5 Kebijakan Perusahaan yang Perlu Dimiliki Terkait Kembalinya Karyawan ke Kantor
Indonesia sudah mulai memasuki masa new normal. Namun, kita harus paham bahwa hal ini bukan karena virus corona sudah dapat dikendalikan, tetapi lebih demi alasan ekonomis. Karena itu, perlu adanya beberapa penyesuaian kebijakan perusahaan terkait kembalinya para karyawan ke kantor.
Tentu saja kita enggak mau kan, karyawan kembali bekerja dengan perasaan waswas terekspos pada COVID-19? Kebayang deh, jika karyawan tak merasa aman dan nyaman dalam bekerja, mereka pasti nggak akan bisa produktif.
Jadi, apa saja yang harus diperhatikan oleh perusahaan terkait pemberlakuan the new normal ini?
5 Kebijakan Perusahaan yang Perlu Diambil di Masa New Normal
1. Berikan jaminan keamanan dengan melengkapi sarana sesuai protokol kesehatan
Ada beberapa hal terkait protokol kesehatan yang harus dipatuhi baik oleh pekerja maupun pemberi kerja selama masa new normal ini. Simak dalam infografis yang diambil dari situs Kompas.com ini ya.
Nah, merujuk pada beberapa protokol kesehatan di atas, beberapa kebijakan perusahaan pun harus diambil agar sesuai. Di antaranya:
- Mengatur jarak antarmeja kerja karyawan, agar satu sama lain tetap bisa menjaga jarak setidaknya 1 meter.
- Penyediaan alat-alat kebersihan dan kesehatan yang lengkap di kantor, mulai dari menyediakan masker kain, face shield, hand sanitizer, hand soap, tirai mika, thermogun, dan lain-lain.
- Pastikan area kerja dibersihkan secara menyeluruh dan rutin setiap pagi dan sore.
Penyediaan alat dan penyesuaian area kerja agar sesuai dengan protokol kesehatan ini tentunya enggak mudah dan butuh waktu. So, koordinasikan dengan tim terkait agar segera bisa direalisasikan ya.
Adalah penting untuk memberikan jaminan keamanan dan kesehatan untuk para karyawan ketika mereka sudah kembali beraktivitas di kantor, agar kinerjanya tetap terjaga dan produktif, tanpa perasaan waswas.
2. Beri keleluasaan untuk work from home, terutama jika karyawan merasa kurang enak badan
Tubuh yang kurang fit akan dengan mudah terpapar oleh virus. Tak hanya tak aman untuk diri sendiri, hal ini juga untuk melindungi karyawan yang lain, agar tak tertular apalagi jika penyebab tak enak badan ini adalah virus (jenis apa pun).
Karena itu, berikan kelonggaran bagi karyawan yang merasa badan kurang fit untuk bekerja dari rumah. Buat SOP yang resmi dan jelas mengenai kebijakan perusahaan yang satu ini, agar dapat dipahami oleh semua karyawan.
3. Berikan benefit tambahan
Adalah penting bagi karyawan dan siapa pun yang berada di kantor untuk menjaga kesehatannya masing-masing. Maka, pastikan mereka memiliki gaya hidup bersih dan sehat–terutama selama para karyawan ini berada di kantor.
Beberapa benefit bisa ditambahkan–selain benefit yang sudah ada sebelumnya, seperti tunjangan kesehatan dan penggantian obat–dalam kebijakan perusahaan. Misalnya saja, penyediaan vitamin secara gratis untuk seluruh karyawan. Atau penyediaan buah-buahan di hari-hari tertentu.
Atau, usahakan katering kolektif, yang vendornya diseleksi dengan ketat. Pastikan menu-menu yang disiapkan sesuai dengan syarat gizi dan nutrisi yang dianjurkan. Kalau ada karyawan yang punya usaha sampingan berupa katering, nah, lumayan juga tuh. Sekalian mendukung bisnisnya kan? Nggak ada salahnya juga kok.
Di hari-hari tertentu di setiap minggu atau bulan, adakan olahraga bareng, tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Misalnya, yoga bareng, atau senam di halaman kantor dengan mendatangkan instruktur khusus. Hmmm, bisa dijadikan sebagai agenda tetap yang seru, ya kan?
4. Kurangi acara/event offline
Terutama sih yang menuntut banyak kontak fisik. Jika sebelumnya sudah sering meeting online, maka ada baiknya kebijakan perusahaan disesuaikan agar kebiasaan ini diteruskan saja, alih-alih mengadakan meeting offline dalam ruangan tertutup.
Begitu juga dengan training-training yang diadakan untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Jika sebelumnya diadakan secara offline, sekarang juga bisa diadakan secara online.
Salah satunya training keuangan. QM Financial bisa banget lo, diminta untuk memberikan edukasi literasi keuangan untuk karyawan melalui online training. Kami punya fasilitasnya dan tentu saja materi yang sangat applicable, terutama dalam rangka mengelola keuangan pribadi di masa new normal yang serbaberubah seperti ini. Jika tertarik, sila langsung kirim pesan WhatsApp ke 0811 1500 688 ya.
5. Kurangi jam kerja/shift
Sebisa mungkin kebijakan perusahaan harus disesuaikan juga terkait panjangnya jam kerja. Mungkin bisa tetap nine to five, seperti sebelumnya, hanya saja harus meniadakan lembur.
Efektifkan waktu kerja siang untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga ketika waktunya pulang, karyawan dapat beristirahat dengan cukup tanpa terbebani oleh pekerjaan yang tertunda.
Jika memang harus ada shift, pastikan karyawan yang bekerja harus yang berusia kurang dari 50 tahun, sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Masukkan hal ini dalam SOP, sehingga setiap karyawan paham betul mengenai kebijakan perusahaan yang satu ini.
Nah, semoga kita semua selalu diberik kesehatan ya, sehingga bisa bekerja dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pengin Kerja di BUMN, Ketahui Dulu 5 Fakta Ini!
Sejumlah BUMN membuka lowongan kerja besar-besaran lagi tahun ini. So, buat kamu-kamu para fresh graduate yang pengin kerja di BUMN, segera siap-siap pantengin website perusahaan incaran kamu, dan jangan lupa juga untuk follow akun-akun media sosial resminya.
Menurut situs Detik Finance, tak kurang dari 11.000 karyawan baru dibutuhkan dalam seleksi program perekrutan bersama BUMN tahun 2019 ini. Sementara batch pertama sudah digelar sekitar bulan Maret 2019 lalu, batch kedua akan digelar akhir tahun 2019 ini. Meski, menurut keterangan Direktur Eksekutif Forum Human Capital Indonesia (FHCI) Sofyan Rohid, prioritas akan dilakukan dulu pada mereka yang belum terjaring di perekrutan batch pertama, tapi negara tetap akan membutuhkan banyak pelamar kerja baru di batch kedua.
Wah, siap-siap sejak sekarang deh, bagusnya!
Tapi, sebelum kamu benar-benar melamar kerja di BUMN, ada baiknya untuk mengetahui dulu beberapa hal berikut ini.
1. Gaji besar?
Kerja di BUMN barangkali memang jadi mimpi sebagian besar fresh graduate, jurusan apa pun universitas mana pun. Selain banyaknya fasilitas dan benefit yang ditawarkan, gaji yang diterima juga rata-rata lebih tinggi daripada perusahaan swasta.
Untuk program perekrutan bersama tahun ini, gaji yang ditawarkan mulai dari Rp6 juta hingga Rp8 juta. Ini termasuk lumayan banget buat fresh graduate ya. Besar kecil, itu akan kembali ke masing-masing orang. Karena, percuma juga punya gaji puluhan juta tapi enggak bisa mengelolanya dengan baik. Tetap saja enggak akan pernah cukup.
Tapi, dengan pengetahuan literasi yang baik, pengelolaan yang bijak, gaji berapa pun seharusnya ayo aja, apalagi buat para fresh graduate yang notabene belum punya tanggungan apa-apa.
Seiring waktu, dengan lebih banyaknya pengalaman selama kerja di BUMN, pastinya gaji, tunjangan, dan benefit lain akan menyesuaikan. Sekali lagi, kembali lagi pada kita. Kita mampu enggak menunjukkan kinerja yang baik?
2. Terbuka kesempatan berkarier bagi penyandang disabilitas
Saat program perekrutan bersama BUMN ini digelar awal tahun lalu, sudah diumumkan bahwa negara membuka kesempatan juga bagi para penyandang disabilitas untuk kerja di BUMN.
Wah, pastinya ini berita yang sangat baik ya? Memang seharusnyalah para penyandang disabilitas juga diberi kesempatan seluas-luasnya untuk bisa kerja di mana saja, sesuai cita-cita, impian, dan kemampuan mereka.
Beberapa BUMN yang membuka kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas antara lain Bank Mandiri, PT Industri Kereta Api, Angkasa Pura, Wijaya Karya, Pelabuhan Indonesia, Hotel Indonesia Natour, Perusahaan Listrik Negara, Telekomunikasi Indonesia, dan masih banyak lagi.
Yuk, langsung cus kepo di Google dan website BUMN yang kamu incar ya!
3. Fasilitas-fasilitas yang akan didapatkan
Kerja di BUMN berarti akan menerima pula beberapa fasilitas yang bisa menyejahterakan hidup kita.
Mulai dari fasilitas kredit rumah. Bagi kamu yang pengin punya rumah sendiri, biasanya perusahaan akan menyediakan pinjaman dengan bunga yang sangat lunak–lebih rendah dari KPR bank–dengan sistem potong gaji. Tentu saja ada syarat dan ketentuan berlaku ya.
Kamu juga akan menikmati gaji ke-13 dan gaji ke-14 (Tunjangan Hari Raya) selayaknya Aparatur Sipil Negara (ASN) pada umumnya. Belum lagi biasanya ada asuransi kesehatan juga untuk karyawan, dan keluarganya.
Nah, dengan segala bonus dan tunjangan itu, sekarang tinggal bagaimana kita mengaturnya saja bukan? Jangan sampai, sudah kerja di BUMN, menduduki jabatan tinggi, tapi rumah tetap ngontrak, enggak punya tabungan, bahkan sampai utang ke rentenir. Aduh.
Hidup sebagai karyawan BUMN itu sudah enak banget lo! Kalau jadinya tetap hidup susah, berarti pasti ada yang salah deh.
4. Dana pensiun terjamin, tapi ….
Begitu juga dengan dana pensiun. Kerja di BUMN otomatis akan diikutkan di program Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan.
Tapi, meski sudah punya Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua, ada baiknya juga sih kamu melengkapinya dengan dana pensiun ala kamu sendiri. Ingat, saat nanti sudah pensiun, paling banyak kita hanya bisa menerima 38% saja dari gaji terakhir yang kita terima lo! So, yakin nih, bakalan bisa pensiun dengan sejahtera?
Kalau enggak, ya berarti harus tetap membuat dana pensiun sendiri. Ada banyak cara, misalnya nabung di deposito, investasi di reksa dana, atau malah nabung saham saja sekalian.
Secara reguler, QM Financial punya jadwal kelas finansial online untuk membahas topik investasi, baik di reksa dana, saham, bahkan sampai P2P Lending. Dan, secara periodik, QM Financial juga punya elective class untuk membahas dana pensiun secara lengkap. Bahkan dengan simulasi dan cara menghitungnya lo.
Coba follow akun Instagram QM Financial supaya enggak ketinggalan update ya!
5. Tersedia beasiswa bagi yang ingin melanjutkan studi
Nah, yang terakhir ini nih enggak kalah penting. Jenjang karier yang jelas memang menjadi daya tarik utama bagi para pencari kerja untuk dapat kerja di BUMN.
Bagi yang ingin mencapai jenjang karier lebih tinggi (yang berarti juga jaminan kenaikan gaji), disediakan beasiswa untuk melanjutkan studi. Tak hanya beasiswa untuk menyelesaikan studi S1, bahkan ada perusahaan yang menawarkan beasiswa bagi karyawan yang ingin melanjutkan studi ke S2 dan S3.
Jadi, gimana nih? Pasti tambah tertarik deh untuk bisa kerja di BUMN ya?
Good luck ya!
5 Langkah Mengendalikan Turnover Karyawan untuk Kestabilan Bisnis Perusahaan
Karyawan merupakan aset perusahaan yang harus dijaga, dikembangkan, dan dirawat. Pasti semua setuju ya, dengan hal ini? Sudah berusaha merawatnya–misalnya dengan memberikan gaji dan tunjangan yang baik–tapi kenapa masih tetap terjadi turnover karyawan yang tinggi?
Well, penyebabnya bisa bermacam-macam. Beberapa penyebab turnover karyawan, seperti yang dipaparkan dalam sebuah artikel di situs HRDive, di antaranya:
- Lack of belonging: kurangnya rasa memiliki dari karyawan terhadap perusahaan.
- Lack of confidence in company leadership: kurang percayanya karyawan terhadap manajemen dan kemampuan memimpin atasan mereka di kantor.
- Bad first impressions: kesan pertama kurang menggoda–eh ini sih iklan parfum ya?
Selain ketiga sebab di atas, bisa jadi turnover karyawan terjadi karena adanya perubahan perilaku angkatan kerja millenial yang punya mindset berbeda dengan angkatan kerja-angkatan kerja sebelumnya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan terkait turnover karyawan ini? Tak mungkin kan, akan dibiarkan tetap tinggi? Mesti segera merumuskan langkah-langkah untuk menurunkannya segera, karena turnover karyawan yang tinggi bisa memengaruhi kestabilan bisnis perusahaan.
Berikut beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk memperbaiki tingkat turnover karyawan agar kestabilan bisnis perusahaan terjaga
1. Rekrut yang sesuai kebutuhan
Pertama-tama, perlu dipahami, bahwa tak hanya karyawan dengan kualitas terbaik saja yang harus direkrut oleh perusahaan, tetapi mereka yang punya kemampuan sesuai yang dibutuhkan. Karena terbaik belum tentu punya skill yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Jikalau antara karyawan dan perusahaan saling membutuhkan, maka sudah pasti, akan ada ikatan emosional dan profesional yang terjalin kuat antara keduanya.
Nah, proses ini akan dimulai sejak perusahaan merekrut atau hiring karyawan sedari awal, meliputi:
- Bagaimana menentukan employer branding, tentang gaji dan benefit yang bisa ditawarkan pada calon karyawan, kejelasan jenjang karier, budaya kerja yang suportif, dan sebagainya.
- Memetakan kebutuhan perusahaan. Ada survei yang menyebutkan, bahwa perusahaan yang memperkerjakan karyawan berlatar belakang, pendidikan dan karakter yang beragam terbukti bisa meningkatkan kinerja secara keseluruhan sebesar 35% ketimbang perusahaan dengan karyawan homogen.
- Persiapan rekrutmen, yang disesuaikan dengan kebutuhan; seperti perlukan tes tertulis, psikotes, dan seterusnya?
- Evaluasi dan shortlisting, memilih kandidat-kandidat yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Dengarkan kebutuhan mereka
Setelah merekrut dan hiring karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, selanjutnya perusahaan harus membuka telinga untuk mendengarkan kebutuhan karyawan sehingga mereka bisa memberikan kinerja yang baik.
Dengan mendengarkan aspirasi karyawan, perusahaan akan lebih mudah menjalin komunikasi dan keterikatan, sehingga bisa membangun loyalitas karyawan dan tingkat turnover karyawan bisa dikurangi.
3. Berikan fasilitas yang dibutuhkan
Karyawan akan bisa bekerja dengan lancar, kreatif, dan produktif jika mereka didukung oleh fasilitas yang memadai.
Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan, dan saya mesti membawa laptop sendiri setiap kali ke kantor. Sebagai desainer produk inhouse, saya justru enggak mendapatkan jatah PC, karena dianggap desain bisa dengan sketsa tangan. Kalau laptop rusak, ya saya harus memperbaiki sendiri, atau minta tolong sama tenaga IT lepasan yang biasa dipanggil kantor kalau ada apa-apa. Oke sih kalau bisa diperbaiki sekalian, sayangnya kadang ya selesainya lama banget, sedangkan saya keburu butuh untuk bekerja.
Ya, saat itu, saya mencoba bertahan beberapa lama sih, tapi ya sambil mencari peluang lain. Begitu ada kesempatan lebih baik, saya pun resign.
Alat-alat kerja ini kadang memang disepelekan, apalagi jika sejak awal memang ada persyaratan rekrutmen yang mewajibkan calon karyawan punya alat kerja sendiri. Tentunya ini tergantung kebijakan perusahaan, tetapi karyawan yang difasilitasi dengan baik biasanya akan timbul rasa memiliki terhadap perusahaan di mana ia bekerja.
So, alat-alat kerja yang lengkap ini penting untuk dilengkapi, jika ingin menekan tingkat turnover karyawan. Demikian pula dengan ruang kerja dan lingkungan yang sehat serta nyaman juga harus menjadi prioritas.
4. Beri apresiasi
Bonus dan bentuk-bentuk reward lainnya bisa menjadi salah satu cara juga untuk menekan turnover karyawan. Karyawan yang merasa dihargai kerja kerasnya–tanpa perlu diminta–akan loyal dan selalu berusaha memberikan hasil terbaik untuk perusahaan.
Bentuk bonus dan reward ini bisa bermacam-macam. Yang sudah umum diberikan misalnya seperti bonus tahunan, THR, atau bagi hasil. Pastinya semua sudah dibicarakan dan disepakati di awal antara perusahaan dengan karyawan.
Reward bisa juga dalam bentuk car ownership program. Atau yang sangat lazim, liburan karyawan bareng.
5. Beri kesempatan untuk mengembangkan diri
Selain bonus, reward, fasilitas dan berbagai benefit, tingkat turnover karyawan juga bisa ditekan dengan memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan diri menambah skill dan wawasan mereka, dengan memberikan pelatihan misalnya.
Ada banyak pelatihan karyawan yang bisa diberikan. Mulai dari training untuk orientasi perusahaan, training kepemimpinan dan manajerial, hingga training keuangan.
Nah, khusus untuk training keuangan, ini penting banget ya. Karena, sudah tahu pasti kan, bahwa karyawan yang bebas masalah keuangan pribadi adalah karyawan yang happy dan produktif dalam bekerja.
Khusus untuk training keuangan, Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, sebuah program pelatihan interaktif untuk karyawan yang disusun bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial perusahaan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Demikian beberapa hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk memperbaiki tingkat turnover karyawan, sehingga stabilitas bisnis perusahaan terjaga dengan baik.
Semoga bermanfaat ya.
5 Alasan Mengapa HR Harus Menjadikan Kesejahteraan Karyawan sebagai Fokus Perhatian?
Sedari kemarin ngobrolin soal tunjangan serta berbagai fasilitas demi meningkatkan kesejahteraan karyawan terus kita ya? Tapi, lupa ngobrolin soal kenapa sih kesejahteraan karyawan itu begitu penting untuk diperhatikan? Mesti bayar tunjangan ini-itu, kasih fasilitas ina-inu, bukankah malah jadi memberatkan cash flow perusahaan?
Ya memang. Ada beban cash flow dan biaya operasional deh jadinya, kalau perusahaan harus menjamin kesejahteraan karyawan tuh. Kalau dihitung-hitung mungkin bisa hampir sebesar biaya produksi, kali ya? Belum lagi, nambah-nambahin beban tugas para staf HR ya?
Tapi memang, kesejahteraan karyawan seharusnya menjadi fokus perhatian divisi HR dalam suatu perusahaan. Selain–ya namanya juga Human Resources kan ya?–untuk membantu meningkatkan kinerja masing-masing karyawan, hal ini juga demi perputaran bisnis perusahaan itu sendiri.
Jadi, meski nggak berhubungan langsung dengan proses produksi bisnis, namun HR ini sangat penting artinya dalam struktur perusahaan.
Mari kita lihat, apa pentingnya kesejahteraan karyawan yang terjamin bagi perusahaan. Setidaknya ada 5 alasan lo!
1. Kesejahteraan yang baik akan menarik karyawan baru, dan mempertahankan karyawan lama
Sering banget kalau lagi kongko bin nongkrong bareng teman-teman dekat, kita jadi tukar pengalaman kerja di kantor masing-masing. Kadang ada aja yang mengeluh, kantornya kurang begini-begitu terhadap karyawan, hingga membuat yang curhat merasa perlu untuk coba cari peruntungan di perusahaan lain yang kesejahteraannya lebih terjamin.
Kasus lain lagi, dulu pas zaman masih lamar-lamar lowongan, berbagai fasilitas yang ditawarkan menjadi daya tarik tersendiri lo. Misalnya, wih, dapat uang transport dan pulsa, disediakan kendaraan, meski kerjaan hanya sales door to door. Lumayan juga, buat ngelatih mental.
Atau misalnya, ada lowongan staf administrasi. Fasilitasnya, dapat laptop. Wah, dijamin deh, bakalan banyak yang lamar.
Yep, kesejahteraan karyawan yang baik bisa menentukan karyawan lama akan betah tinggal, pun bisa menarik angkatan kerja baru. Nggak heran kan, kalau lagi ada job fair, booth-booth yang diisi oleh bank paling laris diserbu? Ya karena kalau kita kerja di institusi keuangan seperti bank, akan ada buanyak banget fasilitas yang diberikan. Ini sudah rahasia umum.
2. Kesejahteraan yang baik akan meningkatkan produktivitas karyawan
Karyawan yang merasa diperhatikan oleh perusahaan pasti akan “membalas” perhatian tersebut dengan memberikan performa terbaiknya.
Tentu saja ini bagi karyawan yang memang bertanggung jawab ya. Meski kadang ada beberapa oknum pekerja yang nakal, tapi biasanya inilah yang terjadi. Jaminan kesehatan serta penghidupan yang layak dapat memacu karyawan untuk memberikan hasil terbaik.
3. Kesejahteraan yang baik akan menekan persentase ketidakhadiran
Ketidakhadiran karyawan di kantor memang bisa disebabkan oleh banyak alasan; mulai dari izin karena ada acara keluarga ataupun sakit. Satu dua hari izin nggak masuk sih masih wajar. Tapi kalau dalam satu bulan efektif kerja, ketidakhadirannya sampai 50%, maka kemungkinan sih ada sesuatu yang salah.
Berbagai bentuk tunjangan dan fasilitas kesehatan yang diberikan oleh kantor bisa menekan persentase ketidakhadiran karyawan karena sakit. Tunjangan dan fasilitas ini tak melulu berupa uang penggantian pengobatan ataupun BPJS lo! Ada banyak hal lain yang bisa diberikan demi menjamin kesehatan karyawan. Misalnya, tersedianya pusat kebugaran mini di kantor, ruang kerja yang nyaman, dan lain sebagainya.
Kesehatan karyawan baik, mereka terhindar dari penyakit, ketidakhadiran pun bisa ditekan, produktivitas meningkat.
4. Kesejahteraan yang baik akan mengurangi konflik
Kesejahteraan karyawan yang tidak terjamin akan berisiko meningkatkan konflik di kantor, baik antarkaryawan, maupun dengan pihak manajemen. Apalagi jika kesejahteraan tersebut tidak diberikan secara merata. Wah, bisa-bisa hubungan antarkaryawan jadi nggak harmonis.
Ya, ini jelas akan membawa pengaruh buruk pada jalannya bisnis perusahaan. Bagaimana bisa berkembang, jika para karyawannya tidak bisa saling bekerja sama kan?
Namun, dengan kesejahteraan yang baik, perusahaan dapat menjamin bahwa konflik-konflik bisa diminimalkan, sehingga kerja sama karyawan jadi terbangun dengan apik.
5. Kesejahteraan yang baik memberikan jaminan keamanan
Siapa sih yang mau kerja di kantor yang bikin insecure? Apakah kita akan aman dan nyaman bekerja, kalau dihantui perasaan waswas, seperti munculnya pertanyaan, “Kok sekarang gajinya makin terlambat ya? Jangan-jangan perusahaan lagi sulit kondisi keuangannya nih. Bisa-bisa bulan depan gulung tikar dong!” Bayangan PHK pun mulai membayangi.
Duh, siapa yang bisa bekerja dengan baik kalau dibayangi pikiran-pikiran negatif nan insecure begitu? Sepertinya nggak ada kan?
Karena itu, kesejahteraan karyawan ini sangat penting untuk menjadi fokus utama divisi HR demi memberikan perasaan aman bagi karyawannya.
Sebegitu pentingnya jaminan kesejateraan karyawan, karena itu ada baiknya mulai direncanakan mulai sekarang, program apa saja yang bisa diberikan oleh perusahaan untuk meningkatkannya. Perusahaan bisa mulai dari memberikan training keuangan bagi karyawan, karena karyawan yang terampil mengelola keuangan pribadi juga akan berpengaruh baik pada kinerjanya di kantor.
Yuk, segera hubungi nomor WA QM Financial di 0811 1500 688 (NITA), untuk bersama merencanakan training bagi karyawan Anda. Follow Instagram QM Financial juga untuk info-info kelas finansial online terbaru untuk pengelolaan keuangan pribadi yang bisa diikuti secara online dari mana pun.
3 Hal Penting tentang Kompensasi Karyawan yang Harus Diketahui Semua Orang
Sudah banyak hal sudah kita bahas; gaji, berbagai benefit yang diberikan oleh kantor, THR alias tunjangan hari raya, hingga company trip. Yups, kita sudah banyak membahas mengenai kompensasi karyawan.
So, dalam artikel ini kita akan bahas kompensasi karyawan secara keseluruhan, mulai dari pengertian hingga faktor-faktor yang memengaruhi pemberian kompensasi ini. Shall we?
Pengertian Kompensasi Karyawan
Kompensasi karyawan secara singkat bisa didefinisikan sebagai segala bentuk imbalan atas hasil kerja yang sudah diberikan oleh karyawan kepada perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pastinya tujuan diberikannya kompensasi karyawan ini adalah sebagai penghasilan dari karyawan sebagai individu yang berhak atas penghidupan yang layak, dan sebagai ikatan kerja sama antara perusahaan dan karyawan. Pemberian kompensasi ini juga merupakan pemenuhan kewajiban perusahaan terhadap karyawan, seperti yang sudah diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan yang disahkan oleh pemerintah.
Tujuan lainnya dari kompensasi karyawan antara lain:
- Memberikan motivasi lebih pada karyawan untuk memberikan hasil yang terbaik.
- Mencegah karyawan meninggalkan pekerjaannya.
- Memperbaiki dan meningkatkan disiplin kerja karyawan
- Bisa menjadi standar kualitas dan prestasi kerja
Jadi, segala macam–baik yang kasatmata ataupun tidak kasatmata–bentuk imbalan buat kita yang sudah bekerja di kantor itu bisa disebut sebagai kompensasi karyawan.
Lo, kok ada kasatmata tak kasatmatanya? Iya, bener kok itu. Mari kita lihat ke beberapa bentuk kompensasi yang diterima oleh karyawan.
Beberapa Bentuk Kompensasi Karyawan yang Diberikan oleh Perusahaan
Ada beberapa bentuk kompensasi karyawan yang diterimakan. Apa saja? Mari kita lihat.
1. Kompensasi langsung
Kompensasi karyawan ini adalah bentuk kompensasiyang langsung bisa dirasakan oleh karyawan. Biasanya juga disebut dengan kompensasi finansial, lantaran kompensasi ini diberikan dalam bentuk uang.
Kompensasi langsung ini berupa:
- Upah yang dibayarkan secara harian, ataupun gaji yang dibayarkan per bulan.
- Tunjangan-tunjangan, yang diberikan rutin–baik yang dihitung per kehadiran maupun yang tidak. Seperti tunjangan jabatan, tunjangan makan, transportasi, dan lain sebagainya.
- Reward dan bonus, yang diberikan tidak setiap bulan. Seperti Tunjangan Hari Raya, bonus tahunan, dan lain sebagainya.
- Insentif, yang diberikan pada karyawan khusus karena sudah memenuhi standar target kerja tertentu. Misalnya komisi untuk para sales yang mampu meraih angka deals tertentu.
- Fasilitas yang disediakan untuk memperlancar kerja karyawan
2. Kompensasi tidak langsung
Kompensasi karyawan tidak langsung merupakan kompensasi atau imbalan yang secara tidak langsung dirasakan oleh karyawan, meliputi benefit atau manfaat, dan pelayanan atau service.
Kompensasi tidak langsung ini bisa saja dalam bentuk finansial maupun kompensasi nonfinansial.
Kompensasi karyawan tidak langsung dalam bentuk finansial merupakan kompensasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup karyawan. Misalnya pemberian asuransi kesehatan yang akan memberikan perlindungan pada para karyawan dan juga anggota keluarganya, penyertaan karyawan di program dana pensiun, tunjangan perumahan, fasilitas peminjaman dana dengan bunga rendah, dan lain sebagainya.
Ada pula kompensasi karyawan tidak langsung yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan, misalnya seperti tunjangan pendidikan untuk meraih gelar lebih tinggi, pemberian training-training yang sesuai dengan kebutuhan karyawan, dan lain sebagainya.
Sedangkan, kompensasi karyawan tidak langsung nonfinansial bisa diberikan dalam bentuk liburan bareng, pemberian hak cuti–termasuk hak cuti hamil bagi karyawan wanita–pemakaian kendaraan kantor dalam car ownership program, ataupun pemenuhan fasilitas kantor terbaik agar karyawan semakin nyaman dalam bekerja.
Kriteria Pemberian dan Faktor yang Memengaruhi Kompensasi Karyawan
Kompensasi untuk karyawan ini memang merupakan kewajiban perusahaan dan menjadi hak bagi para karyawan. Namun, pemberian dan besarannya tentu ada aturannya.
Pemberian kompensasi karyawan ini seharusnya:
- Memadai, dalam arti harus memperhatikan tingkat taraf hidup normal yang berlaku saat itu, dan memenuhi aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
- Adil, dalam artian setiap karyawan berhak mendapatkan kompensasi tergantung jabatan, beban kerja dan tanggung jawab masing-masing.
- Efektif, dalam arti tidak berlebihan, seimbang dengan kinerja dan gaji/upah yang berlaku.
- Aman, dalam artian, kompensasi karyawan ini diberikan untuk membangkitkan rasa aman dan nyaman karyawan dalam bekerja sehari-harinya.
Lalu, faktor apa saja yang biasanya memengaruhi besaran kompensasi karyawan yang diberikan oleh perusahaan ini? Ada beberapa, mari kita lihat.
- Kemampuan untuk membayar. Ini menjadi faktor utama pastinya. Perusahaan pasti tidak akan membayar kompensasi melebihi kemampuan.
- Produktivitas dan kinerja karyawan, tentunya yang produktivitasnya lebih tinggi akan mendapatkan kompensasi yang lebih banyak ketimbang yang lainnya.
- Posisi, jabatan, dan beban kerja, semakin tinggi jabatan, semakin banyak beban kerja maka kompensasi yang diterima juga semakin besar.
- Peraturan pemerintah, yang berupa penetapan UMR dalam suatu wilayah.
Nah, sudah tahu serba-serbi kompensasi karyawan–mulai dari pengertian, jenis dan bentuknya, serta faktor-faktor yang memengaruhi pemberian dan besarannya–sekarang saatnya kita untuk tahu bagaimana cara terbaik untuk mengolah semua bentuk kompensasi itu, sehingga kita bisa memanfaatkannya untuk menaikkan kualitas hidup kita.
Untuk membantu karyawan Anda agar dapat mengoptimalkan kompensasi dan benefit yang didapat dari perusahaan, Anda dapat mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Bingkisan Lebaran untuk Karyawan – Perlukah? 5 Pertimbangan Berikut Bisa Membantu
Lebaran hampir datang. Sudahkah THR di tangan? Kalau sudah, mungkin para karyawan sekarang tinggal menunggu bingkisan Lebaran yang sering juga diberikan oleh perusahaan.
Di sini, kadang pertanyaan muncul. Sudah ada THR, masih perlukah ada bingkisan Lebaran lagi dari perusahaan untuk karyawan? Dobel dong–dobel senang untuk karyawan, dobel pusing untuk perusahaan. Hihihi.
Apakah pemberian bingkisan Lebaran ini wajib hukumnya? Jawabannya, tidak. Dalam peraturan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku, hanya dijelaskan mengenai Tunjangan Hari Raya, sedangkan kewajiban perusahaan untuk memberikan bingkisan Lebaran pada karyawan tidak pernah disebutkan. Karena itu, pemberian ini bersifat opsional, kembali pada kebijakan masing-masing perusahaan.
Namun, bingkisan Lebaran adalah tradisi. Sebuah perusahaan media di Dubai, Gulf News, pun memelihara tradisi untuk memberikan parcel pada seluruh karyawannya yang berjumlah ribuan ketika Lebaran tiba. Sang CEO menjelaskan, bahwa tradisi memberikan bingkisan Lebaran ini tak hanya sebatas memberikan penghargaan pada karyawan semata, namun lebih untuk menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan dan mempererat tali silaturahmi serta komunikasi antara pihak manajemen dengan karyawan perusahaan untuk jangka waktu yang panjang.
Hmmm, kalau dilihat dari sisi tersebut, memang benar adanya sih. Karyawan senang mendapatkan bingkisan, rasa percaya dan cinta pada perusahaan tempatnya bekerja akan tumbuh seiring waktu juga kan?
Nah, bagi perusahaan yang memang berencana untuk memberikan bingkisan Lebaran bagi karyawan, pastinya banyak pilihan parcel yang bisa dipertimbangkan ya? Mulai dari parcel Lebaran berisi makanan, bedding set, pecah belah, bahkan gadget. Semua tentu tergantung pada anggaran dan kebijakan perusahaan masing-masing.
Jika ada yang sampai dengan hari ini belum ada ide bingkisan Lebaran seperti apa yang pas untuk diberikan pada karyawan–sedangkan kalau mau paket makanan kok ya gitu-gitu aja–barangkali 5 pertimbangan berikut bisa membantu.
5 Pertimbangan Memilih Bingkisan Lebaran untuk Karyawan
1. Bermanfaat
Pertimbangan pertama untuk memilih item-item yang akan menjadi bingkisan Lebaran adalah manfaatnya bagi si penerima.
Nah, di sini yang paling mudah memang makanan, minuman, ataupun paket sembako. Tapi sebenarnya masih banyak opsi item bingkisan lain yang juga sama bergunanya, misalnya produk fashion untuk dipakai saat hari raya Lebarannya, atau kebutuhan rumah tangga, seperti cangkir, piring, stoples dan sebagainya. Hmmm, dikasih bingkisan Lebaran berisi skincare kayaknya juga nggak akan ditolak. Hihihi.
Yang pasti, pertimbangkan, supaya manfaatnya bisa dirasakan oleh si karyawan sendiri, keluarganya, ataupun dalam jangka panjang.
2. Tahan lama
Jika hendak membeli bingkisan Lebaran yang sudah jadi di toko-toko maupun supermarket, kita juga sebaiknya teliti. Coba perhatikan tanggal kedaluwarsanya, kemasannya apakah masih rapi masing-masing produknya, dan sebagainya.
Sudah tahu kan, banyak produk tak layak yang dikemas dijadikan parcel menjelang Lebaran begini? Jangan sampai nih, memberikan barang-barang yang sudah lewat waktu dikonsumsinya.
Jika memang belum kedaluwarsa, tetap perhatikan tanggalnya. Jangan terlalu mepet juga.
3. Berkualitas
Akan lebih baik jika bingkisan Lebaran ini terdiri atas item-item jumlahnya sedikit, tetapi kualitasnya bagus, ketimbang banyak tetapi kualitasnya meragukan.
Tujuan dari diberikannya bingkisan Lebaran ini kan untuk bersama berbagi kebahagiaan menjelang hari raya. Jangan sampai nih jadinya malah bikin orang bersungut-sungut dan mengeluh setelah menerima bingkisannya. Citra buruk akan melekat di benak penerima bingkisan.
Memang sih, ini ada kaitannya dengan rasa syukur, tapi tentunya akan lebih baik jika bisa memilih produk yang berkualitas, bukan? Manfaatnya pasti juga lebih banyak.
4. Beri beberapa opsi
Barangkali perusahaan Anda memperkerjakan ratusan karyawan, dan ada jatah bingkisan Lebaran untuk semuanya. Luar biasa yah?
Untuk jumlah karyawan yang besar, perusahaan bisa menyiapkan beberapa opsi bingkisan Lebaran sesuai posisi masing-masing karyawan, pun kebutuhannya. Jadi, bisa saja satu karyawan akan menerima bingkisan yang berbeda dengan yang lainnya.
Hal ini akan mempermudah perusahaan dalam menyiapkan bingkisan-bingkisan yang banyak itu. Nggak perlu pusing harus mencari item yang sama.
5. Anggarkan bujetnya sejak jauh hari
Seperti halnya Tunjangan Hari Raya–atau THR–akan butuh anggaran yang besar untuk menyiapkan bingkisan, apalagi kalau karyawannya banyak. Karena itu, perusahaan sebaiknya sudah menyiapkan anggaran ini jauh-jauh hari.
Dengan mempersiapkannya jauh hari pula, perusahaan dapat memilih bingkisan apa yang paling pas untuk diberikan pada karyawan.
Nah, bagaimana nih? Sudah menemukan ide bingkisan Lebaran seperti apa yang hendak diberikan pada karyawan di perusahaan Anda? Atau Anda baru berencana untuk memberikan bingkisan tahun depan? Nggak masalah, malahan berarti ada waktu yang cukup longgar untuk mempersiapkannya.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
5 Komponen Gaji Karyawan yang Wajib Dicermati dan Diketahui
Setiap karyawan berhak menerima gaji. Gaji karyawan ini bisa saja berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung di mana ia bekerja, di bagian apa ia bekerja, lamanya bekerja, dan lain sebagainya. Banyak hal memang yang memengaruhi dasar perhitungan gaji karyawan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003,
Namun, yang pasti ada 5 komponen gaji karyawan yang biasanya tercakup setiap bulannya, yang wajib dicermati baik oleh perusahaan maupun oleh karyawan itu sendiri. Apa saja? Kita lihat yuk.
5 Komponen Gaji Karyawan yang Wajib Dicermati
1. Gaji pokok
Gaji pokok merupakan upah dasar yang diterima oleh karyawan, yang besarannya tidak boleh kurang dari 75% dari total gaji karyawan yang diterimakan. Hal ini juga diatur dalam undang-undang lo.
Gaji pokok ini biasanya ditentukan dengan mengacu pada UMR–atau upah minimum regional–dan disesuaikan pula dengan jabatan, wewenang, tanggung jawab serta jabatan karyawan tersebut. Selain itu, juga ada pertimbangan terkait kompetensi karyawan, yang bisa memengaruhi besaran gaji yang akan diterimanya.
2. Tunjangan Tetap
Tunjangan adalah tunjangan atau benefit yang diberikan pada karyawan bersama gaji yang besarannya tidak berubah, dan diberikan secara terus menerus selama karyawan tersebut bekerja di perusahaan yang sama.
Salah satu bentuk tunjangan tetap ini adalah tunjangan jabatan, yaitu tunjangan yang diberikan pada karyawan yang memangku jabatan tertentu dalam perusahaan. Besaran tunjangan jabatan akan tidak berubah, selama karyawan tersebut duduk di posisi yang sama. Jika ia dipromosikan ataupun harus mengalami demosi, maka tunjangan jabatan bisa bertambah, berkurang, atau bahkan hilang.
Selain itu, ada juga beberapa tunjangan yang sebenarnya tidak tetap, tapi menjadi tunjangan tetap jika diberikan secara kontinyu, tanpa memperhatikan–misalnya–kehadiran karyawan. Tunjangan transportasi misalnya. Jika tunjangan transportasi diberikan berdasarkan kehadiran karyawan, maka tunjangan tersebut adalah tunjangan tidak tetap. Tetapi jika diberikan dalam jumlah yang sama setiap bulan, tanpa memperhatikan jumlah kehadiran karyawan, maka tunjangan ini masuk ke dalam tunjangan tetap.
3. Tunjangan Tidak Tetap
Berkebalikan dengan tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap yang juga menjadi salah satu komponen gaji karyawan ini adalah tunjangan yang diberikan pada karyawan dengan memperhitungkan elemen-elemen tertentu sehingga besarannya bisa berubah setiap bulannya. Misalnya tergantung pada kehadiran karyawan, banyaknya laba yang bisa didapatkan oleh perusahaan, dan lain sebagainya.
Yang termasuk dalam tunjangan tidak tetap misalnya tunjangan transportasi dan tunjangan makan, yang dihitung berdasarkan presensi atau kehadiran karyawan di tempat kerja.
4. Uang Lembur
Selain adanya tambahan tunjangan tetap dan tidak tetap, ada uang lembur yang juga merupakan faktor penambah pada gaji karyawan.
Uang lembur adalah upah tambahan yang diberikan sebagai imbalan kerja yang dilakukan di luar jam kerja resmi. Uang lembur ini bisa diberikan setiap kali usai lembur, atau bisa juga ditambahkan ke dalam gaji karyawan yang diterima setiap bulan. Jumlah uang lembur yang diterima juga bisa berbeda-beda, tergantung jam lembur dan besaran yang disepakati.
5. Potongan
Selain beberapa faktor penambah, yang terdiri atas tunjangan-tunjangan dan uang lembur seperti yang dijelaskan di atas, ada pula faktor pengurang pada gaji karyawan.
Faktor pengurang ini biasanya adalah potongan pajak penghasilan atau PPh, iuran BPJS–baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Jaminan Hari Tua atau Jaminan Pensiun–, juga jika karyawan mempunyai cicilan utang pada perusahaan, misalnya cicilan KPR, utang kepemilikan kendaraan, hingga kasbon.
Selain yang sudah disebutkan di atas, kadang ada pula potongan gaji karyawan yang menjadi sanksi disiplin, lantaran karyawan yang bersangkutan melanggar peraturan perusahaan. Tentu besarannya tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan, dan juga ditentukan oleh besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan.
Selain kelima komponen di atas, ada pula bonus yang bisa menjadi faktor penambah gaji karyawan yang diterimakan. Misalnya seperti Tunjangan Hari Raya–atau THR, bonus insentif, bonus tahunan, hingga share profit. Kesemuanya besarannya berbeda-beda, tergantung kondisi dan kebijakan perusahaan masing-masing.
Nah, bagaimana? Sudah dicek slip gaji masing-masing? Apakah kelima (plus satu) komponen gaji karyawan di atas sudah termasuk di dalamnya?
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Karyawan Institusi Keuangan Harus Mengerti Kebutuhan Pelanggan, Apa Saja yang Harus Diketahui?
Sebagai seorang karyawan institusi keuangan, pastinya Anda harus tahu mengenai seluk beluk dan berbagai jenis produk keuangan yang hendak ditawarkan pada pelanggan. Mulai dari seputar tabungan, kartu kredit, KPR, kredit kendaraan, asuransi jiwa, dana pensiun, hingga segala jenis produk investasi.
Tentunya, agar bisa bisa memberikan pelayanan yang tepat bagi pelanggan, seorang karyawan institusi keuangan harus tahu betul sifat, syarat, ketentuan, dan manfaat masing-masing produk tersebut. Hal ini penting agar Anda bisa merekomendasikan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Berikut adalah beberapa hal yang biasanya akan ditanyakan oleh pelanggan terkait produk keuangan yang hendak mereka gunakan.
6 Informasi yang Harus Diketahui oleh Karyawan Institusi Keuangan Agar Bisa Mengerti Kebutuhan Pelanggan akan Produk Keuangan
1. Apa manfaat langsungnya?
Jelaskan manfaat yang paling nyata dan dapat dicapai, yang bisa langsung dirasakan oleh pelanggan.
Manfaat produk keuangan ini bisa mengenai keamanannya, kenyamanan pakainya, kepraktisannya, kemampuannya untuk membeli aset bernilai tinggi, pertumbuhannya sehingga akan memberikan keuntungan lebih bagi pelanggan, dan seterusnya.
2. Tentang cost
Misalnya, untuk membuka rekening, berapa saldo minimalnya? Apakah cost produk hanya diminta sekali saja, atau secara periodik, misalnya bulanan atau tahunan?
Akankah cost ini meningkat seiring dengan laju inflasi? Akankah berubah tingkat bunganya, atau flat saja? Atau mungkin malah menurun?
Jelaskan pada pelanggan selengkap mungkin, apakah biaya ini akan sepadan dengan manfaat yang diberikan oleh produk yang ditawarkan.
3. Tingkat fleksibilitas
Tingkat fleksibilitas yang harus diketahui oleh pelanggan, misalnya soal fleksibilitas waktu. Apakah pelanggan bisa membatalkan keikutsertaannya kapan saja, ataukah bakalan ada penalti jika pelanggan ingin berhenti menggunakan produk keuangan tersebut? Jika ada penalti, berapa besarnya?
Apakah ada kemungkinan spesifikasi, syarat, atau sifat produk yang akan berubah nantinya? Jika ya, maka hal ini pun harus diinformasikan sejak awal.
4. Waktu proses
Seberapa lama proses penyelesaian yang diperlukan jika ada query, komplain, ataupun klaim? Jika waktunya tidak pasti, Anda bisa berikan perkiraan, misalnya 1 x 24 jam, 5 hari kerja, atau mungkin satu bulan.
Atau dalam jangka waktu berapa lama produk keuangan tersebut jatuh tempo? Bulanan, tahunan, atau 3 tahunan, atau lebih lama lagi?
5. Fasilitas-fasilitas lain yang mungkin ada
Misalnya seperti apakah produk keuangan yang ditawarkan ini ada aplikasinya di smartphone, sehingga memudahkan pelanggan untuk memonitor penggunaannya? Apakah pengoperasiannya cukup mudah, adakah manualnya?
Adakah call center yang bisa dihubungi oleh pelanggan jika ada kondisi darurat?
6. Kekurangan
Meski mungkin kurang mengenakkan, namun kekurangan produk keuangan yang sedang ditawarkan juga harus dijelaskan pada calon pelanggan.
Mungkin Anda harus berstrategi sedikit, agar tak terlalu kelihatan sebagai suatu kekurangan yang bisa mengurangi value produk Anda.
Nah, apakah Anda sebagai karyawan institusi keuangan masih belum menguasai informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan terkait produk keuangan seperti di atas? Masih ada waktu kok untuk meng-upgrade pengetahuan Anda lagi.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.