Siapa nih, yang suka panik di akhir bulan karena saldo udah limit banget, bahkan tinggal saldo minimal saja?
Well, kamu enggak sendirian sih. Faktanya, banyak orang mengalami masalah keuangan di akhir bulan alias di tanggal tua; ketika mereka merasa sulit untuk membayar tagihan, memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau bahkan menabung.
Penyebabnya sih bisa banyak, tapi tahukah kamu, bahwa hal ini ada juga kaitannya dengan masalah psikologis?
Yes, gaes, uang dan psikologi manusia itu ternyata berhubungan erat lo! Nah, makanya nih, di artikel kali ini, kita akan membahas salah satu faktor penting yang memengaruhi pengeluaran akhir bulan, yaitu psikologi pengeluaran. Yuk, simak sampai selesai ya, karena di akhir nanti juga akan ada tip praktis untuk menghindari pengeluaran yang nggak perlu di akhir bulan.
Masalah yang Sering Timbul di Akhir Bulan
So, masalah keuangan memang ada banyak. Penyebabnya juga beragam. Tapi ada beberapa masalah cash flow tertentu yang secara klasik muncul di akhir bulan. Apa saja? Yuk, kita lihat, bisa jadi beberapa di antaranya juga sering (atau selalu?) kamu alami.
Kurangnya uang tunai
Banyak orang mengalami masalah keuangan di akhir bulan karena mereka tidak memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Tagihan yang belum dibayar
Di akhir bulan, tagihan rutin seperti listrik, air, gas, atau tagihan kartu kredit ternyata belum dibayar. Jika kita enggak bisa membayar tagihan tersebut, bisa jadi kita akan terkena denda atau bunga yang dapat menambah beban keuangan.
Sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari
Beberapa di antara kita juga mungkin merasa kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan transportasi di akhir bulan, karena uang sudah habis untuk membayar tagihan atau pengeluaran lainnya di sepanjang bulan yang dijalani.
Ketergantungan pada kartu kredit
Banyak orang mungkin mengandalkan kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan di akhir bulan, tetapi jika mereka tidak membayar tagihan kartu kredit secara penuh, mereka akan dikenakan bunga dan biaya yang dapat menambah beban keuangan mereka.
Nah, mana nih yang paling sering kamu alami?
Faktor Psikologis yang Memengaruhi Keuangan di Akhir Bulan
Nah, tahukah kamu, bahwa semua masalah tersebut sebenarnya dipicu oleh hal-hal yang bersifat psikologis? Seperti apa misalnya?
1. Procrastination effect
Procrastination effect, atau efek penundaan, adalah suatu fenomena ketika kita menunda-nunda pengeluaran hingga akhir periode waktu tertentu, seperti akhir bulan.
Hal ini dapat terjadi karena kita merasa lebih bebas untuk mengeluarkan uang pada waktu tertentu, atau karena kita punya semacam “prediksi” akan mendapatkan lebih banyak uang dalam beberapa waktu ke depan.
Contohnya nih, banyak dari kita suka window shopping di marketplace dengan memasukkan berbagai produk ke troli, tapi enggak di-checkout. Alasannya, checkoutnya ntar aja, kalau sudah gajian. Saat gajian tiba, maka kita pun langsung checkout-checkout belanjaan tanpa ragu lagi.
Akhirnya, efek penundaan ini menyebabkan kita jadi mengeluarkan uang tanpa terkontrol, dan akan ngefek juga ke keuangan kita di akhir bulan.
Fenomena ini terkait dengan bias psikologis yang disebut efek hiperbolik diskon (hyperbolic discounting effect). Efek ini menyebabkan seseorang cenderung berpikiran bahwa mereka punya nilai yang lebih besar di masa depan dibandingkan dengan nilai yang ada saat ini. Misalnya, kita akan berpikir, ah, kan ada gaji bulan depan buat bayar. Padahal, ya sebenarnya kita juga tahu, bahwa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, gaji tersebut harus secara ketat dibagi per posnya.
Akibat dari efek ini, kita jadi lebih mudah menunda-nunda pengeluaran saat ini dan mengalokasikan uang “yang bahkan belum kita punya” untuk pengeluaran di masa depan. Tak peduli jika itu berarti kita akan menghadapi kesulitan keuangan di akhir bulan.
Efek psikologis ini bisa membuat kita cenderung spending secara tidak perlu dan tidak terencana. So, untuk mengatasinya, kamu bisa membuat anggaran dan rencana belanja.
2. Last minute decision effect
Last minute decision effect, atau efek keputusan di menit-menit terakhir, adalah suatu ketika kita cenderung membuat keputusan yang impulsif dan tidak terencana pada akhir periode waktu tertentu, seperti akhir bulan.
Hal ini dapat terjadi karena kita merasa terburu-buru, biasanya karena ada batasan waktu yang mepet. Misalnya nih, kita akan cenderung membuat keputusan impulsif dan membeli barang yang tidak dibutuhkan hanya karena kita melihat diskon besar-besaran di akhir bulan, padahal sebenarnya kita tidak membutuhkan barang tersebut.
Fenomena ini terkait dengan bias keputusan yang disebut efek framing. Efek framing terjadi ketika kita membuat keputusan berdasarkan pada bagaimana informasi tersebut disajikan. Dalam kasus efek keputusan terakhir, waktu merupakan bentuk framing yang memengaruhi keputusan tersebut. So, efeknya, kita jadi merasa terburu-buru dan cenderung membuat keputusan impulsif, karena kita merasa bahwa kita harus mengambil keputusan secepat mungkin.
Efek keputusan terakhir bisa memberikan konsekuensi negatif bagi keuangan lo. Pasalnya, kita jadi cenderung mengeluarkan uang yang tidak perlu dan tidak terencana. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali efek keputusan terakhir dan menghindarinya.
Banyak cara bisa dilakukan, salah satunya dengan membuat rencana belanja yang terencana sejak awal periode waktu dan membatasi diri untuk tidak mengambil keputusan penting pada akhir periode waktu ketika kita mungkin merasa terburu-buru atau tergesa-gesa.
3. Overconfidence effect
Efek overconfidence adalah suatu fenomena psikologis ketika kita merasa terlalu percaya diri tentang situasi keuangan kita di akhir periode waktu tertentu, seperti akhir bulan. Kalau dilihat-lihat, efek ini erat hubungannya dengan procrastination effect yang sudah dijelaskan di atas.
Fenomena ini terkait dengan bias psikologis yang disebut efek kelebihan keyakinan (overconfidence effect). Efek ini menyebabkan kita cenderung meremehkan risiko keuangan dan membuat keputusan pembelian yang impulsif. Kita merasa bahwa kita memiliki kemampuan untuk mengatasi risiko keuangan yang mungkin muncul di masa depan, sehingga kita tidak terlalu memperhatikan risiko keuangan tersebut saat memutuskan pengeluaran yang akan kita lakukan.
Untuk menghindari efek ini, teteup ya, solusinya adalah membuat rencana belanja dan anggaran yang realistis, serta dengan mempertimbangkan risiko keuangan yang mungkin terjadi di masa depan saat membuat keputusan pembelian.
4. Accounting mental effect
Efek mental accounting adalah suatu fenomena psikologis ketika kita memisahkan uang dalam kategori tertentu dan membuat keputusan pembelian berdasarkan pada kategori tersebut.
Sebenarnya, accounting mental ini bagus sih, dan menjadi basic dari pengelolaann anggaran dengan pos-pos pengeluaran, seperti yang kita kenal sekarang. Namun, ternyata ada juga “efek samping” yang bisa jadi merugikan. Wah, apa efek sampingnya?
Konon, efek mental accounting dapat menyebabkan seseorang mengeluarkan uang lebih banyak pada suatu kategori dan kurang pada kategori lain, tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya.
Fenomena ini terkait dengan bias psikologis yang disebut efek akuntansi mental (mental accounting effect). Sebagai contoh, kita mungkin menyisihkan dana ke alokasi tertentu untuk hiburan sebagai “uang ekstra”. Dana ini bisa kita gunakan tanpa merasa bersalah. Tetapi, kecenderungan yang bisa terjadi adalah, kita pengin punya uang ekstra lebih banyak, sehingga “merasa harus” mengurangi pengeluaran kita pada kategori lain yang lebih penting, seperti makanan atau tagihan listrik.
Akibatnya, kita jadi mengeluarkan uang lebih banyak pada pos tertentu, dan jadi kurang pada pos lainnya. Fatalnya kalau ternyata pos yang lain tersebut ternyata lebih kita butuhkan. Pantas saja di akhir bulan, kita mengalami kesulitan keuangan kan?
So, untuk menghindari efek ini terjadi pada kita, ada baiknya kita belajar memprioritaskan pengeluaran yang lebih penting, seperti kebutuhan sehari-hari dan tagihan, serta dengan mempertimbangkan semua kategori pengeluaran dan memastikan bahwa uang kita bisa teralokasikan secara bijak.
So, sampai di sini sudah paham ya, bahwa dalam mengelola keuangan, terdapat banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi keputusan dan perilaku pengeluaran seseorang, terutama pada akhir bulan.
Salah satu cara untuk mempelajari lebih lanjut tentang manajemen keuangan dan menghindari pengaruh psikologis dalam pengeluaran adalah dengan belajar dari sumber-sumber yang dapat dipercaya. Yuk, kita tingkatkan pemahaman kita tentang manajemen keuangan, sehingga kita dapat mengatur keuangan kita dengan bijak dan mencapai tujuan keuangan kita di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!