Imbangi Kenaikan BBM dengan Kenaikan Penghasilan Juga
Kenaikan BBM tak bisa dihindari lagi. Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak baik yang bersubsidi maupun yang nonsubsidi minggu lalu.
Penyesuaian harga terjadi untuk Pertalite, dari harga Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liternya. Solar subsidi juga disesuaikan harganya, dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter. Pertamax, sebagai BBM nonsubsidi, juga terkerek harganya, dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.Kebijakan ini efektif mulai berlaku sejak hari Sabtu, 3 September 2022, pukul 14.30, 1 jam setelah diumumkan secara resmi.
Sementara, beberapa hari sebelumnya, beberapa jenis BBM nonsubsidi juga dinaikkan harganya, yaitu untuk Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex, dengan harga yang bervariasi setiap daerah.
Artikel ini ditulis baru beberapa hari setelah kenaikan BBM tersebut. Bisa jadi, efeknya baru terasa kalau kita harus membeli BBM. Tapi, kita semua tahu, bahwa efek kenaikan BBM enggak hanya akan berhenti di sini saja. Ke depan, pasti bahan kebutuhan pokok juga akan disesuaikan harganya.
Padahal, sebelum pengumuman kenaikan BBM saja, beberapa barang kebutuhan pokok sudah naik. Seperti telur, minyak goreng, dan lain sebagainya.
Namun, di balik itu semua, kita harus yakin bahwa ini adalah keputusan terbaik untuk semuanya. Pemerintah sendiri tentu sudah mempertimbangkannya dengan bijak. Apalagi kita ingat, bahwa dunia memang sedang mengalami tiga jenis krisis saat ini, yaitu krisis keuangan, krisis pangan, dan krisis energi yang disebabkan oleh berbagai hal. Pernah juga disinggung bahwa harga keekonomian Pertalite saja seharusnya sekitar Rp17.000 per liter.
Jadi, memang, kenaikan BBM ini tak bisa dihindari lagi. Dan, harus diakui, ke depannya, kita harus semakin keras berusaha.
So, apa kabar cash flow kamu?
Jaga Cash Flow di Tengah Kenaikan BBM
Ya, supaya kita bisa mengatasi kesulitan keuangan yang berpeluang terjadi akibat kenaikan BBM, mari kita kembali dulu ke cash flow. Arus kas kita.
Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan cash flow karena kenaikan harga BBM—dan juga harga kebutuhan lain nantinya—adalah berhemat. Mengurangi pengeluaran yang tak perlu, menyusun ulang prioritas, dan fokus pada kebutuhan esensial lebih dulu.
Tetapi, sebenarnya ada hal-hal yang juga sangat penting untuk dilakukan selain berhemat agar kita bisa survive melewati masa sulit ini. Yes, kita harus mengimbangi penambahan pengeluaran dengan peningkatan pemasukan.
Diversifikasi pemasukan, itu dia yang harus kita lakukan di saat kenaikan BBM ini, terutama jika kamu saat ini masih hanya mengandalkan satu stream income saja, misalnya dari gaji pekerjaan tetapmu.
Yes, memang. Kalau dipikir-pikir ya, buat yang sudah punya full time job, menambah pemasukan dari stream income yang lain bisa sangat challenging ya. Terutama, soal waktunya. Tapi, kita punya keyakinan, bahwa kalau ada niat dan mau usaha, pasti ada jalannya. Begitu juga jika kamu memang pengin menambah pemasukan, demi bisa memperlancar cash flow. Ada kok caranya, supaya kamu bisa melakukannya sembari tetap bekerja di kantor yang sekarang.
Menambah Pemasukan untuk Mengimbangi Pengeluaran
Menambah Penghasilan secara Aktif
Kalau memang modalmu belum banyak, dan lagi kamu masih punya waktu dan energi—misalnya, ketimbang dipakai untuk sekadar rebahan atau hedon berkeliaran ke mana-mana, mending kamu manfaatkan waktu dan tenagamu untuk menghasilkan uang secara aktif di waktu after hours. Capek, iya jelas. Tapi, hasilnya akan sepadan di jangka waktu yang panjang.
Berikut beberapa ide menambah penghasilan yang bisa kamu lakukan demi mengimbangi pengeluaran yang juga bertambah akibat kenaikan BBM dan barang-barang kebutuhan lainnya:
Membuka toko online
Dibandingkan bekerja di kantor, berbisnis online dengan berdagang melalui media sosial atau marketplace bisa dianggap hanya kerja ‘kecil’ loh! Modalnya hanya gadget apa pun—bahkan pakai handphone saja bisa—dan kuota internet.
Biasanya, ini juga bisa dihubungkan dengan hobi yang kamu miliki. Misalnya, kamu hobi jahit, maka kamu bisa mencoba menjual berbagai karya jahitanmu sendiri. Jika kamu tidak punya keterampilan khusus pun, kamu bisa mencoba berbisnis online dengan metode reselling atau dropshipping.
Berbisnis sampingan
Ya, membuka toko online bisa dianggap sebagai bisnis sampingan sih. Tetapi, bisnis sampingan di sini adalah bisnis yang bisa kamu kerjakan sembari kamu bekerja di kantor.
Misalnya, kamu suka dan pintar memasak. Kamu bisa saja menerima pesanan bekal makan siang untuk beberapa teman sekantor. So, sekali masak, kamu bisa memasak untuk 4 – 5 orang sekaligus, misalnya. Dan dari mereka, kamu pun jadi bisa makan siang gratis. Tentu saja, kamu juga boleh menambah margin, agar tak hanya makan siang gratis, kamu juga bisa mendapatkan uang dari hasil keuntungan bisnis bekal makan siang ini.
Atau, mungkin kamu kulakan camilan dari toko grosiran, lalu kamu repack dalam kemasan kecil. Camilan ini kemudian kamu jual kepada teman-temanmu di kantor. Lumayan juga kan?
Namun ingat ya, perhatikan juga kebijakan kantor ya. Jika ada larangan bagi karyawan untuk berdagang di dalam area kerja, ya sebaiknya kamu taati.
Jadi driver di luar waktu kerja
Jadi driver taksi online yang sekarang menjamur juga bisa jadi salah satu alternatif sumber pemasukan tambahan demi mengimbangi pengeluaran yang membengkak akibat kenaikan BBM loh. Pekerjaan ini bisa kamu lakukan di luar kerja, misalnya di malam hari atau di weekend.
Atau sering juga ada perusahaan rental kendaraan yang menerima driver freelance, yang bekerja hanya kalau dibutuhkan. Misalnya, saat peak season liburan, kamu bisa menambah pemasukan dengan menjadi driver bagi wisatawan yang mencarter kendaraan.
Menjual jasa dan karya
Peluang untuk side hustling sekarang juga meluas dengan berkembangnya internet dan situs-situs marketplace freelancer. Mulai dari menjadi virtual assistant sampai desainer segala karya dibutuhkan secara online dan remote.
Jika kamu memang punya skill-nya, enggak ada salahnya menelusuri situs-situs seperti Fiverr, Upwork, Fastwork, dan sebagainya. Siapa tahu ada proyek yang cocok, dan bisa kamu kerjakan di luar waktu kerja utamamu.
Mendapatkan Penghasilan secara Pasif
Peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan juga bisa dilakukan secara pasif, artinya kamu tidak perlu menukarkan energi, waktu, dan pikiran dengan uang, tetapi dengan memanfaatkan aset yang sudah kamu miliki.
Bisnis sewa
Menyewakan properti yang sudah kamu miliki bisa juga menjadi satu opsi untuk menambah pemasukan demi mengimbangi efek kenaikan BBM.
Nah, yang lagi hype sekarang tuh, orang-orang membeli properti di pinggir kota yang masih asri, kemudian menyewa grup manajemen properti lokal untuk mengelolanya. Misalnya, rumah kecil dengan halaman luas, bisa loh disewakan sebagai tempat staycation bagi keluarga kecil yang pengin liburan singkat demi menjauh dari rutinitas di akhir pekan.
Selain menyewakan properti, kamu juga bisa menyewakan kendaraan yang sudah kamu miliki. Misalnya mobil atau sepeda motor.
Investasi dan/atau trading
Sekarang perkembangan instrumen investasi juga luar biasa, ya kan? Tak hanya yang old school seperti deposito atau emas, bahkan saham pun bisa menjadi sumber untuk mendapatkan penghasilan jika kamu memiliki keahlian trading yang mumpuni.
Investasi pada Diri Sendiri alias Upgrade Skill
Cara yang ketiga ini barangkali bukan cara menambah pemasukan yang secara langsung akan ada hasilnya. Tetapi, dengan skill baru atau mungkin kamu memperdalam skill yang sudah kamu kuasai sebelumnya, bisa jadi nantinya akan memberi pengaruh juga terhadap pemasukan yang akan kamu terima. Mungkin kamu akan dipromosikan, naik jabatan, atau mungkin bisa mendapatkan penghasilan dengan cara lainnya juga.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa kamu lakukan demi menambah pemasukan untuk mengimbangi pengeluaran yang bertambah akibat kenaikan BBM dan juga barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Jadi, yang mana nih yang akan kamu lakukan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Punya Penghasilan Sampingan Selain Pekerjaan Utama, Mengapa Penting?
Banyak dari kita yang sudah merasa puas dengan memiliki satu pintu penghasilan, apalagi jika ternyata gaji yang kita terima sudah sangat cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan sampai “tumpah-tumpah”. Di sini kita lantas lupa, bahwa penting juga bagi kita untuk punya penghasilan kedua, alias penghasilan sampingan.
Tapi mengapa ini penting?
Mengapa Kita Harus Punya Penghasilan Kedua atau Penghasilan Sampingan?
1. Tidak ada yang 100% dijamin aman
Dalam hidup, kita harus menghadapi banyak kemungkinan. Ada kemungkinan yang baik, tapi kemungkinan yang buruk juga kadang lebih banyak. Begitu juga ketika kita sedang membicarakan mengenai penghasilan.
Mari belajar dari pandemi yang menyerang kita di sepanjang tahun 2020 ini. Tidak ada yang pernah menduga kan, kalau dunia bakalan sempat lumpuh selama beberapa waktu akibat COVID-19?
Hal ini tak pelak memengaruhi perekonomian global, hingga akhirnya banyak negara terjerumus ke jurang resesi. Tak ketinggalan pula Indonesia.
Bisnis gulung tikar, perusahaan ditutup. Karyawan dirumahkan, sampai sudah diputus PHK. Ini adalah bukti bahwa sestabil apa pun penghasilan kita saat normal tetap tak akan bisa lepas dari risiko jika kondisinya seperti ini.
2. Lebih cepat mencapai tujuan keuangan
Pernahkah kamu menghitung, dengan satu penghasilan sekarang dan sudah dibantu dengan investasi, masih berapa lama lagi kamu bisa mencapai tujuan keuanganmu?
Mungkin kamu memang sudah menentukan horizon waktunya ya? Ya, itu sudah bener sih. Tapi, kalau bisa lebih cepat mencapai tujuan dengan bantuan penghasilan sampingan atau tambahan, pastinya akan lebih baik kan?
Misalnya, tujuan keuanganmu setahun ke depan adalah bebas semua utang konsumtif. Nah, akan ada baiknya, tujuan keuangan seperti ini dipercepat, supaya kamu bisa segera merasakan bebas dari beban utang. Hal ini bisa kamu capai dengan menambah penghasilan.
3. Memperluas networking
Dengan memiliki penghasilan sampingan–baik itu berupa bisnis ataupun pekerjaan lain–yang berbeda dengan pekerjaan utama akan membuka peluang networking yang lebih luas untukmu.
Berinteraksi dengan orang baru itu semacam suntikan semangat baru juga loh. Kamu pun bisa mencoba untuk keluar dari zona nyaman, dan upgrade diri sendiri agar lebih baik.
Nantinya, hal ini juga akan menjadi keuntungan tersendiri untuk karier–dan pasti akan berpengaruh juga pada penghasilanmu secara keseluruhan.
4. Menambah semangat kerja
Konon katanya, punya penghasilan sampingan di luar pekerjaan utama itu melelahkan. Bahkan bisa menambah stres.
Nah, kalau begini, ya kembali ke pertanyaan: penghasilan sampingannya berupa apa?
Untuk menghindari stres tambahan, carilah penghasilan sampingan dari sesuatu yang kamu sukai, what you’re passionate about. Mengerjakan hal yang kita sukai di sela-sela rutinitas pekerjaan utama pastinya akan menyenangkan kan ya? Bahkan bisa jadi, capek pun hilang.
Pada akhirnya, hal ini akan memengaruhi tingkat kebahagiaan kita, dan akhirnya berpengaruh juga pada semangat kerja di pekerjaan utama. Kalau semangatnya bagus, produktivitas akan mengikuti. Betul?
5. Mengembangkan minat
Kadang kita bekerja di sektor yang memang kurang kita minati. Tetapi, karena sudah jadi rezeki, ya harus ditekuni.
Tetapi bukan berarti lantas kita harus melupakan minat kita loh. Sebisa mungkin harus tetap diasah. Sayang banget kan, sudah dikasih bakat, talenta, atau minat, tapi disia-siakan.
Dengan mempunyai pekerjaan sampingan di luar pekerjaan utama yang sesuai dengan minat, bakat, dan talenta, maka kita pun bisa mengembangkan keahlian, wawasan, dan pengetahuan kita di sektor tersebut dengan lebih baik.
Banyak sekali memang alasan mengapa penting buat kita untuk punya penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama. Kamu barangkali punya opini lain selain yang sudah disebutkan di atas? Yuk, share di kolom komen!
Secure your income dengan memiliki penghasilan tambahan yuk! Dengan demikian, kamu sudah mengamankan kondisi keuangan pribadi dengan lebih baik lagi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Para Ibu Bekerja Bisa Memiliki 3 Alternatif Penghasilan Tambahan Ini!
Kalau dulu, status menjadi seorang ibu bekerja memang tidak sepopuler zaman sekarang. Saat seorang perempuan menikah dan menjadi istri serta ibu, maka ia akan menjadi tanggung jawab suaminya.
Yah, hal tersebut kalau dilihat sepintas lalu memang seperti “berpihak” pada perempuan. Tapi bisa jadi jebakan betmen juga. Saat perempuan yang berstatus ibu itu sudah bergantung sedemikian rupa, maka jika suatu saat ada hal-hal yang tidak diingikan dan di luar dugaan terjadi, ia bisa saja “kehilangan” tempat bergantung. Akibatnya, ia pun akan mengalami kesulitan untuk melanjutkan hidup.
Pastinya hal ini tak kita harapkan ya? Dan, untunglah semakin ke sini, perempuan semakin sadar akan hal ini. Mereka pun berusaha mandiri dan bisa menghasilkan uang sendiri, meski sudah berstatus ibu.
Tapi persoalannya, kadang juga ada beberapa alasan yang membuat para ibu bekerja harus menambah penghasilan. Antara lain karena punya tujuan keuangan yang baik, maka seorang ibu yang juga berstatus karyawan ini juga harus berusaha untuk mencapainya lebih cepat. Atau, bisa juga untuk persiapan masa pensiun.
Yes, memang ada banyak alasan baik di balik tambahan penghasilan bagi ibu bekerja.
Tapi, bukankah menjadi seorang ibu bekerja itu sudah sibuk sekali? Bukankah ibu bekerja sudah direpotkan dengan urusan anak, mengurus suami juga, dan masih harus bekerja keras mencapai target-target di kantor? Apakah mungkin bisa mempunyai penghasilan tambahan lagi?
Bisa kok. Berikut beberapa alternatif penghasilan tambahan yang bisa didapatkan oleh ibu bekerja.
3 Alternatif penghasilan tambahan bagi ibu bekerja
1. Freelancing
Bekerja secara freelance memang menjadi pilihan pertama. Apalagi jika si ibu bekerja punya passion tertentu yang berbeda dengan yang dilakukannya di kantor.
Misalnya saja, menulis. Di sela-sela waktunya bekerja untuk kantor dan mengurus keluarga, seorang ibu bekerja juga bisa bekerja lepas sebagai penulis. Bisa penulis buku, penulis konten untuk pekerjaan digital, hingga menjadi ghost writer.
Jenis pekerjaan lepas lain yang bisa dilakukan oleh ibu bekerja adalah desain grafis. Jika punya kemampuan di bidang ini, kita bisa menerima berbagai pekerjaan desain grafis, seperti desain-desain marketing kit, mulai dari company profile, brosur-brosur, hingga desain kartu nama.
Jika punya keterampilan di pemrograman, seorang ibu bekerja juga bisa menerima order web design ataupun web development.
Apa pun pekerjaan lepas yang dilakukannya, pastikan bisa dilakukan di sela-sela waktu antara pekerjaan utama dan urusan rumah tangga yang harus ditangani. Kemampuan manajemen waktu dan disiplin diri menjadi kunci sukses seorang ibu bekerja yang juga menerima pekerjaan lepas seperti ini.
2. Bisnis kecil
Selain bekerja secara lepas, seorang ibu bekerja juga bisa memiliki bisnis kecil yang bisa mulai dengan dikerjakan sendiri.
Misalnya, berdagang. Zaman now semua orang sepertinya sudah memanfaatkan internet buat jualan. Siapa pun bisa membangun bisnis kecilnya dengan berbasis internet. Mulai dari jualan pernak-pernik aksesori fashion, jualan baju, jualan mukena, sampai bisnis MLM, semua bisa dijalankan secara online.
Kita bisa mulai berjualan di media sosial, seperti Instagram dan Facebook. Atau, bisa juga menitipkan dagangan di marketplace-marketplace yang semakin menjamur belakangan ini. Atau, jika punya kemampuan mengulik blog, kita juga bisa membuat website jualan sendiri juga lo! Gampang banget.
Kalau nggak mau online, seorang ibu bekerja juga bisa berbisnis offline. Contohnya saja, berbisnis katering sarapan atau makan siang untuk teman-teman sekantor. Kan pasarnya sudah langsung ada tuh, nggak perlu susah-susah lagi melakukan survei dan tes pasar lagi. Lumayan banget kan?
3. Pengelolaan aset aktif
Sudah punya pekerjaan sampingan sebagai freelancer atau punya bisnis kecil, jangan lupa untuk juga punya aset sendiri. Sepertinya sih wajib ini ya?
Salah satunya adalah dengan mempunyai properti atas nama pribadi yang bisa disewakan, dan bisa memberikan tambahan pemasukan setiap bulannya.
Namun, jika menganggap untuk punya aset aktif ini kita butuh modal besar (lantaran memang besar–untuk membeli dan kemudian merawatnya), maka seorang ibu bekerja bisa juga memilih untuk berinvestasi di surat berharga. Ada deposito, obligasi, saham, hingga P2P Lending.
Nah, banyak kan alternatif penghasilan tambahan untuk ibu bekerja?
Setelah menambah penghasilan, PR selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengelola semua penghasilan tambahan tersebut agar dapat dioptimalkan demi memenuhi kebutuhan hidup sekarang dan di masa yang akan datang.
Anda bisa mengusulkan pada perusahaan tempat Anda bekerja untuk mengadakan training keuangan bagi karyawan. Ada banyak manfaat yang bisa diambil dari training keuangan untuk karyawan ini. Tak hanya bagi karyawan sendiri tetapi juga bagi perusahaan.
Hubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, yaitu program pelatihan interaktif untuk karyawan. Pihak perusahaan dapat menyusun program bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansialnya.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.