Kalau dengan tujuan mencari jati diri dan demi arah karier yang jelas, berpindah-pindah kerja mungkin adalah hal yang wajar. Namun, hati-hati kalau kamu mulai dicap sebagai kutu loncat yang hobi job hopping. Bisa-bisa berdampak negatif untuk karier ke depannya lo!
Fenomena kutu loncat begini biasanya terjadi pada karyawan yang masih muda, yang masih mencari jati diri di dunia karier, dan mereka yang masih meraba-raba passion. Meski demikian, di sisi lain, berpindah kerja itu sebenarnya bukan hal yang buruk, apalagi jika kamu punya strategi yang baik demi perkembangan karier kamu.
So, enggak ada salahnya sih untuk meredam diri sesaat dan membuat pertimbangan bijak mengapa harus pindah kerja, bahkan sampai berkali-kali. Apa sih yang kamu cari? Sampai mana kamu akan terus mencari?
Dengan mempertimbangkannya, maka kamu akan benar-benar matang dalam mengambil keputusan.
Stigma Negatif
Julukan kutu loncat atau job hopper sebenarnya diberikan pada orang yang suka berpindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain, atau juga ke bidang lain antara dua atau tiga kali dalam setahun, atau bahkan kurang.
Sebenarnya, di mata perusahaan, rekam jejak seperti tidak terlalu menguntungkanmu, bahkan terkesan negatif. Setidaknya hal seperti ini akan membuat perusahaan berpikir panjang untuk merekrut. Sulit bagi perusahaan untuk memercayakan tujuan bisnis jangka panjang pada orang yang dinilai masih mencari jati diri, bahkan labil dan belum mengetahui tujuan kariernya sendiri.
Pindah kerja sih wajar. Begitu juga kalau kamu career switching, alias pindah ke bidang lain. Namun, tidak menjadi wajar lagi kalau kurang dalam satu tahun sudah berganti-ganti perusahaan, apalagi kalau berulang dua tiga kali pada tahun berikutnya.
Jika ini terjadi, perusahaan bisa saja menanyakan komitmen kamu pada kariernya sendiri, dan juga komitmen pada pekerjaan secara luas. Pasalnya, perusahaan tentu tidak mau ambil risiko dengan mepekerjakan karyawan yang belum tentu akan stay dan belum tahu tujuan kariernya ke depan. Bisa-bisa kamu dinilai akan bersikap sama di perusahaan baru tersebut.
Selain itu, menjadi kutu loncat membuatmu enggak fokus menjalani karier. Jangankan fokus, karena kamu akan menjadi ‘newbie’ setiap kali pindah kerja. Kamu bisa jadi kehilangan peluang untuk dipromosikan atas kinerja yang sudah kamu berikan sebelumnya.
Belum lagi, dengan sering berpindah kerja, kamu akan melewatkan berbagai benefit yang mungkin ditawarkan oleh kantormu, yang biasanya bisa menjadi hak kamu setelah minimal 1 tahun bekerja. Misalnya seperti THR, bonus, atau tunjangan lainnya. Sayang banget kan?
Keuntungan Bertahan di Satu Perusahaan
Berarti enggak boleh ya, jadi kutu loncat? Well, bukannya dilarang, hanya saja kamu perlu mengkhawatirkan perkembangan kariermu sendiri.
Paling ideal, kamu bisa bertahan di sebuah perusahaan minimal 2 tahun, karena dalam 2 tahun itu, kamu bisa belajar banyak hal seputar karier dan bidang yang kamu tekuni. Dua tahun ini baru tahap mengenal, belum mendalami lo!
Kalau boleh dibuat timeline, satu tahun pertama adalah mengenali dunia baru—apalagi kalau kamu fresh graduate yang belum berpengalaman. Ditambah mengenali pola kerja, ritme, kebiasaan dan budaya perusahaan, rekan kerja, senior, atasan, klien, struktur organisasi karyawan, hingga kompetitor. Tahun pertama adalah tahun sibuk untuk mendapatkan ilmu dan wawasan di bidang kamu bekerja dan juga perusahaannya.
Di tahun kedua, kamu pasti akan baru mulai lancar mengerjakan segala sesuatu. Sudah mulai hafal prosedur-prosedurnya, apalagi kan sudah kenal dengan personil-personilnya. Sudah kenal dengan berbagai kebiasaan yang ada di perusahaan, juga sudah memiliki ritme kerja yang sama dengan rekan kerja. Kamu mungkin bahkan sudah mulai bisa berinovasi, bisa melakukan problem solving nyaris tanpa kesalahan.
Selain itu bertahan di pada satu perusahaan setidaknya 2 tahun akan memberikan keuntungan bagi kamu, salah satunya berpeluang untuk berkembang menjadi pribadi yang mandiri.
Bagaimana agar Tidak Menjadi Kutu Loncat
Sekali lagi, menjadi kutu loncat tidak dilarang. Boleh kok, apalagi jika memang bukan faktor kamunya yang kurang profesional. Bagaimanapun, kamu berhak untuk bekerja di perusahaan yang bagus. Ya kan? Tetapi, ada baiknya untuk tidak berpikir akan terus menjadi kutu loncat, karena pada akhirnya kamu sendiri yang dirugikan.
Jadi, bagaimana caranya agar kita bisa menghindar dari peluang menjadi kutu loncat?
1. Miliki tujuan karier
Seperti dalam keuangan, saat mulai meniti karier, kamu harus bertanya pada dirimu sendiri, #TujuanLoApa? Dengan begini, kamu lantas bisa memosisikan dirimu sendiri sebagai partner perusahaan.
Pada dasarnya, perusahaan mana pun membutuhkan keaktifan semua personil untuk bisa terlibat mewujudkan tujuan bersama. Kamu pun bisa mendiskusikannya dengan pihak perusahaan untuk menyelaraskan antara tujuan kariermu sendiri dengan tujuan perusahaan.
2. Pahami bidang pekerjaanmu
Ketika kamu berusaha memahami bidang yang sedang kamu jalani, saat itu juga kamu ikut belajar bagaimana cara menangani masalah yang ada dalam pekerjaan.
3. Kelola penghasilanmu dengan baik
Ketika kamu mensyukuri penghasilan yang kamu dapatkan dengan cara mengelolanya dengan baik, dan kemudian merasa cukup, maka bisa saja kamu menjadi tidak ingin berpindah kerja dan menjadi kutu loncat lagi.
Karena itu, adalah penting bagi kamu—para first jobber, fresh graduate, bahkan kamu yang berada di middle level—untuk belajar keuangan agar bisa mengelola gaji dengan baik. Tahu kan, bahwa produktivitas, kepuasan kerja, dan gaji itu berhubungan erat?
So, jika memang belum pernah ada pelatihan keuangan di perusahaan tempat kamu kerja, kamu bisa mengusulkannya ke HR kantor tempat kamu bekerja, dan undang QM Financial untuk datang menemani kamu belajar keuangan.
Untuk detail lebih lanjut, bisa menghubungi ini ya, dan mari berdiskusi mengenai kebutuhan training keuangan karyawan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!