Contoh Kebijakan Bisnis yang Perlu Dibuat Pemilik agar Bisnisnya Berkelanjutan
Buat kamu para pelaku bisnis kecil dan rumahan, kamu pastinya pengin dong bisnis kamu bisa berkelanjutan, bisa running dalam jangka waktu yang panjang. Apalagi kalau bisa berkembang, bisa rekrut banyak karyawan, dan melayani lebih banyak lagi pelanggan. Nah, untuk itu, kamu wajib tahu juga beberapa contoh kebijakan bisnis yang sebaiknya dibuat.
Menyusun kebijakan bisnis yang tepat bukan hanya tentang memenuhi persyaratan legal atau regulasi, melainkan tentang menciptakan kerangka kerja yang mendukung semua operasi bisnis dan strategi pertumbuhan.
Dengan kebijakan yang kuat, bisnis dapat merespons dengan lebih cepat dan tepat terhadap tantangan pasar serta memanfaatkan peluang yang muncul. Dengan begitu, sebagai pemilik bisnis, kamu bisa membangun fondasi yang kuat untuk masa depan perusahaan.
Table of Contents
Contoh Kebijakan Bisnis yang Wajib Dibuat Pemilik Bisnis
Kadang ada yang beranggapan, ah, bisnis masih kecil, buat apa sih ribet? Well, ini bukan soal ribet meribetkan diri, tetapi tentang memberi bisnis kamu landasan yang kuat untuk berkembang.
Dengan adanya kebijakan bisnis, operasional usaha akan lebih mudah, karena ada koridor yang membuat kita berjalan dengan lurus sesuai arah dan tujuan. Apalagi kalau kamu sudah memiliki karyawan. Kebijakan bisnis bisa jadi pegangan buat mereka mengoperasikan bisnis—meskipun kamu sedang tidak di tempat.
So, seperti apa contoh kebijakan bisnis yang sebaiknya dibuat oleh pemilik bisnis demi memastikan usahanya bisa berkelanjutan? Berikut beberapa di antaranya.
1. Kebijakan Keuangan
Kebijakan bisnis dalam hal keuangan merupakan elemen penting, karena kebijakan keuangan yang kuat membantu menjaga stabilitas finansial bisnis. Bisnis harus dipastikan memiliki cukup arus kas untuk operasi sehari-hari. Stabilitas ini penting untuk menghindari krisis keuangan yang dapat mengancam kelangsungan bisnis.
Contoh kebijakan bisnis untuk keuangan, misalnya:
- Menetapkan prosedur untuk memonitor dan mengatur arus kas harian, termasuk jadwal yang ketat untuk penerimaan dan pembayaran. Ini membantu meminimalkan risiko kekurangan kas.
- Mengadopsi standar akuntansi untuk pencatatan semua transaksi keuangan. Hal ini memastikan transparansi dan kemudahan dalam audit. Enggak perlu yang standar internasional dulu juga enggak apa-apa, yang penting sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bisnis.
- Menyusun kebijakan kredit yang ketat, termasuk penilaian kredit pelanggan dan pengaturan pembayaran yang jelas. Juga, mengimplementasikan prosedur efisien untuk pengumpulan piutang.
Baca juga: Belajar Keuangan Bisnis Berawal dari 5 Langkah Ini
2. Kebijakan Operasional
Kebijakan operasional juga merupakan salah satu aspek terpenting dalam pengelolaan bisnis karena memiliki peran krusial dalam memastikan kelancaran, efisiensi, dan efektivitas operasi harian. Berikut beberapa contoh kebijakan bisnis secara operasional yang bisa dibuat oleh pemilik bisnis:
- Mendefinisikan standar kualitas produk atau layanan yang harus dicapai oleh semua unit kerja.
- Menyusun prosedur untuk evaluasi kualitas secara periodik.
- Membuat prosedur untuk memastikan setiap produk atau layanan bisa memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
- Mengembangkan strategi untuk meminimalkan risiko keterlambatan pasokan dan menjamin ketersediaan bahan baku yang teratur.
- Menetapkan kriteria seleksi dan evaluasi vendor untuk memastikan kualitas dan keandalan pasokan.
3. Kebijakan Pemasaran dan Penjualan
Kebijakan pemasaran dan penjualan penting untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki arah yang jelas dalam menjual produk atau jasa. Kebijakan ini membantu menetapkan cara perusahaan berkomunikasi dengan pelanggan dan mempromosikan produknya, sehingga semua tim pemasaran dan penjualan bisa bekerja secara konsisten dan efektif.
Contoh kebijakan bisnis yang bisa dibuat oleh pemilik bisnis untuk pemasaran dan penjualan misalnya:
- Menetapkan panduan yang jelas mengenai cara promosi produk, termasuk penggunaan media sosial, iklan digital, dan promosi offline. Kebijakan ini juga meliputi penggunaan diskon, penawaran khusus, dan paket bundling untuk menarik pelanggan.
- Menyusun aturan mengenai penetapan harga produk atau jasa, yang mencakup faktor-faktor seperti biaya produksi, permintaan pasar, dan harga pesaing. Kebijakan ini membantu menjaga margin keuntungan sambil tetap bersaing di pasar.
- Mengembangkan standar pelayanan pelanggan, termasuk kecepatan respons, cara menangani keluhan, dan prosedur pengembalian produk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun loyalitas pelanggan.
- Menentukan saluran distribusi yang akan digunakan untuk mendistribusikan produk, seperti penjualan online, distributor, atau toko ritel. Kebijakan ini juga mencakup pemilihan mitra distribusi dan logistik.
Baca juga: 5 Langkah Perencanaan Keuangan Perusahaan yang Harus Dilakukan oleh Pemilik Bisnis yang Ingin Sukses
Nah, itu baru tiga contoh kebijakan bisnis yang bisa mulai dibuat. Bisa jadi, ada hal lain yang juga harus dibuatkan kebijakan, misalnya manajemen risiko, kebijakan sumber daya manusia, dan masih banyak lagi.
Iya, PR-nya memang banyak untuk pemilik bisnis. Namun, kamu enggak perlu langsung membuat semuanya sekaligus. Kamu bisa mulai dari kebijakan keuangan. Pasalnya, kebijakan keuangan adalah fondasi yang akan menopang semua aktivitas bisnis di masa depan. Dengan kebijakan keuangan yang solid, perusahaan dapat memastikan bahwa operasional sehari-hari berjalan dengan lancar dan mampu merespons perubahan kondisi pasar dengan lebih efektif.
Yuk, belajar menaikkelaskan bisnis kamu bersama QM Financial! Ada beberapa kelas bisnis yang bisa kamu ikuti di FCOS QM Financial loh! Cek jadwal kelasnya di sini ya.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memulai Investasi dengan Modal Utang, Yay or Nay?
Memulai investasi sekarang itu enggak memerlukan modal yang besar. Untuk memulai, dana awal yang dibutuhkan bisa berasal dari berbagai sumber seperti gaji bulanan, bonus, atau sisa pengeluaran. Tapi, kok ya ada yang kepikiran pengin investasi dengan modal utang.
Padahal, berutang untuk investasi bukanlah langkah yang disarankan karena dapat menambah beban keuangan.
Sebenarnya, di sisi lain, berutang itu enggak selalu memiliki dampak negatif jika digunakan dengan bijak. Sebagai contoh, utang produktif dapat menjadi sumber pendapatan tambahan. Utang seperti ini biasanya digunakan untuk membeli aset yang nilai jualnya dapat meningkat seiring waktu, sehingga potensi keuntungan dapat mengatasi biaya utang tersebut.
Utang produktif sering kali dianggap sebagai strategi investasi yang cerdas karena dapat meningkatkan aset dan pendapatan di masa depan.
Table of Contents
Prinsip Utang Produktif
Utang produktif ini sering dianggap sebagai “utang baik”. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari jenis utang ini, terutama untuk pengelolaan keuangan jangka panjang.
Utang ini memungkinkan peningkatan nilai aset di masa depan, sehingga keuntungan yang diperoleh bisa melampaui biaya utang. Salah satu bentuk utang produktif adalah pinjaman untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
Dengan pinjaman sebesar Rp500 juta, misalnya, rumah yang dibeli bisa disewakan untuk membantu pembayaran cicilan bulanan ke bank. Strategi ini disebut sebagai pemanfaatan aset untuk menghasilkan pendapatan pasif.
Seiring berjalannya waktu, nilai properti biasanya mengalami kenaikan, terutama jika terdapat pengembangan infrastruktur di area sekitarnya. Misalnya saja, ada pembangunan seperti jalan tol, rumah sakit, atau sekolah di dekat lokasi properti. Nah, yang begini nih dapat meningkatkan nilai jual rumah.
Misalnya, rumah yang dibeli dengan harga Rp500 juta bisa meningkat harganya menjadi Rp1 miliar dalam kurun waktu 10 tahun, berkat adanya pembangunan strategis tersebut.
Contoh lain dari utang produktif adalah pinjaman modal usaha. Pinjaman ini bisa digunakan untuk memulai atau mengembangkan sebuah bisnis. Dengan mengajukan pinjaman ke bank, dana yang didapat bisa diinvestasikan ke dalam usaha yang potensial.
Penggunaan modal ini enggak hanya untuk menjalankan usaha tetapi juga sebagai langkah strategis untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan keuntungan usaha di masa depan.
Baca juga: 5 Kesalahan dalam Membayar Utang
Lalu, kalau Investasi Modal Utang, Kenapa Enggak Disarankan?
Nah, dengan bertolak dari prinsip di atas, lantas kenapa investasi enggak disarankan dilakukan dengan modal utang? Padahal ya, konteksnya sama, misalnya dengan KPR. Modal utang, nantinya mendapatkan return yang signifikan.
Kalau dinalar, sepertinya masuk akal sih, ada orang yang beranggapan bahwa investasi juga bisa dong dilakukan dengan modal utang. Kan, nantinya ada nilai return-nya?
Investasi sering kali dilakukan dengan memanfaatkan utang yang bertujuan produktif. Di Indonesia, contoh umum dari utang produktif meliputi kredit modal kerja, pembiayaan pembelian rumah, atau pembelian kendaraan yang semuanya memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan. Dengan strategi yang tepat, utang ini bisa diolah sehingga menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.
Meskipun begitu, modal utang untuk berinvestasi bukan tanpa risiko. Investasi seperti saham, peer to peer lending, atau mata uang kripto yang sangat fluktuatif bisa memberikan hasil yang sangat variatif—laba besar pada suatu hari dan kerugian di hari lain. Pergerakannya terlalu luas, dan sangat tergantung pada kondisi eksternal.
Sementara itu, beban bunga dari pinjaman yang diambil tetap harus dibayar secara rutin setiap bulan tanpa memandang hasil investasi.
So, meskipun enggak ada larangan mutlak terhadap modal utang untuk berinvestasi, pendekatan ini enggak selalu direkomendasikan. Adalah sangat penting untuk mempertimbangkan dengan hati-hati, membandingkan potensi imbal hasil investasi dengan biaya bunga yang harus dibayar.
Agar risiko lebih terkelola dengan baik, ada baiknya untuk memulai investasi dengan dana yang sudah ada. Istilahnya, dana dingin, terutama setelah semua kebutuhan dasar terpenuhi, untuk mengurangi potensi risiko yang mungkin timbul.
Memahami bahwa investasi bukan hanya tentang potensi keuntungan, tetapi juga tentang kemungkinan kerugian, adalah kunci dalam pengambilan keputusan keuangan.
Berinvestasi dengan Modal Minim: Panduan Lengkap
Memulai investasi dengan modal yang kecil adalah strategi yang cocok bagi pemula. Mulai dengan jumlah yang kecil merupakan langkah awal yang baik untuk mengenal dunia investasi tanpa risiko besar.
Enggak perlu terburu-buru ingin mendapatkan hasil besar, kunci dalam berinvestasi adalah konsisten. Apalagi jika jangka waktunya masih panjang.
Supaya melengkapi artikel ini, berikut ada beberapa instrumen investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil, tanpa modal utang.
1. Reksa Dana
Reksa Dana menjadi pilihan menarik lainnya, khususnya bagi yang baru terjun ke investasi. Dengan modal awal Rp100.000, investor bisa menikmati keuntungan yang kompetitif setiap tahunnya. Dana yang diinvestasikan akan dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman dan dialokasikan ke berbagai instrumen seperti pasar uang, saham, obligasi, atau campuran.
2. Investasi Emas
Investasi emas juga merupakan alternatif yang menarik, terutama karena emas dikenal sebagai aset yang aman dari inflasi. Zaman sekarang, kita bisa memilih, mau beli emas riil atau digital, dengan berat yang bervariasi. Kalau memang mampunya kecil, ya enggak masalah. Bahkan, kamu bisa menabung emas digital dari sisa hasil belanja online, karena banyak marketplace juga menyediakan layanannya.
3. Deposito
Deposito merupakan pilihan investasi lain dengan modal minim yang ditawarkan oleh bank. Ada bank yang menawarkan deposito dengan modal awal Rp1 juta saja.
Keuntungan utama dari deposito adalah bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa dan stabilitas yang lebih terjamin. Investor bisa memilih jangka waktu mulai dari sebulan hingga sepuluh tahun, dengan imbal hasil yang lebih tinggi untuk periode yang lebih lama.
Baca juga: Mulai Investasi, Berikut 5 Hal yang Harus Selalu Menjadi Pertimbangan Sebelumnya
Nah, dengan berbagai pilihan yang ada, memulai investasi dengan modal kecil enggak lagi menjadi halangan. Enggak perlu modal utang kan?
Dengan konsistensi dan pengelolaan yang baik, investasi kecil ini bisa berkembang dan menghasilkan keuntungan besar di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Family Traveling: Liburan Menyenangkan dengan Anggaran Terbatas
Salah satu agenda yang wajib dilakukan bareng keluarga adalah family traveling. Agenda ini penting loh!
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari family traveling. Yang pertama, refreshing tentu saja, dari berbagai rutinitas harian yang kadang bikin sekeluarga sibuk sampai ketemunya cuma malem doang. Yang kedua, untuk mempererat bonding antaranggota keluarga. Yang ketiga, tentu saja supaya mental health terpelihara dengan baik.
So, enggak salah kalau kamu bikin acara family traveling ini sebagai agenda rutin. Misalnya 6 bulan sekali. Atau, setahun sekali juga enggak apa-apa. Mau yang dekat atau yang jauh juga boleh. Kuncinya satu: direncanakan dengan baik, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Karena yang namanya anggaran akan selalu terbatas, ya kan?
So, berikut ini ada beberapa tip yang bisa kamu ikuti untuk membuat agenda family traveling jadi menyenangkan, meskipun anggaran terbatas.
Table of Contents
Tip Family Traveling dengan Anggaran Terbatas
1. Survei dan Tentukan Tujuan Liburan
Memilih tempat liburan yang tepat untuk family traveling butuh perhatian dan rencana yang jelas. Penting untuk melakukan survei dulu sebelum memutuskan. Surveinya juga enggak perlu susah-susah.
Kamu bisa browsing website OTA atau cari informasi di akun-akun traveling. Hal ini berguna agar kamu dapat gambaran apakah tempat itu sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
Melakukan riset juga membantu dalam mengatur anggaran. Dengan mengetahui biaya di tempat tujuan, bisa lebih mudah menyusun dana liburan yang dibutuhkan. Jadi, setelah tahu ke mana hendak menuju, selanjutnya buat itinerary-nya.
Selain itu, bisa juga cari tahu promo atau diskon yang ditawarkan, yang pastinya bisa menghemat pengeluaran. Jadi, riset dan surveinya bukan cuma untuk menemukan tempat liburan yang pas, tetapi juga membantu menghemat biaya.
Baca juga: 5 Pentingnya Liburan Sekeluarga yang Diagendakan Rutin
2. Pesan Lebih Awal
Setelah memilih tempat liburan, langkah selanjutnya untuk family traveling adalah melakukan pemesanan untuk transportasi dan penginapan. Memesan dari awal bisa memberikan banyak keuntungan. Dengan memesan lebih awal, kadang ada harga khusus yang lebih murah atau penawaran menarik lainnya. Hal ini bisa menghemat anggaran liburan dan juga mengurangi risiko kehabisan tempat.
Pemesanan awal enggak hanya untuk transportasi dan penginapan, tetapi juga untuk tiket masuk tempat wisata. Dengan begitu, perjalanan bisa lebih terencana dan nyaman.
3. Pergi Berlibur di Luar Musim
Menghindari musim liburan bisa menjadi pilihan yang bijak saat merencanakan family traveling. Pada umumnya, harga tiket di banyak destinasi wisata akan lebih tinggi selama musim liburan atau high season. Jika memilih untuk berlibur sebelum atau setelah periode tersebut, bisa jauh lebih hemat.
Selain itu, tempat wisata cenderung lebih sepi di luar musim liburan, sehingga memberikan kesempatan untuk menikmati suasana yang lebih tenang dan tidak terlalu ramai.
Perjalanan di luar musim liburan enggak hanya mengurangi biaya, tetapi juga memperkaya pengalaman liburan. Dengan lebih sedikit pengunjung, mudah untuk mengeksplorasi lebih leluasa tanpa harus berdesak-desakan. Hal ini membuat liburan tidak hanya lebih santai tapi juga lebih memuaskan. Memanfaatkan periode low season memungkinkan untuk mendapatkan pengalaman yang lebih intim dan pribadi di setiap destinasi.
Tapi ya tetap kudu diperhitungkan dengan jadwal sehari-hari sih. Kan enggak mungkin anak-anak cabut bolos dari sekolah demi liburan. So, ya kembali lagi harus didiskusikan bersama.
4. Fokus pada Kenyamanan
Fokus pada kenyamanan saat berlibur bisa jauh lebih memuaskan daripada hanya mengejar kemewahan, atau mengejar yang viral-viral. Berhemat saat liburan itu penting, tetapi penting juga untuk enggak mengorbankan kenyamanan. Apalagi untuk family traveling, mungkin ada anak-anak atau bahkan lansia.
Pilihan transportasi, tempat menginap, dan bahkan pemandu wisata harus dipilih berdasarkan tingkat kenyamanan yang bisa ditawarkan. Dengan begitu, pengalaman liburan akan lebih menyenangkan.
Liburan yang nyaman enggak harus selalu mahal kok. Jika bisa menemukan penawaran yang tepat, mungkin saja menikmati liburan mewah tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Meskipun ini mungkin jarang terjadi, dengan perencanaan yang cermat, kamu bisa menemukan kesempatan yang tepat untuk menikmati kemewahan dengan harga yang terjangkau.
Fokus utama tetap pada bagaimana membuat setiap aspek liburan menyenangkan dan nyaman untuk semua anggota keluarga
5. Bawa Cash
Membawa uang tunai alias cash saat family traveling bisa sangat membantu dalam mengelola pengeluaran. Uang tunai memungkinkan untuk secara langsung melihat dan mengontrol jumlah uang yang tersedia, membuat keputusan pembelian menjadi lebih terkontrol. Hal ini akan dapat membantu dalam membatasi pengeluaran berlebih dan menjaga anggaran tetap terjaga selama liburan.
Namun, penting juga untuk memperhatikan keamanan. Bawa jumlah uang tunai yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan hindari membawa terlalu banyak untuk mengurangi risiko kehilangan atau pencurian.
Selain itu, selalu siapkan kartu debit dan kartu kredit yang bisa diterima di banyak tempat. Kartu-kartu ini bisa sangat berguna untuk transaksi yang enggak terduga atau saat membutuhkan dana darurat. Dengan cara ini, kamu tetap bisa menikmati liburan dengan tenang dan aman.
6. Catat Uang Keluar
Mencatat pengeluaran selama liburan adalah langkah penting dalam mengelola keuangan. Setiap pembelian, enggak peduli seberapa kecil, harus dicatat. Dengan begitu, kamu dapat melacak ke mana uang mengalir. Dengan melihat secara jelas pengeluaran, dapat lebih mudah menghindari pemborosan.
Memiliki catatan yang akurat dan terperinci membuat perencanaan keuangan lebih efektif. Hal ini mencegah pengeluaran yang enggak perlu dan menjaga anggaran tetap seimbang.
Dengan keuangan terkontrol, family traveling pun enggak hanya menyenangkan tapi juga ekonomis. Memastikan enggak ada kejutan di akhir perjalanan karena pengeluaran yang enggak terduga adalah bagian penting dari perjalanan yang sukses.
Baca juga: Cara Mudah Membuat Dana Liburan
7. Jangan Belanja Sembarangan
Apalah artinya liburan tanpa belanja, betul? Belanja memang penting, tetapi harus bijak. Pasalnya, belanja ini sering kali menyebabkan pengeluaran besar.
Membeli kenang-kenangan atau oleh-oleh memang penting untuk mengabadikan momen liburan. Apalagi kali ini bisa family traveling bareng. Namun, penting untuk enggak menjadikan belanja sebagai kegiatan utama. Jika enggak ingin keuangan terganggu, sebaiknya atur pembelian dengan bijak.
Selain itu, cari tempat yang menawarkan harga terjangkau tetapi berkualitas. Berbelanja di pasar tradisional bisa menjadi pilihan yang baik. Di sana, barang-barang biasanya ditawarkan dengan harga yang lebih miring dan pilihan yang lebih beragam dibandingkan toko cinderamata biasa. Dengan cara ini, pengalaman belanja menjadi lebih hemat dan menyenangkan.
Family traveling bisa tetap menyenangkan meski dengan anggaran yang terbatas. Dengan perencanaan yang matang, setiap momen liburan bersama keluarga akan menjadi kenangan indah tanpa harus menguras dompet.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pelatihan Keuangan Berkelanjutan Penting untuk Dukungan Karier Jangka Panjang: Alasan dan Panduan
Dalam dunia kerja yang penuh persaingan dan terus berubah, memahami cara mengelola keuangan dengan baik menjadi kunci sukses jangka panjang. Pastinya, kamu mau dong punya karier yang panjang dan stabil? Secara enggak langsung, hal ini bisa dicapai dengan kamu mengikuti pelatihan keuangan, alias financial training.
Financial training enggak hanya berguna untuk mencapai stabilitas pribadi, tetapi juga memperkuat kemampuan profesional dalam menghadapi berbagai tantangan finansial di tempat kerja.
Pelatihan keuangan berkelanjutan membantu mempersiapkan karyawan di semua tingkat karier untuk membuat keputusan yang bijaksana dan responsif terhadap perubahan kondisi. Dengan pengetahuan keuangan yang solid, kamu dan karyawan lainnya dapat mengelola sumber daya secara efektif dan memaksimalkan pertumbuhan karier. Hal ini akan dapat membantumu memastikan keberlanjutan keuangan di masa depan.
Table of Contents
Apa Maksud Pelatihan Keuangan Berkelanjutan?
Apa sih maksud pelatihan keuangan berkelanjutan ini?
Konsep pelatihan keuangan berkelanjutan berarti kamu terus belajar tentang keuangan sejak memulai karier hingga menjelang pensiun. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kamu mendapatkan pemahaman keuangan yang mendalam dan relevan di setiap fase karier dan kehidupanmu.
Seiring berjalannya waktu, dari mulai pekerjaan pertama, berkembang menjadi pekerja yang lebih berpengalaman, hingga mempersiapkan pensiun, kebutuhan finansialmu akan berubah. Dengan mengikuti pelatihan keuangan yang disesuaikan dengan setiap fase ini, kamu akan lebih siap untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas sesuai dengan kebutuhanmu saat itu.
Apa Pentingnya Pelatihan Keuangan Berkelanjutan?
Jadi, sangatlah penting untuk terus mengasah pengetahuan keuanganmu sepanjang karier. Mengapa? Ada beberapa alasan besar.
1. Keputusan Finansial yang Lebih Baik
Dengan pelatihan keuangan yang berkelanjutan, kamu akan terus memperbarui pengetahuanmu tentang cara mengelola keuangan pribadi dan bisnis. Hal ini akan dapat membantu kamu membuat keputusan yang cerdas di setiap tahapan karier.
2. Siap Menghadapi Perubahan Apa pun
Karier bisa sangat dinamis, dengan banyak perubahan dalam tanggung jawab dan penghasilan. Pelatihan keuangan membantumu mengelola perubahan ini dengan lebih efektif, misalnya saat kamu dapat promosi dan naik gaji. Dengan berbekal pengetahuan keuangan yang baik, lifestylemu pun enggak akan ikut naik.
3. Pengelolaan Risiko yang Lebih Baik
Belajar keuangan akan membantu kamu mengenali risiko dan peluang. Dengan pelatihan keuangan yang berkelanjutan, kamu bisa lebih siap menghadapi kondisi pasar yang berubah dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kerugian finansial.
4. Peningkatan Value Pribadi
Memiliki keahlian keuangan yang kuat menjadikan kamu aset berharga bagi perusahaan. Hal ini bisa meningkatkan peluangmu untuk promosi dan mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar.
5. Pensiun yang Nyaman
Dengan pengetahuan keuangan yang mumpuni, kamu bisa merencanakan pensiun dengan lebih baik, memastikan bahwa kamu memiliki dana yang cukup untuk menikmati masa pensiun tanpa kekhawatiran finansial. Kamu juga enggak menjadikan anak-anakmu sebagai sandwich generation.
6. Kebebasan Finansial
Pelatihan keuangan memberikan alat dan pengetahuan untuk mencapai kebebasanfinansial. Hal ini penting tidak hanya untuk keamanan pribadi, tapi juga untuk memberikan kebebasan dalam membuat pilihan karier tanpa terlalu dipengaruhi oleh kebutuhan finansial.
Baca juga: Pentingnya Financial Training di 3 Jenjang Karier Karyawan Perusahaan
Panduan Pelatihan Keuangan Berkelanjutan untuk Karier Jangka Panjang
So, sudah tahu kan, apa pentingnya pelatihan keuangan yang berkelanjutan ini?
Pelatihan seperti ini penting untuk membantu seseorang mengelola keuangan pribadi dan profesional secara efektif sepanjang hidup. Nah, kalau kamu tertarik untuk ikut pelatihan keuangan di kantor, atau misalnya kamu adalah HR yang ingin memberikan pelatihan keuangan untuk karyawan, berikut ada panduan paling simpel untuk struktur pelatihan keuangan berkelanjutan dalam konteks tersebut.
1. Pelatihan Dasar Keuangan Pribadi
- Tujuan: Mengajarkan dasar-dasar manajemen keuangan seperti budgeting, pengelolaan utang, merumuskan tujuan keuangan, dan dasar-dasar investasi.
- Target: Pekerja muda atau mereka yang baru memulai karier.
- Metode: Workshop, kursus online, dan private 1 on 1
2. Perencanaan Keuangan Menengah
- Tujuan: Pengenalan ke perencanaan keuangan jangka menengah, termasuk asuransi, instrumen investasi, pendidikan keuangan untuk anak, dan persiapan dana darurat.
- Target: Individu di pertengahan karier atau yang telah memiliki keluarga.
- Metode: Seminar, private 1 on 1, dan simulasi dengan worksheet.
3. Pengelolaan Aset dan Investasi Lanjutan
- Tujuan: Mendalami strategi investasi, pengelolaan portofolio, dan perencanaan pajak.
- Target: Individu yang telah mapan dalam karier dan mulai memikirkan diversifikasi investasi dan pengelolaan aset yang lebih kompleks.
- Metode: Webinar, simulasi dengan berbagai tools, dan aplikasi.
4. Persiapan Pensiun
- Tujuan: Memfokuskan pada persiapan pensiun, mengelola risiko investasi menjelang pensiun, dan memastikan kecukupan dana pensiun.
- Target: Pekerja senior yang mendekati masa pensiun, tetapi juga harus sudah mulai diedukasikan sejak awal karyawan bekerja.
- Metode: Workshop pensiun, private 1 on 1, dan simulasi skenario keuangan.
5. Edukasi Keuangan Berkelanjutan
- Tujuan: Menjaga kesadaran dan pemahaman tentang perubahan pasar, alat keuangan baru, dan strategi pensiun terkini.
- Target: Semua kelompok usia, fokus pada pembelajaran seumur hidup.
- Metode: Newsletter bulanan, evaluasi, dan membentuk komunitas belajar.
6. Mentorship dan Jaringan Dukungan
- Tujuan: Membangun jaringan dukungan melalui mentoring dan komunitas untuk membantu pengelolaan keuangan di semua tahap kehidupan.
- Target: Individu di semua tahap karier.
- Metode: Private 1 on 1 dan forum diskusi.
Baca juga: Ini 5 Keunggulan Training Keuangan Karyawan bersama QM Financial
Dengan mengikuti pelatihan keuangan berkelanjutan, kamu dan setiap karyawan yang bekerja di semua bidang dapat mengasah kemampuan untuk membuat keputusan finansial yang tepat dan efektif.
Pengetahuan ini esensial banget, enggak hanya untuk kemajuan pribadi tetapi juga untuk kontribusi yang lebih besar dalam keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu, pelatihan keuangan merupakan investasi penting yang mendukung pengembangan karier jangka panjang, menawarkan keuntungan yang melampaui peningkatan keahlian finansial.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
8 Aset yang Bekerja untuk Kita dan Bisa Mendatangkan Penghasilan
Memiliki aset yang bekerja untuk kita merupakan salah satu strategi keuangan yang paling cerdas untuk menciptakan kekayaan jangka panjang.
Investasi di berbagai instrumen yang menghasilkan pendapatan pasif enggak hanya bisa mengamankan masa depan finansial, tetapi juga memberi peluang untuk menikmati kebebasan dalam mengatur waktu dan usaha.
Dalam mencari sumber pendapatan yang berkelanjutan, pemilihan aset yang tepat sangatlah penting.
Table of Contents
Apa Arti Aset yang Bekerja untuk Kita?
Istilah aset yang bekerja untuk kita merujuk pada konsep memiliki aset yang dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan tanpa memerlukan partisipasi aktif terus-menerus dari pemiliknya.
Dengan kata lain, aset ini menjadi sumber pendapatan pasif, yang memungkinkanmu dapat menerima penghasilan secara teratur tanpa perlu bekerja setiap hari untuk mendapatkannya.
Nah, enggak semua aset bisa masuk ke kategori ini. Beberapa karakteristik aset yang bekerja untuk kita meliputi beberapa hal berikut:
- Menghasilkan Aliran Pendapatan: Aset tersebut harus bisa menghasilkan uang secara konsisten, seperti sewa dari properti, dividen dari saham, atau pendapatan dari penjualan produk digital.
- Bisa Mandiri secara Operasional: Aset tersebut idealnya beroperasi dengan sedikit intervensi sehari-hari, yang berarti kamu tidak perlu secara aktif terlibat dalam prosesnya untuk mendapatkan hasil.
- Pertumbuhan Nilai: Selain menghasilkan pendapatan, aset tersebut juga bisa meningkat nilai atau kapitalnya seiring waktu, memberikan dua sumber keuntungan: penghasilan pasif dan apresiasi nilai.
Aset yang bekerja untuk kita penting untuk dimiliki. Pasalnya, aset dengan karakteristik seperti ini akan membantu membangun kekayaan dan mengamankan keuangan jangka panjang dengan menyediakan sumber pendapatan yang stabil dan potensi untuk pertumbuhan nilai.
Baca juga: 5 Cara Menumbuhkan Aset Aktif untuk Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat
Contoh Aset yang Bekerja untuk Kita
Nah, seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa tak semua aset bisa masuk ke dalam kategori aset yang bekerja untuk kita. Ada beberapa yang bersifat sebagai penjaga nilai melawan inflasi. Berikut adalah beberapa contoh aset yang dapat bekerja untuk kamu dan berpotensi mendatangkan penghasilan.
1. Properti Sewaan
Memiliki properti untuk disewakan merupakan merupakan salah satu contoh aset yang bekerja untuk kita. Metode ini termasuk metode tradisional. Banyak orang tua kita yang memiliki aset ini, dan bisa menghasilkan pendapatan pasif.
Ada beberapa bentuk aset properti sewaan. Mulai dari rumah, apartemen, hingga ruang komersial. Semua aset tersebut dapat menyediakan sumber pendapatan yang stabil melalui pembayaran sewa bulanan.
Pendapatan ini terus mengalir selama ada penyewa yang menempati properti tersebut. Pemilik properti mendapatkan keuntungan tanpa harus terlibat secara aktif dalam pengelolaan sehari-hari, selama properti tersebut terawat dengan baik dan selalu terisi oleh penyewa.
2. Saham yang Memberikan Dividen
Saham yang rutin memberikan dividen juga merupakan salah satu jenis aset yang bekerja untuk kita. Ini juga cara yang cukup efektif untuk memperoleh pendapatan pasif.
Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemilik saham. Pendapatan ini tergantung pada kinerja perusahaan; jika perusahaan memperoleh keuntungan, pemegang saham akan mendapatkan dividen secara periodik.
Hal ini memungkinkan pemilik saham untuk mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus terlibat langsung dalam operasional perusahaan tersebut.
Baca juga: Bagaimana Cara Menemukan Rekomendasi Saham Dividen Tinggi untuk Pendapatan Pasif
3. Obligasi
Memilih obligasi atau instrumen reksa dana pendapatan tetap lainnya juga bisa menjadi strategi investasi yang stabil. Produk obligasi juga termasuk jenis aset yang bekerja untuk kita dan menawarkan pengembalian melalui pembayaran bunga yang diberikan secara periodik.
Ketika berinvestasi di obligasi, dana yang diinvestasikan dipinjamkan kepada penerbit obligasi seperti pemerintah atau perusahaan, yang kemudian membayar bunga sebagai imbalan atas pinjaman tersebut. Pembayaran bunga ini biasanya dilakukan dengan jadwal tetap, memberikan aliran pendapatan yang dapat diprediksi bagi pemegang obligasi.
Investasi jenis ini cocok bagi mereka yang mencari sumber pendapatan tetap dan memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan saham.
4. Website atau Blog
Memiliki website atau blog yang menarik banyak pengunjung membuka peluang untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan ini bisa datang dari berbagai sumber seperti iklan yang dipasang di situs, program afiliasi yang memberi komisi saat pengunjung membeli produk melalui link di situs, atau melalui penjualan produk digital langsung dari website.
Untuk mencapai tingkat pengunjung yang memadai, diperlukan upaya awal untuk mengembangkan konten yang menarik dan relevan serta optimisasi untuk mesin pencari, yang membantu meningkatkan visibilitas situs di internet.
Prosesnya memang enggak mudah dan bukan jalan yang singkat. But, hey, mana ada sih yang instan dan gratis hari gini?
5. Buku atau Kursus Online
Menerbitkan buku atau membuat kursus online juga bisa menjadi aset yang bekerja untuk kita. Produk-produk tersebut, ketika dikembangkan dengan baik dan menarik minat banyak orang, dapat terus menghasilkan uang dalam bentuk royalti atau penjualan berulang.
Fokus utama dalam proses ini adalah menciptakan konten yang relevan dan menarik yang dapat menarik perhatian dan memenuhi kebutuhan pembeli atau mereka yang sedang mempelajari keahlian yang kita tawarkan.
Proses ini juga enggak mudah, terutama di awal. Namun setelah itu, produk dapat terus menghasilkan pendapatan tanpa perlu keterlibatan aktif kita. Dengan begitu, si pembuat konten bisa fokus pada proyek baru sambil terus mendapatkan manfaat dari pekerjaan sebelumnya.
6. Usaha Franchise
Memiliki usaha franchise menawarkan peluang untuk memperoleh pendapatan dari model bisnis yang sudah teruji. Keuntungan utama dari usaha ini adalah adanya struktur dan dukungan yang sudah mapan dari franchisor.
Biaya investasi awal mungkin besar, tetapi imbal hasil bisa sangat menggiurkan. Hal ini terutama efektif bila manajemen harian dijalankan oleh tim yang ahli, memungkinkan pemilik untuk tidak terlibat secara langsung dalam operasi sehari-hari.
Dengan demikian, franchise bisa menjadi salah satu aset yang bekerja untuk kita, terutama yang ingin berinvestasi di sektor yang memiliki risiko lebih terkendali.
7. Pembuatan Aplikasi atau Perangkat Lunak
Mengembangkan aplikasi atau perangkat lunak yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu bisa membuka peluang pendapatan pasif melalui skema penjualan atau berlangganan. Proses ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi, diikuti oleh pengembangan solusi yang efektif.
Setelah aplikasi atau perangkat lunak diluncurkan, pendapatan dapat diperoleh dari pengguna yang membayar untuk mengakses atau menggunakan produk tersebut. Keberhasilan usaha ini sangat bergantung pada kemampuan produk untuk menarik dan mempertahankan pengguna, yang banyak dipengaruhi oleh kualitas dan relevansi solusi yang ditawarkan.
8. Investasi Peer-to-Peer Lending
Investasi dalam platform pinjaman peer-to-peer menawarkan kesempatan untuk memberi pinjaman kepada bisnis atau orang lain. Melalui sistem ini, pemilik dana dapat memilih untuk meminjamkan uangnya dan mendapatkan pengembalian berupa bunga.
Strategi ini menciptakan sumber pendapatan pasif, karena pengembalian bunga diperoleh selama periode pinjaman. Platform ini biasanya mengelola semua aspek administratif, dari pengkreditan hingga pengumpulan pembayaran, membuat proses ini relatif mudah bagi investor. Keuntungan dari model ini adalah fleksibilitas dalam memilih pinjaman dan tingkat risiko yang relatif dapat dikontrol, tergantung pada profil peminjam.
Memilih aset yang bekerja untuk kita memerlukan pertimbangan matang dan pemahaman cukup tentang setiap opsi yang tersedia.
Membangun portofolio aset yang terdiversifikasi enggak hanya meningkatkan potensi penghasilan pasif, tetapi juga mengurangi risiko keuangan. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip investasi yang solid, setiap orang dapat memaksimalkan manfaat dari aset-aset tersebut. Yuk, mulai dengan langkah kecil, evaluasi hasil, dan sesuaikan strategi untuk mencapai tujuan finansial yang diinginkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Sikap Contoh Less Literate secara Finansial yang Bisa Merugikan
Ada well literate keuangan, tentu saja ada less literate keuangan. Faktanya, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia itu masih cukup rendah. Contoh less literate paling jelas adalah masih tingginya korban pinjol.
Yes, tingkat literasi keuangan yang rendah sering kali berujung pada meningkatnya korban pinjaman online ilegal. Meskipun akses ke layanan keuangan terbilang luas, dengan 85 dari 100 orang telah mengaksesnya, hanya 49 yang benar-benar memahami aspek keuangan dengan baik.
Data dari OJK menunjukkan bahwa, meskipun ada peningkatan signifikan dalam inklusi keuangan hingga 85,1 persen di tahun 2024 ini, tingkat pemahaman atau literasi keuangan masih terpaut jauh di angka 49,68 persen. Kesenjangan ini menciptakan ruang bagi masalah serius, termasuk maraknya pinjaman online ilegal yang merugikan banyak orang.
Table of Contents
Contoh Less Literate yang Masih Banyak Ditemui di Indonesia
Memang masih banyak contoh less literate yang bisa ditemukan di sekitar kita. Bahkan, mungkin di antara kita pun masih banyak yang melakukannya.
1. Merasa Enggak Butuh Anggaran
Ada orang yang merasa enggak butuh bikin anggaran. Alasannya, karena duit saja enggak ada, apanya yang dibikin anggaran?
Nah, ini jelas contoh less literate, karena kalau well literate maka orang tersebut akan membuat anggaran agar kemudian ada uang untuk dipakai memenuhi kebutuhan. Memang mindsetnya berbeda di sini. Makanya, sudah uangnya enggak ada, masih juga enggak bikin anggaran. Enggak heran kan, kalau sering kehabisan uang sebelum akhir bulan?
Baca juga: Stop Mental Miskin: Ini Cara Kamu Berdaya dan Berhenti Merendahkan Diri Sendiri
2. Kartu Kredit Dianggap sebagai ATM
Ada orang yang menganggap kartu kredit sebagai ATM, dan uang yang didapatkan dari menggesek kartu kredit adalah penghasilan tambahan, atau bahkan uang kaget.
Penggunaan kartu kredit tanpa memahami sepenuhnya cara kerjanya, termasuk paham kalau ada bunga dan biaya yang berlaku, dapat menyebabkan utang yang terus bertambah. Ini adalah contoh less literate yang juga masih sering ditemukan sekarang ini.
3. Investasi Sama dengan Judi
Menganggap investasi sama dengan judi menunjukkan kurangnya pemahaman tentang dasar-dasar keuangan dan merupakan salah satu contoh less literate secara finansial. Investasi dan judi adalah dua konsep yang sangat berbeda dalam hal tujuan, strategi, dan risiko.
Investasi dilakukan dengan tujuan mengembangkan nilai aset melalui berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, properti, atau instrumen lainnya. Pengembangan ini dilakukan berdasarkan analisis dan strategi yang matang. Untuk bisa mendapatkan hasil yang baik—sesuai dengan harapan—investasi harus dibarengi dengan riset tentang profil risiko, pasar dan instrumen investasi, serta mempertimbangkan faktor eksternal dan internal yang bisa memengaruhi nilai aset. Dengan begitu, risiko bisa diminimalkan melalui diversifikasi portofolio dan manajemen yang bijaksana.
Sebaliknya, judi bergantung sepenuhnya pada keberuntungan dan peluang. Tidak ada strategi nyata yang dapat memprediksi hasil dari judi secara akurat. Risiko kerugian dalam judi sangat tinggi dan tidak bisa dikontrol.
4. FOMO
FOMO dan mengikuti tren konsumsi tanpa pertimbangan merupakan salah satu contoh less literate secara finansial. Karena FOMO, orang akan sering melakukan belanja yang impulsif dan enggak terencana. Pastinya, hal ini dapat mengganggu kestabilan keuangan jangka panjang.
Biasanya sih, memang ini sering kejadian terutama kalau ada barang baru yang populer atau banyak digunakan oleh orang lain. Apalagi sering wira-wiri di media sosial, diendorse sama influencer. Banyak orang akhirnya beli tanpa mempertimbangkan apakah barang tersebut memang dibutuhkan, atau sesuai dengan kemampuan.
Tak hanya soal belanja barang sih. Di sini juga berlaku tentang investasi. Beberapa waktu yang lalu, pernah booming investasi saham. Banyak orang mencoba “peruntungan” membeli saham yang saat itu sedang naik daun, tanpa disertai riset yang cukup—hanya berbekal rekomendasi influencer di media sosial. Akibatnya, banyak orang membeli saham dengan uang panas—dengan uang arisan, uang pajak, uang hasil pinjaman, dan sebagainya.
5. Menganggap Semua Asuransi sebagai Penipuan
Menganggap setiap asuransi sebagai penipuan adalah salah satu contoh less literate yang cukup fatal. Kalau sampai ada orang yang menganggap asuransi adalah penipuan, maka itu menunjukkan kurangnya pemahaman tentang konsep dan fungsi asuransi dalam manajemen risiko.
Asuransi dirancang untuk memberikan perlindungan finansial terhadap risiko yang tidak terduga, seperti sakit, kecelakaan, atau kerusakan properti. Sikap skeptis terhadap asuransi bisa mengakibatkan keputusan yang merugikan dalam mengelola risiko tersebut.
Baca juga: 5 Ciri Orang yang Bisa Jadi Contoh Well Literate secara Finansial
6. Menganggap Utang sebagai Solusi Kekurangan Uang
Ada banyak orang menganggap utang sebagai solusi kekurangan dana. Padahal, justru ketika kita berani mengambil pinjaman, saat itu juga kita harus yakin bahwa kita punya uang untuk mengembalikannya.
Menganggap utang sebagai solusi kekurangan uang merupakan salah satu contoh less literate yang juga banyak ditemukan di masyarakat. Tak cuma berutang ke bank atau pinjaman online, bahkan berutang juga ke teman—yang kalau ditagih malah galakan yang ditagih.
7. Judi Dianggap sebagai Penghasilan
Ini lebih parah lagi daripada menganggap kartu kredit sebagai ATM dan utang sebagai solusi kekurangan uang. Tapi yang beneran anggap judi sebagai penghasilan itu benar-benar ada. Ini adalah contoh less literate terbesar sepertinya.
Judi berbeda jauh dari sumber penghasilan yang dapat diandalkan. Pasalnya, judi didasarkan pada keberuntungan dan kemungkinan yang tidak terprediksi, bukan pada keterampilan atau upaya yang konsisten.
Memahami contoh less literate secara finansial dan menghindari sikap-sikap tersebut dapat mencegah kerugian finansial. Melalui edukasi dan kesadaran, dapat tercipta pengelolaan keuangan yang lebih baik dan kehidupan finansial yang lebih stabil.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Strategi Melunasi Utang Paylater yang Efektif
Utang paylater telah menjadi bagian dari keseharian dalam dunia keuangan modern. Kemudahan akses dan proses cepat dalam pengajuannya sering kali membuat pengguna terjebak dalam siklus utang yang terasa tak berujung.
Mencari solusi untuk keluar dari beban ini bukan hanya penting tapi juga mendesak untuk menjaga kesehatan finansial.
Table of Contents
Apa Itu Utang Paylater?
Kalau menurut OJK, paylater merupakan sistem pembayaran yang memungkinkan pembelian barang atau jasa tanpa harus membayar langsung di awal. Sistem ini mengizinkan pembayaran secara bertahap setiap bulan, termasuk bunga yang ditetapkan. Dengan begitu, pengguna lebih leluasa untuk mendapatkan apa yang diinginkan meskipun belum memiliki dana penuh pada saat itu.
Intinya sih, paylater adalah layanan yang bertujuan untuk menunda pembayaran. Layanan ini dirancang sebagai solusi bagi yang ingin melakukan pembayaran atau berutang dengan kesepakatan pelunasan di masa yang akan datang.
Sekilas memang terlihat simpel, dan membantu banget buat kamu yang pengin memenuhi keinginan-keinginan. Namun, masih menurut artikel yang ada di DJKN Kemenkeu di atas, paylater juga bisa menimbulkan kecanduan. Faktor-faktor seperti kemudahan transaksi, kebiasaan menyetujui persyaratan tanpa membaca detail bunga dan denda, serta gaya hidup konsumtif dapat mendorong terjadinya kecanduan paylater.
Risiko Utang Paylater
Jadi, kalau dilihat-lihat secara prinsip, paylater itu hanya sebuah sistem pembayaran. Namun, kalau penggunanya enggak bijak, dampaknya bisa sangat signifikan terhadap perilaku.
Sebenarnya prinsip ini kurang lebih sama dengan kartu kredit. Bedanya, untuk bisa mendapatkan kartu kredit, data calon nasabah harus melalui tahap validasi oleh pembuat kartu kredit. Paylater, enggak. Karena ada tahap verifikasi yang diskip, maka tak heran, risiko pun naik. Sayangnya, hal inilah yang banyak tak disadari dan dipahami.
Memangnya apa yang bisa terjadi, kalau kita sampai kecanduan utang paylater?
1. Bikin Kacau Keuangan
Fitur paylater memudahkan transaksi tetapi dapat mengacaukan pengaturan keuangan. Sering kali, dana yang dialokasikan untuk membayar cicilan terpakai untuk kebutuhan mendesak lainnya. Ini menyebabkan terlambat atau gagal membayar cicilan tepat waktu. Situasi ini bisa berulang dan menimbulkan kesulitan finansial jangka panjang, yang akhirnya mengganggu stabilitas keuangan.
2. Ada Biaya Tambahan
Ada biaya tambahan yang mungkin enggak langsung disadari ketika kita pakai paylater. Contohnya seperti biaya administrasi hingga denda.
Ketika tagihan datang, biaya tambahan ini dapat menambah beban keuangan, membuat pengelolaan anggaran bulanan menjadi lebih sulit. Penumpukan biaya ini sering kali menyebabkan kejutan finansial ketika menyadari jumlah total yang harus dibayar jauh lebih besar dari perkiraan awal.
3. Jadi Suka Belanja Impulsif
Penggunaan paylater dapat meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja secara impulsif. Fasilitas ini membuat pengguna lebih rentan terhadap godaan diskon dan promosi yang menarik. Dampaknya, belanja menjadi kurang terkendali karena adanya kemudahan akses terhadap kredit instan. Hal ini sering kali memicu pengeluaran yang tidak direncanakan, meningkatkan risiko pembelian berlebihan yang dapat mengganggu stabilitas keuangan.
4. Skor Kredit Buruk
Kegagalan dalam membayar cicilan utang paylater bisa berdampak negatif pada skor kredit yang tercatat di SLIK OJK. Skor kredit yang rendah ini dapat menimbulkan berbagai kesulitan di masa depan.
Misalnya, menjadi lebih sulit untuk mendapatkan kredit produktif dari lembaga keuangan. Selain itu, skor kredit yang buruk juga dapat memengaruhi peluang dalam proses seleksi pekerjaan, karena beberapa perusahaan mempertimbangkan laporan kredit dalam proses rekrutmen. Bahkan, peluang untuk mendapatkan beasiswa atau bantuan pendidikan lainnya juga bisa terpengaruh, karena beberapa penyedia beasiswa memeriksa kelayakan finansial calon penerima.
Baca juga: BI Checking: Pengertian dan Hal-Hal yang Sebaiknya Kamu Tahu
So, masih saja “ngeyel” menunda pelunasan paylater? Yang pasti sih—bukan menakut-nakuti, karena ini memang fakta—semakin lama menunda, upaya melunasi paylater akan semakin sulit, karena denda akan terus berjalan.
Strategi Melunasi Utang Paylater
Melunasi utang paylater secara efektif membutuhkan perencanaan dan disiplin keuangan yang baik. Berikut adalah strategi aplikatif yang bisa dilakukan untuk melunasi paylater.
1. Buat Anggaran yang Realistis
Mulailah dengan menyusun anggaran bulanan yang mencakup semua pengeluaran tetap dan variabel. Prioritaskan pembayaran cicilan utang paylater dalam anggaran untuk menghindari keterlambatan dan memastikan bahwa dana selalu tersedia.
2. Tetapkan Prioritas Pembayaran
Jika memiliki lebih dari satu paylater, prioritaskan pembayaran berdasarkan tingkat bunga dan jumlah utang. Mulailah dengan yang memiliki bunga tertinggi atau saldo terbesar untuk mengurangi beban bunga secepat mungkin.
3. Pembayaran Otomatis
Atur pembayaran otomatis dari rekening bank untuk cicilan utang paylater. Dengan begitu, pembayaran bisa dipastikan tepat waktu setiap bulan sehingga menghindari denda keterlambatan.
4. Kurangi Pengeluaran Tidak Perlu
Evaluasi pengeluaran sehari-hari dan kurangi belanja impulsif atau enggak penting. Gunakan penghematan dari pengeluaran ini untuk menambah pembayaran cicilan, mempercepat pelunasan utang.
5. Gunakan Insentif atau Bonus
Manfaatkan uang tambahan seperti bonus kerja, THR, atau insentif lainnya untuk membayar cicilan. Membayar lebih dari jumlah minimal yang ditetapkan dapat mengurangi saldo lebih cepat dan menghemat bunga.
6. Pantau dan Evaluasi Progres
Secara rutin periksa saldo dan progres pembayaran utang paylater. Memantau kemajuan dapat memberikan motivasi tambahan dan membantu mengidentifikasi masalah lebih awal sebelum menjadi lebih serius.
Baca juga: Menyelesaikan Utang Pinjol dengan Cepat
Memahami cara efektif untuk melunasi utang paylater bisa membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan keuangan. Strategi yang dirancang dengan bijak enggak hanya akan membantu melunasi utang lebih cepat, tetapi juga mencegah pembentukan utang baru di masa depan. Pastinya hal ini dapat memberikan kelegaan dan kebebasan untuk mencapai tujuan finansial yang lebih besar.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Strawberry Generation dan 7 Masalah Keuangan yang Dihadapi
Beberapa waktu yang lalu, viral sebuah cuitan di platform X dari seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang konon terganggu kesehatan mentalnya karena kuliah. Dari cuitan ini, lantas mengemukalah istilah strawberry generation.
Apakah kamu sudah tahu apa arti strawberry generation ini? Atau, apakah kamu termasuk di dalamnya?
Table of Contents
Siapa Itu Strawberry Generation?
Dikutip dari situs DJKN Kemenkeu, istilah generasi strawberry pertama kali muncul di Taiwan untuk menggambarkan generasi yang lahir sekitar tahun 1990-an. Nama ini diberikan karena generasi ini dianggap berkarakter seperti buah stroberi; tampak cantik dari luar tetapi “rapuh” atau mudah “memar” alias enggak tahan banting saat menghadapi tekanan.
Istilah ini sering kali mengacu pada beberapa karakteristik berikut:
- Generasi stroberi tumbuh dalam era kemajuan teknologi, sehingga mereka sangat familier dengan perangkat digital dan internet.
- Banyak dari mereka memiliki pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.
- Mereka cenderung memiliki harapan yang tinggi terhadap karier dan kehidupan kerja.
- Mereka lebih mengutamakan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.
- Mereka dianggap lebih sensitif terhadap kritik dan kesulitan dibandingkan generasi sebelumnya.
Baca juga: Perbedaan Cara Perencanaan Keuangan Generasi X, Millenials, dan Gen Z
Penyebab Munculnya Strawberry Generation
Prof. Renald Kasali, dalam bukunya Strawberry Generation, menganalisis fenomena strawberry generation ini untuk mencegahnya menjadi seperti tren flexing atau crazy rich palsu. Ada beberapa penyebab mengapa fenomena ini muncul.
Yang pertama adalah self-diagnosis yang terlalu cepat tanpa melibatkan ahli. Generasi muda sekarang sangat cerdas, mampu menyerap informasi dari media sosial dengan cepat. Namun, informasi tersebut sering tidak tepat dan mereka mencoba mencocokkan apa yang terjadi pada diri mereka dengan apa yang mereka baca di media sosial.
Akibatnya, muncul kesimpulan bahwa mereka stres, tertekan, atau bahkan depresi, lalu merasa butuh “healing.” Padahal, istilah yang lebih tepat sering kali adalah “refreshing.”
Penyebab yang lain, masih menurut Prof. Rhenald Kasali, adalah kehidupan sekarang umumnya lebih makmur dibandingkan beberapa dekade lalu. Tumbuh dalam keluarga sejahtera adalah berkah, tetapi ada konsekuensinya. Orang tua dalam keluarga sejahtera cenderung memenuhi semua keinginan anak-anak mereka. Sering kali, mereka menggantikan waktu bersama dengan uang atau barang, padahal perhatian langsung tidak bisa digantikan. Selain itu, orang tua sekarang jarang memberikan konsekuensi atas kesalahan anak-anak mereka.
Kesalahan lain yang dilakukan orang tua adalah menetapkan ekspektasi yang tidak realistis. Anak-anak sering disebut sebagai princess, prince, atau yang paling hebat. Kenyataannya, di luar rumah, mereka akan menghadapi tantangan yang lebih besar dan menemukan orang lain yang lebih pintar.
Akibatnya, mereka lebih mudah kecewa dan tersinggung saat menghadapi kenyataan yang berbeda dari apa yang biasa mereka terima di rumah.
Masalah Keuangan yang Sering Dihadapi Strawberry Generation
Dari beberapa kebiasaan dalam hidup, akhirnya generasi strawberry juga sering menghadapi berbagai masalah keuangan. Penyebabnya juga beragam, terutama karena adanya beberapa faktor unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Berikut adalah beberapa masalah keuangan yang umum dihadapi oleh generasi ini.
1. Gaya Hidup Konsumtif
Generasi ini cenderung lebih konsumtif dan mengutamakan gaya hidup yang lebih mewah, seperti sering makan di luar, traveling, dan membeli barang-barang elektronik terbaru. Terutama sih yang dilakukan atas nama “healing” atau “self reward”. Hal ini bisa menyebabkan pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan.
Baca juga: 7 Jebakan Gaya Hidup Kekinian yang Bisa Bikin Jebol Dompet
2. Kurangnya Investasi dan/atau Tabungan
Banyak dari mereka yang enggak memiliki pengetahuan atau kesadaran tentang pentingnya tabungan dan investasi untuk masa depan, sehingga mereka kurang mempersiapkan dana pensiun atau investasi jangka panjang. Ya, gimana mau nabung kan, kalau gaya hidup saja masih konsumtif?
3. Ketergantungan pada Utang Konsumtif
Ya, lagi-lagi persoalan konsumtif. Mungkin ini ada hubungannya dengan kebiasaan generasi ini yang sudah menikmati lebih banyak hal enak dalam hidup, seperti yang dijelaskan oleh Prof. Rhenald Kasali.
Sejak kecil ada yang sudah tahu cara menggunakan kartu kredit, atau paylater. Bebas dipakai, karena pelunasan jadi tanggung jawab orang tua. Padahal, ke depannya, penggunaan kartu kredit dan pinjaman pribadi yang berlebihan dan enggak bijak untuk membiayai gaya hidup bisa menyebabkan masalah utang yang serius.
4. Pasar Kerja yang Kompetitif
Meskipun memiliki pendidikan tinggi, para strawberry generation ini sering menghadapi pasar kerja yang sangat kompetitif dan sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan gaji dan posisi. Padahal, mereka maunya ya bisa mendapatkan work-life balance. Akibatnya, banyak strawberry generation yang enggak bisa segera mandiri secara keuangan.
5. Kurangnya Tabungan Darurat
Banyak dari strawberry generation yang enggak memiliki dana darurat yang memadai, sehingga rentan terhadap kejadian tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau keadaan darurat kesehatan.
6. Kenaikan Biaya Hidup
Biaya hidup yang semakin tinggi, termasuk biaya perumahan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari. Kondisi politik, inflasi, dan banyak faktor lain ikut berperan. Konon, milenial adalah generasi yang sulit punya rumah, strawberry generation kemungkinan juga harus berjuang lebih keras untuk punya rumah di masa depan.
7. Kurangnya Edukasi Keuangan
Banyak dari mereka yang belum sadar bahwa edukasi keuangan itu penting banget. Padahal sebenarnya sumber dayanya mencukupi, karena strawberry generation itu sangat melek teknologi dann informasi. Namun, menjadikan keuangan sebagai hal yang less priority membuat mereka menunnda untuk belajar keuangan. Akibatnya banyak di antara strawberry generation yang enggak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan pribadi dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaji Kapan Cair? Ini Cara Biar Kamu Enggak Harus Selalu Nungguin Gajian
Gaji kapan cair? Kalau pertanyaan ini muncul di benak kamu sekali dua kali saja sepanjang karier kamu, itu wajar. Tapi, kalau kamu selalu bertanya-tanya seperti itu setiap bulan, maka sepertinya ada yang salah dengan keuangan kamu.
Pasalnya, kalau itu pertanyaan muncul setiap bulan, berarti kamu hidup paycheck to paycheck. Karena, orang enggak akan bertanya-tanya seperti itu, kalau uang gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga tiba tanggal gajian lagi.
Table of Contents
Gaji Kapan Cair? Hidup Paycheck to Paycheck Itu …
Istilah paycheck to paycheck—yang kemudian membuat pertanyaan gaji kapan cair muncul di setiap bulan—menggambarkan kondisi ketika seorang pekerja yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhannya hingga tiba hari ketika ia menerima gaji lagi.
Orang-orang yang hidup dengan gaji ke gaji biasanya menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk membiayai pengeluaran sehari-hari. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa mereka memiliki tabungan yang terbatas atau bahkan tidak memiliki tabungan sama sekali. Akibatnya, risiko finansial akan meningkat jika terjadi pengangguran mendadak atau keadaan darurat finansial lainnya.
Uniknya, fenomena ini tak hanya berlaku bagi masyarakat lapisan bawah. Mereka yang punya gaji dua digit pun bisa saja tak terhindar dari kondisi ini. Penyebabnya beragam, misalnya seperti penurunan di industri terkait atau kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan tetap yang sesuai dengan keahlian masing-masing.
Baca juga: Mengapa Gaji UMR Jakarta Sering Dianggap Tak Cukup untuk Memenuhi Kebutuhan?
Kondisi Paycheck to Paycheck yang Semakin Memprihatinkan
Dikutip dari Investopedia, pada April 2024, sekitar 65% penduduk Amerika dilaporkan hidup dari gaji ke gaji, meningkat 7% dibandingkan tahun 2023 berdasarkan polling oleh CNBC dan SurveyMonkey. Sebuah survei dari Zippia menunjukkan bahwa pada September 2022, 63% orang Amerika hidup tanpa simpanan yang memadai, termasuk 40% dari mereka yang berpenghasilan tinggi.
Lalu, bagaimana dengan kondisi di Indonesia?
Situasi serupa terjadi di Indonesia, di mana lonjakan harga pangan dan lapangan kerja yang terbatas membuat kondisi keuangan masyarakat semakin terjepit. Survei Konsumen oleh Bank Indonesia, seperti dibahas di artikel Bloomberg Technoz, menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran untuk konsumsi masyarakat Indonesia sedikit menurun, namun proporsi untuk membayar cicilan utang justru meningkat.
Hal ini menurunkan kemampuan masyarakat untuk menabung, dengan penurunan proporsi tabungan dari pendapatan mereka. Mayoritas pendapatan masyarakat saat ini lebih banyak teralokasi untuk membayar cicilan, yang berdampak pada pengurangan kemampuan konsumsi dan menabung.
Alhasil, karena banyaknya cicilan ini, para pekerja Indonesia sering bertanya-tanya kapan gaji cair padahal masih di tengah bulan, dan akhirnya membuat mereka hidup paycheck to paycheck.
Tip biar Gak Nanya Gaji Kapan Cair Melulu Tiap Bulan
Lama-lama capek juga kan, nanya gaji kapan cair melulu setiap bulan? Iyalah, tapi masa cuma capek doang? Yuk, lakukan sesuatu biar pelan-pelan bisa lepas dari kondisi paycheck to paycheck.
1. Review Anggaran
Anggaran itu kan dibuat berdasarkan pendapatan dan kebutuhan. Kalau terjadi perubahan kondisi, seperti kenaikan harga bahan makanan, atau ada kebutuhan ekstra, maka anggaran ini bisa berubah.
Karena itu, pantauan anggaran sangat diperlukan, terutama di hari-hari awal kamu pengin lepas dari kondisi paycheck to paycheck. Cek ke mana saja uang dihabiskan. Di akhir bulan, bandingkan pengeluaran riil dengan yang direncanakan. Nantinya, kamu akan dapat menemukan bagian mana yang perlu perbaikan.
Menggunakan alat bantu seperti aplikasi keuangan dapat mempermudah proses ini, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana uang dihabiskan setiap bulannya. Dari situ, penyesuaian anggaran dapat dilakukan untuk mengurangi pengeluaran enggak penting dan mengalokasikan lebih banyak ke tabungan atau kebutuhan yang lebih mendesak.
2. Alokasikan Tabungan di Depan
Anggaplah tabungan sebagai salah satu pos pengeluaran, yang kamu alokasikan di depan saat kamu baru saja terima gaji. Dengan demikian, enggak ada lagi nabung dari hasil sisa belanja—karena, tidak akan pernah ada sisa uang belanja. Bikin rekening terpisah untuk tabungan, yang sedikit lebih sulit diakses dibandingkan rekening sehari-hari. Dengan begitu, kamu enggak tergoda untuk menyabotasenya sendiri.
Idealnya, tabungan ini sebesar 10% dari penghasilan. Namun, kalau persentase ini masih berat, kamu bisa menguranginya sesuai kondisi. Ingat, yang penting nabung dulu. Masalah nominal kamu selalu bisa menambahnya seiring waktu.
Langkah ini enggak hanya membantu dalam membentuk kebiasaan menabung, tetapi juga secara bertahap akan membangun dana darurat yang dapat digunakan saat terjadi situasi tidak terduga.
3. Bayar Utang sampai Lunas
Kamu bisa lihat dari data di atas, bahwa utang adalah salah satu faktor penyebab terbesar mengapa kamu selalu bertanya-tanya kapan gaji cair dan akhirnya hidup paycheck to paycheck.
So, kalau punya utang, fokuskan untuk melunasinya secepat yang kamu bisa. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi utang kartu kredit. Salah satunya adalah snowball method, yang memungkinkanmu membayar utang terkecil terlebih dahulu. Strategi lainnya adalah membayar utang dengan bunga terbesar lebih dulu. Alternatif lainnya adalah melakukan konsolidasi utang.
Selanjutnya, tekan utang semaksimal mungkin. Ingat 3 syarat utang sehat setiap kali kamu pengin berutang. Dengan begitu, kamu bisa mengendalikan diri dan akan bisa menabung dengan lebih baik.
Baca juga: Tiga Syarat Utang Sehat
4. Tingkatkan Income
Meningkatkan penghasilan bisa menjadi solusi efektif untuk memperbaiki kondisi keuangan. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti memulai usaha sampingan, meminta kenaikan gaji atau promosi, atau mencari pekerjaan dengan bayaran lebih tinggi. Pendapatan tambahan ini sangat berguna untuk mempercepat pembayaran utang atau meningkatkan jumlah tabungan.
Dengan pendapatan yang lebih besar, ruang gerak dalam mengelola keuangan juga akan lebih luas. Ini membuka peluang untuk lebih cepat bebas dari utang dan, pada akhirnya, memperkuat kestabilan finansial. Berbagai pilihan ini bisa disesuaikan dengan kondisi, kemampuan, dan kesempatan yang ada, sehingga bisa mengambil langkah yang paling sesuai untuk meningkatkan penghasilan secara efektif.
Pertanyaan gaji kapan cair sering kali menghantui pikiran, terutama saat kebutuhan mendesak menanti. Namun, dengan mengelola keuangan secara lebih bijak dan proaktif, ketergantungan pada waktu gajian bisa dikurangi.
Mulailah dengan menyusun anggaran yang realistis, mengidentifikasi pengeluaran yang tidak perlu, dan menjalankan rencana untuk menabung. Ini tidak hanya membantu dalam menghadapi keadaan darurat tanpa stres menunggu gaji, tetapi juga memungkinkan untuk meraih kestabilan finansial jangka panjang.
Dengan demikian, pertanyaan mengenai gaji kapan cair akan menjadi kurang relevan, seiring bertumbuhnya kemandirian finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Uang itu bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Setuju nggak nih? Makanya, kudu direncanakan penggunaannya, karena sumber dayanya terbatas—sementara manfaatnya tak terbatas. So, enggak heran banyak yang bingung, dan akhirnya mencari contoh financial planning pribadi yang paling efektif.
Dengan rencana keuangan yang terstruktur, siapa pun kamu pasti dapat menyiapkan dana yang cukup untuk berbagai tujuan hidup. Termasuk juga di dalamnya adalah dana untuk pensiun, biaya pernikahan, atau pendidikan anak. Perencanaan ini membantu dalam menetapkan prioritas dan mengidentifikasi langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Table of Contents
Memahami Contoh Financial Planning Pribadi
Financial planning pribadi adalah proses mengatur dan merencanakan keuangan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan finansial kita di masa depan. Proses ini melibatkan evaluasi sumber pendapatan, aset, pengeluaran, dan tabungan yang dimiliki.
Tujuan financial planning pribadi adalah untuk menciptakan strategi yang efektif dalam pengelolaan uang, sehingga dapat memastikan keamanan finansial di kemudian hari.
Memahami kondisi keuangan pribadi adalah langkah awal dalam financial planning pribadi, atau perencanaan keuangan ini. Proses ini melibatkan evaluasi pengeluaran rutin dan prioritas untuk masa depan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua keinginan dan kebutuhan dapat terpenuhi.
Sebagai contoh, jika berencana membeli sepeda motor, perencanaan keuangan yang baik akan menunjukkan berapa banyak uang yang dapat dialokasikan setiap bulan untuk tujuan tersebut. Selain itu, evaluasi ini akan menentukan apakah lebih baik membeli motor secara kredit atau tunai.
Pertanyaan umum yang sering muncul adalah bagaimana cara membuat rencana keuangan yang baik, dan seperti apa contoh financial planning pribadi yang bagus itu. Nah, coba kita lihat yuk step by stepnya.
Baca juga: Contoh Perencanaan Keuangan Jangka Pendek: Liburan Sekolah
Langkah Financial Planning Pribadi yang Sesuai Kondisi Diri
1. Tujuan Lo Apa?
Menetapkan tujuan keuangan adalah langkah awal yang harus dilakukan ketika kita hendak membuat financial planning pribadi. Proses ini mengharuskan tujuan yang ditetapkan harus jelas dan realistis, mengikuti prinsip SMART: specific, measurable, achievable, relevant, dan time bound. Artinya, tujuan tersebut harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu yang jelas.
Salah satu contoh financial planning pribadi dan tujuan finansial yang SMART misalnya pengin beli motor Honda Beat dalam waktu tiga tahun dengan gaji Rp3.000.000 per bulan. Mengapa bisa disebut SMART? Karena sesuai dengan kemampuan finansial yang ada dan waktu yang ditetapkan realistis untuk mencapai tujuan tersebut.
Berbeda kalau kamu pengin beli mobil Fortuner yang pengin lunas dalam lima tahun dengan pendapatan yang sama. Nah, tujuan finansial ini enggak realistis, mengingat harga mobil tersebut cukup tinggi, seementara pendapatan bulanan yang relatif rendah.
2. Cek Cash Flow
Memahami cash flow bulanan adalah langkah penting dalam membuat perencanaan keuangan yang efektif. Untuk bisa memeriksanya dengan baik, catat semu detail sumber pendapatan dan pengeluaran setiap bulan.
Penting untuk mencatat setiap detail, mulai dari pendapatan tetap seperti gaji hingga pendapatan tambahan dari pekerjaan sampingan. Pengeluaran juga harus dicatat secara lengkap, termasuk pembayaran rutin seperti cicilan utang atau kredit.
Dengan cara ini, jumlah uang yang dapat dialokasikan untuk mencapai tujuan keuangan dapat ditentukan dengan lebih akurat.
3. Terapkan Prinsip 40/30/20/10
Penerapan prinsip alokasi keuangan 40/30/20/10 bisa membantu dalam pengelolaan pendapatan bulanan. Menurut prinsip ini, 40% dari pendapatan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, memastikan pengeluaran rutin tercukupi. Kemudian, 30% dialokasikan untuk pembayaran utang, membantu menjaga kesehatan keuangan dengan mengurangi beban hutang secara bertahap.
Selanjutnya, 20% digunakan untuk kegiatan yang meningkatkan kualitas hidup, seperti rekreasi dan hobi. Terakhir, 10% disisihkan untuk investasi, yang sangat penting untuk pertumbuhan kekayaan jangka panjang dan keamanan finansial di masa depan.
Mengadopsi pembagian anggaran seperti ini bukan hanya mengatur keuangan dengan lebih efisien, tetapi juga memastikan bahwa tidak ada aspek kehidupan yang terlalu mendominasi keuangan hingga mengganggu pos lainnya. Misalnya, dengan membatasi pengeluaran untuk gaya hidup, dana untuk kebutuhan esensial dan utang tetap aman, begitu pula sebaliknya. Ini mengarah pada keseimbangan yang membantu mencapai stabilitas finansial.
Baca juga: Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru: Bagaimana Mengatur Anggaran dengan Gaji Kecil
Contoh Financial Planning Pribadi
Nah, selanjutnya, supaya lebih jelas, berikut adalah contoh financial planning pribadi untuk satu bulan yang bisa disontek oleh semua orang. Contoh financial planning pribadi berikut ini sangat sederhana ya, sehingga seharusnya sih mudah untuk dipahami.
Detail kebutuhan yang dipakai tidaklah mutlak, kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisimu. Juga dengan angka-angkanya. Angka-angka yang pasti adalah yang dalam persen, tetapi itu pun juga masih bisa diulik sesuai kebutuhan dan kondisi.
Bagaimana, cukup jelas kan?
Setelah ada contoh financial planning pribadi di atas, berikutnya adalah wajib melakukan pemantauan, review, dan evaluasi secara teratur. Hal ini penting untuk menjaga agar perencanaan keuangan tetap relevan dengan kondisi yang berubah-ubah.
Fluktuasi pendapatan dan pengeluaran bulanan memerlukan penyesuaian dalam anggaran yang telah ditetapkan. Contohnya, kalau bulan ini proyek freelance kamu ramai, maka bisa saja angka penghasilan lebih besar. Namun, jika bulan depan, freelance paceklik, penghasilan bisa saja zonk.
Selain itu, perbedaan antara rencana dan realitas keuangan, seperti munculnya pengeluaran yang tidak direncanakan atau lebih sering, juga harus diperhatikan. Misalnya, ternyata bulan ini atap bocor, jadi kamu harus cut anggaran lifestyle. Kurangi nongkrong, biar bisa benerin atap. Untuk itu, kamu juga sebaiknya melakukan penyesuaian pada contoh financial planning pribadi ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Kalau kamu ikut kelas How to Manage Your Cash Flow dari QM Financial, kamu bisa mendapatkan Worksheet Formulir Data Keuangan untuk mengecek kesehatan keuanganmu lo!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!