Bijak Punya Penghasilan Tinggi: Flexing No, More Sharing Yes!
Baru saja ramai di media sosial, seseorang yang punya penghasilan tinggi, sembari menyebutkan penghasilannya, mengaku mencari jodoh.
Apakah berhasil? Hmmm, sepertinya belum terlihat sih hilalnya. Tetapi justru yang kemudian ramai adalah muncul pertanyaan-pertanyaan dari pihak lain yang mengaku bekerja di perusahaan yang bersangkutan, dan hanya digaji kecil.
Netijen yang budiman pun lantas ramai membahas, bagaimana bisa ia punya penghasilan tinggi, tetapi karyawannya dibiarkan digaji kecil? Yang lain yang juga menarik, akun Ditjen Pajak juga nimbrung, mempertanyakan apakah pajaknya sudah dibayar sesuai peraturan.
Yha, niatnya cari jodoh dengan “iming-iming” penghasilan tinggi, malah jadi melebar ke mana-mana deh. Bisa aja netijen +62 ini menggoreng isu.
Lepas daripada itu, akhir-akhir ini memang semakin banyak orang yang flexing penghasilan tinggi ya? Pasti semua juga menyadari hal ini kan? Sayangnya, enggak semua berbuah baik. Malahan ada yang harus berurusan dengan hukum. Duh duh duh.
So, barangkali kamu juga termasuk dari mereka yang punya penghasilan tinggi. Disyukuri sudah pasti, dikelola dengan baik … ya jelas dong! Seharusnya urusan penghasilan tinggi ini tidak serumit penghasilan pas-pasan. Tapi, nyatanya ya, masih banyak yang belum bijak. Betul nggak?
Bijak Punya Penghasilan Tinggi
1. Pertahankan gaya hidup
Rata-rata, begitu penghasilan naik, maka gaya hidup juga akan meningkat. Itu hal yang lazim terjadi pada kita. Gaji naik, penghasilan tinggi, tiba-tiba juga punya “kebutuhan” lebih banyak. Standar hidup ikut naik.
Sebenarnya ya enggak apa-apa sih, tapi apakah memang perlu? Kalau misalnya, standar hidup enggak perlu dinaikkan, bisakah tetap nyaman?
Terkadang memang di situ sih “jebakan”-nya. Kadang kita sendiri juga yang membuat seolah-olah tampak urgent. Padahal ya, enggak juga. Di sinilah pentingnya kita memiliki sikap bijak dalam mengelola penghasilan, baik penghasilan tinggi maupun pas-pasan.
2. Hindari flexing berlebihan
Memang lagi tren flexing ke mana-mana. Bahkan cari jodoh pun sambil flexing. Padahal biasanya yang dipakai sebagai flexing adalah acara jalan-jalan ke luar negeri.
Bukan dilarang kok. Boleh saja, tapi akan lebih baik jika tak berlebihan. Prof. Rhenald Kasali dalam sebuah interview di YouTube juga pernah menyinggung mengenai fenomena ini. Menurutnya, flexing orang-orang zaman sekarang lebih ke arah signaling, yang ada kaitannya dengan marketing. Mereka melakukannya untuk tujuan tertentu, terutama untuk dinilai sukses dan berhasil, sehingga orang lain akan mengikuti jejak mereka. Sayangnya, semakin ke sini, fenomena flexing akhirnya malah menjadi bumerang bagi sebagian orang.
Rhenald Kasali juga sempat mengungkapkan, bahwa orang-orang yang benar-benar kaya justru akan cenderung memilih diam, ketimbang memamerkan harta mereka. Ada banyak alasan tertentu di baliknya. Salah satunya soal empati, apalagi di masa-masa krisis.
So, ada baiknya memang untuk tidak berlebihan. Kita harus mengingat bahwa tidak semua orang memiliki penghasilan tinggi. Jika tidak bijak dalam bersikap, bisa jadi flexing malah berujung backfire seperti yang terjadi di beberapa kasus.
3. Lebih banyak berbagi
Yes, tentu saja akan lebih baik—ketimbang flexing berlebihan—kita lebih banyak berbagi. Berbagi dengan tulus, bukan berbagi untuk memperlihatkan bahwa kita berlebih.
Banyak orang yang tidak seberuntung kita, dan kita wajib membantu mereka sebagai bagian dari jiwa sosial kita. Jika kita memang punya lebih, mengapa tak dibagi, ya kan? Senang bareng-bareng tentu akan lebih baik.
So, jika memang ada, buatlah pos berbagi yang lebih banyak. Kita diberi rezeki lebih banyak, pasti salah satu tujuannya juga agar bisa menjadi jalan rezeki bagi orang lain. Setuju?
4. Perbesar porsi investasi
Selain perbesar porsi berbagi, kamu juga bisa perbesar porsi investasi. Mau coba beli kripto, mumpung lagi ngehype? Beli NFT? Boleh saja, tapi pastikan pakai uang ‘dingin’, yang memang tidak dialokasikan ke kebutuhan penting dan esensial.
Semakin besar porsi investasi pastinya akan membuat peluang tercapainya tujuan finansial yang lebih cepat. Dan siapa yang diuntungkan? Ya, kamu sendiri pastinya.
5. Jangan lupa bayar pajak
Jangan lupa dengan kewajibanmu ya. Mulai dari bayar cicilan, jika ada, dan tentu saja, pajak. Jika kamu punya penghasilan tinggi, maka kamu adalah salah satu dari tulang punggung negara untuk bisa membantu membangun berbagai fasilitas negara ini.
Hindari untuk memberikan laporan pajak palsu, karena jika akhirnya terbongkar, kamu juga yang akan mengalami kerugian.
So, penghasilan tinggi ya harus disyukuri. Salah satu cara mensyukuri adalah dengan memiliki sikap bijak dalam pengelolaannya. Ada baiknya nominal penghasilan untuk tidak diumbar di ruang publik, termasuk media sosial, karena ada banyak hal yang bisa jadi ancaman. Salah satunya, peluang penipuan bisa saja datang padamu. Namun, jika kamu berpendapat bahwa penghasilan bukan merupakan rahasia, maka itu adalah hak kamu, asalkan kamu siap dengan segala konsekuensinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Fenomena Flexing Crazy Rich, dan Bagaimana Seharusnya ‘Bersikap Kaya’
Istilah “flexing” dan “crazy rich” belakangan populer, terutama di media sosial mengikuti beberapa kehebohan yang terjadi akhir-akhir ini. Sebenarnya, apa sih arti flexing ini?
Kata “flex” sendiri sebenarnya termasuk dalam bahasa Inggris slang, yang artinya ‘show off’, atau pamer.
Mengutip dari dictionary.com:
Flex is a slang term meaning “to show off,” whether it be your physique, your belongings, or some other thing you consider superior to those of others.
Kenapa ya, ini bisa terjadi?
Fenomena Flexing
Menurut Rhenald Kasali, seorang tokoh ekonom Indonesia dalam sebuah wawancaranya, konsep flexing dewasa ini cenderung terjadi untuk memamerkan sesuatu yang dimiliki.
Definisi ‘kaya’ sendiri, menurut Rhenald Kasali, ada beberapa kategori. Yang pertama adalah mereka yang benar-benar kaya dan ingin menikmati hasilnya. Yang kedua adalah kaya tetapi pelit. Yang ketiga, kaya tapi tetap tampil sederhana dan tidak pelit. Tetapi, ada juga yang sebenarnya belum mampu tetapi memperlihatkan kondisi yang berbeda kepada orang lain, dengan tujuan tertentu.
Perkembangan media sosial sepertinya ikut andil dalam mengembangkan definisi flexing dan munculnya crazy rich ini. Bagaimanapun, media sosial dan kamera akhir-akhir ini memang menjadi alat manipulasi, terlepas dari efek baik dan buruknya.
Fake It Till You Make It
Sebenarnya konsep flexing crazy rich yang belakangan ramai ini bukanlah fenomena baru. Di Amerika Serikat pun ada istilah ‘Fake it till you make it”.
Ingat apa yang terjadi seperti yang diceritakan oleh film The Tinder Swindler? Simon Leviev menyewa mobil mewah, memakai baju branded, bepergian naik business class atau sewa jet pribadi, demi bisa masuk ke sirkel orang kaya dan borjuis. Dengan penampilan yang meyakinkan, dia berharap agar calon (korban) ‘pelanggan’ percaya padanya. Terlepas dari sumber daya dan tujuan jahatnya ya.
Hal yang sama kerap dilakukan oleh banyak orang. Pakai mobil mewah (ternyata sewaan), nongkrong di kelab-kelab mahal (dan bayar dengan gesek kartu kredit dengan cicilan minimum payment), networking dengan orang-orang sukses dan kaya. Harapannya, berhasil mendapatkan proyek atau pekerjaan yang diinginkan.
Apakah itu salah? Yah, silakan dijawab masing-masing.
Hal yang sama juga terjadi belakangan. Pamer harta dan kekayaan, yang kemudian diharapkan bisa menarik minat orang lain untuk mengikuti jejaknya; menjadi magnet untuk (calon) pelanggan atau customer, dan kemudian terjadilah deal.
Pamernya adalah strategi marketing. Terlepas dari produk apa pun yang dipasarkannya, dan juga apa intensinya.
Sikap Seorang yang Kaya ‘Beneran’
Jadi, sebenernya, seperti apa sih sikap seorang yang kaya ‘beneran’? Dari laman Sikapiuangmu Otoritas Jasa Keuangan, berikut beberapa perbedaan nyata dari “pura-pura kaya” dan beneran seorang crazy rich.
1. Malas bahas kekayaannya
Kecenderungannya adalah para crazy rich ini justru menghindari topik-topik yang “mengharuskan” mereka untuk bercerita mengenai kekayaannya. Dalam penampilan sehari-hari, mereka cenderung santai dan tampil apa adanya.
2. Menabung itu kewajiban
Warren Buffett pernah bilang, bahwa sepertiga dari penghasilan kita seharusnya dialokasikan ke tabungan. Nggak peduli sudah seberapa banyak asetnya, menabung adalah kewajiban.
Menabung adalah hal yang enggak boleh dilupakan, atau ditaruh di prioritas terakhir.
3. Fokus pada investasi
Dan menomorduakan konsumsi. Para crazy rich beneran akan lebih baik mengalokasikan dana ke instrumen investasi yang dinilainya berpotensi mengembalikan keuntungan. Bisa saham, obligasi, atau juga mengembangkan bisnisnya sendiri.
4. Berhemat di setiap pengeluaran
Crazy rich beneran akan memiliki strategi untuk arus kasnya. Nggak semata-mata punya uang banyak lalu bebas membeli atau memakai berbagai barang mewah dan mahal.
Warren Buffett, salah satu orang terkaya di dunia, bahkan harus “dipaksa” oleh anak buahnya untuk membeli mobil baru, untuk menggantikan mobil tuanya yang sudah bobrok. Konon, ia juga lebih memilih untuk mengalih rupa laci meja rias menjadi tempat tidur bayi, ketimbang membeli yang baru untuk anak pertamanya.
Begitu juga dengan Mark Zuckerberg, yang punya koleksi kaus berwarna abu-abu misty satu lemari penuh untuk dipakai sehari-hari, alih-alih memakai baju branded.
Hemat berbeda dengan pelit lho. Berhemat artinya dengan nominal yang sama, kamu bisa mendapatkan manfaat dan kualitas yang sama dengan kalau harus mengeluarkan uang lebih besar.
5. Memiliki passive income dari aset
Ini jugalah yang membedakan para crazy rich beneran dengan yang hanya flexing belaka. Aset biasanya dibeli untuk kemudian bisa “dikaryakan” untuk menghasilkan pendapatan pasif yang baru, alih-alih hanya dimanfaatkan untuk sekadar dipamerkan.
So, buat kamu yang pengin jadi crazy rich juga, enggak masalah kok bercita-cita jadi kaya. Pastikan saja kamu mencapai tujuanmu itu dengan halal dan tidak merugikan orang lain.
Yang pasti sih, kamu harus mempunyai berbagai kebiasaan baik terkait keuangan. Apa saja?
Kebiasaan Baik yang Harus Dimiliki oleh (Calon) Crazy Rich
1. Miliki tujuan keuangan
“Jadi kaya” sebenarnya bukan tujuan keuangan yang ideal. Mengapa? Karena tidak terukur. Kaya yang bagaimana? Kaya yang punya tabungan miliaran rupiah? Punya aset triliunan? Punya seabrek perusahaan? Karena tidak terukur, maka juga akan sulit untuk terealisasi. Pun, sulit untuk diketahui tingkat kesehatannya. Iya, punya banyak tabungan. Tapi, jangan-jangan utangnya juga segunung?
So, milikilah tujuan keuangan yang jelas. Misalnya, punya dana pensiun Rp7 miliar di usia 60 tahun nanti, sehingga bisa jadi jaminan hidup pensiun yang sejahtera. Pastikan ada “judul”, nominal, dan jangka waktu dalam tujuan keuangan tersebut. Sesuaikan juga dengan kondisi dan kemampuan masing-masing, agar nantinya bisa ditentukan strateginya, dan terukur.
2. Disiplin
Dengan kekayaan yang melimpah, akan mudah bagi crazy rich untuk tergoda menghamburkannya untuk hal-hal yang kurang penting. Karena itu, disiplin akan menjadi kunci.
Selalu kembali pada kebutuhan dan tujuan keuangan yang sudah kamu tentukan. Dengan demikian, biasanya kita kemudian akan dapat memilah, mana yang memang butuh, mana yang keinginan belaka.
3. Pendapatan aktif untuk penghasilan pasif
Orang boleh saja qerja bagai quda. Tetapi, kalau kamu berniat untuk menjadi seorang crazy rich, maka sebaiknya kamu fokus untuk membangun aset dengan penghasilan aktif kamu. Dengan demikian, nantinya, kamu bisa mengharapkan untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset-aset yang sudah ada.
Disiplin untuk mengalokasikan penghasilan aktif ke investasi, minimal 10%.
4. Review keuangan secara berkala
Para crazy rich tahu, bahwa setiap tahun akan ada alokasi keuangan yang berubah; penghasilan berubah, pengeluaran bisa juga berbeda. Karena itu, review keuangan secara berkala sangatlah penting.
Hasil dari review keuangan bisa menjadi evaluasi untuk memperbaiki kondisi finansial, sehingga ke depannya bisa lebih baik lagi.
Itu dia beberapa kebiasaan yang seharusnya dimiliki oleh kamu yang bercita-cita menjadi crazy rich beneran. Gimana? Kamu sudah melakukan semuanya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham: Pengertian, Keuntungan, Risiko, dan 5 Tip Terbaiknya
Investasi saham merupakan salah satu jenis instrumen yang paling banyak diminati berbagai kalangan. Mulai dari anak muda hingga orang-orang tua, semua pengin berinvestasi saham. Sayangnya, banyak yang mengaku nggak punya waktu untuk belajar investasi dulu.
Nah, ini nih. Maunya dapat cuan, tapi cara investasi yang dilakukan kurang bener. Cuma ikut-ikutan atau FOMO. Jadilah, rugi.
Padahal ya, saham adalah salah satu instrumen yang legit banget buat bantu kita wujudkan tujuan keuangan, terutama jangka panjang. Pasalnya, pertumbuhan saham dalam jangka waktu panjang, secara historis, itu memang menguntungkan banget loh. Belum lagi ada elemen compound interest.
Tertarik untuk investasi saham? Yuk, belajar dulu! Setidaknya, kemudian kamu akan dapat mengambil tanggung jawab terhadap keputusan investasimu sendiri, enggak sekadar ikut-ikutan. Simak hal-hal yang perlu kamu ketahui berikut ini.
Pengertian Investasi Saham
Investasi saham adalah penanaman modal berbentuk penyetaraan sejumlah dana yang dilakukan oleh perorangan maupun badan usaha. Nantinya, melalui instrumen tersebut, investor otomatis memiliki klaim dari aset dan penghasilan perusahaan, serta berhak menghadiri rapat RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham.
Sebagai investor, kamu bisa membeli dan menjual saham melalui perantaraan perusahaan sekuritas atau broker saham. Laba menjadi keuntungan yang akan diperoleh untuk pemegang investasi saham. Laba tersebut adalah laba atas modal awal yang disetorkan beserta peningkatan ekonomi bisnis. Maka, kinerja perusahaan yang baik akan sangat memengaruhi untung rugi.
Perbedaan Investasi Saham dan Trading Saham
Meskipun sama-sama melakukan transaksi saham, investasi dan trading saham berbeda. Perbedaannya terletak pada beberapa hal.
Yang pertama, jangka waktunya. Trading saham biasa dilakukan jika seseorang ingin mendapatkan untung dalamm waktu yang lebih pendek. Cara investasi saham biasanya akan memiliki horizon waktu yang lebih panjang.
Karena horizonnya berbeda, maka strateginya pun berbeda. Perlakuan dan pengamatan terhadap pasar juga berbeda.
Pada investasi saham, investor akan mendapatkan fasilitas seperti dividen, dan juga hak pemecahan saham. Trader saham bisa jadi tidak akan “sempat” mendapatkan dividen, karena rata-rata dari mereka hanya memegang saham dalam waktu yang singkat dengan mengejar keuntungan berupa capital gain, sedangkan dividen biasanya dibagikan setahun satu kali saja.
Buat kamu yang masih pemula, strategi investasi saham dalam jangka panjang akan lebih sesuai. Apalagi jika kamu sudah menetapkan tujuan keuangan, yang lebih dari 10 tahun. Saham bisa jadi instrumen yang paling pas.
Bagaimana Cara Kerja Investasi Saham?
Investasi saham yang punya risiko yang terbilang cukup tinggi ini sejalan dengan besar keuntungan yang didapatkan apabila berhasil. Sebab itu,untuk meminimalkan kerugian, adalah penting untuk mengetahui cara kerja instrumen ini.
Saat kamu memutuskan untuk investasi saham, maka kamu menjadi pemilik dari sebagian perusahaan yang kamu beli sahamnya. Contohnya, jika ada 10 ribu lembar saham terbuka untuk publik, dan kamu memiliki seribu lembar di antaranya, artinya kamu menjadi pemilik 10% saham dari perusahaan tersebut. Dana yang didapatkan dari penawaran saham kepada publik akan dipakai oleh perusahaan untuk mengelola bisnis.
Apa Tujuan Investasi Saham?
Setiap orang biasanya memiliki tujuan investasi yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya tujuan investasi, yaitu:
- Menyiapkan dana untuk tujuan keuangan tertentu
- Mengembangkan aset
- Membangun sumber passive income
- Rencana waris
- Dan sebagainya
Kamu sendiri, pasti juga memiliki tujuan investasimu sendiri. Tujuan investasi sangat penting untuk dimiliki sejak kamu berniat untuk mulai investasi. Dengan demikian, aktivitas investasi kamu tertarget, dan kamu pun bisa lebih konsisten melakukannya.
Jenis-Jenis Investasi Saham yang Perlu Diketahui
Ada beberapa sektor bisnis yang biasanya dijadikan sebagai ketagori investasi. Sampai dengan saat ini, setidaknya tercatat 711 perusahaan yang telah mendaftarkan perusahaannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang datang dari berbagai sektor.
Secara umum, sektor bisnis ini terbagi menjadi 9, yaitu:
- Finance
- Mining
- Property and real estate
- Agrikultur
- Consumer goods industry
- Trade, service, and investment
- Miscellaneous industry
- Chemical and Basic Industry
- Infrastructure, utility and transportation
Sektor mana yang paling berpotensi menguntungkan? Nah, di sinilah kamu perlu untuk melakukan analisis. Meliputi bagaimana kondisi industri saat ini, bagaimana perkembangan ke depannya, apakah ada kebijakan pemerintah yang mendukung, tantangan terbesar apa yang harus dihadapi, dan seterusnya. Hal-hal inilah yang nantinya akan memengaruhi perkembangan nilai saham emiten yang bergerak di sektor industri yang kamu minati.
Selain berdasarkan sektor bisnis, snvestasi saham juga dibagi lagi menjadi dua kategori menurut karakteristik pemiliknya, yaitu biasa dan preferen. Jika saham biasa, kamu akan memegang kepemilikan dari perusahaan yang telah dinyatakan dalam lembaran surat berharga. Sedangkan investasi saham preferen yaitu pemegangnya diberikan kedudukan prioritas dalam pembagian dividen dan berkesempatan untuk mendapatkan hak terkait penentuan kebijakan perusahaan tersebut.
Keuntungan Investasi Saham
Sudah beberapa kali disinggung sebelumnya, bahwa nvestasi saham memiliki return yang terbilang tinggi. Keuntungan saham umumnya didapat dari:
- Dividen saham, yaitu keuntungan yang didapatkan investor atas pembagian dividen sesuai dengan banyaknya modal yang ditanamkan, atau kepemilikan saham.
- Capital gain, yaitu keuntungan yang didapatkan selisih antara harga jual dengan harga beli. Semakin banyak dana yang diinvestasikan, semakin besar pula potensi capital gain yang didapatkan.
Risiko Investasi Saham
Di balik keuntungan besar yang diberikan pada investasi saham, ada risiko tinggi di baliknya yang harus dikelola. Salah satunya adalah kerugian yang pergerakannya sangat fluktuatif, membuat harga jualnya bisa anjlok sewaktu-waktu. Kalau kamu menjual saham dengan harga yang lebih rendah ketimbang saat membelinya, maka risiko pasar yang disebut dengan capital loss ini akan kamu alami.
Risiko lainnya, jika perusahaan bangkrut berdasarkan putusan pengadilan, itu artinya harus dilikuidasi. Jika terjadi, biasanya pemegang saham hanya akan mendapatkan sisa harta dari perusahaan setelah semua kewajiban ditunaikan oleh perusahaan kepada para stakeholder lain, kecuali jika memang kreditur preferen.
Terakhir, investasi saham bisa mengalami delisting. Delisting merupakan kondisi ketika harus dihapus dari bursa saham oleh BEI.
Tips Investasi Saham untuk Pemula
Berikut beberapa hal yang mesti diperhatikan, jika kamu memang ingin berinvestasi pada instrumen ini:
- Lakukan analisis terhadap perusahaan penerbit sahamnya, jangan malas untuk baca juga laporan keuangannya.
- Investasi sesuai tujuan, kebutuhan, dan kemampuanmu, sehingga nantinya jika untung ya kamu nikmati sendiri, jika rugi pun tanggung jawabnya ada padamu sendiri juga.
- Kelola keuanganmu agar tetap sehat, sehingga investasi juga lancar
- Pilih sekuritas yang tepercaya, legal, dan diawasi oleh OJK. Beli saham secara online saja, supaya lebih praktis.
- Diversifikasikan sesuai kemampuan dan profil risikomu.
Nah, itulah hal-hal yang perlu kamu ketahui jika tertarik terjun dalam dunia investasi saham. Investasi saham ini memang sangat menjanjikan dengan memberikan return yang tinggi. Tapi bisa sangat merugikan jika tidak disertai pengetahuan yang cukup.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Instrumen Investasi Jangka Pendek Paling Cocok untuk yang Berpenghasilan Tak Tetap atau Tak Terlalu Besar
Ingin coba investasi, tapi masih takut untuk ambil jangka waktu panjang? Mungkin karena memang kondisi yang berbeda, atau karena memang investasi jangka panjang itu selalu merupakan instrumen risiko tinggi. Tenang, berbagai instrumen investasi jangka pendek juga bisa jadi pilihan tepat untukmu kok; bisa memberimu keuntungan juga asalkan kamu mengenali cara kerjanya.
Ada banyak jenis instrumen investasi jangka pendek yang bisa digunakan bagi investor pemula. Jenis investasi untuk waktu yang singkat ini juga mudah dipenuhi dengan gaji karyawan maupun penghasilan freelancer yang tidak terlalu besar. Selain itu, investasi ini juga relatif sangat minim risiko kerugian dan mudah dipelajari, dibandingkan dengan jenis investasi jangka panjang.
Namun, meski bisa dibilang rendah risiko, kamu harus memahami setiap jenis investasi jangka pendek dan tip jitu supaya kamu mendapatkan keuntungan maksimal. Yuk, simak lebih lanjut terkait investasi jenis ini.
Apa itu Investasi Jangka Pendek?
Investasi ini dilakukan untuk membantu kita mencapai tujuan jangka pendek, biasanya di bawah 5 tahun. Karena horizon waktunya yang singkat, maka kamu sebaiknya memang menghindari instrumen berisiko tinggi.
Pasalnya, instrumen risiko tinggi biasanya cukup sensitif terhadap kondisi pasar. Hal ini akan menimbulkan risiko pasar terhadap dana investasimu. Sedangkan, kamu butuh dana yang akan digunakan maksimal 5 tahun lagi. Jangan sampai, saat kamu butuh, nilainya justru sedang anjlok.
Saham, misalnya. Tak ada yang bisa menjamin ke mana arah pergerakannya jika kurang dari 5 tahun. Namun, saham secara historis akan bertumbuh dalam jangka waktu panjang.
Karena risiko dari investasi jangka pendek tidak bisa terlalu besar, maka imbalnya pun akan sepadan juga.
Jadi, investasi jangka pendek adalah jenis investasi yang memungkinkan investor menanamkan sejumlah dana untuk dikelola dalam waktu singkat demi mendapatkan keuntungan yang mudah dicairkan.
Umumnya, investor menggunakan investasi ini untuk pengalaman berinvestasi atau berbagai tujuan jangka pendek, misalnya liburan, ganti laptop, ganti handphone versi terbaru, dan sebagainya.
Lalu, instrumen apa saja yang cocok dimanfaatkan sebagai investasi jangka pendek, terutama bagi karyawan atau freelancer dengan penghasilan tak terlalu besar? Ini dia.
5 Instrumen Investasi Jangka Pendek yang Bisa Dimanfaatkan Freelancer atau Karyawan yang Berpenghasilan Tak Terlalu Besar
Investasi jangka pendek punya banyak instrumen atau jenis yang bisa kamu pilih sesuai dengan tujuan investasi kamu.
1. Reksa Dana
Reksa dana merupakan wadah yang memungkinkan dana atau modal investor dikelola oleh manajer investasi untuk memperoleh keuntungan. Investor nantinya membeli sejumlah unit reksa dana, yang kemudian dialokasikan ke berbagai produk pasar uang, obligasi, atau saham.
Jenis reksa dana yang cocok untuk investasi jangka pendek adalah reksa dana pasar uang, atau bisa juga reksa dana pendapatan tetap. Keduanya memiliki sifat likuid dan praktis, dengan alokasi portofolio instrumen dengan periode kurang lebih satu tahun dengan tingkat risiko yang rendah.
2. Deposito
Deposito ini merupakan salah satu produk investasi jangka pendek dari perbankan yang dapat membantu nasabah menyimpan dana untuk jangka waktu tertentu sesuai ketentuan. Instrumen ini bisa dicairkan berdasarkan dengan waktu sudah disepakati sebelumnya oleh nasabah dan pihak bank.
Periode waktu deposito baik itu penyetoran maupun penarikan dapat dilakukan pada 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga 2 tahun. Soal keamanan, deposito merupakan salah satu instrumen yang terjamin karena diawasi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Meski demikian, tetap saja ada sedikit risiko yang juga harus dipahami, karena simpanan yang dijamin hanya sampai Rp2 miliar. Suku bunga dari deposito sendiri relatif lebih tinggi daripada tabungan biasa.
3. Obligasi Negara
Obligasi negara, atau surat utang negara, merupakan salah satu produk investasi jangka pendek yang dikeluarkan pemerintah dengan waktu jatuh tempo biasanya hingga 3 tahun.
Bagi investor pemula, instrumen ini sangat diminati, selain karena tingkat risiko yang relatif sangat rendah dan terjamin pemerintah, suku bunganya pun biasanya juga lebih tinggi daripada bunga deposito Bank Indonesia.
4. P2P Lending
Fintech Peer to Peer (P2) Lending menjadi salah satu wadah pengembangan dana yang cukup populer belakangan. Fintech ini akan mempertemukan kamu sebagai pemodal dengan pihak yang membutuhkan modal untuk keperluan usaha seperti UMKM.
Selain keuntungan yang bisa kamu dapatkan, kamu juga bisa ikut berkontribusi memajukan UMKM lokal lho. Bunga yang ditawarkan pun cukup besar daripada instrumen lainnya. Biasanya ada di kisaran 10-18% per tahun.
Nah, kalau kamu memang tertarik untuk memanfaatkan P2P Lending sebagai instrumen investasi jangka pendek, maka yang paling utama harus diperhatikan adalah memastikan platformnya sudah legal dan terdaftar di OJK. Jangan sampai kamu terjebak P2P Lending abal-abal. So, cek ke website OJK ya, untuk bisa melihat platform mana saja yang sudah terdaftar.
5. Saham
Di jenis investasi jangka pendek maupun panjang, saham jadi produk investasi yang sangat populer dan diminati investor. Saham sendiri merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan suatu aset di perusahaan.
Meski lebih dikenal di lingkup investasi jangka panjang, saham juga menyediakan peluang untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek. Hanya saja, strateginya memang berbeda, yaitu dengan sistem trading.
Karena strateginya berbeda dan juga kamu harus berhadapan dengan risiko yang juga relatif tinggi, untuk trading, kamu perlu belajar lebih mendalam lagi. Pasalnya, bagian terpenting dalam menggunakan trading saham ini, kamu memang perlu keahlian dan strategi teknikal yang mumpuni agar bisa mendapatkan keuntungan.
Untuk ahli dalam trading harus paham apa saja? Nah, setidaknya kamu harus tahu mekanisme trading, termasuk analisis perkembangan saham perusahaan, dan belajar membaca berbagai chart yang bisa membantumu untuk menentukan waktu tepat membeli dan menjual saham tersebut demu keuntungan optimal.
Nah, kira-kira kamu ambil instrumen investasi jangka pendek yang mana? Perhatikan setiap instrumen dengan baik, sesuaikan dengan kemampuan keuangan kamu dan jangan lupa untuk diversifikasi investasi agar minim risiko.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham yang Menguntungkan ala Lo Kheng Hong di Tahun 2022
Investasi saham yang begitu menggiurkan. Konon, keuntungan yang didapatkan bisa ratusan bahkan ribuan persen. Banyak orang tajir mendadak, asetnya bertumbuh pesat dari investasi saham. Nggak heran, banyak yang tergoda untuk ikut nyemplung ke pasar modal.
Sayangnya, tak sedikit pula yang sekadar ikut-ikutan, tanpa punya bekal pemahaman yang cukup. Bahkan mereka tak bisa (atau tak mau?) melihat, bahwa di balik kesuksesan seorang investor, bisa jadi ia juga harus jatuh bangun terlebih dulu—mengalami kerugian yang tak terhitung sebelum akhirnya investasinya berkembang sesuai harapan.
So, ada baiknya belajar investasi saham dulu yuk. Zaman sekarang belajar saham itu mudah kok, kamu bisa belajar dari siapa saja, dari mana saja.
Salah satunya, kamu bisa belajar dari Lo Kheng Hong, yang sering disebut-sebut sebagai Warren Buffett-nya Indonesia.
Kebetulan banget kan kita sudah akan masuk ke tahun 2022, yang pastinya kamu mau dong menjadi lebih baik daripada tahun 2021 ini. Dari segi apa pun, termasuk soal keuangan dan investasi.
Jadi, mari kita belajar dari beberapa tip investasi saham ala Lo Kheng Hong, agar di tahun 2022 nanti, investasi saham kamu bisa berkembang dengan lebih baik. Juga bisa jadi bekal kamu nih, yang baru mau mulai investasi.
Investasi Saham ala Lo Kheng Hong
1. Invest at bad time, sell at good time
Tip investasi saham yang pertama ini mirip dengan prinsip investasi Warren Buffett nih, yaitu “fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful.” Yaitu kita mesti memanfaatkan momentum ketika pasar justru sedang mengalami kelesuan.
Contohnya, seperti ketika di awal pandemi, saat IHSG anjlok hingga menembus Rp3.900-an. Jika banyak orang mengeluhkan portofolionya ‘kebakaran’, justru saat itulah kita berkesempatan untuk bisa mendapatkan saham diskon.
Yang kemarin sempat serok-serok lucu di awal 2020, pasti sekarang sudah bertumbuh berkali lipat. Betul nggak? Nah, tinggal berharap agar tahun 2022 nanti, kondisi menjadi lebih baik lagi, sehingga investasi pun semakin bertumbuh dengan lebih baik juga.
2. Pantau sektor terbaik
Lo Kheng Hong punya sektor favorit miliknya sendiri, yaitu perbankan konvensional dan komoditas, dan berharap bisa jadi preferensi khusus investasi saham di tahun 2022 nanti. Menurutnya, sektor perbankan itu bisnis yang enggak ada matinya, sehingga dalam beberapa tahun ke depan akan terus tumbuh.
Begitu juga dengan komoditas, Lo Kheng Hong percaya pertumbuhan bisnis batu bara dan perkebunan kelapa sawit di tahun 2022 akan semakin baik.
Apakah ini artinya kamu juga harus membeli saham sektor perbankan, komoditas kelapa sawit dan batubara juga seperti Lo Kheng Hong? Tunggu dulu, mari kita lihat dari poin of view lain.
Lo Kheng Hong berinvestasi di sektor perbankan karena ia percaya pertumbuhannya. Kamu sebaiknya juga melakukan hal yang sama: berinvestasilah pada sektor yang kamu sangat percayai pertumbuhannya. Enggak selalu perbankan, bisa jadi kamu percaya pertumbuhan sektor yang lain.
Intinya: lakukan risetmu sendiri, pantau sektor terbaik di tahun 2022 menurut hasil risetmu, dan berinvestasilah.
3. Berinvestasilah untuk jangka panjang
Jumlah investor pasar modal belakangan memang meningkat dengan pesat. Lebih takjub lagi, bahwa jumlah investor barunya didominasi oleh milenial.
Meski demikian, menurut Lo Kheng Hong, meski banyak, tetapi nominal yang diinvestasikan oleh milenial masih relatif terlalu kecil. Salah satu hal yang menyebabkannya adalah banyaknya milenial yang masih belum berpenghasilan, atau sudah berpenghasilan tetapi memang belum bisa berinvestasi dalam nominal banyak. Selain itu, kemudahan membuka rekening sekuritas juga memengaruhi, lantaran dengan hanya Rp100.000 saja, milenial sudah bisa melakukan investasi saham.
Ditambahkan oleh Lo Kheng Hong, bahwa potensi keuntungan untuk saham yang dibeli oleh para milenial di tahun ini, baru akan nampak hasilnya di 10 hingga 20 tahun mendatang. Karena nominal kecil dan memang pertumbuhan investasi saham itu sendiri juga baru tampak setidaknya 10 tahun ke depan, maka disarankan bagi milenial untuk segera mulai investasi saham sekarang untuk jangka waktu yang panjang.
4. Belajar cara membaca laporan keuangan
Dalam memilih sektor andalan, Lo Kheng Hong memperhitungkan saham-saham dengan valuasi murah tetapi beraset besar, dengan keuntungan bisnis yang masuk akal. Semua itu hanya bisa didapatkan jika kita bisa membaca laporan keuangan perusahaan dengan benar.
Karena itu, saran terbaik untuk bisa sukses investasi saham di tahun 2022 adalah jangan abaikan laporan keuangan. Pasalnya, dari situ kita bisa lihat, perusahaan mana yang tidak bertumbuh, dan mana yang prospektif.
Jangan sekadar dengar tukang pompom atau dengar influencer, demikian tegas Lo Kheng Hong dalam satu kesempatan. Kalau beli kucing dalam karung, bisa habis dana kita.
So, buat yang di tahun 2020 dan 2021 terlalu banyak tergiur apa kata orang lain (padahal jelas-jelas kurang berkompeten), yuk, diubah di tahun 2022. Mulai belajar membaca laporan keuangan dengan benar, dan belajar analisis sendiri.
5. Belajar teknik analisis yang tepat
Nah, ini adalah lanjutan dari belajar membaca laporan keuangan dengan benar, karena Lo Kheng Hong percaya, bahwa analisis fundamental menjadi preferensinya saat mempertimbangkan kelayakan suatu saham untuk dibeli.
Hal ini juga sejalan dengan Warren Buffett, yang dalam mengambil keputusan investasi saham tak pernah menggunakan analisis teknikal. Ia hanya melihat annual report, alias laporan keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan.
Nah, bagaimana? Apakah kamu sekarang sudah siap untuk menyambut tahun 2022 dengan strategi investasi saham yang baru, setelah membaca berbagai tip investasi dari Lo Kheng Hong di atas?
Yang paling penting, mau investasi apa saja, harus ada dananya. Apalah arti investasi saham, kalau ternyata kamu enggak punya uang untuk dikembangkan? Karena itu, yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Prinsip Perencanaan Keuangan Keluarga yang Harus Selalu Diingat
Membuat perencanaan keuangan keluarga—harus diakui—sebenarnya tidak sesederhana yang dipikirkan. Apalagi kalau memang bagi yang masih awam, atau memiliki literasi keuangan yang belum begitu baik. Tapi, teteup ya, harus dibuat.
Pasalnya, tanpa punya perencanaan keuangan untuk keluarga, bisa jadi kita hanya berjalan tak tentu arah, atau bahkan hanya jalan di tempat. Akibatnya, masalah keuangan akan lebih rentan terjadi. Perencanaan keuangan keluarga berfungsi layaknya navigasi; kita mau ke mana, pengin hidup seperti apa, ingin meraih apa ke masa depan nanti.
Perencanaan keuangan juga merupakan alat kontrol dan evaluasi terhadap apa yang sudah kita lakukan; apakah sudah sesuai dengan yang kita inginkan, atau perlu penyesuaian.
Ya, memang sepenting itulah sebuah perencanaan keuangan keluarga.
Untuk mulai membuatnya, yuk, singkirkan dulu pikiran rumit itu. Kita bisa kok membuat perencanaan keuangan keluarga secara sederhana dulu, asalkan ingat 7 prinsip berikut ini.
7 Prinsip Perencanaan Keuangan Keluarga
1. Sepakat dengan pasangan
Keluarga adalah unit kecil, tetapi bisa saja dianggap sebagai organisasi. Dalam organisasi, sudah pasti ada bagian atau divisi-divisinya. Orang yang akan diserahi jabatan tertentu sudah pasti harus tahu apa job desc masing-masing, dan siap bekerja sama dengan divisi yang lain.
Begitu juga dalam keluarga. Sepakati peran dalam keluarga dengan pasangan. Hal ini harus menjadi PR pertama yang diselesaikan. Siapa yang akan bekerja untuk nafkah keluarga, bagaimana membaginya, siapa membayar apa, atau kalau butuh uang harus ke mana, dan seterusnya.
Saling terbuka dan backup adalah kunci lancarnya prinsip perencanaan keuangan keluarga yang pertama ini. Jadi, begitu sudah membangun keluarga, prinsip ini harus dilakukan yang pertama kali.
2. Cash flow lancar dan positif
Besar pasak daripada tiang? Oh no! Perencanaan keuangan keluarga yang baik artinya cash flow lancar dan positif. Ingat, kamu sudah bukan lajang lagi, dan sekarang sudah punya tanggungan—apalagi sudah punya anak. Besar pasak daripada tiang artinya ada masalah dalam pengelolaan keuangan. Artinya, harus ada yang diulik dan disesuaikan.
Lakukan financial check up, buat catatan terutama mengenai:
- Berapa penghasilan yang masuk setiap bulannya? Bisa juga diambil rata-rata jika penghasilannya tidak tetap
- Berapa pengeluarannya setiap bulan?
- Pos pengeluaran mana yang paling banyak menyedot dana?
- Pos pengeluaran mana yang bisa dihemat?
- Bagian mana yang bocor halus?
Cash flow harus positif, artinya penghasilan lebih besar daripada pengeluaran, agar ke depannya tidak menjadi beban yang terlalu berat. Jika memang masih negatif, coba diulik apakah ada yang bisa dihemat lagi. Atau, coba mencari pintu rezeki lain demi menambah penghasilan.
3. Utang tidak dilarang, tapi …
Jika pos pengeluaran terbesar kamu adalah cicilan utang, maka hal ini juga harus menjadi perhatian utama dalam perencanaan keuangan keluarga.
Memang tidak ada yang melarang kita untuk meminjam dana, terlepas dari apa pun penggunaannya. Tetapi tentu saja, harus diperhitungkan dengan cermat. Cicilan utang seharusnya tidak boleh melebihi 30% dari penghasilan rutin setiap bulan. Rasio ini dianggap ideal, karena artinya kamu masih punya 70% penghasilan untuk memenuhi kebutuhan rutin.
Karena itu, setiap kali ingin meminjam dana—untuk keperluan apa pun—pastikan nantinya cicilan total semua utang tidak lebih dari 30%. Kalau sekarang sudah lebih gimana dong? Cari solusi agar bisa dikurangi sampai 30%.
4. Budgeting adalah koentji
Membuat anggaran untuk pengeluaran rutin adalah hal wajib untuk perencanaan keuangan keluarga yang lebih baik. Dengan anggaran—apalagi jika bisa dibuat secara detail—kamu akan dapat memastikan rencana keuangan direalisasikan dengan baik.
Budgeting juga soal menyusun prioritas, agar kebutuhan masa sekarang dan masa depan sama-sama bisa dipenuhi dengan baik. Dengan budgeting, kita juga tahu jika cash flow kita mengalami gangguan, sehingga bisa mengantisipasinya dengan lebih baik.
5. Investasi di depan
Pastikan memprioritaskan investasi di depan pada perencanaan keuangan keluarga. Bukan di belakang, dengan uang sisa belanja. Pasalnya, tak akan pernah ada yang namanya ‘uang sisa’.
Investasi merupakan ‘kendaraan’, atau ‘alat’, yang dapat membantu kita untuk mencapai tujuan keuangan. Karena itu, pastikan proprosinya pas. Idealnya sih minimal 10% dari penghasilan rutin. Mau lebih? Tentu lebih baik lagi.
Jadikan investasi sebagai bagian dari rutinitas perencanaan keuangan keluarga, bukan dilakukan sekadar kalau ingat atau pakai uang sisa, agar nantinya tujuan keuangan bisa dicapai dengan baik.
6. Lengkapi proteksi
Proteksi juga merupakan elemen penting dalam perencanaan keuangan keluarga, dan tak boleh diabaikan. Pasalnya, proteksi akan melindungi kamu dan keluargamu dari risiko finansial jika ada musibah atau hal-hal yang tak diinginkan terjadi.
Kadang kita meremehkan adanya asuransi. Tapi, begitu kesulitan sudah datang, baru deh menyesal, kenapa kemarin enggak ambil asuransi.
Meski demikian, beli polis asuransi juga sebaiknya tak sembarangan. Pastikan bahwa polis asuransi yang kamu beli memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Bacalah polis dengan saksama, cermati berbagai syarat dan ketentuannya. Jangan sampai ketika nanti harus klaim, ternyata klaim ditolak atau hanya dicover sebagian hanya karena kita kurang paham cara kerja perlindungannya.
7. Review berkala
Prinsip perencanaan keuangan keluarga yang terakhir adalah review yang dilakukan secara berkala. Kamu bisa melakukannya tiga bulanan, enam bulanan, atau mungkin juga tahunan. Sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhanmu.
Cek, apakah semua berjalan sesuai rencana? Atau adakah yang perlu diperhatikan lebih detail lagi? Jika masih jauh dari harapan, di bagian mana yang harus disesuaikan?
Hasil review kamu akan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan keuangan keluarga yang berikutnya.
Nah, itu dia 7 prinsip perencanaan keuangan keluarga. Mungkin sudah ada yang melakukan ketujuh prinsip di atas, itu pastinya hal yang sangat bagus. Tinggal dilanjutkan saja, dan disesuaikan dengan tujuan keuanganmu.
Buat yang belum mulai membuat perencanaan keuangan keluarga, tidak pernah ada kata terlambat loh. Kamu bisa mulai membuatnya hari ini juga.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi yang Menguntungkan bagi Kamu yang Berusia 20-an
Investasi yang menguntungkan bisa dimulai sejak usia dini. Bahkan, Warren Buffett, salah satu dari orang terkaya di dunia ini, sudah memulai investasi pertamanya di usia belasan tahun. Ya, segala sesuatu yang berhubungan dengan masa depan memang perlu direncanakan sejak awal.
Jika kamu sekarang berada di rentang usia 20-an, itu artinya sudah waktunya bagi kamu untuk mulai berpikir jauh ke depan. Tentang apa yang ingin kamu raih dan capai dalam hidup. Seseorang enggak akan bisa begitu saja sukses, tanpa membuat rencana. Betul? Dan, salah satu elemen penting dalam rencana sukses itu ada rencana keuangan, yang juga meliputi investasi.
So, apakah mendengar kata investasi lalu yang pertama kali terbayang di pikiran kamu adalah modal awal alias uang? Yah, begitulah yang sering terjadi. Padahal, yang namanya investasi yang menguntungkan itu tidak melulu soal uang.
Wah, terus apa dong ya, kalau enggak uang yang diinvestasikan?
Investasi yang Menguntungkan di Usia 20-an
Memasuki usia 20 berarti masuk ke usia keemasan. Di rentang usia tersebutlah banyak orang telah menemukan jati dirinya. Memiliki banyak pilihan dalam hidup, bisa lebih banyak mengeksplorasi diri, kondisi kesehatan fisik yang masih optimal, dan tentunya belum terlalu banyak beban yang harus ditanggung dan dipikirkan.
Lantaran itulah, momen di usia tersebut perlu untuk dimanfaatkan sebaik mungkin, salah satu caranya dengan memulai berinvestasi. Investasi seperti apa sih yang menguntungkan dan sesuai untuk usia 20-an?
Sebelum kamu memulai investasi yang menguntungkan dalam hal keuangan, sebaiknya kamu mulai untuk melakukan investasi dalam hal berikut ini.
Investasi pada Tubuh
Tubuh juga bisa dianggap sebagai bentuk investasi ya? Tentu saja.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, kondisi tubuh di usia 20-an adalah kondisi yang paling prima. Namun, bila keadaan tersebut tidak dijaga, maka semuanya akan percuma.
Investasi yang menguntungkan pada tubuh bisa kamu lakukan dengan rajin berolahraga, menjaga pola makan yang sehat, dan juga mengatur jam tidur lebih rapi. Dengan begitu, kamu sudah bisa menjaga kondisi prima tubuhmu untuk 10 sampai 20 tahun ke depan.
Investasi pada Otak
Investasi yang menguntungkan pada otak itu seperti apa ya? Ada banyak caranya kok. Misalnya, rutin membaca buku yang berkualitas, mengikuti perkembangan teknologi yang up to date, rajin mengikuti webinar atau seminar yang bisa mengeksplorasi cara berpikir dan pemahaman kamu akan segala sesuatu.
Investasi pada Penampilan
Penampilan yang baik tidak harus selalu dengan menggunakan pakaian branded yang mahal atau make up berlapis-lapis.
Kunci dari penampilan yang baik ini berhubungan juga dengan investasi yang kamu lakukan pada tubuh. Saat tubuhmu sehat dan bugar, maka penampilan fisik kamu pun akan lebih enak untuk dilihat. Memilih pakaian dan make up juga tidak perlu yang berlebihan, yang terpenting tetap sedap dipandang dan nyaman saat dikenakan.
Investasi pada Pertemanan
Lingkungan pertemanan yang sehat akan menjaga diri kita tetap sehat. Pernah mendengar kalimat seperti ini? Ya, apa yang disampaikan kalimat tersebut memang benar sekali adanya.
Bertemanlah dengan orang-orang yang bisa membawa pengaruh positif dalam hidupmu. Orang-orang yang bisa memberimu inspirasi dan motivasi terbaik. Bertemanlah seluas mungkin, karena kamu tidak akan pernah tahu dari sebelah mana pintu rezekimu akan dibukakan.
Jadi, jangan pernah ragu untuk terus bersosialisasi, karena hal itu juga termasuk salah satu investasi yang menguntungkan.
Investasi Keuangan
Setelah daftar investasi yang menguntungkan di atas kamu lakukan semuanya, maka saatnya memulai investasi dalam hal keuangan. Investasi yang bisa kamu jadikan sebagai pendapatan pasif, atau juga sebagai persiapan masa depanmu nanti.
Kendala pertama yang mungkin dirasakan oleh orang-orang di usia 20-an adalah soal modal investasi. Kata investasi memang identik dengan jumlah dana yang besar.
Padahal sebenarnya kamu tidak perlu khawatir. Ada kok pilihan instrumen investasi yang menguntungkan tapi tidak membutuhkan modal besar dan rasanya cukup terjangkau untuk kantong.
Misalnya, investasi dalam bentuk logam mulia, alias emas. Membeli emas bisa kamu lakukan sesuai dengan dana yang kamu miliki, karena tersedia berbagai opsi investasi yang bisa dipilih.
Selain itu, emas juga bersifat relatif lebih likuid ketimbang instrumen lain, terutama untuk gramasi kecil. Mudah dan praktis untuk dijual kembali jika ternyata suatu hari kamu membutuhkan dana darurat. Investasi emas juga dianggap sebagai salah satu bentuk investasi yang rendah risiko, karena harganya yang cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Ada juga investasi reksa dana yang bisa kamu mulai dengan modal Rp100.000 saja, bahkan ada manajer investasi yang menawarkan mulai dari Rp10.000. Reksa dana bisa jadi instrumen investasi yang menguntungkan untuk kamu, yang merupakan pemula dan baru belajar mengenai investasi. Kamu akan dibantu oleh manajer investasi dalam pengelolaannya, sehingga bisa mengurangi risiko kesalahan investasi yang bisa terjadi. Sama seperti investasi emas, reksa dana juga termasuk investasi yang relatif rendah risiko, pencairannya cepat, dan yang paling menarik adalah keuntungan yang bisa kamu dapatkan yang jauh lebih besar daripada bunga deposito.
Nah, setelah mengetahui apa saja investasi yang menguntungkan bagi kamu di usia 20-an di atas, apakah kamu masih ragu untuk memulai berinvestasi? Sebaiknya sih sudah nggak ragu lagi ya. Mulailah investasi sejak dini agar keuntungan dan kesuksesan juga bisa datang dengan segera dalam hidupmu.
Yuk, investasi pada otak terlebih dulu, dengan belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mau Investasi Cryptocurrency tapi Takut Haram? Coba Cek Dulu Fakta Berikut!
Investasi cryptocurrency haram, demikian fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia beberapa waktu yang lalu, menjawab berbagai polemik yang datang menyertai ngehype-nya aset digital yang dipercaya sebagai instrumen baru yang sangat menguntungkan. Ini artinya mulai dari bitcoin, ethereum, dogecoin, shiba inu, dan berbagai jenis kripto lainnya dianggap haram oleh MUI.
Lalu, gimana dong, buat kamu yang sudah telanjur atau memang tertarik untuk investasi cryptocurrency? Apakah kemudian kamu harus merelakannya?
Well, bagaimanapun, keputusan ada di tanganmu, tetapi ada baiknya kamu simak dulu beberapa fakta berikut ini terkait fatwa crypto haram ini.
Hype-nya Investasi Cryptocurrency
Investasi cryptocurrency sebenarnya bukan hal baru, meskipun tetap yang termuda di antara berbagai opsi instrumen atau komoditas di dunia keuangan. Meski demikian, bitcoin dan teman-temannya meraih popularitas sejak pandemi pertama diketahui menyebar secara global.
Tak hanya harga bitcoin yang melesat, sekarang pun hadir ribuan mata uang digital lain yang menambah ramainya dunia investasi cryptocurrency. Tak hanya itu, hadirnya crypto juga memicu rentetan inovasi lainnya yang sekarang juga begitu besar hype-nya, mulai dari NFT art hingga perkembangan metaverse.
Luar biasa, memang.
Di sisi lain, di samping keberadaannya yang diterima secara luas oleh masyarakat digital yang modern, tak sedikit pula yang menganggap cryptocurrency meresahkan. Terutama sih bagi mereka yang memegang otoritas tinggi dan tertinggi dunia. Dikhawatirkan, karena sifatnya terdesentralisasi dan bebas dari kewenangan siapa pun, crypto, dan blockchain pada umumnya, akan membuka peluang terjadi tindak kriminal.
Crypto di Indonesia
Pemerintah Indonesia sendiri tidak melegalkan crypto, seperti layaknya El Salvador. Namun, juga tidak melarang penggunaannya, seperti layaknya Tiongkok. Sejak kemunculannya, investasi cryptocurrency dibiarkan berkembang seperti apa adanya, meski tetap berada dalam pengawasan. Bappebti adalah institusi pemerintah yang bertugas mengawasi dan berwewenang dalam hal ini.
Bank Indonesia sendiri menegaskan, bahwa tidak akan ada mata uang resmi lain di Indonesia selain Rupiah. Dengan demikian, pemakaian crypto sebagai mata uang dilarang, tetapi boleh dipertukarkan melalui institusi-institusi yang ditunjuk. Sampai dengan saat ini, sudah ada 13 bursa kripto yang berizin resmi beroperasi di Indonesia.
Investasi Cryptocurrency Haram (?)
Dalam fatwanya, MUI menyatakan bahwa investasi cryptocurrency haram salah satunya dengan alasan bahwa bitcoin dan kawan-kawannya tak memiliki aset pendukung, atau underlying assets. Hal inilah yang dapat meningkatkan peluang harga yang sangat fluktuatif tanpa kontrol. Tidak adanya bentuk fisik juga menjadikannya bersifat ‘tak pasti’ sehingga sulit untuk menjadi pendukung transaksi yang riil.
Transaksi crypto dianggap sama halnya dengan forex, yang bersifat spekulatif, yang berpotensi merugikan orang lain dan rentan scam, penipuan, bahkan judi. Hal ini tentu saja bertentangan dengan hukum agama Islam, yang menomorsatukan keadilan bagi semua orang dan tidak saling merugikan.
Pendapat Beberapa Ahli Mengenai Investasi Cryptocurrency
Dilansir dari beberapa sumber, menurut founder Islamic Law Firm, Yenny Wahid, mata uang kripto justru bebas riba dan halal selama tidak dilarang oleh negara, karena sifat transaksinya yang langsung tanpa perantara, peer to peer.
Meski demikian, Yenny tak mengelak bahwa mata uang kripto juga bisa bersifat spekulatif lantaran volatilitasnya yang sangat tinggi. Karena itu, Yenny mengatakan bahwa investasi cryptocurrency adalah sesuatu yang bernilai harta kekayaan, atau mal. Dengan demikian, kalau rusak, maka harus ada ganti rugi. Boleh diperdagangkan sebagai komoditas (silaah) atau aset, tak sebagai mata uang.
Sementara seorang ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Nailul Huda, menyebutkan bahwa cryptocurrency adalah inovasi yang banyak manfaatnya. Salah satunya adalah kemampuannya untuk mendeteksi jika ada upaya pencucian uang.
Jadi, Tetap, Crypto Haram, atau …?
Selama aset kripto tidak digunakan untuk spekulasi, ada kebutuhannya, dilakukan dengan mata uang sejenis, dan nilai tunai yang sama, maka boleh saja investasi cryptocurrency. Kalaupun berlainan, maka harus ada kurs standar yang menjadi pedomannya.
Jika hendak dimanfaatkan sebagai alat tukar selayaknya uang, maka crypto haram. Kecuali jika ada taqabudh atau serah terima, dengan kuantitas dan jenis yang harus sama. Jika berbeda, maka ada syarat taqabudh haqiqi atau hukmi, artinya ada uang dan crypto yang dapat dijadikan bukti serah terima.
Dalam Peraturann Bappebti No. 8 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik di Bursa Berjangka, disebutkan beberapa kriteria perdagangan aset kripto yang wajib mendapatkan izin, yang meliputi jual beli, pertukaran, penyimpanan, transfer, ataupun pemindahan aset kripto.
Di sini, jika kamu mengkhawatirkan soal ketiadaan underlying assets, kamu bisa investasi cryptocurrency jenis stablecoin, yang punya underlying aset fisik berupa mata uang fiat resmi, seperti USDT, XSGD, dan sekarang juga sudah ada Rupiah Token.
Sementara, sejatinya, aset kripto seperti bitcoin, ethereum, dan kawan-kawannya ini sebenarnya juga punya underlying kok, berupa biaya penambangan dan penerbitan, yang butuh listrik sampai 150 watt per jam. Hanya saja, underlying asset ini benar-benar dalam bentuk digital.
Nah, bagaimana? Investasi cryptocurrency haram? Semua adalah keputusanmu sendiri. Bisa jadi memang haram, terutama jika kamu melakukannya dengan spekulasi. Namun, jika kamu melakukan analisis pasar dengan cermat, ataupun memperolehnya untuk membeli NFT art, crypto bisa dianggap tidak lagi haram.
Yang terpenting dari semuanya, yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Adalah Bagian Penting dalam Perencanaan Keuangan: Pahami Makna dan Risikonya!
Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Itulah definisi investasi yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Memang benar. Investasi adalah penanaman aset pada suatu bisnis dengan tujuan untuk mendapatkan imbal balik yang lebih besar dalam jangka waktu tertentu. Ada banyak hal dan pihak yang terlibat dalam proses ini.
Sebenarnya aktivitas investasi itu sendiri bukanlah hal yang baru. Hal ini sudah sekian lama dilakukan oleh umat manusia. Hanya saja, seiring waktu dan perkembangan yang terjadi, sekarang investasi menjadi semakin mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
Bahkan bagi perseorangan atau individu seperti kita-kita ini, investasi adalah salah satu bagian penting dalam perencanaan keuangan pribadi. Dan, adalah penting bagi kita untuk memahami cara kerja investasi itu sendiri, agar kemudian kita tahu bagaimana mengelolanya dengan baik.
Yang Terpenting dari Investasi Adalah Memahami Prinsipnya
Berinvestasi tanpa memahami prinsip dan risikonya maka dapat membahayakan rencana keuanganmu. Bisa-bisa kamu salah dalam mengambil keputusan, yang berujung memberimu kerugian finansial. Nggak jadi untung supaya bisa dipakai untuk mewujudkan tujuan keuangan, malahan buntung dan modal pun hilang.
Pastinya hal seperti ini harus dihindari, betul?
Karena itu, pahamilah dari prinsip dasarnya. Prinsip investasi adalah sebagai berikut:
- Harus diawali dengan tujuan keuangan, dan investasi adalah ‘kendaraan’ untuk mencapai tujuan tersebut
- Setiap instrumen investasi membawa serta risiko, yang berbanding lurus dengan imbal yang berpotensi untuk didapatkan. Karena itu, penting bagi kamu untuk memahaminya, dan juga mengetahui profil risikomu sendiri
- Punyai dulu kondisi keuangan yang sehat; miliki proteksi dan dana darurat yang memadai.
- Memiliki kedewasaan dalam berinvestasi, karena dalam investasi nanti, kamu akan banyak menghadapi momen emosional yang kalau tidak diatasi dengan bijak, bisa jadi akan membahayakan tujuan keuanganmu.
- Investasi butuh konsistensi, apalagi jika jangka waktunya cukup panjang di atas 5 tahun.
Lalu, mengapa sih kita harus berinvestasi? Mengapa investasi adalah bagian dari perencanaan keuangan. Coba kita lihat beberapa manfaat investasi itu sendiri.
Manfaat Investasi
Melawan inflasi
Inflasi menyebabkan nilai uang menurun dari tahun ke tahun. Hal ini membuat tabungan yang kita miliki juga ikut tergerus seiring peningkatan inflasi yang terjadi. Lama kelamaan bisa habis dong? Bisa banget.
Namun, hal ini bisa teratasi jika kita bisa menemukan instrumen yang tingkat pengembaliannya lebih besar daripada inflasi. Dengan demikian, ketika inflas ‘menggerogoti’ aset kita, kita pun sudah punya ‘lawan’-nya yang akan mempertahankan nilai aset tersebut. Syukur-syukur, malah menambahnya seiring waktu.
Karena itu, penting untuk bisa menemukan instrumen yang bisa melaju lebih cepat ketimbang inflasi tersebut.
Sumber penghasilan alternatif
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, kita harus mendapatkan penghasilan. Nah, penghasilan ini bisa didapatkan dari bekerja secara aktif, dan juga sumber penghasilan alternatif lainnya.
Kita bisa memanfaatkan investasi sebagai sumber penghasilan alternatif ini. Banyak yang menyebutnya sebagai passive income; penghasilan yang kita dapatkan tanpa harus bekerja secara aktif.
Untuk bisa menjadi sumber penghasilan alternatif, kita harus mencari instrumen investasi yang tepat juga, karena tak semua instrumen bisa mendatangkan passive income. Hanya yang bersifat aset lancar saja yang bisa, seperti kupon dari surat utang, dividen dari saham, ataupun uang sewa properti.
Alat untuk mewujudkan tujuan keuangan
Investasi merupakan ‘kendaraan’ kita agar bisa sampai ke tujuan keuangan yang kita rencanakan. Tanpa investasi, bisa jadi kita akan kesulitan untuk bisa mewujudkan tujuan tersebut. Pasalnya, memang ada beberapa tujuan yang nominalnya sangat besar.
Kalau hanya mengandalkan gaji, di atas kertas, jelas tidak akan mampu terkejar, mengingat banyak pula kebutuhan hidup di masa sekarang yang harus dipenuhi. Mau mengandalkan tabungan juga kurang optimal, karena pada umumnya bunga tabungan itu tipis banget. Apa kabar inflasi, kalau gitu?
Membangun portofolio investasi adalah jalan ninja terbaik untuk bisa mewujudkan tujuan keuangan lebih cepat.
Risiko Investasi
Di balik manfaat dan keuntungannya yang banyak sekali, juga ada beberapa risiko investasi yang akan datang dalam paket yang sama. Inilah yang harus dikelola dengan baik. Jangan sampai, karena kita mengabaikan risiko ini, investasi justru jadi bumerang bagi kita. Alih-alih mendapatkan keuntungan, malah kerugian dan kehilangan modal yang didapat. Oh no! Jangan sampai deh!
Beberapa risiko investasi adalah sebagai berikut:
- Risiko suku bunga: ketika nilai relatif aktiva berbunga memburukakibat peningkatkan suku bunga.
- Risiko pasar: ketika terjadi fluktuasi harga di pasar, sehingga menyebabkan nilai aktiva bersih kena efeknya juga.
- Risiko likuiditas: ketika ada kesulitan dalam penyediaan uang tunai, misalnya ketika kita hendak mencairkan reksa dana dan ternyata manajer investasi tak bisa memenuhinya karena kurang dana.
- Risiko valas: ketika terjadi fluktuasi kurs valuta asing
- Risiko negara: ketika kondisi perpolitikan negara memengaruhi ekonomi
Memang dalam investasi, berlaku hukum ‘high risk, highh return’, yang artinya semakin tinggi potensi imbal yang bisa didapatkan, maka risiko yang ada juga akan semakin tinggi. Demikian juga sebaliknya, jika potensi imbal kecil, maka risiko yang bisa terjadi juga kecil.
Karena itu, harus disesuaikan, mana tujuan keuangan yang butuh instrumen dengan imbal tinggi (tetapi juga berisiko tinggi), dan mana yang butuh instrumen berimbal rendah (dengan risiko yang rendah juga). Di titik inilah, kita harus belajar mengenali berbagai instrumen investasi beserta karakteristiknya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Yang Bergaji 40 Juta Pun Terasa Berat, Ini Contoh Perencanaan Keuangan Sandwich Generation
Topik tentang sandwich generation memang selalu menarik, betul kan? Salah satu alasannya karena relate terhadap banyak orang. Lalu, pengin tahu enggak, gimana cara mengatur keuangan sandwich generation? Syukur-syukur kalau ada contoh perencanaan keuangan yang bisa dipakai untuk para sandwich generation dengan gaji berapa pun.
Yes, sandwich generation mendeskripsikan diri mereka sebagai pihak yang harus menanggung biaya hidup diri sendiri dan keluarganya, plus generasi di atasnya, yaitu orang tua. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya adalah karena tidak siapnya generasi orang tua untuk hidup mandiri saat pensiun.
Tapi, mengapa hal ini menjadi masalah besar?
Dalam artikel kali ini, kita akan bahas soal sandwich generation, tip mengelola keuangannya, serta ada sedikit contoh perencanaan keuangan yang sesuai.
Data-Data Prevalensi Sandwich Generation
Dari data survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai Statistik Penduduk Lanjut Usia tahun 2017, 77.82% sumber pembiayaan rumah tangga para lanjut usia ternyata ditopang oleh anggota keluarga lain yang bekerja. Sementara, Survei Ekonomi Nasional yang sama-sama diadakan tahun 2017 menyatakan bahwa sebesar 62.64% lanjut usia di Indonesia tinggal bersama anak cucu mereka.
Sejatinya, fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Pusat Penelitian Pew di Amerika Serikat juga mencatat, bahwa satu dari 8 orang penduduk Amerika berusia 40 – 70 tahun harus membesarkan anak, sekaligus merawat orang tua mereka. Sementara, Carers UK pada surveinya tahun 2012 memberikan fakta bahwa ada sekitar 2.4 juta orang punya pos pengeluaran khusus untuk perawatan anak dan juga kerabat yang lebih tua ataupun difabel.
Beratnya beban sandwich generation tak jarang lantas membuat mereka mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, termasuk tak bisa menabung secara rutin dengan nominal yang memadai. Jangankan memikirkan kebutuhan di masa depan, untuk kebutuhan di masa sekarang bisa saja dirasa cukup sulit.
Lalu, seperti apa contoh perencanaan keuangan untuk bisa mengatasi hal ini?
Beban para Sandwich Generation
Mengutip berita dari Kompas.id yang saat artikel ini ditulis sedang viral, ada beberapa kisah sandwich generation yang mengeluhkan beratnya hidup mereka.
Salah seorang di antaranya ada yang bergaji Rp11 juta. Alih-alih menggunakannya untuk “memanjakan diri”, sebanyak Rp4 juta diberikan sebagai uang bulanan orang tua. Sementara ia juga masih harus menanggung tagihan listrik, dan juga memberi uang saku adiknya. Dari Rp11 juta, ia hanya bisa menggunakan Rp3.5 juta untuk kebutuhan hidup. Uang Rp3.5 juta itu, Rp1.5 juta untuk kos, dan tersisa Rp2 juta saja untuk makan, transportasi, dan kebutuhan lain.
Seorang sandwich generation yang lain mengaku bergaji Rp40 juta. Disetorkan untuk keluarga besar sebesar Rp20 juta, yang dimanfaatkan untuk ongkos jalan-jalan sang ibu, kredit mobil sang ayah, kebutuhan keluarga besar, sampai uang sekolah keponakan. Ia sendiri “kebagian” Rp20 juta, yang lebih banyak dialokasikan ke tabungan hari tua, karena ia mengaku tak tertarik aset tak bergerak. Ia tak mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, tetapi punya “ancaman” yang berbeda; ia sepertinya harus menunda cita-citanya untuk pensiun dini di usia 40 tahun.
Nah, bagaimana denganmu?
Yah, terlepas dari nominal gaji, kita sepakat bahwa perjuangan masing-masing individu itu berbeda. Begitu juga dengan sandwich generation. Meski kepepet, ya harus bisa survive. Yang satu terancam tak bisa memenuhi kebutuhan hidup, yang lain terancam pensiun dininya.
Yuk, simak terus untuk tahu contoh perencanaan keuangan yang tepat.
Tip dan Contoh Perencanaan Keuangan untuk Sandwich Generation
1. Tetapkan tujuan keuangan
Pertama, sebelum beranjak ke contoh perencanaan keuangan, tentu saja harus jawab dulu pertanyaan wajibnya: #TujuanLoApa? Dari sini, baru deh kamu bisa tarik ke belakang, untuk membuat perencanaan keuangannya.
Jadi misalnya, untuk si sandwich generation bergaji Rp11 juta, kamu bisa punya tujuan keuangan mengumpulkan dana darurat dulu, lalu dana menikah, dana liburan, dana apa pun juga boleh. Jika kamu sudah menikah, pastinya tujuan keuangan kamu akan berbeda dari yang lajang. So, sesuaikan dengan kondisimu ya.
2. Rumus cash flow 1 – 2 – 3 – 4
Setelah kamu memiliki tujuan keuangan, berikutnya ada contoh perencanaan keuangan. Kamu bisa memanfaatkan rumus cash flow ala QM Financial, yaitu rumus 1 – 2 – 3 – 4. Apa pun alokasinya, buatlah berdasarkan pola 1 – 2 – 3 – 4, sesuaikan dengan kondisimu. Karena kamu adalah sandwich generation, maka uang bulanan untuk membantu keluarga besar juga harus dimasukkan ke dalam rumus ini.
Contoh perencanaan keuangan untuk kamu yang bergaji Rp11 juta:
- Alokasi untuk keluarga besar: 40% x Rp11 juta = Rp4.400.000
Nah, ini sebaiknya sih sudah termasuk tagihan listrik dan kebutuhan lainnya yang di luar untuk kebutuhanmu sendiri ya, agar bisa seimbang antara membantu keluarga tetapi juga tidak mengorbankan kebutuhan pribadi. - Kebutuhan rutin: 30% x Rp11 juta = Rp3.300.000, termasuk untuk uang kos, makan, dan transportasi.
- Investasi dan menabung untuk masa depan: 20% x Rp11 juta = Rp2.200.000
- Lifestyle atau keperluan lainnya: 10% x Rp11 juta = Rp 1.100.000
Urutan dan nominalnya bisa kamu tukar dan sesuaikan, intinya adalah kamu menentukan prioritas.
Mari kita lihat contoh perencanaan keuangan untuk yang bergaji Rp40 juta.
Ini bisa jadi akan berbeda nih prioritasnya, meski sama-sama lajang. Mungkin rumus 1 – 2 – 3 – 4 juga kurang sesuai, karena yang bersangkutan mengaku tidak terlalu suka jajan, dan lebih suka mengalokasikan sebagian besar gaji untuk tabungan hari tua.
- Alokasi untuk keluarga besar: 40% x Rp40 juta = Rp16.000.000
- Investasi dan menabung untuk masa depan: 40% x Rp40 juta = Rp16.000.000.
- Kebutuhan hidup dan lifestyle: 20% x Rp40 juta = Rp8.000.000
Mari kita asumsikan si kakak yang bergaji Rp40 juta ini sekarang berusia 30 tahun. Dengan berinvestasi sebesar Rp16.000.000 per bulan di instrumen reksa dana saja, jika ia berencana untuk pensiun dini di usia 40 tahun nanti, nilai investasinya akan bertumbuh pada kisaran Rp2 – 3 miliar. Ini tinggal disesuaikan dengan kebutuhannya, yang terlihat dari besaran pengeluaran setiap tahunnya, dan kemudian diperhitungkan dengan angka harapan hidup.
3. Diskusikan dengan anggota keluarga
Nah, terkait alokasinya, angka di atas hanyalah contoh perencanaan keuangan. Realisasinya, kamu tentunya harus berdiskusi dengan orang tua kamu.
Misalnya saja, untuk si kakak yang punya gaji Rp40 juta, mungkin jalan-jalan sang ibu bisa agak dikurangi. Cermati juga pos yang lainnya. Yang tak penting dan tidak urgent, bisa dikurangi atau dihilangkan. Jika kamu bisa menghemat pos lifestyle kamu, pastikan keluarga juga ikut berpartisipasi dalam upaya berhemat ini. Akan sangat lebih baik jika kamu tak sendirian dalam upaya ini.
Pastinya, mereka juga akan mengerti keadaannya jika memang kamu merasa kesulitan. Diskusikan juga dengan anggota keluarga lain yang memungkinkan. Intinya, berbagilah beban. Karena sebenarnya sebagai keluarga seharusnya kan saling bantu, bukan?
Pengin lebih banyak contoh perencanaan keuangan yang sesuai untukmu? Yuk, gabung di kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!