6 Situasi Love-Hate Relationship dengan Uang yang Sering Terjadi
Uang merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan modern yang memiliki peran kompleks dan sering kali ambigu dalam kehidupan kita sehari-hari. Fenomena ini menciptakan apa yang sering disebut sebagai love-hate relationship atau hubungan cinta-benci dengan uang. Fenomena ini bisa kita rasakan ketika kita mendapatkan emosi positif dan negatif yang intens terhadap uang secara bersamaan.
Di satu sisi, uang bisa menjadi sumber kebahagiaan, keamanan, dan kebebasan, memungkinkan kita untuk memenuhi kebutuhan, mewujudkan impian, dan menikmati kehidupan. Di sisi lain, uang juga bisa menjadi sumber stres, kecemasan, dan konflik, baik internal maupun dalam hubungan dengan orang lain.
Table of Contents
Pengaruh Love-Hate Relationship dengan Uang
Love-hate relationship ini bukan sekadar fenomena psikologis yang semata. Bahkan, hal ini bisa memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kesehatan finansial kita.
Cara kita merasakan dan berinteraksi dengan uang dapat memengaruhi keputusan finansial yang kita buat, dari pengelolaan pengeluaran sehari-hari hingga strategi investasi jangka panjang. Misalnya, ada di antara kamu yang merasa bahagia banget ketika belanja, di saat yang sama mungkin kamu juga sulit menabung untuk tujuan finansial jangka panjang. Sementara itu, ada orang yang terlalu fokus berhemat, hingga enggak punya kesempatan untuk menikmati hidup.
Memahami dinamika hubungan kita dengan uang adalah langkah pertama untuk mengelolanya dengan lebih bijak. Dengan menyadari emosi dan pola pikir yang mendasari perilaku finansial kita, kita bisa mengambil langkah-langkah untuk menyeimbangkan antara mengejar kebahagiaan jangka pendek dan keamanan jangka panjang.
Pada akhirnya nanti, dengan kebijakan pengelolaan keuangan yan baik, kita pun mampu membuat keputusan finansial yang lebih sehat, mengurangi stres yang berkaitan dengan uang, dan meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.
6 Love-Hate Relationship dengan Uang yang Sering Terjadi
So, setidaknya ada enam situasi love-hate relationship dengan uang yang umum terjadi. Menariknya, kita sering kali enggak menyadarinya. Seperti apa saja?
1. Happy saat Belanja, Menyesal Setelahnya
Bagi banyak orang, berbelanja merupakan aktivitas yang lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan. Banyak yang bilang, belanja itu bikin bahagia, bahkan terapi.
Konon, saat kita membeli sesuatu yang sangat diinginkan, ada ledakan endorfin—hormon kebahagiaan—yang membuat kita feel better. Mood menjadi lebih baik, sehingga pembelian impulsif semakin menjadi.
Namun, enggak jarang kesenangan belanja ini segera digantikan oleh perasaan bersalah atau menyesal setelah belanja. Apalagi ketika kita mengevaluasi pembelian dan dampaknya terhadap keuangan, kita jadi sadar bahwa pengeluaran tersebut sebenarnya enggak perlu atau berlebihan. Situasi ini menjadi semakin rumit ketika melibatkan aktivitas utang untuk belanja. Love-hate relationship-nya semakin menjadi deh.
2. Merasa Aman saat Menabung, sekaligus Merasa Tak Bebas Menikmati Hidup
Menabung itu adalah salah satu aktivitas keuangan yang penting, karena terkait dengan keamanan dan kesehatan keuangan kita sendiri. Punya tabungan yang cukup artinya kita siap menghadapi berbagai situasi, baik saat ini, masa mendatang, bahkan ketika ada ketidakpastian.
Biasanya, ketika melihat saldo rekening bertambah, kita juga merasa semakin aman. Perasaan ini diperkuat oleh prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang baik yang sering diajarkan kepada kita: pentingnya memiliki dana darurat, pentingnya persiapan untuk masa pensiun, dan kebutuhan untuk menjadi bebas finansial.
Namun, untuk bisa menabung, kadang kita memang perlu “mengorbankan” beberapa hal. Misalnya, mengurangi nongkrong dengan teman-teman, mengurangi belanja, mengurangi self-reward, dan sebagainya.
Karena banyak membatasi diri, akhirnya kita pun merasa terkekang oleh “aturan” yang kita buat sendiri. Banyak hal yang enggak bisa kita lakukan. Of course, hal ini akan berdampak pada kesehatan mental kita.
3. Senang Punya Penghasilan Besar, tetapi Tekanan Meningkat
Siapa sih yang enggak pengin punya gaji besar? Rasanya pasti puas, dan yang pasti merasa energi yang dikeluarkan jadi tak sia-sia. Betul?
Gaji besar sering dianggap sebagai pengakuan atas kerja keras dan pencapaian. Namun enggak cuma berhenti di situ. Gaji besar juga (akhirnya) membuka peluang untuk dapat meningkatkan gaya hidup, investasi, dan pengalaman yang mungkin sebelumnya enggak terjangkau.
Penghasilan yang lebih tinggi juga memberikan rasa aman yang lebih besar. Kita bisa jadi menabung lebih banyak, menekan peluang berutang, dan bisa memenuhi beragam kebutuhan dengan lebih baik.
Tapi gaji besar juga umumnya datang dengan pressure pekerjaan yang lebih tinggi. Tanggung jawabnya lebih besar, bahkan kadang menuntut lebih banyak energi dan waktu. Kadang, semakin tinggi jabatan, semakin besar gaji, waktu untuk kebersamaan dengan orang-orang tercinta juga semakin berkurang.
4. Senang Bisa Berinvestasi, tetapi sekaligus Takut Rugi
Semakin banyak kita belajar keuangan, semakin kenal dengan beragam produk yang bisa dimanfaatkan, mendorong kita untuk bisa berinvestasi lebih banyak lagi.
Bagi banyak orang, berinvestasi melambangkan peralihan dari sekadar menyimpan uang menjadi aktif mengembangkannya. Sebuah proses yang “berisiko”, bukan?
Apalagi semua orang juga tahu, bahwa kondisi pasar bisa sangat berfluktuasi dan tidak dapat diprediksi. Bahkan investasi yang paling direncanakan sekalipun bisa berakhir dengan kerugian, karena berbagai sebab. Ditambah lagi, enggak semua penyebab itu bisa kita kontrol atau kelola risikonya.
5. Antusias saat Mengajukan Pinjaman Uang, tetapi Bingung ketika Harus Mengembalikan
Hingga muncullah fenomena yang berutang justru lebih galak daripada yang menagih utang.
Mengambil utang memang enggak dilarang. Untuk kondisi-kondisi tertentu, berutang bisa menjadi sarana untuk mencapai tujuan yang mungkin enggak dapat kita capai dengan dana yang tersedia saat ini. Misalnya seperti membeli rumah, atau bahkan memulai bisnis.
Pada saat pengajuan pinjaman disetujui, kita pun merasa lega dan antusias. Rasanya, kita telah diberi kesempatan untuk bergerak maju dengan rencana atau keinginan kita, dan masa depan tampak lebih cerah karena kemungkinan-kemungkinan baru yang terbuka.
Namun, kegembiraan ini cepat berubah menjadi tekanan ketika tiba saatnya untuk memenuhi kewajiban pembayaran. Ketegangan dan kecemasan muncul saat kita dihadapkan dengan realitas cicilan bulanan yang harus dibayar setiap bulannya.
Beban ini menjadi lebih berat jika kondisi finansial kita mengalami perubahan yang enggak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, pengurangan pendapatan, atau keadaan darurat finansial lainnya. Apa yang awalnya tampak sebagai langkah maju dalam mencapai tujuan bisa menjadi beban yang menekan. Enggak hanya pada keuangan kita tetapi juga pada kesejahteraan emosional dan mental.
6. Rasa Aman Punya Asuransi, Frustrasi dengan Premi dan Klaim
Asuransi merupakan instrumen keuangan yang dirancang untuk memberikan perlindungan. Baik itu asuransi kesehatan, kendaraan, properti, atau jenis asuransi lainnya.
Tujuan semua asuransi itu sama, yakni untuk mengurangi beban finansial yang dapat timbul akibat kejadian tak terduga. Kepemilikan atas polis asuransi menawarkan ketenangan pikiran, mengetahui bahwa dalam situasi darurat, kita enggak akan dibiarkan menghadapi kesulitan finansial sendirian.
Kepastian ini sangat penting, memberikan rasa aman yang memungkinkan kita untuk lebih bebas menikmati kehidupan sehari-hari tanpa khawatir akan risiko finansial dari kemungkinan bencana.
Namun, pengalaman memiliki asuransi juga enggak selalu bebas dari frustrasi. Salah satunya adalah besarnya premi yang harus dibayarkan secara berkala.
Premi asuransi, terutama untuk polis dengan cakupan luas atau jumlah pertanggungan tinggi, bisa menjadi beban finansial yang cukup signifikan. Bagi sebagian orang, rasanya kayak “buang-buang uang” saja, apalagi kalau ternyata enggak ada klaim.
Frustrasi ini juga sering muncul saat proses klaim, yang bisa terasa rumit dan melelahkan. Ada banyak persyaratan dokumen yang harus disiapkan, prosedur klaimnya sendiri juga membingungkan, sudah begitu, klaimnya ditolak.
Begitulah, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui love-hate relationship dengan uang yang cukup rumit.
Dari situasi ketika kita merasa bahagia karena bisa membeli sesuatu yang diinginkan hingga perasaan stres karena tekanan finansial, love-hate relationship dengan uang adalah bagian alami dari kehidupan modern.
So, penting bagi kita untuk memahami dinamika ini agar dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan mencapai keseimbangan yang lebih sehat dalam hubungan kita dengan uang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
8 Manfaat Perencanaan Keuangan untuk Mengurangi Stres Finansial
Manfaat perencanaan keuangan sering kali terabaikan di antara kehebohan kehidupan sehari-hari. Namun kenyataannya, punya rencana keuangan itu adalah koentji untuk mengurangi stres finansial yang dapat menimpa siapa saja.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan tantangan keuangan yang terus berkembang, memiliki rencana keuangan yang solid bukan hanya tentang mengelola anggaran atau investasi, melainkan tentang menciptakan rasa tenang dan aman dalam menghadapi masa depan.
Dengan pendekatan yang terstruktur dan berpikir jauh ke depan, perencanaan keuangan membuka pintu menuju ketenangan pikiran dan stabilitas jangka panjang, memungkinkan setiap dari kita untuk mengambil kendali penuh atas keuangan kita dan, pada akhirnya, kehidupan kita sendiri secara keseluruhan.
Apa Itu Stres Finansial?
Stres finansial adalah kondisi tekanan psikologis yang terjadi akibat masalah atau kekhawatiran terkait dengan keuangan. Penyebabnya bisa beragam, di antaranya sebagai berikut.
Kekurangan Dana atau Penghasilan
Ketika penghasilan enggak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar atau pembayaran cicilan, hal ini dapat menimbulkan stres finansial yang cukup parah.
Utang yang Besar
Memiliki utang, seperti utang kartu kredit, paylater, KTA, dan sejenisnya, bisa saja tampak terkendali di atas kertas. Tapi, enggak jarang juga menyebabkan stres finansial. Apalagi utang pinjol, yang maunya diselesaikan joki pinjol, tapi malah ketipu. Waduh.
Ketidakpastian Keuangan Masa Depan
Kekhawatiran tentang pensiun, kehilangan pekerjaan, atau ketidakmampuan untuk mengumpulkan tabungan dapat menimbulkan stres.
Pengelolaan Keuangan yang Buruk
Kurangnya pengetahuan atau keterampilan dalam mengelola keuangan pribadi juga dapat menyebabkan stres, terutama jika ini mengakibatkan keputusan keuangan yang buruk.
Krisis atau Darurat Keuangan yang Tidak Terduga
Situasi seperti biaya medis mendadak, kehilangan pekerjaan, atau perbaikan rumah yang tidak terduga juga dapat menyebabkan stres finansial yang signifikan.
Stres finansial ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental seseorang, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik, hubungan interpersonal, dan kinerja di tempat kerja. Penting untuk mengatasi stres finansial dengan cara-cara seperti membuat anggaran yang realistis, mengurangi utang, membangun dana darurat, dan mencari saran keuangan profesional jika diperlukan.
Manfaat Perencanaan Keuangan dalam Mengurangi Stres Finansial
Perencanaan keuangan memiliki beberapa manfaat signifikan dalam mengurangi stres finansial. Berikut adalah beberapa manfaat utamanya.
1. Kontrol Keuangan yang Lebih Baik
Perencanaan keuangan membantumu untuk bisa memahami dengan lebih baik bagaimana kamu menghabiskan uangmu. Dengan begitu, kamu pun dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang pengeluaran dan tabungan.
2. Peningkatan Kesiapan untuk Situasi Darurat
Dengan menyisihkan dana untuk keadaan darurat, kamu dapat mengurangi kekhawatiran tentang bagaimana menangani keadaan tak terduga seperti pengeluaran medis darurat atau kehilangan pekerjaan.
3. Mengurangi Beban Utang
Strategi perencanaan keuangan yang baik mencakup pembayaran utang. Mengurangi utangmu dapat mengurangi beban keuangan dan stres yang terkait juga.
4. Mencapai Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan keuangan membantumu untuk menetapkan dan mencapai tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun, yang dapat memberikan rasa keamanan dan pencapaian.
5. Peningkatan Tabungan dan Investasi
Dengan rencana keuangan yang efektif, kamu dapat meningkatkan tabungan dan investasi, yang enggak hanya mengamankan masa depan finansial, tetapi juga mengurangi kekhawatiran tentang keuangan.
6. Keamanan Finansial
Memiliki rencana keuangan yang solid memberikan rasa keamanan, karena kamu jadi tahu bahwa kamu telah mempersiapkan masa depan dengan baik, dan dapat menangani ketidakpastian keuangan.
7. Pengurangan Stres dalam Pengambilan Keputusan
Kalau ada rencana keuangan, kamu jadi punya panduan yang jelas tentang bagaimana mengambil keputusan keuangan, mengurangi stres, dan kebingungan dalam proses pengambilan keputusan.
8. Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik
Mengurangi stres finansial juga dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik kamu, karena stres yang berkepanjangan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.
Nah, dengan semua manfaat perencanaan keuangan tersebut, jadi tahu kan, bahwa perencanaan keuangan tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan finansial saja, tetapi juga untuk kesehatan dan kesejahteraan kamu secara keseluruhan.
Lalu, apa saja yang dilakukan untuk bisa mendapatkan semua manfaat perencanaan keuangan di atas?
Langkah-Langkah untuk Mendapatkan Manfaat Perencanaan Keuangan
Menetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas
Tentu saja semua selalu berawal dari, “Tujuan lo apa?”
Pisahkan tujuan keuangan menjadi tiga kategori utama: jangka pendek, menengah, dan panjang. Tujuan jangka pendek bisa saja berupa pengelolaan pengeluaran bulanan atau pembuatan dana darurat. Jangka menengah bisa fokus pada pembayaran utang atau menyisihkan untuk biaya pendidikan. Untuk tujuan jangka panjang, pensiun sering menjadi fokus utama.
Nah, setiap tujuan ini harus realistis dan terukur, sehingga memudahkan kita untuk mengevaluasi kemajuan dengan jelas dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Membuat Anggaran dan Mengikuti Anggaran
Mencatat secara detail semua sumber pendapatan dan pengeluaran akan membuatmu tahu gambaran cash flow. Hal ini akan dapat membantu mengidentifikasi di area mana penghematan bisa dilakukan.
Susun anggaran yang realistis, yang seimbang antara pendapatan dan pengeluaran, serta mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan. Anggaran ini harus mencerminkan prioritas keuangan dan gaya hidup, sekaligus memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan situasi.
Mengelola Utang
Identifikasi secara menyeluruh semua utang yang ada, dari kartu kredit, paylater, KTA, lalu pahami persyaratan pembayaran masing-masing, termasuk bunga dan jatuh tempo.
Setelah memiliki gambaran yang jelas, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembayaran yang efektif. Di sini, strategi seperti metode bola salju atau metode avalanche bisa dipilih sesuai kemampuan dan kondisi. Keduanya menawarkan pendekatan terstruktur dalam mengurangi utang, memungkinkan kamu untuk merasakan kemajuan yang konstan dan memberikan dorongan moral yang signifikan sehingga bebas stres finansial.
Membangun Dana Darurat
Membangun dana darurat merupakan langkah penting agar kamu bisa mendapatkan manfaat perencanaan keuangan dalam jangka panjang.
Idealnya, dana ini sebaiknya mencakup biaya hidup untuk 3-6 bulan, memberikan cukup ruang bernapas dalam situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau pengeluaran medis mendadak. Penting untuk menyimpan dana darurat ini di tempat yang mudah diakses, seperti rekening tabungan atau reksa dana pasar uang. Pastikan saja agar tetap terpisah dari rekening sehari-hari.
Meninjau dan Menyesuaikan Rencana Secara Berkala
Yah, namanya juga hidup. Kadang berubah secara tak terduga, bikin rencana jadi banyak berubah, prioritas pun bergeser.
Dengan meninjau dan menyesuaikan rencana keuangan secara berkala, bisa dipastikan bahwa setiap langkah tetap selaras dengan tujuan hidup yang berubah-ubah dan kondisi keuangan saat ini. So, sesuaikan anggaran, ubah strategi, atau menetapkan tujuan keuangan baru, itu hal yang sah-sah saja. Yang penting harus bisa beradaptasi terus dengan perubahan.
Karena, ingat, kesesuaian antara rencana keuangan dan kehidupan yang dijalani menjadi penanda bahwa keuangan bukan lagi sumber stres, melainkan alat yang mendukung pencapaian impian dan aspirasi.
Belajar Keuangan
Manfaatkan berbagai sumber daya supaya lebih banyak manfaat perencanaan keuangan bisa kamu dapatkan. Mulai dari mengikuti seminar keuangan, membaca buku yang ditulis oleh para ahli keuangan, hingga mengambil kelas keuangan online, misalnya seperti FCOS QM Financial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Karyawan Mempunyai Penghasilan Tambahan? Inilah 5 Alasan Mengapa Sebaiknya Diperbolehkan
Sudah mendapatkan gaji tetap, tapi kenapa sih selalu ada karyawan yang punya penghasilan tambahan di luar kantor? Apakah karena gajinya tidak cukup?
Sebenarnya, bukan masalah gaji yang tak cukup. Banyak karyawan yang menduduki posisi jabatan tinggi, yang berarti bergaji tinggi pula, mempunyai pekerjaan dan bisnis sampingan–selain pekerjaan utama di kantor–yang memberikan penghasilan tambahan.
Lalu, apa sebenarnya alasan mereka punya pekerjaan sampingan? Ternyata, ada banyak alasan baik yang membuat para karyawan mencari penghasilan tambahan, dan justru ini sangat bagus tak hanya bagi mereka, tapi juga bagi perusahaan tempat si karyawan tersebut bekerja lo.
Mari kita lihat.
5 Alasan Sebaiknya Perusahaan Memperbolehkan Karyawan Punya Penghasilan Tambahan
1. Lebih produktif dan semangat
Setiap hari datang ke tempat yang sama, berada di ruangan yang sama, menghadapi berbagai masalah pekerjaan dan job description yang sama, bisa membuat seorang karyawan jenuh.
Dengan mempunyai sesuatu yang lain yang bisa dikerjakan dengan cara yang berbeda dan bisa menghasilkan tentu akan membuat karyawan menjadi lebih semangat dalam bekerja. Bisa jadi, meski ada pekerjaan tambahan yang harus dilakukannya, ia justru akan semakin produktif. Apalagi jika pekerjaan sampingan yang dilakukannya bisa sejalan dan mendukung pekerjaan utama.
Selain itu, dengan kemajuan teknologi di zaman sekarang, banyak pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan menggunakan internet saat weekend. Dengan demikian, jam kerja juga tak terganggu bukan?
2. Karyawan punya tujuan keuangan yang baik
Jika seseorang punya tujuan keuangan yang jelas, maka ia pun akan berusaha lebih keras mencari jalan untuk mencapainya.
Begitu juga dengan karyawan. Seorang karyawan yang mempunyai tujuan keuangan yang baik, maka ia akan mengelola gajinya dengan baik pula. Semakin baik ia mengelola gaji, maka ia akan terpacu untuk mencari jalan supaya tujuan keuangan bisa dicapainya dengan lebih cepat.
Salah satu cara agar cepat mencapai tujuan keuangan, maka ia akan mencari penghasilan tambahan.
Bagaimana jika hal ini dilihat dari sisi pekerjaan utama? Pasti akan membawa pengaruh yang baik juga, karena dengan mempunyai tujuan keuangan yang jelas, karyawan akan mempunyai motivasi untuk menunjukkan kinerja yang meningkat dari waktu ke waktu.
3. Membuktikan kemampuan dan aktualisasi diri
Memiliki bisnis ataupun pekerjaan sampingan tak hanya selalu berhubungan dengan uang. Bisa saja pekerjaan sampingan ini lebih berhubungan dengan wujud aktualisasi diri.
Misalnya saja, seorang karyawan di perusahaan tertentu, dan di luar pekerjaan utamanya ia juga menulis buku. Ada pula karyawan yang juga menjadi instruktur atau personal trainer olahraga, dan lain sebagainya.
Tipe karyawan yang punya keinginan untuk lebih banyak mengaktualisasi diri begini biasanya adalah mereka yang menekuni hobi secara mendalam. Dari situlah, ia punya passion yang mungkin kurang bisa ditekuni di pekerjaan utama, sehingga ia menyalurkannya di luar dan bisa memberikan penghasilan tambahan.
Jika ada hal-hal di kantor yang sesuai dengan passion si karyawan, perusahaan bisa mempertimbangkan untuk memanfaatkannya juga, bukan? Misalnya, ada karyawan yang juga seorang instruktur olahraga. Mengapa tak membuat agenda untuk berolahraga bersama di setiap hari tertentu dengan si karyawan sebagai instrukturnya? Selain bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan, kegiatan olahraga bareng ini juga akan menambah rasa kebersamaan semua karyawan.
4. Demi keamanan finansial
Siapa yang bisa meramalkan masa depan?
Begitu pun dengan kelangsungan bisnis perusahaan, sangat tergantung pada kemampuan para individu yang ada di dalamnya, juga bergantung pula pada kondisi ekonomi, sosial politik, persaingan bisnis, dan hal-hal lain yang tak bisa diprediksikan.
Tak ada karyawan yang benar-benar aman dari ancaman PHK, bahkan mereka yang sudah menduduki posisi jabatan yang tinggi sekalipun.
Jika karyawan punya penghasilan tambahan dari luar pekerjaan utamanya di kantor, tentu hal ini akan membuat mereka lebih aman jika sewaktu-waktu ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Apalagi jika ditambah dengan training keuangan, mereka pun bisa menyisihkan sedikit uang agar punya dana darurat.
5. Persiapan masa pensiun
Salah satu cara agar punya dana pensiun yang stabil adalah dengan membangun bisnis sampingan sejak awal. Ini jugalah yang menjadi alasan banyak karyawan mulai merintis bisnis dan mendapatkan penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama.
Banyak orang berusaha mempertahankan gaya hidup sebelum pensiun saat sudah mulai memasuki masa pensiun nanti. Kalau dana pensiunnya tidak direncanakan sejak awal, hal ini tentunya akan sangat sulit diwujudkan. Menjalankan bisnis sampingan bisa menjadi salah satu cara yang efektif.
Melihat beberapa alasan di atas, sudah pasti kan, bahwa akan baik bagi perusahaan untuk memperbolehkan karyawannya memiliki penghasilan tambahan di luar gaji utamanya.
Selain mengizinkan adanya penghasilan tambahan ini, pihak perusahaan juga dapat memberikan training keuangan bagi karyawan agar mereka semakin merasa aman dalam bekerja. Keseimbangan antara pekerjaan utama dan bisnis sampingan mereka pun akan terjaga.
Anda dapat mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.