Soal Donasi Uang dan Jadi Relawan, Orang Indonesia Ternyata Juara! – Survei Terbaru dari CAF
Charities Aid Foundation, atau CAF, sebuah lembaga amal internasional di Inggris, merilis laporannya baru-baru ini yang bertajuk World Giving Index, atau WGI 2021, atau yang disebut juga Laporan Indeks Kedermawanan Dunia. And, surprise! Masyarakat Indonesia ternyata menjadi yang terdepan soal donasi uang dan menjadi sukarelawan.
Yes, bahkan di tengah masa pandemi COVID-19 seperti ini sekalipun, ternyata tak menyurutkan kita untuk berbagi dalam berbagai bentuk dengan sesama, terutama mereka yang membutuhkan.
![Soal Donasi Uang dan Jadi Relawan, Orang Indonesia Ternyata Juara! - Survei Terbaru dari CAF Atur Pengeluaran Sosial, Agar Tetap Bisa Membantu Sesama di Masa Pandemi](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/04/pengeluaran-sosial.jpg)
Orang Indonesia Paling Rajin Donasi
CAF memang secara rutin mengeluarkan laporan seperti ini selama lebih dari satu dekade, dan memberikan data riil bagaimana orang-orang dari berbagai negara terpanggil untuk mau menolong sesamanya.
Tentunya, laporan ini jadi menarik lantaran saat ini kita berada di situasi sulit, ketika semua orang sama-sama merasakan dampak akibat pandemi. Banyak orang kehilangan pekerjaan, jatuh sakit, hingga terlilit masalah keuangan.
Dalam laporannya ini, CAF memberikan skor 69 untuk masyarakat Indonesia, melonjak tajam dari skor 59% pada laporan WGI tahun 2018. Indonesia menjadi yang tertinggi pada 2 dari 3 indikator, yaitu donasi (83%) dan menjadi sukarelawan (60%). Indikator ketiga adalah menolong orang asing, yang sayangnya Indonesia tidak menjadi yang tertinggi juga.
Para peneliti CAF sepakat, kedermawanan orang Indonesia tak ada tandingannya di dunia. Apalagi di ASEAN, sangat jauh lebih tinggi dibandingkan yang lain. Bisa dibilang, 8 dari 10 orang Indonesia donasi uang di tahun 2021, dan skor niat menjadi sukarelawan 3 kali lebih besar daripada skor global.
![Soal Donasi Uang dan Jadi Relawan, Orang Indonesia Ternyata Juara! - Survei Terbaru dari CAF Bingkisan Lebaran untuk Karyawan - Perlukah? 5 Pertimbangan Berikut Bisa Membantu](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/05/bingkisan-lebaran-960x640.jpg)
Mau Donasi Uang Sekarang Gampang, Soalnya!
Kedermawanan orang Indonesia didukung pula oleh ekosistem crowdfunding yang memang berkembang seiring pesatnya kemajuan teknologi. Di zaman yang dituntut serbacepat, serbamudah, dan serbapraktis seperti ini, orang-orang mau donasi uang juga maunya yang gampang-gampang aja. Sekarang ada KitaBisa, Benih Baik, WeCare, bahkan di dompet-dompet digital atau di marketplace juga adaaa … aja yang bisa dipakai untuk berbagi dengan sesama.
Fenomena ini tentunya mesti kita syukuri, ya kan? Bayangkan, kita semua kena dampak, kita semua mengalami kesulitan, dan harus berjuang dengan cara masing-masing di tengah pandemi, tapi masih sempat mikirin orang lain. Bahkan dengan senang hati membantu loh. Sudah pasti ini adalah kebiasaan bangsa yang besar, ya kan?
So, kamu pastinya mau dong ya, melanjutkan kebiasaan baik ini; membantu teman-teman yang membutuhkan dengan donasi uang, beri bantuan dalam bentuk apa pun, atau menjadi relawan?
Satu hal yang harus kamu perhatikan—terutama jika kamu memang suka donasi uang—kamu harus memastikan keuanganmu sendiri tetap sehat. Pasalnya, ya kalau ternyata kamu sendiri masih belum sehat keuangannya, kebiasaan yang seharusnya baik ini bisa malah jadi bumerang buatmu.
![Soal Donasi Uang dan Jadi Relawan, Orang Indonesia Ternyata Juara! - Survei Terbaru dari CAF Soal Donasi Uang dan Jadi Relawan, Orang Indonesia Ternyata Juara! - Survei Terbaru dari CAF](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/09/donasi-uang-960x640.jpg)
Tetap Rajin Donasi Uang dan Bantu Sesama dengan Cara Ini
1. Jadikan sebagai bagian dari rencana keuangan
Di QM Financial, kita memang membagi pos pengeluaran ke dalam 5 kategori, yaitu belanja kebutuhan, cicilan utang, investasi, sosial, dan lifestyle. Nah, berbagai donasi uang dan bentuk sumbangan lainnya ini adalah termasuk dalam pos pengeluaran sosial.
Besarnya bisa menyesuaikan. Biasanya sih kita menentukan 2.5% karena berdasarkan perhitungan zakat bagi yang beragama Islam. Namun, kalau kamu mau menambahkan porsinya, tentu akan baik sekali. Sesuaikan dengan kondisimu, dan yang pasti, jangan sampai melebihi kemampuan finansialmu ya.
2. Cari cara donasi yang paling asyik
Misalnya saja, kamu bisa donasi uang dari sisa diskon belanja online. Seharusnya kamu belanja dan membayar Rp200.000, tetapi karena ada diskon, cashback, plus gratis ongkir, kamu pun hanya perlu membayar Rp150.000. Nah, sisa diskon bisa deh kamu donasikan pada mereka yang membutuhkan.
Dengan begini, kamu senang karena bisa dapat diskon, plus bisa donasi uang sekalian. Simpel kan?
Carilah cara yang paling asyik, yang membuatmu bisa berbagi dengan rasa bahagia. So, kamu akan berbagi dengan ikhlas juga. Apa yang paling menyenangkan kalau bisa membantu dengan ikhlas hati, ya kan?
3. Tak selalu harus dalam bentuk uang
Biasanya, banyak yang menganggap donasi uang itu adalah yang paling mudah. Yang menerima biasanya juga lebih suka, karena uang bersifat lebih fleksibel.
Tetapi, tak selamanya harus berdonasi dalam bentuk dana juga kok. Bisa juga berupa barang atau hal lain, sepanjang memang diperlukan oleh mereka yang akan menerima donasinya.
Misalnya, korban banjir, korban kebakaran, biasanya akan kehilangan banyak pakaian. Kalau kamu punya pakaian yang masih bagus tapi sudah jarang kamu pakai, kamu bisa donasikan pada mereka. Sekalian decluttering rumah kan ya? Konon, decluttering juga bagus untuk kesehatan mental loh!
Senang rasanya kalau masyarakat tetap bisa berbagi meski masih dalam masa krisis begini. Mari kita semangat lagi, agar bersama-sama bisa keluar dari masa sulit ini. Dengan berbagi beban, kita pasti bisa melakukannya.
Perbanyak donasi uang, barang, atau bisa juga berbagi dalam bentuk lainnya. Apa pun yang kamu berikan pasti akan berarti bagi mereka. Yang penting, jangan menyulitkan dirimu sendiri juga, apalagi dari segi finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Karyawan Selalu Besar Pasak daripada Tiang? Mungkin Ini Dia 3 Penyebabnya
Dalam beberapa kali kesempatan training keuangan untuk karyawan, sering kali dibahas, bahwa salah satu masalah keuangan karyawan yang umum terjadi adalah ketika besar pasak daripada tiang.
Kondisi besar pasak daripada tiang yang menjadi salah satu masalah keuangan yang umum terjadi pada karyawan ini merupakan kondisi ketika pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Pada dasarnya, ini berarti ada masalah pada pengelolaan arus kas, atau cash flow keuangan pribadi kita.
Mari cek dulu video mengenai masalah keuangan yang umum terjadi pada karyawan berikut ini.
Tanda-tanda yang umum terjadi untuk menggambarkan kondisi keuangan besar pasak daripada tiang misalnya:
- Gaji selalu nggak bisa dipakai sampai gajian berikutnya tiba. Selalu habis di tengah jalan.
- Nggak tahu ke mana saja uang pergi
- Nggak juga bisa menabung, padahal sudah cukup lama kerja
- Utang semakin membengkak, dan makin sulit juga untuk membayar cicilannya
Sungguh kondisi-kondisi yang tak sehat, ya kan? Terus, gimana dong ya?
Ya, sudah pasti, hal ini harus diatasi, kalau kita enggak mau kondisi ini terjadi terus-terusan. Ya masa sampai segini hari, tabungan nggak punya, nggak tahu ke mana saja uang pergi, bahkan utang juga semakin bengkak aja, alih-alih menyusut?
So, akan lebih baik kita cari tahu dulu apa penyebabnya. Dengan mengetahui akar permasalahan, pastinya nanti kita kemudian akan dapat mencari solusi yang paling tepat untuk mengatasi hal ini, dan juga mencegahnya agar jangan sampai terulang lagi.
![Karyawan Selalu Besar Pasak daripada Tiang? Mungkin Ini Dia 3 Penyebabnya 5 Produk Keuangan Syariah yang Paling Banyak Dimanfaatkan Masyarakat Indonesia](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/09/produk-keuangan-syariah-960x640.jpg)
Penyebab Besar Pasak daripada Tiang
Hal ini memang sangat biasa terjadi, tetapi penyebabnya bisa bermacam-macam. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Kebutuhan vs keinginan
Salah satu penyebab terjadinya besar pasak daripada tiang adalah ketika kita merasa kebutuhan banyak sekali. Semua hal adalah kebutuhan, padahal sebenarnya ada sebagian besar yang merupakan keinginan semata.
Mau beli Iphone keluaran terbaru biar nggak kalah kalau pas hangout sama teman-teman di kafe: kebutuhan atau keinginan? Mau beli smartphone yang mumpuni, supaya jualan online shopnya lebih lancar; biar foto produknya lebih oke, jawab chat pelanggan juga lebih cepat, bisa muat banyak foto juga: kebutuhan atau keinginan?
Dua-duanya sama-sama beli smartphone, tetapi ada perbedaan kecil yang ternyata bawa efek besar di situ. Memang, tak semua “beli HP terbaru” itu nggak baik buat kesehatan keuangan. “Beli HP terbaru” bisa jadi memang jadi kebutuhan tapi bisa jadi juga merupakan keinginan semata.
Ketidakmampuan kita untuk membedakan keinginan dan kebutuhan akhirnya dapat berakibat pada kondisi keuangan yang besar pasak daripada tiang itu tadi. Pasalnya, semua-mua dianggap kebutuhan, padahal enggak. Ada hal-hal yang bisa digantikan dengan hal lain yang lebih murah dan terjangkau harganya, tetapi fungsi dan kualitasnya sama. Ada juga hal-hal yang bisa ditunda dulu, karena tidak terlalu mendesak dan penting.
![Karyawan Selalu Besar Pasak daripada Tiang? Mungkin Ini Dia 3 Penyebabnya Karyawan Punya Utang? Yay or Nay?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/05/karyawan-punya-utang.jpg)
2. Terlalu banyak utang
Punya utang memang tak dilarang, tapi kalau kebanyakan—meski itu utang produktif—bisa jadi bikin keuangan jadi kacau juga.
Idealnya, utang jangan sampai melebihi 30% dari penghasilan kamu. Tapi yah, entah apa alasannya, juga situasi dan kondisinya, utang bisa saja melebihi rasio ideal itu. Terang saja, besar pasak daripada tiang kan?
Pasalnya, cicilan juga akan lebih banyak. Kalau sampai alokasi kebutuhan dasar ikut “kemakan” sama cicilan utang, waduh … bakalan datang masalah keuangan lain lagi tuh. Parahnya, kalau kemudian hal ini membuat kita jadi gali lubang tutup lubang.
Waduh!
![Karyawan Selalu Besar Pasak daripada Tiang? Mungkin Ini Dia 3 Penyebabnya Beda Cara Belanja Suami dan Istri dan Gimana Menyiasatinya supaya Nggak Bikin Kacau](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/09/cara-belanja-suami-istri-960x640.jpg)
3. Terlalu impulsif
Impulsif, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya bersifat cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati.
Impulsif ini akan sangat berisiko memunculkan kondisi besar pasak daripada tiang ketika dilakukan saat belanja. Apalagi kalau yang namanya diskon, cashback, promo, dan sejenisnya itu ikut campur. Wah … bahaya.
Ketiga hal di atas hanya sebagian kecil penyebab mengapa besar pasak daripada tiang bisa terjadi. Barangkali juga kamu mengalami hal lain. Bisa jadi, kebutuhan keluarga kamu memang besar, karena kamu merupakan sandwich generation.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Ada beberapa cara nih, yang bisa kamu coba:
- Hitung kebutuhanmu serealistis mungkin; berapa penghasilan dan berapa bujet bulanan harus sesuai fakta.
- Susun ulang prioritas pengeluaran: mana yang penting dan mendesak, penting tapi tak mendesak, mendesak tetapi kurang penting, dan tak penting-tak mendesak. Pangkas pengeluaran sebisanya, dan buat bujet.
- Tambah penghasilan, cari cara lain untuk mendapatkan pemasukan tambahan; dagang, atau side hustle.
Silakan baca artikel Gaji Kecil: Pangkas Pengeluaran atau Tambah Penghasilan? ini juga ya.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pentingnya Memberikan Training Finansial untuk Karyawan Baru
Penting ya, memberikan training untuk karyawan baru? Utamanya, training finansial?
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, mengapa penting untuk memberikan pelatihan atau training finansial bagi karyawan baru sebuah perusahaan. Bukankah lebih banyak pelatihan lain yang lebih penting? Leadership misalnya? Dan, lagi pula, bukankah lebih banyak strategi bisnis lain yang lebih prioritas untuk dikembangkan, ketimbang mengurus karyawan baru?
Wajar sih jika ada kebingungan seperti ini, karena PR untuk bisnis yang masih terus dibangun dan dikembangkan itu banyak sekali. Tapi, jangan salah lo. Dengan memberikan training karyawan sesuai yang dibutuhkan, terutama training finansial, banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan.
Sebelum membahas mengenai manfaatnya, mari kita lihat dulu definisi dari training karyawan itu sendiri.
![Pentingnya Memberikan Training Finansial untuk Karyawan Baru Training Keuangan, Kapan Dibutuhkan Karyawan? Ini 7 Tandanya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/01/kapan-training-keuangan.jpg)
Apa Itu Training Karyawan?
Training karyawan—atau yang sering juga disebut dengan pelatihan karyawan—adalah kegiatan untuk memberi, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi, produktivitas, hingga etos kerja para karyawan, baik yang masih baru, sudah berada di level staf dan manajerial, hingga menjelang masa paripurna tugas.
Pengertian ini sejalan dengan definisi yang ada dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.
Dengan demikian, training finansial untuk karyawan adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan literasi finansial atau keuangan pribadi, sebagai salah satu dari 6 literasi dasar yang wajib dipelajari untuk life survival, yang diberikan pada karyawan di setiap jenjang kariernya.
Dengan adanya training karyawan, terutama training finansial, maka diharapkan karyawan dapat memiliki keterampilan mengelola keuangan pribadi sehingga dapat memastikan kondisi kesehatan keuangannya sendiri.
Manfaat yang Bisa Didapat dari Training Finansial Karyawan Baru
Untuk sisi karyawan, ada beberapa manfaat penting yang bisa didapatkan dari kegiatan training finansial ini, di antaranya:
Membantu karyawan terhindar dari masalah keuangan
Dalam laporan penelitiannya, lembaga konsultan dan pialang Lockton Retirement Service mengungkapkan, bahwa rerata karyawan mengalami stres saat bekerja bukan karena beban kerja yang harus mereka lakukan, melainkan akibat dari masalah keuangan yang mereka alami.
Akibat dari berbagai masalah keuangan ini, jadilah banyak karyawan yang mengalami stres, depresi, kelelahan berkepanjangan. Tentu saja, hal ini dapat memengaruhi kinerja di kantor.
Dengan adanya training finansial, maka masalah keuangan karyawan dapat ditekan. Karyawan pun dapat lebih fokus bekerja tanpa gangguan.
Membantu memiliki kebiasaan keuangan yang baik
Adalah penting bagi karyawan untuk memiliki kebiasaan keuangan yang baik, yang akhirnya balik lagi ke poin pertama di atas; terbebas dari masalah keuangan.
Dan, kebiasaan keuangan yang baik ini seharusnya sudah dimiliki saat karyawan baru mulai bergabung menjadi bagian dari perusahaan.
Membantu penyiapan pensiun
Jangan sampai karyawan tak siap untuk pensiun. Dan, kapankah waktu terbaik untuk mulai menyiapkan dana pensiun? Yaitu saat karyawan baru mulai bekerja atau bergabung. Ya, saat masih menjadi seorang first jobber.
Dengan demikian, akan banyak waktu untuk mempersiapkan dana pensiun, agar nantinya karyawan dapat hidup sejahtera dan tidak menjadikan anak-anaknya sebagai sandwich generation lagi.
![Pentingnya Memberikan Training Finansial untuk Karyawan Baru 1 dari 3 Pekerja Takut Mengusulkan Training Karyawan - Coba Lakukan 3 Tip Ini untuk Yakinkan Perusahaan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/05/takut-mengusulkan-training-karyawan-960x640.jpg)
Untuk perusahaan, ada juga manfaat yang bisa didapatkan dari pengadaan training finansial untuk karyawannya, di antaranya:
Meningkatkan produktivitas
Terbebasnya karyawan dari masalah keuangan sudah pasti akan berefek pada produktivitas dan kinerja yang meningkat, karena karyawan lantas bisa fokus pada pekerjaan.
Produktivitas dan kinerja yang baik akan memperlancar jalannya strategi bisnis, yang nantinya akan mengembalikan manfaat kepada para karyawan itu sendiri.
Mengurangi izin tidak masuk
Masalah keuangan pribadi yang sering terjadi pada karyawan biasanya juga akan berefek pada kesehatan mental dan fisik. Akibatnya, izin tidak masuk kerja pun meningkat.
Hal ini juga diungkap melalui penelitian Lockton Retirement Service, yang menyebutkan bahwa sejumlah karyawan yang stres akibat masalah keuangan lantas mengajukan izin tidak masuk kerja dua kali lipat dari biasanya.
Pihak perusahaan pastinya akan meminta karyawan untuk dapat istirahat dan tidak masuk kerja jika memang sakit. Namun, jika terlalu sering izin, pastinya akan membuat perusahaan menanggung kerugian. Karenanya, dengan memberikan training finansial untuk karyawan baru, tingkat izin sakit dapat ditekan sejak awal.
Memperbaiki retensi
Sudah menjadi rahasia umum bahwa proses perekrutan dan orientasi bisa menjadi pekerjaan yang mahal dan memakan waktu. Tentunya pihak perusahaan tak ingin usahanya sia-sia. Peningkatan kinerja melalui pelatihan adalah salah satu cara untuk mempertahankan karyawan dan mengurangi retensi. Juga untuk training finansial.
Dan kapan lagi waktu terbaik untuk dapat meningkatkan retensi ini kalau tak dibangun sejak level recruitment?
Nah, bagaimana? Apakah perusahaan kamu juga membutuhkan pemberian training finansial karyawan di berbagai jenjang kariernya? Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Training Finansial: 1 dari 2 Karyawan Selalu Merasa Gaji Tak Cukup, Apa Sebabnya?
Survei yang dilakukan oleh QM Financial terhadap klien korporasi mengungkap data, bahwa sebanyak 51% karyawan merasa gaji tak cukup.
Padahal, ya namanya juga karyawan. Gaji adalah tujuan utama dalam bekerja, dan jadi motivasi untuk dapat memberikan kinerja yang baik. Tapi fakta di lapangan, penyebab gaji tak cukup ini tak melulu karena perusahaan memberikan gaji di bawah rata-rata. Faktanya (lagi), UMR pun sebenarnya ditetapkan berdasarkan perhitungan kebutuhan hidup seseorang dengan status masih lajang sesuai dengan kondisi setempat.
Tapi, apa ya, yang menyebabkan 1 dari 2 karyawan selalu merasa gaji tak cukup? Bisa jadi karena beberapa hal berikut ini.
![Training Finansial: 1 dari 2 Karyawan Selalu Merasa Gaji Tak Cukup, Apa Sebabnya? 3 Alasan Kamu Diberi Gaji Tinggi](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/gaji-tinggi.jpg)
Alasan Karyawan Merasa Gaji Tak Cukup
1. Jeratan utang
Salah satu masalah yang paling banyak dialami oleh karyawan adalah soal utang. Ya, utang memang tidak dilarang, tetapi jika dilakukan tanpa perhitungan yang mendalam dan bijak, utang bisa jadi bumerang. Alih-alih menjadi solusi, utang justru membuat kita jadi semakin jatuh dalam masalah. Makin lama makin rumit, bak benang kusut.
Banyak alasan kenapa karyawan melakukan utang. Mulai dari dipakai untuk membeli rumah, membeli kendaraan, gawai, sampai gesek kartu kredit buat nongkrong atau beli baju branded.
Sekali lagi, utang tentu tak dilarang. Mau dipakai untuk apa pun dananya, itu kembali ke masing-masing individu. Namun, sudah pasti, sebelum utang, harus pasti dulu kita akan bisa membayarnya sesuai waktu yang sudah ditentukan.
Tak memiliki perencanaan dalam mengembalikan utang, akan membuat kesehatan keuangan terganggu. Di sinilah nanti, karyawan akan selalu merasa gaji tak cukup.
![Training Finansial: 1 dari 2 Karyawan Selalu Merasa Gaji Tak Cukup, Apa Sebabnya? Gaji Naik, Lifestyle Nggak Harus Naik Juga - Coba Pertimbangkan 5 Hal Ini!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/06/gaji-naik-lifestyle-naik-960x651.jpeg)
2. Tingginya gaya hidup
UMR ditentukan berdasarkan perhitungan kebutuhan hidup seseorang yang berstatus lajang setempat. Penentuan besaran gaji UMR juga tak pendek, butuh proses yang panjang dari pemerintah. Dengan demikian, logikanya, jika seseorang sudah menerima gaji lebih atau sama dengan besaran gaji UMR, maka asumsinya akan cukup dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tapi kok bisa, karyawan merasa gaji tak cukup padahal besaran penghasilannya dari gaji berkali lipat dari gaji UMR?
Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup. Kebutuhan hidup itu tidaklah mahal, dan gaji sudah disesuaikan. Tapi, dalam gaji, tidak ada perhitungan yang memasukkan elemen ‘gaya hidup’. Jadi, beban gaya hidup akan harus diambil dari alokasi kebutuhan hidup.
Nah, masalahnya, masih cukup banyak yang belum bisa membedakan, mana kebutuhan hidup dan mana gaya hidup.
Kebutuhan hidup itu nggak mahal. Yang mahal adalah gaya hidup.
![Training Finansial: 1 dari 2 Karyawan Selalu Merasa Gaji Tak Cukup, Apa Sebabnya? Sandwich Generation dan Karyawan: Pentingnya Menyadarkan Akan Risikonya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/bahaya-sandwich-generation-960x640.jpg)
3. Sandwich generation
Banyak karyawan—terutama generasi milenial—yang tak hanya harus menanggung hidup keluarga kecilnya sendiri, yang terdiri atas pasangan dan anak-anaknya. Namun juga, harus menanggung biaya hidup orang tuanya yang sudah pensiun, adiknya yang masih sekolah, juga ponakan-ponakannya, sepupu-sepupunya, dan masih banyak lagi.
Tentu saja, hal ini akan menambah beban si karyawan sehingga wajar jika selalu merasa gaji tak cukup. Perhitungan gaji UMR tidak memasukkan biaya hidup orang tua, ponakan, sepupu, om, dan tante ke dalam formulanya, bukan?
Dalam sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS tahun 2020, menyebutkan fakta bahwa kelompok usia produktif (usia 24 – 55 tahun, yang terdiri atas generasi X dan milenial) ternyata harus menopang 4 generasi lain yang sudah tidak produktif dan belum produktif. Generasi tidak produktif terdiri atas generasi pre-baby boomer (75 tahun ke atas) dan generasi baby boomer (56 – 74 tahun). Sedangkan, generasi belum produktif adalah mereka yang masih bersekolah, yaitu generasi Z (8 – 23 tahun) dan generasi post Z (di bawah 8 tahun).
Dilihat dari rasionya, yaitu 1 : 4, tentu ini menjadi beban tersendiri. Apalagi jika dikaitkan dengan perhitungan gaji UMR yang hanya untuk diri sendiri yang masih lajang.
![Training Finansial: 1 dari 2 Karyawan Selalu Merasa Gaji Tak Cukup, Apa Sebabnya? Training Finansial: 1 dari 2 Karyawan Selalu Merasa Gaji Tak Cukup, Apa Sebabnya?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/08/gaji-tak-cukup-960x640.jpg)
Training Finansial untuk Membantu Karyawan
Alhasil, karena alasan-alasan di atas, banyak karyawan yang—jangankan berinvestasi—menabung saja sulit. Jangankan membangun dana pensiun, kalau tanggal tua berasa banget misqueen-nya. Jangankan memenuhi kebutuhan masa depan, kebutuhan sekarang saja pakai utang.
Sudah pasti, segala macam masalah keuangan ini akan memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan. Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk membantu karyawan dalam hal ini?
Training finansial yang menyeluruh, bertahap sesuai jenjang, dan berkelanjutan akan dapat membantu karyawan mengatasi masalah keuangan pribadinya.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training finansial karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Training Finansial Karyawan: Jadi Karyawan Produktif dengan Melek Finansial
Zaman sekarang, jika ingin menjadi seorang karyawan produktif tak hanya dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai, tetapi juga perlu punya skill dan melek finansial. Karena itu, penting kiranya untuk memberikan sebuah training finansial karyawan.
Mengapa demikian?
Salah satu penelitian yang pernah diadakan oleh Virginia Tech Study di Amerika Serikat, bahwa hal yang paling banyak menyebabkan produktivitas menurun adalah masalah keuangan.
Masalah keuangan seperti apa?
Dari data yang sama, ternyata masalah keuangan terbesar dan terbanyak yang kemudian menggagalkan usaha untuk bisa jadi karyawan produktif itu adalah masalah utang. Hal yang tak berbeda jauh dengan data survei yang diadakan oleh QM Financial di bulan Januari 2021, yang mengungkapkan 3 masalah utama keuangan karyawan, yaitu:
- Merasa penghasilan kurang
- Tidak siap pensiun
- Terlibat pinjaman besar
Training Finansial Karyawan Menjadi Solusi Membantu Jadi Karyawan Produktif
Tentu saja, masalah keuangan pribadi karyawan itu seharusnya tetap berada di “ranah pribadi” masing-masing karyawan. Akan tetapi, kalau kemudian masalah pribadi itu akhirnya membawa pengaruh terhadap performa kerja di kantor, tentulah perusahaan bisa mengintervensi dan membantu karyawan untuk menyelesaikannya, melalui sebuah training finansial karyawan.
Bukankah karyawan adalah aset perusahaan? Dan, siapa pun wajib untuk melindungi aset yang dimilikinya, termasuk jika itu adalah perusahaan ataupun organisasi. Bahkan kalau memang perlu, mengembangkannya supaya lebih baik lagi. Pasalnya, karyawan produktif merupakan modal utama bagi bisnis perusahaan untuk berkembang.
Dengan demikian, peran perusahaan akan sangat penting, meskipun permasalahan keuangan karyawan ini merupakan masalah pribadi masing-masing.
Terus, kok bisa training finansial karyawan bisa membuat karyawan melek akan pentingnya mengelola keuangan akan membantunya untuk menjadi karyawan produktif?
![Training Finansial Karyawan: Jadi Karyawan Produktif dengan Melek Finansial Karyawan Menjadi Sasaran Empuk Pinjaman Online Ilegal, 5 Kasus Ini Buktinya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/karyawan-pinjaman-online-ilegal-960x640.jpg)
1. Mampu menghindarkan diri dari masalah keuangan
Nah, ini sih sudah berkali-kali disebutkan di atas ya.
Kalau mau tambahan data lagi, ada nih data dari Lockton Retirement Services, yang menyebutkan bahwa 1 dari 5 karyawan mengalami stres akibat masalah keuangan.
Nah, masih kurang yakin gimana lagi coba, kalau jadi karyawan itu rentan masalah keuangan? Kalau dilogika ya memang bener, kan di usia-usia produktif seperti ini, kebutuhan kita semakin meningkat. Apalagi kita—saat artikel ini ditulis—sedang mengalami krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Tak heran lagi kan, kalau kita semakin terimpit secara keuangan, kalau nggak dikelola dengan baik?
Mari kita lihat, video berikut ini untuk melihat penjelasan mengenai masalah keuangan yang paling sering dihadapi oleh karyawan, selain data dari survei QM Financial di atas.
Dengan adanya training finansial karyawan, karyawan akan belajar mencari akar penyebab dari permasalahan yang ada, dan jadi tahu bagaimana mencari solusinya. Setelah masalah selesai, karyawan juga akan tahu, apa saja yang harus dilakukan, agar kondisi keuangannya sehat.
Dengan kondisi keuangan yang sehat, maka jadilah karyawan produktif yang dapat fokus terhadap tugas-tugasnya dengan baik.
![Training Finansial Karyawan: Jadi Karyawan Produktif dengan Melek Finansial 5 Kebiasaan yang Dapat Meningkatkan Keterampilan Mengelola Keuangan Karyawan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/04/kebiasaan-mengelola-keuangan-karyawan-960x638.jpg)
2. Mampu melawan inflasi
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahun kalender selama tahun 2020 sebesar 1,68 persen. Laju inflasi ini lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar 2,72 persen. Bahkan, disebutkan bahwa inflasi sekarang adalah yang paling rendah sepanjang sejarah.
Namun, kalau melihat sejarah naik turunnya inflasi, daftarnya akan seperti ini.
Tahun | Tingkat Inflasi |
2011 | 3,79% |
2012 | 4,30% |
2013 | 8,38% |
2014 | 8,36% |
2015 | 3,35% |
2016 | 3,02% |
2017 | 3,61% |
2018 | 3,13% |
2019 | 2,72% |
2020 | 1,68% |
Dengan demikian, jika diambil nilai rata-rata, inflasi Indonesia bergerak di kisaran 4,23%.
Namun, nyatanya, kenaikan harga properti di luar sana bisa sampai 10% setiap tahunnya. Lalu, biaya sekolah anak bahkan bisa sampai 20% kenaikannya di saban tahunnya.
Di sisi lain, kenaikan gaji karyawan tidak tumbuh secara signifikan. Mau jadi karyawan produktif seperti apa pun, nyatanya memberi kenaikan gaji merupakan privilege perusahaan yang harus mempertimbangkan dengan saksama lantaran banyaknya faktor yang memengaruhi.
Karenanya, tanpa dapat mengelola penghasilannya dengan baik yang bisa dicapai dengan memberikan training finansial karyawan, akan tipis harapan bagi karyawan untuk bisa melawan inflasi dengan baik.
Melalui training finansial karyawan, mereka dapat dibantu agar mampu mengelola gaji dengan lebih baik, dan akhirnya mampu melawan “musuh tak terlihat” yang bernama inflasi ini.
![Training Finansial Karyawan: Jadi Karyawan Produktif dengan Melek Finansial Training Finansial Karyawan: Jadi Karyawan Produktif dengan Melek Finansial](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/08/training-finansial-karyawan-960x641.jpg)
3. Mampu melindungi aset dan diri sendiri
Salah satu masalah keuangan yang sekarang jadi lebih sering dihadapi oleh karyawan adalah meningkatnya risiko hidup, seperti sakit ataupun kehilangan penghasilan—baik karena meninggal dunia, ataupun karena terdampak gelombang PHK akibat krisis pandemi.
Akibatnya, banyak karyawan harus kehilangan “barang berharga”, mulai dari kesehatan hingga aset lantaran karena harus dipakai untuk membiayai hidup yang (sementara) tidak berpenghasilan.
Hal ini terjadi karena karyawan masih belum sadar pentingnya perlindungan terhadap aset dan juga diri sendiri. Kesehatan adalah aset termahal kita di musim wabah seperti ini. Sudahkah semua karyawan terlindungi dan dijamin kesehatannya? Bisa saja, fasilitas dari BPJS Kesehatan saja tidaklah cukup.
Lalu, bagaimana dengan aset kekayaan yang lain?
Tahukah kamu, bahwa di masa pandemi ini ternyata jumlah orang kaya di Indonesia meningkat sebesar 61,7%? Kok bisa ya, padahal seharusnya pandemi menjadi penyebab krisis keuangan yang kita alami? Ternyata salah satu penyebabnya adalah karena mereka—para orang kaya itu—tahu cara untuk melindungi aset dengan baik; mereka telah lama mulai berinvestasi, dan kemudian ketika kondisi krisis, mereka juga dengan sigap memindahkan dan rebalancing aset sesuai kebutuhan.
Seharusnya, hal seperti ini bisa dipelajari oleh siapa pun juga, termasuk oleh para karyawan produktif, tak hanya orang kaya saja. Betul? Dengan dilatih untuk dapat mengelola keuangan dengan baik melalui training finansial karyawan sehingga bisa menjadi karyawan produktif, tetapi dengan begini, karyawan juga bisa mengamankan dana pensiun sehingga akan lebih siap pensiun.
Training Finansial bersama QM Financial
QM Financial menyediakan berbagai modul training finansial karyawan perusahaan dari berbagai skala. Besar kecil bisnis perusahaan, banyak sedikit karyawan, semua perlu training keuangan. Pastinya, tujuannya agar karyawan bisa mengelola keuangan pribadi masing-masing, bisa mencapai kesejahteraan hidup yang sesuai standar—bahkan lebih, bahkan bisa merencanakan dana pensiun juga.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training finansial karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya
Tahu nggak sih, kalau literasi keuangan itu merupakan salah satu dari literasi dasar yang harus dikuasai oleh siapa pun, selain literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, dan literasi budaya.
Keenamnya merupakan dasar ilmu yang akan kita pakai seumur hidup; agar survive menjalani hidup.
Diakui atau tidak, nyatanya tanpa literasi keuangan yang baik, banyak orang akhirnya terjerat masalah keuangan yang serius, mulai dari ditipu hingga masalah utang. Semakin ke sini, para penjahat finansial ini semakin canggih saja lo, modusnya. Apalagi sekarang teknologi semakin berkembang; tak hanya memudahkan kita sebagai pengguna, tetapi juga menambah peluang bagi para kriminal.
Hal ini semua sebenarnya bisa dihindari, kalau saja kita memiliki literasi keuangan yang bagus.
Apa Itu Literasi Keuangan?
![Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya Invest in Yourself: Inilah 3 Skill Atur Keuangan Pribadi yang Harus Dimiliki](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/skill-atur-keuangan-pribadi-960x640.jpg)
Literasi keuangan adalah pemahaman dan keterampilan yang kita perlukan untuk meningkatkan kualitas dalam mengambil keputusan keuangan, baik untuk tujuan jangka pendek maupun panjang, demi mencapai kesejahteraan.
Literasi keuangan umumnya meliputi manajemen penghasilan dan pengeluaran dengan baik, termasuk penganggaran, proteksi, hingga investasi.
Hasil ke depannya bisa sangat beragam dan luas sekali, mulai dari bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik, mampu membiayai sekolah anak hingga perguruan tinggi, memiliki rumah, sampai dengan dapat hidup di masa pensiun tanpa harus membebani anak dan cucu.
Singkatnya, masalah keuangan yang umum dialami, seperti adanya timbunan utang, besar pasak daripada tiang, tak punya tabungan, sampai tak siap pensiun, tidak akan dialami oleh orang-orang yang memiliki tingkat literasi keuangan yang baik.
Sounds legit ya? Memang kok, ketika kita membuat rencana keuangan, itu artinya kita sedang merencanakan hidup. Bahkan, kalau kita sudah sampai membuat rencana waris, kita pun sedang merencanakan kehidupan keturunan kita setelah ditinggalkan. Dan itu semua perlu literasi keuangan yang baik.
Lalu, bagaimana cara meningkatkan literasi keuangan yang baik ini?
Cara Meningkatkan Literasi Keuangan
![Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya Pentingnya Literasi Keuangan dan 5 Cara untuk Meningkatkannya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/meningkatkan-literasi-keuangan-960x596.jpg)
Ada banyak cara belajar keuangan yang bisa kamu pilih sesuai kenyamanan. Tapi, yang paling efektif bisa jadi dengan ikutan kelas online. Ada 5 kelas finansial online yang bisa kamu ikuti untuk meningkatkan literasi keuangan kamu di QM Financial. Mulai dari mana? Tentu saja mulai dari yang paling dasar dulu.
1. Blueprint of Your Money
![Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/Literasi-Keuangan-Blueprint_thumb.jpg)
Kalau mau yang basic alias dasar, ya mulailah dengan kelas Blueprint of Your Money. Ini adalah konsep original dari lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto. Di kelas Blueprint of Your Money ini, kamu akan belajar berbagai prinsip pengelolaan keuangan yang meliputi:
- Pengenalan 4 pilar keuangan yang akan berperan penting dalam setiap rencana keuangan yang kita buat
- Mengenal dan membuat fondasi yang kuat dari rencana keuangan
- Mengenal berbagai produk aset aktif
2. How to Manage Your Cash Flow
![Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/Literasi-Keuangan-Cash_Flow.jpg)
Setelah belajar Blueprint of Your Money, maka literasi keuanganmu perlu ditingkatkan ke level berikutnya. Kelas ini akan membahas mengenai bagaimana menyusun rencana keuangan secara komprehensif, melakukan financial check up, mengatur cash flow, sampai memastikan bahwa keuanganmu berada dalam rasio sehat.
Adalah penting buat kamu untuk memastikan dulu keuangan kamu dalam kondisi sehat, baru kemudian kamu bisa satu per satu berusaha mewujudkan cita-cita dan impianmu dalam hidup.
Di kelas inilah, kamu akan belajar melakukannya.
3. How to Set Your Financial Goals
![Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/Literasi-keuangan-Set_Financial_Goals_thumb.jpg)
Sudah memastikan keuanganmu sehat, maka langkah meningkatkan literasi keuangan selanjutnya adalah menentukan tujuan keuangan.
Namanya manusia itu banyak mau, sayangnya kadang sumber dayanya terbatas. Kalau merasa ini adalah masalahmu, jangan khawatir, you’re not alone! Banyak kok yang punya masalah yang sama. Sekarang, tinggal gimana caranya kamu mengatasinya.
Punya banyak mau tapi sumber daya terbatas seharusnya nggak jadi halangan untuk tetap mewujudkan mimpi. Hanya saja harus diatur dan diprioritaskan. Di sinilah kamu belajar untuk menentukan tujuan keuanganmu ini.
4. Get to Know Your Investment Products
![Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/Literasi-keuangan-Know_Your_Investment_Product_thumb.jpg)
Di kelas finansial online keempat ini, kamu akan mendapatkan banyak ilmu lagi mengenai berbagai instrumen investasi yang bisa kamu manfaatkan untuk mencapai tujuan.
Mengapa sih harus investasi? Mulainya dari mana? Bagaimana mengatur alokasi gaji, agar selain bisa memenuhi kebutuhan hidup yang sekarang, kita juga bisa investasi dan menabung? Nah, di sinilah kamu bisa meningkatkan literasi keuangan kamu terkait investasi ini.
Bagaimana? Pengin meningkatkan literasi keuangan kamu sekarang?
Yuk, cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Invest in Yourself: Inilah 3 Skill Atur Keuangan Pribadi yang Harus Dimiliki
Setuju kan, kalau keuangan itu berhubungan erat sama cita-cita dan mimpi. Ingat kata Mba Ligwina Hananto, money is either about achievement or anxiety. Terus, kamu memilih yang mana? Pastinya, achievement dong! Karenanya, kita perlu memiliki skill atau ketrampilan untuk atur keuangan pribadi, agar kondisi keuangan kita sehat dan sejahtera sampai di masa tua nanti.
Mengatur sendiri keuangan tampaknya memang mudah, karena pemasukan dan pengeluaran pribadi kita yang lakukan, kita sendiri juga yang tahu. Namun, ternyata jika tak memiliki keterampilan atau skill untuk atur keuangan pribadi, kita bisa saja salah menerapkannya.
Hal tersebut justru bisa menimbulkan kondisi keuangan yang malah jadi berantakan dan akhirnya kita harus mengalami kesulitan atau krisis keuangan.
Lantas, apa saja keterampilan atau skill atur keuangan pribadi yang harus kita kuasai dalam mengelola keuangan?
![Invest in Yourself: Inilah 3 Skill Atur Keuangan Pribadi yang Harus Dimiliki Begini Cara Meningkatkan Rasio Menabung demi Kesehatan Keuangan Pribadi](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/meningkatkan-rasio-menabung-960x641.jpg)
Skill Atur Keuangan Pribadi yang Seharusnya Dimiliki oleh Setiap Orang
Skill Mencatat
Jangan salah dan meremehkan. Skill mencatat ini bagian terpenting dalam mengatur keuangan pribadi, dan nggak semua orang punya nih.
Kemampuan untuk mencatat dengan detail setiap penghasilan yang dimiliki beserta dengan pengeluaran, kita akan bisa memilah pengeluaran yang tidak penting, sehingga bisa mengeluarkan uang dengan lebih bijak, lebih hemat, dan efisien.
Tak hanya itu, dengan catatan keuangan yang baik, kita bisa menghitung kebutuhan sampai masa depan lo.
Skill Analisis
Tak hanya keterampilan dalam mencatat pengeluaran dan pemasukan, skill atur keuangan pribadi selanjutnya yang sebaiknya dimiliki adalah keterampilan untuk menganalisis keuangan.
Skill analisis keuangan di sini maksudnya ialah kita bisa melakukan analisis terhadap masalah keuangan yang kita hadapi, dan kemudian bisa mencari solusi pemecahannya. Dengan demikian, kita dapat memprediksi, bagaimana kondisi kita ke depannya dan menyiapkan rencana keuangan yang sesuai dengan kebutuhan.
Tak hanya berhenti di perencanaan pos biaya di masa yang akan datang, skill analisis keuangan juga diperlukan untuk memilih produk tabungan, investasi, sampai asuransi sebagai bentuk perlindungan diri yang paling cocok dengan profil keuangan yang dimiliki.
![Invest in Yourself: Inilah 3 Skill Atur Keuangan Pribadi yang Harus Dimiliki Invest in Yourself: Inilah 3 Skill Atur Keuangan Pribadi yang Harus Dimiliki](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/skill-atur-keuangan-pribadi-960x640.jpg)
Skill Perencanaan
Skill atur keuangan pribadi selanjutnya adalah keterampilan untuk membuat perencanaan. Setelah bisa mencatat dengan baik, dan dapat menganalisis kondisi keuangan untuk menentukan masalahnya, kita harus bisa merencanakan target keuangan yang ingin dicapai.
Tetapkan tujuan yang ingin diraih dalam satu kurun waktu, misalnya biaya untuk umrah, beli properti, bangun dana pendidikan anak, dana pensiun, kemudian susun rencana keuangannya sesuai dengan penghasilan yang dimiliki, yang sudah dikurangi dengan pos-pos biaya.
Tentunya, untuk bisa membuat perencanaan keuangan yang komprehensif, kita perlu tahu dulu nih, produk keuangan apa saja yang bisa kita manfaatkan. Setelah mengetahui produk-produk investasi yang sesuai dengan profil keuangan yang dimiliki, kemudian tiba saatnya untuk melakukan perencanaan berdasarkan anggaran yang sudah disusun sebelumnya.
Kemampuan untuk Disiplin dan Konsisten
Ketiga skill atur keuangan pribadi yang telah dijelaskan sebelumnya tidak akan ada gunanya jika kita nggak memiliki kemampuan untuk disiplin dan konsisten.
Inti dari suatu rencana pengaturan keuangan adalah untuk bisa dijalankan secara konsisten demi mencapai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, kita harus bisa melaksanakannya dengan disiplin, agar perencanaan keuangan yang telah dibuat bisa berjalan dengan baik, dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada awalnya, keempat skill atur keuangan pribadi seperti yang telah dijelaskan di atas memang terasa sedikit sulit dan merepotkan, namun, ingat! Perencanaan keuangan yang baik akan membawa kesejahteraan di masa yang akan datang, dan ya, kita sendiri pula yang akan memetik buahnya.
Gimana, apakah kamu memiliki keempat skill atur keuangan pribadi di atas? Kalau sudah, selamat! Sekarang waktunya kamu untuk selalu update dengan informasi-informasi terbaru. Ingat, hidup kan dinamis, jadi pengaturan keuanganmu juga harus selalu disesuaikan dengan kondisi.
Namun, jika kamu merasa belum memiliki cukup skill atur keuangan seperti yang disebutkan di atas, tenang! Sekarang ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk belajar keuangan. Termasuk buat kamu, kaum rebahan. Yes, kamu tetap bisa belajar sambil rebahan, kayak lagi main games.
![Invest in Yourself: Inilah 3 Skill Atur Keuangan Pribadi yang Harus Dimiliki Invest in Yourself: Inilah 3 Skill Atur Keuangan Pribadi yang Harus Dimiliki](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/02/levio-banner.jpg)
Memperkenalkan Levio, sebuah aplikasi belajar keuangan dengan metode gamified microlearning yang dipersembahkan oleh QM Financial.
Di dalamnya ada berbagai stage belajar yang harus kamu selesaikan. Layaknya main games, kamu pasti akan dengan segera tenggelam dalam pembelajaranmu.
Nggak akan terasa kalau lagi belajar. Yuk, segera daftarkan dirimu segera dan belajar keuangan secara fun!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Menunda Investasi? Inilah 3 Risiko Keuangan yang Harus Dihadapi
Memiliki gaji besar ataupun kecil, setiap orang pasti memiliki kebutuhan yang sudah direncanakan setiap bulan. Ada yang bersifat kebutuhan tetap dan ada pula tambahan. Dan, tak jarang karena kebutuhan ini itu, jadi kerap menunda untuk melakukan investasi. Sayangnya, perilaku tersebut berefek ke risiko keuangan yang harus dihadapi.
Dalam strategi perencanaan keuangan, investasi merupakan hal yang sangat penting, agar ke depannya Anda bisa memiliki sejumlah dana yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan ataupun keinginan.
Memutuskan untuk melakukan investasi adalah pilihan terbaik. Karena sejatinya, investasi merupakan suatu proses untuk menunda keinginan kita hari ini agar bisa digunakan di kemudian hari.
Mengapa perlu berinvestasi? Inflasi adalah hal yang pasti. Jadi, di masa depan sudah pasti akan ada kenaikan harga, di sinilah fungsi investasi di mana diharapkan bisa memberikan kenaikan pada nilai aset dan juga penghasilan di masa yang akan datang.
Risiko dalam berinvestasi itu pun sudah pasti ada. Semakin tinggi imbal hasil, maka makin tinggi pula risikonya. Namun, setinggi apa pun risiko investasi, akan lebih besar risiko keuangan yang bisa terjadi karena menunda investasi.
Lalu, risiko keuangan apa saja yang bisa terjadi ketika kita menunda investasi? Yuk, disimak penjelasannya.
Menunda Investasi? Inilah 3 Risiko Keuangan yang Harus Dihadapi
![Menunda Investasi? Inilah 3 Risiko Keuangan yang Harus Dihadapi Investasi Dana Pendidikan Anak Baiknya Disimpan di Instrumen Apa Ya?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/06/investasi-dana-pendidikan-anak.jpg)
Tidak ada dana pendidikan untuk anak-anak
Memutuskan untuk berkeluarga, kita harus berpikir jauh ke depan. Dana pendidikan anak mulai dari jenjang TK hingga perguruan tinggi adalah salah satu tujuan keuangan yang nominalnya bisa bikin kepala cenat-cenut kalau tak disiapkan dengan baik.
Setiap tahun, biaya pendidikan akan ada kenaikan. Walaupun memilih sekolah negeri yang bebas biaya masuk, bukan berarti tidak ada biaya lainnya. Intinya kita harus memiliki sejumlah dana untuk pendidikan anak di tiap jenjang. Jumlah anak juga akan memengaruhi berapa banyak dana yang harus disiapkan lho.
Menabung apa saja cukup? Sayangnya tidak. So, untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan, investasi adalah keharusan.
![Menunda Investasi? Inilah 3 Risiko Keuangan yang Harus Dihadapi Pensiun Sejahtera di Usia 50 Tahun? Bisa Dong!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/03/pensiun-sejahtera-usia-50.jpg)
Tidak ada dana pensiun
Memikirkan dana pensiun itu sungguh tak menarik. Apalagi, kalau kita masih muda, baru semangat-semangatnya kerja. Masa sudah mau mikirin gimana nanti kalau pensiun?
Kalau memang ini yang kamu pikirkan sebagai karyawan, well, sekaranglah saatnya kamu mengubah persepsi. Dana pensiun harus dimiliki oleh siapa pun, baik pekerja lepas, profesional, pemilik bisnis, apalagi karyawan, demi kehidupan yang (tetap) baik di masa tua nanti.
Setiap instansi memiliki batas waktu pensiun yang berbeda-beda. Coba deh dipikirkan, jika tidak memiliki dana pensiun, bagaimana hidup kita kelak? Mengharapkan uang pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan, apakah cukup?
Jika hanya mengharapkan dana pensiun dari kantor ini sudah jelas tidak akan mencukupi. Indonesia memiliki rata-rata tingkat inflasi 3% per tahun, ini artinya kita berpotensi mengalami penurunan standar hidup di kemudian hari apabila tidak ada dana pensiun.
Agar terhindar dari risiko keuangan di masa “istirahat” kelak, maka persiapkan semuanya sejak sekarang. Mulailah berinvestasi untuk dana pensiun. Kelak dengan dana pensiun, kita bisa hidup di manapun sesuai keinginan dengan pasangan, mau jalan-jalan keliling dunia pun tak masalah toh ada dana yang sudah disiapkan.
![Menunda Investasi? Inilah 3 Risiko Keuangan yang Harus Dihadapi Menunda Investasi? Inilah 3 Risiko Keuangan yang Harus Dihadapi](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/risiko-keuangan-menunda-investasi-960x640.jpg)
Menciptakan sandiwch generation yang baru
Menjadi orang tua tugasnya melindungi anak dan juga harus bisa mandiri secara finansial walaupun udah di usia senja. Ada sebuah kekhawatiran jika kelak saat pensiun nanti harus bergantung pada bantuan anak. Bukankah ini seharusnya menjadi tugas kita, untuk memutuskan rantai sandwich generation ini?
Berikan hidup terbaik pada anak-anak dan sebisa mungkin jangan membebankan hidup kita juga pada mereka. Wariskan aset, jangan wariskan risiko keuangan. Ada sebuah kehangatan saat kita bisa hidup mandiri kelak dan tidak bergantung pada anak.
Memiliki investasi, kita bisa mencukupi bekal di hari tua dan menghindarkan diri dari berbagai risiko keuangan, salah satunya berutang.
Dalam hidup, kita mestinya punya strategi agar bisa survive dan menikmati hidup seutuhnya. Risiko keuangan di atas sangat membahayakan hidup kita apabila tidak diatasi sejak sekarang. Mulailah berinvestasi berapa pun dana ada. Ada banyak instrumen investasi yang bisa dipilih, sesuaikan dengan kemampuan, tujuan keuangan, dan profil risiko yang dimiliki.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
52% Karyawan Perusahaan Masih Perlu Meningkatkan Financial Intelligence Mereka
Di awal tahun 2021, QM Financial mengadakan survei pada sejumlah klien korporasi, yang kemudian mengemukakan data yang menarik. Bahwa sebanyak 87.5% perusahaan merasa membutuhkan program edukasi keuangan bagi karyawan, dengan 51% karyawan perusahaan merasa bahwa gajinya tidak mencukupi, dan 42% HR perusahaan ingin agar karyawannya dapat hidup yang sesuai dengan penghasilannya.
Kemudian, kemarin di hari Selasa, 4 Mei 2021, QM Financial menyelenggarakan Media Briefing dengan tajuk Dukungan Literasi Keuangan dari Perusahaan, Penting untuk Wujudkan Karyawan Berdaya Finansial, mengungkap fakta lain yang tak kalah menariknya.
Bahwa 52% karyawan perusahaan ternyata belum memiliki financial intelligence yang memadai.
Apa itu financial intelligence?
![52% Karyawan Perusahaan Masih Perlu Meningkatkan Financial Intelligence Mereka 5 Kebiasaan yang Dapat Meningkatkan Keterampilan Mengelola Keuangan Karyawan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/04/kebiasaan-mengelola-keuangan-karyawan-960x638.jpg)
Financial Intelligence adalah kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan keuangan dasar untuk memiliki kehidupan finansial yang sehat. Pada dasarnya, setiap orang memang sudah seharusnya memiliki tingkat financial intelligence yang baik sekarang ini, apalagi jika mereka adalah karyawan perusahaan.
Mengapa? Karena sebagai karyawan, penghasilan itu seharusnya sudah enggak jadi masalah lagi. Satu, karena sudah pasti ada. Dua, teratur diterima. Berbeda dengan mereka yang bekerja dengan sistem harian atau project based, yang kadang dalam periode tertentu, bisa saja tak mendapat penghasilan sama sekali.
Data ini didapatkan dari responden yang menjawab kuis di academy.qmfinancial.com—platform survei dari QM Financial yang dirilis bersamaan dengan diadakannya Media Briefing Selasa pagi, yang sebanyak 3.916-nya merupakan karyawan perusahaan dari berbagai sektor.
Data-data yang didapat oleh QM Financial di atas, sepertinya mendukung penuh hasil penelitian yang dirilis oleh Lockton Retirement Services, yang menyebutkan bahwa 1 dari 5 karyawan mengalami stres akibat masalah keuangan.
Wah, semakin menarique ya?
Lalu, bagaimana caranya ya, agar karyawan perusahaan dapat terdorong untuk mau meningkatkan financial intelligence mereka?
Begini Cara Mendorong Karyawan Perusahaan untuk Meningkatkan Financial Intelligence
![52% Karyawan Perusahaan Masih Perlu Meningkatkan Financial Intelligence Mereka 7 Fakta Asuransi Kesehatan yang Perlu Diketahui](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/02/fakta-asuransi-kesehatan.jpg)
1. Pemberian benefit kesehatan bagi karyawan perusahaan
Benefit kesehatan dari perusahaan terhadap karyawannya ini bisa dalam beberapa bentuk. Yang pertama adalah benefit kesehatan fisik. Mengapa ini penting? Karena, kita tak bisa menutup mata, bahwa kesehatan fisik juga berpengaruh besar terhadap keuangan karyawan. Karenanya, perlu bagi karyawan untuk mendapatkan jaminan kesehatan dari perusahaan tempatnya bekerja.
Employers’ wellbeing juga seharusnya menjadi perhatian bagi perusahaan. Apalagi di zaman sekarang, ketika beban hidup begitu berat, dan tuntutan semakin besar. Kesehatan mental pada akhirnya juga dapat memberikan dampak besar terhadap produktivitas karyawan.
Yang terakhir adalah dukungan terhadap kesehatan finansial karyawan, yang akan dapat memberikan efek besar terhadap produktivitas.
Apa sih artinya sehat secara finansial bagi karyawan perusahaan? Hal ini mencakup di antaranya:
- Dengan penghasilan sekarang, karyawan dapat memenuhi kebutuhan hidup sekarang dan masa depan
- Bijak menghadapi urusan utang piutang
- Siap menghadapi kondisi darurat pribadi
- Mampu pensiun nyaman sesuai keinginan
- Tangguh menghadapi krisis finansial
Tentu mewujudkan kelima hal di atas bukanlah perkara mudah. Namun, dengan dukungan dari pihak perusahaan, setiap karyawan pasti bisa mengusahakannya—termasuk tak kalah penting adalah kemauan si karyawan itu sendiri juga.
![52% Karyawan Perusahaan Masih Perlu Meningkatkan Financial Intelligence Mereka 5 Tip Mengadakan Pelatihan dan Pengembangan SDM Agar Tepat Sasaran](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/05/pelatihan-dan-pengembangan-SDM.jpg)
2. Berikan pelatihan secara simultan sesuai jenjang karier
Untuk mulai memberikan benefit kesehatan finansial, maka perusahaan dapat memberikan pelatihan keuangan secara simultan alias terus menerus, sesuai dengan jenjang karier karyawannya.
Pada praktiknya, karyawan perusahaan akan melewati 3 fase dalam masa kariernya, yaitu:
- Fase Recruit, ketika karyawan diterima dan bergabung dengan suatu perusahaan.
- Fase Retain, ketika karyawan sudah bekerja lebih dari 3 tahun dan mulai memasuki level karier yang mapan.
- Fase Retreat, ketika karyawan harus mulai melakukan persiapan untuk meninggalkan perusahaan dan memasuki masa pensiun.
Dalam ketiga fase tersebut, akan muncul berbagai macam kebutuhan yang akan berbeda, yang harus segera direspons dengan rencana keuangan yang komprehensif. Karena itulah, pelatihan keuangan tidak dapat hanya diberikan satu kali saja dalam masa karier seorang karyawan perusahaan, tetapi harus simultan secara terus menerus. Hal ini bertujuan agar karyawan selalu siap menghadapi perubahan di setiap fasenya.
![52% Karyawan Perusahaan Masih Perlu Meningkatkan Financial Intelligence Mereka 52% Karyawan Perusahaan Masih Perlu Meningkatkan Financial Intelligence Mereka](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/05/karyawan-perusahaan-financial-intelligence-960x622.jpg)
3. Mendorong karyawan perusahaan untuk memiliki kebiasaan baik dalam keuangan sehari-hari
Apalah artinya diberikan pelatihan, jika kemudian tidak dipraktikkan atau diterapkan dalam hidup sehari-hari? Betul, kan?
Begitu juga dalam usaha meningkatkan financial intelligence karyawan perusahaan ini. Dari kebiasaan kecil bisa jadi memberikan efek yang cukup besar bak bola salju di kemudian hari. Jadi, jangan remehkan kebiasaan-kebiasaan seperti lebih suka membawa bekal makan siang dari rumah, membuat kopi sendiri di kantor, menyisihkan penghasilan di awal untuk investasi, dan berbagai kebiasaan kecil yang baik lainnya.
Perusahaan harus memberikan apresiasi dan mendorong karyawannya agar mau melakukan berbagai kebiasaan itu dalam keseharian.
Kesimpulan
Pada akhirnya, peningkatan financial intelligence ini manfaatnya akan kembali juga kepada karyawan perusahaan itu sendiri. Sedangkan bagi perusahaan, financial intelligence karyawan akan dapat memberikan pengaruh besar terhadap bisnis bahkan dalam jangka panjang.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Alasan Pentingnya Dana Darurat
Siapa yang bisa meramalkan bagaimana kehidupan di masa yang akan datang? Nggak ada yang bisa, betul? Tak ada yang bisa menjamin, bahwa hidup kita akan lurus-lurus saja, baik-baik saja sepanjang waktu. Di sinilah pentingnya kita memiliki dana darurat.
Bisa jadi, kita harus mengalami situasi atau kondisi luar biasa, yang butuh dana untuk membereskannya. Besar atau kecil, tapi kalau yang namanya dadakan ya bisa bikin kita jadi gelagapan. Tak usah jauh-jauh, sesepele misalnya pompa air di rumah macet. Atau, ban mobil meletus di jalan. Atau, genteng rumah bocor.
Hal-hal seperti ini akan lebih mudah kamu atasi jika kamu memiliki dana darurat.
Pentingnya Memiliki Dana Darurat
![5 Alasan Pentingnya Dana Darurat 5 Kesalahan Investasi yang Perlu Dihindari](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/04/kesalahan-investasi-960x640.jpg)
1. Punya cadangan dana ketika penghasilan sedang tak menentu
Pengalaman di tahun 2020 dan 2021 seharusnya sudah mengajarkan berbagai hal pada kita, terutama mengenai finansial. Salah satunya tentang penghasilan.
Meski kita sudah bekerja kantoran, yang notabene gaji yang diterima sudah tetap, tetapi tak ada yang bisa menjamin bahwa semua 100% aman. Di masa pandemi, banyak orang mengalami pemotongan gaji, yang lebih parah lagi sampai dirumahkan atau mengalami PHK.
Kehilangan penghasilan sudah pasti membuat ritme hidup jadi kacau balau. Tetapi, dengan adanya dana darurat, setidaknya kamu bisa menyambung hidup untuk sementara waktu, sampai penghasilan menjadi stabil kembali.
2. Penting saat sakit
Mungkin kamu sudah memiliki proteksi yang cukup. Ada BPJS Kesehatan atau asuransi kesehatan yang lain. Tetapi, bisa jadi ada kondisi atau berbagai situasi yang membuatmu tak dapat menggunakan asuransimu dengan segera.
Dana darurat akan bisa menolongmu di saat-saat seperti ini.
Dengan dana darurat, kamu juga bisa membantu keluargamu yang lain yang juga mengalami kondisi darurat dengan lebih baik.
![5 Alasan Pentingnya Dana Darurat Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga Acuan ke 3.5%](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/02/penurunan-suku-bunga-acuan.jpg)
3. Tak masalah jika ada barang yang perlu diperbaiki
Yah, namanya hidup dan bekerja, kita semua akan selalu punya alat-alat yang mendukung kebutuhan hidup dan bekerja kita. Alat-alat tersebut bisa dianggap sebagai modal atau bahkan investasi, demi hidup yang lebih baik, mudah, dan lancar.
Tapi ya namanya alat, tetap saja buatan manusia. Ada kalanya butuh perbaikan karena rusak lantaran berbagai sebab. Hal ini tentu tak akan jadi masalah jika kamu memiliki dana darurat yang memadai.
Misalnya, laptop yang biasa kamu pakai bekerja tiba-tiba ngadat. Kamu perlu membawanya ke tukang servis. Sudah pasti ada biaya yang harus dikeluarkan, bukan? Agar tak mengacaukan cash flow harianmu, dana darurat bisa dipakai dulu untuk membayar ongkos servis. Yang penting, laptop cepat sembuh, terus bisa dipakai buat kerja lagi. Nanti, jangan lupa, dana darurat yang kepakai dikembalikan lagi ya.
4. Menghindarkan kita dari utang
Kebutuhan-kebutuhan yang mendadak memang kadang bikin kita gelagapan. Kalau tidak ada dana darurat, bisa jadi lantas terlintas di pikiran untuk berutang.
Well, berutang tentu tak dilarang. Ada banyak manfaat juga dari kita berutang. Tetapi, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindarkan dari utang.
Misalnya saja sakit, seperti kondisi yang dijelaskan pada poin kedua di atas. Saat asuransi sedang tak bisa dimanfaatkan karena satu dan lain sebab, pasti kita harus merogoh tabungan untuk membayar ongkos rumah sakit dan juga obat-obatan. Tanpa dana darurat yang “bisa dirogoh”, utang bisa jadi kita anggap sebagai solusi.
Padahal ini adalah kesalahan yang cukup fatal. Tak hanya ketika kita sakit, tetapi juga di situasi-situasi darurat lain. Mengapa? Karena utang di saat darurat, bisa jadi kita lakukan tanpa pertimbangan yang matang. Karena didesak kondisi, kita pun mengambil jalan cepat. Padahal utang bukan hal yang sepele loh. Saat berutang, kamu harus yakin dapat mengembalikannya. Jangan sampai bilang, “Gampanglah, urusan ntar!”
Bisa jadi, kamu lantas terjebak di utang yang akan merugikan kondisi finansialmu sendiri.
![5 Alasan Pentingnya Dana Darurat 5 Alasan Pentingnya Dana Darurat](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/04/pentingnya-dana-darurat-960x641.jpg)
5. Membuat kita merasa tenang dan aman
Adanya dana darurat yang bisa menjadi jaring penyelamat di kondisi-kondisi darurat ini, akan membuat kita menjalani hidup dengan lebih tenang dan aman.
Dalam bekerja pun, kita akan lebih fokus lantaran kita tak memiliki masalah keuangan yang berarti.
Nah, itulah pentingnya memiliki dana darurat. Apakah kamu sudah memiliki dana darurat? Jika belum, coba yuk mulai dibangun. Untuk berapa besarannya, kamu bisa intip di artikel yang sudah ditautkan.
Mulailah dengan belajar dulu beberapa dasar pengelolaan keuangan. Tenang, jika kamu tak punya waktu untuk ikutan kelas online QM Financial, ada kok cara belajar yang tak mengharuskanmu untuk ikutan kelas. Kamu bisa belajar di Udemy. Untuk topik dana darurat, ada di modul Journey for Singles.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!