Kiat Amankan Tabungan untuk Karyawan yang Suka Sabotase Keuangan Sendiri
Bukan orang jahat atau scammer yang menjadi ancaman bagi keuangan kita. Kadang, ancaman itu justru datang dari kita sendiri yang suka menyabotase tabungan. So, kita perlu trik khusus nih, demi amankan tabungan.
Berarti, kita sebenarnya lebih “berbahaya” daripada para scammer itu ya? Iya.
Hal ini juga diungkap oleh sebagian besar klien dan peserta training keuangan karyawan yang diselenggarakan oleh QM Financial. Ternyata cukup banyak karyawan yang enggak bisa menabung, lantaran lebih sering disabotase sendiri.
Bayangkan saja. Kita sudah susah payah menyisihkan sebagian gaji kita sebagai karyawan untuk bisa ditabung. Padahal, kita menabung (dan juga berinvestasi) agar kita bisa mewujudkan mimpi kita, betul? Sayangnya, tujuan dan mimpi nggak jadi kenyataan, lantaran tak jarang kita malah menyabotasenya sendiri.
Usaha menabung itu enggak mudah. Apalagi kalau kita adalah karyawan dengan gaji yang masih pas-pasan, pun buat sebagian orang yang memang punya beberapa kebiasaan kurang baik dalam keuangan. Bagi mereka, menabung jadi perjuangan tersendiri. Kebayang kan, sudahlah susah menabung, eh masih saja terus disabotase.
So, kita memang perlu tahu cara amankan tabungan nih. Bagaimana menghindarkan tabungan dari “tangan usil” kita sendiri.
Simak ya, ulasannya berikut ini.
5 Kiat Amankan Tabungan dari Usaha Sabotase Kita Sendiri
1. Tetapkan tujuan untuk berbagai aktivitas keuanganmu
Sabotase keuangan sendiri itu kadang terjadi lantaran kita enggak punya motivasi atau target dalam melakukan pengelolaan keuangan, sehingga kita pun jadi tak fokus pada apa yang ingin kita raih dalam hidup.
Taruhlah, menabung. Kita enggak tahu mau untuk apa uang di tabungan itu kalau nanti sudah terkumpul. Karena toh enggak ada target, nggak ada kebutuhan apa-apa, ya sudah, dipakai saja buat kebutuhan sekarang.
Coba rasakan bedanya, ketika kita memberikan “judul” untuk tabungan kita.
Misalnya, dana yang akan terkumpul dalam tabungan ini untuk dana darurat. Dana ini nanti akan dipakai kalau-kalau perlu uang dadakan, untuk keperluan urgent, misalnya biaya servis laptop rusak, ganti ban bocor, kendaraan atau elektronik rewel, dan sebagainya.
Karena ada dana di tabungan itu nanti bakalan ada gunanya, maka kita pun bisa amankan tabungan dari upaya sabotase sendiri.
2. Kenali pos mana yang sering menjadi “pemancing” sabotase tabungan
Apa yang sering menjadi penyebab kamu menyabotase tabungan sendiri? Ini penting untuk kamu sadari agar bisa amankan tabungan.
Apakah kamu mudah tergoda diskon dan promo? Apakah kamu terlalu gampang mengiyakan ajakan untuk hangout di kafe setiap afterhours? Apakah kamu kecanduan games yang mengharuskanmu membeli gems, rubies, atau sejenisnya untuk naik level?
Cermati, apakah hal-hal tersebut bisa dikurangi, dihindari, atau dihemat?
Misalnya, karena kamu mudah tergoda diskon dan promo, maka kurangi kegiatan window shopping—baik secara offline maupun online. Kamu boleh ambil promo dan diskon hanya untuk barang-barang esensial yang benar-benar kamu butuhkan, bukan keinginan semata.
Atau, karena kamu memang enjoy hanging out dengan teman-temanmu, maka tak apa sekali waktu mengiyakan ajakan mereka. Tetapi, batasi, misalnya sebulan dua kali saja.
Lakukan langkah penghematan di sana-sini, lalu mari kita ke poin berikutnya.
3. Pisahkan rekening
Pisahkan rekening yang alokasinya untuk hal-hal yang termasuk dalam poin dua di atas demi amankan tabungan.
Misalnya, kamu memanfaatkan salah satu aplikasi dompet digital sebagai rekening khusus buat belanja promo dan diskon di marketplace. Atau khusus untuk hangout, kamu pakai rekening khusus juga. Kalau saldo dalam rekening khusus ini habis, maka kamu harus menunggu sampai diisi kembali untuk digunakan lagi.
4. Batasi keinginan utang
Oke, sudah membatasi saldo di rekening alternatif, bakalan percuma kalau lantas kepikiran buat utang.
Batasi keinginan utang untuk amankan tabungan, apalagi jika hendak kamu pakai untuk segala keperluan yang bisa memancing kamu menyabotase tabungan sendiri.
Sebenarnya, utang seperti misalnya kartu kredit itu banyak juga manfaatnya. Bahkan, dalam satu dan lain kasus, kartu kredit juga cukup bisa bantu kita mengendalikan pengeluaran loh. Tapi, ya butuh kejelian untuk mengaturnya.
Gunakan dan manfaatkan fasilitas utang yang tersedia, hindari utang yang tak perlu—yang malah menambah beban keuanganmu.
5. Disiplin
Disiplin adalah koentji kalau mau amankan tabungan dari upaya sabotase dari diri sendiri. Kamu bisa mencontoh cara orang Jepang nih dengan cara atur uang kakeibonya.
Kita harus mengakui, bahwa setiap orang pasti punya kebiasaan buruk yang terkait dengan keuangan. Namun, dengan pemahaman diri sendiri yang baik, dan kemudian diiringi dengan disiplin demi hidup yang lebih baik, pastinya kita kemudian bisa dong pelan-pelan mengubah kebiasaan tersebut.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Nasihat Keuangan dari yang Sudah Menikah untuk Para Lajang
Being single is a privilege. Belum punya tanggungan, dan berada di usia yang sangat produktif. Meski demikian, ada perlunya juga untuk membaca beberapa nasihat keuangan berikut ini, yang datang dari kami yang sudah menikah.
Nasihat keuangan ini bukan untuk menggurui, bukan untuk menghakimi. Simply just because kami ingin supaya kamu nggak mengulangi kesalahan yang sama, yang pernah kami lakukan.
Nasihat Keuangan untuk Para Lajang
1. You Only Live Once
Yes, that’s right. Kita semua memang hidup cuma sekali. Ini adalah ungkapan yang seharusnya encourage kita untuk live our life to the fullest. Tapi, kadang malah disalahartikan untuk “bersenang-senanglah mumpung bisa”.
Ya, kita memang hidup hanya sekali. Masa waktu yang sangat berharga, yang enggak bisa dikembalikan, nggak bisa diulang lagi ini disia-siakan untuk hal-hal yang nggak penting?
Hidup cuma sekali, dan kita cuma punya satu kesempatan untuk membuat hidup lebih berarti. Bersenang-senanglah mumpung kamu bisa, dan rencanakanlah masa depanmu juga karena mumpung masih bisa.
Ketika usia sudah merangkak lebih jauh, kita nggak bisa balik lagi ke masa muda untuk memperbaiki kesalahan lo.
2. Mengelola keuangan berarti merencanakan masa depan
Money is about dream and achievement. Uang memang tak bisa membeli segalanya, tetapi segalanya butuh uang untuk diwujudkan. Termasuk berbagai cita-cita dan mimpimu.
Nasihat keuangan kedua: kelolalah keuangan dengan baik. Dengan demikian, kamu sudah selangkah maju dalam perencanaan pencapaian mimpi dan cita-citamu.
So, ini beberapa nasihat keuangan dan langkah mudah untuk memulainya:
- Live below your mean, hidup sesuai kemampuan. Sadar diri dan jangan halu.
- Segera buat tujuan keuangan, dan cari jalan paling mudah untukmu mencapainya. Mulai dari membangun dana darurat yang cukup, menabung untuk dana menikah kalau memang sudah berencana menikah, dan seterusnya.
- Boleh banget bersenang-senang, tapi sesudah buat anggaran sebelumnya, sehingga acara senang-senangmu enggak mengganggu tujuan hidup jangka panjangmu. Gampangnya, rencanakan dana liburan, supaya nggak harus merogoh tabungan dana darurat.
3. Akan tiba hari ketika kamu tak bisa produktif lagi
Waktu adalah kepastian. Usia nggak bisa dibohongi, meski kamu bisa selalu bilang pada dirimu sendiri untuk menolak tua. Meski kamu rajin skincare-an, tapi usia nggak akan tunduk kalau cuma sama serum antiaging. Ia akan tetap melaju, apa pun yang terjadi.
Saat sudah tak produktif, kamu hanya akan bergantung pada dirimu sendiri untuk bisa hidup. Persiapkanlah dengan baik, agar di masa-masa ini kamu tak harus menghadapi masalah keuangan yang terlalu serius.
Seenggaknya, meski sudah tak produktif, kamu harus tetep bisa belanja skincare merek-merek kesayanganmu tanpa utang.
Nasihat keuangan ini sebenarnya hanya satu: punyai dana pensiun sekarang juga.
4. Hidup bak roda yang berputar
Ungkapan yang klise, tapi ini bisa jadi nasihat keuangan yang rasanya masih relevan dan cukup efektif untuk mengingatkan kita bahwa akan ada waktu kita di atas, dan ada waktunya kita berada di bawah.
So, ketika kamu berada di atas, jangan lupa bahwa mungkin besok kamu harus berada di bawah. Bersiaplah untuk kondisi-kondisi sulit. Milikilah jaring pengaman yang cukup untuk berbagai kebutuhan mendadak dan tiba-tiba.
So, nasihat keuangan keempat: punyai dana darurat yang cukup, dan proteksi yang memadai, sesuai dengan kebutuhanmu.
5. Susun prioritas hidup
Salah satu problema khas para lajang di usia produktif di zaman now adalah ketika kita silau akan achievement orang lain, dan kemudian menilai diri kita sendiri yang suram. Akhirnya, quarter life crisis pun tak terhindarkan.
Padahal, setiap orang sudah punya jalurnya sendiri-sendiri. Tinggal bagaimana kita mempersiapkan jalur tersebut agar enak dan nyaman untuk dijalani.
Setiap orang punya prioritas sendiri-sendiri dalam hidup. Tak perlu silau dengan pencapaian orang lain; mengapa mereka lebih sukses di usia sekarang, mengapa kamu belum ke mana-mana juga.
Ingat, nasib itu kita yang tentukan sendiri. Biarkan orang lain menjalani jalur hidupnya sendiri, kamu juga punya jalur sendiri yang harus dijalani. Persiapkanlah dengan baik, dan balik lagi ke poin 2.
Yuk, belajar keuangan, mumpung masih muda dan lajang! Nggak perlu khawatir bentrok dengan jadwal sibukmu. Kamu bisa belajar keuangan bareng QM Financial di Udemy. Ada modul Journey for Singles yang cocok banget buatmu nih.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Pemotongan Gaji Karyawan: Bagaimana Harus Disikapi?
Sejak awal tahun 2021, wacana pemotongan gaji ASN dan TNI/Polri untuk zakat mulai bergulir. Dikabarkan, bahwa Bapak Presiden sendiri juga mendukung penuh hal ini. Rencananya, gaji PNS dulu yang akan dipotong, selanjutnya gaji para karyawan BUMN dan swasta.
Pemotongan gaji untuk zakat ini perhitungannya adalah setara dengan 85 gram emas, kurang lebih Rp85 juta per tahun, atau Rp7 juta per bulannya. Inilah yang menjadi dasar perhitungan pemotongan gaji untuk zakat sebesar 2.5%. Ini artinya, bagi yang memiliki gaji di bawah Rp7 juta, pemotongan gaji untuk zakat ini belum berlaku. Tidak wajib.
Lalu, apakah ini juga berlaku untuk karyawan nonmuslim? Tidak, tetapi mereka yang nasrani juga punya kewajiban sepersepuluhan, menurut agama yang dianut.
Pemotongan Gaji Tak Bisa Dihindari
Pemotongan gaji juga sempat menjadi kontroversi saat PP 25 tahun 2020 diteken. Dalam undang-undang tersebut, gaji para pekerja akan dipotong untuk tabungan Tapera, sebesar 3%. Meskipun pemotongan gaji ini tak hanya merupakan kewajiban karyawan sepenuhnya, lantaran dibagi dua dengan pemberi kerja, tetapi tetap saja terdengar protes dan nada-nada ketidaksetujuan di sana-sini.
Apalagi bagi para pekerja swasta mandiri, besaran iuran 3% akan langsung dipotong dan dibayarkan penuh oleh si pekerja tersebut sendiri. Perhitungannya kurang lebih mirip dengan perhitungan pajak, yakni mengambil total penghasilan selama setahun, dan kemudian diambil rata-rata per bulan.
Kedua jenis pemotongan gaji di atas tak sekaligus diterapkan, melainkan bertahap. Biasanya akan diberlakukan bagi ASN dulu, baru kemudian para pekerja sektor swasta menyusul.
So, pemotongan gaji ini—baik untuk zakat maupun untuk Tapera—cepat atau lambat akan diterapkan di semua sektor, sehingga tak mungkin dihindari lagi. Dan, bukan tak mungkin, akan ada pemotongan-pemotongan gaji lagi berikutnya.
Kena Pemotongan Gaji, Kita Harus Bagaimana?
Pemotongan gaji ini sudah pasti harus disikapi dengan bijak. Memang, ada dari kita yang merasa keberatan dengan berbagai alasan.
Misalnya pemotongan gaji untuk Tapera, karena mungkin yang bersangkutan tidak membutuhkan tabungan untuk beli rumah lagi, karena toh sekarang sudah punya rumah warisan yang bisa ditempati. Pemotongan sebesar 2.5% tentu nominalnya ya lumayan juga, bisa dipakai untuk kebutuhan lain yang lebih prioritas.
Tetapi, yah, kalau sudah diatur dan diketok palu oleh pemerintah, mau tak mau kita harus mendukungnya, bukan? Lihat sisi baiknya, jika nanti bisa beli rumah lagi, bisa saja rumah tersebut disewakan hingga bisa mendatangkan passive income buat kita. Lumayan juga, buat bekal masa pensiun.
So, mesti gimana dong, sekarang? Coba lihat beberapa poin berikut ya.
1. Lakukan financial check up
Pemotongan gaji sudah pasti akan memengaruhi cash flow kamu secara keseluruhan. Nggak perlu panik, lantaran gaji terasa semakin kecil sedangkan kebutuhan sama, bahkan mungkin bertambah seiring waktu. Yuk, diatur lagi.
Lakukan financial check up secara menyeluruh lagi. Cek rasio penghasilan dan pengeluaran, juga cek rasio yang menjadi sinyal kesehatan keuangan lainnya. Seperti rasio menabung dan investasi, rasio likuiditas, dan rasio utang. Jika semuanya masih dalam rasio yang wajar, sepertinya kamu tak perlu khawatir dengan adanya pemotongan gaji ini. Kamu bahkan bisa memasukkannya juga ke pos menabung dan investasi, dan ini berarti menambah rasio menabungmu kan?
Cek secara keseluruhan lagi ya, sehingga kamu bisa mendapatkan pola keuangan yang baru.
2. Lakukan penyesuaian penganggaran
Buat penyesuaian dengan penganggarananmu. Misalnya saja, kamu seorang freelancer, dan pengahsilan rata-ratamu setiap bulannya—katakanlah—Rp10 juta. Jika dipotong 3% untuk Tapera, maka itu berarti ada potongan sebesar Rp300.000, yang harus kamu tanggung sendiri. Jika perlu, adakah pos lain yang bisa kamu sesuaikan?
Setelah financial check up yang menggambarkan kesehatan keuanganmu setelah adanya pemotongan gaji di sana-sini ini, implementasikan dalam penganggaran. Sesuaikan prioritasnya.
3. Pastikan cicilan utang, dana darurat, dan proteksi tetap aman
Pos-pos yang wajib untuk tetap diamankan adalah cicilan utang, dana darurat, dan proteksi berupa asuransi.
Pastikan ketiganya tetap aman ya. Ini penting, karena kalau sampai terganggu, masalah yang lebih besar bisa jadi harus kamu hadapi ke depannya.
4. Jajaki kemungkinan penghasilan tambahan
Memang, besar ataupun kecil pemotongan gaji, tetap saja akan memengaruhi cash flow kamu. Namun, bukan berarti enggak bisa disesuaikan. Bagaimanapun, kita harus bertahan hidup kan?
Buat kamu para karyawan—baik ASN maupun swasta—jika sekarang belum pernah menjajaki peluang tambahan penghasilan, ini bisa jadi alasan untuk mulai nih. Kamu bisa mulai dengan mencari informasi, ada demand apa di sekitarmu.
Buat kamu para pekerja mandiri—meski sekarang belum diterapkan—juga mesti bersiap tuh. Terus semangat untuk cari proyekan ya. Atau, mungkin kamu bisa menyesuaikan juga tarif jasamu?
Kesimpulan
Yes, pemotongan gaji kadang memang tak bisa dihindari. Tapi, daripada mengeluh saja, akan lebih baik jika kamu mulai menyesuaikan lagi dengan pola anggaran dan pengeluaran. Ini akan jauh lebih efektif untuk mengatasi masalahmu.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah pada pengelolaan penghasilan atauupun masalah keuangan yang lain? Butuh training finansial, untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan karyawan? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pensiun Sejahtera di Usia 50 Tahun? Bisa Dong!
Dengan memastikan hal-hal ini telah dipenuhi dengan baik, maka goals untuk bisa pensiun sejahtera di usia 50 tahun bukan jadi impian semata lagi.
Sudah Buat Resolusi Keuangan untuk 2021?
Memangnya harus bikin resolusi keuangan ya, di tahun 2021? Ya, enggak juga sih. Nggak ada yang mengharuskan juga kok.
Namun, 2021 ini rasanya cukup istimewa. Kenapa? Karena masih akan ada efek dari 2020 yang luar biasa itu. Yah, mungkin sih sudah ada yang kembali normal income stream-nya. Alhamdulillah. Tapi mungkin ada juga yang belum. Terutama buat mereka yang kemarin harus terkena gelombang PHK, pastinya nggak mudah juga untuk segera menstabilkan sumber penghasila. Semangat ya! Yang penting, jangan berhenti berusaha.
Karena kondisi yang berubah inilah—mulai dari kebutuhan, kebiasaan, sampai keuangan—pastinya sekarang ini jadi awal tahun yang (diharapkan) baik untuk memulai kebiasaan keuangan yang baru juga. New normal karena pandemi, new normal juga dalam finansial.
Lalu, mulai dari mana nih, kalau mau bikin resolusi keuangan untuk 2021 ini? Berikut beberapa hal dari mana kamu bisa mulai.
Resolusi Keuangan untuk Tahun 2021
Amankan dana darurat
Pentingnya dana darurat seharusnya sudah mulai kamu sadari sejak sekarang; belajar dari apa yang terjadi di tahun 2020.
Dana darurat adalah dana yang akan menjadi jaring penyelamatmu ketika ada musibah atau harus melewati situasi berat. Contohnya, ketika pandemi menyerang, kamu berpeluang mengalami penurunan penghasilan, yang kemudian berlanjut ke resesi. Supaya bisa tetap belanja—sembari tetap berusaha mencari penghasilan tambahan ataupun yang baru—dana darurat bisa membantumu bertahan.
Kalau di tahun 2020 kemarin dana darurat sudah terpakai, maka untuk resolusi keuangan tahun ini sebisa mungkin kamu kembalikan. Tentu saja, tergantung pada kondisimu ya. Jika memang belum memungkinkan, tak perlu juga memaksakan diri. Kamu sendiri yang tahu prioritasmu seperti apa.
Yang penting, niatkan untuk mengamankan dana darurat semaksimal mungkin.
Investasi lebih optimal
Nilai investasi kita umumnya terkena dampak juga di masa pandemi kemarin, ya kan? Pasalnya, semua jenis instrumen investasi—apa pun bentuknya—mengalami koreksi besar-besaran sepanjang tahun 2020 kemarin.
Tetapi, di akhir tahun 2020, sinyal-sinyal pemulihan ekonomi mulai tampak hilalnya; IHSG sudah menembus kembali angka psikologisnya, harga emas juga sudah kembali “wajar”, pun pemerintah semakin agresif mengeluarkan stimulus agar kondisi ekonomi negara tak semakin parah.
Kita memang sudah berada di fase recovery, yang berarti iklim investasi seharusnya kena imbas positif juga. Meski untuk pulih benar seperti sediakala akan butuh waktu, tapi setidaknya sekarang banyak bisnis sudah mulai menggeliat lagi.
Cek lagi tujuan keuanganmu, horizon waktunya, serta kemampuan finansial yang kamu miliki, untuk kemudian bisa merencanakan strategi investasi apa yang perlu kamu lakukan tahun ini. Lakukan review secara lebih rutin dan periodik. Misalnya, kalau sebelumnya kamu melakukan review setahun sekali saja cukup, mungkin sebagai resolusi keuangan di tahun 2021 kamu perlu melakukan review investasi 2 – 3 kali setahun, untuk memastikan pertumbuhan portofolio investasimu tetap seimbang dan sesuai dengan harapan.
Catat kembali pemasukan dan pengeluaran
Kebiasaan berubah, kebutuhan berubah, pola dalam pengelolaan keuangan harus disesuaikan juga.
Catat kembali pemasukan dan pengeluaran keuangan kamu di tahun 2021 ini. Dengan demikian, kamu bisa melihat dan membentuk pola baru yang lebih sesuai dengan kondisi new normal.
Mungkin kamu sudah tidak bisa lagi menerapkan pola 40% kebutuhan rutin : 10% investasi : 30% utang : 10% sosial : 10% lifestyle. Mungkin kamu sekarang harus menerapkan 60% kebutuhan rutin: 40% utang. Tak masalah, asalkan masih bisa kamu jalani dengan baik. Dalam arti, kewajiban masih bisa dijalankan, dan kebutuhan masih bisa dipenuhi.
Makanya, kamu butuh mencatat pemasukan dan pengeluaran lagi, untuk mengetahui rasio mana yang paling pas. Jadikan ini sebagai resolusi keuangan kamu di tahun ini ya.
Utang (?)
Bagaimana posisi utang kamu sekarang? Apakah kamu termasuk dari mereka yang bisa mendapatkan restrukturisasi kredit? Kalau iya, jangan sia-siakan, tetap prioritaskan dan pantau skemanya.
Mau ambil utang baru di tahun 2021 untuk menumbuhkan aset, sebagai bagian dari resolusi keuangan? Nggak masalah. Buatlah skema rencana pembayaran yang realistis, tetap berpedoman pada kemampuan finansialmu sendiri.
FYI, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia sekarang adalah yang terendah sepanjang sejarah, saat artikel ini ditulis. Dan, kabarnya angka tingkat suku bunga acuan pada 3.75% ini akan dipertahankan sampai ada tanda-tanda inflasi. So, ini bisa jadi kesempatan buat dapatkan kredit produktif dengan bunga yang terjangkau. Update terus beritanya ya, agar kamu bisa membuat perencanaan yang matang.
Secure your income!
Jika di tahun 2020, kamu hanya punya satu income stream, maka di tahun 2021, sebagai resolusi keuangan, mungkin kamu perlu untuk menambah diversifikasi penghasilanmu.
Sudah kerja 9 to 5 kantoran (meski masih WFH, barangkali), kamu perlu mencoba juga melihat adanya peluang lain yang bisa kamu lakukan di luar jam kerja. Jadi freelancer, mungkin. Atau jualan apa saja yang bisa dipasarkan secara online.
Yes, tahun 2021 akan jadi waktu yang tepat bagi kita untuk jump restart. Mulai lagi. Jadikan tahun 2020 sebagai pelajaran berharga. Ke depannya, ingat, masih banyak ketidakpastian juga. So, dengan membuat rencana-rencana yang realistis, kamu akan membuat kepastian untuk dirimu sendiri, setidaknya, setahun ke depan.
Dan, jangan lupa. Gabung di kelas-kelas online QM Financial!
Yes! Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bersiap Menghadapi Tahun 2021 dengan Keuangan yang Lebih Baik
Tahun 2021 sudah di depan mata! Tahun 2020 sudah hampir sampai di penghujung, Gaes! Gimana nih? Sampai dengan hari ini, apakah kamu sudah melakukan beberapa review terkait keuanganmu? Atau, apa saja yang sudah kamu lakukan sepanjang 2020 demi kehidupan yang lebih baik?
Yes, hal yang akan selalu menjadi penentu bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari di sepanjang tahun–salah satunya–adalah keuangan. Karena itu, mau tutup tahun, kita ya perlu melakukan review, sedangkan saat tahun baru tiba, akan lebih baik jika kita juga memiliki rencana keuangan untuk setahun ke depan.
Untuk apa? Ya, pastinya agar di tahun yang baru, hidup kita lebih baik.
Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan nih, dari tahun 2020 untuk kemudian kamu jadikan fokus di tahun 2021.
- Pandemi sepertinya masih betah. Setidaknya, sampai vaksin sudah tersebar merata dan semua orang sudah menerimanya.
- Kita masih berada dalam resesi ekonomi, meski BPS sudah mengumumkan bahwa di Q3, kita mengalami pertumbuhan PDB sebesar 5.05% dibandingkan Q2. Tapi ya, tetap saja posisi masih minus jika dibandingkan YoY tahun sebelumnya.
- Upah minimum pekerja tidak akan naik di tahun 2021.
So, apa yang perlu kita siapkan secara keuangan sekarang, demi tahun 2021 yang lebih baik, meski kondisi masih belum pasti?
Bersiap Menghadapi Tahun 2021 Secara Finansial
1. Amankan dana darurat
Kita sudah belajar, bahwa yang namanya musibah atau kondisi darurat bisa datang sewaktu-waktu, tanpa pemberitahuan lebih dulu. Ya, kalau ada pemberitahuan lebih dulu mah pendaftaran CPNS. Karena itu, belajar dari tahun 2020, kita harus lebih siap menghadapi segala hal di tahun 2021 mendatang.
Salah satunya dengan memiliki dana darurat yang memadai.
Duh, dana darurat lagi, dana darurat lagi. Barangkali kamu juga sudah bosan mendengarnya. Tapi, kamu enggak boleh bosan diingatkan, seperti halnya QM Financial yang enggak pernah bosan untuk mengingatkanmu.
Amankan dana daruratmu. Kalau kemarin sudah terpakai, jangan lupa untuk menggantinya sesuai kemampuan. Untuk berapa jumlah idealnya, kamu pasti sudah hafal ya kan?
2. Tetap perhatikan cash flow
Pastikan cash flow tetap positif.
Cek pemasukan. Ada 3 kemungkinan nih di sini: pemasukanmu tetap stabil (Alhamdulillah!), ada tetapi berkurang, dan hilang sama sekali.
Cek pengeluaran. Apakah ada pos pengeluaran yang sekarang berubah? Dulu nggak ada, sekarang ada. Atau dulu ada, sekarang nggak ada.
Cermati catatanmu ya. Kalau perlu, kamu bisa memantaunya secara harian atau bulanan lagi, sebelum akhirnya menemukan pola pengeluaran yang terbaik. Pastikan tetap positif.
Tahun 2021 masih belum pasti akan seperti apa. Jadi pastikan cash flow tetap positif ini sangat penting.
3. Pastikan asuransi aman
Di zaman penyakit yang menyebar seperti ini, asuransi kesehatan menjadi hal yang sama sekali tak boleh dilupakan atau diabaikan. Semoga kamu semua sudah punya asuransi kesehatan sekarang, sehingga kamu bisa menghadapi tahun 2021 dengan lebih tenang.
Begitu juga dengan asuransi jiwa. Beneran deh ya, tahun 2020 mengajarkan kita akan banyak hal, ketika banyak masalah dan kesulitan datang secara bersamaan. Di sisi lain, kita harus mensyukuri, bahwa kita masih bisa survive sejauh ini. Mari kita survive lebih lama lagi, sampai akhir tahun 2021, dan tahun-tahun sesudahnya.
So, buat kamu yang sampai sekarang belum memiliki baik asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa, yuk, coba mulai direncanakan ya. Asuransi kesehatan sebaiknya dimiliki oleh semua orang, tua-muda, besar-kecil, laki-perempuan, sampai bayi sekalipun. Pastikan keluargamu juga sudah ter-cover semuanya. Sedangkan, asuransi jiwa wajib dimiliki oleh kamu yang menjadi tulang punggung keluarga.
Pastikan tahun 2021 kamu lebih aman dengan adanya proteksi yang memadai.
4. Tetap investasi sesuai kemampuan
Yes, teruslah berinvestasi sesuai kemampuan di tahun 2021.
Investasi ini penting untuk memastikan tujuan keuangan kamu tetap bisa terlaksana. Ya, meskipun kita sekarang sedang dalam resesi, tapi yang namanya masa pensiun nggak akan mundur kan ya? Begitu juga dengan uang pendidikan anak-anak. Nggak peduli lagi sulit atau krisis, biaya-biaya sekolah dan pendidikan ini tetap harus dibayar.
Karena itulah, tetaplah berinvestasi, yang disesuaikan dengan kemampuan.
5. Cari peluang pemasukan baru
Demi arus kas yang tetap positif dan juga tujuan-tujuan keuangan yang sudah kita buat, maka ada baiknya kamu mempertimbangkan untuk cari peluang tambahan pemasukan di tahun 2021.
Paling pas adalah kamu mencoba berdagang. Dagang apa saja; bahan-bahan makanan atau makanan matang, masker, buah, sayur, sembako, dan yang lainnya–yang banyak dibutuhkan oleh orang-orang terutama di kondisi seperti ini.
Jangan hanya puas dengan pemasukan dari satu pintu.
Tetap pantau jadwal-jadwal kelas online QM Financial, agar kamu bisa ikutan berbagai kelas keuangan sesuai kebutuhanmu.
Selamat menjelang tahun 2021 yang lebih baik ya!
Selama Pandemi COVID-19, Ini Dia 3 Dampak dan Masalah Keuangan Terbesar yang Kita Alami
Tujuh bulan sudah kita harus mengubah banyak hal lantaran terhantam pandemi COVID-19. Ada hal-hal yang sekarang harus kita lakukan, yang sebelumnya tidak. Lebih banyak lagi hal yang harus kita sesuaikan dengan kondisi baru, terutama yang terkait dengan keuangan.
Bagaimana kondisimu? Apakah masih baik-baik saja sampai sekarang? Gaji aman? Bisnis jalan? Job berdatangan? Jika memang kondisi sedang mengharuskanmu prihatin, maka kamu ya harus segera melakukan beberapa adaptasi di sana-sini. Supaya apa? Tentu saja, supaya survive sampai pandemi ini berlalu.
Sejauh ini, QM Financial mencatat munculnya 3 dampak dan masalah keuangan terbesar yang harus kita hadapi sejak pandemi COVID-19 dimulai sampai sekarang. Mari kita lihat apa saja.
3 Dampak dan Masalah Keuangan Terbesar yang Muncul di Masa Pandemi COVID-19
1. Penghasilan berkurang
Apa kabar, kamu para karyawan? Di awal pandemi COVID-19 kemarin, ada sebagian dari kamu akhirnya harus bekerja dari rumah saja. Sebagian lain harus menerima kenyataan pahit karena benar-benar dirumahkan, dalam arti yang sesungguhnya.
Tentu saja, hal ini memengaruhi penghasilanmu, ya kan? Baik yang harus bekerja dari rumah, mungkin ada beberapa tunjangan yang tidak diberikan, bahkan gaji pokok pun mungkin juga nggak full bisa kamu terima. Yang harus dirumahkan, jangan tanya lagi deh. Mungkin cuma uang pesangon saja yang bisa diharapkan.
Setelah beberapa bulan berlalu, pemerintah mengumumkan bahwa kondisi new normal akhirnya bisa kita jalani, meski belum semua daerah memenuhi syarat. Sebagian dari kamu mungkin sudah bisa kembali masuk kantor. Tetapi, gaji tetap saja belum seperti sebelumnya. Misalnya saja, uang lembur, uang dinas luar, uang-uang insentif lain juga belum bisa diberikan, karena aktivitas masih terbatas.
Lalu, apa kabar kebutuhan sehari-harimu? Apa kabar tujuan keuanganmu? Apakah kamu masih bisa berinvestasi?
2. Bisnis nggak jalan
Pandemi COVID-19 paling banter memberikan dampak di bisnis retail, pariwisata, dan beberapa sektor lain. Meski tak semua terdampak negatif sih, karena ada beberapa sektor yang justru bertumbuh positif juga.
Namun, buat sebagian pemilik bisnis, realita yang harus dihadapi sekarang memang sangat pahit. Apalagi kalau bisnisnya bukan termasuk bisnis yang bisa dengan mudah dikonversi menjadi bisnis online. Duh, pasti berat banget deh, untuk bisa survive di masa pandemi ini ya?
Memang harus ada adaptasi di banyak hal agar bisnis tetap bisa survive sekarang. Masalah terbesar apa yang paling krusial yang harus kamu hadapi sekarang? Pemasukan berkurang, tetapi tetap harus memberikan gaji pada karyawanmu? Atau, produksi harus berkurang karena pasokan bahan baku juga terhenti lantaran vendor terdampak oleh pandemi?
Yuk, coba duduk sejenak, dicari akar masalahnya. Jika akar masalah sudah teridentifikasi, kamu pasti kemudian bisa mencoba mencari beberapa alternatif penyelesaiannya.
3. Nggak ada dana darurat
Mari kita lihat data survei yang dilakukan oleh OECD–Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi–berikut ini, yang dirilis 25 Juni 2020 yang lalu.
Data tersebut mengungkapkan seberapa siapkah masyarakat dunia untuk menghadapi penurunan pertumbuhan ekonomi sekarang. Coba cermati posisi Indonesia.
Sungguh miris, bahwa 46% masyarakat Indonesia ternyata hanya punya dana darurat untuk seminggu saja. Ini sungguh angka yang memprihatinkan. Sedangkan, 24% responden mengaku memiliki dana darurat untuk satu hingga enam bulan ke depan. Dan hanya 9% saja yang yakin bisa bertahan lebih dari 6 bulan. Selebihnya? Malah nggak tahu punya dana darurat atau enggak. Aduh.
Bagaimana denganmu? Saat ini, kamu sudah punya berapa banyak dana darurat? Kalau kamu pembaca setia situs ini, penonton setia channel YouTube QM Financial, follower akun media sosial QM Financial dan juga alumni kelas online finansial, tentu kamu sudah tahu, betapa pentingnya dana darurat, ya kan?
Nah, itu dia 3 dampak dan masalah keuangan terbesar yang kita alami selama masa pandemi COVID-19 ini.
Ngobrol yuk, tentang hal ini!
Bersama Nyonya Rumah Ligwina Hananto, QM Financial akan mengadakan Financial Dialogue vol. 04 pada 17 Oktober 2020 mendatang, melalui webinar dengan aplikasi Zoom. Ada 3 panelis yang akan hadir dalam diskusi finansial kita kali ini. Mereka adalah:
- Hanifa Ambadar. Dari perspektif entrepreneur, Hanifa Ambadar akan berbagi pengalamannya menerapkan adaptasi pada bisnis Female Daily Network di bidang beauty industry.
- Jenny Jusuf. Dari perspektif freelancer, Jenny Jusuf akan berbagi pengalaman menerapkan adaptasi pada pekerjaan freelance yang dijalaninya di industri film.
- Muhammad Arif Rahman. Dari perspektif freelancer dan entrepreneur, Arif Rahman akan berbagi pengalaman menerapkan adaptasi pada pekerjaan freelance travel blogger dan bisnis @whatravel yang dimilikinya.
Seru kan? Yuk, ya!
Belajar Membuat Rencana Keuangan Sendiri, Ini 5 Video yang Bisa Kamu Tonton
Happy World Financial Planning Day! Hari ini, tanggal 7 Oktober, memang diperingati sebagai hari perencanaan keuangan sedunia. Hari ini ada untuk meningkatkan awareness kita semua akan pentingnya membuat rencana keuangan, terutama buat diri sendiri.
Kenapa sih, kita mesti bisa membuat rencana keuangan, setidaknya untuk diri sendiri ataupun keluarga kita? Karena, yang paham akan kondisi keuangan kita yang sebenar-benarnya adalah diri kita sendiri. Because personal finance is very personal, maka tak ada orang lain yang bisa membuat rencana untuk masa depan kita, selain diri kita sendiri.
Sulitkah untuk belajar membuat rencana keuangan? Sebenarnya sih, tidak. Apalagi jika kamu sudah follow akun-akun media sosial QM Financial, dan sering membaca-baca artikel di web ini. Selain itu, kamu juga bisa belajar membuat financial planning ini dari sumber yang lain loh. Salah satunya dengan menonton video-video di channel QM Financial di YouTube.
Berikut beberapa video yang bisa kamu tonton di channel QM Financial jika kamu ingin belajar membuat rencana keuangan untuk dirimu sendiri.
Video-Video untuk Belajar Membuat Rencana Keuangan Kamu Sendiri
Atur Keuangan Dimulai dari Mencatat Pengeluaranmu Setiap Bulan
Mencatat pengeluaran adalah kegiatan paling menyebalkan sekaligus membosankan yang bisa kita kerjakan, berkaitan dengan keuangan. Tapi kenyataannya, kita selalu punya sumber daya yang terbatas.
So, kalau kamu pengin belajar membuat rencana keuanganmu sendiri, mulailah dari membuat catatan pengeluaran setiap hari, yang kemudian menjadi catatan pengeluaran bulanan. Dari catatan ini, kamu akan tahu pola dan kondisi keuanganmu sendiri, yang bisa menjadi acuan untuk merumuskan rencana dan tujuan keuangan kamu sendiri.
Simak tip membuat catatan pengeluaran yang aplikatif di video ini yuk!
Langkah Efektif Atur Cash Flow
Cash flow menjadi hal terpenting dalam perencanaan keuangan. So, keterampilan mengendalikan cash flow akan sangat penting untuk kamu kuasai demi bisa membuat rencana keuangan sendiri.
Dengan cash flow yang sehat, tujuan keuangan yang realistis, rencana keuangan pun dapat dibuat sampai detail dan komprehensif. Simak trik paling efektif mengatur cash flow langsung dari Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial di video ini.
Siapkan Dana Darurat
Apalah arti tujuan dan rencana keuangan yang sudah disusun sedemikian rupa, jika kamu melupakan dana darurat?
Adanya dana darurat adalah fondasi dari rencana keuangan yang kuat. So, pastikan kamu juga sudah punya rencana untuk membangun dana darurat, dan sesegera mungkin membuatnya. Simak tip menyiapkan dana darurat di video ini ya.
Mau Bebas Utang? Simak Tip-Tip Berikut Ini Yuk!
Merdeka dari utang juga harus masuk ke dalam rencana keuangan yang kamu buat. Bebas dari utang itu melegakan banget loh! Seenggaknya, jika tujuan keuangan yang lain belum tercapai, tetapi kamu sudah bebas utang, maka ke depannya akan lebih mudah untukmu membuat rencana keuangan yang lebih realistis.
Bagaimana ya, caranya agar bisa membayar cicilan utang dengan kondisi keuangan kamu yang sekarang? Coba simak tipnya di video ini.
Yang Harus Kamu Ketahui tentang Asuransi
Ibarat rumah yang dilindungi oleh atap, rencana keuangan yang sudah kamu buat harus dilindungi juga. Perlindungannya disebut dengan asuransi.
Asuransi ada, untuk melindungi aset-aset yang sudah kamu miliki–termasuk dirimu sendiri. Simak serba-serbi asuransi di video ini ya!
Nah, setelah kamu melihat videonya, dan kamu masih merasa perlu untuk mendalami masing-masing tip dan triknya, kamu bisa langsung mendaftar di kelas finansial online QM Financial. Pilih kelas-kelas finansial online QM Financial sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Yuk, menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri! Karena kebutuhan hidup dan kondisimu yang tahu ya dirimu sendiri, bukan orang lain. Membuat rencana dan tujuan keuangan sendiri juga memberikan tanggung jawab pada diri sendiri. Siapa lagi yang nanti akan menikmati hasilnya? Diri sendiri juga kan?
Dapat BLT 600 Ribu sebagai Subsidi Gaji Karyawan Swasta, Begini Cara Terbijak Pemanfaatannya
Di akhir Agustus lalu, pemerintah telah mencairkan BLT 600 ribu sebagai subsidi gaji para karyawan swasta yang berpenghasilan di bawah Rp5 juta per bulannya.
Bantuan pemerintah ini diberikan sesuai janji sebagai stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional lantaran dampak pandemi COVID-19. Jumlahnya memang tak seberapa, dan diberikan untuk 4 bulan ke depan dengan 2 kali pembayaran. Dengan demikian, karyawan swasta akan memperoleh total Rp2.4 juta masing-masing.
Bersyukur dong ya, karena sudah mendapat bantuan? Lumayan untuk menyambung napas, setidaknya jadi tambahan. Gimana cara pemanfaatannya yang paling bijak? Ini dia tip dari QM Financial.
Memanfaatkan BLT 600 Ribu dengan Bijak
1. Bukan untuk gaya hidup
BLT 600 ribu ini memang tak banyak, tetapi bisa dipergunakan untuk apa pun, sepanjang untuk kebutuhan kita. Mau dipakai untuk liburan, atau untuk jajan-jajan es kopi susu literan, atau mungkin untuk checkout barang-barang lucu di marketplace yang sudah masuk ke wishlist?
Ya boleh saja. Kan, begitu dana tersebut masuk ke rekening kita, maka mau dipakai apa pun ya terserah kita. Betul? Tetapi, jika hanya dipakai untuk keperluan gaya hidup yang bersifat tersier begitu, maka manfaatnya tidak akan dapat kita rasakan secara optimal.
Sayang banget kan? Padahal di masa pandemi ini, kita bisa saja akan menghadapi berbagai situasi darurat. Enggak ada yang bisa memastikan kapan masa sulit ini akan berakhir. Apalagi sebagai karyawan, kita selalu berpotensi untuk kehilangan mata pencaharian atau mengalami penurunan penghasilan. BLT 600 ribu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebutuhan hidup yang bersifat pokok.
2. Tambahkan ke pos dana darurat
Yang pertama harus diamankan adalah pos dana darurat. Apakah dana daruratmu saat ini sudah cukup setidaknya untuk 3 – 6 bulan ke depan? Jika belum, maka BLT 600 ribu ini bisa ditambahkan ke pos dana darurat. Lumayan juga nanti akhirnya bisa bertambah Rp2.4 juta kan?
Memang besaran dana darurat idealnya adalah 4 bulan pengeluaran rutin (bagi lajang), dan 6 bulan untuk pasangan yang sudah menikah. Ditambah dengan masing-masing 3 bulan untuk tambahan per satu anak. Namun, ingat ya, bahwa di masa krisis dan resesi seperti ini, semakin besar cadangan dana maka akan semakin bagus, demi menghadapi ketidakpastian dalam beberapa waktu ke depan.
So, segera simpan di rekening dana darurat, dan jangan diutak-atik kecuali untuk keperluan darurat.
3. Untuk membayar utang
Jika saat ini kamu sedang struggling untuk membayar cicilan utang, maka BLT 600 ribu ini juga bisa dimanfaatkan.
Punya utang di masa-masa sulit seperti ini memang menjadi tambahan beban, ya kan? Mungkin penghasilanmu menurun, sehingga rasanya beban cicilan menjadi lebih besar. BLT ini bisa jadi tambahan agar kamu bisa membayar cicilan tepat waktu.
Kalau memang bisa dilunasi dengan uang insentif dari pemerintah ini, ya nggak usahlah ditunda lagi. Segera saja lunasi.
4. Investasikan
Buat yang belum punya kebiasaan untuk berinvestasi, nah, mumpung dapat bantuan uang tunai, coba yuk sekarang investasi!
Ya, instrumen investasi ada banyak sih. Tapi dengan total bantuan sebesar Rp2.4 juta, rasanya kan enggak mungkin dipakai untuk investasi properti. Untuk investasi emas, rasanya juga kurang. Maka alternatifnya adalah reksa dana, yang bisa dimulai dari dana Rp100.000 saja. Kamu bisa mencoba untuk menginvestasikannya di Reksa Dana Pasar Uang. Instrumen ini cocok buat kamu yang pemula, karena risikonya relatif paling rendah, dan imbalnya lebih besar ketimbang deposito. Meskipun, kalau kamu berniat untuk berinvestasi ke deposito ya enggak salah juga.
Yes, BLT 600 ribu mungkin memang tak seberapa. Tetapi, kalau kita bisa mengelolanya dengan baik, maka manfaatnya juga akan bisa optimal kita rasakan. Jangan sampai mubazir ya. Tetap belanja di warung-warung dekat rumah, agar ekonomi kita tetap bergerak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Resesi Ekonomi 2020 Datang, Apa yang Harus Kita Siapkan dan Lakukan?
Menkeu Indonesia, Ibu Sri Mulyani, sudah menyatakan bahwa Indonesia sudah berada di ambang resesi ekonomi.
Akibat pandemi, pertumbuhan ekonomi negara kita memang melambat antara minus 2.9% hingga minus 1% pada kuartal III 2020. Sedangkan dalam keseluruhan tahun, kita sudah mengalami perlambatan pertumbuhan hingga minus 1,7% sampai minus 0,6%. World Bank, atau Bank Dunia, juga sudah memproyeksikan kondisi ini bahkan beberapa bulan yang lalu, dengan prediksi minus 2% hingga 1.6%. Ekonomi Indonesia diprediksi baru pulih di tahun 2021.
Lalu, apa pengaruhnya pada kita?
Yang pasti tetap tenang. Indonesia bukan satu-satunya negara yang telah mendeklarasikan diri menghadapi resesi. Sebelumnya ada Australia, Singapura, sampai Amerika Serikat telah lebih dulu mengumumkan diri mengalami resesi ekonomi.
Tidak panik, diperlukan. Sebenarnya masalah resesi ekonomi adalah masalah negara. Seharusnya kalau fondasi keuangan kita sudah mantap, kita tak perlu terlalu khawatir akan terkena dampak.
Tetapi kita harus tetap siap akan beberapa hal buruk yang bisa terjadi, atau malah sudah terjadi. Salah satu tanda terjadinya resesi ekonomi yang terbesar adalah adanya gelombang PHK yang besar yang kemudian mengakibatkan tingkat pengangguran meningkat, yang sebenarnya sudah terjadi sejak awal tahun 2020 lantaran pandemi COVID-19.
Ke depannya, tidak menutup kemungkinan akan adanya gelombang PHK yang lain, dan karenanya setiap orang (terutama yang berstatus karyawan) mau tidak mau harus bersiap.
Beberapa Hal untuk Menyiapkan Diri Menghadapi Resesi Ekonomi
1. Mengelola pengeluaran dengan lebih bijak
Banyak orang salah kaprah dengan memutuskan untuk setop belanja di kala resesi ekonomi terjadi. Well, nggak gitu cara mainnya.
Kita justru harus tetap belanja, agar ekonomi tetap berjalan. Bukan berarti harus berhenti membelanjakan uang, tetapi lebih bijak dalam mengeluarkan uang. Belanjalah seperlunya, sesuai dengan kebutuhan. Yang enggak penting, bisa ditunda dulu. Kalau bisa diganti dengan barang substitusi yang lebih murah, ya kenapa enggak, asalkan manfaatnya sama.
Belanjalah ke toko-toko kecil, warung di kanan-kiri lingkungan kita. Justru dari usaha-usaha kecil inilah, nanti ekonomi akan bertolak untuk bangkit lagi. Jadi, mari kita support keberadaan warung kecil dan pasar tradisional.
Mulai saja dari situ.
2. Hemat tagihan dan cek posisi utang
Hal lain yang bisa kamu lakukan adalah memangkas tagihan-tagihan. Misalnya tagihan air dan listrik. Sekalian kan, berhemat energi. Mulailah dari mematikan lampu yang nggak dipakai, juga jangan lupa untuk selalu mematikan keran setelah digunakan. Hal-hal seperti ini kamu pasti sudah hafal deh.
Begitu juga dengan langganan atau subscribing streaming dobel, misalnya. Sudah ada aplikasi streaming di handphone, TV kabel bisalah dikurangi channelnya. Langganan untuk wifi-nya saja. Pastikan hanya yang benar-benar kamu pakai saja yang dipertahankan, sehingga pengeluaranmu menjadi lebih efisien.
3. Amankan dana darurat
Ini sudah aturan basic banget when it comes to financial crisis, kapan pun dan apa pun bentuknya. So, jangan lagi anggap remeh keberadaan dana darurat.
Bahkan faktanya, so far yang bisa survive menghadapi masa-masa pandemi tanpa kesulitan yang berarti adalah mereka yang masih bisa mempertahankan pekerjaan dan mereka yang punya dana darurat yang kuat.
Sama halnya resesi ekonomi yang akan datang. Jika kamu belum memiliki dana darurat, tak pernah terlambat untuk mulai dari sekarang. Tak harus segera memenuhi nominal ideal, tetapi setidaknya mulai sisihkan uang di rekening khusus dana darurat.
4. Investasi? Lihat kemampuan!
Yang pasti, imbal pada umumnya instrumen investasi belum akan kembali seperti di akhir tahun 2019 yang cerah dengan segera. Memang pahit, tetapi inilah kenyataannya, dan kamu harus selalu siap dengan segala risiko ini.
Lalu bagaimana dengan investasi yang sudah kita lakukan? Yang sudah berinvestasi di saham, misalnya. Masih minus saja sejak awal tahun.
Nah, semua kembali lagi ke #TujuanLoApa. Kalau tujuan investasimu masih panjang–katakanlah 5 – 10 tahun lagi–kamu tak perlu khawatir berlebihan. Kalau amunisi masih, kamu bisa lanjut investasi. Ini justru kesempatan untuk bisa mendapatkan saham-saham berkualitas dengan harga diskon. Kapan lagi bisa beli saham semurah ini?
Tetapi, jika amunisi lebih dibutuhkan untuk menyambung hidup sehari-hari, kamu bisa hold. Mau mencairkan investasimu? Nggak masalah juga, sejauh memang itu sesuai dengan kebutuhanmu.
Pertimbangkan dengan saksama, jangan terburu-buru.
5. Paling penting: investasi pada diri sendiri
Jangan biarkan kondisi ini jadi penghalang untukmu terus maju mewujudkan mimpi-mimpi dan rencanamu.
Bekali diri dengan jaring pengaman yang cukup. Tak hanya dari sisi keuangan, tetapi juga dari sisi kualitas pribadi yagng juga harus terus diupgrade.
Tambah ilmu, tambah wawasan, kalau perlu seger update CV kamu, sesuaikan dengan kondisi yang ada.
Kamu harus dapat menjadikan dirimu sendiri sebagai aset paling tak ternilai, baik untuk kantor di mana kamu bekerja saat ini juga bagi diri kamu sendiri.
Pertahankan network, pastikan kamu tetap menjalin hubungan baik dengan siapa pun, karena network akan sangat berguna di saat-saat seperti ini.
Nah, salah satu hal yang bisa kamu lakukan untuk siap menghadapi resesi ekonomi adalah upgrade ilmu mengelola keuanganmu. Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.