#FinClic Aset Aktif
“Sudah berapa lama kah kamu bekerja? Aset aktif apa saja yang sudah kamu kumpulkan?” , ini pertanyaan ganggu yang sering ditanyakan oleh QM Trainer. Aset aktif merupakan salah satu komponen perencanaan keuangan.Membuat perencanaan keuangan ibarat membuat rumah. Biasanya untuk membuat rumah, kamu memerlukan gambar dan desain lantai bawah serta lantai atas. Dalam keuangan, ada sebuah konsep asli yang dibuat oleh Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial yaitu Blueprint of Your Money.
5 Hal Keuangan Untuk Freelancer
Apakah kamu seorang freelancer? Atau, apakah saat ini kamu seorang pekerja kantoran dan berniat untuk menjadi freelancer?
Fleksibelnya waktu dan merdeka dalam berkarya menjadi alasan kuat bagi generasi langgas untuk menjadi freelancer. Generasi langgas yang mengutamakan gaya hidup memilih menjadi freelancer karena mereka dapat dengan leluasa mengatur jadwal liburan saat bukan musim liburan untuk dapat lebih menikmati tujuan wisata yang masuk ke dalam bucket list mereka. Ditambah lagi menjadi freelancer memberikan keleluasaan untuk mengerjakan hanya pekerjaan (proyek) yang disenangi.Tapi, menjadi freelancer juga artinya selain penghasilan yang tidak menentu, kamu juga harus punya disiplin tinggi karena bebas mengatur waktu dan punya banyak waktu untuk bersosialisasi sehingga bisa jadi biaya sosial menjadi lebih tinggi dibandingkan pekerja kantoran.
Setidaknya ada 5 hal soal keuangan yang perlu diperhatikan freelancer atau yang ingin menjadi freelancer agar keuangannya kuat:
Hidup Nyaman Saat Pensiun? Yuk Rencanakan!
Program Masa Persiapan Pensiun atau yang sering disebut dengan MPP diperlukan oleh setiap tenaga kerja baik itu aparatur sipil negara (ASN), pegawai BUMN maupun karyawan swasta. Karena ada beberapa hal yang kerap terjadi kepada para tenaga kerja menjelang masa pensiun seperti masalah mental, ekonomi maupun sosial. Permasalahan tersebut muncul karena kebanyakan dari mereka yang belum memiliki rencana apa yang akan dilakukan pada saat pensiun. Namun tidak semua tenaga kerja memilki permasalahan menjelang masa pensiunnya.
baca juga: Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Pensiun?
Dalam faktanya, tingkat kesadaran tenaga kerja di Indonesia untuk mempersiapkan masa pensiunnya masih terbilang rendah. Sebagian besar dari mereka masih mengandalkan jaminan dana pensiun yang diberikan oleh perusahaan atau instansi tempat mereka bekerja sebagai sumber pendapatan di masa pensiunnya kelak.
baca juga: Cukupkah dengan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan?
Padahal harus kita akui bahwa besaran dana pensiun tersebut mungkin tidak akan cukup untuk menjamin kehidupannya di masa pensiun kelak. Kondisi inilah yang mendorong PT. TASPEN (persero) untuk mengadakan Program Wirausaha ASN dan Pensiunan yang diselenggarakan pada tanggal 16 Januari lalu yang berlokasi di Sentul International Convention Center dan dibuka oleh Presiden RI Bapak H Ir. Joko Widodo.
Program ini diselenggarakan selama 1 (satu) hari dan dihadiri oleh 4.000 orang ASN yang akan memasuki usia pensiun. Dalam program ini, ada beberapa pembicara yang hadir untuk memberikan edukasi seputar masa persiapan pensiun, salah satunya adalah lead trainer dari QM Financial Ligwina Hananto.
Ligwina Hananto menyampaikan bahwa untuk bisa hidup nyaman di masa pensiun nanti, maka kita harus mempersiapkannya sedini mungkin. Berikut poin-poin penting dari program persiapan pensiun untuk Anda yang berusia di bawah 30 tahun, antara lain:
- Wujudkan good money habit agar kondisi keuanganmu tetap sehat.
- Atur cashflow dan kebiasaan pengeluaran lifestyle.
- Punya rumah pertama.
- Punya tujuan finansial penting seperti dana darurat, dana pendidikan dan dana pensiun.
- Pelajari jenis-jenis aset aktif: bisnis, properti dan surat berharga.
baca juga: 5 Alasan Kamu Perlu Menyiapkan Dana Pensiun Sejak Dini
Namun tidak perlu khawatir juga, jika Anda belum menyiapkan rencana keuangan padahal sudah memasuki usia pensiun. Berikut Poin-poin penting dari program pensiun khusus usia 50 tahun ke atas ini, antara lain:
- Pastikan utang Anda LUNAS saat masuk periode pensiun.
- Sesuaikan cashflow biaya hidup saat masuk periode pensiun.
- Periksa fasilitas kesehatan yang dapat digunakan di masa pensiun.
- Periksa daftar aset mana yang dapat dioptimalkan sebagai sumber penghasilan di masa pensiun
- Pelajari kembali jenis-jenis aset aktif: bisnis, properti dan surat berharga.
Baca juga: Kapan perusahaan harus membuat program persiapan pensiun?
Tidak hanya berhenti di situ, para peserta juga mendapat arahan khusus untuk bisa mengelola keuangan pribadinya agar bisa berkembang menjadi sumber penghasilan di masa pensiunnya, tentunya dengan mengembangkan usaha/bisnis.
baca juga: Blueprint of Your Money
Dengan diselenggrakannya Program Wirausaha ASN dan Pensiunan ini, maka harapan kedepannya adalah para calon pensiunan ASN ini dapat hidup lebih baik dari segi mental, sosial dan perekonomian.
-Nita Kurniawati
Dana Pensiun: Cukupkah dengan Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan?
Program dana pensiun apa yang sudah Anda punyai saat ini? Jaminan Pensiun? Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan?
Jika kita adalah seorang pegawai negeri sipil atau karyawan BUMN, wajar memang jika kita tak menempatkan dana pensiun pada prioritas literasi keuangan kita. Pemerintah telah menjamin kehidupan kita pascakerja dengan memberikan uang pensiun yang dapat kita terima setiap bulan.
Namun, tahu nggak sih, bahwa dana pensiun dari kantor saja tidak akan menjamin kita bisa pensiun sejahtera? Bahkan jika sudah punya Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan pun. Kok bisa begitu?
Mari kita lihat mengenai Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua itu sendiri.
Jaminan Pensiun
Jaminan Pensiun merupakan program jaminan sosial untuk mempertahankan gaya hidup yang dijalankan oleh karyawan selepas masa kerja dan memasuki usia pensiun, mengalami cacat total, ataupun meninggal dunia. Iurannya sebesar 3% saja dari penghasilkan setiap bulannya, yang akan ditanggung oleh perusahaan sebesar 2% dan karyawan sebesar 1%.
Yang menjadi dasar perhitungan pemotongan untuk iuran Jaminan Pensiun ini adalah gaji pokok dan tunjangan tetap yang diterima karyawan. Namun, ada batas maksimal yang berlaku untuk besaran gaji ini, yaitu Rp8.094.000, yang mulai berlaku pada bulan Maret 2018 lalu. Jadi jika ada yang menerima gaji lebih dari itu, maka yang diperhitungkan hanya sampai Rp8.094.000 itu.
Padahal, seperti yang kita tahu, gaya hidup karyawan di Indonesia itu biasanya mengikuti penghasilan yang diterimanya. Jadi, kalau selama bekerja kita sudah menerima gaji lebih dari Rp8.000.000, maka mau tidak mau, saat pensiun kita harus puas dengan uang Jaminan Pensiun yang kita terima berdasarkan perhitungan gaji Rp8.094.000.
Jaminan Hari Tua
Jaminan Hari Tua adalah program pensiun dengan manfaat uang tunai yang dibayarkan sekaligus pada saat karyawan telah memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, ataupun meninggal dunia.
Program ini dijalankan dengan sistem tabungan hari tua, yang besarannya adalah 5,7% dari upah dengan rincian 2% ditanggung pekerja sedangkan 3,7% ditanggung perusahaan/pemberi kerja. Jaminan Hari Tua akan memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 56 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.
Akumulasi dari iuran Jaminan Hari Tua selama 30 tahun dengan asumsi bunga 12% dan asumsi kenaikan gaji 10% per tahun, diperkirakan hanya akan memberikan replacement rate (rasio penghasilan setelah pensiun relatif terhadap gaji bulan terakhir sesaat sebelum pensiun) lebih kurang 16% dari gaji bulan terakhir.
Sedangkan ketentuan berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUK-13), untuk masa kerja 30 tahun pada usia pensiun, jumlah yang diperoleh sebesar 32.2 kali gaji terakhir, atau ekuivalen dengan replacement rate lebih kurang sebesar 22% dari gaji bulan terakhir.
Jadi untuk kedua program wajib pemerintah dimaksud, seorang karyawan yang bekerja 30 tahun, ia hanya akan memperoleh pensiun yang ekuivalen dengan 38% dari gaji bulan terakhirnya.
Apakah ini cukup?
Standar Kesejahteraan Masa Pensiun
Kesejahteraan hidup di masa pensiun, terutama yang berasal dari uang pensiun, dapat diukur dengan suatu besaran yang disebut replacement rate, yaitu perbandingan antara penghasilan selama masa pensiun dengan penghasilan terakhir sesaat sebelum pensiun.
Para ahli memperkirakan bahwa replacement rate yang dianggap memadai untuk mempertahankan kualitas hidup yang sama, sebelum dan setelah pensiun, berkisar antara 70% sampai 80% dari penghasilan terakhir seseorang sesaat sebelum pensiun.
70% dan 38%. Hmmm, pastinya kita sudah tahu nih, cukupkah hanya mengandalkan Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua untuk hidup sejahtera di masa pensiun?
Tertarik mengundang QM Financial untuk membantu persiapan dana pensiun di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
#FinClic Dana Pensiun
Apa yang ada di bayanganmu ketika mendengar kata “pensiun”?
SIAPA
Pensiun seringkali dibayangkan sebagai periode saat menginjak usia 55
tahun (pensiun PNS zaman dahulu dan kini sudah berubah menjadi 58 tahun), sudah
tidak bekerja dan tidak beraktivitas lagi untuk fase yang panjang. Masa pensiun
juga biasanya tidak lagi memiliki penghasilan dan hidup bergantung pada orang
lain.
Di QM Financial, kami membuat asumsi perhitungan usia pensiun adalah 55-85
tahun di mana umur 55 tahun sudah berhenti bekerja sampai 85 tahun (meninggal
dunia).
Kenali 5 Masalah Keuangan Keluarga Agar Tak Menjadi Retaknya Hubungan Rumah Tangga
Dalam kehidupan berumah tangga, masalah keuangan seringkali jadi masalah yang memicu pertengkaran dan tidak jarang menjadi penyebab berakhirnya hubungan rumah tangga.
Memang perlu diakui bahwa uang punya peran penting di dalam hidup tapi jangan sampai hanya gara-gara uang hubungan harmonis berakhir tragis!
Masalah rumah tangga yang diawali dengan masalah keuangan tidak hanya mengintai mereka yang berpenghasilan minim. Pasangan yang memiliki penghasilan selangit pun tidak lepas dari risiko masalah keuangan ini.
Mau Resign dari Kantor, Pertimbangkan 4 Benefit Ini!
Ada yang berencana untuk resign dari kantor dekat-dekat hari ini? Kenapa sih? Sudah nggak kondusif lagikah? Tak sesuai dengan passion? Tak cocok dengan atasan, rekan kerja, atau lingkungan kantor secara keseluruhan? Atau mungkin kamu merasa tak berkembang seperti yang kamu mau?
Memang berat ya, kalau harus mengerjakan tugas yang mungkin kamu rasa tak cocok. Tapi, apakah kamu sudah benar-benar memikirkannya masak-masak? Karena hari gini gitu loh. Mencari lowongan kerja sih mudah, tapi mendapatkan pekerjaan itu yang susah.
Apalagi kalau kamu sampai resign dari kantor tanpa mendapatkan pekerjaan baru terlebih dahulu, kamu bakalan kehilangan beberapa hal sekaligus. Misalnya, pertemanan kamu dengan rekan-rekan kerja yang mungkin sudah begitu dekat. Atau, hilang pula kesempatan promosi.
Terutama sih, kamu bakalan kehilangan 4 benefit ini begitu kamu menyerahkan surat pengunduran diri dari kantor.
Beberapa Benefit yang Harus Dipertimbangkan Ketika Resign dari Kantor
1. Gaji
Pastinya gaji adalah benefit pertama yang harus kamu pertimbangkan, jika kamu sampai resign dari kantor tempat kamu bekerja sekarang.
Terutama jika ternyata kamu resign sebelum kamu mendapatkan tempat kerja baru atau tanpa side job. Bisa dibayangkan, kamu akan harus hidup beberapa lama tanpa ada penghasilan sama sekali.
Kalau begini kondisinya, sebaiknya sebelum kamu mulai benar-benar mengajukan surat pengunduran diri, kamu harus mempersiapkan dulu dana darurat, setidaknya sejumlah 3 – 6 kali biaya pengeluaran rutinmu selama masih bekerja. Pisahkanlah dana ini dalam rekening tersendiri, agar tidak tercampur dengan yang lainnya.
2. Jaminan kesehatan
Benefit kedua yang harus kamu pertimbangkan jika sampai resign dari kantor adalah jaminan kesehatan. Misalnya sudah ada BPJS perusahaan, maka otomatis kepesertaanmu akan dinonaktifkan, jika kamu mundur atas keinginan sendiri. Berbeda dengan kehilangan pekerjaan akibat PHK, maka BPJS masih bisa berlaku sampai setidaknya 6 bulan ke depan.
Nah, jika kamu resign, berarti sekarang kamu harus sudah mengurus BPJS mandiri untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang sama.
3. Tunjangan pensiun
Nah, dana pensiun juga harus kamu pertimbangkan. Dalam artikel Setelah Resign, Ke Manakah Alokasi Dana Pensiun? ini sudah ada sedikit penjelasan mengenai alokasi dana pensiun ketika kita resign dari kantor.
Jika kantormu yang lama mengelola dana pensiunnya sendiri dengan manfaat pasti, kamu bisa ambil dengan perhitungan present value sesuai usia saat kamu resign. Untuk selanjutnya, kamu bisa alihkan ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), atau mulai membuat dana pensiun sendiri saja.
Yuk, baca artikel alokasi dana pensiun setelah resign di atas sampai selesai untuk mendapatkan gambarannya.
4. Fasilitas kredit
Ada beberapa perusahaan yang memberikan fasilitas kredit lunak bagi para karyawannya. Misalnya saja untuk KPR, cicilan kendaraan, bahkan ada juga kantor yang khusus menyediakan koperasi simpan pinjam untuk membantu karyawan dalam berbagai keperluan.
Jika kamu resign, tentu saja, semua fasilitas kredit ini tak akan bisa kamu nikmati lagi.
Jadi, bagaimana? Masih tetap pengin resign dari kantor? Cobalah untuk mempertimbangkan ulang, terutama terkait 4 benefit tersebut. Atau setidaknya, kita harus sudah mempunyai pekerjaan baru dulu sebelum melepaskan pekerjaan lama, dan memastikan kantor baru menyediakan semua fasilitas seperti di atas.
Tertarik mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
-Carolina Ratri-
Bekerja di Sektor Keuangan, Kita Akan Menerima Setidaknya 4 Benefit Ini
Bekerja di sektor keuangan–yang meliputi asuransi dan perbankan, dan termasuk di dalamnya adalah bagian teknologi informasi (IT) dan akuntan–tetap menjadi salah satu profesi terpopuler di masa sekarang.
Meski konon, generasi millenial zaman now cenderung lebih suka bekerja di perusahaan startup, apalagi yang sesuai dengan passion. Ada yang bilang, bekerja di sektor keuangan–terutama di bank–bikin kita melupakan mimpi dan passion.
Benarkah? Well, yang pasti, pada kenyataannya pelamar lowongan kerja di bank masih membludak di setiap job fair diadakan. Dan, biasanya selalu dipenuhi oleh para fresh graduate, alias mereka-mereka yang baru saja lulus dari kampus.
Mengapa? Pastinya bukan karena tanpa sebab.
Salah satu alasannya adalah karena perusahaan-perusahaan di sektor keuangan menjamin adanya hal-hal berikut ini pada karyawannya.
Benefit yang Didapatkan Jika Bekerja di Sektor Keuangan
1. Gaji
Seperti yang dilaporkan di Kompas.com, Kelly Services dan Persol Indonesia merilis panduan gaji beberapa posisi jabatan strategis di lingkungan asuransi dan perbankan.
Beberapa di antaranya disebutkan, untuk perusahaan asuransi, mereka yang menjabat sebagai Telemarketing Supervisor dengan ijazah pendidikan terakhir S1 dan masa kerja 3 tahun menerima gaji dalam rentang Rp 4,5 juta-Rp 6 juta.
Sedangkan di lingkungan perbankan, gaji seorang Senior Associate penyaluran kredit dengan ijazah pendidikan terakhir S1 dan masa kerja 2-4 tahun rentangnya berada di antara Rp 20 juta-Rp 25 juta per bulan.
Sedangkan untuk seorang Audit Manager, masih dengan kualifikasi pendidikan terakhir S1 dengan masa kerja 5-7 tahun, maka rata-rata gajinya diperkirakan Rp 15 juta-Rp 30 juta per bulan.
Memang, masih menurut laporan yang sama, dibandingkan dengan perusahaan di sektor lainnya, perusahaan yang bergerak di sektor keuangan menawarkan gaji yang relatif lebih tinggi pada para fresh graduate.
2. Mendapatkan Banyak Fasilitas Tunjangan
Tak hanya gaji, berbagai tunjangan pun diberikan untuk menjamin kesejahteraan karyawan. Tak hanya kesehatan yang diberikan fasilitas berupa tunjangan, bahkan ada dana pensiun yang biasanya juga terkelola dengan baik.
Selain dua jenis tunjangan utama tersebut, masih ada pula tunjangan hari raya, tunjangan cuti, hingga adanya bonus tahunan. Sehingga, bisa jadi nih, take home pay atau gaji yang dibawa pulang setiap bulannya dua kali lipat dari gaji pokok yang disepakati di awal.
3. Kesempatan luas untuk meningkatkan skill
Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri juga terbuka lebar ketika kita bekerja di sektor keuangan, terutama di perbankan. Hal ini dikarenakan bank-bank cukup rajin memberikan training-training untuk membantu meningkatkan kualitas kinerja karyawannya.
Pelatihan yang diadakan sangat menyeluruh, untuk membentuk karyawan-karyawan kompenten yang siap untuk ikut menjadi bagian dari perkembangan bisnis perusahaan itu sendiri.
Kadang seorang karyawan juga ikut training yang sama sampai berulang kali, lantaran tuntutan pekerjaannya. Pastinya kesempatan ini tak selalu ada jika kita bekerja di sektor lain lo.
4. Jenjang karier yang luas
Bekerja di sektor keuangan, prestasi kerja sangat mudah ditelusuri. Jika etos kinerja kita sudah bagus dan tinggi, maka pendakian ke puncak karier pun bisa lebih cepat jika kita bekerja di sektor keuangan, terutama di perbankan ini.
Nah, bagaimana? Apakah Anda juga tertarik untuk bekerja di sektor keuangan? Atau, malahan sekarang Anda sudah bekerja di bank atau asuransi?
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
-Carolina Ratri-
5 Cara Mengatur Keuangan Pribadi untuk Si Lajang
Hei! Sudah tahun 2019 nih! Masa’ masih jomblo aja? Buat kamu yang masih lajang, mungkin pertanyaan tersebut sering dilontarkan kepadamu padahal kamu merasa baik-baik saja dengan hidupmu alias jojoba, jomblo jomblo bahagia! Walaupun kamu jojoba, jangan sampai terlena terus enggak mengurus keuangan dengan baik ya! Kamu harus tetap tahu cara mengatur keuangan pribadi.
Baca juga: Blueprint of Your Money
Berikut ada beberapa cara mengatur keuangan pribadi untuk si lajang yang bisa kamu lakukan.
5 Cara Mengatur Keuangan Pribadi untuk Si Lajang
1. Cashflow Management – Pengeluaran
Sadar enggak sih kalau cara mengatur keuangan pribadi itu semuanya berawal dari cashflow?
Secara harfiah, cashflow itu bagian dari laporan keuangan yang dihasilkan pada suatu periode yang menunjukkan aliran masuk dan keluarnya uang kas. Aliran masuknya uang tentu saja penghasilan yang kamu miliki.
Dari jumlah penghasilan tersebut, kamu harus membaginya menjadi 5 pos pengeluaran seperti:
Pos Pengeluaran |
Nilainya sebesar |
Menabung/Investasi | Minimal 10% dari penghasilan |
Cicilan Utang | Maksimal 30% dari penghasilan |
Pengeluaran Rutin | Antara 40%-60% dari penghasilan |
Sosial | Minimal 2,5% dari penghasilan |
Pribadi/ Lifestyle | Maksimal 20% dari penghasilan |
Agar cashflow-mu terjaga maka hiduplah sewajarnya dan sesuai dengan kemampuan keuanganmu. Kamu tidak perlu memaksakan keinginan menjadi kebutuhan karena pada akhirnya yang merana adalah keuanganmu. Cukup dengan mengambil uang ke ATM selama 1 kali seminggu untuk kebutuhan mingguanmu.
Terus gimana tahunya sejumlah uang yang dibutuhkan selama seminggu? Coba deh buat catatan keuangan selama 1 minggu aja, biar ketahuan berapa sih sebenarnya pengeluaranmu selama satu minggu penuh.
Nah jumlah ini deh yang kamu tarik dari ATM, jadi enggak usah bolak balik ATM dalam 1 minggu kan?
Selain membatasi mengambil ATM 1x seminggu, manfaatkan promosi dari aplikasi keuangan yang sudah banyak ada.
Satu hal yang terpenting lagi, jangan menggunakan kartu kredit untuk berutang! Kalau memang belum ada uangnya untuk membeli sesuatu yang diinginkan, menabung dulu sampai uangnya ada ya!
2. Cashflow Management – Penghasilan
Kalau selama ini kamu sudah mencoba berhemat tetapi selalu merasa penghasilan enggak cukup, mungkin sudah saatnya kamu mencari penghasilan tambahan.
Ada banyak cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan selain gaji (kalau pekerja kantoran) yang kamu terima setiap bulan, contohnya berdagang atau menjadi pekerja paruh waktu.
Berdagang sekarang sudah lebih mudah dan bisa dilakukan dengan modal yang minim seperti melalui media sosial yang kamu miliki. Kalau kamu punya keahlian seperti mengajar bahasa asing, mengajar latihan kebugaran atau bahkan menulis, kamu bisa memanfaatkan keahlianmu untuk menambah penghasilan. Atau bisa juga kamu menguangkan hobi yang selama ini kamu tekuni.
Ada banyak kesempatan dan pintu rezeki yang terbuka bagi mereka yang sungguh sungguh berusaha.
3. Living for Today
Terbacanya sangat egois ya, kamu hidup untuk hari ini, tapi ini enggak apa-apa lho!
Setelah semua kerja keras yang kamu lakukan, kamu berhak untuk menikmatinya namun tetap perencanaan keuangan itu penting.
Caranya, miliki tujuan keuangan yang berjangka pendek (1 tahun) seperti dana liburan, dana beli dadget, dana shopping dan sebagainya. Tujuan keuangan yang jangkanya pendek seperti ini cukup dicapai dengan menabung secara bulanan dari pos pengeluaran di atas yaitu minimal 10% dari penghasilan.
4. Preparing for the future
Muda hura-hura, Tua kaya raya.
Jargon ini mungkin saja terjadi atas hidupmu kalau kamu mempersiapkan masa depan sejak saat ini dengan cara berinvestasi.
Kenapa kita perlu berinvestasi? Karena ada yang namanya inflasi yang mengakibatkan meningkatnya harga secara umum dan terus menerus sehingga nilai uang yang dimiliki saat ini tentu akan berbeda dengan nilai di masa depan.
Tujuan keuangan untuk masa depan di antaranya dana menikah, dana DP rumah, dana pensiun, dan dana naik haji. Investasi yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang adalah reksadana, saham, properti dan bisnis.
5. Prepare for the rainy days
Cara mengatur keuangan pribadi yang terakhir adalah kamu harus ingat, bahwa proteksi amat penting karena melindungi aset serta menggantikan penghasilan yang hilang akibat meninggal, kecelakaan dan sakit.
Jenis-jenis asuransi yaitu, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis, asuransi kecelakaan, asuransi properti, asuransi kendaraan. Yang harus dimiliki oleh setiap lajang adalah asuransi kesehatan.
Nah, mudah bukan cara menngatur keuangan pribadi buat kamu yang lajang, sehingga kamu bisa hore hore hura hura tanpa huru hara keuangan?
Kalau kamu ingin belajar tentang perencanaan keuangan lebih lengkap sebagai salah satu resolusi keuangan di 2019, yuk ikutan Financial Clinic Online Series di event.qmfinancial.com
-Emiralda Noviarti-
Selamat Datang 2019!
Tanpa terasa kita tiba di penghujung tahun 2018.
Apa resolusi 2018 yang sudah tercapai?
Kalau saya, sejujurnya sudah lima tahun belakangan tidak membuat resolusi apa pun menjelang akhir tahun. Hal ini dikarenakan saya berkali-kali membuat resolusi tanpa ada hasil! Namun kali ini, saya mau mulai membuat resolusi keuangan pertama saya untuk tahun 2019!
Resolusi keuangan 2019 versi saya:
- Dana Darurat sebanyak 12x Pengeluaran Bulanan yang ditempatkan di instrumen keuangan yang berbeda dan berjenjang.
- Memiliki asuransi kesehatan yang cukup untuk melindungi keluarga kecil saya.
- Memulai Dana Pensiun. Walau banyak tujuan keuangan yang harus dipenuhi, saya akan memulai dana pensiun sedikit demi sedikit.
- Mengumpulkan DP untuk properti kedua. Saya punya mimpi untuk memiliki apartemen yang bisa dijadikan aset aktif.
Resolusi yang saya sebutan di atas biasa dikenal sebagai Tujuan Keuangan. Agar tujuan keuangan dapat terwujud, maka perlu nilai yang ingin dicapai dan jangka waktu pencapaiannya.
Misalnya untuk mencapai Dana Darurat sebesar Rp66juta yang ingin dicapai selama 24 bulan, maka saya perlu menabung Rp2.750.000 per bulan.
Atau, mempersiapkan Dana Pensiun sebesar Rp3Milyar dengan jangka waktu 18 tahun yang akan datang di reksa dana saham dengan target return 16% per tahun maka saya hanya perlu berinvestasi Rp700ribu per bulan saja!
Bagaimana, udah mendapatkan pencerahan tentang mencapai resolusi keuangan di 2019 dan udah siap mewujudkan resolusi menjadi kenyataan?
Kalau kamu ingin belajar tentang perencanaan keuangan lebih lengkap sebagai salah satu resolusi keuangan di 2019, yuk ikutan Financial Clinic Online Series di event.qmfinancial.com
Selamat Tahun Baru 2019!
-Honey Josep-