Tip Investasi Terbaik untuk Tahun 2021
Apa rekomendasi investasi paling menguntungkan di tahun 2021? Apa saja tip investasi terbaik di tahun 2021, agar bisa mendapatkan untung maksimal?
Kalau begini pertanyaannya, jawabannya mudah saja kok. Nggak pakai berpikir terlalu panjang.
Tip investasi terbaik untuk diterapkan tahun 2021 sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya. Yaitu, kembali ke tujuan masing-masing, alias #TujuanLoApa.
Investasi di tahun 2021 masih tetap akan menghadirkan beberapa instrumen investasi yang sudah kita kenal sekarang ini. Mulai dari deposito, reksa dana, obligasi, saham, hingga properti. Mana yang paling menguntungkan? Semuanya dapat memberikan keuntungan yang maksimal asalkan kamu tahu cara pengelolaannya.
Jadi, apa tip investasi yang bisa kita terapkan di tahun 2021 ini?
Meskipun masih sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya, tapi mari kita lihat lagi sekadar untuk merefresh ingatan.
Tip Investasi untuk Tahun 2021
Tujuan Lo Apa?
Mari merefresh kembali berbagai tujuan keuangan yang sudah pernah kita rumuskan, dan cek. Pasalnya, apalah arti investasi jika kamu tak tahu tujuannya untuk apa.
Untuk memudahkan, coba jawab beberapa pertanyaan berikut:
- Apa saja tujuan keuangan yang sudah dapat dicapai di tahun lalu?
- Apa saja tujuan keuangan yang masih jadi PR?
- Apa saja tujuan keuangan yang kira-kira bisa diselesaikan tahun ini?
- Dengan apa tujuan keuangan itu bisa dicapai?
- Seberapa jauh kamu dari tujuan keuangan itu? Kalau dalam konteks nominal, mesti mengumpulkan uang berapa banyak lagi?
Nah, kamu bisa menambahkan pertanyaan yang sesuai dengan kondisimu sendiri.
Jika semua sudah terjawab, maka dari situ kamu bisa membuat rencana investasi yang paling cocok untuk dilakukan di tahun 2021. Perlu ada rebalancing? Perlu menambah instrumen? Atau malah mengurangi?
Kamu sendiri yang menentukan.
Berinvestasilah secara cerdas
Beberapa waktu yang lalu, sempat viral di media sosial, tentang orang-orang yang berinvestasi saham dengan menggunakan uang arisan, uang gadai BPKB mobil, uang titipan, sampai rela berutang di pinjol untuk beli saham yang sedang naik daun.
Well, ini bisa dijadikan sebagai pelajaran. Dengan berinvestasi, kita mengharapkan keuntungan yang dapat menolong kita untuk mencapai tujuan finansial kita—apa pun itu.
Karenanya, perlu analisis yang mendalam untuk bisa menentukan instrumen investasi yang paling cocok—dapat memberikan imbal yang optimal, risiko ditekan, sekaligus jangka waktunya juga pas.
Jadi, untuk tahun 2021 nanti—meski beberapa pihak sudah memprediksikan bahwa dunia investasi akan segera bangkit lagi seiring vaksin COVID-19 yang sudah mulai diedarkan, plus beberapa kabar baik yang kita terima di awal tahun ini—namun tidak ada yang bisa memastikan kondisi akan seperti apa. So, sikap penuh perhitungan tetap diperlukan.
Berinvestasilah dengan dana yang memang sudah dialokasikan untuk investasi. Jaga rasionya, agar tetap seimbang, terutama dengan pos lainnya. Misalnya, belanja kebutuhan sehari-hari, bayar cicilan utang, bayar tagihan utilitas rumah, dan sebagainya. Hal-hal ini jangan sampai diganggu oleh pos investasi.
Konsisten
Konsistensi dan disiplin tetap menjadi senjata utama di setiap tip investasi di awal tahun. Ya, karena memang dua hal tersebutlah koentji dari kesuksesan investasi untuk tujuan keuangan apa pun.
Salah satu strategi investasi yang bisa kamu terapkan demi konsistensi dan disiplin ini adalah praktik Dollar Cost Averaging, atau DCA. Tekniknya adalah dengan strategi cicilan rutin setiap bulan, dalam jumlah yang sama, diinvestasikan ke sejumlah instrumen hingga mencapai nominal target.
Teknik ini bisa kamu lakukan mulai dari nominal Rp100 ribu. Pastinya bukan nominal yang terlalu besar dong ya, buat kamu?
Nah, itu dia 3 tip investasi untuk menghadapi 2021 yang masih belum pasti ini.
Pantau terus portofoliomu ya, jangan sampai kendor. Memang kondisi belum pasti, tetapi kondisi keuanganmu bisa kok dipastikan. Yaitu dengan mengelolanya sebaik mungkin. Tip investasi di tahun 2021 tak begitu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, memang sesederhana itulah prinsip investasi sesungguhnya. Mau tahun 2021, 2022, 2030, prinsipnya mungkin akan tetap sama.
Yang pasti, berinvestasilah dengan cerdas, dan bertolaklah dari kebutuhan, kemampuan, dan tujuan finansialmu. Perhitungkan dengan saksama, agar terhindar dari kesalahan sehingga menyebabkan tujuanmu jadi tak tercapai.
Semoga tahun 2021 ini menjadi tahun yang lebih baik untuk berinvestasi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Dana Pendidikan: Kapan Sebaiknya Mulai Dipersiapkan dan Bagaimana Caranya?
Anak-anak sekolah sudah hampir menyelesaikan semester pertamanya. Sebentar lagi semester kedua dimulai, dan ini berarti buat yang sudah tingkat akhir–kelas 6, kelas 9, dan kelas 12–harus juga segera bersiap untuk kelulusan. Mau nggak mau nih, ujung-ujungnya akan berakhir pada pertanyaan: Dana Pendidikan, apa kabar?
Yes, dana pendidikan bisa dibilang sebagai “proyek” panjang para orang tua. Jangka waktunya bisa mencapai puluhan tahun, kalau dihitung mulai dari playgroup sampai strata-2 atau bahkan strata-3. Berbeda dengan gaya hidup di Amerika Serikat, yang para orang tua rata-rata hanya menyediakan dana untuk pendidikan anak hingga setara SMA alias high school, dan ketika harus kuliah atau masuk college, remajanya harus bekerja paruh waktu atau mengambil student loan, orang tua Indonesia “cukup bertanggung jawab” dan mau membiayai pendidikan anaknya bahkan sampai ke strata 3.
Karenanya, dana pendidikan menjadi salah satu tujuan keuangan terbesar yang dimiliki oleh sebagian besar keluarga.
Lalu, kapan sih sebaiknya mulai menyiapkan dana pendidikan yang paling pas, supaya kalau investasi juga nggak terlalu membebani, jangka waktu juga bisa pas gitu–pas mau dipakai pas sudah terpenuhi target nominalnya?
Jawabannya simpel sebenarnya: sedini mungkin. Semakin cepat semakin baik.
Tapi ya, bagi sebagian orang tua, urgensi dana pendidikan ini kadang kalah dengan yang lain–apalagi kalau si kecil belum usia sekolah. Banyak yang baru kepikiran untuk membuat tabungan khusus dana pendidikan setelah anak-anak mulai sekolah–which is sudah agak terlambat.
Akan tetapi, terlambat itu masih lebih baik ketimbang enggak sama sekali bukan? Jadi, meski terlambat, ayo siapkan dana pendidikan sekarang, dengan memperhatikan beberapa hal berikut.
3 Hal untuk Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak
1. Jangka waktu
Kita sebenarnya bisa membuat planning dana pendidikan ini sesuai kemampuan kita. Memang paling baik adalah memperhitungkan total keseluruhan kebutuhan dana, mulai dari masuk playgroup sampai target pendidikan tertinggi yang bisa dicapai.
Namun kadang, ini bisa membuat orang tua menjadi overwhelming. So, it’s ok kalau misalnya membuat rencana per jenjang pendidikan. Intinya, sesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.
Jika hendak langsung merencanakan kebutuhan total, maka hitung kapan anak mulai start sekolah dan berapa lama ia menempuh pendidikan. Misalnya, si kecil sekarang usia 2 tahun, maka mungkin 2 tahun lagi, kita harus menyiapkan dana untuk masuk TK. Dua tahun kemudian, harus siap untuk masuk SD, 6 tahun kemudian, siap untuk masuk SMP, dan seterusnya.
Kalau mau menyiapkan per jenjang, hati-hati, di sini kadang orang tua salah hitung. Misalnya, anak tahun ini masuk SD. Berarti bukan berarti 6 tahun lagi dia akan lulus loh, tetapi 5 tahun lagi. Dananya kan harus benar-benar sudah siap ketika si kecil nanti naik kelas 6 SD. Kalau 6 tahun lagi, itu artinya dia sudah harus daftar SMP. Terlambat dong, berarti?
2. Jenis dan lokasi sekolah
Terkadang, di sinilah letak masalah dana pendidikan yang paling krusial, yaitu ketika orang tua menentukan jenis sekolah untuk anaknya.
Yah, maklum sih. Namanya orang tua, pasti pengin yang terbaik untuk anaknya. Sayangnya, kadang di sini mereka lupa, bahwa nantinya yang akan bersekolah itu si kecil, dan bukan mereka. Sehingga seharusnya kebutuhan si kecillah yang seharusnya diutamakan.
Banyak kasus anak-anak yang dipaksa di suatu sekolah kurang cocok dengan metode ajar maupun lingkungan sekolah, sehingga si anak menjadi stres. Hal ini tentu saja akan berefek pada hasil belajarnya.
So, lebih baik sesuaikan dengan kebutuhan anak. Apa sih yang bisa memaksimalkan potensi mereka? Lingkungan apa yang paling baik bagi mereka untuk belajar? Metode ajar seperti apa yang cocok?
Setelah kebutuhan anak ketemu, barulah kita screening sekolah yang sesuai–tentunya dengan memperhatikan kemampuan finansial kita juga.
Lokasi sekolah juga menjadi pertimbangan penting loh. Ada yang memang merasa lebih baik menyekolahkan anak di sekolah yang jauh dari rumah, tetapi lebih dekat ke kantor, biar lebih praktis menjemputnya. Ada yang lebih nyaman menyekolahkan si kecil di sekolah yang dekat rumah.
Yang pasti, soal lokasi ini nanti berkaitan erat dengan transportasi. Meski jauh dari rumah, tapi kalau memang transportasinya memungkinkan dan lebih praktis–karena dekat dengan kantor tempat kita bekerja, misalnya–ya kenapa enggak? Kalau dekat dengan rumah, malah repot. Nggak ada yang antar dan jemput, pun juga tak ada siapa pun di rumah kalau si kecil pulang lantaran suami dan istri sama-sama bekerja?
Berbagai pertimbangan seperti ini patut dipikirkan dengan baik, sesuai kondisi masing-masing.
3. Kebutuhan
Biasanya yang dibutuhkan adalah uang pangkal, uang gedung, biaya seragam, uang SPP pertama, dan berbagai kebutuhan lain. Ini berlaku untuk yang hendak bersekolah di sekolah swasta ya.
Untuk yang bersekolah negeri, kebutuhannya pasti berbeda. Kita tinggal menyesuaikan saja. Tetapi, meski sekolah di negeri jauh lebih ringan, bukan berarti juga kita lantas tak menyiapkan dana pendidikan si kecil juga.
Carilah informasi sebanyak-banyaknya terkait kebutuhan dana ini. Setelah ketemu total nominalnya, dengan memperhitunkan future value, kita pun dapat menghitung kebutuhan dana pendidikan secara keseluruhan ketika nanti waktunya sudah tiba.
Karena uang pangkal sekolah yang tahun ini sebesar Rp1 juta, misalnya, dalam waktu 6 tahun lagi, pasti sudah berubah.
Setelah mengantongi nominal kebutuhan, rencana sekolah, dan juga jangka waktu, maka selanjutnya kita bisa mulai membuat rencana yang realistis untuk mulai membangun dana pendidikan anak.
Pertanyaan terbesarnya adalah, dengan kebutuhan yang sebesar itu, bisa enggak kita kumpulkan dengan penghasilan kita yang sekarang–sedangkan kebutuhan lain yang penting juga tak kalah banyaknya?
Bisa saja, dengan investasi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Akhir Tahun 2020, Saatnya Lakukan Review Keuangan Keluarga
Akhir tahun sudah datang. Iya, nggak terasa sudah bulan Desember nih. Gimana kabarnya sampai dengan hari ini? Apakah tahun 2020 cukup berat untukmu? Ataukah, malah merupakan tahun yang justru memberimu banyak rezeki?
Iya, memang tahun 2020 ini luar biasa. Pandemi COVID-19 yang menyerang membuat kita seakan lumpuh hampir setahun penuh. Mungkin kamu termasuk mereka yang terkena imbas hingga membuatmu mengalami kesulitan keuangan. Tapi ada juga yang merasa pandemi ini justru membuka peluang-peluang baru yang sebelumnya cuma jadi keinginan belaka, tanpa sempat mewujudkanya.
Namun, apa pun kondisinya, setuju kan, bahwa kita patut tetap bersyukur? Baik atau buruk, kita bisa mengambil pelajaran yang berharga dari tahun 2020 ini.
Nah, jelang akhir tahun, berarti ini waktunya melakukan review keuangan–terutama keuangan keluarga.
Memangnya penting ya?
Penting dong. Hasil review keuangan akhir tahun–baik itu keuangan pribadi maupun keluarga–bisa kita gunakan nantinya untuk memperbaiki kondisi keuangan kita di tahun 2021, sekaligus untuk melihat seberapa dekat kita dengan tujuan keuangan yang sudah kita tentukan sebelumnya.
Apalagi soal keuangan keluarga, yang hajat hidupnya banyak. Rencana keuangan banyak, karena kebutuhan dan tujuan keuangannya juga nggak sedikit. Belum lagi melibatkan banyak nyawa; pasangan, dan anak-anak. Oh iya, tak ketinggalan kalau kita adalah sandwich generation. Ada keluarga besar juga yang harus diurus.
Jadi, apa saja nih yang perlu dilakukan review?
3 Hal Keuangan Keluarga yang Harus Direview di Akhir Tahun
1. Pemasukan dan pengeluaran
Ini adalah hal pertama yang harus dilakukan ketika review akhir tahun.
Things changed. Banyak yang berubah di tahun 2020. Kondisi berubah, kebiasaan berubah, dan akhirnya memengaruhi pemasukan dan pengeluaran kita.
Bagaimana kondisi pemasukan uang di tahun 2020? Apakah berkurang, karena adanya pandemi? Atau bahkan hilang sama sekali, dan kamu harus mencari peluang lain? Atau justru malah bertambah?
Lalu, bagaimana dengan kondisi pengeluarannya? Apakah ada yang berubah atau disesuaikan? Pos yang sebelumnya ada jadi enggak ada, yang sebelumnya nggak ada jadi ada? Pengeluaran bertambah? Atau justru berkurang? Bagaimana pergerakannya dari bulan ke bulan? Apakah ada hal-hal yang bikin boncos atau bocor alus?
Cek apakah cash flow tetap positif sampai akhir tahun ini. Apakah kamu tetap bisa menabung? Atau justru kamu sudah memakai tabunganmu untuk menyambung hidup?
Jika ternyata negatif, diskusikan dengan pasangan untuk mencari jalan keluar agar di tahun 2021 nanti, cash flow bisa lebih baik. Memang ini adalah masa yang berat. Karena keluarga adalah tanggungan berdua, maka sebaiknya solusi juga dicari bersama.
2. Tujuan keuangan dan investasi
So far, sudah punya tujuan keuangan apa saja sih? Dana pendidikan anak? Dana renovasi rumah? Dana pensiun? Bagaimana posisinya sampai hari ini? Adakah yang harus disesuaikan dengan rencananya? Semoga sih enggak terlalu banyak yang berubah ya?
Cek juga performa instrumen investasi yang sudah dipilih untuk melayani kebutuhan tujuan keuangan keluargamu. Mungkin memang belum pulih seutuhnya lantaran terkena imbas badai pandemi. Tapi, setidaknya, apakah grafiknya sudah naik lagi?
Di akhir tahun ini, pergerakan instrumen-instrumen investasi sudah cukup menggembirakan. Setidaknya, dibandingkan dengan yang terjadi di awal – pertengahan tahun ya. Untuk tujuan keuangan keluarga yang masih cukup panjang, kamu tak perlu merasa terlalu khawatir. Lakukan saja pemantauan secara rutin dan review investasimu secara berkala. Namun, bagi kamu yang sudah mendekati target tujuan keuangan, ada baiknya pertimbangkan untuk memindahkan dana investasi di instrumen tinggi risiko ke instrumen yang lebih rendah risiko.
Lagi-lagi, diskusikan dengan pasangan, bagaimana baiknya.
3. Aset dan kewajiban
Kewajiban di sini berarti utang. Ini juga menjadi salah satu hal yang wajib direview nih di akhir tahun.
Bagaimana posisi utang sekarang? Sudah berapa persen utang pokok terbayar? Apakah sampai saat ini rasio cicilan masih di bawah 30% dari penghasilan–mengingat mungkin penghasilan berkurang tahun ini? Apakah keluargamu masih terlalu banyak melakukan utang konsumtif?
Apakah kamu punya cukup aset–yang nilainya lebih besar daripada utang? Apakah tahun ini, kamu bisa menambah aset? Apakah aset yang kamu miliki mampu menghasilkan pemasukan?
Lakukan review menyeluruh. Kebiasaan keuangan yang sudah baik dan sehat harus dipertahankan, dan cari solusi untuk mengatasi hal-hal yang masih belum sehat.
Nah, sampai di sini, seharusnya sih kamu sudah punya cukup bahan nih untuk membuat rencana baru agar keuangan di tahun 2021 lebih baik.
So, siap untuk melakukan review akhir tahun terhadap keuangan keluarga sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pentingnya Keterampilan Mengelola Keuangan untuk Para Lajang
Sebagai lajang, kita rentan banget dengan yang namanya godaan. Enggak, nggak salah kok! Namanya juga darah muda. *autonyanyi* Tapi karena itulah, jadi sangat penting bagi kita untuk punya keterampilan mengelola keuangan.
Jadi lajang, seakan nggak punya tanggungan. Pada faktanya, banyak di antara lajang yang belum juga punya tujuan keuangan yang jelas. Merasa masih jauh dari pensiun, merasa sehat walafiat, merasa masih penuh energi, dan things are going well.
Tapi, siapa yang bisa menjamin, kalau things are going well terus?
Jangankan hidup, cuaca saja pagi cerah, siang sedikit sudah bisa mendung dan hujan besar kan? Kalau mau contoh yang paling nyata ya, pandemi dan resesi ekonomi yang sedang kita jalani saat ini. Siapa yang mengira, hal seperti ini harus kita jalani di sepanjang tahun 2020?
Jangan terlena dengan ‘status lajang’. Memang sih bebas merdeka, tapi ada baiknya kamu mulai pikirkan juga masa depanmu. Enggak selamanya things are going well kan?
Berikut beberapa alasan mengapa kamu, justru karena masih lajang, harus punya keterampilan mengelola keuangan.
1. Agar dapat hidup sesuai kemampuan
Adalah penting bagi kita untuk sadar seberapa kita punya kemampuan finansial. Tanpa memahaminya, kita bisa terjebak dalam gaya hidup berlebihan, melebihi kemampuan yang akibatnya bisa fatal bagi kehidupan kita kelak.
Dengan memiliki keterampilan mengelola keuangan, kita jadi kenal prioritas, serta tahu mana kebutuhan yang harus diprioritaskan dan mana yang bisa ditangguhkan demi bisa memenuhi hal lain yang lebih besar.
2. Terhindar dari masalah keuangan di kemudian hari
Jika kita punya keterampilan mengelola keuangan dengan baik, di kemudian hari, kita bisa menghindarkan diri sendiri dari masalah keuangan yang mungkin timbul.
Salah satunya, yang terbesar, adalah utang. Justru, jika kita bisa mengelola keuangan dengan baik, utang bisa jadi bukan masalah, melainkan jadi alat untuk menumbuhkan aset. Kok bisa? Iya, bisa, tapi ya keterampilan kita dalam mengelola uang memang harus mumpuni.
3. Memberi perlindungan pada diri sendiri
Dari waktu ke waktu, kita memang akan selalu dihadapkan pada masalah keuangan. Selain kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, uang juga menjadi alat perlindungan.
Kok gitu? Iya, misalnya saja, ketika kita sakit. Butuh berobat ke dokter, atau bahkan dirawat inap di rumah sakit. Tanpa uang, kita tidak bisa melakukannya, bukan? Tambahan lagi, sakit itu mahal. Tetapi, dengan pengelolaan keuangan yang baik–dengan cara membeli asuransi–biaya berobat dan rumah sakit jadi lebih ringan. Dengan mengelola keuangan, kita jadi punya perlindungan terhadap risiko yang lebih besar.
4. Memberi rasa aman
Ketika kita tahu bahwa keuangan kita sehat, uang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sampai tiba gajian lagi, plus tahu bahwa kita punya perlindungan terhadap jiwa dan kesehatan yang memadai, maka kita pun akan merasa aman dan tenang beraktivitas.
Rasa aman ini penting loh! Tanpa rasa aman, kamu bakalan susah fokus, dan akhirnya bisa memengaruhi kinerjamu di kantor dan di setiap aktivitasmu sehari-hari. Mau mengeluarkan uang untuk apa pun juga dengan tenang, karena sudah dalam rencana dan anggaran, dan sudah pasti cukup. Nggak pernah merasakan tanggal tua-tanggal muda, dan nggak perlu terpaksa harus makan mi instan di akhir bulan. Ya, maksudnya kalau mau makan mi instan ya makan saja sih, nggak perlu nunggu tanggal tua. #ehgimana
5. Memungkinkan kita untuk punya tabungan demi masa depan
Kamu pasti menginginkan yang terbaik untuk dirimu sendiri di masa depan, yang harus mulai direncanakan sejak sekarang. Tanpa keterampilan mengelola uang yang baik, rasanya sulit untuk menabung apalagi investasi.
Alhasil, boro-boro mikirin masa depan, buat yang sekarang saja ngos-ngosan.
So, buat kamu para lajang yang pengin menambah keterampilan mengelola keuangan, bisa banget join di online course QM Financial di Udemy ya. Sudah tersedia paket Journey for Singles yang pasti cocok untukmu. Di dalamnya ada topik yang membahas mengenai Dana Darurat, Dana Menikah, sampai Dana Liburan, termasuk bagaimana caranya agar tetap bisa berinvestasi di masa sulit.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Punya Penghasilan Sampingan Selain Pekerjaan Utama, Mengapa Penting?
Banyak dari kita yang sudah merasa puas dengan memiliki satu pintu penghasilan, apalagi jika ternyata gaji yang kita terima sudah sangat cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan sampai “tumpah-tumpah”. Di sini kita lantas lupa, bahwa penting juga bagi kita untuk punya penghasilan kedua, alias penghasilan sampingan.
Tapi mengapa ini penting?
Mengapa Kita Harus Punya Penghasilan Kedua atau Penghasilan Sampingan?
1. Tidak ada yang 100% dijamin aman
Dalam hidup, kita harus menghadapi banyak kemungkinan. Ada kemungkinan yang baik, tapi kemungkinan yang buruk juga kadang lebih banyak. Begitu juga ketika kita sedang membicarakan mengenai penghasilan.
Mari belajar dari pandemi yang menyerang kita di sepanjang tahun 2020 ini. Tidak ada yang pernah menduga kan, kalau dunia bakalan sempat lumpuh selama beberapa waktu akibat COVID-19?
Hal ini tak pelak memengaruhi perekonomian global, hingga akhirnya banyak negara terjerumus ke jurang resesi. Tak ketinggalan pula Indonesia.
Bisnis gulung tikar, perusahaan ditutup. Karyawan dirumahkan, sampai sudah diputus PHK. Ini adalah bukti bahwa sestabil apa pun penghasilan kita saat normal tetap tak akan bisa lepas dari risiko jika kondisinya seperti ini.
2. Lebih cepat mencapai tujuan keuangan
Pernahkah kamu menghitung, dengan satu penghasilan sekarang dan sudah dibantu dengan investasi, masih berapa lama lagi kamu bisa mencapai tujuan keuanganmu?
Mungkin kamu memang sudah menentukan horizon waktunya ya? Ya, itu sudah bener sih. Tapi, kalau bisa lebih cepat mencapai tujuan dengan bantuan penghasilan sampingan atau tambahan, pastinya akan lebih baik kan?
Misalnya, tujuan keuanganmu setahun ke depan adalah bebas semua utang konsumtif. Nah, akan ada baiknya, tujuan keuangan seperti ini dipercepat, supaya kamu bisa segera merasakan bebas dari beban utang. Hal ini bisa kamu capai dengan menambah penghasilan.
3. Memperluas networking
Dengan memiliki penghasilan sampingan–baik itu berupa bisnis ataupun pekerjaan lain–yang berbeda dengan pekerjaan utama akan membuka peluang networking yang lebih luas untukmu.
Berinteraksi dengan orang baru itu semacam suntikan semangat baru juga loh. Kamu pun bisa mencoba untuk keluar dari zona nyaman, dan upgrade diri sendiri agar lebih baik.
Nantinya, hal ini juga akan menjadi keuntungan tersendiri untuk karier–dan pasti akan berpengaruh juga pada penghasilanmu secara keseluruhan.
4. Menambah semangat kerja
Konon katanya, punya penghasilan sampingan di luar pekerjaan utama itu melelahkan. Bahkan bisa menambah stres.
Nah, kalau begini, ya kembali ke pertanyaan: penghasilan sampingannya berupa apa?
Untuk menghindari stres tambahan, carilah penghasilan sampingan dari sesuatu yang kamu sukai, what you’re passionate about. Mengerjakan hal yang kita sukai di sela-sela rutinitas pekerjaan utama pastinya akan menyenangkan kan ya? Bahkan bisa jadi, capek pun hilang.
Pada akhirnya, hal ini akan memengaruhi tingkat kebahagiaan kita, dan akhirnya berpengaruh juga pada semangat kerja di pekerjaan utama. Kalau semangatnya bagus, produktivitas akan mengikuti. Betul?
5. Mengembangkan minat
Kadang kita bekerja di sektor yang memang kurang kita minati. Tetapi, karena sudah jadi rezeki, ya harus ditekuni.
Tetapi bukan berarti lantas kita harus melupakan minat kita loh. Sebisa mungkin harus tetap diasah. Sayang banget kan, sudah dikasih bakat, talenta, atau minat, tapi disia-siakan.
Dengan mempunyai pekerjaan sampingan di luar pekerjaan utama yang sesuai dengan minat, bakat, dan talenta, maka kita pun bisa mengembangkan keahlian, wawasan, dan pengetahuan kita di sektor tersebut dengan lebih baik.
Banyak sekali memang alasan mengapa penting buat kita untuk punya penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama. Kamu barangkali punya opini lain selain yang sudah disebutkan di atas? Yuk, share di kolom komen!
Secure your income dengan memiliki penghasilan tambahan yuk! Dengan demikian, kamu sudah mengamankan kondisi keuangan pribadi dengan lebih baik lagi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Review Rencana Keuangan secara Berkala: Apa Pentingnya?
Kenapa sih perlu melakukan review rencana keuangan? Manusia memang boleh saja memiliki rencana, tetapi rencana tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu. Begitu juga dengan rencana keuangan.
Kita boleh saja sudah membuat rencana keuangan sedetail mungkin, sekomprehensif mungkin. Tetapi, pada praktiknya, kadang ada saja hal-hal yang membuatnya harus berubah atau disesuaikan dengan kondisi. Masalah dan perubahan pun bisa datang sewaktu-waktu.
Yah, enggak ada yang salah dengan perubahan rencana. Namanya juga hidup kan? Tetapi perlu diadakan review secara berkala, agar meski berubah, tujuan tetap harus bisa dicapai.
Yes, inilah pentingnya kita melakukan review terhadap rencana keuangan yang sudah kita buat. Well, mari kita ngobrolin tentang pentingnya review ini pada artikel kali ini.
Alasan Mengapa Harus Review Rencana Keuangan secara Berkala
1. Mengetahui adanya masalah lebih cepat
Rencana dibuat sebagai alat untuk memandu kita agar sampai di tujuan dengan selamat. Rencana perjalanan, atau itinerary, misalnya dibuat agar saat traveling kita bisa tahu harus menempuh jalan yang mana dan sukses sampai di tujuan tanpa nyasar. Demikian juga dengan rencana keuangan.
Review rencana keuangan secara berkala perlu dilakukan agar ketika ada masalah terjadi, maka kita bisa mengetahuinya dengan lebih cepat, sehingga kita bisa mencari cara terbaik untuk mengatasi masalah itu dengan lebih baik sebelum terlambat.
2. Antisipasi kesalahan
Review rencana keuangan perlu dilakukan agar kita bisa mengantisipasi kesalahan yang bisa terjadi.
Kadang memang kita sudah berusaha membuat rencana yang baik, tetapi namanya juga manusia, ya kan? Kesalahan itu menjadi hal yang biasa kita lakukan. Misalnya, kesalahan perhitungan, kesalahan menentukan instrumen, dan lain sebagainya. Kesalahan ini kalau terlambat diketahui, bisa membuat tujuan keuangan kita jadi tidak tercapai.
Dengan melakukan review terhadap rencana keuangan secara berkala, kita pun jadi bisa lebih aware kalau ternyata ada kesalahan dalam penyusunannya. Dengan demikian, kita pun bisa segera mengambil langkah solutifnya.
3. Untuk menyusun rencana selanjutnya
Review rencana keuangan perlu dilakukan agar kita dapat menyusun rencana selanjutnya. Apa yang kemarin belum bisa terealisasi dapat diketahui dengan cepat, sehingga bisa dimasukkan ke dalam rencana tahap berikutnya.
Memang paling minim, review rencana keuangan ini dilakukan satu tahun sekali. Banyak orang yang melakukan review rencana keuangan di akhir tahun, agar kemudian dapat menyusun rencana keuangan lagi untuk satu tahun mendatang.
4. Adaptif terhadap perubahan
Yes, idealnya–paling minim–review rencana keuangan harus dilakukan satu tahun sekali. Namun, jika dilakukan lebih sering pastinya akan lebih baik, karena dengan demikian kita bisa lebih adaptif terhadap perubahan yang bisa terjadi di tengah-tengah tahun.
Seperti tahun 2020 ini kan, siapa yang akan mengira kalau kita harus melewati masa pandemi dan akhirnya harus berjuang di tengah krisis serta resesi? Untuk bisa beradaptasi dengan perubahan seperti ini, kita harus lebih sering melakukan review, untuk memastikan bahwa keuangan kita masih aman, tujuan keuangan juga masih bisa dicapai.
5. Kembali ke tujuan
Godaan juga menjadi salah satu hal terbesar yang bisa menyebabkan rencana keuangan kita bergeser dari tujuannya. Yah, lagi-lagi deh, namanya juga manusia.
Seharusnya dana yang dikumpulkan mau dipakai untuk DP rumah, eh … kok PS5 juga rilis di tahun ini. Jadi tergoda buat pakai dana DP rumah dulu buat beli PS5 juga deh.
Salah? Ya, gimana ya? Kan tujuannya buat DP rumah, kalau nyatanya “menjelma” menjadi PS5 ya pastinya ini melenceng dari tujuan, kan?
Karena itu, untuk bisa kembali ke tujuan, kita perlu melakukan review dan kemudian menyusun ulang rencana keuangan lagi. This time, pastikan jangan terlalu banyak tergoda lagi ya. Ingat akan tujuan keuangan terbesarmu.
Nah, jadi setuju dong, bahwa review terhadap rencana keuangan ini sangat penting untuk dilakukan secara berkala? Tapi, bagaimana ya cara mereview rencana keuangan yang bener?
Yuk, belajar langsung di kelas-kelas finansial online QM Financial! Cek jadwalnya, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Cara Menumbuhkan Aset Aktif untuk Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat
Menumbuhkan aset aktif bisa jadi merupakan satu cara untuk kita bisa meraih kebebasan finansial lebih cepat. Ada beberapa jenis aset aktif yang bisa kita manfaatkan untuk tujuan ini, mulai dari surat berharga, properti, hingga bisnis.
Pastinya hal ini juga menjadi salah satu cita-cita terbesar kamu kan, untuk bisa menumbuhkan aset aktif? Ya, siapa sih yang enggak pengin punya penghasilan pasif dari aset aktif, bisa mencapai kebebasan finansial–hidup yang bisa kita jalani tanpa mengkhawatirkan kondisi keuangan? Kan, capek ya, qerja bagai quda terus?
Tapi, bagaimana cara menumbuhkan aset secara efektif, sedangkan sumber daya terbatas pun punya horizon waktu yang juga tak terlalu luas?
Ada kok strateginya. Yuk, ikuti artikel ini sampai selesai ya.
Cara Efektif Menumbuhkan Aset Aktif
1. Punyai tujuan
Yes, selalu ya, kembali ke #TujuanLoApa. Ini sudah menjadi salah satu “dalil” yang tak akan pernah bisa diabaikan ataupun dilupakan ketika kita hendak membuat rencana keuangan.
Karena, setiap rencana seharusnya memang punya tujuan. Nggak mungkin kan, kita punya rencana untuk traveling keluar negeri, tapi nggak punya tujuan mau ke mana? Ya, gimana atur tiket pesawatnya dong? Pada akhirnya, enggak akan ke mana-mana kan?
Demikian juga ketika kita hendak menumbuhkan aset aktif kita. Tentukanlah tujuan di awal, agar kita kemudian bisa membuat rencana yang doable dan komprehensif.
2. Bijak berutang
Utang tidak dilarang, bahkan di satu sisi, utang bisa membantu kita untuk mempunyai ataupun menumbuhkan aset. Misalnya, untuk membeli rumah.
Namun, utang memang harus dikelola dengan bijak. Karena kesalahan pengelolaan utang membuat keuangan jadi kritis, boro-boro dapat membantu menumbuhkan aset aktif. Jaga supaya rasio cicilan utang tidak lebih dari 30% dari penghasilan rutin bulanan, dan hanya berutang produktif.
Utang produktif adalah utang yang justru dapat menumbuhkan aset, karena barang yang dibeli dengan utang ini nantinya punya nilai atau value yang bisa berkembang seiring waktu. Iya, seperti rumah itu.
Kurangi utang konsumtif, terutama untuk barang-barang yang bahkan begitu kita beli, nilainya sudah langsung turun alias mengalami depresiasi.
Bukan enggak boleh, tetapi harus dipertimbangkan dengan lebih bijak.
3. Hidup sesuai kemampuan
Beberapa kesalahan pengelolaan keuangan yang terjadi, terkadang disebabkan oleh gaya hidup yang sebenarnya kurang sesuai dengan kemampuan, entah dengan tujuan apa pun.
Apalagi di zaman kebebasan berekspresi seperti sekarang. Terlalu banyak scrolling media sosial kadang membuat orang jadi lupa, bahwa kemampuan finansial ada batasannya. Peer pressure itu memang nyata.
Padahal hal ini sebenarnya simpel saja: hindari membeli barang atau hal-hal yang melebihi kemampuan. Apalagi kemudian diputuskan untuk berutang.
Ketidakmampuan kita untuk hidup sesuai kemampuan bisa membuat kita sulit untuk menumbuhkan aset aktif, lantaran akan terlalu sibuk memaksakan diri untuk mampu membiayai gaya hidup (padahal sebetulnya enggak mampu). Uang yang dikeluarkan jadi enggak tepat sasaran kan? Seharusnya bisa dipakai untuk menambah saham demi dana pensiun yang lebih baik, misalnya.
4. Pilih instrumen yang sesuai
Sesuai dengan apa?
Yang pertama, dengan tujuan, seperti yang sudah dijelaskan pada poin pertama di atas. Kesesuaian instrumen dengan tujuan ini penting. Ada banyak instrumen yang bisa dipilih, tetapi masing-masing punya karakteristik dan risikonya sendiri, sehingga kita memang mesti tahu instrumen mana yang cocok dan bisa melayani tujuan keuangan kita.
Misal, tidak semua instrumen investasi bisa melayani kebutuhan kita akan aset aktif dengan tujuan jangka panjang. Karena itu, kita perlu banget belajar mengenai berbagai instrumen aset aktif ini sebelum memutuskan hendak memilih yang mana untuk dimiliki.
Yang kedua, ya harus sesuai dengan karakter serta kondisi kita sendiri. Ingat, personal finance is very personal, sehingga aset aktif untuk satu orang belum tentu akan memberikan hasil yang sama ketika dimiliki oleh orang lain.
5. Konsisten
Menumbuhkan aset aktif bukan perkara sehari semalam, tetapi berkelanjutan dan membutuhkan konsistensi dalam waktu yang cukup lama.
Katakanlah, kamu pengin punya aset aktif dengan nilai total Rp1 miliar. Bagi sebagian orang, nilai ini mungkin mudah, tetapi buat kamu–yang termasuk dalam working class–ini termasuk angka yang wow. Tapi, bukan hal yang mustahil juga untuk diraih kok, asalkan kamu sudah punya rencana dan kemudian konsisten terhadap rencana yang sudah kamu buat sendiri.
Percaya deh, usaha tak akan mengkhianati hasil.
Nah, gimana? Mau belajar lebih lanjut untuk menumbuhkan aset aktif?
Yuk, belajar mengelola keuangan dan aset aktif! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Rencana Keuangan, Mengapa Kita Perlu Memilikinya? Ini 5 Alasannya!
Mengapa kita perlu membuat dan mempunya rencana keuangan? Iya, apa pentingnya rencana keuangan?
Sebagian dari orang yang tak punya rencana keuangan berdalih, bahwa rencana hanya akan membatasi ruang gerak kita. Yang lain lagi berpendapat, ah, rencana itu selalu berubah. So, why should we make a plan in the first place?
Mungkin bener sih, rencana akan selalu berubah, tapi tidak untuk keuangan. Justru rencana ada agar tidak terlalu banyak perubahan, dan kita bisa fokus pada tujuan, if it comes to financial. Coba simak yang berikut ini yuk.
Alasan Mengapa Kita Perlu Memiliki Rencana Keuangan
1. Banyak kebutuhan
Kebutuhan kita itu banyak. Setuju kan? Dan selalu, kebutuhan itu selalu lebih besar ketimbang sumber daya yang ada. Sudah dari sononya diatur seperti itu, kayaknya sih.
So, apa yang bisa kita lakukan? Ya mengatur sumber daya yang ada agar bisa mencukupi semua kebutuhan yang ada. Maunya kan, semua terpenuhi, ya kan? Dengan rencanalah kita bisa melakukannya.
Dengan rencana keuangan yang komprehensif, penghasilan berapa pun jadi bisa-bisa aja tuh dipakai untuk memenuhi semua kebutuhan. Bahkan sampai jauh ke depan.
2. Jalan untuk mencapai tujuan
Ibaratnya, kita membuat itinerary sebelum traveling. Kita jadi membuat alur perjalanan, mau lewat mana saja, atau lebih baik lewat mana yang paling mudah dan cepat. Kita juga bisa memprediksi, sekiranya ada halangan atau masalah di tengah jalan. Mau ke Bandung, kita tahu kalau rute A bakalan banyak ketemu macet, maka kita mencari alternatif jalur yang lain yang lebih lancar.
Demikian pula fungsi rencana keuangan. Selain bisa menentukan arah untuk mencapai tujuan, kita juga bisa memproyeksikan masalah yang mungkin terjadi dan bersiap dengan solusi yang paling pas.
3. Memberi rasa aman
Adanya rencana keuangan yang komprehensif akan memberikan kita rasa aman, terutama jika kita terpaksa harus menghadapi kondisi yang tak pasti.
Seperti sekarang ini, misalnya, ketika pandemi terjadi. Semua orang perlu beradaptasi agar bisa survive. Tetapi, mereka yang sudah memiliki rencana keuangan yang komprehensif pasti akan lebih tenang menghadapi krisis. Kenapa lebih tenang? Ya, karena dana darurat pasti aman, budgeting juga sudah biasa, pun sudah punya beberapa aset aktif, yang bisa jadi jaring pengaman sampai krisis berlalu. Harus hidup lebih hemat dan bijak lagi? Nggak masalah, karena sudah terbiasa mengelola keuangannya dengan baik.
Rencana berubah? Ya, enggak masalah. Memang harus disesuaikan dengan kondisi kan? Kondisi berubah, kebiasaan berubah, rutinitas berubah, kan hal yang biasa. Rencana juga disesuaikan, supaya survive bersama.
4. Salah satu jurus mengelola utang
Kadang kita memang perlu meminjam dana, terutama untuk tujuan-tujuan besar. Nggak ada yang salah dengan hal tersebut.
Namun, utang akan dapat jadi bumerang kalau kita mengambilnya tanpa membuat rencana keuangan yang matang terlebih dahulu, terutama terkait pembayarannya kembali. Yah, namanya utang, ya harus dibayar. Pinjam, ya harus dikembalikan. Tapi tanpa punya rencana, rasanya bakalan sulit banget untuk bisa mengelola utang dengan baik.
5. Tentu saja, untuk masa depan!
Of course ini alasan yang paling besar. Kita harus punya rencana untuk masa depan!
Pastinya, kamu punya mimpi-mimpi, cita-cita, harapan untuk hidup lebih baik di masa depan; menikah, berkeluarga, punya rumah sendiri, keliling dunia, menjalani masa pensiun sejahtera, bisa jadi beberapa mimpi dan cita-citamu.
Kamu boleh saja bermimpi apa pun, menargetkan apa pun untuk hidupmu di masa depan. Tapi, tanpa di-backup dengan rencana keuangan yang komprehensif, rasanya kok ya agak mustahil untuk diwujudkan semua. Mengapa? Balik lagi ke poin pertama di atas: karena kita akan selalu punya banyak kebutuhan. Tanpa rencana, boro-boro bisa meraih mimpi di masa depan, buat jalani hari ke hari saja mungkin akan kesulitan.
Nah, masih ragu untuk membuat rencana keuangan kamu sendiri? Enggak sulit kok, malahan sederhana dan pasti bisa kamu lakukan, karena yang tahu apa yang kamu inginkan adalah dirimu sendiri. Sehingga membuat rencana keuangan untuk diri sendiri itu seharusnya akan lebih mudah.
Yuk, belajar membuat rencana keuangan kamu sendiri! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Kesalahan Investasi yang Sering Terjadi Hingga Tujuan Keuangan Pun Sulit Tercapai
Kita sudah tahu, bahwa investasi merupakan kendaraan yang akan mengantar kita untuk mencapai tujuan finansial. Ya, kurang lebih seperti mobil yang kita miliki, atau si babang ojek online yang kalau dipanggil selalu bertanya balik, sudah sesuai aplikasi ya? Namun, ibarat salah memilih kendaraan–mau pergi Jakarta-Bali, malah manggilnya babang ojek alih-alih pesan tiket pesawat–maka kesalahan investasi membuat kita sulit untuk bisa mencapai tujuan keuangan.
Memang, investasi akan sulit dilakukan jika tanpa bekal pengetahuan dan wawasan yang cukup. Karena itu, tak bosan-bosannya QM Financial mengajak kamu untuk belajar dulu sebelum mulai benar-benar berinvestasi. Kamu bisa belajar dari artikel-artikel yang ada di situs ini, atau bisa juga dari YouTube.
Salah satunya dengan menonton video berikut ini nih.
Yes, berinvestasi memang enggak bisa dipisahkan dari analisis terlebih dahulu. Salah mengambil keputusan bisa memicu terjadinya kesalahan investasi sehingga hasilnya kurang optimal. Akibatnya, tujuan keuangan tidak tercapai. Lebih nyesek lagi, kalau dananya juga entah ke mana, nggak ketahuan rimbanya. Duh!
Berikut ini beberapa kesalahan investasi yang sering dilakukan sehingga mengakibatkan tidak tercapainya tujuan keuangan kita.
1. Hanya ikut-ikutan
Akhir-akhir ini, saat artikel ini ditulis (apalagi sesaat sebelum pandemi corona terjadi beberapa bulan yang lalu), memang semakin banyak orang yang sharing mengenai betapa investasi dapat “menyelamatkan” hidup mereka. Akhirnya banyak yang tergiur untuk ikut menceburkan diri ke kolam investasi, tetapi sayangnya mereka tidak berbekal pelampung dan ilmu berenang yang cukup.
Si itu bisa pensiun dini dengan sejahtera dengan hasil investasinya, maka banyak orang mengikuti cara si itu berinvestasi. Sayangnya, mereka abai, bahwa sebenarnya personal finance is very personal. Apa yang dilakukan orang lain bisa saja tidak sesuai ketika kita terapkan pada kondisi kita sendiri.
Akibatnya, kita melakukan kesalahan investasi yang cukup fatal. Kita kelelep di kolam investasi, karena sudah memilih instrumen yang kurang tepat hanya karena orang lain punya instrumen yang sama.
2. Lupa atau meleset ketika memperhitungkan jangka waktu
Waktu adalah teman terbaik ketika kita mau berinvestasi demi tujuan finansial tertentu. Kealpaan kita memperhitungkan jangka waktu investasi akan menjadi kesalahan investasi yang cukup fatal.
Kesalahan memperhitungkan jangka waktu ini bisa dalam bentuk salah proyeksi, atau malah menyepelekan sehingga menunda-nunda investasi. Keduanya akan membuat tujuan finansial sulit untuk dicapai.
Selalulah mulai sejak dini, meskipun juga tak pernah ada kata terlambat. Ini lebih baik daripada tidak berinvestasi untuk tujuan keuangan ke depannya.
3. Tidak didiversifikasikan
Ketika kamu sebagai investor menempatkan seluruh dana investasi pada satu instrumen saja, itu menjadi kesalahan investasi yang juga akan berakibat fatal. Beberapa akibat yang bisa terjadi: risiko yang terlalu besar ataupun target dana tidak tercapai.
Misalnya saja, untuk dana pensiun yang butuh sekian miliar, kamu hanya berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang, dengan risiko relatif rendah tetapi imbal yang juga terbatas. Memang mungkin dari segi risiko kerugian nominal bisa ditekan, karena risiko seperti gagal bayar atau fluktuasi harga tidak terlalu signifikan di instrumen reksa dana ini. Tetapi rendah risiko juga berarti memberikan imbal yang terbatas. Bisa jadi, ketika waktunya tiba bagi kamu untuk memperoleh hasil investasi yang sudah sekian lama, jumlahnya tidak mencukup untuk menutup biaya hidup di masa pensiun.
Lain halnya, jika kamu mendiversifikasikan portofolio, baik ke instrumen risiko minim dan juga instrumen agresif, peluang untuk sukses mencapai tujuan keuangan akan lebih besar.
Diversifikasi, selain perlu dilakukan untuk manajemen risiko, juga penting untuk memperbesar peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, dengan horizon yang sesuai target.
4. Malas melakukan review berkala
Kesalahan investasi selanjutnya yang sering terjadi adalah alpa untuk melakukan review secara berkala. Merasa sudah aman, dan bisa konsisten, lantas kita lupa melakukan review rencana keuangan yang sudah dibuat.
Padahal, misalnya saja seperti saat ini, ketika pasar modal sedang naik turun, instrumen investasi–terutama yang agresif–pasti juga mengikuti naik turunnya harga pasar. Tak hanya itu. Instrumen yang dianggap minim risiko seperti deposito pun bisa berubah, jika pemerintah, dalam hal ini melalui Bank Indonesia, memutuskan untuk menyesuaikan suku bunganya.
Review rencana keuangan–terkhusus yang terkait dengan investasi–sangat penting untuk dilakukan, agar kita bisa memastikan, bahwa investasi sudah on track. Jika ada sesuatu yang harus disesuaikan, kita juga jadi lebih awal aware sehingga dapat mengambil kebijakan penyesuaian juga.
5. Tidak berinvestasi
Nah, ini kesalahan investasi terbesar sih, yang seharusnya ada di poin pertama malahan ya. Merasa menabung saja cukup, enggak perlu investasi.
Well, ingat ya, bahwa inflasi itu bukan kaleng-kaleng. Inflasi itu nyata. Setiap tahun akan ada inflasi, yang peningkatannya lebih tinggi ketimbang bunga tabungan biasa. Lama-lama jumlah uang di tabungan sudah pasti tergerus, kalau tidak kamu “lindungi” dengan memanfaatkan instrumen investasi yang imbalnya lebih tinggi daripada inflasi.
Bukan berarti kamu enggak boleh punya tabungan sih. Tetapi untuk mencapai tujuan keuangan, tabungan kurang bisa optimal melayani.
Nah, masihkah kamu melakukan beberapa kesalahan investasi di atas? Ataukah, ada hal lain yang membuat tujuan keuanganmu menjadi tidak tercapai? Cerita sama QM Financial yuk, boleh ditulis di kolom komen ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Memilih Produk Investasi yang Bisa Melayani Tujuan Finansial
Produk investasi apa ya yang bagus?
Mungkin pertanyaan itulah yang ada di pikiran kamu, manakala kamu hendak memulai investasimu.
Ya, berinvestasi merupakan salah satu cara untuk mewujudkan tujuan keuangan yang bisa dibilang paling strategis, di samping menghasilkan uang dengan bekerja. Ditambah lagi, perkembangan zaman juga akhirnya melahirkan berbagai bentuk dan produk investasi untuk menjadi opsi.
Bikin bingung, ya kan? Apalagi jika kamu memang baru menjadi investor pemula.
Pertanyaan tersebut juga kerap mampir kepada para trainer QM Financial, setiap kali berkesempatan untuk berbagi ilmu di berbagai acara. Bahkan Mbak Ligwina Hananto sendiri juga selalu mendapatkan pertanyaan yang sama setiap waktu. Tapi, sungguh, kami tidak pernah bosan juga menjawabnya.
Memang ada banyak hal yang perlu diperhatikan ketika kita hendak memilik jenis dan produk ataupun instrumen investasi. Mayoritasnya sih selalu mencari “produk investasi yang aman tetapi imbalnya tinggi.”
Nah, yang perlu dipahami, sekali lagi, bahwa tidak pernah ada produk investasi yang 100% aman, apalagi 100% aman dan imbal tinggi. High risk, high return; imbal tinggi akan membawa serta risiko tinggi. Itulah yang berlaku di dunia investasi.
Kebingungan ini wajar dialami, karena setiap orang punya kebutuhan yang berbeda, belum lagi karakter masing-masing yang juga akan menentukan produk seperti apa yang sesuai.
Yuk, ikuti beberapa langkah berikut agar kamu bisa memilih produk investasi yang bisa melayani tujuan finansialmu.
1. Tentukan tujuan keuangan
Mana mungkin kita bisa memilih produk investasi yang dapat melayani tujuan finansial dengan pas ketika tujuan finansialnya belum ada?
Instrumen investasi bisa diibaratkan sebagai kendaraan. Kita bisa naik kendaraan tersebut dan pergi, jika kita sudah menentukan ke mana kita akan pergi alias ke mana tujuannya. Kalau tanpa tujuan, ya akhirnya cuma kota-kota, enggak ke mana-mana, dan akhirnya hanya ngehabisin bensin saja.
Untuk menentukan tujuan keuangan yang hendak dicapai dengan “kendaraan” produk investasi, kamu bisa mulai dari menentukan:
- Judul. Misalnya untuk mengumpulkan dana pendidikan anak, atau buat dana liburan ke Eropa
- Nilai. Misalnya: dana pendidikan anak Rp2 M, atau dana liburan Rp50 juta
- Jangka waktu. Misalnya: dana pendidikan anak untuk 15 tahun, juga dana liburan yang akan dipakai 3 tahun lagi.
Nah, dengan demikian, kamu punya tujuan yang realistis sehingga akan lebih mudah untukmu membuat rencana yang juga komprehensif.
2. Pastikan kondisi keuangan sudah sehat
Sebelum memilih produk investasi yang pas dengan kebutuhan, terlebih dahulu kamu harus memastikan bahwa kondisi keuangan kamu sudah sehat.
Cek:
- Apakah cash flow sudah positif?
- Apakah sudah punya dana darurat yang aman? Apalagi jika kemudian kamu memilih instrumen investasi dengan risiko tinggi. Dana darurat harus aman pakai banget.
- Apakah proteksi juga sudah lengkap? Ingat akan prinsip Blueprint of Your Money ya. Rumah yang dibangun tidak akan aman, jika tidak punya atap.
Jika untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, cash flow masih minus, maka tentunya memaksakan diri untuk berinvestasi menjadi keputusan yang kurang rasional. Ingat, selalu ada risiko di setiap investasi. Jangan sampai kejadian, kamu butuh uang untuk beli beras, sedangkan uang belanja sehari-hari masih nyangkut di obligasi. Enggak lucu kan?
Jadi, sebelum investasi, pastikan kebutuhan sehari-hari sudah aman ya.
3. Kenali diri sendiri
Ada 3 karakter investor yang bisa ditemukan, yaitu mereka yang konservatif, mereka yang moderat (ini nantinya juga akan terbagi, akan cenderung ke konservatif atau ke agresif), dan mereka yang agresif.
Kamu perlu mengenali dirimu sendiri. Ini ada kaitannya dengan kemampuan, dan juga seberapa besar toleransimu menghadapi risiko investasi yang bisa terjadi.
Ada baiknya, kamu tidak memaksakan diri.
4. Kenali produk
Memang ada banyak sekali produk investasi yang bisa dipilih. Baik yang memang sudah familier dan populer, ataupun yang jarang terdengar. Saran terbaik: hanya manfaatkan produk investasi yang memang benar-benar kamu pahami cara kerjanya.
Dengan demikian, kamu paham, risiko apa yang harus diminimalkan, bagaimana cara mengelolanya, dan tahu bagaimana memanfaatkannya secara optimal.
Kalau memang kamu baru paham tentang deposito sebagai produk investasi yang paling minim risiko, ya enggak masalah. Sembari belajar lagi, kamu bisa berkenalan dengan instrumen yang lain. Bisa jadi, di tengah jalan nanti, kamu juga bisa menambah seiring waktu.
Kalau kamu mau belajar lebih banyak, QM Financial menyediakan kelas-kelas untuk menentukan tujuan keuangan sekaligus bagaimana memilih produk investasi yang paling pas dengan kebutuhanmu loh! Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial yang ada ya, dan segera daftarkan dirimu!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.