Ada Berapa Jenis Potongan Gaji Karyawan? Sudah Tahu Semua Belum?
Ribut-ribut adanya Tapera, membuat karyawan speak up mengenai banyaknya potongan gaji yang diberlakukan. Hal ini wajar saja terjadi, karena mau sedikit atau banyak, potongan gaji pastinya tetap akan mengurangi take home pay untuk karyawan.
Jika dirunut, setiap potongan gaji tersebut sebenarnya enggak pernah dilakukan tanpa alasan, atau latar belakang hukum. Ada beberapa komponen yang menjadi dasar pemotongan, dan semua komponen ini telah diatur sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia.
Namun, nyatanya, masih banyak karyawan yang bingung dengan potongan yang tertera pada slip gaji masing-masing. Padahal, pemahaman ini penting untuk menghindari kebingungan dan ketidakpuasan. Dari pihak perusahaan, yang diwakili oleh HR, memang harus menyosialisasikannya, sebelum benar-benar diterapkan. Tetapi pada praktiknya, hal ini juga banyak kendalanya.
Lalu, Jenis potongan gaji apa saja yang berlaku di Indonesia? Coba yuk, kita lihat satu per satu.
Table of Contents
Jenis Potongan Gaji yang Umum Diterima Pekerja Indonesia
1. Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan PPh21 ini dikenakan kepada subjek pajak seperti orang pribadi, badan usaha, bentuk usaha tetap, dan warisan yang belum terbagi atas penghasilan yang diterima atau diperoleh.
PPh merupakan pajak atas penghasilan yang sudah diperoleh, termasuk bagi karyawan swasta. Namun, tidak semua pekerja wajib membayar pajak penghasilan ini.
Menurut UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) dan diperjelas dalam PP Nomor 55 Tahun 2022, hanya pekerja dengan penghasilan di atas batas Penghasilan Kena Pajak (PKP), yaitu Rp 60.000.000 per tahun atau Rp5.000.000 per bulan, yang wajib membayar PPh.
2. BPJS Kesehatan
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020, yang merupakan perubahan atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, iuran BPJS Kesehatan telah ditentukan berdasarkan jenis kepesertaan dalam program JKN.
Untuk peserta pekerja penerima upah (PPU) di BUMN, BUMD, dan sektor swasta, besaran iuran BPJS Kesehatan adalah 5% dari gaji atau upah per bulan. Pembayaran iuran ini diatur dengan ketentuan bahwa 4% ditanggung oleh pemberi kerja dan 1% oleh peserta.
3. BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Hari Tua
Jenis potongan berikutnya adalah BPJS Ketenagakerjaan untuk Jaminan Hari Tua (JHT). Setiap karyawan yang terdaftar dalam program JHT harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membayar iuran ini.
Besaran iuran yang ditetapkan adalah 5,7% dari upah bulanan. Dari jumlah ini, 3,7% dibayarkan oleh perusahaan, sementara 2% sisanya ditanggung oleh pekerja.
4. BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Pensiun
Selain Jaminan Hari Tua, karyawan juga dikenakan potongan untuk BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Pensiun. Iuran untuk program ini ditetapkan sebesar 3% dari gaji bulanan. Dari total iuran ini, 1% dibayar oleh karyawan, sedangkan 2% sisanya ditanggung oleh pemberi kerja.
5. BPJS Ketenagakerjaan JKK dan Jaminan Kematian
Potongan gaji berikutnya adalah untuk iuran BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian. Besaran iuran JKK bervariasi berdasarkan tingkat risiko pekerjaan dan diambil dari upah bulanan. Berikut adalah rinciannya:
- Risiko sangat rendah: 0,24%
- Risiko rendah: 0,54%
- Risiko sedang: 0,89%
- Risiko tinggi: 1,27%
- Risiko sangat tinggi: 1,74%
Untuk Jaminan Kematian, besaran iurannya adalah 0,3% dari upah bulanan.
6. Tapera
Pemerintah baru-baru ini mengumumkan bahwa karyawan akan dikenakan iuran untuk Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Tapera adalah simpanan yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu.
Iuran Tapera hanya bisa digunakan untuk pembiayaan perumahan atau dikembalikan beserta hasil pemupukannya setelah masa kepesertaan berakhir. Mengacu pada Pasal 15 Ayat 1 PP Nomor 21 Tahun 2024, besaran iuran Tapera ditetapkan sebesar 3% dari gaji atau upah bagi pekerja, dan penghasilan bagi peserta pekerja mandiri.
Pasal 15 Ayat 2 menjelaskan bahwa untuk peserta pekerja, iuran ini ditanggung bersama oleh pemberi kerja sebesar 0,5% dan pekerja sebesar 2,5%.
Baca juga: Cara Disiplin Mengatur Keuangan biar Gaji Nggak Asal Lewat
Potongan Gaji Lain yang Bersifat Pribadi
Sudah, itu saja? Ternyata belum selesai. Buat karyawan tertentu, masih ada tambahan potongan gaji lagi. Apa saja?
1. Utang Karyawan atau Kasbon
Perusahaan yang menyediakan benefit berupa pinjaman kepada karyawan biasanya menggunakan skema potongan gaji untuk pembayaran cicilan utang. Cicilan utang ini sering kali menjadi salah satu alasan potongan atau pengurangan gaji karyawan.
Skema cicilan atau metode pembayaran kembali bergantung pada regulasi yang berlaku di masing-masing perusahaan.
2. Potongan Asuransi
Sejumlah karyawan swasta juga harus membayar iuran asuransi selain pajak dan BPJS, untuk jenis proteksi apa pun. Biasanya, iuran ini dikenakan karena perusahaan memiliki kontrak kerja sama dengan perusahaan asuransi swasta.
Jenis asuransi yang ditawarkan bisa bervariasi, seperti asuransi kesehatan, jaminan pensiun, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan asuransi kecelakaan kerja. Besaran iuran ini tergantung pada kebijakan perusahaan atau perusahaan asuransi yang bekerja sama.
3. Ganti Rugi Kesalahan Karyawan
Dalam perusahaan, bisa jadi ada aturan bahwa jika karyawan melakukan kesalahan, maka ada punishment berupa pemotongan atau pengurangan gaji. Setiap karyawan harus mematuhi peraturan ini, yang biasanya dijelaskan dalam perjanjian kerja yang ditandatangani oleh karyawan.
Perusahaan perlu menetapkan aturan yang jelas mengenai potongan gaji ini, termasuk alasan penerapannya dan besarnya potongan yang akan dikenakan. Yang pasti, hal ini juga ada dasar hukumnya, yakni Pasal 58 PP 78/2015 yang menyatakan bahwa potongan gaji tidak boleh melebihi 50 persen dari total gaji karyawan.
4. Potongan Gaji Unpaid Leave
Dalam lingkungan perusahaan, istilah unpaid leave digunakan untuk merujuk pada cuti yang diambil di luar jatah cuti yang diberikan. Ketika karyawan mengambil unpaid leave, akan terjadi pemotongan gaji.
Karyawan memiliki nominal upah harian, yang dihitung dengan membagi total gaji bulanan dengan jumlah hari kerja. Jadi, saat karyawan mengambil unpaid leave, potongan gaji akan dihitung berdasarkan jumlah hari cuti yang diambil tanpa bayaran.
Baca juga: Training Finansial: 1 dari 2 Karyawan Selalu Merasa Gaji Tak Cukup, Apa Sebabnya?
Potongan gaji merupakan hal yang penting untuk dipahami oleh setiap karyawan, karena berbagai jenis potongan ini dapat mempengaruhi jumlah gaji yang diterima setiap bulannya. Memahami potongan seperti pajak penghasilan, asuransi, BPJS, dan lainnya akan membantu karyawan merencanakan keuangan dengan lebih bijak.
Dengan demikian, memiliki keterampilan mengelola keuangan yang baik menjadi sangat penting untuk menghadapi berbagai potongan ini dan tetap mencapai kestabilan finansial.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Pelatihan Keuangan dan Pengembangan Profesional: Strategi untuk Retensi Karyawan
Sudah merupakan kewajiban perusahaan untuk mengelola karyawannya dengan baik. Karena, pasti sudah tahu kan, bahwa karyawan merupakan aset terbesar bagi perusahaan. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan terkait hal ini adalah dengan memberikan pelatihan keuangan dan pengembangan profesional.
Bahkan kedua jenis pengelolaan karyawan tersebut—pelatihan keuangan dan pengembangan profesional itu—seyogyanya enggak hanya dilakukan sekali saja, tetapi secara berkelanjutan.
Karena hal ini sangat berkaitan dengan retensi karyawan, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan besar terhadap bisnis perusahaan itu sendiri.
Pelatihan Keuangan untuk Meningkatkan Retensi Karyawan
Pelatihan keuangan dan pengembangan profesional dapat menjadi strategi yang efektif untuk retensi karyawan dengan cara-cara berikut ini.
1. Meningkatkan Keterampilan dan Kompetensi
Pelatihan keuangan membantu karyawan memahami manajemen keuangan pribadi dan perusahaan, sehingga mereka merasa lebih percaya diri dan berkompeten. Kepercayaan diri ini berkontribusi pada kemampuan mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik, mengelola anggaran dengan lebih efisien, dan mengurangi stres yang terkait dengan ketidakpastian finansial.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang aspek keuangan, karyawan dapat berkontribusi lebih efektif terhadap tujuan perusahaan dan merasa lebih berdaya dalam peran mereka.
Sementara itu, pengembangan profesional memberikan kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, yang dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas.
Baca juga: Apa Itu Retensi Karyawan dan Mengapa Hal Ini Sangat Penting?
2. Meningkatkan Kepuasan Kerja
Meningkatkan kepuasan kerja adalah salah satu hasil positif dari investasi dalam pelatihan keuangan dan pengembangan profesional.
Karyawan yang merasa dihargai dan didukung oleh perusahaan melalui pelatihan dan pengembangan profesional cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka. Ketika karyawan melihat bahwa perusahaan berkomitmen untuk perkembangan mereka, mereka merasa diakui dan penting bagi organisasi.
Perasaan dihargai ini meningkatkan motivasi dan semangat kerja, yang berdampak pada produktivitas sehari-hari.
Kepuasan kerja yang tinggi dapat mengurangi turnover karyawan dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan. Karyawan yang puas dengan pekerjaan mereka lebih cenderung bertahan lama di perusahaan. Dengan begitu, akan mengurangi biaya dan gangguan yang terkait dengan proses rekrutmen dan pelatihan karyawan baru.
Selain itu, loyalitas yang meningkat menciptakan budaya kerja yang lebih stabil dan kolaboratif. Hal ini akan membuat karyawan merasa bangga menjadi bagian dari tim.
Lingkungan kerja yang positif ini enggak hanya akan dapat menarik talenta baru, tetapi juga mempertahankan talenta terbaik. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnisnya dalam jangka panjang.
3. Mengurangi Stres dan Meningkatkan Kesejahteraan
Mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan karyawan juga bisa menjadi manfaat yang bisa didapatkan oleh perusahaan yang memberikan pelatihan keuangan yang komprehensif.
Pelatihan keuangan yang mencakup manajemen keuangan pribadi dapat membantu karyawan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, mengurangi stres terkait masalah keuangan. Dengan pengetahuan dan alat yang tepat, karyawan dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijaksana, seperti mengatur anggaran, menabung untuk masa depan, dan mengelola utang dengan lebih efektif.
So, enggak hanya bisa meningkatkan stabilitas keuangan saja, tetapi juga memberikan ketenangan pikiran. Akhirnya, karyawan pun dapat lebih fokus pada pekerjaan mereka.
Kesejahteraan karyawan yang lebih baik dapat berkontribusi pada retensi yang lebih tinggi. Karyawan yang merasa sejahtera secara fisik, mental, dan finansial lebih cenderung memiliki hubungan positif dengan tempat kerja mereka. Mereka pun cenderung untuk enggak mencari peluang kerja di tempat lain.
4. Memperkuat Rasa Kepemilikan
Rasa kepemilikan yang kuat dari karyawan terhadap perusahaan dapat mengurangi turnover dan meningkatkan retensi karyawan.
Rasa kepemilikan yang tinggi dari karyawan akan membuat mereka cenderung lebih sedikit mempertimbangkan pindah ke perusahaan lain. Mereka lebih cenderung bertahan dalam jangka panjang. Mereka suka menghadapi tantangan bersama-sama, dan bekerja untuk mencapai tujuan bersama.
Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan harmonis, yang memungkinkan karyawan saling mendukung dan berkolaborasi dengan efektif.
Baca juga: Pentingnya Financial Training di 3 Jenjang Karier Karyawan Perusahaan
Dalam upaya meningkatkan retensi karyawan, pelatihan keuangan dan pengembangan profesional memainkan peran yang sangat penting.
QM Financial memahami hal ini dan menyediakan program pelatihan keuangan yang komprehensif untuk karyawan. Dengan kurikulum yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan, QM Financial memastikan setiap sesi pelatihan enggak hanya informatif tetapi juga diselenggarakan dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Pendekatan ini tidak hanya membantu karyawan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, tetapi juga meningkatkan kepuasan, loyalitas, dan komitmen mereka terhadap perusahaan. Dengan demikian, investasi dalam pelatihan keuangan melalui QM Financial menjadi strategi yang efektif untuk mempertahankan karyawan berbakat dan mendorong keberhasilan jangka panjang perusahaan.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Menyeimbangkan Kehidupan Sosial dan Tanggung Jawab Keluarga untuk Bapak dan Suami
Gimana, bapack-bapack? Apakah mengalami kegelisahan terkait keseimbangan antara kehidupan sosial dan kehidupan berkeluarga? Kalau kebanyakan keluar, diomelin istri, kalau enggak mau kumpul, dighibahin teman?
Yes, bapack-bapack ternyata juga menyimpan keresahan ya. Apa lagi kalau bukan soal peran dalam keluarga dan juga sebagai makhluk sosial.
Memang sih, kehidupan sosial sering kali menjadi tantangan bagi banyak orang dewasa, terutama ketika harus menyeimbangkan antara waktu bersama teman dan tanggung jawab keluarga. Enggak hanya bagi seorang perempuan yang menjadi ibu. Hal ini juga terjadi pada suami alias bapak-bapak.
Tuntutan pekerjaan, kebutuhan anak-anak, dan peran sebagai pasangan sering kali membuat waktu untuk bersosialisasi menjadi terbatas. Namun, menjaga hubungan sosial yang sehat tetap penting untuk kesejahteraan mental dan emosional. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara agar kedua aspek ini dapat berjalan harmonis.
Cara Menemukan Keseimbangan antara Kehidupan Sosial dan Tanggung Jawab Keluarga
Mengelola kehidupan sosial sambil memenuhi tanggung jawab sebagai bapak dan suami membutuhkan perencanaan yang baik dan kreativitas.
Sebenarnya, enggak perlu biaya besar atau waktu yang banyak untuk menikmati momen berharga bersama teman-teman. Ada banyak kegiatan sederhana yang dapat dilakukan tanpa mengganggu waktu bersama keluarga. Begitu juga sebaliknya. Bahkan, kalau kreatif, keduanya bisa jalan bareng lo. Termasuk dari aspek finansial.
Dengan pendekatan yang tepat, keseimbangan antara kehidupan sosial dan tanggung jawab keluarga dapat tercapai, membawa kebahagiaan dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan demi bisa mengatur diri agar kehidupan sosial dan keluarga bisa jalan bareng.
1. Komunikasi Terbuka
Pastikan istri memahami pentingnya waktu bersama teman. So, ajak deh ngobrol. Karena komunikasi memang menjadi kunci untuk mencari solusi semua masalah pasangan atau keluarga.
Diskusikan jadwalnya, agar suami dan istri sama-sama punya me-time. Pastikan ada kesepakatan bersama. Pilih waktu yang tidak bertabrakan dengan tanggung jawab keluarga. Misalnya, setelah anak-anak tidur atau sekolah, juga misalnya saat istri juga memiliki kegiatan sendiri.
Meski sudah ada jadwal, pastikan tetap fleksibel dan atur prioritas. Kalau memang keluarga ada kebutuhan darurat atau mendesak, ya kudu rela undur diri dari hangout bareng teman. Bagaimanapun, keluarga tetap nomor satu kan?
2. Libatkan Keluarga
Kalau selama ini me time bareng teman ya sendirian aja, ada kalanya perlu juga untuk ajak keluarga dalam beberapa kegiatan sosial bersama teman, seperti piknik keluarga atau barbekyu di halaman rumah. Dengan begitu, kedua sisi kehidupan bisa jalan beriringan.
Baca juga: Contoh Perencanaan Keuangan Keluarga yang Applicable di Tahun 2024
Ide untuk Bisa Bersosialisasi Tanpa Mengganggu Kebutuhan Lain
Hidup berkeluarga bukan berarti lantas harus mengurangi intensitas hangout bareng teman. Ini berlaku dua sisi, baik untuk suami maupun istri. Pastikan kedua belah pihak memiliki porsi yang sama dan adil, dengan masing-masing bertanggung jawab pada perannya.
Enggak cuma masalah waktu, tetapi juga masalah finansial. Jangan sampai terlalu royal sama teman, sama keluarga sendiri justru pelit.
So, berikut beberapa ide untuk bisa tetap menjalankan kehidupan sosial bareng teman-teman, tetapi tidak mengganggu kebutuhan lain yang sama pentingnya:
- Piknik di Taman: Bawa makanan dari rumah dan nikmati waktu bersama teman di taman. Ini adalah cara yang murah dan menyenangkan untuk bersosialisasi.
- Olahraga Bersama: Main sepak bola, basket, atau jogging bersama teman. Selain murah, ini juga baik untuk kesehatan.
- Kegiatan di Rumah: Undang teman-teman ke rumah untuk makan malam bersama, nonton film, atau bermain game board. Ini lebih murah dan tetap bisa bersama keluarga.
- Malam Film di Rumah: Pilih film favorit, buat popcorn, dan nikmati malam film bersama teman di rumah.
- BBQ atau Potluck: Adakan acara BBQ atau potluck di halaman rumah. Minta setiap teman membawa satu hidangan sehingga biaya bisa dibagi rata.
- Kegiatan Relawan: Ajak teman-teman untuk ikut kegiatan relawan atau bakti sosial. Selain bisa menghabiskan waktu bersama, ini juga bermanfaat bagi orang lain.
- Karaoke di Rumah: Gunakan aplikasi karaoke di TV atau komputer dan nyanyikan lagu-lagu favorit bersama teman.
- Game Night: Ajak teman-teman untuk bermain board games atau video games di rumah.
- Wisata Lokal: Jelajahi tempat-tempat menarik di sekitar kota yang gratis atau murah, seperti museum, pameran, atau festival lokal.
Dengan mengatur waktu dan aktivitas dengan bijak, bisa kan, tetap menikmati waktu bersama teman tanpa mengabaikan tanggung jawab sebagai bapak dan suami?
Baca juga: Nongkrong di Kafe Tapi Dompet Nggak Jebol? Ini 5 Tipnya!
Kehidupan sosial yang seimbang dengan tanggung jawab keluarga memerlukan usaha dan komitmen. Dengan perencanaan yang tepat, aktivitas yang kreatif, dan komunikasi yang baik, kedua aspek penting ini dapat terintegrasi dengan harmonis.
Menghabiskan waktu bersama teman enggak harus mengorbankan tanggung jawab keluarga. Sebaliknya, keduanya dapat saling melengkapi dan memperkaya kehidupan sehari-hari.
Temukan cara yang paling cocok untuk menjaga keseimbangan ini, sehingga dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik dan hubungan yang lebih erat dengan orang-orang terdekat.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
6+ Investasi Terbaik untuk Meningkatkan Uang Pensiun
Uang pensiun adalah salah satu hal yang sangat penting untuk dipersiapkan sejak dini. Tahu kan, kalau menabung saja sering kali tidak cukup, karena inflasi dan biaya hidup yang terus meningkat.
Oleh karena itu, investasi menjadi salah satu cara yang efektif untuk memastikan masa pensiun yang nyaman dan aman. Banyak pilihan investasi yang bisa dipertimbangkan, masing-masing dengan kelebihan dan risikonya.
Table of Contents
Investasi untuk Meningkatkan Uang Pensiun
Uang pensiun yang dikelola dengan baik dapat memberikan kebebasan finansial di masa tua. Salah satu jalan untuk bisa meningkatkan uang pensiun adalah dengan berinvestasi.
Investasi yang tepat bisa memberikan imbal hasil yang signifikan sehingga kebutuhan hidup sehari-hari terpenuhi tanpa khawatir. Mulai dari reksa dana, saham, obligasi, hingga properti, semuanya menawarkan potensi untuk meningkatkan nilai uang pensiun. Pemahaman yang baik tentang berbagai instrumen investasi ini sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat.
Investasi terbaik untuk meningkatkan uang pensiun tergantung pada berbagai faktor seperti usia, toleransi risiko, dan tujuan keuangan. Berikut adalah beberapa opsi investasi yang bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan uang pensiun.
1. Reksa Dana
Reksa dana menawarkan diversifikasi dan dikelola oleh profesional. Diversifikasi berarti investasi tersebar ke berbagai jenis aset, sehingga risiko bisa lebih tersebar dan tidak terfokus pada satu jenis aset saja.
Pengelolaan oleh profesional memberikan keuntungan karena keputusan investasi dilakukan oleh manajer investasi yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan lebih dalam tentang pasar.
Ada berbagai jenis reksa dana yang bisa dipilih untuk meningkatkan uang pensiun. Ada reksa dana saham, pendapatan tetap, dan campuran.
Baca juga: 4 Contoh Aset Finansial yang Cocok untuk Rencana Pensiun
2. Saham
Investasi saham dapat memberikan potensi pengembalian uang pensiun yang tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Saham mewakili kepemilikan di perusahaan, dan nilai saham dapat naik atau turun tergantung pada kinerja perusahaan tersebut serta kondisi pasar secara keseluruhan. Karena fluktuasi harga saham yang signifikan, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang perusahaan tempat berinvestasi.
Pilih saham dari perusahaan yang stabil dan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Perusahaan yang stabil biasanya memiliki sejarah kinerja yang solid, manajemen yang baik, dan model bisnis yang kuat.
Prospek pertumbuhan yang baik berarti perusahaan tersebut memiliki potensi untuk berkembang lebih lanjut di masa depan, misalnya melalui ekspansi pasar, inovasi produk, atau peningkatan efisiensi operasional. Melakukan riset yang saksama dan mempertimbangkan laporan keuangan, berita industri, dan analisis pasar dapat membantu dalam memilih saham yang tepat untuk portofolio investasi.
3. Obligasi
Obligasi menawarkan pendapatan tetap dan lebih stabil dibandingkan saham, cocok untuk pengembangan uang pensiun.
Obligasi adalah instrumen utang. Prinsip kerjanya adalah investor meminjamkan uang kepada penerbit obligasi (pemerintah atau perusahaan) dengan imbalan pembayaran bunga secara berkala serta pengembalian pokok pada saat jatuh tempo.
Stabilitas obligasi berasal dari pendapatan bunga yang tetap, yang biasanya dibayarkan setiap bulan atau sesuai ketentuan. Juga dari kepastian pengembalian pokok investasi pada akhir periode obligasi.
Obligasi pemerintah relatif lebih aman dibandingkan obligasi korporasi. Pemerintah memiliki kemampuan yang lebih besar untuk membayar kembali utangnya karena bisa mengumpulkan dana melalui pajak atau menerbitkan uang. Karena itu, risiko gagal bayar obligasi pemerintah cenderung lebih rendah, terutama untuk negara dengan ekonomi yang stabil.
Di sisi lain, obligasi korporasi, meskipun sering menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi, datang dengan risiko yang lebih besar karena tergantung pada kesehatan finansial perusahaan penerbit. Perusahaan dapat menghadapi kesulitan keuangan yang bisa menyebabkan gagal bayar, sehingga investasi di obligasi korporasi memerlukan analisis kredit yang cermat.
4. Properti
Investasi properti, seperti membeli rumah untuk disewakan, dapat memberikan penghasilan pasif yang dibutuhkan sebagai uang pensiun, dan apresiasi nilai properti dari waktu ke waktu. Penghasilan pasif dihasilkan dari uang sewa yang diterima setiap bulan, yang dapat digunakan untuk menutupi biaya perawatan, pajak, sampai memberikan aliran pendapatan tambahan.
Apresiasi nilai properti terjadi ketika nilai properti meningkat seiring waktu. Faktor-faktor seperti lokasi, perkembangan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, dan permintaan perumahan dapat berkontribusi pada peningkatan nilai properti.
5. ETF (Exchange Traded Fund)
ETF mirip dengan reksa dana tetapi diperdagangkan seperti saham. ETF (Exchange Traded Fund) adalah kumpulan aset yang bisa berupa saham, obligasi, atau komoditas, yang dikelola untuk mencapai tujuan investasi tertentu.
Seperti saham, ETF diperdagangkan di bursa efek, yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjualnya sepanjang hari perdagangan. Harganya tentu berfluktuasi berdasarkan permintaan dan penawaran di pasar.
ETF menawarkan diversifikasi dengan biaya yang lebih rendah, cocok untuk peningkatan uang pensiun. Diversifikasi dalam ETF berarti investor memiliki akses ke berbagai aset dalam satu produk investasi, mengurangi risiko yang terkait dengan kinerja aset secara individu.
Biaya yang lebih rendah dibandingkan reksa dana konvensional berasal dari struktur manajemen pasif ETF. ETF umumnya mengikuti indeks tertentu (seperti indeks LQ45) tanpa memerlukan manajemen aktif yang intensif. Artinya, biaya operasional dan manajemen ETF cenderung lebih rendah, sehingga lebih efisien bagi investor yang ingin mendapatkan diversifikasi luas dengan biaya minimal.
Baca juga: Fungsi Dana Pensiun: Mengapa Masa Depan Finansial Kita Bergantung Padanya?
6. Investasi Alternatif
Investasi alternatif mencakup berbagai jenis investasi di luar aset tradisional seperti saham, obligasi, dan properti. Contohnya apa saja? Berikut beberapa di antaranya:
- Peer-to-peer lending adalah platform yang mempertemukan peminjam dengan pemberi pinjaman secara langsung, tanpa melalui lembaga keuangan tradisional seperti bank. Investor dalam peer-to-peer lending dapat mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk keuangan tradisional, tetapi juga menghadapi risiko gagal bayar yang relatif besar juga dari peminjam. Diversifikasi portofolio pinjaman dan memilih platform yang memiliki reputasi baik dapat membantu mengurangi risiko ini.
- Crowdfunding adalah metode mengumpulkan dana dari sejumlah besar orang, biasanya melalui platform online, untuk mendanai proyek atau usaha bisnis. Investor dapat memilih berbagai proyek atau perusahaan yang ingin mereka dukung, imbalannya bisa berupa ekuitas atau hadiah lain. Crowdfunding memberikan kesempatan untuk berinvestasi dalam ide-ide inovatif dan mendukung usaha kecil, tetapi juga memiliki risiko tinggi karena banyak proyek yang tidak berhasil atau gagal mencapai target.
- Investasi dalam startup melibatkan pemberian modal kepada perusahaan baru yang berada di tahap awal pengembangan. Startup memiliki potensi pertumbuhan yang besar, tetapi juga memiliki risiko kegagalan yang tinggi. Investor dalam startup biasanya mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan besar jika perusahaan tersebut berhasil berkembang dan menjadi sukses. Memang butuh analisis yang dalam terhadap model bisnis, tim manajemen, dan potensi pasar dari startup yang dipilih.
Penting untuk menyesuaikan portofolio investasi dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu. Yuk, belajar mengenai uang pensiun lebih jauh, agar kamu bisa menjamin masa depanmu sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Negosiasi Gaji
Emang boleh negosiasi gaji? Minta naik gaji, gitu? Biar dapat lebih layak?
Lah, kenapa enggak?
Negosiasi gaji adalah langkah penting dalam setiap proses perekrutan atau perubahan pekerjaan. Banyak orang merasa ragu atau tidak nyaman saat harus membahas gaji, tetapi sebenarnya, negosiasi gaji sangat dianjurkan dan merupakan praktik yang umum di dunia kerja.
Dengan bernegosiasi, kamu enggak hanya menunjukkan pemahaman dan apresiasi terhadap nilai yang kamu bawa, tetapi juga memastikan bahwa kamu menerima kompensasi yang adil dan sesuai dengan kontribusi yang dapat kamu berikan nanti.
Table of Contents
Pentingnya Negosiasi Gaji
Salah satu alasan utama mengapa negosiasi gaji penting adalah karena hal ini memungkinkanmu untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan standar industri dan tingkat pengalaman.
Banyak perusahaan memberikan tawaran awal yang diharapkan akan dinegosiasikan. Dengan begitu—dengan melakukan negosiasi, kamu dapat mencapai kesepakatan yang lebih menguntungkan.
Selain itu, negosiasi gaji yang sukses dapat memiliki dampak jangka panjang pada penghasilanmu, membantu mengurangi kesenjangan gaji, dan mencerminkan profesionalisme serta keseriusanmu dalam mengejar karier.
Nah, tapi, memang enggak banyak orang yang bisa melakukannya secara taktis dan tepat.
Kesalahan Umum yang Sering Terjadi saat Negosiasi Gaji
Negosiasi gaji bisa menjadi proses yang menegangkan dan penting dalam karier seseorang. Kalau salah bertindak, salah kata, atau salah lainnya, maka efeknya bisa cukup besar.
Karena itu, hindari beberapa hal berikut yang merupakan kesalahan umum karyawan yang nego gaji tetapi caranya kurang tepat.
1. Kurangnya Persiapan
Enggak melakukan riset tentang standar gaji untuk posisi dan industri yang kamu lamar bisa membuatmu menuntut gaji yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Nah, ini malah dampaknya lebih besar daripada enggak negosiasi sih.
Jadi, untuk bisa sukses nego, kamu harus berbekal data. Cari tahu berapa standar gaji yang diterima oleh orang-orang yang bekerja di bidang dan level yang sama denganmu. Pastikan bahwa memang gaji yang kamu tawar itu memang ada background data. Jangan asal sebut angka.
Setelah tahu datanya, miliki angka minimum yang dapat kamu terima. Dengan begitu, kamu bisa terhindarmenerima tawaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan.
2. Enggak Mengetahui Nilai Diri
Penting untuk mengetahui keterampilan, pengalaman, dan nilai yang kamu bawa ke perusahaan. Tanpa pemahaman ini, kamu mungkin enggak bisa membenarkan permintaan gaji kamu.
Kamu bisa lakukan penilaian diri secara menyeluruh. Tuliskan semua keterampilan teknis dan nonteknis yang kamu miliki. Pertimbangkan juga pengalaman kerjamu sebelumnya, proyek-proyek yang telah kamu selesaikan, serta prestasi yang telah kamu capai.
Buat daftar yang mencakup semua aspek ini untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang akan kamu tawarkan pada perusahaan.
3. Terlalu Cepat Menerima Tawaran Pertama
Tawaran pertama biasanya merupakan titik awal untuk negosiasi. Menerima tawaran pertama tanpa mencoba untuk negosiasi bisa membuat kamu kehilangan potensi gaji yang lebih tinggi.
Dengan melakukan negosiasi, kamu dapat menunjukkan bahwa kamu serius terhadap posisi tersebut dan memiliki harapan yang realistis serta adil berdasarkan riset pasar dan pengalaman yang kamu miliki.
Dengan begitu, kamu berkesempatan menetapkan dasar yang lebih baik untuk kenaikan gaji dan perkembangan karier di masa depan.
4. Mengabaikan Paket Kompensasi Secara Keseluruhan
Gaji memang merupakan komponen penting dari kompensasi, tetapi bukan satu-satunya aspek yang perlu dipertimbangkan. Ketika menilai penawaran pekerjaan, penting untuk melihat keseluruhan paket kompensasi dan benefit.
Misalnya seperti tunjangan-tunjangan, bonus, waktu libur, fleksibilitas kerja, potensi pengembangan karier, dan sebagainya.
Dengan mempertimbangkan semua komponen ini, kamu dapat mengevaluasi tawaran pekerjaan secara lebih komprehensif dan memastikan bahwa kamu enggak hanya fokus pada gaji pokok saja. Keseluruhan paket kompensasi yang baik dapat memberikan kepuasan kerja yang lebih tinggi dan kesejahteraan finansial yang lebih baik dalam jangka panjang.
Baca juga: Pertimbangan Kenaikan Gaji vs. Benefit Lainnya: Lebih Menguntungkan yang Mana?
5. Bersikap Emosional atau Terlalu Agresif
Negosiasi gaji adalah momen penting dalam proses penerimaan pekerjaan, dan sangat penting untuk melakukannya dengan profesionalisme dan ketenangan. Negosiasi yang dilakukan dengan tenang dan terarah enggak hanya membantu kamu mencapai kesepakatan yang menguntungkan. Namun, juga memperkuat hubungan baik dengan calon atasan. Selain itu, kalau kamu bisa nego gaji dengan baik, kamu juga sudah menunjukkan kemampuan komunikasi kamu lo.
6. Mengungkapkan Angka Gaji Sebelumnya
Jika memungkinkan, hindari mengungkapkan gajimu sebelumnya. Pasalnya, hal ini bisa memengaruhi tawaran yang akan kamu terima dan membatasi potensi kamu mendapatkan gaji yang sepadan.
7. Mengabaikan Timing yang Tepat
Memilih waktu yang tepat untuk negosiasi sangat penting. Negosiasi di saat yang kurang tepat, seperti saat perusahaan sedang mengalami kesulitan finansial, kemungkinan besar sih enggak akan berhasil.
Jadi, coba, sebelum kamu nego gaji, lihat-lihat dulu situasi dan kondisi perusahaan ya. Jangan sampai kamu malah dinilai nirempati karena minta naik gaji, pas kantor lagi terombang-ambing keuangannya.
8. Tidak Mendokumentasikan Kesepakatan
Setelah negosiasi selesai dan kesepakatan dicapai, pastikan semua detail ditulis dan dikonfirmasi secara tertulis. Ini membantu menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.
Kamu bisa mem-follow up-nya dengan email, atau minta pembaruan surat kontrak. Pastikan bahwa semua kesepakatan yang sudah dilakukan telah tercakup di dalamnya.
Menghindari kesalahan-kesalahan ini dapat membantu Anda dalam mencapai hasil yang lebih baik dalam negosiasi gaji dan memastikan bahwa Anda mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan nilai Anda.
Negosiasi gaji adalah langkah krusial dalam memastikan bahwa kamu telag mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan nilai dan kontribusi di perusahaan. Namun, mendapatkan gaji yang baik hanyalah langkah awal. Penting untuk juga memiliki keterampilan dalam mengelola keuangan pribadi kamu agar manfaat dari hasil negosiasi tersebut dapat dioptimalkan.
Untuk itu, mengusulkan pada kantor untuk mengundang QM Financial untuk memberikan kelas keuangan di kantor bisa menjadi langkah cerdas. Dengan begitu, kamu dan karyawan lain mendapatkan wawasan tentang bagaimana mengelola pendapatan secara efektif, menabung, berinvestasi, dan merencanakan masa depan keuangan dengan lebih baik.
Dengan demikian, setelah negosiasi gaji disepakati, kamu enggak hanya mendapatkan kompensasi yang layak, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengelolanya dengan bijaksana, memastikan stabilitas dan kesejahteraan finansial jangka panjang.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Hedonic Treadmill: Mengapa Masih Selalu Merasa Kurang Padahal Sudah Banyak Uang?
Pernah nggak sih merasa selalu kurang, padahal tabungan ada, investasi ada, aset ada, gaji tinggi? Sering kan? Ternyata, di dunia psikologi, hal tersebut ada namanya loh. Namanya hedonic treadmill.
Hal yang sama juga terjadi, misalnya ketika kita baru beli gadget baru. Beli yang fiturnya tercanggih. Saat pertama kebeli, rasanya pasti senang sekali. Rasanya kayak enggak akan beli lagi deh. Namun ternyata, ketika ada versi yang lebih baru lagi, ya kita inden lagi, untuk bisa mendapatkan yang terbaru.
Nah itu juga ternyata adalah efek hedonic treadmill.
Yes, treadmill bukan sembarang treadmill. Kalau treadmill yang itu bisa bikin badan sehat, treadmill yang ini justru bikin kesehatan keuangan jadi terancam.
Gimana? Sounds familiar kan? Kamu juga sering mengalaminya kan?
Table of Contents
Apa Itu Hedonic Treadmill?
Hedonic treadmill adalah konsep yang menyatakan bahwa tingkat kebahagiaan seseorang, setelah mengalami peningkatan atau penurunan akibat suatu peristiwa, pada akhirnya akan kembali ke tingkat semula sebelum peristiwa tersebut terjadi.
Artinya, meskipun kita bisa merasa sangat bahagia atau sangat sedih, lama-kelamaan perasaan itu akan memudar. Kita akan kembali ke tingkat kebahagiaan yang biasa kita rasakan sebelumnya.
Contohnya, setelah pindah ke rumah baru, kita mungkin akan merasa senang dengan interior yang bagus di rumah tersebut. Namun, rasa senang itu akan berangsur-angsur berkurang setelah kita terbiasa.
Karena itu, seperti yang dijelaskan dalam sebuah penelitian, segala upaya untuk meningkatkan kebahagiaan bisa saja tidak akan berhasil dalam jangka panjang.
Dalam hal kesejahteraan finansial, kita juga sering enggak menyadari bahwa kita terperangkap dalam hedonic treadmill ini. Misalnya, dapat kenaikan gaji atau aset baru, ya kita merasa senang. Bahagia. Tapi, kebahagiaan kita itu hanya bersifat sementara.
Akhirnya, kita mungkin merasa tidak lebih bahagia atau puas daripada sebelumnya. Fenomena ini dikenal sebagai adaptasi hedonic.
Bias kognitif dari adaptasi hedonic ini menunjukkan bahwa kepuasan materi enggak memberikan kebahagiaan jangka panjang. Kecuali jika kita benar-benar memahami alasan mengapa kita melakukan aktivitas ekonomi tersebut.
Tanpa motivasi yang jelas, kita akan terus mengumpulkan harta dan mencari barang lain untuk dibeli demi mendapatkan kepuasan sementara.
Siklus ini dapat menjadi lingkaran setan yang mengganggu kesejahteraan finansial kita karena kita akan secara terus-menerus merasa kurang.
Baca juga: Kenapa Gaji Kecil sementara Orang Lain Bisa Bergaji Besar?
Cara Mengatasi Hedonic Treadmill
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi fenomena hedonic treadmill. Kita coba lihat yuk.
1. Meningkatkan Kesadaran Diri
Sadari dan kenali pola adaptasi hedonic dalam kehidupan kita. Coba refleksikan setiap kali kita merasa kebahagiaan dari pembelian baru mulai memudar.
Hindari membeli secara impulsif. Setiap kali ingin mengeluarkan uang untuk “membeli kebahagiaan”, coba tanyakan lagi pada diri sendiri, apa tujuan untuk membeli barang tersebut? Dengan menyadari pola ini, kita bisa lebih bijak dalam membuat keputusan finansial.
2. Punya Tujuan Keuangan
Nah, punya tujuan keuangan bisa bikin hedonic treadmill bisa agak ditekan. Karena, kalau punya tujuan, cita-cita, atau mimpi besar, pastinya akan jadi prioritas kan? Kita juga umumnya mau “mengorbankan” senang-senang sekarang demi tujuan besar tersebut.
Makanya, punya tujuan keuangan bisa menjadi “rem” buat perasaan hedonic treadmill ini. Fokus pada tujuan membantu mengalihkan perhatian dari konsumsi jangka pendek dan memberikan motivasi yang lebih besar.
3. Mengembangkan Rasa Syukur
Praktikkan rasa syukur secara rutin. Menghargai apa yang kita miliki saat ini, alih-alih terus-menerus menginginkan lebih, dapat membantu meningkatkan kebahagiaan.
Ingat, kita sudah diberi rezeki yang cukup dan layak. Salah satu cara mensyukurinya adalah dengan mengelolanya sebaik mungkin.
4. Menghindari Perbandingan Sosial
Batasi perbandingan diri dengan orang lain, terutama di media sosial. Perbandingan sosial sering kali memperburuk rasa puas diri dan memicu keinginan untuk memiliki lebih banyak. So, stop membandingkan diri dengan orang lain, dan fokus pada perjalanan dan pencapaian pribadi.
5. Investasi dalam Pengembangan Diri
Menghabiskan uang dan waktu untuk pengembangan diri, seperti kursus, hobi baru, atau kegiatan yang meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kita, dapat memberikan kepuasan yang lebih besar loh. Selain itu, manfaatnya pun bisa kamu rasakan dalam jangka waktu yang lebih lama dan berkelanjutan.
So, setelah baca artikel ini, jangan lupa segera cek kelas keuangan QM Financial ya. Segera pilih sesuai dengan kebutuhanmu. Investasi banget tuh.
6. Mengelola Harapan
Kadang kita punya pengertian yang berbeda-beda tentang kebahagiaan. Tapi, jangan sampai kita mengejar kebahagiaan yang sebenarnya kosong atau semu. Menetapkan harapan yang realistis bisa membantu kita menemukan kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan sejati bukan datang dari banyaknya barang yang kita miliki, tapi dari makna dan tujuan hidup, hubungan sosial yang baik, serta kesejahteraan mental dan fisik.
7. Berbagi dengan Orang Lain
Memberikan sumbangan atau membantu orang lain dapat meningkatkan perasaan bahagia dan bermakna. Berbagi kebahagiaan dengan orang lain sering kali memberikan kebahagiaan yang lebih abadi dibandingkan dengan konsumsi pribadi.
Baca juga: Selalu Merasa Gaji Tak Cukup, Begini Cara Mengatur Uang yang Jitu
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, kita bisa mengurangi dampak negatif dari hedonic treadmill dan menciptakan kebahagiaan yang lebih berkelanjutan dan bermakna.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Liburan Hemat untuk Keluarga Muda: Menikmati Waktu Berkualitas Tanpa Menguras Dompet
Liburan hemat adalah pilihan ideal bagi keluarga muda yang ingin menikmati waktu berkualitas tanpa menguras dompet. Dengan anggaran yang terkontrol, banyak cara untuk merencanakan perjalanan menyenangkan.
Jadi, mau pergi ke suatu tempat, atau mau menghabiskan waktu di rumah saja demi liburan hemat? Yang mana saja boleh, asalkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
Atau, maunya liburan ke suatu tempat tapi tetap hemat? Ya, bisa saja.
Table of Contents
Membuat Anggaran Liburan Hemat
Liburan ya liburan. Targetnya bisa disesuaikan. Toh liburan bukan fokus pada mahalnya perjalanan saja, tetapi pada kualitas waktu yang dihabiskan bersama. So, liburan hemat tetap seru. Untuk memastikan keseruannya, lakukan beberapa hal berikut ini.
1. Tentukan Destinasi dan Durasi Liburan
Banyak faktor yang bisa memengaruhi anggaran liburan. Yang pasti sih, semakin jauh destinasi liburannya, umumnya ya biaya juga akan lebih tinggi. Semakin lama durasinya, juga akan semakin tinggi.
Jadi, sebelum membuat anggaran, pilih dulu destinasi mana yang menjadi tujuan. Kalau bingung, buat daftar panjang, lalu diskusikan dengan seluruh anggota keluarga yang akan diajak berlibur. Setelah diskusi, buat shortlist, dan akhirnya pilihan ditetapkan.
Setelah itu, diskusikan mau berlibur berapa lama. Jika tujuan dan durasi liburan sudah ada, baru deh bisa bikin anggarannya.
Baca juga: 5 Pentingnya Liburan Sekeluarga yang Diagendakan Rutin
2. Riset Biaya Perjalanan
Untuk bisa menghitung anggaran, maka kamu perlu menentukan dulu transportasi yang akan digunakan. Apakah pesawat, kereta, bus, atau mau kendaraan pribadi? Masing-masing akan ada pengeluaran yang harus disiapkan. Kalau naik transportasi umum berarti ada sejumlah tiket yang harus dibeli, kalau naik kendaraan pribadi ada bahan bakar yang harus diperhitungkan.
Tak cuma transportasi dari rumah ke tujuan berlibur saja yang harus dipikirkan. Apalagi kalau destinasinya lain kota, lain pulau atau bahkan lain negara. Transportasi selama di destinasi tersebut juga harus diperhitungkan.
Gunakan situs pembanding harga seperti Skyscanner, Google Flights, atau Kayak sehingga kamu bisa membandingkan harga tiket pesawat dari berbagai maskapai. Untuk kereta, kamu bisa cek langsung di aplikasi KAI. Sementara untuk bus, sepertinya kamu harus cek ke agennya untuk mendapatkan data validnya, meskipun sudah ada beberapa agen bus memiliki aplikasi juga.
Satu hal yang penting, sering kali harga tiket transportasi umum ini berfluktuasi. Kalau bisa memesan jauh-jauh hari, umumnya bisa lebih murah. Jadi, timing-nya memang kudu tepat.
Nah, kalau kamu mau naik kendaraan pribadi, kamu harus memperhitungkan bahan bakar minyak atau listrik yang akan terpakai. Untuk itu, kamu bisa meriset jarak dengan Google Maps.
3. Tentukan Anggaran Penginapan
Untuk penginapan, umumnya harga akan mengikuti fasilitas dan kelas hotel. Karena itu, kamu bisa menentukan dulu bujet penginapan yang paling pas dan sesuai kebutuhan. Baru kemudian bisa mencari yang sesuai dengan bujet di aplikasi online, misalnya seperti tiket.com.
Bandingkan beberapa penginapan yang masuk ke dalam bujet, buat shortlist yang kira-kira paling pas dengan kebutuhan. Misalnya pengin yang ada kolam renangnya. Atau, yang ada air panasnya, ada AC, ada shuttle ke bandara, dan lain sebagainya.
4. Rencanakan Objek dan Atraksi
Maksudnya begini. Kalau misalnya, kamu sekeluarga memutuskan pergi ke Jogja dari Jakarta, objek mana saja yang akan didatangi? Misalnya, kamu meriset tempat-tempat yang viral di Jogja. Buat itinerary, dan cek tiket masuknya.
Kalau ingin menekan pengeluaran demi liburan hemat, kamu bisa memilih objek-objek wisata yang bisa dinikmati tanpa tiket alias gratis, atau yang bertiket tetapi murah.
5. Buat Anggaran Makan
Normalnya sih, makan ya tiga kali sehari. Yang perlu dibuat anggaran adalah berapa target harga yang bsia dikeluarkan untuk sekali makan. Jika satu orang misalnya ditentukan Rp50.000, maka sehari akan butuh Rp150.000. Selanjutnya, tinggal diperhitungkan sesuai durasi liburan.
Untuk menekan biaya, carilah tempat makan lokal yang ada di sekitar hotel atau objek wisata yang kamu datangi. Tempat makan di dalam hotel atau di dalam objek wisata cenderung akan lebih mahal.
Hal lain yang perlu diperhitungkan adalah air minum. Tekan pengeluaran untuk membeli air minum kemasan di jalan dengan membawa galon sendiri dari rumah. Namun, hal ini hanya dimungkinkan kalau kamu berlibur dengan kendaraan pribadi ya. Tinggal beli saja pompa elektrik galon air kemasan. Perhitungannya akan lebih murah daripada harus membeli air kemasan berbotol-botol di perjalanan.
6. Jangan Lupa: Dana Darurat!
Penting menyiapkan cadangan dana untuk keperluan darurat atau biaya tak terduga yang mungkin muncul selama perjalanan. Dana cadangan ini bisa sangat berguna untuk mengatasi situasi tak terduga seperti kecelakaan, kehilangan barang, atau perubahan mendadak dalam rencana perjalanan.
Selain itu, memiliki dana tambahan bisa memberikan ketenangan pikiran dan fleksibilitas saat menghadapi tantangan di perjalanan.
Berapa besarannya? Tidak ada patokan khusus, biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Namun, jika memang memungkinkan, alokasikan minimal 10% dari biaya keseluruhan sebagai dana darurat akan baik. Lebih? Boleh banget.
Dengan demikian, perencanaan yang matang termasuk alokasi dana darurat akan memastikan perjalanan berjalan lebih lancar dan menyenangkan.
Baca juga: Cara Mudah Membuat Dana Liburan
Gimana, siap untuk liburan hemat? Karena sebenarnya fokus liburan bukan hanya pada mahalnya perjalanan saja, tetapi kebahagiaan yang diperoleh karena menghabiskan waktu berkualitas bareng keluarga. Betul?
Liburan hemat memungkinkan keluarga muda menikmati waktu berkualitas tanpa menguras dompet. Dengan perencanaan yang baik, destinasi yang tepat, dan strategi nabung jitu, banyak pengalaman menyenangkan bisa dinikmati. Mengunjungi tempat wisata lokal, membawa bekal, dan memanfaatkan transportasi umum juga bisa menekan biaya. Dengan langkah-langkah ini, liburan bersama keluarga menjadi lebih terjangkau dan tetap berkesan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Perencanaan Keuangan Jangka Pendek: Liburan Sekolah
Sudah di penghujung tahun ajaran, ada satu momen yang dinantikan semua orang. Yes, liburan sekolah! Gimana, sudah ada rencana mau liburan ke mana? Nah, gimana dengan keuangannya? Apa masih perlu contoh perencanaan keuangan jangka pendek untuk liburan sekolah?
Semua orang memang perlu liburan. Karena itu, enggak ada salahnya menjadikannya sebagai salah satu tujuan keuangan.
Kalau di QM Financial, kita mengenal ada setidaknya tiga perencanaan keuangan, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang. Perencanaan keuangan jangka pendek adalah perencanaan keuangan untuk tujuan di bawah satu tahun.
Ya, seperti liburan kayak gini.
Table of Contents
Contoh Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Liburan Sekolah
Nah, buat kamu yang pas tahun ajaran baru nanti pengin ajak keluarga liburan, coba deh bikin perencanaannya. Ya, barangkali kalau sekarang sudah terlalu pendek sih, karena kurang dari sebulan liburannya. Tapi, bisa kok kamu terapkan untuk dana liburan berikutnya, kalau memang sekarang belum bisa bikin.
Sekarang coba kita bikin yuk, simulasi contoh perencanaan keuangan jangka pendek dengan tujuan keuangan untuk liburan sekolah.
Seperti yang selalu diwanti-wanti oleh financial trainer dari QM Financial, bahwa tujuan keuangan yang baik adalah tujuan yang mempunyai judul, nominal, dan waktu.
So, kita tentukan saja, misalnya kita butuh Rp10.000.000 untuk liburan, masih ada waktu 6 bulan untuk menyisihkan uang. Katakanlah juga, kita memiliki penghasilan tetap sekarang Rp8.000.000, dan sudah “habis” untuk pengeluaran rutin sebesar Rp6.000.000. Dengan demikian, ada “sisa” Rp2.000.000 untuk hal-hal lain, termasuk untuk menabung demi bisa liburan sekolah.
Tujuan: Mengumpulkan dana sebesar Rp 10.000.000 untuk liburan sekolah selama 6 bulan.
Durasi: 6 bulan
Langkah-langkah:
1. Analisis Keuangan Saat Ini
Total Pendapatan Bulanan: Rp8.000.000
Total Pengeluaran Bulanan: Rp6.000.000
Sisa Pendapatan Bulanan: Rp2.000.000
Target Tabungan: Rp10.000.000
Waktu yang Tersedia: 6 bulan
Sehingga target kita menabung adalah = Rp10.000.000 / 6 = Rp1.666.667
2. Strategi Menabung
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Menyisihkan sebagian dari sisa pendapatan bulanan: Rp 1.666.667. Boleh banget kalau mau dibulatkan jadi Rp1.700.000
- Menambah pemasukan dengan pekerjaan tambahan atau menjual barang yang tidak terpakai, jika merasa tak sanggup menabung sejumlah nominal di atas.
- Mengurangi pengeluaran tidak penting, misalnya hiburan, makan di luar, dan lain-lain. Alokasi uang dialihkan ke tabungan liburan sekolah.
3. Langkah Pengelolaan Keuangan
Untuk memperlancar rencana keuangan ini, ada beberapa hal yang bisa lakukan juga. Di antaranya:
- Buat rekening tabungan khusus untuk liburan agar dana tidak tercampur dengan pengeluaran lainnya.
- Automatisasi tabungan dengan fitur autodebet di bank, langsung setelah gaji masuk.
- Catat setiap pengeluaran untuk memantau anggaran dan memastikan tidak ada pemborosan.
4. Monitoring dan Evaluasi
Nah, ini penting dan jangan diskip, karena di sini kamu bisa tahu, apakah rencanamu berjalan sesuai harapan atau enggak. Untuk membantu memperlancar prosesnya, kamu bisa menentukan jadwal evaluasinya. Misalnya begini.
- Bulan ke-1 hingga ke-3: Evaluasi pengeluaran dan tabungan, dan menyesuaikan anggaran jika ada kekurangan atau kelebihan.
- Bulan ke-4 hingga ke-6: Pastikan target tabungan tercapai setiap bulan, lakukan penyesuaian jika diperlukan untuk mencapai target akhir.
Nah, angka-angka dalam contoh perencanaan keuangan jangka pendek di atas bisa kamu ganti sesuai kondisi kamu. Penghasilan, target, sampai durasi bisa kamu sesuaikan.
Misalnya nih, enggak usah liburan jauh-jauh deh, staycation saja di salah satu hotel di Jakarta, biar nabungnya enggak ngos-ngosan banget dan durasinya bisa pendek. Bujet semalemnya Rp2.000.000, karena pilih yang agak mewah biar fasilitasnya lengkap. Nah, bisa tuh kamu jadikan target nominal.
Atau, pengin liburan ke Jepang sekalian, tapi tahun ajaran baru depan. Jadi masih ada waktu satu tahun buat bikin rencananya.
Intinya semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan, yang masing-masing orang tidak sama.
Semoga contoh perencanaan keuangan jangka pendek untuk liburan sekolah di atas bisa bantu ya. Sila disontek dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Retensi Karyawan dan Mengapa Hal Ini Sangat Penting?
Retensi karyawan adalah salah satu aspek krusial dalam manajemen sumber daya manusia yang berfokus pada upaya untuk mempertahankan karyawan berbakat agar tetap bekerja di perusahaan dalam jangka waktu yang panjang.
Dalam dunia bisnis yang kompetitif saat ini, menjaga karyawan agar tetap loyal dan termotivasi enggak hanya membantu perusahaan mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan. Namun, juga memastikan bahwa perusahaan dapat terus beroperasi dengan efisiensi tinggi dan produktivitas yang optimal.
Ketika karyawan merasa dihargai dan mendapatkan kepuasan dalam pekerjaan mereka, mereka cenderung lebih produktif dan berkomitmen pada tujuan perusahaan.
Nah, makanya, retensi karyawan ini akan selalu dianggap penting bagi HR. Agar dapat mengelola sumber daya manusia ini dengan baik, setiap orang dalam perusahaan wajib paham, setidaknya tahu, mengenai retensi karyawan ini.
Table of Contents
Retensi Karyawan Adalah Hal Penting bagi Perusahaan
Retensi karyawan adalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan karyawan agar tetap bekerja di perusahaan tersebut dalam jangka waktu yang panjang.
Cakupannya bisa mulai dari strategi sampai praktik, yang tujuannya satu: meningkatkan kepuasan dan keterlibatan karyawan. Hasil dari upaya ini adalah karyawan betah karena mereka merasa dihargai, dan tidak akan mencari pekerjaan di tempat lain lagi.
Beberapa elemen kunci retensi karyawan adalah sebagai berikut:
- Kompensasi dan benefit
- Lingkungan kerja
- Pengembangan karier
- Work-life balance
- Penghargaan dan pengakuan
Baca juga: Menggali Hubungan antara Retensi Karyawan dan Kesejahteraan Finansial
Pentingnya Retensi Karyawan
Setelah memahami konsep dasar retensi karyawan, penting untuk mengeksplorasi lebih dalam alasan mengapa retensi karyawan sangat krusial bagi kesuksesan jangka panjang sebuah perusahaan.
Berikut adalah beberapa poin penting yang menjelaskan mengapa perusahaan perlu fokus pada retensi karyawan.
1. Mengurangi Biaya Rekrutmen dan Pelatihan
Mempekerjakan dan melatih karyawan baru memerlukan biaya yang besar. Dengan mempertahankan karyawan yang ada, perusahaan dapat menghemat biaya ini.
2. Meningkatkan Produktivitas
Karyawan yang bertahan lebih lama cenderung lebih produktif karena mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih dalam mengenai pekerjaan yang mereka lakukan dan perusahaan tempat mereka bekerja.
3. Memperkuat Budaya Perusahaan
Karyawan yang bertahan lama akan dapat membantu membangun dan memperkuat budaya perusahaan yang positif dan stabil.
4. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Karyawan yang berpengalaman akan mampu memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan, meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Dengan menerapkan strategi retensi yang efektif, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawan, meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan, dan mencapai tujuan bisnis yang lebih baik.
Mengelola Retensi Karyawan dari Sisi Keuangan
Nah, karena QM Financial selalu ngomongin soal keuangan, maka bahas pengelolaan retensi karyawan juga dari sisi keuangan ya.
Mengelola retensi karyawan dari sisi keuangan bisa dengan melakukan beberapa strategi yang dibuat untuk tujuan agar karyawan merasa dihargai dan termotivasi, sekaligus menjaga keseimbangan anggaran perusahaan.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengelola retensi karyawan dari sisi keuangan.
1. Memberikan Kompensasi yang Kompetitif
Lakukan peninjauan gaji secara berkala untuk memastikan bahwa gaji yang ditawarkan kompetitif dibandingkan dengan pasar. Dengan begitu, karyawan bisa dicegah dari perasaan undervalued hingga mereka “terpaksa” mencari peluang di tempat lain.
Lalu soal bonus dan insentif nih, akan sangat baik kalau dibuat rencananya juga. Berikan bonus berdasarkan kinerja individu dan tim. Sementara insentif bisa berupa bonus tahunan, bonus proyek, atau insentif penjualan.
2. Menyediakan Benefit Tambahan
Salah satu benefit yang “wajib” diberikan pada karyawan terkait retensi adalah asuransi kesehatan. Umumnya, perusahaan akan secara otomatis mengikutsertakan karyawannya di BPJS Kesehatan, karena ini adalah hal wajib yang diatur oleh pemerintah.
Nah, di samping itu, jika memang perlu, cek kembali apakah BPJS Kesehatan sudah cukup? Tawarkan paket asuransi kesehatan yang komprehensif untuk karyawan dan keluarga mereka. Dengan upaya ini, perusahaan enggak cuma dianggap perhatian terhadap kesejahteraan karyawan tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan peduli pada kesehatan mereka. Bahkan sampai keluarganya juga.
Benefit kedua yang wajib juga diberikan adalah program jaminan pensiun. Ada Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan sebagai salah satu opsi. Perusahaan juga bisa menambahkan program lain, misalnya DPLK atau DPPK.
Berikan juga cuti berbayar yang cukup sesuai hak karyawan yang sudah diatur dan disepakati, termasuk cuti tahunan, cuti sakit, dan cuti khusus seperti cuti melahirkan atau cuti ayah.
3. Fleksibilitas dan Work-Life Balance
Jika memungkinkan, implementasikan jadwal kerja yang fleksibel, termasuk opsi untuk bekerja dari rumah. Fleksibilitas ini dapat meningkatkan kepuasan karyawan tanpa biaya tambahan yang signifikan loh!
Jika memang memungkinkan lagi, adopsi kebijakan remote working untuk mengurangi kebutuhan ruang kantor dan biaya operasional lainnya, sambil memberikan karyawan lebih banyak kebebasan. Seperti QM Financial, yang enggak punya kantor fisik. Sesekali perlu juga sih meeting sambil meetup, yang biasanya malah lebih seru.
4. Pemberian Pelatihan atau Kelas
Sediakan anggaran untuk pelatihan dan pengembangan keterampilan. Utamanya kelas keuangan. Kenapa?
Memberikan kelas keuangan dapat memiliki dampak signifikan terhadap retensi karyawan. Kelas keuangan yang baik enggak akan hanya membantu karyawan dalam mengelola keuangan pribadi mereka dengan lebih efektif, tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap kesejahteraan mereka secara menyeluruh.
Ketika karyawan merasa bahwa perusahaan mereka memberikan dukungan dalam aspek kehidupan yang penting seperti keuangan pribadi, mereka cenderung merasa lebih dihargai.
Selain itu, karyawan yang memiliki keterampilan manajemen keuangan yang baik cenderung mengalami stres yang lebih rendah terkait masalah keuangan. Stres yang berkurang ini bisa meningkatkan produktivitas dan fokus mereka di tempat kerja.
Dengan memberikan kelas keuangan, perusahaan membantu karyawan mengembangkan keterampilan yang berguna seumur hidup. Pada gilirannya nanti, hal ini dapat meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
So, bisa dikatakan bahwa kelas keuangan ini adalah investasi yang cerdas dalam pengembangan karyawan. Pasalnya, enggak hanya meningkatkan kesejahteraan saja, tetapi juga mendukung tujuan retensi perusahaan.
5. Pengelolaan Anggaran yang Efisien
Prioritaskan pengeluaran perusahaan pada area yang memberikan dampak terbesar terhadap retensi, seperti pelatihan, kesehatan, dan kesejahteraan karyawan. Lakukan analisis biaya-benefit secara berkala untuk memastikan bahwa investasi dalam retensi karyawan memberikan hasil yang diinginkan.
Baca juga: Mengapa Kepuasan Kerja Menjadi Faktor Penting dalam Meningkatkan Retensi Karyawan?
So sampai di sini, kita jadi paham ya. Bahwa memahami dan mengelola retensi karyawan adalah langkah esensial untuk mencapai keberhasilan jangka panjang bagi setiap perusahaan.
Melalui berbagai strategi seperti memberikan kompensasi yang kompetitif, menyediakan benefit tambahan, mendukung pengembangan karier, serta menawarkan kelas keuangan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan mendukung kesejahteraan karyawan.
Dengan demikian, perusahaan tidak hanya mampu mengurangi biaya yang terkait dengan turnover karyawan, tetapi juga meningkatkan produktivitas, memperkuat budaya perusahaan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pada akhirnya, investasi dalam retensi karyawan adalah investasi dalam masa depan perusahaan itu sendiri, yang memastikan kelangsungan dan kesuksesan dalam menghadapi tantangan bisnis yang terus berkembang.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Kiat Memilih Sekolah Terbaik dengan Anggaran Terbatas
Memilih sekolah adalah salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh orang tua dalam merencanakan masa depan anak-anak. Rumitnya, enggak cuma ada pertimbangan kualitas pendidikan, tetapi juga harus disesuaikan dengan anggaran keluarga yang sering kali terbatas.
Apalagi di zaman sekarang, ketika biaya pendidikan semakin melangit. Memilih sekolah yang tepat dapat menjadi tugas yang menantang.
So, memang kudu teliti dan telaten, karena ada berbagai faktor yang harus diperhatikan, seperti akreditasi sekolah, kurikulum, program ekstrakurikuler, serta lokasi dan fasilitas yang disediakan.
Table of Contents
Kiat Memilih Sekolah Terbaik sesuai Anggaran
Kalau boleh memilih sekolah, pasti semua orang tua penginnya menyekolahkan anak masing-masing di sekolah terbaik. Namun, lagi-lagi, manusia memang banyak maunya, sayangnya, sumber dayanya terbatas.
Kebutuhannya banyak, sementara duitnya ngepas. Jadi, harus diatur, supaya semua kebutuhan tercukupi dengan baik—termasuk untuk sekolah anak-anak.
Jadi, apa yang harus dilakukan?
Baca juga: Apa sih yang Menyebabkan Tingginya Biaya Sekolah? Bisa Jadi 5 Ini Alasannya!
1. Menentukan Prioritas
Dengan menentukan prioritas, orang tua bisa memilih sekolah menjadi shortlist yang tepat untuk anak masing-masing. Ada beberapa kriteria prioritas yang bisa dipertimbangkan:
- Kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan, misalnya orang tua bisa memperhatikan reputasi sekolah, akreditasinya, hingga prestasi akademiknya. Misalnya jika memilih SMA, berapa persen lulusan tersebut yang bisa menjebol PTN? Nah, orang tua bisa mempertimbangkan sesuai value keluarga masing-masing.
- Lokasi, karena kita harus melihat fakta, bahwa transportasi adalah salah satu aspek yang bisa memberatkan finansial. Sekolah yang lokasinya dekat—katakanlah masih satu kota—pasti biayanya akan lebih ringan ketimbang harus bersekolah di lain kota. Ini juga ada kaitannya dengan hemat waktu.
- Fasilitas dan program sekolah juga menjadi salah satu bahan pertimbangan penting. Sesuaikan dengan minat dan bakat anak.
2. Riset dan Bandingkan Sekolah
Dalam memilih sekolah, kunjungi beberapa di antaranya yang sudah masuk ke dalam shortlist untuk melihat langsung fasilitas dan suasana belajar.
Konon, ada yang bilang, bahwa kalau pengin melihat sekolah itu apa adanya, maka berkunjunglah ke kantin dan duduk di sana beberapa saat. Dari sana akan terlihat bagaimana hubungan antara siswa.
Setelah itu, cek toiletnya. Jika toilet bersih, maka bisa dipastikan bagian lain dari sekolah juga bersih.
Hmmm, gimana nih? Mau coba cara ini juga?
Bandingkanlah satu sekolah dengan yang lainnya. Cari apakah ada testimoni dari orang tua siswa yang sudah bersekolah di tempat tersebut atau dari alumninya.
Umumnya, sekolah yang berkualitas juga memiliki ikatan alumni yang kuat dan solid.
3. Hitung Biaya
Saat mempertimbangkan biaya dalam memilih sekolah, penting untuk menghitung semua biaya yang akan dikeluarkan, termasuk biaya pendaftaran, uang pangkal, SPP, dan biaya tambahan lainnya seperti seragam, buku, kegiatan ekstrakurikuler, dan transportasi.
Memahami keseluruhan biaya ini dapat membantu orang tua merencanakan keuangan dengan lebih baik dan menghindari kejutan di kemudian hari.
Selain itu, cari tahu apakah sekolah menawarkan beasiswa, potongan harga, atau program bantuan finansial yang bisa meringankan beban biaya. Ada sekolah yang menyediakan beasiswa berdasarkan prestasi akademik, nonakademik, atau kriteria lainnya. Ini bisa dimanfaatkan loh.
Setelah informasi lengkap, buat anggaran pendidikan tahunan yang realistis dan pastikan total biaya yang diperlukan sesuai dengan kemampuan finansial keluarga. Dengan anggaran yang terencana, orang tua dapat memastikan bahwa pendidikan anak tidak akan terganggu oleh masalah keuangan.
4. Fokus pada Kebutuhan Anak
Iya, karena yang sekolah kan anaknya, bukan orang tuanya.
So, fokus pada kebutuhan anak sangat penting dalam memilih sekolah. Hal ini untuk memastikan mereka dapat belajar dan berkembang dengan optimal.
Selain itu, lingkungan sosial di sekolah harus dipertimbangkan, termasuk bagaimana anak akan berinteraksi dengan teman-teman sekelas dan guru. Nah, ini nih yang tadi bisa didapatkan dari nongkrong di kantin.
Lingkungan yang positif dan mendukung akan membuat anak merasa nyaman, termotivasi, dan mampu mencapai prestasi akademik serta perkembangan pribadi yang maksimal.
5. Komunikasi dengan Sekolah
Komunikasi yang baik dengan sekolah adalah kunci untuk memastikan bahwa pilihan orang tua tepat dan memenuhi harapan. Jadi, jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan kepada pihak sekolah mengenai hal-hal yang penting. Mulai dari kurikulum sampai biayanya.
Mintalah rincian biaya secara lengkap, termasuk biaya pendaftaran, SPP, uang pangkal, dan biaya tambahan lainnya. Pastikan bahwa semua biaya dijelaskan secara transparan dan tidak ada biaya tersembunyi yang bisa mengejutkan di kemudian hari.
Transparansi ini penting untuk perencanaan keuangan yang lebih baik dan untuk memastikan bahwa orang tua dapat mengelola anggaran pendidikan dengan efektif.
Nah, gimana? Paling afdal sih ikut kelas keuangan yang khusus membahas mengenai dana pendidikan nih sama QM Financial. Supaya bisa lebih siap—sampai menghitung dan memproyeksikan kebutuhan beberapa tahun lagi, juga diajarin lo.
Anggaran terbatas? Enggak apa, yang penting bisa memilih sekolah yang paling pas untuk anak.
Yuk, cari tahu caranya dengan belajar mengelola keuangan! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!