Jangan Lupa Membayar Zakat Fitrah, 5 Hal Ini yang Harus Diperhatikan!
Di bulan Ramadan, salah satu kewajiban yang harus ditunaikan oleh umat Islam adalah membayar zakat fitrah. Meski sudah menjadi agenda rutin, tapi kalau tidak dipersiapkan dengan baik, bisa saja kewajiban menjadi beban. Betul?
Zakat sendiri ada beberapa jenis, yaitu zakat mal, zakat penghasilan, dan zakat fitrah. Zakat mal dan zakat penghasilan bisa dilakukan kapan saja, tinggal sesuaikan dengan kondisi. Nah, kewajiban membayar zakat fitrah inilah yang harus dipenuhi di bulan Ramadan. Perhitungannya berbeda, terkhusus zakat fitrah penjelasannya ada di bawah ini.
Cara Membayar Zakat Fitrah
Zakat fitrah sering disebut sebagai zakat untuk menyucikan jiwa umat muslim yang sedang berpuasa. Umat muslim yang mampu wajib membayar zakat fitrah ini, dengan waktu pembayaran selama bulan Ramadan. Meskipun demikian, ada waktu yang diutamakan, yakni setelah waktu subuh di hari terakhir Ramadan hingga menjelang salat Idulfitri.
Nggak hanya orang dewasa saja yang wajib membayar zakat fitrah, tetapi juga dihitung per anggota keluarga yang menjadi tanggungan. Misalnya saja, kamu menanggung satu istri, 2 anak, dan 2 orang tua yang tinggal di kota lain. Sebagai orang yang masuk dalam golongan ekonomi mampu, kamu wajib membayar zakat fitrah untuk 6 orang, yaitu kamu sendiri, istri, 2 anak, dan 2 orang tua.
Membayar zakat fitrah bisa dengan beras, atau makanan pokok lain yang biasa dikonsumsi. Menurut aturannya, di tahun 2022 ini, besarnya zakat fitrah per orang adalah 3.5 liter atau 2.5 kilogram makanan pokok. Dengan demikian, kalau kamu harus membayar zakat fitrah untuk 6 orang, artinya kamu harus menyediakan 15 kilogram beras.
Sementara sebagian umat muslim yang lain ada juga yang memilih untuk membayar zakat fitrah berupa uang tunai. Di DKI Jakarta, sudah ditentukan, besaran zakat fitrah berupa uang adalah sebesar Rp45.000 per jiwa. Artinya, untuk 6 orang, maka kamu wajib membayarkan sejumlah Rp270.000. Di daerah lain di Indonesia, bisa jadi besarannya berbeda. Jadi, silakan cari informasi di masing-masing wilayah ya, untuk lebih jelasnya.
Ke mana kita membayar zakat fitrah? Ada banyak saluran. Kamu bisa menghubungi masjid terdekat, atau sekarang juga sudah banyak penyalur zakat fitrah online yang cukup tepercaya, seperti Baznas.
Cermat Alokasikan Uang untuk Membayar Zakat Fitrah
Mungkin bagi sebagian orang, membayar zakat fitrah tidaklah berat. Tapi yah, namanya banyak kebutuhan. Bisa jadi, kalau tidak dialokasikan dengan baik, uang zakat fitrah malah terpakai buat beli baju Lebaran, atau buat borong kastangel. Nah loh.
1. Buat anggaran
Yes, anggaran adalah koentji. Dan, seharusnya, anggaran untuk membayar zakat fitrah ini sudah kamu buat di awal bulan Ramadan, berbarengan dengan kamu membuat bujet menu buka puasa dan sahur.
Taruhlah pembayaran zakat ini pada prioritas paling atas, supaya kamu tidak lupa.
2. Pisahkan
Akan lebih baik, jika kamu sudah memisahkan dana yang dialokasikan untuk membayar zakat fitrah ini secara terpisah. Misalnya kamu berkewajiban membayar untuk 6 orang anggota keluarga seperti ilustrasi di atas, maka pisahkanlah uang sejumlah Rp270.000 dalam amplop terpisah. Ini artinya, uang tersebut tidak boleh digunakan untuk keperluan yang lain.
Setelah kamu memisahkan uang zakat, kamu bisa beranjak ke berbagai prioritas lainnya sesuai kebutuhan.
3. Jangan tunda
Jika kamu khawatir dananya terpakai, ada baiknya segera tunaikan saja kewajiban membayar zakat ini sebelum kamu mulai belanja yang lain. Memang ada waktu yang diutamakan untuk membayarnya, tetapi jika memang tidak memungkinkan, kamu bisa membayarnya lebih awal. Nantinya, kamu juga akan lebih lega kan, karena kewajiban sudah dipenuhi. Tinggal belanja untuk keperluan yang lain deh.
4. Manfaatkan THR
Bisa jadi, kamu memang harus membayar zakat dalam jumlah yang cukup besar. Mungkin tanggunganmu memang banyak. Bisa jadi kan? Kamu bisa menggunakan alokasi THR untuk membayarnya.
Jangan lupa untuk segera disisihkan di awal kamu menerima THR, supaya enggak sampai terpakai untuk keperluan yang lain ya.
5. Tunaikan kewajiban lain
Selain zakat fitrah, jangan lupa, kamu juga memiliki kewajiban untuk membayar zakat penghasilan dan zakat mal sesuai ketentuan yang berlaku. Keduanya bisa ditunaikan di luar bulan Ramadan, jadi kamu perlu mengaturnya sehingga tidak menumpuk di bulan ini saja yang akan membuat beban semakin berat.
Jika perlu, cicillah tabungan untuk kewajiban zakat ini. Misalnya, untuk zakat penghasilan sebesar 2.5%, bisa kamu sisihkan setiap bulan sesuai dengan besarnya penghasilan rutinmu, tak perlu menunggu akumulasi satu tahun, agar tak berat perhitungannya.
Nah, itu dia tip cermat alokasikan pembayaran zakat fitrah untuk bulan Ramadan ini. Masih ada waktu nih, untuk menyisihkan, sehingga terpenuhilah semua kewajibanmu terhadap agama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jelang Bulan Puasa, Yuk, Ingat Lagi untuk Atur Anggaran Bulan Puasa Lebih Bijak supaya Lancar sampai Lebaran
Nggak terasa sudah tiba di bulan Puasa lagi ya? Alhamdulillah, masih diizinkan menikmati bulan suci di tahun yang lumayan berat ini. Sahih?
Pastinya, kudu dipersiapkan dengan baik dong, ya ibadahnya, ya mentalnya, ya fisiknya, dan pastinya juga keuangannya. Iya dong, karena mau gimana pun juga, bulan puasa itu akan berbeda dari bulan-bulan yang lain. Kan kita harus realistis, kalau bulan Ramadan tiba, kebiasaan kita sehari-hari juga berubah. Kebiasaan yang berubah pasti akan memengaruhi keuangan juga. Betul?
Iya sih, tip keuangan puasa Ramadan kayak gini pasti ya enggak jauh berbeda juga, tapi sangat penting untuk diingat terus. Karena itu, jangan bosan QM ingatkan ya, semua juga untuk kebaikanmu kok.
Tip Atur Anggaran di Bulan Puasa
1. Persiapkan jauh-jauh hari
Anggaran selama bulan puasa sebaiknya ya sudah dibuat sebelum bulan Ramadan dimulai. Dananya sendiri juga sebaiknya dipersiapkan jauh-jauh hari. Kan, ini bukan Ramadan pertama kamu, ya kan? Seharusnya kamu juga sudah hafal betul bagaimana harus menjalaninya nanti.
Dengan mempersiapkan jauh-jauh hari, kamu pun bisa mengantisipasi hal-hal yang bisa menimbulkan masalah keuangan, seperti pengeluaran-pengeluaran yang tak terduga.
2. Buat menu berbuka dan sahur secukupnya
Ya, kuncinya adalah pada tidak berlebihan. Terkadang memang di sini kan, kita sering terpeleset? Kejadiannya, ngabuburit jalan-jalan terus lapar mata deh melihat begitu banyak jajanan di pinggir jalan. Perut juga kosong, seharian puasa, jadilah seperti “balas dendam”.
Coba buat menu yang sudah fixed untuk setiap harinya, dengan jenis menu berbuka puasa yang tak perlu berbeda jauh dengan keseharian biasanya. Mungkin kamu bisa membuatnya secara mingguan? Dengan adanya menu berbuka puasa di rumah, bisa jadi saat pengin beli ini dan itu jadi teringat kalau sudah banyak makanan tersedia di rumah dan niat belanja lapar mata pun bisa diurungkan.
3. Pisahkan dana kebutuhan selama bulan puasa
Kenali pengeluaran khas Ramadan, agar kemudian kamu bisa memisahkannya dalam beberapa pos pengeluaran. Misalnya, pos menu berbuka dan sahur, pos membeli pakaian, pos untuk menambah kuota supaya bisa ngabuburit di rumah saja, dan sebagainya.
Jangan salah, faktanya, karena kita lebih banyak ngabuburit di rumah, maka kita juga akan lebih banyak online. Mulai dari main games online, nonton atau streaming film atau serial, video call sama keluarga yang jauh, sampai scrolling media sosial. Nggak heran kalau nanti pos pengeluaran untuk kuota dan pulsa akan semakin besar. Jadi, persiapkan kebutuhan ini dengan baik juga.
Jangan lupa sediakan juga dana cadangan untuk berbagai hal tak terduga. Sebisa mungkin siapkan dana ini di luar dana darurat ya.
Dalam kebutuhan bulan puasa ini, jangan lupa juga untuk menyisihkan dana untuk zakat fitrah, karena ini adalah kewajiban kita sebagai umat muslim. Sesuaikan dengan peraturan yang ada ya, agar ibadah puasa kita diterima.
Selain kebutuhan sehari-hari di bulan puasa dan juga zakat fitrah, ada kemungkinan juga kamu harus memberi angpau atau THR untuk orang-orang yang selama ini berinteraksi denganmu. Misalnya saja ART, satpam komplek, tukang sampah, dan sebagainya. Jangan lupakan mereka, sisihkan dana sekadar untuk berbagi selama bulan Ramadan.
4. Manfaatkan promo dan diskon, tapi …
Pastikan memang dibutuhkan. Maksudnya begini.
Di bulan puasa, biasanya memang banyak toko dan e-commerce menggelar acara diskon dan promo. Lumayan menggiurkan, ya kan? Kamu boleh saja memanfaatkan semua promo dan diskon ini, sejauh memang barang-barang yang dipromosikan atau didiskon sesuai dengan kebutuhanmu.
Jadi, bukan sekadar “mumpung promo”, “kapan lagi ada diskon”, dan alasan sejenisnya, padahal sebenarnya barang-barang tersebut enggak terlalu dibutuhkan atau malah sebenarnya bisa ditunda.
So, manfaatkan diskon untuk menghemat, bukan justru malah menambah beban pengeluaran. Pilahlah sesuai kebutuhan, dan bukan keinginan.
5. Catat pengeluaran
Catat pengeluaran harian di bulan puasa. Dengan begitu, kamu dapat mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan, dan apakah sudah sesuai dengan anggaran. Kalau memang masih banyak yang boncos, kamu juga bisa memperbaikinya dengan mengacu pada catatan pengeluaran tersebut.
Pengeluaran bulan puasa ini ada baiknya dipisahkan dari catatan pengeluaran sehari-hari, agar nantinya setelah direkap kamu jadi tahu, seberapa banyak kamu sudah mengeluarkan uang selama bulan Ramadan ini. Catatan ini kemudian bisa jadi acuanmu untuk membuat rencana keuangan Ramadan berikutnya.
Itu dia beberapa tip dan trik atur keuangan di bulan puasa, terutama Ramadan tahun ini ketika kita masih harus menjalankan prokes. Lebih daripada semua trik di atas, disiplin adalah kunci supaya rencana keuangan kamu bisa sukses, termasuk rencana keuangan untuk menjalani bulan puasa.
Yuk, niatkan untuk fokus beribadah alih-alih konsumtif belaka di Ramadan tahun ini! Selamat menjalankan puasa, semoga berkah sampai akhir nanti.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bayar Zakat: Serba-Serbi, Jenis, dan Ketentuannya yang Perlu Kamu Ketahui
Bayar zakat adalah rukun Islam keempat dan ibadah wajib untuk dilakukan oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Rukun Islam adalah fondasi bagi umat muslim dalam menjalankan kehidupan dan hubungannya dengan Sang Pencipta (hablum minallah). Di dalam Alquran, penyebutan zakat ada sebanyak tiga puluh kali, dan dua puluh tujuhnya disejajarkan dengan menunaikan salat.
Selain itu, zakat juga merupakan hal mendasar yang dijadikan rujukan dalam penegakan prinsip syariat Islam. Jika melihat ke sejarahnya, zakat menjadi wajib secara hukum Islam sejak tahun 662 M. Kala itu Nabi Muhammad SAW telah menentukan zakat bertingkat untuk golongan orang kaya agar bisa meringankan beban hidup golongan yang tidak berkecukupan serta mengatur dengan jelas jumlah zakatnya.
Agar lebih jelas tentang bayar zakat, syarat dan jenis-jenis zakat, berikut ini ulasannya.
Pengertian dan Ketentuan Bayar Zakat
Zakat merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, secara harfiah berarti subur, suci, berkembang, bersih dan berkat. Sedangkan menurut istilahnya, zakat merupakan sejumlah harta yang wajib untuk dikeluarkan oleh seluruh umat muslim, yang nantinya akan diberikan ke golongan orang berhak menerima sesuai dengan syarat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak
Salah satu ayat Alquran yang menjadi rujukan untuk pengertian zakat ini adalah Al-Baqarah ayat 43.
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
Artinya: “dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’”
Dari ayat di atas sudah jelas bahwa seluruh umat muslim wajib untuk melaksanakan shalat, menunaikan zakat, mereka termasuk ke dalam orang-orang yang ruku’ yaitu tergolong ke dalam umat Nabi Muhammad SAW.
Hukum bayar zakat bagi umat muslim adalah wajib dengan memenuhi beberapa ketentuan zakat. Selain termasuk ke dalam ibadah wajib, zakat juga menjadi kegiatan amal dan kemanusiaan yang akan berkembang sesuai dengan perkembangan umat serta zaman.
Ketentuan Wajib Bayar Zakat dan Nisab
Ada beberapa ketentuan wajib bayar zakat yang mesti dipenuhi oleh umat muslim, yaitu:
- Beragama Islam. Bayar zakat hanya dikenakan bagi masyarakat yang beragama Islam.
- Berakal dan baligh. Baligh dalam hal ini berarti sudah cukup umur atau yang sudah dianggap telah dewasa. Ketika laki-laki dan perempuan telah memasuki baligh, berarti seluruh syariat Islam wajib untuk dilakukannya. Dari ulama Hambali dan Syafii menyebutkan usia baligh pada laki-laki dan perempuan adalah 15 tahun.
- Memiliki harta secara sempurna. Jadi, harta yang akan dibayarkan zakat adalah milik sendiri, hasil kerja, dan tidak ada hubungannya dengan hak orang lain.
- Memenuhi nisab. Nisab merupakan batasan apakan harta tersebut sudah wajib untuk bayar zakat atau tidak. Apabila harta yang sudah dimiliki telah memenuhi nisab, maka wajib untuk bayar zakat.
Bagaimana mengetahui nisab akan harta kekayaan yang dimiliki?
Jadi, nisab pada harta bisa bervariasi tergantung pada jenis zakat. Contoh zakat harta yang mencakup hasil panen, perdagangan, hasil laut, ternak, emas, perak, harta temuan dan hasil pertambangan. Dari semua harta tersebut memiliki nisab yang berbeda dan tidak bisa disamaratakan.
Untuk itulah, kita wajib mengetahui apa saja jenis-jenis zakat.
Jenis-jenis Zakat
Melihat beragamnya jenis-jenis zakat kerap membuat sebagian masyarakat menjadi bingung, berapa jumlah harta yang mesti dibayarkan. Secara umum ada dua jenis zakat yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Turunan dari zakat maal ada beberapa jenis, inilah yang sering membuat orang bingung. Agar tidak menimbulkan kebingungan lagi, berikut penjelasannya.
Zakat Fitrah
Zakat fitrah ini dikeluarkan setahun sekali saat bulan puasa dan sebelum hari raya Idulfitri. Adapun kegunaan dari bayar zakat fitrah adalah mensucikan umat muslim yang berpuasa dari perbuatan yang tercela dengan cara memberikan makanan kepada golongan yang membutuhkan.
Untuk zakat fitrah memiliki ukuran yaitu sebanyak 2,5 kg dari makanan pokok yang berlaku di daerah masing-masing seperti beras. Zakat fitrah juga bisa digantikan dalam bentuk uang sebesar harga beras tersebut.
Zakat Maal
Zakat maal adalah zakat harta yang wajib untuk dibayarkan oleh umat muslim sesuai nisab dan haul. Untuk waktunya tidak dibatasi, jadi kamu bisa bayar zakat mal kapan saja sepanjang tahun dengan memenuhi syarat zakat.
Syarat dari zakat maal sebagai berikut:
- Harta milik sendiri bukan bersama
- Telah bebas dari utang
- Lebih dari satu tahun
- Sudah mencapai nisab
- Memiliki potensi untuk berkembang
Namun perlu digarisbawahi bahwa tidak semua harta wajib zakat. Berikut ini harta yang wajib bayar zakat:
Emas dan perak
Yang wajib untuk bayar zakat adalah emas dan perak yang sudah mencapai nisab serta telah dimiliki selama kurun waktu satu tahun. Perhitungannya 2,5% dari nilai emas.
Binatang ternak
Untuk binatang ternak yang wajib bayar zakat adalah yang telah memberikan manfaat untuk manusia, tidak dipekerjakan, telah dimiliki dalam kurun waktu satu tahun dan memenuhi nisab.
Hasil pertanian
Untuk hasil pertanian wajib bayar zakat apabila memenuhi nisab 5 wasaq atau setara 650 kg. Sedangkan kadar zakat dikenal dua macam, yaitu pengairan secara non alami dan alami.
Pengairan alami melalui mata air atau hujan, untuk kadar zakat 10%. Sedangkan nonalami, atau dengan bantuan tenaga manusia dan alat, kadar zakat 5%.
Perdagangan
Zakat yang terkait dengan komoditas dagang. Untuk zakat ini memiliki ketentuan, yakni diambil dari modal, lalu dihitung dari terjual barang sebesar 2,5%. Bayar zakat perdagangan bisa dengan uang seharga barang tersebut atau dalam bentuk barang dagangan.
Ketentuan dan jenis zakat sudah sangat jelas di dalam Alquran dan hadits. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk menghindarinya.
Nah, bagaimana? Apakah kamu makin tambah tahu mengenai serba-serbi bayar zakat dengan penjelasan di atas? Kalau masih kurang mendalam lagi, kamu boleh loh gabung di Special Class: Zakat Islam with CariUstadz.id yuk! Cek jadwalnya, dan segera daftarkan dirimu agar tak kehabisan tempat.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!