Pengajuan KPR Rumah Dijamin Lolos dengan 3 Tip Ini!
Memiliki hunian atau rumah adalah impian bagi kebanyakan orang. Ada beberapa cara untuk memiliki rumah sesuai keinginan, salah satunya adalah dengan KPR rumah.
Rumah adalah kebutuhan pokok bagi manusia sejak zaman nenek moyang. Tak hanya sebagai tempat berlindung, dan melepas penat, namun rumah juga merupakan tempat untuk membangun keluarga bersama dengan orang-orang tersayang.
Kalau kamu sudah memiliki dana tunai atau cash sesuai dengan harga rumah impian, memiliki rumah tentulah bukan perkara yang sulit, karena kamu bisa langsung membelinya sesuai bujet atau anggaran yang telah dimiliki. Tapi kalau belum memiliki dana cukup untuk memiliki hunian sendiri, gimana dong?
Jangan berkecil hati, meskipun dana belum cukup untuk memiliki rumah sendiri, ada program KPR rumah yang disediakan di berbagai macam bank di Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk memiliki hunian pribadi.
Apa Itu KPR?
KPR atau Kredit Pemilikan Rumah merupakan fasilitas kredit dari bank yang bisa digunakan untuk membeli rumah, dengan jaminan berupa rumah yang akan dibeli.
Perlu diketahui bahwa skema pembiayaan KPR rumah adalah sampai dengan 90% dari harga rumah, sehingga calon pemilik rumah harus menyediakan dana sesuai dengan harga KPR rumah. Apalagi nanti sampai dengan 31 Desember, ada program DP 0% KPR lo, yang digadang dapat menjadi stimulus percepatan pemulihan ekonomi. Sebelum ada program, pembiayaan sampai 90%. Setelah ada program DP 0%, pembiayaan bisa sampai 100%.
Yes, lumayan sayang kalau dilewatkan, bukan, apalagi kalau kamu memang berencana untuk punya rumah tahun ini.
Berbicara mengenai kredit pembiayaan, tentulah ada berbagai syarat yang harus dipenuhi agar pengajuan KPR rumah yang diajukan bisa disetujui oleh pihak bank. Kadang masalahnya memang di sini sih, karena nggak semua pengajuan KPR rumah itu langsung di-ACC. Bahkan, ada banyak kasus ketika pengajuan KPR rumah ditolah oleh bank. Nah loh.
Jadi, simak yuk, ada beberapa tip lolos KPR rumah yang akan kita bahas berikut ini.
Tip Lolos KPR Rumah
1. Penghasilan
Salah satu faktor utama pertimbangan bagi bank untuk menerima pengajuan KPR rumah adalah penghasilan, karena melalui penghasilanlah pihak bank bisa mempertimbangkan risiko kredit seseorang.
Kredit rumah merupakan kredit jangka panjang, sehingga bank biasanya akan memberikan rasio kredit maksimal sebesar 30 % setiap bulannya dari penghasilan yang dimiliki. Hal ini dimaksudkan agar kreditur akan tetap bisa membayar cicilan dengan lancar setiap bulannya.
Jadi, jika kamu ingin mengajukan KPR rumah, pertimbangkan terlebih dahulu, apakah penghasilan yang dimiliki sudah sesuai dengan syarat minimum rasio cicilan dari bank ini. Ini penting ya, agar tidak memberatkanmu sendiri di kemudian hari.
2. Cek Uang Muka (DP) Rumah
Selain penghasilan, faktor lain yang menjadi perhitungan bank dalam menganalisis pengajuan KPR rumah adalah uang muka atau yang kita kenal dengan istilah DP (down payment) rumah.
Meskipun sekarang ada program DP rumah 0% bukan berarti ini bisa membuatmu santuy saja loh, karena artinya, cicilanmu ke depan akan lebih besar. Nah, jadi pertimbangkan saja deh, soal hal ini dengan saksama ya. Mending DP 0%, tapi cicilan lebih besar, ataukah mending pakai DP terus nanti cicilan bisa agak ringan?
DP rumah yang besar di awal bisa menjadi nilai plus di mata bank pada saat pengajuan, karena artinya plafon atau limit kredit yang akan diberikan oleh bank bisa lebih kecil. Dengan demikian, jangka waktu atau tenor pembiayaan bisa menjadi lebih singkat.
3. BI Checking
Faktor lain yang tak kalah penting dalam mengajukan KPR rumah adalah BI checking.
Apa itu BI Checking?
BI Checking merupakan catatan informasi dalam Sistem Informasi Debitur (SID) yang isinya merupakan riwayat kredit seseorang (kolektibilitas), apakah lancar atau tidak. Sekarang sih namanya SLIK OJK.
Informasi ini mencatat riwayat kreditur dari semua bank dan lembaga keuangan (yang tercatat OJK) sehingga pihak bank bisa mengetahui riwayat kredit seseorang saat mengajukan KPR rumah. Jika ada riwayat kredit macet, atau menunggak, maka bisa dipastikan pihak bank tidak akan menyetujui KPR.
Maka, sebelum melakukan pengajuan KPR rumah, pastikan riwayat kreditmu yang dimiliki lancar dan usahakan selalu membayar cicilan tepat waktu. Ini penting agar nama kita tidak masuk dalam sistem SLIK OJK ini, yang bisa mempersulit keadaan di kemudian hari.
Mau cek sendiri informasi debiturmu sendiri? Baca dulu cara-caranya di web SLIK OJK ini, dan kemudian registrasi.
Selain 3 tip lolos saat pengajuan KPR rumah baru di bank, perhatikan pemilihan lokasi rumah, karena lokasi rumah sangat bisa memengaruhi cash flow keuangan. Misalnya saja, kalau terlalu jauh dari lokasi kantor atau lokasi sekolah anak.
Selain itu, pilih pengembang atau developer perumahan yang menjalin kerja sama dengan bank yang Anda pilih untuk mengajukan KPR rumah, sehingga proses pengajuan KPR pun bisa lebih cepat dan ringkas.
Terakhir yang paling penting, sebelum mengajukan KPR rumah, pilih perumahan yang paling sesuai dengan kemampuan finansial. Kamu pasti tahu deh alasannya kenapa, ya kan?
Yuk, ikut kelas-kelas finansial online QM Financial yang sesuai dengan kebutuhanmu! Ada banyak hal dibahas, termasuk soal tujuan keuangan dana rumah ini. Cek jadwalnya ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Sudah Punya BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, Masihkah Butuh Asuransi Tambahan?
Sebagai pegawai negeri sipil ataupun karyawan swasta, kamu tentu sudah secara otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Kesehatan akan memberikan manfaat perlindungan terhadap risiko yang timbul berkaitan dengan kesehatan kita, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan memberikan manfaat perlindungan terhadap risiko keuangan yang terjadi jika ada sesuatu yang terjadi pada kita sehingga kita tak lagi dapat mencari nafkah.
BPJS Kesehatan sendiri sudah mulai beroperasi sejak 2014, dan menyusul kemudian BPJS Ketenagakerjaan di tahun 2015. Sejak saat itu, secara berangsur, setiap PNS dan ASN pun diwajibkan untuk menjadi peserta. Dan kemudian, perusahaan-perusahaan swasta yang ada juga wajib mengikutsertakan karyawannya pada dua program perlindungan pemerintah tersebut.
Sampai dengan Juli 2020, data menyebutkan bahwa sebanyak 220.6 juta jiwa sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan. Ini berarti sudah 83% dari penduduk Indonesia. Pertumbuhannya luar biasa, yakni sebanyak 36% sejak 2014.
So, bisa jadi, sekarang kamu sudah merasakan manfaat perlindungan asuransi pemerintah ini. Ya, seenggaknya BPJS Kesehatan, gitu?
Nah, pertanyaannya, apakah kedua asuransi tersebut cukup bisa memenuhi kebutuhanmu?
Kelebihan Asuransi dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Sebagai program perlindungan yang diselenggarakan oleh pemerintah, baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan sebenarnya punya banyak sekali kelebihan, yang mungkin tidak akan dimiliki oleh jenis asuransi lainnya yang diselenggarakan oleh perusahaan asuransi swasta.
Salah satu kelebihan terbesarnya adalah iuran atau premi yang relatif sangat terjangkau; rendah, tapi punya manfaat yang lengkap.
Misalnya saja untuk BPJS Kesehatan, iuran untuk peserta mandiri kelas 1 “hanya” sebesar Rp150.000, kelas 2 sebesar Rp100.000. dan kelas 3 sebesar Rp42.000. Ada subsidi dari pemerintah untuk masing-masing kelas. Bantuan terbesar tentu saja untuk kelas 3, yaitu sebesar Rp35.000.
Dengan “hanya” menyetor sejumlah dana Rp150.000 setiap bulan, kalau kita sakit, maka biayanya akan dicover oleh BPJS Kesehatan. Kalau harus opname, kita berhak atas fasilitas kamar kelas 1. Pastinya lumayan banget, kan? Coverage-nya juga sangat lengkap. Mulai dari penyakit ringan, seperti demam, batuk, dan flu, sampai penyakit kronis.
Begitu juga dengan BPJS Ketenagakerjaan, yang memiliki beberapa program, yaitu Jaminan Pensiun, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja, dan Jaminan Kematian. Masing-masing memiliki perhitungan sendiri yang dikalkulasikan dengan persentase upah. Meski demikian, tetap saja jatuhnya sangat terjangkau.
Kurangnya BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Kalau dilihat-lihat, BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan ini merupakan “produk baru”. Dengan demikian, sistemnya juga belum sempurna betul, apalagi dengan jumlah peserta yang begitu banyak.
Keluhan yang paling sering didengar adalah soal kepraktisan.
Untuk bisa menggunakan kepesertaan BPJS Kesehatan, misalnya, kita harus rela mengantre panjang, terutama sih ini terjadi di rumah sakit-rumah sakit besar. Sistem rujukan berjenjangnya juga “memaksa” peserta untuk harus menjalani perawatan dari fasilitas kesehatan terdekat lebih dulu, tidak bisa langsung menemui dokter spesialis ataupun ke rumah sakit pusat.
Bagi sebagian orang, hal ini dianggap tak efisien, boros waktu, dan tenaga. Selain itu, BPJS Kesehatan juga hanya bisa dimanfaatkan kalau kita sakit di dalam wilayah Indonesia. Buat yang banyak bepergian ke luar negeri, tentu ini akan jadi masalah kalau hanya mengandalkan BPJS Kesehatan saja.
Begitu juga dengan BPJS Ketenagakerjaan. Kurangnya informasi membuat banyak orang merasa digantung masalah pencairan dana pensiunnya.
Jadi, Butuh Asuransi Swasta?
Nah, ini kembali ke pribadi masing-masing sih.
Ada orang yang memang rela-rela saja mesti mengantre. Tak masalah kok, cukup sabar. Karena toh, kalau memang emergency, kita juga bisa langsung dirawat di ICU tanpa harus melalui rujukan berjenjang. Pertolongan cepat tetap yang utama, tentu harus melihat per case-nya.
Demikian juga dengan BPJS Ketenagakerjaan. Dana pensiun yang dipersiapkan—setelah dihitung dengan saksama—ternyata tidak bisa memenuhi proyeksi kebutuhanmu di masa pensiun nanti.
Nah, kalau sudah begini, semua menjadi keputusanmu sendiri. Bagi kamu yang memang merasa kurang puas dengan manfaat yang ditawarkan oleh BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, sah-sah saja jika kemudian berusaha mencari tambahan perlindungan dari asuransi swasta.
Lalu, bagaimana cara memilih asuransi swasta yang bisa memenuhi kebutuhan kita, sebagai pelengkap dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan?
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Nasihat Keuangan dari yang Sudah Menikah untuk Para Lajang
Being single is a privilege. Belum punya tanggungan, dan berada di usia yang sangat produktif. Meski demikian, ada perlunya juga untuk membaca beberapa nasihat keuangan berikut ini, yang datang dari kami yang sudah menikah.
Nasihat keuangan ini bukan untuk menggurui, bukan untuk menghakimi. Simply just because kami ingin supaya kamu nggak mengulangi kesalahan yang sama, yang pernah kami lakukan.
Nasihat Keuangan untuk Para Lajang
1. You Only Live Once
Yes, that’s right. Kita semua memang hidup cuma sekali. Ini adalah ungkapan yang seharusnya encourage kita untuk live our life to the fullest. Tapi, kadang malah disalahartikan untuk “bersenang-senanglah mumpung bisa”.
Ya, kita memang hidup hanya sekali. Masa waktu yang sangat berharga, yang enggak bisa dikembalikan, nggak bisa diulang lagi ini disia-siakan untuk hal-hal yang nggak penting?
Hidup cuma sekali, dan kita cuma punya satu kesempatan untuk membuat hidup lebih berarti. Bersenang-senanglah mumpung kamu bisa, dan rencanakanlah masa depanmu juga karena mumpung masih bisa.
Ketika usia sudah merangkak lebih jauh, kita nggak bisa balik lagi ke masa muda untuk memperbaiki kesalahan lo.
2. Mengelola keuangan berarti merencanakan masa depan
Money is about dream and achievement. Uang memang tak bisa membeli segalanya, tetapi segalanya butuh uang untuk diwujudkan. Termasuk berbagai cita-cita dan mimpimu.
Nasihat keuangan kedua: kelolalah keuangan dengan baik. Dengan demikian, kamu sudah selangkah maju dalam perencanaan pencapaian mimpi dan cita-citamu.
So, ini beberapa nasihat keuangan dan langkah mudah untuk memulainya:
- Live below your mean, hidup sesuai kemampuan. Sadar diri dan jangan halu.
- Segera buat tujuan keuangan, dan cari jalan paling mudah untukmu mencapainya. Mulai dari membangun dana darurat yang cukup, menabung untuk dana menikah kalau memang sudah berencana menikah, dan seterusnya.
- Boleh banget bersenang-senang, tapi sesudah buat anggaran sebelumnya, sehingga acara senang-senangmu enggak mengganggu tujuan hidup jangka panjangmu. Gampangnya, rencanakan dana liburan, supaya nggak harus merogoh tabungan dana darurat.
3. Akan tiba hari ketika kamu tak bisa produktif lagi
Waktu adalah kepastian. Usia nggak bisa dibohongi, meski kamu bisa selalu bilang pada dirimu sendiri untuk menolak tua. Meski kamu rajin skincare-an, tapi usia nggak akan tunduk kalau cuma sama serum antiaging. Ia akan tetap melaju, apa pun yang terjadi.
Saat sudah tak produktif, kamu hanya akan bergantung pada dirimu sendiri untuk bisa hidup. Persiapkanlah dengan baik, agar di masa-masa ini kamu tak harus menghadapi masalah keuangan yang terlalu serius.
Seenggaknya, meski sudah tak produktif, kamu harus tetep bisa belanja skincare merek-merek kesayanganmu tanpa utang.
Nasihat keuangan ini sebenarnya hanya satu: punyai dana pensiun sekarang juga.
4. Hidup bak roda yang berputar
Ungkapan yang klise, tapi ini bisa jadi nasihat keuangan yang rasanya masih relevan dan cukup efektif untuk mengingatkan kita bahwa akan ada waktu kita di atas, dan ada waktunya kita berada di bawah.
So, ketika kamu berada di atas, jangan lupa bahwa mungkin besok kamu harus berada di bawah. Bersiaplah untuk kondisi-kondisi sulit. Milikilah jaring pengaman yang cukup untuk berbagai kebutuhan mendadak dan tiba-tiba.
So, nasihat keuangan keempat: punyai dana darurat yang cukup, dan proteksi yang memadai, sesuai dengan kebutuhanmu.
5. Susun prioritas hidup
Salah satu problema khas para lajang di usia produktif di zaman now adalah ketika kita silau akan achievement orang lain, dan kemudian menilai diri kita sendiri yang suram. Akhirnya, quarter life crisis pun tak terhindarkan.
Padahal, setiap orang sudah punya jalurnya sendiri-sendiri. Tinggal bagaimana kita mempersiapkan jalur tersebut agar enak dan nyaman untuk dijalani.
Setiap orang punya prioritas sendiri-sendiri dalam hidup. Tak perlu silau dengan pencapaian orang lain; mengapa mereka lebih sukses di usia sekarang, mengapa kamu belum ke mana-mana juga.
Ingat, nasib itu kita yang tentukan sendiri. Biarkan orang lain menjalani jalur hidupnya sendiri, kamu juga punya jalur sendiri yang harus dijalani. Persiapkanlah dengan baik, dan balik lagi ke poin 2.
Yuk, belajar keuangan, mumpung masih muda dan lajang! Nggak perlu khawatir bentrok dengan jadwal sibukmu. Kamu bisa belajar keuangan bareng QM Financial di Udemy. Ada modul Journey for Singles yang cocok banget buatmu nih.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
5 Alternatif Sumber Dana Pensiun yang Perlu Diketahui
Kamu pasti sudah tahu, pentingnya untuk menyiapkan sumber dana pensiun sejak dini. Tentunya, tujuannya agar kita mampu mandiri meski nanti tak produktif lagi.
Bayangkan, kalau sampai memasuki usia pensiun ternyata kita kurang siap. Duh, mau memenuhi kebutuhan hidup pakai apa, sementara kita sudah tak lagi bekerja? Anak-anak sudah pada mandiri, mungkin juga masing-masing sudah memiliki keluarga. Mereka sudah punya kebutuhan sendiri.
Nggak mungkin kan, kita membebankan diri kita pada mereka sepanjang hidup?
Dalam perencanaan keuangan, dana pensiun memang memegang peranan sangat penting. Kebutuhan nominalnya bisa jadi yang terbesar di antara semua tujuan keuangan yang ada. Karenanya, perlu bagi kita untuk merencanakannya sejak dini. Masa depan aman, kita pun bisa menjalani masa kini dengan lebih lancar.
Setidaknya, ada 5 sumber dana pensiun yang bisa kita manfaatkan, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kita. Mari kita lihat satu per satu.
5 Sumber Dana Pensiun
1. Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan
Jaminan Hari Tua merupakan salah satu dari 4 program BPJS Ketenagakerjaan. Tiga yang lain adalah Jaminan Pensiun—yang akan kita bahas pada poin berikutnya—yang sama-sama memberikan manfaat sebagai sumber dana pensiun, dan juga Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
Sebagai sumber dana pensiun, Jaminan Hari Tua akan memberikan uang tunai dengan besar sesuai dengan saldo tabungan. Iurannya sudah dilakukan mulai ketika kamu mulai menjadi peserta program ini sampai kurang lebih berusia 56 tahun. Besarannya 5.7% dari upah, dengan 3.7%-nya dibayar oleh perusahaan, dan kamu kebagian 2%-nya dengan cara potong gaji.
Nantinya, Jaminan Hari Tua dapat dicairkan ketika kita sudah masuk masa pensiun, atau kalau *amit-amit* kita tak bisa lagi mencari penghasilan lantaran cacat atau meninggal.
2. Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan
Jaminan Pensiun merupakan program kedua BPJS Ketenagakerjaan untuk penyediaan sumber dana pensiun, selain Jaminan Hari Tua di atas.
Berbeda dengan Jaminan Hari Tua yang besaran iurannya 5.7%, iuran Jaminan Pensiun ditentukan sebesar 3% dari upah pokok dan tunjangan, dengan proporsi pembagian 2% disubsidi perusahaan dan 1% oleh peserta.
Jaminan Pensiun memungkinkan peserta mendapatkan manfaat pensiunnya di setiap bulan, yang nominalnya dihitung berdasarkan premi yang dibayar ketika masih bekerja. Jadi, tidak secara lumpsum seperti halnya Jaminan Hari Tua.
3. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Dana Pensiun Pemberi Kerja bisa menjadi alternatif sumber dana pensiun lain, selain program pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan. Program pensiun ini diselenggarakan oleh pemberi kerja, untuk kepentingan karyawannya.
DPPK menyelenggarakan program dana pensiun dengan manfaat pasti ataupun bisa juga dengan iuran pasti. Nggak hanya karyawan perusahaan terkait yang bisa menjadi pesertanya, tetapi perusahaan lain juga bisa ikut “menitipkan” karyawan dan kemudian bertindak sebagai mitra pendiri.
Untuk iurannya, biasanya sudah ditentukan oleh pihak perusahaan. Sedangkan dananya bisa diambil jika karyawan sudah memasuki masa pensiun, atau saat mengundurkan diri.
4. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Ada juga program pensiun yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga keuangan, seperti bank ataupun perusahaan asuransi jiwa. Namanya Dana Pensiun Lembaga Keuangan, atau DPLK.
Berbeda dengan DPPK yang bisa menyelenggarakan manfaat pasti dan iuran pasti, DPLK hanya dapat menjadi sumber dana pensiun untuk iuran pasti saja. Apa sih bedanya iuran pasti dan manfaat pasti ini? Kamu bisa membaca detailnya secara lengkap pada artikel yang sudah ditautkan ya.
DPLK dapat diikuti oleh siapa saja; mulai dari karyawan, pekerja lepas atau mandiri, hingga pemilik bisnis juga bisa. Dana pensiun yang disimpan dalam DPLK dapat dicairkan ketika kita mulai masuk masa pensiun, baik di usia pensiun normal—sekitar 56 tahun—pun kalau kita menghendaki pensiun dipercepat, atau juga pensiun cacat dan pensiun meninggal dunia.
Pencairannya tidak bisa langsung ditarik tunai semua, tapi ya. Ada ketentuannya, yaitu 20% bisa ditarik tunai, sedangkan 80%-nya dalam bentuk anuitas.
5. Investasi mandiri
Sumber dana pensiun kelima yang bisa jadi alternatif adalah investasi secara mandiri.
Untuk merencanakan dan membangun dana pensiun dengan investasi secara mandiri ini, kamu perlu banget untuk memahami dan mengenali berbagai instrumen investasi yang cocok untuk dimanfaatkan, sehingga dapat menjadi aset aktif yang mampu memberikanmu pendapatan pasif. Pun, kamu juga harus dapat menghitung dan membuat proyeksi kebutuhanmu sendiri di masa yang akan datang, dan menentukan berapa banyak serta berapa lama investasi yang perlu dilakukan.
Rumit ya? Enggak kok. Simpel sebenarnya, apalagi kalau kamu sudah punya formula ajaibnya.
Yuk, belajar merencanakan dana pensiunmu sendiri! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Jenis Pekerjaan dan Profesi di Industri Kreatif yang Lagi Ngehype
Potensi industri kreatif semakin cerah. Potensinya luar biasa, didukung oleh perkembangan teknologi dan intelektualitas anak muda zaman sekarang, rasanya nggak lebay kalau kita berharap banyak dari sektor ini untuk mengangkat ekonomi negara. Betul?
Pemerintah sendiri bahkan sudah mendukung perkembangan sektor satu ini dengan memasukkannya ke dalam program khusus yang dipimpin oleh seorang menteri, meskipun belum secara khusus.
Dikutip dari Kompas.com, tingkat pertumbuhan PDB ekonomi kreatif pada 2019 mencapai 5,10 persen, dengan subsektor kuliner, kriya, dan fashion sebagai penyumbang terbesarnya.
Kenapa industri kreatif ini tampaknya sangat digadang-gadang untuk berkembang lebih pesat lagi? Karena ekonomi dari industri kreatif tak semata-mata bergantung pada sumber daya alam mentah, yang sudah kritis dan tidak bisa diperbarui lagi. Ekonomi dan industri kreatif lebih banyak ditentukan oleh sumber daya manusia, yang bisa banget dikembangkan tanpa batasan.
Lalu, jenis usaha atau profesi apa saja sih yang ada dalam industri kreatif?
Profesi dan Usaha di Industri Kreatif
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengategorikan industri kreatif ke dalam 14 sektor, mulai dari periklanan, arsitektur, seni, kerajinan, desain, mode atau fashion, media (fim, video dan fotografi), game atau permainan interaktif, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, software, riset dan pengembangan, musik, serta broadcasting atau penyiaran.
Wah, ternyata banyak juga ya? Tapi kalau dilihat-lihat sih, ada 7 profesi dalam industri kreatif yang akhir-akhir ini lagi moncer banget. Mari kita simak.
1. Desainer
Profesi desainer ini sangat luas. Mulai dari desainer fashion, grafis, produk, interior, desainer website, sampai arsitek juga bisa dimasukkan ke kelompok ini.
Terutama di zaman sekarang, seiring berkembangnya dunia digital, peran desainer semakin dibutuhkan. Desainer grafis misalnya, laris dipekerjakan karena banyak perusahaan butuh terutama berkaitan dengan marketing. Desainer website juga banyak dibutuhkan, karena di industri 4.0 akan, setiap jenis bisnis akan butuh etalase digital yang dapat menjangkau lebih banyak target pasar.
2. Content creator
Mulai dari youtuber, instagrammer, bloger, tiktoker, … you name it, semua itu adalah profesi content creator—profesi yang sekarang sedang ngehype banget di industri kreatif.
Perkembangan media sosial yang luar biasa belakangan turut mendorong pertumbuhan dan perkembangan profesi ini.
3. Writer
Atau penulis. Profesi ini bisa masuk hampir ke semua subsektor yang ada. Mulai dari jenis konvensional sampai penulis yang berhubungan dengan dunia digital.
Jenis konvensional bisa jadi penulis buku. Baik menulis buku sendiri, atau sebagai co-writer, ataupun ghostwriter. Bisa juga masuk ke ranah periklanan, sebagai copywriter untuk iklan-iklan tradisional, misalnya.
Sedangkan, dunia digital sendiri juga membutuhkan penulis-penulis yang dapat memproduksi tulisan untuk diterbitkan secara digital. Misalnya penulis konten untuk website-website, atau sebagai copywriter yang bertanggung jawab pada iklan digital.
4. Fotografer
Menjadi fotografer profesional juga ada pangsa pasarnya tersendiri.
Ingat banget di awal pandemi, banyak fotografer mencoba bereksperimen dengan berbagai proyek virtual photo shoot, dan hasilnya luar biasa!
Fotografer juga bisa masuk ke berbagai subsektor di industri kreatif. Mulai dari periklanan, seni, fashion, kerajinan, dan masih banyak lagi.
5. Audio/sound artist
Kamu pernah mendengar tentang foley artists? Profesi ini sangat unik lo!
Sudah menonton film Quiet Place? Film bergenre horor yang sangat minim score ini banyak menggunakan sound effect yang hasilnya luar biasa. Ketika alien menggerakkan kakinya, misalnya. Si foley artist menggunakan sebonggol pokchoy yang ditekan-tekan memutar sehingga menghasilkan efek bunyi seperti sendi gerak si alien.
Pembuat jingle iklan, musisi, voice over artist, termasuk juga ke dalam kategori ini.
6. Multimedia artist
Dalam kategori profesi dalam industri kreatif ini, ada videografer, video editor, hingga animator.
Multimedia artist juga dapat masuk ke banyak subsektor dalam industri kreatif. Mulai dari periklanan, seni, seni pertunjukan, games, dan banyak lagi.
7.Chef
Kuliner merupakan salah satu subsektor industri kreatif yang berperan besar dalam menyumbang PDB. Begitu juga profesi sebagai chef, kini tak sekadar “tukang masak” lagi, tetap sudah lebih luas cakupannya. Sudah pasti butuh kreativitas tinggi untuk bisa jadi chef yang baik.
Gimana, gimana? Apakah ada profesi yang pengin banget kamu geluti?
Sepertinya sih, kalau milenial memang cocok banget bekerja di industri kreatif. Apalagi sebagai kreator nih. Mau tahu lebih banyak, kayak apa sih kerja sebagai kreator itu?
Join Financial Dialogue Vol. 8!
Ini dia Financial Dialogue Vol.8 Career & Money yang secara khusus akan membahas topik Menghasilkan Uang Kekinian Ala Kreator.
Bersama Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, yang akan membahasnya dari perspektif finansial, juga ada Ditta Amelia, ilustrator dan penulis dari perspektif kreator yang akan membahas tentang memulai karier dan seputar perjalanannya menjalani profesinya yang sekarang. Tak ketinggalan, ada juga Fellexandro akan membahas tentang growth mindset dan bagaimana mengembangkan karier sebagai seorang konten kreator.
Lebih lengkap lagi, ada juga Aria Rajasa, founder KaryaKarsa, yang akan membahas mengenai platform apresiasi kreator dan bagaimana seorang konten kreator mendapatkan manfaat maksimal dari platform.
Jangan sampai kelewatan, ya! Financial Dialogue Vol.8 Career & Money: Menghasilkan Uang Kekinian Ala Kreator, akan diadakan Sabtu, 26 Juni 2021, pukul 13:00-15:00.
Trik Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
Kamu sudah punya askes dari BPJS Kesehatan dari kantor tempat kamu bekerja? Bagus! Itu sebenarnya sudah cukup sebagai proteksi terhadap risiko keuangan akibat kesehatan yang menurun. Tetapi, kalau ternyata setelah dipertimbangkan dan dianalisis, kamu butuh asuransi kesehatan tambahan, lalu bagaimana cara memilih asuransi kesehatan terbaik, yang pas dengan kebutuhanmu ini?
Apa Manfaat Asuransi Kesehatan?
Kamu pasti sudah tahu betul, apa pentingnya asuransi kesehatan.
Asuransi kesehatan merupakan asuransi yang akan memberikan penggantian biaya perawatan kesehatan kalau kita—sebagai pemegang polis—mengalalami sakit atau kecelakaan dan harus menjalani perawatan. Besarnya penggantian tentu harus sesuai dengan kebijakan yang biasanya sudah disepakati dan ada dalam polis asuransi.
Nah, faktanya, kadang ada begitu informasi yang kita terima seputar asuransi kesehatan ini, yang justru membuat kita bingung. Masing-masing pasti mengklaim diri sendiri sebagai asuransi kesehatan terbaik. Lalu bagaimana cara memilih asuransi kesehatan terbaik itu?
Nggak perlu bingung, kita bahas cara memilih asuransi kesehatan terbaik dalam artikel ini ya. Yuk, ikuti sampai selesai.
Beberapa Kriteria yang Bisa Mendefinisikan Asuransi Kesehatan Terbaik
Fokus rawat inap
Ada beberapa fasilitas dan jenis yang ditawarkan, yang akhirnya membuat kita bingung memilih asuransi kesehatan terbaik.
Akan lebih baik, jika kita memilih yang memiliki fasilitas klaim rawat inap, karena kalau kita sakit, biaya rumah sakitlah yang porsinya paling besar.
Nah, kalau ternyata kamu punya dana lebih, bolehlah menambah dengan asuransi untuk rawat jalan.
Berjaringan luas
Ada beberapa sistem klaim asuransi kesehatan yang harus kamu ketahui, di antaranya cashless dan reimbursement. Dua-duanya sama saja sebenarnya, sama-sama sangat membantu. Tetapi, sistem klaim secara cashless itu lebih mudah.
Kalau kita sakit dan harus opname, maka kita nggak perlu nalangin atau membayar dulu. Pihak asuransi yang akan langsung membayarkannya.
Namun, untuk bisa cashless ini, kamu harus memastikan dulu bahwa asuransi kamu bekerja sama dengan rumah sakit yang bersangkutan. Kalau tidak ada kerja sama, meski asuransi menyediakan sistem cashless, ya tetap saja kamu harus membayar dulu, reimburse kemudian.
Karena itu, pastikan kamu memilih asuransi kesehatan yang memiliki jaringan kerja sama dengan rumah sakit yang luas.
Pilih yang murni
Ada beberapa layanan asuransi yang menyatukan produknya dengan produk investasi. Biasanya, asuransi kesehatan akan menjadi rider. Nah, produk jenis seperti ini kurang disarankan.
Mengapa? Karena biasanya porsi untuk asuransi kesehatan menjadi lebih kecil, karena premi akan dibagi ke dalam 3 alokasi. Yang terbesar adalah untuk asuransi jiwa—sebagai produk utama—lalu kedua ke investasi, dan baru ke asuransi kesehatan.
Memang tampaknya praktis, karena dalam satu produk ada 3 layanan yang bisa kita dapatkan. Tetapi, tak semua yang all in one itu manfaatnya bisa dirasakan secara optimal. Ada kalanya, kalau kita dapatkan sendiri-sendiri secara terpisah, manfaatnya bisa maksimal.
Perhatikan limit
Pihak asuransi akan memberlakukan plafon untuk klaim kesehatan. Ada 2 jenis plafon atau limit, yaitu limit gabungan semua perawatan dan limit per perawatan.
Pilihlah sesuai kebutuhanmu. Tetapi, kalau misalnya kamu tak memiliki penyakit dengan perawatan tertentu, lebih baik kamu memilih asuransi kesehatan dengan limit gabungan semua perawatan. Manfaatnya, kamu tidak akan dibatasi biaya per perawatannya, sehingga kamu bisa berobat terus selama limit belum habis.
Terdapat limit atau plafond yang membatasi jumlah maksimum klaim biaya kesehatan. Umumnya, asuransi menerapkan dua jenis limit, pertama adalah limit gabungan semua perawatan dan kedua adalah limit per perawatan.
Premi yang sesuai kemampuan
Besar premi akan ditentukan oleh limit. Jika kamu menginginkan plafon atau limit yang tinggi, sudah pasti premi akan menyesuaikan.
So, akan lebih baik jika kamu menyesuaikannya juga dengan kemampuan. Jangan sampai premi asuransi malah membuat keuangan kita tekor.
Nah, bagaimana? Apakah sedikit ulasan mengenai tip memilih asuransi kesehatan terbaik di atas sudah cukup jelas?
Kalau belum, mungkin akan baik adanya jika kamu bergabung dengan kelas finansial online QM Financial dan memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan, dalam hal ini kelas asuransi kesehatan. Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial di sini, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Kapan Sih, Usia Pensiun yang Paling Ideal Itu?
Usia pensiun itu paling ideal usia berapa ya? 50 tahun? 60 tahun?
Well, untuk pegawai negeri tetap sih sudah diatur melalui UU Pasal 3 ayat 2 PP No. 32 Th 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, yang diubah menjadi PP No. 65 tahun 2008, yaitu 56 tahun.
Tapi sebenarnya, soal pensiun ini nggak melulu soal angka usia, melainkan lebih ke siap enggak kita istirahat, dan menjadi tidak produktif? Karena, “menjadi tidak produktif” ini tuh sesuatu yang besar loh. It’s a big thing!
Satu, yang biasa sibuk lalu enggak sibuk, ini suatu perubahan besar. Dua, menjadi tidak produktif berarti tidak menghasilkan. Bekalnya sudah siap belum, Bos?
Ya, karena begitulah faktanya. Mau pensiun usia 50, 60, itu sekadar angka. Yang lebih penting: mari kita siapkan sejak dini. Sejak kita diterima bekerja. Karena untuk mempersiapkan hal besar seperti pensiun—another our stage of life (last one?)—waktulah yang akan menjadi partner kita.
Mengapa Perlu Menyiapkan Diri untuk Pensiun?
Karena pensiun nggak cuma soal liburan setiap hari. Liburan aja perlu siap-siap, betul? Perlu cari tahu ongkos PP, ongkos hotel, bikin initerary, dan seterusnya.
Pensiun apa lagi dong? It’s another stage of life yang harus kita jalani loh.
Kalau kita tak siap pensiun, jangankan liburan setiap hari, buat makan saja bisa-bisa harus cari dulu lagi uangnya. Kebayang nggak, sudah nggak punya energi, eh masih harus qerja bagai quda.
Mau mulai usia pensiun berapa pun, bisa saja kita jalani. Tapi membuat batasan waktu itulah intinya. Agar kita jadi tahu, sampai kapan kita punya kesempatan untuk mempersiapkan diri.
3 Golongan Usia Pensiun
Kurang dari 65 Tahun
Sebenarnya, dan pada umumnya, saat tubuh sudah memasuki usia 60 tahun, maka tubuh pun sudah mulai mengalami kemunduran. BPS sendiri memiliki data dan menggolongkan usia produktif orang Indonesia itu di usia 14 – 64 tahun.
So, mungkin enggak tepat usia 60 tahun juga sih, tergantung kondisi tubuh kita sendiri juga—pun tergantung kebiasaan sehat yang kita punya. Namun, umumnya usia 60 tahun ini, tubuh sudah mulai protes kalau diajak gerak terlalu cepat.
So, coba deh, yang sekarang sudah berusia 40 tahun, ritme kerja sudah mulai berubah, betul? So, ketentuan usia pensiun untuk PNS di 56 tahun sepertinya sih sudah pas. Tubuh masih cukup kuat untuk melakukan ini itu, meski tak gaspol seperti sebelumnya. Seenggaknya, masih bisa wira-wiri urus tetek bengek persiapan untuk benar-benar pensiun. Betul?
65 – 70 Tahun
Di AS, penetapan rata-rata usia pensiun adalah 65 tahun untuk pria, dan 63 tahun untuk perempuan. Namun, kalau dirata-rata, umumnya orang-orang Amerika sana menyatakan retire ketika berusia 67 tahun.
Untuk AS, angkatan kerjanya rata-rata memang sudah siap penghasilan pensiunnya di usia 60 ke atas. Mereka punya banyak program pensiun, ada 401k plans, 403b plans, employee stock ownership plans, Roth IRA, dan segala macamnya, yang bisa dipilih. Dan di usia 60 ke ataslah, dana pensiun mulai bisa dicairkan sesuai perjanjian untuk dipakai hidup para pensiunan.
Kalau di Indonesia, kita juga ada Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan, dan beberapa program pensiun lain yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan seperti DPLK dan DPPK. Kita juga bisa membuat dana pensiun mandiri dengan memanfaatkan beragam instrumen.
PNS tetap dibatasi usianya untuk pensiun di usia 56 tahun. Namun, ada sebagian profesi di Indonesia yang masih menjalani pekerjaannya di usia 65 tahun ke atas, antara lain para peneliti dan dosen—terutama para guru besar alias profesor.
Lebih dari 70 Tahun
Biasanya sih, ini akan dijalani oleh mereka yang memang bekerja untuk passion-nya. Bahkan konon, nggak ada batasan usia untuk menjalani passion. Betul tidak? Betul, asal kondisi tubuh masih memungkinkan, it’s fine!
Ada keuntungan juga sih kalau kamu memutuskan untuk pensiun di usia 70 tahun: waktunya akan lebih panjang. Lumayanlah ya, buat nambah-nambah bekal sedikit.
Nah, jadi gimana? Kamu memutuskan usia pensiun berapa?
Ya, akhirnya kembali lagi seperti yang sudah disebutkan di awal sih: sebenarnya lebih ke seberapa siap kamu menjalaninya? Sudah punya bekal seberapa?
Kalau masih bingung, mending belajar ngulik dana pensiun saja dulu, sebelum benar-benar memutuskan usia pensiun kamu.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
3 Hal tentang Investasi Crypto yang Mesti Kamu Tahu Sebelum Pengin Cepat Kaya dengannya
Investasi crypto lagi ngehype nih. Apa kabar dengan kamu? Apakah kamu juga salah satu yang mengikuti perkembangannya, ataukah malahan kamu sudah mulai nyebur juga di kolam investasi digital ini?
Melonjaknya nilai mata uang digital bitcoin tak pelak memang jadi perhatian sejak awal tahun 2021. Apalagi kehebohan ini juga diramaikan oleh beberapa orang terkenal dunia, sebut saja seperti Elon Musk, Mark Cuban, Richard Branson, hingga Kanye West, yang mengaku sudah pada punya investasi crypto juga.
Meskipun, yah, masih sering dengar pro dan kontra sana-sini, tapi cuan yang (katanya) bisa didapatkan bikin mupeng juga akhirnya. Sebut saja bitcoin, yang sempat menembus USD 52.000 di bulan Februari lalu.
Well, keramaian mirip dengan yang ini kurang lebih juga terjadi beberapa bulan sebelumnya, ketika para influencer Instagram meng-“endorse” emiten-emiten saham tertentu hingga mengakibatkan terkereknya harga saham hingga menjadi kurang wajar. Buntutnya, banyak orang asal mencoba membeli saham yang sama dengan yang di-endorse oleh para influencer, tetapi sayangnya tidak diiringi dengan ilmu dan pemahaman yang cukup.
Fenomena Pengin Cepat Kaya
Keinginan untuk kaya memang bisa saja dimiliki oleh setiap orang. Karena, ya, siapa sih yang enggak pengin kaya? Sayangnya, tak semua orang bisa mewujudkan keinginan ini. Terutama sih, karena kurang paham cara kerjanya.
Keinginan ini juga yang menjadi alasan sebagian besar anak muda yang akhirnya nyobain juga untuk investasi crypto. Ya, sebenarnya ini adalah hak masing-masing ya. Cuma, takutnya sih, sejarah saham pompom influencer yang terjadi tempo hari terulang lagi. Kalau itu yang terjadi, siapa yang rugi?
Kalau mau cepat kaya, nggak gitu mainnya.
Karena investasi crypto merupakan hal baru di Indonesia, so, ada beberapa hal penting banget yang mesti kamu ketahui tentang hal ini. Apa saja? Mari kita lihat.
3 Hal tentang Investasi Crypto yang Kamu Mesti Tahu Biar Nggak Asal Pengin Kaya
1. Isu keamanan
Jaringan blockchain yang digunakan oleh Bitcoin dan teman-temannya ini merupakan jaringan yang dibangun untuk menjawab keresahan para pelaku transaksi digital atas adanya birokrasi otoritas terpusat. Jaringan ini merupakan jaringan terdesentralisasi yang transparan. Artinya, kamu tak perlu “perantara” untuk bertransaksi, bisa berhubungan peer to peer, memiliki sistem layaknya buku terbuka, yang semua orang bisa melihat transaksi yang terjadi.
Dengan demikian, ada isu keamanan di dua sisi yang harus kamu pikirkan jika ingin investasi crypto. Satu sisi, jika terjadi kecurangan, maka akan banyak pihak yang bisa melihat. Sisi lain, karena “struktur”-nya terbuka, ketika seseorang bisa menemukan bugs atau celah, maka orang tersebut bisa banget mengambil semua aset digital yang ada, tanpa peduli menimbulkan kerugian pada orang lain.
Karenanya, adalah penting bagi kamu untuk paham bagaimana mengamankan dompet digitalmu dengan baik, pun bagaimana bertransaksi dengan aman.
2. Volatilitas supertinggi
Cryptocurrency yang jenisnya mencapai ratusan ini memang usianya masih muda. Bitcoin adalah sistem keuangan digital yang paling tua, itu pun baru diinisiasi di tahun 2009, oleh seseorang yang disebut Satoshi Nakamoto.
Sudah pasti, sesuatu yang baru belum punya sistem dan struktur yang stabil. Ditambah lagi dengan sistem desentralisasinya yang membuatnya tak bisa dikendalikan oleh siapa pun.
Harga Bitcoin, Ethereum, Shiba Inu, Dogecoin, dan teman-temannya ini naik turun, sangat sensitif terhadap apa pun yang bisa terjadi.
Bisa dibilang, investasi cryptocurrency untuk saat ini masih tergolong investasi risiko sangat tinggi. Sangat kurang disarankan buat kamu untuk melakukannya tanpa pemahaman yang baik.
3. Bersifat permanen
Transaksi dengan bitcoin dan jenis cryptocurrency yang lain bersifat permanen. Artinya, tidak dapat dibatalkan.
Ada kasus beberapa tahun yang lalu, ketika terjadi pencurian bitcoin dari sebuah platform trading crypto. Para pengelola platform tahu dan melihat sendiri bagaimana bitcoin dan mata uang lain yang mereka perdagangkan disedot perlahan oleh peretas, tapi—literally—tak ada apa pun yang bisa mereka lakukan. Bitcoin tidak mengenal pembatalan transaksi, meski bisa dikembalikan oleh orang yang menerimanya.
Berbeda dengan mata uang yang dikendalikan secara terpusat. Pembatalan transaksi bisa saja dilakukan, meskipun ada prosedur panjang yang harus dilakukan.
Nah, melihat beberapa hal penting yang paling prinsip dari sistem cryptocurrency di atas, sekarang kamu bisa melihat sendiri ya, apakah kamu siap menghadapinya? Masih tetap berharap pengin cepat kaya dengan bitcoin?
Belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi saja dululah yuk! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
1-2-3 Cara Karyawan Biasa Punya Mimpi Besar
Sebagai karyawan biasa, mungkin gaji atau penghasilan kita memang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yah, kadang kepikirannya, mau mimpi apa ya, gaji pas-pasan begini?
Eits, jangan dulu pesimis dong! Karyawan biasa kan sekarang, nanti pastinya kamu juga akan mengalami peningkatan karier hingga akhirnya bisa sesuai dengan kompetensimu.
Dan, asal kamu tahu ya. Bahwa jenjang karier dan mimpi itu nggak saling berhubungan. Mimpi besar, nggak perlu menunggu sampai karier memuncak kok. Kamu bahkan bisa mulai merencanakan mimpi besarmu sedari sekarang. Justru, kalau kamu baru mulai merencanakan ketika karier sudah ada di puncak, bisa jadi malahan terlambat.
Jadi, apa sih mimpi besarmu? Wait, sebelum kamu jawab, sembari saja kamu ikuti beberapa tip mewujudkan mimpi meskipun kamu “hanyalah” karyawan biasa.
Wujudkan Mimpi Karyawan Biasa
1. Tentukan mimpi dan titik berangkat
Nah, mari kita kembali lagi ke pertanyaan di atas: Apa sih mimpi besarmu? Mimpi yang akan menjadi tujuan finansialmu.
Punya rumah di tengah kota Jakarta? Mau sekolahkan anak di sekolah bertaraf internesyenel? Punya dana pensiun yang cukup dan bisa hidup sejahtera?
Nah, kalau kamu punya mimpi-mimpi seperti itu, itu sudah betul. Jadi, jangan jadikan “mau jadi kaya” sebagai mimpimu ya. “Kaya” itu bukan merupakan tujuan finansial, karena tak memberikan arah yang jelas. Buatlah daftar mimpimu yang spesifik, realistis, sesuai dengan kebutuhan, dan terukur.
Jika sudah ada daftar tujuan, sekarang tentukan dari mana kamu mau. Ibarat mau pergi ke Raja Ampat, kamu berangkat dari mana? Titik keberangkatan akan menentukan ongkos perjalananmu. Titik berangkat mencapai mimpi ini penting, karena dengan tahu dari mana kita berangkat, kita bisa cari tahu jalannya.
Bagaimana caranya menentukan titik berangkat? Dengan mengetahui kondisi keuanganmu sekarang; berapa penghasilanmu, dan berapa pengeluaranmu. Adalah penting bagi kamu untuk mengetahui pola penghasilan dan pengeluaran ini, agar kemudian kamu bisa membuat rencana keuangan yang lebih pasti.
Ada keuntungan tersendiri menjadi karyawan biasa, yaitu penghasilannya tetap; tetap waktunya, relatif tetap pula nominalnya. Jadi, seharusnya, mencari pola ini bukan hal yang sulit untuk kamu lakukan.
2. Susun prioritas
Bisa jadi, kamu punya lebih dari satu mimpi. Berbekal dengan pola pengeluaran dan pemasukan yang sudah kamu miliki, susunlah prioritasmu.
Ingat, setiap orang punya linimasa masing-masing, sehingga berbeda prioritas itu hal yang biasa. Tak perlu kamu berpikir, ‘Duh temanku yang satu ini sudah pergi ke 7 benua, aku kok belum bisa ya?’ Bisa jadi, prioritas kalian berbeda. Kamu ada prioritas dana pendidikan anak—misalnya—yang harus segera disiapkan karena dalam 3 tahun lagi, anakmu sudah harus masuk playgroup. Sedangkan temanmu memang memprioritaskan mimpi travelingnya, karena dia toh masih single.
Biasanya, ada 3 kebutuhan terbesar yang harus diprioritaskan oleh seorang karyawan biasa, yaitu dana darurat, dana pendidikan, dan dana pensiun.
Harus tiga itu ya? Enggak harus, maka dari itu, susunlah prioritasmu sendiri. Bisa jadi beda, yang penting sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisimu.
Setelah ada prioritas, maka akan lebih mudah bagimu untuk membuat rencana keuangan yang lebih realistis dan komprehensif, meliputi menjaga cash flow agar tetap positif, mengelola utang, berinvestasi, dan memiliki proteksi yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Evaluasi
Jangan lupakan evaluasi ya. Lakukanlah secara berkala selama perjalananmu mewujudkan mimpi.
Mengapa sih perlu melakukan evaluasi terhadap kondisi keuangan kita? Karena kehidupan terus berubah. Tujuan finansial pun bisa menyesuaikan, prioritas harus disusun ulang.
Jadi, mengubah rencana dong! Ya, enggak apa. Hal tersebut wajar terjadi kok, kamu harus bersiap untuk menghadapi situasi hidup yang selalu dinamis.
Nah, bagaimana? Bisa kan, sebagai karyawan biasa, kamu punya mimpi besar? Yang penting sih, harus sesuai kondisi dan kemampuan ya. Adalah penting bagi kita untuk nggak halu, supaya kita tetap realistis dan tujuan finansial pun bisa berhasil dicapai dengan baik.
Cara menyusun rencana untuk mewujudkan mimpi karyawan biasa ini bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Menunda Investasi? Inilah 3 Risiko Keuangan yang Harus Dihadapi
Memiliki gaji besar ataupun kecil, setiap orang pasti memiliki kebutuhan yang sudah direncanakan setiap bulan. Ada yang bersifat kebutuhan tetap dan ada pula tambahan. Dan, tak jarang karena kebutuhan ini itu, jadi kerap menunda untuk melakukan investasi. Sayangnya, perilaku tersebut berefek ke risiko keuangan yang harus dihadapi.
Dalam strategi perencanaan keuangan, investasi merupakan hal yang sangat penting, agar ke depannya Anda bisa memiliki sejumlah dana yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan ataupun keinginan.
Memutuskan untuk melakukan investasi adalah pilihan terbaik. Karena sejatinya, investasi merupakan suatu proses untuk menunda keinginan kita hari ini agar bisa digunakan di kemudian hari.
Mengapa perlu berinvestasi? Inflasi adalah hal yang pasti. Jadi, di masa depan sudah pasti akan ada kenaikan harga, di sinilah fungsi investasi di mana diharapkan bisa memberikan kenaikan pada nilai aset dan juga penghasilan di masa yang akan datang.
Risiko dalam berinvestasi itu pun sudah pasti ada. Semakin tinggi imbal hasil, maka makin tinggi pula risikonya. Namun, setinggi apa pun risiko investasi, akan lebih besar risiko keuangan yang bisa terjadi karena menunda investasi.
Lalu, risiko keuangan apa saja yang bisa terjadi ketika kita menunda investasi? Yuk, disimak penjelasannya.
Menunda Investasi? Inilah 3 Risiko Keuangan yang Harus Dihadapi
Tidak ada dana pendidikan untuk anak-anak
Memutuskan untuk berkeluarga, kita harus berpikir jauh ke depan. Dana pendidikan anak mulai dari jenjang TK hingga perguruan tinggi adalah salah satu tujuan keuangan yang nominalnya bisa bikin kepala cenat-cenut kalau tak disiapkan dengan baik.
Setiap tahun, biaya pendidikan akan ada kenaikan. Walaupun memilih sekolah negeri yang bebas biaya masuk, bukan berarti tidak ada biaya lainnya. Intinya kita harus memiliki sejumlah dana untuk pendidikan anak di tiap jenjang. Jumlah anak juga akan memengaruhi berapa banyak dana yang harus disiapkan lho.
Menabung apa saja cukup? Sayangnya tidak. So, untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan, investasi adalah keharusan.
Tidak ada dana pensiun
Memikirkan dana pensiun itu sungguh tak menarik. Apalagi, kalau kita masih muda, baru semangat-semangatnya kerja. Masa sudah mau mikirin gimana nanti kalau pensiun?
Kalau memang ini yang kamu pikirkan sebagai karyawan, well, sekaranglah saatnya kamu mengubah persepsi. Dana pensiun harus dimiliki oleh siapa pun, baik pekerja lepas, profesional, pemilik bisnis, apalagi karyawan, demi kehidupan yang (tetap) baik di masa tua nanti.
Setiap instansi memiliki batas waktu pensiun yang berbeda-beda. Coba deh dipikirkan, jika tidak memiliki dana pensiun, bagaimana hidup kita kelak? Mengharapkan uang pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan, apakah cukup?
Jika hanya mengharapkan dana pensiun dari kantor ini sudah jelas tidak akan mencukupi. Indonesia memiliki rata-rata tingkat inflasi 3% per tahun, ini artinya kita berpotensi mengalami penurunan standar hidup di kemudian hari apabila tidak ada dana pensiun.
Agar terhindar dari risiko keuangan di masa “istirahat” kelak, maka persiapkan semuanya sejak sekarang. Mulailah berinvestasi untuk dana pensiun. Kelak dengan dana pensiun, kita bisa hidup di manapun sesuai keinginan dengan pasangan, mau jalan-jalan keliling dunia pun tak masalah toh ada dana yang sudah disiapkan.
Menciptakan sandiwch generation yang baru
Menjadi orang tua tugasnya melindungi anak dan juga harus bisa mandiri secara finansial walaupun udah di usia senja. Ada sebuah kekhawatiran jika kelak saat pensiun nanti harus bergantung pada bantuan anak. Bukankah ini seharusnya menjadi tugas kita, untuk memutuskan rantai sandwich generation ini?
Berikan hidup terbaik pada anak-anak dan sebisa mungkin jangan membebankan hidup kita juga pada mereka. Wariskan aset, jangan wariskan risiko keuangan. Ada sebuah kehangatan saat kita bisa hidup mandiri kelak dan tidak bergantung pada anak.
Memiliki investasi, kita bisa mencukupi bekal di hari tua dan menghindarkan diri dari berbagai risiko keuangan, salah satunya berutang.
Dalam hidup, kita mestinya punya strategi agar bisa survive dan menikmati hidup seutuhnya. Risiko keuangan di atas sangat membahayakan hidup kita apabila tidak diatasi sejak sekarang. Mulailah berinvestasi berapa pun dana ada. Ada banyak instrumen investasi yang bisa dipilih, sesuaikan dengan kemampuan, tujuan keuangan, dan profil risiko yang dimiliki.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.