Lingkungan kerja yang sehat ini kadang kala agak dilupakan prioritasnya, dianggap remeh dan tak sepenting aspek lainnya.
Pernah suatu kali, saya bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan produk interior. Memang produk-produk furnitur yang dijual, dibuat oleh pengrajin yang lokasinya tersebar di luar kantor. Namun, tak jarang produk dibawa masuk ke workshop kami untuk difinishing. Dan, pekerjaan finishing produk kayu pastinya tak lepas dari debu-debu serat kayu yang beterbangan ke sana kemari, plus aroma-aroma cairan-cairan finishing yang menyengat.
Untuk para pekerja yang langsung terlibat di workshop memang semua memakai perlengkapan untuk melindungi diri. Tapi buat yang bekerja di bagian kantor–letaknya memang ada di bagian depan, tapi tetap saja debu-debu kayu bisa menembus angin-angin–para karyawan banyak yang tidak mengenakan perlengkapan sebagaimana yang langsung menangani workshop. Belum lagi suara bising mesin-mesin yang cukup memekakkan telinga.
Kalau hanya sekali dua kali, ya mungkin belum terlalu terpengaruh. Tapi, lama kelamaan–apalagi bagi yang punya riwayat penyakit yang berkaitan dengan saluran pernapasan, asthma misalnya–hal ini akhirnya menjadi masalah besar.
Cerita di atas mungkin tak hanya terjadi di perusahaan satu ini saja. Bisa saja kejadian serupa atau lebih parah lagi dialami oleh karyawan lain dari berbagai sektor usaha. Meski mungkin kondisi perusahaan berbeda-beda, namun ada baiknya lingkungan kerja yang sehat juga diwujudkan, berbarengan dengan fasilitas dan benefit lain yang mungkin ditawarkan oleh perusahaan.
Mengapa lingkungan kerja yang sehat ini penting artinya?
1. Menekan sick leave
Sick leave atau izin sakit biasanya memang diberikan pada karyawan yang memang butuh beristirahat karena sakit. Ada perusahaan yang memperbolehkan karyawan untuk beristirahat di rumah tapi kalau lebih dari 2 hari diwajibkan untuk menyerahkan surat izin dokter. Ada pula perusahaan yang mewajibkan sudah ada surat izin dokter meski karyawan hanya tidak masuk kerja satu hari saja.
Ini pastinya kembali ke kebijakan perusahaan masing-masing.
Meski memang memberi izin, tetapi jika sampai izin sakitnya terlalu banyak dalam satu tahun, tentunya hal ini akan mengganggu kinerja tim secara keseluruhan. Perlu dicari masalah penyebab, mengapa sick leave ini tinggi. Mungkin saja salah satu penyebabnya adalah kurang tersedia lingkungan kerja yang sehat.
2. Karyawan lebih bahagia dan enjoy dalam bekerja
Dengan lingkungan kerja yang sehat, pastinya karyawan akan lebih enjoy dalam bekerja. Kebahagiaan mereka dalam bekerja ini sangat penting lo, karena dengan demikian mereka akan berusaha untuk memberikan yang terbaik dari diri mereka bagi tujuan bersama.
Karyawan yang bebas stres akan menunjukkan kinerja yang baik dan akan bisa mencari solusi yang paling jitu untuk memecahkan masalah yang terjadi seputar pekerjaan mereka.
3. Meningkatkan produktivitas
Karena karyawan enjoy bekerja, bebas stres–terutama karena tempat kerjanya begitu nyaman–pastilah produktivitas kerja mereka juga meningkat.
Hal ini memang akhirnya menjadi efek domino sih. Lingkungan kerja yang sehat, karyawan enjoy kerja, mereka juga nggak mempunyai masalah terlalu berat dalam hidup (bebas utang, misalnya), akhirnya produktivitas pun meningkat juga.
Formulanya memang sudah begitu.
Lalu, gimana caranya mewujudkan lingkungan kerja yang sehat ini?
Cara menjamin lingkungan kerja yang sehat
1. Pastikan sirkulasi udara cukup
Sirkulasi udara yang bersih adalah mutlak. Saat udara di ruang kerja pengap, dicemari oleh bau-bauan yang menyengat (seperti kasus workshop furnitur di atas) pastinya akan tidak berdampak baik bagi kesehatan karyawan.
2. Ruangan kerja menerima pencahayaan alami yang cukup
Meski mungkin sehari-harinya menggunakan AC dan tertutup, tapi ada baiknya secara periodik ruang kerja juga menerima cahaya alami yang langsung masuk ke dalam ruangan. Terutama di pagi hari.
Sudah tahu kan ya, kalau cahaya matahari pagi itu menyehatkan? Selain baik untuk menyebarkan vitamin D, cahaya matahari juga akan baik untuk mengusir kelembapan yang diakibatkan oleh paparan AC secara terus menerus. Pun cahaya matahari bisa mengusir jamur-jamur yang mungkin tumbuh di dalam ruangan.
Situs Healthline juga pernah menjelaskan, bahwa sinar matahari pagi, utamanya, dapat memengaruhi produksi hormon serotonin, yaitu hormon yang memengaruhi kondisi suasana hati kita lo.
3. Pastikan jauh dari sumber pencemaran
Pembagian dan penataan ruangan memang sangat menentukan. Ruang-ruang produksi yang berisiko mengeluarkan berbagai zat pencemar sebaiknya diletakkan agak jauh dari ruangan kantor administrasi. Atau, bisa juga diberi lapisan pelindung agar zat yang beracun dan berbahaya tidak menyebar ke mana-mana.
Tentunya, pihak perusahaan lebih tahu ya, bagaimana mengatasi hal ini yang sesuai dengan kondisinya masing-masing.
Kesehatan karyawan sangat penting artinya bagi perusahaan. Meski perusahaan mungkin sudah menyediakan berbagai tunjangan dan benefit untuk membantu karyawan yang sakit, tentunya akan lebih baik jika karyawan didukung dengan lingkungan kerja yang sehat sehingga mereka pun tidak sampai sakit.
QM Financial bersedia membantu perusahaan mana pun untuk memberikan edukasi keuangan dan human capital sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawan lo! Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.