Bulan Puasa, Bulan Peluang untuk Meningkatkan Penghasilan dari Bisnis
Wah, bulan puasa sebentar lagi tiba! Kayak udah kangen nggak sih? Di bulan puasa ini tuh, ada kesempatan bagi kita untuk bisa lebih meningkatkan kualitas ibadah kita.
Eh tapi, selain sebagai waktu untuk meningkatkan spiritualitas, bulan puasa juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan penghasilan melalui berbagai peluang bisnis dan karier yang muncul selama bulan suci ini lo!
Ya, jadi sekalian deh. Mempertebal iman, dan di saat yang sama juga mempertebal rezeki. Dengan usaha yang halal, tentunya!
Dalam artikel ini, kita akan membahas ide bisnis dan peluang karier yang tersedia selama bulan suci ini serta strategi untuk meningkatkan penghasilan selama bulan suci ini. Bagi mereka yang ingin memanfaatkan bulan puasa sebagai kesempatan untuk meningkatkan penghasilan, artikel ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat.
Peluang Bisnis dan Bulan Puasa
Secara langsung, ibadah di bulan puasa dapat memengaruhi peluang bisnis yang tercipta di bulan penuh berkah ini. Berkah ibadahnya, berkah juga rezekinya. Begitu kan ya? *benerin kerudung*
So, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bulan puasa adalah waktu yang sangat penting bagi umat muslim di seluruh dunia. Selama bulan Ramadan ini, umat muslim beribadah dengan meningkatkan intensitas ibadah seperti salat, membaca Alquran, dan melakukan berbagai hal baik lainnya.
Meskipun Ramadan biasanya dianggap sebagai waktu yang suci dan penuh pengorbanan, namun bagi beberapa orang, bulan puasa juga dapat dianggap sebagai kesempatan untuk meningkatkan penghasilan. Beberapa alasan mengapa bulan ini bisa dianggap sebagai kesempatan untuk meningkatkan penghasilan adalah sebagai berikut:
Kenaikan permintaan
Selama bulan puasa, banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Kebiasaan ini akhirnya berefek meningkatkan permintaan akan makanan, minuman, dan barang-barang kebutuhan lainnya, seperti pakaian muslim, aksesoris, dan lainnya.
Potensi pasar yang lebih besar
Bulan puasa adalah waktu yang sangat penting bagi umat muslim, yang mencakup sekitar 1,8 miliar orang di seluruh dunia, dan sekitar 229 juta jiwa (87% dari total) penduduk Indonesia. Hal ini akhirnya menciptakan peluang pasar yang lebih besar bagi bisnis dan peluang karier yang berfokus pada kebutuhan umat muslim.
Meningkatkan semangat belanja
Sebagian besar orang memandang bulan puasa sebagai waktu yang spesial dan penting. Hal ini kemudian dapat meningkatkan semangat belanja, yang pada akhirnya akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
So, dalam keseluruhan, Ramadan dapat dianggap sebagai kesempatan untuk meningkatkan penghasilan karena permintaan dan pasar yang lebih besar, meningkatkan semangat belanja, serta peluang bisnis dan karier yang khusus selama bulan suci ini.
Lalu, apa saja peluang bisnis yang sering dan biasanya muncul saat bulan puasa?
Peluang Bisnis di Bulan Puasa
1. Makanan dan Minuman
Selama bulan puasa, banyak orang mencari camilan ringan untuk mengisi waktu antara waktu berbuka dan sahur, alias ngabuburit. Bisnis makanan ringan, seperti kue-kue, roti, dan camilan lainnya bisa menjadi peluang bisnis yang baik.
Selain itu, berbagai jenis peluang usaha makanan tradisional juga muncul, seperti jualan kolak, bubur kacang hijau, dan ketan, dan juga makanan-makanan lain yang sering menjadi pilihan yang populer selama Ramadan. Bisnis jajanan pasar bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan selama bulan suci ini.
Enggak hanya itu, selama bulan puasa, jajanan minuman dingin juga sangat dicari, terutama pada waktu berbuka. Bisnis minuman dingin seperti es buah, es teler, jus, dan minuman kemasan lainnya bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan selama bulan puasa.
2. Pakaian dan Aksesoris
Selama bulan puasa, banyak orang membeli busana muslim baru untuk dikenakan saat beribadah di masjid atau saat berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Bisnis busana muslim bisa menjadi peluang bisnis yang baik selama bulan suci ini.
Selain itu, tradisi saling berkirim hampers juga menciptakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan lo! Misalnya seperti hampers berisi beragam suvenir, mulai dari mug, gantungan kunci, peralatan makan, dan sebagainya.
3. Aksesoris Hiasan Rumah
Banyak orang yang menyambut bulan puasa dengan meriah dengan menghias rumah mereka. Bisnis aksesoris hiasan rumah seperti lampu hias, karangan bunga, dan bantal dekoratif bisa menjadi peluang bisnis yang baik selama bulan suci ini.
4. Jasa dan Kegiatan
Nah, biasanya juga, orang-orang akan sibuk mencari kegiatan bermanfaat saat ngabuburit. Misalnya banyak orang jadi lebih getol mencari kelas online. Waktu ngabuburit bisa jadi lebih bermanfaat kan, kalau diisi dengan kegiatan semacam ini. So, bisnis pelatihan keterampilan seperti kursus bahasa Arab, kursus memasak, dan kursus seni dan kerajinan bisa menjadi peluang bisnis yang baik selama bulan suci ini, apalagi kalau kamu sudah memiliki keahliannya.
Nah, gimana? Apakah di bulan puasa tahun ini, kamu berminat untuk sekaligus mempertebal tabungan, selain juga mempertebal iman?
Untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, kamu akan memerlukan strategi yang tepat. Karena itu, jangan skip untuk membuat persiapannya ya. Mulai dari menentukan tujuan dan rencana keuangan, meningkatkan penjualan atau pendapatan, menjalin kemitraan dengan pihak lain, memanfaatkan teknologi digital, dan sebagainya.
Nah, terakhir, yang paling penting nih, jangan sampai lupa untuk tetap memprioritaskan ibadah selama bulan puasa ya. Jalankan bisnis dengan etika yang baik, dan pertimbangkan juga nilai-nilai agama. Dengan memanfaatkan kesempatan yang tepat, kita dapat meningkatkan penghasilan selama bulan puasa dan sekaligus memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Contoh Aset Aktif yang Bisa Dibangun Selagi Muda
Memiliki penghasilan tidak melulu tentang gaji, ada aset aktif yang bisa memberikan kamu penghasilan dan menopang kehidupan kamu di kemudian hari. Barangkali kamu akan bertanya, apa saja contoh aset aktif?
Sekarang ini kamu bekerja dan mempunyai gaji, itu disebut pemasukan aktif. Tapi, apakah gaji ini bisa mencukupi kebutuhan kamu di masa yang akan datang? Apakah kamu akan terus-terusan bekerja dari pukul 8 pagi hingga 5 sore? Yakin enggak pengin menikmati hidup di masa pensiun tanpa memikirkan harus bekerja aktif?
Nah, di sinilah peran penting aset aktif. Selagi kamu masih kuat bekerja, kondisi fisik masih bugar, bangunlah aset aktif demi mendapatkan pendapatan pasif sebagai persiapan untuk masa pensiun nanti.
Aset aktif adalah aset yang dimiliki seseorang di mana bisa mendatangkan penghasilan tambahan tanpa perlu bekerja secara aktif. Ringkasnya nih, aset aktif ini akan memberikan kamu uang walaupun kamu sedang tidur.
3 Alasan Mengapa Aset Aktif Perlu Dimiliki Selagi Muda
Memberikan waktu
Pernah mendengar kalimat, waktu tidak bisa dibeli dengan uang?
Yup, kalimat ini memang benar adanya. Waktu adalah aset bagi semua orang dan jauh lebih berharga daripada uang. Uang bisa kamu habiskan dalam satu waktu dan bisa dicari dengan berbagai cara, namun waktu hanya bisa habis tapi sekali saja. Ketika waktu berlalu, maka kita tidak bisa kembali lagi.
Itulah mengapa membangun aset aktif selagi muda itu penting. Lantaran ini bisa memberikan kamu kebebasan waktu.
Akan ada satu titik, kamu tidak perlu lagi terburu-buru ke kantor, kamu memiliki kebebasan waktu melakukan hal yang ingin dilakukan sejak lama seperti traveling bersama pasangan. Dan semuanya bisa terwujud dengan memiliki contoh aset aktif.
Mengurangi kecemasan tentang masa depan
Kecemasan akan gaji yang tidak bisa mencukupi kebutuhan di masa yang akan datang itu nyata terjadi. Apakah uang kita bisa mencukupi biaya kuliah anak-anak? Apakah kebutuhan primer keluarga bisa tercukupi? Apa bisa menikmati masa senja dengan nyaman? Ini hanyalah sekelumit kecil pertanyaan tentang keuangan yang berujung kecemasan dalam diri.
Itulah mengapa kita perlu memiliki passive income dari aset aktif untuk bisa menambah nominal di tabungan dan bisa meredakan kecemasan. Jadikan kecemasan tersebut sebagai bentuk motivasi dalam membangun aset aktif.
Bisa bekerja here, there and everywhere
Ada sebagian besar orang yang bekerja di perusahaan maupun instansi tidak bisa melakukan traveling atau mengunjungi satu kota karena alasan pekerjaan. Ya, pekerjaannya tidak bisa ditinggal dalam waktu yang lama karena berpengaruh terhadap gaji. Makin banyak izin, maka makin banyak pula potongan gajinya.
Berbeda dengan orang-orang yang bisa melakukan pekerjaan di mana saja. Maka mereka memiliki waktu yang fleksibel untuk melakukan berbagai hal.
Pengin bisa seperti golongan orang bekerja di mana saja? Maka bagunlah salah satu contoh aset aktif yang akan memberikanmu pekerjaan yang tidak terbatas waktu dan tempat.
Salah satu contoh aset aktif yang lagi tren beberapa tahun belakangan ini adalah menjadi vloger. Selain menjadi vloger, apa saja contoh aset aktif yang bisa kamu mulai selagi muda? Berikut ulasannya.
4 Contoh Aset Aktif untuk Dibangun Sejak Muda
Ada banyak jalan menuju Roma, begitu pula dalam membangun aset aktif. Ada beberapa contoh aset aktif yang bisa kamu jadikan rujukan untuk memperoleh pendapatan pasif.
Surat Berharga
Contoh aset aktif pertama adalah investasi surat berharga.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa investasi bisa menghasilkan pendapatan pasif. Kamu bisa memilih berbagai instrumen investasi surat berharga, mulai dari saham, surat utang negara, reksa dana, deposito dan lain sebagainya.
Tapi, perlu diingat gunakan uang dingin ya untuk memulai investasi dan pastikan memilih instrumennya disesuaikan dengan profil risiko bukan bermodalkan ikut-ikutan. Jangan lupa, tentukan dulu #TujuanLoApa, agar kamu bisa berinvestasi secara fokus karena adanya tujuan.
Bisnis
Sejak pandemi, banyak yang banting setir ke bisnis dengan memanfaatkan media sosial dan berbagai e-commerce untuk jualan. Memang sih kalau dibilang bisnis sebagai contoh aset aktif, cakupannya sangat luas. Kamu bisa kurasi bisnis apa saja sesuai dengan modal yang kamu miliki. Nah, kuncinya, kamu harus menyesuaikan jenisnya dengan tujuanmu untuk mendapatkan aset aktif. Karena tidak semua bisnis berpeluang menjadi aset aktif.
Salah satu contoh bisnis yang bisa menjadi aset aktif adalah bisnis waralaba atau franchise. Ada banyak pilihan untuk bisnis waralaba seperti produk ayam crispy, kopi kekinian, jasa pengiriman, kedai kopi, es krim, crepes dan lain sebagainya.
Tentukan model bisnis yang sustainable, artinya bisa berkelanjutan, hingga nantinya kamu tak perlu terlibat terlalu banyak lagi tetapi bisa mendapatkan dividen. Dengan begini, nantinya kamu bisa mendapatkan penghasilan pasif dari bisnis tersebut.
Properti
Penjualan properti sejak pandemi mengalami kelesuan. Banyak yang menjual properti tapi sedikit peminatnya. Apabila kamu memiliki properti daripada dijual sebaiknya disewakan atau membuat bisnis kos-kosan.
Tidak bisa dimungkiri bisnis kos-kosan ini contoh aset aktif yang everlasting lantaran dicari banyak orang dan memberikan kamu pendapatan pasif rutin setiap bulannya.
Jenis properti lain yang bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan pasif adalah menyewakan rumah atau bangunan untuk difungsikan sebagai ruko, rukan, hingga disewakan untuk hunian. Jika kamu punya apartemen, kamu juga bisa menyewakannya sebagai hunian ataupun bergabung di jaringan penginapan seperti Air BnB.
Kekayaan Intelektual
Selain 3 contoh aset aktif di atas, ada satu lagi jenis yang sekarang juga menjanjikan penghasilan pasif yang cukup menarik. Yaitu kekayaan intelektual.
Misalnya saja, kamu bisa menulis buku, menulis lagu, mengomposisi musik, membuat desain web, hingga fotografi. Penghasilan dari kekayaan intelektual bisa didapatkan dari royalti.
Misalnya, kamu unggah foto-fotomu di situs penyedia image CC0, seperti ShutterStock, maka saat ada orang yang mengunduh fotomu, kamu akan mendapatkan royalti. Begitu juga dengan lagu, atau berbagai karya intelektual lainnya.
Nah, itu dia contoh aset aktif yang bisa dibangun sejak masih muda.
Dari 4 contoh aset aktif di atas, yang mana nih mau kamu lakukan sekarang ini? Selamat memulai, semangat!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Perencanaan Keuangan Perusahaan yang Harus Dilakukan oleh Pemilik Bisnis yang Ingin Sukses
Jika kamu adalah seorang pemilik bisnis, dan ingin agar bisnismu sukses, maka kunci pertama yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan keuangan perusahaan yang rapi dan detail. Pasalnya, perkembangan bisnis itu mau enggak mau memang akan diukur dari perkembangan laba dan juga modal usaha. Betul nggak?
So, memang perencanaan keuangan perusahaan menjadi hal utama yang harus jadi prioritas, di samping operasionalnya sendiri. Perencanaan keuangan perusahaan yang baik akan sangat bermanfaat untuk pengendalian arus kas, di samping memastikan bahwa operasional berjalan lancar.
Sebenarnya, prinsip dari perencanaan keuangan perusahaan ini tidak jauh berbeda dengan prinsip keuangan pribadi, yaitu berfokus pada menentukan tujuan, membuat rencana, eksekusi, evaluasi, dan akhirnya mencatat.
Jadi, buat kamu pemilik bisnis, jika memang ingin bisnis kamu sustainable dalam jangka waktu yang lama, mulailah untuk membuat perencanaan keuangan perusahaan yang komprehensif. Bagaimana urutan langkahnya? Yuk, simak yang berikut ini sampai selesai.
Langkah Perencanaan Keuangan Perusahaan
1. Tentukan tujuan bisnis
Prinsip dasar perencanaan keuangan perusahaan adalah memiliki tujuan yang jelas mengenai apa yang akan menjadi target bisnis ke depannya. Ya, sama seperti perencanaan keuangan pribadi yang harus dimulai dengan #TujuanLoApa.
Pastinya, hal ini juga harus disesuaikan dengan konsep bisnisnya sendiri ya, yang sebenarnya di dalamnya termasuk aktivitas planning, analisis, hingga manajemen risiko yang akan berfungsi sebagai pengendalian keuangan perusahaan. Kalau tujuan sudah jelas, maka proses planning, analisis, hingga manajemen risiko pun akan lebih mudah untuk dibuat dan dilakukan.
Karena itu, coba tanyakan pada diri sendiri, pengin seperti apa sih nantinya bersama perusahaan atau bisnis ini? Ingin sebesar apa? Ingin beromzet berapa?
Ingat, if your dreams don’t scare you, they are not big enough.
2. Tentukan kegiatan bisnis
Setelah ada tujuan yang menjadi target, tentukan apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan—bersama jajaran manajemen dan karyawan—untuk dapat mencapainya.
Dengan begini, aktivitas bisnis nantinya akan lebih efisien, efektif, dan tepat sasaran. Efeknya, pengeluaran keuangan perusahaan pun juga akan dapat efisien, jelas, dan terarah. Pemborosan bisa ditekan, perusahaan pun dapat menghindari berbagai hal yang tak perlu, dan fokus pada tujuan.
3. Tentukan sumber pemasukan
Seperti halnya perencanaan keuangan pribadi, perencanaan keuangan perusahaan juga akan selalu bergerak antara penghasilan dan pengeluaran. Dan, seperti keuangan pribadi juga, penghasilan atau pemasukan diperlukan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Menentukan sumber pemasukan berarti akan membahas seputar modal, investor, dan juga target pasar—yang bisa berarti mendapatkan klien ataupun penjualan produk fisik, tergantung jenis bisnisnya.
Dan, seperti juga keuangan pribadi, perencanaan keuangan perusahaan akan menjadi lebih mudah ketika memiliki beberapa income stream sekaligus. Karena itu, buatlah rencana penjualan dan pemasaran yang komprehensif, termasuk melakukan riset pasar hingga membuat buyer persona.
4. Eksekusi operasional
Jika tujuan, aktivitas, dan sumber penghasilan sudah dapat tergambarkan dengan jelas, maka langkah penting selanjutnya adalah eksekusi operasional, dengan berpedoman pada perencanaan keuangan perusahaan yang sudah dibuat sebelumnya. Meliputi berapa target penghasilan yang harus dicapai, dan berapa besar pengeluaran yang boleh dilakukan.
Buat perhitungan dengan tepat, agar tidak boros dalam operasionalnya, dan bisa sesuai dengan rencana.
Evaluasi adalah langkah yang juga sangat penting untuk dilakukan, agar kita bisa tahu, mana aktivitas yang efektif dan mana yang tidak, sehingga rencana ke depan bisa dibuat dengan lebih baik lagi.
5. Catat arus keuangan
Last but not least, justru yang menjadi inti dari perencanaan keuangan perusahaan: catat arus keuangan keluar dan masuk.
Dengan mencatatnya, hal ini akan dapat memudahkan manajemen untuk memantau perputaran arus kas keuangan bisnis. Ada banyak tool, aplikasi, ataupun software yang bisa membantu proses ini agar lebih mudah. Temukan, dan manfaatkan yang sesuai kebutuhan.
Nah, itu dia 5 langkah awal perencanaan keuangan perusahaan yang bisa dilakukan oleh pemilik bisnis. Namanya juga awal, maka ke depannya harus ada penyesuaian juga dengan kondisi yang berkembang.
QM Financial juga memiliki kelas-kelas finansial bisnis yang bisa diikuti oleh siapa saja yang ingin memulai bisnis dan mengembangkannya hingga sukses. Silakan cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Hai, Para Pemilik Bisnis, Lakukan 7 Hal Ini untuk Bertahan!
Sungguh saat-saat yang berat bagi kita semua. Baik kita yang bekerja sebagai karyawan, maupun para pemilik bisnis. Semua terimbas, kena dampak tanpa terkecuali.
Selain para pekerja yang dirumahkan, para pemilik bisnis pun juga banyak banget yang terancam keberlangsungan bisnisnya. Ada beberapa hal yang harus dilakukan demi penyesuaian bisnis, agar setidaknya napas bisnis menjadi lebih panjang. Syukur-syukur bisa bertahan di masa pandemi ini. Apa saja?
7 Hal untuk Bertahan di Masa Pandemi yang Bisa Dilakukan oleh Para Pemilik Bisnis
1. Koordinasi dengan semua karyawan
Kondisi sedang sulit, sehingga kita harus memastikan bahwa karyawan juga memahami mengenai hal ini. So, segera lakukan koordinasi dengan semua orang, dan beri penjelasan mengenai apa yang terjadi.
Pemilik bisnis perlu punya mindset, bahwa karyawan juga merupakan “pemilik” dari bisnis yang dijalankan, sehingga mereka juga berhak tahu apa yang terjadi, dan apa yang akan dilakukan. Berbagilah dengan mereka sesuai porsi, dan libatkan mereka dalam keputusan-keputusan penting.
2. Lakukan penyesuaian operasional
Harus work from home? No problem, jika memang bisnisnya bisa “dibawa” ke rumah.
Lakukan penyesuaian operasional di sana-sini. Seperti memastikan bahwa setiap divisi bisa dijalankan dengan normal secara daring, bagaimana harus memastikan setiap orang lancar dalam menyelesaikan tugas masing-masing, hingga memastikan kuota internet karyawan cukup untuk melaksanakan tugas online.
Pastikan perusahaan memiliki jalur komunikasi khusus yang bisa diakses oleh setiap karyawan, sehingga memudahkan komunikasi dan koordinasi setiap harinya.
Untuk bisnis yang tidak bisa dioperasikan dari rumah, segera lakukan koordinasi dan penyesuaian, agar tetap bisa berjalan semaksimal mungkin dengan tetap mengindahkan prosedur keamanan dan keselamatan karyawan.
3. Cek kondisi keuangan perusahaan
Seperti halnya keuangan pribadi, adalah penting bagi setiap pemilik bisnis untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki dana darurat yang cukup, demi bisa survive di masa-masa bencana seperti ini.
Jumlah ideal dana darurat perusahaan pastinya berbeda satu sama lain, karena sangat bergantung pada jenis bisnis dan juga besaran organisasi yang ada. Lakukan penghitungan secara cermat, mulai dari berapa lama karyawan bisa tetap digaji dan juga lakukan perhitungan produksinya.
4. Konversi online
Pertimbangkan, apakah bisnis yang selama ini dilakukan bisa dikonversi ke ranah online?
Misalnya saja, jika punya bisnis gym atau pusat kebugaran. Mungkinkah mengadakan sesi kelas olahraga bareng via daring? Untuk beberapa bisnis yang berbasis jasa, misalnya seperti spa atau salon, barangkali bisa mempertimbangkan untuk “menjual” voucher atau gift certificate, agar bisa digunakan oleh pelanggan loyal ketika nanti masa pandemi berakhir.
Untuk pemilik bisnis kuliner, cari cara supaya pelanggan bisa memesan makanan melalui aplikasi online dengan layanan antar. Temukan channel-channel online baru untuk membantu promosi.
Carilah ide, agar bisnis tetap berjalan dengan berbagai cara. Meski mungkin income menurun, tetapi setidaknya masih ada uang yang masuk kan?
5. Kembangkan produk baru
Jangan lupa, bahwa selalu ada kesempatan di setiap kesempitan. Terbukti selain membuat beberapa sektor bisnis kolaps, wabah penyakit ini juga memberikan mata pencaharian baru juga bagi kita.
So, pertimbangkan pula, apakah bisa mengembangkan produk baru yang mungkin dibutuhkan oleh pasar sekarang ini. Beberapa jenis produk yang sekarang selalu dicari adalah APD, masker, hand sanitizer, hand soap, peralatan kebersihan, makanan sehat, vitamin, suplemen, dan sebagainya.
Setidaknya selain berusaha mempertahankan bisnis, pengembangan produk baru ini juga bisa menjadi alat untuk mengelola retensi karyawan.
6. Tetap berkomunikasi dengan pelanggan
Tetap kelola servis untuk pelanggan ya. Sapa melalui media sosial–baik media sosial milik bisnis maupun dari akun pemilik bisnis pribadi–secara berkala.
Pastikan komunikasi tetap terjalin dengan baik, agar mereka tak sampai melupakan kita hingga masa pandemi virus corona ini berakhir.
Jika memungkinkan, coba adakan event kecil selama masa karantina diri ini, agar pelanggan juga merasa terhibur. Misalnya, adakan giveaway dengan hadiah voucher yang bisa digunakan untuk membeli produk.
7. Pastikan karyawan tetap merasa aman
Jika bisnis tidak memungkinkan untuk dilakukan dari rumah–juga untuk sektor-sektor yang “harus” tetap beroperasi selama penerapan PSBB–pastikan area kerja di kantor aman dan sehat.
Lakukan prosedur-prosedur pembersihan dan kesehatan yang sesuai dengan standar dan aturannya.
Dengan begini, karyawan pun dapat bekerja dengan rasa aman.
Sekali lagi, sungguh menjadi saat-saat yang berat bagi para pemilik bisnis ya? But hang in there, semoga pandemi ini segera berlalu!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Hal untuk Membangun Bisnis sebagai Aset Aktif yang Sukses
Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai membangun aset aktif berupa properti dan surat berharga. Nah, kali ini kita akan lanjut ngobrolin soal membangun bisnis sebagai aset aktif.
Bisnis bisa menjadi salah satu aset aktif yang sangat menguntungkan, apalagi jika bisnis tersebut kemudian bisa berjalan otomatis. Tentu saja, banyak PR yang kemudian menyertainya. Konon, mengelola dan mempertahankan bisnis itu lebih sulit ketimbang membangunnya. So, niat punya bisnis saja enggak cukup, kita juga mesti punya mental baja agar dapat mengelola bisnis kita itu hingga akhirnya bisa mendatangkan penghasilan.
Tapi, pada dasarnya, setiap orang punya kesempatan dan peluang yang sama untuk bisa sukses dalam berbisnis. Salah satu mentor saya menulis begini, dalam salah satu buku beliau.
Setiap orang memiliki sisi entrepreneur dalam dirinya. Kita hanya bertugas untuk menggali dan menemukannya.
Entrepreneur Talks – Herlina P Dewi
Karena itu, kalau ada yang bilang, “Duh, gue gak bakat bisnis. Gak bisa dagang!”, itu nonsense. Tinggal mau atau enggak, niat atau enggak aja sih.
Tapi, membangun bisnis–untuk tujuan apa pun, termasuk sebagai aset aktif–itu juga enggak mudah. Kadang ya cuma berhenti sampai di niat. Untuk memulai, maju mundur cantik. Banyak kendala, katanya. Salah satunya soal modal. Padahal ya ada bisnis yang butuh modal enggak banyak, pun effort yang relatif minim.
Bisnis waralaba misalnya. Bisnis ini cocok banget dilakukan oleh para pemula. Enggak perlu pusing-pusing memikirkan model dan konsep bisnis, pun strategi marketing. Sediakan saja modal dan tempat sesuai ketentuan, bisnis pun segera bisa dijalankan.
However, itu saja tetap butuh persiapan. Buat kamu yang berniat membangun bisnis sebagai aset aktif, berikut ini ada 5 hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan sebelumnya.
5 Hal Persiapan Membangun Bisnis sebagai Aset Aktif
1. Buat rencana bisnis yang matang
Ada yang bilang, “Mau bisnis, jalan aja dulu! Kita bisa belajar sambil jalan kok. Kalau kebanyakan mikir, enggak akan mulai juga.”
Pendapat ini ada benarnya. Tapi yang namanya rencana harus tetap ada. Mau bepergian tanpa rencana mau ke mana, kan susah juga mencari jalannya. Iya nggak sih?
Karena itu, rencana bisnis yang mantap itu penting. Meski teteup, kita bisa belajar sambil jalan.
Dalam training-training bisnisnya, Ligwina Hananto–lead trainer QM Financial–sering menyebutkan ada 4 poin yang harus dijawab oleh pemilik bisnis sebelum kemudian mengeksekusi rencana bisnisnya, yaitu APA, SIAPA, BAGAIMANA, dan siapa kompetitornya.
Nah, kalau kamu pengin tahu bagaimana merencanakan sebuah bisnis secara detail, stay tuned di akun-akun media sosial QM Financial jika sewaktu-waktu kami membuka kelas bisnis.
2. Riset target market
Target market ini sebenarnya juga sudah tercakup dalam 4 poin rencana bisnis di atas, yaitu pada SIAPA.
Agar bisnis bisa berjalan, kamu harus tahu dulu siapa dan seperti apa orang yang akan menjadi pelangganmu. Kamu enggak bisa bilang, “Semua orang boleh beli. Target market gue semua orang!”
Nggak gitu mainnya.
Agar lebih fokus dan tepat sasaran–serta demi bisa memberikan solusi yang paling tepat melalui produk yang kita jual–kita harus mendefinisikan target market secara detail.
Karena itu, riset. Mulai dari usia, kebutuhan, jenis kelamin, hingga gaya hidup mereka-mereka yang akan menjadi pelangganmu. Dengan demikian, kamu akan bisa “berbicara” dalam bahasa mereka, dan kemudian bisa mengenali kebutuhan mereka.
3. Laporan keuangan yang rapi
Kebanyakan kesalahan yang dilakukan oleh pebisnis pemula adalah enggak punya laporan keuangan yang detail dan rapi. Entah itu tidak pernah mencatat pengeluaran dan pemasukan, atau mencampurnya dengan keuangan pribadi.
Padahal laporan keuangan yang rapi ini sangat penting. Bisnis tanpa laporan keuangan berarti hanya berdagang.
Enggak ada yang salah pastinya, dengan berdagang. Tapi bisnis pun perlu untuk naik kelas secara berkala.
Ya masa sih, membangun bisnis terus udahan aja? Enggak berusaha dikembangkan?
Yuk, belajar bikin keuangan bisnis yang rapi, yang bisa dilihat laba ruginya. Laporan bisnis yang rapi nanti juga akan berguna banget kalau misalnya kamu hendak menambah modal dengan pinjaman ke bank lo!
Coba simak video mengenai menyusun laporan keuangan bisnis yang baik berikut ini ya.
4. Inovasi produk yang sesuai perkembangan kebutuhan
Kebanyakan para pebisnis pemula juga lupa. Setelah bisnis berjalan, produk banyak dibeli atau dipesan bahkan sering dapat repeat order, mereka lupa kalau mereka perlu juga untuk berinovasi mengembangkan produknya sesuai perkembangan.
Misalnya, sudah jualan baju anak. Omzet sudah jutaan. Lancar deh pokoknya. Tapi kemudian, tren fashion sekarang mulai bergeser, berkiblat ke Korea. Anak-anak sekarang juga makin banyak yang suka segala hal yang kekorea-koreaan, termasuk fashion.
Ya, boleh saja sih keukeuh mempertahankan ciri khas sendiri, tapi bisa juga mempertimbangkan “kebutuhan” pelanggan yang pengin nge-hype juga dengan tren Korea-minded ini kan?
So, sejak awal membangun bisnis, kita mesti bersiap untuk terus update dengan kebutuhan pelanggan yang berkembang, pun tren yang sedang berjalan. Biar apa? Ya, biar bisnisnya bisa jalan terus.
5. Deliver great service
Apa pun passion kita, apa pun bisnis kita, melayani pelanggan adalah kunci sukses seorang entrepreneur sejati.
Bisnis kita adalah untuk memberikan solusi pada pelanggan. Sehingga kepuasan mereka akan menjadi “rapor” buat kita. So, pastikan kita bisa deliver great service, enggak hanya good service saja.
Buka saluran komplain, layani setiap keluhan, curhat, atau masukan pelanggan dengan baik. Ini harus dimulai sejak awal kita membangun bisnis hingga nanti kalau bisnis kita sudah sukses.
Itu dia 5 hal persiapan membangun bisnis yang sukses, agar aset aktif kita berjalan dengan lancar.
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai kiat-kita membangun bisnis yang sukses sebagai aset aktif. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
3 Jenis Aset Aktif yang Bisa Menjadi Andalan Finansial
Ada 2 jenis pemasukan yang bisa kita dapatkan, yaitu pemasukan aktif atau active income, dan pemasukan pasif atau passive income. Kalau pemasukan aktif bisa kita dapatkan melalui pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari dan kita mendapatkan imbalan atas hasil kerja, maka pemasukan pasif bisa kamu dapatkan dari beberapa jenis aset aktif.
Kalau kamu sudah paham mengenai konsep Blueprint of Your Money, maka kamu pasti bisa menemukan aset aktif ini di dalamnya. Komponen ini ada di lantai dua cetak biru rumah finansial kita. Artinya, sebelum kamu mulai membangun aset aktifmu, kamu harus sudah punya fondasi, pilar, dan lantai satu yang kuat terlebih dahulu.
Mengapa membangun aset aktif ini penting?
Ya, salah satu alasannya adalah aset aktif ini bakalan bermanfaat banget untukmu di masa pensiun nanti, saat kamu sudah tak produktif bekerja lagi.
Aset aktif adalah aset yang kita miliki, yang kemudian dapat “bekerja” dan menghasilkan uang untuk kita manfaatkan. Kalau sekarang kamu bisa bekerja dan menghasilkan uang, tapi di masa tua nanti kamu harus ingat, bahwa mungkin tenagamu tidak akan sebanyak sekarang lagi. Enggak gesit lagi. Minimal seharusnya sih, kalaupun kamu masih menikmati pekerjaan, tapi kamu melakukannya bukan untuk imbalan tetapi untuk bersenang-senang.
Di sinilah aset aktif akan berperan, untuk memberikan manfaat.
Beberapa Jenis Aset Aktif
Ada 3 jenis aset aktif yang bisa kamu bangun sejak sekarang. Apa saja?
1. Surat berharga
Surat berharga adalah surat-surat yang memiliki nilai uang yang diakui dan dilindungi oleh hukum untuk kepentingan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan atau sejenis lainnya.
Surat berharga sebagai aset aktif bisa dibagi lagi ke dalam 2 jenis:
- Saham, yaitu surat-surat bukti kepemilikan terhadap perusahaan, yang memungkinkan investor mendapatkan berbagai keuntungan, seperti capital gain dan dividen dari perusahaan di mana ia menanam dana. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang sangat populer, tapi sekaligus menakutkan lantaran sifatnya yang sangat agresif. Apalagi jika kita mencoba menggelutinya tanpa landasan ilmu sama sekali.
- Surat utang atau obligasi, yaitu instrumen investasi yang berupa surat pernyataan peminjaman dana dari satu pihak kepada pihak lain, yang lantas membuat si peminjam dana mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi pada pihak investor. Kewajiban ini adalah bunga atau kupon yang dibayarkan berkala, yang jumlahnya sesuai kesepakatan, dan pengembalian dana sesuai jangka waktu sesuai yang sudah disepakati juga.
2. Properti
Satu hal yang perlu kamu pahami mengenai properti ini adalah bukan berarti kalau kamu sudah punya rumah itu berarti kamu sudah punya aset aktif. Properti akan memberikan passive income saat properti tersebut bisa mendatangkan uang untukmu, alias disewakan.
Kalau kamu beli rumah, dan kemudian kamu tempati sendiri, maka itu bukanlah merupakan aset aktif. Saat kamu beli rumah dan kemudian kamu sewakan sebagai kontrakan atau kos-kosan, nah, itu berarti properti tersebut sudah menjadi aset aktif.
Saat kamu beli rumah lalu dijual lagi, kemudian hasil penjualan kamu jadikan modal untuk beli rumah lagi dan lalu dijual lagi, maka itu masuk ke bisnis. Sama-sama aset aktif sih, tapi masuk ke jenis aset ketiga yang akan kita bahas setelah ini.
Kini, penyewaan properti seperti ini juga mulai berkembang dengan baik. Enggak hanya disewakan untuk dikontrakkan per unit rumah ataupun per kamar saja sebagai kos-kosan, tetapi juga disewakan untuk tempat menginap wisatawan. Ini jelas menguntungkan apalagi kalau propertimu berada di lokasi (atau dekat dengan) wisata. Karena zaman sekarang, tempat menginap sudah enggak melulu di hotel lo! Di properti pribadi juga bisa, entah itu rumah, apartemen, vila, atau sejenisnya.
Menarik kan?
3. Bisnis
Bisnis ini menjadi alternatif banyak orang yang masa pensiunnya akan segera tiba.
Bisnis ini luas banget sih, cakupan dan jenisnya. Dan pastinya memang butuh persiapan yang cukup panjang dan matang. Tapi sebenarnya, siapa pun bisa melakukannya.
Seorang entrepreneur, founder sebuah grup bisnis yang bergerak di penerbitan buku dan home decor pernah berkata begini pada saya, “Pada dasarnya, siapa pun bisa kok berbisnis. Pokoknya, lakukan saja dulu. Tapi, siapkan mental dan niat, karena sambil berjalan, kita akan perlu belajar tentang banyak hal. Termasuk belajar dari kesalahan.”
Hmmm, siapkah kamu?
Nah, itu dia 3 jenis aset aktif yang bisa kamu bangun untuk memberimu pendapatan pasif. Sampai dengan saat ini, yang manakah yang sudah kamu miliki?
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai aset aktif ini sebelum kamu memulainya. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
Pamer Tas 20 Juta atau Barang Mewah Lain, Pastikan Sudah Punya 5 Hal Ini
Jaket 33 juta, ikat pinggang 25 juta, jam tangan 21 juta, sepatu 13 juta, dan tas 20 juta? Boleh saja dipamerin. Iya dong, kan punya sendiri ini. Kalau punya barang mewah, ya bolehlah dipamerin. Nggak semua orang punya kan? Zaman media sosial begini, bebas.
Tapi awas, pamernya jangan kelewatan, apalagi sampai bilang yang enggak bisa beli tas 20 juta itu orang miskin. Mana tahu, orang-orang yang dibilang miskin ternyata malah seorang “pemilik” perusahaan-perusahaan kelas kakap yang punya nilai likuiditas tinggi di Bursa Efek Indonesia?
Yes, kita semua juga boleh pamer barang mewah apa pun yang kita punya, asalkan sudah punya juga beberapa hal berikut ini.
5 Hal yang harus dipastikan dulu sebelum pamer barang mewah di media sosial
1. Utang lunas
Sudah tahu kan, kalau ada 2 jenis utang? Yes, utang produktif dan utang konsumtif. Utang produktif terjadi kalau kita berutang untuk barang atau sesuatu yang di kemudian hari akan menghasilkan uang lagi untuk kita. Utang konsumtif adalah utang yang kita lakukan demi membeli sesuatu yang tidak akan menghasilkan uang kembali, malahan justru menurun nilainya. Termasuk barang mewah nih, biasanya.
So, mau pamer tas 20 juta? Ya, nggak masalah. Pastikan saja tas 20 juta itu bukan tas yang dibeli dengan utang kartu kredit, yang dibayarnya dengan minimum payment, dan sampai bertahun-tahun nggak lunas juga.
2. Rajin berinvestasi
So, mau pamer punya tas 20 juta? Boleh, boleh. Tapi, pastikan juga rajin berinvestasi dan perbarui portfolionya.
Belum tahu saham apa saja yang oke? Tenang, kita bisa kok belajar, mulai dari berkenalan dulu, lalu belajar menganalisis, dan akhirnya coba simulasi. Kalau sudah oke, baru deh beli saham. Pastinya kita sudah bisa punya bekal pengetahuan, saham mana saja yang sekiranya bisa mendatangkan keuntungan.
Untuk belajar step by step, kita bisa belajar dari ahlinya langsung, yaitu The Indonesia Capital Market Institute atau TICMI. Ada lo kelasnya di setiap Senin, silakan cek di jadwal kelas finansial online ya.
3. Punya properti
Meski usia masih muda (mungkin juga masih tinggal dengan orang tua), sebisa mungkin deh sudah (mulai) punya properti. Terutama buat yang termasuk generasi millenial dan gen Z nih, lantaran gaya hidup mereka ini disinyalir sudah tinggi sejak lahir.
Ya, kayak pergi ke sekolah aja outfitnya sampai 100 juta, contohnya. Uang 100 juta bisa banget untuk DP KPR ya kan?
Mungkin rumah orang tua memang besar, cukup bisa menampung sampai belasan orang, pun nanti jika masing-masing sudah menikah dan punya anak. Tetapi punya properti sendiri merupakan simbol kemandirian kita lo.
Jadi, jangan sampai bikin prediksi banyak orang tentang para millenial yang enggak bakalan bisa punya properti sebagai salah satu instrumen investasi karena lebih memilih bergaya hidup mewah terbukti ya.
4. Punya proteksi
Punya tas 20 juta dan barang mewah lainnya nggak akan ada artinya jika kita nggak punya proteksi. Coba bayangkan deh, sudah kerja keras tapi nggak punya asuransi jiwa atau asuransi kesehatan.
Kalau misalnya sakit lalu harus rawat inap, kira-kira rumah sakit mau dibayar pakai tas mahal enggak ya? Kayaknya enggak kan ya? So, mending lengkapi asuransinya, mulai dari asuransi jiwa hingga asuransi kesehatan.
Yang asuransi kesehatan, jangan lupa sertakan juga semua anggota keluarga kita ya.
5. Ikut seri kelas finansial online QM Financial
Apalah arti punya banyak barang mewah tapi di baliknya tersembunyi pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga yang acak adut?
Punya uang 20 juta? Sebelum dibelikan tas, coba deh dipakai dulu buat ikutan kelas-kelas finansial online-nya QM Financial. Per seri kelasnya terjangkau banget kok, nggak sampai jutaan. Dua puluh juta dipakai buat mengupgrade diri di QM Financial mah bisa berapa ronde tuh, dan masih sisa.
Kalau sudah ikut semua kelasnya, boleh banget dipamerin lo di media sosial. Jangan lupa tag QM Financial ya!
Nah, sudah punya kesemua 5 hal di atas? Sok atuh, pamerin semua “barang mewah” yang sudah dipunya itu di media sosial! Tapi sebaiknya juga jangan asal pamer, ajak dan berikan inspirasi pada semua orang untuk ikuti jejakmu.
#FinClic Hindari Tips Ngaco Membeli Reksa Dana
Financial Clinic (FinClic) merupakan sebuah talkshow radio pada tahun 2006 di salah satu stasiun radio di Jakarta. Kemudian berkembang menjadi FinClic seminar series, FinClic Tweet series di twitter dan sekarang di Instagram.
Apakah Ligwina Hananto, lead financial trainer QM Financial anak reksa dana banget? “Well, enggak juga sih. Jadi kalau masih ada yang beraggapan kalau reksa dana di bawah saham, let me tell you something, saham itu di bawah bisnis. Jadi, kalau mau main “kasta-kastaan”, sebenarnya hierarki tertinggi adalah menjadi pemilik dari berbagai bisnis. Jangan setia pada produk, setialah pada tujuan finansial. Kalau produk cocok dengan tujuan finansial ya dipakai, kalau tidak ditinggalkan,” ujarnya.
Karyawan Mempunyai Penghasilan Tambahan? Inilah 5 Alasan Mengapa Sebaiknya Diperbolehkan
Sudah mendapatkan gaji tetap, tapi kenapa sih selalu ada karyawan yang punya penghasilan tambahan di luar kantor? Apakah karena gajinya tidak cukup?
Sebenarnya, bukan masalah gaji yang tak cukup. Banyak karyawan yang menduduki posisi jabatan tinggi, yang berarti bergaji tinggi pula, mempunyai pekerjaan dan bisnis sampingan–selain pekerjaan utama di kantor–yang memberikan penghasilan tambahan.
Lalu, apa sebenarnya alasan mereka punya pekerjaan sampingan? Ternyata, ada banyak alasan baik yang membuat para karyawan mencari penghasilan tambahan, dan justru ini sangat bagus tak hanya bagi mereka, tapi juga bagi perusahaan tempat si karyawan tersebut bekerja lo.
Mari kita lihat.
5 Alasan Sebaiknya Perusahaan Memperbolehkan Karyawan Punya Penghasilan Tambahan
1. Lebih produktif dan semangat
Setiap hari datang ke tempat yang sama, berada di ruangan yang sama, menghadapi berbagai masalah pekerjaan dan job description yang sama, bisa membuat seorang karyawan jenuh.
Dengan mempunyai sesuatu yang lain yang bisa dikerjakan dengan cara yang berbeda dan bisa menghasilkan tentu akan membuat karyawan menjadi lebih semangat dalam bekerja. Bisa jadi, meski ada pekerjaan tambahan yang harus dilakukannya, ia justru akan semakin produktif. Apalagi jika pekerjaan sampingan yang dilakukannya bisa sejalan dan mendukung pekerjaan utama.
Selain itu, dengan kemajuan teknologi di zaman sekarang, banyak pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan menggunakan internet saat weekend. Dengan demikian, jam kerja juga tak terganggu bukan?
2. Karyawan punya tujuan keuangan yang baik
Jika seseorang punya tujuan keuangan yang jelas, maka ia pun akan berusaha lebih keras mencari jalan untuk mencapainya.
Begitu juga dengan karyawan. Seorang karyawan yang mempunyai tujuan keuangan yang baik, maka ia akan mengelola gajinya dengan baik pula. Semakin baik ia mengelola gaji, maka ia akan terpacu untuk mencari jalan supaya tujuan keuangan bisa dicapainya dengan lebih cepat.
Salah satu cara agar cepat mencapai tujuan keuangan, maka ia akan mencari penghasilan tambahan.
Bagaimana jika hal ini dilihat dari sisi pekerjaan utama? Pasti akan membawa pengaruh yang baik juga, karena dengan mempunyai tujuan keuangan yang jelas, karyawan akan mempunyai motivasi untuk menunjukkan kinerja yang meningkat dari waktu ke waktu.
3. Membuktikan kemampuan dan aktualisasi diri
Memiliki bisnis ataupun pekerjaan sampingan tak hanya selalu berhubungan dengan uang. Bisa saja pekerjaan sampingan ini lebih berhubungan dengan wujud aktualisasi diri.
Misalnya saja, seorang karyawan di perusahaan tertentu, dan di luar pekerjaan utamanya ia juga menulis buku. Ada pula karyawan yang juga menjadi instruktur atau personal trainer olahraga, dan lain sebagainya.
Tipe karyawan yang punya keinginan untuk lebih banyak mengaktualisasi diri begini biasanya adalah mereka yang menekuni hobi secara mendalam. Dari situlah, ia punya passion yang mungkin kurang bisa ditekuni di pekerjaan utama, sehingga ia menyalurkannya di luar dan bisa memberikan penghasilan tambahan.
Jika ada hal-hal di kantor yang sesuai dengan passion si karyawan, perusahaan bisa mempertimbangkan untuk memanfaatkannya juga, bukan? Misalnya, ada karyawan yang juga seorang instruktur olahraga. Mengapa tak membuat agenda untuk berolahraga bersama di setiap hari tertentu dengan si karyawan sebagai instrukturnya? Selain bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan, kegiatan olahraga bareng ini juga akan menambah rasa kebersamaan semua karyawan.
4. Demi keamanan finansial
Siapa yang bisa meramalkan masa depan?
Begitu pun dengan kelangsungan bisnis perusahaan, sangat tergantung pada kemampuan para individu yang ada di dalamnya, juga bergantung pula pada kondisi ekonomi, sosial politik, persaingan bisnis, dan hal-hal lain yang tak bisa diprediksikan.
Tak ada karyawan yang benar-benar aman dari ancaman PHK, bahkan mereka yang sudah menduduki posisi jabatan yang tinggi sekalipun.
Jika karyawan punya penghasilan tambahan dari luar pekerjaan utamanya di kantor, tentu hal ini akan membuat mereka lebih aman jika sewaktu-waktu ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Apalagi jika ditambah dengan training keuangan, mereka pun bisa menyisihkan sedikit uang agar punya dana darurat.
5. Persiapan masa pensiun
Salah satu cara agar punya dana pensiun yang stabil adalah dengan membangun bisnis sampingan sejak awal. Ini jugalah yang menjadi alasan banyak karyawan mulai merintis bisnis dan mendapatkan penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama.
Banyak orang berusaha mempertahankan gaya hidup sebelum pensiun saat sudah mulai memasuki masa pensiun nanti. Kalau dana pensiunnya tidak direncanakan sejak awal, hal ini tentunya akan sangat sulit diwujudkan. Menjalankan bisnis sampingan bisa menjadi salah satu cara yang efektif.
Melihat beberapa alasan di atas, sudah pasti kan, bahwa akan baik bagi perusahaan untuk memperbolehkan karyawannya memiliki penghasilan tambahan di luar gaji utamanya.
Selain mengizinkan adanya penghasilan tambahan ini, pihak perusahaan juga dapat memberikan training keuangan bagi karyawan agar mereka semakin merasa aman dalam bekerja. Keseimbangan antara pekerjaan utama dan bisnis sampingan mereka pun akan terjaga.
Anda dapat mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Jadi Pebisnis Berawal Dari Nge-blog!
Kamu pernah merasa kagum dengan blogger yang di media sosialnya penuh dengan foto saat liburan? Dulu, menjadikan blog sebagai pekerjaan mungkin sama sekali belum terpikirkan tapi sekarang, blogger pun bisa menjadi pebisnis! Sama seperti halnya dengan Aliya Muafa, seorang travel blogger yang memulai bisnisnya sendiri sejak November 2011.