5 Langkah Mengelola Gaji yang Belum Pulih di Masa New Normal
Sebagian dari kamu mungkin saat ini sudah mulai menerapkan work from office, alias sudah kembali ke kantor untuk bekerja, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah. Yep, rutinitas sudah balik, tapi sayangnya, gaji belum kembali seperti sebelum pandemi. So, sepertinya butuh cara tepat untuk mengelola gaji agar bisa survive nih.
Mengapa begitu?
Ya, karena sebagian dari perusahaan masih belum bisa membiarkanmu untuk lembur, atau melakukan perjalanan dinas, dan lain sebagainya, yang biasanya “membuahkan” tambahan gaji, insentif, bonus, dan lain-lain pada slip gajimu. Dengan demikian, sebagian dari karyawan sekarang masih harus puas dengan menerima gaji pokok dan beberapa tunjangan wajib saja, seperti tunjangan makan dan transportasi.
Padahal, rutinitas sudah kembali, yang berarti kebutuhan hidup juga jalan terus seperti sebelumnya, meski harus diadakan penyesuaian di sana-sini.
Jadi, gimana dong?
5 Hal untuk Mengelola Gaji yang Belum Pulih di Masa New Normal
1. Dahulukan kebutuhan dasar
Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang secara rutin kamu pakai, yang kamu gunakan untuk hidup, yang tidak bisa disubstitusi oleh barang lain. Mulai dari makanan, kebutuhan rumah tangga, transportasi, pulsa, listrik, air, dan sebagainya.
Enggak, langganan streaming film dan musik nggak termasuk kebutuhan dasar, karena tanpa langganan pun sebenarnya hidupmu baik-baik saja. Enggak, jajan kopi dan boba sebenarnya juga nggak termasuk kebutuhan dasar. Tetapi, beli air minum dalam galon bisa jadi kebutuhan dasar. Makanan termasuk kebutuhan dasar, tetapi pesan makanan online setiap hari yang masih ditambah ongkos kirim, itu bukan termasuk kebutuhan dasar. Beras, dan stok bahan makanan yang bisa kamu masak sendiri dan dijadikan lauk adalah kebutuhan dasar.
Nah, sudah terasa bedanya ya.
It’s ok sih kalau misalnya kamu mau tetap langganan streaming, jajan, pesan makanan online. Tapi kalau memang gaji kamu tidak mencukup, hal-hal ini bisa diatur lagi. Turunkan standar, dan coba cari cara agar pengeluaran bisa dikurangi.
Itu saja inti dari mengelola gaji yang belum pulih di masa new normal.
2. Prioritaskan utang
Untuk bisa mengelola gaji dengan lebih baik lagi di masa new normal, coba cek yuk, sampai dengan hari ini, posisi utangmu ada di mana? Masih kurang berapa banyak dan berapa lama?
Selain kebutuhan dasar, cicilan utang harus menjadi top priority dalam usaha kamu mengelola gaji yang belum normal di masa yang sudah “dinormalkan” ini.
Kalau memang perlu, kamu bisa meminta keringanan cicilan pada pihak pemberi pinjaman. Coba cek artikel yang sudah ditautkan ya. Memang sih, aturan stimulus pemerintah ini ditujukan bagi pekerja informal dan harian. Tetapi enggak ada salahnya kamu ajukan, meski kamu adalah karyawan suatu perusahaan, karena pada dasarnya setiap institusi keuangan memiliki kebijakan masing-masing.
Coba dulu boleh, siapa tahu lolos dan bisa membantu keuanganmu kan?
3. Cek dana darurat
Dana darurat akan menjadi jaring pengaman pertamamu untuk bisa survive di masa new normal, sementara gaji belum normal seperti sebelumnya.
Coba cek lagi ya, sebelum kamu benar-benar menggunakan tabungan untuk hidup ataupun mencairkan instrumen yang memang kamu gunakan sebagai dana darurat, seperti reksa dana pasar uang ataupun emas. Kamu harus tetap memperhitungkan setiap detailnya agar penggunaan dana darurat dapat seefektif mungkin.
Jangan lupa untuk mengembalikan dana darurat, begitu krisis ini berlalu.
4. Asuransi kesehatan harus tetap jalan
Yes, seharusnya sih iuran asuransi kesehatan–terutama BPJS Kesehatan dengan subsidi dari kantor–tetap jalan. Coba kamu cek ke bagian HR di kantormu ya. Pastikan iuran tetap dibayarkan, karena asuransi kesehatan seperti halnya kebutuhan dasar, sangat penting untuk tetap diprioritaskan dalam kondisi krisis sekalipun.
Jika kamu terpaksa harus dirumahkan atau terkena PHK, maka segera urus BPJS Kesehatan mandiri, agar iuranmu bisa tetap diteruskan.
5. Investasi jika mampu
Kalau di masa normal sebelumnya, investasi dan/atau menabung bisa kamu lakukan di awal setelah kamu menerima gaji. Tetapi, dalam kondisi krisis–meski kamu tidak disarankan untuk berhenti menabung dan/atau investasi–tetapi kamu bisa menurunkan prioritasnya setelah kebutuhan dasar dan cicilan utang aman.
Investasi di masa sulit mungkin memang akan sulit dilakukan oleh sebagian orang–termasuk mereka yang berstatus karyawan. Ya, kalau memang belum bisa memulai investasi, ya enggak apa. Yang penting, kamu bisa mengelola gaji yang belum pulih ini dengan baik, agar bisa survive sampai semua normal kembali.
Bagaimana? Apakah langkah-langkah mengelola gaji di atas dirasa sulit untukmu? Semoga enggak ya.
Kalau memang kamu merasa kesulitan mengelola gaji di masa new normal, coba usulkan diadakan training keuangan di perusahaan tempat kamu bekerja.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
7 Pertanyaan Seputar Bonus Tahunan
Sudah nungguin bonus tahunan, yang dengar-dengar sebentar lagi cair ya? Duh, senengnya.
Berikut ada beberapa hal mengenai seluk-beluk bonus tahunan, yang perlu untuk diketahui oleh karyawan mana pun, agar dapat mengelolanya dengan bijak. Jangan sampai bonus ini cuma numpang lewat saja.
7 Pertanyaan yang Sering Muncul Terkait Bonus Tahunan
1. Apa itu bonus tahunan?
Bonus tahunan adalah pendapatan ekstra yang diberikan oleh perusahaan tempat kita bekerja untuk karyawannya, di luar gaji dan tunjangan rutin.
Perlu untuk kamu ketahui ya, bahwa kompensasi ini bisa berbentuk tunai maupun nontunai. Nah, onus tahunan dapat dikatakan sebagai bentuk kompensasi tambahan dari perusahaan terhadap karyawannya, yang berbentuk tunai. Sedangkan, menurut Surat Edaran Menaker No. SE-07/MEN/1990, bonus dikategorikan sebagai komponen non-upah.
2. Apa yang membuat seorang karyawan menerima bonus tahunan?
Nah, pastinya ada tujuan kenapa kompensasi berupa bonus tahunan ini diberikan.
Salah satunya adalah sebagai bentuk apresiasi perusahaan terhadap kinerja karyawan yang dinilai baik, sehingga perusahaan bisa mendapatkan laba sesuai atau melebihi target yang direncanakan.
Selain itu, bonus diberikan biasanya juga untuk tujuan agar karyawan–terutama yang memang performanya baik–loyal dan tidak meninggalkan perusahaan. Jadi, bonus diberikan sebagai pembangun loyalitas karyawan.
Alasan lainnya, dengan memberikan bonus yang menjadi kompensasi tambahan seperti ini, perusahaan berharap agar karyawan bisa terbantu hidupnya agar lebih sejahtera. Sudah tahu kan, bahwa karyawan yang memiliki keuangan yang sehat akan memberikan kinerja yang semakin baik pula?
3. Berapa besaran bonus tahunan?
Besaran bonus ini bisa ditentukan dengan dua cara, yaitu sistem persentase atau dengan sistem bagi hasil. Penjelasan lengkapnya sudah ada di salah satu artikel di web ini juga. Silakan diikuti tautannya, atau dibaca ulang buat yang sudah sempat baca sebelumnya.
4. Bagaimana jika perusahaan tidak bisa memberikan bonus tahunan?
Ada kalanya, iklim bisnis sedang lesu. Atau mungkin, memang perusahaan sedang ada masalah finansial. Atau memang, belum ada kebijakan pemberian bonus tahunan dari perusahaan kepada karyawan karena berbagai pertimbangan.
Lalu bagaimana? Ya, seharusnya tak menjadi masalah, karena pemerintah memang tidak pernah menetapkan adanya kewajiban bagi perusahaan mana pun untuk memberikan bonus tahunan, jika memang tidak memungkinkan. Berbeda dengan Tunjangan Hari Raya (THR) yang diatur dalam undang-undang, yang memberikan ancaman hukuman dan sanksi pada pemberi kerja yang tidak memberikan hak karyawan mendapatkan THR.
So, kalau karyawan memang tidak bisa mendapatkan bonus, maka ya sebagai karyawan, kita hanya bisa keep moving forward, menyelesaikan tugas-tugas sebaik mungkin. Siapa tahu, tahun depan perusahaan bisa punya laba lebih, dan bisa dishare. Iya nggak?
5. Sebaiknya, bonus tahunan digunakan untuk apa saja?
Bonus tahunan–seperti juga pengeluaran tahunan yang lain–kadang dianggap sebagai “uang kaget”, sehingga kita pun mempergunakannya tanpa rencana.
Well, enggak gitu cara mainnya.
Kalau ada penghasilan bulanan dan tahunan, ingat, ada juga pengeluaran bulanan dan pengeluaran tahunan. Dan, yang namanya pengeluaran tahunan ini biasanya juga butuh banyak, misalnya seperti Pajak Bumi dan Bangunan, premi asuransi, kebutuhan hari raya (kurban, mudik, dll.), dan sebagainya.
Jangan sampai karena menganggapnya sebagai uang kaget, akhirnya kita malah memakainya untuk kebutuhan yang nggak terlalu penting. Padahal ada kebutuhan tahunan yang bakalan butuh uang banyak seperti ini, yang akhirnya membuatmu kalang kabut untuk memenuhinya.
6. Bagaimana caranya agar karyawan bisa mendapatkan bonus tahunan?
Seperti yang sudah sempat disebutkan di atas tadi. Agar bisa mendapatkan bonus tahunan, ya kita harus menunjukkan kinerja yang baik di kantor.
Bekerja samalah dalam tim di kantor kamu, agar bersama dapat mencapai target kerja yang sudah direncanakan. Bahkan, kalau bisa, lebih! Jika memang perusahaan memiliki kebijakan untuk membagi hasil keuntungan setiap tahunnya, maka pasti namamu termasuk dalam daftar penerima bonus itu.
7. Adakah jenis bonus lain yang bisa diberikan oleh perusahaan?
Ada beberapa jenis bonus lain yang biasa diberikan oleh perusahaan-perusahaan.
Ada yang berbentuk finansial, misalnya bonus tahunan–yang kita bahas sekarang ini–atau bonus retensi, bonus referral, Tunjangan Hari Raya, dan sebagainya.
Ada pula kompensasi nonfinansial, misalnya promosi jabatan, training untuk meningkatkan skill karyawan, liburan bareng, penyediaan fasilitas kesehatan yang lengkap di kantor, dan sebagainya.
Yang mana nih, yang ada di perusahaan tempat kamu bekerja? Atau, ada yang punya bentuk lain? Boleh juga lo, ditulis di kolom komen sebagai tambahan.
Nah, itu dia seluk-beluk mengenai bonus tahunan yang perlu untuk diketahui. Semangat ya, kerjanya, supaya selalu bisa dapatkan bonus tahunan setiap tahunnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi, supaya kamu bisa mengelola berbagai penghasilan yang kamu terima! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bonus Besar Sering Diberikan oleh Perusahaan yang Bergerak di 5 Sektor Ini
Bonus besar! Siapa yang enggak semringah mendengarnya, apalagi menerimanya. Iya kan? Impian setiap karyawan banget nih, untuk bisa mendapatkan bonus besar dari perusahaan. Bonus atas nama apa pun deh; bonus tahunan, bonus retensi, THR, … Pokoknya yang besar jumlahnya.
Pemberian bonus memang kerap menjadi salah satu program perusahaan-perusahaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Perusahaan-perusahaan pemberi bonus ini percaya, bahwa dengan kesejahteraan yang terjamin, karyawan akan semakin baik kinerjanya sehingga akan menguntungkan perusahaan juga.
Memang besarnya bonus tergantung kebijakan masing-masing, tapi ada sektor-sektor usaha tertentu yang biasanya “dihuni” oleh perusahaan-perusahaan yang cukup royal membagikan bonus besar.
Mau tahu? Cekidot yah, simak sampai selesai.
5 Sektor Usaha yang Sering Membagikan Bonus Besar
1. Teknologi
Sudah pasti pada tahu ya, kalau perusahaan raksasa Google sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Enggak hanya berusaha menyediakan fasilitas dan tunjangan kesehatan yang memadai, Google pun menyediakan bonus tahunan sebesar $8,000 – $48,000 untuk karyawannya.
WOW! *ambil kalkulator*
Facebook, yang didirikan oleh the one and only Mark Zuckerberg, tercatat juga memberikan bonus besar rata-rata sebesar $13,301 untuk karyawannya setiap tahunnya, yang dihitung berdasarkan level jabatan dan job desc-nya.
Yang unik sih program bonus karyawan Amazon. Perusahaan ini punya program yang namanya ‘Pay to Quit’, mereka akan membayar karyawan yang pengin resign sampai maksimal sebesar Rp71 juta. Tapi dengan syarat, orang tersebut tidak boleh lagi untuk melamar di Amazon. Jeff Bezos sendiri mengungkapkan, bahwa program ini bertujuan untuk mengajak karyawan merenungi apa yang sebenarnya mereka inginkan. Amazon tidak mau memperkerjakan orang-orang yang tidak akan enjoy dalam pekerjaannya.
Hmmm, kalau kamu mendapat penawaran seperti itu, kira-kira mau diterima enggak?
2. Keuangan
Tak hanya menerima berbagai tunjangan dan benefit istimewa, kamu juga akan berpeluang untuk menerima bonus besar jika bekerja di sektor keuangan.
Salah satu bank plat merah pemerintah, yang dikenal sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan, konon mengagendakan memberi bonus tahunan sebanyak 1 – 8 kali gaji kepada karyawan yang berkinerja baik.
HSBC memberikan bonus besar dalam kisaran $4,000 hingga $20,000 setiap tahun untuk para karyawannya. Nominal tertinggi diterima oleh mereka yang menjabat Sales Vice President.
3. Migas dan energi
Mengintip informasi dari salah satu karyawannya yang rela berbagi di Quora, Pertamina juga cukup royal memberi bonus besar pada karyawan. Pemberiannya juga enggak satu kali saja, tetapi ada beberapa jenis bonus yang diberikan sepanjang tahun. Seperti, THR 2 kali gaji, ulang tahun Pertamina 1,5 kali gaji, jasa produksi 6 kali gaji, dan berbagai insentif lain yang besarnya juga sangat bervariasi antara 1 – 3 kali gaji.
Shell Oil Company memberi bonus karyawan dalam kisaran $5,994 – $12,334 sesuai level dan kinerja.
Hilcorp Energy & Co. memegang rekor pemberian bonus besar so far, yaitu sejumlah $100,000 untuk setiap karyawannya yang berjumlah 1.300+ orang saja.
Wah!
4. Consumer goods
Perusahaan yang bergerak dalam produksi consumer goods juga dikenal sering memberikan bonus besar bagi karyawannya. Menurut situs CNBC.com, rata-rata perusahaan yang bergerak di sektor usaha ini memberi bonus sejumlah $7,500 setiap tahunnya.
5. Transportasi
Salah satu maskapai penerbangan milik pemerintah–yang baru-baru ini punya kasus menghebohkan lantaran kasus penyelundupan–memiliki agenda untuk memberikan bonus besar secara rutin setiap tahun sejumlah 2 – 4 kali gaji sebagai bonus performance. Belum lagi ada Tunjangan Hari Raya, uang cuti, tunjangan tengah tahun, dan berbagai benefit lain. Dengan rata-rata gaji yang diterima di kisaran Rp8 juta hingga Rp55 juta, bisa dikalkulasi deh, bonus 4 kali gaji itu seberapa.
Wow!
Singapore Airlines konon juga dikenal cukup royal memberi bonus besar untuk karyawannya. Menurut situs PayScale, rata-rata bonus tahunan yang diberikan untuk karyawan oleh maskapai Singapura ini mencapai S$6,000, atau setara Rp61 juta.
Wah! Kalau melihat bonus besar yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di 5 sektor di atas ini, hmmm … jadi berasa receh banget enggak sih?
Enggaklah, jangan. Seberapa pun bonus karyawan yang diberikan oleh perusahaan, itu patut kita syukuri. Iya kan? Selanjutnya, ya harus diatur penggunaannya supaya enggak cuma sekadar lewat. Percuma juga kan, dapat bonus besar, tapi enggak kepegang untuk memenuhi berbagai kebutuhan penting kita?
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.