Seluk Beluk dan Tip Terbaik Investasi Emas Digital yang Legit
Lagi ramai emas digital ya? Apakah di antara kamu juga ada yang memilihnya sebagai instrumen investasi? Atau mungkin kamu lebih memilih berinvestasi pada emas batangan, atau emas fisik?
Mungkin ada juga di antara kamu yang belum berinvestasi emas, dan malah bingung. Emas digital dan emas batangan, memang beda ya? Lebih untung yang mana ya?
Untuk bisa menjawab pertanyaanmu, yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Investasi Emas Investasi Favorit Sepanjang Masa
Kalau orang tua kita umumnya menyimpan emas dalam bentuk fisik. Mulai dari perhiasan emas, koin emas, sampai emas batangan. Tak lupa, berbagai nota pembeliannya juga disimpan.
Memang instrumen ini sedari dulu dianggap selalu lebih “aman” dibandingkan instrumen lain. Katanya, keamanannya ini lantaran harganya yang cenderung naik dari tahun ke tahun.
Namun, seiring perkembangan teknologi yang luar biasa, kini investasi emas juga bisa dilakukan secara digital. Biarlah emas-emas batangannya disimpan sama oma, opa, om, tante, bapak, ibu, opung kita. Milenial dan gen Z kayaknya bakalan lebih cocok untuk berinvestasi emas digital.
Sebenarnya konsep investasi emas digital ini sama dengan kalau kita menabung di bank. Ketika kamu ke bank, kamu menyetor uang dan uang itu akan masuk ke dalam saldo rekening.
Emas digital sebenarnya sama saja dengan emas fisik, tetapi diperdagangkan secara online lewat aplikasi. Saat kamu menyetorkan uang ke platform yang bersangkutan, maka uang itu akan dikonversikan dalam bentuk saldo emas.
Keuntungan Berinvestasi Emas Digital
1. Bisa mulai dari nominal kecil
Tak seperti emas fisik yang harus siap dengan modal yang menyesuaikan dengan harga satuan emas yang dijual, kamu bahkan bisa berinvestasi dengan recehan sisa belanja untuk berinvestasi emas digital.
Iya, itu betul. Terutama ini bisa dilakukan kalau kamu berinvestasi di marketplace. Jadi, sembari belanja, transferannya dilebihkan sedikit. Sisanya masuk ke pos investasi emas digital. Lama-lama lumayan juga lo. Istilahnya kan jadi nabung emas dari sisa uang belanja. And it works!
Tak hanya emak-emak yang suka melakukannya, bapack-bapack juga banyack.
2. Nggak perlu pusing dengan tempat penyimpanan
Kalau kamu berinvestasi pada emas fisik, maka kamu harus menyediakan tempat penyimpanan yang baik dan aman. Mungkin kamu perlu mengeluarkan extra cost lantaran harus menyewa safety deposit box di bank, jika kamu berinvestasi dalam jumlah besar. Pasalnya, kalau hanya disimpan di rumah; di bawah kasur atau di bawah tumpukan pakaian di lemari, risiko pencurian akan membayangi.
Dengan berinvestasi secara digital, kamu enggak perlu memusingkan soal penyimpanan, karena ya emasmu tersimpan dalam bentuk digital. Ini kurang lebih seperti saham, yang tidak dapat dipegang fisik tetapi ada pencatatan asetnya.
Lebih jauh, kalau butuh fisiknya, kamu bisa banget meminta emasmu untuk dicetak. Tentu saja, akan ada biaya tambahan lagi ya.
3. Bisa dijadikan sebagai agunan
Seperti halnya emas fisik, emas digital juga bisa dimanfaatkan sebagai agunan, ketika kamu mengajukan pinjaman. Asyik kan?
Risiko Investasi Emas Digital
However, namanya juga instrumen investasi, pasti akan selalu ada risiko. Dengan semua keuntungan yang ada di atas, emas digital juga punya risiko? Pasti ada. Beberapa risiko yang harus kamu perhatikan untuk berinvestasi emas digital di antaranya:
- Risiko penurunan harga, yang akan kamu alami jika kamu harus menjual emas digital milikmu saat harga emas sedang menurun.
- Risiko hilang, yaitu ketika platform di mana kamu memiliki emas digital bermasalah. Seperti yang belakangan ada di berita-berita. Yes, jadi kalau emas fisik bisa hilang diambil pencuri, emas digital bisa juga hilang jika terjadi masalah pada platform.
So, ini memang harus kamu pahami ya. Bahwa setiap instrumen investasi itu akan punya risiko. Tinggal peluangnya tinggi atau rendah. Semakin dijamin oleh pemerintah, maka risiko juga akan bisa ditekan seminimal mungkin. Karena itu, meski terdengar sangat edgy, kekinian, dan modern, ada baiknya kamu juga belajar dulu mengenai seluk beluk investasi emas digital itu sebelum benar-benar membelinya.
Tip Investasi Emas Digital
Instrumen digital, seperti halnya emas digital ini, menawarkan cara berinvestasi yang praktis dan mudah, dengan modal kecil. Namun, di balik kepraktisan, kemudahan, dan modal yang kecil, kita pun harus tetap ingat, bahwa instrumen investasi—apa pun itu—akan selalu membawa risiko.
Salah satu risiko terbesar cara investasi emas digital adalah terkait legalitas platformnya. Jika kita sudah telanjur berinvestasi di platform tersebut, dan ternyata platform belum terdaftar di Bappebti, maka nantinya akan timbul masalah. Emas digital yang kita miliki tidak dijamin oleh pemerintah, kalau hendak dijual, harganya bisa merosot jauh. Padahal kalau tidak segera dilepas, kita juga enggak tahu nasibnya akan seperti apa.
Karena itu, seperti juga dengan produk investasi lain, kita harus melakukan analisis mendalam dulu sebelum mulai membeli emas digital.
Cek legalitas
Di Indonesia, sudah ditetapkan beberapa lembaga yang bertugas mengawasi berbagai aktivitas keuangan dengan wewenang masing-masing. Misalnya, untuk layanan keuangan seperti misalnya asuransi, sekuritas, pembiayaan, dan sejenisnya harus sudah terdaftar di OJK. Sementara, yang berbasis komoditas, misalnya minyak, kripto, dan termasuk emas, platform yang bersangkutan harus sudah terdaftar di Bappebti.
Selain OJK dan Bappebti, kalau layanan tersebut memiliki platform elektronik, misalnya website, aplikasi, dan sejenisnya yang dioperasikan melalui internet, juga harus terdaftar sebagai PSE di Kominfo.
So, hal ini harus kamu pahami dulu sebelum mulai membeli berbagai produk investasi, juga yang selain emas digital. Kenali produknya, kemudian cari apakah platformnya sudah terdaftar di lembaga yang berwewenang mengawasi regulasinya.
Riset dan survei mendalam
Jangan hanya mengandalkan rekomendasi seseorang saja, influencer misalnya, tapi kamu juga harus melakukan riset dan survei kamu secara mandiri, terkait platform investasi yang bersangkutan.
Jika sudah yakin bahwa platformnya sudah berizin dan legal, selanjutnya cek jejak digitalnya dari berbagai sumber. Kamu bisa memanfaatkan mulai dari Google, media massa, hingga media online dan media sosial.
Cari apakah platform yang bersangkutan pernah terlibat masalah yang serius? Apakah pernah ada komplain-komplain yang sangat memberatkan? Di mana kantor fisiknya? Siapa saja yang berada di balik platform tersebut? Apakah rekam jejak mereka juga bagus?
Hal ini berpengaruh besar pada trust, jadi jangan sampai di-skip ya. Jangan sampai kamu berinvestasi di perusahaan yang dipimpin atau diinisiasi oleh orang yang belum ada pengalaman sama sekali.
Nah, itu dia beberapa hal terkait investasi emas digital yang perlu kamu perhatikan.
Selalu ingat, #tujuanloapa, dan cek apakah instrumen tersebut memang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuanmu. Tak perlu merasa FOMO, jika orang lain sudah melakukannya dan kamu belum. Selama kamu masih di dalam track rencana keuangan yang sudah kamu buat sendiri, kamu akan aman.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Kebijakan Perusahaan yang Dapat Meningkatkan Loyalitas Karyawan
Pada prinsipnya, perusahaan dan karyawan itu adalah dua pihak yang saling membutuhkan. Karena itu, seyogyanyalah dari dua belah pihak bisa saling memberikan benefit, sehingga memberikan hubungan yang timbal balik. Karyawan memberikan loyalitas, sementara ada beberapa contoh kebijakan perusahaan yang juga mendukung kinerja karyawan.
Tapi, apa itu loyalitas karyawan? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), loyalitas berarti kepatuhan; kesetiaan. So, loyalitas karyawan dapat diartikan sebagai kesediaan karyawan untuk melaksanakan tugas perusahaan dengan penuh tanggung jawab, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan maksimal.
Memiliki karyawan dengan loyalitas tinggi terhadap perusahaan adalah impian banyak pimpinan. Pasalnya, memperkerjakan karyawan dengan loyalitas tinggi akan sangat menguntungkan bagi perusahaan. Namun, terkadang beberapa contoh kebijakan perusahaan tidak sesuai dengan ekspektasi karyawan. Sehingga loyalitas karyawan terhadap perusahaan pun menjadi menipis.
Kalau sudah begini, pantas saja bisnis perusahaan tidak bertumbuh, bahkan lebih fatal: bisa kolaps.
Lantas, bagaimana cara menumbuhkan atau meningkatkan loyalitas karyawan? Apa contoh kebijakan perusahaan yang tepat?
Contoh Kebijakan Perusahaan untuk Meningkatkan Loyalitas Karyawan
Terdapat berbagai alasan yang membuat karyawan kurang loyal terhadap perusahaan. Beberapa alasan tersebut misalnya, kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan, beban kerja yang banyak sehingga karyawan merasa dieksploitasi, gaji yang tidak sesuai dengan kinerja, serta lingkungan kerja yang kurang memadai.
Berikut beberapa contoh kebijakan perusahaan untuk meningkatkan loyalitas karyawan:
1. Berikan berbagai tunjangan
Perusahaan yang ingin karyawannya memiliki loyalitas tinggi perlu memperhatikan poin ini. Mendapatkan tunjangan merupakan hak karyawan yang menjadi salah satu motif dan benefit agar karyawan loyal terhadap perusahaan.
Salah satu contoh kebijakan perusahaan yang bisa diberikan misalnya adalah dengan memberikan tunjangan kesehatan dengan plafon tertentu di luar asuransi. Dengan demikian, karyawan akan merasa terjamin kesehatannya dan tidak ragu lagi untuk bekerja dengan maksimal.
Selain itu juga ada berbagai jenis tunjangan lain, seperti tunjangan makan, transportasi, kehadiran, komunikasi, keluarga, hingga yang berupa car ownership program.
2. Membuat Lingkungan Kerja yang Nyaman
Perusahaan perlu membuat lingkungan kerja yang nyaman agar karyawan betah. Konon, suasana kerja yang kondusif dipercaya dapat meningkatkan produktivitas karyawan, lho. Selain, melengkapi fasilitas kantor dengan AC, komputer yang canggih, dan internet yang kencang, perusahaan juga perlu membangun hubungan baik antar karyawan.
Selain membangun lingkungan dan suasana kerja yang nyaman, perusahaan juga dapat membuat kebijakan terkait fleksibilitas work from anywhere. Work from anywhere ini merupakan kebijakan perusahaan yang memperbolehkan karyawan bekerja secara fleksibel dalam rangka mendorong produktivitas karyawan untuk bekerja secara otonom dari mana saja, dengan tetap terhubung dan selaras dengan budaya dan goals perusahaan.
Dengan contoh kebijakan perusahaan ini, karyawan dapat bebas memilih ruang ternyamannya untuk bekerja dengan harapan efisiensi dan produktivitas meningkat. Menarik bukan?
3. Mengadakan Outing Rutin
Outing kantor merupakan sebuah perjalanan yang umumnya dilakukan selama satu sampai tiga hari untuk kesenangan karyawan. Perusahaan dapat membuat agenda outing rutin sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan.
Outing kantor memiliki sejumlah manfaat, seperti sebagai wadah team building untuk karyawan, sebagai sarana karyawan untuk refreshing agar fisik, pikiran, dan emosi tetap sehat, serta sebagai bukti bahwa perusahaan peduli dengan karyawan mereka.
Nah, apakah perusahaanmu sering mengadakan outing kantor?
4. Memberikan Ruang bagi Karyawan untuk Tumbuh
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memberikan ruang bagi karyawan untuk tumbuh dan berkembang dalam kariernya.
Tumbuh di sini bukan hanya berarti kenaikan pangkat, ya. Perusahaan dapat memaksimalkan potensi karyawannya. Pimpinan dapat mengeksplorasi hal baru dari karyawan dengan mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab. So, adalah penting bagi seorang pemimpin untuk mengenali potensi karyawannya. Hal ini untuk menghindari delegasi pekerjaan di luar bidang yang diminati karyawan tersebut.
5. Kejelasan Jenjang Karier
Perusahaan yang memberikan kejelasan jenjang karier ini memiliki nilai plus di mata karyawan. Siapa sih yang tidak ingin mendapatkan seperti apa nanti jika ia bekerja lama dan berkontribusi penuh terhadap perusahaan?
Setiap karyawan pasti membutuhkan jenjang karier dan gambaran masa depan di perusahaan tempat ia bekerja. Itulah yang membuat perusahaan juga perlu memperhatikan jenjang karier para karyawannya.
6. Program Dana Pensiun
Salah satu contoh kebijakan perusahaan yang juga dapat meningkatkan loyalitas karyawan adalah pengadaan program dana pensiun.
Dengan adanya program ini, maka karyawan akan merasakan bahwa masa depan mereka—saat nanti sudah masuk purnabakti—dijamin kesejahteraannya oleh perusahaan. Ada beberapa pilihan opsi program dana pensiun yang bisa dilakukan oleh perusahaan. Misalnya seperti pembuatan program dana pensiun mandiri seperti DPPK, atau mungkin bisa memanfaatkan DPLK yang juga sudah banyak ditawarkan oleh lembaga keuangan jika memang dirasa tidak mampu mengelola sendiri. Namun, yang paling minimal adalah memastikan bahwa setiap karyawan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, dan memastikan iurannya lancar.
7. Reward
Adanya reward bagi karyawan yang telah menjalankan tugas dengan baik juga bisa menjadi salah satu contoh kebijakan perusahaan yang dapat meningkatkan loyalitas karyawan. Pasalnya, reward dan bonus ini bisa dijadikan tools memotivasi karyawan untuk memberikan kontribusi terbaik saat bekerja.
Reward ini misalnya dalam bentuk tahunan, THR, insentif, dan sebagainya. Contoh kebijakan perusahaan lainnya bisa dalam bentuk memberikan jatah cuti berbayar, bantuan atau subsidi biaya pendidikan untuk putra-putri karyawan, dan lain sebagainya. Termasuk memberikan fasilitas peminjaman dana dengan bunga yang lunak.
Nah, itu dia beberapa contoh kebijakan perusahaan yang bisa diterapkan oleh perusahaan agar loyalitas karyawan meningkat. Dengan meningkatnya loyalitas karyawan, maka bisnis perusahaan juga akan terpengaruh yang pada akhirnya kesejahteraan karyawan juga akan baik.
Yuk, undang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng! Kamu bisa ajak trainers QM Financial untuk berdiskusi tentang bagaimana memberikan reward terbaik untuk karyawan, pun membantu belajar membangun program dana pensiun, misalnya. Langsung saja menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pasar Saham: Pengertian, Instrumen, dan Manfaatnya
Kamu tertarik untuk terjun ke dunia investasi, terutama ke pasar saham? Jika iya, maka kamu sebaiknya enggak melewatkan untuk belajar seluk-beluknya dulu ygy.
Dalam dunia investasi, kamu akan sering menjumpai istilah pasar saham dan pasar modal. Kedua istilah ini memang cukup mirip, sehingga tidak heran jika banyak masyarakat yang kesulitan dalam memahaminya.
Pasar modal merupakan sebuah pasar untuk transaksi jual beli instrumen keuangan, seperti surat utang atau obligasi, saham, reksa dana, dan instrument devariatif lainnya. Berbeda dengan pasar modal, pasar saham hanya digunakan untuk transaksi saham dan turunannya.
Lantas bagaimana dengan pengertian, instrumen, serta manfaat dari salah satu jenis pasar ini? Yuk, simak ulasannya dengan membaca artikel ini hingga usai.
Apa yang Dimaksud dengan Pasar Saham?
Pasar saham adalah tempat untuk melakukan transaksi jual beli saham. Saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Di Indonesia, pasar saham dikelola oleh Bursa Efek Indonesia atau dikenal dengan BEI. Sementara itu, yang berperan sebagai penjual adalah perusahaan sekuritas, dan pembelinya adalah investor.
Terdapat beberapa jenis pasar saham di Indonesia, yakni pasar regular, pasar tunai, pasar negosiasi. Pasar reguler merupakan jenis pasar yang transaksinya dilakukan dengan tawar menawar secara lelang berkesinambungan. Transaksi yang terjadi ini difinalisasi pada T+3, atau pada hari bursa ketiga.
Pasar tunai merupakan jenis pasar saham yang perdagangan sahamnya dilakukan berdasarkan proses tawar menawar secara lelang berkesinambungan dan dilakukan dengan lebih cepat, yaitu pada hari yang sama dengan transaksi bursa. Sementara itu, pasar negosiasi adalah sebuah jenis pasar yang transaksinya dilakukan secara pribadi, tidak melalui JATS (Jakarta Automated Trading System).
Ragam Instrumen Pasar Saham
Setelah mengetahui apa itu pasar saham, sebelum berinvestasi, kamu juga perlu memahami beragam jenis saham. Berikut beberapa jenis saham yang perlu kamu tahu.
1. Bearer Stock
Saham ini juga dikenal sebagai saham atas unjuk, yaitu saham yang nama pemiliknya tidak tertulis pada saham. Dengan demikian, saham ini cukup mudah untuk dialihkan ke pihak lain.
2. Registered Stock
Saham atas nama ini merupakan jenis saham yang nama pemiliknya tertulis di dalam sahamnya. Jenis saham ini lebih sulit untuk dialihkan, karena diperlukan sejumlah prosedur tertentu.
3. Blue chip stock
Blue chip stock adalah jenis saham unggulan yang berasal dari perusahaan dengan reputasi tinggi, memiliki pendapatan stabil, konsisten membayar deviden, serta sebagai leader di sektor industri sejenis.
4. Growth Stock Well Known
Saham yang juga disebut sebagai saham pertumbuhan ini berasal dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi dan menjadi leader dari industri sejenis yang bereputasi tinggi.
5. Counter Cyclical Stock
Saham siklikal adalah saham yang tidak terpengaruh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis pada umumnya.
6. Speculative Stock
Saham spekulatif ini merupakan saham perusahaan yang kurang konsisten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi di masa yang akan datang.
Dalam transaksi jual beli saham, anggota bursa efek dapat memasukkan penawaran jual atau permintaan beli pada sesi pra pembukaan yang dilakukan pukul 08.45 – 08.55, kemudian dilanjutkan oleh JATS yang mulai melakukan proses pembentukan harga saham pembukaan.
Setelah itu, sesi pra penutupan dilakukan pada pukul 15.00 -15.05. Last session, anggota bursa efek hanya dapat memasukkan penawaran jual atau permintaan beli pada harga penutupan yang dilakukan pada pukul 15.05 -15.15.
Manfaat Pasar Saham bagi Emiten maupun Investor
Hadirnya pasar saham dalam dunia investasi memberikan manfaat yang cukup beragam, baik bagi emiten maupun investor. Apa saja manfaat pasar saham bagi emiten dan investor?
Manfaat pasar saham bagi emiten:
- Emiten dapat menghimpun dana dengan jumlah yang besar
- Meminimalkan ketergantungan emiten kepada bank
- Mendorong laju pembangunan emiten
- Solvabilitas tinggi dapat memperbaiki citra perusahaan
Manfaat pasar saham bagi investor:
- Memperoleh dividen
- Sebagai sarana mencapai kebebasan finansial
- Menghimpun dana untuk mempersiapkan hari tua
- Belajar investasi di level risiko yang lebih menantang
Nah, demikianlah ulasan terkait serba-serbi pasar saham mulai dari pengertian, instrumen, hingga manfaatnya bagi emiten maupun investor. Setelah membaca ulasan di atas, apakah kamu tertarik untuk terjun ke dunia pasar saham?
Di Indonesia, transaksi jual beli saham dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS NEXT-G melalui Bursa Efek Indonesia. Pada dasarnya, anggota Bursa Efek Indonesia akan bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan oleh bursa.
Jangan lupa untuk selalu lakukan analisis dan selalu berpegang pada #TujuanLoApa. Pasalnya, instrumen investasi pasar saham termasuk berisiko tinggi, sehingga kamu perlu memiliki manajemen risiko yang baik. Dengan demikian, peluang kerugian bisa ditekan, sementara peluang perkembangan aset investasi menjadi optimal.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Tip Memilih Aplikasi Investasi dan Contohnya
Kamu investor pemula yang sedang bingung memilih aplikasi investasi?
Investasi merupakan sebuah kegiatan menempatkan dana pada satu jenis aset atau lebih selama periode tertentu. Tujuan dari berinvestasi adalah memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya untuk membantu kita dalam mencapai financial goals. Tentunya, setiap orang memiliki tujuan keuangan atau financial goals yang berbeda-beda, bukan?
Nah, terdapat beragam jenis investasi yang perlu diketahui oleh para investor pemula. Jenis-jenis investasi tersebut terdiri dari investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan juga investasi jangka panjang.
Investasi jangka pendek biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, dalam hal ini investor akan cenderung dianjurkan untuk memilih instrumen investasi dengan profil risiko rendah.
Jenis yang kedua adalah investasi jangka menengah. Dalam hal ini, investor cenderung menaruh dana pada aset agar memperoleh keuntungan untuk memenuhi kebutuhan antara tiga hingga sepuluh tahun mendatang. Sementara investasi untuk perencanaan keuangan jangka panjang, dilakukan oleh investor untuk memenuhi kebutuhan finansial di atas sepuluh tahun atau untuk mempersiapkan dana pensiun.
Tip Memilih Aplikasi Investasi dan Cara Memulai Investasi
Dulunya, investasi dilakukan melalui sekuritas tertentu atau dengan bantuan broker. Namun, seiring berkembangnya teknologi, investasi menjadi lebih mudah. Pasalnya, kamu dapat berinvestasi secara online melalui aplikasi, lho. Keren bukan?
Meskipun demikian, perkembangan teknologi yang memicu banyaknya aplikasi investasi harusnya dapat membuat kamu lebih waspada. Tidak sedikit aplikasi palsu yang merugikan investor dan masyarakat. Lantas, bagaimana cara memilih aplikasi investasi agar tidak terjerumus dalam investasi bodong?
1. Ketahui Tujuan Berinvestasi
Sebelum memutuskan untuk terjun ke dunia investasi, maka kamu wajib tahu apa yang menjadi tujuanmu berinvestasi. Ketahuilah tujuanmu berinvestasi, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang, agar kamu memiliki patokan dalam berinvestasi.
Dengan demikian, kamu akan lebih mudah untuk mengambil keputusan terkait instrument dan platform apa yang akan kamu gunakan dalam berinvestasi.
2. Pastikan Kondisi Keuangan Sehat melalui Financial Check-Up
Financial Check Up merupakan kegiatan untuk melihat kembali kondisi keuangan kamu selama satu tahun terakhir. Dalam hal ini, kamu perlu memeriksa keuangan secara keseluruhan mulai dari harta, rasio aset lancar, cash flow, rasio menabung, investasi hingga utang, ya.
3. Mengenali Profil Risiko
Setiap investor memiliki profil risiko yang berbeda-beda. Terdapat tiga profil risiko investor, yakni konservatif, moderat dan agresif. Konservatif adalah jenis profil risiko yang identik dengan investor yang takut berspekulasi.
4. Pastikan Aplikasi Investasi yang Dipilih Terdaftar di OJK
Memastikan aplikasi investasi yang kamu gunakan terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan atau OJK penting untuk dilakukan. Cek beberapa aplikasi investasi sebagai perbandingan, mana yang lebih sesuai dengan gaya investasimu.
5. Kenali Produk Investasi yang Ditawarkan
Sebelum akhirnya memutuskan untuk berinvestasi pada sebuah aplikasi investasi, alangkah baiknya jika kamu mengenal lebih dekat produk investasi yang akan dibeli. Pelajari produk tersebut, agar kamu dapat memahami mana produk investasi yang sesuai dengan profil risiko dan kebutuhanmu.
6. Cek review dari pengguna lain
Sebagai investor pemula, kamu perlu melakukan riset terhadap aplikasi investasi yang akan digunakan. Bacalah review dari user lain untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari aplikasi tersebut. Pasalnya, review user ini biasanya jujur terkait kelebihan dan kelemahan atas produk yang digunakan.
7. Belilah Produk Investasi Unggulan
Setelah mengetahui jenis produk investasi dan menentukan platform investasi yang terpercaya, kamu bisa memilih produk investasi unggulan. Tentunya, sesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan investasimu, ya. Dengan demikian, kamu akan lebih mudah mencapai keuntungan yang optimal.
Contoh Aplikasi Investasi untuk Investor Pemula
Setelah mengetahui apa saja yang perlu dilakukan dalam memulai investasi dan memilih aplikasi investasi, maka berikut beberapa contoh aplikasi investasi untuk investor pemula.
Disclaimer: Aplikasi investasi berikut ini adalah contoh. Bukan rekomendasi, keputusan pemilihan aplikasi akan dipertanggungjawabkan oleh masing-masing pengguna.
IPOT
IPOT adalah sebuah aplikasi investasi saham milik PT Indo Premier Sekuritas yang diawasi oleh OJK. Aplikasi ini menyediakan beragam fitur investasi yang dapat memudahkan investor pemula dalam transaksi saham. Keren bukan?
Bibit
Bibit merupakan aplikasi investasi terbaik dan cukup populer di kalangan investor. Aplikasi investasi yang satu ini sudah tedaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lho.
Dikeluarkan oleh PT Bibit Tumbuh Bersama, aplikasi investasi ini memungkinkan investor untuk memilih beragam instrumen investasi, mulai dari saham, reksa dana pasar uang, hingga obligasi. Dengan robo advisor, investor pemula akan sangat dimanjakan selama berinvestasi menggunakan aplikasi Bibit.
Stockbit
Stockbit juga bisa menjadi salah satu contoh aplikasi investasi yang friendly untuk investor pemula. Aplikasi yang bisa diunduh melalui Playstore atau Appstore ini memiliki fitur komunitas online yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana diskusi dengan investor lainnya. Tentunya, aplikasi ini sudah terdaftar di OJK, lho.
Demikianlah ulasan terkait aplikasi investasi, cara memilih, dan contohnya. Selain 3 contoh di atas, kamu juga bisa menemukan banyak alternatif aplikasi investasi yang lain juga. Just do your homework, dan lakukan analisis sesuai kondisimu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tas Branded sebagai Instrumen Investasi: Yay or Nay?
Adalah Zoe Gabriel, dengan username @zohtaco di TikTok, yang menjadi buah bibir di kalangan netizen belakangan ini. Viralnya Zoe adalah terkait dengan video unboxing tas yang menurutnya merupakan “luxury bag” pertama yang dimilikinya. Sayangnya, Zoe lantas malah dibully lantaran tas barunya dikatakan bukanlah luxury brand, alias tas branded seperti halnya merek LV, Celine, dan sejenisnya.
Untungnya, tim manajemen Charles & Keith—merek tas yang dibeli oleh Zoe—cepat tanggap. Zoe justru diundang, bersama ayahnya, untuk makan siang dengan pendiri brand, dan diajak untuk berkunjung ke kantor Charles & Keith.
Mengenal Luxury Bags
Di dunia fashion, luxury brand memiliki definisi yang berbeda setiap orangnya. Sebagaimana pemilik akun Zoe yang menganggap bahwa Charles & Keith merupakan brand yang mewah baginya. Mungkin bagi sebagian orang, tas ini bukan termasuk barang mewah, tapi juga tak perlulah melemparkan hate speech terhadap mereka yang berbahagia bisa membelinya. Jangan lupa, ada orang yang cukup mewah dengan membeli tas seharga ratusan ribu saja. Toh, standard kemewahan dalam kehidupan memang beragam, jadi tidak bisa dipukul rata.
Jika memang Zoe menganggap tasnya adalah tas mewah, maka hal itu adalah subjektif. Bagaimanapun, tas itu memang salah satu barang yang punya makna tersendiri bagi kaum hawa. Apalagi tas branded. Harganya yang selangit dan desainnya yang eksklusif membuatnya kerap kali menjadi barang koleksi. Di dunia fashion, terdapat banyak tas produksi brand mewah yang menjadi incaran para pengoleksi tas.
Sebenarnya, apa sih luxury brand itu? Luxury brand merupakan brand dengan kualitas tingkat tinggi dan eksklusif, sehingga memiliki harga yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan tingkat aksesibilitas brand yang bersangkutan. Istilahnya, semakin langka, semakin sulit diakses, semakin mahal harganya, semakin eksklusif, maka akan semakin bernilai untuk dijadikan sebagai aset.
Untuk tas branded, ada cukup banyak merek yang memang diburu. Tak hanya sekadar dipakai sebagai pelengkap fashion, tas branded juga sering dianggap sebagai salah satu instrumen alternatif.
Faktanya, semakin banyak orang yang tertarik untuk berinvestasi pada instrumen alternatif sekarang ini. Salah satunya adalah barang-barang mewah. Ya, seperti tas branded.
Memangnya, investasi tas branded bisa menguntungkan?
Tas Branded sebagai Instrumen Investasi
Ya, mengapa enggak?
Terdapat berbagai bentuk investasi yang bisa dicoba oleh para investor, mulai dari emas, saham, properti, hingga barang branded yang kamu gunakan, seperti tas branded misalnya. Namun, perlu kamu ingat bahwa dalam memilih instrumen investasi, maka perlu disesuaikan dengan profil risikonya, ya.
Sebenarnya, terdapat tiga kategori barang yang menjadi tolak ukur apakah sebuah barang dapat dijadikan sebagai investasi. Pertama adalah adanya demand and supply, barangnya memiliki values perbedaan harga beli dan jual, serta kemampuan dari si barang yang bisa dikonversi menjadi uang tunai.
Nah, jika kamu tertarik untuk membeli tas branded sebagai investasi, maka kamu perlu jeli dalam memilih tas tersebut. Perhatikan karakteristik tas, apakah ke depannya tas ini bisa menghasilkan keuntungan karena demand yang besar dan value yang tinggi. Pilihlah tas yang memiliki model klasik, versatile alias serbaguna, dan berkualitas premium. Umumnya, jika dibuat secara hand made akan digemari serta paling dicari oleh para kolektor.
Lalu merek tas apa yang paling cocok untuk investasi? Ya, kamu bisa berpatokan pada piramida di atas. Tentu saja, kamu harus menyesuaikannya dengan kemampuan. Kalau kamu mampu mengawali dengan Charles & Keith seperti Zoe, ya kenapa enggak?
Cara Memulai Investasi Tas Branded
Untuk bisa berinvestasi tas branded, kamu akan butuh modal yang tak sedikit. Sementara risikonya termasuk tinggi, karena tidak ada jaminan dari siapa pun di situ. Kita murni tergantung pada si pembangun merek, apakah mereka bisa mempertahankan eksklusivitas tersebut atau tidak.
So, buat mulai investasi tas branded, berikut yang harus kamu siapkan.
1. Hindari berutang
Pastikan kamu membeli tas branded dengan uangmu sendiri, ya. Hal ini akan berpengaruh terhadap ketenangan hati dan pikiran sebelum kamu memutuskan untuk membelinya.
Untuk investasi—pada aset apa pun—kamu akan selalu disarankan untuk menggunakan dana yang memang sudah dialokasikan untuk investasi. Bukan uang hasil berutang. Mengapa? Karena return investasi itu tidak pasti, sementara bunga utang itu pasti.
2. Pastikan kebutuhan finansial yang utama sudah terpenuhi
Tas branded merupakan barang mewah yang tergolong ke dalam kebutuhan tersier. So, sebelum membelinya, pastikan kebutuhan lain yang lebih penting dan esensial sudah terpenuhi.
3. Pisahkan Shopping Account
Memiliki shopping account akan mempermudah kita dalam membuat pos pengeluaran. Nah, agar pengeluaran dana untuk kebutuhan sehari-hari tidak tercampur, maka kamu perlu memiliki shopping account ini, jika ingin mulai investasi tas branded. Kamu bisa setor dulu dana ke rekening ini setiap bulan sesuai proporsi yang kamu tentukan sendiri untuk investasi, dan belikan tas branded ketika sudah cukup.
4. Tentukan batas saldo dalam shopping account
Langkah ini akan membantumu untuk lebih disiplin dalam mengelola keuangan. Mengutip tip investasi tas branded dari Mba Ligwina Hananto, sebaiknya pastikan kamu memiliki saldo minimum dalam akun tersebut setidaknya dua kali lipat harga tas branded. Hal ini dilakukan agar saldo pada shopping accountmu tidak langsung habis setelah berbelanja.
5. Tidak perlu memaksakan
Last but not least, jika kamu merasa belum mampu untuk membeli tas branded yang diinginkan, maka jangan dipaksakan. Pasalnya, gaya hidup akan sangat berpengaruh terhadap cash flow-mu, lho. Karena itu, buatlah perencanaan keuangan yang komprehensif—termasuk ketika kamu berencana untuk berinvestasi pada tas branded.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli tas branded sebagai salah satu instrumen investasi. Tas branded ini memang bisa menjadi opsi aset yang menarik jika kamu sudah dalam kondisi siap secara finansial.
Kamu juga perlu berhati-hati dalam memilih tas branded untuk investasi. Janganlah kamu memilih tas branded yang sering diskon untuk berinvestasi, ya. Pasalnya dengan demikian, eksklusivitas tas tersebut bisa jadi akan berkurang.
Selain itu, kamu juga perlu melakukan riset harga jual dan fluktuasinya dari tahun ke tahun. Pastikan kamu menjual koleksi tas branded yang dimiliki pada waktu yang tepat. Dan yang penting, tak perlulah mengomentari apa yang dilakukan oleh orang lain, karena kita enggak pernah tahu kan, kondisi dan perjuangan masing-masing? Kita hanya tahu apa yang bisa kita lihat. So, ada baiknya kita berfokus pada hal-hal baik yang bisa memberi nilai tambah, baik buat diri kita sendiri maupun untuk sesama. Sudah waktunya kita saling peka dan suportif.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Tujuan Perencanaan Keuangan yang Akan Membawamu Memiliki Kebiasaan Baik
Sebagian besar dari kita sepertinya sudah tahu, bahwa adalah penting untuk kita bisa mengelola uang dengan baik. Tapi, banyak yang masih belum paham apa tujuan perencanaan keuangan sebenarnya.
Faktanya memang ada 2 tipe manusia di dunia ini jika terkait dengan keuangan. Yang pertama adalah yang mereka yang tak mau pusing dengan perencanaan keuangan, dan mereka yang tahu betul apa tujuan perencanaan keuangan dan kemudian membuatnya.
Tipe pertama akan menggunakan uang yang dimiliki untuk memenuhi semua yang dibutuhkan dan diinginkan. Mereka akan menabung, jika bisa atau ada sisa uang. Tipe ini bukannya mengabaikan masa depan sih, tapi kecenderungannya adalah tak mau memprediksi yang buruk-buruk terjadi. Kalaupun sudah memikirkan dana pensiun—misalnya, maka tipe ini hanya akan menyimpan seperlunya—tanpa menghitung kebutuhan pensiun—dan kemudian tinggal berharap, bahwa dalam jangka panjang, apa pun yang terjadi, dana pensiun akan terkumpul juga.
Tipe kedua cenderung tahu betul tujuan perencanaan keuangan yang mereka lakukan dan apa yang harus mereka simpan. Mereka tahu betul, berapa yang harus disisihkan karena mereka melakukan penghitungan. Mereka juga tahu, berapa lama harus melakukan penyisihan uang ini, demi berbagai kebutuhan yang akan muncul di masa depan. Mereka juga sadar, bahwa ada banyak risiko keuangan bisa terjadi di sepanjang perjalanan hidup. Karena itu, mereka juga selalu bersiap untuk yang terburuk, tetapi berharap untuk yang terbaik.
So, kamu ada di tipe yang mana? Yang pertama—yang menganggap membuat rencana itu rumit? Atau yang kedua, yang lebih suka untuk tahu apa yang terjadi, dan mempunyai rencana untuk apa pun yang akan terjadi itu?
Masih Sedikit yang Paham Tujuan Perencanaan Keuangan
Jika kamu termasuk tipe pertama, sebenarnya kamu enggak sendirian.
Sebuah penelitian yang berjudul Schwab’s 2021 Modern Wealth Survey mengungkapkan, bahwa baru 33% dari respondennya yang memiliki rencana keuangan yang tertulis dan rapi. Sementara 42%-nya bilang, nggak punya cukup uang untuk dibuatkan rencana. 22%-nya mengatakan, bahwa bikin rencana keuangan itu terlalu memusingkan, sementara 19% yang lain bilang terlalu sibuk untuk bikin rencana keuangan.
Survei ini dilakukan di Amerika Serikat, tetapi yakin banget sih, bahwa relevan juga untuk Indonesia.
Kalau dilihat kembali, alasan-alasan seperti “nggak punya cukup uang untuk dibuatkan rencana”, “bikin rencana keuangan itu pusing”, dan “terlalu sibuk” itu sebenarnya muncul lantaran kurangnya pemahaman mengenai tujuan perencanaan keuangan itu sendiri.
Memangnya, apa sih tujuan perencanaan keuangan? Apa memang akan membantu tipe-tipe “nggak punya cukup uang”, “terlalu memusingkan”, dan “terlalu sibuk” itu ke depannya?
Well, we think it does!
1. Rencana keuangan akan dapat meningkatkan kepercayaan diri
Survei Schwab di atas juga menemukan fakta bahwa 65% orang dengan rencana keuangan yang tertulis mengatakan, bahwa mereka merasa stabil secara finansial. Sementara hanya 40% dari mereka yang tidak memiliki rencana merasakan tingkat kenyamanan yang sama. 54% dari yang memiliki rencana keuangan tersebut merasa “sangat percaya diri” akan mampu mencapai tujuan keuangan mereka, dibandingkan dengan hanya 18% dari yang tak punya rencana.
Memiliki rencana keuangan tertulis memberi kamu tujuan yang terukur, karena kamu dapat melacak dan memonitor perkembangannya. Kamu dapat mengurangi keraguan atau ketidakpastian tentang kebutuhan keuangan di masa depan, dan bahkan bisa membuat penyesuaian demi mengatasi masalah yang bisa menghambat rencana.
2. Rencana keuangan memungkinkan siapa pun untuk bisa mulai menabung, meski dengan nominal yang sangat kecil
Alasan paling umum yang sering diberikan karena tidak memiliki rencana adalah “Saya tidak punya cukup uang.” Padahal, ini adalah mindset. Faktanya, nggak harus punya uang banyak untuk mulai membuat perencanaan keuangan. Bahkan, kamu bisa mulai dengan penghasilan yang kecil banget!
Pasalnya, tujuan perencanaan keuangan itu memang untuk membantu kita meningkatkan kebiasaan menabung dan membuat anggaran. Perencanaan keuangan yang baik akan membantu kita membuat prioritas, sehingga semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan baik.
3. Rencana keuangan membantumu membangun portofolio investasi
Rencana keuangan yang kamu buat akan membantumu mengenali kebutuhan-kebutuhan yang akan muncul sampai jauh di masa depan, dan mempersiapkannya sejak sekarang. Dengan begitu, saat kebutuhan tersebut benar-benar muncul, kamu sudah siap.
Tujuan perencanaan keuangan akan membantumu mengenali instrumen investasi yang legit untuk digunakan memenuhi kebutuhan di masa depan ini. Perencanaan keuangan juga membantumu untuk menjaga agar emosi tetap stabil terutama saat berinvestasi. Dengan begitu, kamu bisa terhindar juga dari berbagai upaya jahat orang-orang tak bertanggung jawab yang menawarimu investasi bodong.
Just stick to the plan, dan semua akan baik-baik saja!
4. Rencana keuangan dapat membantu kamu memiliki kebiasaan yang lebih baik
Tujuan perencanaan keuangan bukan hanya tentang berinvestasi; Ini tentang apa yang dapat dilakukan uang untuk kepercayaan diri, keamanan, dan kualitas hidupmu. Contohnya seperti memungkinkanmu untuk mendapatkan perlindungan yang ditawarkan asuransi jiwa atau ketenangan pikiran yang dapat diberikan oleh dana darurat.
Penelitian juga menunjukkan bahwa perencanaan keuangan dapat mendorong kita untuk memiliki kebiasaan keuangan yang baik juga.
Ada kebiasaan investasi yang baik, dan ada money habit yang sehat. Memiliki perencanaan keuangan dapat mewujudkan keduanya.
5. Perencanaan dapat disesuaikan untuk setiap jenis kepribadian
“Ah, aku nggak suka rencana-rencana, karena aku orangnya spontan banget.”
Oh, tak perlu khawatir. Rencana keuangan itu bisa disesuaikan dengan apa pun jenis kepribadianmu kok. Bahkan juga untuk orang-orang tipe spontan dan impulsif sekalipun.
Ini kan hanya soal pendekatanmu ketika kamu menghadapi masalah atau pilihan, yang kemudian “memaksa” kamu untuk membuat keputusan. Justru, perencanaan keuangan yang baik adalah perencanaan yang sesuai dengan tipe kepribadian masing-masing. Kepribadian sendiri-sendiri, bukan kepribadian orang lain. Because personal finance is VERY PERSONAL.
Untuk tipe-tipe pribadi yang suka kerapian, terstruktur, dan terencana, perencanaan keuangan akan membantu meminimalkan rasa cemas dan memberikan rasa aman yang nyaman. Buat yang serbaspontan dan impulsif, adanya perencanaan keuangan akan membantu mencapai kebebasan hidup yang diinginkan, dengan tetap menjamin masa depan yang diinginkan.
Nah, mau alasan apa lagi?
Sudah tahu kan, apa saja tujuan perencanaan keuangan? Bagaimana, mau mulai membuat perencanaan keuangan sekarang? Tak pernah ada kata terlambat untuk memulai hal baik kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Plafon Pengobatan dan Tunjangan Kesehatan Karyawan yang Harus Dipahami
Salah satu benefit yang diterima karyawan dari perusahaan tempatnya bekerja adalah adanya plafon pengobatan dan tunjangan kesehatan. Dengan benefit ini, jika si karyawan sakit atau mengalami kecelakaan sehingga butuh perawatan, maka biaya pengobatan akan ditanggung oleh perusahaan.
Tapi, apa sebenarnya plafon pengobatan dan tunjangan kesehatan itu? Apakah benefit ini ada di setiap perusahaan? Berapa plafon pengobatan yang diberikan pada karyawan, apakah ada batasnya? Bagaimana prosedurnya?
Nah, kepo ya? Kamu bertanyea-tanyea? Tenang, jawabannya akan dibahas secara lengkap berikut ini. So, simak sampai selesai ya.
Apa Itu Plafon Pengobatan?
Sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk dapat memberikan jaminan dan perlindungan terhadap karyawan yang bekerja untuk kepentingannya. Salah satu bentuknya adalah fasilitas tunjangan kesehatan dengan syarat dan ketentuan tertentu.
Nah, salah satu syarat itu biasanya berupa adanya plafon pengobatan, yaitu batasan maksimum berapa perusahaan dapat mengganti berbagai macam pengobatan yang dilakukan oleh karyawan sesuai rekomendasi dokter. Dengan adanya tunjangan kesehatan dengan plafon pengobatan ini, maka saat karyawan membutuhkan perawatan medis, mereka tak perlu mengeluarkan dana untuk membayar tagihannya. Namun, ada batasan plafon pengobatan tertentu yang diberikan oleh perusahaan, sehingga kalau melampaui plafon ini, maka karyawan harus siap untuk membayar secara mandiri. Nombok, begitu istilahnya.
Meski demikian, biasanya tombokannya juga enggak terlalu besar. Setidaknya salah satu program peningkatan kesehatan ini akan membantu meringankan beban jika karyawan butuh perawatan. Jika kebetulan karyawan memiliki asuransi kesehatan sendiri dan juga BPJS Kesehatan, maka tunjangan kesehatan dan plafon pengobatan ini bisa digunakan sehingga bisa saja semua biaya tertutup oleh asuransi dan tunjangan.
Beberapa Jenis Tunjangan Kesehatan yang Umumnya Diberikan oleh Perusahaan
Umumnya, ada beberapa jenis tunjangan kesehatan yang diberikan sebagai benefit oleh perusahaan terhadap karyawannya.
1. Diberikan bersama gaji
Tunjangan kesehatan dengan plafon pengobatan tertentu diberikan bersamaan dengan gaji yang diterima oleh karyawan dalam setiap bulan. Nominalnya akan tetap, dan besarannya sudah diperhitungkan sesuai dengan perkiraan banyaknya biaya kebutuhan medis karyawan dalam satu tahun.
Karena sudah menjadi tunai dan diberikan setiap bulan, maka perusahaan tidak akan menanggung lagi biaya perawatan kesehatan kalau kemudian karyawan sakit ke depannya. Istilahnya, uang tunjangan ini harus dikelola sendiri oleh karyawan. Mau dipakai berobat ya boleh banget, karena memang itu tujuannya, kalaupun digunakan untuk keperluan lain perusahaan juga tak masalah tetapi ke depan sudah tak ada kewajiban lagi bagi perusahaan untuk menanggung biaya pengobatan.
2. Fasilitas pengobatan ditanggung perusahaan
Jenis tunjangan kesehatan dengan plafon pengobatan berikutnya ini tidak diberikan langsung atau dalam bentuk tunai bagi karyawan, tetapi biasanya perusahaan sudah memiliki rekanan atau bekerja sama dengan rumah sakit ataupun tenaga medis dan kesehatan khusus.
Karyawan yang membutuhkan perawatan medis menemui dokter atau datang ke rumah sakit rekanan ini, dan pembiayaan akan menjadi tanggungan perusahaan.
3. Sistem reimbursement
Ada juga tunjangan kesehatan yang memungkinkan karyawan untuk mengajukan penggantian biaya pengobatan yang dilakukan oleh karyawan saat mereka dan keluarganya mengalami sakit.
Nah, kalau untuk jenis tunjangan ini, maka karyawan harus siap dengan dana pengobatan terlebih dulu, baru kemudian mengajukan penggantian terhadap perusahaan. Umumnya besaran yang akan diganti juga mengikuti kebijakan yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Ada yang mengganti penuh, ada juga yang menerapkan plafon pengobatan.
4. Bekerja sama dengan perusahaan asuransi
Selain bekerja sama dengan rumah sakit, klinik, ataupun tenaga medis, banyak juga perusahaan yang menjalin kerja sama dengan perusahaan asuransi untuk bisa memberikan benefit tunjangan kesehatan ini.
Untuk jenis tunjangan kesehatan yang keempat ini, perusahaan akan membayar premi dan kemudian bisa diklain ketika karyawan membutuhkan perawatan medis. Tentu saja, syarat dan ketentuan juga berlaku, terutama soal penyakit yang dicover maupun kelas perawatan.
Manfaatkan Benefit Tunjangan Kesehatan Plafon Pengobatan dengan Optimal
Berbicara mengenai benefit tunjangan kesehatan ini memang ada banyak bentuknya. Karena itu, ada baiknya, karyawan diberi penjelasan secara lengkap dan menyeluruh oleh divisi HR atau pihak mana pun dalam perusahaan yang berwewenang mengaturnya. Paparkan dengan jelas, bentuk benefit apa yang dimiliki oleh perusahaan dan bagaimana prosedurnya.
Justru, hal ini seharusnya diuraikan sebelum karyawan menandatangani kontrak atau surat perjanjian ataupun kesepakatan kerja di awal. Dengan begini, karyawan bisa tahu apa saja hak mereka sebagai karyawan, di samping kewajiban yang harus mereka lakukan.
Nah, pemberian dan pengelolaan benefit bagi karyawan ini juga bisa dipelajari dalam training keuangan dengan mengundang QM Financial lo! Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mulai Tahun Baru 2023, dengan 5 Hal Keuangan yang Harus Lebih Baik Ini
Apa kabar tahun baru? 2023 sudah menginjak minggu kedua, saat artikel ini ditulis. Sudah punya resolusi keuangan belum? Sudah moveon dari liburan akhir tahun kemarin kan? Sudah siap untuk menjadikan tahun 2023 lebih baik daripada yang sebelumnya?
Yes, pergantian tahun umumnya dimanfaatkan untuk membangun semangat baru. Apalagi soal keuangan nih, harus banget baru semangatnya. Banyak hal yang kurang oke sebaiknya biar ikut ditinggalkan saja bareng tahun 2022. Di tahun baru 2023, keuangan harus lebih baik—yang dimulai dengan memiliki kebiasaan yang baik juga.
Hal keuangan apa saja yang harus lebih baik di tahun baru 2023? Ini dia beberapa di antaranya.
Hal Keuangan yang Harus Lebih Baik di Tahun Baru 2023
1. Catatan keuangan yang lebih rapi
Tahun sudah berganti, ya masa keuangannya masih berantakan. Coba yuk, dicek, barangkali keuanganmu masih berantakan karena catatan keuanganmu belum rapi—masih banyak bolongnya, masih sering enggak tahu uang ke mana, dan sebagainya. Jadi, ya pantas saja cash flow masih berantakan kan?
Yuk, dirapikan! Awal tahun adalah garis start yang pas untuk memulai kebiasaan baru. Buat catatan keuangan lebih rapi, agar kamu tahu pola dan kondisi keuangan dengan lebih pasti sehingga kamu bisa membuat perencanaan keuangan yang lebih komprehensif juga.
2. Siap untuk tujuan keuangan berikutnya
Seiring tahun yang berganti, tujuan keuangan bisa jadi lebih dekat. So, coba cek dan cermati, tujuan keuangan apa saja yang harus dipenuhi tahun ini. Misalnya, harus bayar uang pangkal sekolah anak. Atau harus lunasi DP tahun ini, dan sebagainya.
Segera tentukan langkah yang perlu diambil terkait tujuan keuangan yang semakin dekat. Mungkin perlu mencairkan asetnya bulan ini, atau bulan depan? Jangan lupa, sebagian aset butuh waktu untuk bisa dicairkan ya. Jangan sampai kelupaan, dan berakhir pas uang dibutuhkan, aset belum juga bisa menjadi cash. Jadi harus mencari alternatif solusi lain kan?
Sementara itu, mungkin juga tahun ini kamu perlu melangkah ke fase berikutnya setelah sebelumnya berhasil mencapai titik tertentu. Misalnya saja, dana darurat sudah bisa dipenuhi secara ideal tahun 2022 kemarin. Nah, berikutnya, kamu perlu punya asuransi jiwa. So, ada baiknya mulai direncanakan juga, terutama soal menghitung uang pertanggungan yang sesuai besarnya.
Yuk, fokus pada tujuan dan berbagai langkah realistis untuk bisa semakin dekat dalam pencapaiannya di tahun baru 2023 ini.
3. Lebih baik dalam menentukan prioritas
Kita itu banyak maunya. Ya, itu wajar. Selama kita masih hidup, kita pasti akan banyak maunya. Namun tentu saja harus disesuaikan dengan kemampuan. Nah, antara “mau” dan “kemampuan” ada yang namanya prioritas. Prioritas yang akan menentukan, kebutuhan mana dulu yang bisa direalisasikan. Pasalnya kemauan yang banyak kadang memang tidak disertai kemampuan yang seimbang. Kalau enggak imbang, kita bisa jadi halu. Dan halu sudah pasti akan berbahaya bagi hidup (baca: keuangan) kita.
Di tahun baru 2023, yuk, lebih baik lagi dalam menentukan prioritas. Memang dalam setiap hal yang ingin kita capai, akan ada pengorbanan yang perlu dilakukan. Tapi, demi kondisi yang lebih baik, ya mengapa tidak kan? Di sinilah prioritas berperan.
Apalagi masih banyak lo, yang suka sabotase rencana keuangan sendiri gara-gara masih sulit membedakan keinginan dan kebutuhan. Nah, coba diingat-ingat lagi. Apakah kamu—dalam 2 minggu pertama ini—masih melakukan hal yang sama? Jika iya, yuk, ini waktu yang tepat untuk kembali mengatur dan memilah, mana kebutuhan dan mana keinginan semata. Bukannya tidak boleh menuruti keinginan, tetapi kembali lagi ke soal prioritas. Pasalnya, sumber daya kita juga terbatas kan? Ingat, kita masih akan banyak kebutuhan yang sangat penting sampai jauh ke depan lo!
4. Portofolio investasi yang lebih baik dan produktif
Tahun baru 2023 juga seharusnya bisa jadi garis awal baru untuk memastikan portofolio investasimu berkembang dengan lebih baik.
Sudah enggak zamannya lagi FOMO-an, atau asal investasi terhadap berbagai instrumen tanpa kamu analisis secara mendalam terlebih dahulu. Justru, sekarang waktu yang tepat untuk bisa melihat dan mereview, apakah portofoliomu sudah cukup produktif dan apakah sudah sesuai dengan tujuan keuangan yang ingin kamu capai.
5. Lebih produktif
Buat yang di tahun 2022 masih hanya memiliki satu stream income saja, yuk, coba buat rencana untuk mendiversifikasikan sumber penghasilan yang bisa kamu dapatkan.
Ada banyak sumber pemasukan yang bisa dimanfaatkan lo. Misalnya seperti kerja lepas atau paruh waktu, bisnis, hingga royalti. Kamu sesuaikan dengan kondisi serta kemampuan, dan tambahlah penghasilan di tahun baru 2023.
Nah, itu dia sederet hal keuangan yang seharusnya lebih baik di tahun baru 2023. Gimana? Ada yang memang sudah masuk ke dalam daftar resolusimu? Jika iya, selamat dan nikmati prosesnya. Ingat, hasil tak akan mengingkari usaha.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Indra Bekti Sakit, Ini Pentingnya Punya Asuransi Kesehatan yang Sesuai Kebutuhan Sejak Dini
Minggu lalu, dikabarkan Indra Bekti mengalami sakit mendadak dan harus dilarikan ke rumah sakit. Karena kondisinya yang tak baik, Indra Bekti pun harus dioperasi. Untuk itu, pasti butuh biaya yang sangat besar.
Mungkin sebagian besar dari kita lantas berpikir, seorang selebriti seperti Indra Bekti pasti sudah memiliki perlindungan yang memadai. Asuransi lengkap, memadai, dana darurat juga tersedia. Namun ternyata, konon, biaya perawatan Indra Bekti sudah ratusan juta pada hari pertamanya. Setelah tindakan operasi, beredar kabar bahwa biaya perawatannya di rumah sakit sudah mencapai miliaran.
Kemudian terdengar kabar pula bahwa ada penggalangan dana untuk biaya kesehatan Indra Bekti yang diidekan oleh rekan sesama artis, dan kemudian dieksekusi oleh istri Indra Bekti, Aldila Jelita. Namun di sini kemudian muncul pertanyaan dari netizen mahakritis, kok menggalang dana? Asuransinya apa kabar? Masa nggak punya BPJS Kesehatan?
Ternyata—dijawab oleh salah satu anggota keluarga—bahwa sakitnya Indra Bekti tergolong sakit kritis. Karena kondisi darurat, pihak keluarga juga memasukkan Indra Bekti ke rumah sakit, tanpa mengecek dulu apakah rumah sakit tersebut bekerja sama dengan asuransi ataupun BPJS Kesehatan atau tidak. Sementara, Indra Bekti baru memiliki asuransi untuk critical illness 6 bulan lamanya, padahal ada masa tunggu asuransi ini yang selama 1 tahun.
Karena berbagai kondisi yang ada, asuransi kesehatan Indra Bekti tidak dapat digunakan alias ditolak.
Pelajaran Berharga dari Sakitnya Indra Bekti
Kondisi sakit itu tak akan bisa dihindari. Bisa sih dicegah, tetapi risiko untuk sakit akan selalu ada sepanjang kita masih hidup. Inilah pentingnya kita memiliki asuransi kesehatan.
BPJS Kesehatan adalah salah satu produk asuransi kesehatan standar yang wajib dimiliki. Enggak hanya oleh kamu saja, tetapi juga seluruh anggota keluargamu—terutama mereka yang menjadi tanggunganmu. Pastikan faskes yang kamu pilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ya.
Sementara, bagi yang memiliki risiko kesehatan lebih tinggi—bisa jadi karena pekerjaan, riwayat, atau genetika, dan kondisi lainnya—bisa dipertimbangkan juga untuk menambah asuransi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan. Inilah yang terpenting dari pemilihan produk asuransi. Banyak orang asal melihat harga premi murah untuk perlindungan. Padahal seharusnya kebutuhanlah yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan utama untuk membeli polis asuransi kesehatan. Hingga akhirnya, asuransi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Mau klaim, eh … ditolak.
Proses klaim asuransi kesehatan adalah sebuah proses ketika kita mengajukan penggantian biaya atas risiko kesehatan yang terjadi terhadap tertanggung. Dalam proses ini, ada 2 hal yang bisa terjadi: klaim disetujui dan pihak perusahaan asuransi akan menanggung biaya pengobatan, yang kedua klaim ditolak karena berbagai alasan.
Memang ada banyak alasan mengapa klaim asuransi ditolak. Salah satunya karena kita mendapatkan perawatan di rumah sakit yang tidak berekanan dengan asuransi yang kita miliki.
Agar lebih jelas, mari kita lihat satu per satu alasan mengapa klaim asuransi ditolak.
1. Tidak termasuk dalam perlindungan asuransi
Setiap produk asuransi memiliki manfaat masing-masing. Semua itu bisa kamu temukan dalam polis asuransi. Misalnya, ada asuransi kesehatan yang hanya meng-cover rawat inap saja. Saat kamu mengajukan klaim untuk perawatan jalan, maka tentu saja klaim kamu akan ditolak.
So, adalah penting bagi kamu untuk memahami manfaat apa saja yang diberikan oleh asuransi kesehatan yang hendak kamu beli, dan adalah penting juga untuk tahu kebutuhanmu sendiri. Kesesuaian antara manfaat dan kebutuhan ini menjadi kunci agar fungsi perlindungan dari asuransi bisa optimal.
2. Syarat tidak lengkap atau tidak terpenuhi
Alasan mengapa klaim asuransi ditolak adalah syarat yang kurang lengkap. Perlu kamu ketahui ya, bahwa setiap perusahaan asuransi memiliki syarat tertentu untuk bisa menyetujui klaim yang diajukan. Jika ada yang tidak lengkap, maka klaim bisa jadi ditolak.
Dalam kasus yang dialami oleh Indra Bekti, klaim asuransi diajukan 6 bulan setelah Indra Bekti menjadi nasabah asuransi kesehatannya. Padahal, ada syarat masa tunggu 1 tahun untuk jenis asuransi critical illness seperti yang dimiliki oleh Indra Bekti. Ini juga termasuk dalam syarat yang tidak terpenuhi, sehingga klaim asuransi pun ditolak.
Karena itu, ada baiknya kamu mempelajari, memahami, dan mencermati polis asuransi yang ada, terutama pada syarat-syaratnya. Termasuk di dalamnya adalah apa saja syarat dokumen yang harus disediakan, dan juga syarat lain seperti soal masa tunggu ini.
3. Data tidak sesuai
Ada juga kemungkinan ketika data tertanggung ternyata tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Misalnya saja, seseorang mengajukan klaim asuransi. Namun, kemudian diketahui bahwa yang bersangkutan memiliki kondisi tertentu yang tidak pernah terdata saat polis ditandatangani. Hal ini akan dapat menghambat proses pengajuan klaim, bahkan bisa jadi klaim ditolak.
4. Melebihi batas waktu
Klaim asuransi bisa diajukan dalam tenggat tertentu, dan tenggat ini biasanya ada di dalam polis. Jika melebihi tenggat ini, maka klaim apa pun yang diajukan akan ditolak.
Miliki Asuransi Kesehatan Sejak Masih Sehat
Belajar dari apa yang dialami oleh Indra Bekti, kita jadi tahu betapa pentingnya untuk memiliki asuransi saat kita masih sehat. Pilihlah produk asuransi kesehatan yang paling sesuai.
Faktanya, itulah kesalahan paling umum terjadi. Banyak orang baru sadar akan pentingnya asuransi saat risiko sudah terjadi. Kalau saat risiko terjadi dan kita baru punya asuransi, maka saat itu sebenarnya sudah terlambat.
Ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan jika kita bisa memiliki asuransi saat masih muda atau berbadan sehat. Salah satu keuntungan terbesarnya adalah harga premi akan relatif lebih ringan. Mengapa preminya lebih murah? Karena kita dianggap tidak berisiko tinggi, sehingga pihak asuransi tidak harus menanggung biaya risiko yang terlalu besar.
Jika pun nanti kita terkena penyakit-penyakit yang kronis, masa tunggu yang biasanya diterapkan juga mungkin sudah lewat. Kita bisa mendapatkan perlindungan yang optimal.
Nah, jadi, apakah kamu sudah memiliki asuransi kesehatan yang sesuai kebutuhan sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jadi Kutu Loncat, Yay or Nay?
Kalau dengan tujuan mencari jati diri dan demi arah karier yang jelas, berpindah-pindah kerja mungkin adalah hal yang wajar. Namun, hati-hati kalau kamu mulai dicap sebagai kutu loncat yang hobi job hopping. Bisa-bisa berdampak negatif untuk karier ke depannya lo!
Fenomena kutu loncat begini biasanya terjadi pada karyawan yang masih muda, yang masih mencari jati diri di dunia karier, dan mereka yang masih meraba-raba passion. Meski demikian, di sisi lain, berpindah kerja itu sebenarnya bukan hal yang buruk, apalagi jika kamu punya strategi yang baik demi perkembangan karier kamu.
So, enggak ada salahnya sih untuk meredam diri sesaat dan membuat pertimbangan bijak mengapa harus pindah kerja, bahkan sampai berkali-kali. Apa sih yang kamu cari? Sampai mana kamu akan terus mencari?
Dengan mempertimbangkannya, maka kamu akan benar-benar matang dalam mengambil keputusan.
Stigma Negatif
Julukan kutu loncat atau job hopper sebenarnya diberikan pada orang yang suka berpindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain, atau juga ke bidang lain antara dua atau tiga kali dalam setahun, atau bahkan kurang.
Sebenarnya, di mata perusahaan, rekam jejak seperti tidak terlalu menguntungkanmu, bahkan terkesan negatif. Setidaknya hal seperti ini akan membuat perusahaan berpikir panjang untuk merekrut. Sulit bagi perusahaan untuk memercayakan tujuan bisnis jangka panjang pada orang yang dinilai masih mencari jati diri, bahkan labil dan belum mengetahui tujuan kariernya sendiri.
Pindah kerja sih wajar. Begitu juga kalau kamu career switching, alias pindah ke bidang lain. Namun, tidak menjadi wajar lagi kalau kurang dalam satu tahun sudah berganti-ganti perusahaan, apalagi kalau berulang dua tiga kali pada tahun berikutnya.
Jika ini terjadi, perusahaan bisa saja menanyakan komitmen kamu pada kariernya sendiri, dan juga komitmen pada pekerjaan secara luas. Pasalnya, perusahaan tentu tidak mau ambil risiko dengan mepekerjakan karyawan yang belum tentu akan stay dan belum tahu tujuan kariernya ke depan. Bisa-bisa kamu dinilai akan bersikap sama di perusahaan baru tersebut.
Selain itu, menjadi kutu loncat membuatmu enggak fokus menjalani karier. Jangankan fokus, karena kamu akan menjadi ‘newbie’ setiap kali pindah kerja. Kamu bisa jadi kehilangan peluang untuk dipromosikan atas kinerja yang sudah kamu berikan sebelumnya.
Belum lagi, dengan sering berpindah kerja, kamu akan melewatkan berbagai benefit yang mungkin ditawarkan oleh kantormu, yang biasanya bisa menjadi hak kamu setelah minimal 1 tahun bekerja. Misalnya seperti THR, bonus, atau tunjangan lainnya. Sayang banget kan?
Keuntungan Bertahan di Satu Perusahaan
Berarti enggak boleh ya, jadi kutu loncat? Well, bukannya dilarang, hanya saja kamu perlu mengkhawatirkan perkembangan kariermu sendiri.
Paling ideal, kamu bisa bertahan di sebuah perusahaan minimal 2 tahun, karena dalam 2 tahun itu, kamu bisa belajar banyak hal seputar karier dan bidang yang kamu tekuni. Dua tahun ini baru tahap mengenal, belum mendalami lo!
Kalau boleh dibuat timeline, satu tahun pertama adalah mengenali dunia baru—apalagi kalau kamu fresh graduate yang belum berpengalaman. Ditambah mengenali pola kerja, ritme, kebiasaan dan budaya perusahaan, rekan kerja, senior, atasan, klien, struktur organisasi karyawan, hingga kompetitor. Tahun pertama adalah tahun sibuk untuk mendapatkan ilmu dan wawasan di bidang kamu bekerja dan juga perusahaannya.
Di tahun kedua, kamu pasti akan baru mulai lancar mengerjakan segala sesuatu. Sudah mulai hafal prosedur-prosedurnya, apalagi kan sudah kenal dengan personil-personilnya. Sudah kenal dengan berbagai kebiasaan yang ada di perusahaan, juga sudah memiliki ritme kerja yang sama dengan rekan kerja. Kamu mungkin bahkan sudah mulai bisa berinovasi, bisa melakukan problem solving nyaris tanpa kesalahan.
Selain itu bertahan di pada satu perusahaan setidaknya 2 tahun akan memberikan keuntungan bagi kamu, salah satunya berpeluang untuk berkembang menjadi pribadi yang mandiri.
Bagaimana agar Tidak Menjadi Kutu Loncat
Sekali lagi, menjadi kutu loncat tidak dilarang. Boleh kok, apalagi jika memang bukan faktor kamunya yang kurang profesional. Bagaimanapun, kamu berhak untuk bekerja di perusahaan yang bagus. Ya kan? Tetapi, ada baiknya untuk tidak berpikir akan terus menjadi kutu loncat, karena pada akhirnya kamu sendiri yang dirugikan.
Jadi, bagaimana caranya agar kita bisa menghindar dari peluang menjadi kutu loncat?
1. Miliki tujuan karier
Seperti dalam keuangan, saat mulai meniti karier, kamu harus bertanya pada dirimu sendiri, #TujuanLoApa? Dengan begini, kamu lantas bisa memosisikan dirimu sendiri sebagai partner perusahaan.
Pada dasarnya, perusahaan mana pun membutuhkan keaktifan semua personil untuk bisa terlibat mewujudkan tujuan bersama. Kamu pun bisa mendiskusikannya dengan pihak perusahaan untuk menyelaraskan antara tujuan kariermu sendiri dengan tujuan perusahaan.
2. Pahami bidang pekerjaanmu
Ketika kamu berusaha memahami bidang yang sedang kamu jalani, saat itu juga kamu ikut belajar bagaimana cara menangani masalah yang ada dalam pekerjaan.
3. Kelola penghasilanmu dengan baik
Ketika kamu mensyukuri penghasilan yang kamu dapatkan dengan cara mengelolanya dengan baik, dan kemudian merasa cukup, maka bisa saja kamu menjadi tidak ingin berpindah kerja dan menjadi kutu loncat lagi.
Karena itu, adalah penting bagi kamu—para first jobber, fresh graduate, bahkan kamu yang berada di middle level—untuk belajar keuangan agar bisa mengelola gaji dengan baik. Tahu kan, bahwa produktivitas, kepuasan kerja, dan gaji itu berhubungan erat?
So, jika memang belum pernah ada pelatihan keuangan di perusahaan tempat kamu kerja, kamu bisa mengusulkannya ke HR kantor tempat kamu bekerja, dan undang QM Financial untuk datang menemani kamu belajar keuangan.
Untuk detail lebih lanjut, bisa menghubungi ini ya, dan mari berdiskusi mengenai kebutuhan training keuangan karyawan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!