Mengapa Asuransi Jiwa Penting untuk Dimiliki Karyawan Terutama di Saat Krisis Berkepanjangan
Life is getting harder, right? Krisis berkepanjangan, pun wabah penyakit yang belum bisa dikendalikan sepenuhnya. Bahkan, ada wacana untuk menyiapkan roadmap agar bisa hidup berdampingan dengan virus ini ke depannya. Sudah seperti ini, apakah bisa kita menunda untuk memiliki asuransi jiwa?
Terutama bagi karyawan, harus banget melengkapi instrumen perlindungan diri. Apalagi di saat krisis yang belum pasti juga kapan berakhirnya ini. Segala kemungkinan buruk bisa terjadi, dan kita perlu melengkapi alat perlindungan diri. Ya, dari sisi kesehatan, juga dari sisi finansial.
Asuransi jiwa merupakan sebuah kontrak perjanjian yang dibuat antara perusahaan asuransi dengan seseorang yang menjadi tertanggung, atau pemegang polis. Perusahaan asuransi akan mengambil alih risiko keuangan jika ada yang terjadi pada diri si tertanggung, dan kemudian memberikan manfaat asuransinya kepada ahli waris.
Kenapa sih asuransi jiwa penting dimiliki oleh karyawan, terutama di masa-masa krisis berkepanjangan begini? Ini dia beberapa alasannya.
![Mengapa Asuransi Jiwa Penting untuk Dimiliki Karyawan Terutama di Saat Krisis Berkepanjangan Punya Asuransi Jiwa dan Hubungannya dengan Family Survival](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/08/asuransi-jiwa-family-survival-960x641.jpg)
Pentingnya Asuransi Jiwa bagi Karyawan
1. Adanya peluang terjadi hal yang tak terduga dan tak diinginkan
Pastinya, kita selalu berharap bahwa semua akan baik-baik saja. Tetapi bad things happen, peluangnya bisa kapan saja dan di mana saja, pada siapa saja. Fatalnya kalau hal buruk ini terjadi pada mereka yang merupakan karyawan dan menjadi tulang punggung keluarga.
Akibatnya, bisa diduga. Hal buruk ini bisa saja mengakibatkan kematian, cacat permanen, dan hal-hal lain yang membuat si tulang punggung menjadi tak bisa mencari penghasilan seperti semula lagi.
Di sinilah, santunan asuransi jiwa dapat meng-cover risiko keuangan yag bisa terjadi.
2. Melindungi dari kesulitan finansial
Saat seseorang yang menjadi tulang punggung keluarga tiba-tiba tak dapat mencari penghasilan lagi, itu artinya tak hanya kebutuhan hidupnya sendiri saja yang terancam untuk tak bisa dipenuhi. Ada banyak orang lain yang juga terancam tak dapat dipenuhi kebutuhannya.
Asuransi jiwa—jika pemegang polis sudah membayar premi sesuai kesepakatan—akan memastikan akibat dari hilangnya penghasilan ini tak terlalu fatal. Santunan yang diberikan bisa dimanfaatkan oleh para ahli waris untuk bertahan hidup sementara waktu, sembari mencari solusi terbaik.
Bahkan tak jarang, santunan asuransi ini dimanfaatkan oleh ahli waris sebagai modal usaha, demi mencari penghasilan dari jalan yang lain, setelah sang tulang punggung tak lagi dapat bekerja.
![Mengapa Asuransi Jiwa Penting untuk Dimiliki Karyawan Terutama di Saat Krisis Berkepanjangan Ada Berbagai Jenis Asuransi, Mana yang Harus Didahulukan jika Bujet Premi Terbatas?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/08/memilih-jenis-asuransi-960x808.jpg)
3. Jaminan utang
Jika kamu seorang karyawan, dan sedang dalam proses pengajuan KPR, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah memiliki asuransi jiwa.
Barangkali kamu berpikir, bahwa syarat ini merepotkan atau berat. Namun, sebenarnya asuransi jiwa ini merupakan bentuk perlindungan terhadap kamu sendiri sebagai debitur loh. Karena yah, balik lagi ke poin pertama, bahwa hal buruk itu bisa terjadi pada siapa saja, dan kita mesti punya langkah-langkah untuk mengelola risiko yang bisa terjadi karenanya.
Dengan adanya asuransi jiwa, jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan, ahli waris dapat memanfaatkan santunannya untuk membayar kembali pinjaman hingga lunas, sehingga tak perlu mendapatkan beban tambahan berupa warisan utang.
4. Investasi pada diri sendiri
Punya asuransi jiwa, artinya kamu menghargai hidupmu sendiri, dan juga berarti kamu mencintai keluarga dan orang-orang terdekat seutuhnya.
Seperti halnya investasi lain, “investasi” dalam bentuk asuransi jiwa akan memberikan keuntungan kembali kepada kita. Salah satunya, pada akghirnya, asuransi ini akan bisa bermanfaat bagi keluarga kita, meskipun mungkin kita sendiri tak merasakan manfaatnya secara langsung.
Selain itu, dengan adanya “kewajiban” untuk membayar premi setiap tahunnya, asuransi jiwa bisa “memaksa” kita untuk menabung dan menghargai setiap sen dari penghasilan kita sendiri. Kita jadi punya pengelolaan keuangan yang lebih baik, betul?
![Mengapa Asuransi Jiwa Penting untuk Dimiliki Karyawan Terutama di Saat Krisis Berkepanjangan Mengapa Asuransi Jiwa Penting untuk Dimiliki Karyawan Terutama di Saat Krisis Berkepanjangan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/09/asuransi-jiwa-karyawan-960x640.jpg)
5. Memberikan ketenangan
Siapa sih yang enggak mau hidup dengan tenang; karena tahu bahwa ada jaminan aman jika terjadi sesuatu dan menimbulkan risiko keuangan? Tak hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga untuk keluarga kita?
Adanya asuransi jiwa, membuat kita dapat fokus maju terus untuk mewujudkan semua tujuan keuangan yang sudah kita tentukan. Dengan memiliki asuransi jiwa, kita juga bisa fokus dalam berkarier, dan pastinya akan dapat lebih produktif dalam bekerja karena tak khawatir lagi akan adanya masalah keuangan.
Nah, melihat kelima hal di atas, sekarang sudah yakin kan, betapa pentingnya memiliki asuransi jiwa jika kita berstatus karyawan. Sekali lagi, dengan memiliki asuransi ini, kita tak hanya melindungi aset bagi diri sendiri, tetapi juga demi orang-orang yang kita sayangi.
Gimana, pengin tahu lebih detail mengenai asuransi jiwa? Misalnya seperti jenisnya, manfaatnya yang lebih banyak, juga cara kerjanya?
Tenang, kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bangun Dana Darurat di Saat Krisis, Bisa Emang?
Kapan masa krisis ini akan berakhir? Enggak ada yang tahu dengan pasti. Karena itu, penting bagi kita untuk memastikan dana darurat cukup dan aman, seenggaknya bisa jadi cadangan napas kalau-kalau ada kondisi-kondisi dadakan semacam PPKM kemarin.
Tapi, kan, gaji juga belum stabil, penghasilan belum balik. Padahal, sebagian juga masih belum mendapatkan pekerjaan lagi selepas badai PHK beberapa waktu yang lalu. Dari mana bisa bangun dana darurat, kalau begini caranya?
![Bangun Dana Darurat di Saat Krisis, Bisa Emang? 5 Alasan Pentingnya Dana Darurat](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/04/pentingnya-dana-darurat-960x641.jpg)
Membangun Dana Darurat di Tengah Krisis
Ambil pelajaran yang pernah kita lakukan: nggak pernah siap menghadapi kondisi darurat. Bahkan, survei dan data yang dirilis oleh Lokadata menyebutkan, bahwa orang Indonesia cuma sanggup bertahan selama seminggu kalau ada situasi darurat.
Duh, seminggu! Tim QM Financial jadi menangys mendengarnya.
Memang sih, masih ada 8.6% yang siap dana darurat untuk lebih dari 6 bulan, tapi apa kabar yang 91.4% lainnya?
Tapi, di kondisi yang belum pulih ini, apa yang bisa kita lakukan untuk bisa memastikan dana darurat kita tercukupi? Gimana bisa membangun dana cadangan ini di tengah kondisi yang serbakurang? Bukankah kebutuhan esensial harusnya diprioritaskan, dan menjadi hal yang lebih penting?
Jawabannya, bisa kok. Memang akan butuh effort lebih karena kamu juga harus berbagi dengan kebutuhan yang lain. Tapi, kalau memang kamu memang butuh punya dana darurat demi tidak mengulangi kesalahan keuangan yang lalu, coba deh beberapa langkah berikut ini untuk dapat membangun dana darurat meski kondisi masih krisis.
![Bangun Dana Darurat di Saat Krisis, Bisa Emang? Dana Darurat atau Asuransi: Mana yang Lebih Penting dan Harus Didahulukan?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/dana-darurat-vs-asuransi-960x640.jpg)
Membangun Dana Darurat di Kondisi Krisis
1. Lakukan financial checkup
Yang pertama harus kamu lakukan adalah memastikan dulu secara riil, bagaimana kondisi keuanganmu. Cek:
- Penghasilan
- Pengeluaran
- 3 Rasio kesehatan keuangan: rasio utang, rasio likuiditas, dan rasio menabung
Apakah saat ini ketiganya dalam kondisi baik?
Penghasilan bisa jadi berkurang. Lalu, seberapa banyak pengurangannya? Berapa yang benar-benar bisa kamu terima bulan ini, dan beberapa bulan ke depan?
Pengeluaran apa yang bisa dipangkas karena bisa ditunda, kurang penting, atau kurang urgent? Coba pangkas sana-sini, langsingkan belanjamu. Hanya penuhi kebutuhan esensial dulu.
Apakah rasio kesehatan keuangan semua sudah sesuai dengan angka ideal? Bisa jadi belum sih, karena kondisinya sedang krisis. Yang penting, rasio utang deh kalau gitu, yang harus ideal, yaitu 30% dari penghasilan. Apakah sudah sesuai?
Rasio menabung bisa jadi agak tipis, tetapi enggak masalah. Tabungan dan dana darurat bisa jalan paralel, bisa disesuaikan.
2. Masukkan dalam anggaran
Proporsi pos pengeluaran yang ideal barangkali adalah 4:3:2:1. Tapi, jika kondisi minta ada penyesuaian, tentu kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisi yang ada.
Misalnya saja. Kamu berniat untuk membangun dana darurat sekarang. Untuk itu, kamu “rela” memangkas pengeluaran rutin. Berhenti langganan streaming dulu, atau kurangi jajan. Apa pun bisa kamu lakukan untuk memangkas biaya hidup demi bisa membuat dana darurat.
Intinya, tambah sereceh dua receh, agar dana cadangan ini bisa bertambah. Jangan sampai hanya bisa dipakai buat hidup seminggu.
Kalau sudah masuk dalam anggaran, selanjutnya tentu kamu enggak akan lupa untuk menyisihkan sesuai rencana.
![Bangun Dana Darurat di Saat Krisis, Bisa Emang? Bangun Dana Darurat di Saat Krisis, Bisa Emang?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/08/dana-darurat-masa-krisis-960x640.jpg)
3. Bedakan rekeningnya
Supaya lebih bisa termonitor dengan baik, buatlah rekening dana darurat khusus.
Salah satu tempat yang sangat oke untuk menyimpan dana darurat adalah di reksa dana pasar uang. Mengapa? Karena reksa dana pasar uang itu:
- Cukup likuid, mudah dicairkan. Ya mungkin butuh waktu, tapi kamu bisa melakukannya sewaktu-waktu. nggak harus jatuh tempo dulu.
- Ada imbal hasil yang lebih besar dari bunga tabungan biasa, bahkan dari suku bunga deposito juga. Lumayan banget.
- Merupakan instrumen yang relatif paling rendah risiko dibandingkan instrumen investasi lainnya. Karena mau dipakai sebagai tempat penyimpanan dana darurat yang akan dipakai di kondisi darurat, maka kamu harus memastikan keamanannya, ya kan?
Dengan membuat rekening yang berbeda, kamu juga akan lebih mudah menyisihkannya loh. Tinggal diautodebit saja dari rekening harian.
Nah, bagaimana? Seharusnya dari 3 langkah di atas, kamu bisa melanjutkan sendiri ya, bagaimana cara terbaik untuk bisa membangun dana darurat di saat krisis seperti ini.
Dana darurat itu penting banget untuk kamu miliki.
Kalau kamu mau tahu lebih dalam mengenai dana darurat ini, terutama buat kamu yang masih lajang, ada nih modul yang cocok buat kamu di Udemy spesial dari QM Financial, yaitu Journey for Singles.
![Bangun Dana Darurat di Saat Krisis, Bisa Emang? Udemy](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/QM_Financial_-_Website_Banner_Udemy__FD-02-960x224.jpg)
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
3 Langkah Menyiapkan Dana Pensiun di Masa Krisis
Masa pensiun tidak akan bisa diundur atau ditunda. Karena itu, meski krisis, menyiapkan dana pensiun is a must, apa pun caranya.
Tapi, sekarang kan lagi krisis. Portofolio kebakaran, dan kayaknya enggak akan segera pulih dalam waktu dekat. Apalagi banyak pakar yang menyebut akan datangnya resesi–malahan sebagian bilang, sekarang ini kita sudah berada di periode resesi.
Yah, memang begitulah adanya. Kita memang harus bersiap untuk masa krisis lebih panjang sekarang. Ditambah dengan resesi, maka sudah cukup alasan untuk tidakk menghambur-hamburkan uang yang kita miliki untuk sesuatu yang tidak esensial. Tetapi, dana pensiun ini penting. So, meski resesi atau krisis, kita harus tetap menyiapkannya.
Mengapa? Ya, karena seperti yang sudah ditulis di pembuka artikel ini; bahwa masa pensiun tidak akan dapat ditunda. Masa-masa kita tak produktif lagi itu tetap akan tiba, tak peduli kita lagi krisis atau enggak. Masa pensiun adalah keabsolutan, sehingga rencana pun harus segera dibuat untuk bisa menjalaninya dengan nyaman.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan?
Menyiapkan Dana Pensiun di Masa Krisis
1. Siapkan sejak dini
![3 Langkah Menyiapkan Dana Pensiun di Masa Krisis 3 Langkah Menyiapkan Dana Pensiun di Masa Krisis](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/08/dana-pensiun-masa-krisis.jpg)
Rasanya tip-tip ini hanya diulang-ulang saja terus ya? Tapi, ya mau bagaimana lagi? Prinsip pengelolaan keuangan sebenarnya sama saja. Yang terus bisa diupdate adalah instrumen-instrumennya, dan penyesuaiannya dengan kondisi yang sering berubah dan berkembang. Tetapi, prinsipnya selalu sama.
Begitu juga dengan persiapan dana pensiun. Akan selalu lebih baik, jika kita menyiapkannya sejak dini. Sejak kita mulai masuk kerja dan mulai mendapat penghasilan sendiri.
Logikanya mudah. Semakin cepat disiapkan, beban untuk menyisihkan setiap bulannya juga semakin ringan. Lalu, kalau baru mulai menyisihkan sekarang, saat usia sudah 30-an atau 40-an, apakah itu berarti sudah terlambat? Nope, bagaimanapun, sudah mulai menyiapkan itu adalah hal yang sangat baik. Kapan pun. Tetapi, buat kamu yang masih di usia 20-an, sekaranglah saat terbaik untuk mulai menyiapkannya.
2. Kenali pengeluaran
![3 Langkah Menyiapkan Dana Pensiun di Masa Krisis Single Happy, 5 Privilege Ini Hanya Kamu yang Punya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/08/keuangan-single-happy.jpg)
Di masa krisis, akan lebih baik jika kita bisa menghemat dan hanya mengeluarkan uang untuk kebutuhan-kebutuhan yang esensial. Apa saja kebutuhan esensial itu? Misalnya saja pengeluaran untuk makan, transportasi, kesehatan, dan utilitas rumah (listrik, air, telepon, dan sebagainya). Cicilan utang sudah pasti masuk ke prioritas pengeluaran, dan tidak boleh diutak-atik.
Lalu, apa saja pengeluaran yang harus dihemat? Hal-hal tersier, seperti traveling, belanja baju (selama yang di lemari masih banyak), sepatu dan tas (apalagi kalau masih ada yang di dalam plastik dan belum pernah dipakai sejak dibeli), hangout bareng teman-teman, dan sejenisnya, bisa dikurangi dulu.
Memang, kita butuh hiburan sih. Bukan berarti pengeluaran untuk hiburan ini harus dihilangkan sama sekali juga, tetapi bisa diperhitungkan dalam anggaran dong. Buat bujet, dan patuhi. Itu saja prinsipnya.
Supaya apa? Supaya kita tetap ada dana yang bisa dianggarkan untuk dana pensiun, juga dana-dana untuk tujuan keuangan lain yang penting. Masa krisis boleh datang, tapi tujuan keuangan tetap harus jalan terus.
3. Sesuaikan dengan kondisi
![3 Langkah Menyiapkan Dana Pensiun di Masa Krisis Kenapa Membuat Laporan Arus Kas Pribadi Itu Penting? Ini 5 Alasannya!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/08/membuat-laporan-arus-kas-pribadi.jpg)
Nah, ini adalah keharusan. Hanya kamu yang mengerti kondisimu sendiri, pun ketika kita berada di masa krisis keuangan.
Pos investasi memang penting, tetapi sangat bisa disesuaikan dengan kondisi. Ketika kamu kekurangan uang untuk operasional hidup sehari-hari, kamu bisa memotong pos investasi, dan mengalokasikan ulang uangmu untuk memperpanjang napas. Kamu juga bisa menghentikannya dulu, kalau perlu. Kebutuhan hidup tetap harus jadi list nomor satu.
Jadi, pertimbangkan urutan prioritasnya. Akan sangat baik, jika kamu tetap bisa menyiapkan dana pensiun, bahkan dari penghasilan yang menurun. Bagaimana membaginya, hanya kamu yang tahu, karena kamulah perencana keuangan untuk dirimu sendiri. Betul?
Yuk, gabung aja di kelas-kelas finansial online QM Financial, agar bisa belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Ada banyak topik yang dibahas, kamu bisa pilih sesuai kebutuhanmu. Karena menyiapkan dana pensiun enggak hanya soal bagaimana berinvestasi saja, tetapi harus mulai dari memiliki cash flow yang sehat. So, join the class, dan kelola uangmu dengan benar sejak awal.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Makin Getol Belanja Impulsif di Masa Pandemi?
Apa itu belanja impulsif? Bahasa kerennya, impulsive buying, yaitu kondisi belanja tanpa rencana, tanpa berpikir.
Loh, ada ya yang kayak gitu? Ada. Bahkan sepertinya setiap orang–setidaknya beberapa kali dalam hidupnya–pernah melakukan belanja impulsif.
Saya sendiri paling sering kejadian kalau ketemu buku-buku sastra lawas di lapak preloved books. Biasanya berawal dari scrolling timeline Instagram, yang followingnya didominasi oleh pelapak-pelapak buku bekas langka. Kalau ada buku yang belum ada di koleksi saya, autobeli. Padahal begitu sampai paketnya, ya ditimbun aja di rak buku. Bacanya kapan-kapan. Habis itu nyesel. Nyesel kenapa enggak beli lebih banyak #eh #janganditiru.
Sering nggak mengalami kayak gitu? Objek impulsifnya saja yang beda, mungkin.
Nah, di masa pandemi, saat kita berkegiatan di rumah saja, ternyata perilaku impulsive buying ini justru menjadi-jadi. Sebagian “atas nama” stock piling–nimbun stok kebutuhan pokok di rumah.
Coba deh amati. Jika hari ini ada pesan viral mengenai produk yang dibilang mampu melawan virus korona, besok pasti produk yang disebut itu sudah menghilang dari pasaran lantaran diborong orang. Sebut saja, masker, hand sanitizer, hand soap, produk pemutih baju, vitamin C, sampai jahe, temulawak, kunyit saja nyaris tak bisa ditemukan di pasar.
Kasarnya, kalau hari ini kita sebar berita viral bahwa suplemen penambah zat besi bisa membuat kita kebal virus, besok pasti suplemen ini juga akan hilang dari peredaran.
Ditambah lagi, siapa nih yang lemari makan atau kulkasnya penuh dengan camilan bermicin, kue-kue kemasan, roti-roti, dan sebagainya? Full stock atas nama biar bisa jadi teman selama work from home.
Jadi, bagaimana mengatasi perilaku belanja impulsif dadakan ini? Kalau enggak segera diatasi, bisa berabe banget untuk tabungan dan dompet. Padahal di depan sana, ada krisis yang kemungkinan menanti lo!
5 Tip Mengatasi Belanja Impulsif di Tengah Pandemi
![Makin Getol Belanja Impulsif di Masa Pandemi? Makin Getol Belanja Impulsif di Masa Pandemi? Duh, Dompet!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/04/belanja-impulsif.jpg)
1. Cari penyebabnya
Yes, cari penyebabnya. Bisa bermacam-macam kan? Kalau menurut beberapa ahli, belanja impulsif kebanyakan disebabkan oleh dorongan psikologis; ada kaitannya dengan mood atau reward.
Belanja impulsif kadang kita lakukan karena kita merasa perlu untuk memberi reward pada diri sendiri. Misalnya, habis lembur proyek gede, sudah rampung, beli pizza ah. Dimakan sendiri. Atau bisa juga karena kita sudah tahu, kalau bakalan menerima uang dengan jumlah yang lumayan. Entah uang bonus, THR, atau yang lain.
Nah, kalau di masa pandemi seperti ini–dengan kondisi kamu “dipaksa” untuk tetap tinggal di rumah–mungkin lantas kamu merasa mood kamu turun. Banyaknya tekanan (pekerjaan, keluarga, plus banyaknya berita negatif termasuk serangan hoaks) membuatmu tak nyaman. Akhirnya, sebagai “obat”, kamu pun merasa perlu untuk membeli beberapa barang yang bisa membuatmu happy. Camilan, salah satu di antaranya.
Apa penyebab nafsu belanjamu naik? Kamu harus mencari dan kemudian memahaminya. Dengan memahami, biasanya sih terus kita sadar kalau nyaris khilaf. Semoga dengan sadar ini, kamu lantas bisa mengontrol keinginan yang timbul tiba-tiba ini.
Ingat, di hari-hari biasa saja kita harus bisa membedakan keinginan versus kebutuhan. Nah, ini sudah masa darurat, sudah bukan lagi keinginan dan kebutuhan, tetapi kebutuhan versus urgensi.
2. Kenali kondisi keuanganmu
Ingat-ingatlah, saat setiap kali nafsu belanja impulsif datang, bahwa sekarang kita perlu harus berhati-hati merencanakan keuangan kita. Mungkin ada yang tunjangannya dipotong karena harus work from home, ada juga yang malah kehilangan mata pencaharian sama sekali.
Perilaku belanja impulsif sangat tidak cocok dilakukan di masa-masa darurat seperti ini, karena penghasilan kita juga sedang menurun. Sedangkan, kita perlu berjaga-jaga siapa tahu kondisi akan semakin sulit di depan.
Ada ketidakpastian yang harus kita hadapi lo.
![Makin Getol Belanja Impulsif di Masa Pandemi? Menghindari Jeratan Utang Kartu Kredit, Ini 7 Tipnya!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/01/terjerat-utang-kartu-kredit.jpg)
3. Ingat kembali kondisi masih belum pasti
Nah, ini kelanjutan dari poin kedua di atas. Ada ketidakpastian yang harus kita hadapi di depan. Akankah krisis keuangan datang, seperti halnya tahun 1998 atau 2008? Tentu saja kita tidak berharap begitu kan?
Tetapi siapa yang bisa menjamin? Pandemi COVID-10 ini dihadapi oleh seluruh dunia lo. Hampir semua negara seakan berhenti beraktivitas, bahkan ada yang berhenti sama sekali. Pastinya hal ini akan berdampak ekonomi.
Kita tentu berharap bahwa kondisi akan pulih, bahkan akan menjadi lebih baik. Tapi masih belum pasti, kapan dan bagaimana.
So, ayo, kita berpikir jauh ke depan. Mulai buat rencana dan strategi keuangan baru agar kita enggak terlalu shock jika kondisi tak sesuai dengan harapan. Salah satunya adalah dengan mengendalikan diri.
4. Buat anggaran
Anggaran akan dapat membantu kita untuk mengendalikan diri. So, ayo duduk sejenak dan cermati lagi alokasi arus kasnya.
Apa saja yang tak dibutuhkan saat ini? Apa saja yang dibutuhkan saat ini? Apa yang harus ditingkatkan prioritasnya, dan apa saja yang diturunkan levelnya?
Duduklah sejenak, agar dapat mengamati catatan keuangan dengan cermat. Lalu buatlah anggaran baru berdasarkan temuan-temuanmu.
![Makin Getol Belanja Impulsif di Masa Pandemi? Hobi Belanja Online? 5 Hal untuk Menyelamatkan Dompet dan Tabungan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/01/mengendalikan-hobi-belanja-online.jpg)
5. Sadar akan kecenderungan diri sendiri
Belanja impulsif memang merupakan kecenderungan karakter, bisa muncul begitu saja, tapi juga bisa hilang dengan cepat kalau kita lantas segera bisa mengendalikan diri. Jadi, coba pahami saat kecenderungan ini muncul. Kembali lagi ke poin pertama, carilah penyebabnya.
Apalagi kalau berhubungan dengan stock piling; menimbun barang-barang kebutuhan. Cobalah untuk mengingat sesama kita, yang juga sama-sama membutuhkan barang kebutuhan yang sama.
Nah, semoga dengan begini, kita bisa meminimalkan dorongan untuk belanja impulsif ya, terkhusus di masa-masa berat seperti ini. Justru kita harus bisa saling berbagi satu sama lain, bersama menghadapi kesulitan ini bersama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Saat Krisis Keuangan Berakhir, Segera Lakukan 5 Langkah Berikut
Nggak ada yang berharap krisis keuangan terus berlanjut, apa pun penyebabnya. Penginnya sih ya, krisis segera berakhir, kehidupan kembali normal, dan kita pun bisa menata hidup lagi dengan lebih baik.
Nah, mari kita berandai yang baik-baik. Jika, krisis ini berakhir nanti (Amin!), apa yang pertama kali akan kamu lakukan? Langsung pesan tiket pesawat dan pelesiran keluar negeri sepuas hati?
Ya, boleh saja sih. Secara gitu ya, kita sekarang sedang “dikurung” di rumah atau di kamar sendiri. Begitu aman untuk keluar dari “kurungan”, pastilah hal pertama yang akan dilakukan adalah pergi liburan, piknik, dan jalan-jalan.
Tapi, tunggu dulu. Sebelum kamu pesan tiket pesawat, kereta api, dan lain sebagainya, sebaiknya kamu lakukan dulu beberapa hal terkait keuangan berikut ini.
5 Langkah yang Harus Segera Dilakukan Ketika Krisis Keuangan Berakhir Nanti
![Saat Krisis Keuangan Berakhir, Segera Lakukan 5 Langkah Berikut Krisis Datang, Saatnya Dana Darurat Berperan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/03/dana-darurat.jpg)
1. Atur ulang arus kas
Arus kas adalah kunci di segala kondisi. Maka, jangan bosan-bosan untuk selalu mengecek kelancarannya di segala situasi.
Saat kita mulai menghadapi krisis keuangan–dengan penyebab apa pun–mengecek kelancaran arus kas harus dilakukan pertama kali. Demikian pula, ketika akhirnya krisis keuangan berakhir, arus kas adalah hal pertama yang harus dilihat dan diamati.
Perhatikan pos-pos pengeluaran yang ada. Mungkin proporsinya sudah sempat berubah kemarin di awal masa krisis. Sudah enggak 40 – 30 – 20 – 10 (atau proporsi yang biasa) lagi. Lalu, bagaimana dengan setelah krisis keuangan berakhir? Apakah pembagian pos pengeluarannya masih sama, atau adakah yang berubah lagi?
Supaya kamu tahu dengan pasti, lakukan pencatatan harian lagi dengan membuat catatan pengeluaran, catatan pendapatan, dan anggaran. Dengan demikian, polanya akan terlihat lagi.
2. Cek posisi dana darurat
Apakah kamu sempat menggunakan tabungan dana daruratmu untuk keperluan ini itu selama krisis keuangan berlangsung? Berapa banyak?
Setelah mengetahui jumlah dana darurat yang terpakai, segera buat rencana untuk memulihkannya lagi begitu krisis keuangan berakhir. Kamu bisa mengalokasikannya langsung di depan begitu kamu terima gaji atau penghasilan. Buatlah pemulihan dana darurat ini sebagai tujuan keuangan yang utama, sebelum beranjak ke tujuan keuangan yang lain.
![Saat Krisis Keuangan Berakhir, Segera Lakukan 5 Langkah Berikut Jadi Karyawan dan Terlilit Utang? Cek, Apakah Punya 3 Kesalahan Berikut?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/04/karyawan-terlilit-utang.jpg)
3. Cek posisi utang
Bagaimana posisi utangmu? Apakah ada yang sempat tertunda cicilannya saat krisis keuangan terjadi? Kalau iya, sekaranglah waktunya untuk mengalokasikan ulang semua tagihan dan cicilan.
Coba cek artikel cara efektif melunasi utang ini ya, dan pertimbangkan langkah-langkah yang perlu atau bisa kamu lakukan untuk membayar tunggakan. Tetap tenang, dan tak perlu panik.
Meski mungkin pemerintah memberikan instruksi kepada semua pemberi pinjaman untuk dapat menunda penagihan, tetapi bukan berarti kita lantas bisa seenaknya enggak membayar utang.
Ingat ya, berani utang berani bayar.
4. Genjot penghasilan
Yang pastinya, setelah keluar dari karantina, harapannya kita bisa beraktivitas dengan lancar. Maka, ini waktunya untuk bounce back, dan menggenjot lagi penghasilan.
Selain dari pekerjaan utamamu–mungkin kamu seorang karyawan kantoran–kamu juga bisa menambah penghasilan dengan beberapa usaha sampingan. Coba cek hobimu, adakah yang mungkin bisa dibisniskan? Atau, mungkin kamu bisa tambah penghasilan dengan berdagang?
![Saat Krisis Keuangan Berakhir, Segera Lakukan 5 Langkah Berikut Saat Krisis Keuangan Berakhir, Segera Lakukan 5 Langkah Berikut](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/03/krisis-keuangan-berakhir.jpg)
5. Rencanakan bersenang-senang
So, jika semua hal sudah aman, sekarang saatnya kamu merencanakan bersenang-senang. Mau ngapain nih? Liburan? Jalan-jalan? Nonton film di bioskop? Cek jadwal konser?
Boleh saja. Pastikan semua tetap aman, dan kamu juga meneruskan kebiasaan sehat yang sudah kamu bangun selama krisis ini ya. Kebiasaan baik kan boleh banget diteruskan, meski sudah enggak di masa krisis lagi kan?
Bersenang-senang boleh, asalkan semua sudah terencana dengan baik. Yang pasti, kendalikan diri ya. Ingat, selain bersenang-senang, kita juga harus meneruskan hidup beberapa lama lagi ke depan.
Nah, itu dia beberapa langkah yang bisa kamu lakukan saat krisis keuangan sudah berakhir. Kita dapat mengambil banyak pelajaran dan hikmah dari krisis yang sekarang terjadi kan? Salah satunya betapa pentingnya kita menjaga kesehatan, baik kesehatan raga, jiwa, dan tentunya, keuangan kita.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Krisis Datang, Saatnya Dana Darurat Berperan
Apa kabar sudah beberapa minggu #dirumahaja? Semoga masih tetap sehat dan waras. Krisis kali ini memang nggak main-main ya, bisa membolak-balikkan hidup rutin kita sedemikian rupa. Semoga kamu semua sudah mempunyai dana darurat yang memadai.
Sebenarnya, kalau dilihat ke belakang, Indonesia sudah sering banget harus mengalami masa krisis. Entah karena terkena efek krisis ekonomi dunia, bahkan krisis gara-gara teroris. Dan, kita selalu bisa melewatinya dengan baik. Kondisi ekonomi–yang selalu saja ikut kena efek–akhirnya selalu bisa bounce back, dan bahkan bergerak lebih baik.
Kita harus percaya, bahwa krisis kali ini pasti juga akan kita lewati bersama dengan baik, dan sehat. Hanya saja, kita perlu melakukan beberapa perubahan terkait keuangan.
Ada yang masih belum mengerti pentingnya dana darurat? Kalau iya, mari kita ingatkan lagi serba-serbinya berikut ini.
5 Hal Serba-Serbi Dana Darurat
![Krisis Datang, Saatnya Dana Darurat Berperan Krisis Datang, Saatnya Dana Darurat Berperan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/03/dana-darurat.jpg)
1. Apa pentingnya dana darurat?
Seperti namanya, dana darurat akan sangat berguna jika kita terpaksa harus berhadapan dengan situasi darurat. Misalnya seperti kena PHK, kena bencana, hingga ketika terjadi wabah penyakit seperti sekarang ini dan kita harus di rumah aja.
So, kalau ada yang masih bertanya-tanya, apa pentingnya dana darurat? Seharusnya sih sekarang kita sudah mulai merasakan fungsinya.
Belum? Ya, berarti harus bersyukur karena penghasilanmu masih cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tiba-tiba berubah semua ini.
2. Berapa besar dana darurat?
Besaran dana ini bisa berbeda-beda tergantung pada stage of life kita masing-masing. Loh, kok tergantung pada stage of life sih? Iya, karena kita sendiri kan selalu berkembang. Mulai dari lajang, menikah, punya anak, dan seterusnya itu masing-masing kebutuhannya akan berbeda. Berkembang, kalau enggak bisa disebut bertambah banyak.
Yang paling ideal, besaran dana darurat adalah sebagai berikut:
- Lajang: 4 x pengeluaran bulanan
- Menikah: 6 x pengeluaran bulanan
- Menikah dengan 1 anak: 9 x pengeluaran bulanan
- Menikah dengan 2 anak atau lebih/Wirausaha/Freelance: 12 x pengeluaran bulanan
Yes, kamu yang berprofesi sebagai pemilik bisnis maupun freelancer harus menyiapkan dana darurat yang lebih besar, demi amannya, lantaran pendapatan yang tidak tetap.
![Krisis Datang, Saatnya Dana Darurat Berperan 5 Masalah Pajak Pribadi yang Sering Terjadi](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/03/masalah-pajak-pribadi1.jpg)
3. Di mana simpan dana darurat?
Simpanlah dana darurat di tempat yang paling mudah untuk dijangkau ataupun dicairkan. Jangan taruh, misalnya, di instrumen yang akan memberikanmu penalti jika harus dicairkan tidak pada waktunya, dan bisa diproses dengan cepat.
Misalnya, simpan di tabungan saja, yang bisa diambil melalui ATM. Atau dalam bentuk logam mulia, sehingga mudah dijual ketika kita butuh dalam waktu cepat. Namun, seandainya memang kamu pengin menyimpannya dalam rekening deposito, pastikan kamu tahu berapa denda atau penalti yang harus dibayar jika kamu ingin mencairkannya lebih cepat dari jatuh tempo. So, nanti jika memang harus diambil, kamu enggak kaget lagi.
Kamu juga bisa menyimpannya dalam bentuk Reksa Dana Pasar Uang, yang kalau mau dicairkan juga tak butuh waktu terlalu lama dan berisiko paling rendah dibandingkan jenis reksa dana yang lain.
Ingat, kamu harus menyimpan dana ini di beberapa instrumen investasi yang pas, agar memperkecil risiko yang mungkin terjadi.
4. Mau pakai? Pertimbangkan lagi
So, ceritanya sih simpanan dana ini sudah harus dipakai karena kondisinya memang sudah darurat. Apa yang harus kita pertimbangkan?
Salah satu pertimbangan yang harus dipikirkan adalah dana darurat sebaiknya tak digunakan sekaligus untuk satu kebutuhan saja. Gunakanlah uang ini dengan sebijak mungkin. Caranya bisa dengan membaginya sesuai kebutuhan yang paling mendesak, misalnya untuk pos kesehatan dan sembako lebih dulu.
Jika ada kebutuhan lain yang bisa ditunda, tundalah untuk sementara waktu.
![Krisis Datang, Saatnya Dana Darurat Berperan 6 Instrumen Investasi yang Harus Diketahui oleh Investor Pemula Sebelum Mulai Menanam Dana](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/11/instrumen-investasi.jpg)
5. Kalau sudah dipakai, buat janji untuk mengganti
Hal penting lain yang harus diingat jika ingin menggunakan dana darurat, buatlah komitmen bahwa suatu hari nanti–terutama jika kondisi darurat ini sudah berlalu–kamu akan menggantinya.
Tak perlu langsung full amount. Bujetkan saja setiap bulan seperti halnya menabung. Dengan kondisi ekonomi yang kian membaik (AMIN!), kita pasti bisa mengembalikan dana darurat hingga pulih dan siap digunakan lagi saat kembali ada kondisi darurat.
Nah, itu dia beberapa hal mengenai dana darurat yang harus selalu diingat. Yes, dana darurat will really come handy di saat-saat begini, jadi jangan sepelekan keberadaannya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Stay safe, everyone!