Survei HSBC di tahun 2018 menyebutkan bahwa lebih dari 75% responden usia kerja mengharapkan anaknya akan membantu mereka di masa pensiun, sedangkan kenyataannya saat ini hanya kurang dari 1/3 responden usia pensiun menerima bantuan dari anaknya. Ouch, ini dia nih tanda-tanda sandwich generation akan diwariskan ke keturunan.
Apa Itu Sandwich Generation?
Apakah kamu sudah tahu, apa arti sandwich generation?
Sandwich generation adalah sebutan bagi mereka yang masuk ke dalam usia produktif, yang selain harus membiayai hidup keluarga kecilnya sendiri—yang terdiri atas pasangan dan anak-anaknya—mereka juga harus menanggung hidup orang tua ataupun keluarga besarnya.
Dan menariknya, sebagian besar dari mereka yang termasuk ke dalam sandwich generation adalah yang berstatus sebagai pekerja atau karyawan.
Potret ini cukup lazim ditemukan pada generasi milenial dewasa ini. Banyak yang akhirnya merasakan beban hidup yang terlalu berat, karena menjadi tulang punggung keluarga besar, tanpa ada kesempatan untuk memikirkan kebutuhan dan kebahagiaan diri sendiri. Boro-boro punya tujuan keuangan untuk masa depan, buat makan saja harus ngirit bin hemat supaya bisa mengirim uang ke orang tua atau kampung halaman.
Akibat dari tuntutan-tuntutannya ini, seseorang yang termasuk ke dalam sandwich generation akan mengalami beberapa hal yang nantinya akan berdampak dalam keuangan jangka panjang. Berikut beberapa dampaknya.
Bahaya dan Masalah yang Bisa Ditimbulkan dari Menjadi Sandwich Generation
1. Pengeluaran lebih banyak
Sudah pasti, pengeluaran akan lebih banyak. Efeknya, mereka akan bekerja lebih keras lagi. Namun, dengan bekerja lebih keras lagi, kebutuhan juga akan bertambah seiring waktu. Hingga akhirnya, kejar-kejaran antara bertambahnya pengeluaran dan kebutuhan ini seakan tanpa ujung.
Sungguh melelahkan.
2. Peluang terlilit utang lebih tinggi
Karena penghasilan dirasa tak pernah cukup, maka seseorang yang merupakan sandwich generation akan berpeluang memiliki utang yang lebih tinggi. Parahnya, utang ini akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tentu saja, ini bukan merupakan kriteria utang yang benar.
3. Tidak punya tabungan
Pengeluaran yang membengkak dari yang seharusnya, peluang terlilit utang yang juga terlalu tinggi akhirnya membuat para sandwich generation tidak memiliki tabungan, baik untuk dana daruratnya maupun untuk masa depannya.
Bisa diduga dong, masalah keuangan bisa berpeluang lebih besar lagi untuk menghampirinya. Tak hanya sekarang, tetapi di suatu saat nanti.
4. Kurang bisa fokus memenuhi kebutuhan sendiri
Karena ada banyak kepentingan dan kebutuhan keluarga lain yang harus diprioritaskan, maka seseorang yang merupakan generasi roti isi akan mengenyampingkan kebutuhannya sendiri.
Sebenarnya, ini merupakan bukti bahwa kamu bukan merupakan orang yang egois—yang hanya mementingkan diri sendiri—tetapi terlalu banyak mikirin orang lain dan melupakan kebutuhan kita sendiri itu juga kurang bijak.
5. Lebih rentan stres
Akibat dari beban yang terlalu berat, dan lupa memikirkan diri sendiri, akan membuat sandwich generation lebih rentan stres. Dan, pasti setuju kan, kalau stres bisa menjadi penyebab dari segala penyakit?
Lalu, sekarang, coba bayangkan jika kita termasuk ke dalam 75% responden survei HSBC yang mengharapkan bantuan anak-anak kita ketika kita sudah memasuki masa pensiun itu. Anak-anak kita nantinya juga akan merasakan setidaknya 5 efek menjadi sandwich generation di atas.
Waduh, apa iya bakalan tega?
Nah, di sinilah kita harus menyadari, betapa pentingnya kita bisa siap menghadapi masa pensiun mendatang. Pastinya, enggak mau dong, anak-anak merasakan hal yang sama dengan yang dihadapi sekarang.
Masa pensiun seharusnya menjadi saat-saat seorang merupakan saat seseorang idealnya menikmati masa istirahat bersama keluarga setelah bertahun-tahun bekerja. Namun hal ini harus direncanakan dengan matang sedari dini. Sayangnya kesadaran ini biasanya timbul saat kita sudah mendekati masa pensiun.
Lalu, Bagaimana dari Sisi Perusahaan Sendiri?
Dari sisi perusahaan sendiri, di mana karyawan bekerja dan pada akhirnya memberikan masa istirahat pensiun ketika waktunya tiba, juga ada baiknya mendukung karyawan untuk segera menyadari akan pentingnya memutus mata rantai sandwich generation ini.
Tak hanya memberikan berbagai financial training untuk membantu meningkatkan keterampilan pengelolaan keuangan bagi mereka yang sudah menjadi sandwich generation saja, tetapi juga memberi bekal pemahaman mengenai arti pentingnya menyiapkan masa pensiun sejak sekarang. Tujuannya jelas, agar tak menciptakan sandwich generation baru terjadi pada anak-anak kita.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.