Langkah Planning Keuangan Pribadi Karyawan untuk Tujuan Jangka Panjang
Planning keuangan pribadi diperlukan jika kita punya tujuan keuangan. Terutama bagi kita, karyawan yang baru memulai karier.
Tapi, sebenarnya tak hanya itu. Planning itu sangat penting karena dengan rencana keuangan, kita pun bisa mengatur arah kehidupan kita. Bener nggak? So, memahami bagaimana uang bisa bekerja untuk kita, bukan sebaliknya, adalah kunci dari kebebasan finansial dan pencapaian tujuan jangka panjang.
Tak peduli berapa pun gaji kamu sekarang ini, merencanakan keuangan dengan baik dapat mengubah caramu mengelola penghasilan dan membantumu meraih impian.
Namun, banyak dari kita yang merasa kebingungan tentang bagaimana caranya membuat planning keuangan pribadi. Terutama nih, kamu-kamu yang merupakan first jobber.
Pentingnya Karyawan Memiliki Planning Keuangan Pribadi
Memiliki planning keuangan pribadi akan sangat penting bagi karyawan karena beberapa alasan. Di antaranya:
1. Mewujudkan Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Tujuan keuangan jangka panjang ini bisa beragam, mulai dari membeli rumah, menyekolahkan anak, hingga mempersiapkan hari tua atau pensiun. Tanpa perencanaan yang baik, mencapai tujuan-tujuan tersebut akan sangat sulit.
2. Keamanan Finansial
Dengan merencanakan keuangan dengan baik, karyawan dapat mempersiapkan dana darurat, asuransi, dan investasi untuk masa depan. Ini memberikan keamanan finansial yang menenangkan dan menjaga karyawan dari stres finansial jika terjadi situasi darurat atau tidak terduga.
3. Mengontrol Pengeluaran
Perencanaan keuangan membantu karyawan untuk lebih memahami dan mengontrol pengeluarannya. Hal ini bisa mencegah pengeluaran berlebihan dan memastikan bahwa uang dihabiskan untuk hal-hal yang benar-benar penting.
4. Mempersiapkan Pensiun
Karyawan yang merencanakan keuangan pribadinya dengan baik cenderung lebih siap untuk masa pensiun. Mereka bisa memulai investasi dan tabungan pensiun sejak dini, yang pada akhirnya akan memberikan pendapatan yang cukup untuk membiayai gaya hidup mereka saat pensiun.
5. Meningkatkan Kualitas Hidup
Dengan perencanaan keuangan yang baik, karyawan bisa merasa lebih tenang dan mengurangi stres terkait keuangan. Hal ini bisa berdampak positif pada kesehatan mental dan fisik mereka, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
6. Meningkatkan Kemandirian Finansial
Perencanaan keuangan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola uang dengan baik. Hal ini membantu karyawan menjadi lebih mandiri secara finansial dan mengurangi ketergantungan pada orang lain.
Jadi, memiliki planning keuangan pribadi jangka panjang adalah langkah penting yang harus diambil oleh setiap karyawan. Tidak hanya membantu mencapai tujuan keuangan, tetapi juga memberikan keamanan finansial, mempersiapkan pensiun, dan meningkatkan kualitas hidup.
Langkah Membuat Planning Keuangan Pribadi untuk Karyawan
Perencanaan keuangan adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh setiap orang, tidak peduli seberapa besar atau kecil pendapatan yang diperoleh. Seorang karyawan juga perlu merencanakan keuangannya dengan baik agar dapat mencapai tujuan keuangannya.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan.
1. Tentukan Tujuan Jangka Panjang
Langkah pertama dalam merencanakan keuangan pribadi adalah menentukan tujuan jangka panjang. Contohnya seperti beli rumah, dana pendidikan anak, pensiun, pembelian aset aktif, atau apa pun yang ingin kamu raih.
Memiliki tujuan yang jelas akan memotivasimu untuk lebih berdisiplin dalam mengelola keuangan.
2. Hitung Kebutuhan
Setelah tujuan ditentukan, hitunglah berapa banyak uang yang kamu butuhkan untuk mencapainya.
Nah, di sini, kamu memang perlu duduk dan melakukan beberapa riset. Kalau perlu, ikut kelas-kelas FCOS di QM Financial sesuai kebutuhan, agar kamu bisa dapat banyak ilmu praktis dari trainer berpengalaman, sekaligus dapat cheat sheet buat hitung-hitung.
3. Tetapkan Prioritas
Tidak semua tujuan dapat dicapai sekaligus. Namanya juga manusia, banyak mau, tapi sumber daya terbatas. So, kamu perlu menetapkan prioritas. Tujuan mana yang paling penting buatmu? Tujuan mana yang dapat ditunda? Menetapkan prioritas akan membantumu memfokuskan sumber daya pada tujuan yang paling penting.
4. Buat Anggaran
Langkah planning keuangan pribadi selanjutnya adalah membuat anggaran. Anggaran adalah rencana tentang bagaimana kamu akan membelanjakan penghasilanmu.
Dalam anggaran, kamu harus memasukkan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan untuk tujuan jangka panjang, dan dana darurat.
5. Jalani Gaya Hidup Secukupnya
Untuk dapat mengumpulkan uang untuk dapat mencapai tujuan finansial, kamu harus hidup sesuai kemampuan. Artinya, wajib membatasi pengeluaran yang tidak perlu dan menghindari gaya hidup konsumtif.
Menghemat uang bukan berarti kamu harus hidup dalam keterbatasan, tetapi lebih kepada membuat pilihan yang bijaksana tentang bagaimana kamu membelanjakan uangmu.
6. Bangun Dana Darurat
Dana darurat adalah uang yang disisihkan untuk menghadapi situasi darurat atau tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau sakit. Idealnya, dana darurat harus cukup untuk membiayai pengeluaranmu sebagai karyawan selama tiga hingga enam bulan.
7. Berinvestasi Sesuai Tujuan
Investasi adalah cara yang efektif untuk membantumu mencapai tujuan jangka panjang. Pilihlah jenis investasi yang sesuai dengan tujuan, toleransi risiko, dan jangka waktu tujuan finansialmu. Kamu bisa mempelajari dulu karakter berbagai instrumen yang ada, sebelum memutuskan hendak memanfaatkan yang mana.
8. Kelola Utang
Utang bisa menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik. Jika kamu memiliki utang, buatlah rencana keuangan yang baik untuk bisa melunasinya secepat mungkin. Hindari utang konsumtif dan gunakan utang produktif dengan bijaksana.
9. Pantau
Planning keuangan pribadi tidak berakhir setelah kamu membuat rencana. Selanjutnya, kamu harus secara teratur memantau dan menyesuaikan rencana tersebut, untuk memastikan bahwa kamu tetap berada di jalur yang benar.
Jika ada perubahan dalam kehidupan atau situasi keuanganmu, pastikan untuk memperbarui rencanamu tersebut.
Demikianlah langkah-langkah yang dapat membantumu, para karyawan, untuk mencapai tujuan finansialmu. Ingatlah bahwa planning keuangan pribadi adalah proses yang berkelanjutan, bukan suatu kegiatan yang dilakukan sekali saja. Dengan komitmen dan disiplin, kamu dapat mencapai tujuan finansial jangka panjang.
Setiap karyawan, tidak peduli berapa usia atau pendapatannya dapat memanfaatkan langkah-langkah di atas untuk membuat, mengatur, dan memantau rencana keuangan yang sudah dibuat. Ingat, tujuan utamanya adalah menciptakan kesejahteraan finansial dan meraih tujuan-tujuan finansial. Jadi, jangan tunda lagi, mulailah planning keuangan pribadimu hari ini. Dengan disiplin, kesabaran, dan dedikasi, kamu akan melihat bagaimana rencana keuangan pribadi dapat membantu mewujudkan impian dan cita-cita kamu, bahkan yang tampaknya sulit dijangkau sekalipun.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menjadi Workaholic alias Si Gila Kerja yang Bahagia, Atur Keuanganmu!
Apakah kamu seorang workaholic alias si gila kerja? Apakah kamu bahagia bisa bekerja keras dan menjadi produktif?
Memang ada sih orang dengan tipe begini. Kalau dilihat, kadang lantas timbul pertanyaan: kok enggak pernah istirahat ya? Apa enggak “terancam” tuh mental health-nya karena kerja terus?
Well, buat si gila kerja, bekerja itulah kebahagiaan. Sama saja kayak kamu yang hobi traveling. Saat traveling, kamu merasa bahagia banget kan? Aneh, tapi ya normal kok.
Hanya saja, kalau berlebihan—baik itu bekerja, traveling, atau hobi-hobi yang lain—bisa juga mengancam kesehatan, termasuk kesehatan finansial.
Apa Itu Workaholic atau Gila Kerja?
Workaholic, atau gila kerja, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki kebiasaan bekerja secara berlebihan dan memiliki minat yang sangat besar terhadap pekerjaan, bahkan sampai mengorbankan waktu bersosialisasi, istirahat, atau aktivitas lain.
Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, tidak peduli apa pun latar belakang, profesi, atau tingkat pendapatan mereka. Namun, beberapa faktor yang dapat memengaruhi seseorang menjadi workaholic meliputi tekanan untuk mencapai kesuksesan, keterikatan emosional terhadap pekerjaan, dan rasa kurangnya kontrol atau keamanan dalam hidup mereka.
Mengapa Seseorang Bisa Menjadi Workaholic?
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi gila kerja, di antaranya:
Tekanan untuk mencapai kesuksesan
Beberapa orang mungkin merasa bahwa bekerja sebanyak mungkin adalah satu-satunya cara untuk mencapai kesuksesan dan memenuhi standar yang mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri atau orang lain.
Keterikatan emosional terhadap pekerjaan
Beberapa orang mungkin merasa bahwa pekerjaan mereka adalah bagian dari identitas, dan mereka merasa tidak lengkap tanpa pekerjaan tersebut.
Rasa kurangnya kontrol atau keamanan dalam hidup mereka
Beberapa orang mungkin merasa bahwa pekerjaan mereka adalah satu-satunya hal yang benar-benar dalam kendali mereka dan memberikan rasa keamanan dan stabilitas dalam hidup mereka.
Rasa bahwa pekerjaan adalah satu-satunya sumber kebahagiaan
Beberapa orang mungkin menganggap pekerjaan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan dalam hidup mereka dan merasa kurang bahagia saat tidak bekerja.
Gaya hidup yang didorong oleh prestasi
Beberapa orang mungkin memiliki gaya hidup yang didorong oleh prestasi dan merasa bahwa bekerja lebih banyak adalah cara untuk membuktikan keberhasilan mereka.
Efek terhadap Hidup
Itu adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi gila kerja, meskipun ada banyak faktor lain yang dapat berperan.
Menjadi workaholic dapat memengaruhi keuangan seseorang dalam beberapa cara, baik secara positif maupun negatif. Pada sisi positif, seseorang yang bekerja keras dengan waktu yang lebih banyak, dapat memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dan memiliki kemampuan finansial yang lebih baik.
Namun, pada sisi negatif, fokus yang berlebihan pada pekerjaan dapat membuat seseorang kehilangan waktu dan kesempatan untuk mengelola keuangan mereka dengan baik, seperti mengabaikan perencanaan keuangan jangka panjang atau mengeluarkan uang untuk membayar biaya tambahan. Misalnya kayak lebih banyak order makanan online karena enggak sempat masak sendiri. Atau bisa jadi butuh babysitter untuk membantu merawat anak, alih-alih diasuh sendiri.
Dalam jangka panjang, kalau tidak segera diatasi, bisa saja hal ini dapat mengarah pada masalah keuangan dan stres finansial. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara bekerja dan mengelola keuangan dengan baik.
Tip Keuangan untuk si Workaholic
Berikut adalah beberapa tip terbaik bagi si gila kerja untuk mengelola keuangan kamu.
Tetapkan tujuan keuangan jangka panjang
Buatlah daftar tujuan keuangan jangka panjang seperti membeli rumah, mempersiapkan masa pensiun, atau membeli aset.
Dengan demikian, kamu bisa bekerja dengan tujuan. Nantinya, jika tujuan-tujuanmu bisa dicapai dengan baik, juga akan memotivasimu untuk bekerja dengan lebih baik lagi.
Buat anggaran dan perencanaan keuangan
Buat anggaran bulanan dan rencanakan bagaimana kamu akan mengelola uangmu untuk memenuhi tujuan keuangan jangka panjang yang sudah kamu tentukan.
Prioritisasikan pengeluaran
Tetapkan prioritas untuk pengeluaranmu dan belanjakan uangmu pada hal-hal yang penting, seperti tagihan, makan, dan transportasi.
Simpan uang secara rutin
Buat kebiasaan untuk menyimpan uang secara rutin, bahkan jika itu hanya sedikit. Hal ini penting karena dapat membantumu mencapai tujuan keuangan jangka panjang kamu.
Gunakan alat perencanaan keuangan
Gunakan aplikasi atau alat perencanaan keuangan untuk membantumu mengatur dan mengelola keuangan.
Jangan terlalu memikirkan pekerjaan saat berlibur
Nah, ini penting! Ingat, bahwa kamu juga butuh istirahat, meskipun bekerja membuatmu bahagia. Hal ini tak hanya sebagai waktu rehat saja, tapi juga menjaga produktivitasmu. Jadi boleh banget sekali waktu kamu berlibur.
Jangan terlalu memikirkan pekerjaan saat berlibur atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman. Ini akan membantumu mereset dan mengelola stres finansial.
Dengan mempertimbangkan dan menerapkan tip-tip mengelola keuangan ini, si gila kerja dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan memastikan bahwa mereka memiliki masa depan finansial yang stabil.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Begini Cara Karyawan Merumuskan Tujuan Keuangan Jangka Pendek di Tahun 2020
Sebagai karyawan, tentulah kita memiliki gaji yang diterima secara rutin. Besar kecil, itu adalah masalah nominal. Mau berapa pun, kalau kita tak bisa mengelolanya dengan baik, kebutuhan sekecil apa pun ya akan sulit untuk dipenuhi. Yah, apalagi ini tahun 2020, ya kan? Tahun yang memprihatinkan buat sebagian besar dari kita. Karenanya, untuk berbagai tujuan keuangan yang kita miliki, kita harus punya rencana yang komprehensif agar dapat mencapai tujuan tersebut dengan baik.
Nah, kamu pasti sudah tahu juga, bahwa tujuan keuangan kita itu terbagi dalam 3 kelompok besar berdasarkan jangka waktunya, yaitu tujuan keuangan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah cita-cita atau semua keinginan yang pengin kamu capai dalam waktu kurang dari 5 tahun. Kalau sesingkat itu, berarti perlukah kamu membuat rencana keuangannya?
Ya perlu sekali, karena–kembali lagi–bahwa gaji kita memang terbatas, meski nominalnya mungkin besar. Tujuan jangka pendek juga butuh biaya kan? Tetapi kebutuhan akan selalu besar, karenanya kita perlu membuat rencana keuangan jangka pendek juga, sama seperti kita membuat rencana keuangan jangka panjang. Tanpa rencana yang realistis dan komprehensif, tujuan jangka pendek juga bisa membuat kondisi keuangan jadi nggak stabil loh!
Misalnya nih, laptop kesayangan sudah mulai menampakkan tanda-tanda kerewelan. Ya maklum, sudah 4 tahun dipakai nonstop setiap hari, 7 hari dalam seminggu. Kayaknya bisa sih diservis dulu, tapi ya butuh dana juga. Nah, kalau kayak gini, kita bisa nih atur. Servis misalnya pakai dana darurat, lalu segera buat rencana untuk membeli laptop baru. Seenggaknya satu tahun lagi bisa punya laptop baru. Dengan begini, kondisi keuangan tetap stabil, kebutuhan yang penting lainnya tetap terpenuhi, kamu pun punya planning untuk membeli laptop baru, nggak perlu pakai utang.
Cara yang Bisa Dilakukan Karyawan untuk Merumuskan Rencana dan Tujuan Keuangan Jangka Pendek
1. Tentukan tujuan
Yes, selalu kembali ke #TujuanLoApa, baik saat kita menentukan rencana jangka panjang maupun pendek.
Jadi, apa nih yang kamu inginkan dalam jangka waktu maksimal satu tahun ke depan? Banyak ya? Kalau begitu, susunlah secara prioritas. Mungkin dibagi dalam 3 bulan, 6 bulan, 1 hingga 5 tahun. Ganti laptop, ganti smartphone, beli air fryer, robot pengepel, … apa lagi? Mana nih yang paling urgent. Jangan jawab urgent semua ya, karena pasti ada yang harus lebih diprioritaskan ketimbang yang lain.
Semuanya adalah pilihan, dan kamu sendirilah yang harus memutuskan.
Dengan tujuan yang jelas, kamu bisa menentukan kebutuhan dana dengan tepat pula. Dengan demikian, kamu bisa memperkirakan, kamu harus saving berapa setiap bulannya hingga kemudian bisa mencapai jumlah yang ditargetkan.
2. Financial check up
Berapa modal yang kamu punya sekarang? Seberapa besar kemampuanmu untuk menyisihkan sebagian gaji agar dapat mencapai target tujuan keuangan jangka pendekmu? Apakah arus kas kamu saat ini sudah baik, dan memungkinkan untuk “ditambah” beban lagi? Sudah berapa rasio utangmu saat ini?
Yuk, lakukan financial check up!
Dengan melakukan financial check up, kamu akan tahu dengan pasti seberapa mampu kamu bisa mencapai tujuanmu. Ingat, jangan memaksakan diri. Kalau memang belum mampu, coba cari alternatif lain yang lebih terjangkau. Menurunkan spesifikasi laptop incaran, misalnya.
3. Tentukan “kendaraan”-nya
Sekarang, tentukan dengan “kendaraan” apa kamu bisa mencapai tujuan keuangan yang sudah kamu tentukan di atas.
Buatlah rekening khusus untuk menampung dana yang kamu simpan untuk tujuan keuangan jangka pendek ini. Kamu bisa memilih di tabungan biasa, tabungan berjangka, deposito (pilihlah yang bertenor pendek), atau di Reksa Dana Pasar Uang. Tabungan biasa dan Reksa Dana Pasar Uang cukup likuid sehingga dengan mudah kamu ambil kapan saja. Tabungan berjangka dan deposito bisa membantu menjauhkan dari “tangan usil” yang selalu pengin banget pakai uang buat ini itu yang bukan jadi tujuan utama.
Sesuaikan dengan kebutuhanmu dan juga profil dirimu sendiri ya.
4. Komitmen dan konsisten
Sebagai karyawan, kita seharusnya sudah terbiasa dengan komitmen. Ya kan? Jadi, agar bisa mewujudkan tujuan kita memang perlu punya komitmen dan konsisten terhadap rencana yang sudah disusun.
Percuma juga rencana sudah detail dan rapi, eh kitanya malah nggak disiplin melakukannya. Jadi niatkan yang besar dulu deh, sebelum mulai ya.
5. Hemat pengeluaran
Sudah punya planning untuk menyisihkan dana demi tujuan keuangan jangka pendek, maka mesti juga di-support dengan gaya hidup hemat. Rasanya sulit juga tuh, kita bisa konsisten menabung demi tujuan keuangan kalau kita sendiri punya gaya hidup yang berlebihan. Ya enggak?
Nah, saat pandemi begini memang kita mesti lebih bijak lagi atur keuangan terutama mengelola gaji kita. Ingat, di luar sana ada banyak orang harus kehilangan pekerjaan. Maka dari itu, kita yang saat ini masih dikasih kesempatan untuk tetap bisa bekerja, harus bisa bersyukur dan mewujudkan rasa syukur itu dalam bentuk mengelola keuangan yang lebih baik.
Yuk, usulkan pada perusahaan tempat kamu bekerja untuk mengadakan training keuangan.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Bagaimana Cara Mengenali Produk Investasi yang Cocok untuk Kebutuhan Kita?
Salah satu hal yang harus dipahami sebelum kita mulai investasi adalah mengenali produk investasi, mana yang paling pas dengan keuangan kita. Karena kesesuaian antara produk dan tujuan keuangan, akan menjadi salah satu faktor penentu sukses tidaknya kita berinvestasi.
Ibaratnya, mau pergi ke suatu tempat, kita akan harus menentukan dengan kendaraan apa kita akan menuju ke tempat tersebut. Kalau kita mau ke Bali dari Jakarta, ya pastinya kita nggak bisa naik sepeda. Bisa berbulan-bulan sampainya. Ya, enggak apa sih, kalau memang niatnya touring dengan sepeda Jawa – Bali. Tapi, kalau untuk urusan bisnis atau berlibur, hmmm … sepertinya akan lebih baik kalau naik pesawat, biar cepat. Atau setidaknya naik kereta, lalu disambung kapal, misalnya.
Begitu juga ketika kita berinvestasi. Kesalahan dalam memilih “kendaraan” akan berakibat kurang maksimalnya hasil dari investasi sehingga tujuan keuangan pun jadi tidak tercapai.
Jadi, apa saja yang harus diperhatikan untuk bisa mengenali produk investasi yang cocok untuk kebutuhan keuangan kita? Mari disimak sampai artikel ini selesai.
Cara Mengenali Produk Investasi yang Sesuai dengan Kebutuhan Kita
Cek Profil Risiko
Setiap orang memiliki kecenderungan, kenyamanan, kebiasaan, dan preferensi masing-masing dalam mengelola keuangan pribadinya. Enggak ada yang salah dengan hal tersebut, selama sudah kita sesuaikan dengan target dan tujuan keuangan kita.
Profil risiko seseorang menunjukkan tingkat toleransinya terhadap risiko yang mungkin dibawa oleh produk investasi itu sendiri. Ada 3 tipe profil risiko, yaitu:
- Konservatif, yaitu mereka yang tingkat toleransinya terhadap risiko masih rendah.
- Moderat, yaitu mereka yang sudah dapat menghandle risiko yang sifatnya sedang dengan lebih baik.
- Agresif, yaitu mereka yang sudah terbiasa menghadapi risiko tinggi, karena mereka memang mengharapkan imbal yang besar juga.
Ketika kamu masih berkarakter konservatif tetapi sudah memaksakan diri untuk berinvestasi di instrumen yang berisiko tinggi, maka kamu tidak akan merasa nyaman, bahkan bisa jadi stres tersendiri. Ketika kamu bertipe agresif dan terlalu banyak berinvestasi di instrumen risiko rendah, kamu akan melihat bahwa investasimu terlalu lambat pertumbuhannya, dan kamu jadi tak nyaman juga karenanya.
Cek Tujuan Keuangan dan Horizon Waktu
Setiap produk investasi memiliki manfaatnya masing-masing, sesuai dengan karakternya sendiri-sendiri juga. So, ada baiknya kamu menyesuaikan hal ini dengan tujuan keuangan dan horizon waktu yang kamu miliki.
Misalnya, kamu pengin berinvestasi untuk membangun dana pensiun. Kamu merencanakan untuk pensiun di usia 65 tahun, sedangkan saat ini usia kamu 25 tahun. Berarti ada waktu 40 tahun untuk menyiapkan dana pensiun–yang sudah kamu hitung dan ketemu angka sekian miliar itu–sejak sekarang. Dengan analisis dan perhitungan yang sudah kamu lakukan–karena kamu sudah ikutan kelas Dana Pensiun di QM Financial–maka kamu memutuskan produk investasi yang paling sesuai untuk tujuan keuangan ini adalah saham.
Begitulah contoh menyesuaikan antara produk investasi dengan tujuan keuangan dan juga horizon waktu.
Contoh lain lagi. Kamu butuh untuk menyiapkan dana liburan ke Jepang tahun depan (pakai contoh yang mudah ya, abaikan fakta bahwa sekarang kita masih pandemi corona). Kira-kira kamu butuh Rp20 juta. Dengan waktu satu tahun, dan nominal Rp20 juta, kamu bisa menabung dan investasi di Reksa Dana Pasar Uang.
Nah, tujuan keuangan ini merupakan “judul” dari investasimu, dan jangka waktu akan jadi acuan pertumbuhan investasimu. Jadi, selalulah berpegang pada keduanya ketika kamu memilih produk investasi mana yang sesuai untuk keuanganmu.
Cek Kemampuan Finansial
Yang terakhir ini juga penting. Jangan sampai saking semangatnya investasi, sampai pakai uang yang seharusnya dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Ada malahan yang mau pakai dana darurat, demi investasi.
Ada gitu, emangnya? Ada.
Ya, bagus dong semangat investasinya! Berarti sudah sadar betul akan pentingnya investasi. Tapi, kemampuan finansial diri sendiri juga harus dipertimbangkan. Idealnya, porsi investasi adalah 10% dari penghasilan rutin bulanan. Nggak boleh lebih? Boleh dong! Tapi sesuaikan dengan kondisimu. Jangan sampai kita beli saham, tapi malah jadi nggak punya uang buat beli susu anak.
Nah, apakah masih bingung sampai di sini?
Yuk, belajar mengelola keuangan dan investasi, langsung dari para trainer QM Financial! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Beli Rumah Pertama: Apakah Sekarang Waktu yang Tepat?
Pandemi COVID-19 yang meluas mau tak mau memengaruhi industri properti juga. Baru-baru ini, banyak pengembang perumahan memberikan “diskon”, mulai dari diskon DP rumah, diskon bunga, hingga menggratiskan biaya-biaya administrasi. Hmmm, lalu apakah sekarang waktu yang tepat untuk beli rumah pertama?
Ya, kalau kamu memang memiliki kondisi keuangan yang sehat, tidak sedang terlibat dengan utang yang terlalu banyak–masih dalam batas ideal, dana darurat juga sudah aman, dan memang sudah punya tujuan keuangan dana rumah pertama yang mantap, ya kenapa enggak?
Berikut beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan untuk membeli rumah pertama di masa-masa krisis seperti ini.
5 Pertimbangan yang Harus Dipikirkan untuk Membeli Rumah Pertama di Masa Krisis
1. Beli rumah adalah keputusan jangka panjang
Apa yang harus selalu diingat adalah beli rumah–apalagi rumah pertama–adalah keputusan jangka panjang. Jadi, memang seharusnya dipertimbangkan dengan bijak, dengan berpedoman pada tujuan keuangan jangka panjang pula.
Unless kita punya privilege untuk bisa membeli rumah secara cash keras (yang mana juga bukan merupakan hal yang tak mungkin), kita harus memilih opsi untuk mengambil kredit kepemilikan rumah alias KPR. KPR, meski ada pilihan tenor singkat (yang berkonsekuensi cicilannya akan sangat besar), akan butuh bertahun-tahun untuk bisa dilunasi.
Nah, jangan sampai cicilan panjang ini berakibat pada kondisi kesehatan keuangan kita nantinya, sehingga kita harus benar-benar memperhitungkannya dengan saksama.
2. Beli rumah sesuai kebutuhan
Yes, kuncinya ada pada sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita.
Akan ada momen-momen “emosional” saat hendak membeli rumah pertama. Misalnya kayak, duh, kebunnya bagus banget! Cukup luas, rumputnya seger, hijau. Dan sebagainya.
Bagus memang, tapi kalau kita sendiri bukan orang yang bakalan sempat mengurusi kebun, ya kebayang deh, kalau rumah ini nanti jadi milik kita. Bakalan sempat enggak mengurusi kebun yang bagus dan luas itu? Jangan-jangan malah jadi berantakan dan gersang karena kita sibuk, nggak sempet ngurus.
Yang seperti ini bakalan sering terjadi ketika kita mulai survei fisik rumah. So, sebaiknya tentukan kebutuhan sejak awal. Kalau perlu, bikin list spesifikasi rumah yang dicari, agar bisa dilihat lagi kalau-kalau sering “emosional” kalau lagi survei rumah.
3. Manfaatkan platform jual beli rumah online
Sekarang banyak sekali platform jual beli rumah online yang bermunculan. So, cukup membantu kita untuk survei dulu sebelum benar-benar membeli rumah pertama kita.
Di platform jual beli rumah ini, kamu bahkan bisa melihat spesifikasi dan fasilitas rumah dengan cukup lengkap. Kamu juga bisa mendownload brosur-brosurnya secara langsung, dan kalau ada pertanyaan bisa langsung dihubungkan juga dengan pengembang.
Beberapa platform juga menyediakan informasi rumah bekas yang dijual. Kamu juga bisa mempertimbangkannya lo, karena kan kembali ke kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Kalau memang pas dengan kebutuhan dan kemampuan, kenapa enggak beli rumah bekas kan? Mungkin bisa jadi alternatif, ketimbang kita memaksakan diri membeli rumah baru tetapi kurang sesuai dengan kondisi kita sendiri.
Catatlah semua informasi penting yang didapatkan dari riset online kamu ini. Baru kemudian kalau sudah shortlisted, kamu bisa janjian bertemu dengan pengembang atau penjual rumah untuk sekalian melihat-lihat rumah yang diincar.
4. Pilih pengembang yang bereputasi baik
Setiap pengembang perumahan sebenarnya diwajibkan untuk mendaftarkan diri mereka di sistem registrasi pengembang milik Kementrian Pekerjaan Umum. Untuk bisa terdaftar dalam sistem ini juga tak mudah, karena ada berbagai syarat yang harus dipenuhi. Antara lain pengembang yang bersangkutan harus tergabung dalam asosiasi pengembang yang resmi.
Maka, ini bisa jadi salah satu cara untuk kita mengecek apakah pengembang (calon) rumah kita itu cukup bereputasi atau tidak. Klik saja link yang sudah ditautkan di atas, dan cek dengan nama pengembangnya.
Cara lain adalah dengan melakukan googling. Ya, ini memang cara paling ampuh memang untuk mencari informasi, termasuk mengecek reputasi pengembang rumah. Kalau ada berita bahwa pengembang tertentu pernah terlibat masalah serius, maka sebaiknya diperhatikan.
5. Pertimbangkan secara matang
Memang ada banyak sekali aspek yang harus dipikirkan untuk bisa membeli rumah pertama. Yang sudah disebutkan di atas baru dari sisi rumahnya saja, belum lagi soal pendanaan.
Kalau mau ambil kredit KPR, maka kamu harus juga survei berbagai program KPR yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga keuangan. Carilah informasi sebanyak-banyaknya, dan bandingkan satu sama lainnya.
Lalu, jangan lupa juga memikirkan biaya lain-lain di luar harga rumah itu sendiri. Mulai dari biaya administrasi, biaya balik nama, pajak, dan juga soal perabotan. Jangan sampai diabaikan, dan kemudian jadi bikin jantungan karena ternyata habisnya banyak juga.
Pengin bisa lebih detail dalam menghitung kebutuhan dana untuk membeli rumah pertama kamu? Coba cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial deh. Siapa tahu ada kelas yang sesuai dengan kebutuhanmu ini.
Kalau kebetulan enggak ada, kamu juga bisa ambil yang kelas private 1 on 1, biar bisa curhat langsung dengan para trainer QM yang terampil. Atau, mau belajar kelompok sampai dengan 10 orang? Bisa pilih Kelas Family!
Demikian sedikit tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk membeli rumah pertama di masa krisis seperti sekarang. Semoga bermanfaat ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.