Menjadi Bapak Rumah Tangga seperti Irfan Bachdim: Tukar Peran Itu Tak Masalah!
Lagi ramai nih di jagat media sosial, tentang pengakuan Jennifer Bachdim kalau sekarang menjadi tulang punggung keluarga. Pasalnya, suaminya, pesepakbola Irfan Bachdim, sudah habis kontrak dengan Persis Solo, dan belum menemukan klub bola baru yang pas dengan kebutuhannya. Alhasil, Irfan Bachdim pun menjadi bapak rumah tangga—stay at home dad, mengurus 4 anak mereka.
Cerita ini dituturkan sendiri oleh Jennifer Bachdim dalam sebuah podcast, yang langsung viral tak lama kemudian. Tak ditemukan rasa yang gimana-gimana sih pada Jennifer Bachdim saat menceritakan hal ini. Justru dengan bangga, Jennifer menggambarkan betapa Irfan sekarang sedang menikmati masa-masa rehatnya, lantaran sudah bertahun-tahun bekerja keras jauh dari keluarga.
Sekarang, ada kesempatan bagi mereka untuk bertukar peran sejenak; Jennifer menjadi tulang punggung mencari nafkah, dan Irfan menjadi bapak rumah tangga, mengurus anak-anak.
Tukar Peran Rumah Tangga dalam Perspektif Masyarakat
Mengapa kisah ini viral? Sepertinya sih, tak jauh-jauh dari perspektif masyarakat di Indonesia ya. Pasalnya, yang dianggap umum selama ini adalah ketika istri di rumah saja dan mengurus keluarga, dan suami yang pergi bekerja mencari nafkah.
Dikutip dari CNBC, dalam pasal 31 ayat tiga UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di Indonesia, dinyatakan bahwa suami berperan sebagai kepala keluarga, sedangkan istri sebagai ibu rumah tangga. Begitulah posisi formal seorang suami istri dalam sebuah keluarga.
Selanjutnya, diatur pula dalam Pasal 80 ayat 4 Kompilasi Hukum Islam mengenai kewajiban nafkah yang harus dipenuhi suami, yang mencakup kebutuhan dasar istri, biaya hidup sehari-hari, dan biaya pendidikan anak. Apabila suami tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya, istri memiliki hak untuk mengajukan gugatan nafkah berdasarkan Pasal 34 ayat 3 UU Perkawinan.
Nah, itu dia menurut hukum. Namun, seiring berubahnya waktu, fenomena pertukaran peran dalam mencari nafkah menjadi semakin umum dan dianggap wajar. Situasi dan kondisi yang berbeda dalam setiap rumah tangga sering kali menjadi alasan di balik keputusan ini.
Penyebab Istri Menjadi Tulang Punggung seperti Jennifer Bachdim
Dalam hidup berumah tangga sendiri, ada hal-hal yang bisa terjadi dan akhirnya “memaksa” suami dan istri harus bertukar peran: si suami tinggal di rumah–jadi bapak rumah tangga, dan istri yang bekerja sebagai pencari nafkah utama.
Apa saja yang bisa memicu hal ini terjadi?
1. Kehilangan Pekerjaan
Seperti kondisi yang dialami oleh Irfan Bachdim, pertukaran peran dalam rumah tangga bisa terjadi karena suami kehilangan pekerjaan. Sepertinya sih, ini adalah penyebab yang paling banyak terjadi, ketika kemudian istri maju dan menggantikan suami sebagai tulang punggung keluarga.
2. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan bisa menjadi kondisi lain yang menyebabkan suami memutuskan untuk menjadi bapak rumah tangga. Bisa jadi ada penyakit yang mengharuskannya untuk bed rest, atau lebih banyak beristirahat di rumah. Enggak hanya mengidap penyakit, bisa juga suami mengalami kecelakaan, atau cedera. Juga enggak selalu fisik, bisa juga secara mental.
3. Karier Istri Lebih Menjanjikan
Sementara, ada juga pasangan yang memang bersepakat istri sebagai pencari nafkah utama karena karier istri lebih menjanjikan. Hal tersebut juga sangat wajar terjadi belakangan, ketika kesetaraan gender sudah diakui di mana-mana.
4. Suami Fokus ke Pendidikan
Beberapa kondisi lain yang juga bisa menjadi penyebab istri beralih peran menjadi pencari nafkah utama adalah suami ingin fokus untuk melanjutkan pendidikannya. Ada banyak perusahaan yang memberikan benefit untuk melanjutkan pendidikan bagi karyawannya. Meski pendidikannya difasilitasi, tetapi bisa jadi juga ada efek pada penghasilan yang rutin didapatkan. Karena dirasa tidak cukup lega untuk kebutuhan, maka istri bisa saja memutuskan untuk mencari nafkah ekstra.
Atur Keuangan sebagai Bapak Rumah Tangga
Ya, sebenarnya sih, kondisi ini tidak menjadi masalah. Menilik kasus Irfan dan Jennifer Bachdim, terlihat bahwa memilih untuk menjadi seorang bapak rumah tangga dapat memiliki keuntungan tersendiri, asalkan diambil berdasarkan kesepakatan bersama antara suami dan istri.
Untuk pasangan yang ingin menerapkan model ini dalam kehidupan rumah tangga mereka, ada beberapa hal yang kemudian perlu dilakukan. Mengapa perlu? Karena ada perubahan fase hidup di sini. So, bisa jadi akan mengubah rencana keuangan keluarga juga nantinya.
Buat Anggaran yang Realistis
Kalau biasanya istri menjadi manajer keuangan, maka mungkin sekaranglah waktunya bagi bapak rumah tangga untuk menguasai keterampilan yang sama.
Yang pertama harus dilakukan adalah mengidentifikasi semua pengeluaran bulanan tetap, seperti tagihan utilitas, cicilan rumah, atau biaya sekolah anak, juga kebutuhan rutin lainnya. Jika istri sudah punya catatan keuangan, tugas ini pastinya sih lebih ringan. Tinggal duduk berdua, dan tektokan.
Jangan lupa untuk menetapkan dana khusus untuk pengeluaran tidak terduga untuk menghindari stres finansial. Dengan kata lain, cek dan pantau dana daruratnya.
Tabungan dan Investasi
Dengan tetap berdiskusi dengan istri, tetap sisihkan sebagian pendapatan keluarga di awal sebisa mungkin untuk tabungan jangka panjang. Kalaupun harus disesuaikan, tentu enggak masalah. Kan, menyesuaikan dengan penghasilan juga.
Cek posisi dan rencana investasi dan tabungan yang sudah ada, dan lakukan review untuk berbagai tujuan finansial yang sudah ditentukan sebelumnya. Kalau perlu mengubah rencana, jangan ragu ya.
Belanja secara Efisien
Bapak-bapak juga harus belajar belanja dengan cermat dan bijak, kalau sebelumnya hal ini dilakukan oleh istri saja. Kenali apa saja kebutuhan keluarga dan belajar membedakannya dari keinginan, lalu sesuaikan ya. Belajar dari istri bagaimana melakukan perbandingan harga untuk mendapatkan penawaran terbaik: harganya bersahabat di dompet, sementara daya gunanya tetap terbaik.
Pengendalian Utang
Ada utang keluarga? Jika iya, cek apakah sudah ada rencana pembayaran yang realistis dan cermat untuk mengurangi beban finansial. Jika memang penghasilan berkurang, akan lebih baik untuk menghindari penambahan utang baru, terutama yang bersifat konsumtif.
Belajar Keuangan
Sebagai bapak rumah tangga, yuk, belajar keuangan dan meningkatkan pengetahuan tentang manajemen keuangan. Bisa dari berbagai buku, baca-baca artikel atau postingan media sosial, sampai ikut FCOS, kelas keuangan online dari QM Financial.
So, memutuskan untuk berperan sebagai bapak rumah tangga itu juga tak mudah. Karena itu, harus tetap dihargai sebagai suatu pilihan yang layak. Bagaimanapun, kita harus menghormati keputusan setiap keluarga dengan kondisi yang berbeda.
Kesepakatan dengan pasangan, perspektif dan visi yang sama memang menjadi hal penting demi menjalankan rumah tangga yang sehat. Enggak hanya soal beban pekerjaan, tetapi juga empati, pengertian, dan cinta.
Dalam menjalankan peran sebagai bapak rumah tangga, tetaplah memprioritaskan komunikasi terbuka dan saling menghargai. Bukan hanya soal membagi tanggung jawab, tetapi juga tentang membangun sebuah tim yang solid. Faktanya, setiap anggota keluarga berhak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman, stabil, dan penuh kasih sayang.
Semoga dengan tip dan pedoman ini, para bapak rumah tangga di seluruh dunia dapat merangkul peran mereka dengan penuh keyakinan, kemandirian, dan kebanggaan, membawa kesejahteraan dan kebahagiaan yang berkelanjutan bagi keluarga mereka.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memperingati Hari Kartini dan Jadi Perempuan Tulang Punggung Keluarga
Selamat Hari Kartini! Hari ketika perempuan-perempuan kembali mengingat, bahwa karena perjuangan Kartini, mereka kini bisa berdaya dengan lebih kuat.
Ya, memang sih, persoalan pemberdayaan perempuan ini bisa enggak hanya diperingati setiap Hari Kartini doang. Namun, yah namanya momen, tentu harus dimanfaatkan. Mumpung Hari Kartini, yuk, kita saling menyemangati agar semakin berdaya, kuat, dan mandiri ke depannya.
Tak ketinggalan bagi perempuan-perempuan tulang punggung keluarga nih! Hari Kartini ini bisa jadi momen khusus kamu untuk berbenah diri.
Kamu-kamu yang merupakan pencari nafkah utama dalam keluarga, mulai dari para single mothers, atau istri-istri yang dengan tulus ikhlas mengambil alih tugas mencari nafkah suami karena berbagai alasan, anak-anak perempuan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya dalam keluarga yang menghidupi keluarga besar, … pokoknya siapa pun yang saat ini memberikan hidup untuk bisa menanggung kebutuhan banyak orang di rumah …. Kamu semua hebat!
Enggak semua orang bisa melakukannya, tapi kamu bisa. Karena itu, artikel kali ini dipersembahkan khusus untuk kamu di Hari Kartini ini.
Perempuan Menjadi Tulang Punggung Keluarga
Perempuan sering kali menjadi tulang punggung keluarga karena berbagai sebab. Faktanya memang dalam banyak keluarga, perempuan harus memikul beban keuangan keluarga, baik sebagai penghasil utama atau sebagai pendamping penghasil utama. Saat menjadi pendamping penghasil utama, ketika pencari nafkah utamanya tak dapat lagi menunaikan tugas, maka perempuan akan mengambil alih.
Sementara, perempuan juga memiliki tugas keuangan tersendiri. Tugas keuangan perempuan di keluarga meliputi pengelolaan keuangan keluarga, memenuhi kebutuhan sehari-hari, mempersiapkan dana untuk kebutuhan masa depan, serta memikirkan kebutuhan pendidikan dan kesehatan keluarga. Semua tanggung jawab ini sering kali sangat berat bagi perempuan, karena mereka juga harus memikirkan pekerjaan rumah tangga dan peran sebagai ibu. Masih ditambah lagi dengan masalah pekerjaan.
Namun, berperannya perempuan sebagai tulang punggung keluarga ini memiliki dampak positif lho. Ketika perempuan mampu menghasilkan dan mengelola keuangan keluarga dengan baik, mereka bisa menjadi contoh bagi anggota keluarga lainnya. Apalagi jika ia adalah seorang ibu, bisa menjadi contoh yang nyata banget buat anak-anaknya.
Ingat kan, bahwa anak itu akan cenderung menirukan? Sehingga, cara terbaik untuk mengajarkan sesuatu adalah dengan mencontohkannya dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam hal keuangan.
Selain itu, keberhasilan perempuan dalam memikul tanggung jawab keuangan bisa meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan dalam diri mereka, serta memperkuat hubungan keluarga.
Kartini dan Perempuan Tulang Punggung Keluarga
Menjadi tulang punggung keluarga yang tangguh, artinya adalah perempuan memang bisa dan harus bisa menjadi mandiri. Utamanya, mandiri secara finansial.
Nah, soal kemandirian, perempuan sebenarnya punya role model yang kuat, yakni Ibu Kartini. Kita tahu, bahwa dalam hidupnya, Ibu Kartini memperjuangkan kemandirian perempuan melalui pendidikan dan keterampilan.
Meneladani sikap mandiri Ibu Kartini, hal ini bisa menjadi inspirasi bagi perempuan dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal menjalankan tanggung jawab keuangan keluarga.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meneladani sikap mandiri Ibu Kartini terkait peran sebagai tulang punggung keluarga.
Mengembangkan keterampilan dan kemampuan
Ibu Kartini sangat peduli dengan pendidikan dan keterampilan perempuan. Oleh karena itu, perempuan bisa meneladani sikap ini dengan terus mengembangkan keterampilan dan kemampuannya masing-masing. Kamu dapat memulainya di Hari Kartini ini.
Hal ini bisa dilakukan dengan membaca buku, mengikuti kursus atau pelatihan, atau bahkan memanfaatkan platform e-learning yang tersedia secara online.
Meningkatkan pemahaman tentang keuangan
Kemandirian Ibu Kartini juga bisa diwujudkan dengan meningkatkan keterampilan mengelola keuangan pribadi dan keluarga.
Hal ini bisa dilakukan dengan membaca buku tentang manajemen keuangan, mengikuti seminar atau workshop, atau memanfaatkan sumber daya online seperti situs web atau aplikasi keuangan.
Memiliki rencana keuangan yang jelas
Ibu Kartini selalu memiliki rencana dan strategi yang jelas dalam hidupnya. Demikian pula dalam mengelola keuangan, perempuan bisa meneladani sikap ini dengan membuat rencana keuangan yang jelas dan teratur.
Hal ini bisa dilakukan dengan membuat daftar pengeluaran, menyusun anggaran keluarga, serta menabung untuk kebutuhan masa depan.
Menghindari utang yang berlebihan
Sikap mandiri yang juga harus mulai dibangun—mumpung masih di Hari Kartini—adalah dengan mengelola utang secara bijak. Pasalnya, utang yang diambil tidak dengan bijak akhirnya akan dapat mengganggu kemandirian finansial, dan akhirnya bisa membahayakan rencana keuangan secara keseluruhan. Kebebasan finansial jadi bisa enggak tercapai deh.
Karena itu—utang boleh, tapi harus diperhitungkan dengan saksama. Jangan sampai berlebihan, cicilan tidak boleh lebih dari 30% penghasilan rutin setiap bulannya. Kan, enggak lucu, sudah jadi tulang punggung keluarga, eh … malah terlibat utang mencekik yang enggak ada habisnya. Mana utang konsumtif lagi, enggak jadi aset.
Menjaga kesehatan fisik dan mental
Perempuan tangguh dan mandiri yang menjadi tulang punggung keluarga harus juga dapat menjaga kesehatan fisik dan mentalnya agar selalu kuat dan mampu menghadapi tantangan hidup. Jadi, jangan lupa berolahraga ya, juga makan makanan yang sehat dan bergizi, serta mengelola stres dengan baik.
Itu dia berbagai hal yang bisa dilakukan oleh para perempuan tangguh yang menjadi tulang punggung keluarga. Tentu saja, hal ini bisa dilakukan enggak hanya di momen Hari Kartini saja, tetapi juga harus dilanjutkan di hari-hari ke depannya. Karena, jadi tulang punggungnya enggak hanya hari ini kan?
Dengan meneladani sikap mandiri Ibu Kartini, perempuan bisa menjadi sosok yang tangguh dan mandiri finansial dalam menghadapi tantangan kehidupan. Selain itu, perempuan bisa menjadi contoh bagi anggota keluarga lainnya dalam banyak hal, terutama pengelolaan keuangan yang sehat dan mandiri.
Semangat ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!