Beberapa waktu terakhir, terjadi pelemahan berbagai nilai mata uang terhadap dolar AS – termasuk rupiah. Apakah kamu ikutan panik saat dolar naik?
Apakah kamu khawatir gak bisa beli gadget baru?
Mengingat sebagian besar produk-produk elektronik masih impor, terasa sekali perbedaan harganya kalau mau beli gadget baru. Efek ke industri juga besar karena banyak bahan baku yang impor. Imbasnya, harga jual terpaksa dinaikkan dan daya beli masyarakat jadi melemah. Namun, hal ini tidak bisa dipukul rata. Beberapa pemilik bisnis sudah melakukan strategi hedging (lindung nilai) dengan kontrak pembelian dengan harga dan periode yang sudah disepakati atau bahkan sudah menyetok bahan baku untuk satu hingga dua tahun ke depan.
Apakah kamu khawatir akan terjadi krisis?
Krisis terjadi kalau pertumbuhan ekonomi minus. Faktanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5%. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi.
Y=C+I+G+(X-M)
Pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan GDP (Y) akan dipengaruhi oleh: Consumption (C), Investment (I), Government Tax (G) dan Net Export (X-M).
Kita perlu bersama-sama mendorong pertumbuhan C, I, G dan net export (X-M). Dengan mengelola keuangan pribadi dengan baik, kita akan memiliki kemampuan beli sehingga mendorong konsumi (C). Kita juga akan memiliki kemampuan berinvestasi (I) yang lebih besar. Hal ini akan mendorong penerimaan pajak negara (G). Kita juga bisa memilih mengonsumi produk lokal untuk menekan impor.
Pemerintah kita pastinya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mencegah perlambatan ekonomi. Pertanyannya, apa sih efeknya dolar naik pada keuangan pribadimu? Apakah sudah waktunya saya investasi dalam dolar AS? Jawabannya adalah YA untuk 3 alasan berikut.
- Kamu punya penghasilan dan atau pengeluaran dolar
Kamu perlu menyimpan uang dalam dolar AS kalau home currency-mu dolar. Home currency adalah mata uang utama yang digunakan dalam keluarga. Kalau penghasilan atau pengeluaranmu dolar, YA kamu perlu menyimpan dolar AS. Kalau penghasilan dan pengeluaran rupiah sih, anteng aja ya ☺
- Kamu punya tujuan finansial dalam bentuk dolar
Ada tiga tujuan finansial yang biasanya membutuhkan mata uang asing, yaitu dana pendidikan, dana naik haji dan dana travelling.
Misal, untuk Dana Pendidikan S1 anak di AS. Untuk menghindari risiko nilai tukar, tiga tahun sebelum dibutuhkan, sebaiknya dana dipindah bertahap ke mata uang yang akan digunakan.
Ligwina Hananto pernah punya pengalaman pribadi saat kuliah di Australia. Dia bisa tetap melanjutkan pendidikan meski sedang krisis karena orang tuanya sudah menyimpan dana kuliahnya dalam dolar Australia.
Untuk tujuan finansial naik haji atau umroh, kamu perlu cek ke travel agent, apakah pembayaran menggunakan rupiah atau dolar AS. Simpan sesuai mata uang yang dibutuhkan.
Untuk tujuan finansial travelling – baik untuk tujuan liburan maupun business trip – kamu perlu menyimpan mata uang asing yang dibutuhkan. Namun, berhubung penukaran uang dolar AS harus dalam bentuk sempurna (tidak terlipat atau ada noda), riskan untuk menyimpan dolar dalam jumlah banyak. Simpan sesuai kebutuhanmu ya.
- Kamu punya dana mengangur dalam jumlah besar
Kalau semua dana untuk tujuan finansial sudah terpenuhi, dan kamu masih punya ‘dana menganggur’ yang besar – silakan saja jika ingin membuat variasi portofolio. Definisi untuk uang menggangur dalam jumlah besar adalah uang kas minimal Rp5M. Punya gak? ☺
Jadi, dari tiga alasan untuk menyimpan dana dalam dolar AS, kamu termasuk tipe yang mana? Kalau bukan ketiganya, gak ada alasan untuk panik ya ☺
Yuk, terus perbaharui pengetahuan dan kemampuan kita dalam mengelola uang. Butuh lebih banyak info finansial? Kamu bisa manfaatkan program khusus Financial Education At Your Budget. Edukasi finansial gak perlu mahal kok. Sila ngobrol dulu dengan tim QM Project di 0811 1500 688 (MIA/NITA) atau langsung daftar di . Hanya di September ya!
QM Admin