10 Jenis Mata Uang Kripto dengan Kapitalisasi Terbesar Saat Ini
Sebenarnya, ada berapa jenis mata uang kripto yang tersebar di dunia maya saat ini? Ribuan.
Meski demikian, fungsinya bisa berbeda-beda, enggak hanya bisa dipakai sebagai alat pembayaran ataupun instrumen investasi. Faktanya, cryptocurrency memang tak sekadar “mata uang”, tetapi banyak yang berfungsi sebagai oracle, smart contract, sampai sekadar jadi meme (tapi malah laris manis).
Padahal ya sebenarnya prinsipnya umum saja:
- Tidak diatur oleh otoritas pusat, dalam hal ini bank
- Dibuat dan dipergunakan dalam blockchain secara peer to peer
- Dienkripsi sehingga menjamin keamanan privasinya, tetapi sekaligus transparan dan bisa dicek oleh publik
- Disimpan dalam dompet kripto, dengan 2 kunci: public dan private key.
Sampai dengan hari ini, lebih dari 10.000 jenis mata uang kripto diperdagangkan di bursa-bursa kripto seluruh dunia, meskipun secara kapitalisasi anjlok sampai di bawah USD 1 triliun.
Namun, nggak semua legit untuk dibeli. Apalagi di kondisi pasar kripto yang sekarang. Jika memang mau melakukan strategi buy the dip, maka pastikan kamu hanya membeli kripto yang sudah cukup usianya, berfundamental baik, dan berkapitalisasi besar. Itu pun juga harus selalu sadar akan risikonya yang terbilang ekstrem.
So, ini dia jenis mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar.
Jenis Mata Uang Kripto dengan Kapitalisasi Besar
1. Bitcoin
Bitcoin merupakan jenis mata uang kripto pioneer, yang sudah dikembangkan sejak 2009 oleh akun pseudonym bernama Satoshi Nakamoto. Pergerakan harga bitcoin bak roller coster sejak diciptakan, tetapi di tahun 2021 lalu, bitcoin pernah mencapai harga tertinggi sepanjang sejarahnya hingga USD 60 ribuan.
Meski pasar kripto sedang mengalami fase musim dingin, bitcoin tetap menjadi jawara kapitalisasi terbesar menurut situs Coinmarketcap. Saat artikel ini ditulis market cap bitcoin mencapai USD 444 miliar.
2. Ethereum
Ethereum merupakan jenis mata uang kripto kedua dengan kapitalisasi pasar terbesar menurut situs Coinmarketcap, dengan USD 211 miliar.
Ethereum dibangun dan dikembangkan oleh Vitalik Buterin, dengan maksud untuk mengcover kekurangan yang dimiliki oleh Bitcoin. Ethereum memiliki jaringan blockchain-nya sendiri, dengan koin asli Ether, yang dijalankan dengan sistem smart contract, sehingga memungkinkan bagi para pengembang untuk “menitipkan” token-token yang sedang mereka kerjakan.
Apalagi dengan popularitas NFT belakangan, Ethereum menjadi salah satu jenis mata uang kripto dengan masa depan cerah. Banyak orang sudah menunggu diluncurkannya Ethereum 2.0 yang (diharapkan) akan lebih baik daripada pendahulunya.
3. Tether (USDT)
Tether merupakan jenis mata uang kripto stablecoin, artinya terikat dengan aset riil, misalnya mata uang fiat (dollar, yen, euro, rupiah, dan sebagainya), emas, ataupun aset yang lain.
Stablecoin dikembangkan dengan harapan untuk menekan fluktuasi nilai mata uang kripto yang volatil. Dengan demikian, 1 Tether akan selalu sama dengan USD 1, karena Tether di-backup dengan dolar AS. Karena hal inilah, maka stablecoin seperti Tether biasanya digunakan sebagai alat pembayaran virtual.
Saat artikel ini ditulis, kapitalisasi pasar Tether mencapai USD 65 miliar.
4. USD Coin
Seperti halnya Tether, USD Coin merupakan stablecoin yang di-backup oleh dolar AS. Fungsinya juga sama dengan Tether, lebih fokus digunakan sebagai alat pembayaran. Kapitalisasi pasarnya saat artikel ini ditulis mencapai USD 54 miliar.
5. Binance Coin
Binance coin, atau BNB, adalah jenis mata uang kripto asli dari bursa kripto terbesar dunia, Binance.
Awalnya BNB dikembangkan untuk menjadi alat pembayaran perdagangan berdiskon yang berlangsung di dalam platformnya. Seiring waktu, BNB akhirnya juga digunakan sebagai alat pembayaran di luar platform untuk membeli barang ataupun jasa.
Kapitalisasi pasar BNB saat artikel ini ditulis mencapai USD 50 miliar.
6. XRP
Blockchain Ripple juga mengembangkan koinnya sendiri yang disebut dengan XRP, tahun 2012.
XRP dikembangkan sebagai alat pembayaran multicurrency, bahkan hingga lintas batas sebagai fasilitas transaksi dan pembayaran bank secara virtual. Keren memang, koin satu ini.
Kapitalisasi pasar XRP saat artikel ini ditulis adalah USD 18 miliar, menurut data Coinmarketcap.
7. Binance USD
Kalau BNB adalah jenis mata uang kripto yang awalnya dikembangkan untuk mendapatkan diskon saat bertransaksi di bursa kripto Binance, Binance USD merupakan jenis mata uang kripto stablecoin, dengan di-backup oleh dolar AS.
Binance USD berada di urutan ke-7 mata uang kripto berkapitalisasi pasar terbesar dengan USD 17.9 miliar.
8. Cardano
Dengan mengembangkan teknologi proof of stake (PoS), Cardano disebut sebagai blockchain generasi ketiga yang digadang-gadang akan mampu mematahkan dominasi Bitcoin dan Ethereum.
Mata uang kripto Cardano, ADA, menjadi cryptocurrency ke-7 dalam daftar kapitalisasi pasar terbesar dengan USD 17.4 miliar.
9. Solana
Solana sebenarnya terhitung “anak bawang” di pasar kripto, karena baru dikembangkan Maret 2020 silam. Namun, kemampuannya menyelesaikan transaksi secara supercepat, lebih cepat daripada Ethereum, membuatnya disebut sebagai Ethereum killer. Solana juga dibatasi supply-nya, yaitu maksimal 540 juta koin saja.
Saat artikel ini dibuat, kapitalisasi pasar Solana mencapai USD 14 miliar.
10. Polkadot
Polkadot juga merupakan jenis mata uang kripto “anak bawang”, karena baru diinisiasi di bulan Mei 2020. Lalu, masih muda, kok sudah tembus 10 besar kapitalisasi pasar tertinggi ya?
Thanks to jaringan Polkadot yang dirancang secara multichain, sehingga bisa menggabungkan jaringan blockchain satu dengan yang lainnya.
Saat artikel ini ditulis, kapitalisasi pasar Polkadot mencapai USD 9.5 miliar, dan mendepak DOGE dari kelompok 10 besar kapitalisasi pasar kripto tertinggi.
So, jika kamu memang tertarik untuk berinvestasi di cryptocurrency, ke-10 jenis mata uang kripto di atas bisa masuk ke dalam watchlist. Tentu saja dengan disclaimer besar ya: lakukan analisis secara menyeluruh dan mendalam, karena cryptocurrency merupakan instrumen yang berisiko ekstrem. Kalau memang belum mampu, kamu tidak harus mengikuti hype yang sekarang ada. Yang penting bukan instrumennya, kan? Melainkan, tujuannya.
Ini Loh 5 Penyebab Harga Mata Uang Kripto Anjlok Gila-Gilaan Belakangan
Fenomena melonjaknya harga mata uang kripto di tahun 2021 menyebabkan melonjaknya juga jumlah investor kripto di tanah air.
Bappebti mencatat, bahwa jumlah investor kripto di Indonesia sekarang jauh melebihi jumlah investor saham dengan jumlah 12 juta orang per Februari 2022. Sementara jumlah investor saham 8.1 juta. Padahal di bulan yang sama setahun sebelumnya, jumlah investor kripto “hanya” 5 juta orang saja.
Harga mata uang kripto memang sangat fenomenal sih. Dari USD 27.000 di akhir tahun 2020, menjadi USD 64.000 di pertengahan 2021. Apalagi ditambah dengan berbagai proyek kripto yang menjanjikan. Contohnya saja dengan mencuatnya popularitas Axie Infinity, proyek berkonsep play to earn, yang kemudian ngehype dan diikuti oleh berbagai proyek virtual land lainnya. Koin Axie sendiri naik hingga mencapai 4.600% loh. Luar biasa kan?
Sempat turun ke level USD 31.000, harga bitcoin kembali melonjak ke angka USD 68.000 di akhir 2021. Nah, setelah itu deh, mulai turun dan terus merosot sampai sekarang. Saat artikel ini ditulis, harga bitcoin ada di kisaran USD 20.000, sesuai data Coinmarketcap. Ini artinya penurunan sebesar 70%, ya kan? Drastis banget! Dengan penurunan harga mata uang kripto bitcoin ini, maka kapitalisasi pasar kripto juga ikut ambles.
Mengapa begitu ya? Nah, buat kamu yang penasaran, yuk, kita coba bahas dalam bahasa yang sederhana.
Biang Kerok Harga Mata Uang Kripto Jatuh Belakangan
1. The Fed
Yes, The Fed adalah tersangka pertama yang bisa kita tuduh menjadi penyebab harga mata uang kripto ambrol. The Fed pada awal Mei 2022 lalu mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 0.5%, setelah sebelumnya suku bunga juga sudah naik sebesar 0.25% di bulan Maret. Padahal sejak 2018, suku bunga acuan The Fed ini tidak pernah naik.
Jika sesuai dengan rencana, The Fed akan menaikkan suku bunga hingga 250 basis poin, sehingga di akhir tahun 2022, besaran suku bunga acuan akan menjadi 2.75%. Kebijakan ini diambil untuk menstabilkan kondisi ekonomi AS yang kini sedang berada pada tingkat inflasi tinggi.
Sejak pengumuman pertama The Fed menaikkan suku bunga acuan ini, pasar saham dan kripto pun bereaksi. Kebijakan ini akhirnya cukup memengaruhi pasar aset agresif seperti kripto. Tekanannya begitu kuat, hingga harga bitcoin pun drastis merosot sebesar 70% hingga hari terakhir kemarin menurut data Coinmarketcap.
2. Prediksi Resesi
Dengan adanya kenaikan suku bunga, pinjaman dan pengeluaran negara diharapkan bisa melambat, sehingga memperlambat juga laju peredaran uang. Dengan demikian, inflasi pun bisa terkendali. Meski demikian, hal ini berdampak pula pada sektor sosial, ketika akhirnya lapangan pekerjaan pun berkurang. Ini artinya, akan ada potensi perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi juga.
Dengan demikian, banyak pihak lantas meramalkan akan datangnya resesi. Kekhawatiran inilah yang kemudian membuat lemah pasar, baik pasar saham maupun kripto.
Karena publik khawatir resesi, sehingga mereka akan lebih memilih untuk menyimpan dana secara cash ketimbang menyimpan dalam bentuk instrumen investasi. Apalagi dalam instrumen agresif seperti kripto.
3. Rusia dan Ukraina
Konflik antara Rusia dan Ukraina diprediksi akan menjadi konflik panjang yang baru. Akibatnya, Bank Dunia pun pesimis resesi dapat dicegah.
Perang yang terjadi antara dua negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin dan Volodymyr Zelenskyy ini membawa dampak krisis pangan dan energi. Kenaikan harga komoditas yang signifikan menjadi dampak terjelas dan paling langsung dari perang ini.
Sejak hari pertama serangan Rusia, pasar sudah panik. Terjadi aksi penjualan massal aset risiko tinggi seperti saham dan kripto. Harga mata uang kripto ambrol. Sementara, instrumen dan komoditas safe haven, seperti emas dan minyak, melonjak naik.
4. Stablecoin Crash
Stablecoin kripto adalah jenis mata uang kripto yang bernilai sama dengan mata uang fiat, karena didukung oleh aset riil, seperti mata uang fiat itu sendiri—dolar AS, yen Jepang, Euro, dan sebagainya—emas, atau yang lainnya.
UST, stablecoin milik Terra, mengalami depeg, alias penurunan nilai yang menjadikannya tidak memiliki nilai yang sama lagi dengan dolar AS sebagai support-nya. Yang seharusnya 1 dibanding 1, malah jadi 1 UST = 0.06 dolar AS. Akibatnya, token LUNA sebagai stabiliser UST mengalami hiperinflasi. Harga mata uang kripto LUNA lantas jatuh nyaris 100%. Efek domino pun tak terbendung, dengan dikeluarkannya LUNA dari berbagai listing bursa kripto.
Hal ini cukup mengagetkan, mengingat LUNA adalah salah satu token dalam top 10 list kapitalisasi kripto terbesar di Coinmarketcap. Aset LUNA sebesar 41 miliar dolar AS langsung menguap dalam 24 jam, hingga hanya 500 juta dolar AS. Untuk mengatasi dampak hiperinflasi LUNA, pihak pengembang melepas aset cadangan berupa 80 ribu bitcoin—yang kemudian mengakibatkan harga bitcoin—dan kemudian menggeret harga mata uang kripto lainnya—juga jatuh bebas.
5. Celcius Network
Celsius Network merupakan perusahaan yang menyediakan layanan keuangan terdesentralisasi—mirip dengan perbankan—khusus untuk cryptocurrency. Mereka memberikan pinjaman kripto, memfasilitasi investasi, dan pembayaran ala dompet digital tetapi khusus kripto.
Pada pertengahan Juni 2022 yang lalu, pengelola Celsius menghentikan seluruh layanan yang ada, dengan alasan pasar kripto sedang mengalami kondisi ekstrem yang membahayakan. Demi mematuhi skema manajemen risiko dan bentuk tanggung jawab pada komunitas, pengelola harus mengambil langkah ini.
Tak pelak, koin CEL pun ikut anjlok. Banyak investor mengkhawatirkan solvabilitas perusahaan tersebut.
Harga Mata Uang Kripto Jatuh Bukan yang Pertama Kalinya
Pada awal 2018, bitcoin juga pernah anjlok sebesar 69%, dari USD 19.700 menjadi USD 6.155 hanya dalam waktu 7 minggu. Dampaknya, banyak orang yang semakin percaya bahwa cryptocurrency tak lebih dari sekadar scam alias penipuan finansial seperti pada umumnya. Namun nyatanya, cryptocurrency bertahan dan malah berkembang di circa 2020 – 2021.
Kali ini, harga mata uang kripto kembali mengalami bear market. Mungkin memang lebih besar anjloknya, tetapi sistem jaringan blockchain kini lebih matang. Dengan demikian, ke depannya bisa jadi “mendapat untung besar dengan cepat” tidak lagi menjadi motivasi investor untuk membeli kripto, tetapi mereka akan lebih tertarik akan masa depan perkembangan dunia virtual.
Seperti yang sudah kamu ketahui, sudah banyak orang membeli properti virtual untuk investasi. Facebook sudah beralih rupa menjadi Meta demi mengembangkan metaverse. Ada banyak orang menggemari NFT. Apalagi nantinya Twitter, Instagram, dan Spotify juga akan mengintegrasikan NFT dalam ekosistem mereka. Microsoft dan Apple juga sudah mulai mengembangkan Web3. Begitu juga dengan berbagai brand besar dunia, mulai dari Louis Vuitton, Adidas, Nike, Warner Bros dan masih banyak yang lain, juga mulai beralih ke Web3.
Jadi, mungkin ini memang waktunya harga mata uang kripto jatuh, untuk kemudian nanti akan rebound dan lebih baik. Bagaimana dengan kamu? Tertarik dan penasaran untuk melihat bagaimana akhirnya nanti? Boleh-boleh saja, kalau kamu pengin berinvestasi pada instrumen risiko ekstrem seperti ini. Namun, jangan lupa untuk melakukan riset secara mendalam, menyeluruh, dan komprehensif ya. Ingat, bahwa setiap uang yang kamu gunakan adalah tanggung jawab kamu secara pribadi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mata Uang Kripto: Pengertian, Cara Kerja, dan Kenali 7 Jenis yang Paling Populer
Mata uang kripto semakin populer. Jenisnya ada ribuan! Meskipun yah, tak semuanya legit untuk dibeli. Sebagai instrumen baru, hal ini jelas bikin penasaran. Apalagi buat warga +62 ya kan? Kalau ada yang baru, dan terlihat mudah serta menguntungkan, langsung deh jadi sumber FOMO. Kalau enggak nyobain, artinya kudet!
Nah, apakah kamu juga salah satu yang tertarik dengan investasi crypto ini? Nggak ada salahnya kok, kalau kamu pengin coba-coba juga. Namun, karena masih baru dan dalam proses pengembangan, cryptocurrency menjadi salah satu instrumen dengan risiko sangat tinggi. Karena itu, kamu perlu memahami cara kerjanya dulu, agar kemudian bisa menentukan strategi amannya.
So, yuk, kita lihat beberapa hal penting mengenai mata uang kripto ini.
Apa Itu Cryptocurrency?
Cryptocurrency berasal dari 2 kata; cryptography dan currency. Cryptography artinya adalah kode rahasia, dan currency artinya mata uang. Dengan demikian, cryptocurrency, atau mata uang kripto adalah mata uang yang bersifat digital dan dilindungi dengan berbagai kode rahasia.
Penggunaan kriptografi inilah yang membuat mata uang kripto tidak dapat dimanipulasi, dipalsukan, atau digandakan. Penggunaannya tercatat secara transparan dalam sistem jaringan blockchain, yang bisa diibaratkan dengan sebuah buku besar catatan keuangan.
Faktanya, cryptocurrency memang memiliki 3 prinsip besar, yaitu digital, terenkripsi, dan terdesentralisasi, yang artinya tidak berada di bawah otoritas tertentu. Penggunaannya benar-benar dikendalikan dan diawasi oleh para pengguna kripto itu sendiri.
Cara Mendapatkan Mata Uang Kripto
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh jika ingin mendapatkan mata uang kripto.
Menambang
Cara mendapatkan mata uang kripto pertama ini dilakukan dengan cara memecahkan beragam perhitungan matematika untuk memecahkan blok baru dalam rangkaian blockchain. Jika berhasil, maka sebagai reward, kamu akan mendapatkan cryptocurrency.
Untuk menambang, kamu perlu sejumlah modal, di antaranya PC dengan spesifikasi yang mumpuni dan energi listrik yang besar. Memang ini tak mudah, karena itu, biasanya penambang bekerja secara berkelompok.
Faucet
Kalau diterjemahkan, faucet artinya adalah keran. Ini biasanya bisa dilakukan secara gratis, tetapi hasilnya memang sangat sedikit demi sedikit. Untuk melakukannya, kamu harus menyelesaikan beberapa tugas, seperti menonton iklan, video, mengisi kuesioner atau survei, dan sebagainya, dan sebagai reward, kamu akan mendapatkan sejumlah mata uang kripto, sesuai kesepakatan.
Airdrops
Mirip dengan faucet sih. Di sini, kamu akan diminta untuk mempromosikan token atau koin milik platform baru, agar semakin banyak orang terinformasi dan akhirnya mau membeli token tersebut. Sebagai reward, kamu bisa mendapatkan mata uang kripto yang sedang dipromosikan.
Afiliasi
Cara kerja afiliasi untuk mendapatkan mata uang kripto sama saja dengan prinsip afiliasi pada umumnya digital marketing, yaitu dengan menempatkan link ber-referal di “keramaian” tempat biasa para netizen berkumpul. Misalnya di media sosial, blog, atau di forum-forum. Jika ada yang mengklik link afiliasimu, maka kamu akan mendapatkan reward. Apa rewardnya? Betul sekali, mata uang kripto.
Main game
Ini cara mendapatkan mata uang kripto yang paling asyik sih sepertinya. Dengan cara kerja play-to-earn, kamu bisa mendapatkan cryptocurrency dengan memainkan games yang sudah disediakan.
Misalnya saja CryptoKitties. Dalam game ini, kamu bisa memelihara kucing virtual, mengembangbiakkannya, sampai menyuruhnya untuk melawan kucing yang lain. Jika kamu bisa mendapatkan varian yang langka dari pengembangbiakan kucing di sini, maka kamu bisa menjualnya dengan harga mahal, dan dibayar dengan mata uang kripto. Demikian juga jika kamu mengadu kucing virtualmu dan menang melawan kucing lain, kamu juga bisa mendapatkan cryptocurrency.
Mata uang kripto yang kamu dapatkan bisa ditarik atau withdraw di exchange yang disediakan di dalam platformnya.
Beli/Menukar
Cara paling mudah untuk mendapatkan mata uang kripto adalah membelinya di bursa, dengan prinsip yang mirip dengan jual beli saham.
Untuk itu, kamu perlu membuka akun di bursa kripto. Di Indonesia, baru ada 13 platform jual beli cryptocurrency yang sudah terdaftar di Bappebti. So, pastikan kamu hanya bertransaksi di 13 toko tersebut, agar kamu bisa mendapatkan perlindungan yang lebih baik.
Jenis Mata Uang Kripto
Sebagai informasi, saat ini ada ribuan jenis cryptocurrency beredar dan diperdagangkan di seluruh dunia. Yang sudah terdaftar di Bappebti dan legal untuk ditransaksikan di Indonesia baru sekitar 200-an. Bappebti memiliki kriteria tersendiri untuk mengizinkan mata uang kripto tertentu bisa diperjualbelikan di Indonesia.
Kalau kamu memang tertarik, tak perlu menelusuri semua mata uang kripto yang ada. Kamu hanya perlu mengenali beberapa yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar untuk memulainya. Seiring waktu, kamu bisa mempelajari juga yang lain, siapa tahu berpotensi bagus untuk portofoliomu.
1. Bitcoin
Bitcoin yang diinisiasi oleh akun pseudonym bernama Satoshi Nakamoto merupakan mata uang kripto pertama yang diciptakan secara digital pada 2009. Sebagai yang ‘sulung’, bitcoin mendapatkan keuntungan menjadi yang paling populer dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni $762,069,641,970 menurut data Coinmarketcap.
2. Ethereum
Ethereum adalah nama jaringan blockchain, sedangkan koin aslinya yang dikembangkan dalam jaringan tersebut bernama Ether, atau ETH. Kapitalisasi pasarnya merupakan yang kedua terbesar, yakni $364,647,941,019. Ethereum telah menjadi platform bagi banyak token lain, berkat sistem smart contract yang terdesentralisasi.
3. Tether
Tether merupakan stablecoin, yang cara kerjanya agak berbeda dengan mata uang kripto umumnya. Stablecoin dikembangkan sebagai jawaban untuk kebutuhan stabilitas harga kripto. Biasanya dipergunakan untuk pertukaran barang dan jasa, dan berbagai transaksi yang membutuhkan alat tukar seperti halnya uang. Tether didukung oleh dolar AS, dengan rasio 1 : 1. Dengan demikian, untuk 1 Tether harganya akan selalu tetap yakni 1 dolar AS.
Kapitalisasi pasarnya berada di peringkat ke-3, sebesar $82,577,647,839.
4. BNB
Binance coin, atau BNB, merupakan mata uang kripto milik Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia. BNB biasanya digunakan sebagai utility token, yang dapat memberimu potongan harga trading fee di platformnya. Saat ini kapitalisasinya ada di peringkat 4 terbesar dengan $68,348,571,883.
5. USD Coin
USD Coin sama seperti Tether, yaitu merupakan mata uang kripto stablecoin. Masih didukung oleh dolar AS, dengan rasio yang juga sama, 1 : 1.
6. XRP
XRP merupakan mata uang kripto asli Ripple, perusahaan blockchain yang mengembangkan Ripple Protocol yang memungkinkan transaksi global bisa terjadi dengan mudah, cepat, dan murah. Koin XRP yang beredar sejumlah 100 miliar koin, yang tidak akan bertambah maupun berkurang. Saat artikel ini ditulis, kapitalisasi XRP mencapai $34,435,241,272.
7. Solana
Solana akhir-akhir menjadi mata uang kripto yang perkembangannya sangat cerah. Harganya sempat naik sampai hampir 10.000% di 2021. Kelebihannya ada pada kecepatan dan kapasitas transaksi yang mumpuni dalam platform blockchain yang kuat. Saat ini, kapitalisasi pasarnya sebesar $33,885,348,973.
Nah, itu dia 7 mata uang kripto yang berkapitalisasi terbesar, dan juga pembahasan mulai dari pengertian dan cara kerjanya.
Bagaimana? Apakah kamu memang tertarik untuk berinvestasi pada mata uang kripto? Boleh saja, yang pasti semoga sih bukan karena FOMO.
Yuk, belajar mengelola keuangan dulu dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mau Jual NFT Sesukses Ghozali, Ini yang Perlu Diperhatikan
Nama Ghozali jadi topik perbincangan hangat. Berkat jual NFT (Non-Fungible Token) berupa foto selfie dirinya selama 5 tahun berturut-turut, kini Ghozali berhasil meraih keuntungan hingga Rp1,7 miliar.
Konsistensi Ghozali dalam memposting foto selfie sejak tahun 2017 hingga 2021 menarik perhatian publik, ditambah dengan ekspresi dan tempat foto yang sama selama 5 tahun itu. Ghozali jual NFT melalui platform penjualan OpenSea dengan nama ‘Ghozali Everyday’.
NFT dan Ghozali
Dialah Sultan Gustaf Al Ghozali, seorang pria berusia 23 tahun yang merupakan mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Ia membuka akun di OpenSea sejak usia 18 tahun dan mengumpulkan 933 foto hingga akhir tahun 2021 lalu.
Awalnya, foto selfie dirinya hanya untuk dijadikan video timelapse saja. Namun, Ghozali mencoba peruntungan lewat pasar NFT. Harga jual NFT Ghozali Everyday ini awalnya hanya sebesar 0,0001 ETH (Ethereum), atau sekitar Rp45.000 saja per foto.
Namun, namanya menjadi viral dan membuat harga NFT melonjak drastis dengan harga tertinggi senilai 69,699 ETH, atau sekitar Rp 3,1 triliun. Sedangkan harga terendah berada di kisaran Rp10 juta.
Dari keisengan Ghozali yang mencari peruntungan, ia kini mendapatkan 37,7 ETH yang setara dengan Rp1,7 miliar. Ia mengaku telah mencairkan 0,8 ETH, atau sekitar Rp36 juta untuk keperluan kehidupannya saat ini.
Menjadi miliarder dari jual NFT membuat Ghozali kini berkesempatan untuk membantu orang tua melunasi utang, membayar biaya kuliah, dan meraih impiannya untuk membangun studio animasi.
Mau Jual NFT seperti Ghozali? Ada Risikonya!
Siapa pun mungkin tergiur melihat keuntungan yang diperoleh Ghozali. Hingga akhirnya, ratusan orang mulai mencoba peruntungan dengan menjual berbagai macam hal yang tidak masuk akal, termasuk foto identitas orang lain. Ckckck. Tentu hal ini tidak seharusnya terjadi. Masalah identitas ini sangat krusial dan bisa jadi kriminal.
Ya begitulah kadang. Teknologi ada untuk membantu dan memudahkan, sayangnya umat manusia kurang bijak memanfaatkannya. Seperti halnya pasar NFT ini, sebenarnya akan sangat menguntungkan apabila dimanfaatkan dengan baik. Sayangnya, banyak orang jadi gegabah dan berlomba-lomba ingin seperti Ghozali. Semua gara-gara cuan. Padahal Bang Rhoma Irama saja bilang, “Janganlah kau lengah hanya karena uang.”
Sebelum terjun langsung untuk jual NFT kamu, yuk perdalam wawasan dan seluk beluk terkait penggunaanya. Meski menggiurkan, pasar NFT juga memiliki kelemahan dan risiko yang bisa terjadi pada penggunanya.
Apa kata pakar terkait risiko NFT?
Dilansir CNN, CEO Bitocto Milken Jonathan menegaskan bahwa untuk melakukan jual beli NFT ini, kita perlu hati-hati, karena cukup banyak situs palsu yang menyebut dirinya sebagai marketplace aset digital. Padahal, bukan.
Umumnya marketplace NFT palsu itu ingin mengakses wallet kripto yang digunakan untuk bertransaksi NFT. Salah satu wallet tersebut misalnya Metamask, yang sering digunakan untuk transaksi dengan blockchain Ethereum.
Selain itu, Milken menyebutkan jual beli karya NFT ini memang mudah layaknya menjual produk di e-commerce umumnya. Namun risiko lainnya adalah pencurian karya untuk kemudian dijual oleh orang lain.
Oleh karenanya, bagi kamu yang masih pemula diharapkan untuk mendalami cara kerja mata uang kripto dan blockchain terlebih dulu, agar lebih mengerti end-to-end flow dari NFT ini. Menurutnya, pasar dan nilai NFT lebih pas digunakan untuk para kolektor yang memang gemar mengoleksi sesuatu yang unik untuk diinvestasikan.
Jual NFT bukan sekadar penjualan aset biasa, NFT digunakan untuk memasarkan karya dari para kreator yang memang paham teknologi dan ekosistem, terlebih soal copyright. Risiko lainnya adalah perihal likuiditas NFT yang cukup sulit untuk dijual kembali.
Sementara itu, Kementerian Telekomunikasi dan Informatika (Kominfo) juga mengeluarkan aturan terkait transaksi jual beli NFT. Pemerintah tidak mengeluarkan larangan untuk jual beli NFT ini, hanya saja mereka mengimbau masyarakat untuk menggunakan marketplace NFT sesuai aturan yang ada.
Kominfo menegaskan untuk tidak menggunakan platform tersebut untuk menyebarkan konten yang melanggar UU, termasuk pelanggaran penyebaran data pribadi hingga pelanggaran hak kekayaan intelektual. Peraturan tersebut tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Adapun setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi administratif dan pemutusan akses platform bagi pengguna tersebut.
Bagaimana Cara Jual NFT?
Kalau kamu sudah yakin dan memahami bagaimana cara kerja ekosistem kripto, termasuk transaksi NFT, kamu bisa memulai untuk jual NFT seperti Ghozali dengan beberapa langkah di bawah ini.
- Pastikan kamu memiliki dompet atau e-wallet untuk yang dapat menampung mata uang kripto khususnya Ethereum (ETH)
- Setelah memiliki dompet kripto, kamu masuk ke situ OpenSea.io dan buat akun OpenSea milikmu dengan klik ikon dompet atau foto profil
- Sambungkan profil OpenSea kamu dengan e-wallet yang kamu punya, misalnya MetaMask dengan klik “Connect e-wallet”
- Untuk menjual NFT, klik opsi “Create” lalu masukkan unggahan file bisa berupa gambar, foto, video, dan lainnya
- Beri nama pada koleksi NFT dan sesuaikan pengaturan konten apabila terdapat muatan sensitif serta pilih tipe dan tentukan harga NFT, kemudian atur blockchain yang akan digunakan
- Setelah selesai melakukan pengaturan, klik “Create” yang ada di bagian bawah halaman OpenSea, NFT kamu siap untuk dijual.
Bagaimana, mudah bukan? Meski mudah, jual NFT ini sama dengan kamu berinvestasi, maka pastikan kondisi keuangan kamu saat ini sehat dan menggunakan menggunakan uang dingin untuk transaksi. Selamat mencoba!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mau Investasi Cryptocurrency tapi Takut Haram? Coba Cek Dulu Fakta Berikut!
Investasi cryptocurrency haram, demikian fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia beberapa waktu yang lalu, menjawab berbagai polemik yang datang menyertai ngehype-nya aset digital yang dipercaya sebagai instrumen baru yang sangat menguntungkan. Ini artinya mulai dari bitcoin, ethereum, dogecoin, shiba inu, dan berbagai jenis kripto lainnya dianggap haram oleh MUI.
Lalu, gimana dong, buat kamu yang sudah telanjur atau memang tertarik untuk investasi cryptocurrency? Apakah kemudian kamu harus merelakannya?
Well, bagaimanapun, keputusan ada di tanganmu, tetapi ada baiknya kamu simak dulu beberapa fakta berikut ini terkait fatwa crypto haram ini.
Hype-nya Investasi Cryptocurrency
Investasi cryptocurrency sebenarnya bukan hal baru, meskipun tetap yang termuda di antara berbagai opsi instrumen atau komoditas di dunia keuangan. Meski demikian, bitcoin dan teman-temannya meraih popularitas sejak pandemi pertama diketahui menyebar secara global.
Tak hanya harga bitcoin yang melesat, sekarang pun hadir ribuan mata uang digital lain yang menambah ramainya dunia investasi cryptocurrency. Tak hanya itu, hadirnya crypto juga memicu rentetan inovasi lainnya yang sekarang juga begitu besar hype-nya, mulai dari NFT art hingga perkembangan metaverse.
Luar biasa, memang.
Di sisi lain, di samping keberadaannya yang diterima secara luas oleh masyarakat digital yang modern, tak sedikit pula yang menganggap cryptocurrency meresahkan. Terutama sih bagi mereka yang memegang otoritas tinggi dan tertinggi dunia. Dikhawatirkan, karena sifatnya terdesentralisasi dan bebas dari kewenangan siapa pun, crypto, dan blockchain pada umumnya, akan membuka peluang terjadi tindak kriminal.
Crypto di Indonesia
Pemerintah Indonesia sendiri tidak melegalkan crypto, seperti layaknya El Salvador. Namun, juga tidak melarang penggunaannya, seperti layaknya Tiongkok. Sejak kemunculannya, investasi cryptocurrency dibiarkan berkembang seperti apa adanya, meski tetap berada dalam pengawasan. Bappebti adalah institusi pemerintah yang bertugas mengawasi dan berwewenang dalam hal ini.
Bank Indonesia sendiri menegaskan, bahwa tidak akan ada mata uang resmi lain di Indonesia selain Rupiah. Dengan demikian, pemakaian crypto sebagai mata uang dilarang, tetapi boleh dipertukarkan melalui institusi-institusi yang ditunjuk. Sampai dengan saat ini, sudah ada 13 bursa kripto yang berizin resmi beroperasi di Indonesia.
Investasi Cryptocurrency Haram (?)
Dalam fatwanya, MUI menyatakan bahwa investasi cryptocurrency haram salah satunya dengan alasan bahwa bitcoin dan kawan-kawannya tak memiliki aset pendukung, atau underlying assets. Hal inilah yang dapat meningkatkan peluang harga yang sangat fluktuatif tanpa kontrol. Tidak adanya bentuk fisik juga menjadikannya bersifat ‘tak pasti’ sehingga sulit untuk menjadi pendukung transaksi yang riil.
Transaksi crypto dianggap sama halnya dengan forex, yang bersifat spekulatif, yang berpotensi merugikan orang lain dan rentan scam, penipuan, bahkan judi. Hal ini tentu saja bertentangan dengan hukum agama Islam, yang menomorsatukan keadilan bagi semua orang dan tidak saling merugikan.
Pendapat Beberapa Ahli Mengenai Investasi Cryptocurrency
Dilansir dari beberapa sumber, menurut founder Islamic Law Firm, Yenny Wahid, mata uang kripto justru bebas riba dan halal selama tidak dilarang oleh negara, karena sifat transaksinya yang langsung tanpa perantara, peer to peer.
Meski demikian, Yenny tak mengelak bahwa mata uang kripto juga bisa bersifat spekulatif lantaran volatilitasnya yang sangat tinggi. Karena itu, Yenny mengatakan bahwa investasi cryptocurrency adalah sesuatu yang bernilai harta kekayaan, atau mal. Dengan demikian, kalau rusak, maka harus ada ganti rugi. Boleh diperdagangkan sebagai komoditas (silaah) atau aset, tak sebagai mata uang.
Sementara seorang ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Nailul Huda, menyebutkan bahwa cryptocurrency adalah inovasi yang banyak manfaatnya. Salah satunya adalah kemampuannya untuk mendeteksi jika ada upaya pencucian uang.
Jadi, Tetap, Crypto Haram, atau …?
Selama aset kripto tidak digunakan untuk spekulasi, ada kebutuhannya, dilakukan dengan mata uang sejenis, dan nilai tunai yang sama, maka boleh saja investasi cryptocurrency. Kalaupun berlainan, maka harus ada kurs standar yang menjadi pedomannya.
Jika hendak dimanfaatkan sebagai alat tukar selayaknya uang, maka crypto haram. Kecuali jika ada taqabudh atau serah terima, dengan kuantitas dan jenis yang harus sama. Jika berbeda, maka ada syarat taqabudh haqiqi atau hukmi, artinya ada uang dan crypto yang dapat dijadikan bukti serah terima.
Dalam Peraturann Bappebti No. 8 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik di Bursa Berjangka, disebutkan beberapa kriteria perdagangan aset kripto yang wajib mendapatkan izin, yang meliputi jual beli, pertukaran, penyimpanan, transfer, ataupun pemindahan aset kripto.
Di sini, jika kamu mengkhawatirkan soal ketiadaan underlying assets, kamu bisa investasi cryptocurrency jenis stablecoin, yang punya underlying aset fisik berupa mata uang fiat resmi, seperti USDT, XSGD, dan sekarang juga sudah ada Rupiah Token.
Sementara, sejatinya, aset kripto seperti bitcoin, ethereum, dan kawan-kawannya ini sebenarnya juga punya underlying kok, berupa biaya penambangan dan penerbitan, yang butuh listrik sampai 150 watt per jam. Hanya saja, underlying asset ini benar-benar dalam bentuk digital.
Nah, bagaimana? Investasi cryptocurrency haram? Semua adalah keputusanmu sendiri. Bisa jadi memang haram, terutama jika kamu melakukannya dengan spekulasi. Namun, jika kamu melakukan analisis pasar dengan cermat, ataupun memperolehnya untuk membeli NFT art, crypto bisa dianggap tidak lagi haram.
Yang terpenting dari semuanya, yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Token Squid Game dan Kasus Rug Pull: Tak Hanya Melek, Kita Juga Harus Smart Keuangan!
Squid Game memang viral banget. Bahkan setelah satu bulan lebih dari mulai penayangan perdana, masih saja jadi buah bibir di mana-mana. Sampai-sampai merambah ke dunia crypto juga loh, dengan dikembangkannya token khusus berkonsep crypto play to earn, yang disebut dengan token Squid.
Seperti halnya proyek-proyek yang lain, pihak pengembang token Squid Game juga membuat whitepaper yang berisikan penjelasan, cara kerja, dan tujuan dibuatnya token ini. Dan ajaibnya, hanya dalam hitungan detik saja, token ini sold out.
Dengan konsep play to earn, para (calon) pemain menyetorkan sejumlah dana, dengan alokasi 10%-nya diserahkan pada pengembang sebagai biaya pengembangan token, sedangkan sisanya diinvestasikan sebagai reward bagi para pemenang.
Semakin banyak orang yang mau bermain, maka hadiah juga akan semakin besar. Nggak ada risiko kematian, begitu janjinya. Risiko terbesarnya adalah kehilangan uang, kalau kalah dalam permainan. Namun, kegembiraan dalam bermain games akan bisa membuat orang tetap merasa asyik, selain juga tetap ada peluang ketika kita bisa mendapatkan reward.
Sebenarnya konsep play to earn ini sudah cukup jamak dijumpai di dunia crypto. Sejumlah pengembang sudah mengeksekusi konsep ini menjadi sebuah platform, dan terbukti cukup digemari. Salah satu yang terpopuler saat ini adalah Axie Infinity. So, kalau melihat sekilas, orang memang akan menganggap proyek ini akan cukup menguntungkan. Ditambah dengan demam Squid Game yang belakangan melanda dunia, jadilah kombo yang cukup menggiurkan potensinya.
Mimpi Buruk Token Squid Game Dimulai: Bukan Membawa Kematian, Tapi …
But then again, kita memang harus waspada terhadap apa pun yang belum ada jejak-jejak nyatanya. Begitu juga persoalan token crypto ini.
Meski konsep play to earn sudah cukup familier di kalangan para penggemar crypto, tapi sebenarnya gejala-gejala kurang beres sudah cukup terlihat juga di awal pengembangan token Squid Game ini. Terutama, dalam whitepaper yang dipaparkan, bahwa ada skema penghimpunan dana melalui investasi modal, tetapi tidak ada klausul tentang penjualan kembali token tersebut.
Token Squid Game melambung ke harga US$ 2.856 pada titik tertingginya. Chartnya meroket sampai 132.000 persen dalam beberapa hari. Namun tak lama to the moon, token Squid Game tiba-tiba ramai dilaporkan sebagai scam. Lebih khusus lagi, modusnya adalah skema rug pull.
Dilansir dari situs koinpro.co, rug pull punya pengertian sebagai berikut:
Tindakan kecurangan yang dilakukan di aset kripto. Tindakan ini dilakukan oleh developer aset kripto dengan cara membuat sebuah proyek palsu lalu setelah menghimpun dana dari para investor, dia melarikan diri dengan semua dana yang diperoleh.
Pengembang token Squid Game ini, menurut laporan Gizmodo, telah membawa kabur dana investor sejumlah Rp48 miliar, dari hasil preordernya. Tak ayal, di hari Selasa pagi tanggal 2 November 2021, token Squid Game jadi nyaris tak berharga lagi. Harganya anjlok hingga 1 sen saja per tokennya.
Bukan kematian fisik ternyata yang dibawa oleh Squid Game satu ini, melainkan kematian finansial.
Moral of The Story dari Token Squid Game
Dilansir dari situs Detik Finance, investor token Squid Game saat ini benar-benar kalang kabut. Salah satu investor bahkan mengaku sudah menanamkan seluruh tabungannya yang berjumlah US$ 28.000 atau Rp397,6 juta (kurs Rp 14.200) untuk token Squid Game ini. Sekarang, ia sungguh tak tahu apa yang harus dilakukan. Kasihan ya?
Jadi apa yang dapat kita pelajari dari scam token Squid Game ini? Yang pasti, melek keuangan saja enggak cukup sekarang. Kita juga harus smart keuangan!
1. Jangan FOMO
FOMO, atau fear of missing out, memang jadi penyakit yang sangat kronis di dunia investasi belakangan.
Kamu tentu masih ingat, bagaimana orang-orang heboh membeli saham emiten sektor kesehatan di awal pandemi, karena dinilai prospektif. Namun, sayangnya, nilai saham justru anjlok tak lama kemudian. Mereka yang mendadak jadi investor dan menggunakan dana ‘panas’ sudah pasti kalang kabut.
Sungguh, dunia investasi bukanlah dunia yang tepat bagi orang-orang yang hobi FOMO. So, kalau mau investasi, pastikan kamu sudah meninggalkan hobi satu ini.
2. Sadari bahwa selalu ada risiko di setiap instrumen
Kamu pasti juga sadar bahwa akan ada risiko di setiap instrumen investasi, ya kan? Tapi, sudah pasti harus sepadan dengan keuntungan yang juga berpotensi untuk didapatkan.
Jika memang kamu adalah tipe investor agresif, tetap saja banyak perhitungan yang harus dilakukan. Investasi tidak akan bisa sukses jika kamu lakukan dengan membabi buta. Investasi di cryptocurrency saat ini masih termasuk berisiko ekstrem. So, pastikan dirimu siap benar-benar.
Selalu lakukan analisis dan riset terhadap instrumen-instrumen yang menarik perhatianmu. Terutama, cek rekam jejaknya.
3. Sehatkan dulu keuanganmu
Mau investasi di instrumen apa pun, selalu sehatkan dulu keuanganmu ya. Jangan berinvestasi melebihi kemampuan. Kan, ada alokasi khusus untuk investasi, yaitu minimal sebesar 10% dari penghasilan.
Jangan mempertaruhkan seluruh aset demi satu jenis instrumen yang baru muncul, bahkan jejak rekamnya belum ada sama sekali, hanya karena isu dan kabar kabur. Boleh kok, kalau mau nyobain, tapi pastikan kamu pakai dana yang memang kamu siap untuk kehilangan nantinya jika ada risiko yang terjadi.
So, be wise.
Nah, makanya. Yuk, belajar keuangan lebih banyak lagi, biar nggak sampai terjadi kematian finansial seperti halnya investor token Squid Game.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Hal tentang Investasi Crypto yang Mesti Kamu Tahu Sebelum Pengin Cepat Kaya dengannya
Investasi crypto lagi ngehype nih. Apa kabar dengan kamu? Apakah kamu juga salah satu yang mengikuti perkembangannya, ataukah malahan kamu sudah mulai nyebur juga di kolam investasi digital ini?
Melonjaknya nilai mata uang digital bitcoin tak pelak memang jadi perhatian sejak awal tahun 2021. Apalagi kehebohan ini juga diramaikan oleh beberapa orang terkenal dunia, sebut saja seperti Elon Musk, Mark Cuban, Richard Branson, hingga Kanye West, yang mengaku sudah pada punya investasi crypto juga.
Meskipun, yah, masih sering dengar pro dan kontra sana-sini, tapi cuan yang (katanya) bisa didapatkan bikin mupeng juga akhirnya. Sebut saja bitcoin, yang sempat menembus USD 52.000 di bulan Februari lalu.
Well, keramaian mirip dengan yang ini kurang lebih juga terjadi beberapa bulan sebelumnya, ketika para influencer Instagram meng-“endorse” emiten-emiten saham tertentu hingga mengakibatkan terkereknya harga saham hingga menjadi kurang wajar. Buntutnya, banyak orang asal mencoba membeli saham yang sama dengan yang di-endorse oleh para influencer, tetapi sayangnya tidak diiringi dengan ilmu dan pemahaman yang cukup.
Fenomena Pengin Cepat Kaya
Keinginan untuk kaya memang bisa saja dimiliki oleh setiap orang. Karena, ya, siapa sih yang enggak pengin kaya? Sayangnya, tak semua orang bisa mewujudkan keinginan ini. Terutama sih, karena kurang paham cara kerjanya.
Keinginan ini juga yang menjadi alasan sebagian besar anak muda yang akhirnya nyobain juga untuk investasi crypto. Ya, sebenarnya ini adalah hak masing-masing ya. Cuma, takutnya sih, sejarah saham pompom influencer yang terjadi tempo hari terulang lagi. Kalau itu yang terjadi, siapa yang rugi?
Kalau mau cepat kaya, nggak gitu mainnya.
Karena investasi crypto merupakan hal baru di Indonesia, so, ada beberapa hal penting banget yang mesti kamu ketahui tentang hal ini. Apa saja? Mari kita lihat.
3 Hal tentang Investasi Crypto yang Kamu Mesti Tahu Biar Nggak Asal Pengin Kaya
1. Isu keamanan
Jaringan blockchain yang digunakan oleh Bitcoin dan teman-temannya ini merupakan jaringan yang dibangun untuk menjawab keresahan para pelaku transaksi digital atas adanya birokrasi otoritas terpusat. Jaringan ini merupakan jaringan terdesentralisasi yang transparan. Artinya, kamu tak perlu “perantara” untuk bertransaksi, bisa berhubungan peer to peer, memiliki sistem layaknya buku terbuka, yang semua orang bisa melihat transaksi yang terjadi.
Dengan demikian, ada isu keamanan di dua sisi yang harus kamu pikirkan jika ingin investasi crypto. Satu sisi, jika terjadi kecurangan, maka akan banyak pihak yang bisa melihat. Sisi lain, karena “struktur”-nya terbuka, ketika seseorang bisa menemukan bugs atau celah, maka orang tersebut bisa banget mengambil semua aset digital yang ada, tanpa peduli menimbulkan kerugian pada orang lain.
Karenanya, adalah penting bagi kamu untuk paham bagaimana mengamankan dompet digitalmu dengan baik, pun bagaimana bertransaksi dengan aman.
2. Volatilitas supertinggi
Cryptocurrency yang jenisnya mencapai ratusan ini memang usianya masih muda. Bitcoin adalah sistem keuangan digital yang paling tua, itu pun baru diinisiasi di tahun 2009, oleh seseorang yang disebut Satoshi Nakamoto.
Sudah pasti, sesuatu yang baru belum punya sistem dan struktur yang stabil. Ditambah lagi dengan sistem desentralisasinya yang membuatnya tak bisa dikendalikan oleh siapa pun.
Harga Bitcoin, Ethereum, Shiba Inu, Dogecoin, dan teman-temannya ini naik turun, sangat sensitif terhadap apa pun yang bisa terjadi.
Bisa dibilang, investasi cryptocurrency untuk saat ini masih tergolong investasi risiko sangat tinggi. Sangat kurang disarankan buat kamu untuk melakukannya tanpa pemahaman yang baik.
3. Bersifat permanen
Transaksi dengan bitcoin dan jenis cryptocurrency yang lain bersifat permanen. Artinya, tidak dapat dibatalkan.
Ada kasus beberapa tahun yang lalu, ketika terjadi pencurian bitcoin dari sebuah platform trading crypto. Para pengelola platform tahu dan melihat sendiri bagaimana bitcoin dan mata uang lain yang mereka perdagangkan disedot perlahan oleh peretas, tapi—literally—tak ada apa pun yang bisa mereka lakukan. Bitcoin tidak mengenal pembatalan transaksi, meski bisa dikembalikan oleh orang yang menerimanya.
Berbeda dengan mata uang yang dikendalikan secara terpusat. Pembatalan transaksi bisa saja dilakukan, meskipun ada prosedur panjang yang harus dilakukan.
Nah, melihat beberapa hal penting yang paling prinsip dari sistem cryptocurrency di atas, sekarang kamu bisa melihat sendiri ya, apakah kamu siap menghadapinya? Masih tetap berharap pengin cepat kaya dengan bitcoin?
Belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi saja dululah yuk! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.