Hingga saat ini, kondisi pasar saham Indonesia juga belum pulih, meskipun sudah beberapa kali mengalami penguatan. Apa kabar kamu yang telah investasi di pasar saham? Apakah investasi di masa sulit seperti ini membuatmu frustrasi?
Mungkin terdengar klise, tapi nasihat untuk tidak panik tetaplah menjadi saran yang terbaik saat ini. Karena dengan enggak panik, pastinya kita lantas bisa berpikir dengan lebih baik; mencari penyebab masalah, mencari alternatif solusi, dan akhirnya bisa action menyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin pula.
Lalu, apa yang harus dilakukan sekarang? Mengingat masih belum kondusifnya kondisi perekonomian–beberapa media dan ahli keuangan bahkan sudah mengeluarkan prediksi bahwa akan terjadi resesi besar-besaran secara global?
Investasi kita perlu dilanjutkan, dihentikan, atau malah cairkan semua saja sebelum loss lebih banyak? Well, kalau menurut Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial sih, personal finance is very personal–tidak pernah ada satu solusi untuk semua masalah. Setiap solusi harus disesuaikan dengan masalahnya, sehingga setiap orang bisa jadi punya alternatif berbeda-beda karena sangat tergantung pada kondisi masing-masing.
So, untuk investasi di masa sulit, inilah yang harus kamu lakukan.
1. Cek lagi tujuanmu
Ingat lagi, apa tujuanmu ketika awal melakukan investasi. Untuk tujuan keuangan apa, kamu mulai berinvestasi; dana pensiun, dana liburan, DP rumah, dana pendidikan anak, atau tujuan keuangan lain?
Karena begitulah cara investasi yang benar, juga investasi di masa sulit. Pertama kali yang harus kamu lakukan adalah selalu dengan memberikan judul (baca: tujuan) pada investasimu. Tanpa adanya judul, kamu pasti akan kesulitan untuk konsisten, pun akan rentan terserang panik ketika nilai investasimu tidak sesuai dengan harapan.
Jika kamu memiliki beberapa tujuan keuangan sekaligus, coba dicek lagi, investasi untuk tujuan keuangan apa yang “terancam”? Kamu pasti juga ingat dengan prinsip diversifikasi investasi kan, sehingga kamu pun memiliki beberapa instrumen sekaligus. Jadi, cek instrumen mana dengan tujuan keuangan apa yang harus dievaluasi karena nilainya menurun ya.
2. Cek juga jangka waktumu
Cara investasi kedua yang benar adalah dengan menentukan berapa lama kamu harus berinvestasi untuk mencapai tujuan keuanganmu.
Jangka waktu investasi kan ada 3; jangka pendek ( 3 – 5 tahun), jangka menengah (5 – 10 tahun), dan jangka panjang (lebih dari 10 tahun). Adanya horizon waktu ini akan menentukan ketika kita memilih produk investasi. Ada produk yang memang cocok untuk jangka pendek, ada yang bagus kinerjanya untuk jangka menengah, pun ada yang sesuai untuk menjadi kendaraan menuju tujuan keuangan jangka panjang.
Jika tujuan keuanganmu masih jangka panjang, dengan dana darurat yang cukup (kita akan bahas di poin berikutnya), maka kamu bisa melanjutkan investasi di masa sulit ini. Tetapi, jika tujuan keuanganmu jangka pendek, dengan dana darurat yang cukup, maka lebih baik hold dulu. Kamu bisa saja mempertimbangkan untuk memindahkan dananya ke instrumen lain yang lebih aman.
Selalu cek dan perhitungkan lagi untung dan ruginya ya, dan sesuaikan dengan kondisimu.
3. Cek dana darurat
Nah, sembari mengecek kondisi investasi di masa sulit, kamu juga harus mengecek dana daruratmu. Karena, rutinitas kita berubah, cara hidup kita sekarang juga berubah, arus kas berubah, maka dana darurat pun menjadi bagian terpenting dari pengelolaan keuangan kita.
Akan sangat baik adanya jika kamu memiliki dana darurat yang cukup di tengah ketidakpastian seperti ini, dalam bentuk cash atau yang disimpan dalam instrumen-instrumen yang likuid.
So, sebelum kamu melakukan apa pun dengan investasimu, pastikan dana daruratmu aman.
4. Mau terus investasi? Cek kondisi pasar
Setelah melalui beberapa tahap pengecekan, dan memastikan kondisi keuanganmu telah aman, maka barangkali sekarang kamu sudah memiliki keyakinan bahwa kamu ingin tetap meneruskan investasimu.
Selalu ada dua sisi dalam setiap hal, termasuk investasi di masa sulit. Kondisi ekonomi memang sedang menurun drastis, banyak kekhawatiran timbul di sana-sini. Namun, seiring waktu, kalau kamu amati, ada beberapa sektor yang justru “diuntungkan” dengan situasi seperti ini, seperti consumer goods, telekomunikasi, hingga sektor kesehatan.
So, jika kamu memang berniat menambah portofolio, lakukan langkah analisis fundamental dan teknikal yang diperlukan, sebelum memutuskan mau investasi apa.
Ingat, setiap keputusan dalam berinvestasi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing investor.
5. Selalu ingat prinsip-prinsipnya
Yes, selalu ingat prinsip-prinsip berinvestasi–yang harus kamu pegang betul-betul terutama jika kamu pengin meneruskan investasi di masa sulit seperti ini, yaitu:
- Diversifikasi, jangan menaruh telur-telur di keranjang yang sama.
- Pakai uang ‘dingin’, jangan pakai uang yang dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk jangan utak-atik dana darurat.
- Setiap keputusan investasi adalah tanggung jawab pribadi.
- Sesuaikan dengan profil risikomu sendiri.
- Selalu kembali pada #TujuanLoApa setiap kali menimbang untuk mengambil keputusan investasi.
Semoga artikel ini bisa sedikit membantumu untuk memutuskan, hendak meneruskan investasi di masa sulit ataukah hold dulu ya.
Dan, semoga kondisi ini juga cepat berlalu dan semua pulih seperti sediakala.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
QM Financial
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] di banyak tempat, dan juga dana daruratmu aman. Tujuan keuangan jangka panjang akan baik-baik saja. Kamu bisa memilih untuk menunggu atau melanjutkan investasimu, tapi ingat, gunakan dana yang memang ditujukan untuk investasi, bukan dana kebutuhan hidup […]