Mengenal Money Dysmorphia: Gangguan Persepsi Keuangan yang Sering Terabaikan
Pernah dengar money dysmorphia? Sepertinya istilah ini asing ya, tetapi kalau kamu paham maksudnya, bisa jadi kemudian kamu akan merasa banyak menjumpai fenomena ini di sekitar kamu. Atau, lebih parah, kamu sendiri mengalaminya.
Money dysmorphia dapat memengaruhi banyak orang dalam cara mereka melihat dan mengelola keuangan pribadi. Gangguan ini menyebabkan distorsi dalam persepsi keamanan finansial. Orang yang mengalami “penyakit” ini bisa merasa terlalu miskin atau terlalu kaya dibandingkan dengan realita yang sebenarnya.
Dalam dunia yang semakin terobsesi dengan gambaran kekayaan dan status sosial, penting untuk memahami bagaimana money dysmorphia dapat memengaruhi pengambilan keputusan keuangan dan kesejahteraan emosional.
Memisahkan fakta dan perasaan tentang uang bisa menjadi langkah pertama untuk menghadapi dan mengelola kondisi ini dengan lebih efektif.
Table of Contents
Apa Maksudnya Money Dysmorphia?
Mengutip secara bebas artikel dari The New York Times, money dysmorphia adalah kondisi psikologis pada seseorang yang membuatnya memiliki persepsi yang terdistorsi—atau berbeda—tentang situasi keuangannya sendiri.
Orang dengan money dysmorphia mungkin merasa punya lebih sedikit uang daripada kenyataannya, atau sebaliknya, merasa lebih kaya daripada kondisi finansial sebenarnya.
Kondisi ini lantas bisa menyebabkan kecemasan, perilaku pengeluaran yang tidak sehat, dan kesulitan dalam mengelola keuangan secara efektif. Gangguan ini sering terkait dengan masalah harga diri dan bisa dipengaruhi oleh tekanan sosial atau pengalaman masa lalu.
Baca juga: Stop Mental Miskin: Ini Cara Kamu Berdaya dan Berhenti Merendahkan Diri Sendiri
Apa yang Menyebabkan Money Dysmorphia?
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami money dysmorphia. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Pengalaman Masa Kecil
Pengalaman keuangan di masa kecil, seperti melihat orang tua yang sering cemas atau bergumul dengan masalah keuangan, bisa memengaruhi cara seseorang memandang uang saat dewasa.
2. Tekanan Sosial
Media sosial memang menjadi “pemicu” utama money dysmorphia ini di zaman sekarang. Adanya tekanan untuk memenuhi standar kekayaan atau gaya hidup tertentu bisa membuat seseorang merasa enggak cukup berkecukupan, meskipun kenyataannya enggak begitu.
Kalau kata netijen teh, “Enggak bersyukur!”
Terus-menerus membandingkan situasi keuangan dengan orang lain yang tampak lebih sukses atau stabil di media sosial seperti ini sangat bisa menimbulkan persepsi yang terdistorsi tentang keadaan finansial sendiri.
3. Masalah Kejiwaan
Gangguan kecemasan atau depresi juga bisa memengaruhi cara seseorang mempersepsikan realitas, termasuk kondisi keuangan mereka. Delulu, kalau kata gen Z.
4. Kurangnya Pendidikan Keuangan
Kurangnya pemahaman tentang pengelolaan uang dan perencanaan keuangan juga bisa menimbulkan money dysmorphia ini. Orang jadi merasa enggak aman atau enggak yakin tentang kondisi keuangannya sendiri, karena mereka tak terbiasa mencatat keuangan, enggak pernah financial check up.
5. Pengalaman Traumatis Terkait Uang
Misalnya seperti pernah kehilangan pekerjaan, sempat punya utang yang besar, atau mengalami kebangkrutan. Hal-hal seperti ini bisa meninggalkan trauma yang memengaruhi cara seseorang berpikir tentang uang dan keamanan finansial.
Nah, jika kamu mengalami money dysmorphia seperti ini, memahami penyebab timbulnya ini menjadi penting. Pasalnya, dengan begitu, kamu bisa mengidentifikasi cara-cara yang tepat dalam mengatasinya. Bahkan kalau perlu, kamu bisa menacri konseling keuangan atau terapi psikologis.
Dampak dari Money Dysmorphia
Tak bisa disepelekan, dampak money dysmorphia bisa sangat negatif. Bahkan, tak cuma untuk diri sendiri, tetapi juga cukup luas, baik secara finansial maupun psikologis, dan bisa melibatkan orang lain juga. Misalnya seperti apa?
1. Perilaku Pengeluaran yang Buruk
Kecenderungan ini bisa membuat pengeluaran menjadi berlebihan karena merasa enggak pernah cukup. Atau, bisa juga terjadi penghematan ekstrem dalam belanja karena takut kehabisan uang, bahkan jika finansialnya stabil.
2. Kecemasan dan Stres
Kamu jadi punya kekhawatiran yang konstan tentang uang, baik nyata maupun hanya di bayanganmu saja. Hal ini kalau dibiarkan berlarut-larut dapat menyebabkan stres berat dan akhirnya memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.
3. Dampak pada Hubungan
Ketidakstabilan dalam cara memandang keuangan juga dapat menyebabkan konflik dengan pasangan, keluarga, atau teman. Terutama jika perilaku keuangan yang buruk berdampak pada orang lain.
4. Enggak Mau Mengelola Keuangan
Muncul akibat kurangnya edukasi keuangan, ditambah lagi dampak bahwa kamu semakin menghindari pengelolaan keuangan karena takut atau cemas. Akibatnya ya bisa diduga, akan ada potensi masalah keuangan yang lebih besar, seperti utang tidak terkontrol atau kurangnya tabungan untuk masa depan.
5. Dampak Karier
Munculnya masalah mengenai persepsi uang ini juga bisa menghalangi kamu dari menjalani karier yang sehat. Bahkan, malah bisa mendorong kamu untuk bekerja berlebihan. Keduanya ini dapat merusak kesejahteraan jangka panjang loh!
6. Masalah Kesehatan Fisik
Pada akhirnya, semua stres yang ditimbulkan akan berpengaruh juga pada masalah kesehatan fisik, seperti sakit kepala, masalah pencernaan, atau tekanan darah tinggi.
Mengatasi money dysmorphia akan memerlukan pendekatan menyeluruh. Tetapi yang pasti, kamu memang kudu sadar dulu bahwa kamu mengalaminya.
Apa yang Harus Dilakukan agar Tak Harus Mengalami Money Dysmorphia?
Untuk menghindari atau mengelola money dysmorphia, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Edukasi Keuangan
Meningkatkan pengetahuan tentang manajemen keuangan, investasi, dan perencanaan keuangan dapat membantumu merasa lebih percaya diri dan mengendalikan keuangan pribadi kamu.
So, coba ceki-ceki kelas keuangan yang QM Financial tawarkan ya. Kamu bisa memilih kelas yang paling kamu butuhkan lebih dulu sekarang, agar bisa terhindar dari money dysmorphia. Akan lebih bagus lagi jika kamu ikut kelas secara berkelanjutan, dari kelas basic hingga mencapai kelas advanced, agar pengetahuan keuanganmu bisa berkembang optimal.
2. Pengaturan Anggaran
Buat rencana keuangan, terutama buat tujuan keuangan kamu. Dengan adanya tujuan keuangan, kamu bisa lebih tahu kebutuhan uang yang kamu perlukan sehingga tak lagi delulu mengenai kondisi keuanganmu.
Membuat dan mematuhi anggaran yang realistis dapat membantumu merasa lebih terkontrol atas keuangan pribadi kamu dan mengurangi kecemasan.
3. Meditasi dan Mindfulness
Belajar praktik-praktik meditas dan mindfulness. Kamu bisa mencarinya di YouTube, ada banyak video yang bisa kamu praktikkan sebagai pemula.
Praktik ini bisa mengurangi stres dan membantumu menjaga perspektif yang lebih seimbang tentang keuangan dan kekayaan.
4. Menghindari Perbandingan Sosial
Kurangi deh waktu di media sosial. Kalau di Instagram, kamu bisa mengatur berapa jam dalam sehari yang boleh kamu habiskan untuk scroll.
Cobalah untuk fokus pada tujuan pribadi daripada membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Dengan begitu, kamu dapat mengurangi perasaan enggak pernah cukup tersebut.
5. Mengakui dan Mengelola Emosi
Mengenali bagaimana emosi memengaruhi keputusan keuangan dan belajar cara mengelola emosi tersebut bisa mengurangi pengambilan keputusan keuangan yang didorong oleh kecemasan atau ketakutan.
Untuk bisa melakukannya, kamu bisa menemukan orang yang tepat untuk diajak ngobrol. Berbicara tentang kekhawatiran keuangan dengan keluarga atau teman dapat membantu mengurangi beban emosional dan memberikan perspektif baru yang bisa jadi lebih objektif untukmu.
Baca juga: Sudah Saatnya Kita Perhatikan Kesehatan Mental, Fisik, dan Finansial secara Seimbang
Memahami money dysmorphia dan dampaknya memberikan kesempatan untuk mengubah cara pengelolaan keuangan dengan lebih sehat. Dengan pendekatan yang tepat, gangguan ini bisa ditangani, membuka jalan menuju kesehatan finansial dan emosional yang lebih baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Langkah Pertama dalam Belajar Finansial untuk Pemula
Belajar finansial untuk pemula itu bisa jadi tampak “mengerikan”. Ya gimana enggak ngeri? Pas proses belajar itu, kita jadi tahu semua dosa keuangan kita. Semua borok jadi kelihatan, semua penyakit ketahuan.
Tapi ya, itu memang salah satu prosesnya sih. Kalau memang niat dan mau lanjut, belajar finansial untuk pemula itu sangat mengasyikkan. Apalagi kalau akhirnya kita berhasil membuat keuangan kita sehat, terus akhirnya bisa mewujudkan mimpi, memenuhi cita-cita … wah, rasanya semua kerja keras terbayar.
Betul?
So, meski ngeri-ngeri sedap, ayo, mulai belajar finansial sekarang juga. Enggak usah nunggu duit ada dulu baru mau belajar finansial. Karena siapa tahu, duitnya enggak ada karena kamu enggak mau mulai belajar juga. Mindsetnya coba deh dibenerin.
Table of Contents
Tahap Belajar Finansial untuk Pemula
Belajar tentang keuangan pribadi bisa sangat berguna, terutama untuk pemula yang ingin mengatur keuangan dengan lebih baik.
Berikut adalah beberapa panduan dasar belajar finansial untuk pemula yang bisa kamu ikuti.
1. Financial Check Up
Garis start belajar finansial untuk pemula terbaik adalah dengan mengetahui terlebih dulu kondisi keuanganmu saat ini. So, mulailah mencatat semua pendapatan dan pengeluaranmu setiap bulan. Setelah itu, telusuri apa saja dan bagian mana saja yang sekiranya belum optimal, mungkin terlalu boros atau terlalu sedikit alokasinya. Misalnya, kamu terlalu boros untuk jajan, sementara nabung cuma bisa seratus ribu saja per bulan—itu juga masih disabotase sendiri.
Di QM Financial, kami menyebutnya sebagai financial check up. Seperti halnya medical check up, kamu akan bisa tahu di sebelah mana penyakit dan dosa-dosa keuanganmu dengan financial check up ini.
Baca juga: Financial Check Up dan 5 Alasan Mengapa Penting untuk Dilakukan
2. Belajar tentang Utang
Langkah kedua, karena ini cukup krusial dan sebelum melangkah ke hal-hal lain, kamu perlu belajar dulu tentang konsep utang. Pasalnya, banyak orang punya persepsi yang kurang tepat tentang utang. Ada yang anti banget dengan utang (tapi ngeluh gini-gini aja terus), sementara yang lain hobi banget utang sampai berefek ke semua aspek hidup—sampai susah buat ini itu.
Utang tidak dilarang. Utang juga bukan hal jahat. Utang hanya perlu dikelola dengan baik sehingga memberikan manfaat yang baik juga buat kita.
Supaya kamu bisa memanfaatkannya dengan baik, belajar apa saja syarat utang sehat dan cara membuat rencana keuangan yang baik agar utang bisa terkelola dengan baik.
3. Belajar tentang Dana Darurat
Dana darurat adalah salah satu pos terpenting dalam rencana keuangan. Sebelum ke mana-mana, pemahaman tentang dana darurat sebaiknya sudah kamu miliki dulu. Apa fungsi dan manfaatnya, berapa jumlah idealnya, hingga pengelolaannya.
Dana ini akan sangat berguna dalam situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, masalah kesehatan, hingga kalau ada bagian-bagian rumah yang rusak.
4. Belajar Investasi
Investasi adalah hal berikutnya yang bisa kamu pelajari dalam proses belajar finansial untuk pemula. Jangan lagi investasi secara ugal-ugalan, hanya berbekal kata orang. Investasi harus dilakukan dengan pemahaman yang cukup; mulai dari mengerti risikonya sampai tahu karakter instrumennya. Dengan demikian, kamu bisa memanfaatkannya seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan finansial.
5. Belajar Asuransi
Selain dana darurat, ada alokasi lain yang juga sama pentingnya dan punya fungsi perlindungan. Yes, asuransi.
Faktanya, banyak orang yang maunya belajar finansial untuk pemula, tapi lupa belajar asuransi. Banyak pula yang beranggapan, asuransi itu penipuan.
Padahal, yang bersangkutan hanya belum paham cara kerja asuransi. Sayang banget, anti terhadap asuransi tetapi hanya karena kurang pengetahuan, terus jadi enggak terlindungi. Tanpa asuransi, orang bisa terjebak kesulitan keuangan, lebih fatal lagi terjerat utang.
6. Perencanaan Pensiun
Sudah belajar investasi, meskipun mungkin masih jauh, memikirkan tentang pensiun itu penting. Pertimbangkan untuk berinvestasi dalam produk pensiun atau memanfaatkan program pensiun yang ditawarkan oleh pekerjaanmu.
7. Financial Diet
Cobalah untuk mengikuti diet keuangan selama satu bulan. Misalnya, batasi pengeluaran untuk kategori tertentu seperti makanan, hiburan, atau belanja, dan catat hasilnya.
Hal ini membantu memahami kebiasaan pengeluaran pribadi dan memotivasi untuk membuat anggaran yang lebih efektif. Apalagi kalau kamu memang menemukan “penyakit” atau “dosa” saat financial check up. Di financial diet inilah, kamu bisa memperbaikinya.
Baca juga: Diet Finansial, Ini Dia 4 Persamaannya dengan Diet Kesehatand
8. Membuat Catatan Keuangan
Buat catatan keuangan harian atau mingguan. Catat semua transaksi yang kamu lakukan, termasuk keputusan investasi atau tabungan. Review catatan ini secara berkala untuk melihat pola dan area yang mungkin memerlukan perbaikan.
9. Ikut Kelas Finansial
Untuk membantu memperlancar proses belajar finansial untuk pemula, akan lebih lengkap kalau kamu ikutan kelas finansial. Ada banyak penyedia kelas finansial, baik offline maupun online. Tapi, yang paling tepercaya pastinya QM Financial.
Di FCOS QM Financial, ada beragam kelas finansial yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhanmu. Kurikulumnya berjenjang, sehingga kamu bisa ikut sesuai dengan tingkat literasi keuanganmu. Yang pertama wajib diambil adalah Blueprint of Your Money.
Dari yang paling basic, kamu bisa belajar seiring dengan perkembangan belajar finansialmu, hingga akhirnya mencapai Advanced. Untuk bisa update kamu bisa mengunjungi website kelas finansial QM Financial atau follow akun media sosial kami.
Belajar finansial untuk pemula enggak harus selalu serius, tegang, dan membosankan. Belajar finansial bisa kok dibikin santai, fun, dan menyenangkan. Itu kalau kamu belajar bareng QM Financial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Manajemen Tanggal Tua: Trik Keuangan di Akhir Bulan
Siapa nih, yang segini hari sudah mengeluh tanggal tua? Yang pengin segera tanggal muda lagi?
Tanggal tua biasanya memang merujuk pada periode waktu menjelang akhir bulan, ketika gaji atau pendapatan bulanan sebagian besar telah digunakan untuk membayar tagihan rutin, seperti sewa, listrik, air, telepon, dan tagihan bulanan lainnya, dan juga untuk belanja ini itu.
Di tanggal segini tuh, biasanya sisa uang yang tersedia sudah lebih sedikit. Konon, banyak orang sudah mengalami cash flow kacau sehingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Iya apa iya? Apakah hal ini juga berlaku buat kamu?
Tenang. Makanya, manajemen keuangan yang baik pada saat tanggal tua menjadi sangat penting untuk menghindari masalah keuangan dan mengatur keuangan secara efektif hingga akhir bulan.
Berikut tip dan trik untuk menjalani tanggal tua hingga selamat sampai gajian lagi.
Tip dan Trik Manajemen Keuangan di Tanggal Tua
Cek kondisi
Yuk, yang pertama lakukan cek kondisi dulu. Yes, betul sekali: financial check up.
Lihat berapa sisa uang yang kamu miliki, kemudian perkirakan dengan lamanya kamu harus bertahan hingga tanggal gajian datang lagi. Jika memang mungkin, kamu bisa membuat jatah harian. Misalnya uangmu tinggal Rp200.000 di dompet, sementara tanggal gajian masih 5 hari lagi. Maka, saban harinya jatah kamu adalah Rp40.000-an.
Selanjutnya, kamu buat anggaran berdasarkan kondisimu.
Berburu potongan harga
Berburu potongan harga adalah salah satu trik keuangan yang efektif di akhir bulan.
Misalnya, banyak supermarket yang menawarkan diskon dan promo khusus di akhir bulan. Cari tahu promo apa yang sedang berlangsung di supermarket atau toko swalayan terdekat. Pastikan untuk memperhatikan syarat dan ketentuan promo sehingga kamu nggak kecele atau kecewa.
Selain itu, banyak aplikasi belanja online yang menawarkan voucher diskon di akhir bulan. So, kalau memang perlu membeli sesuatu, cek aplikasi belanja online seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak untuk mencari voucher diskon yang sesuai dengan kebutuhanmu.
Beberapa merchant atau toko online juga menawarkan penawaran harga khusus di tanggal tua. Cari tahu toko atau merchant mana yang menawarkannya, dan manfaatkan penawaran tersebut untuk menghemat pengeluaran.
Namun ingat ya, kata kuncinya adalah sesuai kebutuhan. Kalau memang nggak butuh ya, jangan dibutuh-butuhin yang akhirnya malah bikin kamu mengeluarkan uang yang tidak semestinya keluar.
Berhemat di pos makanan
Pos makanan itu bisa dibilang sebagai pos esensial. Artinya, penting dan enggak boleh diutak-atik. Namun, uniknya, pos makanan itu juga yang paling fleksibel, artinya yang paling bisa disesuaikan banget dengan kondisi. Terutama kondisi di tanggal tua.
Misalnya saja, untuk berhemat, usahakan agar lebih banyak masak sendiri. Buatlah rencana menu secara mingguan, dan pastikan hanya membeli yang benar-benar akan dimasak.
Cari tahu toko atau pasar mana yang menawarkan bahan makanan murah dan sehat. Kalau mau beli buah, misalnya, maka belilah sesuai musimnya, karena biasanya harganya juga lebih murah.
Kamu juga bisa mengurangi makan di luar adalah salah satu cara termudah untuk menghemat uang di pos makanan. Cobalah untuk membawa bekal dari rumah saat bepergian atau bekerja, dan hindari makan di restoran atau warung makan. Selain itu, hindari juga membeli makanan di tempat-tempat yang harganya lebih mahal seperti pusat perbelanjaan atau bandara.
Mengatur pemakaian listrik dan air
Matikan peralatan elektronik saat tidak digunakan atau saat kamu meninggalkan ruangan. Terlihat sepele memang. Namun, dengan mematikan TV, AC, komputer, dan peralatan elektronik lainnya ketika tidak digunakan, kita memang bisa menghemat token di tanggal tua. Seenggaknya siapa tahu, beli tokennya bisa sampai setelah gajian lagi, tanpa gelap-gelapan.
Begitu juga dengan air. Dengan menghemat penggunaan air di rumah, maka dapat membantu menghemat tagihan air bulanan. Misalnya, perbaiki keran bocor dan periksa kembali pipa air di rumah untuk memastikan tidak ada kebocoran air.
Dengan mengatur pemakaian listrik dan air di rumah, kita enggak hanya bisa menghemat uang di tanggal tua, tetapi juga membantu melindungi lingkungan.
Manfaatkan recehan
Memanfaatkan uang receh dapat membantu menghemat uang di akhir bulan dan memanfaatkan uang yang sebelumnya mungkin terabaikan atau diabaikan.
Simpan uang receh kamu dalam wadah tabungan khusus. Sudah terbukti lo, bahwa recehan di celengan ini bisa banget menjadi “bala bantuan” di tanggal tua. So, kalau dapat kembalian-kembalian, coba deh mulai diurusi.
Kamu bisa menggunakan uang receh ini untuk membeli barang-barang kecil seperti permen, minuman, atau cilok. Lumayan kan?
Menunda beli barang yang nggak urgent
Jangan membeli barang-barang yang tidak urgent atau tidak diperlukan segera. Misalnya, jika kamu sedang dalam kondisi keuangan yang ketat, tunda dulu saja pembelian barang-barang seperti pakaian baru atau peralatan elektronik yang tidak terlalu penting.
Misalnya, jika kamu merasa bahwa kamu butuh pakaian baru, cobalah untuk memeriksa kembali lemarimu dan lihat apakah ada pakaian lain yang masih bisa digunakan. Pertimbangkan kembali apakah pembelian tersebut benar-benar penting atau apakah ada alternatif yang lebih murah atau lebih efektif.
Dengan menunda pembelian barang yang kurang penting, Anda dapat menghemat uang di akhir bulan dan mengatur keuangan secara efektif. Pastikan untuk mempertimbangkan kembali kebutuhan akan barang tertentu sebelum membelinya, dan jika perlu, menyisihkan uang dari penghasilan bulan depan untuk membeli barang tersebut.
Bijak berutang
Kalau lagi bokek, utang itu justru sangat menggoda. Betul enggak? Apalagi sekarang, berbagai fasilitas pinjaman sangat beragam, dan semuanya menawarkan “bunga ringan”. Mulai dari paylater, pinjol, KTA, kartu kredit, dan sebagainya.
Bagi sebagian orang, utang dianggap sebagai solusi atas ketiadaan uang. Nah, hati-hati karena ini adalah mindset yang salah. Utang boleh kita lakukan justru karena kita memiliki uang dan mampu mengembalikannya. Ingat kan, 3 syarat utang sehat?
So, utang bukan solusi kondisi keuangan tanggal tua ya, gaes!
Jadi kesimpulannya, dalam mengelola keuangan di tanggal tua, diperlukan kesadaran dan kedisiplinan dalam pengeluaran serta pembelanjaan uang. Dengan membuat anggaran, berburu potongan harga, berhemat di pos makanan, mengatur pemakaian listrik dan air, memanfaatkan uang receh, menunda pembelian barang yang nggak urgent, dan berutang dengan bijak, kita dapat mengelola keuangan di tanggal tua dengan lebih efektif dan menghindari krisis keuangan yang tak terduga.
Semoga tip dan trik yang telah dijabarkan di atas dapat membantumu dalam mengatur keuangan dan memperoleh kehidupan yang lebih stabil dan sejahtera. Ingatlah bahwa mengatur keuangan dengan baik adalah suatu hal yang penting dan bermanfaat bagi kehidupan kita di masa sekarang dan masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Harga Pertalite Rp17.100? Ini Pro, Kontra, dan Apa yang Harus Kita Lakukan
Berita seputar BBM menghiasi headlines beberapa waktu belakangan. Mulai dari kenaikan harga BBM nonsubsidi, pembelian dengan aplikasi, sampai jika harga Pertalite tembus Rp17.100.
Pemerintah sendiri sejauh ini masih menahan harga Pertalite pada Rp7.650 per liter, padahal BBM jenis yang lain sudah beberapa kali dinaikkan. Presiden Jokowi sendiri menyebutkan dalam berita-berita, bahwa harga Pertalite sebisa mungkin tetap akan ditahan, karena penggunanya berbeda dengan jenis BBM lainnya.
Berapa Harga Pertalite Seharusnya?
Dalam hal ini, pemerintah memberikan keterangan, bahwa harga Pertalite Rp7.650 ini sangat jauh di bawah harga keekonomiannya. Kalau mau mengikuti harga minyak dunia, harga Pertalite seharusnya ada di angka Rp17.100 per liternya.
Lalu, apa yang terjadi jika harga Pertalite mencapai Rp17.100 per liter? Bisa jadi akan menyebabkan:
- Memacu inflasi lebih tinggi dan bisa jadi tak terkendali
- Menurunkan daya beli masyarakat, karena harga barang pasti melambung lebih tinggi lagi
- Beban hidup akan semaki berat
- Jumlah masyarakat miskin akan bertambah.
Wah, rumit juga ya ternyata?
Kita bisa lihat dari situasi yang terjadi di beberapa negara lain di dunia saat ini. Penetapan harga bahan bakar di luar negeri ditentukan benar-benar berdasarkan harga minyak dunia. Kalau harga minyak dunia mencapai USD 100 lebih per barrel-nya, maka harga BBM akan semakin mahal.
Hal yang berbeda terjadi di Indonesia, yang harga BBM-nya ditentukan oleh pemerintah untuk menjaga supaya tetap terjangkau oleh masyarakat. Selisih harganya ditutup dengan subsidi yang sumber dananya diambil dari APBN.
Saat ini, ketika harga Pertalite ditahan, beban APBN mencapai Rp502 triliun. Angka ini adalah angka subsidi keseluruhan antara subsidi untuk Pertalite, LPG 3 kilogram, dan listrik.
Jika Harga Pertalite Terlalu Lama Ditahan
However, untuk saat ini pemerintah masih cukup kuat untuk menahan. Tetapi ternyata ada beberapa hal yang bisa terjadi kalau harga Pertalite terlalu lama ditahan.
Apa saja dampaknya?
Distorsi ekonomi
Apa itu distorsi ekonomi? Misalnya saja, seperti ketika minyak goreng ditahan pada harga Rp14.000 per liter. Penjual tidak boleh menaikkan melebihi harga yang sudah ditentukan. Harga tersebut tidak bisa naik ataupun turun sesuai mekanisme pasar. Efeknya, muncul kelangkaan.
Hal yang sama dikhawatirkan bisa terjadi pada BBM jenis Pertalite ini jika harganya ditahan terlalu lama. Pasalnya, bisnis tetap bisnis. Produsen akan enggan untuk menjual rugi lantaran biaya produksi akan lebih tinggi.
Dengan disubsidi, produsen BBM—dalam hal ini Pertamina—tetap akan mendapatkan kompensasinya dari APBN. Namun, tidak ada penyeimbangan permintaan dari pasar, karena masyarakat tidak akan mengurangi konsumsi karena tidak ada kenaikan harga.
Defisit
Defisit negara juga akan meningkat seiring beban fiskal yang semakin berat. Meskipun pemerintah sendiri sempat mengumumkan hendak menekan defisit hingga 3%.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Well, memang kondisinya sedang sulit. Tak hanya harga Pertalite yang cukup mengkhawatirkan, mau ditahan beban negara berat, mau dinaikkan beban rakyat yang meningkat. BBM naik, LPG juga bisa saja dinaikkan lagi. Sekarang saja sudah ada wacana untuk mengganti kompor gas menjadi kompor listrik.
Lalu, bagaimana ya?
Sebenarnya, hal yang perlu kita lakukan kurang lebih sama saja dengan saat ada kondisi dan situasi yang berubah. Kan, kita sudah banyak melewati masa sulit nih, kemarin. Ada pandemi, lalu ada badai PHK. Yuk, pasti kita juga bisa melewati ujian yang kali ini.
Just a reminder, lakukan hal-hal berikut ya.
1. Financial check up
Karena kondisi yang berubah, maka bisa jadi akan memengaruhi juga keadaan keuangan kamu. Yuk, lakukan financial check up dulu sebelum melangkah ke hal-hal lainnya.
Kamu bisa cek:
- Apakah penghasilanmu masih tetap sama? Sumber dan jumlahnya?
- Apakah pengeluaranmu masih tetap sama? Pos dan jumlahnya?
- Bagaimana posisi utang kamu? Apakah cukup aman sejauh ini? Masih harus mencicil berapa lama lagi? Apakah ada yang bisa dilunasi dengan segera?
- Bagaimana asetmu? Masih bertahan, bertambah, ataukah malah minus? Bagaimana posisinya terhadap tujuan keuangan? Apakah masih aman?
- Iuran asuransi kesehatan aman? Yang untuk keluarga juga sudah ada?
- Bagaimana dengan asuransi jiwa, apakah sudah ada untuk si pencari nafkah? Apakah iurannya aman?
Buat catatan pengeluaran yang disesuaikan dengan kondisi sekarang kalau perlu, untuk melihat apakah ada pola yang harus diubah.
2. Atur cash flow
Arus kas merupakan hal terpenting di saat-saat yang tak pasti dan sulit seperti ini. Jagalah agar tetap positif, yang artinya pemasukan harus lebih besar daripada pengeluaran.
Misalnya saja, kamu menggunakan prinsip 1 – 2 – 3 – 4 untuk mengatur cash flow, apakah sekarang dan beberapa waktu ke depan masih bisa diterapkan dengan baik? Ataukah, ada proporsi yang harus diubah? Mungkin tadinya 10% untuk lifestyle, 20% untuk investasi, 30% untuk utang, dan 40% untuk rutin, sekarang harus diubah menjadi 50% untuk kebutuhan rutin, 30% utang, dan 10% investasi 10% lifestyle? Boleh saja. Atau lifestylenya yang dikurangi? Bisa saja.
Sesuaikan dengan kebutuhan. Dan, yang pasti: keluarkan uang sesuai kemampuan, dan prioritaskan kebutuhan esensial sebelum yang lainnya.
3. Cek dana darurat
Cek dana darurat, apakah masih memadai? Untuk single, kamu perlu dana darurat sebesar 4 x pengeluaran rutin bulanan. Untuk menikah, kamu perlu dana darurat 6 – 12 x pengeluaran rutin bulanan, sesuaikan dengan jumlah jiwa yang ditanggung.
Ya, kondisinya memang sedang sulit. Tapi, yuk, yakin saja bahwa kita bisa melewatinya dengan baik.
7 Langkah Cara Bebas Finansial Efektif dan Efisien
Barangkali, setiap orang yang sudah punya literasi keuangan yang baik akan bercita-cita dan memimpikan untuk bisa bebas finansial secepatnya.
Bebas finansial adalah kondisi ketika kamu merasakan kebebasan sepenuhnya untuk mengatur, memanfaatkan, mempergunakan uangmu sesuai kebutuhan. Penghasilanmu dapat kamu manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan menjalani hidup yang kamu mau. Nggak ada kekhawatiran, keraguan, atau ketakutan tidak bisa membayar tagihan, iuran, pajak, dan pengeluaran tak terduga. Semua sudah teralokasi dengan baik. Apalagi soal utang. Seseorang yang sudah mencapai kemerdekaan finansial enggak akan punya utang lagi.
Intinya, saat kamu mencapai kondisi ini, keuangan bukan jadi beban hidupmu lagi.
Nah, jadi paham kan, mengapa orang menginginkan untuk bisa mencapai kebebasan finansial?
Masalahnya, upaya untuk mencapai kondisi ini pasti sulit. Apalagi buat kita, orang-orang yang mengandalkan gaji kecil setiap bulan untuk bertahan hidup. Juga para sandwich generation.
Well, the good news is kondisi bebas finansial ini bisa dicapai oleh siapa pun. Yes, termasuk mereka yang berstatus sebagai generasi sandwich. Tinggal komitmen atau enggak untuk melakukan langkah-langkah persiapannya.
Cara Bebas Finansial yang Efektif dan Efisien
1. Financial check up
Untuk bisa bebas finansial, pertama kamu harus memastikan bahwa kondisi keuangan kamu sehat. Tanpa didukung dengan kesehatan keuangan yang baik, kondisi ini akan sulit untuk diwujudkan.
Financial check up ibaratnya medical check up. Namun, alih-alih kesehatan fisik yang diperiksa, kamu melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap keuangan. Cek dan pastikan beberapa hal berikut:
- Ada penghasilan dan aset
- Pengeluaran tidak lebih besar daripada penghasilan, catatlah agar kamu tahu ke mana saja uangmu pergi
- Kebutuhan pokok terpenuhi dengan baik, tanpa tersiksa
- Punya dana darurat yang memadai
- Punya asuransi untuk melindungi aset, terutama bagi diri sendiri
- Punya rencana keuangan untuk setiap tujuan
Nah, jika ada yang belum checked, kamu perlu membuat langkah solutif untuk bisa memperbaiki keadaanmu dulu, baru kemudian membuat rencana realistis untuk bisa bebas finansial.
2. Punya mindset positif tentang uang
Banyak orang memiliki mindset yang keliru tentang uang. Uang sering kali dianggap sebagai barang yang “tabu”; tabu untuk didiskusikan dengan pasangan, tabu untuk didapatkan secara lebih banyak (padahal jalannya ya halal), tabu untuk dikelola, dan sebagainya. Banyak orang menganggap, ngomongin uang sama dengan matre. Padahal ya, enggak selalu begitu juga.
Uang perlu dibahas, uang perlu dipekerjakan agar kemudian mau mendatangkan “teman” yang lebih banyak—tentu saja dengan cara yang benar. Uang harus dikelola supaya “betah”, dan sebagainya.
Saat kamu punya mindset positif tentang uang, maka saat itu kamu siap untuk membuat rencana keuangan menuju bebas finansial.
3. Rincikan tujuan keuangan
“Pengin kaya!”
Begitu kebanyakan orang menjawab ketika ditanya apa tujuan hidupnya. Padahal “kaya” itu bukan tujuan keuangan yang baik. Mengapa? Karena kaya itu tidak terdefinisikan.
Rincikan tujuan keuanganmu dengan detail. Ada “judul”, nominal, dan jangka waktu. Contoh: 5 tahun lagi, dana DP rumah sebesar Rp150 juta siap. 10 tahun lagi, dana untuk kuliah anak harus siap sebesar Rp200 juta. 30 tahun lagi, dana pensiun harus siap sebesar Rp3 miliar. Dan seterusnya.
Dengan adanya tujuan keuangan yang terdefinisikan dengan rinci seperti itu, kamu akan dapat membuat rencana keuangan yang juga realistis dan mudah untuk dieksekusi.
4. Menabung dan berinvestasi
Banyak orang yang keliru di sini. Mereka menabung dan berinvestasi menggunakan uang sisa belanja.
Bebas finansial dapat kamu capai jika didukung dengan komitmen untuk menabung dan investasi dengan disiplin. Tentukan berapa besar alokasi tabungan dan investasi, dan konsistenlah dengan jumlah yang sudah ditentukan. Akan lebih baik jika kamu dapat menyisihkan 10% hingga 20% dari penghasilan rutinmu setiap bulan. Segera transfer ke rekening tabungan dan investasi begitu kamu menerima gaji atau penghasilan.
Dengan begitu, kamu bisa menjaga konsistensi menabung dan berinvestasi dengan lebih baik. Inilah yang akan jadi modalmu untuk bisa bebas finansial. Pasalnya, uang belanja tidak akan pernah bersisa.
Lakukan analisis mendalam terkait pemilihan jenis instrumennya, terutama instrumen investasi. Kesesuaian karakter instrumen dengan kebutuhan akan jadi kunci sukses investasimu. Belajar dulu ya, supaya kamu paham betul akan hal ini.
5. Cukupkan pengeluaran
Buat anggaran untuk setiap kebutuhan dan pos pengeluaran. Anggaran ini akan bisa kamu manfaatkan untuk mengendalikan belanja agar tidak berlebihan.
Kata kuncinya memang hanya satu: cukup. Tapi, meski hanya satu kata, hal ini akan sangat tricky; tak mudah untuk dilakukan.
Kurangi pengeluaran yang tidak penting. Di sinilah yang membedakan orang yang kaya betulan dengan mereka yang berpura-pura kaya. Miliuner sejati jarang tampil mewah. Sementara, yang pura-pura kaya, ya begitulah.
Jika memang harus berutang, utanglah secara sehat; mampu bayarnya, ada tujuan yang jelas, dan penggunaan barang (atau apa pun itu) lebih lama dari jangka waktu pembayarannya kembali.
6. Investasi pada diri sendiri
Kamu boleh saja investasi pada berbagai instrumen, mulai dari yang rendah risiko seperti deposito, sampai yang sangat agresif seperti saham dan kripto sekalipun. Namun, jangan sampai lupa untuk investasi pada diri sendiri. Justru hal ini adalah modal terbesar untuk kamu bisa bebas finansial.
Cari ilmu dari mana saja, dari siapa saja, di mana saja. Ikutan kelas online, webinar; dengarkan podcast, tonton video, ikut diskusi. Baca artikel dan buku. Semua bisa kamu lakukan demi mendapatkan ilmu, wawasan, dan pemahaman yang baru dan variatif.
Nantinya, ilmu dan wawasan yang kamu miliki bisa berguna, misalnya untuk mendukung karier di kantor sehingga naik jabatan dan naik gaji. Atau, bisa juga dimanfaatkan untuk mendapat penghasilan tambahan. Dengan begini, jalan menuju bebas finansial akan lebih cepat dan lancar.
7. Tambah penghasilan
Agar bebas finansial lebih cepat, maka kamu mungkin perlu untuk menambah penghasilan. Perlua stream income kamu, jangan hanya mengandalkan diri pada gaji pekerjaan utama saja. Kamu bisa berbisnis, atau melakukan pekerjaan lepas sesuai skill yang kamu punya.
Nah, itu dia 7 langkah cara bebas finansial yang efektif dan efisien. Mumpung masih muda, yuk, segera buat rencana realistis menuju bebas finansial hari ini!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ada Pajak Fasilitas Kantor yang Dibebankan pada Karyawan? Gimana Ceritanya?
Sudah cukup lazim terjadi, ketika ada karyawan sebuah perusahaan mendapatkan benefit berupa fasilitas dari kantor, yang sering disebut dengan fasilitas natura. Bisa berupa laptop, motor, mobil, hingga rumah. Nah, tahukah kamu, bahwa sekarang sedang digodog mengenai peraturan pengenaan pajak fasilitas kantor?
Eh? Fasilitas kantor yang kita dapatkan bakalan kena pajak?
Betul. Bakalan ada pajak fasilitas kantor ke depannya.
Gimana ceritanya?
Yuk, kita lihat.
Pengenaan Pajak Fasilitas Kantor oleh Negara
Baru-baru ini Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mengungkapkan wacana mengenai aturan pemberian natura, atau fasilitas atau benefit dari kantor bukan berupa uang tetapi bertindak sebagai ‘imbalan’ atas kinerja karyawan.
Pada awalnya, natura ini tidak dikenakan pajak karena dikecualikan dari penghasilan. Nah, sekarang—atau mulai nanti ketika sudah diterapkan—natura ini akan dihitung sebagai penghasilan karyawan, sehingga ada pajak yang akan dikenakan.
Apa saja yang dapat dianggap sebagai natura? Misalnya saja mobil, laptop, smartphone, motor, bahkan sampai rumah. Pokoknya segala bentuk fasilitas bukan uang yang diterima oleh karyawan deh.
Menurut salah satu sumber dari Kemenkeu, hal ini diberlakukan karena pada praktiknya sering terjadi kasus, ada seseorang sangat kaya dan punya banyak perusahaan. Sebagai founder, CEO, dan pemilik, ia tak mendapatkan gaji dari perusahaannya, tetapi mendapatkan fasilitas mobil, rumah, dan sebagainya. Nah, karena bukan berupa gaji dalam bentuk uang, maka aset ini tidak dihitung sebagai penghasilan. Dengan demikian, SPT pun kosong. Inilah yang ingin diubah oleh pemerintah.
Penghasilan yang dihitung dalam pajak bukanlah dari harga aset sebagai fasilitas, tetapi berdasarkan harga sewa oleh perusahaan dengan memperhatikan besarnya penyusutan. Dengan demikian, nantinya pajak yang dikenakan dihitung sebagai PPh secara umum dengan tarif pajak progresif.
Fasilitas Kantor Apa Saja yang Akan Dikenakan Pajak?
Nah, jangan khawatir. Tidak semua fasilitas kantor akan kena pajak kok. Misalnya kamu ada acara meeting, dan ada makan siang yang disediakan, tentu saja makan siang tersebut tidak akan dikenakan pajak.
Menurut Kemenkeu dalam sebuah artikel di Kompas.com, untuk saat ini, ada 5 jenis natura yang dikecualikan, yaitu:
- Penyediaan fasilitas berupa makanan dan minuman
- Natura di daerah tertentu dengan potensi ekonomi tetapi sulit dijangkau dengan alat transportasi
- Natura karena keharusan pekerjaan, seperti seragam atau alat pelindung diri demi keselamatan kerja
- Natura yang sumbernya berasal dari APBN, APBD, atau APBDes, yang biasanya diterima oleh ASN atau pejabat
- Natura dengan jenis dan batasan tertentu
Kelimat jenis fasilitas kantor atau natura di atas memang sepertinya belum terdefinisikan dengan baik sih. Karena itu, ada baiknya kita menunggu lebih lanjut saat peraturannya sudah benar-benar diresmikan. Pastinya hal-hal seperti ini akan lebih detail dijelaskan.
Cara Menghitung Pajak Fasilitas Kantor
Dikutip dari CNBC Indonesia, perhitungan pajak fasilitas kantor ini tidak akan jauh berbeda dengan perhitungan Pajak Penghasilan pasal 21l, yaitu dengan menghitung penghasilan per tahun pajak, yang terdiri atas uang tunai dan nilai fasilitas kantor yang didapatkan, yang kemudian akan menjadi penghasilan bruto.
Penghasilan bruto yang didapatkan ini akan dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak dan tanggungannya, yang kemudian menghasilkan Penghasilan Kena Pajak dengan tarif progresif.
Ingat ya, dalam menghitung nilai pajak fasilitas kantor tersebut tidak menggunakan harga barangnya, karena di situ ada biaya penyusutan barang. Dengan demikian, yang dihitung hanya senilai harga sewanya saja.
Nah, semoga sih sampai di sini sudah tidak bingung lagi.
Lalu, sampai kapan karyawan harus membayar pajak fasilitas kantor ini? Ya, selama fasilitas tersebut masih dimanfaatkan, maka selama itu pula karyawan wajib melaporkannya. Tidak ada jangka waktu secara tetap yang diberikan.
Atur Keuangan Karyawan
Duh, kok rasanya semua-muanya jadi kena pajak ya? Sekarang ditambah lagi ada pajak fasilitas kantor.
Tenang, tenang. Jika pemerintah mempertimbangkan sesuatu, pastinya juga ada alasan yang kuat. Lagi pula, pajak juga dibutuhkan, agar negara mendapatkan pemasukan demi membiayai pembangunan juga kan? Apalagi kita sekarang sedang bertolak untuk bangkit lagi dari krisis akibat pandemi.
Pajak adalah kewajiban setiap warga negara. So, ini juga termasuk kamu, yang mendapatkan penghasilan dari bekerja. Sekarang, tinggal gimana aja kamu mengatur keuanganmu, karena semua solusi ada pada pengaturan cash flow yang tepat.
1. Lakukan financial check up
Pertama, karena ini berarti akan ada sedikit perubahan pada pola pengeluaran, maka penting untuk kembali melakukan financial check up.
Cek kondisi penghasilan, pengeluaran, rasio utang, rasio menabung, dan rasio likuiditas. Apakah dalam kondisi yang aman semua?
Nantinya, pajak penghasilan akan masuk ke dalam pos pengeluaran tahunan. Karena itu, jangan lupa dicatat, dan dibuat bujetnya juga. Ada baiknya jika kamu mulai menghitung-hitung sedari sekarang, berapa besar pajak yang harus kamu setorkan. Setidaknya, kamu akan punya gambaran jika nanti memang jadi diberlakukan.
2. Atur prioritas
Kebutuhan kita memang banyak, sedangkan sumber daya terbatas. Sudah dari sononya, kita kebanyakan mau, tapi dana terbatas. Karena itu, penentuan prioritas yang tepat adalah kunci.
Jadi, kenali mana yang perlu diprioritaskan dan mana yang bisa digeser. Jangan sampai terjebak, maunya diprioritaskan untuk dipenuhi sekarang tapi ternyata hanya keinginan sesaat belaka.
Yuk, kamu pasti bisa mengaturnya.
3. Lakukan review berkala
Lakukan review terhadap rencana keuanganmu secara berkala. Cek apakah tujuan keuanganmu masih bisa diteruskan, atau perlu disesuaikan? Bagaimana dengan tabungan dan investasimu? Apakah nilainya masih sesuai dengan yang diharapkan.
Meski mungkin hanya sedikit, tetapi penambahan pengeluaran pajak, seperti pajak fasilitas kantor ini, tetap akan memengaruhi cash flow. Jadi, jangan abaikan. Akan lebih baik jika kamu siap sedari sekarang, ketimbang kelabakan kemudian.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pemotongan Gaji Karyawan: Bagaimana Harus Disikapi?
Sejak awal tahun 2021, wacana pemotongan gaji ASN dan TNI/Polri untuk zakat mulai bergulir. Dikabarkan, bahwa Bapak Presiden sendiri juga mendukung penuh hal ini. Rencananya, gaji PNS dulu yang akan dipotong, selanjutnya gaji para karyawan BUMN dan swasta.
Pemotongan gaji untuk zakat ini perhitungannya adalah setara dengan 85 gram emas, kurang lebih Rp85 juta per tahun, atau Rp7 juta per bulannya. Inilah yang menjadi dasar perhitungan pemotongan gaji untuk zakat sebesar 2.5%. Ini artinya, bagi yang memiliki gaji di bawah Rp7 juta, pemotongan gaji untuk zakat ini belum berlaku. Tidak wajib.
Lalu, apakah ini juga berlaku untuk karyawan nonmuslim? Tidak, tetapi mereka yang nasrani juga punya kewajiban sepersepuluhan, menurut agama yang dianut.
Pemotongan Gaji Tak Bisa Dihindari
Pemotongan gaji juga sempat menjadi kontroversi saat PP 25 tahun 2020 diteken. Dalam undang-undang tersebut, gaji para pekerja akan dipotong untuk tabungan Tapera, sebesar 3%. Meskipun pemotongan gaji ini tak hanya merupakan kewajiban karyawan sepenuhnya, lantaran dibagi dua dengan pemberi kerja, tetapi tetap saja terdengar protes dan nada-nada ketidaksetujuan di sana-sini.
Apalagi bagi para pekerja swasta mandiri, besaran iuran 3% akan langsung dipotong dan dibayarkan penuh oleh si pekerja tersebut sendiri. Perhitungannya kurang lebih mirip dengan perhitungan pajak, yakni mengambil total penghasilan selama setahun, dan kemudian diambil rata-rata per bulan.
Kedua jenis pemotongan gaji di atas tak sekaligus diterapkan, melainkan bertahap. Biasanya akan diberlakukan bagi ASN dulu, baru kemudian para pekerja sektor swasta menyusul.
So, pemotongan gaji ini—baik untuk zakat maupun untuk Tapera—cepat atau lambat akan diterapkan di semua sektor, sehingga tak mungkin dihindari lagi. Dan, bukan tak mungkin, akan ada pemotongan-pemotongan gaji lagi berikutnya.
Kena Pemotongan Gaji, Kita Harus Bagaimana?
Pemotongan gaji ini sudah pasti harus disikapi dengan bijak. Memang, ada dari kita yang merasa keberatan dengan berbagai alasan.
Misalnya pemotongan gaji untuk Tapera, karena mungkin yang bersangkutan tidak membutuhkan tabungan untuk beli rumah lagi, karena toh sekarang sudah punya rumah warisan yang bisa ditempati. Pemotongan sebesar 2.5% tentu nominalnya ya lumayan juga, bisa dipakai untuk kebutuhan lain yang lebih prioritas.
Tetapi, yah, kalau sudah diatur dan diketok palu oleh pemerintah, mau tak mau kita harus mendukungnya, bukan? Lihat sisi baiknya, jika nanti bisa beli rumah lagi, bisa saja rumah tersebut disewakan hingga bisa mendatangkan passive income buat kita. Lumayan juga, buat bekal masa pensiun.
So, mesti gimana dong, sekarang? Coba lihat beberapa poin berikut ya.
1. Lakukan financial check up
Pemotongan gaji sudah pasti akan memengaruhi cash flow kamu secara keseluruhan. Nggak perlu panik, lantaran gaji terasa semakin kecil sedangkan kebutuhan sama, bahkan mungkin bertambah seiring waktu. Yuk, diatur lagi.
Lakukan financial check up secara menyeluruh lagi. Cek rasio penghasilan dan pengeluaran, juga cek rasio yang menjadi sinyal kesehatan keuangan lainnya. Seperti rasio menabung dan investasi, rasio likuiditas, dan rasio utang. Jika semuanya masih dalam rasio yang wajar, sepertinya kamu tak perlu khawatir dengan adanya pemotongan gaji ini. Kamu bahkan bisa memasukkannya juga ke pos menabung dan investasi, dan ini berarti menambah rasio menabungmu kan?
Cek secara keseluruhan lagi ya, sehingga kamu bisa mendapatkan pola keuangan yang baru.
2. Lakukan penyesuaian penganggaran
Buat penyesuaian dengan penganggarananmu. Misalnya saja, kamu seorang freelancer, dan pengahsilan rata-ratamu setiap bulannya—katakanlah—Rp10 juta. Jika dipotong 3% untuk Tapera, maka itu berarti ada potongan sebesar Rp300.000, yang harus kamu tanggung sendiri. Jika perlu, adakah pos lain yang bisa kamu sesuaikan?
Setelah financial check up yang menggambarkan kesehatan keuanganmu setelah adanya pemotongan gaji di sana-sini ini, implementasikan dalam penganggaran. Sesuaikan prioritasnya.
3. Pastikan cicilan utang, dana darurat, dan proteksi tetap aman
Pos-pos yang wajib untuk tetap diamankan adalah cicilan utang, dana darurat, dan proteksi berupa asuransi.
Pastikan ketiganya tetap aman ya. Ini penting, karena kalau sampai terganggu, masalah yang lebih besar bisa jadi harus kamu hadapi ke depannya.
4. Jajaki kemungkinan penghasilan tambahan
Memang, besar ataupun kecil pemotongan gaji, tetap saja akan memengaruhi cash flow kamu. Namun, bukan berarti enggak bisa disesuaikan. Bagaimanapun, kita harus bertahan hidup kan?
Buat kamu para karyawan—baik ASN maupun swasta—jika sekarang belum pernah menjajaki peluang tambahan penghasilan, ini bisa jadi alasan untuk mulai nih. Kamu bisa mulai dengan mencari informasi, ada demand apa di sekitarmu.
Buat kamu para pekerja mandiri—meski sekarang belum diterapkan—juga mesti bersiap tuh. Terus semangat untuk cari proyekan ya. Atau, mungkin kamu bisa menyesuaikan juga tarif jasamu?
Kesimpulan
Yes, pemotongan gaji kadang memang tak bisa dihindari. Tapi, daripada mengeluh saja, akan lebih baik jika kamu mulai menyesuaikan lagi dengan pola anggaran dan pengeluaran. Ini akan jauh lebih efektif untuk mengatasi masalahmu.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah pada pengelolaan penghasilan atauupun masalah keuangan yang lain? Butuh training finansial, untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan karyawan? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Diet Finansial, Ini Dia 4 Persamaannya dengan Diet Kesehatan
Pernah dengar tentang diet finansial?
Begini.
Kalau kamu sudah belajar finansial di Levio x QM Financial, pasti kamu menemukan bagian visual narrative di bagian Case Study, yang menceritakan kisah Keisha dan Erina. Keisha yang saat itu diajak Erina untuk makan bareng sempat menolak dengan alasan diet.
Erina yang concern terhadap kondisi Keisha yang tak pernah makan siang karena diet, lantas membujuk agar Keisha mau ikut bersamanya makan di kafe langganan.
Ternyata fakta terungkap! Setajam silet.
Maksudnya, ternyata Keisha lagi diet tapi bukan diet kesehatan, melainkan (niatnya) diet finansial karena saldo di tabungannya habis.
Yah, tapi seperti halnya diet kesehatan, kalau mau diet finansial ada baiknya juga harus diawali dari garis start yang benar.
Saat tubuh melakukan diet, seseorang akan membatasi atau mengurangi asupan makan ke dalam tubuh namun gizi yang diperlukan tubuh tetap diberikan. Diet kesehatan dapat dipercaya mampu mengontrol kondisi tubuh, agar kemudian dapat menjalankan tugas-tugasnya secara optimal.
Nah, begitu pula dengan diet finansial, seharusnya juga mampu membantu kamu mengontrol keuangan kamu sehingga kamu memiliki kondisi finansial yang sehat. Jadi diet finansial sih bukannya lantas kamu harus memangkas anggaran makan siang ketika saldo di tabungan sudah menipis. Itu mah sama saja sudah sakit, baru diet.
Diet finansial harus dilakukan dengan tetap “memperhatikan gizi” dan dengan cara yang benar, seperti halnya diet kesehatan.
Penasaran dengan diet finansial?
Yuk simak hal-hal yang perlu dilakukan ketika sedang diet finansial.
1. Sebelum Diet Finansial, Cek Kondisi Kesehatan Finansial
Sebelum kamu memutuskan untuk diet finansial, ada baiknya kamu cek kondisi kesehatan finansial dulu. Lakukan financial check up. Ketahui “penyakit”-nya di mana, sehingga kamu tahu apa yang bisa dilakukan untuk “mengobati penyakit” itu.
Sama kayak diet kesehatan. Kalau masalahnya karena kamu punya gula darah yang terlalu tinggi, maka mengurangi makanan yang manis-manis adalah solusinya. Juga mengontrol asupan karbohidrat. Tapi bukan berarti menghilangkan kedua unsur penting tersebut, karena tubuh juga membutuhkannya. Karena kalau sama sekali hilang, ya akan sakit juga.
Nah, sama seperti diet kesehatan, ketahui dulu “penyakit” finansialmu ada di mana. Apakah terlalu sering mengeluarkan uang secara impulsif? Ataukah, rasio utang besar?
Permasalahan keuangan sering dialami seseorang karena kebiasaan-kebiasaan yang sering menyebabkan dompet menjadi “bocor alus”. Saat gajian memiliki banyak uang, tapi si uang cuma mampir; nggak pernah mau tinggal lama. Nah, apa penyebabnya?
2. Menentukan Tujuan dan Jangka Waktu
Setelah kamu memeriksa kondisi kesehatan finansial kamu, kamu akan mengetahui masalah apa saja yang sedang kamu hadapi sehingga kamu dapat memutuskan untuk diet.
Solusi terhadap masalah-masalah tersebutlah yang menjadi tujuan finansial kamu. Misalnya kamu memiliki masalah mengenai banyaknya utang yang sedang kamu tanggung, maka tujuan dari diet finansial kamu adalah terbebas dari hutang atau mengurangi nilai utang.
Setelah menetapkan tujuan, jangan lupa untuk menentukan jangka waktu tujuan tersebut harus tercapai. Buatlah tujuan dan jangka waktu yang realistis karena ketika diet finansial, kamu mungkin akan “dipaksa” untuk tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan yang selama ini kamu gemari.
Sama kayak diet kesehatan kan?
3. Memilih Cara Diet Finansial yang Realistis
Diet finansial harus realistis supaya kamu dapat konsisten dalam melakukannya, dan perlu cara berbeda untuk mengatasi masalah yang berbeda juga.
Misalnya kamu memiliki rasio utang yang besar. Ada beberapa cara diet finansial yang dapat menyelesaikan permasalahan kamu. Salah satunya, segera selesaikan semua utang konsumtif. Misalnya, utang kartu kredit. Perbesar jumlah cicilan kartu kredit semampu kamu, agar bisa segera selesai. Anggarkan di setiap bulan, kalau perlu dengan mengurangi pengeluaran lain yang bisa ditunda atau kurang penting.
Nah, memang kamu harus tahu permasalahannya di mana, baru kemudian membuat rencana keuangan, step by step yang realistis dan komprehensif. Cara dan rencana yang realistis akan membuatmu tak menunda lagi. Diet kesehatan juga begitu. Kalau enggak realistis, yang ada dietnya mulai besok saja! Tarsok tarsok, sampai kapan pun juga enggak akan beres masalahnya kan?
4. Ingat Tujuan Utama Diet Finansial Kamu
Akan ada banyak godaan yang menghampirimu ketika kamu sedang melakukan diet finansial. Sama kayak diet kesehatan.
Banyak orang yang mulai tergoda untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk ketika sedang menjalankan diet atau ketika tujuan diet hampir tercapai. Cheating sana, cheating sini.
Jika kamu tergiur untuk melakukan kebiasaan kebiasaan buruk kamu maka kamu akan kembali terjebak dalam kondisi finansial yang buruk. Misalnya kamu melakukan diet finansial karena memiliki banyak utang, tapi ternyata setelah itu kamu khilaf lagi.
Ya, bisa jadi akhirnya kamu akan terjerat utang lagi.
So, cobalah untuk selalu ingat akan niat dan tujuan utama diet. Teruskan kebiasaan baik yang sudah kamu bangun dengan cara diet finansial, sehingga kesehatan keuangan pun jadi lebih terjamin.
Itulah hal-hal yang perlu kamu lakukan mengenai diet finansial, yang dapat meningkatkan kesehatan finansial kamu.
Seru ya, kisah Erina dan Keisha di Levio ini. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari obrolan mereka. Di bagian lain, kamu juga akan menemukan banyak visual narrative lain yang juga memberikan segudang insight penting untuk finansial loh!
Makanya, jangan sampai ketinggalan, belajar finansial di Levio x QM Financial! Cara daftarnya gampang kok! Ada tutorial daftar Levio di artikel ini. Silakan dicek ya!
Dan, sampai ketemu di Levio!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bisakah Kita Membuat Rencana Keuangan Sendiri?
Setiap orang sebaiknya membuat rencana keuangan untuk mencapai tujuan finansial mereka sendiri di masa yang akan datang. Misalnya saja seperti sebagai biaya pernikahan, dana menyekolahkan anak, bahkan sampai hal-hal kecil seperti membeli barang tertentu ataupun liburan.
Jika kamu memiliki rencana keuangan yang tepat maka tujuan keuangan kamu lebih mudah tercapai.
Apa Fungsi Rencana Keuangan
Yah, mungkin masih ada yang bertanya-tanya, memangnya penting ya, rencana keuangan itu? Jika iya, apa fungsinya?
Ya, barangkali ada yang berpikir bahwa rencana keuangan itu tidak sepenting itu. Nggak mau ribet, kalau ingin membeli barang ya beli saja, karena toh hidup ini perlu dinikmati.
Well, nggak salah kok. Hidup memang harus dinikmati kan? Tapi, ada beberapa hal yang pastinya menjadi cita-cita besar kamu, dan butuh biaya yang superbesar untuk mencapainya. Kalau sudah begini—punya cita-cita besar, tapi juga pengin menikmati hidup yang sekarang dijalani—maka kamu perlu membuat rencana keuangan. Kalau enggak, either cita-cita yang harus terus ditunda karena nggak pernah ada uang untuk mewujudkannya, atau kamu hidup dengan bekerja terus-terusan tanpa dinikmati karena kamu terlalu fokus pada cita-cita besar saja.
Bukankah akan lebih baik kalau kita bisa menikmati hidup yang sekarang dijalani, sekaligus secara perlahan mewujudkan cita-cita?
Alasan Penting Punya Rencana Keuangan
Menggambarkan kondisi kesehatan keuangan
Ketika sedang membuat rencana keuangan, kamu akan menyadari bagaimana sesungguhnya situasi dan kondisi kesehatan keuanganmu. Dengan begitu, kamu bisa memilah antara keinginan dan kebutuhan, juga memilih gaya hidup yang sesuai dengan kondisi keuangan kamu.
Kamu dapat mengetahui seberapa banyak pengeluaran kamu dan dan berapa banyak alokasi dana, sehingga kamu tak perlu hidup melebihi kemampuan finansial kamu.
Dengan rencana finansial yang baik, kamu dapat dengan jelas bagaimana uang kamu gunakan.
Misalnya kamu menggunakan uang kamu untuk memenuhi kebutuhan yang sudah sesuai dengan anggaran? Jika belum, kamu pun jadi bisa menyesuaikan lagi dengan kondisi yang ada.
Memotivasi
Jika kamu memiliki rencana keuangan yang jelas, maka kamu pun akan termotivasi, either untuk lebih giat mengumpulkan uang atau lebih bijak dalam menggunakannya.
Selain itu, dengan adanya rencana yang detail, kamu dapat melihat horizon waktu untuk mencapai tujuan finansialmu.
Ternyata banyak ya, keuntungan memiliki rencana keuangan.
Tapi, bagaimana cara membuatnya? Rumit enggak ya? Bisa nggak ya, membuat rencana keuangan sendiri?
Jawabannya bisa. Kamu membuat rencana keuanganmu sendiri, bahkan ini lebih bagus, karena kamu sendirilah yang paling tahu kondisi dan keinginanmu.
Begini langkah-langkah membuat rencana keuangan
#TujuanLoApa
Selalu mulailah dari sini. Apa tujuan keuanganmu? Apa cita-cita terbesarmu? Apa keinginanmu yang paling pengin dicapai dengan segera?
Tetapkanlah secara spesifik. Misalnya, alih-alih ingin kaya, kamu bisa merincikan aset apa saja yang ingin kamu miliki. Misalnya, punya rumah di dalam kota Jakarta, biar dekat dengan kantor. Atau, pengin menyekolahkan anak di sekolah taraf internasional, dan kemudian lanjut sekolah ke Singapura.
Mengapa harus begitu? Karena “kaya” itu tak terdefinisikan. Sedangkan, kamu butuh target yang jelas, agar dapat membuat rencana yang realistis dan komprehensif.
Tanpa tujuan yang jelas, nantinya hanya seperti niat diet kamu. Mulainya besok melulu. Eh, kok nuduh ya?
Mengetahui nilai dan biaya saat ini
Rencana keuangan yang baik adalah rencana yang detail. Karenanya, kamu harus mengetahui seberapa besar nilai dan biaya yang kamu miliki saat ini, dan kemudian punya proyeksi nilainya di masa depan.
Kumpulkanlah informasi sebanyak-banyaknya, karena kamu butuh gambaran nilai aset pada saat sekarang.
Lakukan financial check up, untuk mengetahui kondisi finansialmu secara menyeluruh. Baru kemudian dari situ, kamu bisa membuat rencana yang detail.
Jangan lupa untuk juga mencatat utang yang kamu miliki, misalnya cicilan mobil, kartu kredit, dan sebagainya. Semua penghasilan dan utang harus kamu catat secara detail, dan jangan lupa untuk mencatat pengeluaran kamu.
Membuat Bujet/Anggaran
Selanjutnya, ya kamu harus merealisasikan rencana yang sudah kamu buat.
Salah satu kunci sukses dalam merealisasikan rencana keuangan adalah berhemat. Berusahalah untuk selalu berpedoman pada anggaran, setiap kali kamu hendak mengeluarkan uang.
Ingat, kebutuhan vs keinginan. Mana yang jadi kebutuhan pokok, mana yang hanya keinginan jangka pendek semata. Apalagi FOMO, kamu harus mengenalinya dengan baik.
Merencanakan investasi
Salah satu langkah yang harus kamu lakukan dalam membuat rencana keuangan adalah merencanakan investasi. Investasi memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan hanya menabung. Mengapa? Inflasi.
Akan tetapi sebelum melakukannya, tentu kamu harus belajar dulu. Ingatlah bahwa investasi memiliki risiko dan hasil yang didapat akan sepadan dengan risiko tersebut. Kelola dengan baik, agar memberikan manfaat yang optimal.
Lengkapi dengan asuransi
Asuransi akan memberikan perlindungan terhadap risiko keuangan yang bisa terjadi, sehingga dapat membantumu merealisasikan rencana secara optimal.
Milikilah setidaknya asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, dan pastikan iuran preminya juga masuk ke dalam anggaran rencana keuanganmu.
Review dan evaluasi
Setelah membuat rencana keuangan dan kemudian merealisasikannya, maka secara berkala juga, lakukanlah review dan evaluasi.
Itulah cara-cara untuk membuat rencana keuangan sendiri.
Rumit? Enggak dong.
Kalau pengin belajar, QM Financial menawarkan cara belajar yang barangkali bisa membantumu membuat rencana keuangan sendiri, yaitu dengan ikut kelas di Udemy. Ada modul basic Berkenalan dengan Financial Planning di mana kamu bisa mulai dulu.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Blueprint of Your Money dan 5 Elemen Paling Prinsip yang Ada di Dalamnya
Blueprint of Your Money merupakan konsep asli dalam perencanaan keuangan pribadi yang ditemukan dan dirumuskan oleh Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial. Diibaratkan sebagai rumah, prinsip inilah yang menjadi basic-nya basic ilmu mengelola keuangan yang akan kita pakai seumur hidup, untuk berbagai tujuan.
So, adalah penting buat kamu untuk memahami dulu konsep Blueprint of Your Money ini, sebelum melangkah ke step selanjutnya dalam pengelolaan keuangan pribadi. Karena, tanpa memahami basic-nya basic ilmu, kamu akan lebih sulit untuk merencanakan keuanganmu sendiri. Bisa jadi, kamu hanya tahu tetapi kurang paham secara mendalam, mengapa kita perlu punya perencanaan keuangan yang menyeluruh. Bahkan, mungkin kamu juga tak memandang pentingnya tujuan keuangan, dan segala macam pernak-pernik yang perlu kita pikirkan sampai mendetail untuk bisa mencapainya.
Padahal, tanpa punya tujuan keuangan sama saja enggak punya tujuan hidup. Karena, kita enggak bisa memungkiri, bahwa uang kita perlukan untuk bisa survive dan bernapas. Uang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang.
Nah, lalu mulai dari mana agar bisa paham mengenai prinsip Blueprint of Your Money ini? Sebenarnya, prinsip ini cukup sederhana kok, enggak aneh-aneh dan nggak rumit sama sekali. Kamu hanya perlu memperhatikan dan memahami cara main 5 elemen ini saja.
5 Elemen Terpenting dalam Blueprint of Your Money
1. Financial Check Up
Financial check up merupakan fondasi dari Blueprint of Your Money dan menjadi modal untuk membuat perencanaan keuangan hingga jauh ke depan. Mengapa? Karena dengan melakukan financial check up–seperti halnya melakukan medical check up–kita jadi tahu seperti apa kondisi kesehatan keuangan kita.
Kalau sehat, maka kita bisa melanjutkan dengan membuat rencana keuangan hingga tujuan jangka panjang. Tetapi kalau belum sehat, ya kita “obati” dulu penyakitnya.
Ada 3 rasio dasar keuangan yang harus dicek dalam financial check up ini, yaitu:
- Rasio cicilan utang, yaitu maksimal 30% dari penghasilan rutin bulanan, yang berlaku untuk semua cicilan utang yang kamu miliki.
- Rasio menabung atau investasi, yaitu rasio kemampuanmu untuk bisa menyisihkan uang dari penghasilan setiap bulan ke rekening tabungan atau investasi, yang besarnya minimal 10% dari penghasilanmu.
- Rasio likuiditas, yaitu rasio jumlah aset lancar yang kamu miliki terhadap jumlah pengeluaran bulanan, yang besarnya setidaknya 3 – 6 kali pengeluaran rutin.
Nah, lakukan pencatatan terhadap ketiga rasio ini agar kamu tahu, sebenarnya saat ini keuangan kamu sudah sehat atau belum.
2. Financial Plan
Selanjutnya, jika keuangan sudah cukup sehat, kamu bisa merumuskan financial plan, alias rencana keuanganmu. Ibarat rumah, financial plan dalam Blueprint of Your Money ini adalah lantai satu, di mana terdapat ruang-ruang inti yang paling dibutuhkan. Mulai dari ruang tamu, dapur, dan sebagainya.
Setiap rencana harus punya judul, nilai, dan jangka waktu.
Apa tujuan keuangan yang pengin kamu capai? Dana darurat, dana menikah, dana pendidikan, dana pensiun, atau ada yang lain? Inilah yang akan menjadi judul rencana keuanganmu. Banyak ya? Ya, bagus, itu berarti banyak juga impian yang ingin (dan pasti bisa) kamu raih.
Selanjutnya, tentukan nilai masing-masing tujuan keuangan. Butuh berapa dana daruratnya? Butuh berapa banyak untuk dana pensiun? Baru kemudian, kamu tentukan jangka waktunya, 3 tahun, 5 tahun, sampai 20 tahun.
3. Proteksi
Ibaratnya, kamu sudah punya fondasi dan lantai satu, selanjutnya kamu butuh atap untuk melindungi asetmu dari hujan dan panas.
Dalam keuangan, “atap” yang akan melindungimu berupa asuransi. Proteksi ini akan melindungimu dari berbagai risiko keuangan yang berpotensi menjadi masalah ke depannya.
Ada berbagai asuransi yang bisa kamu beli, tetapi tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.
4. Status harta dan utang, akses dana darurat, zakat, serta waris
Hal-hal ini yang akan menjadi pilar dari “rumah” keuangan yang kamu miliki, biar asetnya juga nggak ambyar ke mana-mana.
Terutama bagi Muslim, status harta dan utang sangat penting untuk diketahui, karena akan berkaitan dengan waris. Zakat juga menjadi kewajiban bagi umat Muslim.
Sedangkan, akses dana darurat akan menjadi sangat penting. Yang sering terjadi adalah ketika si pengatur keuangan dalam rumah mengalami sakit atau kesulitan, anggota keluarga yang di rumah lainnya malah enggak bisa mengakses dana darurat ini.
5. Aset aktif
Sudah punya fondasi, lantai satu dengan ruangan-ruangan inti, juga ada pilar dan atap, sekarang kamu bisa mulai memikirkan lantai kedua dari “rumah keuangan”-mu.
Di lantai dua ini, ada berbagai aset aktif yang perlu untuk kamu miliki, yang bisa berupa bisnis, properti, dan surat berharga.
Nah, jika kamu ingin lebih mendalami mengenai Blueprint of Your Money, ayo, segera cek jadwal kelas finansial online QM Financial! Kelas Blueprint of Your Money merupakan kelas-sangat-wajib yang harus kamu ikuti sebelum ikut kelas-kelas keuangan yang lain, sehingga selalu akan ada jadwalnya di setiap bulan, dan langsung diampu oleh lead trainer Ligwina Hananto.
Segera cek jadwalnya, dan daftarkan dirimu ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.