Manajemen Stres Finansial: Cara Mengatasi Kekhawatiran Keuangan di Usia 20-an
Stres! Ya, hari gini, siapa sih yang enggak stres? Apalagi kalau soal keuangan. Rasa-rasanya kok, mau usaha seberapa pun, uang itu selalu enggak cukup. Relate kan? Makanya, kamu perlu tahu nih cara manajemen stres, terutama yang berkaitan dengan finansial.
Pasalnya, usia kamu masih 20-an. Sebagian besar dari kamu barangkali saat ini masih belum ada tanggungan, sebagian lagi mungkin adalah sandwich generation. Jalanmu masih panjang, mimpimu masih banyak. Stres jangan sampai jadi hambatan.
Terus, gimana caranya ya?
Table of Contents
Manajemen Stres Keuangan untuk Si 20-an
Mengalami stres masalah keuangan sepertinya sih hal yang wajar terjadi apalagi di zaman sekarang. Tuntutan hidup semakin tinggi, sementara sumber daya masih saja terbatas. Buat kamu yang usianya masih 20-an dan sudah stres, nah, jangan dibiarkan berlama-lama stresnya. Karena waktu kamu masih panjang, masih banyak juga kesempatan yang harus kamu manfaatkan.
Setiap masalah selalu ada solusi. Begitu juga dengan masalah keuangan. Untuk tahu solusinya, maka kamu harus tahu juga akar penyebabnya.
Stres keuangan yang muncul bisa disebabkan banyak hal, setiap orang juga bisa mengalami penyebab yang berbeda. Buat kamu si 20-an, yang paling umum terjadi, stres keuangan muncul karena merasa gaji enggak cukup, kebanyakan utang, banyak mau, ada kebutuhan mendadak yang tak direncanakan, dan sejenisnya. Relate?
Nah, kalau relate, maka manajemen stres keuangan yang perlu kamu lakukan adalah seputar hal-hal tersebut juga. Seperti ini penjelasannya.
1. Stres karena Gaji Enggak Pernah Cukup
Kamu si usia 20-an biasanya masih level entry sekarang. Maka, rasanya wajar jika gaji juga menyesuaikan. Namun, sebenarnya, akar permasalahannya bukanlah pada nominal gaji yang kecil. Tetapi, pada pengeluaranmu.
Membuat anggaran bulanan membantu mengontrol pengeluaran dan memastikan pemasukan digunakan secara optimal. Prioritaskan kebutuhan pokok dulu, seperti makanan, transportasi, dan tagihan. Baru kemudian alokasikan sebagian untuk tabungan dan dana hiburan secukupnya agar tetap seimbang tanpa membebani kondisi keuangan.
Baca juga: Mengapa Gaji UMR Jakarta Sering Dianggap Tak Cukup untuk Memenuhi Kebutuhan?
2. Stres karena Sering Ada Kejadian Tak Terduga
Yah, namanya hidup, kadang ada saja surprise-surprise kecil terjadi di sana-sini. Tapi kadang surprise-nya bikin kaget juga. Apalagi kalau menyangkut keuangan, sementara kita tahu persis kalau keuangan kita terbatas.
Memprioritaskan dana darurat bisa jadi solusi manajemen stres keuangan yang penting di sini. So, usahakan untuk dapat menyisihkan 10-20% dari pemasukan setiap bulan. Dana darurat ini memang idealnya 3 – 6 bulan pengeluaran besarannya. Namun, kalau kamu masih belum mampu, kamu enggak harus langsung memenuhinya. Yang penting, ada saja dulu.
Simpan di rekening terpisah ya, supaya enggak menggoda untuk dipakai. Dana darurat memang “dana nganggur”. Dana yang enggak boleh dipakai sembarangan.
3. Stres karena Utang
Utang memang jadi momok banget akhir-akhir ini, ya kan? Pinjol, paylater, cicilan kendaraan, cicilan iPhone, semua numpuk.
Mengurangi utang konsumtif adalah langkah penting untuk manajemen stres keuangan. Hindari mengambil utang untuk kebutuhan yang enggak mendesak, seperti gadget terbaru atau liburan mewah, agar tidak menambah beban keuangan.
Kalau memang sekarang lagi ada tanggungan cicilan, coba prioritaskan pelunasannya dulu dan jangan menambah utang baru, agar stres keuanganmu tak semakin parah.
Lakukan pembayaran secara terencana dengan mengalokasikan dana khusus setiap bulan, sehingga utang berkurang secara konsisten tanpa mengganggu kebutuhan lainnya.
4. Stres karena Enggak Bisa Punya Tabungan
Nah, ini harus dicari lagi sih akar masalahnya di mana. Solusi manajemen stres keuangannya bisa saja membuat anggaran, seperti di poin pertama di atas. Kamu juga bisa mengatasinya dengan membuat tujuan keuangan.
Menetapkan tujuan keuangan yang jelas membantu mengarahkan pengelolaan keuangan secara terencana. Tentukan tujuan jangka pendek seperti menabung atau dana darurat, jangka menengah seperti biaya pendidikan, dan jangka panjang seperti membeli rumah.
Dengan adanya tujuan, apalagi yang terukur dan spesifik, bisa membuatmu termotivasi untuk disiplin dalam menabung dan mengatur prioritas keuangan.
5. Stres karena Terlalu Boros
Ini bisa saja berkaitan dengan stres keempat di atas. Karena boros, kamu jadi enggak bisa punya tabungan, gaji tak pernah cukup, dan sebagainya.
Untuk manajemen stres ini, coba sekarang direview lagi pengeluarannya. Coba cek, pos mana saja sih yang terlalu berlebihan? Mungkin kamu banyak pengeluaran karena adanya tekanan sosial? Karena sering FOMO? Karena pengin standar hidup orang lain, padahal sebenarnya kamu enggak mampu?
Menerapkan gaya hidup sederhana membantu menjaga keuangan tetap stabil dengan memprioritaskan kebutuhan utama dibanding keinginan yang enggak penting. Hindari tekanan sosial untuk mengikuti tren konsumtif yang boros, seperti membeli barang mahal demi status.
Jangan FOMO-an. Fokus saja pada jalan kamu sendiri, tak perlu membandingkan diri dengan orang lain.
6. Stres secara Mental
Mengelola kesehatan mental penting untuk menjaga fokus dan pengambilan keputusan finansial yang bijak. Lakukan aktivitas yang meredakan stres, seperti berolahraga, bermeditasi, atau menyalurkan hobi. Berbicara dengan orang terpercaya atau profesional juga membantu mengatasi tekanan emosional. Kesehatan mental yang terjaga menciptakan pola pikir positif, sehingga lebih mudah mengatur keuangan secara terencana dan menghadapi tantangan finansial dengan tenang.
7. Stres karena Butuh Uang Banyak
Ya, kadang memang kita sudah atur anggaran, sudah berusaha hemat, uang tetap saja terasa kurang untuk memenuhi kebutuhan yang banyak. Maka, solusi manajemen stres untuk masalah ini adalah dengan menambah sumber pendapatan.
Mengembangkan sumber pendapatan tambahan bisa dilakukan dengan mencari pekerjaan sampingan, seperti freelance atau part-time, atau memulai bisnis kecil sesuai minat dan keahlian.
Pendapatan tambahan enggak hanya meningkatkan pemasukan, tetapi juga memberikan rasa aman secara finansial, terutama untuk memenuhi kebutuhan mendesak atau menambah tabungan. Langkah ini juga dapat membuka peluang baru untuk pengembangan karier atau keterampilan.
Baca juga: Sudah Saatnya Kita Perhatikan Kesehatan Mental, Fisik, dan Finansial secara Seimbang
Nah, ingat, bahwa enggak pernah ada satu solusi untuk semua masalah keuangan. Kalau kata dokter, mengobati penyakit itu harus sesuai gejalanya. Begitu juga dengan keuangan. Gejalanya apa, masalahnya pada apa, maka di situ juga kamu harus mencari solusi untuk manajemen stres keuanganmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan di Usia 20-an untuk Masa Depan yang Aman
Memasuki usia 20-an sering kali disertai dengan tantangan dan peluang baru, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi. Langkah-langkah perencanaan keuangan yang baik di usia ini adalah kunci untuk menjamin masa depan yang aman dan mandiri secara finansial.
Kenapa harus bikin rencana keuangan di usia 20? Karena dengan begitu, bukan hanya kamu bisa memperkuat kestabilan finansial, tetapi kamu juga lebih leluasa dalam mengambil keputusan hidup yang lebih besar.
Table of Contents
Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan untuk Usia 20-an
Di tengah kesibukan dan berbagai godaan pengeluaran yang sering muncul di masa muda, penting untuk menyadari bahwa setiap pilihan finansial yang diambil dapat berdampak jangka panjang.
So, memulai dengan langkah-langkah perencanaan keuangan yang tepat akan membantu dan mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang akan datang. Ya masa sih, enggak mau punya mimpi, enggak mau punya cita-cita? Pengin liburan terus ke luar negeri, pengin lanjutkan pendidikan, pengin punya rumah, semua kan butuh modal.
Masa enggak mau bisa melakukan itu semua tanpa pusing mikirin duit?
Dengan membangun dasar yang kuat sejak dini, jalan menuju kebebasan finansial menjadi lebih terbuka dan terjangkau.
So, berikut adalah langkah-langkah perencanaan keuangan untuk kamu, si Usia 20-an yang kini sedang memulai hidup yang sebenarnya.
1. Membuat Anggaran
Bagi kamu yang berusia 20-an—dan mungkin belum berkeluarga—pembuatan anggaran bisa disesuaikan dengan prioritas dan gaya hidup yang kamu jalani. Misalnya saja, kamu bisa membagi pos sebagai berikut:
- Kebutuhan dasar: kos, makanan dan minuman, transportasi, dan utilitas
- Asuransi dan kesehatan
- Tabungan dan investasi, termasuk di dalamnya dana darurat
- Cicilan utang
- Gaya hidup, termasuk di dalamnya dana liburan, hobi, juga subscription kalau ada
- Pendidikan dan pengembangan diri, misalnya ikut kursus-kursus atau beli buku
Kalau sudah dibikin anggarannya, selanjutnya ya kudu disiplin dipatuhi ya. Karena ini tuh kunci langkah-langkah perencanaan keuangan secara efektif di usia muda. Kamu bisa pakai aplikasi keuangan supaya kebantu dalam melacak pengeluaran dan menjaga agar pengeluaran enggak melebihi pendapatan.
2. Sisihkan untuk Dana Darurat
Menyisihkan dana darurat adalah salah satu hal penting dalam langkah-langkah perencanaan keuangan, terutama untuk kamu yang masih berada di usia 20-an. Dana darurat berfungsi sebagai jaring pengaman finansial yang dapat membantu kamu menghadapi situasi tak terduga tanpa harus mengganggu tabungan atau investasi jangka panjang.
Idealnya, dana darurat harus mencakup biaya hidup 3-6 bulan. Bukan angka yang saklek, kamu bisa menyesuaikannya dengan kestabilan pekerjaan dan tanggungan yang kamu miliki. Tapi, kalau kamu bekerja di sektor yang fluktuatif atau sebagai freelancer, akan lebih bijak menyisihkan dana lebih besar.
Simpan dana darurat di tempat yang aman tetapi mudah diakses. Misalnya di rekening tabungan atau reksa dana pasar uang. Hindari menginvestasikan dana ini di instrumen dengan risiko tinggi atau akses yang sulit.
Mulai dengan menyisihkan sejumlah kecil dari setiap pendapatanmu sampai dana darurat mencapai jumlah yang ditargetkan. Anggap saja ini sebagai kebutuhan utama, bukan pilihan, sehingga kamu bisa konsisten nabungnya.
3. Mengelola Utang
Mengelola utang secara efektif adalah aspek kunci dalam langkah-langkah perencanaan keuangan. Pada tahap ini, mengelola utang dengan bijak dapat membantu menghindari akumulasi beban keuangan di kemudian hari.
Kalau memang perlu berutang, maka pembayaran cicilannya harus masuk ke dalam perencanaan keuangan sehari-hari. Membayar cicilan bukan dengan uang “sisa” kebutuhan, tetapi harus dialokasikan secara khusus. Maksimal sebesar 30% dari penghasilan total dalam sebulan.
Secara berkala evaluasi kemajuan kamu dalam mengelola utang dan sesuaikan strategi jika diperlukan. Termasuk di dalamnya, menyesuaikan jumlah yang dialokasikan untuk pembayaran utang jika pendapatan kamu berubah.
4. Punya Tujuan Jangka Panjang
Memiliki rencana jangka panjang seperti membeli rumah atau menyiapkan dana pensiun sangat penting, terutama bagi kamu yang masih berada di usia 20-an. Di usia ini, sering kali perencanaan jangka panjang terabaikan karena fokus pada kebutuhan dan keinginan sehari-hari.
Namun, kamu kan enggak hidup hari ini saja. Kamu juga pengin hidup nyaman sampai tua nanti kan? Karena itu, menetapkan tujuan jangka panjang dapat memberikan arah yang jelas dan motivasi untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak.
Jadi, miliki beberapa tujuan jangka panjang. Pisahkan rencana keuangan untuk tiap tujuan jangka panjangmu itu. Misalnya, buat rekening tabungan atau investasi terpisah untuk dana pensiun dan pembelian rumah. Dengan begitu, kamu bisa memonitor kemajuannya. Kalau ada apa-apa, kamu juga bisa langsung aware.
Kamu mau soft saving? Soft saving atau menabung tanpa struktur yang ketat boleh saja, tetapi pastikan kamu tetap punya tujuan dan target jangka panjang. Sesuaikan jumlah tabungan setiap bulan berdasarkan kemampuan dan kebutuhan sehari-hari tanpa mengorbankan alokasi untuk masa depan.
Baca juga: Soft Saving ala Gen Z: Plus dan Minusnya
5. Investasi
Jika kamu sudah menetapkan tujuan jangka panjang, langkah-langkah perencanaan keuangan selanjutnya yang sangat penting adalah membuat rencana investasi.
Alasan utama mengapa investasi sangat direkomendasikan, terutama bagi kamu yang memiliki tujuan jangka panjang, adalah adanya keuntungan dari compound interest atau bunga berbunga. Hal ini yang enggak bisa kamu dapatkan dari tabungan biasa.
Compound interest adalah bunga yang dihitung dari jumlah pokok ditambah bunga yang telah diakumulasi sebelumnya. Dalam kata lain, ini adalah “bunga atas bunga” yang kamu peroleh dari investasi. Bunga ini adalah pengembalian yang kamu dapatkan, yang tumbuh secara eksponensial seiring waktu.
Pilihlah instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan profil risiko kamu. Misalnya, saham atau reksa dana saham bisa cocok untuk tujuan jangka panjang seperti pensiun, yang masih jauh, karena potensi pertumbuhan yang tinggi tetapi dengan risiko yang lebih besar. Obligasi atau reksa dana pendapatan tetap bisa lebih cocok untuk tujuan yang lebih dekat dan memerlukan stabilitas.
Baca juga: Gen Z Merapat! Ini Cara Belajar Keuangan Kekinian yang Paling Cocok buat Kamu!
Memulai langkah-langkah perencanaan keuangan di usia 20-an dengan tepat adalah investasi yang penting untuk masa depan. Dengan disiplin, kesabaran, dan konsistensi dalam menerapkan prinsip-prinsip keuangan yang telah dijelaskan, jalan menuju keamanan dan kemandirian finansial akan semakin terbuka lebar.
Melalui perencanaan yang matang, masa depan finansial yang stabil bukan hanya mimpi, tetapi bisa menjadi kenyataan. Gen Z bisa berdaya, enggak hanya jadi beban hidup orang tua.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Bijak Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an: Langkah Demi Langkah
Usia 20 itu rerata merupakan first jobber. Usia yang kata orang merupakan garis start untuk memasuki hidup yang sebenarnya. Tsah. Mulai punya tanggung jawab, mulai punya penghasilan sendiri, termasuk usia yang pas untuk mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi.
Memang, kondisi orang akan berbeda. Ada yang memang sudah melek sejak awal mengenai pentingnya mengelola keuangan, tetapi enggak sedikit juga penganut paham YOLO—alias you only live once. Alias, kita cuma hidup sekali, masa enggak mau senang-senang sih?
Ya, hidup memang cuma sekali. Tapi kalau dihabiskan hanya untuk senang-senang tanpa mau bijak memiliki rencana keuangan, pada akhirnya ya sama saja. You only live once, ketika kamu salah dan tidak tahu cara bijak mengatur keuangan, kamu juga enggak bisa mengulanginya lagi untuk memperbaiki kesalahan itu.
Jadi, mau pilih yang mana?
Table of Contents
Pentingnya Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an
Yes, mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi sejak dini itu baik. Sejak dini itu kapan? Ya, sejak kamu mulai punya penghasilan. Hal ini adalah langkah krusial yang menentukan kualitas hidup di masa depan.
Di usia ini, kamu sudah memulai karier, yang umumnya disertai dengan penghasilan tetap pertama. So, pengelolaannya bukan cuma soal bagaimana menyimpan uang saja, tapi juga tentang memahami cara mengalokasikannya untuk kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
Mengelola keuangan pada usia ini juga berarti belajar untuk menyeimbangkan antara menikmati masa muda dan merencanakan masa depan finansial yang stabil.
Di sisi lain, tantangan finansial di usia 20-an itu memang cukup banyak. Mulai dari gaji awal yang masih belum seberapa, adanya tekanan untuk mengikuti gaya hidup, sampai soal menjadi sandwich generation.
Di saat yang sama, ini adalah masa ketika peluang untuk bertumbuh sangat besar. Mulai dari peluang investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil, hingga kesempatan untuk menaikkan skor kredit yang akan sangat berguna di masa mendatang.
Dengan mengetahui cara bijak mengatur keuangan, si usia 20 akan dapat membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depannya sendiri. Karenanya, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan pribadi di usia 20-an bukan hanya penting, tapi juga menjadi kunci untuk masa depan yang lebih cerah dan terjamin.
Cara Bijak Mengatur Keuangan di Usia 20-an
1. Menetapkan Tujuan Keuangan
Tujuan lo apa? Kamu pengin apa di hidupmu nanti? Nah, inilah yang harus ditentukan pertama kali dalam cara bijak mengatur keuangan.
So, tentukan targetmu baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Karena kamu berusia 20 tahun, kamu bisa mulai dari beberapa tujuan jangka pendek dulu. Enggak perlu ngadi-ngadi, kamu bisa mulai dari membangun dana darurat, menabung untuk liburan, sampai membeli gadget terbaru
Seiring waktu, kamu juga perlu menyusun tujuan jangka menengah hingga panjang. Misalnya mempersiapkan dana menikah, dana rumah, sampai dana pensiun.
Ingat, setiap tujuan harus ada judul, nominal, dan waktu. Tujuan yang jelas dan terukur memberikanmu arah yang jelas dalam membuat keputusan finansial sehari-hari, memastikan bahwa setiap pengeluaran atau investasi yang dilakukan selaras dengan apa yang ingin dicapai di masa depan.
2. Membuat Anggaran
Setelah menentukan tujuan, kamu bisa mulai melakukan proses cara bijak mengatur keuangan dengan mencatat secara jelas semua sumber pendapatan. Di dalamnya termasuk gaji, pendapatan sampingan, atau sumber lainnya.
Setelah mengetahui total pendapatan, langkah selanjutnya adalah mendokumentasikan semua pengeluaran, mulai dari biaya tetap seperti sewa rumah atau cicilan kendaraan, hingga pengeluaran variabel seperti makanan, hiburan, dan belanja.
Dengan memahami aliran masuk dan keluar uang secara detail, kamu dapat mengidentifikasi area di mana penghematan bisa dilakukan. Catatan ini juga akan membantumu memprioritaskan pengeluaran. Artinya kamu bisa memastikan kebutuhan wajib terpenuhi dulu, sebelum kamu memenuhi keinginan. Dalam jangka panjang, catatan ini akan menjadi alat penting dalam mencapai keseimbangan finansial dan mencapai tujuan finansial kamu.
3. Mengelola Utang
Usia 20 artinya juga kamu mulai berkenalan dengan utang. Umumnya sih, mulai pada punya kartu kredit.
Dalam menggunakan kartu kredit, bijaksana dan terkendali adalah kuncinya. Cara bijak mengatur keuangan termasuk di dalamnya menggunakan kartu kredit untuk transaksi yang kamu yakin bisa dibayar penuh setiap bulannya, sehingga menghindari akumulasi bunga. Memanfaatkan manfaat tambahan seperti poin reward atau cashback juga bisa menjadi strategi cerdas asalkan tidak mengundang pembelian impulsif.
4. Menabung dan Investasi
Untuk keduanya, kamu akan memerlukan disiplin dan konsistensi. Cara bijak mengatur keuangan terbaik adalah dengan menetapkan tujuan tabungan yang spesifik dan realistis, lalu secara rutin menyisihkan sebagian pendapatan ke dalam tabungan tersebut.
Sebuah metode efektif adalah dengan menggunakan prinsip “sisihkan di depan”, yaitu mengalokasikan sejumlah uang untuk ditabung segera setelah menerima penghasilan, sebelum uang tersebut digunakan untuk keperluan lain.
Sementara menabung fokus pada penyimpanan dan perlindungan aset, investasi bertujuan untuk pertumbuhan aset tersebut. Pengenalan dasar tentang investasi meliputi pemahaman terhadap pilihan investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Mana yang bisa dimanfaatkan, nah, kamu perlu mengenali tujuan keuangan, jangka waktu investasi, serta toleransi risiko.
Ikut kelasnya saja, makanya! Biar dapat penjelasan langsung dari trainer tentang cara bijak mengatur keuangan, plus langsung berkenalan dengan berbagai produk keuangannya. Nggak pakai ribet.
5. Miliki Proteksi
Enggak harus semua jenis asuransi kamu miliki. Minimal kamu harus punya asuransi kesehatan dulu. Biasanya sih setiap perusahaan secara otomatis akan mengikutsertakan karyawannya di program asuransi milik pemerintah ini, karena memang sudah jadi aturannya. Mengapa asuransi ini penting? Karena risiko kesehatan bisa datang tiba-tiba dan biaya perawatan medis terus meningkat.
Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk punya asuransi jiwa, apalagi kalau misalnya kamu adalah tulang punggung keluarga besar alias menjadi sandwich generation. Asuransi ini penting untuk melindungi orang-orang yang kamu sayang,
Selain asuransi, proteksi juga mencakup dana darurat, yang berfungsi sebagai jaring pengaman finansial untuk menghadapi situasi tak terduga. Umumnya, dianjurkan untuk memiliki dana darurat setidaknya sejumlah 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan.
6. Optimalkan Penghasilan
Di usia 20-an, peluang karier dan pengembangan diri itu berlimpah. Jadi, jangan sia-siakan peluangmu, mumpung energi juga masih full.
So, jajaki apakah kamu bisa mendapatkan sumber pendapatan tambahan. Mungkin dengan melakukan pekerjaan sampingan atau hobi yang dapat menghasilkan uang, seperti freelance, menjual produk atau jasa secara online, atau bahkan mengikuti gig ekonomi.
Sumber pendapatan tambahan ini enggak hanya menambah pemasukan, tapi juga bisa menjadi jaring pengaman finansial jika terjadi masalah dengan pekerjaan utama.
Selain itu, berusaha mendapatkan promosi di tempat kerja adalah cara lain untuk meningkatkan penghasilan. Ini bisa dicapai dengan meningkatkan keterampilan dan kinerja, atau dengan mengambil peran dan tanggung jawab tambahan.
Nah, gimana nih kamu yang sekarang usia 20-an? Apakah beberapa cara bijak mengatur keuangan pribadi di atas sudah kamu lakukan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi yang Menguntungkan bagi Kamu yang Berusia 20-an
Investasi yang menguntungkan bisa dimulai sejak usia dini. Bahkan, Warren Buffett, salah satu dari orang terkaya di dunia ini, sudah memulai investasi pertamanya di usia belasan tahun. Ya, segala sesuatu yang berhubungan dengan masa depan memang perlu direncanakan sejak awal.
Jika kamu sekarang berada di rentang usia 20-an, itu artinya sudah waktunya bagi kamu untuk mulai berpikir jauh ke depan. Tentang apa yang ingin kamu raih dan capai dalam hidup. Seseorang enggak akan bisa begitu saja sukses, tanpa membuat rencana. Betul? Dan, salah satu elemen penting dalam rencana sukses itu ada rencana keuangan, yang juga meliputi investasi.
So, apakah mendengar kata investasi lalu yang pertama kali terbayang di pikiran kamu adalah modal awal alias uang? Yah, begitulah yang sering terjadi. Padahal, yang namanya investasi yang menguntungkan itu tidak melulu soal uang.
Wah, terus apa dong ya, kalau enggak uang yang diinvestasikan?
Investasi yang Menguntungkan di Usia 20-an
Memasuki usia 20 berarti masuk ke usia keemasan. Di rentang usia tersebutlah banyak orang telah menemukan jati dirinya. Memiliki banyak pilihan dalam hidup, bisa lebih banyak mengeksplorasi diri, kondisi kesehatan fisik yang masih optimal, dan tentunya belum terlalu banyak beban yang harus ditanggung dan dipikirkan.
Lantaran itulah, momen di usia tersebut perlu untuk dimanfaatkan sebaik mungkin, salah satu caranya dengan memulai berinvestasi. Investasi seperti apa sih yang menguntungkan dan sesuai untuk usia 20-an?
Sebelum kamu memulai investasi yang menguntungkan dalam hal keuangan, sebaiknya kamu mulai untuk melakukan investasi dalam hal berikut ini.
Investasi pada Tubuh
Tubuh juga bisa dianggap sebagai bentuk investasi ya? Tentu saja.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, kondisi tubuh di usia 20-an adalah kondisi yang paling prima. Namun, bila keadaan tersebut tidak dijaga, maka semuanya akan percuma.
Investasi yang menguntungkan pada tubuh bisa kamu lakukan dengan rajin berolahraga, menjaga pola makan yang sehat, dan juga mengatur jam tidur lebih rapi. Dengan begitu, kamu sudah bisa menjaga kondisi prima tubuhmu untuk 10 sampai 20 tahun ke depan.
Investasi pada Otak
Investasi yang menguntungkan pada otak itu seperti apa ya? Ada banyak caranya kok. Misalnya, rutin membaca buku yang berkualitas, mengikuti perkembangan teknologi yang up to date, rajin mengikuti webinar atau seminar yang bisa mengeksplorasi cara berpikir dan pemahaman kamu akan segala sesuatu.
Investasi pada Penampilan
Penampilan yang baik tidak harus selalu dengan menggunakan pakaian branded yang mahal atau make up berlapis-lapis.
Kunci dari penampilan yang baik ini berhubungan juga dengan investasi yang kamu lakukan pada tubuh. Saat tubuhmu sehat dan bugar, maka penampilan fisik kamu pun akan lebih enak untuk dilihat. Memilih pakaian dan make up juga tidak perlu yang berlebihan, yang terpenting tetap sedap dipandang dan nyaman saat dikenakan.
Investasi pada Pertemanan
Lingkungan pertemanan yang sehat akan menjaga diri kita tetap sehat. Pernah mendengar kalimat seperti ini? Ya, apa yang disampaikan kalimat tersebut memang benar sekali adanya.
Bertemanlah dengan orang-orang yang bisa membawa pengaruh positif dalam hidupmu. Orang-orang yang bisa memberimu inspirasi dan motivasi terbaik. Bertemanlah seluas mungkin, karena kamu tidak akan pernah tahu dari sebelah mana pintu rezekimu akan dibukakan.
Jadi, jangan pernah ragu untuk terus bersosialisasi, karena hal itu juga termasuk salah satu investasi yang menguntungkan.
Investasi Keuangan
Setelah daftar investasi yang menguntungkan di atas kamu lakukan semuanya, maka saatnya memulai investasi dalam hal keuangan. Investasi yang bisa kamu jadikan sebagai pendapatan pasif, atau juga sebagai persiapan masa depanmu nanti.
Kendala pertama yang mungkin dirasakan oleh orang-orang di usia 20-an adalah soal modal investasi. Kata investasi memang identik dengan jumlah dana yang besar.
Padahal sebenarnya kamu tidak perlu khawatir. Ada kok pilihan instrumen investasi yang menguntungkan tapi tidak membutuhkan modal besar dan rasanya cukup terjangkau untuk kantong.
Misalnya, investasi dalam bentuk logam mulia, alias emas. Membeli emas bisa kamu lakukan sesuai dengan dana yang kamu miliki, karena tersedia berbagai opsi investasi yang bisa dipilih.
Selain itu, emas juga bersifat relatif lebih likuid ketimbang instrumen lain, terutama untuk gramasi kecil. Mudah dan praktis untuk dijual kembali jika ternyata suatu hari kamu membutuhkan dana darurat. Investasi emas juga dianggap sebagai salah satu bentuk investasi yang rendah risiko, karena harganya yang cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Ada juga investasi reksa dana yang bisa kamu mulai dengan modal Rp100.000 saja, bahkan ada manajer investasi yang menawarkan mulai dari Rp10.000. Reksa dana bisa jadi instrumen investasi yang menguntungkan untuk kamu, yang merupakan pemula dan baru belajar mengenai investasi. Kamu akan dibantu oleh manajer investasi dalam pengelolaannya, sehingga bisa mengurangi risiko kesalahan investasi yang bisa terjadi. Sama seperti investasi emas, reksa dana juga termasuk investasi yang relatif rendah risiko, pencairannya cepat, dan yang paling menarik adalah keuntungan yang bisa kamu dapatkan yang jauh lebih besar daripada bunga deposito.
Nah, setelah mengetahui apa saja investasi yang menguntungkan bagi kamu di usia 20-an di atas, apakah kamu masih ragu untuk memulai berinvestasi? Sebaiknya sih sudah nggak ragu lagi ya. Mulailah investasi sejak dini agar keuntungan dan kesuksesan juga bisa datang dengan segera dalam hidupmu.
Yuk, investasi pada otak terlebih dulu, dengan belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Punya Rumah di Usia 20-an: Memangnya Harus?
Ada yang sekarang berusia 20-an? Apakah kamu berencana untuk punya rumah di usia 20-an seperti sekarang?
Ah, mimpi! Orang baru mulai dapat kerjaan, juga. Mana bisa?
Bisa dong. Punya rumah di usia mudah itu nggak mustahil untuk diwujudkan kok! Justru, ketika kamu sudah membangun aset pribadi kamu sejak usia muda, waktu akan jadi teman terbaikmu. Banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan, jika kamu sudah punya planning untuk punya rumah selagi muda. Karena kemudaan adalah privilege.
Nggak percaya? Coba simak artikel ini sampai selesai ya.
5 Alasan Mengapa Kamu Perlu Punya Rumah di Usia 20-an
1. Waktu adalah teman terbaik
Seperti yang sudah disebutkan di atas, waktu akan jadi teman terbaik buat kamu yang sudah berniat untuk membangun aset pribadi sejak masih muda. Waktu memang bisa jadi musuh, tetapi bisa juga jadi teman. Tinggal kita sendiri kan, yang memilih?
Maksudnya begini. Misalnya saja, kamu memilih untuk membeli rumah secara kredit dengan KPR. Kamu bisa memilih atau menentukan tenor yang lebih panjang untuk cicilannya. Hal ini berarti beban cicilan setiap bulannya akan lebih ringan.
Jika kamu mengajukan KPR di usiamu yang masih muda, pihak bank juga akan lebih besar kemungkinannya untuk menyetujuinya, karena masalah waktu ini.
2. Hidup mandiri lebih cepat
Punya rumah adalah simbol kemandirian dan kemapanan yang hqq. Begitulah yang berlaku di Indonesia. Rasanya belum berhak menyandang status ‘mapan’, kalau belum punya rumah sendiri.
Dengan kamu hidup mandiri lebih cepat, pastinya kamu juga akan punya banyak waktu untuk mengejar mimpi dan cita-citamu supaya kualitas hidup juga menjadi lebih baik dengan segera.
Kamu bisa merasakan kesuksesan di usiamu yang masih muda. Bahkan mungkin, bisa pensiun dini dan bebas finansial lebih cepat juga.
3. Masih produktif, sehingga cicilan pasti aman
Misalnya saja, kamu mengajukan KPR ke sebuah bank. Faktor usia akan menjadi salah satu pertimbangan yang menentukan bagi mereka.
Dengan usiamu yang masih muda, maka masa produktifmu tentunya akan masih panjang. Dengan demikian, cicilan KPR akan lebih aman baik bagi pihak pemberi kredit (yaitu bank) dan juga bagi kamu sendiri.
Jika misalnya, kamu baru mengajukan KPR di usiamu yang ke-45, dengan asumsi pensiun di usia 50-an, maka hanya ada waktu 5 tahun saja untukmu melunasi KPR, yang berarti cicilannya setiap bulan akan berat banget. Jika tenormu lebih panjang, pastinya bank akan harus menanggung risiko yang lebih tinggi karena saat kamu sudah masuk masa pensiun, cicilanmu belum beres.
4. Beli sekarang, sebelum Senin harga naik
Kamu tahu kan, bahwa harga properti itu naik dari tahun ke tahun. Naiknya seiring dengan inflasi yang berjalan, bahkan kadang lebih besar dari inflasi. Harga rumah incaran yang sekarang Rp500 juta, 5 tahun lagi bisa berkali-kali lipat. Apalagi jika lokasinya memang strategis dan berkembang.
Kalau kamu menunda niat untuk beli rumah hingga nanti-nanti, menunggu sampai uang tabungan cukup, maka kamu bagai mengejar bayang yang tak pasti. Tsah.
Jadi, rencanakanlah beli rumah sekarang, karena “setiap Senin harganya naik”.
5. Lebih enteng jodoh
Sudah bukan rahasia lagi, kalau kamu sudah punya “bekal” rumah, maka calon pasanganmu akan langsung percaya bahwa kamu serius menjalani hubungan kalian.
Ya, siapa yang enggak yakin, kalau di usia 20-an saja kamu sudah punya rumah, berarti ke depannya semua hal akan autoaman saja, tampaknya. Ya kan?
Jadi, siapa nih yang sekarang masih jomlo? Coba deh, punya rumah. Siapa tahu tahun depan udah bisa menikah. #eh
Namun, semuanya tentu harus disesuaikan dengan kemampuanmu. Jangan dipaksakan. Karena itu, perencanaan sejak dini adalah cara terbaik untuk meraih mimpi satu ini.
Jadi, bagaimana sebenarnya kondisi pasar properti saat ini? Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum membeli properti? Apa bedanya saat properti kita tinggali atau sewakan? Dan bagaimana caranya memiliki properti di usia muda?
Mari diskusikan semuanya di Financial Dialogue dari perspektif finansial, investor, dan pasar properti.
, karena tempat terbatas.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.