Dalam dunia bisnis, istilah turn over karyawan sering kali muncul dalam diskusi mengenai manajemen sumber daya manusia dan efisiensi operasional.
Secara sederhana, turnover karyawan mengacu pada tingkat di mana karyawan meninggalkan suatu organisasi dan digantikan oleh karyawan baru. Fenomena ini, meskipun tampaknya merupakan bagian alami dari siklus pekerjaan, dapat membawa implikasi yang signifikan bagi setiap perusahaan.
So, adalah penting untuk memahami sepenuhnya bagaimana turn over karyawan ini enggak hanya berdampak pada biaya operasional langsung, seperti rekrutmen dan pelatihan, tetapi juga pada aspek-aspek tidak langsung seperti moral tim, kualitas kerja, dan bahkan reputasi perusahaan di mata pasar tenaga kerja.
Coba yuk, kita selami di artikel kali ini. Tujuannya agar nanti perusahaan dapat mengidentifikasi penyebab dan, yang lebih penting, strategi untuk mengelola dan idealnya mengurangi turn over ini, sehingga mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Table of Contents
Biaya-Biaya dalam Turn Over Karyawan
Dalam praktiknya, turn over karyawan itu “mahal”. Ada banyak “pengeluaran” yang akan terjadi, yang seharusnya hal ini disadari oleh HR maupun pihak manajemen perusahaan. Mari kita lihat.
Biaya Langsung
Salah satu konsekuensi paling langsung dan merugikan dari turn over karyawan adalah biaya yang terkait dengan proses rekrutmen dan penggantian posisi yang kosong.
Biaya Rekrutmen
Setiap kali seorang karyawan memutuskan untuk resign, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang signifikan untuk merekrut pengganti. Proses ini enggak hanya melibatkan iklan posisi dan wawancara kandidat, tetapi juga screening dan penilaian untuk menemukan kandidat yang tepat, yang sering kali memakan waktu dan sumber daya.
Biaya Pelatihan
Setelah karyawan baru diterima, yang berikutnya muncul adalah biaya pelatihan dan pengembangan. Karyawan baru perlu waktu untuk memahami budaya perusahaan, proses internal, dan tanggung jawab pekerjaan mereka. Investasi waktu dan uang dalam pelatihan ini lumayan besar loh! Perusahaan harus memastikan bahwa mereka bisa segera produktif. Masalahnya, kadang ini juga berarti bahwa produktivitas keseluruhan mungkin menurun selama periode transisi ini.
Selain itu, ada pengurangan produktivitas yang umum terjadi selama karyawan baru masih mempelajari tugas-tugas mereka. Meskipun ini adalah bagian alami dari proses setiap pergantian staf, dampaknya pada operasi sehari-hari bisa signifika. Apalagi kalau yang digantikan memiliki peran penting atau spesialis.
Biaya Administratif
Terakhir, ada biaya administratif yang tidak dapat diabaikan. Mengelola pergantian karyawan, dari proses keluar hingga perekrutan dan orientasi karyawan baru, melibatkan waktu dan tenaga dari tim HR. Semua aktivitas ini membutuhkan sumber daya yang, jika digunakan untuk tujuan lain, dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan.
Dengan demikian, memahami dan mengelola biaya langsung ini tidak hanya mengurangi beban finansial pada perusahaan, tetapi juga membantu dalam mempertahankan kelancaran dan efisiensi operasional secara keseluruhan.
Biaya Tidak Langsung
Di luar biaya langsung yang mudah dihitung, turn over karyawan juga membawa biaya tidak langsung yang kadang lebih sulit diukur tetapi enggak kalah pentingnya.
Motivasi
Salah satu dampak yang paling signifikan adalah pada moral dan motivasi karyawan. Ketika karyawan sering datang dan pergi, ini dapat menciptakan suasana kerja yang enggak stabil, sehingga bisa menurunkan semangat tim.
Karyawan yang tersisa bisa jadi lantas merasa enggak aman. Mereka bisa juga merasa kecewa karena kehilangan rekan kerja. Situasi ini juga bisa menambah beban kerja yang enggak seimbang, mengakibatkan stres dan kelelahan.
Penurunan Kualitas Layanan atau Produk
Butuh waktu bagi karyawan baru untuk mencapai tingkat keahlian dan efisiensi yang sama dengan pendahulunya. Hal ini sebenarnya ya wajar, tetapi bisa berdampak pada konsistensi dan kualitas output yang dihasilkan. Bisa saja akhirnya memengaruhi kepuasan pelanggan dan reputasi perusahaan.
Rugi Pengalaman
Saat ada karyawan yang resign dan digantikan dengan yang baru akan memberikan “kerugian” pengalaman dan pengetahuan. Apalagi kalau karyawan lamanya memang sudah ahli. Mereka akan ikut membawa pergi pengetahuan ini, yang bisa menyebabkan kesenjangan dalam pemahaman dan kemampuan tim.
So, biaya tidak langsung ini, meskipun kurang terlihat, dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius pada kesehatan dan keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi manajemen untuk enggak hanya fokus pada biaya langsung dari turn over karyawan, tetapi juga mempertimbangkan dan mengatasi dampak tidak langsung ini untuk mempertahankan kestabilan dan pertumbuhan perusahaan.
Strategi Mengurangi Turn Over Karyawan
Jadi, harus gimana ya untuk menahan turn over karyawan biar rasionya bisa tetap rendah?
Pengembangan Budaya Perusahaan yang Mendukung
Salah satu strategi paling efektif adalah dengan mengembangkan budaya perusahaan yang baik.
Budaya perusahaan yang kuat dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif, di mana karyawan merasa dihargai, diakui, dan terlibat. So, komunikasi yang terbuka dan jujur harus dipelihara, pun ada penghargaan terhadap keragaman, serta menjaga kontribusi karyawan.
Ketika karyawan merasa bahwa mereka adalah bagian tak terpisahkan dari perusahaan dan visinya, mereka lebih cenderung merasa puas dan termotivasi untuk bertahan dalam jangka panjang.
Kompensasi dan Benefit yang Seimbang
Dalam usaha untuk mengurangi turn over karyawan, penyediaan kompensasi dan benefit yang seimbang merupakan langkah kunci.
Kompensasi yang adil dan menarik enggak hanya berfungsi sebagai insentif bagi karyawan untuk bergabung dan bertahan di perusahaan, tetapi juga sebagai pengakuan atas nilai dan kontribusi mereka.
Selain gaji pokok, elemen-elemen seperti bonus, asuransi kesehatan, program pensiun, fleksibilitas kerja, dan peluang pengembangan profesional dapat menambah daya tarik perusahaan sebagai tempat kerja yang diinginkan.
Ketika karyawan merasa bahwa mereka diberi kompensasi yang setara dengan usaha dan prestasi, maka kepuasan kerja dan loyalitas mereka pun meningkat terhadap perusahaan. Lebih lanjut, dengan menyesuaikan benefit untuk mendukung kesejahteraan mereka, perusahaan akan dinilai peduli.
Pendekatan ini enggak hanya meningkatkan retensi karyawan tetapi juga membantu menarik talenta baru, menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan produktif.
Pemberian Program Pelatihan, Termasuk Financial Training
Dengan menyediakan pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan, perusahaan menunjukkan komitmen terhadap pertumbuhan profesional karyawan.
Nah, ini enggak cuma pelatihan teknis atau keahlian khusus yang terkait dengan pekerjaan saja, tetapi juga financial training, yang dapat membantu karyawan dalam mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik.
Pengetahuan finansial yang diperoleh melalui pelatihan ini enggak hanya bermanfaat untuk kehidupan pribadi karyawan, tetapi juga meningkatkan pemahaman mereka tentang aspek keuangan dalam bisnis. Nantinya, hal ini berkontribusi terhadap pengambilan keputusan yang lebih tepat dan bertanggung jawab dalam pekerjaan.
Pelatihan semacam ini menunjukkan bahwa perusahaan enggak hanya mau berinvestasi dalam kinerja karyawan—yang notabene akan menguntungkan perusahaan—tetapi juga dalam kesejahteraan dan pengembangan pribadi karyawan. Hal ini dapat memperkuat loyalitas dan kepuasan mereka, yang pada akhirnya mengurangi kecenderungan mereka untuk mencari peluang di tempat lain, sehingga menurunkan tingkat turn over secara keseluruhan.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!