Hobi yang Menghasilkan: Mengubah Kegemaran Menjadi Pendapatan
Apa hobimu? Setiap orang memang seyogyanya memiliki hobi. Selain bisa menjadi pelepas penat dari rutinitas, hobi juga bisa dikaryakan agar menghasilkan. Hobi yang menghasilkan apa? Uang, tentu saja.
Pastinya, kalau punya hobi yang menghasilkan seperti ini, manfaatnya akan luar biasa, bukan?
So, buat kamu yang saat ini pengin mendapatkan penghasilan tambahan atau sampingan dan kebetulan juga punya hobi, ada beberapa langkah nih yang mesti kamu lakukan sebelum akhirnya bisa membuat kegemaranmu menjadi pendapatan. Simak sampai selesai ya.
Table of Contents
Cara Membuat Hobi yang Menghasilkan
1. Identifikasi Hobi
Identifikasi hobi yang memiliki potensi pasar. Ini penting ya karena kalau mau laku, ya pasti harus ada pasarnya. Di sini, kamu mesti melakukan evaluasi dan analisis untuk memahami apakah kegemaranmu dapat diterima dan dicari oleh konsumen.
Lakukan riset pasar untuk mengerti seberapa besar permintaan terhadap produk atau jasa yang berkaitan dengan hobi kamu. Misalnya, jika hobi kamu adalah fotografi, cari tahu berapa banyak orang atau perusahaan yang membutuhkan jasa fotografi untuk acara tertentu, produk, atau sebagai bagian dari layanan konten digital.
Baca juga: Mengungkap Potensi Penghasilan Sebagai Content Creator di Indonesia
2. Meningkatkan Keterampilan
Karena kamu suka, maka kamu menjadi ahli. Di situlah kelebihan menekuni hobi. Namun, ketika kamu ingin memiliki hobi yang menghasilkan, maka kualitas karyamu juga harus diupgrade sesuai pasar.
So, adalah penting bagi kamu untuk mulai meningkatkan keahlian dalam hobi tersebut. Dengan demikian, kamu akan bisa bersaing di pasar dan memberikan nilai terbaik kepada pelanggan atau klien.
Kamu bisa ikut beragam workshop atau kelas, baca buku, dan yang pasti latihan terus. Mintalah feedback dari para profesional di bidangmu atau melalui komunitas online. Feedback ini bisa sangat berharga untuk menunjukkan area yang perlu kamu tingkatkan dan memvalidasi kemajuan kamu.
Jika relevan, pertimbangkan untuk mendapatkan sertifikasi profesional. Dengan begitu, tak hanya keahlian kamu yang meningkat, tetapi juga kredibilitas kamu di mata klien atau pelanggan.
3. Bikin Portofolio
Membuat portofolio yang kuat akan menjadi modal untuk mengembangkan hobi yang menghasilkan ini. Portofolio memungkinkan calon klien atau pembeli untuk melihat langsung kualitas dan gaya pekerjaanmu.
Saring dan pilih pekerjaan yang paling mencerminkan keahlian dan gaya unik kamu. Kualitas harus diutamakan daripada kuantitas; pilihlah pekerjaan yang membuat kamu bangga dan yang paling baik menurutmu.
Tampilkan berbagai aspek dari hobi kamu. Misalnya, jika kamu fotografer, sertakan berbagai jenis fotografi seperti potret, lanskap, dan acara untuk menunjukkan kemampuan adaptasi dan keberagaman gaya kamu.
Pastikan portofolio kamu disajikan dengan cara yang profesional. Gunakan platform yang tepat, seperti website pribadi, album digital, atau platform online seperti Behance atau LinkedIn. Desain harus rapi dan mudah untuk dilihat-lihat.
Portofolio juga harus selalu diperbarui dengan karya terbaru dan terbaik yang kamu punya. Dengan begitu, kamu menunjukkan diri kalau aktif dan terus berkembang dalam bidangmu.
4. Tentukan Model Bisnis
Tentukan cara-cara potensial untuk membuat hobi yang menghasilkan uang. Masih dalam contoh fotografi, selain menjual jasa, kamu juga bisa menjual foto-foto kamu sebagai stok foto di website-website penyedia foto. Kayak iStockphoto atau Shutterstock dan sejenisnya. Kamu juga bisa mengadakan kursus dan workshop fotografi berbayar.
Tentukan harga yang kompetitif tetapi juga mencerminkan nilai dari pekerjaan kamu. Jangan pakai harga teman ya. Pertimbangkan biaya produksi, waktu, dan persaingan dalam penetapan harga ini.
Rencanakan bagaimana kamu akan memasarkan produk atau jasa. Misalnya, kamu bisa menggunakan strategi promosi di media sosial, iklan online, atau kolaborasi dengan influencer dan merek lain.
5. Atur Keuangan
Nah, karena sekarang kamu sudah menekuni hobi yang menghasilkan, maka kamu perlu juga mengelola keuangannya supaya nantinya bisa berkembang dengan baik.
Ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan terkait pengaturan keuangan ini, di antaranya:
- Buat Catatan Keuangan: Catat semua transaksi keuangan, baik pemasukan dari penjualan produk atau jasa maupun pengeluaran seperti bahan baku, peralatan, atau biaya promosi.
- Gunakan Software Akuntansi: Pertimbangkan menggunakan software akuntansi atau aplikasi keuangan untuk memudahkan pencatatan dan monitoring keuangan. Hal ini akan dapat membantu kamu dalam mengelola anggaran dan memantau arus kas.
- Pisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis: Buat rekening bank terpisah untuk bisnis kamu. Ini memudahkan pelacakan penghasilan dan pengeluaran bisnis serta menjaga agar keuangan pribadi tidak tercampur dengan bisnis.
- Buat Anggaran: Tentukan anggaran bulanan untuk operasional dan biaya lainnya. Ini akan membantu kamu dalam membuat keputusan keuangan yang lebih baik dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.
- Evaluasi Keuangan Secara Berkala: Lakukan evaluasi bulanan atau triwulanan untuk memahami kinerja keuangan bisnis kamu. Dengan begitu, kamu bisa tahu apa saja yang sudah oke, dan mana yang perlu ditingkatkan.
Baca juga: Jadi Orang Introver Bisa Bikin Kaya! Emang Iya?
Mengubah hobi menjadi sumber penghasilan adalah proses yang membutuhkan komitmen dan kerja keras. Dengan langkah yang sistematis mulai dari mengidentifikasi potensi pasar hingga mengelola keuangan dengan baik, hobi yang menghasilkan bisa menjadi kenyataan.
Setiap langkah yang diambil bertujuan untuk memperkuat keahlian dan menampilkan pekerjaan terbaik dalam portofolio yang menarik. Dengan strategi yang tepat, transisi dari kegiatan yang menyenangkan menjadi bisnis yang menguntungkan bukan hanya impian. Terlebih, hal ini menawarkan kesempatan untuk bekerja dengan passion dan membangun karier yang memuaskan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Keuangan Bisnis Berawal dari 5 Langkah Ini
Menguasai dunia bisnis bukan hanya soal memiliki ide brilian atau strategi pemasaran yang jitu. Namun, juga memahami bagaimana angka-angka bermain di belakang layar. Belajar keuangan bisnis menjadi elemen penting dalam suksesnya sebuah bisnis, baik itu bisnis kecil maupun besar.
Dengan pemahaman yang solid tentang keuangan bisnis, pemilik bisnis dan manajer dapat membuat keputusan yang lebih tepat, merencanakan masa depan dengan lebih efektif, dan mengidentifikasi area-area potensial untuk pertumbuhan dan peningkatan.
Belajar Keuangan Bisnis Bisa Dimulai dari Mana?
Pada pandangan pertama, belajar keuangan bisnis mungkin bisa berarti berkenalan dengan segala istilah teknis dan rumus yang rumit. Intimidating, ya kan?
Namun, jangan biarkan hal itu mengecilkan semangat. Dengan pendekatan yang sistematis dan siap untuk belajar, siapa pun bisa kok menguasai dasar-dasar keuangan bisnis. Artikel ini akan membantu memahami dari mana harus memulai, dengan melangkah melalui enam langkah penting untuk belajar keuangan bisnis. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pebisnis pemula akan membangun dasar yang kuat dalam keuangan bisnis dan membuka pintu untuk pengetahuan yang lebih mendalam.
Belajar tentang keuangan bisnis dapat dilakukan melalui serangkaian langkah-langkah berikut ini.
1. Memahami Dasar-Dasar Keuangan
Paling basic sih ya, mencoba mengenal berbagai pernak-pernik dan istilah dalam keuangan bisnis dulu, supaya enggak bingung nantinya mau bikin apa, buat apa, namanya apa, dan sebagainya. Ini memang basic banget, tetapi sekaligus penting banget.
Mulailah dengan memahami konsep-konsep dasar seperti laba dan rugi, neraca, arus kas alias cash flow, dan return on investment (ROI). Investopedia dan Khan Academy adalah sumber yang baik untuk memahami istilah-istilah ini.
2. Pendidikan Formal
Ya, kalau memang dibutuhkan dan memungkinkan, mengambil program pendidikan formal dalam bidang keuangan, bisnis, atau akuntansi dapat sangat membantu untuk belajar keuangan bisnis. Bisa berupa program sarjana, pascasarjana, atau kursus singkat yang ditujukan untuk profesional.
Kamu bisa mencari informasinya di mesin pencari, hingga media sosial. Untuk bisa menempuh pendidikan formal, jangan lupa kalau ada biayanya ya. Karena itu, dipertimbangkan dengan baik.
3. Membaca Buku
Ada banyak buku yang dapat membantumu belajar keuangan bisnis. Sejumlah buku yang bisa dipertimbangkan misalnya “Financial Intelligence for Entrepreneurs” oleh Karen Berman dan Joe Knight, atau “The Essentials of Finance and Accounting for Nonfinancial Managers” oleh Edward Fields.
4. Kursus Online
Saat ini ada banyak kursus online yang dapat membantu pebisnis pemula untuk belajar segala hal, termasuk belajar keuangan bisnis. Ada banyak platform kursus online yang bisa dipilih dengan topik beragam.
Salah satunya, kamu bisa cek juga kelas-kelas keuangan online QM Financial. Di waktu-waktu tertentu, juga ada kelas keuangan bisnis yang membahas seluk beluk membangun dan mengelola bisnis, yang biasanya diampu oleh lead trainer QM, Ligwina Hananto, dan juga trainers QM lainnya.
5. Praktik Langsung
Nah, kalau memang sudah berada dalam lingkungan bisnis, gunakanlah hal tersebut sebagai kesempatan untuk belajar keuangan bisnis dengan lebih mendalam lagi. Pasalnya, belajar enggak akan afdal tanpa praktik. Betul?
Jadi, coba amati dan pelajari bagaimana profesional keuangan lainnya dalam organisasi bisnis bekerja.
Selain dengan cara-cara di atas, bisa juga—jika memungkinkan—mencari mentor yang dapat membantu untuk memahami konsep-konsep keuangan bisnis secara lebih mendalam. Mereka dapat memberikan pengetahuan dari pengalaman mereka sendiri dan membantu menavigasi tantangan yang mungkin dihadapi.
Last but not least, keuangan bisnis adalah bidang yang terus berubah dan berkembang, jadi penting untuk terus belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan baru. Ikuti seminar, workshop, atau kelas tambahan untuk memastikan pengetahuan bisnis tetap relevan dan up-to-date.
Ingatlah bahwa belajar tentang keuangan bisnis bukanlah sesuatu yang dapat dikuasai dalam semalam. Proses ini akan membutuhkan waktu, usaha, dan dedikasi. Tetapi dengan pendekatan yang tepat, pebisnis pemula dapat membangun dasar pengetahuan yang kuat yang akan membantu membuat keputusan bisnis yang lebih baik.
Memahami dasar-dasar keuangan bisnis menjadi titik awal yang penting untuk membangun dan menjalankan bisnis yang sukses. Meski belajar keuangan bisnis dapat tampak menantang di awal, dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, setiap tantangan dapat diubah menjadi peluang.
Proses belajar keuangan bisnis ini bukanlah tentang menjadi ahli dalam angka semata, melainkan tentang memahami bagaimana angka-angka tersebut memengaruhi keseluruhan bisnis dan bagaimana hal tersebut bisa menjadi alat bantu dalam mencapai tujuan bisnis.
Oleh karena itu, teruslah belajar, berlatih, dan menerapkan pengetahuan keuangan bisnis. Dengan demikian, setiap individu akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di dunia bisnis yang selalu berubah dan dinamis.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memulai Bisnis di Tahun 2021 dan Mengembangkannya di Masa Krisis
Apakah sekarang waktunya bagi para (calon) pebisnis untuk “hidup” kembali; memulai bisnis dan mengembangkannya sementara kondisi krisis masih sepenuhnya belum teratasi? Mengingat sebagian besar aktivitas kita sudah kembali seperti semula, meski harus tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat.
Di Amerika sendiri tercatat, bahwa meskipun 43.9% dari pemilik bisnis kecil bersikap “wait and see” selama pandemi berlangsung—artinya, mereka menunda ekspansi bisnis, dan hanya mengelola dan mengerjakan apa yang sudah ada—tapi ada sejumlah 18.4%-nya justru mengalami pertumbuhan bisnis yang luar biasa selama pandemi, dan hanya 2.6% saja yang akhirnya menyerah dan menutup bisnisnya.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Tak bisa dimungkiri, bahwa UMKM merupakan nadi dari pergerakan ekonomi Indonesia. Sebesar 99.9% dari keseluruhan usaha yang ada di Indonesia merupakan UMKM. Data ini merupakan data yang dirilis oleh BPS di tahun 2020.
Pandemi COVID-19 tak pelak juga menghajar sektor UMKM, dan memberikan dampak signifikan. Dilaporkan oleh Kementerian Koperasi, ada 30% UMKM yang operasionalnya sangat terganggu. Namun, ternyata 50 – 70%-nya mampu menciptakan banyak inovasi dan pivot-pivot kreatif selama pandemi, sehingga mereka berhasil bertahan, bahkan beberapa di antaranya mampu mengekspansi bisnis dan akhirnya melejitkan penjualan dengan memanfaatkan kebutuhan baru masyarakat.
Ini adalah bukti bahwa wirausahawan atau para pemilik bisnis adalah “ras” yang mandiri dan bertekad, tak mau menyerah pada kondisi, dan punya daya survival yang tinggi.
Luar biasa, bukan?
Memulai Bisnis dan Mengembangkannya di Saat Krisis
Mungkin kamu pernah mendengar pepatah, “When life hands you lemon, make lemonade.” Atau seperti kata Matshona Dhliwayo—seorang entrepreneur sekaligus penulis buku best seller, “When life hands you dirt, plant seed.”
Intinya bahwa kita pasti bisa survive—apa pun kondisinya—asalkan kita cukup kreatif untuk menemukan solusi dengan memanfaatkan apa yang ada, dan tetap berusaha.
Saat pandemi melanda, pemilik bisnis yang cerdas akan segera belajar untuk mencari solusi agar bisnis tetap bertahan, sementara (calon) pemilik bisnis yang lain dapat memulai bisnis dengan berusaha “mencuri” peluang yang ditinggalkan oleh mereka yang menyerah.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh kamu, yang saat ini berniat untuk memulai bisnis meski masih krisis.
1. Mulailah dengan sumber daya yang ada
Start small. Ini akan menjadi langkah yang bijak jika kamu hendak memulai bisnis sekarang. Mimpi boleh saja besar, tujuan boleh saja jangka panjang, tetapi titik awal boleh kecil dulu.
Salah satunya, cek sumber daya yang sekarang sudah ada dan manfaatkanlah apa yang ada ini semaksimal mungkin. Kamu bisa mempertimbangkan untuk merekrut para freelancer dulu, alih-alih langsung merekrut staf tetap. Secara operasional, biaya menyewa freelancer akan lebih ringan karena mereka dibayar per project atau per job. Ketika job tak ada, mereka bisa istirahat dulu.
Begitu juga kalau kamu butuh peralatan kerja. Pertimbangkan untuk mencari yang bekas dulu tetapi dalam kondisi baik. Memang akan sedikit tricky, tetapi luangkan waktu agar bisa teliti sebelum membeli.
2. Perkuat keuangan
Mulai bisnis berarti harus mulai mengelola keuangan dengan benar sejak awal. Pisahkan keuangan bsinis dari keuangan pribadi, agar tak tercampur aduk sehingga akan menyulitkan untuk menelusur, mana yang merupakan laba bisnis dan mana yang jadi uang pribadi.
Jangan sampai malah semua tersabotase lantaran nggak jelas, mana yang seharusnya dipakai untuk perputaran bisnis dan mana yang bisa dipakai untuk keperluan pribadi.
Mulai belajar membuat laporan keuangan yang rapi dan detail ya.
3. Mulai dari rumah
Yes, memulai bisnis, mulai saja dulu dari rumah. Sulap salah satu atau beberapa sudut rumah menjadi tempat kerja yang nyaman.
Kalaupun kamu punya beberapa karyawan, mungkin nggak untuk dikerjakan di rumah masing-masing? Ya, paling sesekali bisa berkumpul untuk meeting—meskipun meeting pun bisa juga dilakukan secara daring. Yang penting, tekan dulu biaya operasional untuk sewa tempat jika masih memungkinkan.
4. Strategi pemasaran yang efisien dan efektif
Manfaatkan metode pemasaran gratis atau yang berbiaya rendah untuk mempromosikan bisnis. Media sosial, misalnya.
Lakukan market research, target pasar seperti apa yang akan disasar, dan target audience seperti apa yang hendak dirangkul, dan di mana mereka biasa “berkumpul”? Karena masing-masing platform media sosial punya massanya sendiri-sendiri. Agar kita bisa menjual produk atau jasa tempat yang tepat, ya silakan ditelusuri orang-orang seperti apa yang berkumpul di masing-masing platform.
5. Go digital
Zaman now—apalagi di masa pandemi, ketika setiap orang diminta untuk melakukan physical distancing—go digital menjadi syarat mutlak jika kamu hendak memulai bisnis.
Berinvestasilah pada teknologi digital secara lebih agresif. Manfaatkan semua tools yang bisa dipakai, dan buat alur kerja yang lebih efisien dan efektif dengan mempergunakan teknologi yang sudah ada.
Nah, bagaimana? Siap untuk memulai bisnis kamu? Agar lebih siap lagi, ikut kelas FCOS Business Class yuk! Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pentingnya Laporan Keuangan Bisnis untuk Pengembangan Usaha
Laporan keuangan bisnis adalah hal yang sangat penting, terutama jika kamu hendak naik kelas dari berdagang menjadi berbisnis. Laporan keuangan ini juga yang menjadi perbedaan mendasar antara berdagang dan berbisnis.
Apa Itu Laporan Keuangan Bisnis?
Laporan keuangan bisnis adalah catatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam periode tertentu untuk keperluan bisnis.
Untuk perusahaan yang besar, pembuatan laporan keuangan bisa jadi proses yang cukup panjang, melalui proses audit dan diuji liabilitasnya. Tetapi untuk bisnis kecil enggak harus serumit itu juga. Yang penting, arus kas keluar dan masuk, begitu juga dengan stok, aset, serta kewajiban tercatat semua dengan detail dan jelas, sehingga terlihat neraca secara keseluruhan. Dengan demikian, jika ada ketidakseimbangan, bisa langsung diketahui dengan cepat.
Pentingnya Laporan Keuangan Bisnis
Tolok Ukur Kinerja
Laporan keuangan bisnis bisa menjadi alat untuk mengukur kinerja bisnis yang sudah kamu jalankan, karena dalam laporan bisnis akan ada catatan kas keluar dan masuk, juga ada catatan aset serta kewajiban yang harus dilakukan.
Dari sini kemudian terlihat berapa laba yang didapatkan oleh bisnis dalam jangka waktu tertentu. Dengan diketahuinya laba, kamu bisa mengukur seberapa berhasilnya kamu dalam berusaha. Dari catatan itu pula, kamu bisa tahu, bagian mana yang perlu diperbaiki.
Untuk Menghitung Laba
Dalam laporan keuangan, tercatat dengan jelas semua aktivitas transaksi yang terjadi selama periode tertentu, sehingga akan lebih mudah juga bagi kita untuk menghitung laba bisnis yang kita dapatkan.
Pastinya, kamu berharap bisnismu mendatangkan laba dong ya? Kalau enggak, ya, namanya bukan bisnis dong. Nah, laba ini tidak hanya serta merta didapat dari hasil jualan dikurangi hasil kulakan saja dalam bisnis, tetapi ada perhitungan yang komprehensif meliputi semua proses bisnis yang terjadi.
Tanpa laporan keuangan, rasanya cukup sulit lho bisa menentukan laba dengan akurat.
Untuk Menentukan Gaji/Komisi Pemilik Bisnis
Sebagai pemilik bisnis, kamu punya hak atas gaji atau komisi dari jerih payahmu mengelola bisnismu itu. Iya dong, boleh saja kalau mau diambil. Kan kamu sudah bekerja keras. Nah, meskipun nanti gaji atau komisi kamu itu dikembalikan lagi ke modal, itu tentunya adalah keputusanmu sendiri.
Untuk menentukan gaji atau komisi si pemilik bisnis, laporan keuangan bisnislah yang menjadi acuan. Nggak boleh dong sembarang jumput. Jumput sikit jumput sikit, lama-lama habis deh modal.
Untuk Menambah Modal
Laporan keuangan bisnis merupakan salah satu “senjata” bagi pemilik bisnis untuk menambah modal, sekiranya ia mempertimbangkan untuk mencari investor lagi.
Misalnya, pengin mengajukan pinjaman modal ke bank, maka apa yang ada dalam laporan keuangan bisnislah yang akan menjadi bahan pertimbangan pertama bagi pihak bank untuk meloloskan pengajuan pinjaman tersebut.
Jika laporan keuangannya ternyata kurang menjanjikan, apalagi prospek bisnis ke depan juga kurang meyakinkan, bisa jadi pengajuan pinjaman modal akan ditolak.
Untuk Ekspansi
Dari mencermati laporan keuangan bisnis, kamu sebagai pemilik bisnis bisa merencanakan ekspansi ke arah yang lebih baik. Dari kondisi keuangan bisnis, kamu bisa menentukan strategi bisnis seperti apa yang kamu butuhkan untuk mengembangkan bisnis.
Tentunya, kamu mau dong, bisnis berkembang, ya kan?
Nah itu dia beberapa pentingnya laporan keuangan bisnis untuk dibuat. Apakah kamu sekarang sudah memiliki laporan keuangan bisnis? Ataukah, kamu masih berdagang, karena kamu belum punya laporan keuangan bisnis yang komprehensif?
Sebenarnya juga tak ada salahnya dengan berdagang. Yang penting kan, kamu sudah mulai usaha. Sedikit demi sedikit, tingkatkan saja manajemen dan juga keterampilanmu untuk mengelola bisnis dan mengembangkannya supaya lebih baik lagi.
Ikutan Financial Dialogue Vol. 05 yuk! Temanya cocok banget buat kamu, para pemilik bisnis, yang pengin naik kelas, yaitu Life & Money: Dari Dagang Menjadi Bisnis.
Menghadirkan berbagai pakar multidisiplin, mulai dari Ligwina Hananto – Lead Financial Trainer QM Financial dari perspektif finansial, Mo Sidik – Standup Comedian, Founder Ketawa Comedy Club, Online Seller, serta Kania A. Anggiani — Entrepreneur & Mom of 2 dari perspertif bisnis, dan William Budiman – Founder Aethra Learning Center, Positive Psycology Practitioner dari perspektif psikologis. Event ini akan diadakan di hari Sabtu, 28 November 2020, pukul 13.00 – 15.00 WIB via Webinar Zoom. Segera ini ya, supaya enggak kehabisan tempat! ya!
Jangan lewatkan diskusi seru ini!
Memulai Bisnis di Masa Pandemi COVID-19 dan New Normal, Kenapa Enggak?
Ekonomi adalah sektor yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19. Banyak bisnis gulung tikar, meski yang masih berusaha survive juga tak kalah banyak. Kalau sudah begini, apakah masih ada peluang bagi kita untuk memulai bisnis?
Well, ya kenapa enggak?
Di tengah imbas yang sudah terlalu besar seperti ini, peluang untuk memulai bisnis tetaplah ada. Tetapi masih ada kesempatan bagi siapa pun untuk membangun dan mengembangkan bisnis, dan potensi untuk sukses juga tak kalah besar. Hanya saja, kamu perlu untuk jeli melihat, peluang sebelah mana yang bisa dimanfaatkan. Tentu, kamu harus berorientasi pada kebutuhan (calon) target pasar bisnis kamu.
Beberapa tip berikut bisa kamu lakukan untuk memulai bisnis di masa pandemi dan new normal ini.
Memulai Bisnis di Masa Pandemi dan New Normal
1. Kenali kebutuhan
Apa yang dibutuhkan oleh orang-orang di sekitarmu saat ini? Kamu bisa mencari tahu mengenai hal ini dengan mengikuti obrolan-obrolan atau chatting di grup-grup WA. Atau kamu bisa mengamati, apa yang terjadi di media sosial secara lokal sesuai domisili kamu.
Mengapa kamu harus mengenali kebutuhan? Karena, kamu akan lebih mudah untuk memulai bisnis dengan produk yang dibutuhkan atau dicari oleh orang-orang di sekitarmu. Kalau mereka butuh camilan praktis dan awet yang penyimpanannya mudah, maka mungkin kamu bisa berjualan berbagai jenis frozen food, misalnya. Atau jika orang-orang di sekitarmu butuh stok lauk yang praktis dan mudah, kamu bisa menawarkan rendang kemasan, yang tinggal dipanasi saja sebelum disajikan.
Mengapa harus orang di sekitarmu? Lagi-lagi untuk memulai bisnis, kamu bisa mulai dari lingkup yang kecil dulu. Baru kemudian jika memang ada potensi, kamu bisa memikirkan pengembangannya.
2. Pikirkan modal
Ada banyak bisnis yang hanya perlu modal kecil, yang penting jalan dulu. Bahkan ada kok yang tanpa modal, misalnya jika kamu mau mencoba berjualan dengan sistem dropship.
Tak perlu terlalu muluk-muluk saat kamu baru memulai bisnis. Akan lebih baik jika kamu bisa mulai dari orang-orang sekitarmu, karena dari sisi modal biasanya juga tak terlalu banyak makan dana. Seiring waktu, kamu bisa menambah modal dan mengembangkannya lagi.
Jangan terburu-buru, hingga sampai mengajukan pinjaman dana untuk modal. Lebih baik, carilah bisnis yang bisa dilakukan dengan modal tabungan sendiri dulu.
3. Jalankan sesuai kondisi
Dengan kondisi sekarang yang serbaterbatas, maka akan perlu beberapa strategi berbeda yang harus dijalankan dibandingkan sebelumnya.
Misalnya saja, sekarang ada tuntutan apa-apa harus bisa dipesan secara online dan diantarkan ke alamat pemesan. Maka, pertimbangkan untuk memiliki layanan ini juga untuk bisnis kamu.
Juga semisal kamu sekarang masih bekerja, dan ide bisnis ini kamu manfaatkan sebagai side hustle. Sesuaikan dan buat pengaturan waktu yang bijak, jangan sampai kamu “mengorbankan” mata pencaharian utamamu.
4. Marketing dari mulut ke mulut
Kadang memang bisnis berjalan dari orang-orang terdekatmu atau kenalan-kenalan. “Manfaatkan” mereka untuk menjadi staf marketing kamu.
Ketika kamu sudah berhasil menjual sesuatu pada mereka–baik produk ataupun jasa–mintalah mereka untuk posting di akun media sosial masing-masing. Ini bisa dilakukan apalagi jika mereka puas akan produk atau jasa yang kamu berikan pada mereka ya.
Mintalah juga pada mereka, untuk merekomendasikanmu pada sirkel pertemanan masing-masing, sesuai kebutuhan tentunya.
Kamu sendiri juga bisa memanfaatkan media sosial untuk memasarkan bisnis barumu ini. Memang akan butuh kerja keras, tapi siapa sih yang nggak mau bekerja keras demi kesuksesan? Iya kan?
5. Kembangkan bisnis dengan strategis
Banyak bisnis yang harus gagal karena pemilik atau pengelolanya terlalu tergesa-gesa dan kurang bijak dalam pengelolaannya. Misalnya saja, baru saja mulai bisnis online dan punya pelanggan tetap, sudah terburu menyewa ruko.
Ya, mungkin memang ada pertimbangan khusus sih, tetapi di masa pandemi dan new normal seperti ini, ada baiknya kita berhati-hati dalam mempertimbangkan segala hal, apalagi yang ada kaitannya dengan keuangan. Jika memang ingin mengembangkan bisnis yang baru dimulai, ada baiknya untuk memperhitungkannya secara lebih cermat dan bijak.
Coba simak dulu yuk, video mengenai membuat rencana bisnis berikut.
Selain kelima hal di atas, kamu juga perlu belajar lebih banyak tentang keuangan bisnis. Ini penting banget untuk kamu kuasai, meski kamu baru saja memulai bisnis. Justru karena masih baru mulai sih makanya kamu perlu menaruh perhatian khusus pada hal ini.
Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial untuk kelas bisnis, dan pilih sesuai kebutuhanmu. Banyak hal bisa kamu pelajari, baik untuk memulai maupun mengembangkan bisnis, terutama dari sisi keuangan.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Adaptasi Keuangan Demi Sehat Finansial Selama Pandemi COVID-19
Adaptasi. Adaptasi. Adaptasi.
Barangkali cuma ini yang bisa kita lakukan untuk bisa SURVIVE melalui pandemi Covid-19.
So let’s talk about this pandemic!
Sudah sekitar 6 bulan lamanya, kita semua merasakan hidup bersama Covid-19. Banyak sekali yang sudah terjadi. Mulai dari kehilangan teman dekat yang menjadi korban, tidak bisa keluar rumah dan beraktifitas normal hingga perubahan waktu dan tempat kerja, semuanya gara-gara Corona.
Kalau begitu, apa saja yang harus kita lakukan untuk bisa melakukan adaptasi keuangan selama pandemi Covid-19? Mari kita bahas dengan sebuah target yang tidak muluk-muluk: kita harus SURVIVE. Secara jiwa raga bisa sehat terus. Secara finansial, tidak bangkrut! Mari sehat finansial.
Adaptasi karena perubahan
Kenapa perlu adaptasi?
Adaptasi ini perlu kita lakukan karena memang ada perubahan besar yang terjadi pada hidup kita selama pandemi. Suka atau tidak suka. Setuju atau tidak setuju. Kenyataannya, memang hidup jadi berubah.
Bagan berikut adalah bagan yang kami sadur dari Mas Yuswohady dan tim Inventure Knowledge. Ada 4 major shift atau 4 perubahan besar perilaku pembeli selama pandemi Covid-19.
4 perubahan besar itu adalah:
1. Di rumah saja
Cara paling baik untuk menghindari kemungkinan terpapar virus adalah dengan #dirumahaja. Artinya orang tua yang bekerja memindahkan kerja di rumah. Anak-anak pun bersekolah di rumah. Bekerja, belajar dan beribadah di rumah.
Walaupun banyak sekali orang yang tidak bisa melaksanakan semua kegiatannya di rumah saja, tetapi banyak pusat keramaian yang diharuskan tutup. Dengan begitu, cara hidup kita berubah maka kita pun akan memerlukan barang dan jasa yang berbeda karena harus melakukan segala sesuatunya di rumah.
2. Prioritas pada kesehatan dan keselamatan
Virus Corona ini membuat manusia merasa sangat vulnerable. Oleh karena itu, untuk bisa survive, kebutuhan manusia akan kesehatan dan keselamatan melompat sangat tinggi. Prioritas hidup pun jadi berubah. Kita bisa melihat betapa permintaan akan bahan makanan dan alat kesehatan mendapat perhatian khusus sejak awal pandemi.
3. Go digital
Ada yang membedakan pandemi flu 100 tahun lalu dengan pandemi kali ini. Kali ini, walaupun harus lebih banyak di rumah, kita tidak terputus dari dunia luar. Internet menyambungkan hidup kita. Semua perubahan cara hidup ini ternyata mendorong adopsi digital di segala bidang, mulai dari alat pembayaran, proses pembelian barang dan jasa, hingga berkomunikasi.
Nenek ikut kelas yoga hingga anak kecil belanja game, semuanya bisa dilakukan secara digital.
4. Empathic society
Namanya adaptasi, ada yang bisa dengan mudah pindah haluan, ada yang secara sistem terkunci dan tidak sanggup berubah. Masalahnya kita tidak mungkin survive sendirian. Kita perlu survive bersama-sama.
Oleh karena itu, perubahan besar juga muncul dalam bentuk gerakan sosial. Saling jaga dan tolong menolong selama pandem ini begitu penting. Ada orang-orang yang sulit beradaptasi dan mereka semua membutuhkan bantuan.
Setelah kita memahami dan menerima kenyataan akan adanya empat perubahan besar tersebut di atas, barulah kita bisa mengerti kenapa adaptasi menjadi sangat penting. Inga, bahwa kata kunci 2020 adalah SURVIVE – dan untuk bisa survive kita butuh menerima kenyataan dan menyesuaikan diri, segera!
Adaptasi keuangan bisnis
“Protect your source of income!”
Lindungi sumber penghasilanmu!
Ini adalah nasihat yang jarang saya dengar jika bicara soal kelola keuangan pribadi. Bagaimana pun juga, saat pandemi ini berlangsung lama, ekonomi negeri terancam resesi, dari sisi keuangan pribadi yang penting adalah tetap punya penghasilan.
Penghasilan ini berasal dari gaji baik saat kerja sebagai karyawan maupun sebagai pemilik bisnis. Maka, adaptasi keuangan bisnis perlu kita perhatikan dengan baik. Sebagai karyawan maupun pemilik bisnis, coba analisis seperti apa kondisi pasar tempat perusahaanmu beroperasi. Bagaimana 4 perubahan perilaku pembeli di atas, memengaruhi penjualan di perusahaanmu.
Misalnya, jika kamu bekerja di restoran atau memiliki restoran.
Sebanyak apa efek perubahan perilaku #dirumahaja memengaruhi bisnismu?
Apakah omzet usaha ini masih stabil atau turun drastis?
Bagaimana perhatian soal kesehatan dan keselamatan saat bekerja?
Apakah ada konversi digital yang bisa atau sudah dilakukan untuk memastikan kelangsungan bisnis?
Bagaimana menggunakan empati agar tetap bisa membawa usaha ini relevan selama pandemi?
Hal-hal di atas bisa menjadi bahas diskusi internal.
Ini sedang pandemi. Jangan batasi diskusi hanya untuk para pengambil keputusan. Saat kamu seorang staff pun, perhatian dan kontribusi pada perusahaan tempat kamu bekerja sekarang menjadi sangat krusial. Ide untuk menumbuhkan omzet bisa datang dari mana saja.
Adaptasi keuangan bisnis – agar bisa bertahan, akan membawa para pemimpin bisnis pada keputusan-keputusan berat. Kita akan melihat lebih banyak kebijakan pengurangan penghasilan, pemutusan hubungan kerja, penutupan cabang hingga keputusan terberat menutup bisnis untuk waktu yang tidak bisa ditentukan. Apapun adaptasi keuangan bisnis yang harus terjadi, kita perlu menyiapkan diri.
Sehat finansial menjadi penting untuk setiap bisnis – agar bisa beradaptasi dan mempertahankan diri melewati badai pandemi Covid-19. Bisnis ini bagai kapal besar dan kita karyawan serta pemiliknya, ada di dalam kapal itu. Kita perlu bahu membahu memastikan kapal ini tidak karam.
Adaptasi keuangan pribadi
Selama masih ada penghasilan rutin, hidupmu akan baik-baik saja.
Tapi sampai kapan? Ini yang jadi masalah.
Pandemi ini memiliki teman dekat bernama uncertainty! Saat uncertainty sangat tinggi, bisnis tidak bisa menyusun rencana bisnis jangka panjang, kemungkinan terburuk kehilangan penghasilan akan selalu ada.
Adaptasi keuangan pribadi bisa kita bagi menjadi 3 langkah besar:
1. Mengatur cash flow
Perhatikan 4 perubahan perilaku di atas. Dengan cara hidup dan gaya hidup yang berubah, otomatis cara kita membelanjakan uang juga berubah. Kalau tadinya ayah ibu bekerja, anak bersekolah di luar rumah, sekarang semua ada di rumah. Akan ada peningkatan biaya rumah tangga seperti bahan makanan, listrik dan kuota internet.
Belanja lifestyle yang harusnya hilang pun pindah pos menjadi furnitur baru agar nyaman bekerja dan bersekolah di rumah. Adaptasi keuangan pertama yang harus kita lakukan adalah menghitung kembali arus kas supaya tidak besar pasak dari tiang.
2. Memiliki dana darurat
Punya penghasilan tetap, bekerja di perusahaan besar bukan jaminan pekerjaan kita akan tetap aman. Pandemi ini tidak pandang bulu. Bisnis kecil hingga perusahaan multinasional bisa terancam keuangannya – kalau tidak sekarang mungkin dalam 1-2 tahun ke depan.
Jadi, ayo timbun dana daruratmu. Tidak perlu takut bertarget besar, mulai dari kecil-kecil dulu. Dana darurat ini yang akan menjamin hidup kita akan baik-baik saja jika penghasilan terganggu. Berlaku untuk semua orang apapun pekerjaannya, seperti apapun latar belakang sosio-ekonominya.
3. Menjadi jaring sosial
Tentu saja tidak semua orang sanggup beradaptasi dengan cepat. Akan ada orang-orang yang cash flow-nya sudah mepet sekali. Akan ada orang-orang yang kehilangan pekerjaan. Akan ada orang-orang yang dana daruratnya ada – tapi 3 bulan lalu, sekarang sudah habis.
Maka selanjutnya, adaptasi keuangan pribadi kita yang masih kuat adalah dengan menjadi jaring sosial tambahan. Jadilah orang yang siap duluan dengan cash flow positif, punya dana darurat beberapa bulan ke depan, dan siap mengulurkan bantuan.
Menjadi jaring sosial ini artinya kita menyiapkan anggaran khusus untuk pengeluaran sosial yang bersifat tolong menolong. Menjadi jaring sosial ini artinya kita juga menyiapkan anggaran khusus untuk pengeluaran rutin dan lifestyle yang bisa dipakai membeli dagangan teman sendiri.
Sehat finansial menjadi penting untuk setiap individu. Tapi kita tidak bisa sehat sendirian.
Jalan masih panjang.
Tidak ada yang bisa meramalkan kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir.
Tapi ada caranya supaya kita bisa survive tidak sendirian.
Jadilah orang itu. Jadilah mereka yang menyiapkan diri menjadi bagian yang kuat agar bisa kuat untuk orang lain – lebih lama.
Mari sehat finansial, bersama.
Memulai Bisnis Kecil di Masa New Normal: 5 Hal yang Harus Disiapkan
Pemerintah telah menetapkan bahwa Indonesia sudah memasuki masa the new normal, demi bisa mengembalikan kegiatan ekonomi seperti semula. Lalu, bagaimana dengan kamu yang sudah memiliki cita-cita untuk memulai bisnis di tahun 2020, tetapi harus terhambat karena pandemi COVID-19? Apakah sekarang waktu yang tepat untuk mulai membangun bisnis kecil yang sudah kamu idamkan?
Ya, kenapa enggak? Selalu ada waktu terbaik untuk memulai bisnis, termasuk sekarang: pasca pandemi. Hanya saja, memang perlu persiapan yang berbeda. Nah, kita bahas yuk! Kamu boleh menambahkan jika sekiranya ada hal yang terlewatkan di kolom komen nanti.
5 Persiapan untuk Memulai Bisnis Kecil Kamu di Masa New Normal
1. Buat rencana bisnis
Rencana bisnis adalah hal terpenting yang harus kamu buat saat hendak memulai bisnis, kapan pun, terlebih sekarang saat kamu akan membangun bisnis di masa new normal.
Mengapa? Karena kebiasaan orang (yang mungkin termasuk dalam target pasarmu) yang berubah.
Jadi, milikilah rencana dan strategi bisnis yang realistis, yang kemudian bisa kamu breakdown atau pecahkan dalam beberapa tahap.
Misalnya, kamu ingin mulai bisnis online jualan baju ala-ala Korea. Satu bulan ke depan, kamu targetkan untuk sudah punya beberapa saluran penjualan online, mulai dari membuat Instagram, membuat Facebook Page (supaya bisa jualan di marketplace-nya), dan buka lapak di beberapa platform marketplace yang paling ramai.
Dalam 3 bulan ke depan, semua lapak sudah harus aktif transaksi. Enam bulan lagi, sudah bisa bekerja sama dengan beberapa ecommerce besar di Indonesia. Satu tahun nanti, kamu sudah punya website ecommerce sendiri. Dan seterusnya.
Dengan rencana yang realistis, kamu akan bisa menentukan langkah-langkah pengembangan bisnis kecil ini dengan sistematis.
2. Survei pasar
Nah, ini juga adalah hal yang sangat penting untuk kamu lakukan. Temukan kebutuhan dan permasalahan orang-orang yang akan menjadi target pasarmu.
Jangan sampai, kamu buka bisnis yang tidak dibutuhkan pasar, karena bisnis pada dasarnya adalah “membantu” orang lain menemukan solusi atas permasalahan yang mereka alami atau rasakan.
Berbekal permasalahan pasar ini, maka berikutnya, kamu akan mudah untuk berinovasi dalam pengembangan produk, pun untuk mengembangkan bisnis kecil yang kamu rintis ini.
3. Go digital
Inilah yang dimaksud dengan perubahan perilaku pasar. Selama pandemi, sudah bisa dilihat, bahwa orang-orang lebih suka berbelanja secara online ketimbang offline dengan mengunjungi toko konvensional.
So, kamu harus bersiap pula dengan hal ini.
Belajar menggunakan berbagai perangkat teknologi yang bisa membantumu memasarkan produk yang kamu jual. Jangan lupa untuk sediakan juga layanan antar, dengan menggunakan fitur apa pun.
Banyak bisnis yang harus terhambat aktivitasnya, lantaran belum siap untuk berpindah ke platform digital loh.
4. Siapkan laporan keuangan
Yes, laporan keuangan, meski bisnismu adalah bisnis kecil, itu sangat penting untuk disiapkan sejak awal, karena inilah yang akan membedakan bahwa kamu sedang berbisnis, dan bukan sekadar berdagang.
Enggak ada yang salah dengan berdagang, karena bisa dibilang setiap bisnis kecil selalu berawal dari berdagang. Tetapi ternyata, tidak semua usaha dagang bisa berkembang menjadi bisnis yang mendatangkan keuntungan dalam jangka panjang.
Dan, biasanya, yang membuat usaha dagang itu failed adalah laporan keuangan.
Dengan laporan keuangan yang rapi sejak awal, banyak hal bisa kamu dapatkan dan gunakan untuk mengembangkan bisnis kecil yang kamu bangun. Misalnya saja, untuk bisa mendapatkan suntikan modal dari investor, kamu harus bisa mengajukan laporan keuangan bisnis yang komprehensif pada mereka.
Untuk lebih detailnya, kamu bisa membaca artikel tentang berdagang versus berbisnis yang sudah ditautkan di atas.
5. Update, update, update!
Perubahan akan sering terjadi, seiring pemulihan ekonomi yang terjadi. So, sebagai pemilik bisnis kecil yang serius menggarap bisnisnya, kamu harus selalu update dengan perkembangan yang ada, supaya kamu pun bisa menyesuaikan model bisnismu sesuai kebutuhan pasar.
Menjadi pemilik bisnis kecil, berarti kamu mesti siap untuk bekerja keras dan terus berinovasi. Sudah terlalu banyak kasus bisnis gagal, hanya karena strategi bisnisnya tidak dikembangkan.
Sayang kan, sudah berusaha sejauh itu, tapi hanya karena kurang disesuaikan dengan kebutuhan pasar, akhirnya ditinggalkan oleh pelanggannya. Pasti kamu juga tidak pengin bisnis yang dirintis akan berakhir seperti ini.
Nah, bagaimana? Sudah semakin besar niatmu untuk memulai bisnis kecil yang kamu idamkan di masa new normal ini?
Semoga bisnis kecil yang kamu bangun ini memberi kontribusi positif untuk negeri ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Selamat Ulang Tahun, QM Financial! 16 Tahun Berbagi Edukasi Finansial untuk Negeri
Yay! Selamat ulang tahun, QM Financial! Nggak terasa ya, 16 tahun sudah QM Financial berbagi edukasi finansial untuk Indonesia. Rasanya mustahil banget bisa sampai sejauh ini, jika bukan karena kamu semua yang setia mendukung setiap program literasi keuangan di QM Financial.
Mimpi kami mungkin terlalu muluk: kami ingin agar masyarakat Indonesia semakin cerdas finansial. Membangun keuangan sehat dan kuat, mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat pada umumnya, hingga Indonesia seluruhnya.
Namun, ternyata mimpi itu bisa diwujudkan dengan dukunganmu semua, sejak QM Financial lahir hingga sekarang.
Inilah 5 hal tentang QM Financial di tahun ke-16 menjadi bagian dari edukasi literasi keuangan Indonesia
1. Berubah menjadi financial literacy provider
Sejak tahun 2012, QM Financial berubah positioning dari konsultan keuangan menjadi financial literacy provider.
Mengapa terjadi perubahan ini?
Karena kami sangat percaya bahwa setiap orang bisa menjadi financial planner untuk dirinya sendiri. Karena kecerdasan literasi keuangan berawal dari kemauan diri sendiri untuk belajar lebih banyak tentang pengelolaan uang.
Untuk itu, QM Financial punya banyak sekali kelas finansial online yang bisa dipilih sesuai kebutuhan, mulai dari membereskan cash flow, mengenal produk investasi, mengenal asuransi, mengenal saham, mengelola dana pendidikan, dana pensiun, dan masih banyak lagi–mulai dari pengetahuan basic hingga yang advanced.
2. Proses belajar finansial yang komprehensif
Bersama QM Financial, kamu bisa belajar finansial secara menyeluruh dan komprehensif, step by step dari mulai kenalan dulu hingga ngulik sesuatu yang lebih rumit.
- Awareness: dari tak kenal menjadi kenal, dari nggak paham menjadi sayang. Dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti, belajar finansial bareng QM Financial semakin fun dan menyenangkan.
- Knowledge: dari kenal menjadi paham, karena kemudian bisa menceritakan kembali apa hasil dari belajarnya. Bahkan, bisa menularkan pengetahuan pada yang lain.
- Action: apa artinya belajar kalau enggak dipraktikkan? Rasakan perbaikan-perbaikan keuangan yang sudah kamu pelajari dan lakukan sendiri dari hari ke hari.
3. Selalu percaya, bahwa setiap orang bisa menjadi financial planner untuk diri sendiri
Keuangan kita merupakan tanggung jawab kita sendiri. Meskipun kita membeli jasa konsultan perencana, tapi keputusan sepenuhnya di tangan kita. Jadi, mengapa enggak belajar menjadi financial planner bagi diri sendiri sekalian?
Karena pada dasarnya, teori pengelolaan keuangan itu cukup mudah dipelajari. Siapa pun bisa kok mempelajarinya, mulai dari para lajang, pasangan suami istri, keluarga, profesional, hingga para karyawan perusahaan sekalipun.
Rasakan betapa nikmatnya hidup saat kita sudah bisa benar-benar mandiri secara finansial, dan merasakan financial freedom. Kepingin apa aja, ayo!
4. Percaya, bahwa sebuah perusahaan akan kuat ketika sumber daya manusianya juga kuat
Ya, QM Financial juga percaya, bahwa di perusahaan yang kuat ada sumber daya manusia yang terampil mengelola keuangan pribadinya secara sehat.
Karena itu, QM Financial mengembangkan sistem, kurikulum dan metode #QMTraining yang interaktif, komprehensif dan menyeluruh, sekaligus fun, bagi para karyawan perusahaan baik besar maupun kecil.
Begitu affordable-nya, sehingga tak hanya perusahaan besar, perusahaan berbasis UKM pun bisa bekerja sama dengan QM Financial untuk bisa memberikan edukasi literasi keuangan pada karyawan, demi mencipta sumber daya manusia yang kuat secara finansial.
Begitu customized-nya, sehingga setiap kurikulum dan materi #QMTraining bisa diolah sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan karyawan di perusahaan yang berbeda.
5. Bisnis yang berkembang adalah bisnis dengan laporan keuangan yang sehat
Tak hanya membantu menyehatkan sisi finansial karyawan, QM Financial juga punya program untuk membantu para pemilik bisnis kecil dan UKM untuk menyehatkan bisnisnya, terutama dimulai dari laporan keuangan.
Karena perusahaan yang sehat selalu berawal dari laporan keuangan yang sehat pula. Laporan keuangan yang sehat bisa menjadi dasar bagi pemilik bisnis untuk bisa menyusun strategi pengembangan bisnisnya.
Pastinya, semua pemilik bisnis ingin agar bisnisnya sukses kan?
Banyak memang PR yang harus dikerjakan. Namun, bersama kamu semua, kami yakin bahwa kami akan bisa melalui 16 tahun lagi ke depan, dan seterusnya, memberikan edukasi finansial untuk negeri.
Siapkah kamu menemani QM Financial untuk melangkah lagi lebih jauh ke depan?
Selamat ulang tahun, QM Financial!