Hemat Mudik Lebaran 2022 di Saat Keuangan Masih Krisis
Tahun ini, akhirnya, kita diperbolehkan untuk mudik Lebaran secara resmi, setelah dua tahun berturut-turut berada dalam masa pandemi. Keputusan pemerintah ini sudah pasti disambut dengan gegap gempita, betul?
Prediksinya, tahun ini bakal ada 85 juta warga Indonesia yang akan bermobilitas mudik Lebaran ke kampung halaman, dengan menggunakan berbagai moda transportasi mulai dari transportasi umum hingga pribadi. Menurut prediksi KAI, 10% dari 85 juta orang itu bakalan mudik menggunakan kereta api, dengan sekitar 7.66 juta di antaranya keluar dari Jabodetabek.
Sedangkan dari Kementerian Perhubungan diperoleh keterangan, bahwa akan ada 40 juta pemudik yang akan menggunakan moda transportasi darat, 1.4 juta menggunakan transportasi laut, dan 9 juta pemudik akan menggunakan pesawat.
Sementara menurut Polri, puncak arus mudik Lebaran akan diprediksi terjadi pada 29 dan 30 April 2022, dengan arus balik pada puncaknya di 7 dan 8 Mei 2022.
Mudik Lebaran 2022 di Tengah Naiknya Harga Barang Kebutuhan Pokok
Nah, masalahnya, saat ini kita mudik di tengah paceklik—ketika harga-harga kebutuhan pokok meningkat karena berbagai sebab. Serbamahal ya, Bund? Harga minyak goreng melangit, kedelai impor mahal, daging sapi apalagi. Duh, bakalan bisa makan rendang enggak nih, lebaran kali ini? Terus, jangan lupa, harga BBM juga naik ya! Ini yang ngefek banget nih.
Jadinya, gimana ya? Penginnya pasti bisa mudik Lebaran, tapi juga enggak boncos.
1. Siapkan Sejak Dini
Akan ada baiknya, jika kamu sudah menyiapkan dana mudik Lebaran ini sejak jauh-jauh hari. Dengan demikian, kamu bisa menabung dulu dengan menyisihkan dari gaji atau membuat alokasi khusus dari Tunjangan Hari Raya yang sudah diperoleh. Buat anggarannya, agar kita tahu seberapa besar kebutuhan dananya.
Lebaran kan akan selalu kita alami setiap tahun, sehingga seharusnya memang menjadi salah satu pos rutin tahunan, yang skemanya bisa kita rencanakan. Ini persis seperti pos pengeluran untuk kurban. So, seharusnya kita memang memiliki pos khusus untuk pengeluaran tahunan ini. Misalnya, bisa menabung Rp200 ribu per bulan. Lumayan kan, nanti akan terkumpul kurang lebih Rp2.4 juta? Tinggal ditambah kekurangannya dengan THR, misalnya, jika masih belum cukup untuk ongkos mudik Lebaran.
Dengan cara ini, THR kamu juga bisa sebagian ditabung, tidak dihabiskan semuanya untuk mudik.
2. Buat Anggaran
Kalau memang sudah punya kepastian bisa mudik Lebaran, segera saja pesan tiket moda transportasi yang hendak kamu gunakan jauh-jauh hari sebelumnya. Memesan tiket setidaknya 30 hari sebelumnya bisa cukup membantu dalam penghematan, apalagi kalau ada program-program promo. Jangan lupa bakalan ada tuslah, yang akan membuat pos transportasi ini menjadi besar.
Biasanya, kalau mudik, pos transportasi dan makan adalah yang paling besar. Disusul dengan pos oleh-oleh dan angpau. Kenalilah kebutuhan-kebutuhan ini, dan buat anggarannya. Dari anggaran ini, kamu akan mendapatkan gambaran, pos mana yang bisa dihemat atau dipangkas.
3. Tak Berlebihan
Ada baiknya, kamu tak berlebihan membelanjakan uang selama mudik Lebaran di kampung halaman. Misalnya, kalau mau ajak keluarga besar makan bareng di luar, kamu bisa pilih tempat yang sederhana. Banyak kan, tempat makan sederhana tetapi dengan menu yang tak kalah lezat?
Begitu juga jika ingin berekreasi. Kamu bisa memanfaatkan waktu berkumpul bersama keluarga di lokasi yang lebih hemat, misalnya ke tempat-tempat yang murah meriah. Bawa bekal sendiri dari rumah juga bisa jadi cara berhemat loh.
4. Cermati Pos Oleh-Oleh
Oleh-oleh ini juga biasanya cukup besar kebutuhannya. Satu, oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman, dan dua, oleh-oleh dari kampung halaman untuk siapa saja yang ada di kota domisili.
So, kamu perlu juga membuat anggarannya secara khusus. Sebaiknya sih, tak perlu berlebihan. Pasalnya, kita kadang sering jadi impulsif belanja untuk keluarga besar, karena saking senengnya bisa berkumpul lagi tahun ini. Begitu juga, ketika balik ke kota domisili, juga heboh banget belanja oleh-oleh buat orang sekantor.
Tanpa kontrol, keuangan bisa boncos di pos oleh-oleh ini. Ingat ya, bahwa kita juga masih butuh hidup nanti setelah mudik Lebaran. Jangan sampai sudah balik dari kampung halaman, kita malah tekor atau banyak utang gara-gara belanja tanpa kendali.
5. Batasi Angpau
Lebaran biasanya juga identik dengan salam tempel, alias angpau. Yang sudah bekerja akan memberi angpau untuk keluarga yang masih kecil dan belum masuk usia produktif. Nggak salah kok. Tapi, tanpa bujet, bisa jadi pos pengeluaran ini akan berpeluang membuat keuanganmu jadi boncos juga.
Karena lagi krisis, kamu boleh saja membatasi anggaran untuk angpau ini. Prioritaskan pada keluarga paling dekat. Nominalnya juga bisa dikurangi. Jika ingin lebih hemat, kamu bisa mengganti uang angpau dengan berbagai pernak-pernik atau hampers yang bisa dinikmati secara beramai-ramai.
Intinya, sesuaikan dengan kemampuan. Kalau memang sedang mengalami kesulitan keuangan, tak ada salahnya memangkas anggaran di sana-sini, termasuk angpau.
Nah, semoga sedikit tip hemat mudik Lebaran di atas bisa sedikit membantumu meringankan beban ya. Kebahagiaan menyambut Idulfitri dan berkumpul dengan keluarga tidak seharusnya “terganggu” oleh masalah keuangan yang enggak perlu. Karena itu, kamu perlu mempersiapkannya dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Cara Membuat Anggaran Bulanan Agar Agenda Pacaran Lancar
Pas banget masuk bulan Februari, yang konon adalah bulan tatih tayang. Eciye! Mari kita ngobrol soal cicintaan, tentu saja dari sudut finansial. Salah satunya tentang anggaran bulanan buat pacaran.
Nah loh. Ini kadang masih debatable juga sih. Banyak yang bilang, demi yang tersayang, apa sih yang enggak? Tapi, kalau sudah mulai tekor bin boncos, ya pasti akhirnya sambat juga.
Membuat anggaran agenda pacaran nggak bisa cuma ditujukan ke satu orang. Misalnya ke pihak laki-laki doang, dengan alasan si laki-lakilah yang harusnya bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan selama pacaran. Perlu diingat, ini masih dalam tahap pacaran yang sewaktu-waktu bisa putus dan belum menjadi suami istri. Ingat soal split bill saat ngedate tempo hari kan?
Yes, jadi buatlah anggaran dengan bijak. Lebih khusus lagi, biar enggak boncos dan tekor, buatlah anggaran bulanan khusus buat pacaran.
Artikel ini dibuat untuk orang yang sedang pacaran atau mempunyai rencana kedepan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.
Pacaran: Biayanya Tanggung Jawab Siapa?
Berpacaran adalah menjalin hubungan kasih sayang antara laki-laki dan perempuan, yang tanpa (atau belum) ikatan pernikahan. Laki-laki dan perempuan dapat melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, asalkan memiliki kecocokan tujuan hidup yang sama dan prinsip hidup yang sama juga.
Dalam perjalanannya, orang yang berpacaran tidak selalu mulus. Pasti ada saja rintangan yang harus dilalui. Mulai dari keluarga, pertemanan, kesetiaan, dan lain sebagainya. Karena QM Financial adalah your financial learning partner, maka sudah pasti akan melihat dari kacamata finansial, bukan yang lain. Tapi, kita memang tak bisa menutup mata, bahwa keuangan adalah masalah yang sering ditemukan oleh orang yang berpacaran. Apa masalahnya?
Banyak ternyata. Salah satunya soal anggaran untuk agenda pacaran. Ada yang bilang, jadi tanggung jawab si cowoknya. Ada yang bilang, ya bareng-barenglah!
Yang bagus yang mana? Ya, enggak ada yang lebih bagus, tetapi tepatnya, bagaimana kesepakatannya? Memang semua kembali ke masing-masing pribadi. Kalau misalnya si pihak cowok tak keberatan menanggung semua beban biaya anggaran pacaran, ya enggak masalah kan? Begitu juga kalau mau ditanggung bareng, asal kedua pihak sepakat.
Lalu, akhirnya ujungnya satu: gimana atur duitnya biar enggak boncos?
Apa Saja yang Harus Diperhatikan dalam Mengatur Anggaran Bulanan Buat Agenda Pacaran?
Membuat anggaran bulanan bisa jadi solusi terbaiknya. Biar keuangan terkendali, cita-cita dan tujuan jangka panjang juga tetap terjamin. Pacaran itu “hanya” satu tahap dalam hidup, selebihnya kita punya banyak kebutuhan yang harus dipenuhi juga. Ke depan, jalannya juga masih panjang banget.
Cinta boleh, tapi jangan sampai mengorbankan diri sendiri, apalagi masa depan. Setuju?
1. Buat Dana Khusus
Menyisihkan dana dalam anggaran bulanan adalah wajib hukumnya, apabila ingin menciptakan keuangan yang sehat saat dalam fase pacaran.
Misalnya, gunakan alokasi dana untuk ngedate 10% dari gaji. Anggaplah ini sebagai pos lifestyle kamu, bareng si dia. Taruhlah, pergi kencan sebulan 4 kali, maka bagilah dana tersebut untuk 4 kali pertemuan selama sebulan.
Kalau anggaran bulanan untuk kencan ini habis, ya cari cara supaya tetap bisa pacaran tapi lebih murah atau tanpa mengeluarkan uang. Bisa? Bisa kok. Ada banyak cara, asalkan kamu kreatif.
2. Bicarakan Dana yang Ada
Untuk hal ini memang agak sensitif, tetapi bisa melatihmu dan si dia untuk realistis. Toh, ini kamu lakukan untuk menghindari biaya atau pengeluaran yang berlebih.
Obrolkan dengan si dia untuk lebih realistis dalam membelanjakan uang. Kalau perlu, ajak dia membuat anggaran bulanan itu bareng-bareng. Ini juga bisa jadi “latihan” ngobrol soal keuangan untuk nanti ketika kalian sudah menikah.
Jika dia merasa keberatan, ajak bicara dengan baik-baik. Berikan alternatif solusi yang sesuai. Misalnya, cari tempat nongkrong, cafe, dan tempat liburan yang sesuai dengan bujet yang ada. Kalau dia serius, pastinya sih enggak akan keberatan.
3. Patungan
Karena pacaran di sini melibatkan dua orang, pilihan untuk patungan ini juga bisa jadi alternatif yang oke. Atau, bisa juga dengan alternatif membayar secara bergantian, misalnya seperti bayar makan, nonton bioskop, ngopi, nonton konser, dan lain sebagainya.
Bukan zamannya lagi untuk membebankan semuanya pada satu pihak saja. Ini adalah mengatur keuangan yang sehat, dan kebiasaan yang baik, yang bisa jadi akan kamu bawa hingga tingkat yang lebih serius nanti.
Pacaran Hemat Sesuai Bujet Anggaran Bulanan
Setelah semuanya disepakati bersama, saatnya menentukan agenda pacaran hemat. Ada beberapa cara menghemat bujet yang bisa dipilih:
- Mencari informasi promo restoran atau cafe. Contohnya promo buy one get one, promo diskon pembayaran via Gopay, promo ulang tahun, promo makan gratis, dan lain sebagainya.
- Bisa juga dengan cara makan di rumah dahulu sebelum berencana bepergian, agar ketika nonton tidak merasa lapar, atau supaya nggak perlu beli makan.
- Kencan di rumah; masak bareng, lalu nonton Netflix
Contoh Anggaran Bulanan untuk Pacaran
Berikut ilustrasi yang bisa kamu sontek, sesuaikan dengan kebutuhanmu ya.
Misalnya, penghasilanmu per bulan adalah Rp6.000.000. Alokasi anggaran bulanan untuk pacaran 10%, berarti sebesar Rp600.000. Artinya (lagi) bujet mingguanmu adalah Rp150.000. Bisa nggak bikin acara pacaran berdua dengan Rp150.000? Bisa, seharusnya.
Waktu | Acara | Pengeluaran | Total |
Minggu 1 | Nonton film weekday Makan di pinggir jalan | Rp60.000 Rp70.000 | Rp130.000 |
Minggu 2 | Jalan-jalan ke Kota Tua Makan di warung sederhana | Rp55.000 Rp80.000 | Rp135.000 |
Minggu 3 | Di rumah aja, nonton Netflix akun sharing maraton sehari Beli camilan, dan bahan makanan buat masak makan siang sendiri | Rp5.000 Rp120.000 | Rp125.000 |
Minggu 4 | Jajan gelato | Rp100.000 | Rp100.000 |
Total, kamu butuh Rp490.000 untuk anggaran bulanan acara kencan, sisanya bisa untuk transportasi. Perhitungan di atas bisa dilakukan oleh salah satu pihak. Jika—taruhlah—masing-masing pihak punya Rp600.000, itu juga sudah jadi tambahan anggaran bulanan yang lumayan banget kan?
Yang penting, bisa jalan berdua dan semakin mendekatkan diri satu sama lain.
Bagaimana? Semoga mudah dipahami, dan bisa dipraktikkan ya, contoh anggaran bulanan untuk agenda pacaran di atas? Sesuaikan saja dengan kondisimu, dan kamu tak perlu memaksakan diri jika memang tak mampu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Atur Pengeluaran Sosial, Agar Tetap Bisa Membantu Sesama di Masa Pandemi
Di masa pandemi begini, kita sekaligus bisa belajar untuk lebih berempati pada orang lain. Bukankah kita hidup tak sendirian? Dan, pada dasarnya, manusia itu adalah makhluk sosial yang adaptif. Jadi meski diri sendiri juga susah, kadang kita masih saja berusaha membantu sesama kita. Ya, makanya ada yang namanya pengeluaran sosial.
Karena itu juga, dalam usaha kita mengatur ulang alokasi arus kas, pengeluaran sosial merupakan salah satu pos yang justru tidak boleh dihilangkan di masa-masa seperti ini. Yuk, tetap saling membantu satu sama lain, agar bebannya bisa ditanggung bersama-sama.
Kalau kata Mbak Ligwina Hananto di salah satu sesi talkshow-nya sih begini, “Yuk, kita bikin memori yang baik selama masa pandemi ini, supaya ketika nanti kita bisa melewatinya, kita hanya ingat yang seru-seru aja.” Salah satunya adalah dengan tetap membantu sesama.
Tapi kita sendiri aja lagi susah. Gaji enggak full dibayarkan, THR terancam dihapuskan, tunjangan juga dikurangi. Gimana dong bisa membantu sesama, sedangkan diri kita sendiri sedang dalam masa sulit? Tenang, ada beberapa hal kecil yang bisa kita lakukan untuk mengatur pengeluaran sosial ini, supaya meski dalam masa sulit, kita tetap bisa menebar kebaikan dengan membantu sesama.
5 Cara Mengatur Pengeluaran Sosial Agar Tetap Bisa Membantu Sesama di Masa Sulit
1. Nominal kecil tak masalah
Iya, untuk pengeluaran sosial ini, nominal kecil enggak masalah kok. Kadang kita memang dianugerahi rasa gengsi, “Ih, nyumbang kok cuma sedikit sih. Kurang berguna dong.”
Nope, di masa sulit seperti ini, kamu berdonasi berapa ribu perak saja merupakan berkah buat orang lain yang membutuhkan. So, gajimu tak dibayarkan penuh? Tak masalah. Kamu menyumbang Rp20.000 untuk dibelikan satu nasi bungkus, dan kamu bagi dengan bapak tukang angkut sampah di kompleks rumah kamu juga berarti sudah membantu sesama kok.
Lebih baik mulailah dengan nominal kecil, semampu kamu, daripada gengsi dan kemudian enggak jadi ikut berdonasi.
2. Masukkan dalam anggaran, dan pangkas yang enggak perlu
Jangan lupa untuk memasukkannya dalam anggaran barumu. Kalau mau kamu buat persentase tentu akan lebih baik.
Mungkin sebelumnya kamu pernah diberi saran bahwa pengeluaran sosial sebaiknya dianggarkan 2.5% dari penghasilanmu setiap bulannya, tetapi faktanya, pengeluaran sosial ini bisa mencapai 10% sendiri, apalagi jika kamu memang punya banyak aktivitas.
Nah, saat menyusun ulang anggaran, cek lagi bagian mana yang bisa dihemat dan dipangkas. Uangnya bisa dialihkan untuk kebutuhan hidup maupun pos pengeluaran sosial ini.
Ingat, nominal kecil enggak masalah. Jadi, mungkin kamu enggak perlu menentukan persentasenya, tapi langsung saja tentukan nominalnya.
3. Cari cara termudah
Cari cara termudah untuk membantu sesama, tanpa memberatkan arus kasmu.
Misalnya saja, dengan cara beli makanan untukmu sendiri sekaligus buat orang lain, kayak yang di atas tadi. Atau, kamu juga bisa memesan makanan lewat aplikasi online, melebihkan jumlahnya, dan kamu bagi dengan si driver.
Intinya cari cara termudah, tak membuatmu repot sehingga tak membuatmu enggan untuk membantu.
4. Mulai dari orang terdekat
Kamu juga bisa mulai dari orang-orang terdekat. Seperti saran Mbak Ligwina Hananto nih.
Mungkin ada di antara teman-temanmu yang bisnisnya sedang sepi–atau justru sedang mencoba berbisnis–di tengah masa pandemi ini. Kamu, sebagai teman yang baik, bisa membantunya dengan membeli satu produk yang dijualnya.
Saya sendiri juga sudah mencoba langkah ini. Ada yang menawarkan makanan beku, sayuran organik, lauk pauk, dan sebagainya. Ketimbang saya bingung belanja di luar, mending saya beli dulu dari teman-teman. Mereka juga mau antar kok ke rumah. Baru kekurangannya, saya cari di luar sana.
Dengan begini, kebutuhan terpenuhi, sekaligus membantu teman-teman supaya bisnisnya lancar. Pengeluaran sosial kita jadi sekaligus pos kebutuhan hidup kan?
5. Tak melulu berupa uang
Betul, kita tak harus membantu sesama dalam bentuk uang juga kok. Kamu bisa mulai dengan menawarkan diri untuk membelanjakan kebutuhan di supermarket untuk lansia-lansia yang tinggal di sekitar rumahmu. Atau, kamu juga bisa membagi sedikit bahan-bahan makanan pada tetanggamu, jika mereka ada yang kekurangan.
Di suatu kampung di Jawa Barat, bahkan ada seorang pasien positif COVID-19 yang sedang mengisolasi diri di rumah, dan mendapatkan banyak bantuan berupa sembako dari tetangga-tetangga sebelah rumahnya. Kita juga bisa ambil bagian di sini dengan ikut menyumbangkan sebagian sembako yang kita miliki, agar mereka bisa sukses isolasi dirinya dan akhirnya sembuh.
Memang ada banyak cara untuk bisa membantu sesama. Kalau memang kita punya niat baik, pasti deh ada saja jalannya. Dan enggak usah takut kalau pengeluaran sosial ini membuat kita jadi kekurangan. Percayalah, semakin banyak kita berbagi, hal baik juga akan berbalik pada kita nantinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Hal tentang Pos Kesehatan yang Harus Diperhatikan
Hari-hari ini kita disadarkan, bahwa perilaku hidup sehat sudah banyak kita tinggalkan. So, mungkin kita harus berterima kasih pada si virus, sehingga kita sekarang jadi lebih memperhatikan kesehatan. Lalu, apa kabar pos kesehatan dalam anggaran keuangan kita?
Ya, tampaknya memang perlu dicek lagi. Kalau misalnya pos kesehatan kemarin-kemarin belum termasuk, maka harus dimasukkan sebagai pos tersendiri di bulan depan. Semuanya tentu demi aman dan sehatnya cash flow kita.
Jadi, apa saja yang perlu diperhatikan untuk menyusun pos kesehatan yang paling aman ini? Mari kita lihat satu per satu.
5 Hal dalam Pos Kesehatan yang Perlu Diperhatikan
1. Asuransi kesehatan aman
Yes, pastikan asuransi kesehatan aman dalam pos kesehatan bulan depan. Ini berlaku baik yang menjadi peserta BPJS Kesehatan dengan difasilitasi oleh kantor, dan juga yang memiliki asuransi kesehatan mandiri dari swasta.
Jangan sampai lupa membayar iuran ya, supaya kamu–dan juga keluarga tertanggung–tetap bisa mendapatkan manfaatnya. Ingat, kesehatan ini bisa jadi “pencuri” anggaran yang cukup besar, kalau kita enggak menyiapkannya. Jadi, jangan disepelekan ya, apalagi sedang di masa-masa seperti ini.
2. Peralatan kebersihan lengkap dan sesuai standar
Sudah tahu kan, apa saja protokol standar menjaga kebersihan, baik diri, rumah, maupun lingkungan? So, pasti kamu setidaknya punya cairan disinfektan, sabun cuci tangan, hand sanitizer, tisu antiseptik, cairan pembersih lantai, kamar mandi, dan sebagainya secara ekstra sekarang.
Kalau yang tadinya cairan sabun untuk cuci tangan sebulan juga enggak habis, sekarang dua hari sekali isi ulang. Begitu pula cairan pemutih, yang tadinya sebotol kecil bisa buat sebulan, sekarang harus beli yang botol besar.
Cukup makan dompet juga kan ternyata? So, masukkan ke anggaran jika memang akan rutin kamu butuhkan setiap bulannya ya.
3. Perhatikan asupan vitamin
Vitamin juga sangat penting untuk dikonsumsi sekarang ya? Kamu bisa punya banyak pilihan sih, mau menambah stok buah dan sayur segar sebagai tambahan asupan vitamin (dan juga zat gizi lainnya) atau pilih mengonsumsi vitamin dalam bentuk suplemen.
Khusus untuk konsumsi suplemen, sebaiknya kamu baca petunjuk pengonsumsiannya dengan saksama ya? Karena bagaimanapun, buatan pabrikan tentulah ada dosis yang harus dipatuhi. Berbeda dengan buah dan sayur, yang kamu boleh makan sebanyak-banyaknya, semampu kamu.
4. Pastikan menu makanan bergizi
Pastikan kamu makan makanan yang bergizi. Kalau bisa masak sendiri pasti akan lebih baik, karena dengan demikian kamu bisa mengontrol apa saja yang akan masuk ke dalam perutmu (dan juga mengontrol keuangan), sekaligus memastikan higienitasnya.
Olah makanan dengan baik, masak dengan benar. Lebih baik hindari dulu makanan-makanan setengah matang. Kalaupun pengin makan sayuran yang tanpa dimasak–sebagai lalap, misalnya–pastikan kamu sudah mencucinya sampai bersih dengan air mengalir.
Ingat ya, menu bergizi tidak harus selalu yang mahal. Yang penting adalah terpenuhi nutrisi-nutrisi pentingnya, mulai dari karbohidrat, mineral, lemak, vitamin, dan sebagainya. Jadi, pastikan kamu menyusun menu dengan cerdas.
Menu cerdas, selain akan menyehatkan tubuh, juga menyehatkan dompet.
5. Dana darurat
Sekali lagi, QM Financial akan mengingatkanmu akan pentingnya dana darurat. Bagaimana posisinya saat ini? Semoga belum dan enggak akan sampai terkuras. Sisihkan terus untuk dana darurat, seberapa pun kamu mampu. Nominal sedikit pun tidak masalah, yang penting dana darurat harus selalu ada.
Jika (terpaksa) harus menggunakan dana darurat, lakukan dengan perhitungan yang matang. Bijaklah dalam membelanjakannya.
Nah, semoga dengan beberapa tip seputar keuangan untuk pos kesehatan di atas bisa membantumu melewati masa-masa berat ini ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
9 Jenis Pengeluaran Tahunan Keluarga
Selain pengeluaran bulanan rutin, keluarga juga biasanya membutuhkan banyak hal yang harus dipenuhi secara tahunan. Karena itu, adalah penting bagi kita untuk juga membuat anggaran untuk pengeluaran tahunan ini.
Kadang, lupa aja soalnya. Dipikir sudah rapi anggaran keuangan bulanannya, tapi eh, pas jatuh tempo salah satu pos pengeluaran tahunan ternyata jumlahnya lumayan juga. Kaget sendiri.
Kayak pengalaman salah seorang teman. Anaknya sudah mulai masuk kuliah tahun kemarin, sekitar September. Tentunya, sudah mengeluarkan biaya besar untuk membayar tetek-bengek, termasuk SPP semester satu. Karena terbiasa membayar SPP bulanan di SD, SMP, dan SMA, beliau lupa kalau kuliah dibayar per semester. Saat semester ganjil berganti semester genap, kelabakan deh. Kaget dengan jumlahnya. Lupa, kalau harus membayar SPP semesteran.
Nah, jadi, apa saja pengeluaran tahunan yang biasanya menjadi kebutuhan keluarga? Yuk, lihat satu per satu. Kamu boleh menambahi juga, kalau ada yang lain di kolom komen nanti ya.
9 Jenis Pengeluaran Tahunan yang Harus Dipersiapkan
1. Bayar kontrakan
Buat kamu yang masih mengontrak rumah, ada yang harus bayar kontrakan secara tahunan. Ada juga yang per dua tahunan, bulanan juga ada.
Jadi,kalau kamu termasuk mereka yang harus bayar setahun sekali, jangan lupa nih dianggarkan sebagai pengeluaran tahunan ya. Lumayan juga nih, kalau sampai lupa nganggarin pos pengeluaran yang satu ini.
2. Kurban
Berkurban menjadi sunah bagi umat muslim saat Iduladha. Enggak wajib, tapi kalau kamu mampu, mengapa enggak kurban?
Nah, ayo, niatkan untuk bisa berkurban setiap tahun. Caranya ya dianggarkan dalam pengeluaran tahunan. Mulailah untuk menabung dalam satu tahun, sehingga berkurban tak lagi menjadi berat. So, selepas Iduladha tahun ini, kamu sebaiknya segera buat rencana dan menabung untuk bisa berkurban di Iduladha yang akan datang.
Coba simak beberapa tip merencanakan kurban dari QM Financial ini ya. Sudah cukup lengkap ditulis.
3. THR untuk para pekerja di rumah
Selain kita sendiri yang menerima tunjangan hari raya, alias THR, kalau di rumah ada pekerja rumah tangga–mulai dari ART, babysitter, tukang kebun, sopir, dan sebagainya–jangan lupa juga untuk membayarkan THR pada mereka.
Besarnya tentu saja tergantung kesepakatan kita dengan mereka. Biasanya sih ya minimal satu kali gaji pokok. Ingat lo, pemberi kerja yang tidak memberikan hak THR pada pekerjanya bisa diancam hukuman penjara dan denda lo!
Lagi pula, senang kan, berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang sudah membantu kita sehari-hari itu? Jadi, siapkan dalam anggaran pengeluaran tahunan ya.
4. Kebutuhan hari raya
Selain THR, ada juga kebutuhan hari raya yang bakalan bikin pengeluaran tahunan jadi lebih banyak.
Buat yang muslim, biasanya sudah dimulai di bulan puasa, dan kemudian lanjut ke Lebaran. Untuk yang nasrani, biasanya anggaran akan lebih banyak di akhir tahun. Natalan.
Meski sudah berusaha mengendalikan pengeluaran, tapi ya tetep saja harus siap dengan dana ekstra. Karena, ya, memang kebutuhannya jadi lebih banyak. Apalagi kalau merencanakan untuk mudik.
5. Pajak-pajak
Kemarin baru saja menerima tagihan Pajak Bumi dan Bangunan, dan ternyata tahun ini ada kenaikan. Konon, NJOP disesuaikan, semakin mendekati harga riil tanah bangunan yang kita tempati.
Untungnya, sudah sempat mendengar rumor sejak akhir tahun lalu, jadi bisa siap-siap deh. Masih September sih jatuh temponya, jadi masih bisa menabung dulu beberapa bulan.
Kalau enggak siap ya shock juga. Apalagi buat yang rumahnya di pinggir jalan. Katanya kenaikannya bisa sampai 4 kali lipat.
Juga pajak kendaraan. Jangan lupa dibayar setahun sekali ya. Harus jadi wajib pajak yang taat sebagai warga negara yang baik.
Jadi, pajak-pajak ini harus diperhitungkan dalam pengeluaran tahunan juga. Jangan sampai lupa.
6. Premi asuransi
Premi asuransi jiwa biasanya juga ditagihkan setahun sekali. Jadi, jangan lupa juga untuk memasukkannya ke dalam anggaran pengeluaran tahunan.
Asuransi ini penting lo, jadi jangan sampai alpa untuk bayar.
7. Keperluan tahun ajaran baru
Nanti di bulan Juni-Juli juga jangan lupa untuk menyiapkan anggaran untuk kebutuhan sekolah. Jangan sampai kaget sendiri melihat berbagai keperluan yang harus diurus.
Tahun kemarin, saya sendiri juga cukup kaget. Baru sadar kalau butuh seragam sekolah baru. Geli juga sih, karena seragam lama itu saya beli saat anak baru masuk kelas 1. Dan, sekarang anaknya sudah kelas 5 SD. Kasihan banget lihat roknya sudah cukup mini. Yaiyalah, lupa kalau anak itu tambah gede. Akhirnya langsung beli 4 setelan seragam. Habisnya ya lumayan juga ya.
Juga iuran tahunan sekolah, jika ada, jangan sampai lupa dimasukkan dalam anggaran pengeluaran tahunan ya.
8. Membership
Membership gym atau apa pun yang ditagihkan setiap tahun, juga harus masuk ke dalam list pengeluaran tahunan.
Sebelumnya, coba dicek lagi. Apakah kita masih bisa aktif menjadi anggota? Jangan sampai anggaran membership ini malah jadi pengeluaran yang mubazir ya.
9. Liburan
Liburan itu harus dianggarkan. Saya sendiri punya agenda liburan setahun sekali bareng keluarga. Memang sengaja, hanya setahun sekali. Biar bisa sampai puas, dan nabungnya juga cukup.
Makanya, agenda ini juga masuk ke dalam anggaran pengeluaran tahunan. Jadi, enggak ada liburan pakai utang. Malahan kadang, pulang masih nyisa. Lumayan, buat agenda liburan berikutnya.
Nah, bagaimana dengan kamu? Punya daftar pengeluaran tahunan yang belum disebutkan di atas? Boleh lo, kalau mau share di kolom komen. Ditunggu ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Merencanakan Pesta Ulang Tahun Perkawinan yang Bermakna dalam 5 Langkah
Mengarungi hidup rumah tangga berdua selama sekian lama itu sungguh sesuatu, ya kan? Dibilang susah ya enggak juga, dibilang gampang ya enggak banget. Makanya, untuk sebagian pasangan suami istri, merayakan pesta ulang tahun perkawinan itu dianggap perlu, demi mengingat sebegitu lama kebersamaan tersebut.
Nggak mudah lo, bisa awet hidup bareng begini. Inget ups and downs-nya, kayak roller coaster. Bahkan sebagian kadang terpikir untuk menyerah di satu titik. Ups!
So, apakah kamu dan pasangan pengin merencanakan pesta ulang tahun perkawinan untuk berdua? Mau besar ataupun pesta kecil–atau bahkan hanya dirayakan berdua–semua tetap butuh persiapan lo! Tanpa siap-siap, bisa jadi bikin bocor anggaran, bahkan anggaran bulanan bisa terganggu.
Jadi, berikut ini ada beberapa tip untuk merencanakan pesta ulang tahun perkawinan, yang on budget tapi bermakna. Mau? Simak artikel ini sampai selesai ya.
5 Langkah Mempersiapkan Pesta Ulang Tahun Perkawinan yang Berkesan Tanpa Boros
1. Fokuskan pada relationship berdua
Mau merayakan pesta ulang tahun perkawinan semewah apa pun, sebaiknya kembali lagi untuk fokus pada hubungan yang sudah dibangun berdua. Pada keluarga.
Apa makna pesta ulang tahun perkawinan bagi keluarga? Apa arti perayaan tersebut? Mensyukuri yang sudah dijalani, dan dipunyai, lalu membuat rencana baru yang lebih baik ke depan? Atau, apa?
Kembalikan semuanya pada keluarga, dan terutama kualitas hubungan berdua sebagai pasangan suami istri.
Dengan begini, mau merayakan dengan cara apa pun, maknanya tetap mendalam.
2. Tentukan acara
Nah, kalau niat sudah ada dan baik, maka selanjutnya mau merencanakan acara apa pun, pasti akan jadi baik juga.
Jadi, mau ngapain nih? Mau ngadain private party saja, atau mau mengundang sejumlah tamu untuk bisa diajak bersyukur bareng? Biasanya sih, pasangan suami istri merayakan pesta ulang tahun perkawinan dengan lebih meriah ketika berulang tahun perak, emas, ataupun intan. Selain itu, juga bisa saja sih dirayakan, tapi pada umumnya hanya di lingkup keluarga saja.
Acaranya bisa makan malam bareng di resto, atau mau masak sendiri di rumah secara lebih istimewa juga bisa. Atau, ada yang merayakan pesta ulang tahun perkawinan sambil honeymoon kedua, atau backpackeran bareng.
Banyak cara untuk merayakan pesta ulang tahun perkawinan ini. Yang penting, kembali lagi, mau seperti apa pun acaranya, selalu ingat bahwa kualitas relationship berdualah yang utama.
3. Tentukan bujet
Setelah tahu acaranya mau seperti apa, maka berikutnya tentukan bujetnya. Lagi-lagi ingat, bukan kemewahan yang utama, tapi makna di balik pesta ulang tahun perkawinan itu sendiri.
Jadi, mau bujet berjuta-juta, atau beberapa ratus ribu saja, enggak jadi masalah, seharusnya. Tapi tetap harus direncanakan, lebih baik lagi dibuat anggarannya–apalagi jika pengin membuat pesta yang meriah.
Misalnya nih, mau membuat pesta di resto, sambil mengundang sejumlah tamu: saudara atau sahabat-sahabat terdekat. Berarti yang harus dipikirkan adalah berapa jumlah tamu undangan, makanan, minuman, dan barangkali juga harus menyiapkan suvenir.
4. Tentukan tempat
Tempat ini sudah pasti harus menyesuaikan jenis acara dan juga bujet.
Misalnya, mau merayakan pesta ulang tahun perkawinan di restoran atau mau private party di rumah? Kalau di restoran, di restoran mana? Kalau di rumah, bagaimana menyiapkan tempat untuk para tamu?
Atau kalau mau merayakan ulang tahun perkawinan sembari honeymoon kedua, tentukan tujuannya yang sesuai bujet. Enggak harus terlalu jauh juga kok, yang penting sweet escape berdua.
5. Siapkan kejutan
Biar lebih meriah, siapkan kejutan khusus untuk pasangan. Ya namanya kejutan, jangan sampai ada yang tahu dong. Siapkan sesuatu di luar dugaan pasangan, ataupun yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, secara khusus.
Duh, pasti lebih heboh deh pesta ulang tahun perkawinan tahun ini.
Nah, gimana? Sudah siap untuk membuat rencana dan menyusun anggaran untuk pesta ulang tahun perkawinan kalian? Boleh banget lo, kalau mau mengundang tim QM Financial untuk ikut hadir di pesta. Biar lebih meriah kan?
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Pengeluaran Rumah Tangga yang Sering Bikin Bocor Dadakan dan Tanpa Sadar
Ya gitu deh. Kadang adaaa aja pengeluaran rumah tangga di luar anggaran rutin bulanan, yang kemudian bikin tabungan bocor dadakan, atau bahkan tanpa sadar terjadi.
Yah, begitulah. Kadang kita sudah berusaha sungguh-sungguh untuk menyusun anggaran yang pas, tapi pengeluaran kadang ada saja. Atau mungkin, kita sudah membuat anggaran bulanan berdasarkan pengeluaran bulan sebelumnya tanpa sadar bahwa anggaran bulan sebelumnya juga bocor. Jadi auto bocor juga kan, anggaran bulan ini?
Jadi, ayo kenali pengeluaran rumah tangga apa saja yang bikin anggaran jadi bocor, supaya bulan depan kita bisa menyusun anggaran yang lebih pas dan lebih baik? Yuk, kita lihat satu per satu.
7 Pengeluaran Rumah Tangga yang Bisa Bikin Anggaran Bocor
1. Keseringan pesan makan layan antar
Sibuk sih. Iya, tahu kok. Memang keluarga zaman sekarang semakin sibuk. Tuntutan dan gaya hidup yang semakin tinggi juga akhirnya “memaksa” kedua orang tua harus bekerja. Akhirnya, demi kepraktisan, pesan makanan online aja deh.
Well, semoga pada sadar kalau ada selisih harga antara yang di aplikasi dengan harga di warung sebenarnya. Juga ada ongkos buat nganter makanan ke rumah. Memang ada diskon untuk delivery fee, kadang ya? Besarnya bisa setengah lebih. Tapi misalnya nih, ada selisih Rp5.000 untuk harga makanan, plus ongkos kirim Rp10.000 (meski ini sudah diskon dari Rp18.000, misalnya). Nah, sudah Rp15.000 tambahan sendiri untuk makanan kan?
Kalau Rp15.000 dipakai buat masak sendiri, barangkali sudah jadi tambahan lauk ekstra deh.
It’s ok sih kalau sesekali pesan online, apalagi kalau capek banget. Tapi ada baiknya kalau beri proporsi dalam pengeluaran rumah tangga secara tersendiri. Selebihnya, usahakan untuk memasak saja. Atau kalau enggak ya, mampir ke warungnya lalu pesan takeaway, sembari pulang dari kantor.
Lebih hemat, cobain deh.
2. Belanja kecil di minimarket
Duh, pasta gigi habis. Wah, minyak goreng tinggal sedikit. Ouch, butuh sabun pel nih. Lalu berangkatlah ke minimarket yang terdekat.
Minimarket memang cukup menolong, kalau butuh sesuatu yang sifatnya darurat. Tapi, belanja-belanji kecil di minimarket keseringan juga bisa bikin pengeluaran rumah tangga jadi bocor alus.
Lagi-lagi karena ada selisih harga antara minimarket franchise itu dengan harga barang misalnya di hypermarket besar, apalagi di pasar tradisional. Lumayan juga lo, antara Rp2.000 sampai belasan ribu.
3. Boros listrik
Pergi dari rumah, lupa mematikan lampu kamar. AC juga masih menyala. Tidur sambil ditonton sama televisi, alih-alih kita yang nonton tivi.
Saking menjadi kebiasaan, kita jadi enggak ngeuh kalau hal-hal seperti ini bakalan memengaruhi tagihan listrik, atau jadi bikin beli token lebih sering.
Coba yuk, dikurang-kurangi dan dihemat pemakaian listriknya. Matikan alat-alat yang tidak digunakan. Kalau perlu, buat ceklis di dekat pintu rumah, berisi alat apa saja yang harus dimatikan; lampu, AC, kipas angin, TV, pompa air, kompor, dan lain-lain. Selain agar lebih hemat, juga faktor safety lo!
Oh iya, ganti juga lampu-lampu pendar dan neonnya dengan lampu hemat energi. It works lo, untuk memangkas tagihan listrik di pengeluaran rumah tangga bulanan.
4. Boros air
Penyebab pengeluaran rumah tangga bocor yang keempat ini sama aja kayak poin ketiga di atas. Saking begitu terbiasa.
Keran bocor enggak segera diperbaiki. Siram tanaman dengan air leding dua kali sehari.
Itu beberapa contoh dari borosnya kita menggunakan air. Coba deh, segera perbaiki keran bocor, biar enggak nambah tagihan PDAM. Begitu juga dengan menyiram tanaman. Kalau lagi musim hujan begini, coba tampung air hujan. Bisa dipakai untuk menyiram tanaman nanti.
Ibu saya di rumah malah rajin banget menampung air cucian bahan makanan–air cucian beras, air cucian sayur dan buah, dan lain sebagainya–untuk kemudian disiramkan ke tanaman. Malah koleksi tanamannya jadi subur banget.
5. Langganan ini-itu yang enggak maksimal dinikmati
Langganan TV kabel, padahal sehari-hari saja sudah pergi pagi pulang malam, dan weekend lebih suka pergi sekeluarga nonton film ke bioskop. Langganan majalah dan koran, tapi lebih suka baca berita di gadget. Langganan aplikasi musik premium, padahal ya, kalau pakai yang gratisan juga bisa (meski “terganggu” iklan). Jadi member gym, padahal rajin olahraganya cuma 1 minggu pertama.
Mubazir banget kan, pengeluaran rumah tangga yang kelima ini, kalau misalnya memang ada? Coba yuk, diperiksa lagi. Apakah ada langganan-langganan yang enggak bisa dinikmati maksimal? Kalau ada, mending berhenti saja.
6. Perbaikan rumah dan kendaraan
Rumah dan kendaraan pada umumnya akan mulai “rewel” begitu masuk usia kelima tahun.
Kalau rumah ya misalnya atap bocor, dinding mulai mengelupas, lantai pecah–belum lagi alat dan perabotan yang rusak dan perlu diperbaiki. Demikian juga dengan kendaraan–mobil misalnya. Memasuki tahun kelima, pasti mulai minta ganti parts ini itu–accu, ban, kampas, dan seterusnya.
Jadi, mesti disiapkan deh dana pos pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan satu ini. Ini sih bukan bocor halus ya, karena bakalan kerasa banget. Tapi, dadakan biasanya, dan enggak bisa ditunda.
7. Mupeng sama diskon, tanpa perhitungan
“Buy 2 get 3”–nah, kan jadi beli 2 item, padahal butuhnya cuma satu.
“Diskon 10% untuk pembelian kedua”–nah, ini juga sama saja, jadi beli 2 biji, padahal butuhnya ya satu doang.
“Gratis planner cantik untuk pembelanjaan minimal Rp500.000”–yha! Jadi cari-cari barang lagi biar bisa genap Rp500.000, plannernya lucuk soalnya!
Siapa nih yang sering kejadian begini?
Enggak hanya sebagai penyebab bocor pengeluaran rumah tangga, bocor ketujuh ini juga sering terjadi pada mereka yang masih singles. Iya apa iya?
Cara mengatasinya gampang sebenarnya: belilah sesuai kebutuhan. Sudah, begitu saja kok.
Nah, jadi, pengeluaran rumah tangga yang mana nih yang sampai sekarang masih jadi “monster” pembuat anggaran bulanan keluarga bocor? Atau, ada yang lain? Coba tulis di kolom komen ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bulan Madu dengan Dana Terbatas? Bisa dengan 7 Tip Ini!
Di antara berbagai persiapan upacara dan pesta pernikahan yang dipersiapkan, barangkali kamu dan calon pasanganmu juga pengin melakukan bulan madu?
Wah, tentu saja! It will be so romantic, melakukan perjalanan berdua ke suatu tempat, bersenang-senang sebelum kemudian dihadapkan pada dunia rumah tangga yang nyata dengan segala macam masalahnya.
Jadi, pengin bulan madu ke mana nih? Dalam atau luar negeri? Apa kabar dananya? Semoga kamu enggak melupakan anggarannya ya!
Jika kamu kebetulan enggak punya dana yang terlalu besar tapi tetep pengin pergi menikmati bulan madu berdua bareng pasanganmu, maka kamu sebaiknya merencanakannya sejak awal. Bisa saja kok kalau kamu memang pengin honeymoon–bahkan ke luar negeri–dengan dana terbatas. Yang penting, rencanakan sebelumnya.
Ikuti langkah-langkah merencanakan bulan madu ala QM Financial berikut ini ya.
7 Langkah Mempersiapkan Bulan Madu dengan Dana Terbatas
1. Survei
Langkah wajib pertama agar bisa bulan madu dengan dana terbatas adalah survei. Apa yang harus disurvei?
- Lokasi
- Tempat penginapan
- Transportasi, dari rumah ke lokasi dan selama di lokasi
- Kuliner, atau tempat makan
Buat beberapa alternatif tujuan bulan madu. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tak hanya dari satu sumber saja. Jika kamu sempat, survei juga ke biro-biro perjalanan, karena mereka biasanya punya paket honeymoon dengan bujet-bujet tertentu. If you can’t afford it, kamu bisa sontek tujuan-tujuan wisata yang ada dalam paket tersebut, tetapi kamu atur sendiri perjalanannya.
2. Buat anggaran
Sesudah mendapatkan alternatif pilihan tujuan bulan madu, berikutnya buatlah anggaran khusus. Kamu bisa memisahkan anggaran bulan madu ini dari anggaran upacara dan pesta pernikahan, supaya enggak siwer. Lagi pula keduanya butuh penanganan sendiri-sendiri kan?
Kalau perlu, kamu juga buat rekening khusus untuk anggaran bulan madu ini, selain rekening khusus untuk pesta pernikahan. Berkomitmenlah untuk mengumpulkan dana, seperti caramu mengumpulkan dana untuk menikah.
3. Pilih waktu yang tepat
Nah, salah satu hal yang mesti dipertimbangkan adalah waktu. Biasanya, biaya perjalanan atau liburan akan lebih murah kalau kita lakukan di off season–di musim di mana semua orang enggak ada yang liburan.
Jadi, kalau kamu mau melakukan bulan madu secara hemat, pilihlah waktumu dengan sebaik-baiknya. Bulan-bulan yang tak terlalu ramai orang liburan itu biasanya di sekitar bulan Maret, April, Mei, September, Oktober. Nah, coba kamu sesuaikan dengan jadwalmu, terutama dengan hari H pernikahanmu ya, karena kan idealnya bulan madu dilakukan sesaat setelah upacara pernikahan. Kalau enggak, keburu kecebur ke rutinitas lagi, lupa deh bulan madu.
4. Pilih lokasi
Ini juga terkait dengan waktu liburan itu. Kalau waktu liburannya bisa pas off season, lokasi mana pun pasti lebih lengang. Enak buat jalan berdua, bikin suasana lebih intens dan romantis.
Kalau misalnya kamu pengin bulan madu ke luar negeri dengan dana terbatas, maka ada satu hal yang harus kamu pertimbangkan. Yaitu, pilihlah negara yang punya kurs tidak terlalu jauh dari rupiah. Misalnya, Vietnam, Thailand, atau Kamboja. Tujuannya, ya supaya kamu enggak perlu menukar uang terlalu banyak, dan biasanya dengan begitu harga-harga barang–makanan, misalnya–juga tak jauh berbeda dengan di Indonesia.
Selain itu, mesti diingat, bahwa bulan madu enggak harus terlalu jauh kok. Kamu bisa pilih saja lokasi liburan yang dekat tapi eksotis. Yang penting kan bisa menikmati waktu berdua. Iya nggak?
5. Cari alternatif akomodasi dan transportasi
Biasanya sih liburan paling hemat itu memang kalau dilakukan secara backpacker. Tapi, bulan madu backpackeran? Ya, kenapa enggak? Mungkin malah lebih romantis karena ada rasa petualangannya yang lebih kental.
Untuk akomodasi, kamu enggak harus pilih hotel bintang lima juga kok. Coba cari alternatif lain. Maybe homestay will do? Sekarang banyak homestay yang ditawarkan untuk diinapi para backpacker, dengan fasilitas yang cukup nyaman lo. Atau, mungkin lebih hemat kalau kamu sewa kamar apartemen saja, apalagi kalau kamu agak lama menginapnya? Bisa jadi alternatif yang bagus.
Demikian juga dengan transportasi. Coba cari alternatif-alternatif yang lebih hemat. Misalnya, mungkin mending kamu sewa motor saja di lokasi bulan madu nanti?
Yang harus diingat, kamu selalu bisa menghemat di satu pos demi mendapatkan prioritas di pos lain. Maksudnya–misalnya nih–kamu rela naik transportasi umum ke sana kemari, demi mendapatkan satu kamar di hotel berbintang. Ataupun sebaliknya.
Selalu bicarakan alternatif-alternatif ini dengan pasangan kamu ya.
6. Booking lebih awal
Untuk penginapan dan transportasi kadang kita bisa mendapatkan harga yang lebih bagus jika memesan lebih awal. So, sebaiknya kamu memang merencanakan perjalanan bulan madumu ini jauh-jauh hari, sejak kamu mulai merencanakan pernikahan.
Lumayan juga lo. Katakanlah tiket pesawat kadang selisihnya bisa beberapa puluh bahkan ratusan ribu.
7. Cari paket promo
Cobalah follow akun-akun media sosial biro-biro perjalanan, hotel-hotel, atau maskapai-maskapai. Biasanya selalu saja ada promo yang ditawarkan. Manfaatkanlah promo-promo ini untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
Pokoknya, jangan menyerah sampai kamu bisa membuat itinerary yang sesuai dengan bujet dan kemampuan finansialmu ya!
Nah, siap untuk berbulan madu sekarang? Have fun, dan nikmati momen berdua kalian ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pengantin Baru, Lakukan 5 Langkah Mengatur Keuangan Ini!
Selamat menempuh hidup baru! Begitu akad ataupun janji perkawinan telah diucapkan, maka saat itu pula, sepasang laki-laki dan perempuan menjadi keluarga baru, menjadi pengantin baru. Bahagia, pastinya. Bayangan “live happily ever after” semakin jelas di pelupuk mata.
Begitulah yang sering terjadi. Apalagi dengan persiapan yang menguras energi dan akhirnya bisa menyelenggarakan pesta pernikahan yang meriah, kadang bikin sang pasangan pengantin baru ini lupa bahwa ada banyak hal lain yang lebih penting untuk segera dipikirkan setelah pesta.
Yah, memang. Kadang hidup setelah menikah itu malah dilupakan, padahal justru di situlah awal hidup yang sebenarnya. Banyak PR yang harus segera dipikirkan agar ke depannya hidup kita jadi terjamin.
Sudah bagus kalau pesta pernikahannya enggak pakai utang. So, tinggal menata saja mau gimana hidup ke depannya. Lah, kalau masih menyisakan utang? Ya berarti harus segera dibereskan! Jadikan sebagai top priority, begitu hidup berpasangan sudah mulai.
So, yuk, segera moveon dari pesta-pesta dan juga honeymoon-nya. Segera bersiap untuk menghadapi tantangan baru sebagai pasangan pengantin baru–sepasang suami istri yang sama-sama belajar dari nol lagi.
5 Langkah Mengatur Keuangan Pengantin Baru
1. Bangun komunikasi
Segera luangkan waktu untuk ngobrol berdua soal kondisi keuangan masing-masing. Malahan ya, ngobrol berdua ini sebenarnya sih sudah harus dilakukan sebelum menjadi pengantin baru sih.
Tapi, kalau memang baru sekarang bisa dilakukan, ya enggak masalah. Enggak pernah terlambat untuk tujuan baik kan?
So, segera ajak pasangan kamu untuk mulai ngobrolin uang. Mulailah dari saling terbuka dengan penghasilan masing-masing, apakah ada utang di antara kalian, sudah punya aset apa saja, punya mimpi dan cita-cita apa ke depannya, pengin hidup seperti apa, dan seterusnya.
Jangan khawatir, meski bahasannya serius, tapi sebagai pengantin baru, kalian pasti masih bisa membawa romansa romantis dalam obrolan kalian. Percaya deh. Jadikan sesi ngobrol keuangan ini menjadi salah satu agenda wajib yang rutin dilakukan. Bisa kalian agendakan sambil dinner berdua, atau sambil jalan-jalan, rekreasi, dan sebagainya. Atau mau di rumah saja pas weekend juga bisa kan?
2. Rumuskan tujuan keuangan bersama
Nah, langkah kedua ini lantas menjadi follow up dari ngobrolin soal cita-cita. Bisa jadi, kalian sebagai pengantin baru punya cita-cita dan visi yang berbeda, dan baru ketahuan sekarang.
Enggak masalah, balik lagi ke poin satu di atas: komunikasikan dan kompromikan.
Yes, it’s all about compromizing kok. Nggak ada yang nggak bisa dibicarakan kan? Apalagi kalau ngobrolnya sambil ngadem. Duh.
Jadi, apa yang kalian cita-citakan? Berapa lama lagi target kalian untuk mencapainya? Sudah punya cita-cita dan jangka waktu target, lalu rumuskan jalan menuju ke cita-cita.
Saran sih, sebagai langkah awal pengantin baru, buatlah dulu dana darurat keluarga. Ini adalah hal yang paling penting, dan yang paling mudah untuk dicapai lebih dulu. Baru setelah itu, apakah kalian pengin punya rumah pertama atau mau segera membuat dana pendidikan anak, tergantung pada hasil obrolan kalian.
3. Segera tentukan peran
Sebagai pengantin baru, nantinya kalian harus berbagi peran dalam rumah tangga. Jadi, segera putuskan, siapa membayar apa, siapa berkewajiban apa.
Sebagai pasangan suami istri, kamu dan pasanganmu adalah partner hidup. Sudah seharusnya kalian saling membahu agar bisa segera mewujudkan mimpi dan cita-cita yang sudah dibuat.
4. Buat anggaran
Mumpung masih pengantin baru, segeralah buat catatan pengeluaran keluarga. Kalian bisa membuatnya dengan excel di PC, atau dengan aplikasi smartphone yang sekarang semakin mudah diunduh dan digunakan. Atau mau pakai cara old school: dicatat di buku tulis.
Enggak masalah caranya mau gimana, yang penting kalian mesti punya catatan pengeluaran dan kemudian membuat anggaran untuk belanja sampai tiba waktunya ada penghasilan masuk lagi.
Jangan tunggu sampai minus, baru mencatat ya.
5. Evaluasi dan perbaiki terus
Evaluasi catatan keuangan itu penting, untuk mengetahui apakah ada yang perlu diperbaiki. Jika memang sudah dibagi tugas, siapa yang bertugas ini-itu, dan kamulah yang bertugas membuat catatan keuangan, maka partnermu pun harus tahu bagaimana kondisi keuangan kalian.
So, kebiasaan untuk mengobrol keuangan seperti yang disebutkan di poin pertama memang harus diteruskan, iya kan? Seenggaknya, kamu bisa mengajak pasanganmu untuk menganalisis, sisi sebelah mana yang harus kalian perbaiki dalam catatan keuangan tersebut.
Nah, gimana? Semoga dengan 5 langkah awal mengatur keuangan pasangan pengantin baru di atas, kamu dan pasanganmu bisa mendapatkan gambaran dari mana harus mulai ya? Kalau sudah mulai, maka seterusnya tentu akan lebih lancar.
Selamat menempuh hidup baru, sekali lagi! Semoga kamu bisa segera moveon dari ingar bingar pesta, dan segera bisa merencanakan hidup yang lebih baik lagi bersama pasanganmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Mengumpulkan Dana Menikah dalam 5 Langkah
Sebentar lagi akan mengakhiri masa lajang? Congrats, kalau begitu ya! Pastinya sekarang pikiran lagi mbulet, karena memikirkan acara pernikahan yang sebentar lagi dilangsungkan. Biasanya sih yang jadi masalah pertama yang muncul adalah gimana caranya mengumpulkan dana menikah.
Mumpung sudah masuk Februari–yang biasanya identik dengan bulan romantis–maka, mari kita mulai bahasan di bulan ini dengan share tip mengumpulkan dana menikah, shall we?
Dana menikah–paling ideal sih–harus sudah disiapkan sejak beberapa tahun sebelumnya. Yah, katakanlah 2 – 3 tahun sebelum acara pernikahan dilangsungkan. Tapi, seandainya enggak, juga nggak masalah sih. Kan, selalu ada jalan kalau memang sudah ada niat kan?
Terus, gimana caranya menyiapkan dan mengumpulkan dana menikah sebanyak itu? Dari mana harus mulai? Kadang, karena begitu banyak PR yang harus diselesaikan, kita jadi ngeblank deh, nggak ngerti harus mulai dari mana. No worries, cobalah untuk mulai dari beberapa langkah menyiapkan dana menikah ala QM Financial berikut ini.
5 Langkah Menyiapkan dan Mengumpulkan Dana Menikah
1. Sepakati konsep pernikahan
Acara pernikahan biasanya akan melibatkan banyak pihak–sekampung! Maka, perlu untuk menyepakati konsepnya sejak awal. Enggak hanya mendiskusikannya dengan (calon) pasangan, tetapi juga dengan keluarga besar. Apalagi jika nanti, acara ini juga akan disponsori oleh keluarga–dalam artian, enggak cuma calon pengantin yang membiayai keseluruhan acara.
Apalagi jika ada tradisi-tradisi tertentu–namanya juga di Indonesia kan? Biasanya banyak upacara adat yang harus disiapkan juga.
So, mau pakai acara atau tradisi yang seperti apa nanti? Pengin menjalani upacara adat lengkap, atau sebagian saja menurut kepercayaan dan keyakinan kalian sebagai generasi kekinian? Pengin konsep pesta resepsi seperti apa? Pesta di hotel mewah, di rumah, pesta kebun, atau cukup di KUA saja, terus selanjutnya langsung tamasya?
Apa pun keputusannya, jadikanlah konsep hasil diskusi bersama ini sebagai garis start untuk memulai rencana acara pernikahanmu.
2. Survei
Langkah kedua dalam menyiapkan dana menikah adalah survei.
Survei apa? Ya segala hal yang akan diperlukan dalam acara pernikahan nanti. Mulai dari gedung (karena biasanya inilah yang paling susah dicari, apalagi kalau kamu memilih tanggal pernikahan dengan angka cantik), katering, makeup, baju, dekorasi, suvenir, undangan, fotografi dan videografi, hingga MC.
Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya ya, lalu catat masing-masing untuk kemudian bisa kamu komparasi satu sama lain. Enggak hanya memilih yang paling murah, tapi kamu harus mencari yang sepadan dan pastinya harus disesuaikan dengan bujet serta kemampuan.
Maksudnya bagaimana?
Misalnya saja, vendor A menawarkan harga Rp10 juta untuk suvenir, undangan, sekaligus sesi foto-foto prewedding. Vendor B menawarkan harga Rp6 juta hanya suvenir dan undangan. Mungkin kamu perlu mempertimbangkan untuk memilih yang sudah paket lengkap saja, demi penghematan energi dan tenaga.
Itu hanya contoh saja ya. So, selalu buka diskusi–terutama dengan calon pasangan–untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan.
3. Buat anggaran
Setelah data yang kamu perlukan lengkap, maka selanjutnya kamu bisa melanjutkan tahap menyiapkan dan mengumpulkan dana menikah dengan membuat anggaran.
Buatlah secara terperinci, apa saja yang kamu butuhkan, mulai dari upacara adat yang mungkin dilaksanakan hingga resepsinya. Bahkan, kamu juga sekalian membuat anggaran untuk honeymoon, jika memang berencana pengin bulan madu berdua.
4. Komitmen
Setelah ada anggaran yang lengkap sedetail mungkin, maka selanjutnya kamu dan pasangan masing-masing harus berkomitmen untuk bersama-sama mengumpulkan dana menikah sesuai kesepakatan.
Kalau perlu, masing-masing membuat rekening khusus untuk dana menikah, yang sebaiknya terpisah antara pasangan. Jadi, kamu punya sendiri, begitu pun dengan calon pasanganmu.
Sepakatilah–dengan memperhitungkan dana yang harus dicapai dan jangka waktunya–masing-masing harus menabung seberapa banyak. Untuk itu, masing-masing juga harus berkomitmen untuk mengurangi pos-pos lain yang sekiranya bisa dikurangi ataupun ditunda. Misalnya, kurangi dulu nongkrong di kafe, bawa bekal makan siang dari rumah alih-alih selalu pesan makanan online, dan berbagai cara penghematan lainnya.
5. Pilih instrumen yang paling sesuai
Kalau waktu untuk mengumpulkan dana menikah ini mepet, mungkin kamu hanya bisa menyimpannya dalam bentuk tabungan.
Tapi, kalau masih ada waktu, mungkin 2 – 3 tahun lagi, kamu bisa menginvestasikannya di instrumen yang tepat. Misalnya saja, di reksa dana pasar uang.
Misalnya saja, dengan nilai tabungan awal Rp10 juta, kemudian kamu berdua dengan pasangan bisa menabung Rp5 juta setiap bulannya, dengan imbal balik 11%, maka di tahun ketiga kamu kira-kira bisa mendapatkan hasil sebesar Rp200-an juta. Ini dihitung dengan kalkulator salah satu manajer investasi yang cukup bereputasi.
Lumayan kan? Rp200 juta cukup bangetlah ya, untuk acara dan resepsi pernikahan yang enggak terlalu mewah, tapi juga nggak sederhana-sederhana banget.
Nah, gimana? Siap untuk merencanakan keuanganmu untuk mengumpulkan dana menikah sekarang?
Good luck dan, sekali lagi, congrats ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.