Review Rencana Keuangan secara Berkala: Apa Pentingnya?
Kenapa sih perlu melakukan review rencana keuangan? Manusia memang boleh saja memiliki rencana, tetapi rencana tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu. Begitu juga dengan rencana keuangan.
Kita boleh saja sudah membuat rencana keuangan sedetail mungkin, sekomprehensif mungkin. Tetapi, pada praktiknya, kadang ada saja hal-hal yang membuatnya harus berubah atau disesuaikan dengan kondisi. Masalah dan perubahan pun bisa datang sewaktu-waktu.
Yah, enggak ada yang salah dengan perubahan rencana. Namanya juga hidup kan? Tetapi perlu diadakan review secara berkala, agar meski berubah, tujuan tetap harus bisa dicapai.
Yes, inilah pentingnya kita melakukan review terhadap rencana keuangan yang sudah kita buat. Well, mari kita ngobrolin tentang pentingnya review ini pada artikel kali ini.
Alasan Mengapa Harus Review Rencana Keuangan secara Berkala
1. Mengetahui adanya masalah lebih cepat
Rencana dibuat sebagai alat untuk memandu kita agar sampai di tujuan dengan selamat. Rencana perjalanan, atau itinerary, misalnya dibuat agar saat traveling kita bisa tahu harus menempuh jalan yang mana dan sukses sampai di tujuan tanpa nyasar. Demikian juga dengan rencana keuangan.
Review rencana keuangan secara berkala perlu dilakukan agar ketika ada masalah terjadi, maka kita bisa mengetahuinya dengan lebih cepat, sehingga kita bisa mencari cara terbaik untuk mengatasi masalah itu dengan lebih baik sebelum terlambat.
2. Antisipasi kesalahan
Review rencana keuangan perlu dilakukan agar kita bisa mengantisipasi kesalahan yang bisa terjadi.
Kadang memang kita sudah berusaha membuat rencana yang baik, tetapi namanya juga manusia, ya kan? Kesalahan itu menjadi hal yang biasa kita lakukan. Misalnya, kesalahan perhitungan, kesalahan menentukan instrumen, dan lain sebagainya. Kesalahan ini kalau terlambat diketahui, bisa membuat tujuan keuangan kita jadi tidak tercapai.
Dengan melakukan review terhadap rencana keuangan secara berkala, kita pun jadi bisa lebih aware kalau ternyata ada kesalahan dalam penyusunannya. Dengan demikian, kita pun bisa segera mengambil langkah solutifnya.
3. Untuk menyusun rencana selanjutnya
Review rencana keuangan perlu dilakukan agar kita dapat menyusun rencana selanjutnya. Apa yang kemarin belum bisa terealisasi dapat diketahui dengan cepat, sehingga bisa dimasukkan ke dalam rencana tahap berikutnya.
Memang paling minim, review rencana keuangan ini dilakukan satu tahun sekali. Banyak orang yang melakukan review rencana keuangan di akhir tahun, agar kemudian dapat menyusun rencana keuangan lagi untuk satu tahun mendatang.
4. Adaptif terhadap perubahan
Yes, idealnya–paling minim–review rencana keuangan harus dilakukan satu tahun sekali. Namun, jika dilakukan lebih sering pastinya akan lebih baik, karena dengan demikian kita bisa lebih adaptif terhadap perubahan yang bisa terjadi di tengah-tengah tahun.
Seperti tahun 2020 ini kan, siapa yang akan mengira kalau kita harus melewati masa pandemi dan akhirnya harus berjuang di tengah krisis serta resesi? Untuk bisa beradaptasi dengan perubahan seperti ini, kita harus lebih sering melakukan review, untuk memastikan bahwa keuangan kita masih aman, tujuan keuangan juga masih bisa dicapai.
5. Kembali ke tujuan
Godaan juga menjadi salah satu hal terbesar yang bisa menyebabkan rencana keuangan kita bergeser dari tujuannya. Yah, lagi-lagi deh, namanya juga manusia.
Seharusnya dana yang dikumpulkan mau dipakai untuk DP rumah, eh … kok PS5 juga rilis di tahun ini. Jadi tergoda buat pakai dana DP rumah dulu buat beli PS5 juga deh.
Salah? Ya, gimana ya? Kan tujuannya buat DP rumah, kalau nyatanya “menjelma” menjadi PS5 ya pastinya ini melenceng dari tujuan, kan?
Karena itu, untuk bisa kembali ke tujuan, kita perlu melakukan review dan kemudian menyusun ulang rencana keuangan lagi. This time, pastikan jangan terlalu banyak tergoda lagi ya. Ingat akan tujuan keuangan terbesarmu.
Nah, jadi setuju dong, bahwa review terhadap rencana keuangan ini sangat penting untuk dilakukan secara berkala? Tapi, bagaimana ya cara mereview rencana keuangan yang bener?
Yuk, belajar langsung di kelas-kelas finansial online QM Financial! Cek jadwalnya, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Cara Menumbuhkan Aset Aktif untuk Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat
Menumbuhkan aset aktif bisa jadi merupakan satu cara untuk kita bisa meraih kebebasan finansial lebih cepat. Ada beberapa jenis aset aktif yang bisa kita manfaatkan untuk tujuan ini, mulai dari surat berharga, properti, hingga bisnis.
Pastinya hal ini juga menjadi salah satu cita-cita terbesar kamu kan, untuk bisa menumbuhkan aset aktif? Ya, siapa sih yang enggak pengin punya penghasilan pasif dari aset aktif, bisa mencapai kebebasan finansial–hidup yang bisa kita jalani tanpa mengkhawatirkan kondisi keuangan? Kan, capek ya, qerja bagai quda terus?
Tapi, bagaimana cara menumbuhkan aset secara efektif, sedangkan sumber daya terbatas pun punya horizon waktu yang juga tak terlalu luas?
Ada kok strateginya. Yuk, ikuti artikel ini sampai selesai ya.
Cara Efektif Menumbuhkan Aset Aktif
1. Punyai tujuan
Yes, selalu ya, kembali ke #TujuanLoApa. Ini sudah menjadi salah satu “dalil” yang tak akan pernah bisa diabaikan ataupun dilupakan ketika kita hendak membuat rencana keuangan.
Karena, setiap rencana seharusnya memang punya tujuan. Nggak mungkin kan, kita punya rencana untuk traveling keluar negeri, tapi nggak punya tujuan mau ke mana? Ya, gimana atur tiket pesawatnya dong? Pada akhirnya, enggak akan ke mana-mana kan?
Demikian juga ketika kita hendak menumbuhkan aset aktif kita. Tentukanlah tujuan di awal, agar kita kemudian bisa membuat rencana yang doable dan komprehensif.
2. Bijak berutang
Utang tidak dilarang, bahkan di satu sisi, utang bisa membantu kita untuk mempunyai ataupun menumbuhkan aset. Misalnya, untuk membeli rumah.
Namun, utang memang harus dikelola dengan bijak. Karena kesalahan pengelolaan utang membuat keuangan jadi kritis, boro-boro dapat membantu menumbuhkan aset aktif. Jaga supaya rasio cicilan utang tidak lebih dari 30% dari penghasilan rutin bulanan, dan hanya berutang produktif.
Utang produktif adalah utang yang justru dapat menumbuhkan aset, karena barang yang dibeli dengan utang ini nantinya punya nilai atau value yang bisa berkembang seiring waktu. Iya, seperti rumah itu.
Kurangi utang konsumtif, terutama untuk barang-barang yang bahkan begitu kita beli, nilainya sudah langsung turun alias mengalami depresiasi.
Bukan enggak boleh, tetapi harus dipertimbangkan dengan lebih bijak.
3. Hidup sesuai kemampuan
Beberapa kesalahan pengelolaan keuangan yang terjadi, terkadang disebabkan oleh gaya hidup yang sebenarnya kurang sesuai dengan kemampuan, entah dengan tujuan apa pun.
Apalagi di zaman kebebasan berekspresi seperti sekarang. Terlalu banyak scrolling media sosial kadang membuat orang jadi lupa, bahwa kemampuan finansial ada batasannya. Peer pressure itu memang nyata.
Padahal hal ini sebenarnya simpel saja: hindari membeli barang atau hal-hal yang melebihi kemampuan. Apalagi kemudian diputuskan untuk berutang.
Ketidakmampuan kita untuk hidup sesuai kemampuan bisa membuat kita sulit untuk menumbuhkan aset aktif, lantaran akan terlalu sibuk memaksakan diri untuk mampu membiayai gaya hidup (padahal sebetulnya enggak mampu). Uang yang dikeluarkan jadi enggak tepat sasaran kan? Seharusnya bisa dipakai untuk menambah saham demi dana pensiun yang lebih baik, misalnya.
4. Pilih instrumen yang sesuai
Sesuai dengan apa?
Yang pertama, dengan tujuan, seperti yang sudah dijelaskan pada poin pertama di atas. Kesesuaian instrumen dengan tujuan ini penting. Ada banyak instrumen yang bisa dipilih, tetapi masing-masing punya karakteristik dan risikonya sendiri, sehingga kita memang mesti tahu instrumen mana yang cocok dan bisa melayani tujuan keuangan kita.
Misal, tidak semua instrumen investasi bisa melayani kebutuhan kita akan aset aktif dengan tujuan jangka panjang. Karena itu, kita perlu banget belajar mengenai berbagai instrumen aset aktif ini sebelum memutuskan hendak memilih yang mana untuk dimiliki.
Yang kedua, ya harus sesuai dengan karakter serta kondisi kita sendiri. Ingat, personal finance is very personal, sehingga aset aktif untuk satu orang belum tentu akan memberikan hasil yang sama ketika dimiliki oleh orang lain.
5. Konsisten
Menumbuhkan aset aktif bukan perkara sehari semalam, tetapi berkelanjutan dan membutuhkan konsistensi dalam waktu yang cukup lama.
Katakanlah, kamu pengin punya aset aktif dengan nilai total Rp1 miliar. Bagi sebagian orang, nilai ini mungkin mudah, tetapi buat kamu–yang termasuk dalam working class–ini termasuk angka yang wow. Tapi, bukan hal yang mustahil juga untuk diraih kok, asalkan kamu sudah punya rencana dan kemudian konsisten terhadap rencana yang sudah kamu buat sendiri.
Percaya deh, usaha tak akan mengkhianati hasil.
Nah, gimana? Mau belajar lebih lanjut untuk menumbuhkan aset aktif?
Yuk, belajar mengelola keuangan dan aset aktif! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Rencana Keuangan, Mengapa Kita Perlu Memilikinya? Ini 5 Alasannya!
Mengapa kita perlu membuat dan mempunya rencana keuangan? Iya, apa pentingnya rencana keuangan?
Sebagian dari orang yang tak punya rencana keuangan berdalih, bahwa rencana hanya akan membatasi ruang gerak kita. Yang lain lagi berpendapat, ah, rencana itu selalu berubah. So, why should we make a plan in the first place?
Mungkin bener sih, rencana akan selalu berubah, tapi tidak untuk keuangan. Justru rencana ada agar tidak terlalu banyak perubahan, dan kita bisa fokus pada tujuan, if it comes to financial. Coba simak yang berikut ini yuk.
Alasan Mengapa Kita Perlu Memiliki Rencana Keuangan
1. Banyak kebutuhan
Kebutuhan kita itu banyak. Setuju kan? Dan selalu, kebutuhan itu selalu lebih besar ketimbang sumber daya yang ada. Sudah dari sononya diatur seperti itu, kayaknya sih.
So, apa yang bisa kita lakukan? Ya mengatur sumber daya yang ada agar bisa mencukupi semua kebutuhan yang ada. Maunya kan, semua terpenuhi, ya kan? Dengan rencanalah kita bisa melakukannya.
Dengan rencana keuangan yang komprehensif, penghasilan berapa pun jadi bisa-bisa aja tuh dipakai untuk memenuhi semua kebutuhan. Bahkan sampai jauh ke depan.
2. Jalan untuk mencapai tujuan
Ibaratnya, kita membuat itinerary sebelum traveling. Kita jadi membuat alur perjalanan, mau lewat mana saja, atau lebih baik lewat mana yang paling mudah dan cepat. Kita juga bisa memprediksi, sekiranya ada halangan atau masalah di tengah jalan. Mau ke Bandung, kita tahu kalau rute A bakalan banyak ketemu macet, maka kita mencari alternatif jalur yang lain yang lebih lancar.
Demikian pula fungsi rencana keuangan. Selain bisa menentukan arah untuk mencapai tujuan, kita juga bisa memproyeksikan masalah yang mungkin terjadi dan bersiap dengan solusi yang paling pas.
3. Memberi rasa aman
Adanya rencana keuangan yang komprehensif akan memberikan kita rasa aman, terutama jika kita terpaksa harus menghadapi kondisi yang tak pasti.
Seperti sekarang ini, misalnya, ketika pandemi terjadi. Semua orang perlu beradaptasi agar bisa survive. Tetapi, mereka yang sudah memiliki rencana keuangan yang komprehensif pasti akan lebih tenang menghadapi krisis. Kenapa lebih tenang? Ya, karena dana darurat pasti aman, budgeting juga sudah biasa, pun sudah punya beberapa aset aktif, yang bisa jadi jaring pengaman sampai krisis berlalu. Harus hidup lebih hemat dan bijak lagi? Nggak masalah, karena sudah terbiasa mengelola keuangannya dengan baik.
Rencana berubah? Ya, enggak masalah. Memang harus disesuaikan dengan kondisi kan? Kondisi berubah, kebiasaan berubah, rutinitas berubah, kan hal yang biasa. Rencana juga disesuaikan, supaya survive bersama.
4. Salah satu jurus mengelola utang
Kadang kita memang perlu meminjam dana, terutama untuk tujuan-tujuan besar. Nggak ada yang salah dengan hal tersebut.
Namun, utang akan dapat jadi bumerang kalau kita mengambilnya tanpa membuat rencana keuangan yang matang terlebih dahulu, terutama terkait pembayarannya kembali. Yah, namanya utang, ya harus dibayar. Pinjam, ya harus dikembalikan. Tapi tanpa punya rencana, rasanya bakalan sulit banget untuk bisa mengelola utang dengan baik.
5. Tentu saja, untuk masa depan!
Of course ini alasan yang paling besar. Kita harus punya rencana untuk masa depan!
Pastinya, kamu punya mimpi-mimpi, cita-cita, harapan untuk hidup lebih baik di masa depan; menikah, berkeluarga, punya rumah sendiri, keliling dunia, menjalani masa pensiun sejahtera, bisa jadi beberapa mimpi dan cita-citamu.
Kamu boleh saja bermimpi apa pun, menargetkan apa pun untuk hidupmu di masa depan. Tapi, tanpa di-backup dengan rencana keuangan yang komprehensif, rasanya kok ya agak mustahil untuk diwujudkan semua. Mengapa? Balik lagi ke poin pertama di atas: karena kita akan selalu punya banyak kebutuhan. Tanpa rencana, boro-boro bisa meraih mimpi di masa depan, buat jalani hari ke hari saja mungkin akan kesulitan.
Nah, masih ragu untuk membuat rencana keuangan kamu sendiri? Enggak sulit kok, malahan sederhana dan pasti bisa kamu lakukan, karena yang tahu apa yang kamu inginkan adalah dirimu sendiri. Sehingga membuat rencana keuangan untuk diri sendiri itu seharusnya akan lebih mudah.
Yuk, belajar membuat rencana keuangan kamu sendiri! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Kesalahan Investasi yang Sering Terjadi Hingga Tujuan Keuangan Pun Sulit Tercapai
Kita sudah tahu, bahwa investasi merupakan kendaraan yang akan mengantar kita untuk mencapai tujuan finansial. Ya, kurang lebih seperti mobil yang kita miliki, atau si babang ojek online yang kalau dipanggil selalu bertanya balik, sudah sesuai aplikasi ya? Namun, ibarat salah memilih kendaraan–mau pergi Jakarta-Bali, malah manggilnya babang ojek alih-alih pesan tiket pesawat–maka kesalahan investasi membuat kita sulit untuk bisa mencapai tujuan keuangan.
Memang, investasi akan sulit dilakukan jika tanpa bekal pengetahuan dan wawasan yang cukup. Karena itu, tak bosan-bosannya QM Financial mengajak kamu untuk belajar dulu sebelum mulai benar-benar berinvestasi. Kamu bisa belajar dari artikel-artikel yang ada di situs ini, atau bisa juga dari YouTube.
Salah satunya dengan menonton video berikut ini nih.
Yes, berinvestasi memang enggak bisa dipisahkan dari analisis terlebih dahulu. Salah mengambil keputusan bisa memicu terjadinya kesalahan investasi sehingga hasilnya kurang optimal. Akibatnya, tujuan keuangan tidak tercapai. Lebih nyesek lagi, kalau dananya juga entah ke mana, nggak ketahuan rimbanya. Duh!
Berikut ini beberapa kesalahan investasi yang sering dilakukan sehingga mengakibatkan tidak tercapainya tujuan keuangan kita.
1. Hanya ikut-ikutan
Akhir-akhir ini, saat artikel ini ditulis (apalagi sesaat sebelum pandemi corona terjadi beberapa bulan yang lalu), memang semakin banyak orang yang sharing mengenai betapa investasi dapat “menyelamatkan” hidup mereka. Akhirnya banyak yang tergiur untuk ikut menceburkan diri ke kolam investasi, tetapi sayangnya mereka tidak berbekal pelampung dan ilmu berenang yang cukup.
Si itu bisa pensiun dini dengan sejahtera dengan hasil investasinya, maka banyak orang mengikuti cara si itu berinvestasi. Sayangnya, mereka abai, bahwa sebenarnya personal finance is very personal. Apa yang dilakukan orang lain bisa saja tidak sesuai ketika kita terapkan pada kondisi kita sendiri.
Akibatnya, kita melakukan kesalahan investasi yang cukup fatal. Kita kelelep di kolam investasi, karena sudah memilih instrumen yang kurang tepat hanya karena orang lain punya instrumen yang sama.
2. Lupa atau meleset ketika memperhitungkan jangka waktu
Waktu adalah teman terbaik ketika kita mau berinvestasi demi tujuan finansial tertentu. Kealpaan kita memperhitungkan jangka waktu investasi akan menjadi kesalahan investasi yang cukup fatal.
Kesalahan memperhitungkan jangka waktu ini bisa dalam bentuk salah proyeksi, atau malah menyepelekan sehingga menunda-nunda investasi. Keduanya akan membuat tujuan finansial sulit untuk dicapai.
Selalulah mulai sejak dini, meskipun juga tak pernah ada kata terlambat. Ini lebih baik daripada tidak berinvestasi untuk tujuan keuangan ke depannya.
3. Tidak didiversifikasikan
Ketika kamu sebagai investor menempatkan seluruh dana investasi pada satu instrumen saja, itu menjadi kesalahan investasi yang juga akan berakibat fatal. Beberapa akibat yang bisa terjadi: risiko yang terlalu besar ataupun target dana tidak tercapai.
Misalnya saja, untuk dana pensiun yang butuh sekian miliar, kamu hanya berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang, dengan risiko relatif rendah tetapi imbal yang juga terbatas. Memang mungkin dari segi risiko kerugian nominal bisa ditekan, karena risiko seperti gagal bayar atau fluktuasi harga tidak terlalu signifikan di instrumen reksa dana ini. Tetapi rendah risiko juga berarti memberikan imbal yang terbatas. Bisa jadi, ketika waktunya tiba bagi kamu untuk memperoleh hasil investasi yang sudah sekian lama, jumlahnya tidak mencukup untuk menutup biaya hidup di masa pensiun.
Lain halnya, jika kamu mendiversifikasikan portofolio, baik ke instrumen risiko minim dan juga instrumen agresif, peluang untuk sukses mencapai tujuan keuangan akan lebih besar.
Diversifikasi, selain perlu dilakukan untuk manajemen risiko, juga penting untuk memperbesar peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, dengan horizon yang sesuai target.
4. Malas melakukan review berkala
Kesalahan investasi selanjutnya yang sering terjadi adalah alpa untuk melakukan review secara berkala. Merasa sudah aman, dan bisa konsisten, lantas kita lupa melakukan review rencana keuangan yang sudah dibuat.
Padahal, misalnya saja seperti saat ini, ketika pasar modal sedang naik turun, instrumen investasi–terutama yang agresif–pasti juga mengikuti naik turunnya harga pasar. Tak hanya itu. Instrumen yang dianggap minim risiko seperti deposito pun bisa berubah, jika pemerintah, dalam hal ini melalui Bank Indonesia, memutuskan untuk menyesuaikan suku bunganya.
Review rencana keuangan–terkhusus yang terkait dengan investasi–sangat penting untuk dilakukan, agar kita bisa memastikan, bahwa investasi sudah on track. Jika ada sesuatu yang harus disesuaikan, kita juga jadi lebih awal aware sehingga dapat mengambil kebijakan penyesuaian juga.
5. Tidak berinvestasi
Nah, ini kesalahan investasi terbesar sih, yang seharusnya ada di poin pertama malahan ya. Merasa menabung saja cukup, enggak perlu investasi.
Well, ingat ya, bahwa inflasi itu bukan kaleng-kaleng. Inflasi itu nyata. Setiap tahun akan ada inflasi, yang peningkatannya lebih tinggi ketimbang bunga tabungan biasa. Lama-lama jumlah uang di tabungan sudah pasti tergerus, kalau tidak kamu “lindungi” dengan memanfaatkan instrumen investasi yang imbalnya lebih tinggi daripada inflasi.
Bukan berarti kamu enggak boleh punya tabungan sih. Tetapi untuk mencapai tujuan keuangan, tabungan kurang bisa optimal melayani.
Nah, masihkah kamu melakukan beberapa kesalahan investasi di atas? Ataukah, ada hal lain yang membuat tujuan keuanganmu menjadi tidak tercapai? Cerita sama QM Financial yuk, boleh ditulis di kolom komen ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Memilih Produk Investasi yang Bisa Melayani Tujuan Finansial
Produk investasi apa ya yang bagus?
Mungkin pertanyaan itulah yang ada di pikiran kamu, manakala kamu hendak memulai investasimu.
Ya, berinvestasi merupakan salah satu cara untuk mewujudkan tujuan keuangan yang bisa dibilang paling strategis, di samping menghasilkan uang dengan bekerja. Ditambah lagi, perkembangan zaman juga akhirnya melahirkan berbagai bentuk dan produk investasi untuk menjadi opsi.
Bikin bingung, ya kan? Apalagi jika kamu memang baru menjadi investor pemula.
Pertanyaan tersebut juga kerap mampir kepada para trainer QM Financial, setiap kali berkesempatan untuk berbagi ilmu di berbagai acara. Bahkan Mbak Ligwina Hananto sendiri juga selalu mendapatkan pertanyaan yang sama setiap waktu. Tapi, sungguh, kami tidak pernah bosan juga menjawabnya.
Memang ada banyak hal yang perlu diperhatikan ketika kita hendak memilik jenis dan produk ataupun instrumen investasi. Mayoritasnya sih selalu mencari “produk investasi yang aman tetapi imbalnya tinggi.”
Nah, yang perlu dipahami, sekali lagi, bahwa tidak pernah ada produk investasi yang 100% aman, apalagi 100% aman dan imbal tinggi. High risk, high return; imbal tinggi akan membawa serta risiko tinggi. Itulah yang berlaku di dunia investasi.
Kebingungan ini wajar dialami, karena setiap orang punya kebutuhan yang berbeda, belum lagi karakter masing-masing yang juga akan menentukan produk seperti apa yang sesuai.
Yuk, ikuti beberapa langkah berikut agar kamu bisa memilih produk investasi yang bisa melayani tujuan finansialmu.
1. Tentukan tujuan keuangan
Mana mungkin kita bisa memilih produk investasi yang dapat melayani tujuan finansial dengan pas ketika tujuan finansialnya belum ada?
Instrumen investasi bisa diibaratkan sebagai kendaraan. Kita bisa naik kendaraan tersebut dan pergi, jika kita sudah menentukan ke mana kita akan pergi alias ke mana tujuannya. Kalau tanpa tujuan, ya akhirnya cuma kota-kota, enggak ke mana-mana, dan akhirnya hanya ngehabisin bensin saja.
Untuk menentukan tujuan keuangan yang hendak dicapai dengan “kendaraan” produk investasi, kamu bisa mulai dari menentukan:
- Judul. Misalnya untuk mengumpulkan dana pendidikan anak, atau buat dana liburan ke Eropa
- Nilai. Misalnya: dana pendidikan anak Rp2 M, atau dana liburan Rp50 juta
- Jangka waktu. Misalnya: dana pendidikan anak untuk 15 tahun, juga dana liburan yang akan dipakai 3 tahun lagi.
Nah, dengan demikian, kamu punya tujuan yang realistis sehingga akan lebih mudah untukmu membuat rencana yang juga komprehensif.
2. Pastikan kondisi keuangan sudah sehat
Sebelum memilih produk investasi yang pas dengan kebutuhan, terlebih dahulu kamu harus memastikan bahwa kondisi keuangan kamu sudah sehat.
Cek:
- Apakah cash flow sudah positif?
- Apakah sudah punya dana darurat yang aman? Apalagi jika kemudian kamu memilih instrumen investasi dengan risiko tinggi. Dana darurat harus aman pakai banget.
- Apakah proteksi juga sudah lengkap? Ingat akan prinsip Blueprint of Your Money ya. Rumah yang dibangun tidak akan aman, jika tidak punya atap.
Jika untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, cash flow masih minus, maka tentunya memaksakan diri untuk berinvestasi menjadi keputusan yang kurang rasional. Ingat, selalu ada risiko di setiap investasi. Jangan sampai kejadian, kamu butuh uang untuk beli beras, sedangkan uang belanja sehari-hari masih nyangkut di obligasi. Enggak lucu kan?
Jadi, sebelum investasi, pastikan kebutuhan sehari-hari sudah aman ya.
3. Kenali diri sendiri
Ada 3 karakter investor yang bisa ditemukan, yaitu mereka yang konservatif, mereka yang moderat (ini nantinya juga akan terbagi, akan cenderung ke konservatif atau ke agresif), dan mereka yang agresif.
Kamu perlu mengenali dirimu sendiri. Ini ada kaitannya dengan kemampuan, dan juga seberapa besar toleransimu menghadapi risiko investasi yang bisa terjadi.
Ada baiknya, kamu tidak memaksakan diri.
4. Kenali produk
Memang ada banyak sekali produk investasi yang bisa dipilih. Baik yang memang sudah familier dan populer, ataupun yang jarang terdengar. Saran terbaik: hanya manfaatkan produk investasi yang memang benar-benar kamu pahami cara kerjanya.
Dengan demikian, kamu paham, risiko apa yang harus diminimalkan, bagaimana cara mengelolanya, dan tahu bagaimana memanfaatkannya secara optimal.
Kalau memang kamu baru paham tentang deposito sebagai produk investasi yang paling minim risiko, ya enggak masalah. Sembari belajar lagi, kamu bisa berkenalan dengan instrumen yang lain. Bisa jadi, di tengah jalan nanti, kamu juga bisa menambah seiring waktu.
Kalau kamu mau belajar lebih banyak, QM Financial menyediakan kelas-kelas untuk menentukan tujuan keuangan sekaligus bagaimana memilih produk investasi yang paling pas dengan kebutuhanmu loh! Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial yang ada ya, dan segera daftarkan dirimu!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Blueprint of Your Money dan 5 Elemen Paling Prinsip yang Ada di Dalamnya
Blueprint of Your Money merupakan konsep asli dalam perencanaan keuangan pribadi yang ditemukan dan dirumuskan oleh Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial. Diibaratkan sebagai rumah, prinsip inilah yang menjadi basic-nya basic ilmu mengelola keuangan yang akan kita pakai seumur hidup, untuk berbagai tujuan.
So, adalah penting buat kamu untuk memahami dulu konsep Blueprint of Your Money ini, sebelum melangkah ke step selanjutnya dalam pengelolaan keuangan pribadi. Karena, tanpa memahami basic-nya basic ilmu, kamu akan lebih sulit untuk merencanakan keuanganmu sendiri. Bisa jadi, kamu hanya tahu tetapi kurang paham secara mendalam, mengapa kita perlu punya perencanaan keuangan yang menyeluruh. Bahkan, mungkin kamu juga tak memandang pentingnya tujuan keuangan, dan segala macam pernak-pernik yang perlu kita pikirkan sampai mendetail untuk bisa mencapainya.
Padahal, tanpa punya tujuan keuangan sama saja enggak punya tujuan hidup. Karena, kita enggak bisa memungkiri, bahwa uang kita perlukan untuk bisa survive dan bernapas. Uang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang.
Nah, lalu mulai dari mana agar bisa paham mengenai prinsip Blueprint of Your Money ini? Sebenarnya, prinsip ini cukup sederhana kok, enggak aneh-aneh dan nggak rumit sama sekali. Kamu hanya perlu memperhatikan dan memahami cara main 5 elemen ini saja.
5 Elemen Terpenting dalam Blueprint of Your Money
1. Financial Check Up
Financial check up merupakan fondasi dari Blueprint of Your Money dan menjadi modal untuk membuat perencanaan keuangan hingga jauh ke depan. Mengapa? Karena dengan melakukan financial check up–seperti halnya melakukan medical check up–kita jadi tahu seperti apa kondisi kesehatan keuangan kita.
Kalau sehat, maka kita bisa melanjutkan dengan membuat rencana keuangan hingga tujuan jangka panjang. Tetapi kalau belum sehat, ya kita “obati” dulu penyakitnya.
Ada 3 rasio dasar keuangan yang harus dicek dalam financial check up ini, yaitu:
- Rasio cicilan utang, yaitu maksimal 30% dari penghasilan rutin bulanan, yang berlaku untuk semua cicilan utang yang kamu miliki.
- Rasio menabung atau investasi, yaitu rasio kemampuanmu untuk bisa menyisihkan uang dari penghasilan setiap bulan ke rekening tabungan atau investasi, yang besarnya minimal 10% dari penghasilanmu.
- Rasio likuiditas, yaitu rasio jumlah aset lancar yang kamu miliki terhadap jumlah pengeluaran bulanan, yang besarnya setidaknya 3 – 6 kali pengeluaran rutin.
Nah, lakukan pencatatan terhadap ketiga rasio ini agar kamu tahu, sebenarnya saat ini keuangan kamu sudah sehat atau belum.
2. Financial Plan
Selanjutnya, jika keuangan sudah cukup sehat, kamu bisa merumuskan financial plan, alias rencana keuanganmu. Ibarat rumah, financial plan dalam Blueprint of Your Money ini adalah lantai satu, di mana terdapat ruang-ruang inti yang paling dibutuhkan. Mulai dari ruang tamu, dapur, dan sebagainya.
Setiap rencana harus punya judul, nilai, dan jangka waktu.
Apa tujuan keuangan yang pengin kamu capai? Dana darurat, dana menikah, dana pendidikan, dana pensiun, atau ada yang lain? Inilah yang akan menjadi judul rencana keuanganmu. Banyak ya? Ya, bagus, itu berarti banyak juga impian yang ingin (dan pasti bisa) kamu raih.
Selanjutnya, tentukan nilai masing-masing tujuan keuangan. Butuh berapa dana daruratnya? Butuh berapa banyak untuk dana pensiun? Baru kemudian, kamu tentukan jangka waktunya, 3 tahun, 5 tahun, sampai 20 tahun.
3. Proteksi
Ibaratnya, kamu sudah punya fondasi dan lantai satu, selanjutnya kamu butuh atap untuk melindungi asetmu dari hujan dan panas.
Dalam keuangan, “atap” yang akan melindungimu berupa asuransi. Proteksi ini akan melindungimu dari berbagai risiko keuangan yang berpotensi menjadi masalah ke depannya.
Ada berbagai asuransi yang bisa kamu beli, tetapi tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.
4. Status harta dan utang, akses dana darurat, zakat, serta waris
Hal-hal ini yang akan menjadi pilar dari “rumah” keuangan yang kamu miliki, biar asetnya juga nggak ambyar ke mana-mana.
Terutama bagi Muslim, status harta dan utang sangat penting untuk diketahui, karena akan berkaitan dengan waris. Zakat juga menjadi kewajiban bagi umat Muslim.
Sedangkan, akses dana darurat akan menjadi sangat penting. Yang sering terjadi adalah ketika si pengatur keuangan dalam rumah mengalami sakit atau kesulitan, anggota keluarga yang di rumah lainnya malah enggak bisa mengakses dana darurat ini.
5. Aset aktif
Sudah punya fondasi, lantai satu dengan ruangan-ruangan inti, juga ada pilar dan atap, sekarang kamu bisa mulai memikirkan lantai kedua dari “rumah keuangan”-mu.
Di lantai dua ini, ada berbagai aset aktif yang perlu untuk kamu miliki, yang bisa berupa bisnis, properti, dan surat berharga.
Nah, jika kamu ingin lebih mendalami mengenai Blueprint of Your Money, ayo, segera cek jadwal kelas finansial online QM Financial! Kelas Blueprint of Your Money merupakan kelas-sangat-wajib yang harus kamu ikuti sebelum ikut kelas-kelas keuangan yang lain, sehingga selalu akan ada jadwalnya di setiap bulan, dan langsung diampu oleh lead trainer Ligwina Hananto.
Segera cek jadwalnya, dan daftarkan dirimu ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Berbagai Risiko Keuangan dan Bagaimana Cara Kita Menghadapinya
Pandemi COVID-19 masih belum menampakkan hilal kapan akan berakhir. Bisa dibilang, ini adalah salah satu kondisi di mana risiko keuangan muncul dalam hidup.
Risiko, kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan”. So, kalau risiko keuangan berarti adalah segala hal yang dapat menimbulkan kerugian secara keuangan.
Pada dasarnya, kita hidup selalu dibayangi risiko, dalam bentuk apa pun. Maka, sebagai makhluk yang adaptif, kita pun berusaha menyiapkan diri dengan segala cara agar meminimalkan munculnya risiko. Salah satu bentuk risiko yang bisa dan harus kita antisipasi adalah risiko keuangan ini.
Manajemen risiko keuangan yang baik merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan keuangan yang komprehensif. Risiko adalah salah satu hal atau elemen yang wajib ada dan dipertimbangkan dengan saksama saat kita membuat perencanaan keuangan.
Istilahnya, kita berharap yang terbaik (yaitu tujuan keuangan tercapai) tetapi juga siap untuk hal terburuk yang terjadi (dalam bentuk risiko keuangan).
Risiko tidak bisa dihindari atau dihilangkan, tetapi kita bisa meminimalkan efeknya dengan beberapa langkah antisipatif. Ibaratnya, kalau kena pukulan, ya nggak lebam-lebam amat karena ada samsak di depan kita. Samsak inilah yang berfungsi sebagai jaring penyelamat. Tinggal seberapa bagus samsak yang bisa kita siapkan. Betul? Semakin bagus, pastinya efek pukulan ya semakin tak terasa.
Apa Saja Risiko Keuangan yang Biasa Terjadi dalam Hidup?
Banyak hal yang bisa terjadi dalam hidup, ada yang berefek baik ada yang tidak baik. Ada yang menimbulkan risiko terhadap fisik, mental, dan sebagainya, ada juga yang berefek secara keuangan.
Beberapa hal yang bisa menimbulkan efek kerugian secara keuangan antara lain:
- Bencana alam, misalnya saja banjir. Kita mendapatkan risiko finansial ketika rumah kita kebanjiran. Banyak barang rusak sehingga harus diperbaiki atau diganti, dan sebagainya.
- Penyakit. Risiko finansialnya adalah ongkos untuk membayar rumah sakit, obat, dan seterusnya.
- Tindakan kriminal, misalnya pencurian atau perampokan yang mengakibatkan hilangnya aset, dalam bentuk apa pun.
- Hilangnya mata pencaharian, misalnya PHK, atau kematian orang yang menjadi tempat kita menggantungkan hidup
Ada orang yang risiko keuangannya lebih tinggi daripada yang lain, ada pula yang relatif lebih kecil. Nggak akan ada yang sama, karena memang sangat tergantung pada hidup yang dijalani masing-masing. Buat A, ada hal yang tidak dipandang sebagai risiko, padahal bagi B, hal yang sama bisa dianggap risiko yang paling berat.
Misalnya saja, soal keluarga. Buat keluarga A dengan suami istri yang bekerja, maka risiko keuangan akibat hilangnya mata pencaharian akan relatif lebih ringan ketimbang keluarga B yang hanya suami saja yang bekerja. Tapi bukan berarti juga keluarga B salah dalam pengelolaan manajemen risiko, karena mungkin ada satu dua hal lain yang menjadi pertimbangan penting.
Yes, karena memang tidak pernah ada pengelolaan keuangan yang selalu salah dan selalu benar, because personal finance is very personal.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan efek risiko keuangan dalam hidup kita ini?
Banyak, di antaranya–yang paling penting–adalah sebagai berikut:
1.Dana darurat
Dana darurat adalah jaring penyelamat pertama dan paling penting dalam manajemen risiko keuangan pribadi kita.
Untuk pengelolaan dana darurat, kamu bisa membaca artikel-artikel yang membahas detail mengenai dana darurat di web ini. Ada mulai dari peran dana darurat di saat darurat, bagaimana pertimbangan mempergunakannya, hingga strategi untuk mengembalikan dana darurat.
2.Diversifikasi instrumen investasi
Berbicara soal risiko keuangan tentu tak lepas dari membahas risiko investasi.
Mengapa? Karena investasi memang seharusnya ada dalam rencana keuangan kita, sebagai cara untuk mewujudkan tujuan keuangan. Dan, investasi selalu tentang manajemen risiko dan imbal hasil. Di mana kita mengharapkan imbal hasil, di situ pula kita harus menghadapi risiko.
Salah satu cara untuk meminimalkan risiko investasi adalah dengan melakukan diversifikasi instrumen investasi. Langkah awalnya adalah dengan mengenali produk-produk investasi itu dulu, baru kemudian merencanakan dan merealisasikan sesuai rencana dan manajemen risiko yang sudah dibuat.
3.Asuransi
Hal ketika yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan efek risiko keuangan adalah dengan memiliki perlindungan terhadap aset, baik itu aset bergerak maupun tidak bergerak. Bahkan, diri sendiri pun merupakan aset yang harus dilindungi, ketika kita membicarakan risiko keuangan ini. Sudah dijelaskan kan, bahwa hilangnya mata pencaharian merupakan salah satu risiko keuangan terbesar yang mesti siap dihadapi.
Jadi, berikanlah perlindungan terhadap risiko keuangan yang bisa terjadi pada diri sendiri dengan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Langkah Merencanakan Pensiun Dini Seperti Raditya Dika
Raditya Dika merencanakan pensiun dini di usia 40 tahun.
Hal ini sempat disebutkan oleh Bang Radit juga saat menjadi panelis Financial Dialogue 02 di bulan Agustus lalu. Hmmm, apakah kamu memiliki mimpi yang sama dengan Raditya Dika? Pengin pensiun dini dan merasakan bebas finansial di usia 40 tahunmu nanti?
Bisa emang?
Ya, kenapa tidak?
Tapi beda dong, penghasilan Raditya Dika dan penghasilan kita?
Ya, memang beda. Semua ada dalam mindset kok.
Jadi, apa yang mesti kita lakukan agar dapat pensiun dini? Coba simak beberapa tip berikut ini ya.
5 Langkah Merencanakan Pensiun Dini
1. Rencanakan sejak dini
Yes, semua yang akan kamu dapatkan di masa depan, sejatinya adalah apa yang kamu rencanakan mulai sekarang. Pensiun juga tak harus menunggu usia tua lebih dulu. Kamu boleh-boleh saja merencanakan pensiun di usia 40 tahun.
Berapa usiamu saat ini? 20 tahun, 30 tahun? Berapa sisa waktu sampai dengan kamu berencana untuk pensiun dini?
Itulah waktumu untuk membangun dana pensiun dini. Itulah kesempatanmu untuk membuat rencana yang matang dengan target pensiun dini di usia 40 tahun. Jangan sia-siakan sumber daya yang ada untuk terlalu banyak keinginan yang kurang penting, yang tidak ada hubungannya dengan target hidupmu ini.
2. Hitung kebutuhanmu di masa pensiun
Menghitung kebutuhan hidup selama masa pensiun akan menjadi target nominal, dan nggak usah terlalu kaget akan nominal yang besar. Ya pasti akan besar, mengingat kamu akan berhenti “bekerja” di usia muda, dan akan punya waktu lebih panjang nantinya.
Perhitungan ini mungkin agak rumit. Kamu perlu tahu dulu besarnya kebutuhanmu saat sekarang, baru kemudian diproyeksikan sekian tahun ke depan, sesuai rencana pensiun dini kamu.
3. Tentukan produk investasi yang tepat
Jika hanya menabung penghasilan saja, maka sepertinya target akan cukup sulit untuk dicapai. Kamu harus berupaya dengan investasi juga. Nah, pemilihan instrumen investasi juga akan menentukan di sini.
So, belajarlah investasi dan coba pahami cara kerja instrumen-instrumen yang ada, agar kemudian kamu bisa memilih yang paling sesuai.
Satu hal yang harus kamu ingat, bahwa hukum high risk high return selalu berlaku pada instrumen apa pun. Manfaatkan skema compound interest, agar hasil investasimu bisa maksimal.
4. Pengelolaan optimal
Perencanaan tidak akan ada artinya tanpa ada pengelolaan maksimal mulai dari hal kecil dalam keseharian kita, sejak sekarang.
So, sudah punya target, sudah tahu punya berapa banyak waktu untuk menyiapkan diri pensiun dini, selanjutnya rencana diwujudkan dibarengi dengan menerapkan gaya hidup sesuai kemampuan. Kalau perlu, berhemat di sana-sini dengan mengurangi pengeluaran pada pos yang tidak terlalu penting.
5. Segera lunasi utang
Apalah arti pensiun dini, kalau saat kamu melakukannya kamu masih punya utang? Bukan pensiun yang ideal, sepertinya.
So, sebaiknya mulai dari sekarang, kelola utangmu dengan cermat. Buat skema cicilan yang masuk akal, perhatikan angka aman, dan disiplin membayar agar terhindar dari cost yang tak perlu ada.
Nah, bagaimana? Siap untuk pensiun dini seperti Raditya Dika?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Atau, kamu ingin supaya kantor tempat kamu bekerja mengadakan financial training khusus untuk persiapan dana pensiun? QM Financial punya modul yang disusun secara komprehensif dan fun untuk sebuah training karyawan yang interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan loh! Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688.
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pentingnya Financial Training di 3 Jenjang Karier Karyawan Perusahaan
Adalah penting bagi perusahaan untuk memberikan support berupa pemberian financial training bagi karyawan, agar kemudian mereka merasakan financial security yang akhirnya dapat membuat mereka bisa nyaman dan produktif bekerja.
Kenapa?
Bukti survei yang dilakukan oleh International Foundation of Employee Benefit Plans menyebutkan bahwa umumnya karyawan memiliki dan menghadapi isu finansial yang sama, yaitu seputar masalah utang, dana pensiun, dana pendidikan anak, kebutuhan hidup sehari-hari, dan masalah dana kesehatan.
Namun, financial training tak sembarang financial training. Financial training yang diberikan ini harus kontinyu. Baik karyawan maupun perusahaan sebaiknya sama-sama berkomitmen untuk membentuk budaya keuangan yang baik, dimulai dari kantor yang lantas dibawa ke kehidupan sehari-hari karyawan–yang akhirnya akan berdampak baik kembali ke kantor.
Karenanya, financial training yang diberikan hanya sekali saja kurang memadai. Financial security akan semakin terbentuk ketika karyawan diberikan pelatihan di setiap jenjang atau fase kariernya, yang meliputi fase recruit (fase awal), fase retain (fase menengah), dan fase exit (fase akhir). Hal ini penting lantaran di setiap fasenya, karyawan akan memiliki masalah keuangan yang berbeda, yang menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dijalaninya. Seperti halnya ujian naik kelas, tantangannya akan naik level ketika karyawan itu beranjak ke jenjang karier berikutnya.
Lalu, financial training seperti apa sih yang diperlukan oleh karyawan di setiap fase atau jenjang karier yang ditapakinya? Akankah rumit? Ternyata tidak lo! Pihak perusahaan “hanya” perlu menyiapkan hal-hal seperti di bawah ini.
Jenis Financial Training sesuai Jenjang Karier Karyawan
1. Fase Recruit
Adalah fase atau jenjang ketika karyawan baru saja mulai bekerja di perusahaan, atau yang dikenal dengan istilah first jobber.
Saat seorang karyawan baru menerima gaji pertama, maka saat itu pula ia harus sudah mulai sadar akan pentingnya keterampilan untuk mengelola gaji dengan baik. Ia sebaiknya sudah sadar, bahwa ke depannya, ia akan perlu untuk membuat tujuan dan rencana keuangan yang komprehensif untuk mewujudkan tujuan keuangan ini.
Kesadaran untuk berinvestasi, mengelola utang, memilih proteksi, dan mengelola keuangan sehari-hari harus sudah dibentuk di jenjang karier paling awal ini.
2. Fase Retain
Fase atau jenjang kedua yang dilewati oleh karyawan adalah ketika ia sudah beberapa tahun bekerja dan sudah mulai beranjak ke level mapan. Secara pendapatan, ia sudah sangat stabil; gaji naik, bahkan mungkin beberapa tujuan keuangannya juga sudah tercapai dengan baik.
Dengan financial training yang tepat, karyawan akan diingatkan untuk mereview apa yang sudah dicapai sejauh ini. Mereka akan diajak untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan terkait pengelolaan keuangan mereka sebelumnya; tentang cash flow, utang, investasi, proteksi, dan melihat lagi, apakah ada yang perlu ditingkatkan atau ada yang perlu disesuaikan dengan kondisi yang berubah.
Di fase ini, karyawan juga harus diingatkan kembali tentang pentingnya membangun aset, yang nantinya dapat diakumulasi dan dikonversi menjadi aset aktif menjelang pensiun.
3. Fase Exit
Inilah fase menyiapkan diri untuk tidak produktif lagi. Jangan sampai, karyawan enggak siap untuk pensiun. Jangan sampai juga, kita membentuk generasi roti isi–alias sandwich generation–yang baru. Setiap karyawan sudah seharusnya bisa mempersiapkan diri untuk pensiun mandiri dan sejahtera.
So, financial training di fase ini akan fokus pada perencanaan dana pensiun. Pertanyaan besarnya adalah kamu pengin pensiun di mana, dan seperti apa?
Itulah yang menjadi objektif dari perencanaan dana pensiun karyawan.
Bagaimana? Apakah siap untuk memberikan financial training secara lengkap untuk karyawan, sebagai upaya untuk mendukung kesejahteraannya–tak hanya saat ini, tapi dalam jangka panjang hingga pensiun?
Jika iya, QM Financial bisa membantu lo!
Yuk, undang tim QM Financial untuk datang ke perusahaanmu, untuk mengembangkan training keuangan karyawan yang dikemas secara interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Bagaimana Cara Mengenali Produk Investasi yang Cocok untuk Kebutuhan Kita?
Salah satu hal yang harus dipahami sebelum kita mulai investasi adalah mengenali produk investasi, mana yang paling pas dengan keuangan kita. Karena kesesuaian antara produk dan tujuan keuangan, akan menjadi salah satu faktor penentu sukses tidaknya kita berinvestasi.
Ibaratnya, mau pergi ke suatu tempat, kita akan harus menentukan dengan kendaraan apa kita akan menuju ke tempat tersebut. Kalau kita mau ke Bali dari Jakarta, ya pastinya kita nggak bisa naik sepeda. Bisa berbulan-bulan sampainya. Ya, enggak apa sih, kalau memang niatnya touring dengan sepeda Jawa – Bali. Tapi, kalau untuk urusan bisnis atau berlibur, hmmm … sepertinya akan lebih baik kalau naik pesawat, biar cepat. Atau setidaknya naik kereta, lalu disambung kapal, misalnya.
Begitu juga ketika kita berinvestasi. Kesalahan dalam memilih “kendaraan” akan berakibat kurang maksimalnya hasil dari investasi sehingga tujuan keuangan pun jadi tidak tercapai.
Jadi, apa saja yang harus diperhatikan untuk bisa mengenali produk investasi yang cocok untuk kebutuhan keuangan kita? Mari disimak sampai artikel ini selesai.
Cara Mengenali Produk Investasi yang Sesuai dengan Kebutuhan Kita
Cek Profil Risiko
Setiap orang memiliki kecenderungan, kenyamanan, kebiasaan, dan preferensi masing-masing dalam mengelola keuangan pribadinya. Enggak ada yang salah dengan hal tersebut, selama sudah kita sesuaikan dengan target dan tujuan keuangan kita.
Profil risiko seseorang menunjukkan tingkat toleransinya terhadap risiko yang mungkin dibawa oleh produk investasi itu sendiri. Ada 3 tipe profil risiko, yaitu:
- Konservatif, yaitu mereka yang tingkat toleransinya terhadap risiko masih rendah.
- Moderat, yaitu mereka yang sudah dapat menghandle risiko yang sifatnya sedang dengan lebih baik.
- Agresif, yaitu mereka yang sudah terbiasa menghadapi risiko tinggi, karena mereka memang mengharapkan imbal yang besar juga.
Ketika kamu masih berkarakter konservatif tetapi sudah memaksakan diri untuk berinvestasi di instrumen yang berisiko tinggi, maka kamu tidak akan merasa nyaman, bahkan bisa jadi stres tersendiri. Ketika kamu bertipe agresif dan terlalu banyak berinvestasi di instrumen risiko rendah, kamu akan melihat bahwa investasimu terlalu lambat pertumbuhannya, dan kamu jadi tak nyaman juga karenanya.
Cek Tujuan Keuangan dan Horizon Waktu
Setiap produk investasi memiliki manfaatnya masing-masing, sesuai dengan karakternya sendiri-sendiri juga. So, ada baiknya kamu menyesuaikan hal ini dengan tujuan keuangan dan horizon waktu yang kamu miliki.
Misalnya, kamu pengin berinvestasi untuk membangun dana pensiun. Kamu merencanakan untuk pensiun di usia 65 tahun, sedangkan saat ini usia kamu 25 tahun. Berarti ada waktu 40 tahun untuk menyiapkan dana pensiun–yang sudah kamu hitung dan ketemu angka sekian miliar itu–sejak sekarang. Dengan analisis dan perhitungan yang sudah kamu lakukan–karena kamu sudah ikutan kelas Dana Pensiun di QM Financial–maka kamu memutuskan produk investasi yang paling sesuai untuk tujuan keuangan ini adalah saham.
Begitulah contoh menyesuaikan antara produk investasi dengan tujuan keuangan dan juga horizon waktu.
Contoh lain lagi. Kamu butuh untuk menyiapkan dana liburan ke Jepang tahun depan (pakai contoh yang mudah ya, abaikan fakta bahwa sekarang kita masih pandemi corona). Kira-kira kamu butuh Rp20 juta. Dengan waktu satu tahun, dan nominal Rp20 juta, kamu bisa menabung dan investasi di Reksa Dana Pasar Uang.
Nah, tujuan keuangan ini merupakan “judul” dari investasimu, dan jangka waktu akan jadi acuan pertumbuhan investasimu. Jadi, selalulah berpegang pada keduanya ketika kamu memilih produk investasi mana yang sesuai untuk keuanganmu.
Cek Kemampuan Finansial
Yang terakhir ini juga penting. Jangan sampai saking semangatnya investasi, sampai pakai uang yang seharusnya dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Ada malahan yang mau pakai dana darurat, demi investasi.
Ada gitu, emangnya? Ada.
Ya, bagus dong semangat investasinya! Berarti sudah sadar betul akan pentingnya investasi. Tapi, kemampuan finansial diri sendiri juga harus dipertimbangkan. Idealnya, porsi investasi adalah 10% dari penghasilan rutin bulanan. Nggak boleh lebih? Boleh dong! Tapi sesuaikan dengan kondisimu. Jangan sampai kita beli saham, tapi malah jadi nggak punya uang buat beli susu anak.
Nah, apakah masih bingung sampai di sini?
Yuk, belajar mengelola keuangan dan investasi, langsung dari para trainer QM Financial! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.