Fenomena Kelas Menengah yang Turun Kelas: Apa yang Bisa Dipelajari?
Menurut laporan BBC Indonesia, pada 2019, Indonesia memiliki 57,33 juta penduduk kelas menengah yang berkontribusi sebesar 43,3% terhadap total konsumsi rumah tangga. Menariknya, jumlah ini menurun menjadi 48,27 juta orang pada 2023, dengan kontribusi konsumsi hanya sebesar 36,8%.
Menurut laporan terbaru, tahun ini, jumlah penduduk kelas menengah kembali turun menjadi 47,85 juta orang, yang setara dengan 17,13% dari total populasi. Padahal, diharapkan proporsi kelas menengah mencapai sekitar 70% dari total populasi pada 2045, demi bisa mendapatkan predikat negara maju.
Penurunan ini terjadi karena dampak pandemi Covid-19, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Pandemi ini telah memengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Table of Contents
Apa Sih yang Dimaksud Kelas Menengah?
Kelas menengah di Indonesia menempati posisi di antara kelas bawah dan atas. Mereka enggak sekaya sultan, tetapi di atas kertas, cukup untuk hidup layak. Sementara, berbagai laporan dan studi menawarkan parameter yang berbeda-beda untuk mendefinisikan kelas menengah, sehingga jumlahnya berkisar antara 30 juta hingga ratusan juta orang.
Merangkum dari artikel Asumsi.co, pada 2010, Asian Development Bank mendefinisikan kelas menengah di Indonesia sebagai kelompok masyarakat yang mengeluarkan US$2-20 per hari. Nah, jumlahnya ternyata mencapai 46,58% dari total populasi, atau sekitar 102,7 juta jiwa. Meski secara ekonomi dianggap aman, kelas menengah ini bukan sultan. Sebanyak 90% dari mereka menghabiskan kurang dari US$20 per hari.
Sementara itu, Global Wealth Report 2015 menggunakan parameter dari Amerika Serikat, mendefinisikan kelas menengah sebagai mereka yang memiliki kekayaan US$50.000-500.000, menghasilkan persentase hanya 4,4%.
Bank Dunia, dalam laporan “Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class” pada 2020, mengaitkan kelas menengah dengan keamanan ekonomi. Yang masuk ke kelompok ini seharusnya adalah mereka yang terbebas dari risiko kemiskinan dan mampu membeli barang-barang di luar kebutuhan dasar, seperti hiburan, kendaraan pribadi, dan asuransi kesehatan.
Nah, kalau menurut definisi Bank Dunia, kelas menengah di Indonesia diukur dari pengeluaran bulanan sebesar Rp1,2 juta hingga Rp6 juta. Diperkirakan ada 52 juta orang yang masuk dalam kategori ini, atau sekitar 1 dari 5 penduduk Indonesia. Meskipun jumlah ini tumbuh sekitar 10% per tahun, pertumbuhan ini masih lebih lambat dibandingkan beberapa negara Asia lainnya.
Namun, batas bawah Rp1,2 juta itu dianggap rendah. Bahkan, UMP Jawa Tengah yang terendah di Indonesia masih di atas angka tersebut, yaitu Rp1,7 juta.
Survei menunjukkan bahwa hanya 1% dari kelas menengah yang menghabiskan lebih dari US$38 per hari, atau Rp6 juta per bulan. Makanan masih menjadi kebutuhan utama dengan porsi besar dalam pengeluaran mereka, mencapai 44% pada kelompok MC1 dan kurang dari 30% pada MC2.
Selain itu, meski menjadi bagian dari kelas menengah, banyak dari mereka yang belum mendapatkan akses sanitasi layak, air bersih, dan kualitas hunian yang baik. Menurut Bank Dunia, hanya 11% dari kelas menengah yang kebutuhan non-moneternya terpenuhi.
Pertanyaannya, jika kelas menengah saja hidup pas-pasan, bagaimana dengan kondisi kelas di bawahnya?
Baca juga: Kiat Mengatur Keuangan untuk Menghadapi Krisis
Pelajaran Keuangan yang Bisa Diambil dari Fenomena Menurunnya Kelas Menengah
Fenomena menurunnya kelas menengah memberikan banyak pelajaran penting tentang manajemen keuangan. Dari situasi ini, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk memperkuat stabilitas finansial dan menghadapi tantangan ekonomi. Berikut adalah pelajaran keuangan yang bisa dipetik dari fenomena ini.
Pentingnya Dana Darurat
Situasi tak terduga seperti pandemi dapat mengguncang stabilitas keuangan secara drastis. Dana darurat berperan penting dalam menghadapi krisis ini agar kita enggak harus mengorbankan kebutuhan dasar.
Dengan dana cadangan yang memadai, kita dapat menangani pengeluaran mendadak seperti biaya medis atau kehilangan pekerjaan, dengan tetap memastikan kebutuhan utama tetap terpenuhi. Dana darurat memberi kita perlindungan finansial dan ketenangan pikiran di masa-masa sulit.
Diversifikasi Pendapatan
Mengandalkan satu sumber pendapatan bisa menjadi risiko besar dalam menjaga kestabilan finansial. Dengan memiliki lebih dari satu sumber penghasilan, kita bisa mengurangi dampak negatif jika terjadi kehilangan atau penurunan pendapatan utama.
Diversifikasi ini bisa dilakukan dengan memiliki pekerjaan sampingan, investasi, atau membuka usaha kecil. Dengan cara ini, kita lebih siap menghadapi berbagai situasi ekonomi dan mempertahankan kestabilan finansial. Diversifikasi penghasilan memberikan keamanan tambahan dan fleksibilitas dalam mengelola keuangan.
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Merencanakan keuangan jangka panjang sangat penting untuk mencapai keamanan finansial. Mulailah dengan punya tabungan—meskipun bukan nominal yang ideal, seenggaknya harus punya dulu. Syukur-syukur bisa punya investasi investasi yang strategis juga, yang dapat memberikan perlindungan dan stabilitas finansial di masa depan.
Dengan perencanaan yang tepat, kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi tak terduga seperti krisis ekonomi atau pengeluaran darurat. Jadi, enggak perlu turun kelas kalau ada krisis.
Perencanaan jangka panjang juga membantu memastikan bahwa tujuan keuangan, seperti pendidikan anak atau dana pensiun, dapat tercapai dengan lebih efektif. Keamanan finansial yang didapatkan dari perencanaan ini memberikan ketenangan pikiran dan kesiapan untuk menghadapi berbagai kondisi ekonomi.
Hidup Hemat dan Bijak
Mengelola pengeluaran dengan bijak adalah kunci untuk menjaga kesehatan finansial. Penting untuk mengetahui prioritas, seperti kebutuhan pokok dan tabungan, serta menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Dengan cara ini, keuangan bisa tetap stabil dan terhindar dari utang.
Hidup hemat bukan berarti menekan semua keinginan, tetapi lebih kepada membuat keputusan keuangan yang cerdas dan terencana. Dengan begitu, kita bisa menabung lebih banyak, berinvestasi, dan menikmati kehidupan tanpa tekanan finansial yang berlebihan.
Hemat dan bijak dalam pengeluaran membantu mencapai tujuan finansial jangka panjang dan memberikan ketenangan pikiran.
Edukasi Keuangan
Memahami konsep dasar keuangan adalah langkah penting untuk membuat keputusan keuangan yang tepat. Pengetahuan tentang pengelolaan utang, investasi, dan perencanaan pensiun dapat membantu mengatur keuangan dengan lebih baik.
Dengan edukasi keuangan yang memadai, kita dapat menghindari jebakan utang, memilih investasi yang menguntungkan, dan merencanakan pensiun dengan bijak. Pemahaman ini enggak hanya meningkatkan kemampuan finansial tetapi juga memberikan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai situasi ekonomi.
Edukasi keuangan membantu mencapai keamanan finansial yang lebih stabil dan masa depan yang lebih cerah.
Baca juga: Jokowi: Rakyat Harus Lebih Banyak Belanja – Begini Cara Belanja Hemat tanpa Kalang Kabut
Fenomena penurunan kelas menengah memberikan banyak pelajaran berharga. Memastikan adanya dana darurat, diversifikasi pendapatan, perencanaan keuangan jangka panjang, hidup hemat dan bijak, serta edukasi keuangan adalah langkah penting yang harus diterapkan. Dengan memahami dan menerapkan pelajaran ini, stabilitas finansial dapat lebih terjaga di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tip dan Trik Snack Sehat dan Hemat untuk Anak saat Liburan
Menyediakan snack sehat buat anak-anak pasti jadi keinginan orang tua mana pun. Apalagi sudah masuk musim liburan begini nih. Anak-anak lebih banyak di rumah, biasanya ya boros deh persediaan camilannya.
Enggak cuma kudu masak buat makan sehari tiga kali, masih harus menyediakan camilan juga di antara makan besar. Karena, yah, namanya anak-anak … Mereka dalam masa pertumbuhan! Apalagi dalam kondisi liburan, mereka menganggur, energi berlebih, camilan pasti maunya juga banyak.
Lalu gimana?
Dengan kebutuhan untuk menjaga kesehatan tanpa menghabiskan banyak uang, mencari alternatif camilan yang baik bagi tubuh dan dompet adalah sebuah keharusan.
Menemukan keseimbangan antara nutrisi dan pengeluaran bisa terasa seperti tugas yang cukup berat, ya kan, Bun? Namun, dengan strategi yang tepat dan sedikit kreativitas, menyediakan snack sehat yang bergizi dan ekonomis tidak hanya mungkin, tetapi juga bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan.
Table of Contents
Snack Sehat dan Hemat, Ini Triknya
1. Beli dalam Jumlah Besar
Kalau kau mau jaga kantong tetap aman sambil tetap memberikan snack sehat buat anak-anak, salah satu caranya adalah dengan membeli bahan-bahannya dalam jumlah yang banyak sekaligus.
Ketika belanja buah, sayur, atau bahan lainnya dalam jumlah besar, biasanya akan ada harga khusus. Tapi, pastikan bahan dikelola dan disimpan dengan benar ya, supaya tak hanya bisa menjaga higienisnya tetapi juga tahan lama.
Baca juga: Liburan Hemat untuk Keluarga Muda: Menikmati Waktu Berkualitas Tanpa Menguras Dompet
2. Gunakan Produk Lokal dan Musiman
Belanja produk lokal yang lagi musim bisa jadi satu trik yang jitu untuk bisa menyediakan snack sehat dan hemat. Buah dan sayur yang tumbuh sesuai musimnya biasanya lebih murah, soalnya enggak perlu biaya tambahan buat pengangkutan jauh atau penanganan khusus.
Belum lagi, produk musiman itu rasanya lebih enak dan penuh nutrisi karena dipanen pada waktu yang tepat. Pasar lokal bisa jadi spot belanja favorit karena selain mendukung petani lokal, kamu juga bisa mendapatkan harga yang lebih bersahabat.
Jadi, selain kamu dapat snack sehat, kamu juga membantu ekonomi komunitas di sekitarmu deh.
3. Bikin Snack Sendiri
Nah, kalau kamu pengin lebih hemat lagi sambil tetap menyediakan snack sehat buat si kecil, kenapa enggak coba buat snack sendiri di rumah? Daripada beli snack kemasan dan sering kali mengandung pengawet, lebih baik mengolah bahan-bahan segar yang dipilih sendiri.
Orang tua bisa mulai dengan hal-hal sederhana seperti memotong buah-buahan segar untuk dijadikan salad buah atau membuat yogurt buah sendiri di rumah. Atau, coba juga bikin oat bars yang gampang dibuat dan praktis untuk camilan cepat. Ada juga pilihan seperti kue kering atau puding.
Jangan lupa, ajak anak untuk ikut serta dalam pembuatannya. So, selain lebih sehat, kegiatan ini juga bisa jadi cara asyik untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak di dapur dan menikmati masa libur bersama mereka.
4. Manfaatkan Sisa Makanan
Kadang-kadang, ada sisa makanan yang kita bingung mau diapakan. Nah, bisa tuh masa liburan ini jadi momen belajar untuk mengolah makanan dengan lebih baik lagi. Misalnya, sisa nasi, kita bisa keringkan dengan oven, terus taburin garam halus. Jadi deh makanan khas Solo, intip.
Atau, masih ada sisa-sisa sayuran. Bisa tuh disulap jadi muffin sayur buat sarapan. Atau, diolah jadi smoothie yang sehat.
Dengan begitu, enggak cuma hemat dan praktis, tetapi sekaligus kamu menerapkan zero waste. Juga, bikin menu harianmu lebih variatif dan penuh nutrisi. Jadi, mulai sekarang, ubah mindset dengan melihat sisa makanan sebagai bahan dasar kreasi kuliner selanjutnya.
5. Meal Plan
Mau tahu rahasia jitu biar belanja makanan enggak bikin kantong jebol? Jawabannya adalah meal plan! Cobain deh, sebelum mulai minggu baru, luangkan waktu sebentar untuk merencanakan apa saja makanan dan snack sehat yang bisa disajikan untuk seminggu ke depan. Dengan cara ini, jadi bisa lebih teratur dalam membeli bahan-bahan yang benar-benar diperlukan.
Enggak cuma itu saja. Dengan membuat meal plan, kamu juga bisa menghindari godaan untuk belanja impulsif saat sudah berada di toko. Kalau sudah punya rencana jelas, kamu bisa fokus membeli apa yang memang dibutuhkan.
Selain menghemat uang, cara ini juga membantu mengurangi limbah makanan juga. Jadi, yuk mulai terapkan kebiasaan baik ini biar belanja lebih hemat.
Baca juga: Tip Hemat Pengeluaran untuk Makan tetapi Tetap Terpenuhi Kebutuhan Gizinya
6. Belajar tentang Nutrisi
Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya makan sehat itu bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari, seperti saat kita membuat snack bersama di dapur.
Jadi, enggak perlu ragu mengajak si kecil ikut serta dalam proses pembuatan snack sehat yang akan mereka makan. Anak-anak biasanya juga akan lebih semangat makan, kalau mereka ikut dilibatkan saat membuatnya.
Cara seperti ini juga bisa membuat anak-anak lebih menghargai makanan yang disediakan dan membangun kebiasaan makan sehat dari kecil. Selain itu, kegiatan ini juga bisa jadi momen kebersamaan yang asyik antara orang tua dan anak-anak. Jadi, selain snacknya yang bergizi, momen kebersamaannya pun jadi tambah berharga.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji 3 Juta
Cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta memang bukan hal mudah. Namun, dengan perencanaan dan strategi yang tepat, hal ini bisa dicapai.
Buktinya, banyak kok keluarga berpendapatan terbatas berhasil mengelola keuangannya dengan baik. Mereka enggak hanya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tapi bahkan juga bisa menabung.
Rahasia mereka terletak pada penerapan langkah-langkah pengelolaan keuangan yang cerdas dan disiplin.
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian ini, memiliki kemampuan mengatur keuangan adalah keterampilan yang sangat berharga. Terlebih lagi, untuk keluarga dengan penghasilan 3 juta per bulan, setiap rupiah yang masuk dan keluar harus dihitung dengan cermat.
Kunci dari kesuksesan pengelolaan keuangan terletak pada pemahaman akan prioritas dan penggunaan sumber daya yang ada dengan efektif. Langkah-langkah yang akan diuraikan dalam artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam mencapai stabilitas finansial dengan gaji yang ada.
Table of Contents
Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji 3 Juta
1. Kenali Pengeluaran
Memahami ke mana uang beredar setiap bulan adalah langkah awal yang penting dalam cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta. Kategorikan pengeluaran menjadi setidaknya 4 kategori besar: kebutuhan rutin, cicilan utang, investasi, dan lifestyle.
Kebutuhan rutin meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk kebutuhan pokok, misalnya seperti makan, token listrik, pulsa, ongkos transportasi, perawatan diri, dan sebagainya. Cicilan utang termasuk KPR, cicilan kartu kredit, paylater, cicilan panci, dan sejenisnya. Investasi adalah pengeluaran-pengeluaran untuk dana darurat, dana pensiun, dana pendidikan anak, dan sebagainya. Sementara lifestyle adalah pengeluaran self reward, makan-makan di luar, hobi, dan sejenisnya.
Catatlah setiap pengeluaran yang dilakukan, sesuai dengan kategorinya. Dengan cara ini, kamu dapat mengendalikan cash flow dengan lebih baik. Dengan mencatat setiap pengeluaran, jelas terlihat apa saja yang menjadi lubang kebocoran uang. Dari situ, bisa dianalisis, mana pengeluaran yang bisa dipangkas atau diatur ulang.
Salah satu aspek terpenting dalam mengatur keuangan adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Banyak orang terjebak dalam membeli barang atau jasa yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Memahami perbedaan ini bisa menghemat jumlah uang yang cukup signifikan setiap bulannya. Dengan demikian, uang tersebut bisa dialokasikan untuk pos pengeluaran lain yang lebih penting atau untuk tabungan.
2. Pakai Formula 4-3-2-1
Memiliki anggaran yang jelas adalah fondasi kuat dalam cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta. Salah satu cara efektif untuk mengatur anggaran adalah dengan menerapkan formula 4-3-2-1.
Dalam pendekatan ini, 40% dari total penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan rutin seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi. Selanjutnya, 30% ditujukan untuk membayar cicilan utang, apabila ada. Sementara itu, 20% bisa digunakan untuk kegiatan yang meningkatkan kualitas hidup, seperti hobi atau jalan-jalan. Terakhir, 10% dari penghasilan sebaiknya dialokasikan untuk investasi, yang akan berperan sebagai fondasi keuangan di masa depan.
Dengan gaji 3 juta, langkah pertama adalah menentukan jumlah uang untuk masing-masing kategori sesuai formula tersebut. Kurang lebih hitungannya seperti ini:
- Rp1.200.000 untuk kebutuhan rutin
- Rp900.000 (maksimal) untuk cicilan utang
- Rp600.000 untuk kegiatan lifestyle
- Rp300.000 untuk investasi.
Dari sini, lebih mudah mengalokasikan dana spesifik untuk makanan, tempat tinggal, transportasi, dan pendidikan dalam kategori kebutuhan rutin.
3. Tentukan Prioritas dan Fleksibel
Adalah penting bagi kita untuk mengenali prioritas dan fleksibel sebagai cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta. Artinya, kita harus bisa mengubah prioritas—meski sudah kita tentukan anggarannya—secepat kondisi yang berubah.
Misalnya saja, jika cicilan utang sudah lunas, bagian anggaran tersebut bisa dialihkan untuk menambah dana investasi atau tabungan. Demikian pula, jika terdapat kenaikan gaji, perlu mempertimbangkan untuk menyesuaikan alokasi anggaran agar sesuai dengan kebutuhan atau tujuan keuangan baru. Atau misalnya lagi butuh dana banyak karena ada pengeluaran ekstra yang penting, anggaran untuk lifestyle bisa dialihkan dulu.
Perlu bijak untuk memutuskan dan menentukan prioritas, juga fleksibel dengan kondisi. Namun, sekaligus disiplin juga terhadap anggaran yang sudah ditentukan.
4. Punyai Strategi Hemat di Semua Pos
Karena cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta itu cukup terbatas, kamu perlu punya banyak strategi jitu untuk penghematan. Hal-hal berikut ini bisa kamu lakukan untuk bisa menghemat di semua pos:
- Belanja di pasar lokal atau tradisional
- Manfaatkan beragam promo supermarket
- Hemat listrik dan air, matikan lampu dan keran saat enggak dipakai.
- Pilih moda transportasi yang lebih ekonomis, misalnya dengan transportasi umum.
- Pilih berjalan kaki atau bersepeda untuk jarak dekat.
- Liburan dengan piknik di taman lokal atau menonton film di rumah
- Daur ulang atau perbaiki barang daripada membeli baru
Dengan strategi yang tepat, mengurangi pengeluaran di semua pos bukan hanya mungkin, tapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup.
5. Tambah Penghasilan
Mencari pendapatan tambahan merupakan langkah cerdas dalam cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta. Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan, sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
Mulai dari pekerjaan sampingan seperti menulis lepas, desain grafis, atau menjual produk handmade online. Setiap kemampuan unik bisa menjadi sumber penghasilan tambahan.
Diversifikasi sumber pendapatan bukan hanya tentang menambah jumlah uang yang masuk. Lebih dari itu, ini tentang membangun kestabilan keuangan.
Dengan memiliki beberapa sumber pendapatan, risiko kehilangan pendapatan utama menjadi tidak terlalu menakutkan. Ini ibaratnya seperti membangun jaring pengaman finansial, sehingga ketika satu sumber pendapatan terganggu, masih ada sumber lain yang bisa diandalkan.
Mempraktikkan langkah-langkah dalam cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta di atas memang membutuhkan komitmen dan disiplin.
Namun, dengan pengetahuan dan strategi yang tepat, setiap keluarga dapat mencapai kestabilan finansial, dengan cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta ini. Untuk mendalami lebih jauh tentang cara mengatur keuangan dengan lebih efektif, yuk, bergabung dengan kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Lika-Liku Punya Pasangan Pelit Finansial: Gimana Atur Uangnya?
Punya pasangan pelit itu berkah lo! Nggak percaya?
Iya, meskipun ada tantangannya juga (dan besar), tapi punya pasangan pelit itu juga bisa jadi berkah. Salah satunya adalah pengelolaan keuangan rumah tangga pasti akan lebih efisien. Pasalnya, orang yang punya sifat pelit itu cenderung lebih sadar kalau ngeluarin uang. So, pastinya akan ngaruh juga kan ke keuangan rumah tangga. Bye, boros! Pasangan pelit itu bisa jadi lebih fokus juga pada tabungan, karena lebih suka menyimpan uang. So, bisa dibilang, tujuan finansial jangka panjang aman-lah ya?
Namun, di sisi lain, kalau pelitnya kebangetan, ya bisa jadi mengancam keberlangsungan rumah tangga.
Apa Sih Definisi Pelit Itu?
Orang yang biasanya dikatakan pelit itu adalah orang yang punya kecenderungan untuk enggan mengeluarkan uang, bahkan dalam situasi di mana pengeluaran tersebut mungkin diperlukan atau wajar saja dilakukan. Ini adalah hal yang berbeda dengan hemat ya.
Hemat adalah sikap bijaksana dalam menggunakan sumber daya atau uang dengan cara yang efisien dan efektif, menghindari pemborosan dan fokus pada kebutuhan penting. Sementara itu, pelit adalah ketidakmauan untuk menggunakan uang atau sumber daya bahkan untuk kebutuhan yang penting, bahkan sering kali mengorbankan kualitas hidup, kebahagiaan, atau hubungan dengan orang lain.
Jadi, bisa disimpulkan, bahwa hemat merupakan kebiasaan keuangan yang positif, sementara pelit cenderung memiliki konotasi negatif dan bisa menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan.
Terkadang, sikap pelit ini dapat menyebabkan permasalahan dalam hubungan, terutama jika pasangan yang lain memiliki pandangan yang berbeda mengenai pengelolaan keuangan.
Ciri-Ciri Pasangan Pelit
Pasangan pelit sering menunjukkan perilaku yang mengindikasikan keengganan mereka untuk mengeluarkan uang. Misalnya seperti menawar harga secara berlebihan, enggan membeli barang berkualitas, atau menghindari pengeluaran uang bahkan untuk kebutuhan dasar.
Sikap pelit ini dapat berdampak pada keuangan keluarga, seperti mengakibatkan ketidakseimbangan dalam kontribusi keuangan atau menghalangi pencapaian tujuan finansial bersama.
Beberapa ciri yang ditampakkan oleh orang yang punya sifat pelit adalah sebagai berikut:
- Enggan berbagi: Orang pelit sering kali enggan berbagi uang, sumber daya, atau waktu mereka dengan orang lain, bahkan dalam situasi di mana mereka memiliki cukup untuk berbagi.
- Mengutamakan harga daripada kualitas: Orang pelit cenderung memilih produk atau jasa yang lebih murah tanpa mempertimbangkan kualitas, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan pengeluaran lebih besar karena harus mengganti atau memperbaiki barang yang tidak tahan lama.
- Menghindari pengeluaran sosial: Orang pelit mungkin menghindari situasi di mana mereka diharapkan untuk mengeluarkan uang, seperti makan malam bersama teman, hadiah ulang tahun, atau sumbangan amal.
- Selalu mencari tawar-menawar atau potongan harga: Orang pelit sering kali sangat terobsesi dengan mendapatkan penawaran terbaik dan diskon, terkadang menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk menghemat sejumlah kecil uang.
- Menghitung-hitung pengeluaran kecil: Orang pelit mungkin terlalu fokus pada pengeluaran kecil dan sering menghitung-hitung uang yang dikeluarkan, bahkan untuk biaya yang relatif tidak signifikan.
Yah, tapi kalau sudah cinta, ya pelit ini hanya sekadar bumbu saja, sebenarnya. Bisa kok diatasi, asalkan tahu strategi yang tepat.
Strategi Menghadapi Pasangan Pelit
Ketika hidup bersama pasangan pelit, beberapa lika-liku yang mungkin dihadapi meliputi ketegangan dalam pengambilan keputusan keuangan, hambatan dalam mencapai tujuan finansial bersama, dan pengaruh negatif terhadap kualitas hidup dan kebahagiaan. Misalnya, pasangan yang pelit mungkin enggan mengeluarkan uang untuk liburan atau perbaikan rumah yang diperlukan. Ya, kalau hanya sesekali, ya enggak apa. Tapi kalau sudah jadi pasangan, wah, ya harus diatasi supaya nggak muncul konflik lanjutan yang membahayakan hubungan.
Coba lakukan beberapa hal berikut ini.
1. Komunikasi yang efektif tentang keuangan
Jujur dan terbuka tentang perasaan kita terkait perilaku pasangan pelit itu sangat penting. Beri tahu mereka bagaimana sikap mereka bisa memengaruhi hubungan dan keuangan keluarga, serta apa yang kita harapkan dari mereka.
Setelah menyampaikan perasaan, cobalah mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Diskusikan cara-cara untuk mencapai keseimbangan dalam pengeluaran dan menemukan kompromi yang adil.
2. Mengatur anggaran keluarga
Buat daftar prioritas keuangan bersama, seperti dana darurat, dana pendidikan anak, atau perbaikan rumah. Dengan tujuan yang jelas, akan lebih mudah bagi pasangan pelit untuk memahami pentingnya pengeluaran tersebut.
Setelah menetapkan prioritas, buat anggaran bulanan yang mencakup semua kebutuhan keluarga. Pastikan anggaran ini realistis dan mencerminkan keuntungan dan kebutuhan kedua belah pihak, serta menyediakan ruang untuk fleksibilitas.
3. Mempelajari manajemen keuangan bersama
Pelajari lebih lanjut tentang pengelolaan keuangan dengan mengikuti kursus, seminar, atau kelas keuangan dalam bentuk apa pun bersama pasangan. Pengetahuan yang didapat dapat membantu kamu dan pasangan membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana.
Sudah pernah daftar di kelas FCOS QM Financial belum? Ada banyak topik yang dibahas lo!
Hidup bersama pasangan pelit finansial memang memiliki lika-liku tersendiri. Namun, dengan komunikasi yang efektif, perencanaan yang bijaksana, dan saling pengertian, pasangan dapat mengatasi permasalahan yang muncul dan mengoptimalkan manfaat hidup bersama pasangan pelit untuk mencapai kebahagiaan dan keberhasilan keuangan keluarga.
Jangan lupa untuk mencari titik temu, bekerja sama, dan terus belajar bersama agar dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan sejahtera dalam menghadapi tantangan keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kompor Listrik vs Kompor Gas vs Kompor Induksi: Lebih Hemat Mana?
Gas LPG nonsubsidi harganya bikin auto pengin pensiun jadi kokinya anak-anak. Mau pindah ke LPG melon yang disubsidi oleh pemerintah, kok ya masih banyak yang lebih pantas dan butuh. Mau beralih ke kompor listrik, jangan-jangan malah lebih boros. Tapi kalau indikator di regulator gas sudah mulai mendekati merah, kok ya deg-degan semacam mau ditembak sama mantan.
Masalah kompor listrik, kan takut juga jangan-jangan tagihannya nanti yang gantian melonjak. Biasanya sebulan cuma beli token 2 kali paling banter, nanti jadi 3 – 4 kali kan sama saja.
Curhatan di atas pasti banyak yang relate di hari-hari belakangan. Betul? Mari sini gandengan dulu.
Lalu, sudah pernah benar-benar membandingkan antara kompor gas dan kompor listrik belum? Beberapa waktu yang lalu juga sempat beredar wacana bahwa subsidi gas 3 kg akan dialihkan ke kompor induksi. Nah, yang kayak apa pula itu kompor induksi? Memangnya bakalan lebih hemat daripada kompor gas ataupun kompor listrik?
Coba yuk, kita ulik
Menghitung Kinerja Kompor Gas dan Kompor Listrik
Mari kita langsung coba hitung.
LPG 12 kg sekarang harganya antara Rp210.000 – Rp270.000. Mari kita pakai yang paling tinggi, Rp270.000. Pemakaian gas kira-kira adalah 60 jam. Dengan demikian per jamnya, kita akan menghabiskan gas sebesar Rp4.500.
Selanjutnya, kita asumsikan listrik untuk rumah tangga sebesar 1.300 VA, tarifnya adalah Rp1.467 per kWh. Artinya setiap 1000 watt listrik per jamnya kita akan ditagih Rp1.467. Dari beberapa penelusuran ke para penjual kompor listrik online, rata-rata akan butuh daya antara 1.000 hingga 2.200 watt yang 2 tungku. Mari kita pakai yang terbesar, yaitu 2.200 watt. Artinya dalam pemakaian per jam, masak dengan kompor listrik akan butuh biaya Rp3.139,4.
So, kalau dilihat pemakaian per jam, kompor listrik jadi lebih hemat.
Lalu, bagaimana dengan kompor induksi? Beda atau sama dengan kompor listrik?
Dari penelusuran, rata-rata kompor induksi watt-nya lebih kecil, yaitu 400 – 1.000 watt. Dengan demikian, jika dihitung dengan watt terbesar, dalam 1 jamnya, tagihan listrik menjadi Rp1.467 untuk daya listrik yang sama.
Keunggulan dan Kelemahan Kompor Gas, Kompor Listrik, dan Kompor Induksi
Nah, kita sudah membuat perhitungannya, tetapi itu belum termasuk perhitungan beli kompornya sendiri dan juga utilitasnya.
Memang masing-masing ada plus dan minusnya, tinggal kita yang mesti pintar memanfaatkannya sesuai kondisi dan kemampuan.
Kompor Gas
Kompor gas sih sudah semua orang menggunakan, jadi sudah sangat user friendly. Kalau belum punya, harga beli kompor gas ini terjangkau. Yang satu tungku ada yang di bawah Rp100.000. Kalau yang 2 tungku antara Rp300.000 – Rp600.000. Yang portable harganya Rp150.000 – Rp200.000. Tapi untuk portable, kayaknya bakalan boros kalau dipakai untuk rumah tangga yang tiap hari masak untuk keluarga. Kompor portable lebih cocok buat anak kos, yang paling banter masak mi instan.
Selain kompornya, butuh selang dan regulator untuk mengalirkan gas dari tabung ke kompor. Jangan lupa menaruh tabung di area yang agak terbuka, setidaknya yang berventilasi bagus. Karena cukup berbahaya kalau berada di ruang tertutup.
Kalau pakai gas, tentu saja tagihan listrik bisa dikurangi. Tetapi ada harga juga buat beli gasnya. Perlu dicatat, bahwa efisiensi kompor gas hanya sekitar 60%. Inilah yang membuatnya lebih boros, karena energi yang benar-benar mengalir untuk memasak hanya 60%, selebihnya menguap. Apalagi kalau mengingat bahwa gas merupakan sumber energi tak terbarukan, yang lama kelamaan bakalan habis.
Kompor Listrik
Kompor listrik memang belum terlalu populer. Apalagi buat rumah tangga kelas menengah ke bawah. Harga kompor listrik 1 tungku antara Rp100.000 – Rp500.000. Dua tungku sampai dengan Rp1 jutaan. Lumayan ya?
Daya yang dibutuhkan juga antara 300 – 600 watt untuk 1 tungku. Dua tungku, berarti ya kira-kira butuh daya dua kalinya juga. Ini lumayan kalau untuk rumah tangga dengan daya listrik 450 watt hingga 900 watt. Padahal, rentang daya inilah yang paling banyak dimiliki oleh keluarga-keluarga di Indonesia.
Namun, biaya utilitas tidak serumit kompor gas, karena hanya butuh colokan listrik saja. Juga lebih aman, bebas dari risiko meledak. Untuk efisiensinya juga lebih baik, karena kompor listrik bisa menghasilkan panas sampai 70%. Listrik sendiri merupakan sumber energi yang bisa terbarukan, sehingga akan lebih ramah lingkungan. Tapi kalau lagi pemadaman listrik—seperti yang sering terjadi di daerah-daerah yang bisa dua kali seminggu pemadaman—jadi repot juga, karena semua tergantung pada listrik.
Kompor Induksi
Kompor induksi berbeda dengan kompor listrik. Kalau kompor listrik, sumber daya benar-benar dari listrik yang dihubungkan dengan colokan yang kemudian memanaskan pelat kawat. Sedangkan kompor induksi bekerja dengan sistem elektromagnetik, sehingga jauh lebih efisien hingga mendekati 99%. Karena itu, kompor induksi lebih cepat panas ketimbang kompor listrik, yang kadang sampai makan waktu 5 menit sekadar untuk memanaskan.
Kompor induksi biasanya dilengkapi dengan pengaturan suhu pemanasan, seperti microwave. Dengan demikian, pemakaiannya bisa diatur dengan daya listrik yang menyesuaikan dengan temperatur yang digunakan. Rata-rata sih maksimal 1.000 watt. Untuk kompor induksi 2 tungku, biasanya tungku yang satu akan lebih besar daripada tungku yang lain.
Harga kompor induksi lebih mahal sedikit ketimbang kompor listrik, yaitu Rp400.000 hingga Rp1 jutaan tergantung jumlah tungku dan fiturnya. Untuk rumah tangga dengan daya listrik 450 – 900 VA, kompor induksi mungkin juga akan berat.
Nah, demikian perhitungan dan perbandingan hemat antara kompor gas, kompor listrik, dan kompor induksi. Jadi, gimana? Pilih yang mana? Yang pasti, cash flow harus diatur dengan baik. Karena di situlah, kunci paling dasar dari penghematan agar semua kebutuhan tercukup dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Cara Investasi Sukses ala Warren Buffett, sang Peramal dari Omaha
Siapa investor paling sukses di dunia? Mungkin yang terpikirkan adalah satu nama ini: Warren Buffett, meskipun ada banyak sekali sederet nama investor lain yang sama suksesnya. Tapi, kita memang harus mengakui, bahwa pemilik Berkshire Hathaway inilah ‘empu’ dunia investasi.
Jika kamu menelusuri sosoknya, kamu akan dapat menemukan banyak profilnya di internet. Sepak terjangnya di dunia saham sudah puluhan tahun. Jam terbang dan keterampilan yang sudah master membuatnya dijuluki The Oracle of Omaha, sang peramal dari Omaha, saking setiap kata-katanya terbukti nyata terjadi di dunia pasar modal.
Kamu mau berguru darinya? Bisa kok, Warren Buffett terkenal enggak pernah pelit bagi-bagi ilmu. Berikut adalah rangkumannya, yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Kamu bisa mulai belajar dulu dari sini, kemudian lanjut mencari sumber yang lainnya nanti.
Cara Investasi Sukses ala Warren Buffett
1. Temukan guru yang tepat
Orang yang mau belajar, pasti harus dimulai dengan mencari guru yang tepat. Tak ketinggalan Warren Buffett. Di tahun 1949, ia membaca buku The Intelligent Investor yang ditulis oleh Benjamin Graham. Dari situlah, ia mengaku mendapat banyak pelajaran tentang investasi. Hal ini juga akhirnya membawa Buffett untuk kuliah di Columbia Business School, sekolah yang salah satu dosennya adalah Benjamin Graham.
Warren Buffett mengatakan, bahwa dalam perjalanannya, seorang investor bisa saja mengembangkan metode dan strateginya sendiri, tetapi pada titik awal, mau tak mau, ia harus berguru dulu pada orang lain. Ketepatan dalam memilih guru adalah kunci terbesar, karena akan menentukan akan jadi investor seperti apa kita ke depannya nanti.
2. Investasi pada diri sendiri
Setelah menemukan guru yang tepat, maka sekarang waktunya untuk belajar banyak darinya. Inilah yang disebut Buffett dengan investasi pada diri sendiri.
Buffett percaya bahwa aset terbesar yang bisa kita miliki dalam hidup adalah diri sendiri. Dengan berinvestasi pada diri sendiri, itu artinya kita telah memulai proses membangun kekayaan untuk jangka waktu yang sangat panjang.
Investasi sekarang, tuai hasilnya di masa depan. Ikutan kursus, mentoring, dan berbagai kelas; membaca buku-buku, artikel, atau gabung di berbagai webinar dari segala bidang ilmu sesuai minat.
3. Investasikan pada produk yang kamu pahami betul
Strategi investasi Warren Buffett yang terbesar adalah ia hanya mau berinvestasi pada produk yang benar-benar ia kenali dan akan berjalan jangka panjang. Jadi, kamu mungkin tak akan pernah melihat Buffett berinvestasi pada produk-produk yang baru banget atau yang sifatnya hanya musiman. Kripto, misalnya.
Bukan karena kripto adalah instrumenn yang enggak bagus, tetapi memang Buffett tidak punya ketertarikan dengan jenis instrumen ini, dan ia tak peduli meskipun lagi hype setinggi langit.
Berinvestasi pada hal-hal yang musiman atau lagi ngehype seperti ini memang bisa jadi akan bisa menghasilkan keuntungan dalam waktu yang singkat, tetapi biasanya juga harus segera direview apakah lanjut atau segera berhenti, sebelum hype-nya menghilang. Kalau sampai terlambat berhenti, bisa jadi kita malah menanggung kerugian.
So, paling penting adalah mengenali instrumen tersebut akan bisa diandalkan dalam waktu yang lama atau tidak, dan kemudian menyusun strategi yang sesuai.
4. Jadikan kebiasaan dan rutinitas
Investasi seharunya memang menjadi kebiasaan dan rutinitas yang kamu lakukan dalam hidup. Ya, kurang lebih sama saja seperti kamu harus membayar tagihan listrik, air, beli pulsa, beli gas, beli beras, dan lainnya.
Dengan menjadi kebiasaan dan rutinitas, lambat laun pasti kamu akan mendapatkan hasil, sesuai yang diharapkan.
Warren Buffett memulai perjalanan investasinya sejak usia 11 tahun. Sejak itu, ia—dengan sangat passionately—terus belajar berinvestasi. Hasilnya kamu lihat sendiri kan?
5. Dukung dengan gaya hidup yang sesuai
Apalah artinya investasi, kalau ternyata di kehidupan sehari-hari kamu sulit banget untuk hidup hemat?
Warren Buffett—meskipun merupakan salah satu orang terkaya di dunia—tak pernah bermewah-mewah. Ia tetap tinggal di rumah yang sama, yang dibelinya tahun 1958 hingga sekarang. Ia masih sarapan dengan menu hemat McDonald’s. Ia juga tetap mengendarai mobil tuanya, meskipun banyak karyawannya yang mendorongnya untuk beli mobil baru.
Gaya hidup hemat yang dijalani oleh Warren Buffett justru membuatnya jadi punya lebih banyak uang untuk diinvestasikan. Semakin banyak dan bertumbuh dana investasinya, semakin besar pula nilai kekayaan bersihnya.
6. Kelola utang dengan baik
Mungkin kita sepintas lalu juga sempat bertanya-tanya, orang sekaya Warren Buffett ngerasain ditagih kartu kredit berbulan-bulan enggak ya?
Faktanya, Warren Buffett memang tak punya utang kartu kredit. Ia juga membeli mobil secara cash. Ya, buat apa berutang, karena ia punya banyak uang? Tetapi, bukan di situ poinnya. Poinnya adalah Warren Buffett paham, bahwa sekali kita terlanjut memiliki utang, maka uang kita akan tergerogoti oleh biaya administrasi dan bunga.
Jadi, supaya dana investasi bisa lebih besar lagi, kurangi deh utang. Atau, seminimal mungkin, kelola utang dengan baik—jika memang butuh—agar terhindar dari denda, biaya admin, dan bunga tambahan yang bisa membuat keuangan kacau balau.
Segera lunasi utang, dan dengan begitu, alokasi investasi bisa lebih banyak lagi.
7. Sabar dan tidak emosional
Warren Buffett, sejak dulu, dikenal sebagai investor yang sangat fokus. Ternyata hal ini dipelajarinya dari Todd Combs, salah satu manajer investasi di Berkshire, yang memintanya untuk membaca dokumen-dokumen investasi dan laporan keuangan sebelum akhirnya membeli saham suatu perusahaan.
Dan memang begitulah seharusnya seorang investor yang sukses: sabar, tidak emosional, sehingga bisa mengendalikan diri saat krisis maupun ketika lagi ada yang hype. Tidak mudah panik, pun merasakan euforia berlebihan.
Hal ini akan banyak menyelamatkan kita dari bias dalam mengambil keputusan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Challenge Menabung untuk Menantang Dirimu Sendiri
Apa kabar yang punya resolusi tahun baru untuk lebih rajin menabung tahun ini? Sudah lupa? Ya, enggak apa. Untuk mulai menabung, nggak harus menunggu tahun baru juga kok. Kamu bisa mulai hari ini. Mungkin kamu bisa coba mulai dengan challenge menabung?
Yes, konon sih, ‘lebih rajin menabung’ itu salah satu resolusi yang paling banyak diucapkan di tahun baru, setelah ‘pengin mulai diet’—yang sekaligus juga merupakan janji yang paling sering dilupakan. Duh …
Padahal ya, siapa pun pasti mengamini, kalau yang namanya menabung itu kebiasaan yang sangat bagus dan jadi sangat penting, apalagi di masa-masa sekarang.
So, telat itu akan lebih baik daripada enggak sama sekali, bukan? Dan biasanya kita tuh semangat mengerjakan sesuatu kalau dikasih tantangan. Berikut ada 7 challenge menabung seru yang bisa kamu lakukan, demi meningkatkan jumlah saldo.
5 Challenge Menabung Seru yang Bisa Kamu Lakukan
1. Challenge Menabung 52 Minggu
Oke, ini sebenarnya memang paling pas kalau dimulai di awal tahun. Jadi, nanti selesainya pas juga di akhir tahun. Tapi, untuk tujuan baik, mulai kapan pun tetap akan baik adanya.
Mau mulai challenge menabung ini sekarang, maka ya tinggal dihitung saja untuk berakhir 52 minggu ke depan. Atau, boleh juga enggak harus 52 minggu. Bisa disesuaikan dengan kondisi.
Caranya gampang. Tentukan nominal yang ingin kamu tabung di setiap minggunya. Nggak harus banyak kok. Kamu bisa mulai dari Rp10.000, Rp20.000, atau Rp50.000.
Misalnya kamu pengin menabung Rp50.000, maka di akhir 52 minggu kamu akan mendapatkan uang Rp2.600.000. Mayan banget kan?
2. Challenge Menabung 30 Hari
Nah, kalau mau menabung yang jangka pendek, kamu bisa mencoba melakukan challenge menabung kedua ini, yaitu sisihkan uang setiap hari dengan nominal tertentu. Tetep nggak perlu terlalu besar juga; Rp20.000, Rp10.000, atau Rp5.000 juga boleh.
Atau, kalau mau lebih seru, coba menabung yang disesuaikan dengan tanggal. Tapi supaya nggak terlalu berat di akhir bulan, kamu balik urutan nominalnya. Jadi, alih-alih menabung Rp1.000 di tanggal 1, dan Rp31.000 di tanggal 31, kamu balik saja menabung Rp31.000 di tanggal 1, dan Rp1.000 di tanggal 31.
Dengan cara ini, di akhir bulan nanti, kamu akan bisa mengumpulkan uang kurang lebih Rp495.000 loh! Jumlah yang cukup fantastis di akhir bulan kan?
3. Challenge Potong 5% Anggaran
Mungkin kamu sudah menerapkan alokasi 10% gaji untuk tabungan dan investasi ya? Nah, ini bisa jadi challenge tambahan nih, supaya tabungan dan investasi kamu bisa lebih besar lagi alokasinya.
Setelah kamu membuat anggaran bulanan, coba potong 5%-nya. Misalnya untuk anggaran kebutuhan hidup kamu mengalokasikan Rp2 juta. 5%-nya adalah Rp100.000. Nah, kamu boleh ambil dari kebutuhan mana saja yang termasuk dalam kebutuhan hidup. Misalnya, dari anggaran makan. So, supaya lebih hemat Rp100.000, kamu akan bawa bekal dari rumah.
Nah, dengan demikian, kamu akan berhemat Rp100.000 setiap bulan, dan pada akhir tahun tabunganmu akan mencapai Rp1.200.000. Lumayan kan? Kamu juga bisa menyesuaikan persentasenya, nggak harus 5% juga. Dari 1% pun boleh.
4. Challenge di Dapur
Challenge menabung keempat ini bisa dilakukan oleh kamu, para ibu rumah tangga, atau siapa pun yang sering memasak sendiri di rumah.
Challenge-nya mudah. Kamu tidak boleh berbelanja sampai semua bahan makanan di dapur dan kulkas habis dimasak semua. Ini berlaku selama bahan makanan tersebut tidak kedaluwarsa ya.
Nah, dengan challenge ini, selain kamu bisa menghemat belanja dan bisa menambah tabungan, kamu juga bisa ikut mengurangi food waste. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui kan?
5. Weekend no Spend
Challenge menabung yang kelima ini juga tak kalah seru loh. Buat siapa saja yang suka menganggap weekend sebagai hari istimewa buat rekreasi, bisa nih dicoba.
Caranya, cari cara menghabiskan weekend, tanpa kamu harus mengeluarkan uang sepeser pun. Well, kamu bisa mengecualikan beberapa hal juga sih, misalnya harus bayar tagihan, ya harus dilakukan. Tapi, di luar hal-hal wajib, coba deh berkomitmen untuk tidak mengeluarkan uang.
Kamu bisa masak sendiri di rumah. Menonton acara televisi atau bermain bareng keluarga di rumah. Kalaupun keluar rumah, cari tempat-tempat menyenangkan yang gratis tanpa perlu bayar HTM. Misalnya ke taman kota. Mau jajan? Eits, coba bawa bekal saja dari rumah.
Nah, gimana? Seru-seru kan challenge menabungnya? Nggak usah menunggu tahun baru buat dijadikan resolusi. Kamu bisa mulai dari hari ini juga. Nggak usah pakai besok. Tarsok tarsok, nanti nggak jadi mulai lagi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Hobi Belanja Online? 5 Hal untuk Menyelamatkan Dompet dan Tabungan
Survive masa-masa promo belanja akhir dan awal tahun? Bisa menahan diri untuk belanja online, window shopping, pun scrolling feed Instagram online shop selama banjir diskon di akhir dan awal tahun kemarin?Selamat! See? Meski hobi belanja online, sebenarnya kita bisa kok mengendalikan diri, yes?
Yah, namanya juga sudah hobi, kegemaran untuk belanja online ini memang mesti dikendalikan. Ya bagus sih kalau memang punya tabungan untuk memanjakan hobi yang satu ini. Tapi kalau enggak? Wah, runyam juga.
Bagaimanapun, hobi memang rekreasi. Saat kita berbelanja–baik itu offline maupun online–otak akan mengeluarkan hormon kebahagiaan bernama endorfin dan dopamin. Hal inilah yang membuatmu merasa begitu happy dan content, setelah berbelanja. Apalagi sekarang belanja makin mudah, bisa dilakukan sambil rebahan di rumah kan? Nggak perlu pakai pergi bermacet-macet atau capek keliling mal. Tinggal jari aja dimainin, scroll sana sini di online shop atau marketplace. Nggak sadar tombol “masukkan ke keranjang” kepencet terus.
Terus abis checkout, tinggal menata hati aja, ketika ngecek saldo tabungan di rekening.
Makanya nih, hobi memang bikin hepi, tapi jangan lupa, kebutuhan hidup yang lain juga sangat penting. Apa kabar masa depan, kalau uang habis melulu gara-gara hobi belanja online?
Jadi gimana dong?
Ya, itu tadi, meski hobi belanja online, coba deh kendalikan diri. Boleh kok punya hobi belanja online, tapi juga harus ingat bahwa ada banyak kebutuhan lain yang juga penting untuk dipikirkan.
5 Langkah Kendalikan Diri untuk Kamu yang Hobi Belanja Online
1. Hanya beli yang benar-benar butuh
Lagi-lagi, kita mesti bertanya, apakah barang yang mau kita beli secara online itu benar-benar kita butuhkan atau sekadar keinginan semata?
Apalagi barang tersebut jenisnya sama dengan yang barang yang sudah kita miliki. Misalnya saja, mau beli baju di marketplace. Coba dicek dulu ke lemari, apakah kita benar-benar memerlukan baju yang ingin dibeli itu? Atau, sebenarnya kita cuma lapar mata saja?
Pertanyaan ini benar-benar bisa membantu kok, kalau memang kita butuh untuk mengingatkan diri sendiri. Tak terkecuali ketika kita sedang berusaha mengendalikan diri dari hobi belanja online.
2. Masukkan wishlist, enggak harus segera checkout
Nah, ini juga bisa dilakukan sih. Saya sendiri juga sering melakukannya. Nafsu belanja kadang memang luar biasa. Apalagi kalau habis gajian, atau invoice baru saja cair. Wah, berasa banget jadi #horangkayah.
Akhirnya window shopping, dan apa aja yang kelihatan lucu masuk deh ke keranjang belanja.
Well, salah satu “keuntungan” hobi belanja online dibanding belanja offline adalah kita enggak harus checkout saat itu juga, lalu bayar. Kita boleh kok, masuk-masukin barang ke keranjang, tanpa checkout. Beda dengan belanja offline. Begitu barang-barang masuk ke keranjang belanja atau troli, saat keluar dari toko atau supermarketnya, ya mestilah kita harus bayar.
Belanja online kan enggak. So, nanti, kalau memang “sudah waras”, sudah bisa mempertimbangkan mana yang memang butuh dan mana yang keinginan semata, bisa kok itu barang-barang kita hapus dari keranjang belanja.
(Lalu, diganti dengan barang-barang yang lain lagi)
3. Bikin buyer board
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk me-“reminder” diri sendiri ketika nafsu hobi belanja online mulai muncul adalah dengan bikin buyer board.
Sediakan satu media, bisa papan atau whiteboard, atau apa pun deh. Lalu tulis, atau tempelkan gambar/foto barang-barang yang kita punya. Tempatkan papan ini di tempat yang bisa kita lihat. Lalu, tuliskan alasan mengapa kita pengin punya atau membeli barang-barang tersebut, mengapa kita membutuhkannya, dan apa efeknya jika kita enggak memiliki barang tersebut.
Dari situ akan terlihat deh, barang itu urgent atau enggak untuk kita miliki. Biasanya sih, kita lantas sadar, ternyata barang itu enggak penting-penting amat. Seenggaknya, kita bisa menunda untuk membelinya.
4. Gunakan jurus hemat belanja
Kalau memang sudah diputuskan, bahwa barang yang kita incar itu urgent, penting banget, enggak bisa ditunda untuk dibeli, maka segera lakukan jurus hemat berikutnya.
Jurus hemat belanja online:
- Bandingkan harga satu toko dengan yang lainnya, marketplace satu dengan yang lainnya.
- Perhitungkan ongkos kirim. Kalau memilih toko yang satu kota dengan alamat pengiriman tentunya akan lebih hemat kan?
- Belanjalah bareng-bareng, misalnya satu kantor pesan di satu online shop yang sama biar bisa patungan ongkos kirim.
- Pergunakan kupon atau voucher yang kadang ditawarkan.
- Hati-hati jebakan belanja, misalnya seperti belanja 2 gratis 1. Kalau butuhnya hanya satu barang, ya belanjalah satu barang saja.
5. Ingat-ingat tujuan keuangan yang sudah kita rencanakan
Nah, ini sih biasanya juga manjur banget kalau dilakukan saat kita hendak mengendalikan diri dari hobi belanja online: ingat-ingat tujuan keuangan yang sudah kita rencanakan.
Kan sayang, kalau uang buat liburan ke luar negeri harus diambil hanya demi sepotong dua potong baju–yang sebenarnya kita masih punya banyak? Atau, kan sayang uang yang ditabung demi beli apartemen pertama harus berkurang demi belanja gadget terbaru terus?
Hayo, ingat-ingat lagi tujuan keuanganmu, dan pakailah ini sebagai senjata untuk mengendalikan diri.
Nah, itu dia beberapa jurus mengendalikan diri dari hobi belanja online. Mudah? Pasti enggak! Tapi, pasti bisa kamu lakukan jika kamu memang sudah punya niat yang kuat.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Keuangan Keluarga Juga Harus Lebih Baik di Tahun 2020 Ini
Yes, keuangan keluarga juga harus lebih baik di tahun ini, kalau tahun sebelumnya masih saja ada yang kurang atau belum dilakukan. Tahun 2020 ini harus lebih baik lagi daripada sebelumnya.
Tantangan utama dalam pengaturan keuangan keluarga itu biasanya adalah ada saja keperluan darurat yang muncul mendadak, tanpa memberi kita kesempatan buat siap-siap. Kadang ya cuma kecil-kecil, tapi ya lumayan juga sih memengaruhi kondisi dompet dan tabungan. Misalnya saja, tiba-tiba ada yang rusak di bagian rumah. Atau ada keperluan mendadak untuk anak-anak terkait sekolahnya, dan seterusnya.
Tantangan kedua, biasanya keluarga juga punya tanggungan utang yang jumlahnya besar. KPR, misalnya.
Nah, kalau sudah punya catatan keuangan keluarga di tahun lalu, ada baiknya kita buka lagi untuk melihat-lihat di sebelah mana anggaran bocor halus dan bocor ambyar, untuk kemudian kita perbaiki tahun ini. Dan, kemudian lakukan beberapa langkah berikut.
5 Langkah untuk Keuangan Keluarga yang Lebih Baik Tahun Ini
1. Tetap catat dengan cermat
Tetaplah mencatat semua pengeluaran dan anggaran. Hanya dengan cara ini, kita bisa memonitor kondisi keuangan dengan baik. Kita bisa tahu jika ada yang salah sejak awal, dan enggak akan terlambat untuk mengambil langkah antisipasi.
Keuangan keluarga memang lebih kompleks, karena menyangkut hajat hidup 2, 3, 4, … beberapa orang terpenting dalam hidup kita. So, dengan berbekal catatan, kita akan bisa memastikan bahwa setiap orang dalam keluarga bisa terjamin kehidupannya.
Kalau memang belum rapi, kita bisa mulai rapikan sejak awal tahun ini. Buat buku khusus, atau catat melalui aplikasi smartphone yang banyak tersedia–gratis diunduh. Pakai apa pun boleh, yang penting mudah diakses.
2. Prioritaskan utang
Berapa persen porsi utang saat ini? Semoga sih tak lebih dari 30% dari penghasilan total sebulan, sehingga bebannya tidak terlalu besar.
Prioritaskan utang di setiap bulan. Jika ada penghasilan ekstra, ada baiknya juga dialokasikan untuk pembayaran utang ini, agar lebih cepat lunas. Tentu saja disesuaikan dengan syarat dan ketentuan utang yang kita punya ya. Karena ada utang yang justru memberi penalti jika dibayar lunas lebih cepat.
3. Kelola dana darurat dengan baik
Untuk keuangan keluarga, pastikan dana darurat selalu mencukup. Untuk yang belum punya anak, besarnya dana darurat paling ideal adalah 6 kali pengeluaran bulanan rutin. Sudah punya anak satu, besar idealnya 9 kali pengeluaran rutin, sedangkan sudah punya anak dua seharusnya sih 12 kali pengeluaran rutin.
Besaran ideal dana darurat ini enggak harus dipenuhi sekaligus kok, bisa dibangun sedikit demi sedikit dengan menabung di instrumen investasi atau tabungan yang tepat. Di Reksa Dana Pasar Uang, misalnya. Setiap kali dana darurat terpakai, segera rencanakan untuk topup lagi. Jadi enggak sampai kosong melompong, karena kebanyakan diambil.
Pastikan juga bahwa akses ke dana darurat terbuka, paling enggak untuk pasangan. Sehingga jika terjadi apa-apa, bisa dengan cepat melakukan sesuatu.
4. Hemat mulai dari hal-hal kecil
Nah, tahun ini, mari kita hemat hal-hal kecil–yang meski tampak enggak berhubungan dengan keuangan secara langsung–tapi percaya deh, pasti ada efeknya juga.
Seperti misalnya:
- Lebih hemat listrik. Matikan lampu dan peralatan elektronik lain yang enggak dipakai. Cabut charger smartphone kalau enggak dipakai, jangan biarkan menancap terus di stopkontak.
- Lebih hemat pemakaian air. Ingat, bumi kita semakin naik suhunya lo, dan ini berpengaruh pada stok persediaan air tanah yang menipis. Kalau kita bisa hemat air, tagihan PDAM juga terkendali kan?
- Lebih hemat belanja, tepatnya sih lebih bijak dan efektif ya. Misalnya, ketimbang belanja bolak-balik, mendingan sediakan waktu belanja untuk seminggu. Pakai catatan belanja, biar nggak lapar mata. Tahan dari segala macam diskon.
- Beralih dari belanja di supermarket ke belanja di pasar tradisional. Memang kurang nyaman karena enggak ber-AC, tapi selisih harganya itu lo … Lumayan bangat!
- Masak sendiri, ketimbang pesan makanan secara online melulu. Bawa bekal ke kantor atau ke sekolah juga akan lebih hemat dan pastinya sehat.
Dari hal-hal kecil bakalan berefek ke hal besar. Percaya deh.
5. Lebih terbuka
Sekarang sudah enggak zamannya lagi berahasia sama pasangan, atau merasa tabu untuk ngobrolin masalah keuangan keluarga sama pasangan. Kalau di tahun kemarin masih mentok aja, coba di tahun ini, lebih terbuka.
Keuangan keluarga enggak akan bisa terkelola dengan baik tanpa keterbukaan pasangan suami istri satu sama lain. Bahkan, jika memungkinkan, anak-anak juga perlu dilibatkan. Biar mereka lebih melek literasi keuangan lebih dini, kan? Akan baik juga buat mereka nantinya.
Nah, bagaimana? Siap untuk membuat keuangan keluarga lebih baik di tahun 2020?
Semangat!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Pengeluaran Dana Menikah Yang Bisa Dihemat
Masih hangat perbincangan tentang menyiapkan dana menikah tanpa utang dari seri Financial Clinic #FinClic Ligwina Hananto. Ketinggalan detailnya? Kamu bisa baca juga di sini: Dana Menikah Rp100juta Tanpa Utang? Bisa!
Dari berbagai pernik pengeluaran untuk dana menikah, ada banyak hal yang bisa dihemat loh. Ini dia 5 kategori pengeluaran dana menikah yang bisa kamu hemat.
Sewa gedung
Harga sewa gedung atau ballroom sebuah hotel untuk resepsi pernikahan di Jakarta saat ini berkisar puluhan hingga ratusan juta rupiah. Sebuah angka yang mungkin terlalu besar untuk sebagian masyarakat kelas menengah. Sebenarnya, menikah itu gak harus selalu di ballroom hotel lho. Alternatifnya, kamu bisa menyewa sebuah restoran untuk tempat resepsi. Dengan memesan menu restoran, biaya sewa gedung bisa didiskon atau bahkan gratis loh. Sekali dayung, 2 pulau terlampaui kan?
Resepsi pernikahan bisa juga diadakan di gedung pertemuan dekat rumah, sebuah restoran, atau di rumah orang tua sekalian. Mengadakan resepsi di rumah masih sangat memungkinkan untuk mereka yang tinggal di daerah. Rumah-rumah zaman dulu biasanya besar dan berhalaman luas. Cukup sewa tenda dan kursi, jadi deh venue untuk resepsi. Untuk yang tinggal di kota besar dengan luasan rumah yang tidak memungkinkan dipakai pesta, coba deh berkeliling di daerah sekitar rumah. Siapa tahu kamu bisa menemukan tempat yang cukup untuk menampung tamu resepsi. Salah seorang teman saya menikah di sebuah masjid dekat rumahnya. Ijab kabul dilakukan di masjid, sedangkan resepsi diadakan di halaman masjid yang luas. Hemat dan praktis kan?
Katering
Katering merupakan salah satu komponen biaya terbesar dalam dana menikah. Selain pemilihan provider katering, biaya ini sangat dipengaruhi oleh jumlah undangan. Rumus dasar jumlah porsi yang harus dipesan adalah undangan kali dua. Jadi jika kamu berencana mengundang 300 orang, jumlah minimal porsi yang harus dipesan adalah 600. Ini belum termasuk keluarga ya. Kalau harga paket katering per porsi Rp75.000, total biaya yang harus disiapkan Rp45.000.000. Jika kamu merasa angka ini terlalu besar, coba kurangi jumlah undangannya.
Alternatif kedua untuk berhemat adalah menggunakan jasa tukang masak. Alat masak dan alat makannya bisa disewa dari tempat persewaan. Budget untuk 600 porsi bisa ditekan hingga di bawah Rp30.000.000 juta tergantung menu yang diminta.
Alternatif ketiga adalah mengundang abang tukang jajanan favorit untuk bergabung sebagai pengisi stall. Mulai dari abang tukang bakso, siomay, martabak, es dawet, dll. Sekalian bagi-bagi rejeki kan?
Baju
Untuk acara yang hanya berlangsung sehari, sayang rasanya menggelontorkan terlalu banyak dana. Baju untuk ijab maupun resepsi tak harus menjahit baru, sewa pun bisa. Toh setelah acara pernikahan bajunya tidak akan dipakai lagi. Namun, jika menghendaki membuat sendiri baju pernikahan, masih tetap bisa diakali kok biar hemat. Salah satu caranya bisa seperti yang saya lakukan: menjahitkan kebaya & jas penikahan ke teman yang adalah seorang desainer dan penjahit. Budget berhasil dihemat, sang teman pun mendapat wadah untuk berkreasi.
Dokumentasi: Foto dan Video
Di zaman modern ini rasanya jarang ada yang menikah tanpa menyewa jasa fotografer maupun videografer. Untuk mendapatkan dokumentasi yang personal di momen yang berharga, lebih baik mempercayakan dokumentasi kepada orang yang dikenal. Mereka yang mengenal kita secara pribadi akan tahu hal-hal apa saja yang kita suka dan penting untuk dicapture. Maka, bagi yang punya teman atau koneksi fotografer maupun videografer, saatnya mereka beraksi.
Undangan & Souvenir
Apa yang biasanya kamu lakukan pada undangan dan souvenir setelah suatu acara pernikahan berlalu? Undangan biasanya dibuang. Souvenir? Bisa jadi bernasib sama atau masih digunakan jika sifatnya fungsional. Jadi, kenapa mesti membuang uang untuk hal yang akan berujung di tempat sampah? Pilih desain undangan yang simpel dan jenis souvenir yang fungsional namun tetap terjangkau.
- Gak perlu baper loh kalo undangannya dibuang. Kan memang acaranya sudah berlalu. Setelah resepsi, kamu pun seharusnya berlalu dari acara resepsimu dan memfokuskan diri pada kehidupan baru setelah menikah.
Jadi, alternatif penghematan mana yang kamu pilih? Apapun pilihanmu, siapkan dana menikahmu sejak awal biar gak sampe utang ya! Semoga dilancarkan segala persiapan pernikahanmu ☺
Fransisca Emi | Financial Trainer
***