengan harga sesuai kesepakatan.
Cara Kerja Non Fungible Token
Pada dasarnya, NFT adalah aset digital yang tak dapat diproduksi ulang, karena sifatnya yang terbatas. So, satu karya seni digital ini enggak akan mungkin ada kembarannya. Karena itulah, harganya bisa sangat mahal. Tentu ini kembali lagi pada kualitasnya juga.
Untuk bisa diperdagangkan, karya seni NFT harus melalui proses pemgubahan dari file digital menjadi aset yang dapat disimpan dalam blockchain. Proses ini disebut minting. Setelah berada dalam blockchain, aset digital ini bisa disalin, diunduh, dan dibagikan, tetapi tidak dapat dihapus ataupun dimodifikasi lagi. Meski bisa digandakan, aset asli dan bukti kepemilikan tetaplah satu dan tersimpan di blockchain sehingga tak bisa dipalsukan.
Proses minting inilah yang terjadi di marketplace khusus, contohnya adalah OpenSea.
Pemakaian Non Fungible Token
Non Fungible Token ke depannya akan menjadi game changer. Faktanya, tak hanya bisa diterapkan di dunia seni digital, tetapi juga bisa dimanfaatkan di berbagai sektor.
1. Transaksi aset fisik
Non Fungible Token memungkinkan kita untuk menghubungkan aset fisik. Contohnya seperti tanah atau properti. Akta kepemilikan dapat disimpan di blockchain, sehingga tak dapat dipalsukan dan lebih aman. Proses prosedur pembuatannya pun tidak berbelit seperti birokrasi yang berlaku sekarang ini.
Mau jual beli? Tinggal transaksi saja, seperti layaknya kita jual beli karya digital seni.
2. Seni
Pastinya, ini sudah kamu pahami. Karakteristik uniknya memungkinkan para seniman mempublikasikan karya secara digital, tanpa waswas akan adanya pembajakan. Begitu karya seni sudah menjadi NFT, maka akan terbit pula semacam sertifikat keaslian yang bisa dilihat milik siapa.
Sistem smart contract-nya juga memungkinkan seniman bisa memantau royalti mereka.
3. Entertainment
Games juga tertolong oleh adanya NFT, terutama yang bersistem play to earn. Begitu juga dengan sektor olahraga. NBA merupakan salah satu institusi yang telah mendulang keuntungan hingga jutaan dolar dari penjualan berupa potongan video, foto, dan berbagai pernak-pernik permainannya.
Tip untuk Kamu yang Ingin Ikut Investasi NFT
1. Pastikan ada uangnya
Yes, pastikan kamu punya uang untuk membelinya. Bukan uang ‘panas’ yang hendak dipakai untuk belanja kebutuhan dapur, kebutuhan anak, tabungan, dan keperluan penting lainnya; bukan pula uang hasil utang. Sungguh, beli NFT dengan uang utang itu tidak akan sepadan.
Lebih baik, pastikan keuanganmu benar-benar sehat dulu, dan kemudian gunakan uang ‘dingin’.
2. Beli karya yang benar-benar kamu inginkan
Dengan kata lain: jangan beli NFT hanya karena FOMO atau biar gengsi kamu naik. Memang sih, ada perasaan superior banget kalau bisa ikut tren kekinian, ya kan? Tapi, percayalah, itu bukan cara yang tepat untuk “membuang” uang.
Belilah karya yang memang benar-benar kamu inginkan—yang kamu tak bisa hidup tanpanya. Tsah. Misalnya saja, kamu penggemar berat NBA, dan ada NBA digital card aksi slam dunk bintang idolamu. Sebagai fans garis keras, kamu merasa harus banget memilikinya. Satu ini saja. Setelah memastikan uangnya ada, boleh saja loh kamu beli.
3. Cek data historisnya
Setiap kali sebuah NFT berpindah tangan, maka hal tersebut akan tercatat di blockchain. Ada baiknya kamu cek juga histori ini sebelum membelinya ya. Karya digital dengan histori yang pendek tetapi punya nilai tinggi, biasanya ke depannya akan berpeluang untuk bisa dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Demikian sekilas mengenai Non Fungible Token, mulai dari pengertian, cara kerja, keunggulan, hingga tip jika kamu ingin membelinya. Gimana? Sudah ada NFT incaran?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mau Investasi Cryptocurrency tapi Takut Haram? Coba Cek Dulu Fakta Berikut!
Investasi cryptocurrency haram, demikian fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia beberapa waktu yang lalu, menjawab berbagai polemik yang datang menyertai ngehype-nya aset digital yang dipercaya sebagai instrumen baru yang sangat menguntungkan. Ini artinya mulai dari bitcoin, ethereum, dogecoin, shiba inu, dan berbagai jenis kripto lainnya dianggap haram oleh MUI.
Lalu, gimana dong, buat kamu yang sudah telanjur atau memang tertarik untuk investasi cryptocurrency? Apakah kemudian kamu harus merelakannya?
Well, bagaimanapun, keputusan ada di tanganmu, tetapi ada baiknya kamu simak dulu beberapa fakta berikut ini terkait fatwa crypto haram ini.
Hype-nya Investasi Cryptocurrency
Investasi cryptocurrency sebenarnya bukan hal baru, meskipun tetap yang termuda di antara berbagai opsi instrumen atau komoditas di dunia keuangan. Meski demikian, bitcoin dan teman-temannya meraih popularitas sejak pandemi pertama diketahui menyebar secara global.
Tak hanya harga bitcoin yang melesat, sekarang pun hadir ribuan mata uang digital lain yang menambah ramainya dunia investasi cryptocurrency. Tak hanya itu, hadirnya crypto juga memicu rentetan inovasi lainnya yang sekarang juga begitu besar hype-nya, mulai dari NFT art hingga perkembangan metaverse.
Luar biasa, memang.
Di sisi lain, di samping keberadaannya yang diterima secara luas oleh masyarakat digital yang modern, tak sedikit pula yang menganggap cryptocurrency meresahkan. Terutama sih bagi mereka yang memegang otoritas tinggi dan tertinggi dunia. Dikhawatirkan, karena sifatnya terdesentralisasi dan bebas dari kewenangan siapa pun, crypto, dan blockchain pada umumnya, akan membuka peluang terjadi tindak kriminal.
Crypto di Indonesia
Pemerintah Indonesia sendiri tidak melegalkan crypto, seperti layaknya El Salvador. Namun, juga tidak melarang penggunaannya, seperti layaknya Tiongkok. Sejak kemunculannya, investasi cryptocurrency dibiarkan berkembang seperti apa adanya, meski tetap berada dalam pengawasan. Bappebti adalah institusi pemerintah yang bertugas mengawasi dan berwewenang dalam hal ini.
Bank Indonesia sendiri menegaskan, bahwa tidak akan ada mata uang resmi lain di Indonesia selain Rupiah. Dengan demikian, pemakaian crypto sebagai mata uang dilarang, tetapi boleh dipertukarkan melalui institusi-institusi yang ditunjuk. Sampai dengan saat ini, sudah ada 13 bursa kripto yang berizin resmi beroperasi di Indonesia.
Investasi Cryptocurrency Haram (?)
Dalam fatwanya, MUI menyatakan bahwa investasi cryptocurrency haram salah satunya dengan alasan bahwa bitcoin dan kawan-kawannya tak memiliki aset pendukung, atau underlying assets. Hal inilah yang dapat meningkatkan peluang harga yang sangat fluktuatif tanpa kontrol. Tidak adanya bentuk fisik juga menjadikannya bersifat ‘tak pasti’ sehingga sulit untuk menjadi pendukung transaksi yang riil.
Transaksi crypto dianggap sama halnya dengan forex, yang bersifat spekulatif, yang berpotensi merugikan orang lain dan rentan scam, penipuan, bahkan judi. Hal ini tentu saja bertentangan dengan hukum agama Islam, yang menomorsatukan keadilan bagi semua orang dan tidak saling merugikan.
Pendapat Beberapa Ahli Mengenai Investasi Cryptocurrency
Dilansir dari beberapa sumber, menurut founder Islamic Law Firm, Yenny Wahid, mata uang kripto justru bebas riba dan halal selama tidak dilarang oleh negara, karena sifat transaksinya yang langsung tanpa perantara, peer to peer.
Meski demikian, Yenny tak mengelak bahwa mata uang kripto juga bisa bersifat spekulatif lantaran volatilitasnya yang sangat tinggi. Karena itu, Yenny mengatakan bahwa investasi cryptocurrency adalah sesuatu yang bernilai harta kekayaan, atau mal. Dengan demikian, kalau rusak, maka harus ada ganti rugi. Boleh diperdagangkan sebagai komoditas (silaah) atau aset, tak sebagai mata uang.
Sementara seorang ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Nailul Huda, menyebutkan bahwa cryptocurrency adalah inovasi yang banyak manfaatnya. Salah satunya adalah kemampuannya untuk mendeteksi jika ada upaya pencucian uang.
Jadi, Tetap, Crypto Haram, atau …?
Selama aset kripto tidak digunakan untuk spekulasi, ada kebutuhannya, dilakukan dengan mata uang sejenis, dan nilai tunai yang sama, maka boleh saja investasi cryptocurrency. Kalaupun berlainan, maka harus ada kurs standar yang menjadi pedomannya.
Jika hendak dimanfaatkan sebagai alat tukar selayaknya uang, maka crypto haram. Kecuali jika ada taqabudh atau serah terima, dengan kuantitas dan jenis yang harus sama. Jika berbeda, maka ada syarat taqabudh haqiqi atau hukmi, artinya ada uang dan crypto yang dapat dijadikan bukti serah terima.
Dalam Peraturann Bappebti No. 8 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik di Bursa Berjangka, disebutkan beberapa kriteria perdagangan aset kripto yang wajib mendapatkan izin, yang meliputi jual beli, pertukaran, penyimpanan, transfer, ataupun pemindahan aset kripto.
Di sini, jika kamu mengkhawatirkan soal ketiadaan underlying assets, kamu bisa investasi cryptocurrency jenis stablecoin, yang punya underlying aset fisik berupa mata uang fiat resmi, seperti USDT, XSGD, dan sekarang juga sudah ada Rupiah Token.
Sementara, sejatinya, aset kripto seperti bitcoin, ethereum, dan kawan-kawannya ini sebenarnya juga punya underlying kok, berupa biaya penambangan dan penerbitan, yang butuh listrik sampai 150 watt per jam. Hanya saja, underlying asset ini benar-benar dalam bentuk digital.
Nah, bagaimana? Investasi cryptocurrency haram? Semua adalah keputusanmu sendiri. Bisa jadi memang haram, terutama jika kamu melakukannya dengan spekulasi. Namun, jika kamu melakukan analisis pasar dengan cermat, ataupun memperolehnya untuk membeli NFT art, crypto bisa dianggap tidak lagi haram.
Yang terpenting dari semuanya, yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Instrumen Investasi Risiko Ekstrem Tinggi, Cocokkah untuk Karyawan?
Instrumen investasi risiko ektrem tinggi sedang naik daun. Apalagi di kalangan anak muda, tak ketinggalan para karyawan. Namun, karena kondisinya yang sangat fluktuatif, maka ada baiknya bagi kamu untuk selalu berhati-hati, jika kamu memang berniat untuk menjadi investor maupun trader untuk instrumen ini.
Salah satu instrumen yang sekarang lagi nge-hype banget adalah aset kripto, mulai dari berbagai mata uang digitalnya—bitcoin, dogecoin, shiba inu, solana, dan sebagainya—juga nft art yang kini juga semakin digemari.
Aset kripto sangat berbeda dengan investasi komoditas lain. Emas, misalnya, yang meski memang fluktuatif, tetapi perubahan harganya tidak drastis. Aset digital, seperti mata uang kriptonya tersebut, bisa terbang—alias to the moon—ataupun anjlok besar, alias mengalami dip.
Aset kripto memang sangat reaktif terhadap segala apa pun yang terjadi. Bahkan sebuah cuitan di Twitter saja bisa melambungkan ataupun mengempaskan nilai suatu aset kripto.
Jadi, gimana dong? Apakah sebaiknya instrumen investasi risiko ekstrem seperti aset kripto ini dijauhi? Apalagi untuk karyawan—yang gajinya mesti diatur dengan saksama, supaya semua kebutuhan dan tujuan keuangan bisa terwujud dengan baik?
Investasi/Trading Aset Instrumen Risiko Ekstrem untuk Karyawan: Yay or Nay?
Salah satu hal yang belum ada atau belum pasti pada aset kripto adalah soal regulasi.
Di Indonesia, mata uang kripto tidak diakui sebagai alat pembayaran yang sah, tetapi merupakan komoditas yang dapat diperjualbelikan. Saat memperdagangkan aset kripo itulah, kita bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dengan harga belinya.
Dikutip dari website Komisi Aparatur Sipil Negara, OJK pernah merilis data di bulan Mei 2021 yang lalu, bahwa banyak ASN, terutama di daerah, yang telah berkenalan dengan cryptocurrency ini, dan kemudain memanfaatkannya sebagai instrumen investasi. Rerata tergiur karena iming-iming return yang bisa mencapai 300% dalam satu tahun.
Namun, sayangnya, tak sedikit pula yang akhirnya justru tertipu, karena malah jadi terlibat investasi bodong atas nama aset kripto.
Sebagai karyawan—termasuk para ASN—memang disarankan untuk berinvestasi. Selain sebagai stream income tambahan yang tidak akan mengganggu tugas pekerjaan utama, tetapi juga sebagai salah satu upaya untuk mempersiapkan dana pensiun.
Selama ini, memang diperkenalkan berbagai instrumen investasi yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan bagi para karyawan dan ASN. Mulai dari investasi logam mulia, deposito, reksa dana, dan saham, hingga sekarang makin banyak muncul jenis instrumen investasi yang lain. Salah satunya adalah instrumen investasi risiko ekstrem, seperti aset kripto ini.
So, apakah karyawan boleh memanfaatkan kripto sebagai salah satu instrumen untuk wujudkan tujuan keuangan?
Jawabannya, kenapa tidak? Tentu saja boleh, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika memang ingin memanfaatkan instrumen investasi supertinggi risiko seperti kripto ini.
1. #TujuanLoApa
Adalah penting untuk mengawali segala aktivitas keuangan dengan bertanya pada diri sendiri: #TujuanLoApa?
Begitu juga ketika kita ingin ikut berinvestasi di aset kripto? Tujuan investasinya apa? Memang mau mengembangkan dana yang kita miliki, ataukah hanya ikut-ikutan?
Lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto, pernah menegaskan dalam salah satu sesi webinar, bahwa ada perbedaan besar mengenai trading dan investasi. Untuk trading, kita memang harus punya keterampilan untuk mengambil keputusan cepat, dan selalu memantau pergerakannya, agar bisa mendulang keuntungan.
Sedangkan, untuk berinvestasi, waktu untuk menganalisisnya akan membutuhkan waktu yang lebih panjang, dan pertimbangan yang matang.
Jadi, kembali lagi ke #TujuanLoApa, tak ada yang melarang untuk berinvestasi aset kripto.
2. Sesuai kemampuan
Karena risikonya yang sangat ekstrem, maka disarankan untuk menggunakan dana ‘dingin’, yang kalau dipakai tidak akan mengganggu kebutuhan lain yang penting untuk sehari-hari.
Sesuaikan dengan kemampuan, karena tak ada gunanya juga kalau berinvestasi berlebihan. Yang ada malah keseimbangan kondisi keuangan bisa terganggu. Apalagi instrumen investasi risiko ekstrem ini sangatlah fluktuatif. Hari ini bisa saja dapat imbal Rp5 juta, dan besok harinya langsung rugi puluhan juta.
Kebayang, kalau yang diinvestasikan adalah dana darurat, dana pendidikan, atau bahkan uang belanja yang mau dipakai untuk belanja susu buat anak.
3. Kelola emosi
Investor yang memaksakan diri berinvestasi pada instrumen risiko ekstrem bisa jadi akan mengalami stres, karena harus mengharapi roller coaster harga yang bergerak aktif, bahkan dalam hitungan jam dan menit.
Tanpa pengelolaan emosi yang baik, pastinya ini akan jadi stres tersendiri buat investor.
Apalagi untuk karyawan, yang sehari-hari sudah sibuk dengan berbagai tugas. Harus ditambah dengan monitor pergerakan nilai aset kripto supaya dapat menjaganya agar tetap dapat memberikan keuntungan, kira-kira sanggup enggak ya?
Jadi, kesimpulannya, boleh-boleh saja kok kalau memang memutuskan untuk memasukkan instrumen investasi risiko ekstrem seperti kripto ke dalam portofolio. Namun, harus sadar betul risikonya, dan juga paham betul cara kerjanya.
Kalau memang bisa memantaunya di tengah kesibukan sehari-hari, ya kenapa enggak? Ya kan? Jangan lupa untuk pastikan jaring penyelamatmu—yang terdiri atas dana darurat dan asuransi—sudah aman semua ya.
Yuk, belajar lebih banyak tentang instrumen investasi, mulai dari yang rendah risiko hingga tinggi risiko, dan bagaimana strategi terbaiknya demi terwujudnya tujuan keuangan.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.