8 Aset yang Bekerja untuk Kita dan Bisa Mendatangkan Penghasilan
Memiliki aset yang bekerja untuk kita merupakan salah satu strategi keuangan yang paling cerdas untuk menciptakan kekayaan jangka panjang.
Investasi di berbagai instrumen yang menghasilkan pendapatan pasif enggak hanya bisa mengamankan masa depan finansial, tetapi juga memberi peluang untuk menikmati kebebasan dalam mengatur waktu dan usaha.
Dalam mencari sumber pendapatan yang berkelanjutan, pemilihan aset yang tepat sangatlah penting.
Table of Contents
Apa Arti Aset yang Bekerja untuk Kita?
Istilah aset yang bekerja untuk kita merujuk pada konsep memiliki aset yang dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan tanpa memerlukan partisipasi aktif terus-menerus dari pemiliknya.
Dengan kata lain, aset ini menjadi sumber pendapatan pasif, yang memungkinkanmu dapat menerima penghasilan secara teratur tanpa perlu bekerja setiap hari untuk mendapatkannya.
Nah, enggak semua aset bisa masuk ke kategori ini. Beberapa karakteristik aset yang bekerja untuk kita meliputi beberapa hal berikut:
- Menghasilkan Aliran Pendapatan: Aset tersebut harus bisa menghasilkan uang secara konsisten, seperti sewa dari properti, dividen dari saham, atau pendapatan dari penjualan produk digital.
- Bisa Mandiri secara Operasional: Aset tersebut idealnya beroperasi dengan sedikit intervensi sehari-hari, yang berarti kamu tidak perlu secara aktif terlibat dalam prosesnya untuk mendapatkan hasil.
- Pertumbuhan Nilai: Selain menghasilkan pendapatan, aset tersebut juga bisa meningkat nilai atau kapitalnya seiring waktu, memberikan dua sumber keuntungan: penghasilan pasif dan apresiasi nilai.
Aset yang bekerja untuk kita penting untuk dimiliki. Pasalnya, aset dengan karakteristik seperti ini akan membantu membangun kekayaan dan mengamankan keuangan jangka panjang dengan menyediakan sumber pendapatan yang stabil dan potensi untuk pertumbuhan nilai.
Baca juga: 5 Cara Menumbuhkan Aset Aktif untuk Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat
Contoh Aset yang Bekerja untuk Kita
Nah, seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa tak semua aset bisa masuk ke dalam kategori aset yang bekerja untuk kita. Ada beberapa yang bersifat sebagai penjaga nilai melawan inflasi. Berikut adalah beberapa contoh aset yang dapat bekerja untuk kamu dan berpotensi mendatangkan penghasilan.
1. Properti Sewaan
Memiliki properti untuk disewakan merupakan merupakan salah satu contoh aset yang bekerja untuk kita. Metode ini termasuk metode tradisional. Banyak orang tua kita yang memiliki aset ini, dan bisa menghasilkan pendapatan pasif.
Ada beberapa bentuk aset properti sewaan. Mulai dari rumah, apartemen, hingga ruang komersial. Semua aset tersebut dapat menyediakan sumber pendapatan yang stabil melalui pembayaran sewa bulanan.
Pendapatan ini terus mengalir selama ada penyewa yang menempati properti tersebut. Pemilik properti mendapatkan keuntungan tanpa harus terlibat secara aktif dalam pengelolaan sehari-hari, selama properti tersebut terawat dengan baik dan selalu terisi oleh penyewa.
2. Saham yang Memberikan Dividen
Saham yang rutin memberikan dividen juga merupakan salah satu jenis aset yang bekerja untuk kita. Ini juga cara yang cukup efektif untuk memperoleh pendapatan pasif.
Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemilik saham. Pendapatan ini tergantung pada kinerja perusahaan; jika perusahaan memperoleh keuntungan, pemegang saham akan mendapatkan dividen secara periodik.
Hal ini memungkinkan pemilik saham untuk mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus terlibat langsung dalam operasional perusahaan tersebut.
Baca juga: Bagaimana Cara Menemukan Rekomendasi Saham Dividen Tinggi untuk Pendapatan Pasif
3. Obligasi
Memilih obligasi atau instrumen reksa dana pendapatan tetap lainnya juga bisa menjadi strategi investasi yang stabil. Produk obligasi juga termasuk jenis aset yang bekerja untuk kita dan menawarkan pengembalian melalui pembayaran bunga yang diberikan secara periodik.
Ketika berinvestasi di obligasi, dana yang diinvestasikan dipinjamkan kepada penerbit obligasi seperti pemerintah atau perusahaan, yang kemudian membayar bunga sebagai imbalan atas pinjaman tersebut. Pembayaran bunga ini biasanya dilakukan dengan jadwal tetap, memberikan aliran pendapatan yang dapat diprediksi bagi pemegang obligasi.
Investasi jenis ini cocok bagi mereka yang mencari sumber pendapatan tetap dan memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan saham.
4. Website atau Blog
Memiliki website atau blog yang menarik banyak pengunjung membuka peluang untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan ini bisa datang dari berbagai sumber seperti iklan yang dipasang di situs, program afiliasi yang memberi komisi saat pengunjung membeli produk melalui link di situs, atau melalui penjualan produk digital langsung dari website.
Untuk mencapai tingkat pengunjung yang memadai, diperlukan upaya awal untuk mengembangkan konten yang menarik dan relevan serta optimisasi untuk mesin pencari, yang membantu meningkatkan visibilitas situs di internet.
Prosesnya memang enggak mudah dan bukan jalan yang singkat. But, hey, mana ada sih yang instan dan gratis hari gini?
5. Buku atau Kursus Online
Menerbitkan buku atau membuat kursus online juga bisa menjadi aset yang bekerja untuk kita. Produk-produk tersebut, ketika dikembangkan dengan baik dan menarik minat banyak orang, dapat terus menghasilkan uang dalam bentuk royalti atau penjualan berulang.
Fokus utama dalam proses ini adalah menciptakan konten yang relevan dan menarik yang dapat menarik perhatian dan memenuhi kebutuhan pembeli atau mereka yang sedang mempelajari keahlian yang kita tawarkan.
Proses ini juga enggak mudah, terutama di awal. Namun setelah itu, produk dapat terus menghasilkan pendapatan tanpa perlu keterlibatan aktif kita. Dengan begitu, si pembuat konten bisa fokus pada proyek baru sambil terus mendapatkan manfaat dari pekerjaan sebelumnya.
6. Usaha Franchise
Memiliki usaha franchise menawarkan peluang untuk memperoleh pendapatan dari model bisnis yang sudah teruji. Keuntungan utama dari usaha ini adalah adanya struktur dan dukungan yang sudah mapan dari franchisor.
Biaya investasi awal mungkin besar, tetapi imbal hasil bisa sangat menggiurkan. Hal ini terutama efektif bila manajemen harian dijalankan oleh tim yang ahli, memungkinkan pemilik untuk tidak terlibat secara langsung dalam operasi sehari-hari.
Dengan demikian, franchise bisa menjadi salah satu aset yang bekerja untuk kita, terutama yang ingin berinvestasi di sektor yang memiliki risiko lebih terkendali.
7. Pembuatan Aplikasi atau Perangkat Lunak
Mengembangkan aplikasi atau perangkat lunak yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu bisa membuka peluang pendapatan pasif melalui skema penjualan atau berlangganan. Proses ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi, diikuti oleh pengembangan solusi yang efektif.
Setelah aplikasi atau perangkat lunak diluncurkan, pendapatan dapat diperoleh dari pengguna yang membayar untuk mengakses atau menggunakan produk tersebut. Keberhasilan usaha ini sangat bergantung pada kemampuan produk untuk menarik dan mempertahankan pengguna, yang banyak dipengaruhi oleh kualitas dan relevansi solusi yang ditawarkan.
8. Investasi Peer-to-Peer Lending
Investasi dalam platform pinjaman peer-to-peer menawarkan kesempatan untuk memberi pinjaman kepada bisnis atau orang lain. Melalui sistem ini, pemilik dana dapat memilih untuk meminjamkan uangnya dan mendapatkan pengembalian berupa bunga.
Strategi ini menciptakan sumber pendapatan pasif, karena pengembalian bunga diperoleh selama periode pinjaman. Platform ini biasanya mengelola semua aspek administratif, dari pengkreditan hingga pengumpulan pembayaran, membuat proses ini relatif mudah bagi investor. Keuntungan dari model ini adalah fleksibilitas dalam memilih pinjaman dan tingkat risiko yang relatif dapat dikontrol, tergantung pada profil peminjam.
Memilih aset yang bekerja untuk kita memerlukan pertimbangan matang dan pemahaman cukup tentang setiap opsi yang tersedia.
Membangun portofolio aset yang terdiversifikasi enggak hanya meningkatkan potensi penghasilan pasif, tetapi juga mengurangi risiko keuangan. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip investasi yang solid, setiap orang dapat memaksimalkan manfaat dari aset-aset tersebut. Yuk, mulai dengan langkah kecil, evaluasi hasil, dan sesuaikan strategi untuk mencapai tujuan finansial yang diinginkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bebas Finansial Artinya Tinggal Ongkang-Ongkang? Ini yang Kamu Harus Tahu!
Banyak orang mengira, bebas finansial artinya adalah sebuah kondisi ketika seseorang bisa hidup tanpa bekerja keras lagi, menghabiskan hari-hari dengan santai, ongkang-ongkang sambil menikmati hasil jerih payah masa lalu. Namun, seberapa tepatkah pengertian ini?
Di balik anggapan populer, pada dasarnya, bebas finansial artinya jauh lebih mendalam dan kompleks. Konsep ini bukan hanya tentang memiliki uang yang cukup untuk tidak perlu bekerja, melainkan tentang memperoleh kebebasan untuk membuat keputusan hidup tanpa dibatasi oleh kekhawatiran finansial.
Hal ini mencakup kemampuan untuk memilih bagaimana seseorang ingin menghabiskan waktu, dengan siapa, dan untuk apa, menjadikan kebebasan finansial sebuah tujuan yang didambakan tetapi sering disalahpahami.
Table of Contents
Apa Itu Bebas Finansial?
Ketika kita mendengar istilah ini, sering kali yang terlintas dalam pikiran adalah bebas finansial artinya gambaran hidup tanpa kekhawatiran akan uang, ketika kita bisa melakukan apa saja sesuka hati.
Namun, sebenarnya, apa sih arti sebenarnya dari bebas finansial itu?
Secara umum, bebas finansial artinya adalah keadaan ketika seseorang memiliki cukup kekayaan atau sumber daya keuangan untuk hidup tanpa perlu bekerja secara aktif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya ya bukan berhenti bekerja sama sekali, melainkan memiliki kebebasan untuk memilih apakah ingin bekerja atau tidak, serta kapan dan bagaimana ingin melakukannya.
Namun, interpretasi dari bebas finansial ini bisa sangat beragam dan sering kali disalahpahami. Bagi sebagian orang, bebas finansial berarti memiliki kemampuan untuk membeli apa saja yang diinginkan, kapan saja. Sementara bagi yang lain, bebas finansial berarti memiliki waktu luang yang lebih banyak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau untuk hobi.
Di sisi lain, ada juga kesalahpahaman bahwa begitu mencapai kebebasan finansial, seseorang dapat hidup tanpa melakukan apa pun, alias ‘ongkang-ongkang’ tanpa kegiatan produktif. Padahal, kebebasan finansial sesungguhnya lebih kepada pencapaian kemandirian ekonomi yang memungkinkan seseorang untuk membuat pilihan hidup yang lebih luas, bukan sekadar kemewahan atau kemalasan.
Jadi, meskipun konsepnya tampak sederhana, realitas bebas finansial itu jauh lebih kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang apa arti kebebasan tersebut bagi kehidupan kita masing-masing.
Langkah Menuju Bebas Finansial
So, untuk bisa bebas finansial artinya seseorang harus berupaya. Effortnya jangan dikira gampang—kadang bahkan butuh waktu bertahun-tahun untuk persiapannya.
1. Merencanakan Keuangan dengan Bijak
Bebas finansial artinya punya rencana keuangan yang komprehensif. So, salah satu langkah fundamental dalam perjalanan menuju kebebasan finansial adalah merencanakan keuangan dengan bijak. Enggak cuma soal menghemat uang atau memotong pengeluaran, melainkan membangun strategi keuangan yang komprehensif hingga jangka panjang.
Perencanaan keuangan yang bijak dimulai dengan memahami cash flow; dari mana uang datang, ke mana perginya, dan bagaimana dapat mengoptimalkan kedua aspek tersebut. Termasuk di dalamnya adalah membuat anggaran yang realistis dan disiplin dalam mengikutinya, sambil tetap memperhitungkan kebutuhan dan keinginan pribadi.
Selain itu, penting juga untuk membangun dana darurat, yang akan memberikan bantalan finansial di masa-masa tak terduga.
2. Investasi dan Membangun Sumber Pendapatan Pasif
Langkah penting lainnya menuju kebebasan finansial adalah melalui investasi dan pembangunan sumber pendapatan pasif.
Investasi adalah tentang menempatkan uang kita untuk bekerja, sehingga menghasilkan lebih banyak lagi. Instrumennya bisa beragam, seperti pasar saham, obligasi, properti, kekayaan intelektual, atau bahkan dalam bisnis pribadi. Kunci dari investasi yang sukses adalah diversifikasi dan pemahaman mendalam tentang risiko dan potensi keuntungan dari setiap pilihan investasi.
Adalah penting bagi kita untuk menyesuaikan pilihan instrumen sehingga tak sekadar investasi, tetapi menjadi aset aktif yang akhirnya memberikan penghasilan pasif. Penghasilan pasif ini bisa berasal dari sewa properti, dividen saham, pendapatan dari bisnis yang tidak memerlukan kehadiran konstan, atau bahkan dari hak cipta dan royalti.
Dengan adanya pendapatan pasif, kita dapat secara bertahap mengurangi ketergantungan pada pendapatan dari pekerjaan reguler dan mendekati realisasi kebebasan finansial. Namun, perlu diingat bahwa membangun sumber pendapatan pasif sering membutuhkan investasi awal, baik dalam bentuk waktu, uang, atau keduanya. Oleh karena itu, pendekatan yang bijak dan terinformasi sangat penting dalam langkah ini menuju kebebasan finansial.
3. Disiplin dan Mengelola Risiko
Pada inti dari perjalanan menuju kebebasan finansial, terletak dua prinsip penting: disiplin dan pengelolaan risiko.
Disiplin finansial bukan hanya tentang mengikuti anggaran atau rencana investasi yang telah ditetapkan, tetapi juga tentang menjaga konsistensi dalam jangka panjang. Ini berarti menahan diri dari pengeluaran impulsif, mengevaluasi ulang prioritas keuangan secara berkala, dan menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan keadaan pribadi.
Disiplin juga berarti memiliki kesabaran untuk menunggu hasil investasi dan tidak tergoda oleh solusi ‘cepat kaya’ yang sering kali berisiko tinggi.
Sementara itu, pengelolaan risiko adalah tentang mengenali, memahami, dan mengurangi potensi kerugian keuangan. Di dalamnya melibatkan diversifikasi portofolio investasi untuk menyebarkan risiko, serta memastikan bahwa setiap investasi sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan keuangan individual.
Pengelolaan risiko juga berarti mempersiapkan diri untuk skenario terburuk, misalnya dengan memiliki dana darurat atau asuransi yang memadai, untuk melindungi diri dari kejadian tak terduga yang bisa memengaruhi kestabilan keuangan. Dengan menggabungkan disiplin yang konsisten dan pengelolaan risiko yang efektif, seseorang dapat secara bertahap membangun keamanan finansial dan bergerak lebih dekat menuju pencapaian kebebasan finansial.
Jadi, Bebas Finansial Artinya Apa?
Dalam esensinya, bebas finansial artinya lebih dari sekadar memiliki kekayaan untuk bersantai tanpa batas. Ini adalah tentang menciptakan keseimbangan antara kekayaan dan kualitas hidup, memungkinkan kita untuk membuat pilihan berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan.
Bebas finansial artinya bukan cuma ongkang-ongkang kaki doang, tetapi kita akan dituntut untuk selalu memantau, meng-update, dan menyesuaikan sumber pendapatan kita sepanjang waktu. Ada kalanya, aset ada yang dijual, atau nilainya turun. Maka perlu effort lagi untuk bisa menyeimbangkannya.
So, PR-nya enggak cuma sampai mengumpulkan aset aktif, dan selesai. Di belakangnya, ada berbagai upaya lagi untuk bisa membuat kita aman secara finansial hingga akhirnya tak membutuhkannya lagi. Sebuah pekerjaan sepanjang hidup kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal Investasi Properti Crowdfunding sebagai Alternatif Penambah Aset yang Inovatif dan Menguntungkan
Investasi properti selama ini dikenal sebagai salah satu jenis investasi yang cukup efektif untuk mendatangkan penghasilan pasif dan melipatgandakan aset. Namun, dengan kemajuan teknologi dan inovasi di dunia keuangan, muncul alternatif baru yang semakin populer di kalangan investor: crowdfunding properti.
Metode ini memungkinkan banyak orang untuk bergabung dan berinvestasi dalam properti, bahkan dengan modal yang relatif kecil, dan mengubah cara kita melihat investasi di sektor properti. Seperti apa sih investasi properti dengan crowdfunding ini? Ada bagusnya bagi kamu untuk tahu. Siapa tahu, bisa menjadi alternatif tambahan sebagai aset aktif.
Apa Itu Crowdfunding?
Crowdfunding adalah metode penggalangan dana dari banyak orang, biasanya melalui internet, untuk mendanai suatu proyek atau inisiatif tertentu. Istilah “crowdfunding” berasal dari kata “crowd” yang berarti kerumunan dan “funding” yang berarti pendanaan. Proses ini mengizinkan seseorang atau organisasi mengumpulkan dana dari berbagai pihak melalui berbagai platform online.
Nah, sebelum ke investasi propertinya, perlu tahu dulu kayaknya tentang beberapa jenis crowdfunding. Antara lain ada donasi, yaitu jenis crowdfunding yang murni bener-bener untuk tujuan amal. Orang mengumpulkan dana tanpa mengharapkan imbalan atau balasan.
Ada juga reward-based crowdfunding, atau pengumpulan dana yang nantinya akan mendapatkan hadiah berupa produk atau jasa yang didanai. Selain itu, juga ada equity-based crowdfunding, yang pendanaannya berdasarkan pertukaran saham. Juga ada debt-based crowdfunding, yaitu penggalangan dana berbasis utang. Nah, mungkin ini kamu sudah familier, yaitu peer to peer lending.
Nah, dalam konteks investasi properti, crowdfunding memungkinkan seseorang untuk berinvestasi dalam properti bersama-sama dengan investor lainnya melalui platform equity crowdfunding. Platform tersebut bertindak sebagai mediator yang menyeleksi properti berkualitas untuk ditampilkan di platformnya. Apa saja keuntungannya?
Keuntungan Investasi Properti dengan Crowdfunding
Dalam crowdfunding investasi properti, investor dapat memperoleh berbagai manfaat. Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan tersebut.
Bisa Investasi Properti dengan Modal Terjangkau
Kita tahu ya, bahwa untuk bisa investasi properti, kita akan butuh modal besar. Ya, gimana enggak besar, produk yang dibeli kan rumah, atau apartemen, atau sebidang tanah. Harganya pasti enggak mungkin hanya beberapa juta rupiah saja. Pasti minimal puluhan juta, betul?
Nah, melalui sistem crowdfunding, bahkan investor dengan modal terbatas pun dapat berpartisipasi dalam properti yang memiliki prospek keuntungan jangka panjang. Ini membuka peluang bagi banyak investor.
Jangkauan Investasi Luas
Dengan platform crowdfunding properti, jangkauan investasi menjadi semakin luas, memungkinkan pengumpulan dana lebih efisien. Melalui investasi berbasis online, investor memiliki kesempatan untuk berinvestasi di berbagai lokasi yang menjanjikan keuntungan. Bahkan, kamu bisa memilih lokasi-lokasi yang strategis banget, supaya potensi keuntungannya meningkat.
Efisien
Dengan crowdfunding, kamu dapat memulai investasi properti dengan lebih cepat. Dana yang dikumpulkan dari banyak pihak memungkinkan tim profesional untuk segera memulai dan mengembangkan properti yang diharapkan memberikan keuntungan.
Pengelolaan Aset yang Praktis
Dengan investasi properti berbasis online, kamu bisa memonitor perkembangan aset dengan mudah. Ya, kayak kalau kamu investasi saham, reksa dana, atau peer to peer lending itu.
Platform crowdfunding properti yang berkualitas biasanya menyediakan update berkala mengenai status dan perkembangan properti yang diinvestasikan, mulai dari pembangunan hingga keuntungan yang diperoleh.
Risiko dan Pertimbangan yang Perlu Diperhatikan
Nah, seperti juga jenis investasi lainnya, investasi properti dengan crowdfunding ini juga ada risikonya. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Risiko Gagal Proyek
Risiko kegagalan proyek merupakan salah satu risiko utama yang dihadapi oleh investor saat berinvestasi dalam properti melalui crowdfunding. Ini berkaitan dengan kemungkinan sebuah proyek properti tidak selesai sesuai dengan rencana atau bahkan tidak sama sekali terwujud.
Penyebabnya bisa beragam, mulai dari masalah perizinan, konflik sengketa tanah, kesalahan dalam perencanaan, masalah keuangan, dan lain sebagainya. Sebagai manajemen risiko, adalah penting bagi investor untuk melakukan due diligence sebelum berinvestasi. Cek secara menyeluruh mengenai rekam jejak developer, rincian proyek, perizinan, dan aspek lain sebelum mengambil keputusan investasi.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang terkait dengan kesulitan atau ketidakmampuan untuk menjual aset dalam waktu cepat, tanpa mengalami kerugian yang signifikan. Dalam investasi properti dengan crowdfunding, risiko ini bisa muncul karena keterbatasan pasar sekunder, durasi investasi yang umumnya sangat panjang, kurangnya investor, sampai penurunan nilai aset.
Risiko Perubahan Pasar
Risiko perubahan pasar mengacu pada kemungkinan terjadinya perubahan kondisi pasar yang dapat memengaruhi nilai atau potensi keuntungan investasi. Beberapa hal yang bisa menjadi pemicu munculnya risiko perubahan pasar seperti fluktuasi harga properti, perubahan suku bunga, kondisi ekonomi makro, perubahan kebijakan, hingga oversupply properti.
Sebenarnya ini adalah jenis risiko yang tidak bisa dihindari oleh investor mana pun. Meski demikian, pemahaman yang baik dan diversifikasi investasi dapat membantu mengurangi dampaknya.
Tip Memulai Investasi Properti dengan Crowdfunding
Tujuan Lo Apa?
Selalu mulai dengan menentukan tujuan. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah menentukan strategi dan melakukan manajemen risiko.
Menentukan Properti
Properti seperti apa yang ingin kamu investasikan akan memengaruhi tujuan dan perjalanan kamu dalam berinvestasi. Setiap jenis properti memiliki kelebihannya masing-masing. Berikut ini adalah beberapa opsi properti yang dapat dipertimbangkan sebagai tempat investasi:
- Kos-kosan, salah satu jenis properti yang permintaannya selalu tinggi, khususnya di daerah perkotaan dan pusat industri.
- Kontrakan, yang dapat memberikan pendapatan rutin dari hasil sewa yang cenderung stabil.
- Lahan atau tanah, yang dianggap sebagai investasi jangka panjang dengan risiko rendah dan tahan terhadap inflasi.
- Apartemen, yang menjadi tren hunian di kalangan masyarakat modern.
Lakukan Riset
Sebelum berinvestasi di platform apa pun dan pada properti apa pun, pastikan untuk melakukan riset mendalam dulu. Tinjau reputasi platformnya, ulasan dari investor lain, dan track record proyek yang telah mereka selesaikan. Pahami juga bagaimana platform itu menangani risiko dan bagaimana mereka menyeleksi proyek yang ditawarkan. Pun juga dengan propertinya; apakah perizinannya lengkap, lokasinya cocok, dan sebagainya.
Diversifikasi Portofolio
Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang. Sebagai langkah awal dalam dunia crowdfunding properti, sebaiknya sebarkan investasi Anda di beberapa proyek daripada menginvestasikan sejumlah besar uang dalam satu proyek saja. Ini akan membantu mengurangi risiko jika salah satu proyek tidak berjalan sesuai rencana.
Pahami Struktur dan Ketentuan Investasi
Setiap proyek pada platform crowdfunding mungkin memiliki ketentuan yang berbeda, seperti jangka waktu investasi, proyeksi ROI (Return on Investment), dan pembagian keuntungan. Pastikan kamu benar-benar memahami detail-detail ini sebelum berkomitmen.
Siapkan Dana Darurat
Investasi properti melalui crowdfunding, seperti investasi lainnya, memiliki risiko. Ada kemungkinan kamu enggak akan mendapatkan return yang diharapkan atau bahkan kehilangan sebagian modal. So, pastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup dan enggak menggunakan uang yang mungkin dibutuhkan dalam jangka pendek untuk investasi ini.
Keep Updated dan Review Berkala
Jangan biarkan investasi kamu berjalan dengan sendirinya setelah berinvestasi. Pantau perkembangan proyek, baca laporan yang diberikan oleh platform, dan tetap terinformasi tentang kondisi pasar properti secara umum. Keterlibatan aktif kamu akan membantu dirimu sendiri membuat keputusan yang tepat jika ada perubahan kondisi atau jika muncul peluang baru.
Ingatlah bahwa sementara investasi properti melalui crowdfunding dapat menawarkan potensi keuntungan yang menarik, ini bukan jaminan. Sebagai seorang investor, penting untuk selalu melakukan due diligence, memahami risiko, dan mempersiapkan strategi investasi yang solid.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Contoh Aset Aktif yang Bisa Dibangun Selagi Muda
Memiliki penghasilan tidak melulu tentang gaji, ada aset aktif yang bisa memberikan kamu penghasilan dan menopang kehidupan kamu di kemudian hari. Barangkali kamu akan bertanya, apa saja contoh aset aktif?
Sekarang ini kamu bekerja dan mempunyai gaji, itu disebut pemasukan aktif. Tapi, apakah gaji ini bisa mencukupi kebutuhan kamu di masa yang akan datang? Apakah kamu akan terus-terusan bekerja dari pukul 8 pagi hingga 5 sore? Yakin enggak pengin menikmati hidup di masa pensiun tanpa memikirkan harus bekerja aktif?
Nah, di sinilah peran penting aset aktif. Selagi kamu masih kuat bekerja, kondisi fisik masih bugar, bangunlah aset aktif demi mendapatkan pendapatan pasif sebagai persiapan untuk masa pensiun nanti.
Aset aktif adalah aset yang dimiliki seseorang di mana bisa mendatangkan penghasilan tambahan tanpa perlu bekerja secara aktif. Ringkasnya nih, aset aktif ini akan memberikan kamu uang walaupun kamu sedang tidur.
3 Alasan Mengapa Aset Aktif Perlu Dimiliki Selagi Muda
Memberikan waktu
Pernah mendengar kalimat, waktu tidak bisa dibeli dengan uang?
Yup, kalimat ini memang benar adanya. Waktu adalah aset bagi semua orang dan jauh lebih berharga daripada uang. Uang bisa kamu habiskan dalam satu waktu dan bisa dicari dengan berbagai cara, namun waktu hanya bisa habis tapi sekali saja. Ketika waktu berlalu, maka kita tidak bisa kembali lagi.
Itulah mengapa membangun aset aktif selagi muda itu penting. Lantaran ini bisa memberikan kamu kebebasan waktu.
Akan ada satu titik, kamu tidak perlu lagi terburu-buru ke kantor, kamu memiliki kebebasan waktu melakukan hal yang ingin dilakukan sejak lama seperti traveling bersama pasangan. Dan semuanya bisa terwujud dengan memiliki contoh aset aktif.
Mengurangi kecemasan tentang masa depan
Kecemasan akan gaji yang tidak bisa mencukupi kebutuhan di masa yang akan datang itu nyata terjadi. Apakah uang kita bisa mencukupi biaya kuliah anak-anak? Apakah kebutuhan primer keluarga bisa tercukupi? Apa bisa menikmati masa senja dengan nyaman? Ini hanyalah sekelumit kecil pertanyaan tentang keuangan yang berujung kecemasan dalam diri.
Itulah mengapa kita perlu memiliki passive income dari aset aktif untuk bisa menambah nominal di tabungan dan bisa meredakan kecemasan. Jadikan kecemasan tersebut sebagai bentuk motivasi dalam membangun aset aktif.
Bisa bekerja here, there and everywhere
Ada sebagian besar orang yang bekerja di perusahaan maupun instansi tidak bisa melakukan traveling atau mengunjungi satu kota karena alasan pekerjaan. Ya, pekerjaannya tidak bisa ditinggal dalam waktu yang lama karena berpengaruh terhadap gaji. Makin banyak izin, maka makin banyak pula potongan gajinya.
Berbeda dengan orang-orang yang bisa melakukan pekerjaan di mana saja. Maka mereka memiliki waktu yang fleksibel untuk melakukan berbagai hal.
Pengin bisa seperti golongan orang bekerja di mana saja? Maka bagunlah salah satu contoh aset aktif yang akan memberikanmu pekerjaan yang tidak terbatas waktu dan tempat.
Salah satu contoh aset aktif yang lagi tren beberapa tahun belakangan ini adalah menjadi vloger. Selain menjadi vloger, apa saja contoh aset aktif yang bisa kamu mulai selagi muda? Berikut ulasannya.
4 Contoh Aset Aktif untuk Dibangun Sejak Muda
Ada banyak jalan menuju Roma, begitu pula dalam membangun aset aktif. Ada beberapa contoh aset aktif yang bisa kamu jadikan rujukan untuk memperoleh pendapatan pasif.
Surat Berharga
Contoh aset aktif pertama adalah investasi surat berharga.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa investasi bisa menghasilkan pendapatan pasif. Kamu bisa memilih berbagai instrumen investasi surat berharga, mulai dari saham, surat utang negara, reksa dana, deposito dan lain sebagainya.
Tapi, perlu diingat gunakan uang dingin ya untuk memulai investasi dan pastikan memilih instrumennya disesuaikan dengan profil risiko bukan bermodalkan ikut-ikutan. Jangan lupa, tentukan dulu #TujuanLoApa, agar kamu bisa berinvestasi secara fokus karena adanya tujuan.
Bisnis
Sejak pandemi, banyak yang banting setir ke bisnis dengan memanfaatkan media sosial dan berbagai e-commerce untuk jualan. Memang sih kalau dibilang bisnis sebagai contoh aset aktif, cakupannya sangat luas. Kamu bisa kurasi bisnis apa saja sesuai dengan modal yang kamu miliki. Nah, kuncinya, kamu harus menyesuaikan jenisnya dengan tujuanmu untuk mendapatkan aset aktif. Karena tidak semua bisnis berpeluang menjadi aset aktif.
Salah satu contoh bisnis yang bisa menjadi aset aktif adalah bisnis waralaba atau franchise. Ada banyak pilihan untuk bisnis waralaba seperti produk ayam crispy, kopi kekinian, jasa pengiriman, kedai kopi, es krim, crepes dan lain sebagainya.
Tentukan model bisnis yang sustainable, artinya bisa berkelanjutan, hingga nantinya kamu tak perlu terlibat terlalu banyak lagi tetapi bisa mendapatkan dividen. Dengan begini, nantinya kamu bisa mendapatkan penghasilan pasif dari bisnis tersebut.
Properti
Penjualan properti sejak pandemi mengalami kelesuan. Banyak yang menjual properti tapi sedikit peminatnya. Apabila kamu memiliki properti daripada dijual sebaiknya disewakan atau membuat bisnis kos-kosan.
Tidak bisa dimungkiri bisnis kos-kosan ini contoh aset aktif yang everlasting lantaran dicari banyak orang dan memberikan kamu pendapatan pasif rutin setiap bulannya.
Jenis properti lain yang bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan pasif adalah menyewakan rumah atau bangunan untuk difungsikan sebagai ruko, rukan, hingga disewakan untuk hunian. Jika kamu punya apartemen, kamu juga bisa menyewakannya sebagai hunian ataupun bergabung di jaringan penginapan seperti Air BnB.
Kekayaan Intelektual
Selain 3 contoh aset aktif di atas, ada satu lagi jenis yang sekarang juga menjanjikan penghasilan pasif yang cukup menarik. Yaitu kekayaan intelektual.
Misalnya saja, kamu bisa menulis buku, menulis lagu, mengomposisi musik, membuat desain web, hingga fotografi. Penghasilan dari kekayaan intelektual bisa didapatkan dari royalti.
Misalnya, kamu unggah foto-fotomu di situs penyedia image CC0, seperti ShutterStock, maka saat ada orang yang mengunduh fotomu, kamu akan mendapatkan royalti. Begitu juga dengan lagu, atau berbagai karya intelektual lainnya.
Nah, itu dia contoh aset aktif yang bisa dibangun sejak masih muda.
Dari 4 contoh aset aktif di atas, yang mana nih mau kamu lakukan sekarang ini? Selamat memulai, semangat!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengatur Keuangan Keluarga Saat Suami Tak Berpenghasilan
Baru-baru ini ada thread viral tentang keputusan seorang istri mengikhlaskan suaminya resign dari kantor tempatnya bekerja, karena alasan kesehatan. Setelah menelusur, ada satu hal yang cukup menarik yang bisa ditarik sebagai pelajaran ketika akhirnya suami tak berpenghasilan dan mengandalkan penghasilan istri saja.
Memang ya, hidup di Indonesia itu cukup challenging. Beberapa norma yang berlaku masyarakat kadang lantas membuat pihak-pihak tertentu menjadi tampak “tidak normal” jika tidak diikuti. Termasuk soal penghasilan untuk keluarga. Umumnya, suami memang dianggap seseorang yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga; memberi nafkah istri dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Namun, kadang, fakta di lapangan berkata lain. Karena berbagai sebab, suami tak dapat melakukan tugas, dan harus melimpahkan tanggung jawab sebagai penafkah kepada istri. Salahkah suami jika melakukan hal tersebut? Enggak selalu, karena banyak alasannya. Kesehatan adalah salah satu alasan terbesarnya. Tapi ya begitulah, saat gaji istri lebih besar saja kadang jadi masalah. Apalagi kalau suami tak berpenghasilan. Di Indonesia, ini adalah masalah yang besar.
Mengatur keuangan dari penghasilan satu pintu tentu bukan perkara mudah. Apalagi kalau kedua pasangan tadinya sama-sama bekerja. Penurunan pemasukan keluarga pasti akan memengaruhi kondisi ekonomi. Sedikit atau banyak, itu relatif.
Terlepas dari soal stigma sosial yang harus dihadapi, persoalan keuangan ini juga akan menjadi tantangan besar bagi pasangan dengan suami tak berpenghasilan. Pasalnya, kita tidak bisa menutup mata bahwa masih ada gap antara penghasilan perempuan dan pria di Indonesia. Masih banyak perempuan bekerja yang digaji lebih rendah daripada pria untuk level jabatan yang sama. Tak hanya soal feminis, tapi data yang menyatakannya. Jadi, walaupun istri mengambil alih peran penafkah keluarga, tetapi bisa jadi penghasilan ya tetap saja tidak akan sebesar penghasilan suami yang bekerja.
Artinya, masalah keuangan ini adalah masalah yang serius. Apalagi kita masih dalam situasi tak berkepastian seperti sekarang. Kebutuhan makin banyak, sekaligus semakin sulit didapatkan.
Lalu, bagaimana ya cara mengatur keuangan bagi keluarga dengan suami tak berpenghasilan?
Atur Keuangan untuk Keluarga dengan Suami Tak Berpenghasilan
Pastikan pertimbangan dan persiapannya matang
Kalau menelusur dari thread viral yang disebutkan di awal tadi, ada penjelasan bahwa sebelum suami tak berpenghasilan, keluarga tersebut sudah punya tabungan 10x gaji dan sempat membeli asuransi yang memadai. Seiring waktu, malahan tabungan ini tidak perlu digunakan sama sekali, dan kebutuhan hidup dapat dipenuhi dari penghasilan istri sepenuhnya.
So, apa moral of the story? Yes, persiapan yang matang.
Memutuskan resign tak boleh dilandasi emosi, karena bisa membuat kita bias dalam mengambil keputusan hingga akhirnya tak melakukan persiapan. Padahal, hidup ke depan setelah resign harus dipikirkan dengan baik, apalagi jika sudah ada tanggungan.
Atur kembali rencana dan anggaran
Mengelola keuangan rumah tangga dari penghasilan 2 pintu menjadi satu pintu bukan perkara gampang. Karena itu, persiapan adalah koentji dan kemudian lakukan financial check up untuk membuat evaluasi dan mengetahui secara pasti kondisi keuangan keluarga saat suami tak berpenghasilan lagi.
Atur kembali rencana keuangan yang mungkin tadinya sudah ada. Kamu bisa meninjau kembali tujuan-tujuan keuangan, dan menyusun ulang berdasarkan hasil financial check up yang sudah dilakukan. Buat anggaran yang sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Cicilan utang dan kebutuhan primer menjadi prioritas utama. Yang lain, kamu bisa sesuaikan dengan kemampuan. Bahkan investasi bisa dikurangi dulu, selama keuangan belum stabil lagi. Ke depannya, fokuslah pada menjaga cash flow agar tetap positif.
Amankan Dana Darurat dan Asuransi
Punya asuransi kesehatan adalah hal yang tak bisa ditawar. Asuransi kesehatan akan dapat memberikan perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan. Apalagi biaya kesehatan terus meningkat. Meskipun iurannya naik, tapi BPJS Kesehatan tetap bisa jadi pilihan pertama. Selanjutnya, tergantung kebutuhan.
Jika istri kemudian menjadi penafkah utama karena suami tak berpenghasilan, maka pastikan istri memiliki asuransi jiwa. Setelah itu, pastikan dana darurat dalam kondisi yang memadai juga.
Tinjau kembali cicilan utang
Memang dalam praktiknya, cicilan utang harus menjadi prioritas apa pun kondisinya. Tapi saat suami tak berpenghasilan, maka bisa jadi cicilan akan menambah beban. So, coba cari cara untuk meringankannya.
Barangkali ada beberapa cicilan yang bisa dilunasi dulu sebelum akhirnya suami resign. Terutama untuk cicilan konsumtif yang berbunga besar. Pastikan untuk tidak menambah utang besar dan konsumtif saat nanti keuangan belum stabil.
Jika memang perlu, kamu bisa mengajukan restrukturisasi utang yang cicilannya terlalu besar dan membebani. Mungkin ada diskon bunga, atau tenor bisa diperpanjang. Apa pun kondisinya, sebaiknya dijelaskan pada pihak pemberi pinjaman. Prinsipnya, mereka akan lebih memilih melunakkan pinjaman daripada risiko gagal bayar meningkat. Termasuk KPR.
Tambah penghasilan
Jika memang perlu dan memungkinkan, cobalah untuk mencari alternatif lain demi mendapatkan penghasilan tambahan. Baik untuk suami maupun hal yang bisa dilakukan berdua.
Memang, kualitas hidup tak hanya tergantung pada penghasilan yang didapatkan, tetapi pada cara kelola uang yang ada. Tapi bagaimanapun, keluarga dengan keuangan yang sehat pastilah akan lebih mudah menjalani kehidupan. Karena itu, kita tetap realistis dan berusaha agar ‘dapur tetap mengepul’, apa pun caranya asal halal.
Dana Pensiun
Suami tak berpenghasilan bukan berarti pensiun, jika sekarang masih mengandalkan penghasilan aktif untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. So, tetap ada PR besar untuk bisa membangun aset aktif yang nantinya bisa memberikan passive income. Pasalnya, bagaimanapun juga, nantinya jika istri yang akan menjadi tulang punggung keluarga, akan ada waktu juga baginya untuk pensiun.
So, meski berat, persiapkan sejak sekarang.
Itu dia cara mengatur keuangan keluarga jika suami tak berpenghasilan, dan hanya mengandalkan dari penghasilan satu pintu, yaitu dari istri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Cara Membeli Saham bagi Pemula yang Paling Mudah Dilakukan
Membangun aset aktif sehingga bisa memiliki penghasilan pasif dari investasi memang menjadi salah satu cara untuk bisa merealisasikan kebebasan finansial dan pensiun sejahtera. Sayangnya, masih banyak yang belum paham dengan baik cara kerja investasi ini. Termasuk cara membeli saham bagi pemula yang memang harus dilakukan jika kamu pengin punya aset aktif berbasis surat berharga.
So, mengapa tidak kita ulas secara lengkap sekarang di artikel ini, ya kan?
Cara membeli saham bagi pemula itu sebenarnya simpel, tetapi kamu harus punya rekening dulu di perusahaan sekuritas, yang akan menjadi perantaramu untuk membeli saham. Pasalnya, memang hanya perusahaan sekuritas yang diperbolehkan untuk membeli saham secara langsung di Bursa Efek Indonesia. Kita sebagai investor ritel—istilahnya—harus melalui perantara dulu untuk bisa membeli saham.
Lalu, bagaimana cara membeli saham bagi pemula di perusahaan sekuritas? Berikut urutan langkahnya.
Tahap Membuka Rekening Sekuritas – Cara Membeli Saham bagi Pemula
Pilih yang legal
Untuk memilih perusahaan sekuritas yang akan membantumu berinvestasi saham, pastikan perusahaan tersebut terdaftar di OJK dan Bursa Efek Indonesia. Cari informasi mendalam mengenai latar belakangnya, reputasinya, apakah pernah terlibat kasus-kasus besar, dan sebagainya. Google-lah dengan kata kunci “nama perusahaan penipuan”. Ganti “nama perusahaan” dengan sekuritas yang kamu incar.
Ingat ya, nantinya kamu akan berinvestasi melalui perusahaan ini. Jadi, benar-benar pastikan perusahaanya tepercaya.
Perhatikan kebijakan-kebijakan perusahaan
Salah satunya tentang biaya transaksi. Biaya transaksi merupakan sumber penghasilan bagi perusahaan sekuritas, yang dikenakan setiap kali kamu melakukan pembelian atau penjualan saham. Besarannya antara 0.15% hingga 0.35%.
Cara menghitungnya, misalnya kamu hendak membeli saham ASDF total Rp10 juta, dengan biaya transaksi sebesar 0.15%, maka dari Rp10 juta itu akan dipotong Rp15.000 untuk biaya transaksi. Begitu juga jika kamu hendak menjual saham, biasanya biaya transaksi akan lebih tinggi daripada biaya transaksi beli. Misalnya kamu hendak menjual saham senilai total Rp10 juta, maka akan ada potongan Rp35.000 sebagai biaya transaksi.
Nah, saran terbaik tentu saja, carilah perusahaan sekuritas dengan biaya transaksi yang rendah, karena nantinya kalau kamu sering bertransaksi, biaya ini juga akan lumayan juga besarnya.
Yang kedua, adanya setoran awal. Masing-masing punya kebijakan sendiri mengenai besarannya. Ada yang sekian juta, ada yang hanya sekian puluh atau sekian ratus ribu saja. Sesuaikan dengan kemampuan kamu ya.
Perhatikan fitur aplikasi
Pilihlah perusaan sekuritas yang memiliki aplikasi untuk membeli saham di smartphone, sehingga akan memudahkanmu bertransaksi ke depannya.
Cermati fitur-fitur yang ada dalam aplikasi, karena masing-masing biasanya menawarkan fasilitas yang berbeda sekaligus mirip. Baca-baca review aplikasinya di PlayStore atau AppStore, pastikan ratingnya tinggi.
Cara Membeli Saham bagi Pemula di Aplikasi
So, kalau kamu sudah memilih sekuritas yang akan menjadi perantaramu dalam cara membeli saham bagi pemula, maka selanjutnya kamu bisa membuka akun di perusahaan tersebut dan kemudian membeli saham.
Ini tahapan cara membeli saham bagi pemula.
1. Buka rekening dana nasabah
RDN atau Rekening Dana Nasabah adalah rekening yang akan dipakai untuk jual beli saham melalui sekuritas.
Cermati syarat yang diminta, karena bisa jadi bisa berbeda satu sama lain. Tapi umumnya meminta kamu untuk melengkapi:
- KTP/KITAS/Paspor
- NPWP, kalau belum punya bisa pakai NPWP pasangan/orang tua.
- Fotokopi halaman depan buku tabungan
Cermati lagi jika ada syarat lainnya, penuhi, dan submit sesuai ketentuan. Berikutnya, besar kemungkinan akan ada proses KYC, seperti kamu akan diminta berswafoto sendiri dan sambil memegang kartu identitas.
Ikuti semua prosedur cara membeli saham bagi pemula yang ada. Jika lengkap, rekeningmu dengan segera akan siap digunakan. RDN ini berada di bank kustodian, bukan berada di perusahaan sekuritas ya.
2. Setor deposit
Umumnya, kamu akan diminta untuk menyetor deposit lebih dulu ke RDN sebagai modal untuk membeli saham. Cermati syarat dan ketentuannya pada sekuritas yang sudah kamu pilih, berapa minimal setoran yang diminta. Ada yang cukup dengan Rp100.000, ada yang sekian juta.
3. Pilih dan beli saham
Selanjutnya, kamu bisa mulai melakukan cara membeli saham bagi pemula. Lakukan analisis terhadap emiten saham tersebut, dan mempertimbangkannya dengan baik.
Memang, kalau salah pilih, kamu bisa menjual saham kapan saja. Namun ingat, bahwa ada risiko tinggi dalam investasi saham. Jika salah pilih dan kamu harus menjualnya saat harga saham jatuh, kamu bisa mengalami kerugian.
Karena itu, cara membeli saham bagi pemula tidak boleh sembarangan, asal cap cip cup atau hanya mengikuti kata orang lain. Kamulah yang harus melakukan riset mandiri, analisis, dan bertanggung jawab atas keputusan investasi yang kamu buat.
Untuk beli, biasanya kamu harus masuk dulu ke bagian emiten sahamnya dan akan menemukan opsi atau tombol “Beli” atau “Buy”, atau sejenisnya. Kamu tinggal klik, isi berapa lot saham ingin kamu beli (1 lot = 100 lembar saham). Pastikan deposit kamu mencukupi ya.
4. Menjual saham
Jika tujuan finansialmu sudah dekat, sebaiknya kamu pindahkan dana investasimu dari saham ke instrumen yang lebih rendah risiko untuk menekan risiko dan mencegah penurunan nilai yang bisa terjadi akibat fluktuasi pasar.
Untuk itu, kamu perlu menjual sahamnya lebih dulu. Masuk ke bagian portofolio saham, lalu pilih saham yang hendak dijual. Biasanya akan ada tombol “Jual”, atau “Sell”, atau sejenisnya. Klik, lalu isikan berapa lot saham yang hendak dijual, lalu submit.
Dana hasil penjualan saham akan masuk ke RDN, yang kemudian bisa kamu transfer ke rekening pribadi yang lebih rendah risiko.
Nah, itu dia cara membeli saham bagi pemula yang paling mudah dilakukan. Simpel kan? Selanjutnya, kamu hanya butuh konsistensi dan disiplin untuk bisa membeli saham dengan rutin, hingga mencapai target tujuan keuanganmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Petani Tuban 17 M Ludes 2 Tahun, Ini Kiat Kelola Rezeki Nomplok
Apa yang akan kamu lakukan jika dapat rezeki nomplok miliaran? Pasti banyak hal tebersit di pikiran untuk membeli barang-barang mewah seperti mobil, tas branded, atau berbagai hal konsumtif lain. Keinginan itu tidak salah, hanya saja kurang bijak jika seluruhnya digunakan untuk kesenangan semata.
Nah, berbicara tentang rezeki nomplok, belakangan hangat diperbincangkan kisah sejumlah petani di Tuban yang mendadak jadi miliarder, namun kini mulai kehabisan uang bahkan sampai menjual sapi untuk makan sehari-hari.
Kisah Para Petani Tuban Mendadak Miliarder
Dua tahun lalu, sejumlah petani yang merupakan warga dari Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur itu mendapat rezeki nomplok berkat melepas tanah untuk proyek New Grass Root Refinery (NGRR) dari Pertamina.
Sebanyak 225 warga yang menjual tanah mereka senilai Rp600 ribu – Rp800 ribu per meter. Penjualan tanah tertinggi saat itu mencapai Rp25 miliar. Seperti mendapat rezeki nomplok ‘uang kaget’, warga menunjukkan suka cita dengan berbondong-bondong membeli mobil mewah.
Salah satu warga, seperti yang dilansir CNN Indonesia mendapatkan uang sekitar Rp17 miliar dari hasil penjualan ini, tetapi kini uang tersebut tersisa Rp50 juta saja. Tak hanya seorang, warga lainnya pun kini mengalami kesulitan keuangan yang sama, hingga sulit mencari pekerjaan.
Dari kisah petani Tuban di atas, kita bisa lihat, bahwa literasi keuangan memang belum dianggap penting. Padahal, kalau pengelolaannya benar, uang Rp17 miliar rasanya cukup banget dimanfaatkan untuk hidup di desa, bahkan tanpa bekerja lagi.
So, hal ini juga bisa terjadi pada kamu, bahkan siapa saja. Tak hanya dari hasil penjualan lahan pada Pertamina, tetapi bisa juga dana hibah, warisan, menang lotere, dan sebagainya. Uang kaget memang benar-benar bisa bikin shock, betul? Siapa yang tak kemudian merasa euforia?
Senang, boleh. Tapi, ya, harus tetap melogika. Dana—seberapa pun, dari mana pun—harus dikelola dengan baik, sehingga bisa bermanfaat dalam jangka panjang.
Langkah Kelola Rezeki Nomplok
Sekarang, agar hal itu tidak terjadi sama kamu, yuk simak beberapa langkah yang perlu dipertimbangkan ketika kamu mendapat rezeki nomplok. Langkah-langkah ini meminimalkan peluang terjadinya kerugian finansial di kemudian hari.
1. Prioritaskan untuk melunasi utang dan kewajiban
Hal pertama yang mesti diprioritaskan ketika mendapat rezeki nomplok tak terduga adalah membayar utang dan kewajiban. Hal ini agar utang yang kamu miliki tak terus menumpuk dan menghindari denda atau gagal bayar di kemudian hari.
Ini adalah kesempatan kamu untuk terbebas dari jerat utang. Kamu dapat menggunakan beberapa metode cara membayar utang yang pas, yaitu dengan menentukan utang mana yang harus segera diselesaikan dan berapa jumlah yang harus dikeluarkan.
Beberapa metode cara melunasi utang ketika punya banyak uang. Misalnya saja dengan metode debt avalanche, yang memungkinkanmu membayar utang atau cicilan yang memiliki bunga tertinggi terlebih dahulu.
2. Lakukan financial checkup
Lakukan pengecekan terhadap kondisi finansial kamu secara berkala untuk memastikan dalam kondisi yang sehat. Financial checkup membantu kamu mengelola pengeluaran dan mengalokasikan dana yang kamu dapatkan ke beberapa pos. Jadi setiap pengeluaran kamu akan lebih terarah dan terkontrol dengan baik.
Selain itu, kamu juga diarahkan untuk bisa lebih bijak dan mampu membedakan mana kebutuhan dan keinginan semata. Hal ini penting agar kamu tidak sembrono dalam menggunakan uang yang ada.
3. Miliki dana darurat
Meski uang kamu saat ini melimpah, dana darurat tetap perlu untuk disisihkan karena hidup terus berlanjut dan risiko kerugian finansial masih terus ada di masa depan.
Sisihkan dana darurat sesuai nominal ideal. Di sinilah pentingnya membuat rencana keuangan agar nominal kebutuhan lebih jelas.
4. Pastikan punya asuransi kesehatan yang memadai
Memiliki asuransi kesehatan sangat penting untuk kita miliki, terutama di kondisi pandemi yang belum juga mereda ini. Dengan asuransi kesehatan, kamu dan keluarga memiliki proteksi dan perlindungan ketika suatu saat mengalami masalah kesehatan.
Sehingga nantinya ketika hal itu terjadi, biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalani perawatan dan pengobatan sebagian besar akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.
5. Buat tujuan jangka pendek (kurang dari 5 tahun)
Segera buat tujuan keuangan dalam jangka pendek yang ingin kamu capai dalam beberapa bulan, atau di bawah 5 tahun. Misalnya kamu ingin melunasi utang dan kredit, mengumpulkan biaya pernikahan, menabung untuk renovasi rumah, liburan, atau membeli gadget baru.
Boleh kok, dana tersebut kamu gunakan untuk apa saja. Itu kan uangmu. Namun, tetap harus bijak dalam menentukan tujuannya. Ingat, hidup tidak hanya berlangsung sekarang, tetapi bisa jadi kamu masih diberi kesempatan hidup 20 – 30 tahun lagi, bahkan lebih. Jadi, berpikirlah jangka panjang juga, selain pengin memenuhi keinginan saat ini.
Dengan target tersebut kamu dapat memaksimalkan penggunaan rezeki nomplok saat ini untuk keperluan yang bermanfaat dan tidak habis dengan sia-sia. Jangan sampai kamu merasa, ke mana semua uang miliaran atau ratusan juta itu habis?
6. Buat tujuan jangka menengah dan panjang ( di atas 5 dan 10 tahun)
Selain jangka pendek, buat tujuan jangka menengah dan jangka panjang. Hal ini berguna untuk membuat hidup kamu lebih terarah dan tidak memikirkan hari ini saja, namun juga untuk masa depan.
Tujuan jangka menengah biasanya antara 5 – 10 tahun, misalnya beli rumah, atau dana pendidikan anak masuk sekolah dasar. Sementara tujuan jangka panjang yang waktunya lebih dari 10 tahun misalnya menyediakan biaya pendidikan anak hingga kuliah dan dana pensiun.
7. Bangun passive income
Rencana paling aman untuk mempergunakan rezeki nomplok adalah dengan membangun aset aktif yang kemudian bisa mendatangkan passive income atau pendapatan pasif. Artinya pendapatan tersebut diperoleh dengan cara “membuat uang bekerja” untukmu.
Misalnya, diinvestasikan ke saham yang memberikan dividen secara teratur, sewa properti, buka bisnis online, dan lainnya.
Jadi, berapa pun jumlah rezeki nomplok yang kamu peroleh saat ini, jangan sampai membuat kamu terlena. Kita memang perlu belajar dari kasus para petani Tuban ini. Ini adalah kesempatan kamu untuk bisa mengelola keuangan dengan baik sehingga cepat meraih tujuan dan kebebasan finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Freedom Bukan Garis Finis, Ini yang Harus Kamu Lakukan Kalau Nggak Mau Turun Level Lagi!
Financial freedom barangkali adalah tujuan keuangan level tertinggi yang bisa dicapai oleh seseorang. Pasalnya, ya pada level ini, kita tak lagi harus merisaukan masalah keuangan.
Kita dapat memenuhi kebutuhan hidup dasar plus menjalani gaya hidup yang kita inginkan, tanpa memusingkan lagi masalah ketersediaan dana. Bahkan dalam level ini, seandainya kita memutuskan untuk pensiun hari ini juga, kita bisa melakukannya tanpa ragu.
Berarti saat sudah mencapai level financial freedom, kita bebas mau ngapain saja? Iya, bebas. Tapi, ada satu fakta yang belum banyak disadari soal financial freedom ini. Yaitu, bahwa financial freedom itu bukanlah garis finis. Bahkan, kita bisa saja turun level, sehingga tak lagi merasakan kebebasan finansial lagi, jika kita tak berupaya mempertahankannya.
Loh, kok bisa?
Nah, yuk, disimak dulu artikel ini sampai selesai ya.
Apa Itu Financial Freedom?
Mari kita mulai dulu dari makna financial freedom itu sendiri. Sebenarnya ini akan dengan mudah kita pahami, kalau kita sudah tahu ciri dari orang-orang yang sudah mengalami kebebasan finansial.
Biasanya mereka itu:
- Sudah enggak punya utang
- Bisa menjalani gaya hidup, hobi mahal, atau hal-hal yang menarik minat tanpa khawatir tabungan berkurang
- Punya penghasilan pasif, dari aset aktif
Jadi, intinya, financial freedom adalah kondisi ketika orang sudah memiliki aset tertentu yang kemudian dapat memberinya penghasilan tanpa ia harus bekerja aktif, dan dengan penghasilan itu, ia bisa memenuhi segala kebutuhan dasar plus gaya hidup yang ingin dijalaninya.
Lalu, bagaimana cara mewujudkan kondisi financial freedom ini?
Jalan Menuju Financial Freedom
Kalau melihat definisinya, barangkali nyali bisa ciut. Tapi, sebenarnya hal ini bukan hal yang mustahil untuk dicapai oleh semua orang. Hanya butuh niat dan konsistensi.
1. Atur cash flow
Hal pertama yang harus dipastikan dulu demi bisa mencapai financial freedom adalah keuangan yang sehat. Ini artinya adalah cash flow positif, tidak besar pasak daripada tiang.
Karena itu, pengetahuan dan skill mengatur keuangan yang baik menjadi hal yang sangat penting. Mulailah belajar mengatur keuangan sejak kamu menerima gaji pertama. Namun, bukan berarti terlambat juga, bagi kamu yang sekarang baru mulai belajar mengelola keuangan dengan baik. Yang penting, mulai dulu.
2. Bangun aset aktif
Jika keuangan sudah sehat, maka step berikutnya adalah membangun aset aktif, yang nantinya dapat meng-generate penghasilan secara pasif. Dengan begini, kamu akan bisa mendapatkan pemasukan tanpa kamu harus bekerja secara aktif, dan menukarkan waktu, tenaga, dan pikiran dengan imbalan berupa uang.
Di sinilah inti dari financial freedom, yaitu ketika kamu bebas menggunakan waktumu untuk berbagai hal, tanpa mengkhawatirkan masalah keuangan.
3. Miliki jaring pengaman yang kuat
Apalah artinya memiliki penghasilan pasif, jika kamu tak punya perlindungan terhadap aset terpenting: dirimu sendiri.
So, ini juga merupakan salah satu aspek penting dalam perjalanan mewujudkan financial freedom kamu, yang tak boleh diabaikan. Yaitu memiliki asuransi yang cukup dan dana darurat yang ideal.
Setelah Mencapai Financial Freedom
Setelah mencapai financial freedom, lalu apa? Bersenang-senang? Kan, katanya, tak perlu lagi mengkhawatirkan keuangan?
Betul. Memang di level ini, kondisi keuangan kita sudah sangat baik dan sehat, sehingga tanpa kita harus bekerja secara aktif pun, kita tetap bisa memenuhi kebutuhan. Namun, ada satu hal yang perlu disadari juga: bahwa level ini bukanlah garis finis.
Mencapai financial freedom bukann akhir dari perjalanan kita. Justru, ini adalah langkah awal menapaki fase baru dalam hidup. Kalau kita tak bisa mengupayakan untuk mempertahankannya, kita bisa saja turun level dari financial freedom.
Lalu, apa yang harus kita lakukan?
1. Kelola aset dengan baik
Aset bisa habis? Bisa banget, kalau enggak dikelola dengan baik. Misalnya saja, punya bisnis resto yang bisa memberimu penghasilan pasif. Karena pengelolaannya kurang baik, resto pun bisa bangkrut. Begitu juga jika kamu memiliki surat berharga sebagai aset aktif. Risiko untuk menurun nilainya akan selalu ada.
Karena itu, kita perlu melakukan review dan evaluasi terhadap portofolio aset secara berkala, untuk memastikan, bahwa semua berjalan sesuai rencana kita. Jika ada yang kurang baik perkembangannya, kita bisa langsung mencari solusi untuk mengatasinya.
2. Tetap menabung
Meski sudah mencapai financial freedom, kita juga masih tetap perlu menabung. Mengapa? Karena kondisi bisa saja berubah.
Seperti ketika terjadi penurunan nilai surat berharga, atau bisnis terkendala, atau bisa juga properti kita belum ada yang menyewa lagi. Kondisi-kondisi yang di luar kendali kita bisa terjadi kapan pun, bukan?
Karena itulah, tabungan dan dana darurat harus selalu dipastikan aman.
3. Hidup sesuai kemampuan
Adalah penting untuk tetap bisa hidup sesuai kemampuan, meskipun kita tak perlu lagi mengkhawatirkan terjadinya masalah keuangan.
Kebiasaan hidup sesuai kemampuan membuat kita enggak halu, sehingga kita akan tetap waspada jika ada risiko-risiko yang berpotensi muncul.
Nah, bagaimana? Paham kan, kenapa financial freedom bukanlah garis finis kita dalam pengelolaan keuangan. Level financial freedom sama seperti fase lain dalam kehidupan kita; tetap perlu upaya untuk mengelola dalam mempertahankannya, agar kita tak turun level.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Bebas Finansial: Butuh Berapa Banyak?
Punya cita-cita mencapai bebas finansial? Sepertinya hampir semua orang punya keinginan dan cita-cita seperti ini. Namun, sayangnya, masih banyak yang memahami kondisi bebas finansial sebagai definisi dari ‘kaya’. Padahal, keduanya jelas berbeda.
Kamu enggak perlu jadi kaya untuk bisa merasakan bebas finansial.
Dalam banyak sesinya saat menjadi pemateri dalam berbagai kesempatan webinar ataupun training, Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, sering bercerita bagaimana beliau pernah merasakan berada dalam level bebas finansial. Itu terjadi ketika sang suami berhenti bekerja dan mereka harus hidup dari aset aktif yang dimiliki, berupa resto dan apartemen.
Jadi, bukan kaya atau tidak, tetapi bebas finansial merupakan kondisi ketika kita bisa mendapatkan penghasilan pasif dari aset aktif secara teratur.
Kalau sudah sampai level itu, bisakah kita turun level lagi menjadi tidak bebas finansial kembali? Bisa banget. Kondisi kita juga selalu dinamis. Dan, turun level itu nggak masalah, asalkan kita memang sudah siap dan punya strategi pengelolaan keuangan yang baik.
Nah, ada satu koentji terbesar dalam hal ini, yaitu penyiapan aset aktif yang baik, sehingga dapat memberikan pemasukan untuk dipakai memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tanpa harus bekerja secara aktif.
Untuk itu, kamu perlu menghitung berapa besar kebutuhan hidup yang harus dipenuhi selama fase bebas finansial itu.
Menghitung Kebutuhan Bebas Finansial
Untuk bisa bebas finansial sepenuhnya, kamu butuh masa persiapan. Persiapan untuk apa? Ya, untuk mempersiapkan berapa banyak dana yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan berapa penghasilan pasif yang kamu inginkan.
Ya, bebas finansial bukan berarti kaya raya, tajir melintir, duit tumbuh di pohon. Kamu juga bisa tetap bekerja saat berada dalam fase bebas finansial, tetapi kamu bekerja sudah bukan demi upah yang akan kamu gunakan untuk bayar cicilan dan berbagai kebutuhan. Kamu bekerja karena kamu sangat menyukai pekerjaanmu, dan mendapatkan imbalan bukan jadi target utama.
Mari kita coba membuat asumsi perhitungan.
Misalnya, sekarang kamu berusia 20 tahun. Kamu berencana untuk bebas finansial di usia 40 tahun. Berarti usia produktif kamu adalah 20 tahun. Inilah kesempatan kamu mengumpulkan dana sampai cukup, sebagai bekal hidup nanti begitu saatnya tiba.
Asumsikan biaya hidupmu sekarang Rp10 juta per bulan. Sekarang, kamu perlu menghitung future value-nya. Rumusnya adalah sebagai berikut:
FV=PV(1+i)n
Dengan:
FV = future value
PV = present value
i = tingkat inflasi
n = jangka waktu
Dengan dihitung menggunakan rumus yang sama, maka ketemulah, 20 tahun nanti, pengeluaran Rp10 juta sekarang akan setara dengan Rp20 juta koma sekian.
Ini artinya, untuk biaya hidup dalam satu tahun, akan dibutuhkan dana sebesar:
20 juta x 12 bulan
= 240 juta.
Dengan angka harapan hidup di Indonesia yang 73 tahun, maka kamu akan butuh dana tersebut untuk 33 tahun. Dengan demikian, perhitungan biaya hidupmu selama bebas finansial adalah 240 juta x 33 tahun.
Hasilnya adalah Rp7.9 miliar.
Ini adalah estimasi kasar dengan asumsi, dan ingat, bahwa asumsi selalu salah. Ingat juga, bahwa kebutuhan hidupmu dengan orang lain bisa saja berbeda. Pun kebutuhan hidup di masa bebas pensiun dengan sekarang bisa jadi juga berbeda. Jadi, silakan disesuaikan ya.
Mencapai Bebas Finansial
Nominal Rp7.9 miliar sudah pasti bukan angka kaleng-kaleng. Itu nominal yang cukup besar!
Tenang, nggak usah panik. Setelah mengetahui besaran kebutuhan yang harus kamu penuhi, sekarang waktunya membuat rencana keuangannya.
Dan, catat ya. Bahwa nominal sebesar itu tak harus dipenuhi sekaligus kok. Kamu boleh membuatnya dalam bentuk tahapan-tahapan. Ada beberapa level yang memang harus kita lalui untuk kemudian bisa mencapai bebas finansial. So, merencanakan hal ini sudah pasti bukan pekerjaan semalam. Apalagi saat mengeksekusinya. Kamu toh punya waktu 20 tahun untuk menyiapkannya.
Jadi, sekarang mendingan kamu belajar keuangan dulu, dan mencari tahu bagaimana cara mengatur keuangan demi mimpi bebas finansial ini.
QM Financial punya modul khusus buatmu, yang bisa dijadikan media belajar tanpa terpatok jadwal dan ruang. Ada di Udemy, Journey to Financial Freedom. Dalam modul ini, kita akan membahas persiapan Dana Pensiun, Aset Aktif, dan 7 Langkah Siap Pensiun. Enggak cuma itu, kamu juga akan belajar 3 langkah menuju kebebasan finansial dan 5 alasan kenapa kamu perlu menyiapkan dana pensiun sejak dini.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Ini Beda Aset Akumulatif dan Aset Generatif Beserta Contohnya
Bahas obrolan Keisha dan Erina yang ada di bagian visual narrative lesson di aplikasi Levio x QM Financial lagi yuk! Iya, seru banget soalnya. Nah, di sini ada bagian ketika mereka ngobrolin soal aset akumulatif dan aset generatif.
Apa sih bedanya, sebenarnya?
Yuk, kita lihat
Aset Akumulatif dan Aset Generatif: Ini Bedanya
Aset Akumulatif
Aset akumulatif adalah aset yang didapatkan ketika kita melakukan investasi atau menabung hingga mencapai jumlah tertentu, sesuai dengan perhitungan kita di awal. Tabungan atau investasi yang mencapai jumlah tertentu ini kemudian dapat kita pergunakan, tetapi kita harus ingat, bahwa jumlah tabungan ini nantinya akan habis pada waktunya.
Misalnya begini.
Kita mengumpulkan uang, katakanlah di tabungan, secara konsisten sesuai rencana hingga akhirnya dapat mencapai Rp100 juta. Pada waktunya, uang Rp100 juta ini kemudian dipakai untuk kebutuhan tertentu. Maka uang Rp100 juta ini pun habis.
Untuk punya uang lagi, kita harus mulai menabung lagi dari awal.
Contoh produk untuk aset akumulatif ini adalah tabungan, deposito, reksa dana, emas, dan unitlink.
Mari kita lihat contohnya pada tabungan dan deposito
Tabungan dan deposito sama-sama merupakan produk perbankan. Keduanya bisa menjadi aset akumulatif yang bisa menjadi instrumen kita untuk memenuhi beberapa jenis kebutuhan.
Biasanya, kita menabung untuk suatu tujuan dengan cara menyisihkan penghasilan dengan alokasi tertentu. Kamu dapat menabung kapan saja dan kamu dapat mengambil uang di tabungan kamu kapan saja, untuk keperluan apa saja.
Meskipun dengan tabungan kamu bisa mendapatkan bunga, tetapi kalau pokok tabungan itu sendiri kamu pergunakan, maka di suatu titik, tabungan akan habis.
Begitu juga dengan deposito. Jika dilihat sekilas, deposito hampir mirip dengan tabungan karena keduanya dapat berfungsi untuk menyimpan uang. Namun keduanya adalah hal yang berbeda. Deposito adalah produk dari bank yang dapat dikategorikan sebagai investasi. Deposito dapat habis, ketika kamu memakai pokok deposito saat sudah jatuh tempo untuk suatu kebutuhan.
Misalnya saja. Kita mendepositokan dana sebesar Rp200 juta, dengan suku bunga 5% untuk tenor 2 tahun. Di masa akhir jatuh tempo, dana pokok deposito tersebut cair. Berikut dengan bunganya, dana deposito kita ambil semua untuk membayar biaya sekolah anak di luar negeri.
Nah, ini artinya, dana di deposito habis. Untuk bisa mendapatkannya lagi, maka kita harus menyetorkan dana segar lagi ke deposito tersebut.
Aset Generatif
Aset generatif adalah aset aktif yang dikumpulkan dan kemudian bisa dikonversi sedemikian rupa sehingga mampu mendatangkan passive income.
Misalnya kita memiliki uang Rp2 miliar, lalu uang tersebut disimpan di bank dalam bentuk deposito. Bunga deposito yang diperoleh, katakanlah, 5% dalam satu tahun. Itu artinya, dalam satu bulan, kita akan menerima bunga yang bisa dipakai untuk mencukupi kebutuhan hidup kita. Dana pokok deposito tidak terganggu, kita “hanya” mengambil hasil pengembangannya saja untuk digunakan. Ini artinya, kita menggunakan deposito tersebut sebagai aset generatif.
Selain deposito, yang termasuk aset generatif lainnya adalah surat berharga dan properti.
Surat berharga
Surat berharga merupakan surat yang memiliki nilai dan diakui serta dilindungi oleh hukum sehingga dapat digunakan untuk alat transaksi perdagangan, penagihan, pembayaran dan sejenisnya. Terdapat 2 jenis surat berharga yaitu saham dan obligasi.
Saham merupakan surat berharga perusahaan yang memberikan peluang kepada investor untuk mendapatkan keuntungan. Aset generatif saham misalnya didapatkan dari pembagian dividen.
Obligasi atau surat utang merupakan aset aktif yang berupa surat pernyataan peminjaman dana yang berasal dari suatu pihak. Pihak yang mendapatkan pinjaman dana harus memenuhi beberapa kewajiban kepada pihak yang memberi pinjaman atau investor.
Salah satu kewajiban pihak peminjam yang biasanya disepakati adalah membayar bunga atau kupon secara berkala. Nah, kupon atau bunga ini bisaa digunakan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan pokok pinjamannya “tidak terganggu” dan tetap utuh. Di sinilah, surat utang ini berfungsi sebagai aset generatif.
Properti
Aset aktif properti juga bisa menjadi aset generatif. Misalnya saja rumah petak. Kita punya dua rumah petak; yang satu ditinggali bersama keluarga, sedangkan yang lain disewakan, yang kemudian dapat memberikan penghasilan berupa uang sewa. Maka properti kedua ini adalah aset generatif.
Nah, sekarang sudah jelas kan ya, bedanya?
Kalau dalam modul di Levio, aset akumulatif dan aset generatif ini dianalogikan dengan ayam pedaging dan ayam petelur.
Pengin tahu lebih jauh tentang aset akumulatif dan aset generatif, atau mungkin penasaran dengan pelajaran finansial apa lagi yang bisa didapatkan di aplikasi Levio x QM Financial ini?
Yuk, segera daftarkan dirimu untuk bisa mencoba pengalaman belajar finansial seru dengan metode gamified microlearning di sini!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.