Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai membangun aset aktif berupa properti dan surat berharga. Nah, kali ini kita akan lanjut ngobrolin soal membangun bisnis sebagai aset aktif.
Bisnis bisa menjadi salah satu aset aktif yang sangat menguntungkan, apalagi jika bisnis tersebut kemudian bisa berjalan otomatis. Tentu saja, banyak PR yang kemudian menyertainya. Konon, mengelola dan mempertahankan bisnis itu lebih sulit ketimbang membangunnya. So, niat punya bisnis saja enggak cukup, kita juga mesti punya mental baja agar dapat mengelola bisnis kita itu hingga akhirnya bisa mendatangkan penghasilan.
Tapi, pada dasarnya, setiap orang punya kesempatan dan peluang yang sama untuk bisa sukses dalam berbisnis. Salah satu mentor saya menulis begini, dalam salah satu buku beliau.
Setiap orang memiliki sisi entrepreneur dalam dirinya. Kita hanya bertugas untuk menggali dan menemukannya.
Entrepreneur Talks – Herlina P Dewi
Karena itu, kalau ada yang bilang, “Duh, gue gak bakat bisnis. Gak bisa dagang!”, itu nonsense. Tinggal mau atau enggak, niat atau enggak aja sih.
Tapi, membangun bisnis–untuk tujuan apa pun, termasuk sebagai aset aktif–itu juga enggak mudah. Kadang ya cuma berhenti sampai di niat. Untuk memulai, maju mundur cantik. Banyak kendala, katanya. Salah satunya soal modal. Padahal ya ada bisnis yang butuh modal enggak banyak, pun effort yang relatif minim.
Bisnis waralaba misalnya. Bisnis ini cocok banget dilakukan oleh para pemula. Enggak perlu pusing-pusing memikirkan model dan konsep bisnis, pun strategi marketing. Sediakan saja modal dan tempat sesuai ketentuan, bisnis pun segera bisa dijalankan.
However, itu saja tetap butuh persiapan. Buat kamu yang berniat membangun bisnis sebagai aset aktif, berikut ini ada 5 hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan sebelumnya.
5 Hal Persiapan Membangun Bisnis sebagai Aset Aktif
1. Buat rencana bisnis yang matang
Ada yang bilang, “Mau bisnis, jalan aja dulu! Kita bisa belajar sambil jalan kok. Kalau kebanyakan mikir, enggak akan mulai juga.”
Pendapat ini ada benarnya. Tapi yang namanya rencana harus tetap ada. Mau bepergian tanpa rencana mau ke mana, kan susah juga mencari jalannya. Iya nggak sih?
Karena itu, rencana bisnis yang mantap itu penting. Meski teteup, kita bisa belajar sambil jalan.
Dalam training-training bisnisnya, Ligwina Hananto–lead trainer QM Financial–sering menyebutkan ada 4 poin yang harus dijawab oleh pemilik bisnis sebelum kemudian mengeksekusi rencana bisnisnya, yaitu APA, SIAPA, BAGAIMANA, dan siapa kompetitornya.
Nah, kalau kamu pengin tahu bagaimana merencanakan sebuah bisnis secara detail, stay tuned di akun-akun media sosial QM Financial jika sewaktu-waktu kami membuka kelas bisnis.
2. Riset target market
Target market ini sebenarnya juga sudah tercakup dalam 4 poin rencana bisnis di atas, yaitu pada SIAPA.
Agar bisnis bisa berjalan, kamu harus tahu dulu siapa dan seperti apa orang yang akan menjadi pelangganmu. Kamu enggak bisa bilang, “Semua orang boleh beli. Target market gue semua orang!”
Nggak gitu mainnya.
Agar lebih fokus dan tepat sasaran–serta demi bisa memberikan solusi yang paling tepat melalui produk yang kita jual–kita harus mendefinisikan target market secara detail.
Karena itu, riset. Mulai dari usia, kebutuhan, jenis kelamin, hingga gaya hidup mereka-mereka yang akan menjadi pelangganmu. Dengan demikian, kamu akan bisa “berbicara” dalam bahasa mereka, dan kemudian bisa mengenali kebutuhan mereka.
3. Laporan keuangan yang rapi
Kebanyakan kesalahan yang dilakukan oleh pebisnis pemula adalah enggak punya laporan keuangan yang detail dan rapi. Entah itu tidak pernah mencatat pengeluaran dan pemasukan, atau mencampurnya dengan keuangan pribadi.
Padahal laporan keuangan yang rapi ini sangat penting. Bisnis tanpa laporan keuangan berarti hanya berdagang.
Enggak ada yang salah pastinya, dengan berdagang. Tapi bisnis pun perlu untuk naik kelas secara berkala.
Ya masa sih, membangun bisnis terus udahan aja? Enggak berusaha dikembangkan?
Yuk, belajar bikin keuangan bisnis yang rapi, yang bisa dilihat laba ruginya. Laporan bisnis yang rapi nanti juga akan berguna banget kalau misalnya kamu hendak menambah modal dengan pinjaman ke bank lo!
Coba simak video mengenai menyusun laporan keuangan bisnis yang baik berikut ini ya.
4. Inovasi produk yang sesuai perkembangan kebutuhan
Kebanyakan para pebisnis pemula juga lupa. Setelah bisnis berjalan, produk banyak dibeli atau dipesan bahkan sering dapat repeat order, mereka lupa kalau mereka perlu juga untuk berinovasi mengembangkan produknya sesuai perkembangan.
Misalnya, sudah jualan baju anak. Omzet sudah jutaan. Lancar deh pokoknya. Tapi kemudian, tren fashion sekarang mulai bergeser, berkiblat ke Korea. Anak-anak sekarang juga makin banyak yang suka segala hal yang kekorea-koreaan, termasuk fashion.
Ya, boleh saja sih keukeuh mempertahankan ciri khas sendiri, tapi bisa juga mempertimbangkan “kebutuhan” pelanggan yang pengin nge-hype juga dengan tren Korea-minded ini kan?
So, sejak awal membangun bisnis, kita mesti bersiap untuk terus update dengan kebutuhan pelanggan yang berkembang, pun tren yang sedang berjalan. Biar apa? Ya, biar bisnisnya bisa jalan terus.
5. Deliver great service
Apa pun passion kita, apa pun bisnis kita, melayani pelanggan adalah kunci sukses seorang entrepreneur sejati.
Bisnis kita adalah untuk memberikan solusi pada pelanggan. Sehingga kepuasan mereka akan menjadi “rapor” buat kita. So, pastikan kita bisa deliver great service, enggak hanya good service saja.
Buka saluran komplain, layani setiap keluhan, curhat, atau masukan pelanggan dengan baik. Ini harus dimulai sejak awal kita membangun bisnis hingga nanti kalau bisnis kita sudah sukses.
Itu dia 5 hal persiapan membangun bisnis yang sukses, agar aset aktif kita berjalan dengan lancar.
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai kiat-kita membangun bisnis yang sukses sebagai aset aktif. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
QM Financial
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Bagus dan di mengerti