7 Mitos investasi yang Masih Banyak Orang Percaya
Masih banyak orang percaya pada mitos investasi yang salah kaprah. Enggak heran makanya, masih banyak juga orang yang maju mundur cantik untuk berinvestasi. Atau, ada sih yang bernyali untuk mulai investasi, tapi pola pikirnya enggak tepat. Alhasil, hasilnya pun tidak seperti yang diharapkan.
Yes, kesalahpahaman inilah yang menyesatkan. Yang belum mulai jadi takut, yang berani mulai salah langkah dan akibatnya malah buntung, padahal maunya untung.
Memang ya, menyelami dunia investasi tanpa dipandu oleh informasi yang akurat bisa menyebabkan keputusan yang kurang bijak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memisahkan fakta dari fiksi dan mengatasi mitos investasi yang paling umum.
Melakukan hal ini enggak hanya membuka jalan bagi pengambilan keputusan yang lebih tepat tapi juga membantu dalam merencanakan strategi investasi yang sukses.
Table of Contents
7 Mitos Investasi yang Masih Banyak Dipercaya
Banyak dari mitos investasi berkembang dari kesalahpahaman atau informasi yang kedaluwarsa, yang pada akhirnya dapat menghambat peluang untuk mengembangkan aset.
Apa saja misalnya? Barangkali ada hal-hal di bawah ini yang kamu juga masih percaya.
1. Investasi Hanya untuk Orang Kaya
Salah satu mitos investasi yang paling umum dan menyesatkan adalah ide bahwa hanya orang kaya saja yang dapat berinvestasi.
Nah, padahal kebenarannya jauh loh. Faktanya, investasi itu terrbuka untuk semua orang, terlepas dari besarnya penghasilan atau kekayaan masing-masing. Dengan strategi yang tepat dan pemahaman tentang opsi yang tersedia, siapa pun dapat memulai perjalanan investasi, bahkan dengan modal yang relatif kecil.
Reksa dana, misalnya, adalah pilihan yang baik untuk investor pemula dengan modal kecil. Reksa dana pasar uang adalah salah satu contoh investasi dalam instrumen pasar uang yang risiko rendah berlikuiditas tinggi, seperti deposito berjangka dan surat berharga pemerintah. Bahkan bisa mulai dari Rp10.000 loh.
2. Investasi Selalu Berisiko Tinggi
Masih banyak orang yang takut berinvestasi karena risikonya yang tinggi. Ya, mitos investasi ini sebenarnya enggak sepenuhnya salah sih. Karena, faktanya, investasi itu memang selalu berisiko. Namun, tidak semuanya berisiko tinggi.
Ada juga beberapa instrumen investasi yang risikonya cukup rendah. Ya tentu saja, tingkat pengembaliannya juga sepadan juga.
Pemahaman yang akurat tentang risiko dan return, serta strategi efektif untuk mengelola risiko, dapat membantu investor meminimalkan potensi kerugian sambil memaksimalkan potensi keuntungan.
Nah, untuk mengelola risiko investasi, diversifikasi instrumen bisa menjadi adalah salah satu cara paling efektif. Dengan menyebarkan investasi di berbagai aset, kamu dapat mengurangi dampak negatif jika salah satu investasi mengalami kerugian.
3. Investasi Itu Hasilnya Lama
Mitos investasi yang menyebutkan bahwa selalu butuh waktu yang sangat lama untuk melihat hasil dari investasi juga membuat banyak orang enggan untuk memulai berinvestasi. Padahal, faktanya, kupon obligasi pemerintah itu sudah bisa didapatkan dalam satu bulan setelah installment loh. Reksa dana juga contoh instrumen yang bisa memberikan keuntungan dalam waktu relatif singkat.
So, yang perlu dipelajari adalah karakter instrumen investasi, mana yang cocok untuk jangka panjang dan mana yang cocok untuk jangka pendek. Selanjutnya, menyesuaikannya dengan tujuan keuangan.
4. Investasi Saham = Judi
Mitos investasi bahwa berinvestasi di pasar saham sama dengan judi adalah salah satu persepsi yang paling keliru tentang dunia investasi. Persepsi ini dapat menghambat banyak orang dari mengambil keuntungan dari peluang untuk membangun aset, terutama melalui pasar saham.
Padahal ada perbedaan yang sangat besar di antara keduanya.
Judi dilakukan dengan harapan mendapatkan keuntungan cepat dari suatu kejadian yang hasilnya sangat tidak pasti. Hasil yang diperoleh tergantung pada keberuntungan. Judi memiliki risiko yang sanagt tinggi dan tanpa kemungkinan pengelolaan risiko.
Sementara itu, berinvestasi di pasar saham bertujuan untuk membangun aset secara bertahap melalui pertumbuhan nilai perusahaan dan reinvestasi dividen. Keputusan untuk berinvestasi dibuat berdasarkan analisis yang dalam tentang kinerja perusahaan, kondisi industri, dan ekonomi secara keseluruhan. Meskipun sama-sama berisiko, investasi saham menawarkan kesempatan untuk mengelola risiko tersebut melalui diversifikasi portofolio, analisis fundamental dan teknis, serta strategi jangka panjang.
5. Investasi Emas Selalu Aman
Memilih emas sebagai instrumen investasi itu sama sekali enggak salah. Bagus malahan. Namun, jika menganggap emas itu enggak pernah rugi, paling aman, selalu untung, nah … itu yang mesti diluruskan.
Faktanya, seperti semua bentuk investasi, emas juga memiliki risiko dan ketidakpastian. Harga emas sering kali juga berfluktuasi, yang merupakan reaksi terhadap perubahan kondisi ekonomi global, seperti inflasi, nilai tukar mata uang, dan suku bunga. Misalnya, emas cenderung naik saat inflasi meningkat karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap penurunan daya beli.
Dalam masa ketidakpastian politik atau ekonomi, orang akan ke aset yang dianggap aman seperti emas, yang kemudian akan meningkatkan harganya. Namun, ketika kondisi stabil, minat terhadap emas bisa berkurang, menyebabkan penurunan harga.
Belum lagi, emas itu punya selisih harga jual terhadap harga beli ketika kita hendak menjualnya kembali dalam waktu dekat.
6. Mengikuti Saran Investasi dari Para Ahli Pasti Akan Menguntungkan
Memang sebagai pemula, ada baiknya kita belajar dari orang yang lebih berpengalaman atau yang lebih ahli. Namun, kamu perlu ingat, bahwa kondisi dan kemampuan setiap orang itu berbeda.
Tidak pernah ada jaminan bahwa saran orang lain itu—meskipun mereka dinilai lebih ahli atau lebih berpengalaman—akan selalu menguntungkan. Adalah sangat penting bagi setiap investor untuk melakukan riset sendiri terhadap instrumen investasi potensialnya, bahkan ketika mempertimbangkan saran dari para ahli.
Setiap investor memiliki situasi keuangan, toleransi risiko, dan tujuan investasi yang unik. Saran yang mungkin cocok untuk satu investor bisa tidak sesuai untuk yang lain. Melakukan penelitian sendiri membantu menyesuaikan saran dengan kebutuhan dan tujuan keuangan pribadi kamu.
7. Jangan Berinvestasi saat Sedang Turun
Ada yang percaya mitos investasi, bahwa ketika pasar sedang turun, itu adalah waktu terburuk untuk berinvestasi. Padahal, kondisi pasar yang menurun justru berpeluang berinvestasi dengan potensi keuntungan jangka panjang.
Konsep “membeli di saat murah” adalah strategi ketika investor mencari untuk memanfaatkan penurunan harga untuk membeli aset berkualitas dengan harga diskon.
Salah satu contoh paling terkenal dari seorang investor yang berhasil mengambil keuntungan dari kondisi pasar yang tidak stabil adalah Warren Buffett, CEO dari Berkshire Hathaway. Selama krisis keuangan global 2008, ketika kepanikan melanda pasar dan banyak investor menarik dana, Buffett melihat peluang. Dia berinvestasi miliaran dolar ke perusahaan seperti Goldman Sachs dan General Electric.
Strategi ini terbukti menghasilkan return yang signifikan untuk Berkshire Hathaway saat pasar pulih. Ya enggak heran sih, Buffett dikenal dengan filosofinya bahwa takut ketika orang lain serakah, dan serakah ketika orang lain takut.
Sampai di sini, kita tahu ya, bahwa mitos investasi sering membentuk hambatan psikologis yang enggak perlu. Memecahkannya bukan hanya membuka jalan menuju keputusan yang lebih informasi, tetapi juga ke arah pertumbuhan finansial yang berkelanjutan.
Mitos investasi mana yang masih mengganggumu sampai sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Beauty on a Budget: Perawatan Kulit Efektif dan Hemat untuk Ibu Modern
Perawatan kulit merupakan bagian penting dari rutinitas sehari-hari, terutama bagi ibu modern yang sibuk.
Banyak orang berpikir bahwa menjaga kulit agar tetap sehat dan bersinar memerlukan biaya mahal. Namun, dengan strategi yang tepat, menjaga kecantikan sebenarnya enggak harus dengan menguras dompet.
Menemukan cara efektif dan hemat untuk merawat kulit bisa menjadi kunci bagi ibu yang ingin tampil cantik tanpa mengorbankan anggaran keluarga.
Sounds legit, huh?
Table of Contents
Memahami Kebutuhan agar Bisa Memilih Produk Perawatan Kulit dengan Tepat
Jadi, apa yang harus dilakukan lebih dulu?
Tentu saja, memahami jenis kulit merupakan langkah awal yang krusial dalam merawat kulit. Jenis kulit berbeda-beda, ada yang berminyak, kering, kombinasi, hingga sensitif. Setiap jenis membutuhkan perawatan khusus.
Mengapa kudu paham kebutuhan kulit sendiri? Ya, karena dengan mengetahui jenis kulit, memilih produk perawatan menjadi lebih mudah dan efisien. Yang kayak gini bisa membantu kita untuk menghindari pembelian produk yang enggak sesuai, yang bisa sia-sia dan mahal.
Untuk menentukan jenis kulit, beberapa cara sederhana bisa dilakukan. Pertama, perhatikan bagaimana kulit bereaksi setelah dibersihkan. Kulit kering akan terasa ketat, kulit berminyak akan terlihat mengkilap, sedangkan kulit kombinasi akan mengalami keduanya di area berbeda.
Tes lainnya adalah dengan menempelkan tisu ke wajah di pagi hari. Hasilnya akan menunjukkan area yang berminyak atau kering.
Ibu-ibu zaman now juga sering menghadapi masalah kulit seperti kering, jerawat, atau iritasi. Nah, yang seperti ini juga wajib dikenali. Terutama, kudu paham penyebabnya. Misalnya, apakah karena perubahan hormonal, stres, atau kurang tidur.
Memahami jenis kulit dan masalah yang dihadapi membantu dalam memilih produk yang tepat. Ini bukan hanya tentang kecantikan, tetapi juga kesehatan kulit. Dengan perawatan yang tepat, kulit bisa terjaga kesehatannya tanpa harus mengeluarkan banyak uang.
Tip Hemat Belanja Produk Perawatan Kulit
Belanja produk perawatan kulit bisa dilakukan dengan hemat dengan beberapa cara sederhana.
1. Riset sebelum Membeli
Melakukan riset sebelum membeli produk perawatan kulit sangat membantu. Mencari dan membaca ulasan dari orang lain tentang produk tersebut penting. Ulasan ini bisa memberikan gambaran apakah produk itu efektif dan cocok atau tidak.
Dengan begitu, kita bisa menghindari membeli produk yang pada akhirnya tidak terpakai. Ini adalah langkah awal yang baik untuk berbelanja secara bijak dan hemat.
2. Manfaatkan Sampel Gratis
Memilih untuk memanfaatkan sampel gratis dari produk perawatan kulit adalah langkah cerdas.
Banyak toko dan merek yang dengan senang hati memberikan sampel gratis kepada pelanggan. Sampel ini memungkinkan kita untuk mencoba produk sebelum memutuskan untuk membeli dalam ukuran penuh.
Cara ini adalah cara yang bagus untuk mengetahui apakah suatu produk cocok dengan kulit tanpa harus mengeluarkan uang terlebih dahulu. Dengan demikian, pengeluaran untuk produk perawatan kulit bisa lebih terkontrol dan efisien.
3. Perhatikan Penjualan dan Promosi
Memperhatikan penjualan dan promosi bisa sangat menguntungkan. Diskon dan penawaran khusus sering kali muncul, terutama pada momen tertentu seperti hari raya, pergantian musim, atau ulang tahun merek.
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan informasi tentang penawaran ini adalah dengan berlangganan newsletter. Atau bisa juga dengan follow akun media sosialnya.
Dengan cara ini, informasi tentang diskon atau promosi akan langsung masuk ke inbox email kita. Dengan begitu, kita akan terbantu dalam merencanakan pembelian produk perawatan kulit sehingga bisa mendapatkan produk yang diinginkan dengan harga yang lebih terjangkau.
4. Beli dalam Ukuran Besar
Membeli produk dalam ukuran besar bisa menjadi cara hemat. Terutama untuk produk yang sering digunakan, seperti pembersih wajah atau pelembap.
Produk dengan ukuran lebih besar biasanya menawarkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan membeli beberapa paket kecil. Artinya, pengeluaran jangka panjang bisa lebih rendah.
Selain itu, mengurangi frekuensi pembelian juga menghemat waktu dan usaha. Ini bisa jadi cara cerdas untuk menjaga rutinitas perawatan kulit tanpa menghabiskan terlalu banyak uang.
5. Pertimbangkan Produk Multifungsi
Memilih produk multifungsi juga bisa jadi langkah cerdas dalam berhemat. Produk yang dirancang untuk berbagai kegunaan tidak hanya menghemat uang tetapi juga ruang penyimpanan.
Misalnya, ada pelembap yang juga berfungsi sebagai foundation. Atau, ada juga yang sekaligus tabir surya.
Dengan menggunakan produk seperti ini, kita jadi enggak perlu membeli banyak produk terpisah untuk kebutuhan yang berbeda. Rutinitas perawatan kulit menjadi lebih sederhana dan efisien, sekaligus menjaga agar pengeluaran tetap dalam batas.
But of course, harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kulit juga ya.
6. Jangan Tergoda oleh Tren tanpa Riset
Mengikuti tren terbaru dalam perawatan kulit memang edgy sih. Namun, penting untuk enggak terburu-buru membeli produk mahal tanpa melakukan riset terlebih dahulu.
Banyak produk dengan harga tinggi mungkin kurang sesuai atau bahkan enggak diperlukan oleh kulit kita. Sebelum tergoda oleh iklan atau rekomendasi, penting untuk mengevaluasi apa yang benar-benar dibutuhkan kulit. Ya, kayak yang sudah dijabarkan di atas, mulai dari memahami jenis kulit, masalah kulit yang ingin diatasi, dan bahan-bahan yang efektif untuk kebutuhan tersebut.
Dengan fokus pada kebutuhan kulit daripada mengikuti tren, pembelian produk perawatan kulit bisa lebih efektif dan hemat. Dengan begitu, kita bisa menghindari pemborosan uang pada produk yang enggak memberikan manfaat nyata bagi kulit.
Perawatan kulit yang efektif dan hemat bukanlah mimpi. Dengan tip dan strategi yang telah dibahas, ibu modern bisa menjaga kulitnya tetap sehat dan bersinar tanpa perlu mengeluarkan banyak uang. Penting untuk diingat bahwa kecantikan sejati berasal dari perawatan diri yang bijak dan pilihan yang cerdas.
Untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan keuangan dalam segala aspek, termasuk perawatan kulit, mengikuti kelas online QM Financial bisa menjadi langkah selanjutnya. Pelajari cara merencanakan keuangan keluarga dan investasi untuk masa depan yang lebih cerah, mulai dari sekarang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengelola Hobi dan Keuangan: Tips untuk Bapak Muda Pencinta Olahraga
Pernah dengar enggak cerita bapack-bapack pencinta olahraga menyembunyikan nota pembelian peralatan olahraga atau apa pun yang berkaitan dengan hobinya dari sang istri?
Hayoloh, siapa yang suka gitu? Atau, belinya Rp10 juta, tapi ngakunya Rp1 juta?
Memang ya, sama saja sebenarnya. Si istri habis beli tas branded Rp50 juta, ngakunya Rp500 ribu, si suami beli aksesori sepeda Rp10 juta, ngakunya Rp1 juta. Yang kayak gini, sebaiknya jangan dilakukan deh. Ini namanya infidelity keuangan. Selingkuh keuangan.
Lebih baik, coba duduk berdua, lalu komunikasikan. Identifikasi biaya hobi, lalu atur uang supaya keuangan tetap terkendali tanpa harus selingkuh keuangan.
Table of Contents
Hobi Bapack-Bapack Pencinta Olahraga
Sekarang, coba mari kita lihat, hobi apa saja yang biasanya dimiliki oleh bapack-bapack pencinta olahraga, dan pengeluaran apa yang biasanya muncul saat menekuni hobi tersebut.
1. Bola
Olahraga bola tampaknya sih cukup ekonomis ya. Paling banter ikutan sepakbola kampung pakai sarung pas 17-an. Tapi ternyata enggak juga lo!
Berikut beberapa hal yang bisa “menyedot” biaya cukup banyak bagi bapack-bapack pencinta olahraga bola:
- Beli kaus jersey klub kesayangan, biar kalau nonton siaran langsung bisa seragaman sama pemain-pemainnya.
- Nonton bola di stadion, apalagi kalau ada tim idola luar negeri yang datang semacam tim Argentina tempo hari. Dibela-belain beli tiket pakai war, semacam beli tiket konser.
- Merchandise klub idola ya kudu punya. Minimal jersey seperti poin 1 di atas, lalu mungkin topi, tas, dan lain sebagainya, termasuk action figure pemain kesayangan buat dipajang di lemari kaca di rumah.
2. Golf
Golf sudah terkenal sebagai olahraga “mahal”. Beberapa hal yang bisa cukup bikin dompet membengkak bagi pencinta olahraga golf adalah:
- Perlengkapan golf, termasuk pembelian set tongkat golf (drivers, irons, wedges, putters), bola golf, tee, sarung tangan, dan tas golf. Harga dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada merek dan kualitas.
- Pakaian khusus, karena golf itu ada semacam dresscode, seperti kaos polo, celana panjang atau celana pendek, dan sepatu golf.
- Biaya keanggotaan klub atau green fee yang dipakai untuk bermain di lapangan golf, biasanya ditagihkan pada setiap putaran. Biaya ini bisa sangat bervariasi tergantung pada lokasi dan eksklusivitas klub.
3. Otomotif
Menjadi pencinta olahraga otomotif juga butuh modal, dan bisa jadi enggak sedikit. Misalnya:
- Biaya awal pembelian kendaraan dan biaya untuk modifikasi atau peningkatan performa, seperti sistem knalpot, suspensi, turbocharger, dan peningkatan estetika eksterior maupun interior.
- Biaya rutin untuk servis, ganti oli, perawatan mesin, dan pergantian suku cadang yang aus untuk memastikan kendaraan berada dalam kondisi prima.
- Mengemudi secara rutin atau berpartisipasi dalam kegiatan otomotif juga bisa meningkatkan pengeluaran untuk bahan bakar.
- Pembelian perlengkapan keamanan seperti helm (untuk penggemar motor), sarung tangan, jaket berkendara, dan aksesori lain seperti kamera dashboard, sistem navigasi, dan sistem audio.
4. Mancing
Menjadi pencinta olahraga memancing dapat memunculkan berbagai jenis pengeluaran, tergantung pada seberapa serius seseorang mengejar hobi ini dan jenis memancing yang mereka nikmati. Maksudnya, apakah sekadar mancing di tempat pemancingan ikan yang sekaligus dimasak itu, atau suka mancing di laut? Pastinya jenis biayanya akan berbeda.
Biasanya bisa dalam bentuk:
- Peralatan memancing, seperti joran, reel, senar pancing, kail, bobot, pelampung, dan alat pemotong. Harga bisa bervariasi tergantung pada kualitas dan merek.
- Biaya untuk umpan hidup seperti cacing, udang, atau umpan buatan seperti lures dan flies. Beberapa pemancing juga membeli atau menyewa lokai untuk menarik ikan.
- Kalau suka memancing di laut lepas, bisa jadi diperlukan sewa perahu dan jasa pemandu memancing profesional.
- Pakaian khusus untuk memancing seperti jaket tahan air, topi, sarung tangan, dan sepatu bot. Perlindungan terhadap matahari seperti krim tabir surya dan kacamata polarisasi juga penting.
5. Gowes
Gowes ini juga hobi yang jamak dimiliki bapack-bapack nih, dan pengeluarannya juga bermacam-macam. Di antaranya:
- Pembelian sepeda itu sendiri bisa jadi adalah pengeluaran terbesar. Harga sepeda bisa sangat bervariasi, dari sepeda entry-level hingga sepeda khusus kompetisi yang harganya bisa sangat mahal.
- Perlengkapan dan aksesoris, seperti helm, kacamata bersepeda, lampu sepeda, kunci, pompa, kit perbaikan ban, dan botol minum. Aksesori tambahan seperti GPS atau komputer sepeda untuk melacak jarak dan kecepatan juga populer.
- Pakaian khusus seperti jersey, celana pendek berpadding, sarung tangan, dan sepatu bersepeda dapat meningkatkan kenyamanan saat bersepeda jarak jauh.
- Sepeda juga memerlukan pemeliharaan rutin seperti penyesuaian, pelumasan, penggantian suku cadang yang aus seperti rantai, brake pads, dan ban.
Atur Keuangan untuk Hobi
Nah, kalau sudah begini, bener-bener baru ketahuan deh, kalau punya hobi menjadi pencinta olahraga itu mahal. Ya, sebenarnya sih bukan semata-mata mahal sih, karena pada dasarnya balik lagi pada pengaturan keuangan.
Gimana ya, cara aturnya, supaya hobi bisa jalan terus, tapi kebutuhan keluarga tetap tercukupi? Nah, ini dia beberapa hal yang bisa dilakukan oleh bapack-bapack pencinta olahraga.
1. Identifikasi Pengeluaran
Mulailah dengan mengidentifikasi semua biaya yang mungkin muncul, mulai dari pembelian awal hingga biaya selanjutnya.
Misalnya, bagi pencinta olahraga bersepeda, bisa mulai memperhitungkan harga sepeda, perlengkapan dan aksesori yang dibutuhkan, pakaian khusus, biaya pemeliharaan dan perbaikan, serta biaya keanggotaan klub atau komunitas jika ada.
Dengan mengetahui detail pengeluaran akan memudahkan budgeting yang realistis, sehingga bisa memastikan bahwa hobi enggak mengganggu kesehatan keuangan secara keseluruhan.
2. Menetapkan Anggaran untuk Hobi Olahraga
Evaluasi pendapatan dan pengeluaran bulanan untuk menentukan jumlah yang dapat dialokasikan untuk hobi tanpa mengorbankan kebutuhan rutin.
Misalnya, dalam hobi bersepeda, setelah mengidentifikasi semua pengeluaran potensial dari pembelian sepeda hingga biaya pemeliharaan, langkah selanjutnya adalah membandingkannya dengan anggaran yang tersedia. Buatlah persentase tertentu yang tidak akan mengganggu alokasi kebutuhan yang lain. Mungkin berapa persen dari jatah lifestyle yang 20% pengeluaran rutin?
Dengan demikian, kamu akan bisa mengatur anggaran secara bijaksana, sehingga memungkinkan untuk menekuni hobi olahraga. Pasalnya, hobi olahraga ini juga bisa dianggap sebagai investasi kesehatan, betul? Jadi, ya enggak apa kalau memang butuh biaya. Namanya investasi kan?
3. Memilih Peralatan Olahraga yang Efisien dan Ekonomis
Temukan peralatan yang enggak hanya memenuhi kebutuhan teknis, tetapi juga menawarkan nilai terbaik untuk investasi. Sebelum membelinya, kamu bisa membandingkan ulasan produk, mencari penawaran diskon, hingga mempertimbangkan pembelian barang bekas tetapi masih baik kualitasnya.
Cara seperti ini bisa membantu mengoptimalkan pengeluaran. Pembelian impulsif bisa dihindari, apalagi kalau berkaitan dengan hobi itu kadang FOMO banget.
Fokuslah pada kualitas dan daya tahan daripada hanya merek atau tren terbaru. Pastikan peralatan dapat digunakan dalam jangka panjang, sehingga mengurangi kebutuhan untuk penggantian yang terlalu sering. Dengan begitu, anggaran hobi tetap terkendali.
Gimana, apakah kamu adalah pencinta olahraga dan masih belum bisa mengatur keuangan dengan bijak?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jangan Investasi dengan Uang Ini!
Jangan investasi dengan uang apa? Bukankah investasi itu sangat penting? Jadi, ada dana, ya investasi saja langsung.
Eits. Tunggu dulu. Jangan investasi sembarangan. Dalam investasi, ada risikonya. Ada yang tinggi loh, risikonya. Kalau menggunakan uang atau dana yang tidak seharusnya, bisa-bisa alih-alih keuntungan yang bisa diambil, malah dapat buntung.
Jadi, jangan investasi pakai uang apa nih?
Table of Contents
Jangan Investasi Pakai Uang Ini!
1. Uang Belanja Sehari-hari
Jangan investasi dengan uang belanja sehari-hari, termasuk di dalam uang arisan, uang SPP anak, uang buat beli gas, dan sebagainya. Mengapa? Ada beberapa alasan kuat.
Risiko Kehilangan Uang
Investasi selalu melibatkan risiko, termasuk kemungkinan kehilangan sebagian atau seluruh modal yang diinvestasikan. Jika kamu menggunakan uang belanja sehari-hari untuk berinvestasi dan investasi tersebut gagal, hal tersebut bisa saja membahayakan cash flow harianmu. Akibatnya, bisa saja kamu jadi enggak punya cukup dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ketidakstabilan Pasar
Pasar keuangan bisa sangat fluktuatif, dan nilai investasi dapat naik atau turun dengan cepat. Uang yang diperlukan untuk kebutuhan harian sebaiknya tidak terpapar pada volatilitas semacam ini.
Kebutuhan Likuiditas
Uang belanja sehari-hari seharusnya mudah diakses dan likuid, artinya dapat segera digunakan tanpa hambatan. Banyak bentuk investasi, seperti saham atau real estat, tidak memberikan likuiditas instan ini. So, ini artinya kamu punya peluang untuk enggak bisa mengakses dana tersebut dengan cepat saat dibutuhkan.
Pengelolaan Keuangan yang Sehat
Prinsip dasar pengelolaan keuangan pribadi adalah memisahkan dana untuk pengeluaran sehari-hari, tabungan, dan investasi. Menggunakan uang belanja sehari-hari untuk investasi menunjukkan kurangnya pemisahan ini, yang bisa berakibat pada masalah keuangan di masa depan.
Stres dan Tekanan Finansial
Investasi dengan uang yang kamu gunakan untuk biaya hidup dapat menyebabkan stres dan tekanan finansial yang tidak perlu. Ketidakpastian pasar dapat membuat kamu cemas tentang kebutuhan dasar sehari-hari.
Oleh karena itu, sebaiknya gunakan dana yang khusus dialokasikan untuk investasi, yang tidak akan mengganggu keuangan sehari-hari jika terjadi kerugian. Dengan begitu, keseimbangan finansial dapat terjaga dan mengurangi risiko ketidakstabilan keuangan pribadi.
2. Uang Hasil Berutang
Ada yang bilang, bahwa berinvestasi dengan uang pinjaman itu sebagai “investasi dengan leverage” atau “menggunakan margin”. Memang ada orang yang melakukannya, tetapi umumnya mereka sudah memiliki pemahaman yang cukup dalam mengenai risikonya.
Bagi yang belum berpengalaman, jangan investasi dengan uang hasil pinjaman atau utang. Mengapa?
Risiko Tinggi Kehilangan Modal
Jika investasinya gagal, kamu enggak cuma akan kehilangan investasi, tetapi juga tetap harus membayar kembali pinjaman beserta bunganya. So, kerugian finansial yang ditimbulkan akan jauh lebih besar daripada jika kamu hanya menggunakan uang sendiri.
Bunga Pinjaman
Uang pinjaman biasanya datang dengan beban bunga. Jika keuntungan dari investasi enggak lebih besar dari biaya bunga pinjaman, maka kamu akan mengalami kerugian dobel. Dalam beberapa kasus, biaya bunga dapat menelan semua keuntungan investasi. Bahkan bisa saja jadi rugi.
Apalagi return investasi itu enggak pernah bisa dipastikan. Sementara, besaran bunga pinjaman sudah bisa dipastikan (besar).
Tingkat Stres Tinggi
Berinvestasi dengan uang pinjaman dapat menambah tekanan emosional karena risiko kehilangan uang yang bukan milik sendiri. Pengambilan keputusan investasi pun bisa kamu buat dengan terburu-buru atau emosional—yang pada akhirnya acap kali justru membuat makin rugi.
Ketidakcocokan dengan Profil Risiko
Strategi menggunakan uang pinjaman biasanya lebih cocok untuk investor yang berpengalaman dengan toleransi risiko tinggi. Bagi investor pemula, risiko yang terkait dengan investasi menggunakan uang pinjaman akan terlalu besar. Karena ya, itu tadi, return investasi tidak pasti, sementara bunga pinjaman itu pasti.
Karena alasan-alasan ini, berinvestasi dengan uang pinjaman harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Jika memang belum berpengalaman, jangan investasi dengan strategi leveraging ini.
Akan lebih baik untuk berinvestasi dalam batas kemampuan keuangan sendiri sehingga dapat menghindari risiko keuangan yang tidak perlu.
3. Dana Darurat
Jangan investasi dengan uang dana darurat. Mengapa? Karena ada beberapa alasan penting, di antaranya adalah sebagai berikut.
Tujuan Dana Darurat Itu Sendiri
Dana darurat dirancang untuk memberikan keamanan finansial dalam situasi tak terduga. Misalnya seperti tiba-tiba kena layoff, atau ada biaya medis mendadak sementara tidak tercover asuransi, dan sebagainya.
Dana darurat adalah dana yang harus segera tersedia dan tidak terpapar risiko pasar yang biasa terjadi dalam investasi. Karena itu, jangan investasi menggunakan dana darurat.
Likuiditas dan Akses Cepat
Dana darurat harus mudah diakses dan sangat likuid. Investasi cenderung mengunci dana yang diinvestasikan, dengan tidak menawarkan akses instan tanpa penalti atau kerugian potensial.
So, kalau kamu berinvestasi dengan dana darurat, kamu akan mengalami kesulitan untuk menariknya kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Kalaupun bisa ditarik, akan ada konsekuensi yang cukup besar.
Risiko Pasar
Investasi di pasar keuangan, seperti saham atau obligasi, melibatkan risiko volatilitas dan penurunan nilai. Jika pasar turun dan kamu butuh dana daruratmu, bisa jadi kamu akan terpaksa menjual investasi dengan kerugian.
Stres Finansial
Dana darurat dibuat agar kita bisa merasa aman dan tenang jika ada keperluan mendadak. Kalau dipakai untuk investasi, rasa aman dan tenang akan hilang. Yang muncul kemudian adalah tekanan finansial dan kecemasan tambahan.
Pengelolaan Keuangan yang Baik
Prinsip dasar pengelolaan keuangan pribadi adalah memisahkan dana untuk pengeluaran, tabungan, investasi, dan darurat. Menggunakan dana darurat untuk investasi menunjukkan kurangnya pemisahan ini, yang dapat menyebabkan masalah keuangan.
So, dana darurat sebaiknya disimpan di tempat yang aman dan mudah diakses, seperti rekening tabungan atau instrumen pasar uang, dan tidak digunakan untuk investasi yang berisiko. Ini akan memastikan bahwa kamu memiliki jaring pengaman finansial yang solid ketika situasi tak terduga terjadi.
Jangan investasi dengan uang yang tidak dapat diterima risikonya untuk hilang atau berkurang nilainya secara signifikan.
Menggunakan uang sehari-hari, dana pinjaman, atau dana darurat untuk tujuan investasi membawa risiko yang enggak hanya mengancam stabilitas keuangan, tetapi juga dapat menimbulkan tekanan dan komplikasi yang tidak perlu.
Bijaksana dalam memilih sumber dana untuk investasi adalah kunci untuk menghindari dampak negatif yang mungkin timbul. Prioritaskan keamanan dan ketersediaan dana untuk kebutuhan sehari-hari dan situasi darurat, dan hanya gunakan uang yang telah dialokasikan khusus untuk investasi, yang kehilangannya dapat ditoleransi tanpa mengganggu kehidupan sehari-hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Beban Kerja, Penghasilan, dan Tabungan: Menemukan Keseimbangan yang Tepat
Di dunia kerja yang semakin berubah budayanya, banyak karyawan berjuang demi menemukan keseimbangan antara beban kerja dan waktu yang tersedia untuk aspek lain dalam hidup. Termasuk soal keuangan pribadi.
Dilema ini lantas memunculkan pertanyaan penting: gimana caranya bisa menyeimbangkan beban kerja yang tinggi dengan kebutuhan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup, sekaligus memiliki tabungan yang memadai?
Nah, gimana hayo?
Dan, mengapa sih keseimbangan ini penting?
Table of Contents
Beban Kerja dan Pengaruhnya terhadap Penghasilan
Beban kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap penghasilan. Hal ini sih sebenarnya merupakan dinamika yang jamak terjadi. Apalagi di masa sekarang.
Satu sisi, beban kerja dinilai (seharusnya) berbanding lurus dengan penghasilan. Logikanya, memang, kalau beban tinggi maka imbalan yang diterima juga akan sepadan. Hal ini umum terjadi misalnya dalam industri perbankan dan konsultasi. Sudah jadi rahasia umum bekerja di bank itu, jam kerjanya panjang, dan dikompensasi dengan gaji yang tinggi.
Sayangnya, enggak semua karyawan bisa merasakan situasi yang sepadan ini. Bahkan, sering terjadi, ketika beban kerja berlebihan—dengan kondisi yang terus berlanjut—ternyata enggak diiringi oleh kompensasi yang setara juga. Akibatnya timbul konsekuensi negatif pada kualitas hidup dan kesehatan mental karyawan.
Stres kronis, kelelahan, dan burnout adalah bentuk yang sering terjadi. Hal ini enggak hanya merugikan karyawan, tapi juga perusahaan melalui penurunan produktivitas dan tingkat kehadiran. Industri kreatif, seperti desain dan teknologi, sering kali mengalami paradoks ini. Ketika kreativitas yang seharusnya berkembang dalam kebebasan dan ruang waktu yang lebih luas, terkadang justru tertekan di bawah beban kerja yang tak terkelola dengan baik.
So, penting bagi industri dan karyawannya untuk bisa menemukan titik keseimbangan, di mana beban kerja enggak hanya menghasilkan penghasilan yang memadai tetapi juga mempertahankan kesehatan mental dan kesejahteraan keseluruhan.
Penghasilan dan Potensinya untuk Tabungan
Penghasilan memainkan peran kunci dalam menentukan kemampuanmu untuk menabung. Hal ini akan dapat membuka jalan bagi keamanan finansial jangka panjang.
Aturan mainnya sebenarnya sudah cukup jelas; bahwa semakin tinggi penghasilan, semakin besar potensi untuk menyisihkan sebagian untuk tabungan. Namun, ternyata enggak cukup hanya punya penghasilan yang tinggi. Adalah penting juga buat karyawan untuk bisa mengoptimalkannya.
Gimana tuh caranya? Salah satunya bisa dengan meningkatkan keterampilan atau pendidikan tambahan. Dengan memiliki keterampilan yang lebih baik, maka pintu peluang yang lebih baik pun akan terbuka. Pada akhirnya, penghasilan juga akan lebih tinggi.
Sudah selesai? Sudah bisa terjamin bisa menabung? Ternyata, belum. Diversifikasi sumber penghasilan pun diperlukan sebagai bagian dari strategi cerdas agar kamu bisa menabung lebih banyak.
Yes, alih-alih bergantung pada satu sumber penghasilan, memiliki beberapa arus penghasilan—baik itu dari pekerjaan utama, pekerjaan sampingan, investasi, atau usaha sampingan—dapat memberikan lapisan keamanan tambahan.
Dengan begitu, enggak hanya mengurangi risiko finansial, peluang untuk menabung dan investasi juga akan semakin besar. So, kombinasi penghasilan yang stabil dan strategi diversifikasi yang bijaksana menjadi kunci untuk membangun tabungan yang kuat dan keamanan finansial jangka panjang.
Peran Tabungan dalam Keseimbangan Finansial
Tabungan memegang peranan penting dalam menciptakan keseimbangan finansial, terutama dalam hal keamanan finansial jangka panjang.
Enggak cuma tentang menyisihkan sebagian uang, tetapi tentang penjaminan terhadap masa depan dan di masa-masa darurat.
Investasi juga merupakan bagian dari tabungan, meskipun ya tetap berbeda karena investasi memiliki risiko. Namun dengan investasi, kita bisa melipatgandakan tabungan, berkat adanya compound interest.
Investasi ini bisa dalam bentuk saham, obligasi, reksa dana, atau properti. Jangan lupa untuk selalu melakukan riset dan memahami risiko sebelum memulai investasi. Diversifikasi portofolio investasi juga penting untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan potensi pengembalian.
Dengan demikian, peran tabungan dalam keseimbangan finansial tidak hanya sebagai penyimpan nilai, tetapi juga sebagai alat untuk membangun kekayaan dan keamanan finansial jangka panjang.
Menemukan Keseimbangan
Lalu, gimana caranya menemukan keseimbangan antara ketiganya; beban kerja, penghasilan, dan tabungan? Supaya ketika beban kerja kamu besar, penghasilan juga sepadan, kamu juga bisa menabung dengan porsi yang juga setara.
Well, hal tersebut enggak mustahil kok diwujudkan. Kamu perlu melakukan beberapa hal berikut.
1. Menentukan Prioritas dengan Tepat
Bisa menentukan prioritas dan pengaturan waktu yang efektif bisa jadi koentji yang pertama untuk menemukan keseimbangan ini.
Untuk itu, kamu harus dapat menilai secara realistis terhadap berapa banyak waktu yang dapat dihabiskan untuk bekerja tanpa mengorbankan kesehatan dan kehidupan pribadi.
Misalnya nih, kamu memilih melakukan pekerjaan dengan jam kerja yang lebih fleksibel atau kurang menuntut untuk memastikan waktu yang cukup untuk kegiatan pribadi dan keluarga. Meskipun, dengan demikian, penghasilan bisa saja lebih rendah. Namun, di sisi lain, beban kerja yang lebih tinggi dapat diterima jika ini sesuai dengan tujuan jangka pendek, seperti menabung untuk tujuan tertentu.
2. Disiplin
Peran disiplin diri dan perencanaan juga tidak bisa diremehkan dalam menemukan keseimbangan ini.
Menetapkan anggaran bulanan dan mengevaluasi secara berkala pengeluaran dan tabungan adalah penting. Disiplin diri untuk tetap pada anggaran dan menunda kepuasan instan adalah langkah sangat penting selanjutnya. Mengapa? Karena untuk memastikan bahwa penghasilan enggak hanya terkelola dengan baik tetapi juga dialokasikan untuk tabungan dan investasi.
Contohnya, cobalah untuk mulai menghindari pembelian impulsif. Pertimbangan belanja seharusnya berdasarkan kebutuhan. Jika memang ingin membeli sesuatu sebagai rewards, pastikan bahwa kamu sudah menganggarkannya.
3. Menjalani Gaya Hidup yang Sesuai
Akhirnya, penyesuaian gaya hidup dan pola pikir juga diperlukan untuk mendukung keseimbangan ini. Mengakui kalau kamu tuh enggak selalu bisa untuk memiliki segalanya sekaligus itu penting! Dengan begitu, kamu pun akan bersedia membuat kompromi dalam jangka pendek, sehingga dapat membantu dalam mencapai tujuan jangka panjang.
Dengan pendekatan yang disiplin dan terencana, menemukan keseimbangan yang tepat antara beban kerja, penghasilan, dan tabungan adalah sangat mungkin. Pada akhirnya, hal ini akan bisa membawa manfaat yang signifikan buatmu, baik untuk kesehatan finansial maupun kepuasan pribadi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
8 Dampak Positif Training terhadap Cara Pengaturan Keuangan Karyawan
Di dunia kerja modern, cara pengaturan keuangan karyawan menjadi aspek penting yang masih sering dinomorduakan. Kebanyakan karyawan lebih fokus pada pengembangan keterampilan profesional, sementara aspek keuangan pribadi mereka kurang mendapat perhatian.
Realitas ini membawa kita pada pertanyaan penting: bagaimana pelatihan keuangan dapat memengaruhi cara pengaturan keuangan karyawan? Artikel ini berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan menyelidiki dampak pelatihan keuangan terhadap kemampuan karyawan dalam mengelola keuangan pribadi dan profesional mereka.
Table of Contents
Dampak Kurangnya Literasi pada Cara Pengaturan Keuangan
Literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan berbagai konsep keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk di dalamnya adalah cara pengaturan keuangan, anggaran, investasi, utang, dan perencanaan keuangan untuk masa depan.
Apa akibatnya kalau sampai karyawan kurang literasi dalam hal keuangan? Hal-hal berikut ini bisa terjadi.
1. Kesulitan Keuangan Pribadi
Kurangnya literasi keuangan dapat menyebabkan cara pengaturan keuangan yang buruk, akumulasi hutang, dan kesulitan keuangan secara keseluruhan.
2. Stres dan Dampak pada Kinerja
Stres keuangan yang timbul akibat tak paham cara pengaturan keuangan yang baik akan dapat mengganggu konsentrasi dan produktivitas karyawan di tempat kerja. Hal ini akhirnya nanti dapat berpotensi memengaruhi kinerja secara negatif.
3. Risiko pada Rencana Pensiun
Tanpa pemahaman yang cukup tentang cara pengaturan keuangan dan juga perencanaannya, karyawan mungkin tidak dapat mempersiapkan masa pensiun mereka dengan baik. Hal ini nantinya akan menyebabkan masalah keuangan di kemudian hari. Termasuk bisa menciptakan sandwich generation yang baru pada generasi sesudahnya.
4. Ketergantungan pada Pinjaman dan Kredit
Kurangnya literasi keuangan bisa menyebabkan karyawan mengalami ketergantungan yang lebih besar pada produk kredit dan pinjaman. Of course, ini bukan hal yang akan berakhir baik.
Dengan demikian, meningkatkan literasi keuangan karyawan tidak hanya memberi manfaat kepada mereka secara pribadi saja. Namun, juga berkontribusi pada kesehatan keuangan dan produktivitas keseluruhan dalam perusahaan.
Program pelatihan dan sumber daya keuangan di tempat kerja dapat menjadi langkah penting dalam mendukung perkembangan ini.
Jenis Training Keuangan yang Cocok untuk Karyawan
Lalu, jenis training keuangan seperti apa yang bisa diberikan pada karyawan untuk meningkatkan literasi agar karyawan tahu cara pengaturan keuangan dan juga perencanaannya demi masa depan? Berikut beberapa di antaranya.
1. Pelatihan Dasar Manajemen Keuangan Pribadi
Pelatihan ini fokus pada dasar-dasar cara pengaturan keuangan, seperti pembuatan anggaran, penghematan, dan pengelolaan utang. Pelatihan jenis ini cocok untuk semua karyawan, terutama mereka yang baru memulai karier.
2. Pelatihan Perencanaan Pensiun
Pelatihan ini khusus dirancang untuk membantu karyawan memahami berbagai pilihan untuk pensiun, termasuk rencana pensiun yang disponsori perusahaan, ataupun memanfaatkan Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan. Karyawan pun akan belajar untuk membuat strategi investasi jangka panjang.
3. Workshop Investasi
Workshop ini bertujuan untuk mengedukasi karyawan tentang berbagai jenis investasi, risiko dan pengembaliannya, serta cara membaca dan memahami pasar investasi.
4. Literasi Kredit dan Utang
Financial training jenis ini akan fokus pada pemahaman tentang kebijakan yang perlu dimiliki jika karyawan ingin mengajukan pinjaman, menghitung kebutuhan agar tak berlebihan, mengenali cara kerja berbagai jenis pinjaman, hingga strategi untuk melunasi utang.
Metodologi dan Pendekatan dalam Pelatihan Keuangan
Untuk menyampaikan materi dalam training keuangan sesuai kebutuhan seperti di atas, ada beberapa metodologi dan pendekatan yang bisa dilakukan.
1. Sesi Interaktif dan Workshop
Menggunakan metode belajar by doing. Dengan sesi interaktif seperti ini, memungkinkan karyawan untuk terlibat secara langsung melalui studi kasus, permainan peran, dan simulasi.
2. E-Learning dan Modul Online
Menyediakan fleksibilitas dan akses yang mudah, modul online memungkinkan karyawan untuk belajar pada kecepatan mereka sendiri dan mengakses materi pelatihan dari mana saja.
3. Webinar dan Seminar Online
Menghadirkan trainer yang ahli dan berpengalaman melalui webinar atau kelas-kelas online dapat meningkatkan keterlibatan dan menyediakan wawasan terbaru untuk karyawan bahkan tanpa harus hadir secara fisik. Metodologi ini cocok diterapkan untuk perusahaan dengan banyak cabang yang tersebar di berbagai tempat.
4. Pendekatan Berbasis Konseling
Sesi private 1 on 1 dengan trainer bisa sangat bermanfaat untuk karyawan. Trainer dapat memberikan saran yang disesuaikan dengan kebutuhan keuangan pribadi mereka masing-masing.
5. Pendekatan Berbasis Game dan Simulasi
Penggunaan game dan simulasi untuk mengajarkan konsep keuangan dapat membuat sesi training keuangan lebih menarik dan memungkinkan karyawan untuk berlatih keterampilan keuangan dalam setting yang terkontrol.
6. Diskusi Kelompok dan Studi Kasus
Mendorong diskusi kelompok dan analisis studi kasus untuk membantu karyawan memahami aplikasi praktis dari konsep keuangan dalam situasi nyata.
Semua pendekatan ini bertujuan untuk tak hanya memberikan pengetahuan cara pengaturan keuangan, tetapi juga untuk memberikan keterampilan praktis pada karyawan. Pendekatan yang dipilih harus disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang karyawan untuk mencapai hasil yang paling efektif.
Dampak Positif Training Keuangan terhadap Karyawan
Nah, setelah ada training keuangan, pastinya kita bisa mengharapkan ada progress yang baik dong ya? Apa saja yang bisa diharapkan?
1. Peningkatan Pengelolaan Uang
Training keuangan membantu karyawan memahami cara pengaturan keuangan, terutama pendapatan mereka secara lebih efektif. Karyawan bisa belajar membuat anggaran, menjaga cash flow tetap positif, mengidentifikasi area pengeluaran yang tidak perlu, dan merencanakan pengeluaran masa depan.
2. Meningkatkan Kesadaran tentang Investasi
Karyawan memperoleh pengetahuan tentang berbagai pilihan investasi dan cara kerjanya, yang memungkinkan mereka membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan bijaksana.
3. Manajemen Utang yang Lebih Baik
Karyawan akan tahu bagaimana membuat strategi dan memanfaatkan alat untuk mengelola dan mengurangi utang, seperti kartu kredit dan pinjaman. Karyawan juga akan tahu dan bisa membedakan, mana utang produktif dan konsumtif.
4. Perencanaan Pensiun yang Efektif
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perencanaan keuangan, karyawan dapat membuat rencana pensiun yang lebih komprehensif, memastikan keamanan keuangan di masa depan, dan akhirnya memutus mata rantai sandwich generation.
5. Kurangnya Stres Keuangan
Pelatihan keuangan dapat mengurangi stres keuangan karyawan, yang sering menjadi penyebab utama kecemasan dan ketidakpuasan di tempat kerja. Karyawan yang tidak stres akan cenderung lebih bahagia dan lebih fokus pada pekerjaan mereka.
Karyawan yang merasa lebih aman secara keuangan cenderung lebih puas dengan pekerjaan mereka dan memiliki pandangan yang lebih positif tentang majikan mereka.
6. Peningkatan Loyalitas Karyawan
Menyediakan training keuangan menunjukkan kepada karyawan bahwa perusahaan peduli dengan kesejahteraan mereka secara keseluruhan, bukan hanya kinerja mereka di tempat kerja. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas karyawan.
7. Peningkatan Produktivitas
Karyawan yang tahu cara pengaturan keuangan pribadi tidak akan terganggu oleh masalah keuangan di tempat kerja, memungkinkan mereka untuk lebih berkonsentrasi dan produktif.
8. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Keterampilan pengambilan keputusan yang ditingkatkan melalui pelatihan keuangan dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek pekerjaan, menyebabkan keputusan bisnis yang lebih tepat dan efektif.
Dengan demikian, training mengenai cara pengaturan keuangan pribadi tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan karyawan tetapi juga memberikan manfaat yang signifikan untuk perusahaan. Upaya ini nantinya akan berpengaruh dalam proses menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan mendukung, di mana karyawan merasa dihargai dan terdorong untuk berkontribusi pada kesuksesan organisasi dengan cara yang lebih signifikan.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui ini ya! Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Budaya Pengelolaan Keuangan dari Warga 7 Negara Dunia yang Bisa Dipelajari
Pernah penasaran enggak, gimana orang-orang di luar sana—di luar Indonesia, maksudnya—mengelola keuangannya? Pasalnya, kita tahu dong pasti, bahwa basic budaya itu sedikit banyak memengaruhi cara pengelolaan keuangan pribadi orang tersebut. Bisa jadi karena ada tradisi tertentu, atau kondisi sosialnya, atau bahkan kondisi alam di mana orang tinggal, yang memengaruhi cara mengelola uang masing-masing.
Seru banget pasti, kalau kita bisa tahu bagaimana cara pengelolaan keuangan mereka masing-masing. Siapa tahu, bisa belajar hal baru, iya nggak sih?
Table of Contents
Budaya dan Kebiasaan Pengelolaan Keuangan dari 7 Warga Negara di Dunia
Budaya dan kebiasaan itu berkaitan erat. Termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. So, dari hasil penelusuran ke beberapa sumber, warga dari beberapa negara ternyata punya kebiasaan pengelolaan keuangan yang khas dan menarik lo. Yuk, coba kita lihat.
1. Jepang: Menabung sebagai Kebiasaan Inti
Di Jepang, kebiasaan menabung telah menjadi bagian inti dari budaya mereka, yang mewakili nilai-nilai seperti kehati-hatian dan perencanaan untuk masa depan.
Masyarakat Jepang sudah memulai kebiasaan ini sejak usia muda, dengan tujuan untuk mengumpulkan tabungan yang dapat digunakan dalam situasi darurat atau untuk investasi jangka panjang.
Kebiasaan pengelolaan keuangan dengan menabung ini enggak hanya menunjukkan sikap bertanggung jawab terhadap keuangan pribadi, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup yang lebih luas yang menghargai kesederhanaan dan kehidupan yang bebas dari utang. Dengan mengutamakan pengeluaran yang bijaksana dan menghindari pemborosan, masyarakat Jepang menunjukkan komitmen mereka terhadap stabilitas finansial dan kesejahteraan jangka panjang, baik secara individu maupun sebagai komunitas.
2. Amerika Serikat: Fokus pada Investasi dan Kredit
Di Amerika Serikat, orang-orang punya kecenderungan kuat dalam hal penggunaan kredit dan partisipasi aktif dalam pasar saham.
Penggunaan kredit, baik melalui kartu kredit maupun pinjaman, dianggap sebagai alat yang vital dalam membangun dan memelihara skor kredit, yang berperan penting dalam ekonomi Amerika.
Di sisi lain, investasi di pasar saham enggak cuma dilihat sebagai cara untuk mengamankan masa depan finansial tetapi juga sebagai sarana untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi negara.
Dengan adanya berbagai sumber daya dan platform yang memudahkan akses ke pasar saham, semakin banyak orang Amerika yang melihat investasi sebagai cara untuk meningkatkan kekayaan pribadi mereka. Budaya ini menggambarkan sebuah masyarakat yang berani mengambil risiko dan inovatif dalam pengelolaan keuangan, selalu mencari peluang untuk tumbuh secara finansial melalui berbagai bentuk investasi.
3. India: Emas sebagai Investasi dan Simbol Status
Di India, emas memegang posisi yang sangat khusus dan multifaset dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Lebih dari sekadar investasi yang aman, emas dianggap sebagai simbol kemakmuran, status, dan bagian tak terpisahkan dari banyak tradisi budaya.
Keluarga di India umumnya memiliki dan mengakumulasi emas sebagai instrumen atau aset jangka panjang. Mereka memanfaatkannya sebagai pengaman terhadap ketidakpastian ekonomi dan inflasi.
Selain itu, emas memiliki peran penting dalam berbagai upacara dan perayaan, terutama dalam pernikahan. Pemberian perhiasan emas enggak cuma dianggap sebagai hadiah, tetapi juga sebagai simbol berkah dan keinginan baik.
Investasi dalam emas di India enggak terbatas pada perhiasan. Emas batangan dan yang berbentuk koin juga sama populernya.
4. Jerman: Kecenderungan untuk Menghindari Utang
Orang Jerman terkenal memiliki disiplin yang kuat, nyaris sama dengan orang Jepang dalam hal pengelolaan keuangan. Masyarakat Jerman secara umum dikenal memiliki kecenderungan untuk menghindari utang, menunjukkan preferensi yang jelas untuk hidup sesuai dengan kemampuan finansial mereka.
Konsep ini juga tercermin dalam kebiasaan sehari-hari mereka yang cenderung menghindari hal-hal seperti belanja impulsif. Mereka lebih memprioritaskan nilai dan ketahanan suatu barang, ketimbang beli harga murah tapi mudah rusak.
Fokus pada tabungan juga sangat menonjol, dengan banyaknya orang Jerman memilih untuk menabung secara konsisten untuk masa depan, daripada menghabiskan uang untuk kepuasan jangka pendek.
Mentalitas ini mencerminkan nilai-nilai seperti ketanggungan, ketelitian, dan perencanaan jangka panjang, yang telah menjadi bagian penting dari budaya Jerman.
5. Tiongkok: Menabung untuk Masa Depan
Di China, konsep menabung uang enggak sekadar kebiasaan, tetapi merupakan sebuah tradisi yang berakar kuat.
Menabung sering kali dilihat sebagai cara paling efektif untuk memastikan keamanan finansial di masa depan. Prinsip ini sudah diajarkan dari generasi ke generasi.
Menabung bagi orang Tiongkok adalah tanggung jawab sosial dan keluarga. Ada pemahaman, bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk merawat anggota keluarga yang lebih tua. Jadi, menabung dianggap penting demi memenuhi tanggung jawab ini, memastikan bahwa ada sumber daya yang cukup untuk menyokong kehidupan keluarga, terutama pada masa pensiun orang tua.
Praktik ini mencerminkan nilai-nilai konfusianisme tentang penghormatan dan perawatan terhadap orang tua. Dengan demikian, dalam konteks ini, menabung tak hanya dilihat sebagai keputusan finansial yang bijak, tetapi juga sebagai ekspresi cinta dan rasa tanggung jawab terhadap keluarga.
6. Brasil: Kegembiraan dan Kehidupan Sosial
Budaya Brasil dikenal dengan semangat komunitasnya. Mereka cenderung selalu bersemangat, hangat, dan punya jiwa sosial tinggi.
Di negara ini, pentingnya menjalin hubungan sosial dan merayakan kehidupan tercermin dalam cara pengelolaan keuangan penduduknya. Mereka umumnya spontan dan fleksibel dalam pengeluaran, dengan menekankan pentingnya menikmati momen sekarang, dan banyak berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan budaya. Mulai dari pertemuan keluarga yang besar, pesta jalanan, hingga acara-acara musik dan tari yang meriah.
Dalam banyak keluarga Brasil, kebiasaan menabung dan pengelolaan anggaran yang bijaksana tetap menjadi prioritas. Keseimbangan antara menikmati kehidupan dan bertanggung jawab secara finansial merupakan bagian dari etos masyarakat Brasil.
7. Swedia: Investasi dalam Kesejahteraan Sosial
Swedia, dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem kesejahteraan sosial yang paling maju di dunia. Warga negara ini umumnya paham, bahwa pajak tinggi merupakan trade-off terhadap sarana untuk mendanai layanan sosial yang luas dan inklusif.
Pendekatan ini mencerminkan nilai-nilai kolektif dan komitmen terhadap kesejahteraan bersama. Mereka melihat bahwa kesehatan, pendidikan, dan jaminan sosial yang berkualitas merupakan hak dasar setiap warga.
Warga Swedia memandang penting setiap anggota masyarakat, termasuk anak-anak, orang tua, dan mereka yang membutuhkan perawatan khusus. Karena itu, ada berbagai program dan inisiatif yang didanai oleh pajak.
Di Swedia, orang percaya bahwa kesejahteraan adalah tanggung jawab bersama masyarakat. Secara bersama inilah, mereka punya standar kualitas hidup yang tinggi dan rasa keamanan sosial yang kuat.
Setiap negara dan budayanya menawarkan perspektif yang unik terhadap pengelolaan keuangan pribadi, mencerminkan nilai, sejarah, dan kondisi ekonomi masing-masing.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Hmmm …
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengoptimalkan Manfaat dari Kelas Keuangan Online
Kamu sudah pernah ikut kelas keuangan QM Financial yang mana?
Ikut belajar keuangan di kelas online seperti di QM Financial memang bisa menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan keterampilan mengelola finansial. Nah, pertanyaannya, apa yang kemudian kamu lakukan setelah kelas selesai? Apakah sudah berhenti sampai di situ saja?
Ofkors tidak. Betul kan? Ya, seharusnya sih memang enggak berhenti hanya sampai kelas selesai. Bahkan faktanya, pembelajaran keuangan kita itu berlangsung seumur hidup loh! Jadi, jangan hanya berhenti di kelas. Lakukan beberapa hal berikut, agar manfaat kelas keuangannya lebih optimal.
Table of Contents
Mengoptimalkan Ilmu yang Didapatkan dari Kelas Keuangan
Review Materi
Setelah menyelesaikan kelas keuangan, langkah penting pertama adalah meluangkan waktu untuk secara menyeluruh untuk mereview kembali apa yang sudah didapatkan.
Enggak cuma sekadar membaca ulang catatan atau handout yang diberikan gratis, tetapi lebih kepada membenamkan diri dalam konsep dan prinsip yang telah dibahas.
So, cobalah duduk tenang, lalu buka semua materinya. Mulailah mengingat kembali topik-topik utama yang dibahas. Catatlah poin-poin penting dan konsep-konsep kunci, terutama yang paling relate dengan situasi yang sekarang kamu alami, atau yang memerlukan pemahaman lebih dalam.
Proses ini juga jadi kesempatan untuk mengidentifikasi area yang kamu mungkin belum sepenuhnya paham. Coba ditandai, agar kemudian kamu bisa mencari tahu lebih banyak dan menjawab pertanyaanmu sendiri.
Kamu juga bisa membuat ringkasan materi. Selain agar lebih mudah diingat, juga akan memudahkanmu untuk memahaminya. P
Praktik!
Apalah artinya belajar teori tanpa praktik? Bahkan, dalam hal keuangan, praktik itulah justru yang terbaik.
Setelah mempelajari berbagai konsep dan strategi di kelas keuangan, mulailah dengan mengidentifikasi aspek-aspek kehidupan finansial kamu yang paling membutuhkan perbaikan atau penyesuaian. Banyak ya?
Ya memang, tapi jangan overwhelmed dulu. Secara bertahap, aplikasikan satu konsep atau strategi pada satu waktu, sehingga kamu dapat memonitor dampaknya dengan jelas dan membuat penyesuaian bila perlu.
Sebagai contoh, jika kamu telah mempelajari tentang pentingnya anggaran, coba implementasikan dengan membuat anggaran bulanan yang detail. Buat rencana keuangan paling sederhana yang kamu bisa untuk memantau pengeluaran dan mengevaluasi efektivitasnya di akhir bulan.
Kalau mau segera fokus pada investasi, mulailah dengan investasi kecil di instrumen yang kamu pahami. Kamu bisa lanjut belajar dengan langsung praktik.
Memanfaatkan Sumber Daya Tambahan
Setelah mendapatkan ilmu di kelas keuangan, kamu juga bisa menambah lagi pengetahuanmu dari berbagai sumber daya tambahan lainnya.
Misalnya, habis ikutan kelas investasi, coba cari video QM Financial di YouTube yang menjelaskan tentang investasi. Dengan demikian, kamu akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan lebih dalam lagi. Kamu bisa mencari juga podcast-nya di Spotify, atau baca-baca artikel di website ini.
Selain itu, kamu juga bisa bergabung dengan komunitas online, seperti forum keuangan atau grup media sosial. Dengan begitu, kamu bisa berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, berbagi pengalaman, dan mendapatkan saran praktis.
Evaluasi dan Penyesuaian Strategi Keuangan
Setelah kamu mencoba mengimplementasikan ilmu yang kamu dapatkan, maka lakukan evaluasi agar kamu tahu seberapa efektif strategi tersebut untuk kamu gunakan mencapai tujuan keuangan.
Misalnya, kamu cek catatan keuanganmu. Apakah sekarang sudah mulai tampak seimbang antara pengeluaran dan pemasukan? Ataukah masih besar pasak daripada tiang? Jika iya, kamu perlu melihat lagi bagian mana yang salah, dan coba lakukan perubahan lagi.
Demikian juga kalau investasimu belum memberikan hasil seperti yang diharapkan, pertimbangkan untuk diversifikasi portofolio atau mengubah alokasi aset. Penting juga untuk mempertimbangkan perubahan dalam kondisi keuangan terkini, seperti perubahan pendapatan, keadaan keluarga, atau kondisi pasar.
Berbagi dengan yang Lain
Setelah memperkaya diri dengan pengetahuan dari kelas keuangan, membuka pintu pengetahuan itu kepada orang lain—baik itu keluarga, teman, atau rekan kerja—bisa menjadi pengalaman yang sama berharganya.
Enggak hanya akan membantu orang lain, berbagai ilmu juga akan membuatmu semakin pintar dan terampil dalam mengelola keuangan pribadimu. Proses berbagi ini akan “memaksa” kamu untuk melihat materi dari perspektif yang berbeda, sehingga bisa saja kemudian muncul pertanyaan atau insight yang tadinya enggak kepikiran.
Selain itu, diskusi yang muncul dari berbagi pengetahuan ini dapat menginspirasi ide-ide baru dan pendekatan yang berbeda terhadap masalah keuangan yang kamu hadapi. Jadi, enggak hanya bermanfaat untuk orang lain, kamu pun bisa belajar dari pengalaman dan wawasan orang lain.
Singkatnya, dengan berbagi pengetahuan, kamu enggak hanya memberi manfaat kepada orang lain tetapi juga terus mengasah dan memperluas pemahamanmu sendiri dalam dunia keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Bijak Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an: Langkah Demi Langkah
Usia 20 itu rerata merupakan first jobber. Usia yang kata orang merupakan garis start untuk memasuki hidup yang sebenarnya. Tsah. Mulai punya tanggung jawab, mulai punya penghasilan sendiri, termasuk usia yang pas untuk mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi.
Memang, kondisi orang akan berbeda. Ada yang memang sudah melek sejak awal mengenai pentingnya mengelola keuangan, tetapi enggak sedikit juga penganut paham YOLO—alias you only live once. Alias, kita cuma hidup sekali, masa enggak mau senang-senang sih?
Ya, hidup memang cuma sekali. Tapi kalau dihabiskan hanya untuk senang-senang tanpa mau bijak memiliki rencana keuangan, pada akhirnya ya sama saja. You only live once, ketika kamu salah dan tidak tahu cara bijak mengatur keuangan, kamu juga enggak bisa mengulanginya lagi untuk memperbaiki kesalahan itu.
Jadi, mau pilih yang mana?
Table of Contents
Pentingnya Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an
Yes, mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi sejak dini itu baik. Sejak dini itu kapan? Ya, sejak kamu mulai punya penghasilan. Hal ini adalah langkah krusial yang menentukan kualitas hidup di masa depan.
Di usia ini, kamu sudah memulai karier, yang umumnya disertai dengan penghasilan tetap pertama. So, pengelolaannya bukan cuma soal bagaimana menyimpan uang saja, tapi juga tentang memahami cara mengalokasikannya untuk kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
Mengelola keuangan pada usia ini juga berarti belajar untuk menyeimbangkan antara menikmati masa muda dan merencanakan masa depan finansial yang stabil.
Di sisi lain, tantangan finansial di usia 20-an itu memang cukup banyak. Mulai dari gaji awal yang masih belum seberapa, adanya tekanan untuk mengikuti gaya hidup, sampai soal menjadi sandwich generation.
Di saat yang sama, ini adalah masa ketika peluang untuk bertumbuh sangat besar. Mulai dari peluang investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil, hingga kesempatan untuk menaikkan skor kredit yang akan sangat berguna di masa mendatang.
Dengan mengetahui cara bijak mengatur keuangan, si usia 20 akan dapat membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depannya sendiri. Karenanya, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan pribadi di usia 20-an bukan hanya penting, tapi juga menjadi kunci untuk masa depan yang lebih cerah dan terjamin.
Cara Bijak Mengatur Keuangan di Usia 20-an
1. Menetapkan Tujuan Keuangan
Tujuan lo apa? Kamu pengin apa di hidupmu nanti? Nah, inilah yang harus ditentukan pertama kali dalam cara bijak mengatur keuangan.
So, tentukan targetmu baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Karena kamu berusia 20 tahun, kamu bisa mulai dari beberapa tujuan jangka pendek dulu. Enggak perlu ngadi-ngadi, kamu bisa mulai dari membangun dana darurat, menabung untuk liburan, sampai membeli gadget terbaru
Seiring waktu, kamu juga perlu menyusun tujuan jangka menengah hingga panjang. Misalnya mempersiapkan dana menikah, dana rumah, sampai dana pensiun.
Ingat, setiap tujuan harus ada judul, nominal, dan waktu. Tujuan yang jelas dan terukur memberikanmu arah yang jelas dalam membuat keputusan finansial sehari-hari, memastikan bahwa setiap pengeluaran atau investasi yang dilakukan selaras dengan apa yang ingin dicapai di masa depan.
2. Membuat Anggaran
Setelah menentukan tujuan, kamu bisa mulai melakukan proses cara bijak mengatur keuangan dengan mencatat secara jelas semua sumber pendapatan. Di dalamnya termasuk gaji, pendapatan sampingan, atau sumber lainnya.
Setelah mengetahui total pendapatan, langkah selanjutnya adalah mendokumentasikan semua pengeluaran, mulai dari biaya tetap seperti sewa rumah atau cicilan kendaraan, hingga pengeluaran variabel seperti makanan, hiburan, dan belanja.
Dengan memahami aliran masuk dan keluar uang secara detail, kamu dapat mengidentifikasi area di mana penghematan bisa dilakukan. Catatan ini juga akan membantumu memprioritaskan pengeluaran. Artinya kamu bisa memastikan kebutuhan wajib terpenuhi dulu, sebelum kamu memenuhi keinginan. Dalam jangka panjang, catatan ini akan menjadi alat penting dalam mencapai keseimbangan finansial dan mencapai tujuan finansial kamu.
3. Mengelola Utang
Usia 20 artinya juga kamu mulai berkenalan dengan utang. Umumnya sih, mulai pada punya kartu kredit.
Dalam menggunakan kartu kredit, bijaksana dan terkendali adalah kuncinya. Cara bijak mengatur keuangan termasuk di dalamnya menggunakan kartu kredit untuk transaksi yang kamu yakin bisa dibayar penuh setiap bulannya, sehingga menghindari akumulasi bunga. Memanfaatkan manfaat tambahan seperti poin reward atau cashback juga bisa menjadi strategi cerdas asalkan tidak mengundang pembelian impulsif.
4. Menabung dan Investasi
Untuk keduanya, kamu akan memerlukan disiplin dan konsistensi. Cara bijak mengatur keuangan terbaik adalah dengan menetapkan tujuan tabungan yang spesifik dan realistis, lalu secara rutin menyisihkan sebagian pendapatan ke dalam tabungan tersebut.
Sebuah metode efektif adalah dengan menggunakan prinsip “sisihkan di depan”, yaitu mengalokasikan sejumlah uang untuk ditabung segera setelah menerima penghasilan, sebelum uang tersebut digunakan untuk keperluan lain.
Sementara menabung fokus pada penyimpanan dan perlindungan aset, investasi bertujuan untuk pertumbuhan aset tersebut. Pengenalan dasar tentang investasi meliputi pemahaman terhadap pilihan investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Mana yang bisa dimanfaatkan, nah, kamu perlu mengenali tujuan keuangan, jangka waktu investasi, serta toleransi risiko.
Ikut kelasnya saja, makanya! Biar dapat penjelasan langsung dari trainer tentang cara bijak mengatur keuangan, plus langsung berkenalan dengan berbagai produk keuangannya. Nggak pakai ribet.
5. Miliki Proteksi
Enggak harus semua jenis asuransi kamu miliki. Minimal kamu harus punya asuransi kesehatan dulu. Biasanya sih setiap perusahaan secara otomatis akan mengikutsertakan karyawannya di program asuransi milik pemerintah ini, karena memang sudah jadi aturannya. Mengapa asuransi ini penting? Karena risiko kesehatan bisa datang tiba-tiba dan biaya perawatan medis terus meningkat.
Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk punya asuransi jiwa, apalagi kalau misalnya kamu adalah tulang punggung keluarga besar alias menjadi sandwich generation. Asuransi ini penting untuk melindungi orang-orang yang kamu sayang,
Selain asuransi, proteksi juga mencakup dana darurat, yang berfungsi sebagai jaring pengaman finansial untuk menghadapi situasi tak terduga. Umumnya, dianjurkan untuk memiliki dana darurat setidaknya sejumlah 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan.
6. Optimalkan Penghasilan
Di usia 20-an, peluang karier dan pengembangan diri itu berlimpah. Jadi, jangan sia-siakan peluangmu, mumpung energi juga masih full.
So, jajaki apakah kamu bisa mendapatkan sumber pendapatan tambahan. Mungkin dengan melakukan pekerjaan sampingan atau hobi yang dapat menghasilkan uang, seperti freelance, menjual produk atau jasa secara online, atau bahkan mengikuti gig ekonomi.
Sumber pendapatan tambahan ini enggak hanya menambah pemasukan, tapi juga bisa menjadi jaring pengaman finansial jika terjadi masalah dengan pekerjaan utama.
Selain itu, berusaha mendapatkan promosi di tempat kerja adalah cara lain untuk meningkatkan penghasilan. Ini bisa dicapai dengan meningkatkan keterampilan dan kinerja, atau dengan mengambil peran dan tanggung jawab tambahan.
Nah, gimana nih kamu yang sekarang usia 20-an? Apakah beberapa cara bijak mengatur keuangan pribadi di atas sudah kamu lakukan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pengenalan Biaya Investasi: Apa Itu dan Mengapa Penting
Biaya investasi adalah salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi. Seperti halnya transaksi bisnis di masa kini, investasi umumnya juga disertai dengan biaya.
Pada beberapa kasus, kamu akan mendapati rincian biaya dan pengeluaran saat melakukan bisnis. Perlu diketahui bahwa ada biaya tambahan yang dibebankan ke dalam investasi yang mungkin bahkan tidak kamu ketahui.
Penetapan biaya investasi ini biasanya dicantumkan dalam profil perusahaan, atau di Syarat dan Ketentuan, atau di dokumen lainnya. Sebagian besar investor nge-skip bagian ini, karena dinilai sebagai pengeluaran kecil. Namun, realitanya biaya tersebut sebenarnya bisa menjadi beban tersendiri, apalagi jika kamu melakukan jual beli aset secara aktif.
Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami biaya investasi dan dampaknya pada keuntungan investasi untuk memastikan agar kamu memperoleh hasil yang maksimal.
Table of Contents
Apa itu Biaya Investasi?
Biaya investasi adalah biaya yang dibebankan kepada investor untuk memakai produk keuangan, seperti biaya perdagangan, biaya broker, dan rasio biaya. Biaya investasi termasuk salah satu faktor yang menentukan kinerja investasi.
Seiring berjalannya waktu, meminimalkan biaya tersebut dapat menjadi alternatif untuk memaksimalkan kinerja. Namun, sebaiknya jangan membiarkan biaya investasi menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan investasi kamu.
Lalu, biaya apa saja yang akan dipotong dari hasil investasi?
Biaya yang umumnya dibebankan di muka adalah biaya distribusi, manajemen, layanan, administrasi, dan operasional. Hal ini tentu tidak terlalu buruk, apalagi jika kamu membayar mereka untuk membantu dalam memperoleh hasil terbaik dari investasi yang dijalankan. Biaya tersebut berkisar antara 1%-3% dan diambil setiap tahunnya.
Meskipun bernilai penting, perlu diingat bahwa biaya investasi mengurangi jumlah keseluruhan portofolio kamu. Bahkan ketika persentase biayanya terlihat kecil, rupanya akan semakin bertambah dari waktu ke waktu.
Alasan Pentingnya Biaya Investasi
Biaya investasi adalah total pengeluaran keuangan yang dibutuhkan untuk membeli, mengembangkan, dan mempertahankan investasi. Biaya ini meliputi beberapa faktor, mulai dari biaya permodalan, pembelian aset, biaya pemeliharaan, pajak, dan lain sebagainya.
Biaya investasi juga dapat berpengaruh terhadap tingkat pengembalian, hasil investasi, dan keberlanjutan portofolio investasi seseorang. Adapun alasan pentingnya biaya investasi di antaranya sebagai berikut.
Pengaruh terhadap Keuntungan Bersih
Biaya investasi adalah faktor yang mampu memengaruhi keuntungan bersih yang akan didapatkan dari investasi yang dimiliki. Semakin tinggi biaya investasi, maka semakin besar pula potensi keuntungan bersihnya. Itulah mengapa para investor sering berusaha untuk menekan biaya investasi agar keuntungannya lebih maksimal.
Memengaruhi Keputusan Investasi
Biaya investasi dapat memengaruhi keputusan investor dalam memilih jenis investasi dan menetapkan strategi investasi tertentu. Umumnya, biaya yang tinggi cenderung membuat investor memilih alternatif yang lebih terjangkau atau efisien dari segi biaya.
Pengaruh terhadap Tingkat Pengembalian Investasi (ROI)
Biaya investasi juga turut memengaruhi tingkat pengembalian investasi. Hal ini merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja investasi.
Tingginya biaya investasi adalah faktor yang dapat menurunkan ROI, sehingga menekan nilai investasi seiring berjalannya waktu. Namun, perlu diingat bahwa investor yang cerdas cenderung mencari investasi dengan biaya rendah agar tingkat pengembalian investasinya lebih optimal.
Pertimbangan Diversifikasi Portofolio
Ketika membuat portofolio investasi yang terdiversifikasi, kamu perlu mengalkulasi biaya investasi dari berbagai macam aset. Biaya yang tinggi pada beberapa produk investasi membuat investor perlu memilih alternatif investasi lain yang lebih efisien dari segi biaya, sehingga diversifikasi dapat tercapai lebih optimal.
Berguna untuk Perencanaan Keuangan
Biaya investasi adalah termasuk salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengelola finansial jangka panjang. Jika mempertimbangkan perencanaan pensiun atau investasi lainnya, biaya investasi yang besar bisa mengurangi anggaran yang tersedia di masa depan. Oleh karena itu, penting sekali untuk merefleksikan biaya investasi yang perlu dikeluarkan.
Transparansi dan Kepercayaan
Biaya investasi yang terbuka dan jelas membantu dalam mewujudkan transparansi antara pihak investor dengan penyedia layanan keuangan. Investor membutuhkan data yang akurat tentang biaya investasi untuk membuat keputusan investasi yang lebih terencana.
Secara umum, biaya investasi adalah salah satu elemen penting yang berpengaruh besar terhadap keputusan investasi. Dengan memilih produk investasi yang biayanya efisien, maka investor berpotensi meningkatkan peluang hasil investasinya agar lebih optimal.
Jadi, jangan lupa untuk memperhitungkan biaya investasi saat kamu membuat rencana investasi ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!