Ini berita baik memang, ketika sejumlah daerah di Indonesia sudah mulai melonggarkan pembatasan akibat pandemi. Bahkan secara nasional sendiri pun, Indonesia sudah membuka gerbang bagi warga negara asing. Pemulihan ekonomi secara bertahap terjadi, dan jadi PR lagi nih soal perencanaan keuangan pribadi kita supaya bisa beradaptasi lagi dengan masa yang baru.
Di awal pandemi, sebagian dari kita harus membolak-balikkan rencana keuangan, gara-gara kondisi yang berubah. Kemudian, ketika virus corona sudah mulai dapat dikendalikan—meski belum sepenuhnya terjinakkan—kita juga harus melakukan review terhadap perencanaan keuangan kita lagi.
Ya, memang harus begitu. Pasalnya, hidup kita kan dinamis, rencana harus bisa mengikuti kondisi ketika kita harus menjalani hidup. Enggak masalah rencana terus berubah, yang penting tujuannya pasti dan kita fokus pada tujuan tersebut.
Setuju nggak?
So, buat kamu nih, mungkin bingung juga. Mesti apanya nih yang diulik? Perencanaan keuangan seperti apa yang cocok untuk sekarang? Yuk, ikuti beberapa tip berikut.
Perencanaan Keuangan di Masa Pascapandemi
1. Personal finance is very personal
Pertama, kamu harus selalu ingat, bahwa personal finance is very personal. Tidak pernah ada solusi atau rencana keuangan yang bisa berlaku sama untuk semua orang. Setiap orang punya kebutuhannya masing-masing, dengan kondisi masing-masing juga.
Karena itu, untuk pertanyaan perencanaan keuangan seperti apa yang cocok dijalankan di masa pascapandemi? Jawabannya, tergantung kondisi pribadi masing-masing.
So, silakan dicek beberapa hal berikut:
- Berapa penghasilanmu saat ini? Bagaimana kondisinya dibandingkan sebelum dan selama pandemi kemarin? Apakah ada grafik yang bagus?
- Berapa pengeluaranmu saat ini? Bandingkan juga dengan kondisi sebelum dan selama pandemi, seperti halnya penghasilan.
- Bagaimana rasio utang, menabung, dan likuiditasmu? Apakah masih dalam batas ideal?
Jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas akan memberimu gambaran, perencanaan keuangan seperti apa yang harus kamu miliki ke depannya. Kamu bisa melakukan financial check up lagi untuk memastikannya.
2. Buat yang realistis
Tak perlu terburu-buru, buatlah perencanaan keuangan yang sesuai dengan kemampuanmu. Misalnya gimana?
Misalnya, jika saat ini penghasilanmu belum benar-benar pulih, maka kamu tak perlu memaksakan hal-hal yang di luar kemampuanmu. Jika memang perlu, buatlah tujuan-tujuan jangka pendek saja dulu. Mungkin tiga bulan ke depan, atau enam bulan ke depan? Bahkan untuk satu bulan ke depan pun enggak masalah. Yang penting, setiap rencana harus bisa kamu realisasikan, karena memang sesuai dengan kemampuan.
Mungkin teman-temanmu sudah mulai berencana untuk liburan ke luar negeri. Jika memang kamu belum mampu, maka kamu tak perlu ikut membuat rencana yang sama. Mungkin akan lebih baik bagi kamu untuk mengembalikan dulu dana darurat yang kemarin sempat terpakai di masa krisis. Atau mungkin akan lebih bermanfaat kalau kamu mulai membeli polis asuransi jiwa sekarang, kalau kemarin belum punya.
Tetap ingat ya, biaya hidup bisa diatur, gaya hiduplah yang mahal.
So, pastikan sekarang kamu memiliki perencanaan keuangan yang lebih baik daripada sebelumnya. Tambahkan pos kesehatan secara tersendiri jika perlu, karena ini adalah pos yang sekarang harus menjadi prioritas utama kita.
3. Tetap perhatikan jaring pengamanmu
Ngomong-ngomong soal dana darurat, bagaimana kondisinya? Apakah kemarin memang sempat terpakai di masa krisis? Kalau iya, kamu harus bersyukur bahwa kamu memilikinya. Sekarang, waktunya untuk memulihkannya lagi.
Kalau tadinya belum ideal, coba sekarang fokus supaya bisa mencapai jumlah dana darurat ideal.
Begitu juga dengan asuransi. Coba cek apakah masih bisa meng-cover kebutuhanmu? Pastikan kamu paham betul apa yang ada dalam polis asuransi ya, terutama terkait coverage perlindungannya. Jangan sampai kamu merasa “tertipu” pada akhirnya, hanya karena kamu enggak membaca polis dengan saksama.
4. Apa kabar utang?
Pastikan pembayaran utang tetap menjadi prioritas utamamu. Pastikan rasio utang masih dalam batas ideal ya, yaitu maksimal 30% dari penghasilan.
Jika memang belum memungkinkan, jangan membuat utang baru. Lebih baik fokus untuk menyelesaikan utang yang sudah ada.
5. Mulai gas investasi lagi!
Yang terakhir, yuk, gas investasi lagi! Pastinya ini kalau kondisimu sudah memungkinkan ya, artinya dana darurat, asuransi, dan cicilan utang sudah aman, juga kamu sudah mengalokasikan biaya kebutuhan hidup.
Dengan demikian, tinggal alokasi investasi nih, kalau bisa ditambah lagi ke depannya. Sekali lagi, sesuaikan dengan kondisi dan situasi kamu sendiri.
Nah, gimana? Sudah siap menghadapi masa-masa pascapandemi. Semoga perekonomian kita semua segera pulih seperti sedia kala, bahkan lebih baik lagi ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!