Pemilik Gaji UMR, Ini Cara Efektif untuk Menabung
Gaji UMR sering kali dipandang sebagai tantangan keuangan terbesar dalam hidup. Ya, enggak heran sih. Dengan biaya hidup yang tinggi dan kebutuhan yang terus berkembang seperti sekarang, rasanya gaji mepet UMR itu pas-pasan banget.
Boro-boro buat dinikmati, sulit banget untuk menabung. Namun, memiliki pendapatan terbatas bukan berarti kamu enggak bisa mengumpulkan tabungan lo! Dengan strategi yang tepat dan disiplin yang kuat, menabung bahkan dengan gaji UMR adalah hal yang dapat dicapai.
Pada kenyataannya, banyak orang yang memiliki gaji UMR merasa tidak mampu menabung karena berbagai kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Tak jarang, gaji yang diterima sudah habis sebelum tanggal tua. Dalam situasi seperti ini, penting untuk mengubah cara pandang terhadap manajemen keuangan. Memandang menabung sebagai bagian dari pengeluaran bulanan dan bukan sebagai pilihan opsional, adalah langkah pertama yang perlu dilakukan.
Memahami bahwa setiap rupiah yang ditabung memegang peranan penting dalam menciptakan stabilitas finansial di masa depan, juga penting. So, kali ini, kita akan membahas beberapa strategi efektif untuk menabung bagi pemilik gaji UMR. Tips dan trik ini ditujukan untuk memungkinkanmu mencapai tujuan finansial, bahkan dengan penghasilan yang terbatas.
Namun sebelumnya, ayo, kita lihat dulu beberapa masalah keuangan yang sering dihadapi oleh pemilik gaji UMR pada umumnya.
Masalah Keuangan Pemilik Gaji UMR
Berikut beberapa masalah keuangan yang sering dihadapi oleh pemilik gaji UMR.
Gaji Tidak Cukup
Ini adalah masalah utama yang sering dialami oleh banyak orang dengan gaji UMR. Biaya hidup yang tinggi sering kali membuat gaji yang diterima tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk ditabung.
Utang
Karena gaji yang tidak cukup, banyak orang dengan gaji UMR yang akhirnya terjebak dalam utang. Hutang ini bisa datang dari kartu kredit, pinjaman online, atau pinjaman dari kerabat dan teman.
Ketidakmampuan untuk Berinvestasi
Dengan gaji UMR, seringkali sulit untuk memiliki dana yang cukup untuk berinvestasi. Padahal, investasi adalah salah satu cara yang efektif untuk menumbuhkan kekayaan.
Tidak Ada Dana Pensiun
Tanpa tabungan atau investasi, seseorang dengan gaji UMR bisa jadi juga enggak memiliki dana pensiun. Padahal, kalau sampai gagak pensiun, itu berarti mereka harus terus bekerja bahkan setelah seharusnya mereka beristirahat.
Segala masalah di atas kebanyakan harus dihadapi oleh pemilik gaji UM, apalagi mereka yang belum tahu cara mengelola keuangan dengan baik. Nah, padahal, agar bisa mengatasi semua masalah masalah keuangan tersebut, mulai belajar tentang manajemen keuangan dan mulai menabung sejak dini, sekecil apa pun itu, bisa menjadi solusi yang baik lo.
Menabung Efektif untuk Pemilik Gaji UMR
Memahami berbagai masalah keuangan yang sering dihadapi oleh pemilik gaji UMR adalah langkah awal yang penting. Setelah memahami tantangan tersebut, langkah berikutnya adalah mencari solusi.
Salah satu cara paling efektif adalah dengan belajar cara menabung yang baik. Dengan strategi menabung yang tepat, pemilik gaji UMR bisa meraih kestabilan finansial dan meredam sejumlah masalah yang sebelumnya dihadapi.
Berikut adalah beberapa tip yang bisa dilakukan untuk menabung dengan efektif bagi pemilik gaji UMR.
1. Pahami Kondisi Keuangan
Untuk mulai menabung, langkah pertama adalah memahami pengeluaran dan pendapatan kamu. Catat semua sumber penghasilan dan pengeluaran setiap bulannya. Kamu bisa menggunakan aplikasi manajemen keuangan untuk membantu melakukan hal ini dengan lebih mudah.
2. Buat Anggaran
Setelah mengetahui dengan pasti, berapa uang masuk dan keluar setiap bulannya, buatlah anggaran. Tentukan berapa banyak yang kamu butuhkan untuk biaya hidup dan berapa yang bisa ditabung.
Sisihkan uang tabungan di depan, bukan sisakan di belakang. Pasalnya, uang gaji emang pernah sisa?
3. #TujuanLoApa?
Apa tujuan kamu menabung? Apakah itu untuk liburan, uang darurat, pendidikan, atau untuk membeli rumah? Menentukan tujuan akan membantu kamu tetap termotivasi untuk menabung.
Untuk permulaan, buat tujuan finansial yang paling urgent dulu: dana darurat. Setelah itu, susun prioritas tujuan yang lain sesuai kondisi, kemampuan, dan cita-citamu.
4. Mulai dengan Jumlah Kecil
Jika menabung sejumlah besar uang terasa sulit, mulailah dengan jumlah kecil. Sekecil apa pun itu, yang penting adalah membiasakan diri untuk menabung.
Dengan menjadi habit, maka ke depannya, menabung bukan hal yang sulit lagi. Apalagi jika kamu bisa menyisihkannya di depan, bukan menyisakannya di belakang dengan patokan persentase yang sudah kamu tentukan sesuai kemampuan.
5. Membuat Tabungan Otomatis
Banyak bank yang menawarkan fitur ini, di mana sejumlah uang secara otomatis ditransfer dari rekeningmu ke rekening tabungan pada tanggal tertentu setiap bulannya. Hal ini pastinya akan lebih memudahkanmu untuk menabung.
6. Pengelolaan Utang
Kalau kamu memiliki utang, buatlah rencana keuangan yang realistis untuk melunasinya. Mengurangi utang juga bagian dari menabung, karena kamu mempersiapkan diri untuk masa depan tanpa beban finansial.
7. Mengurangi Pengeluaran
Cobalah untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya, jika kamu terbiasa makan di luar setiap hari, cobalah untuk memasak sendiri di rumah.
8. Investasi
Jika kamu sudah memiliki dana darurat dan kondisi keuangan juga berangsur membaik dan akhirnya punya cash flow positif, pertimbangkan untuk berinvestasi. Investasi bisa bisa memberimu penghasilan pasif dan membantu uangmu berkembang.
Akhirnya, pemilik gaji UMR memang harus tak lelah belajar keuangan agar bisa terus lebih baik lagi. Banyak sumber online atau buku yang bisa membantu memahami lebih banyak tentang bagaimana cara mengelola uangmu dengan baik. Besar, kecil, asal dikelola dengan baik, nantinya pasti akan memberikan hasil yang baik juga.
Ingatlah bahwa kunci dari menabung adalah konsistensi. Mulai dari sekarang dan lakukan secara konsisten. Semoga tips ini membantumu dalam mencapai tujuan finansialmu, dengan gaji UMR.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya! Financial training oleh QM Financial dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Siasat Bertahan Hingga Gajian Berikutnya Tiba
Masih di pertengahan bulan namun kamu sudah kuatir kalau keuangan menipis tidak mampu membuatmu bertahan hingga akhir bulan? Kalau kamu sering mengalami hal ini, mungkin ada yang salah dengan pengaturan keuanganmu. Di masa seperti inilah kamu ditantang untuk berpikir lebih keras bagaimana cara mengelola sisa-sisa uang agar dapat bertahan hidup hingga tanggal gajian tiba. Anjuran untuk hidup hemat memang terasa mengganggu dan menyebalkan tapi apa daya hal tersebut harus tetap kamu lakukan.
Ketika Semangat Kerja Karyawan Menurun, Mungkin 5 Hal Inilah Penyebabnya
Pernah terbangun di pagi hari dan merasa sangat berat untuk ngantor? Sampai-sampai rasanya harus menyeret badan keluar rumah? Kalau iya, wah, sepertinya semangat kerja kita memang sedang menurun tuh.
Memang sih, setiap orang punya waktunya sendiri. Namanya juga manusia, ada kalanya dapat tampil prima tapi tak jarang juga kondisinya menurun. Namun, jangan biarkan penurunannya seperti orang yang lagi terjun payung. Bisa-bisa jadi kalah bersaing dari rekan lain dan gagal mencapai promosi, atau malah kena ancaman PHK? Aduh, jangan sampai deh.
Nah, semangat kerja yang terjun bebas yang sering dirasakan oleh karyawan ini sebenarnya gejala umum saja sih. Wajar terjadi.
Yang harus kita lakukan adalah mencari penyebabnya, agar kemudian kita bisa mengantisipasinya dan bisa mencari solusi yang tepat agar semangat kerja tak tiarap selamanya. Coba cek 5 kemungkinan penyebab semangat kerja menurun ini. Mungkin salah satunya sedang dialami.
5 Penyebab Semangat Kerja Karyawan Menurun
1. Beban berlebihan
Kita menangani banyak pekerjaan, sementara waktu yang tersedia hanya sedikit. Plus, tiada dukungan atau bantuan yang membuat kita seperti kehabisan tenaga. Akibatnya, kualitas dan semangat kerja pun menurun.
Untuk yang seperti ini solusinya sebenarnya sederhana saja. Kita bukan superhero yang dapat mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus. Jadi, setiap pagi sebelum mulai bekerja, luangkanlah waktu sekitar 10 menit untuk mengelompokkan tugas menurut skala prioritas.
Jangan lupa, lengkapi dengan deadline sekalian juga. Tuliskan di atas post-it, lalu tempelkan di tempat yang terlihat. Fungsi utamanya adalah sebagai reminder agar kita selalu berada di jalur pekerjaan yang benar.
2. Kurang wewenang
Kita berada dalam posisi harus memikul tanggung jawab besar tapi tidak disertai wewenang dalam membuat keputusan. Misalnya, adanya campur tangan atasan yang berlebihan sampai ke urusan teknis, standard operating procedure (SOP) yang terlalu kaku, beban kerja yang melebihi job desc, dan sebagainya. Ibaratnya, mau maju perang, tapi sendirian sedangkan musuhnya banyak. Tak heran semangat kerja pun menurun drastis.
Memang sulit ya, berkata ‘tidak’, apalagi pada atasan. Kita–sebagai seorang karyawan–pasti takut dinilai tidak kompeten, atau malah takut mendapatkan sanksi.
Namun, sesekali berkata ‘tidak’ akan membuat kita tetap waras lo!
Yang perlu kita lakukan adalah mencoba mengutarakan apa yang menjadi keberatan kita secara halus. Misalnya, kita bisa mengingatkan pada atasan bahwa tugas yang kita kerjakan sebenarnya di luar wewenang yang kita punya. Jika sudah mengutarakan keberatan, dan atasan masih saja memercayakan tugas tersebut, maka mintalah semua support yang dibutuhkan. Katakan dengan baik, dan atasan pasti tak akan keberatan.
3. Gaji tak sebanding
Coba cek, apakah gaji yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan volume pekerjaan? Skema insentif dari target yang ingin dicapai mungkin juga kurang sesuai dengan harapan.
Gaji yang tak sebanding memang bisa membuat semangat kerja menurun, apalagi jika tak terlalu banyak fasilitas yang juga diterima dari perusahaan, seperti tunjangan kesehatan, bonus, dan sebagainya.
Namun, hal ini juga perlu dicek ulang juga. Apakah memang gajinya yang tidak ideal, ataukah kita yang selalu merasa gaji tak cukup? Kalau kita yang selalu merasa gaji tak cukup, nah, berarti permasalahan ada pada diri kita sendiri.
Jika masalahnya adalah gaji yang memang tidak ideal, tidak sebanding dengan beban kerja, kita bisa membicarakannya dengan atasan. Negokan gaji, agar sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab yang dipikul.
Atau, bisa saja karena terjadi perubahan kebijakan yang lebih buruk dari kebijakan sebelumnya sehingga terasa merugikan. Misalnya, penundaan gaji, perubahan menjadi tenaga kontrak, pengurangan tunjangan, ditiadakannya bonus, dan sebagainya.
Yah, meski kalau permasalahannya adalah kebijakan, memang agak sulit Karena kalau kebijakan biasanya akan berlaku massal. Jadi, nggak cuma satu karyawan saja yang terimbas. Semua juga merasakannya. Kalau sudah begini, coba ajaklah beberapa orang untuk menghadap atasan dan membicarakannya bersama-sama. Carilah win win solution yang bisa mewadahi kebutuhan setiap orang.
4. Situasi kantor penuh konflik
Hubungan antar rekan kerja juga bisa memengaruhi semangat kerja. Mau tak mau, kita adalah makhluk sosial, jadi banyak terpengaruh juga oleh lingkungan.
Sering terjadi, pekerjaan di kantor tak kondusif lantaran terjadi pengotak-kotakan penugasan atau antar rekan kerja, yang akhirnya berefek pada meningkatnya isolasi sosial dalam lingkungan kerja. Misalnya, job desc yang terlalu kaku, gaya manajemen “devide et impera” yang suka memelihara konflik, dan sebagainya.
Dalam situasi yang penuh konflik antar rekan kerja memang agak sulit bagi kita untuk bisa bekerja sama. Namun, kalau memang masih betah, coba saja untuk abaikan. Atau, mungkin, kita bisa berinisiatif untuk menciptakan keakraban antar rekan kerja ini. Yang paling mudah adalah dengan mengajak rekan kerja untuk makan siang bersama, atau membuat acara makan bersama di kantor, have fun bareng.
5. Kita mengalami permasalahan keuangan pribadi
Sudah tahu belum, bahwa ada hubungan erat antara permasalahan keuangan pribadi karyawan dengan performa kerja di kantor?
Ada fakta yang menyebutkan, bahwa satu dari lima orang yang berstatus karyawan di dunia ini mengalami stres bukan karena beban kerja yang harus dipikul, melainkan disebabkan oleh permasalahan keuangan pribadi yang mereka alami di luar kantor.
Stres yang terjadi pada karyawan ini lantas menjadi penyebab semangat kerja dan produktivitas menurun, pun meningkatnya intensitas izin sakit.
Jadi, coba dicek. Apakah kita sekarang ini sedang mengalami masalah keuangan pribadi? Terlilit utang, atau ada pengeluaran ekstra yang tak bisa diatasi, ataukah ada yang lain? Jika memang kemudian ditemukan adanya permasalahan-permasalahan keuangan, coba fokuskan untuk menyelesaikannya terlebih dahulu.
Jika perlu, coba usulkan pada pihak HR di kantor untuk melaksanakan pelatihan pengelolaan keuangan untuk karyawan, karena karyawan yang bebas masalah keuangan akan menjadi aset berharga bagi bisnis dan perusahaan.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.