7 Faktor yang Memengaruhi Kinerja Karyawan di Kantor
Faktor yang memengaruhi kinerja karyawan di kantor adalah topik yang penting dalam dunia bisnis modern. Sejumlah variabel, mulai dari lingkungan kerja, kepemimpinan, hingga kompensasi dan benefit, berperan dalam menentukan seberapa efektif karyawan dapat bekerja.
Kinerja karyawan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan individu, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang disediakan oleh perusahaan.
So, coba yuk, kita lihat bagaimana masing-masing faktor yang memengaruhi kinerja karyawan di kantor ini berkontribusi terhadap produktivitas dan kepuasan kerja, serta bagaimana perusahaan dapat memanfaatkannya untuk menciptakan lingkungan kerja yang optimal.
Faktor yang Memengaruhi Kinerja Karyawan
1. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan faktor yang memengaruhi kinerja karyawan yang utama. Sebuah lingkungan yang nyaman dan mendukung bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga moral para pekerja.
Misalnya saja kayak tersedianya peralatan yang memadai, ruang kerja yang nyaman, juga suasana yang mendukung, kesemuanya itu berpengaruh banget bagi karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Dalam lingkungan kerja yang memang dirancang dengan nyaman, karyawan cenderung merasa lebih dihargai dan termotivasi, yang pada gilirannya, berdampak positif pada hasil kerja mereka. Oleh karena itu, perusahaan yang memprioritaskan kondisi kerja yang baik tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk keberhasilan jangka panjang.
2. Pengakuan dan Penghargaan
Aknowledgement adalah koentji faktor yang memengaruhi kinerja karyawan, dalam membangun lingkungan kerja yang positif dan produktif. Saat karyawan mendapatkan pengakuan atas kerja keras dan pencapaian mereka, hal itu enggak hanya meningkatkan motivasi, tetapi juga menambah rasa kepuasan dalam pekerjaan mereka.
Bentuk penghargaan ini bisa beragam, mulai dari pujian sederhana yang tulus dari atasan, hingga promosi atau insentif lainnya seperti bonus atau kesempatan pelatihan khusus.
Dengan memberikan penghargaan yang sesuai, perusahaan menunjukkan apresiasi terhadap kontribusi karyawan, yang kemudian dapat memicu semangat dan dedikasi lebih lanjut. Ini menciptakan lingkaran positif dengan karyawan yang merasa dihargai dan bersemangat untuk terus memberikan yang terbaik.
3. Kepemimpinan dan Manajemen
Kepemimpinan dan manajemen yang efektif adalah tulang punggung setiap organisasi yang sukses. Gaya kepemimpinan yang baik enggak hanya akan menciptakan visi yang jelas dan menginspiratif, tetapi juga menjadi faktor yang memengaruhi kinerja karyawan dalam membangun motivasi dan komitmen mereka.
Pemimpin yang efektif mampu menyulut semangat tim, mendorong inovasi, dan memelihara lingkungan kerja yang kolaboratif. Di sisi lain, manajemen yang kuat memainkan peran krusial dalam memastikan aliran kerja yang lancar, mengatur sumber daya secara efisien, dan menjaga roda organisasi berputar tanpa hambatan.
4. Peluang Pengembangan Diri
Peluang pengembangan dan pelatihan di tempat kerja merupakan investasi strategis yang memberi manfaat ganda, yaitu meningkatkan keterampilan karyawan sekaligus meningkatkan nilai mereka bagi perusahaan.
Ketika karyawan diberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang, mereka enggak hanya memperoleh keahlian baru yang meningkatkan kompetensi mereka, tetapi juga merasa lebih dihargai dan diakui. Pastinya, hal ini juga akan berpengaruh pada meningkatnya kepuasan kerja dan memperkuat loyalitas mereka.
Di sini juga enggak sebatas pada pelatihan profesional saja loh. Termasuk juga pelatihan untuk keterampilan mengelola keuangan. Karyawan yang diajak untuk belajar keuangan akan merasa dihargai, merasa diperhatikan. Pada akhirnya, selain menjadi lebih terampil mengelola keuangan, karyawan juga akan semakin produktif karena mereka termotivasi untuk mencapai tujuan keuangannya.
5. Work-Life Balance
Menjaga keseimbangan yang sehat antara kehidupan kerja dan pribadi merupakan faktor yang memengaruhi kinerja karyawan yang sangat penting, terutama dalam mencegah kelelahan dan stres di tempat kerja.
Fleksibilitas dalam jam kerja, seperti opsi untuk bekerja dari rumah atau jam kerja yang dapat disesuaikan, memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan tanggung jawab pekerjaan dengan kebutuhan pribadi dan keluarga mereka. Kebijakan liburan juga enggak hanya memberi karyawan waktu untuk recharge energi, tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan menghargai kesejahteraan mereka.
6. Kompensasi dan Benefit
Kompensasi dan benefit yang kompetitif adalah salah satu faktor yang memengaruhi kinerja karyawan yang paling penting. Pasalnya, hal ini dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik di pasar kerja. Gaji yang adil dan sesuai dengan standar industri memberikan pesan yang jelas bahwa perusahaan menghargai kerja keras dan kontribusi karyawannya.
Manfaat tambahan seperti asuransi kesehatan, dana pensiun, dan bonus kinerja, enggak hanya menambah daya tarik perusahaan sebagai tempat kerja yang diinginkan. Namun, juga menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan.
Selain itu, kompensasi yang baik berperan sebagai motivator yang kuat, mendorong karyawan untuk bekerja lebih keras dan mencapai target mereka.
7. Jaminan Kesehatan
Memiliki program kesehatan yang komprehensif di lingkungan perusahaan adalah faktor yang memengaruhi kinerja karyawan, baik untuk kesejahteraan dan juga produktivitas keseluruhan organisasi.
Lingkungan kerja yang aman dan sehat menciptakan fondasi bagi karyawan untuk bekerja tanpa khawatir tentang risiko kesehatan atau keselamatan. Ini mencakup segala hal mulai dari ergonomi tempat kerja yang tepat, memastikan kebersihan dan ventilasi yang baik, hingga menerapkan SOP keselamatan yang ketat.
Dengan mengutamakan kesehatan karyawan, perusahaan dapat secara signifikan mengurangi tingkat absensi akibat sakit atau cedera, yang pada gilirannya meningkatkan konsistensi dan efisiensi operasional.
Memahami dan menerapkan faktor yang memengaruhi kinerja karyawan ini dapat membantu perusahaan meningkatkan efektivitas operasional bisnisnya.
Untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan finansial tim, yang juga merupakan faktor penting dalam kinerja kerja, mengundang tim QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan komprehensif di kantor adalah langkah berikutnya yang strategis.
Kelas ini dirancang untuk memberikan wawasan dan alat praktis yang akan meningkatkan literasi finansial karyawan, sebuah aspek krusial yang sering terlewatkan dalam pengembangan profesional. Hubungi untuk menjadwalkan sesi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan, dan ambillah langkah pertama menuju peningkatan holistik dalam kinerja karyawan di perusahaan kamu.
Tunjangan Melahirkan Istri Karyawan Apakah Jadi Beban Perusahaan?
Di era modern ini, banyak perusahaan yang nggak cuma fokus pada keuntungan bisnis, tapi juga peduli dengan kesejahteraan karyawannya. Salah satu bentuk kepedulian ini adalah dengan memberikan berbagai tunjangan, salah satunya adalah tunjangan melahirkan istri karyawan. Tunjangan ini menunjukkan bahwa perusahaan menghargai peran karyawan sebagai anggota keluarga dan ingin mendukung mereka dalam menjalani momen penting, seperti kelahiran anak.
Namun, kita harus realistis, bahwa belum semua perusahaan punya kebijakan yang sama soal tunjangan ini. Beberapa perusahaan mungkin da tunjangan yang cukup buat bantu meringankan biaya persalinan, sementara yang lain mungkin belum bisa membantu apa-apa.
Nah, di sinilah pentingnya buat karyawan buat tahu dan ngerti apa aja yang termasuk dalam paket tunjangan dari tempat mereka kerja, terutama yang berkaitan dengan tunjangan melahirkan.
Buat para calon ayah yang istrinya sedang hamil, informasi ini penting banget. Menjadi orang tua itu nggak gampang dan punya banyak tanggung jawab, salah satunya adalah masalah finansial. Dengan adanya tunjangan melahirkan istri karyawan, setidaknya ada bantuan yang bisa meringankan beban biaya saat menyambut kelahiran buah hati. Tentunya, ini juga jadi semacam penghargaan atau benefit buat karyawan yang sudah setia dan berkontribusi pada perusahaan.
Tapi kalau tidak?
Apa Itu Tunjangan Melahirkan?
Tunjangan melahirkan dari perusahaan adalah bentuk fasilitas atau dukungan keuangan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya yang mengalami kelahiran anak. Tunjangan ini bisa berupa uang tunai, cuti bersalin yang berbayar, atau manfaat lain yang berkaitan dengan proses melahirkan.
Kebijakan mengenai tunjangan melahirkan bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dan tergantung pada regulasi yang berlaku di negara tempat perusahaan tersebut beroperasi. Ya, kalau di Indonesia ya sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Berikut adalah beberapa aspek yang mungkin terkait dengan tunjangan melahirkan dari perusahaan.
Kebijakan Perusahaan
Beberapa perusahaan memiliki kebijakan khusus mengenai tunjangan melahirkan sebagai bagian dari paket manfaat karyawan. Ini dapat mencakup kompensasi keuangan, jaminan perawatan kesehatan, dan bantuan lainnya.
Regulasi Pemerintah
Di banyak negara, pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memberikan tunjangan melahirkan kepada karyawannya. Misalnya, di Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003, ada disebutkan tentang peran perusahaan yang memberikan bantuan berupa tunjangan melahirkan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan tertentu.
Cuti Hamil dan Melahirkan
Selain tunjangan finansial, perusahaan juga sering menyediakan cuti hamil dan melahirkan bagi karyawan perempuan. Durasi cuti ini bisa bervariasi, dan di beberapa negara, perusahaan wajib memberikan cuti bersalin yang berbayar.
Jaminan Kesehatan
Beberapa perusahaan juga menyediakan jaminan kesehatan yang mencakup biaya persalinan. Ini bisa meliputi biaya rumah sakit, obat-obatan, dan perawatan pasca-melahirkan.
Kriteria Penerimaan
Untuk menerima tunjangan melahirkan, karyawan biasanya harus memenuhi kriteria tertentu, seperti masa kerja minimum di perusahaan, dan harus melapor terkait kelahiran anak kepada perusahaan dalam jangka waktu yang ditentukan.
Dukungan Pasca Melahirkan
Selain tunjangan finansial dan cuti bersalin, beberapa perusahaan juga menawarkan dukungan pasca melahirkan, seperti fleksibilitas jam kerja, dukungan untuk perawatan anak, dan program konseling.
Tunjangan melahirkan adalah salah satu cara perusahaan untuk mendukung karyawannya dalam momen penting kehidupan pribadi, dan juga merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Dianjurkan bagi karyawan untuk memahami kebijakan perusahaan dan regulasi pemerintah mengenai tunjangan melahirkan sehingga dapat memanfaatkannya dengan maksimal.
Lalu bagaimana dengan istri karyawan? Apakah ada tunjangan melahirkan untuk istri karyawan?
Tunjangan Melahirkan Istri Karyawan: Apakah Wajib?
Di Indonesia, ada yang namanya BPJS Kesehatan. BPJS ini ibarat kartu ajaib yang bisa bantu karyawan untuk mengurangi beban biaya saat istri karyawan yang bersangkutan sedang hamil dan kemudian melahirkan.
Syaratnya? Mudah, istri harus sudah terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan. Kalau sudah, berarti dia bisa dapat bantuan buat meng-cover biaya-biaya yang muncul saat nanti melahirkan.
Nah, terus gimana kalau perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja tidak menyediakan bantuan tambahan buat biaya melahirkan selain BPJS Kesehatan?
Nah, di sini kita harus paham bahwa tunjangan dari perusahaan itu sebenernya semacam bonus. Jadi, tidak ada peraturan resmi yang mewajibkan perusahaan untuk memberikan bantuan berupa tunjangan melahirkan istri karyawan selain BPJS Kesehatan.
Tapi kalau memang sudah ada kesepakatan dari awal, misalnya ada di kontrak kerja, atau ada aturan khusus di perusahaan yang menyatakan bakal ada tunjangan melahirkan istri karyawan, ya pastinya sih, perusahaan wajib menepati janji itu. Jadi, penting bagi karyawan untuk membaca dan paham dulu apa yang tertulis di kontrak kerja. Paling mudah, ya tanyakan saja langsung ke HRD perusahaan tentang kebijakan mereka.
Intinya sih, BPJS Kesehatan sudah menjadi bantuan yang cukup. Namun, kalau dari perusahaan ada kebijakan berupa tunjangan melahirkan istri karyawan, tentu aja itu jadi nilai plus buat karyawan.
Tapi, perlu diingat bahwa tunjangan melahirkan istri karyawan ini nggak selalu pasti ada, dan kadang jumlahnya juga nggak seberapa dibandingkan dengan biaya melahirkan yang sebenarnya.
Yuk, Siapkan Dana Melahirkan Sendiri!
Sekarang, biaya melahirkan itu bisa aja melambung tinggi, apalagi kalau ada kejadian-kejadian nggak terduga, seperti harus caesar atau ada komplikasi lainnya. Ini yang bikin penting banget buat punya dana melahirkan sendiri yang udah disiapkan jauh-jauh hari. Dengan dana mandiri ini, kita bisa lebih tenang dan nggak panik kalau tiba-tiba ada biaya tambahan yang nggak ketutup sama tunjangan melahirkan istri karyawan dari perusahaan atau BPJS.
Lagi pula, ada juga kemungkinan kalau kita mau pilih rumah sakit yang nggak masuk dalam daftar BPJS, atau pengin dapat kamar yang lebih nyaman dan fasilitas lain yang mungkin nggak ditanggung oleh BPJS Kesehatan atau tunjangan perusahaan. Dengan punya dana melahirkan sendiri, kita bisa lebih fleksibel dalam membuat keputusan dan nggak harus tergantung pada bantuan dari luar.
Penting juga buat ingat, bahwa persiapan dana melahirkan ini nggak cuma buat saat di rumah sakit aja, tapi juga buat keperluan setelahnya. Seperti misalnya perawatan bayi, ASI eksklusif, imunisasi, dan lain-lain. Kalo sudah siapin dana dari awal, kita bisa lebih fokus ke keluarga tanpa harus pusing mikirin masalah keuangan.
Intinya, tunjangan melahirkan istri karyawan dari perusahaan itu beneran bantuan yang berharga, tapi kita harus ingat bahwa ini nggak bisa diandalkan 100%. Selalu lebih bijak buat siapkan ‘payung’ sendiri sebelum hujan, kan?
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Menaikkan Efisiensi dan Produktivitas dengan Fasilitas Jaminan Kesehatan Pegawai Swasta
Fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta bisa menjadi salah satu benefit besar yang dapat diterima oleh karyawan sebuah perusahaan untuk memperoleh akses ke perawatan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Cakupannya bisa meliputi berbagai layanan kesehatan, seperti perawatan kesehatan primer, perawatan gigi, obat-obatan, dan lain sebagainya.
Yes, fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan tempat pegawai bekerja. Pasalnya, hal ini dapat membantu perusahaan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan, di samping membantu mengurangi biaya kesehatan yang tinggi.
So, dalam artikel ini, kita akan membahas tentang pentingnya fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta ya. Juga tentang bagaimana perusahaan dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi keuangan perusahaan.
Mengapa Kesehatan Pegawai Swasta itu Penting?
Kesehatan karyawan sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan. Mengapa? Berikut beberapa alasannya.
Produktivitas yang lebih tinggi
Karyawan yang sehat cenderung lebih produktif karena mereka memiliki energi yang lebih banyak, memiliki tingkat konsentrasi yang lebih tinggi, dan lebih sedikit absen karena sakit.
Efisiensi operasional yang lebih baik
Karyawan yang sehat dan bugar cenderung melakukan tugas-tugas mereka dengan lebih efisien dan cepat, yang dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional perusahaan secara keseluruhan.
Kinerja yang lebih baik
Karyawan yang sehat dan bugar dapat memberikan kinerja yang lebih baik karena mereka memiliki kekuatan dan daya tahan yang lebih baik dalam menangani tugas-tugas yang menantang dan situasi yang stres.
Loyalitas karyawan yang lebih tinggi
Perusahaan yang memperhatikan kesehatan karyawan mereka cenderung menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan karyawan mereka, yang dapat membantu meningkatkan loyalitas karyawan dan mengurangi turnover.
Citra perusahaan yang lebih baik
Perusahaan yang peduli pada kesehatan karyawan mereka dapat membangun citra yang positif sebagai tempat kerja yang peduli pada kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitarnya.
So, melihat dari beberapa keuntungan yang bisa didapat di atas, itu artinya penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kesehatan karyawan mereka. Caranya adalah dengan memberikan akses ke fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta dan program-program kesehatan yang relevan. Tujuannya jelas, untuk membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi operasional, dan kinerja karyawan, serta memperkuat ikatan antara karyawan dan perusahaan.
Contoh Strategi Perusahaan untuk Memberikan Fasilitas Jaminan Kesehatan Pegawai Swasta
Berikut adalah beberapa contoh strategi perusahaan untuk memberikan fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi keuangan.
Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Tempat Kerja
Perusahaan dapat menyediakan fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta di kantor, seperti menyediakan klinik, dokter atau perawat karyawan, dan obat-obatan. Hal ini untuk mempermudah akses karyawan terhadap perawatan kesehatan, sehingga membantu mengurangi biaya untuk absensi atau cuti akibat sakit.
Dengan menyediakan fasilitas kesehatan di tempat kerja, karyawan dapat dengan mudah mendapatkan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa harus keluar dari tempat kerja. Hal ini dapat menghemat waktu dan biaya, serta mengurangi absensi atau cuti akibat sakit. Dalam jangka panjang, hal ini dapat membantu meningkatkan produktivitas karyawan karena mereka merasa dihargai dan diperhatikan oleh perusahaan.
Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Perusahaan dapat mendorong karyawan untuk mempraktikkan gaya hidup sehat, misalnya melalui berbagai bentuk edukasi kesehatan, seperti seminar atau bahkan kelas yoga bareng, dan sejenisnya.
Dengan mendorong karyawan untuk mempraktikkan gaya hidup sehat, perusahaan dapat mengurangi biaya untuk perawatan kesehatan yang mahal dan absensi atau cuti akibat sakit. Selain itu, karyawan yang lebih sehat cenderung lebih produktif dan efisien dalam menjalankan tugas mereka, yang dapat membantu meningkatkan produktivitas karyawan dan menghemat biaya operasional perusahaan.
Mengajak Karyawan Berpartisipasi
Perusahaan dapat memberikan insentif bagi karyawan untuk berpartisipasi dalam program kesehatan perusahaan, seperti program penurunan berat badan atau program berhenti merokok. Insentif ini dapat berupa bonus atau tunjangan kesehatan, dan dapat membantu meningkatkan motivasi karyawan untuk menjaga kesehatan mereka.
Dengan begini, perusahaan dapat mendorong karyawan untuk mempraktikkan gaya hidup sehat dan mencegah terjadinya penyakit. Selain itu, insentif ini juga dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan lebih baik, yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan produktivitasnya.
Evaluasi dan Pengukuran Dampak Program Kesehatan
Juga sebagai bagian dari fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta, perusahaan dapat melakukan evaluasi dan pengukuran dampak program kesehatan yang telah diterapkan. Hal ini penting dilakukan untuk menilai efektivitasnya. Data yang didapatkan dari evaluasi ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kualitas fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta selanjutnya.
So, jadi bisa dilihat deh, fasilitas dan program-program kesehatan mana yang perlu diteruskan dan mana yang perlu disesuaikan atau dihentikan. Dengan demikian, biaya operasional dapat dihemat, pun produktivitas karyawan bisa ditingkatkan.
Dalam rangka memanfaatkan fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta ini, perusahaan dapat mengombinasikan strategi-strategi yang sudah dijelaskan di atas untuk membangun budaya kesehatan yang kuat di tempat kerja dan mendukung karyawan untuk tetap fit dan sehat. Hal ini dapat membantu meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya kesehatan, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi karyawan.
Tip untuk Perusahaan
Tinjau Ulang Pilihan Fasilitas Jaminan Kesehatan Pegawai Swasta
Perusahaan dapat meninjau ulang pilihan program dan fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta yang tersedia di pasar, dan memilih program yang paling sesuai dengan kebutuhan. Yang terutama sih, soal anggaran.
Perusahaan juga dapat mempertimbangkan program kesehatan yang ditawarkan oleh asosiasi industri atau perkumpulan bisnis setempat.
Pertimbangkan Penggabungan Risiko
Perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk bergabung dengan organisasi atau kelompok lain untuk membagi risiko kesehatan dan mendapatkan harga yang lebih terjangkau. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat membentuk program penyediaan fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta sendiri untuk mengelola risiko kesehatan karyawan.
Pertimbangkan Keseimbangan Biaya dan Manfaat
Perusahaan harus mempertimbangkan manfaat yang diperoleh dan membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan. Pastikan bahwa program kesehatan yang dipilih memberikan manfaat yang sepadan dengan biayanya.
Memperkuat Negosiasi dengan Pihak Penyedia
Perusahaan dapat memperkuat negosiasi dengan pihak penyedia untuk memperoleh harga yang lebih baik dan manfaat yang lebih banyak. Perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk menambahkan insentif atau penawaran khusus untuk membantu meningkatkan daya tawar perusahaan.
Ajak Karyawan Berpartisipasi
Perusahaan dapat membantu memperoleh harga yang lebih baik dengan mendorong partisipasi karyawan dalam program kesehatan. Semakin banyak karyawan yang berpartisipasi, semakin besar kekuatan tawar perusahaan dalam menawar harga jaminan kesehatan.
Nah, demikian tip bagi perusahaan untuk dapat memberikan fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta yang terjangkau dan bermanfaat bagi karyawan.
So, dalam memberikan fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi keuangan perusahaan, perusahaan dapat menerapkan berbagai strategi untuk membangun budaya kesehatan yang kuat di tempat kerja dan mendorong karyawan untuk mempraktikkan gaya hidup sehat. Hal ini dapat membantu meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya kesehatan, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi karyawan.
Selain itu, perusahaan bisa memberikan financial training kepada karyawan juga, untuk dapat membantu mereka memahami pentingnya manajemen keuangan pribadi, sehingga karyawan dapat mengelola anggaran untuk biaya kesehatan mereka sendiri dan keluarganya. Dengan begitu, karyawan dapat memperoleh manfaat maksimal dari program dan fasilitas jaminan kesehatan pegawai swasta yang diberikan perusahaan, dan akhirnya dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan keuntungan finansial yang berkelanjutan.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Mengelola Gaji ala Bunda Corla
Siapa yang belum kenal Bunda Corla? Ah, pasti sudah tahu betul nih ya. Atau mungkin selalu menonton Instagram Live-nya?
Buat yang sudah mengikuti, pasti tahu kan, bahwa Bunda Corla bekerja di sebuah waralaba resto cepat saji yang sudah mendunia di Jerman. Dan, beberapa waktu yang lalu, ia menceritakan seluk beluk pekerjaannya di restoran tersebut. Bahkan, sampai mau menyebutkan berapa gaji yang diterimanya.
Nah, ini menarik. Karena dari cerita Bunda Corla tentang gajinya ini, kita bisa belajar banyak darinya untuk mengelola keuangan dengan baik.
Bunda Corla dan Gaji sebagai Karyawan Restoran
Karyawan restoran bukan merupakan profesi yang terlalu wah. Beda dengan pengacara, dokter, arsitek, pekerja tambang minyak lepas pantai, CEO, dan sejenisnya yang identik dengan gaji yang besar. Baik di Jerman maupun di Indonesia, karyawan restoran waralaba seperti ini kurang lebih berada di “level” yang sama.
So, kita bisa anggap bahwa Bunda Corla bisa mewakili selapisan masyarakat umum yang ada di Indonesia juga.
Secara angka, memang gaji Bunda Corla terlihat besar. Menurut pengakuannya, ia menerima gaji kotor sebesar EUR 2.000. Jika diperhitungkan dengan kurs rupiah saat artikel ini ditulis, EUR 1 = Rp15.600. Itu artinya gaji kotor yang diterima adalah Rp31.200.000. Gaji tersebut dipotong untuk pajak, dana pensiun, dan jaminan kesehatan, sehingga gaji yang diterima bersih adalah sebesar EUR 1.600. Ini artinya 80% dari gaji kotor.
Dari EUR 1.600, EUR 400 dipakai untuk membayar rumah, sementara untuk keperluan lain-lain anggarannya EUR 600. Dengan demikian, masih ada sisa dana yang cukup banyak yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bahkan, Bunda Corla juga bisa mengirimkan sejumlah uang untuk keluarganya di Indonesia.
Dengan dana yang tersisa, Bunda Corla mengaku sangat cukup. Bisa makan enak setiap hari.
Pelajaran Mengelola Keuangan dari Bunda Corla
Jadi, apa nih yang kita pelajari?
1. Bagi sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing
Kalau mau direkap, maka pengelolaan Bunda Corla membagi anggarannya yang terdiri atas rumah : keperluan lain-lain : kebutuhan hidup dengan proporsi 25% : 37.5% : 37.5%.
Nah, kamu bisa membaginya pos pengeluaran dengan menyesuaikan kondisi kamu juga. Rekomendasi dari QM Financial adalah 4-3-2-1, yaitu 40% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk cicilan utang, 20% investasi, dan 10% lifestyle.
Angka ini tidak mutlak, kamu sangat bisa menyesuaikan sendiri dengan kondisimu. Misalnya kamu tak punya cicilan utang, dan memilih mengalihkan 30% ke pos investasi juga boleh. Atau mau kamu pakai senang-senang di pos lifestyle juga boleh banget.
2. Pentingnya dana pensiun
Untuk dana pensiun, hak Bunda Corla sudah dipenuhi oleh perusahaan tempatnya bekerja. Sudah ada pemotongan sekian persen dari gajinya setiap bulan. Hal ini juga berlaku di Indonesia bagi sebagian besar karyawan perusahaan.
Namun, sebagian profesi lain tidak mendapatkan hal ini karena satu dan lain hal. Misalnya saja untuk kamu yang berprofesi sebagai pekerja lepas, part timer, dan sejenisnya. So, kamu perlu membangun dana pensiunmu sendiri.
Baik kamu yang sudah difasilitasi oleh perusahaan ataupun yang harus membangun sendiri, sebaiknya hitung kebutuhan pensiun dengan cermat, agar nantinya kamu juga bisa mempersiapkannya dengan baik. Banyak orang gagal pensiun sejahtera karena ternyata mereka salah perhitungan; dikira sudah cukup, ternyata enggak. Akibatnya, ada yang harus kembali bekerja di masa pensiunnya, ada yang kemudian menjadi beban anak-anak mereka, dan sebagainya.
Kamu pastinya tak mau hal ini terjadi kan?
3. Pentingnya jaminan kesehatan
Untuk kesehatan, Bunda Corla juga sudah difasilitasi oleh kantor tempatnya bekerja. Hal ini pun berlaku di Indonesia, ketika perusahaan-perusahaan wajib mengikutsertakan karyawannya pada BPJS Kesehatan. Skema iurannya juga sama, yaitu dengan pemotongan gaji, yang nominalnya juga masih cukup terjangkau.
Cakupan perlindungan dari BPJS Kesehatan ini sudah sangat memadai, sebenarnya. Mulai dari ada jaminan melahirkan sampai beberapa penyakit kronis juga tercover. Namun, jika sekiranya masih belum memadai, bisa juga jika kamu menambah dengan asuransi kesehatan swasta lainnya.
Pastikan setiap orang yang biaya hidupnya kamu tanggung juga memiliki BPJS Kesehatan ya.
4. It’s ok untuk membantu kebutuhan keluarga
Seorang Bunda Corla saja dengan rela membantu keluarga, dengan mengirimkan sejumlah uang. Masa kamu mengeluh ketika keluarga perlu dibantu?
Sebagai orang yang murah rezekinya, sudah sepantasnya kan, kita membantu sesama? Apalagi ini keluarga. So, it’s ok banget jika kita membantu keluarga, termasuk dalam hal finansial.
Masukkan “bantuan” ini dalam anggaran, agar terkontrol dan tetap enggak berlebihan setiap bulannya. Dengan demikian, kebutuhan hidup kamu yang lain—yang juga tak kalah penting—bisa tercukupi dengan baik.
5. Bukan angkanya, tapi “cukup”
Bunda Corla sempat bilang, “Jangan lihat angkanya dulu.” –tapi Bunda menekankan bahwa dengan penghasilan sebesar itu, ia merasa cukup banget untuk memenuhi kebutuhan.
Memang kalau dilihat angka, cukup besar ya. Setara Rp31 juta lo, gaji kotornya. Tetapi ingat, bahwa taraf hidup di Jerman pastinya berbeda dengan Indonesia. Untuk membayar rumah saja, Bunda Corla harus menganggarkan EUR 400 sendiri, itu artinya Rp6 juta setiap bulannya. Kalau di Indonesia, Rp6 juta mungkin bisa dipakai untuk kontrak rumah per tahun atau per 6 bulan.
So, belajar yuk, untuk bisa merasa “cukup” dengan mengelola gaji atau penghasilan dengan baik. Itu salah satu bentuk kita mensyukuri rezeki yang sudah diberikan lo.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Masalah Keuangan yang Umum Dihadapi oleh Karyawan
Namanya manusia, tak pernah luput dari permasalahan hidup. Dan, sepertinya masalah hidup yang paling rumit–yang paling banyak bikin stres–adalah kalau kita punya masalah keuangan. Ironisnya, ini kadang justru membelit dan terjadi pada kita yang punya penghasilan tetap dan cukup, seperti para karyawan.
Kalau dilogika, para pekerja atau karyawan seharusnya tak perlu punya masalah keuangan. Berbeda dengan mereka yang tak punya pekerjaan tetap, yang memang harus ekstra mengatur keuangan agar bisa survive sampai saatnya dapat uang lagi tiba.
Logikanya, seorang karyawan yang mendapatkan gaji teratur, dengan besaran yang juga teratur, akan lebih mudah mengelola keuangannya, seandainya ia sedikit saja punya pengetahuan literasi keuangan.
Tapi kenyataannya, data menunjukkan bahwa 1 dari 5 karyawan terlilit masalah keuangan hingga ketidakhadiran meningkat dan produktivitas kerja menurun. Ini angka prevalensi yang sangat memprihatinkan. Memang angka ini adalah angka hasil penelitian Virginia Tech Study di Amerika, tapi bukan tak mungkin terjadi juga di Indonesia.
Apa saja sih masalah keuangan yang sering terjadi pada karyawan hingga bisa memengaruhi kinerja mereka di kantor? Mari kita lihat.
5 Jenis Masalah Keuangan yang Sering Terjadi pada Karyawan Hingga Memengaruhi Kinerja di Kantor
1. Gaji yang tak pernah cukup
Rasa-rasanya gaji berapa saja yang diterima tak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, boro-boro buat liburan atau gadget baru. Terima gaji di tanggal 1, langsung habis di tanggal 4 setelah membayar semua tagihan dan cicilan, juga untuk memenuhi undangan ngopi cantik dan ganteng di kafe bareng teman-teman atau untuk beli sepatu dan tas.
Masalah keuangan yang satu ini bisa saja terjadi pada karyawan mana pun–dari mulai level OB sampai manajer. Bahkan faktanya, saat gaji sudah naik pun, lifestyle juga meningkat sehingga akhirnya ini seperti lingkaran yang tak ada habisnya. Mbulet.
2. Utang
Memang kadang utang itu perlu, apalagi jika kita pengin punya sesuatu yang bisa menolong hidup kita tapi bernilai tinggi, di luar jangkauan. Rumah, misalnya.
Namun, karena kurangnya pengetahuan akan literasi keuangan, utang akhirnya membelit hidup karyawan dan menjadi masalah keuangan yang kalau didiamkan saja bisa membuat karier hancur.
Survei yang dilakukan oleh International Foundation of Employee Benefit Plans (IFEBP) di Brookfield Wisconsin memberikan fakta, bahwa dari seluruh karyawan yang mempunyai masalah keuangan pribadi, 66%-nya ternyata dalam bentuk utang–baik itu utang produktif maupun utang konsumtif.
Oke, kalau utang produktif sih mungkin masih tak menjadi masalah, apalagi jika memang kondisi keuangan pada dasarnya sehat dan sudah diperhitungkan pula sejak perencanaan. Tapi, utang konsumtif ini yang biasanya membuat para karyawan mati kutu–mulai dari utang KTA, kartu kredit, hingga utang pembelian kendaraan.
3. Dana pensiun
Dana pensiun juga menjadi salah satu masalah keuangan yang umum terjadi pada karyawan, lantaran pada umumnya banyak karyawan yang tidak siap untuk pensiun–atau setidaknya, tidak siap untuk pensiun sejak dini.
Padahal kebutuhan dana pensiun ini sangatlah besar, apalagi jika kita menginginkan masa pensiun yang sejahtera. Yah, paling tidak nggak terlalu kontras deh dengan lifestyle yang kita jalani saat masih bekerja.
Menurut para ahli keuangan, untuk bisa menikmati masa pensiun yang sejahtera ini, kita setidaknya harus punya dana sebesar 70 – 80% dari penghasilan kita selama bekerja setiap bulannya. Jadi, kalau terbiasa hidup dengan penghasilan Rp10 juta per bulan, misalnya, maka agar bisa pensiun sejahtera kita harus mempunyai dana sebesar Rp7 juta per bulan selama masa pensiun.
Padahal kalau sudah pensiun, kita mungkin tidak akan punya penghasilan tetap. Mampukah kita membiayai hidup kita nanti?
4. Jaminan kesehatan dan proteksi lainnya
Banyak karyawan yang hanya mengandalkan asuransi dari BPJS Kesehatan untuk menjamin kesehatan mereka dan juga keluarga. Ini nggak salah sih, malah memang inilah yang disarankan.
Namun, akan lebih baik jika para karyawan juga punya asuransi yang dibeli sendiri dari swasta. BPJS Kesehatan memang sudah lengkap cakupan asuransinya, akan tetapi ada beberapa aspek dari asuransi kesehatan dari swasta yang juga menguntungkan. Salah satunya adalah soal antrean dan birokrasi yang panjang.
Tapi, asuransi kesehatan swasta kan mahal? Nah, itulah masalahnya. Jika karyawan punya pengetahuan literasi keuangan yang baik, tentu hal ini tidak akan menjadi masalah. Dengan pengelolaan cash flow yang baik, karyawan pasti akan bisa mengalokasikan sedikit dari gajinya untuk membayar premi asuransi kesehatan swasta.
Proteksi lain yang sering belum dipunyai oleh karyawan adalah asuransi jiwa. Padahal ini juga penting banget, apalagi jika si karyawan merupakan tulang punggung keluarga.
5. Ketagihan akan sesuatu
Nah, masalah keuangan yang kelima ini ada kaitannya dengan poin pertama di atas, yaitu tentang kebutuhan lifestyle.
Semakin ke sini, orang memang sadar akan kebutuhan untuk hidup bahagia. Banyak di antara kita yang punya hobi atau kegemaran tertentu, yang kita lakukan karena kita memang suka melakukannya. Tak jarang, hobi atau kegemaran ini juga menyedot sebagian besar uang gaji yang dihasilkan dari bekerja bertahun-tahun.
Solusi untuk kelima jenis masalah keuangan para karyawan di atas sebenarnya cukup sederhana, yaitu pengetahuan mengenai literasi keuangan yang lebih menyeluruh. Mulai dari mengerti dan bisa merencanakan tujuan keuangan sendiri, bisa membuat anggaran dan disiplin melakukannya.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan bagi karyawan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
5 Hak Pekerja Perempuan yang Seharusnya Dipenuhi oleh Perusahaan
Selamat hari Kartini bagi semua perempuan Indonesia! Sepertinya Ibu Kartini akant berbangga hati jika saja beliau masih hidup sekarang ini. Karena perjuangan beliaulah, sekarang perempuan Indonesia semakin maju dan mandiri. Bahkan Departemen Ketenagakerjaan sendiri mencatat, ada peningkatan signifikan jumlah pekerja perempuan dari tahun ke tahun.
Bekraf–atau Badan Ekonomi Kreatif–Indonesia sendiri juga mencatat, dari 998 startup yang tumbuh mulai tahun 2018 dan bergerak di industri ekonomi kreatif, 56% pekerjanya adalah pekerja perempuan. Ini berarti jumlahnya melebihi jumlah pekerja pria.
Bahkan, konon, di tahun 2016 yang lalu, jumlah bos perempuan di Indonesia terbanyak keenam di dunia. Ckckck. Luar biasa ya?
Mengapa akhir-akhir ini pekerja perempuan bisa mendominasi angkatan kerja terutama di bidang kreatif? Ada survei yang menyebutkan, bahwa banyak perusahaan lebih suka memperkerjakan perempuan lantaran sifat alami perempuan yang lebih tekun, telaten, multitasking, disiplin, dan lebih punya skill untuk negosiasi.
Kita patut bersyukur banget kan kalau sudah begini?
Terlepas dari semua kelebihan itu, dan persamaan hak untuk berkarya yang sudah dirintis oleh Kartini, perempuan tetap mempunyai beberapa hak istimewa yang tidak akan dimiliki oleh pekerja berjenis kelamin laki-laki. Hal ini tak lepas karena kondisi kesehatan dan tubuh perempuan yang memang berbeda dengan laki-laki.
Hal ini ternyata juga sudah diatur dalam perundang-undangan di Indonesia, sehingga bersifat mengikat bagi setiap perusahaan yang memperkerjakan perempuan dalam organisasinya.
Apa saja hak karyawan atau pekerja perempuan yang harus dipenuhi oleh perusahaan ini?
1. Hak cuti hamil dan melahirkan
Hamil dan melahirkan bisa jadi merupakan stage atau fase yang akan dijalani oleh sebagian besar perempuan, termasuk mereka yang bekerja di luar rumah.
Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 mengatur akan hak istimewa pekerja perempuan ini, terutama di pasal 82. Disebutkan bahwa pekerja perempuan mendapatkan hak untuk mengambil masa cuti hamil hingga melahirkan, selama 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan setelah melahirkan.
Meski sudah diatur sesuai dengan proporsi yang pas, namun biasanya perusahaan memberikan kebebasan pada karyawan wanita yang menjadi calon ibu, kapan hendak mengambil hak cutinya ini. Ada yang lebih suka mengambil jatah cuti mepet dengan HPL–alias Hari Perkiraan Lahir–si calon buah hati, sehingga lebih leluasa waktunya untuk mengurus si bayi yang baru lahir kelak. Tapi ada juga yang sudah mengambil cuti melahirkan 1 bulan sebelum perkiraan lahir, dan 2 bulan setelah si bayi lahir. Tentunya, hal ini sudah dibicarakan dengan pihak HR perusahaan yang bersangkutan.
Yang pasti, pihak pekerja perempuan wajib untuk menginformasikan bahwa dirinya telah melahirkan selambat-lambatnya 7 hari setelahnya.
2. Hak untuk menyusui bayi
Pekerja perempuan yang telah menjadi ibu juga mendapatkan hak istimewa berupa jaminan untuk dapat memenuhi kebutuhan bayinya akan ASI, sesuai Pasal 83 Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Karena itu, perusahaan-perusahaan diimbau untuk memberikan ruangan khusus bagi para ibu bekerja yang hendak menyusui bayi mereka di kantor. Atau, setidaknya kelonggaran waktu untuk memerah ASI, dan mengirimkannya kepada bayi yang ditinggalkannya di rumah atau di daycare.
American Express, salah satu perusahaan yang bergerak di sektor keuangan, bahkan memberikan fasilitas kesehatan terhadap para ibu menyusui dengan menyediakan konsultan laktasi, dan juga ada fasilitas pengiriman ASI pada bayi yang biayanya juga ditanggung oleh perusahaan.
3. Hak untuk mendapatkan tunjangan melahirkan
Selain mendapatkan cuti untuk menjalani proses kelahiran, seorang pekerja perempuan juga berhak untuk menerima bantuan atau tunjangan biaya persalinan.
Hal ini sudah di-cover dalam BPJS Kesehatan yang wajib diikuti oleh semua perusahaan di Indonesia yang memperkerjakan minimal 10 orang karyawan atau yang sudah mampu menggaji karyawan minimal Rp1 juta per bulan, sesuai Undang-Undang No. 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja.
4. Hak untuk cuti haid
Selain menerima hak cuti hamil dan melahirkan, pekerja perempuan juga berhak untuk mendapatkan cuti haid di hari pertama dan kedua, yang tidak akan memotong jatah cuti tahunannya.
Hal ini juga sudah diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 81 ayat 1.
Hak ini diberikan juga lantaran kondisi kesehatan tubuh pekerja perempuan yang berbeda saat mereka sedang melewati periode menstruasi.
5. Hak jaminan kesehatan dan perlindungan selama bekerja
Dan, karena kondisi kesehatan yang berbeda ditambah dengan rentan akan berbagai risiko yang bisa membahayakan keselamatan, maka pekerja perempuan–terutama mereka yang harus bekerja dengan sistem kerja shift–harus mendapatkan jaminan khusus. Hal ini juga sudah diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 pasal 76 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Kep.224/Men/2003.
Hak mendapatkan perlindungan dan jaminan kesehatan selama bekerja yang diterima oleh pekerja perempuan ini antara lain:
- Bagi yang berusia kurang dari 18 tahun tidak boleh dipekerjakan antara pukul 23.00 – 07.00
- Diberikan asupan makanan dan minuman bergizi, dengan jumlah minimal 1.400 kalori, dan tak bisa diganti dengan uang.
- Jaminan keamanan dan kesusilaan selama jam kerja berlangsung di tempat kerja, dengan menyediakan petugas keamanan yang mencukupi, dan memfasilitasi ruang kerja dengan pencahayaan dan kenyamanan yang cukup.
- Mendapatkan fasilitas antar jemput, dari tempat tinggal, atau titik penjemputan sesuai kesepakatan, ke tempat kerja, dan sebaliknya.
- Jaminan tidak ada PHK dari perusahaan dengan alasan menikah, sedang hamil, ataupun melahirkan.
Nah, bagaimana dengan perusahaan Anda? Apakah sudah cukup memberikan jaminan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan bekerja bagi para karyawan wanita?
Anda dapat mengundang tim QM Financial untuk memberikan pelatihan keuangan dan HR bagi karyawan Anda, agar target bisnis Anda bisa tercapai secara maksimal. Hubungi 0811 1500 688 (NITA/MIA), dan jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Mau Resign dari Kantor, Pertimbangkan 4 Benefit Ini!
Ada yang berencana untuk resign dari kantor dekat-dekat hari ini? Kenapa sih? Sudah nggak kondusif lagikah? Tak sesuai dengan passion? Tak cocok dengan atasan, rekan kerja, atau lingkungan kantor secara keseluruhan? Atau mungkin kamu merasa tak berkembang seperti yang kamu mau?
Memang berat ya, kalau harus mengerjakan tugas yang mungkin kamu rasa tak cocok. Tapi, apakah kamu sudah benar-benar memikirkannya masak-masak? Karena hari gini gitu loh. Mencari lowongan kerja sih mudah, tapi mendapatkan pekerjaan itu yang susah.
Apalagi kalau kamu sampai resign dari kantor tanpa mendapatkan pekerjaan baru terlebih dahulu, kamu bakalan kehilangan beberapa hal sekaligus. Misalnya, pertemanan kamu dengan rekan-rekan kerja yang mungkin sudah begitu dekat. Atau, hilang pula kesempatan promosi.
Terutama sih, kamu bakalan kehilangan 4 benefit ini begitu kamu menyerahkan surat pengunduran diri dari kantor.
Beberapa Benefit yang Harus Dipertimbangkan Ketika Resign dari Kantor
1. Gaji
Pastinya gaji adalah benefit pertama yang harus kamu pertimbangkan, jika kamu sampai resign dari kantor tempat kamu bekerja sekarang.
Terutama jika ternyata kamu resign sebelum kamu mendapatkan tempat kerja baru atau tanpa side job. Bisa dibayangkan, kamu akan harus hidup beberapa lama tanpa ada penghasilan sama sekali.
Kalau begini kondisinya, sebaiknya sebelum kamu mulai benar-benar mengajukan surat pengunduran diri, kamu harus mempersiapkan dulu dana darurat, setidaknya sejumlah 3 – 6 kali biaya pengeluaran rutinmu selama masih bekerja. Pisahkanlah dana ini dalam rekening tersendiri, agar tidak tercampur dengan yang lainnya.
2. Jaminan kesehatan
Benefit kedua yang harus kamu pertimbangkan jika sampai resign dari kantor adalah jaminan kesehatan. Misalnya sudah ada BPJS perusahaan, maka otomatis kepesertaanmu akan dinonaktifkan, jika kamu mundur atas keinginan sendiri. Berbeda dengan kehilangan pekerjaan akibat PHK, maka BPJS masih bisa berlaku sampai setidaknya 6 bulan ke depan.
Nah, jika kamu resign, berarti sekarang kamu harus sudah mengurus BPJS mandiri untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang sama.
3. Tunjangan pensiun
Nah, dana pensiun juga harus kamu pertimbangkan. Dalam artikel Setelah Resign, Ke Manakah Alokasi Dana Pensiun? ini sudah ada sedikit penjelasan mengenai alokasi dana pensiun ketika kita resign dari kantor.
Jika kantormu yang lama mengelola dana pensiunnya sendiri dengan manfaat pasti, kamu bisa ambil dengan perhitungan present value sesuai usia saat kamu resign. Untuk selanjutnya, kamu bisa alihkan ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), atau mulai membuat dana pensiun sendiri saja.
Yuk, baca artikel alokasi dana pensiun setelah resign di atas sampai selesai untuk mendapatkan gambarannya.
4. Fasilitas kredit
Ada beberapa perusahaan yang memberikan fasilitas kredit lunak bagi para karyawannya. Misalnya saja untuk KPR, cicilan kendaraan, bahkan ada juga kantor yang khusus menyediakan koperasi simpan pinjam untuk membantu karyawan dalam berbagai keperluan.
Jika kamu resign, tentu saja, semua fasilitas kredit ini tak akan bisa kamu nikmati lagi.
Jadi, bagaimana? Masih tetap pengin resign dari kantor? Cobalah untuk mempertimbangkan ulang, terutama terkait 4 benefit tersebut. Atau setidaknya, kita harus sudah mempunyai pekerjaan baru dulu sebelum melepaskan pekerjaan lama, dan memastikan kantor baru menyediakan semua fasilitas seperti di atas.
Tertarik mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
-Carolina Ratri-