5 Tipe Kepribadian Pengelola Keuangan Pribadi: Kamu yang Mana?
Financial is personal. Apa yang dilakukan oleh satu orang untuk mengelola keuangan pribadinya, belum tentu bisa dilakukan oleh orang yang lainnya.
Kebiasaan dan perilaku dalam mengelola keuangan inilah yang akan menentukan kondisi kita, mulai dari kemampuan kita mengendalikan keuangan, mengelola investasi, utang, dan yang lainnya.
So, apakah tipe kepribadian berikut ini adalah tipe kepribadian kamu dalam mengelola keuangan? It’s just for fun, jadi mari kita lihat ada tipe kepribadian apa saja. Setidaknya, kamu akan tahu harus bagaimana bersikap jika memang ada tipe kamu dalam mengelola keuangan di list ini.
5 Tipe Kepribadian dalam Pengelolaan Keuangan
1.Si Trader
Tipe kepribadian satu ini adalah mereka yang memanfaatkan sebagian besar aset dananya untuk berinvestasi, bahkan lebih jauh lagi, ia melakukan trading dengan jumlah atau modal yang besar. Tentu bukan hal yang salah, karena memang ia menganggap trading ini merupakan bisnisnya untuk membiayai hidup.
Namun, untuk menjadi seorang trader itu butuh ilmu dan keterampilan yang memadai, agar paham segala risiko dan bijak menyikapi keuntungan yang akan datang silih berganti. Dan, enggak semua orang bisa melakukannya dengan baik.
So, kalau kamu memang merupakan tipe ini (atau pengin seperti ini) bekalilah dirimu sendiri dengan ilmu yang cukup, agar risiko keuangan yang mungkin terjadi dapat ditekan seminimal mungkin.
2.Si Penimbun
Tipe kepribadian kedua ini adalah tipe-tipe orang yang suka menabung. Yah, tentu bukan hal yang buruk. Malahan, ini adalah kebiasaan baik.
Tapi, kebanyakan tipe ini kurang percaya dengan instrumen investasi. Mereka merasa investasi identik dengan kerugian, sehingga mereka akan memilih instrumen-instrumen tabungan saja sebagai tempat mereka menyimpan uang.
Bisa dibilang, ini adalah tipe konservatif. Mereka yang masuk ke tipe ini, bisa menaruh dana di deposito saja sudah bagus. Boro-boro menaruhnya di saham. Reksa dana saja masih merupakan instrumen yang risky buat mereka.
Padahal, kalau dimanfaatkan sebagaimana mestinya, instrumen investasi akan sangat membantu untuk mewujudkan tujuan keuangan kita yang butuh jumlah dana yang besar. Misalnya, untuk dana pendidikan anak atau dana pensiun, keduanya jelas tidak akan dapat tercover kalau hanya dengan menabung saja, karena inflasi itu nyata. Setiap tahun harga kebutuhan pokok dan biaya sekolah meningkat tajam loh!
3.Si FOMO dan YOLO
Yang termasuk dalam tipe kepribadian ini adalah mereka yang berusaha untuk keep up dengan apa yang sedang trending sekarang di media sosial, maupun di lingkaran pergaulannya. Meski kondisi keuangannya sebenarnya tidak begitu memadai, tapi mereka tidak peduli. Atau, berusaha tidak peduli?
FOMO–alias Fear of Missing Out–memang merupakan “penyakit” yang harus diwaspadai, terutama di zaman serbabebas dengan informasi yang dapat diakses dari mana pun dengan cara apa pun seperti sekarang.
It’s ok sih kalau memang kamu pengin keeping up dengan apa yang trending, asalkan kamu pun sudah mempersiapkan kondisi keuanganmu dengan baik. Pisahkan pengeluaran untuk mengikuti mode atau tren ini dari pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, terutama yang menyangkut kewajiban dan masa depan.
Dengan demikian, kondisi keuanganmu bisa tetap terjaga dengan baik.
4.Si Cuek
Tipe kepribadian keempat ini sebenarnya hanya belum sampai pada taraf pemahaman bahwa ia butuh mengelola keuangannya dengan baik. Bisa jadi, memang ia belum sadar akan pentingnya pengelolaan uang, karena ia masih seorang first jobber, misalnya. Baru seneng-senengnya dapat gaji pertama, lalu semua yang pernah diinginkan dibeli.
Ia belum tahu pentingnya membuat anggaran dan catatan pengeluaran. Apalagi investasi, hal yang masih sangat jauh dari pemikirannya.
Bisa jadi ia masih punya faham, bahwa mumpung masih muda, sudah bekerja keras setiap harinya, maka wajar jika gaji dipakai untuk bersenang-senang.
Well, enggak menyalahkan sama sekali juga sih, karena memang tipe-tipe ini memang biasanya usianya masih muda. Tapi, ada baiknya mulai belajar sedikit demi sedikit. Seenggaknya, berusahalah untuk tidak hidup from paycheck to paycheck; berusaha untuk nggak sampai merasakan ada tanggal tua–bikin semua tanggal jadi tanggal muda.
Dari sini, akan timbul kesadaran betapa pentingnya pengelolaan gaji dan uang demi masa depan.
5.Si Pengendali
Tipe kepribadian terakhir ini adalah mereka yang selalu memperhitungkan setiap pengeluaran dengan cermat. Saking cermatnya, kadang ia bahkan tak “sempat” bersenang-senang, merayakan achievement yang sudah dicapainya sejauh ini.
Sebenarnya sih ini bagus, karena berarti pemahaman pengelolaan uangnya sudah baik juga. Tetapi, kamu juga sebaiknya memberi dirimu sendiri kesempatan untuk bersenang-senang, menikmati hasil jerih payahmu sendiri. Alokasikan sebagian (misalnya, maksimal 10%) dari penghasilanmu untuk sekadar memanjakan diri. Membeli baju yang membuat penampilanmu jadi semakin menarik, ganti gadget dengan yang lebih canggih, berlibur, dan sebagainya.
Tak ada yang salah dengan bersenang-senang menikmati uang hasil kerja kerasmu kan? Asalkan, kamu memang sudah mengalokasikannya dan habiskan sesuai alokasi tersebut.
Jadi, kamu termasuk tipe kepribadian yang mana?
Yang pasti, jangan berhenti belajar mengelola uang dengan lebih baik ya. Karena, ingat kata pepatah, uang memang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang. Tak hanya hari ini, tapi sampai masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Punya Rumah di Usia 20-an: Memangnya Harus?
Ada yang sekarang berusia 20-an? Apakah kamu berencana untuk punya rumah di usia 20-an seperti sekarang?
Ah, mimpi! Orang baru mulai dapat kerjaan, juga. Mana bisa?
Bisa dong. Punya rumah di usia mudah itu nggak mustahil untuk diwujudkan kok! Justru, ketika kamu sudah membangun aset pribadi kamu sejak usia muda, waktu akan jadi teman terbaikmu. Banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan, jika kamu sudah punya planning untuk punya rumah selagi muda. Karena kemudaan adalah privilege.
Nggak percaya? Coba simak artikel ini sampai selesai ya.
5 Alasan Mengapa Kamu Perlu Punya Rumah di Usia 20-an
1. Waktu adalah teman terbaik
Seperti yang sudah disebutkan di atas, waktu akan jadi teman terbaik buat kamu yang sudah berniat untuk membangun aset pribadi sejak masih muda. Waktu memang bisa jadi musuh, tetapi bisa juga jadi teman. Tinggal kita sendiri kan, yang memilih?
Maksudnya begini. Misalnya saja, kamu memilih untuk membeli rumah secara kredit dengan KPR. Kamu bisa memilih atau menentukan tenor yang lebih panjang untuk cicilannya. Hal ini berarti beban cicilan setiap bulannya akan lebih ringan.
Jika kamu mengajukan KPR di usiamu yang masih muda, pihak bank juga akan lebih besar kemungkinannya untuk menyetujuinya, karena masalah waktu ini.
2. Hidup mandiri lebih cepat
Punya rumah adalah simbol kemandirian dan kemapanan yang hqq. Begitulah yang berlaku di Indonesia. Rasanya belum berhak menyandang status ‘mapan’, kalau belum punya rumah sendiri.
Dengan kamu hidup mandiri lebih cepat, pastinya kamu juga akan punya banyak waktu untuk mengejar mimpi dan cita-citamu supaya kualitas hidup juga menjadi lebih baik dengan segera.
Kamu bisa merasakan kesuksesan di usiamu yang masih muda. Bahkan mungkin, bisa pensiun dini dan bebas finansial lebih cepat juga.
3. Masih produktif, sehingga cicilan pasti aman
Misalnya saja, kamu mengajukan KPR ke sebuah bank. Faktor usia akan menjadi salah satu pertimbangan yang menentukan bagi mereka.
Dengan usiamu yang masih muda, maka masa produktifmu tentunya akan masih panjang. Dengan demikian, cicilan KPR akan lebih aman baik bagi pihak pemberi kredit (yaitu bank) dan juga bagi kamu sendiri.
Jika misalnya, kamu baru mengajukan KPR di usiamu yang ke-45, dengan asumsi pensiun di usia 50-an, maka hanya ada waktu 5 tahun saja untukmu melunasi KPR, yang berarti cicilannya setiap bulan akan berat banget. Jika tenormu lebih panjang, pastinya bank akan harus menanggung risiko yang lebih tinggi karena saat kamu sudah masuk masa pensiun, cicilanmu belum beres.
4. Beli sekarang, sebelum Senin harga naik
Kamu tahu kan, bahwa harga properti itu naik dari tahun ke tahun. Naiknya seiring dengan inflasi yang berjalan, bahkan kadang lebih besar dari inflasi. Harga rumah incaran yang sekarang Rp500 juta, 5 tahun lagi bisa berkali-kali lipat. Apalagi jika lokasinya memang strategis dan berkembang.
Kalau kamu menunda niat untuk beli rumah hingga nanti-nanti, menunggu sampai uang tabungan cukup, maka kamu bagai mengejar bayang yang tak pasti. Tsah.
Jadi, rencanakanlah beli rumah sekarang, karena “setiap Senin harganya naik”.
5. Lebih enteng jodoh
Sudah bukan rahasia lagi, kalau kamu sudah punya “bekal” rumah, maka calon pasanganmu akan langsung percaya bahwa kamu serius menjalani hubungan kalian.
Ya, siapa yang enggak yakin, kalau di usia 20-an saja kamu sudah punya rumah, berarti ke depannya semua hal akan autoaman saja, tampaknya. Ya kan?
Jadi, siapa nih yang sekarang masih jomlo? Coba deh, punya rumah. Siapa tahu tahun depan udah bisa menikah. #eh
Namun, semuanya tentu harus disesuaikan dengan kemampuanmu. Jangan dipaksakan. Karena itu, perencanaan sejak dini adalah cara terbaik untuk meraih mimpi satu ini.
Jadi, bagaimana sebenarnya kondisi pasar properti saat ini? Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum membeli properti? Apa bedanya saat properti kita tinggali atau sewakan? Dan bagaimana caranya memiliki properti di usia muda?
Mari diskusikan semuanya di Financial Dialogue dari perspektif finansial, investor, dan pasar properti.
, karena tempat terbatas.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Istilah dalam Polis Asuransi yang Sebaiknya Kamu Pahami
QM Financial tahu, bahwa rasanya agak sulit bagi orang awam untuk bisa memahami bahasa yang dipakai dalam polis asuransi.
Polis asuransi, seperti juga surat perjanjian kontrak lainnya, menggunakan bahasa hukum yang memang sedikit rumit dipahami. Iya, kami paham. Karena itu, dalam artikel ini, QM Financial akan sedikit membuka tabir *tsah* rahasia definisi istilah-istilah yang sering digunakan dalam polis asuransi.
Tidak semua sih, karena memang banyak sekali. Sebagian dulu, yang bakalan sering ditemukan dan banyak disebutkan dalam kelas finansial online yang mungkin kamu ikuti di QM Financial.
Ini dia beberapa istilah dalam polis asuransi yang harus kamu pahami artinya lebih dulu sebelum melangkah lebih jauh.
Premi
Yaitu nominal dana yang dibayarkan sesuai kesepakatan antara pemegang polis dengan perusahaan asuransi.
Klaim
Bentuk tuntutan dari pihak pemegang polis asuransi atau tertanggung untuk mendapatkan hak perlindungan terhadap kerugian finansial sesuai kesepakatan dalam polis dan prosedur yang sudah ditentukan.
Klaim Tertunda
Klaim yang tertunda untuk dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis karena berbagai sebab.
Masa Tenggang
Batas jatuh tempo pembayaran pemegang polis untuk membayar premi sesuai kesepakatan dengan pihak perusahaan asuransi.
Uang Pertanggungan
Sejumlah dana yang dibayarkan oleh pihak perusahaan asuransi berdasarkan klaim yang diajukan oleh pihak tertanggung karena telah mengalami risiko keuangan sesuai kesepakatan perlindungan.
Payor
Pemegang polis yang berkewajiban membayar premi asuransi.
Ilustrasi
Perhitungan proyeksi manfaat asuransi yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi melalui agennya kepada (calon) pemegang polis.
Secondary Benefits
Manfaat lain yang bisa didapatkan oleh pemegang polis di luar manfaat pokok asuransi yang ditawarkan
Rider
Manfaat tambahan yang bisa kamu beli untuk melengkapi manfaat utama dari asuransi yang ditawarkan. Rider tidak dapat dibeli secara tersendiri.
Klausul
Pasal-pasal yang ada dalam polis yang mengikat pemegang polis dan pihak perusahaan asuransi.
Biaya Akuisisi
Biaya yang muncul saat penerbitan polis asuransi.
Biaya Top-Up
Biaya yang muncul saat pemegang polis melakukan pembayaran premi berkala dan premi tunggal.
Batas Potong
Biaya yang harus ditanggung oleh pihak pemegang polis, yang muncul akibat kekurangan biaya yang telah dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pihak rumah sakit.
Cuti Premi
Kondisi ketika nasabah ingin berhenti membayar premi untuk sementara karena berbagai sebab.
Contestable Period
Waktu yang dimiliki oleh pihak penanggung untuk membatalkan polis.
Free-Look Period
Periode 14 hari yang dapat dimanfaatkan oleh (calon) pemegang polis untuk membatalkan kerja sama karena tidak setuju dengan ketentuan yang ada dalam polis asuransi yang ditawarkan.
Grace Period
Masa tenggang yang diberlakukan pada pemegang polis setelah jatuh tempo pembayaran tiba. Jika tidak ada pembayaran lebih lanjut dan sudah melewati batas waktu ini, maka polis asuransi pun hangus.
Lapse
Premi yang sudah melampaui masa tenggang dan tidak ada pembayaran lebih lanjut hingga masa efektifnya pun berhenti.
Nah, itu dia beberapa istilah yang akan sering muncul dalam diskusi, polis, maupun kelas asuransi, baik asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan. Setelah ini, semoga kamu enggak bingung lagi dan nyambung ya.
Mau tahu lebih banyak tentang asuransi? Yuk, ikuti kelasnya di QM Financial! Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Tipe dan Cara Suami Istri Mengelola Keuangan Keluarga
Menikah dan menjadi pasangan suami istri berarti sharing life, berarti juga harus siap selalu berkompromi tentang segala hal, dan yang paling utama soal keuangan.
Bagaimana pengelolaannya, tentunya kembali ke kebutuhan masing-masing serta kondisi juga. Setidaknya, ada 5 tipe pengelolaan keuangan suami istri yang banyak diterapkan. Barangkali, salah satunya juga kamu lakukan.
5 Tipe dan Cara Pengelolaan Keuangan Pasangan Suami Istri
1.Gabungan
Tipe pengelolaan keuangan yang pertama adalah tim gabungan; suami istri dua-duanya bekerja, lalu penghasilan digabung dan kemudian dipergunakan seluruhnya untuk kepentingan dan kebutuhan keluarga.
Dengan begini, biasanya keuangan keluarga akan sangat kuat. Tujuan keuangan bisa dengan cepat dan banyak tercapai. Namun, ada kekurangannya juga, yakni ketika salah satu butuh untuk belanja kebutuhan pribadi. Kemungkinan akan memicu perasaan kurang adil bagi yang lain, jika ada yang menghabiskan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Salah satu solusi yang mungkin bisa dilakukan adalah masing-masing menentukan uang belanja kebutuhan sendiri, dan kemudian menggunakannya sesuai plafon masing-masing.
2.100% terbeban ke suami
Pengelolaan keuangan kedua ini, penghasilan suami sepenuhnya menjadi milik keluarga, sedangkan jika istri juga berpenghasilan, maka sepenuhnya menjadi milik pribadi.
Bagaimana menurutmu pengelolaan keuangan yang kedua ini?
Kalau ini memang menjadi kesepakatan berdua, dan dua-duanya merasa ini yang terbaik, ya enggak masalah pastinya. Tapi jadi ingat beberapa waktu yang lalu, ada kisah viral online shop yang menjual khusus peralatan hobi bapak-bapak yang sering banget diminta oleh pelanggannya untuk “memalsukan” nota pembelian demi menghindari omelan istri karena belanjanya terlalu banyak.
Well, ada baiknya, jika memang hendak mengelola keuangan keluarga dengan cara ini, ada alokasi tersendiri bagi suami agar ia pun bisa bebas berbelanja atau mempergunakan uang untuk kebutuhan pribadinya sesuai jumlah yang disepakati bersama. Selama suami tidak berbelanja melebihi bujet, pastinya enggak harus jadi masalah dong ya?
Istri–sebagai menteri keuangan–mesti banget punya keterampilan mengelola uang, kalau enggak ya ambyar sudah.
3.Suami beri jatah
Kalau menerapkan model pengelolaan keuangan seperti ini, biasanya suami sudah menentukan (atau bisa juga melalui diskusi dengan istri), seberapa banyak ia akan memberikan uang bulanan pada istri. Mungkin 50 – 80%-nya. Sementara, sisanya akan disimpan sendiri.
Banyak alasan mengapa suami istri memilih cara ini, biasanya adalah karena ada tanggungan khusus yang harus menjadi beban. Misalnya, suami masih harus menghidupi keluarga besarnya.
Jika suami memang punya keterampilan mengelola uang yang baik, pun memiliki habit yang baik juga, maka aset keluarga bisa bertumbuh. Sedangkan, jika istri memiliki keterampilan yang sama bagusnya, keuangan keluarga juga akan baik-baik saja.
Minusnya, kalau jatah suami kurang, maka istri harus putar otak, baik dengan cara menghemat atau menambah penghasilan lagi. Di sini akan muncul potensi utang dari pihak istri.
4.Bagi tugas
Misalnya, suami tugasnya mengurus investasi, asuransi, dan tagihan rutin besar, seperti pajak-pajak cicilan rumah, dan sebagainya. Istri kebagian memenuhi kebutuhan rumah dan dapur, serta kebutuhan sekolah anak-anak.
Hal ini juga bisa menjadikan keuangan keluarga adil dan kuat. Satu kunci terbesarnya adalah jangan sampai satu sama lain nggak mengetahui penghasilan pasangannya, karena hal ini bisa berisiko pada pengelolaan keuangan secara keseluruhan.
Apa pun model pengelolaan keuangan keluarga sudah seharusnya diiringi dengan keterbukaan pasangan suami istri satu sama lain. Meski sudah dibagi tugas, masing-masing pun harus tahu betul kondisi pasangannya.
5.Penghasilan satu pintu
Model pengelolaan ini terjadi ketika salah satunya enggak berpenghasilan, bisa suami atau istri. Dengan begini, salah satu yang tidak berpenghasilan ini akan meminta uang pada yang lain jika ada kebutuhan. Kadang, misalnya istri yang tidak bekerja, maka suami memberikan kartu debit atau kartu kredit untuk dipakai oleh istri.
Lagi-lagi, kalau hal ini memang menjadi kesepakatan antara suami istri, maka semua seharusnya akan baik-baik saja. Memang ada suami yang pengin bertanggung jawab penuh terhadap kebutuhan keluarganya, dan lebih suka meminta istri untuk full fokus mengurus keluarga. Setiap kondisi rumah tangga berbeda, dan pastinya punya cara pandang dan solusi yang berbeda untuk setiap masalah.
Hanya satu lagi kuncinya, yaitu keterbukaan. Menyembunyikan rahasia–apalagi soal keuangan–satu sama lain bukanlah langkah pengelolaan keuangan keluarga yang aman.
Nah, sudah ada 5 model pengelolaan keuangan suami istri yang sudah dibahas di sini. Apakah kamu dan pasanganmu menerapkan salah satu yang di atas? Ataukah, ada yang berbeda?
Nggak ada yang selalu salah dan selalu benar dalam pengelolaan keuangan, apalagi keuangan keluarga dan pribadi, karena situasi dan kondisi orang akan sangat berpengaruh di sini. Yang penting, kita tahu prinsip dasar pengelolaan keuangan dan kemudian bisa menerapkannya sesuai kebutuhan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pentingnya Karyawan Membangun Aset Sejak Dini
Setiap orang sudah seharusnya memiliki keinginan dan kebutuhan, yang kemudian bisa dicukupi dengan cara bekerja untuk mendapatkan imbalan. Konsep ini juga yang mendasari para karyawan untuk bekerja keras setiap harinya. Tetapi, sebenarnya nggak hanya kebutuhan sehari-hari saja yang harus dipenuhi oleh kamu yang berstatus karyawan. Kamu juga harus membangun aset sejak awal.
Apa itu aset?
Menurut Wikipedia, aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari.
Kalau diterjemahkan secara bebas, aset merupakan hal-hal yang kita miliki sekarang, yang mempunyai nilai ekonomi dan akan memberikan manfaat kembali pada kita ke depannya. Singkatnya, aset adalah total harta yang kita miliki, baik yang dalam bentuk fisik (bisa dilihat) atau nonfisik, misalnya seperti aset keuangan–saham, misalnya.
Mengapa karyawan perlu membangun aset?
Ini dia beberapa alasan pentingnya:
1.Aset merupakan alat untuk mencapai tujuan finansial
Di masa depan, aset akan memberikan nilai ekonomis yang besar manfaatnya untuk hidup kita. Misalnya saja, kita mempunyai aset berupa properti. Tidak hanya ditinggali, properti ini bisa disewakan, sebagai kos, rumah kontrakan untuk keluarga, bahkan juga bisa disewakan sebagai toko ataupun kantor.
Begitu juga dengan bentuk aset yang lain. Tidak semua hal yang kita miliki bisa dimasukkan ke dalam kategori aset. Hanya hal yang memberikan nilai ekonomis kembali ke kitalah yang bisa disebut dengan aset. Dengan aset bernilai ekonomis ini, kita bisa mewujudkan tujuan finansial kita.
Berinvestasi di berbagai instrumen, misalnya saham di beberapa perusahaan besar, agar nantinya bisa dipakai untuk membeli rumah. Setelah rumah terbeli, nantinya akan disewakan sebagai kamar kos. Penghasilan dari kos akan menjadi dana pensiun yang bisa kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup di saat kita sudah tak produktif bekerja lagi.
That’s how assets work.
2.Menghindarkan diri sendiri dari masalah keuangan
Tak ada orang yang mau mendapatkan masalah keuangan di masa depan. Konon juga, sebanyak 92% karyawan mengaku merasa nyaman dan aman dalam bekerja jika mereka merasa secure terhadap kondisi keuangan mereka.
Hal ini bisa dicapai, salah satunya, dengan cara membangun aset sejak dini.
Di saat-saat sulit, memiliki aset bisa jadi penyelamat. Setidaknya, aset bisa jadi andalan sampai kondisi membaik lagi. Perasaan jadi lebih tenang, dan bisa berpikir, mencari cara untuk survive dengan lebih baik.
3.Bekal pensiun
Ya, ini adalah tujuan terbesar dari membangun aset sejak dini; sebagai bekal pensiun. Saat kita tak lagi produktif, kita mungkin tak akan bisa mendapatkan penghasilan sebanyak sebelumnya. Tetapi, yang namanya kebutuhan hidup akan terus ada–bahkan mungkin bertambah.
Dengan memiliki aset, kita bisa surviving di masa pensiun. Tentunya, kamu mau kan, jadi pensiunan mandiri, yang bisa menghidupi diri sendiri, enggak menjadi beban buat anak-anak kita, bahkan kalau mungkin malah bisa kasih uang saku meski seadanya buat cucu.
Hidup cukup; buat makan, cukup. Buat belanja ini itu sesuai kebutuhan juga ada, meskipun tanpa pemasukan aktif.
Nah, begitulah gambaran garis besar hidup kita jika kita bisa memiliki aset yang memadai. Lalu, bagaimana cara kita–yang berstatus karyawan ini–bisa membangun aset? Memangnya, gajinya cukup?
Bukan masalah gaji yang besar ataupun kecil. Semua kembali ke diri kita sendiri. Apakah kita sudah bisa mengelola keuangan dengan baik, sehingga di samping bisa cukup dipergunakan untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari, gaji kita juga cukup digunakan untuk membangun aset demi masa depan?
Nah, yang bisa menjawab kan diri sendiri, ya kan? Sudahkah punya financial habit yang baik? Kalau memang sudah, maka pasti juga sudah bisa mengelola utang dengan baik, punya kebiasaan berinvestasi juga sesuai porsi, pun sudah memiliki proteksi. Ya kan? Dengan demikian, kita bisa membangun aset per tahap dengan rencana yang baik pula.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Tetap Bebas Utang, Lakukan 5 Langkah Bertahan Ini!
Siapa yang mau merdeka dari utang? Semua orang pasti! Nggak perlu diragukan lagi. Di kala kita hidup di tengah fenomena semakin mudahnya utang dibuat, bebas utang adalah sebuah kemevvahan yang hakiki.
Iya sih, enggak semua utang itu jelek. Ada pula utang yang memang perlu diambil, demi mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik di kemudian hari. Utang KPR, misalnya. Ini adalah utang produktif; utang diambil, tetapi harga barangnya akan bertambah nanti.
Kalau begitu, mari kita batas pembahasannya pada utang konsumtif.
Apakah ada dari kamu yang saat ini memang sudah sama sekali enggak punya utang konsumtif? Nggak ada tunggakan utang kartu kredit? Nggak ada tunggakan utang slow cooker, atau air fryer? Nggak ada juga tunggakan cicilan sepeda yang nilainya puluhan juta rupiah?
Alhamdulillah! Stay that way, dan lakukan beberapa langkah berikut agar tetap bebas utang sampai kapan pun.
5 Langkah Sederhana untuk Tetap Bebas Utang
1.Belanja di saat yang tepat, dengan niat yang tepat
Kamu yang bebas utang pasti tidak pernah merasa takut ketika berbelanja, karena kamu terbiasa berbelanja secara efektif. Kamu juga bisa menentukan, kapan kamu butuh sesuatu dan kapan kamu akan membelinya. Sepertinya sih, aktivitas belanjamu semua sudah teratur dan terencana dengan baik.
Pertahankanlah kebiasaan belanja yang baik ini. Buat dan bawa daftar belanja setiap kali hendak belanja, and stick to it. Pilah mana yang memanfaatkan diskon dan promosi, mana yang belanja sesuai dengan kebutuhan.
2.Bayar tunai
Kamu yang sekarang bebas utang konsumtif sudah tahu banget, apa keuntungannya bisa membayar lunas tagihan kartu kredit secara langsung, nggak pakai nunggak. Yes, untuk menghindari bunga yang cukup besar dan juga denda yang nggak perlu.
Kamu tahu betul, bahwa kartu kredit berbeda fungsi dengan kartu ATM, dan kamu enggak bakalan bisa menghabiskan lebih banyak uang daripada yang sudah kamu hasilkan. Kamu sadar, bahwa ketika kamu belanja melampaui kemampuan, maka di situlah muncul peluang berutang yang bakalan memberatkan cash flow kamu juga.
So, bertahan ya!
Bayar tunai untuk kebutuhan belanja rutin, dan hal-hal lain yang memang memungkinkan untuk bayar tunai. Menabung dan investasi, jika memang butuh nominal yang agak besar untuk membeli suatu barang.
3.Punya dana darurat
Salah satu penyebab orang berutang adalah ketika mereka harus mengeluarkan uang yang tidak mereka miliki saat kondisi darurat. Saat sakit, misalnya.
Karena kamu sadar betul akan hal ini, kamu pun memiliki dana darurat yang mencukupi, sehingga ketika ada hal-hal di luar kendali terjadi dan kamu harus mengeluarkan uang untuk mengatasinya, kamu enggak pakai ragu atau takut lagi. Karena, ada dana darurat yang cukup.
Utang bukan pilihan untuk mengatasi masalah. Betul?
4.Catat pengeluaran, buat anggaran
Punya catatan pengeluaran itu sangat bagus, terutama untuk mengetahui ke mana saja uang kita pergi dan pergunakan. Membuat anggaran untuk jangka waktu tertentu itu juga sangat bagus, untuk memastikan kita menggunakan uang sesuai dengan kebutuhan kita.
Jika ada yang tidak sesuai, dengan segera, kita dapat memperbaikinya sehingga keuangan menjadi lebih terkendali.
Tanpa catatan pengeluaran dan anggaran belanja, bisa kejadian tuh, uang sudah habis duluan sebelum penghasilan kembali masuk. Akibatnya? Untuk menyambung hidup sampai gajian, kita harus berutang.
Duh, jangan sampai ya.
5.Investasi sesuai porsi
Investasi kita lakukan sesuai dengan rencana keuangan, salah satunya, untuk memastikan bahwa kita tidak akan mengalami masalah keuangan di kemudian hari. Punya utang yang tak kunjung rampung, misalnya.
Karenanya, jika sekarang kamu sudah bebas utang konsumtif, maka investasi harus juga segera dimulai sesuai porsi yang sudah kamu tentukan dan sesuaikan dengan kemampuanmu. Berinvestasilah secara konsisten, dan lakukan di awal bulan.
Bertahanlah untuk tetap bebas utang konsumtif ya. You’re doing good so far, dan yakin deh, kamu pasti bisa mencapai tujuan keuanganmu dengan segera.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Apa Itu Gaji UMR? Apakah Kamu Sudah Cukup Memahaminya?
Kita bekerja untuk mendapatkan imbalan alias upah dari apa yang sudah kita kerjakan. Upah, atau gaji, ini diberikan setiap bulan oleh perusahaan tempat kita bekerja, dan jumlahnya sudah diperhitungkan dengan saksama. Biasanya sih mengacu pada standar perusahaan, jenjang pendidikan atau pengalaman kita, juga biaya hidup yang berlaku di sekitarnya, yang kemudian “memunculkan” sejumlah angka yang sesuai dengan gaji UMR.
Sebagai pekerja atau karyawan, kamu perlu banget untuk mengetahui standar gaji UMR di wilayah kamu bekerja. Tujuannya, agar kamu bisa memastikan bahwa kamu menerima upah yang benar-benar bisa kamu gunakan untuk biaya hidup, sekaligus memastikan kamu terhindar dari pemberiah upah tak layak.
Nah, ini memang pengetahuan yang basic banget, yang seharusnya kamu sudah pahami saat pertama kalinya kamu masuk ke dunia kerja. Tapi, nyatanya, sampai sekarang banyak juga yang belum paham betul mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan gaji UMR. Bahkan, banyak yang mengira bahwa gaji pokok dan gaji UMR itu berdefinisi sama.
Apa Itu Gaji UMR?
UMR, atau Upah Minimum Regional, adalah upah standar yang bisa digunakan oleh para pengusaha dan perusahaan dalam memberikan upah atau gaji pada karyawannya. UMR ada untuk melindungi hak para pekerja, demi bisa mendapatkan upah layak yang sesuai dengan biaya hidup di mana ia tinggal.
UMR ini ada dua bagian besar, yaitu UMR tingkat kota atau kabupaten yang kemudian disebut UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten) dan UMP (Upah Minimum Provinsi). Hal ini sebagaimana yang diatur berdasarkan Permenaker no. 1 Tahun 1999. Penetapan besarnya UMP dibuat berdasarkan Permenaker no. 7 Tahun 2013, yang kemudian memunculkan besaran gaji UMR pada umumnya, seperti yang kita kenal sekarang.
Apa yang Perlu Kamu Pahami tentang Gaji UMR?
1.Gaji UMR tidak sama dengan gaji pokok
Banyak yang menganggap bahwa gaji UMR itu adalah gaji pokok yang kita terima. Ini adalah pemikiran yang salah.
Gaji UMR adalah gaji standar yang berlaku. Gaji UMR terdiri atas beberapa komponen, yang salah satunya adalah gaji pokok.
Gaji pokok yang kita terima bisa lebih kecil, sama dengan, atau lebih besar dari gaji UMR ini. Nah, yang perlu jadi perhatian adalah ketika kita menerima gaji yang berada di bawah standar UMR yang ditetapkan oleh pemerintah.
Tapi, gaji yang lebih rendah dari UMR tidak melulu berarti kesalahan pemberi kerja. Mungkin saja, si pekerja memang berstatus pekerja lepas, sehingga perhitungannya berbeda. Jadi, tetap harus melihat kondisi dan situasi.
2.Penetapan gaji UMR cukup panjang
Seperti halnya birokrasi yang lain, standar UMR ini ditetapkan melalui proses yang panjang, melibatkan Dewan Pengupahan Daerah, tim survei, dan akhirnya, gubernur.
Prosesnya:
- Dewan Pengupahan Daerah meminta tim survei untuk mengecek kondisi lapangan terkait informasi harga kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh karyawan agar bisa hidup dengan layak dengan standar mereka yang belum menikah.
- Informasi dan data yang didapatkan oleh tim survei ini kemudian menjadi besaran angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang akan berbeda di setiap provinsi ataupun daerah.
- Hasil KHL ini kemudian menjadi rekomendasi bagi Dewan Pengupahan Daerah untuk merumuskan besaran UMR yang berlaku di daerah tersebut.
- Gubernur selanjutnya mengesahkan UMR berdasarkan rekomendasi dari DPD ini.
3.Komponen gaji UMR
Komponen gaji UMR, berdasarkan Undang-undang (UU) pasal 94 no.13 tahun 2003 ditetapkan terdiri atas:
- Upah pokok, yaitu imbalan dasar yang diberikan pada karyawan menurut kesepakatan dan kebijakan.
- Tunjangan Tetap, yaitu benefit tambahan sesuai kebijakan perusahaan yang tergantung pada kesepakatan kerja dan situasi tertentu, yang diberikan secara tetap baik waktu maupun besarannya. Masing-masing perusahaan bisa berbeda, pun masing-masing karyawan juga bisa berbeda satu sama lain. Misalnya saja, tunjangan kesehatan, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan perumahan, dan sebagainya.
Nah, sebenarnya ada pula tunjangan yang bersifat tidak tetap, yaitu benefit yang diterima oleh karyawan dari perusahaan yang diberikan secara tidak tetap, di luar upah pokok. Misalnya saja adalah tunjangan yang didasarkan pada banyaknya kehadiran, seperti tunjangan makan atau tunjangan transportasi, yang kalau kita nggak ngantor maka tunjangan ini juga nggak dibayarkan.
Tunjangan tidak tetap tidak termasuk dalam komponen UMR sesuai definisi dari pemerintah. Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa gaji UMR adalah gaji pokok yang diterima ditambah dengan tunjangan tetap, dengan besaran gaji pokok minimal 75% dari jumlah upah minimum.
Gimana? Paham kan sekarang?
Nah, kalau sudah paham, sekarang tinggal bagaimana kita mengelolanya, supaya–meski “hanya” menerima gaji UMR–kita tetap bisa memenuhi kebutuhan kita dengan baik. Karena, seperti yang kamu lihat, penetapan UMR sudah dengan survei dan data yang valid, sehingga seharusnya sih cukup untuk biaya hidup sampai tiba hari gajian berikutnya.
Kalau gaji UMR terasa tidak cukup, maka mungkin saja pengelolaannya yang belum terlalu sehat.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Kenalan dengan Sukuk Ritel Menjelang SR013 Ditawarkan
Salah satu instrumen investasi yang dapat menjadi pilihan buat kita, dan cukup aman dengan imbal yang juga sepadan adalah Sukuk Ritel, atau yang biasa juga disebut dengan Sukri.
Sukuk Ritel merupakan salah satu bentuk surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, yang biasanya dikeluarkan dengan tujuan untuk menghimpun dana masyarakat Indonesia demi menambah modal pembangunan infrastruktur negara.
Pemerintah kembali membuka kesempatan bagi warga negara Indonesia yang pengin berpartisipasi dalam investasi untuk pembangunan negara sendiri melalui SR013 yang akan segera dibuka penawarannya di akhir Agustus ini.
Buat kamu yang saat ini masih asing dengan Sukuk Ritel, yuk, ikuti terus artikel ini agar kamu bisa kenalan dengan instrumen investasi satu ini dan mungkin bisa mempertimbangkan untuk memanfaatkannya juga.
Apa Itu Sukuk Ritel?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Sukri ini merupakan instrumen surat berharga berbasis tabungan dari pemerintah, yang ditawarkan bagi investor individu dengan mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Keluarnya jenis surat berharga ini merupakan wujud akomodasi pemerintah agar warga negara Indonesia yang beragama Islam dapat ikut serta berpartisipasi dalam aktivitas investasi negara dengan tetap taat pada ajaran agama.
Dalam praktiknya, Sukuk Ritel tidak menggunakan sistem bunga, seperti halnya yang berlaku ada surat utang atau obligasi pada umumnya. Meski demikian, instrumen ini tetap menawarkan keuntungan atau imbalan yang tak kalah menarik dibandingkan dengan instrumen investasi yang lain, bahkan lebih besar daripada deposito.
Sukuk Ritel merupakan bagian atau turunan dari instrumen obligasi, dan merupakan salah satu bentuk dari Surat Utang Negara (SUN). Cara kerjanya mirip dengan SBR, atau Saving Bond Ritel. Hanya saja, Sukri merupakan instrumen syariah, SBR adalah instrumen investasi konvensional.
Nah, mari kita lihat beberapa karakteristik Sukuk Ritel ini lebih jauh.
Karakteristik Sukuk Ritel
Berprinsip Syariah
Dana Sukuk Ritel dikelola sesuai dengan prinsip syariah, seperti yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, yang berwenang mengeluarkan fatwa mengenai penerapan prinsip-prinsip syariah dalam produk-produk keuangan, termasuk di dalamnya tentang sukuk ini.
Manfaat Imbalan dan Tenor
Bentuk keuntungan bagi investor dalam Sukuk Ritel bukan berupa bunga, melainkan imbalan yang besarnya sudah ditentukan oleh pemerintah. Imbalan dari Sukri bersifat tetap. Hal ini berbeda dengan Sukuk Tabungan yang menawarkan imbalan dengan sifat mengambang, biasanya mengacu pada rate BI yang disesuaikan setiap 3 bulan sekali.
Untuk Sukuk Ritel yang akan ditawarkan tanggal 28 Agustus 2020 besok, SR013, pemerintah telah menetapkan besaran imbalan yang dapat kita terima adalah 6.05% per tahun. Saat artikel ini ditulis, rate suku bunga BI ada di kisaran 4%, sehingga bisa dilihat, imbalan yang ditawarkan pada Sukuk Ritel ini 2.05% lebih tinggi.
Bukan berupa bunga yang berarti riba, imbalan Sukri merupakan uang sewa, atau ujrah, yang pastinya sesuai dengan prinsip syariah Islam. Imbal hasil instrumen ini akan diberikan setiap bulan hingga akhir jatuh tempo 3 tahun, dan pembayaran pertama akan diberikan 10 November 2020.
Nggak Perlu Modal Besar
Sukuk Ritel, seperti juga jenis obligasi pemerintah yang lain, memang menyasar investor individu sehingga nominal minimal yang ditawarkan pun tidak terlalu tinggi. Untuk SR013, kita dapat ikut berinvestasi dengan modal minimal Rp1 juta, dan selanjutnya dengan kelipatan Rp1 juta, hingga nominal maksimal Rp3 miliar.
Tentunya, ini sangat terjangkau ya, buat investor individu. Investor kelompok ataupun perusahaan dan institusi tidak diperkenankan untuk ikut berinvestasi di instrumen ini.
Bisa Diperdagangkan, Tapi Pahami Risikonya
Sukuk Ritel merupakan instrumen yang relatif paling aman, karena ada penjaminan 100% dari pemerintah. Kalau Sukuk Tabungan punya fasilitas early redemption, sedangkan Sukuk Ritel tidak ada fasilitas ini tetapi bisa diperdagangkan di pasar sekunder jika misalnya kamu keburu butuh dananya cair sebelum masa jatuh tempo 3 tahun. Atau, misalnya, kamu mengejar cuan dari selisih harga sehingga mendapatkan capital gain.
Tapi, sadari juga risikonya ya. Bahwa di mana ada capital gain, maka di situ pula muncul risiko capital loss.
Investor diperbolehkan untuk menjual surat berharga ini setelah melewati masa tunggu hingga pembayaran kupon 2 kali, berarti di bulan Desember 2020.
Jika kamu berniat untuk menjual Sukuk Ritel kamu di luar masa penawaran di pasar sekunder, kamu bisa melakukannya melalui sekuritas di mana kamu membelinya sebelumnya. Jangan lupa ada potongan pajak untuk capital gain ya.
Nah, gimana? Tertarik pengin ikut partisipasi dan membeli Sukuk Ritel seri SR013? Tunggu penawarannya besok ya, dan segera hubungi mitra distribusinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Membeli Polis Asuransi Kesehatan, Orang Banyak Melakukan 5 Kesalahan Ini
Membeli polis asuransi kesehatan memang bisa dibilang agak sedikit tricky. Bukan rumit sih, tapi butuh kejelian dan pengetahuan yang cukup, terutama untuk bisa memahami manfaat yang ditawarkan dan kemudian menyesuaikannya dengan kebutuhan yang kita miliki.
Karenanya, tak jarang orang melakukan kesalahan dalam membeli polis asuransi kesehatan ini, yang akibatnya manfaat pun tak bisa dirasakan secara optimal. Rasanya sayang banget kan, sudah punya asuransi kesehatan, tapi malah nggak bisa dipakai “hanya” karena kesalahan kecil saja.
Salah satunya, membeli polis asuransi kesehatan ketika sudah sakit dan berada di rumah sakit untuk rawat inap. Iya, ini hal yang sangat sering terjadi loh, terutama untuk BPJS Kesehatan. Malas urus, lalu ketika sudah dirawat inap, baru deh mengajukan kepesertaan. Pada umumnya, perusahaan asuransi akan menolak pengajuan kita jika diajukan ketika sudah dalam kondisi sakit. Bagaimanapun, mereka harus mengelola risiko, dan menerima kepesertaan seseorang yang sudah dalam kondisi sakit akan meningkatkan risiko kerugian bagi mereka.
Nah, hal-hal seperti ini wajib kita pahami. Coba kita lihat juga yuk, kesalahan lainnya yang biasanya terjadi ketika membeli polis asuransi kesehatan ini.
5 Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Membeli Polis Asuransi Kesehatan
1. Asal memilih premi murah
Asal memilih premi yang murah juga menjadi kesalahan umum saat membeli polis asuransi kesehatan.
Premi murah bisa jadi tidak memberikan manfaat yang optimal, karena mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan asuransi yang kita miliki. Tetapi juga enggak salah total juga sih, karena memang siapa tahu kebutuhan kita akan asuransi tidak banyak. Misalnya, kalau kita jarang sakit. Tapi yah, siapa yang bisa menjamin kan?
Intinya, kebutuhan harus menjadi bahan pertimbangan utama saat membeli polis asuransi. Premi mahal atau murah, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan kita?
2. Berbohong tentang kondisi kesehatan
Tidak menceritakan kondisi kesehatan kita secara jujur pada saat proses pengajuan kepesertaan asuransi kesehatan akan membawa kesulitan di kemudian hari. Jadi, hindarilah kesalahan ini jika kamu hendak membeli polis asuransi.
Kalau sampai nantinya perusahaan asuransi menemukan ketidaksesuaian antara keterangan kita dengan pemeriksaan kesehatan kita, mereka bakalan menolak pengajuan klaim kita. Akibatnya, manfaat asuransi kesehatan pun jadi tidak bisa kita dapatkan.
3. Beli asuransi yang tak sesuai kebutuhan
Nah, ini dia, balik lagi ke poin pertama. Kadang memang kita sendiri kurang paham mengenai cara kerja asuransi ini, sehingga saat membeli polis asuransi, kita pun enggak paham juga akan produk terkait.
Bisa jadi, karena pas beli polis asuransi tersebut, kita didasari oleh perasaan nggak enak. Iya, soalnya agennya teman sendiri. Nah loh!
Ini sering banget terjadi lo. Ya, seharusnya sih, justru karena teman sendiri, kita harus ‘memanfaatkan’-nya untuk bisa memberikan bantuan agar kebutuhan kita terlayani dengan baik. Jangan karena enggak enakan saja, tetapi bekerja samalah agar masing-masing mendapatkan manfaat. Betul?
4. Malas baca polis
Polis asuransi memang menggunakan bahasa hukum, yang kadang kurang bisa dipahami dengan baik oleh orang awam. Nggak heran jadi malas membacanya.
Kesalahan ini pun banyak terjadi di tengah masyarakat kita. Namun, membaca polis asuransi sebelum benar-benar memutuskan untuk membelinya ini penting banget. Tanpa membacanya, bisa jadi kita enggak tahu apakah manfaatnya sesuai dengan kebutuhan, bagaimana cara pengajuan klaimnya, kondisi apa yang harus diperhatikan untuk memanfaatkannya, dan sebagainya.
Kalau memang kurang bisa memahami polis asuransi kesehatan yang disodorkan, tanyakanlah pada agen asuransinya. Mintalah penjelasan hingga detail dan selengkap mungkin.
Intinya, jangan membeli produk–termasuk polis asuransi–kalau kita tak benar-benar paham akan produk tersebut.
5. Lupa bayar premi
Sudah menjadi peserta asuransi kesehatan, eh, karena merasa nggak pernah sakit terus abai akan iuran premi yang menjadi kewajiban kita.
Yah, jangan gitu juga dong. Premi adalah kewajiban, yang di kemudian hari bisa kita manfaatkan sebagai uang pertanggungan. Premi yang tidak dibayarkan tepat waktu akan mengakibatkan keanggotaan kita dalam asuransi jadi terhenti.
Nanti, kalau ternyata butuh, baru bingung lagi deh.
Apakah kamu juga melakukan kelima kesalahan saat membeli polis asuransi seperti di atas? Semoga enggak ya.
Yuk, belajar seluk beluk asuransi kesehatan bareng QM Financial! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Fund Fact Sheet Reksa Dana: Begini Cara Membaca dan Memahaminya
Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang banyak disarankan untuk dimanfaatkan oleh investor pemula. Nah, jika kamu sudah menjadi investor reksa dana, maka penting buat kamu untuk memahami kinerjanya dan paham bagaimana memantau perkembangannya. Hal ini bisa kamu lihat dari fund fact sheet reksa dana yang kamu miliki.
Sayangnya, masih banyak investor pemula yang belum tahu apa dan bagaimana pemanfaatan fund fact sheet reksa dana ini sampai sekarang. Padahal ini penting. Banget. Karena dengan paham fund fact sheet reksa dana ini, kamu bisa menganalisis manajer investasi yang paling pas kebutuhanmu dan juga bisa kamu manfaatkan juga ketika kamu melakukan review terhadap investasi reksa dana yang sudah kamu lakukan.
Apa Itu Fund Fact Sheet Reksa Dana?
Bisa dibilang, fund fact sheet reksa dana merupakan laporan keuangan produk reksa dana di mana kamu investasikan danamu. Fund fact sheet ini dikeluarkan oleh manajer investasi, yang meliputi ringkasan kinerja dan operasional reksa dana yang mereka kelola secara keseluruhan. Biasanya sih terdiri atas satu halaman saja, tapi sangat full informasi.
Laporan ini pada prinsipnya sama saja sih antara manajer investasi satu dengan yang lainnya. Yang membedakan cuma desain layoutnya saja. Jadi, enggak akan masalah, sekali belajar kamu akan paham bagaimana cara membacanya, untuk semua fund fact sheet reksa dana yang ada.
Kamu dapat melihat fund fact sheet ini di aplikasi ataupun situs manajer investasi mana pun yang mengelola investasi reksa dana. Kamu bisa bebas memeriksanya, karena memang salah satu syarat untuk bisa beroperasi adalah manajer investasi menyediakan informasi yang setransparan mungkin mengenai dana kelolaan mereka.
Jadi, kalau ada yang mengaku manajer investasi, tetapi laporan keuangannya enggak ada, wah … itu sangat patut dicurigai deh.
Apa Saja yang Ada dalam Laporan Keuangan Reksa Dana Ini?
Ada beberapa data yang bisa kamu temukan dalam laporan keuangan reksa dana, di antaranya:
- Prospektus reksa dana, yaitu dokumen yang berisi informasi penawaran instrumen investasi–dalam hal ini reksa dana. Dalam prospektus ini ada dasar hukum investasi reksa dana, profil pengelola, kebijakan investasi, risiko yang harus dipahami, cara jual dan beli, biaya-biaya, dan informasi penting lainnya. OJK sangat menyarankan pada investor pemula untuk membaca dan memahami prospektus ini sebelum mulai berinvestasi, agar benar-benar paham atas segala risiko yang bisa terjadi dalam prosesnya nanti.
- Laporan keuangan dan laporan tahunan, yang diaudit oleh kantor akuntan publik terkait dana kelolaannya.
- Fund fact sheet, yang akan kita bahas dalam artikel kali ini. Fund fact sheet bisa dikatakan layaknya buku manual terkait investasi reksa dana yang kamu lakukan. Dengan memahaminya, kamu akan dapat menganalisis, apakah reksa dana yang kamu pilih tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuanganmu.
Apa Saja yang Harus Dipahami dalam Fund Fact Sheet Reksa Dana?
Sekali lagi, fund fact sheet reksa dana bisa berbeda satu manajer investasi satu dengan yang lainnya, tetapi bagian-bagian penting berikut ini akan selalu ada.
- Nilai Aktiva Bersih (NAB), yang menunjukkan nilai total aset bersih kamu setiap harinya. Jika angka dalam nilai aktiva bersih ini ada peningkatan dalam periode tertentu, maka kamu berarti mendapatkan imbal yang besarannya dari selisih NAB hari ini dikurangi NAB semula.
- Unit Penyertaan, yang menunjukkan tingkat pembelian dan penjualan produk reksa dana yang dilakukan oleh manajer investasi.
- Kinerja reksa dana, yang dilihat dari data historis pengelolaan dana investasi dari para investornya dalam periode tertentu, yaitu 1, 3, 6, 12 bulan hingga 3 dan 5 tahun, bahkan sejak peluncuran. Di bawah grafik kinerja reksa dana, ada informasi pembanding atau tolok ukur sebagai benchmark atau indikator kinerja produk reksa dana terkait; apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari produk sejenisnya.
- Komposisi portofolio, yang merupakan informasi proporsi penempatan dana kelolaan yang diinvestasikan oleh si manajer investasi dalam instrumen tertentu. Misalnya, manajer investasi reksa dana pasar uang ada yang menempatkan dana investasinya dalam produk deposito sebesar 71% dan obligasi jatuh tempo kurang dari 1 tahun sebesar 29%. Dari sini kita bisa mengukur tingkat risikonya, dan bisa disesuaikan dengan profil risiko kita sendiri.
- Daftar 10 kepemilikan efek terbesar dalam portofolio manajer investasi, di mana terdapat informasi 10 produk investasi dengan proporsi terbesar yang teralokasi dari dana kelolaan manajer investasi yang bersangkutan.
Nah, itulah sedikit seluk-beluk fund fact sheet reksa dana yang perlu dipahami oleh investor pemula. Dengan membaca fund fact sheet ini, kamu bisa memutuskan manajer investasi mana yang bisa kamu manfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan dan tujuan keuanganmu.
Cukup sederhana dan mudah memahaminya kan? Iyalah, lebih mudah daripada memahami mantan. #ehgimana
Jangan tunda lagi investasinya ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.