Family Traveling: Liburan Menyenangkan dengan Anggaran Terbatas
Salah satu agenda yang wajib dilakukan bareng keluarga adalah family traveling. Agenda ini penting loh!
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari family traveling. Yang pertama, refreshing tentu saja, dari berbagai rutinitas harian yang kadang bikin sekeluarga sibuk sampai ketemunya cuma malem doang. Yang kedua, untuk mempererat bonding antaranggota keluarga. Yang ketiga, tentu saja supaya mental health terpelihara dengan baik.
So, enggak salah kalau kamu bikin acara family traveling ini sebagai agenda rutin. Misalnya 6 bulan sekali. Atau, setahun sekali juga enggak apa-apa. Mau yang dekat atau yang jauh juga boleh. Kuncinya satu: direncanakan dengan baik, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Karena yang namanya anggaran akan selalu terbatas, ya kan?
So, berikut ini ada beberapa tip yang bisa kamu ikuti untuk membuat agenda family traveling jadi menyenangkan, meskipun anggaran terbatas.
Table of Contents
Tip Family Traveling dengan Anggaran Terbatas
1. Survei dan Tentukan Tujuan Liburan
Memilih tempat liburan yang tepat untuk family traveling butuh perhatian dan rencana yang jelas. Penting untuk melakukan survei dulu sebelum memutuskan. Surveinya juga enggak perlu susah-susah.
Kamu bisa browsing website OTA atau cari informasi di akun-akun traveling. Hal ini berguna agar kamu dapat gambaran apakah tempat itu sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
Melakukan riset juga membantu dalam mengatur anggaran. Dengan mengetahui biaya di tempat tujuan, bisa lebih mudah menyusun dana liburan yang dibutuhkan. Jadi, setelah tahu ke mana hendak menuju, selanjutnya buat itinerary-nya.
Selain itu, bisa juga cari tahu promo atau diskon yang ditawarkan, yang pastinya bisa menghemat pengeluaran. Jadi, riset dan surveinya bukan cuma untuk menemukan tempat liburan yang pas, tetapi juga membantu menghemat biaya.
Baca juga: 5 Pentingnya Liburan Sekeluarga yang Diagendakan Rutin
2. Pesan Lebih Awal
Setelah memilih tempat liburan, langkah selanjutnya untuk family traveling adalah melakukan pemesanan untuk transportasi dan penginapan. Memesan dari awal bisa memberikan banyak keuntungan. Dengan memesan lebih awal, kadang ada harga khusus yang lebih murah atau penawaran menarik lainnya. Hal ini bisa menghemat anggaran liburan dan juga mengurangi risiko kehabisan tempat.
Pemesanan awal enggak hanya untuk transportasi dan penginapan, tetapi juga untuk tiket masuk tempat wisata. Dengan begitu, perjalanan bisa lebih terencana dan nyaman.
3. Pergi Berlibur di Luar Musim
Menghindari musim liburan bisa menjadi pilihan yang bijak saat merencanakan family traveling. Pada umumnya, harga tiket di banyak destinasi wisata akan lebih tinggi selama musim liburan atau high season. Jika memilih untuk berlibur sebelum atau setelah periode tersebut, bisa jauh lebih hemat.
Selain itu, tempat wisata cenderung lebih sepi di luar musim liburan, sehingga memberikan kesempatan untuk menikmati suasana yang lebih tenang dan tidak terlalu ramai.
Perjalanan di luar musim liburan enggak hanya mengurangi biaya, tetapi juga memperkaya pengalaman liburan. Dengan lebih sedikit pengunjung, mudah untuk mengeksplorasi lebih leluasa tanpa harus berdesak-desakan. Hal ini membuat liburan tidak hanya lebih santai tapi juga lebih memuaskan. Memanfaatkan periode low season memungkinkan untuk mendapatkan pengalaman yang lebih intim dan pribadi di setiap destinasi.
Tapi ya tetap kudu diperhitungkan dengan jadwal sehari-hari sih. Kan enggak mungkin anak-anak cabut bolos dari sekolah demi liburan. So, ya kembali lagi harus didiskusikan bersama.
4. Fokus pada Kenyamanan
Fokus pada kenyamanan saat berlibur bisa jauh lebih memuaskan daripada hanya mengejar kemewahan, atau mengejar yang viral-viral. Berhemat saat liburan itu penting, tetapi penting juga untuk enggak mengorbankan kenyamanan. Apalagi untuk family traveling, mungkin ada anak-anak atau bahkan lansia.
Pilihan transportasi, tempat menginap, dan bahkan pemandu wisata harus dipilih berdasarkan tingkat kenyamanan yang bisa ditawarkan. Dengan begitu, pengalaman liburan akan lebih menyenangkan.
Liburan yang nyaman enggak harus selalu mahal kok. Jika bisa menemukan penawaran yang tepat, mungkin saja menikmati liburan mewah tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Meskipun ini mungkin jarang terjadi, dengan perencanaan yang cermat, kamu bisa menemukan kesempatan yang tepat untuk menikmati kemewahan dengan harga yang terjangkau.
Fokus utama tetap pada bagaimana membuat setiap aspek liburan menyenangkan dan nyaman untuk semua anggota keluarga
5. Bawa Cash
Membawa uang tunai alias cash saat family traveling bisa sangat membantu dalam mengelola pengeluaran. Uang tunai memungkinkan untuk secara langsung melihat dan mengontrol jumlah uang yang tersedia, membuat keputusan pembelian menjadi lebih terkontrol. Hal ini akan dapat membantu dalam membatasi pengeluaran berlebih dan menjaga anggaran tetap terjaga selama liburan.
Namun, penting juga untuk memperhatikan keamanan. Bawa jumlah uang tunai yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan hindari membawa terlalu banyak untuk mengurangi risiko kehilangan atau pencurian.
Selain itu, selalu siapkan kartu debit dan kartu kredit yang bisa diterima di banyak tempat. Kartu-kartu ini bisa sangat berguna untuk transaksi yang enggak terduga atau saat membutuhkan dana darurat. Dengan cara ini, kamu tetap bisa menikmati liburan dengan tenang dan aman.
6. Catat Uang Keluar
Mencatat pengeluaran selama liburan adalah langkah penting dalam mengelola keuangan. Setiap pembelian, enggak peduli seberapa kecil, harus dicatat. Dengan begitu, kamu dapat melacak ke mana uang mengalir. Dengan melihat secara jelas pengeluaran, dapat lebih mudah menghindari pemborosan.
Memiliki catatan yang akurat dan terperinci membuat perencanaan keuangan lebih efektif. Hal ini mencegah pengeluaran yang enggak perlu dan menjaga anggaran tetap seimbang.
Dengan keuangan terkontrol, family traveling pun enggak hanya menyenangkan tapi juga ekonomis. Memastikan enggak ada kejutan di akhir perjalanan karena pengeluaran yang enggak terduga adalah bagian penting dari perjalanan yang sukses.
Baca juga: Cara Mudah Membuat Dana Liburan
7. Jangan Belanja Sembarangan
Apalah artinya liburan tanpa belanja, betul? Belanja memang penting, tetapi harus bijak. Pasalnya, belanja ini sering kali menyebabkan pengeluaran besar.
Membeli kenang-kenangan atau oleh-oleh memang penting untuk mengabadikan momen liburan. Apalagi kali ini bisa family traveling bareng. Namun, penting untuk enggak menjadikan belanja sebagai kegiatan utama. Jika enggak ingin keuangan terganggu, sebaiknya atur pembelian dengan bijak.
Selain itu, cari tempat yang menawarkan harga terjangkau tetapi berkualitas. Berbelanja di pasar tradisional bisa menjadi pilihan yang baik. Di sana, barang-barang biasanya ditawarkan dengan harga yang lebih miring dan pilihan yang lebih beragam dibandingkan toko cinderamata biasa. Dengan cara ini, pengalaman belanja menjadi lebih hemat dan menyenangkan.
Family traveling bisa tetap menyenangkan meski dengan anggaran yang terbatas. Dengan perencanaan yang matang, setiap momen liburan bersama keluarga akan menjadi kenangan indah tanpa harus menguras dompet.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Karyawan 37 Industri Indonesia Naik Gaji Lebih dari 40% YoY, Yuk, Dikelola dengan Baik!
Sudah tahu belum? Berdasarkan data laporan oleh JobStreet, karyawan di 37 industri dari Indonesia naik gaji hingga mencapai 40% year on year pada kuartal I-III/2021 ini loh! Dan, kondisi ini mengalahkan prevalensi kenaikan gaji karyawan di negara Asia lainnya, seperti Malaysia, Thailand, dan Hong Kong.
Adapun data laporan pekerjaan dalam negeri ini diungkap oleh Data Indonesia berdasarkan laporan dari situs JobStreet, sebuah situs lowongan kerja yang sangat populer. Tercatat secara lengkap nih, 46,3% pekerjaan mengalami peningkatan gaji, 18,9% pekerjaan tidak mengalami perubahan, dan 34,8% pekerjaan mengalami penurunan gaji.
Berdasarkan data yang sama, terungkap juga industri perbankan dan keuangan menjadi peringkat teratas terkait persentase karyawan yang naik gaji, yaitu sebesar 52%. Disusul dengan industri asuransi yang memiliki persentase sebesar 50%, dan industri pertambangan mengalami kenaikan sebesar 49%.
Nah, bagaimana menurut kamu? Apakah kamu merupakan salah satu karyawan yang naik gaji tahun ini? Pastinya kenaikan gaji membuatmu merasa senang, bukan?
Yah, memang naik gaji akan membuat hati pekerja kantoran mana pun senang, karena hasil kerja keras yang dilakukan telah diapresiasi dengan baik. Akan tetapi, kenaikan gaji juga harus diikuti dengan peningkatan dalam mengelolanya, lho. Jangan sampai kamu terjebak di dalam kondisi naik gaji, lifestyle juga naik. Alih-alih bisa menambah tabungan dan investasi, malah belanja konsumtif yang bertambah.
Tip Mengelola Keuangan Saat Naik Gaji
Di bawah ini, ada beberapa cara yang bisa kamu ikuti untuk mengelola keuangan ketika kamu naik gaji.
Melacak pengeluaran
Melacak pengeluaran dapat berdampak besar bagi kehidupan dan keuanganmu. Hal ini dilakukan supaya kamu dapat memantau ke mana saja uang keluar, dan barang apa saja yang kamu beli—benar-benar kebutuhan atau bukan? Pasalnya, meski naik gaji, sebisa mungkin lifestyle jangan terlalu banyak ikut naik juga.
Dengan memantau kebiasaan belanja, kamu bisa mengetahui pemicu timbulnya kebiasaan belanja yang dapat menguras isi dari tabunganmu. Kamu juga bisa menuliskan daftar belanja sebagai patokan kamu supaya nggak keluar dari batas pengeluaran. Dengan begitu, kamu bisa membatasi pengeluaran dan bisa melacak kegiatan belanja dengan mudah.
Biasakan langsung menabung dan investasi
Ketika kamu menerima gaji, biasakan untuk langsung memasukkan dana ke tabungan menggunakan fitur menabung otomatis. Fitur ini akan membantu kamu menyisihkan uang untuk ditabung secara teratur, nggak pakai lupa lagi.
Aturlah waktu yang sesuai untuk mengaktifkan fitur ini, setidaknya sebulan sekali ada pemasukan ke rekening tabungan. Dan, lakukan di awal bulan, atau setelah menerima gaji.
Menabung juga dilakukan secara bertahap, lho. Maksudnya, jika kamu naik gaji dengan jumlah yang lebih besar dari sebelumnya, kamu bisa menambah jumlah uang untuk ditabung. Ingat kan, kalau minimal pos investasi dan tabungan itu adalah 10%? Jadi, ya harus disesuaikan ya. Syukur-syukur sih bisa lebih besar dari 10%.
Dengan begitu, kamu bisa mengontrol jumlah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan.
Mengurangi belanja impulsif
Pernah tidak kamu merasa ingin belanja begitu menerima gaji? Yang tadinya ada di keranjang belanja langsung di-checkout-in semua.
Yah, sepertinya sih banyak nih yang punya kebiasaan ini, ya kan?
Yah, boleh saja, tapi jangan berlebihan sampai lupa untuk menyisihkan sebagian uang kamu untuk ditabung.
Sebenarnya, ada cara yang tepat untuk mengurangi kebiasaan belanja impulsif saat menerima gaji ini. Ini beberapa di antaranya:
- Buat rekening khusus belanja. Transfer sebagian gaji kamu ke rekening ini sesuai persentase pengeluaran semampu kamu. Lalu belanjakan uangnya sampai habis. Kalau habis, ya sudah, tunggu sampai rekeningnya ditopup lagi bulan depan.
- Tentukan satu hari dalam seminggu untuk tidak membelanjakan uang sepeser pun. Jika berhasil, secara bertahap tambahlah satu hari lagi.
Biasakan masak di rumah
Hayo, siapa yang sehari lima kali pesan layanan antar makanan atau camilan? Atau, setiap after hours nongkrong di café?
Rata-rata dari sekian banyak orang tidak sadar bahwa mereka telah mengeluarkan pengeluaran yang sangat banyak untuk delivery order atau nongkrong di café. Sadarkah kamu, bahwa untuk delivery order melalui apps, merchant sudah menaikkan dulu harga makanannya sekian persen untuk komisi aplikasi? Belum lagi ada biaya ongkos kirim dan juga platform fee. Setelah dihitung-hitung, ada loh sampai dua kali lipat harga aslinya kalau kita membeli langsung di warungnya.
Mungkin kalau dihitung total selisih harga tersebut sekarang, kamu sudah memiliki tabungan yang lebih dari cukup.
Yah, boleh saja sih pesan makanan online sesekali. Apalagi kalau lagi ribet banget, sehingga enggak sempat masak. Tapi, ada baiknya dikendalikan lagi. Masa naik gaji, malah jadi habis buat pesan makanan online, sedangkan investasinya masih sama saja?
Coba deh, mulai masak di rumah dan membeli bahan-bahan dengan harga terjangkau. Atau jika kamu tidak memiliki waktu untuk memasak, kamu bisa membeli makan langsung saja di warung makan. Kalau memang pengin banget pesan makanan online, kamu bisa melakukannya setidaknya seminggu atau sebulan sekali saja.
Mengendalikan utang
Apakah kamu tahu ada cara untuk mengendalikan kebiasaan berutang, termasuk menggunakan kartu kredit? Hal yang bisa kamu lakukan adalah selalu memastikan besaran pengeluaran dari kartu kredit dan limitnya.
Biasakan untuk menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan mendesak saja dan jangan terlalu bergantung dengan kartu kredit. Jika bisa, buat limit kartu kredit lebih sedikit sehingga kamu bisa mengontrol pengeluaran. Bayarlah segera hingga lunas, sehingga kamu tak perlu membayar bunga apalagi denda.
Nah, dari sini mengerti kan, cara yang harus kamu lakukan untuk mengelola uang dari naik gaji?
Meskipun kamu menerima lebih banyak daripada jumlah gaji sebelumnya, sebaiknya tetap dikelola dengan lebih baik lagi. Di sinilah arti bersyukur atas gaji yang kamu terima.
Ya, sesekali kamu bisa membeli apapun yang kamu sukai. Namun, kamu harus ingat bahwa menabung untuk mempersiapkan masa depan itu penting. Jangan sampai kamu kehabisan uang hanya karena kebiasaan kamu berbelanja dan menyesal di akhir.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Beda Cara Belanja Suami dan Istri dan Gimana Menyiasatinya supaya Nggak Bikin Kacau
Namanya juga suami dan istri—yang terdiri atas dua kepala dan dua kepribadian—jadi wajar saja kalau ada perbedaan cara pikir, berperilaku, dan pola menemukan solusi untuk masalah tertentu. Termasuk juga soal mengelola keuangan keluarga, terlebih lagi cara belanja.
Konon, men from Mars, and women from Venus. Kutubnya beda. Tapi, ya karena berbeda itu justru jadinya tarik-menarik. Bener nggak sih?
Terkadang hal ini juga menimbulkan kesulitan tersendiri, dan hal tersebtu harus diakui kan? Kadang juga cuma buat ngobrolin uang yang milik bersama itu saja susah betul. Nggak ketemu-ketemu juga. Dari yang serius, sampai yang sesimpel cara belanja.
Dari situs Ehow disebutkan, bahwa mindset pria dan perempuan memang pada dasarnya berbeda dalam melihat sesuatu secara objektif. Dari cara menyimak katalog jika ada, cara mencari barang, cara membelinya, hingga cara menyimpannya di rumah, semua memang berbeda.
Nah, soal cara belanja ini juga kadang bikin gemas antara pasangan. Mari kita lihat.
Beda Cara Belanja Suami dan Istri
Cara Belanja Istri
Secara tersirat—meski tak pernah ada hukum tertulis—belanja biasanya menjadi ‘kewajiban’ istri. Bahkan hal ini sudah terjadi ketika pertama kali konsep department store diperkenalkan di awal abad ke-20. WomenCertified mengungkapkan fakta, bahwa perempuan menempati 83% konsumen yang berbelanja di department store.
Fakta lain mengungkapkan, bahwa perempuan (baca: istri) berbelanja tak hanya karena membutuhkan barang, tetapi menjadikannya sebagai acara rekreasi dan refreshing. Terutama kalau mereka diberi kesempatan untuk mencoba berbagai baju dan sepatu (apalagi kalau boleh tanpa harus membelinya).
Perempuan suka mendapatkan masukan dari orang lain saat berbelanja. Karena itu, perempuan suka berbelanja ramai-ramai, bareng keluarga atau teman-temannya. Atau, bisa juga dengan banyak bertanya pada pramuniaga toko.
Soal anggaran—meski kadang memang ada waktu-waktu tertentu suka belanja secara impulsif—tetapi rata-rata perempuan itu patuh terhadap bujet yang sudah ditetapkan. Meski mungkin kadang memang terlalu suka belanja, tapi perempuan suka menggunakan voucher atau mencari barang-barang diskon. Dengan demikian, dengan jumlah uang yang sama, mereka akan mendapatkan barang yang lebih banyak.
Perempuan, atau para istri ini, sangat menikmati waktu-waktunya saat sedang menjadi konsumen atau pelanggan toko. Mereka akan melihat-lihat barang, bahkan yang sebenarnya tak ada dalam catatan belanja. Mereka juga suka membandingkan harga. Karena itu, perempuan butuh waktu yang cukup lama untuk berbelanja.
Cara Belanja Suami
Lebih banyak yang bertolak belakang, tetapi pada hakikatnya, cara belanja pria ini melengkapi cara belanja yang dilakukan oleh perempuan loh.
Misalnya saja, hanya 10% dari pria (baca: suami) yang mau belanja makanan, bahan makanan, dan keperluan dapur. Selebihnya, kalau misalnya diajak ke dalam hypermarket, gitu ya, sebagian besar dari mereka akan langsung menuju ke bagian perkakas.
Setelah mereka mendapatkan apa yang mereka mau, kalau diperbolehkan, mereka akan lebih suka menunggu istri di dekat kasir. Mereka nggak suka jalan-jalan di sepanjang lorong hypermarket, hanya untuk melihat-lihat barang yang sebenarnya tak mereka perlukan.
Para pria cenderung sudah tahu apa yang ingin mereka beli sejak berangkat belanja, sehingga jarang dari mereka memerlukan penjelasan dari pramuniaga toko. Mereka lebih suka berbelanja sendiri dengan efisien. Langsung menuju tempat display barang yang dibutuhkan, ambil yang sesuai apa yang dimau, lalu bayar.
Persamaan Cara Belanja
Meski begitu banyak yang bertolak belakang, tetapi teteup, ada juga yang sama.
Misalnya, meski istri suka melihat-lihat barang dan membanding-bandingkan harga dulu dan suami lebih suka langsung ambil lalu bayar, tapi pria dan perempuan itu sama-sama suka survei dulu sebelum membeli.
Mereka akan melihat-lihat review produk yang diincar di internet. Ini terutama dilakukan untuk barang atau aset yang mahal, seperti elektronik, rumah, atau mobil. Demikian juga ketika hendak membelinya, mereka akan mencobanya dulu. Kalau elektronik, ya mereka sama-sama akan minta pada pramuniaga untuk mendemonstrasikan pemakaiannya. Kalau mobil, ya minta test drive dulu.
Nah, bagaimana denganmu dan pasanganmu? Hal apa yang sangat berbeda di antara kalian kalau soal cara belanja? Share di kolom komen ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Sudah Dapat Bonus Tahunan? Atur dengan 3 Cara Ini, Supaya Lebih Bermanfaat!
Bonus tahunan biasanya diberikan kepada karyawan sebagai apresiasi atas kinerja yang diberikannya dalam periode tertentu kepada perusahaan.
Biasanya, bonus ini merupakan hasil dari evaluasi tahunan atau appraisal karyawan. Besarnya bisa berbeda dari tahun ke tahun, bahkan dari karyawan satu dengan yang lain juga berbeda. Jadi, nggak perlu ngintip atau ngiri sama teman kantormu loh ya. Setiap orang sudah punya rezeki sesuai porsinya. Namun, jika memang kamu merasa ada kekurangadilan dalam pemberian bonus tahunan, kamu selalu bisa bicara dan diskusi dengan atasan atau pihak HRD. Ajak saja ngobrol secara baik-baik, sekalian tanya, apa yang bisa kamu tingkatkan lagi di tahun mendatang.
Nah, buat yang sudah terima bonus tahunan ini, sekarang waktunya untuk memutuskan mau dipakai untuk apa. Mau belanja-belanji? Ya, boleh saja sih. Tapi ada baiknya, kamu lakukan beberapa hal berikut ini dulu yuk, sebelum kamu menghabiskan seluruh bonus tahunan yang kamu terima sambil scrolling marketplace atau shop Instagram.
Atur Bonus Tahunan supaya Lebih Bermanfaat!
1. Cek kebutuhanmu
Mau belanja-belanji? Boleh, tapi sudah cek belum, kebutuhanmu apa?
Memang, biasanya nominal bonus tahunan itu bisa besar sekali, apalagi kalau kamu memang sudah kerja keras setahun kemarin dan berhasil (atau bahkan melampaui) target yang diminta oleh perusahaan. Dan, sebagai hasilnya, tentu kamu boleh mempergunakannya semau kamu. Itu kan uang kamu.
Namun, akan lebih bermanfaat kalau uang tersebut kamu pergunakan untuk hal-hal yang memang menjadi kebutuhanmu, alih-alih spending untuk hal-hal yang nantinya bakal kamu sesali.
So, yuk, cermati apa saja yang menjadi kebutuhanmu sekarang. Ada enggak yang bisa di-cover dengan bonus tahunan ini, supaya tabunganmu nggak perlu berkurang, atau harus mengambil dana darurat?
2. Penuhi kewajiban
Sebagai seorang yang sudah bekerja dan produktif, tentu kamu memiliki berbagai kewajiban. Mulai dari pembayaran cicilan utang, pembayaran pajak, atau mungkin juga ada premi asuransi yang harus dibayar.
Alokasikanlah sebagian dari bonus tahunanmu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban ini sebagai prioritas.
3. Self reward
Yang terakhir tentu saja kamu boleh banget untuk memberi dirimu sendiri hadiah, sebagai ucapan terima kasih pada tenaga, pikiran, dan waktumu sendiri selama ini.
But, then again, akan lebih baik jika kamu pergunakan bonus tahunan yang kamu terima ini untuk sesuatu yang bermanfaat hingga jangka panjang sebagai self reward.
Seperti apa? Untuk investasi, misalnya. Investasi ini juga merupakan self reward lo! Karena dengan topup investasi yang lebih banyak, tujuan keuanganmu akan lebih cepat tercapai. Betul enggak?
Atau, boleh juga kalau mau memanfaatkannya untuk investasi yang lain. Investasi dari leher ke atas, misalnya. Maksudnya, kamu pakai dana dari bonus tahunan itu untuk upgrade diri; nambah skill, nambah wawasan, nambah pengetahuan, yang bisa disesuaikan dengan minat atau kebutuhanmu.
Kamu sudah tahu belum, kalau QM Financial punya Fast Track program? Sebuah program yang didesain khusus untuk kamu, yang pengin belajar keuangan secara menyeluruh dan mendalam, tapi nggak punya waktu banyak.
Fast Track Program: Belajar Finansial Cepat untuk Manfaat Jangka Panjang
As you know, buat belajar itu kan butuh waktu. QM Financial menyediakan jalur belajar khusus secara reguler dalam FCOS yang diadakan di malam hari, dengan silabus dan kurikulum berjenjang. Dalam FCOS, kamu bisa belajar banyak secara bertahap, mulai dari basic, intermediate, hingga advanced. Tak hanya itu, juga ada kelas-kelas spesial yang disesuaikan kebutuhan.
Namun, meluangkan waktu setiap malam itu juga sesuatu banget buat kamu yang sudah sibuk kerja di siang harinya. Kadang juga otak sudah nggak mau diajak kompromi, saking lelahnya.
Nah, sekarang dengan Fast Track program, yang hanya perlu diluangkan waktu di 2 kali hari Sabtu, kamu bisa belajar di track cepat untuk semua modul. Yes, dari basic sampai advanced, bersama para trainer QM Financial. Bahkan kalau memang membutuhkan, kamu juga bisa meminta mentoring loh, 1 on 1!
Hanya perlu menyisihkan sebagian kecil dari bonus tahunan kamu, kamu akan mendapatkan manfaat luar biasa untuk jangka panjang.
Gimana? Mau?
Yuk, segera daftarkan dirimu di Fast Track program QM Financial yang akan dimulai di minggu kedua April 2021! Klik saja link yang sudah ditautkan ya, dan kamu tinggal mengikuti petunjuknya.
Bonus tahunan yang kamu terima bisa jadi modal investasi yang manfaatnya besar, karena selepas ikut program ini, kamu akan dapat mengelola keuangan dengan lebih baik lagi, sampai membuat rencana keuangan sendiri.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Makin Getol Belanja Impulsif di Masa Pandemi?
Apa itu belanja impulsif? Bahasa kerennya, impulsive buying, yaitu kondisi belanja tanpa rencana, tanpa berpikir.
Loh, ada ya yang kayak gitu? Ada. Bahkan sepertinya setiap orang–setidaknya beberapa kali dalam hidupnya–pernah melakukan belanja impulsif.
Saya sendiri paling sering kejadian kalau ketemu buku-buku sastra lawas di lapak preloved books. Biasanya berawal dari scrolling timeline Instagram, yang followingnya didominasi oleh pelapak-pelapak buku bekas langka. Kalau ada buku yang belum ada di koleksi saya, autobeli. Padahal begitu sampai paketnya, ya ditimbun aja di rak buku. Bacanya kapan-kapan. Habis itu nyesel. Nyesel kenapa enggak beli lebih banyak #eh #janganditiru.
Sering nggak mengalami kayak gitu? Objek impulsifnya saja yang beda, mungkin.
Nah, di masa pandemi, saat kita berkegiatan di rumah saja, ternyata perilaku impulsive buying ini justru menjadi-jadi. Sebagian “atas nama” stock piling–nimbun stok kebutuhan pokok di rumah.
Coba deh amati. Jika hari ini ada pesan viral mengenai produk yang dibilang mampu melawan virus korona, besok pasti produk yang disebut itu sudah menghilang dari pasaran lantaran diborong orang. Sebut saja, masker, hand sanitizer, hand soap, produk pemutih baju, vitamin C, sampai jahe, temulawak, kunyit saja nyaris tak bisa ditemukan di pasar.
Kasarnya, kalau hari ini kita sebar berita viral bahwa suplemen penambah zat besi bisa membuat kita kebal virus, besok pasti suplemen ini juga akan hilang dari peredaran.
Ditambah lagi, siapa nih yang lemari makan atau kulkasnya penuh dengan camilan bermicin, kue-kue kemasan, roti-roti, dan sebagainya? Full stock atas nama biar bisa jadi teman selama work from home.
Jadi, bagaimana mengatasi perilaku belanja impulsif dadakan ini? Kalau enggak segera diatasi, bisa berabe banget untuk tabungan dan dompet. Padahal di depan sana, ada krisis yang kemungkinan menanti lo!
5 Tip Mengatasi Belanja Impulsif di Tengah Pandemi
1. Cari penyebabnya
Yes, cari penyebabnya. Bisa bermacam-macam kan? Kalau menurut beberapa ahli, belanja impulsif kebanyakan disebabkan oleh dorongan psikologis; ada kaitannya dengan mood atau reward.
Belanja impulsif kadang kita lakukan karena kita merasa perlu untuk memberi reward pada diri sendiri. Misalnya, habis lembur proyek gede, sudah rampung, beli pizza ah. Dimakan sendiri. Atau bisa juga karena kita sudah tahu, kalau bakalan menerima uang dengan jumlah yang lumayan. Entah uang bonus, THR, atau yang lain.
Nah, kalau di masa pandemi seperti ini–dengan kondisi kamu “dipaksa” untuk tetap tinggal di rumah–mungkin lantas kamu merasa mood kamu turun. Banyaknya tekanan (pekerjaan, keluarga, plus banyaknya berita negatif termasuk serangan hoaks) membuatmu tak nyaman. Akhirnya, sebagai “obat”, kamu pun merasa perlu untuk membeli beberapa barang yang bisa membuatmu happy. Camilan, salah satu di antaranya.
Apa penyebab nafsu belanjamu naik? Kamu harus mencari dan kemudian memahaminya. Dengan memahami, biasanya sih terus kita sadar kalau nyaris khilaf. Semoga dengan sadar ini, kamu lantas bisa mengontrol keinginan yang timbul tiba-tiba ini.
Ingat, di hari-hari biasa saja kita harus bisa membedakan keinginan versus kebutuhan. Nah, ini sudah masa darurat, sudah bukan lagi keinginan dan kebutuhan, tetapi kebutuhan versus urgensi.
2. Kenali kondisi keuanganmu
Ingat-ingatlah, saat setiap kali nafsu belanja impulsif datang, bahwa sekarang kita perlu harus berhati-hati merencanakan keuangan kita. Mungkin ada yang tunjangannya dipotong karena harus work from home, ada juga yang malah kehilangan mata pencaharian sama sekali.
Perilaku belanja impulsif sangat tidak cocok dilakukan di masa-masa darurat seperti ini, karena penghasilan kita juga sedang menurun. Sedangkan, kita perlu berjaga-jaga siapa tahu kondisi akan semakin sulit di depan.
Ada ketidakpastian yang harus kita hadapi lo.
3. Ingat kembali kondisi masih belum pasti
Nah, ini kelanjutan dari poin kedua di atas. Ada ketidakpastian yang harus kita hadapi di depan. Akankah krisis keuangan datang, seperti halnya tahun 1998 atau 2008? Tentu saja kita tidak berharap begitu kan?
Tetapi siapa yang bisa menjamin? Pandemi COVID-10 ini dihadapi oleh seluruh dunia lo. Hampir semua negara seakan berhenti beraktivitas, bahkan ada yang berhenti sama sekali. Pastinya hal ini akan berdampak ekonomi.
Kita tentu berharap bahwa kondisi akan pulih, bahkan akan menjadi lebih baik. Tapi masih belum pasti, kapan dan bagaimana.
So, ayo, kita berpikir jauh ke depan. Mulai buat rencana dan strategi keuangan baru agar kita enggak terlalu shock jika kondisi tak sesuai dengan harapan. Salah satunya adalah dengan mengendalikan diri.
4. Buat anggaran
Anggaran akan dapat membantu kita untuk mengendalikan diri. So, ayo duduk sejenak dan cermati lagi alokasi arus kasnya.
Apa saja yang tak dibutuhkan saat ini? Apa saja yang dibutuhkan saat ini? Apa yang harus ditingkatkan prioritasnya, dan apa saja yang diturunkan levelnya?
Duduklah sejenak, agar dapat mengamati catatan keuangan dengan cermat. Lalu buatlah anggaran baru berdasarkan temuan-temuanmu.
5. Sadar akan kecenderungan diri sendiri
Belanja impulsif memang merupakan kecenderungan karakter, bisa muncul begitu saja, tapi juga bisa hilang dengan cepat kalau kita lantas segera bisa mengendalikan diri. Jadi, coba pahami saat kecenderungan ini muncul. Kembali lagi ke poin pertama, carilah penyebabnya.
Apalagi kalau berhubungan dengan stock piling; menimbun barang-barang kebutuhan. Cobalah untuk mengingat sesama kita, yang juga sama-sama membutuhkan barang kebutuhan yang sama.
Nah, semoga dengan begini, kita bisa meminimalkan dorongan untuk belanja impulsif ya, terkhusus di masa-masa berat seperti ini. Justru kita harus bisa saling berbagi satu sama lain, bersama menghadapi kesulitan ini bersama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Tip Belanja Kebutuhan Hidup di Masa Pandemi
Wabah virus korona akhirnya memaksa kita–para makhluk sosial ini–menjadi harus diam di rumah. Kerja di rumah, belajar di rumah, ibadah di rumah, katanya. Tapi, ya kadang ada saja hal yang harus dilakukan keluar rumah. Termasuk untuk belanja kebutuhan hidup.
Rasa waswas seakan jadi teman sehari-hari. Sudah mulai ngerasa belum, kalau habis pergi keluar rumah, begitu sampai di rumah rasanya diri ini begitu kotor dan penuh berlumur dosa? #ehgimana
Ya tapi yang namanya belanja kebutuhan hidup itu harus dilakukan. So, belanja sajalah, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kita tetap aman dari ancaman wabah virus korona ini.
5 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Belanja Kebutuhan Hidup Selama Masa Pandemi
1. Pastikan aman
Ada beberapa protokol yang bisa diikuti jika harus pergi keluar rumah untuk berbagai keperluan, termasuk untuk belanja kebutuhan hidup, yang sudah dirilis oleh BNPB. Silakan dicermati saja, dan semaksimal mungkin dipatuhi, demi kemaslahatan bersama.
Disclaimer: Pemilik masing-masing infografis sudah tertera pada gambar
Nah, sekiranya yang dijelaskan pada infografis di atas sudah cukup clear ya? Kita tinggal mematuhinya saja semaksimal mungkin.
2. Pakai e-cash
Di masa-masa seperti ini, akan lebih aman jika kamu bertransaksi dengan menggunakan e-money atau e-cash. So, yuk topup dompet digitalmu sebelum kamu berangkat untuk belanja kebutuhan hidup sehari-hari.
Dengan e-cash, kamu enggak perlu khawatir dengan virus-virus yang punya peluang untuk “singgah” di uang kertas maupun koin.
Hanya saja, memang di tempat tertentu, kita enggak bisa menggunakan nontunai untuk belanja. Mesti pakai tunai. Misalnya, kalau kamu belanja ke pasar tradisional atau ke warung tetangga. Ya, enggak apa. Siapkan saja uang secukupnya. Kalau perlu, sudah dimasukkan ke plastik sekalian.
Nggak usah berlebihan membawa uang. Bawalah senominal perkiraan jumlah belanjaan.
3. Prioritas kebutuhan primer
Di masa sekarang, kebutuhan hidup primer haruslah yang menjadi prioritas. Jadi, cermati, yang bisa ditunda, tunda saja dulu.
Kebutuhan pokok jelas yang mencakup kebutuhan pangan, dan ditambah kesehatan. So, sebelum mulai berangkat belanja kebutuhan hidup keluar rumah, catat apa saja yang kamu butuhkan. Sekarang sih enggak hanya kebutuhan vs keinginan lagi, tetapi sudah lebih mengerucut lagi: apa yang urgent?
Karena kamu butuh berhemat, pertimbangkan juga apakah kamu perlu menurunkan standar barang-barang yang biasanya kamu gunakan. Misalnya, tadinya selalu beli barang kualitas nomor satu, sekarang mungkin pilih saja yang kualitas di bawahnya.
Yang tadinya suka beli skincare impor, sekarang coba cari dulu merek produk lokal–kan sambil mendukung bisnis dalam negeri, ya kan? Penting loh, ini! Supaya ekonomi dalam negeri kita enggak stagnan-stagnan amat.
Begitu juga dengan buah dan sayur. Akan lebih baik jika kamu membeli hasil panen petani lokal.
4. No panic buying
Iya, ngapain coba stock piling? Seakan-akan enggak bisa keluar rumah selamanya lagi?
Enggak gitu juga kan? Kita tetap bisa kan, keluar rumah belanja kebutuhan hidup asalkan perhatikan rambu-rambu keamanannya. See point 1 di atas ya. Pokoknya patuhi saja.
Kalau kita panic buying, hal tersebut malah memperburuk keadaan lo. Stok habis, padahal pergerakan produksi juga sedang menurun. Efeknya akan berentetan dan bakalan nggak bagus juga buat negara.
So, keep calm. Percayalah, pasti akan ada jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari, tanpa stock piling.
5. Kalau bisa, belanja online aja
Sekarang semakin banyak gerai atau toko yang menyediakan layanan antar sampai di depan pintu. Kamu tinggal pesan saja sesuai ketentuan tokonya, ada yang via WhatsApp, ada yang via Instagram, atau mungkin di aplikasi smartphone, ojol, dan marketplace.
Tentunya, cara belanja kebutuhan hidup begini akan lebih praktis. Nah, nanti kalau menerima paket pembelian, lakukan saja beberapa tip berikut untuk memastikannya tetap aman sebelum kamu bawa masuk ke rumah atau gunakan:
- Jaga jarak, minta kurir/driver untuk meletakkan paket di depan pintu.
- Bersihkan paket dengan menyemprotkan cairan disinfektan, mengelapnya dengan tisu antiseptik beralkohol, atau mencucinya dengan air mengalir, tergantung pada bahan pembungkus paket.
- Jemur paket selama 15 – 30 menit di luar. Tentunya tergantung isi paketnya ya.
- Buka paket, keluarkan isinya, dan langsung buang pembungkusnya.
- Bersihkan barang yang ada di dalam paket (disemprot, dicuci, dilap, dsb).
- Cuci tangan setelah semua beres.
Nah, aman deh belanjanya. Ya kan?
Tetap #dirumahaja ya, Gaes! Sampai badai wabah ini berlalu. Semakin disiplin kita mau mematuhi anjuran pihak terkait (WHO, pemerintah, dan lain-lain), maka semakin cepat pula semua ini akan berakhir. Kita pun bisa kembali ke kehidupan normal kita yang menyenangkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Hal tentang Alokasi Arus Kas di Masa Karantina Mandiri
Apa kabar kamu yang masih karantina mandiri? Semoga masih survive lahir batin sampai hari ini. Salah satu hal keuangan yang harus kamu sesuaikan selama masa karantina mandiri (yang sudah diperpanjang) ini adalah alokasi arus kas kamu.
Bisa ngebayangin nggak sih, sudahlah badan kurang sehat, eh … keuangan ternyata juga enggak mendukung.
QM Financial sudah beberapa kali membuat artikel dan juga sharing di media sosial mengenai betapa pentingnya mengatur keuangan dan terutama soal alokasi arus kas ini. Salah satu tujuan terbesarnya adalah agar keuangan bisa menjadi pendukungmu untuk keep going and surviving, alih-alih menjadi bakal masalah yang bikin tambah runyam.
Itu harapannya.
So, sekarang rutinitas hidup kita berubah. Yang tadinya berangkat ke kantor untuk bekerja, sekarang harus kerja dari rumah. Yang sekolah, juga harus menjalani pendidikan secara online. Begitu juga beribadah, kita beribadah sendiri-sendiri di rumah.
Yes, semua berubah. Tak pelak, kita pun harus menyusun lagi kebiasaan-kebiasaan kita, termasuk dalam hal keuangan. Apa saja yang berubah dan harus diubah, dalam arti disesuaikan?
5 Hal Alokasi Arus Kas yang Harus Disesuaikan di Masa Karantina Mandiri
1. Cicilan utang
Apa kabar cicilan utangmu? Masih berapa lagi tagihannya?
Alokasi arus kas yang paling penting memang ada di pos cicilan utang. Jadi, kalau kamu mau mengatur ulang, di pos ini kamu bisa memulainya. Kalau kamu kewalahan lantaran bisnis atau pekerjaanmu terimbas oleh pandemi ini, kamu bisa mengajukan keringanan pada pihak pemberi pinjaman.
Pemerintah sendiri menjanjikan kelonggaran pelunasan kredit hingga satu tahun bagi para pekerja informal. Bagaimana dengan kita, orang kantoran, yang bergaji UMR, bukan pekerja informal tapi gaji juga nggak gede-gede amat? Selamat! Kita sudah dianggap mampu untuk mengatur keuangan kita sendiri, tanpa harus dibantu oleh pemerintah. Jadi, coba cari jalan untuk bisa mengulur waktu.
Toh, dengan kondisi seperti ini, pihak pemberi pinjaman kemungkinan besar juga akan memahami. Semua orang terimbas kan? Jadi, tak ada salahnya meminta keringanan jika memang kamu kewalahan.
2. Efisiensi belanja
Salah satu opsi mengubah alokasi arus kas yang bisa kamu lakukan adalah menurunkan standar kualitas hidup untuk sementara waktu. Kalau tadinya apa-apa harus merek super, sekarang bolehlah diturunkan sedikit. Misalnya, beras juga enggak harus grade A, grade B pun masih enak kok dimakan. Harganya lebih bersahabat. Bisa dipakai untuk tambahan lauk yang bergizi.
Selain itu, coba efisien dan efektifkan waktu belanja. Cukup belanja sekali seminggu, tanpa mesti menimbun. Bagi-bagilah dengan sesama yang lain. Mereka juga punya kebutuhan yang sama. Buatlah daftar kebutuhan, and stick to it! Segera pulang setelah selesai belanja.
Seminggu kemudian, kita bisa keluar dan belanja lagi. Cukupkan perbekalan hasil belanja kali ini untuk seminggu.
Bisa kan? Bisa dong.
3. Sosial
Alokasi arus kas untuk pengeluaran sosial juga bisa berubah. Tanpa menghilangkannya sama sekali, kita bisa mengalihkannya ke bentuk solidaritas pada sesama yang membutuhkan. Apalagi jika kamu memang punya lebih.
Seperti tempo hari, ada gerakan untuk membelikan makanan untuk para driver ojol. Nominalnya mungkin kecil, tapi efeknya bagi mereka yang butuh pasti sangat besar.
Kamu juga bisa ikut merawat tetangga kiri kanan, atau saudara, yang sudah lanjut usia. Kalau mau ke supermarket, sekalian deh tanya, mereka butuh apa? Sekalian dibelanjain.
Pengeluaran sosial justru tidak boleh dikurangi di masa sulit seperti ini. Percaya deh, kalau kita punya solidaritas tinggi terhadap sesama, pasti nanti suatu saat kebaikan itu akan kembali juga pada kita.
4. Cek investasi
Apa kabar investasimu? Apakah kamu sedang menekuri nasib lantaran investasi sahammu bergerak ke arah yang kurang menyenangkan?
Tenang. Jangan terburu-buru untuk panik dulu. Ingatlah untuk selalu balik lagi ke #TujuanLoApa, dan rencana semula. Kamu investasi untuk apa? Berapa lama? Lakukan analisis, apakah dengan jangka waktu sekian itu, investasimu masih aman? Jika memang waktunya masih panjang, kamu enggak perlu panik. Sejarahnya, grafik investasi memang selalu berfluktuasi, sehingga nanti akan bounce back juga pada waktunya.
Namun, jika sekarang kamu butuh dananya, maka boleh saja kamu pertimbangkan untuk dicairkan. Perhitungkan untung ruginya dengan saksama ya.
5. Lifestyle
Kalau dalam alokasi arus kas biasanya, kamu bisa “menghabiskan” 20% dari gaji untuk pos lifestyle. Nah, sekarang kamu perlu cermati kembali. Bisakah dihemat lagi? Mungkin mereknya yang harus diganti dari grade A menjadi grade B? Atau bahkan bisa ditunda saja?
Toh, kamu akan lebih banyak melewatkan waktumu di rumah kan? Pos buat nongkrong di kafe mungkin bisa kamu alihkan untuk menambah kuota internet untuk memperlancar kerjaan.
Cek lagi ya, di setiap posnya.
Hidup memang lagi berubah. Alokasi arus kas juga akan berubah, menyesuaikan kondisi. Namun, kita pasti bisa mengatasinya. Intinya: catat ulang semua pengeluaranmu, sehingga kamu akan menemukan polanya lagi.
Semangat ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Jebakan Promo Belanja Online untuk Para Karyawan yang Harus Diwaspadai
Sudah pada gajian ya? Gimana, gimana? Apakah ada kenaikan? Belum ya? Nggak apa-apa, terus berusaha untuk memperlihatkan kinerja yang baik, pada saatnya nanti pasti akan ada hasilnya. Nah, sudah dibagi ke dalam pos-pos anggaran belum? Belum? Tapi sudah window shopping, siapa tahu ada promo belanja online? Uh oh!
Memang nih, kalau mendekati tanggal-tanggal gajian begini, adaaa aja promo belanja online yang mampir ya, entah ke handphone melalui SMS, atau notif aplikasi, ataupun ke email melalui newsletter. Godaan yang sungguh berat bagi seorang insan karyawan biasa dengan gaji yang belum naik juga. Duh.
Satu sisi, tawaran promo belanja online ini memang lumayan sih, untuk bisa mendapatkan barang-barang mahal. Kalau memang dibutuhkan, promo dan segala bentuk diskon ini bisa jadi jurus hemat yang jitu. Tapi, kalau tiap kali gajian terus belanja atas nama “mumpung diskon” bahkan untuk barang-barang yang enggak dibutuhkan benar-benar … ya jadi tekor juga ya?
Padahal, gaji kan harus dicukupkan sampai nanti waktunya gajian lagi? Kalau begitu, yuk, coba kenali beberapa jenis promo belanja online yang biasanya banyak beredar di sekitar tanggal gajian, supaya kita bisa tahu kapan perlu diambil dan kapan perlu diabaikan.
5 Jenis promo belanja online yang biasanya berada di sekitar waktu gajian para karyawan hingga bikin kalap
1. Payday promo
Payday promo ini biasanya hampir bisa dipastikan ada di sekitaran waktu gajian para karyawan, sekitar tanggal 25 hingga sekitar tanggal 4 setiap bulan. Biasanya berupa diskon sekian persen untuk barang-barang jualan tertentu yang berlaku di tanggal yang terbatas juga.
Hal baiknya, si pemilik toko online memperhatikan kebutuhan para karyawan yang tergantung banget pada gaji mereka yang dibayarkan di tanggal tertentu ini. Kabar buruknya, kalau para karyawan enggak bisa memilah mana barang yang sekadar diinginkan atau dibutuhkan benar-benar, wah … bisa saja uang gaji langsung ludes seketika.
2. Flash sale
Flash sale ini durasi promonya biasanya memang sangat pendek. Kadang bahkan hanya dalam hitungan jam, dan pernah tuh ada toko online yang mengadakannya di tengah malam. Dan, langsung ludes. Padahal barang yang ditawarkan adalah gadget yang enggak murah harganya, tapi didiskon sampai 70%.
Flash sale juga sering diadakan di sekitar tanggal gajian. Tujuannya jelas, supaya banyak yang berminat. Kadang yang ditawarkan adalah barang-barang langka atau yang tak terjangkau, lalu didiskon habis-habisan.
Memang, kondisi “kesempatan dapat diskon gede” atau “mumpung didiskon” ini membuat kita jadi sulit untuk menimbang dan berpikir panjang, ya kan?
3. Promo gratis ongkos kirim
Ini sih umum banget terjadi. Belanja online dengan memanfaatkan gratis ongkos kirim ini kadang juga dimanfaatkan saat gaji sudah menipis. Paling sering sih dipakai kalau lagi cari makan siang dengan pesan makanan secara online. Ya kan?
Sampai semua orang di kantor ditanyain, ada yang mau barengan enggak, demi promo gratis ongkos kirim. Padahal ya, kalau bawa bekal dari rumah untuk makan siang di kantor mah gratis ongkos kirim terus selama-lamanya. Iya nggak?
4. Beli 1 dapat 2
Jadi ingat salah satu adegan di film Dua Garis Biru. Saat Bima membelikan rok seragam untuk Dara, yang kegedean. Dia juga beli 2 karena dapat gratis satu rok lagi.
Ya gitu deh, banyak dari kita juga gitu kan. Sebetulnya cuma butuh satu aja, tapi karena penawaran beli 2 gratis satu, malah jadi beli 3 biji. Sebetulnya cuma butuh ngeluarin duit Rp100.000 aja, jadi mesti bayar Rp200.000 kan? Kalau misal harga barangnya sejuta, jadi beli dua juta. Memang dapat 3, tapi kan cuma butuh sebiji doang. Yang 2 buat apa coba?
5. Cashback
Cashback ini adalah jenis promo belanja online yang memberikan potongan harga pada pembeli melalui virtual account atau e-payment. Nah, biasanya, cashback ini bisa dipakai untuk belanja lagi kapan-kapan. Untuk bisa dapat cashback ini, biasanya ada nominal tertentu yang harus dibelanjakan dulu.
Nah kemudian, sudah bisa ditebak deh. Demi cashback banyak yang bersedia untuk belanja banyak, padahal sebenarnya enggak terlalu butuh juga. Atau ngider di kantor, nawarin teman-teman siapa yang mau beli sekalian, supaya bisa belanjanya nyampe ke nominal minimal itu. Wah, jadi sales toko online dadakan dong yah.
Memang akan selalu ada saja akal para pengelola toko online untuk memberikan berbagai jenis promo belanja online ini. Mereka enggak salah sih, karena bagaimanapun caranya, mereka kan harus bisa menjual barang-barang dagangan mereka. Kita saja yang memang harus bisa bijak berbelanja, bukan?
Yuk, belajar lagi mengelola cash flow gaji, agar enggak terjebak promo belanja online di kelas finansial online QM Financial. Follow juga Instagram QM Financial untuk berbagai tip keuangan praktis yang jitu.
Belanja Cerdas di Era Digital
Siapa sih yang belum pernah belanja seumur hidupnya? Tentu saja semua pernah melakukan transaksi memperoleh sebuah barang atau jasa dengan membelinya alias belanja. Dan terutama perempuan punya kecenderungan hobi berbelanja bahkan sebagian menganggap belanja bisa menjadi alternative hiburan tersendiri. Apalagi kalau pusat perbelanjaan atau situs belanja mengadakan program diskon, bisa dipastikan mereka yang senang belanja tidak akan melewatkannya.
Membangun Kebiasaan Keuangan Yang Baik
Kamu pasti masih ingat #BiasaJadiBaik, sebuah gerakan bersama untuk memulai kebiasaan keuangan yang baik.
Saya akhirnya membaca buku “The Power of Habit” yang ditulis oleh Charles Duhigg. Menurutnya, kebiasaan merupakan suatu aksi yang rutin dilakukan sehingga tanpa disadari dilakukan secara otomatis (pola) oleh seseorang.
Kebiasaan baik tidak hanya dilakukan untuk aktivitas sehari-hari tapi penting juga untuk dilakukan dalam hal keuangan. Dengan membangun kebiasaan keuangan yang baik, niscaya kamu akan dapat mempertahankan kemampuan hidup di masa pensiun dan dengan keuangan yang kuat kamu akan mampu menolong lebih banyak lagi orang dekat (keluarga/saudara) yang membutuhkan.
Hari gajian semakin mendekat, mari gunakan 5 pos pengeluaran untuk belajar membangun kebiasaan keuangan yang baik.