Di Indonesia, tidak ada peraturan khusus yang secara spesifik mengatur usia pensiun, atau pada usia berapakah seseorang seharusnya mulai pensiun. Tapi, pasti jarang ditemui ada orang yang dengan bernyali memutuskan untuk pensiun di usia 40.
Pada UU No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun ada disebutkan, bahwa orang dapat memperoleh hak dan manfaat pensiun pada batas usia pensiun normal adalah 55 tahun dan batas usia pensiun maksimum yaitu 60 tahun. Dengan demikian, jika ada yang menginginkan untuk pensiun di usia 40 tahun, maka ini bisa jadi akan dianggap sebagai “jackpot” karena peluangnya yang cukup tipis.
Tapi peluang tipis, bukan berarti mustahil untuk dilakukan.
Nyatanya, memang ada sekelompok orang yang dapat merealisasikan untuk pensiun di usia 40 tahun. Mereka bukan termasuk golong ber-privilege, karena tak lahir kaya, juga bukan CEO startup. Memang sebagian adalah entrepreneur, tetapi sebagian yang lain adalah karyawan biasa yang punya jam kerja yang sama dengan kita, 9 to 5.
Lalu, apa yang akhirnya bisa mendorong mereka untuk bisa memutuskan untuk pensiun di usia 40 tahun?
1. Mereka dapat menghitung kebutuhan dengan tepat
Kemampuan untuk menghitung dan memproyeksikan kebutuhan hidup di masa pensiun adalah hal penting. Namun, tak semua orang bisa melakukannya. Rata-rata sih antara enggak tahu harus bagaimana menghitung kebutuhan ini. Belum lagi, harus pula memproyeksikannya sebagai future value. Aduh, bagi sebagian orang, angka-angka memang dapat menimbulkan alergi ya?
Padahal, kebutuhan kita di masa pensiun menjadi salah satu faktor penting dalam rencana pensiun yang disusun. Jadi, jangan memusuhi angka-angka, apalagi jika kamu pengin bisa rebahan terus secepatnya. Proyeksikan berapa uang yang kamu butuhkan untuk bisa pensiun di usia 40 tahun, dan mulai buat rencananya.
2. Spend less, just happy
Sebagian dari kita kadang menilai “kepuasan” dari nominal uang yang dikeluarkan. Maksudnya gimana sih?
Maksudnya begini.
Misalnya, kita merasa puas bisa mengeluarkan uang sebesar Rp50.000 untuk secangkir kopi, padahal “sparks of joy”-nya sama dengan ketika kita membuat sendiri kopi kita—dengan membeli biji kopi premium seharga Rp30.000 per 200 gram—yang bisa dibuat sendiri di rumah untuk bercangkir-cangkir kopi. Sama-sama premium, sama-sama enak, sama-sama gaya, tapi kenapa yang seharga Rp50.000 lebih memuaskan?
Untuk dapat pensiun di usia 40 tahun, tentu saja butuh kebijakan untuk bisa memutuskan, kondisi seperti apa yang nyaman untuk hidup kita. Bahwa gaya hidup bukan sekadar diukur dari besarnya pengeluaran yang bisa kita lakukan, tetapi dari level bahagia yang bisa kita dapatkan.
Jika kita bisa puas dan bahagia dengan kopi seharga Rp30.000 yang bisa dibuat di rumah, ya mengapa kita harus mengeluarkan uang ekstra Rp20.000?
3. Sudah berinvestasi sejak dini
Jika kamu berencana untuk pensiun di usia 40, maka seharusnya hal ini sudah kamu siapkan sejak dini. Mengapa? Karena waktu adalah teman kita untuk dalam membuat rencana keuangan, untuk tujuan apa pun. Terutama tujuan jangka panjang seperti dana pensiun ini.
Semakin panjang persiapannya, maka akan semakin besar peluang untuk tercapai dan semakin ringan pula usaha kita untuk mencapainya.
Sayangnya, hal ini tak banyak disadari. Apalagi jika usia masih muda, masih energik. Rasanya sia-sia banget “membuang” waktu untuk belajar merencanakan pensiun. Karenanya, tak heran, tak banyak yang menjadikan “pensiun dini di usia 40 tahun” sebagai goals dalam hidup.
4. Dapat mengalokasikan dana ke instrumen yang tepat
Selain kemampuan untuk memproyeksikan kebutuhan, kita juga akan butuh keterampilan untuk memutuskan instrumen yang tepat demi mendukung usaha kita untuk pensiun di usia 40 tahun.
Pemilihan instrumen ini dilakukan dengan mempertimbangkan horizon waktu dan juga besarnya kebutuhan. Sehingga, untuk bisa sampai di poin 4 ini, kita mesti terampil dulu di poin satu dan juga poin 3 di atas.
5. Membangun aset aktif
Membangun aset aktif sama pentingnya dengan berinvestasi itu sendiri. Beda ya, berinvestasi dan membangun aset aktif? Beda.
Berinvestasi berarti kamu mengembangkan dana sehingga pada akhirnya dana tersebut bisa kamu ambil kembali beserta dengan hasil pengembangannya. Selanjutnya, bisa saja hasil pengembangan itu habis, jika tidak di-topup lagi. Sedangkan, dengan memiliki aset aktif, tanpa perlu topup, instrumen tersebut akan tetap meng-generate penghasilan untukmu.
Untuk bisa pensiun dan rebahan sepanjang hari di usia 40 tahun, kamu tak hanya butuh instrumen investasi yang tepat, tetapi juga punya aset aktif yang dapat memberimu passive income yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Nah itu dia beberapa hal yang telah dilakukan oleh mereka yang berhasil untuk pensiun di usia 40 tahun.
Bagaimana? Kamu pengin juga?
Jika iya, yuk, segera buat rencana pensiun sedini mungkin.
Materi dana pensiun ini merupakan salah satu materi #QMTraining yang sering dibawakan oleh tim QM Financial dalam training-training keuangan perusahaan.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.