Work from Anywhere: Lebih Boros?
Work from home memang mulai dikenal sejak pandemi. Sebagian menganggap work from home ini lebih efisien untuk kinerja masing-masing, sehingga sekarang—meski sudah pelonggaran—beberapa perusahaan tetap mempertahankan sistem kerja ini bagi karyawannya. Bahkan ada yang lebih jauh lagi, menerapkan work from anywhere, alias bekerja dari mana saja.
Work from home dan work from anywhere memang menawarkan fleksibilitas lebih sih. Kita bisa bekerja dengan disesuaikan mood. Mau berpindah suasana juga oke. Biasanya kerja di dalam kamar, terus pindah ke teras belakang rumah. Biasanya sih dengan begitu, ide-ide bisa mengalir dengan lancar. Buat yang work from anywhere juga sama, mau kerja dengan berpindah dari coworking space satu ke coworking space yang lain ya oke saja. Di samping itu, kita juga bebas dari pakaian kerja yang mengikat.
Namun, ternyata tak sedikit pula yang menganggap work from home atau work from anywhere ini cukup merepotkan. Ada beberapa alasan, misalnya seperti soal waktu kerja. Memang ada fleksibilitas yang ditawarkan, tetapi justru hal ini membuat waktu kerja menjadi tak terbatas, sehingga semakin sulit untuk bisa mencapai work life balance.
Hal yang lain yang juga sering dikeluhkan ketika work from home atau work from anywhere adalah boros!
Mengapa Work from Anywhere Jadi Lebih Boros?
Nah, ini perlu dicermati lebih jauh sih. Mengapa bisa work from anywhere atau work from home itu lebih boros? Umumnya sih karena alasan berikut ini.
Mengandalkan paket data
Kerja tidak dalam lokasi yang sama, padahal pasti butuh koordinasi. Belum lagi tetek bengek, misalnya berbagai prosedur yang harus dijalankan, minta tanda tangan atasan, minta konfirmasi keuangan, dan sebagainya. Semua harus dilakukan secara online. Mau enggak mau, paket data harus aktif terus. Yang tadinya bisa langsung berinteraksi, sekarang meeting juga online.
Kalau dihitung-hitung lumayan juga selisihnya kalau dibandingkan dengan work from office. Ya iyalah, saat work from office kan nyambungnya ke WiFi kantor kan ya?
So, kalau seperti ini memang langganan WiFi unlimited akan lebih efisien. Apalagi kalau memang satu rumah atau satu kosan butuh internet semua.
Lebih banyak pesan makanan online
Nah, coba siapa ini ya? Memang sih, pesan makanan online itu lebih praktis dan cepat. Cocok buat yang sudah repot dengan pekerjaan.
Tapi keseringan pesan makanan online memang mengancam kesejahteraan dompet. Pasalnya, sekarang harga-harga makanan online selisihnya sudah lumayan ketimbang kita beli langsung di warungnya. Belum lagi ada biaya platform atau biaya aplikasi yang sekarang juga diterapkan. Ditambah ongkos kirim, kadang selisih makanan online malah jadi berkali lipat.
Lembur terus
Beberapa orang bahkan sudah mengeluhkan soal waktu kerja yang lebih panjang ketika work from anywhere. Kalau kebetulan work from home, listrik bisa jadi juga akan lebih boros, karena kita sepanjang waktu berada di rumah. Tokennya cepat habis.
Belum lagi karena merasa lembur terus, akhirnya menganggap bahwa self reward juga harus sepadan. Belanja online deh, sampai puas.
Waduh.
Atur Keuangan Work from Anywhere
So, itu dia “sisi lain” dari work from anywhere yang bisa terjadi, yang bikin dompet kalang kabut. Jangan sampai deh, hal-hal tersebut kamu alami, padahal sebenarnya kamu enjoy banget untuk bisa work from anywhere.
Lalu, gimana caranya agar bisa work from anywhere dengan enjoy tapi juga enggak boros?
Buat anggaran
Pengeluaran yang lebih banyak saat work from anywhere sebenarnya sepadan dengan pengeluaran yang mungkin bisa kamu pangkas. Misalnya saja, untuk work from anywhere—termasuk dengan work from home—kamu bisa menghemat uang transportasi. Kamu juga menghemat waktu untuk perjalanan ke kantor.
Untuk mempermudah kamu semakin berhemat, kamu bisa menggunakan formula 1-2-3-4 untuk membuat anggaran work from anywhere.
Terdiri atas:
- 10% penghasilan untuk biaya lifestyle, di sinilah pos anggaran jika kamu butuh self reward. Kalau habis, ya tunggu sampai bisa ditopup lagi setelah gajian.
- 20% penghasilan masuk ke investasi, jangan sampai investasi malah turun prioritas gara-gara biaya work from anywhere yang membengkak—yang sebenarnya kita sendiri yang boros.
- 30% penghasilan untuk cicilan utang, jika ada.
- 40% penghasilan dianggarkan untuk kebutuhan rutin, termasuk di dalamnya adalah segala kebutuhan work from anywhere. Namun, perlu hati-hati dalam memilah ya, mana kebutuhan dan mana yang sebenarnya keinginan belaka. Bekerja di kafe setiap hari termasuk kebutuhan atau keinginan?
Berhematlah di bagian-bagian yang memungkinkan
Alih-alih pesan makanan online terus, mungkin bisa memasak sendiri saja. Bahan-bahan sekarang juag sudah mudah didapatkan, karena tidak ada lagi pembatasan mobilitas kan? Bumbu-bumbu instan banyak, dan harganya lebih terjangkau. Masak sendiri bakalan bisa jadi langkah berhemat pertama.
Langganan WiFi patungan dengan teman-teman sekos, atau yang serumah kontrakan, atau dengan anggota keluarga yang lain. Dengan begitu, biaya paket data bisa lebih diefektifkan.
Coba cari lagi pos-pos yang bisa lebih dihemat. Bedakan dengan memilah mana kebutuhan dan mana keinginan.
Tetap siapkan biaya tak terduga
Work from office akan membuatmu lebih banyak bersosialisasi dengan teman-teman. Misalnya butuh dana buat beli kado kalau ada yang ulang tahun, juga butuh dana buat nraktir kalau ulang tahun, kadang ada arisan, atau misalnya perlu berdonasi untuk membantu yang sedang kesulitan.
Jangan salah, saat work from anywhere bisa jadi kamu juga akan tetap membutuhkan dana-dana ini, meskipun kamu tidak secara langsung berinteraksi dengan mereka. So, tetap siap dengan berbagai biaya tak terduga.
Nah, jadi gimana? Bisa kan lebih berhemat dengan work from anywhere? Bisa dong!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Kebijakan Perusahaan yang Perlu Dimiliki Terkait Kembalinya Karyawan ke Kantor
Indonesia sudah mulai memasuki masa new normal. Namun, kita harus paham bahwa hal ini bukan karena virus corona sudah dapat dikendalikan, tetapi lebih demi alasan ekonomis. Karena itu, perlu adanya beberapa penyesuaian kebijakan perusahaan terkait kembalinya para karyawan ke kantor.
Tentu saja kita enggak mau kan, karyawan kembali bekerja dengan perasaan waswas terekspos pada COVID-19? Kebayang deh, jika karyawan tak merasa aman dan nyaman dalam bekerja, mereka pasti nggak akan bisa produktif.
Jadi, apa saja yang harus diperhatikan oleh perusahaan terkait pemberlakuan the new normal ini?
5 Kebijakan Perusahaan yang Perlu Diambil di Masa New Normal
1. Berikan jaminan keamanan dengan melengkapi sarana sesuai protokol kesehatan
Ada beberapa hal terkait protokol kesehatan yang harus dipatuhi baik oleh pekerja maupun pemberi kerja selama masa new normal ini. Simak dalam infografis yang diambil dari situs Kompas.com ini ya.
Nah, merujuk pada beberapa protokol kesehatan di atas, beberapa kebijakan perusahaan pun harus diambil agar sesuai. Di antaranya:
- Mengatur jarak antarmeja kerja karyawan, agar satu sama lain tetap bisa menjaga jarak setidaknya 1 meter.
- Penyediaan alat-alat kebersihan dan kesehatan yang lengkap di kantor, mulai dari menyediakan masker kain, face shield, hand sanitizer, hand soap, tirai mika, thermogun, dan lain-lain.
- Pastikan area kerja dibersihkan secara menyeluruh dan rutin setiap pagi dan sore.
Penyediaan alat dan penyesuaian area kerja agar sesuai dengan protokol kesehatan ini tentunya enggak mudah dan butuh waktu. So, koordinasikan dengan tim terkait agar segera bisa direalisasikan ya.
Adalah penting untuk memberikan jaminan keamanan dan kesehatan untuk para karyawan ketika mereka sudah kembali beraktivitas di kantor, agar kinerjanya tetap terjaga dan produktif, tanpa perasaan waswas.
2. Beri keleluasaan untuk work from home, terutama jika karyawan merasa kurang enak badan
Tubuh yang kurang fit akan dengan mudah terpapar oleh virus. Tak hanya tak aman untuk diri sendiri, hal ini juga untuk melindungi karyawan yang lain, agar tak tertular apalagi jika penyebab tak enak badan ini adalah virus (jenis apa pun).
Karena itu, berikan kelonggaran bagi karyawan yang merasa badan kurang fit untuk bekerja dari rumah. Buat SOP yang resmi dan jelas mengenai kebijakan perusahaan yang satu ini, agar dapat dipahami oleh semua karyawan.
3. Berikan benefit tambahan
Adalah penting bagi karyawan dan siapa pun yang berada di kantor untuk menjaga kesehatannya masing-masing. Maka, pastikan mereka memiliki gaya hidup bersih dan sehat–terutama selama para karyawan ini berada di kantor.
Beberapa benefit bisa ditambahkan–selain benefit yang sudah ada sebelumnya, seperti tunjangan kesehatan dan penggantian obat–dalam kebijakan perusahaan. Misalnya saja, penyediaan vitamin secara gratis untuk seluruh karyawan. Atau penyediaan buah-buahan di hari-hari tertentu.
Atau, usahakan katering kolektif, yang vendornya diseleksi dengan ketat. Pastikan menu-menu yang disiapkan sesuai dengan syarat gizi dan nutrisi yang dianjurkan. Kalau ada karyawan yang punya usaha sampingan berupa katering, nah, lumayan juga tuh. Sekalian mendukung bisnisnya kan? Nggak ada salahnya juga kok.
Di hari-hari tertentu di setiap minggu atau bulan, adakan olahraga bareng, tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Misalnya, yoga bareng, atau senam di halaman kantor dengan mendatangkan instruktur khusus. Hmmm, bisa dijadikan sebagai agenda tetap yang seru, ya kan?
4. Kurangi acara/event offline
Terutama sih yang menuntut banyak kontak fisik. Jika sebelumnya sudah sering meeting online, maka ada baiknya kebijakan perusahaan disesuaikan agar kebiasaan ini diteruskan saja, alih-alih mengadakan meeting offline dalam ruangan tertutup.
Begitu juga dengan training-training yang diadakan untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Jika sebelumnya diadakan secara offline, sekarang juga bisa diadakan secara online.
Salah satunya training keuangan. QM Financial bisa banget lo, diminta untuk memberikan edukasi literasi keuangan untuk karyawan melalui online training. Kami punya fasilitasnya dan tentu saja materi yang sangat applicable, terutama dalam rangka mengelola keuangan pribadi di masa new normal yang serbaberubah seperti ini. Jika tertarik, sila langsung kirim pesan WhatsApp ke 0811 1500 688 ya.
5. Kurangi jam kerja/shift
Sebisa mungkin kebijakan perusahaan harus disesuaikan juga terkait panjangnya jam kerja. Mungkin bisa tetap nine to five, seperti sebelumnya, hanya saja harus meniadakan lembur.
Efektifkan waktu kerja siang untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga ketika waktunya pulang, karyawan dapat beristirahat dengan cukup tanpa terbebani oleh pekerjaan yang tertunda.
Jika memang harus ada shift, pastikan karyawan yang bekerja harus yang berusia kurang dari 50 tahun, sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Masukkan hal ini dalam SOP, sehingga setiap karyawan paham betul mengenai kebijakan perusahaan yang satu ini.
Nah, semoga kita semua selalu diberik kesehatan ya, sehingga bisa bekerja dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Pengeluaran Ekstra yang Mungkin Harus Dikeluarkan Selama Pandemik Covid-19
Hai, apa kabar, kamu pembaca dan follower setia QM Financial? Semoga kamu di situ baik-baik saja, #dirumahaja atau #workfromhome dalam kondisi sehat. Yes, kondisi memaksa kita harus mengubah beberapa rencana dan rutinitas. Tapi, pada dasarnya, manusia itu kan sebenarnya makhluk yang punya daya adaptasi yang cukup tinggi, termasuk kala berada di tengah krisis. Salah satu hal yang harus segera diadaptasi adalah soal keuangan. Hmmm, sudah berapa pengeluaran ekstra kamu belanjakan sebulan terakhir ini?
Kondisi yang “memaksa” kita untuk bertahan di rumah saja “berbuah” penyesuaian juga di hal lainnya, right? Memang sih, selama di rumah aja, pos pengeluaran transportasi kita bisa berkurang, pun pos nongkrong di kafe.
Tapi, ternyata ada beberapa pos pengeluaran ekstra lain yang muncul. Apa saja? Mari kita lihat. Kamu boleh menambahkan pengeluaran ekstra lain yang mungkin ada, tapi belum tertulis berikut ini.
5 Pengeluaran ekstra yang terjadi selama #dirumahaja dan #workfromhome gara-gara Covid-19
1. Makanan
Mau nggak mau, seharian di rumah ya mesti ditemani camilan-camilan, makanan, dan tentu saja, minuman favorit.
Siapa hayo, yang sempat panic buying? Sudah belanja apa saja, untuk berapa bulan hidup di rumah?
Memang sih, ini adalah salah satu yang pertama langsung terlintas di kepala ya, ketika krisis melanda. Karena makanan dan minuman memang merupakan kebutuhan dasar manusia. So, wajar jadinya, kalau kita lantas punya pengeluaran ekstra untuk makanan.
Hanya saja, mari kita berharap agar kondisi segera membaik. Berbagilah dengan sesamamu, agar yang lain juga bisa memenuhi kebutuhannya. Apalagi jika ada tetangga yang sudah lansia, ada baiknya kamu malah membelanjakan sekalian untuknya, agar dia tak perlu pergi belanja dan lebih terlindung di rumah.
Lagian, kulkas di rumah seberapa besar, sampai nyetok makanan sampai berbulan-bulan? Awas, ntar malah busuk lo!
2. Vitamin
Vitamin memang merupakan salah satu suplemen yang mesti kita konsumsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh, agar virus enggan datang pada kita.
Beberapa hari belakangan, tampaknya produk-produk vitamin pabrikan juga mulai menghilang dari pasaran. Hmmm, jangan-jangan kamu juga salah satu yang punya pengeluaran ekstra untuk ini ya?
Tapi vitamin enggak hanya bisa didapatkan dari suplemen-suplemen pabrikan. Justru kalau kita bisa mendapatkan vitamin alami, langsung dari buah atau sayur, itu akan lebih baik. Dan, vitamin yang baik tentu datang dari buah dan sayur yang segar.
Lebih baik, kalau memang pengin tambahan vitamin, alokasikan pengeluaran ekstra kamu untuk lebih banyak membeli buah dan sayur saja, dan lebih baik membelinya secukupnya demi menjaga kesegarannya. Misalnya, apel, jeruk, mangga, melon, dan buah naga adalah beberapa contoh buah yang cukup awet jika dimasukkan ke lemari pendingin. Kamu bisa beli dalam jumlah yang tak berlebihan, agar bisa menyimpannya dengan lebih baik.
Tiga atau empat hari kemudian, kamu bisa keluar lagi (tentu dengan “perlindungan” diri yang lengkap) untuk berbelanja jika sudah habis. Setelah mendapatkan apa yang kamu butuhkan, segera pulang ya!
Atau, kamu juga bisa membeli sayuran beku, yang lebih awet, sudah terpotong-potong sehingga lebih praktis disimpan.
3. Kuota internet
Kerja di rumah akan butuh koneksi internet yang mumpuni dan berlimpah juga. Ya gimana enggak, mesti setor ini itu di WhatsApp, email, Slack, Trello, dan seterusnya, belum lagi meeting pakai Zoom. Itu semua kan butuh kuota kan ya?
Thank goodness, ada banyak provider yang kasih keringanan sih. Itu tuh yang perlu dimanfaatkan. Kalau perlu ganti nomor sementara, demi mendapatkan keringanan harga kuota ini itu.
Lumayan lo, buat menghemat.
4. Alat penunjang kesehatan
Jadi, sudah berapa banyak beli masker sekali pakai akhir-akhir ini? Sudah sempat berebut hand sanitizer juga? Harganya mahal banget ya?
Sudah tahu belum, bahwa mencuci tangan dengan hand soap itu jauh lebih efektif untuk membunuh virus? Sabunnya juga bisa sabun apa pun kok, karena WHO pun tidak pernah menyebutkan kalau kita harus mencuci tangan dengan hand soap. Pakai sabun mandi, sabun cuci, bahkan sampo pun bisa. Yang penting, adalah cara mencuci tangannya yang benar.
Jadi, nggak perlu borong terlalu banyak juga. Ini juga salah satu pengeluaran ekstra yang banyak dikeluarkan oleh orang-orang belakangan ini. Padahal enggak harus seekstra itu juga sih.
Saya kemarin sempat bikin masker dari kain perca. Habis pakai belanja ke supermarket, langsung cuci. Lumayan menghemat, dan nggak perlu ikut berdesakan atau antre beli masker sekali pakai.
5. Hiburan
Jadi merasa perlu langganan streaming film ya? Ya, bolehlah. Tapi kamu harus ingat ya, bahwa kita work from home, bukannya liburan. Semoga kamu nonton filmnya ketika pekerjaan dan kewajibanmu sudah selesai.
Mungkin kamu juga bisa pertimbangkan untuk ikut kelas-kelas saja yang sekarang banyak diadakan online. Kalau biasanya kamu terkendala karena harus kerja, kan sekarang bisa dong kamu ikuti sementara kamu work from home. Pengeluaran ekstra yang harus kamu keluarkan jadi lebih berfaedah kan?
Mau belajar lebih banyak tentang mengatur keuangan pribadi? Yuk, ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial! Cek jadwalnya, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Nah, gimana? Adakah pengeluaran ekstra lain yang belum disebutkan di atas? Tulis di kolom komen ya, biar bisa jadi tambahan.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Tip Mulai Kerja di Rumah Agar Tetap Efektif
Sejak Senin, 16 Maret 2020 yang lalu, kantor QM Financial sudah menerapkan sistem work from home, atau kerja di rumah, demi berpartisipasi dalam mengendalikan penyebaran virus korona, pembawa COVID-19 yang sekarang sedang berada di panggung besar.
Bagi beberapa karyawan, hal ini enggak membawa perubahan yang terlalu drastis, karena sebagian karyawan QM Financial memang sudah bekerja secara remote. Namun, beberapa yang lain–terutama yang sering bertugas di event-event offline, terlebih pertemuan-pertemuan besar–hal ini cukup berpengaruh sih.
Nah, apakah kamu juga memiliki permasalahan serupa?
Kerja di rumah memang sekilas tampak menyenangkan. Enggak ada bos yang mengawasi, enggak ada rekan kerja yang gangguin, tapi sekaligus sepi sih, karena nggak bisa ghibah secara langsung. #eh
Bagi sebagian orang yang tidak terbiasa, masalah koordinasi juga jadi problem tersendiri. Karena terbiasa komunikasi langsung, sekarang harus melalui koneksi virtual.
So, apa yang harus kita siapkan, supaya waktu-waktu kerja di rumah atau work from home ini tetap efektif?
7 Tip untuk Kerja di Rumah
1. Kondisikan tetap seperti tempat kerja
Well, mari kita mulai dari spot untuk bekerja. Apakah di rumahmu ada sudut tertentu yang paling nyaman untuk dipakai bekerja? Kalau iya, siapkanlah.
Kita akan dapat mulai bekerja di tempat yang bersih, dan cukup terang. Kalau bisa, hindari tempat-tempat yang mudah bikin gagal fokus. Di depan televisi, misalnya. Kalau di rumah juga ada anggota keluarga lain, dan mereka mau menonton televisi, kita bisa ikutan nonton dan nggak jadi kerja.
Jadi, siapkan sudut khusus, yang cukup terang, bisa membantu kita berkonsentrasi, dan pastinya, sirkulasi udara yang juga bagus. Ketiga hal inilah yang akan menentukan betah tidaknya kita kerja di rumah
2. Pastikan internet dalam kondisi baik
Kadang memang ada area-area tertentu yang koneksi internetnya labil. Hal ini akan menghambat proses kita kerja di rumah. Karena sekali waktu, kita akan perlu video call atau tele conference dengan rekan kerja atau bos, enggak cuma kirim-kirim email doang.
Jadi, sebelum mulai bekerja, pastikan koneksi internetmu baik. Mungkin kamu bisa memilih di antara beberapa provider yang koneksinya paling stabil di rumahmu.
3. Buat to do list
Kerja di rumah means nggak ada yang mengawasi. Nggak ada HR yang nyemprit kalau kita menurun kinerjanya.
Ini berarti kita sendirilah yang harus mengontrol kerjaan. Jadi, buatlah to do list untuk dikerjakan dalam satu hari, agar jangan sampai ada tugas yang terlewat.
Ingat, kita kerja di rumah, bukan liburan. Tetap ada target kerja yang harus dipenuhi.
4. Pastikan tetap makan siang dan istirahat
Kemungkinan yang lain, karena terlalu sibuk, kita jadi lupa makan siang dan istirahat. Kalau di kantor, teman-teman istirahat, kita juga jadi bisa ikut istirahat. Di rumah, akan berbeda kondisinya.
Jadi, tentukan pukul berapa kamu akan beristirahat siang. Mau disamain dengan jam istirahat di kantor kayak biasanya juga nggak masalah. Jangan sampai keasyikan, terus bablas sampai sore tanpa istirahat.
Ingat, di masa-masa seperti ini, kamu harus jaga kesehatan lo!
5. Dana darurat tetap aman
Ini adalah kondisi darurat. Kamu yang biasa bisa bepergian ke mana-mana, sekarang harus mengarantina diri sendiri, dengan kerja di rumah, demi bisa ikut memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Meski hanya di rumah, kemungkinan kamu akan justru butuh beberapa keperluan ekstra. Misalnya, beli beberapa alat kebersihan lebih banyak, dengan harga yang lebih mahal.
Kamu bisa menggunakan dana daruratmu, tetapi ingat untuk menggantinya nanti jika sudah ada dana lagi ya. Jangan pernah biarkan dana daruratmu kosong.
6. Tetap pantau arus kas
Kamu juga harus ekstra hati-hati dalam mengatur arus kas. Beberapa teman cerita, selama kerja di rumah, mereka malah makin gencar aja jajannya. Segala macam abang cilok, siomay, bakso, seblak yang lewat depan rumah, dilarisin.
Well, pastikan kamu tetap jaga jarak dari si abang tukang jualan ya, dan jangan lupa selalu cuci tangan.
Selain itu, awas arus kasmu! Tetap kendalikan, tetap pastikan arusnya positif. Tunda dulu kebutuhan yang kurang penting, dahulukan kebutuhan primer.
7. Bijak belanja
Di beberapa daerah sudah terjadi panic buying; belanja habis-habisan untuk nyetok kebutuhan di rumah. Untuk ini, kamu sebaiknya nggak perlu ikutan.
Panic buying justru akan memperburuk keadaan. Apalagi, ada orang lain yang nggak mampu untuk membeli sama banyaknya dengan kita, karena mereka hanya punya cash harian yang jumlahnya terbatas. Cobalah berbagi, belanjalah dengan bijak dan secukupnya. Pemerintah sendiri menjamin, barang-barang kebutuhan jumlahnya cukup untuk semua orang. Dengan catatan: kita nggak kemaruk.
Kalau kita bisa hidup gotong royong (meski tanpa menyentuh atau berdekatan), kita pasti bisa melalui ini semua bersama, sehingga kondisi pun kembali normal.
So, kerja di rumah? Nggak masalah. Kendalikan diri, kurangi bepergian atau berada di kerumunan. Pun kendalikan keuangan.
Everything is going to be OK, shortly!
Mumpung kerja di rumah, dan mungkin jadi banyak waktu luang (karena kamu nggak perlu macet-macetan ke kantor), kenapa nggak sekalian nambah pengetahuan tentang literasi keuangan? Ketika krisis berakhir nanti, kamu pun akan siap untuk bekerja keras mencapai tujuan finansialmu yang sempat tertunda gara-gara virus korona. Yu, ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.