7 Contoh Produk Keuangan yang Wajib Dimiliki oleh Setiap Orang Sekarang
Zaman sekarang, kebutuhan semakin kompleks. Untungnya, produk yang bisa melayani kebutuhan tersebut juga berkembang seiring sejalan. Termasuk contoh produk keuangan.
Produk keuangan adalah segala bentuk instrumen atau alat yang digunakan untuk mengelola dan mengalokasikan dana, termasuk deposito, saham, obligasi, reksa dana, asuransi, dan lain-lain. Produk keuangan dapat digunakan untuk tujuan investasi, perlindungan, atau pembiayaan.
Kalau zaman dulu, punya rekening bank saja sudah cukup untuk menabung. Sekarang? Sudah butuh lebih dari sekadar rekening bank. Butuhnya ya yang bisa melakukan transfer ini itu dengan cepat. Butuh yang bisa dipakai untuk bayar belanjaan, makan di resto, sekaligus bayar tol. Butuh produk yang bisa sat set, tanpa ribet.
Produk keuangan adalah segala bentuk instrumen atau alat yang digunakan untuk mengelola dan mengalokasikan dana, termasuk deposito, saham, obligasi, reksa dana, asuransi, dan lain-lain. Produk keuangan dapat digunakan untuk tujuan investasi, perlindungan, atau pembiayaan.
Perkembangan Produk Keuangan
Memang, perkembangan produk keuangan sangat dipengaruhi oleh teknologi dan perubahan regulasi. Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa perkembangan penting dalam contoh produk keuangan, termasuk:
- Fintech: Teknologi telah membuat produk dan layanan keuangan lebih mudah diakses dan digunakan oleh konsumen, termasuk aplikasi mobile banking, e-wallet, dan layanan pembayaran online.
- Cryptocurrency: Mata uang digital seperti Bitcoin dan Ethereum telah menjadi semakin populer dan diakui sebagai instrumen investasi.
- Produk investasi alternatif: Produk investasi seperti real estat, peer-to-peer lending, dan crowdfunding telah menjadi lebih tersedia dan terjangkau bagi investor ritel.
- Layanan keuangan inklusif: Ada upaya untuk meningkatkan inklusi keuangan dengan menyediakan layanan keuangan bagi yang sebelumnya tidak diakui oleh lembaga keuangan tradisional seperti masyarakat miskin dan pedesaan.
- Regulasi: Ada perubahan regulasi yang meningkatkan perlindungan konsumen dan membuat lembaga keuangan lebih transparan dan akuntabel.
Berikut adalah 7 contoh produk keuangan yang seharusnya kamu miliki sekarang dan ada dalam rencana keuangan yang kamu siapkan, agar hidupmu menjadi lebih mudah.
7 Contoh Produk Keuangan yang Wajib Dimiliki
1. Rekening tabungan
Beberapa waktu lalu sempat ramai dibicarakan di media sosial tentang bunga tabungan yang hanya 0%. Banyak orang terkejut karena fakta ini, padahal ya sebenarnya sejak lama besaran bunga tabungan bank itu ya memang sedikit.
So, sebaiknya memang kita tidak disarankan untuk terlalu banyak menabung di contoh produk keuangan ini. Namun, bukan berarti memiliki rekening tabungan itu enggak penting.
Faktanya, rekening tabungan tetap dibutuhkan. Kamu dapat menggunakan produk rekening tabungan sebagai alat untuk transaksi keuangan, untuk menerima gaji, transfer, mengalokasikan dana ke berbagai pengeluaran, dan lain sebagainya.
Bahkan di QM Financial, kita bisa saja punya beberapa rekening tabungan sesuai kebutuhan. Ada rekening tabungan khusus untuk menerima gaji dan operasional sehari-hari, ada rekening tabungan khusus untuk dana darurat, rekening khusus untuk belanja, dan sebagainya.
2. Asuransi kesehatan
Tidak ada yang bisa menghindari penyakit, jadi asuransi kesehatan adalah contoh produk keuangan yang juga sangat penting untuk kamu miliki.
Kamu dapat mulai menjadi peserta BPJS Kesehatan. Biasanya sih, kalau kamu kerja kantoran, secara otomatis kamu akan diikutkan sebagai peserta asuransi pemerintah ini.
Dari segi cakupan, BPJS Kesehatan sangat mumpuni dan menawarkan pembayaran yang terjangkau. Bila perlu, kamu juga bisa melengkapinya dengan asuransi kesehatan swasta sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmu.
3. Asuransi jiwa
Memang tidak semua orang membutuhkan contoh produk keuangan yang ketiga ini. Asuransi jiwa hanya penting dimiliki oleh kamu yang menjadi tulang punggung keluarga, terutama generasi sandwich.
Yang pasti, perhitungkan kebutuhan asuransi kamu dengan cermat, sehingga premi asuransi sebanding dengan manfaat yang dapat kamu terima. Jangan malas membaca polis asuransi, karena dari polislah kamu bisa mendapatkan informasi lengkap mengenai produk asuransi yang bersangkutan, termasuk informasi mengenai premi dan santunan.
4. Kartu kredit
Kartu kredit itu memang merupakan contoh produk keuangan yang multiguna; dapat digunakan di mana saja, kapan saja untuk hal-hal yang cepat dan nyaman. Sayangnya, banyak orang menganggap kartu kredit sebagai “rekening tabungan”, tempat kita dapat menarik uang terlebih dahulu dan menyimpannya kemudian. Lebih parah lagi, banyak yang menganggapnya sebagai “uang kaget” atau “uang gratis”.
Persepsi ini salah dan perlu diperbaiki. Gunakan kartu kredit sesuai kebutuhan, jangan berlebihan. Bunga dikenakan untuk setiap penggunaan kartu kredit, yang kemudian menjadi pembiayaan tambahan. Jadi, Jjka memungkinkan, bayar tagihan secara penuh sebelum jatuh tempo.
Enggak masalah kok kalau kamu pakai kartu kredit karena pengin memanfaatkan promosi atau bonus. Tapi selalu ingat untuk membayarnya kembali.
5. Dompet digital
Produk keuangan dompet digital saat ini sangat populer di kalangan generasi milenial dan gen Z. Selain memberi kenyamanan, contoh produk keuangan ini juga cukup menarik dan dianggap lebih praktis. Selain itu, banyak operator dompet digital yang menawarkan cashback, diskon, dan berbagai promosi lainnya untuk berbagai jenis transaksi. Ya, siapa yang nggak mupeng lihat penawaran cashback?
Kamu bisa memfungsikan dompet digital ini untuk pos belanja atau lifestyle. Misalnya, sisihkan sebesar 10% dari penghasilan di dompet digital ini. Selama masih ada saldo, kamu bebas belanja apa saja yang kamu inginkan. Sounds fun, right?
6. Investasi
Perkembangan teknologi juga mendorong aktivitas investasi menjadi lebih mudah sekarang. Sudah enggak perlu harus datang sendiri ke kantor sekuritas, kamu bisa berinvestasi secara online dengan sangat mudah. Mulai dari deposito, beli emas, reksa dana, saham, crowdfunding hingga crypto.
Namun tetap waspada ya. Pasalnya, penawaran return yang menarik, kasus keamanan dan kerahasiaan data pribadi, dan masih banyak risiko lainnya tersembunyi dalam investasi online.
Kenali berbagai contoh produk keuangan untuk investasi, pilih yang sesuai dengan kebutuhan, tujuan keuangan, dan kemampuanmu. Kamu enggak perlu memaksakan diri untuk mengikuti tren, karena apa yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok untukmu. Lakukan analisis yang cermat agar keputusan investasi kamu matang dan bijak.
7. Dana Pensiun
Banyak dari kita yang sampai sekarang masih mengabaikan peran penting perencanaan pensiun yang komprehensif. Padahal, sementara masih muda, kita masih punya banyak waktu, maka penting untuk mulai mempersiapkan diri dari sekarang.
Saat kita pensiun, kita tidak lagi memiliki penghasilan aktif, sementara kebutuhan hidup masih ada. Karena usia tua tidak produktif, satu-satunya hal yang dapat diandalkan adalah pendapatan pasif.
Untuk membangun pendapatan pasif ini, kita membutuhkan waktu untuk mempersiapkannya. Jadi jangan ragu, karena perencanaan dana pensiun adalah salah satu hal yang perlu kamu rencanakan sebelum tujuan keuangan lainnya.
Itu dia 7 contoh produk keuangan yang seharusnya kita miliki sekarang ini. Bagaimana? Produk keuangan mana yang belum kamu miliki? Mungkin, ke depannya kamu harus mulai membuat rencana untuk memilikinya dengan segera.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Heboh Beli Tanah Virtual di Metaverse, Kamu Pengin Juga? Ini yang Mesti Diperhatikan!
Beli tanah di metaverse menjadi tren, lantaran dianggap sebagai investasi masa depan, terutama bagi para penggemar dunia virtual. Tak hanya kalangan biasa, bahkan pesohor dunia pun sudah mulai terjun untuk membeli tanah dan properti layaknya di dunia nyata.
Pertama kali mendengar metaverse, kamu mungkin merasa lucu dan aneh? Kok bisa ya, tanah yang tidak bisa kita injak dan tidak ada fisiknya itu bernilai jutaan dolar AS? Yap, kamu nggak salah dengar, jutaan dolar AS!
Metaverse disebut sebagai “internet yang dibuat nyata”, realitas virtual itu mendorong investor untuk menanam angka fantastis demi membangun real estat digital. Perusahaan yang masuk ke tanah virtual itu pun bukan main-main.
Pembelian Tanah Virtual Termahal di Metaverse
Pekan lalu, Republic Realm, perusahaan real estat digital di New York mengumumkan pembelian virtual land senilai 4,3 juta dolar AS, atau senilai Rp 61,9 miliar melalui The Sandbox. Dan, ini menjadi pembelian properti termahal di Metaverse sampai dengan saat artikel ini ditulis. FYI, The Sandbox adalah salah satu situs web yang menyediakan tempat untuk orang di dunia virtual bersosialisasi, bermain game, bahkan menghadiri konser.
Selain The Sandbox ada pula Decentraland yang sebelumnya memegang rekor penjualan termahal. Metaverse Group yang merupakan anak perusahaan dari Tokens.com beli tanah di Decentraland senilai USD 2,43 juta atau setara dengan Rp 34,5 miliar.
Gimana? Kamu tertarik pengin beli tanah virtual juga? Bisa saja, dengan koin Decentraland (MANA) yang merupakan token Ethereum di dunia virtual Decentraland, kamu bisa kok dapatkan satu kaveling tanah virtual. Harga paling murah dikenakan 4.288 koin MANA per lahan tanah. Untuk 1 koin MANA sendiri diketahui setara dengan Rp41 ribu, jadi harga termurah tanah virtual di Decentraland mencapai Rp175.8 juta.
Perusahaan Besar dan Tokoh Publik Bergabung di Metaverse
Baru-baru ini perusahaan elektronik, Samsung terlihat membuka gerai “Samsung 837X” di Decentraland. Gerai virtual Samsung ini dibuat serupa dengan gerai aslinya di Manhattan, New York, AS.
Masih banyak lagi perusahaan hingga public figure yang mulai menampakkan diri di tanah virtual itu, salah satunya Justin Bieber yang menggelar konser pertama di Metaverse pada 18 November 2021. Konser ini sukses digelar berkat perusahaan hiburan virtual, Wave yang menghadirkan teknologi gaming, real time motion capture, dan live musical performance. Justin Bieber dalam konser ditampilkan sebagai avatar digital yang menampilkan live musical secara langsung.
Melihat kehebohan di virtual land ini, rasanya sudah tak aneh jika banyak orang mulai melirik dan penasaran bagaimana rasanya bergabung di sana, ya kan?
Mau tahu caranya?
Cara Beli Tanah Virtual di Metaverse
Seperti halnya membeli tanah di dunia nyata, ada beberapa hal yang harus kamu lakukan dan penuhi sebelum kamu membeli. Berikut cara beli tanah virtual land:
Punya Dompet Digital Dulu
Kamu perlu dompet digital atau dompet yang dapat menampung aset crypto yang nantinya digunakan untuk transaksi beli tanah. Contoh dompet digital misalnya MetaMask yang dapat digunakan untuk semua perusahaan blockchain.
Unduh plugin Chrome resmi mereka di PC atau Laptop untuk membuat akun MetaMask atau dapat menggunakan Google Playstore di smartphone kamu. Selain MetaMask, kamu bisa menggunakan dompet digital Trust Wallet.
Kamu perlu mengecek currency apa yang berlaku di platform virtual land pilihanmu. Misalnya saja, mau beli tanah virtual di The Sandbox, ya kamu mesti simpan Ethereum. Sedangkan, kalau mau di Decentraland, ya kamu harus menyesuaikan juga mata uang kriptonya.
Beli Tanah Virtual
Setelah memiliki dompet digital, kamu bisa membeli tanah di lokasi virtual pilihanmu, seperti Decentraland, Earth 2.io, The Sandbox, atau lainnya. Untuk artikel ini, kita pakai contoh mau beli tanah di Decentraland yang merupakan virtual terbesar dan memiliki token sendiri ya.
Token yang dimiliki decentraland yaitu MANA dan LAND. So, pastikan kamu juga sudah memilikinya. Setiap tanah di sana berukuran 16 x 16 meter yang ditampilkan sebagai NFT (Non Fungible Token). Jumlah tanah di sini cukup langka karena lahan yang tersedia dibatasi. Bagaimana cara belinya?
- Masuk ke Decentraland Marketplace
- Pilih virtual land yang akan kamu beli. Akan ditampilkan harga tanah di token MANA, jumlah yang tersedia, dan nama pemilik. Setelah memilih, klik “buy” untuk pembelian.
- Pembayaran dilakukan dengan menghubungkan dompet digital ke Decentraland Marketplace. Tanah akan dikirim ke dompet sebagai NFT.
- Konfirmasi pembelian LAND virtual di dompet digital kamu. Selesai.
Dengan demikian, kamu sudah secara resmi memiliki tanah virtual di metaverse. Seleai? Eits, tunggu dulu.
Sebelum Kamu Beli Tanah Virtual
Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan. Meski metaverse ini menarik untuk dimiliki, terlebih untuk investasi masa depan, tapi ada baiknya kamu pastikan dulu kondisi keuangan saat ini.
Sebelum kamu terjun ke Metaverse, coba lihat lagi perencanaan keuangan dan arus kas kamu sekarang. Beli tanah virtual itu tidak murah, jangan karena FOMO (Fear of Missing Out) kamu asal membeli tanah di metaverse, dan kemudian malah membahayakan kondisi keuanganmu.
Sesuaikan dengan Kemampuan Finansial
Pertama pastikan kebutuhan pokok harian kamu terpenuhi dengan baik dan aman. Tak hanya itu, kamu perlu dana darurat untuk situasi genting. Pastikan semua tagihan, utang, dan asuransi sudah kamu penuhi sehingga tidak membebani kamu di kemudian hari.
Pakai uang ‘dingin’
Untuk membeli virtual land, gunakan dana lebih dari pendapatan kamu yang belum kamu alokasikan kemanapun. Uang ‘dingin’ di sini artinya uang yang tidak digunakan untuk kebutuhan apa pun. Atau, kamu bisa dengan membujetkannya. Dengan menggunakan dana yang memang sudah dialokasikan secara khusus, maka alokasi lain juga tak akan terganggu.
Pahami risikonya
Beli tanah virtual sama halnya dengan berinvestasi pada umumnya. Seperti yang kita tahu, setiap investasi punya risiko yang harus siap untuk kita hadapi sebagai investor. Tidak pernah ada aset investasi yang dijamin 100% aman. Jadi, persiapkan pengetahuan dan pahami segala risiko yang bisa terjadi.
Meski menarik dan terlihat menjanjikan, beli tanah di metaverse untuk investasi masa depan harus dilakukan dengan penuh kesiagaan. Kalau kamu siap dengan segala risiko dan yakin Metaverse akan membawa keuntungan besar, so, ya kenapa enggak? Selamat mencoba!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bisnis Offline Jadi Bisnis Online: 5 Hal untuk Bersiap
Memulai bisnis di masa new normal pasca pandemi mungkin butuh ekstra effort, demi bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan baru masyarakat. Yang tadinya punya peluang bagus menjadi bisnis offline, sekarang perlu banget dipikirkan untuk bisa dikonversi juga menjadi bisnis online.
Ya, hal itu tak lepas dari perubahan kebiasaan belanja selama pandemik, ketika orang-orang sekarang lebih suka berbelanja dari rumah ketimbang harus datang ke gerai ataupun toko konvensional.
Tapi sebenarnya, mengubah bisnis offline menjadi bisnis online ini enggak terlalu rumit kok. Hanya saja, kita harus siap untuk bergaul dengan teknologi yang sekarang sudah canggih. Bagi pemilik bisnis yang termasuk milenial, ini mudah saja sih. Tapi buat generasi sebelumnya–generasi X dan generasi Y awal, yang sekarang masih produktif–mungkin perlu adaptasi yang lumayan juga.
Untuk memudahkan, berikut ada 5 checklist yang bisa disiapkan jika pengin mengonversi bisnis offline menjadi bisnis online.
5 Hal yang Harus Disiapkan untuk Mengubah Bisnis Offline Menjadi Bisnis Online
1. Buat rencana bisnisnya
Yes, rencana bisnis adalah koentji. Termasuk di dalamnya adalah rencana keuangan bisnis. Untuk membuat rencana yang realistis dan komprehensif, maka kita perlu membuat tujuan terlebih dulu. Tujuannya juga harus realistis dan jelas, nggak boleh ngambang bin abstrak.
Sama kayak konsep #TujuanLoApa di pengelolaan keuangan pribadi. Bedanya, pada “tujuan bisnis” ini kita harus meletakkan target-target bisnis online dalam beberapa waktu ke depan.
Misalnya saja, satu bulan ke depan, harus sudah punya akun di setiap media sosial yang ada; dari mulai Facebook Page, Instagram, kalau perlu sampai TikTok. Tiga bulan ke depan, punya lapak di semua marketplace terkenal. Enam bulan ke depan, sudah bisa bekerja sama dengan beberapa ecommerce terkenal. Satu tahun ke depan, sudah punya website ecommerce sendiri.
Nah, sesuaikan dengan kemampuan ya, dan pertimbangkan sumber daya yang ada.
2. Siapkan modalnya
Sudah punya rencana dan tujuan bisnis, maka siapkan modalnya juga. Bagaimanapun, “hukum alam” berdagang berlaku, ada usaha ada modal tentu akan ada hasil.
Memang untuk menjalankan bisnis online cenderungnya enggak butuh modal sebesar kalau kita hendak membuat bisnis offline yang butuh tempat fisik. Tetapi, yang namanya modal tetap diperlukan. Bahkan semisal kita menjadi dropshipper atau reseller pun, juga butuh modal kok, meski tipis. Kan butuh kuota buat internetan, butuh beli handphone yang mumpuni, dan seterusnya juga?
Jadi, meski mungkin sambil jalan, modal bisnis tetap harus disiapkan.
3. Manfaatkan media sosial dan marketplace
Sebenarnya di era teknologi maju ini, kita sebagai pebisnis sudah banyak diuntungkan dengan berkembangnya berbagai hal loh. Mau survei pasar, bisa dilakukan online. Mau mencari vendor, juga bisa online. Mau jualan, juga online.
Yang namanya media sosial dan marketplace bisa banget kita manfaatkan sebagai titik tolak untuk memulai bisnis online kecil-kecilan. Seiring waktu kita bisa merambah ke platform lain.
O iya, jangan lupa juga untuk mempertimbangkan kemungkinan bekerja sama dengan platform ojek online ya! Ini perlu banget, terutama jika bisnis kita adalah bisnis kuliner nih.
4. Siapkan berbagai model payment dan ekspedisi
Semakin banyak pelanggan, semakin banyak pula keinginan dan aspirasi yang harus ditampung. Biasanya yang menjadi permasalahan adalah pembayaran dan pengiriman barang.
Pertimbangkan untuk mempunyai berbagai opsi model payment, mulai dari COD, transfer, kartu kredit, dompet digital, melalui gerai minimarket, sampai virtual account dan paylater. Begitu juga dengan pengiriman barang; pertimbangkan untuk menyediakan banyak pilihan, mulai dari kurir reguler, ojek online, sampai COD juga.
Semakin banyak pilihan, semakin leluasa pelanggan memilih, semakin suka mereka akan servis kita. Tentu saja, ini akan membuka peluang bisnis online kita berkembang lebih baik lagi.
5. Integrasikan dengan offline
Bukan berarti kita kemudian harus menutup gerai offline kita, jika memang ada. Kadang gerai offline juga diperlukan, untuk melayani pelanggan yang lebih suka mampir ke toko fisik dan memilih sendiri produk yang mereka inginkan. Apalagi jika mereka pelanggan baru.
Tetapi, ada baiknya kita juga mengintegrasikan teknologi ke gerai offline kita itu. Misalnya, menyediakan berbagai gerbang pembayaran online juga di situ, tinggal scan QR code, lalu terhubung ke dompet digital. Sediakan pula berbagai alternatif lain, seperti pembayaran dengan kartu debit dan kartu kredit, dan lain-lain.
Of course, untuk berbagai fasilitas itu, kita akan perlu biaya dan modal. Masukkan dalam rencana bisnis, dan realisasikan satu per satu.
So, gimana nih? Siap untuk memulai bisnis online di masa new normal? Good luck ya!
Bersiap juga untuk selalu update berita dan berbagai fitur teknologi terbaru, supaya enggak ketinggalan memanfaatkan apa yang ada. Bersiap juga untuk mengelola keuangan bisnis sebaik mungkin, yang terpisah dari keuangan pribadi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Jenis Aset Lancar untuk Dicek Selama Masa Pandemi
Banyak ahli memprediksi bahwa krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 ini akan berlangsung setidaknya sampai Desember 2020. Apa kabar kamu yang harus bertahan hidup sampai Desember dengan penghasilan yang minim? Apakah kamu sudah mengecek aset lancar yang kamu miliki?
Apa sih aset lancar itu? Mengapa penting, hingga harus menjadi hal pertama yang harus kamu ketahui kondisinya dengan pasti, terkhusus di masa-masa sulit seperti ini?
Aset lancar–atau yang disebut dengan current asset–adalah jenis aset atau harta yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya dalam 1 tahun (Wikipedia). Dengan kata lain, aset lancar merupakan dana yang siap dicairkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Berhubung kita harus memperpanjang napas sampai beberapa bulan ke depan, maka penting untuk melakukan pengecekan terhadap aset lancar yang kamu miliki sebagai langkah awal.
Yuk, Cek Aset Lancarmu Berikut Ini!
1. Fresh cash
Uang yang sekarang ada di dompetmu, di bawah kasur, di dalam celengan babi, di bawah tumpukan pakaian di lemari, adalah aset lancar yang paling lancar.
Cobalah untuk membuat catatan, sampai sekarang berapa besarnya secara total? Aset ini adalah yang pertama kali bisa digunakan untuk membeli segala kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Tabungan
Tabungan yang ada di bank biasanya disebut dengan aset setara kas. Termasuk juga dana-dana yang tersebar di berbagai dompet digital yang kamu miliki.
Yah, kan sekarang zamannya e-wallet dan e-money kan? Makanya, mesti juga dicek kondisinya untuk saat ini.
Bagaimana dengan tabungan berjangka dan deposito?
Well, sebenarnya tabungan berjangka juga cukup mudah dicairkan ya, hanya saja kamu harus siap dengan penalti yang menyertainya jika harus dicairkan sebelum waktunya.
Sedangkan, deposito ada yang berjangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan satu tahun. Jadi, bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar kamu juga, setidaknya dananya akan bisa kamu manfaatkan dalam waktu 1 tahun ke depan.
3. Cek, wesel, dan lainnya yang belum diuangkan
Apakah kamu punya cek, wesel, ataupun dokumen yang bisa diuangkan dalam waktu dekat? Masukkan juga ke dalam catatan keuanganmu ya.
Misalnya saja, kamu mendapatkan hibah dalam bentuk cek, tapi karena satu dua alasan belum dicairkan sampai sekarang. Ini juga termasuk dana yang siap pakai, hanya saja masih tersimpan di lembaga penyimpanan dana.
4. Logam mulia
Jika kamu memiliki simpanan logam mulia atau emas–terutama yang berbentuk batangan dan bersertifikat–ini juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar.
Logam mulia termasuk mudah dijual–atau digadaikan–dan dijadikan fresh cash, yang bisa kita pakai untuk menutup kebutuhan hidup.
5. Investasi jangka pendek
Berbagai investasi jangka pendek dengan tenor waktu kurang dari satu tahun juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar. Misalnya seperti reksa dana pasar uang, yang nilai investasinya tidak terpengaruh oleh suku bunga.
Surat utang yang memiliki jatuh tempo beberapa bulan ke depan hingga kurang dari satu tahun juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar yang kamu miliki. Begitu juga jika ada bunga yang dapat kamu terima hingga beberapa bulan mendatang, juga bisa menjadi salah satu sumber aset lancar.
6. Gaji yang masih akan diterima
Buat kamu yang sampai saat ini masih menerima gaji, penghasilanmu ini dalam beberapa bulan ke depan juga termasuk dalam current asset ini.
Termasuk juga di dalamnya jika kamu akan menerima Tunjangan Hari Raya, ataupun bonus-bonus yang memang sudah dijadwalkan ada.
7. Penghasilan tambahan lain
Jika kamu mempunyai sumber penghasilan lainnya selain gaji, dan akan kamu terima dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, maka ini juga termasuk aset lancar.
Misalnya saja, kamu punya indekos, dan akan segera menerima setoran uang sewa kamar bulan depan (abaikan kemungkinan penunggakan anak kos yang nakal), maka ini juga termasuk dalam aset lancar yang kamu miliki.
Nah, sudah jelas ya apa yang dimaksud dengan aset lancar? Pada prinsipnya adalah semua dana (atau calon dana) yang kamu miliki saat ini hingga setidaknya dalam waktu satu tahun ke depan, yang dengan mudah kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu.
Siap untuk melakukan pengecekan aset lancar sekarang? Semoga kamu bisa bertahan sampai masa pandemi ini berakhir ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.