Pemerintah Indonesia memasuki era baru dengan sejumlah rencana kebijakan yang dapat memengaruhi kondisi ekonomi. Perubahan ini mencakup berbagai sektor, dari pajak hingga subsidi, yang akan berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat.
Setiap kebijakan baru dalam sebuah negara memang berpotensi membawa peluang dan tantangan bagi kondisi keseharian kita sebagai warga negara. Termasuk keuangan pribadi. Hal ini sebenarnya enggak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di negara mana pun. Termasuk juga di Amerika Serikat, yang baru saja selesai melakukan pemilu. Warga negaranya juga sedang harap-harap cemas menghadapi perubahan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
So, penting untuk memahami bagaimana perubahan ini bisa memengaruhi pengeluaran, pendapatan, dan cara mengelola uang di masa depan. Meskipun yah, kita hanya rakyat jelata, bukan yang duduk di pembuat ataupun penetap kebijakan.
Table of Contents
Beberapa Janji Kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia yang Baru dan Pengaruhnya terhadap Keuangan Pribadi
Jangan kecil hati karena kita rakyat jelata. Justru kita adalah rakyat, ekonomi negara itu bisa kena efek kalau kita kenapa-napa. Jadi, mari kita coba lihat, apa saja kebijakan pemerintah Indonesia yang baru terkait ekonomi dan pengaruhnya terhadap kondisi keuangan pribadi kita. Sekali-kali belajar dengan menyinggung ekonomi makro yuk.
1. Pertumbuhan Ekonomi 8%
Dikutip dari situs Kemenkeu, pemerintah Indonesia yang baru menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%. Untuk mencapainya, sudah pasti diperlukan sinergi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan investasi besar senilai Rp1.900-2.000 triliun, lebih tinggi dibanding target Rp1.650 triliun pada 2024.
Buat rakyat jelata, ini bisa berarti beberapa hal:
Harga Barang dan Jasa
Jika fokus pada swasembada pangan dan energi berhasil, harga kebutuhan pokok seperti beras atau bahan bakar bisa lebih stabil, bahkan turun. Tapi jika ada hambatan, seperti gagal panen atau kenaikan harga bahan baku, biaya hidup bisa naik.
Peluang Kerja Baru
Dengan target investasi hingga Rp2.000 triliun, banyak proyek besar seperti pembangunan pabrik, jalan, atau teknologi baru yang membutuhkan tenaga kerja. Ini bisa membuka lebih banyak lapangan kerja, baik di kota maupun desa.
Peluang Usaha Kecil
Ketika investasi besar masuk, usaha kecil seperti katering, transportasi lokal, atau pemasok bahan mentah juga ikut diuntungkan. Peluang usaha ini bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan.
Utang dan Pajak
Kalau pemerintah fokus menarik investasi besar, ada kemungkinan subsidi dikurangi atau pajak dinaikkan, seperti rencana PPN 12% di 2025. Ini bisa membuat biaya hidup naik sedikit, terutama untuk barang dan jasa yang sering digunakan.
Suku Bunga dan Pinjaman
Untuk mendukung investasi dan pertumbuhan ekonomi, suku bunga mungkin akan dijaga tetap rendah agar pinjaman lebih terjangkau. Ini menguntungkan untuk cicilan rumah, mobil, atau modal usaha.
Lalu, apa pengaruhnya untuk keuangan pribadi kita? Bisa jadi:
- Dengan kemungkinan harga naik atau turun, perlu menyesuaikan anggaran untuk memastikan kebutuhan pokok tetap terpenuhi.
- Sektor pangan dan energi mungkin jadi investasi menarik. Belajar tentang reksa dana, saham, atau usaha kecil bisa jadi langkah awal.
- Siapkan dana darurat, untuk berjaga-jaga jika ada kenaikan harga atau pengeluaran mendadak.
- Cari pekerjaan atau usaha yang sesuai dengan kebutuhan proyek-proyek besar di sekitar.
Dengan rencana ini, hasilnya bisa positif atau menantang tergantung eksekusinya, sehingga perlu fleksibilitas dalam mengelola keuangan.
Baca juga: Orang Indonesia Masih Suka Makan Tabungan: Apa Maksudnya dan Bagaimana Cara Mengatasinya
2. Pajak Properti Dihapus
Rencana pemerintah Indonesia untuk menghapus pajak properti, seperti PPN (11%) dan BPHTB (5%), bertujuan supaya masyarakat dapat membeli rumah dengan lebih mudah. Bahkan, ada wacana penghapusan uang muka (DP) untuk rumah. Ini artinya:
Harga Rumah Jadi Lebih Terjangkau
Tanpa pajak properti, harga rumah bisa turun hingga 16%. Misalnya, rumah yang sebelumnya Rp500 juta akan lebih murah sekitar Rp80 juta. Ini membuat rumah lebih terjangkau bagi masyarakat yang sebelumnya kesulitan.
Lebih Mudah Punya Rumah
Jika DP juga dihapus, masyarakat bisa membeli rumah tanpa harus menyiapkan uang besar di awal. Hal ini membantu terutama bagi keluarga muda atau pekerja dengan penghasilan pas-pasan.
Peningkatan Akses Properti
Kebijakan ini bisa membuka peluang lebih besar bagi masyarakat kecil untuk memiliki tempat tinggal sendiri, bukan hanya menyewa.
Lebih Banyak Pilihan Tempat Tinggal
Beli rumah jadi lebih realistis karena biaya awal yang biasanya berat, karena ada pajak dan DP, jadi enggak lagi menjadi kendala. Hal ini memungkinkan masyarakat umum bisa memiliki rumah.
Kemudahan Kredit Rumah
Dengan DP dihapus, masyarakat bisa langsung mencicil rumah. Namun, penting untuk menghitung cicilan bulanan agar engga membebani anggaran juga.
Kesempatan Investasi Properti
Rumah enggak hanya untuk tempat tinggal tetapi juga bisa menjadi aset investasi. Harga properti cenderung naik seiring waktu, sehingga ini adalah kesempatan untuk menambah kekayaan dalam jangka panjang.
Risiko Utang
Tanpa DP, banyak orang bisa jadi akan tergoda membeli rumah di luar kemampuan. Ini bisa menimbulkan beban utang besar jika penghasilan tidak cukup untuk membayar cicilan.
Jadi gimana nih, ada keuntungan dan juga ada kerugiannya. Ya, enggak apa. Ayo kita atur saja dengan cara ini:
- Pilih rumah sesuai kemampuan, jangan tergoda membeli rumah mewah hanya karena pajak dan DP dihapus.
- Siapkan dana cadangan untuk cicilan agar tetap aman jika penghasilan terganggu.
- Pertimbangkan rumah sebagai investasi jangka panjang, terutama di lokasi yang berkembang.
Jika kebijakan pemerintah Indonesia ini benar diterapkan, dampaknya sangat positif bagi masyarakat berpenghasilan rendah, asalkan pengelolaan cicilan dilakukan dengan bijak.
Baca juga: Orang Indonesia Sulit Nabung, Cuma Bisa 3% dari Gaji, Kok Bisa?
Perubahan yang dilakukan pemerintah Indonesia bisa jadi membawa dampak nyata pada kehidupan sehari-hari. Mari kita dukung saja, dan siap untuk segala kemungkinan. Yah, bagaimanapun, kita hidup bareng di negeri ini kan? Sebagai rakyat, ya sudah jadi kewajiban kita untuk mendukung apa pun program pemerintah, dan mengkritisinya jika memang tidak memihak pada rakyat.
So, boleh saja protes dan kritis. Tetapi, kita juga perlu menyesuaikan strategi keuangan pribadi kita seperlunya, agar kemudian kita bisa beradaptasi terus dengan perubahan yang akan selalu ada.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!