7 Bias dalam Investasi: Kenali supaya Bisa Diatasi!
Bias dalam investasi bisa terjadi pada siapa pun. Tak terkecuali pada mereka yang sudah expert.
So, ya memang, menjadi seorang investor bisa dibilang enggak mudah. Harus melawan rasa takut, bimbang, hingga dilema. Pasalnya, keputusan yang diambil ini akan berdampak pada pertumbuhan aset, apalagi jika nominalnya terbilang besar. Salah perhitungan, terjadi bias dalam investasi tujuan finansial yang jadi taruhannya.
Jadi bisa dibilang, bias dalam investasi ini menjadi tantangan tersulit yang harus dialami oleh setiap investor karena berpeluang menggagalkan return potensial.
Bias dalam investasi ini ada hubungannya dengan kognitif otak manusia karena saling terhubung. Bias dalam investasi biasanya dapat memengaruhi pilihan yang akan dibuat dalam berinvestasi. Namun tak perlu khawatir, menurut ahli psikolog, kita sebenarnya dapat menyadari bagaimana cara kerja bias dalam investasi, dan mengatasinya untuk memastikan keputusan yang diambil masih rasional.
Setidaknya kamu bisa menerapkan lima tahapan dalam membuat keputusan investasi yang baik, yaitu:
- Menerima jika setiap individu pasti memiliki bias
- Berlatih untuk membuat keputusan dengan sadar
- Menyadari bahwa bias memang bisa memengaruhi keputusan,
- Cari saran dari orang lain tetapi tidak menjadikannya sebagai satu-satunya bahan pertimbangan
- Belajar dari berbagai sumber tanpa kenal lelah
7 Jenis Bias dalam Investasi yang Harus Dihindari
Ada beberapa jenis bias dalam investasi yang harus kamu hindari saat menjadi investor dan membuat keputusan tentang uang dan investasi, berikut ini bias-bias yang harus diwaspadai menurut ahli psikologi.
1. Reactive Devaluation Bias
Bias dalam investasi ini terjadi saat seseorang ditolak karena punya masalah pribadi dengan kita.
Misalnya begini. Ada orang yang enggak kamu sukai, dan dia memberikan insight investasi. Karena kamu enggak suka, maka kamu mengabaikan strategi investasi dari orang tersebut. Nah, jika ini terjadi, bisa jadi kamu melewatkan sesuatu yang sebenarnya baik untuk investasimu. Bisa saja strategi dari orang yang tak kamu sukai ini efektif lo!
2. Confirmation Bias
Bias dalam investasi ini membuat seseorang menafsirkan atau memastikan sebuah informasi sesuai dengan keyakinan yang ia setujui atau inginkan sendiri. Confirmation bias membuat investor menghindari rasa ketidaknyamanan secara emosional karena ia berpikir bahwa kemungkinan kecil dirinya salah.
Dalam konteks investasi, bias ini akan meyakinkanmu, sebagai investor, bahwa kamu tidak akan membuat kesalahan. Karenanya, kamu pun tetap melanjutkan strategi, padahal justru langkahmu ini menyebabkan kerugian.
3. Optimism Bias
Bias dalam investasi ini akan membuat seseorang merasa optimis terhadap hasil akhir yang akan diraihnya. Padahal, otak memiliki kecenderungan untuk melebih-lebihkan optimisme.
Kalau tidak dihindari, hal ini bisa menyebabkanmu terlalu pede. Padahal rasa optimis yang berlebihan, justru membuatmu lengah dan risiko terbesarnya kamu bisa kehilangan banyak uang.
4. Loss Aversion
Mirip seperti optimism bias di atas, hanya saja bias ini akan membuatmu merasa lebih rugi kalau menyerah sekarang, dan memilih untuk bertahan meski sebenarnya tanda-tanda tak bagus sudah mulai terlihat dengan nyata.
Misalnya saja, kamu mempertahankan untuk berinvestasi pada instrumen tertentu dan keukeuh meskipun sebenarnya sudah terlihat bahwa kerugiannya sudah besar. Waspadalah jika ini terjadi, karena bias ini sering muncul ketika kita denial sudah berinvestasi pada investasi bodong.
5. FOMO
Fear of Missing Out, atau disebut FOMO, merupakan sebuah kondisi ketika seseorang merasa takut ketinggalan atau kehilangan kesempatan. Hal ini akan membuat seseorang melakukan apa pun agar hal yang diinginkannya tercapai.
Biasanya bias ini dapat membuat investor melakukan investasi di instrumen yang sedang hype, padahal beberapa saat kemudian nilainya anjlok, karena ada manipulasi pasar yang terjadi.
6. Illusion of Control
Bias dalam investasi ini membuat investor beranggapan bahwa dirinya bisa mengontrol semuanya karena merasa hebat. Ia merasa bisa mengontrol dirinya sendiri atas beban seberat apa pun, termasuk mengontrol masa depan.
Hal ini hanya akan membuat seorang investor terlena tanpa mempertimbangkan hal lainnya dalam berinvestasi.
7. Hindsight Bias
Bias dalam investasi ini membuat seorang investor seolah-olah bisa meramal masa depan dengan pola-pola harga saham di masa lalu, yang kemudian membuatnya merasa pasti hal yang sama akan berulang di masa depan.
Pola tersebut lantas membuat dirinya yakin bahwa bisa memprediksi masa depan. Padahal, dia hanya mengandalkan firasatnya saja, tanpa adanya analisis yang mendasar mengenai instrumen yang diincarnya.
Bagaimana Cara Meminimalkan Munculnya Bias dalam Investasi?
Bagi seorang investor, bias dalam investasi bisa jadi enggak dapat dihindari, tetapi sebenarnya dapat diminimalkan. Setiap investor akan merasakannya, tapi paling tidak lakukan pengukuran investasi seobjektif mungkin.
Penuhi pengetahuan diri dengan banyak membaca cara berinvestasi menggunakan taktik atau strategi. Cukupi ilmu mengenai dunia investasi agar kamu tidak mudah dikelabui oleh perasaan. Pasalnya bias investasi ini membuat persepsi seolah-olah semua begitu mudah, padahal ya, enggak gitu juga. Selalu lakukan riset dan analisis mendalam, setiap kali kamu hendak berinvestasi pada instrumen apa pun.
Selain itu, buat rencana investasi dengan menentukan kriteria saham atau investasi seperti apa yang akan dijadikan portofolio. Kondisi seperti apa yang akan menentukan diri dalam membeli saham.
Disiplinlah terhadap rencana investasi yang telah ditentukan. Jangan loyal terhadap produk, tetapi loyallah pada tujuan. Produk investasi bisa berubah, menyesuaikan dengan kondisi dan tujuan keuangan kita. Jangan mendadak mengubah strategi dalam masa chaos, hal ini tidak direkomendasikan karena akan banyak bias-bias yang memengaruhi seorang investor.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Cara Tips Mengatur Keuangan Rumah Tangga Kecil yang Sederhana
Pernah mendengar celotehan “modal cinta saja tidak cukup untuk membangun rumah tangga?” Yap, faktanya membangun rumah tangga memang tidak bisa hanya mengandalkan cinta saja dalam menjalankannya. Terutama kamu butuh cara tips mengatur keuangan rumah tangga yang tepat, tapi simpel.
Yes, dan di sebuah rumah tangga, yang terutama dibutuhkan adalah kesiapan fisik, mental, hingga finansial yang stabil. Maksud dari finansial stabil ini bukan dengan nominal yang saklek ya, tapi setidaknya cukup untuk menghidupi rumah tangga.
Kamu nggak perlu punya harta banyak sampai harus punya gaji minimal dua digit. Pendapatan berapa pun asalkan dikelola dengan baik kemungkinan besar sih cukup buat menjalankan kehidupan rumah tangga secara sederhana; bisa beli kebutuhan sehari-hari untuk dua orang, buat ongkos kerja, buat tabungan, dan buat bayar kuota per bulannya.
Berapa pun harta yang dimiliki, mau besar mau cukup akan percuma kalau kamu tidak bisa mengelolanya dengan baik. Pengeluaran perlu dikontrol supaya uang nggak cepat habis. Tanggung jawab dan kebutuhan nantinya akan bertambah, maka penting sekali untuk kamu ketahui bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga yang baik.
Jangan sampai kamu kerja keras tapi hasilnya nggak kelihatan, bahkan sudah habis di tengah bulan. Meskipun punya uang sedikit kalau paham cara tips mengatur keuangan yang benar, kamu bisa hidup dalam kecukupan untuk waktu yang lebih lama.
5 Cara Tips Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Mengatur keuangan ada seninya juga lho, begini cara tips mengatur keuangan rumah tangga.
1. Merancang Anggaran Setiap Bulan
Ibarat peta, anggaran akan mengatur dan memberikan petunjuk dalam cara tips mengatur keuangan rumah tangga. Kamu bisa memantau setiap transaksi. Lalu, catat pemasukan dan pengeluaran rumah tangga selama sebulan dengan detail. Catat mulai dari keperluan rutin, listrik, sampai pengeluaran yang sifatnya yang tidak menentu.
Catatan tersebut nantinya akan memudahkan kamu melihat seperti apa gambaran keuangan dalam rumah tangga kamu. Selain itu kamu juga bisa melakukan review dan evaluasi keuangan, sehingga kamu bisa tahu masalah apa saja yang akan dihadapi dan bagaimana mengatasinya.
2. Gunakan Rumus 40/30/20/10
Rumus 40/30/20/10 adalah salah satu cara tips mengatur keuangan rumah tangga bulanan dengan membagi-bagi penghasilan dengan persentase tersebut. Kamu bisa menggunakan 40% untuk memenuhi kebutuhan seperti belanja bulanan, biaya pendidikan anak, dan lain sebagainya.
Lalu, 30% bisa dipakai untuk membayar cicilan jika kamu punya utang. 20% bisa digunakan untuk tabungan, dana darurat, dan investasi. Pastikan dana ini selalu ada ya di setiap bulannya. Sementara 10% untuk biaya lifestyle, dana untuk memuaskan keinginan, misalnya memberikan self reward untuk memuaskan keinginan atau hasil jerih payah kamu bekerja selama satu bulan penuh atau untuk keluarga. Pastikan kamu bahagia dengan menyiapkan anggaran, yang bisa kamu habiskan untuk bersenang-senang. Kalau habis gimana? Ya, menunggu lagi sampai gajian lagi.
3. Punya Skala Prioritas
Banyak yang kesulitan membedakan antara kebutuhan dan keinginan dalam cara tips mengatur keuangan rumah tangga. Supaya tidak boros, kamu harus punya skala prioritas untuk mengetahui mana yang penting dan mana yang bisa ditunda. Misalnya persiapan dana persalinan anak tentu saja lebih penting dari mengganti motor baru.
Sering kali orang yang terjebak dalam menentukan barang mana yang memang benar-benar dibutuhkan. So, sebaiknya fokus pada fungsi daripada sekadar gaya, karena dalam rumah tangga, kebutuhan pribadi bisa jadi bukan selalu yang utama lagi, melainkan kebutuhan keluargalah yang harus diprioritaskan.
4. Buat Tujuan Finansial
Membuat tujuan finansial akan menentukan ke mana arah uang berikutnya. Kamu bisa membuat tujuan keuangan jangka panjang dengan menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Misalnya kamu ingin menabung untuk biaya pendidikan anak, membangun bisnis, dana pensiun, atau yang lainnya.
Tujuan finansial sebenarnya tidak harus sesuatu yang besar dan jangka panjang dalam cara tips mengatur keuangan ini. Berencana membeli laptop, smartphone baru, atau traveling ke suatu tempat juga bisa dijadikan tujuan. Asalkan kamu bisa semakin termotivasi dalam mengatur keuangan.
5. Mengelola Pinjaman dengan Cermat
Saat ini mendapatkan tawaran pinjaman memang sangatlah mudah, baik secara online maupun offline. Kemudahan mengajukan pinjaman ini jangan sampai membuat kamu terlena. Pastikan kamu membatasi diri dalam melakukan pinjaman, jangan sampai kalap karena ingin memiliki banyak hal tapi malah terjerat utang tak berkesudahan.
Hindari menggunakan kartu kredit tanpa perhitungan yang matang dalam cara tips mengatur keuangan yang baik. Bayarlah dengan lunas, atau sesuai kemampuan. Membayar cicilan kartu kredit dengan nominal minimum hanya akan membuat kamu terkena kewajiban bunga yang besar. Pada akhirnya, malah membuat kamu membayar utang tiap bulannya tapi tagihannya tidak berkurang. Perhatikan juga biaya administrasi jika kamu menggunakan paylater, apakah efektif? Jangan sampai tidak sebanding dengan keuntungan yang kamu dapat. Lebih baik bayar tunai atau menggunakan dompet digital biasa.
Contoh Mengatur Keuangan Rumah Tangga Kecil
Nah, supaya lebih jelas gambarannya, berikut ada contoh cara tips mengatur keuangan rumah tangga kecil yang bisa kamu cermati.
Seorang pasangan suami istri baru menikah beberapa bulan, belum mempunyai anak dan masih menyewa tempat tinggal hidup sederhana di daerah Jabodetabek. Suami memiliki gaji bersih dari perusahaan swasta dengan UMR sebesar Rp6 juta rupiah dan istri tidak bekerja. Berikut ini simulasi mengatur keuangannya anti boros.
Kas Masuk | Bulanan | Tahunan |
Gaji bersih suami | 6.000.000 | 72.000.000 |
Tunjangan hari raya | 0 | 6.000.000 |
Total Arus Kas Masuk | 6.000.000 | 78.000.000 |
Arus Kas Keluar | ||
Pengeluaran Tetap | ||
Nafkah Istri | 1.800.000 | 21.600.000 |
Sewa kost | 1.000.000 | 12.000.000 |
Asuransi | 200.000 | 2.400.000 |
Tabungan/Investasi | 500.000 | 6.000.000 |
Total Pengeluaran Tetap | 3.500.000 | 42.000.000 |
Pengeluaran Variabel | ||
Belanja bahan makanan | 1.000.000 | 12.000.000 |
Token listrik | 300.000 | 3.600.000 |
Pulsa dan kuota | 200.000 | 2.400.000 |
Hiburan | 200.000 | 2.400.000 |
Transportasi | 300.000 | 3.600.000 |
Total Pengeluaran Variabel | 2.000.000 | 24.000.000 |
Total pengeluaran | 5.500.000 | 66.000.000 |
Total sisa arus kas bersih | 500.000 | 12.000.000 |
Gimana? Cukup ada gambaran kan? Pastinya, kamu bisa mengganti angka dan jenis kebutuhannya sesuai dengan kondisi serta kemampuanmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online dan training keuangan QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kenali 6 Jenis Risiko Investasi yang Harus Dikelola untuk Hasil Optimal
Sudah tahu kan, kalau investasi itu akan selalu ada risikonya. Mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, bahkan emas dan instrumen lainnya akan selalu memiliki risiko investasi masing-masing.
Apa sih yang dimaksud dengan risiko investasi ini?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, risiko artinya adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Nah, dalam investasi, maknanya tidak jauh berbeda. Risiko dalam investasi bisa diartikan sebagai hal yang terjadi tidak sesuai dengan harapan, yang bisa menimbulkan kerugian pada investor.
Di dunia investasi, kita mengenal adanya prinsip high risk, high return. Arti dari prinsip ini adalah bahwa semakin besar imbal yang berpotensi didapatkan dari suatu instrumen investasi, maka akan semakin tinggi juga risiko yang harus dikelola.
So, kalau memang berniat berinvestasi, mengenali risiko adalah hal pertama yang penting untuk dilakukan lebih dulu. Karena, dengan mengenali risiko terlebih dulu, kamu bisa memilih instrumen yang paling tepat untuk melayani kebutuhanmu mencapai tujuan finansial, juga memudahkanmu untuk menyesuaikan dengan kemampuan finansialmu.
Investasi akan lebih efektif dan hasilnya akan optimal dengan menyelaraskan hal-hal tersebut.
Jadi, yuk, kita lihat risiko investasi apa saja yang perlu dipahami.
6 Jenis Risiko Investasi
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang terjadi akibat meningkatnya suku bunga di pasaran, yang kemudian memengaruhi pendapatan atau imbal investasi.
Terutama yang terkena dampak terbesar di sini adalah instrumen obligasi atau surat utang, ataupun instrumen lain yang portofolionya didominasi oleh obligasi atau surat utang. Reksa dana pendapatan tetap, misalnya.
Karena umumnya ketika suku bunga meningkat, maka harga obligasi berbunga akan menurun, dan begitu pula sebaliknya.
Risiko Pasar
Risiko pasar terjadi ketika ada fluktuasi atau naik turunnya nilai investasi akibat ada pergerakan sentimen pasar. Perubahan sentimen pasar ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari munculnya kebijakan-kebijakan baru, isu-isu ekonomi, sosial, hingga politik, dan berbagai hal lainnya.
Risiko jenis ini biasanya ada dalam instrumen pasar keuangan, seperti saham ataupun obligasi, dan sering disebut juga sebagai systematic risk atau risiko sistematik lantaran tidak bisa dihindari. Setiap investor akan terdampak, hingga bisa saja harus mengalami capital loss alias kerugian modal.
Contoh risiko pasar ini misalnya ketika perang Rusia dan Ukraina pecah tempo hari, otomatis pasar modal bereaksi dan anjlok nilainya. Hal ini bisa terjadi karena para investor menjadi berkurang kepercayaannya bahwa ekonomi akan baik-baik saja, sehingga mereka beramai-ramai memindahkan aset ke instrumen yang lebih rendah risiko, seperti emas.
Nah, masalahnya, kadang kita sering ikut panik saat hal seperti ini terjadi, hingga membuat kita ikut buru-buru menjual instrumen yang ada dalam portofolio lantaran takut rugi lebih banyak. Padahal, sebenarnya kondisi seperti ini tidak akan terjadi secara terus menerus.
Risiko Inflasi
Risiko investasi ini sering disebut juga sebagai risiko daya beli, yang akan membuat nilai kas dari portofolio saat ini enggak akan bernilai sama di masa depan karena adanya perubahan daya beli akibat inflasi.
Sebagai akibatnya, nilai investasi di masa depan akan turun, seiring tingkat inflasi yang terjadi. Hal ini terjadi jika kamu
Contoh, misalnya kamu memiliki cash di tabungan Rp10 juta. Dengan tingkat inflasi—asumsikanlah—sebesar 3.5% per tahun, maka kamu akan kehilangan nilai Rp350 ribu setiap tahunnya akibat inflasi ini.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul karena ada pihak yang tak dapat menyelesaikan kewajiban pembayarannya.
Risiko ini terjadi misalnya pada instrumen surat utang. Ketika pihak peminjam dana tidak dapat mengembalikan pinjaman sesuai kesepakatan saat jatuh tempo, maka pihak pemberi pinjaman mendapatkan risiko likuiditas ini.
Risiko Nilai Tukar Uang
Risiko investasi ini muncul akibat adanya perubahan kurs mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sering disebut juga dnegan exchange rate risk, atau currency risk.
Misalnya, kamu hendak membeli instrumen investasi yang perdagangannya menggunakan mata uang US Dollar. Di saat yang sama, kurs rupiah terhadap dolar ternyata melemah, sehingga kamu pun harus mengeluarkan uang lebih banyak daripada seharusnya untuk dapat membeli instrumen tersebut.
Risiko Negara
Risiko investasi juga bisa timbul akibat hal-hal yang terjadi dalam suatu negara, bisa jadi karena ada isu politik, perubahan kebijakan, dan lain sebagainya.
Contoh misalnya saja, kamu berinvestasi di sebuah pasar modal negara lain. Karena satu dan lain hal, kebijakan diubah oleh pemerintah setempat yang dapat memengaruhi nilai investasimu; bisa menurun atau malah hilang juga.
Karena itu, ada baiknya, jika kamu memang berminat untuk berinvestasi di negara lain, kamu melakukan riset mendalam terlebih dulu terkait kondisi negara yang bersangkutan untuk meminimalkan risiko investasi ini.
Nah, sekarang kamu sudah tahu apa saja risiko investasi yang bisa terjadi, dan bagaimana bisa memengaruhi nilai investasi kamu. Yang tidak termasuk dalam 6 jenis di atas juga masih ada, terutama yang datang dari diri kita sendiri. Misalnya, kita suka menyabotase bujet investasi. Nah, itu bisa jadi risiko investasi yang cukup besar loh!
So, yuk, belajar keuangan dulu sebelum benar-benar berinvestasi! Agar kamu tahu cara paling efektif mengelola risiko—terutama yang berasal dari diri kita sendiri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
6 Aplikasi Laporan Harian Keuangan Pribadi yang Bisa Dicoba
Sudah sadar bahwa membuat catatan keuangan itu penting. Tapi, males banget bikin secara manual. Males juga mesti buka-buka Excel setiap kali mau mencatat. Nah, ada yang lebih praktis nih, thanks to technology! Sekarang, ada banyak aplikasi laporan harian keuangan pribadi yang gampang banget dipakainya.
Ya, teknologi memang memudahkan—meskipun ya bisa juga membuat kita terlibat kesulitan. Pinter-pinternya kita saja kan, mau memilih pemanfaatan yang mana?
Nah, aplikasi laporan harian keuangan yang bisa didownload di smartphone kamu ini memang bisa membantu banget. Apalagi yang sekarang, biasanya fiturnya juga semakin lengkap. Nggak cuma bisa mencatat pemasukan dan pengeluaran, sampai bisa reminder dan bisa dihubungkan ke akun bank juga. Hanya saja, kamu perlu berhati-hati ya, jangan sampai menggunakan aplikasi abal-abal yang justru mengancam keamanan keuanganmu.
So, berikut ini deretan aplikasi laporan harian keuangan yang bisa kamu coba. Disclaimer on ya: daftar berikut ini bukanlah rekomendasi, melainkan sekadar tambahan pengetahuan untuk kamu. Silakan diunduh secara bertanggung jawab, cari tahu dulu review dan legalitas aplikasinya. Kamu pasti sudah hafal betul caranya.
Aplikasi Laporan Harian Keuangan yang Praktis dan Bisa Dicoba
Money Lover
Money Lover adalah salah satu aplikasi laporan harian keuangan yang cukup populer. Di PlayStore, ratingnya mencapai 4.6, dan merupakan salah satu Editor’s Choice. Aplikasinya sendiri juga cukup ringan, tak sampai 50 MB.
Mengatur keuangan dengan Money Lover sangat mudah. Tersedia berbagai fitur, termasuk memisahkan pengeluaran per pos, dan juga memisahkan anggaran per tujuan keuangan. Nantinya, di akhir bulan, kamu juga bisa mengevaluasi pengeluaran yang sudah dilakukan dengan mudah. Kamu langsung bisa melihat bagian mana yang paling besar dan paling sedikit, karena secara otomatis, aplikasi ini akan memberikan report-nya.
Money Lover juga bisa dikoneksikan dengan akun bank dengan mudah. Tetapi sekali lagi, disclaimer on ya.
Monefy
Aplikasi laporan harian keuangan lainnya yang mungkin bisa kamu pertimbangkan juga adalah Monefy. Ratingnya juga mencapai 4.6, dan aplikasinya lebih ringan lagi, yaitu 9.5 MB saja, sehingga enggak memberatkan smartphone kamu.
Fitur Monefy juga cukup lengkap. Kamu bisa memisahkan pengeluaran berdasarkan pos-pos yang sudah ditentukan, dan juga pada akhir bulan kamu bisa melakukan evaluasi dengan mudah, karena sudah dibuatkan oleh aplikasinya.
Di Monefy, kamu bisa membuat beberapa akun sekaligus, yang disesuaikan dengan kebutuhanmu. Ada free version dan paid version. Yang versi berbayar, sudah pasti akan lebih lengkap fiturnya. Tetapi, kalau kamu butuh yang sederhana, yang versi gratisannya pun sudah cukup oke.
Money Manager
Aplikasi laporan harian keuangan Money Manager ini dirating rata-rata 4.7 oleh penggunanya, dan sudah didownload oleh lebih dari 1 juta pengguna. Memang cukup populer ya.
Mencatat aktivitas keuangan di Money Manager, kamu bisa memisahkannya berdasarkan kategori yang kamu tentukan sendiri. Tersedia berbagai personalisasi icon yang bisa kamu pilih. Catatannya bisa dipisahkan secara harian, mingguan, bulanan, hingga per tahun. Money Manager ini juga multicurrency loh. Cocok buat kamu yang sering bertransaksi dengan mata uang yang berbeda-beda. Jadi enggak perlu ngecek kurs ke tempat lain lagi deh.
Sinkronkan dengan software-nya yang diinstal di laptop, supaya lebih efisien.
1Money
Aplikasi laporan harian keuangan berikutnya yang bisa dipertimbangkan adalah 1Money. Mendapatkan rating 4.8 di PlayStore, dan sudah didownload oleh lebih dari 5 juta pengguna, membuat aplikasi ini juga salah satu yang terpopuler.
Menurut review penggunanya di Android, aplikasi ini mengedepankan fungsionalitas, sehingga enggak terlalu banyak gimmick ada di dalamnya. Selain memisahkan anggaran per pos, aplikasi ini juga akan menyediakan report di akhir bulan seperti yang kamu butuhkan. Tinggal lakukan evaluasi saja dengan mencermati grafik-grafik yang sudah ada. Asyik kan? Nggak perlu menghitung manual lagi.
Wallet
Aplikasi Wallet juga merupakan salah satu aplikasi laporan harian keuangann yang populer, dengan sudah diunduh oleh 5 juta lebih pengguna dan mendapatkan rating 4.9 di PlayStore.
Selain memisahkan per pos pengeluaran, kamu juga bisa membuat rekam jejak untuk mencapai tujuan finansial loh. So, semakin mudah deh memonitor perkembangan asetmu demi memenuhi tujuan keuangan. Di aplikasi ini, kamu juga bisa mengatur limit pengeluaran. Nantinya, aplikasi ini dapat mengirimkan notifikasi jika pengeluaranmu sudah mendekati limit tersebut.
Asyik kan?
MyMoney
Nah, aplikasi laporan harian keuangan yang ini sepertinya punya interface yang paling artistik sih. Namun, hal ini subjektif ya, dan relatif jika dibandingkan dengan aplikasi yang lain.
Fiturnya juga beragam, mulai dari catatan penghasilan dan pengeluaran, chart evaluasi pengeluaran beserta expense flow, juga ada budget planner. Kamu juga bisa membuat berbagai akun di sini, misalnya dipisahkan antara pengeluaran sehari-hari, pengeluaran dengan kartu kredit, pengeluaran untuk tabungan dan investasi, dan sebagainya.
Rating aplikasi MyMoney ini cukup tinggi, yakni 4.9, dan sudah diunduh oleh 100 ribu lebih pengguna.
Nah, cukup banyak kan opsi aplikasi laporan harian keuangan yang bisa kamu pilih? Mengelola keuangan hingga mengevaluasi keuangan jadi enggak rumit dan malesin lagi deh.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan Adalah Kunci Capai Tujuan Hidup, Ini Maksud dan Alasannya
Apa sih arti sebenarnya dari perencanaan keuangan? Mengutip dari situs Financial Planning Standards Board Indonesia—sebuah lembaga yang mengeluarkan sertifikasi untuk para perencana keuangan—perencanaan keuangan adalah suatu proses pembuatan rencana keuangan dan pengelolaannya, demi mencapai tujuan hidup.
Tujuan hidup seperti apa? Misalnya saja memiliki rumah sendiri, menikah, menyiapkan biaya pendidikan anak hingga jenjang yang tertinggi, menunaikan ibadah, sampai menyiapkan pensiun sejahtera.
Jadi, kalau mau disederhanakan, perencanaan keuangan adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan keuangan sekarang dan di masa depan. Hingga pada akhirnya, seseorang yang memiliki perencanaan keuangan yang baik akan dapat mewujudkan tujuan terbesar dalam hidup: bebas finansial—yang berarti bebas dari utang, dapat memenuhi kebutuhan dengan baik tanpa khawatir mengalami kesulitan keuangan, punya kondisi keuangan sehat, dan akhirnya menikmati hidupnya.
Manfaat Perencanaan Keuangan
Jika melihat dari definisinya, maka manfaat terbesar dari membuat perencanaan keuangan adalah memberikan arah dan arti dari setiap keputusan keuangan yang harus kita ambil. Dengan adanya perencanaan keuangan ini, dan juga keuangan yang dikelola dengan baik, kita bisa melihat bagaimana setiap keputusan yang kita ambil akan berdampak ke aspek hidup kita yang lain.
So, hal ini akan membawa kita untuk dapat mempertimbangkan efek jangka pendek dan jangka panjang atas tujuan-tujuan hidup yang sudah kita rencanakan. Dengan adanya rencana keuangan, kita akan lebih mudah menyesuaikan diri atas perubahan yang terjadi dalam hidup, sekaligus merasa aman karena kita yakin, tujuan dan rencana kita sudah tepat.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perencanaan Keuangan
Faktor paling berpengaruh dalam proses perencanaan keuangan adalah life event, yaitu kondisi dan situasi tempat kita berada sekarang. So, inilah yang membuat rencana keuangan kita bisa berbeda dengan orang lain, karena kita masing-masing punya situasi yang berbeda, pun tujuan finansial yang berbeda.
Beberapa hal yang memengaruhi rencana keuangan antara lain:
- Status: sudah menikah atau belum
- Kondisi pekerjaan: sudah karyawan tetap, pekerja upah harian, atau project based. Belum lagi dari sisi nominal gaji yang diterima, akan lebih luas lagi cakupannya.
- Usia: 20-an, 30-an, 40-an, dan seterusnya.
- Tingkat pendidikan, karena biasanya jika tingkat pendidikan akan memengaruhi tingkat kisaran penghasilannya
- Kondisi keluarga: jumlah orang yang ditanggung, dan sebagainya
- Kondisi kesehatan, yang akan memengaruhi pengeluaran
- Kondisi ekonomi secara umum, misalnya seperti sedang terjadi pandemi atau krisis, atau mungkin ekonomi sedang bertumbuh dengan baik, dan sebagainya
Life event tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu, yang kemudian membuat kita melakukan penyesuaian terhadap rencana keuangan yang sebelumnya dibuat. Hal ini wajar banget kok, karena hidup kan memang dinamis. So, jangan takut atau khawatir kalau memang butuh membuat rencana keuangan yang baru.
Lalu, bagaimana cara melakukan perencanaan keuangan? Rumitkah? Perencanaan keuangan adalah proses yang sederhana sih sebenarnya. Tetapi memang harus kamu buat dengan cermat, yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuan hidupmu.
Jadi, cara melakukan perencanaan keuangan adalah sebagai berikut ini.
Cara Melakukan Perencanaan Keuangan untuk Pemula
1. Tentukan tujuan
Langkah pertama dalam melakukan perencanaan keuangan adalah menentukan tujuan. Dengan adanya tujuan ini, kamu akan dapat memahami alasan mengapa kamu harus membuat rencana keuangan yang realistis dan komprehensif.
Kalau tujuan saja enggak jelas, ya mana bisa kamu berkomitmen dengan rencanamu? Yang ada ya bakalan tergoda ini itu, yang mungkin sama sekali enggak ada hubungannya dengan cita-cita atau kesejahteraan hidup. Uangmu pun habis dengan sia-sia.
Selain itu, tujuan keuangan yang jelas akan membuatmu tahu langkah apa yang harus dilakukan berikutnya, kalau langkah sebelumnya sudah dilakukan.
Misalnya, kamu pengin beli rumah 5 tahun lagi. Setelah mengetahui harga kisaran rumah yang diperhitungkan dengan inflasi, maka kamu tahu bahwa kamu harus menabung Rp5 juta per bulan kalau untuk membeli rumah dengan cash keras. Padahal penghasilanmu Rp8 juta. Melihat kondisinya, sepertinya akan berat buatmu untuk bisa menabung Rp5 juta per bulan. Untuk itu, kamu harus mengubah rencana. Nggak usah cash keras deh, mungkin bisa KPR. Dengan KPR, kamu bisa mencicil dengan Rp2 juta per bulan selama 20 tahun. Ini tentu lebih terjangkau untukmu. Kamu “hanya” perlu menyiapkan dana untuk DP rumah, sekarang.
2. Buat catatan keuangan
Kunci dari suksesnya perencanaan keuangan adalah adanya catatan pengeluaran setiap bulannya, atau secara periodik. Dengan adanya catatan ini—juga catatan penghasilan—maka kamu bisa mengecek kesehatan keuanganmu, untuk memastikan rencana keuangan dapat dijalankan.
Dengan adanya catatan keuangan ini, juga akan lebih mudah bagi kamu untuk memonitor dan mengevaluasi arus kas.
So, buat catatan arus kas, yang meliputi rincian pemasukan dan pengeluaran, juga catatan berbagai aset. Dari sini, kamu bisa mengetahui dengan pasti kemampuanmu dalam hal finansial.
3. Jalani prinsip hidup hemat
Faktor lain yang dapat menyukseskan perencanaan keuangan adalah hemat. Hemat bukan berarti pelit loh ya, tetapi cermat dalam menentukan prioritas.
Misalnya begini. Untuk baju, kalau cuma dipakai di rumah, ya mending beli yang harganya murah meriah. Namun, kalau untuk ketemu klien atau situasi apa pun yang menuntutmu untuk tampil profesional, kamu boleh saja memilih baju branded.
Kasus lain lagi. Kamu memilih untuk menunda traveling ke luar negeri, karena kamu memprioritaskan agar bisa mengumpulkan DP rumah sampai 3 tahun ke depan. Untuk healing, kamu memilih untuk mengunjungi lokasi-lokasi asyik yang ada di kotamu, atau tidak lebih dari radius 20 km, misalnya. Sehingga bisa kamu jangkau dengan lebih mudah dan murah.
4. Utang? Boleh, tapi …
Utang tidak dilarang, tetapi perhatikan 3 syarat utang sehat. Faktanya, utang bisa menjadi solusi keuangan yang baik jika memang diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan bijak. Perencanaan keuangan adalah kunci untuk bisa memastikan bahwa kamu mampu membayar cicilan utang dengan baik.
So, boleh berutang. Sebelumnya, pastikan kamu sudah punya rencana keuangan terutama soal skema mencicilnya. Jangan sampai cicilan melebihi 30% dari penghasilan rutinmu ya.
5. Bangun dana darurat, lengkapi asuransi
Dana darurat ini sangat penting, jadi akan bagus kalau kamu masukkan juga dalam rencana dan tujuan keuangan kamu.
Mengalokasikan dana darurat akan dapat menolong kalau suatu kali kamu harus berhadapan dengan situasi darurat. Misalnya, kehilangan atau berkurangnya penghasilan, tertimpa musibah, atau ada kesulitan lain yang butuh uang untuk memperbaikinya. Cek lagi jumlah ideal dana darurat yang mesti dicapai ya. Tapi kamu enggak harus memenuhinya langsung kok, sesuaikan dengan kemampuan.
Hal lain lagi yang tak kalah penting dalam perencanaan keuangan adalah asuransi yang lengkap. Asuransi lengkap di sini adalah yang memenuhi kebutuhanmu juga. Yang wajib kamu miliki adalah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, jika kamu adalah tulang punggung keluarga. Carilah informasi lengkap mengenai berbagai produk asuransi yang kamu butuhkan, dan jangan malas baca polisnya.
6. Menabung dan investasi
Menabung dan investasi dapat membantu kamu mempercepat mencapai tujuan keuangan. Ada banyak instrumen yang bisa kamu pilih, mulai dari deposito, emas, reksa dana, saham, P2P lending, hingga kripto jika memang sesuai dengan tujuan dan kemampuan.
Yang pasti, kenali dan pahami cara kerjanya. Jangan hanya berinvestasi karena FOMO. Pasalnya, sekali lagi, perencanaan keuangan adalah soal life event; kondisi dan prioritas hidup kamu berbeda dengan orang lain. Karena itu, rencana keuangan orang lain belum tentu cocok untuk kamu.
7. Monitor dan review
Pemantauan terhadap jalannya eksekusi rencana keuangan ini sangatlah penting. Karena dengan melakukannya, kamu akan tahu mana yang perlu diperbaiki dan mana yang bisa lanjut karena sudah sesuai dengan harapan.
Lakukanlah review secara berkala. Bisa 3 bulan, 6 bulan, atau setahun sekali, untuk mengecek kemajuan rencana keuanganmu.
Nah, itu dia jabaran tentang perencanaan keuangan. Jadi, gimana nih? Setuju kan, kalau perencanaan keuangan adalah kunci untuk mencapai tujuan hidup?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Reksa Dana dan 5 Tujuan Finansial yang Bisa Dicapai
Investasi reksa dana memang bisa untuk memenuhi tujuan finansial ya? Jawabannya, sangat bisa! Sayangnya masih ada aja orang yang skeptis karena takut malah rugi atau bingung cara melakukannya.
Sebentar, sebelum masuk ke ranah investasi, kamu sudah punya tujuan finansial belum? Selamat untuk kamu yang sudah punya target. Nah, bagi yang belum, yuk segera buat, apa sih target finansial yang mau kamu capai? Apalagi buat tahun ini, ya kan? Tahun yang bikin harap-harap cemas banget deh.
Tujuan finansial ini punya peran yang penting supaya kondisi keuangan kamu lebih aman di masa mendatang. Dengan tujuan finansial, kamu juga bisa menggapai angan-angan yang sering kamu impikan.
Misalnya, liburan ke Cappadocia, Turki? Nah, siapa tahu ketemu Lydia sama Mas Aris kan di sana? Rencana ini bisa kamu capai dengan mulai menabung dengan menyisihkan sedikit demi sedikit dari pendapatan kamu. Nah, biar tabungan kamu lebih terasa ‘bergerak’, kamu bisa melakukan investasi reksa dana.
Kenapa Harus Investasi Reksa Dana?
Investasi reksa dana adalah sebuah wadah yang mengelola dana atau modal yang dikumpulkan dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan ke portofolio efek oleh manajer investasi.
Nantinya, modal investasi akan dikonversikan ke berbagai jenis seperti pasar uang, obligasi, maupun saham. Nah, investasi reksa dana ini sangat dianjurkan dan cocok untuk investor pemula, kenapa? Berikut alasannya.
Investasi yang mudah
Sudah banyak aplikasi investasi reksa dana yang terpercaya dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan. Kamu bisa dengan mudah mengunduhnya, melakukan registrasi, kemudian melakukan transaksi modal awal.
Tenang, kini beberapa aplikasi dilengkapi dengan fitur robo advisor yang bisa membantu kamu memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko kamu.
Diatur dengan baik
Semua jenis reksa dana diatur oleh Manajer Investasi (MI) yang merupakan pihak profesional dan mengikuti aturan BEI. Dengan begitu, modal investor lebih aman dan terlindungi.
Diversifikasi
Keuntungan paling menonjol dari investasi reksa dana adalah diversifikasi aset. Pasalnya, di sini, modal disebar ke aset yang berbeda sehingga dapat memisahkan hambatan di beberapa sektor.
Bersifat likuid
Kamu bisa mencairkan dana atau menjual reksa dana dengan mudah setelah mencapai target dan kebutuhan finansial kamu. Setelah likuidasi, dana akan tersimpan otomatis ke rekening bank dalam jangka waktu yang ditentukan.
Selain empat keunggulan tersebut, masih ada beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan setelah memulai melakukan investasi reksa dana. Lebih cepat kamu memulai, lebih cepat kamu mencapai tujuan finansial kamu.
5 Tujuan Finansial yang Dapat Diraih dengan Reksa Dana
Kalau kamu sudah punya tujuan finansial sekaligus perencanaannya, kamu bisa menjadikan investasi reksa dana ini sebagai jalan alternatif untuk meraihnya. Tunggu apa lagi, yuk simak beberapa tujuan yang bisa kamu raih dengan reksa dana!
Dana Darurat
Sebenarnya, apa sih fungsi dana darurat? Masih banyak yang menyepelekan alokasi dana untuk hal ini. Padahal ini sangat penting untuk mengurangi kerugian di situasi darurat.
Tak semua rencana bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Namanya juga hidup, kadang di atas kadang di bawah. Misalnya waktu awal pandemi masuk ke Indonesia. Hampir semua sektor kelimpungan dan nggak sedikit orang kena PHK.
Di situlah peran dana darurat bekerja, ketika kamu mendapat musibah setidaknya kamu masih memiliki pegangan untuk kebutuhan hidup beberapa bulan ke depan.
Dana darurat juga bisa kamu gunakan untuk biaya ketika kamu atau keluarga jatuh sakit dan tidak memiliki asuransi maupun BPJS atau perbaikan laptop yang tiba-tiba rusak padahal kamu butuh untuk bekerja.
Terus, berapa jumlah ideal yang harus disiapkan untuk dana darurat? Sebetulnya soal jumlah balik lagi ke pengeluaran harian selama kurang lebih 3-6 bulan.
Kamu bisa memenuhi target jumlah dana darurat dengan berinvestasi pada reksa dana pasar uang. Hasil keuntungan bisa mencapai 6-8% per tahun. Terlebih reksa dana pasar uang ini relatif lebih stabil dan rendah risiko. Untuk pencairan dana pun hanya perlu waktu 1-2 hari saja.
Dana Pensiun
Setiap orang pastinya ingin memiliki masa pensiun yang tenang dan sudah mencapai kebebasan finansial. Kalau begitu, untuk mengumpulkan dana pensiun, investasi adalah pilihan yang tepat.
Umumnya, untuk bisa hidup nyaman, setidaknya ketika pensiun kamu punya pegangan 70% dari pendapatan terakhir sebelum pensiun. Contoh gaji terakhir kamu Rp7 juta, nah, setidaknya kamu perlu menyiapkan Rp 4,5-5 juta untuk kebutuhan hidup bulanan di masa pensiun nanti. Itu kalau kamu mau hidup sejahtera.
Kamu bisa mengalikan jumlah tersebut dengan target berapa tahun lagi kamu akan pensiun. Setelah mendapat totalnya, kamu bisa mulai investasi reksa dana campuran atau reksa dana saham yang hasil keuntungannya bisa lebih besar untuk jangka waktu panjang.
DP Rumah Pertama
Rumah biasanya jadi salah satu tujuan finansial yang banyak diincar. KPR bisa jadi jalan aman untuk kamu meraih impian punya rumah secara mandiri. Namun, tidak sedikit DP untuk KPR yang harus kita siapkan.
Standar DP-nya berada di kisaran minimal 15-20%. Tapi, ada juga beberapa bank yang kini menawarkan DP 0%. Kamu bisa memilih sesuai kemampuan, tetapi ingat, bahwa jika kamu memilih DP 0%, maka perhitungan cicilan juga akan lebih besar. Carilah yang sekiranya paling aman untuk keuanganmu.
Nah, dengan jumlah yang nggak sedikit, mau tidak mau, maka rencanamu perlu dibantu dengan investasi reksa dana saham, yang imbal hasilnya sepadan.
Biaya Pendidikan Anak
Biaya untuk pendidikan bisa jadi tanggung jawab besar bagi para orang tua. Terlebih melihat inflasi untuk sekolah dasar hingga menengah yang terus mengalami kenaikan hingga 12% per tahun. Sedangkan, kuliah kenaikannya mencapai 10%. Ada yang sampai 20%? Ada juga.
Selain itu, tak hanya uang pangkal dan biaya pendidikan per semester atau per bulan yang harus diperhitungkan, tetapi juga ada biaya lainnya loh. Misalnya, anak harus kos, sudah pasti akan ada biaya hidup selama waktu tersebut. Belum lagi seperti buku-buku, les, dan keperluan penunjang sekolah yang lain.
Karena itu, penting bagi orang tua mana pun mempersiapkan dana pendidikan untuk semua jenjang hingga meraih sarjana. Semakin awal kamu berinvestasi, semakin banyak keuntungan yang bisa diraih. Sesuaikan dengan target nominal dan juga jangka waktunya, kamu bisa memilih reksa dana campuran ataupun reksa dana saham, yang menawarkan keuntungan relatif lebih tinggi tetapi juga dengan risiko yang lebih tinggi pula. Pahami risiko yang bisa terjadi, sehingga kamu pun bisa mengantisipasinya dengan baik.
Anggaran Liburan
Siapa yang tidak ingin menggunakan sebagian hasil kerja kerasnya untuk berlibur? Setelah bekerja beberapa tahun, setiap orang pantas untuk mendapat waktu liburan yang layak.
Atau kamu punya mimpi lain yang ingin dituju? Apa pun itu, buat rencana keuangan secara spesifik. Detailkan tujuan, jumlah dana yang dibutuhkan, dan kapan kamu akan merealisasikannya. Setelah membuat rencana, lakukan survei agar target lebih tepat.
Untuk mencapainya, kamu bisa menggunakan reksa dana pasar uang dengan perhitungan yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana kamu. Yang pasti kamu perlu merencanakan sedetail mungkin agar tujuan finansial kamu bisa tercapai.
Nah, sekarang kamu tak perlu khawatir lagi untuk menggunakan investasi reksa dana sebagai jalan alternatif mewujudkan tujuan finansial kamu. Yuk mulai tetapkan target dan rajin menabung dengan reksa dana. Selamat mencoba!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Dari Ligwina Hananto: Tip 3 T – Cara Serba Praktis untuk Menabung dan Investasi
Selamat Tahun Baru 2022! Mari kita mulai giatkan kembali menabung!
Kalau ingat ke tahun lalu, banyak sekali permintaan tip dan tema kelas finansial online tentang investasi. Investasinya pun makin beragam, mulai dari investasi emas, reksa dana, saham, sampai cryptocurrency.
Teman-teman alumni QM, dan juga kamu semua pembaca artikel-artikel di situs QM Financial ini, memang semangat banget kalau bahas investasi. Seru banget ya!
Tapi kali ini saya ingin membahas yang dasar banget yaitu: menabung.
Kegiatan menyisihkan uang ini jadi kurang dapat perhatian karena nggak menarik, nggak greget, bahkan dianggap cenderung membosankan. Padahal kalau kita punya kebiasaan menabung yang baik, kebiasaan ini yang akan membawa kita ke arah kebiasaan investasi rutin dan juga kemampuan mencicil rumah di kemudian hari.
Maka, mari kita kembali ke basic! Tip finansial kali ini membahas 3 T Menabung!
Apa Saja 3T Menabung?
Tujuan Lo Apa?
Kalau punya tujuan finansial yang jelas, uang yang disimpan itu jadi jelas arahnya mau ke mana. Banyak orang yang malas menabung, bahkan merasa terkekang menabung, karena nggak menikmati hasil kerja kerasnya.
Mari kita ubah cara pikir seperti ini. Menabung itu artinya tetap bisa menggunakan uang yang kita miliki, tapi nanti! Di masa depan. Ini penting karena kita semua tahu, kita punya keterbatasan dan banyak keinginan.
Jadi, ayo menabung, dengan niat uang ini bermanfaat untuk hidup kita di masa sekarang dan masa depan.
Tentukan Persentasenya
Ada aja orangnya keburu stres membayangkan setiap bulan harus menabung berjuta-juta rupiah.
Jangan dibikin stres dong. Ayo, dibikin semangat aja! Tentukan sendiri berapa porsi yang ingin kita selamatkan. Angka ini bisa 10% untuk pemula, 30% untuk yang lebih jagoan. Bahkan untuk kalian yang masih single, belum punya tanggungan, masih tinggal dengan orang tua, ada tantangan menabung 50% dari gaji loh!
Dengan menggunakan persentase gaji setiap bulan, maka kita akan bisa mengunci jumlah yang kita selamatkan setiap bulan. Saat gaji meningkat, jumlah nominal yang kita tabung pun ikut meningkat.
Terpisah
Uang itu seperti air. Kalau dibiarkan mengalir, nanti uangnya ‘ke laut aje’ alias lenyap!
Karena itu, saat sudah terima gaji karyawan di rekening, segera pisahkan! Memisahkan uang gaji ini ada yang memang ditabung untuk bujet foya-foya, ada yang diinvestasikan (misalnya di reksa dana pasar uang) untuk dana darurat, ada juga yang sekadar masuk deposito, stand by suatu hari jadi DP rumah.
Dengan begitu, uang yang ‘tersisa’ di rekening gajian bebas kita habiksan tanpa rasa bersalah sampai terima gaji lagi di bulan berikut.
Gimana? Gampang dan praktis kan? Ayo langsung dipraktikkan!
Selalu ada cara yang asyik dan seru untuk belajaar segala yang finansial, tentu saja hanya di QM Financial. Kamu bisa mengikuti banyak tip menarik di akun Instagram QM Financial, juga mengikuti .
Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di kelas-kelas finansial bulan ini ya.
Paling Penting dalam Perencanaan Keuangan Pribadi Adalah Aman dan Nyaman, Seperti Apa?
Saat ini, semakin banyak orang yang menyadari bahwa konsep perencanaan keuangan adalah hal yang penting untuk diterapkan untuk bisa mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.
Nggak memungkiri sih. Pasalnya, pengertian dari perencanaan keuangan adalah metode yang digunakan dalam merancang dan mengelola keuangan secara terperinci dan terencana, yang sangat penting untuk dilakukan secara rutin dan terus menerus selama kita hidup demi mencapai beberapa tujuan.
Mengapa kita harus punya tujuan? Ya, bisa dibilang, ketika kita akhirnya mencapai tujuan tersebut, kita akan merasa nyaman, dan aman. Di situlah titik nyaman, alias financial comfort zone, kita.
Lantas, tujuan apa sih yang bila diraih lantas bisa menghadirkan wilayah aman ini? Cukup banyak. Contohnya, bisa beli rumah, beli mobil, bisa menyekolahkan anak sampai setinggi-tingginya, bisa pensiun dengan sejahtera, dan masih banyak lagi. Kamu bisa menambahkan sendiri, dan semua itu bisa didapatkan dari perencanaan keuangan yang benar. Pasalnya, inti dari perencanaan keuangan adalah membangun rasa aman dan nyaman untukmu menjalani hidup.
Sampai di sini sahih kan?
Nah, kalau dilihat-lihat lagi, perasaan nyaman kita untuk hidup itu meliputi 4 hal, yang kemudian menjadi inti dari perencanaan keuangan yang kita lakukan.
4 Kenyamanan yang Menjadi Inti Perencanaan Keuangan
1. Nyaman di Akhir Bulan
Kondisi yang nyaman di akhir bulan maksudnya adalah kamu tidak merasa khawatir saat tanggal gajian masih jauh, karena uang masih cukup leluasa untuk digunakan sehari-hari.
Simpel kan? Tapi jangan salah, banyak orang yang kesulitan loh untuk mendapatkan kenyamanan yang pertama ini.
Hal ini bisa dipengaruhi oleh 2 faktor. Pertama, total pendapatan yang kamu miliki memang lebih besar daripada pengeluaran bulanan. Kedua, kamu sudah punya pengelolaan keuangan yang baik.
Memang, di sinilah inti dari perencanaan keuangan secara keseluruuhan, karena itu di sini juga perlu mulai didapatkan kemampuan mengatur dan mengelola keuangan yang mumpuni.
2. Nyaman dalam Musibah
Membaca kalimat ini kok terasa ambigu, ya? Musibah, kok nyaman? Tenang, maksudnya begini.
Ambil contoh saat ternyata secara mendadak kamu sakit dan dikenai biaya berobat dengan nominal yang besar. Jika kamu sudah berada dalam “titik nyaman”, maka hal ini tidak akan banyak mengganggumu. Kamu siap menjalaninya, karena ada dana darurat, juga ada asuransi kesehatan yang memadai.
Begitu juga untuk berbagai risiko kehidupan lain yang mungkin terjadi. Sakit, kan hanya salah satu risiko. Misalnya ada musibah lain terjadi, iya sih, kamu akan terdampak, tetapi dampaknya tidak akan separah kalau kamu tidak siap.
3. Nyaman Bertumbuh
Bekerja keras memang penting. Namun, bayangkan, bagaimana bila cukup uangmu saja yang bekerja keras untukmu sedangkan kamu bisa santai menjalani hidup bersama orang-orang tercinta?
Hal ini erat kaitannya dengan kesadaran akan pentingnya berinvestasi, soal menumbuhkan aset. Dengan memperhitungkan kebutuhan, kemampuan, tujuan, dan profil risiko, kamu bisa memilih instrumennya dengan baik, sehingga juga bisa kamu manfaatkan sebaik-baiknya untuk pemenuhan kebutuhan hidupmu dan orang-orang yang kamu cintai.
Bahkan di satu titik, kamu bisa pensiun sejahtera, tanpa harus membuat anakmu menjadi sandwich generation.
4. Nyaman pada Nantinya
Nyaman nanti maksudnya adalah untuk di masa yang akan datang.
Karena pada dasarnya, suatu hari kita akan sampai pada titik ketika merasa tidak mampu lagi bekerja. So, kalau perencanaan keuangan kamu sudah baik, maka kamu bisa menikmati masa pensiun dengan nyaman tanpa perlu memikirkan kondisi keuangan lagi. Bahkan, tanpa perlu merasa bingung bagaimana caranya mendapatkan uang lagi.
Kenyamanan ini bisa didapat jika sejak awal kamu mampu konsisten untuk membuat rencana keuangan, dan juga merealisasikannya.
Punya dana pensiun yang sudah terencana dengan baik adalah keuntungan yang sangat besar. Dengan begitu, jika saat pensiun sudah tiba, gaya hidup kamu masih bisa seperti selayaknya saja tanpa perlu ada yang diubah terlalu drastis.
Perencanaan Keuangan Adalah Soal Keamanan dan Kenyamanan
Selain 4 hal di atas, manfaat lain dari perencanaan keuangan adalah juga untuk melindungi keluarga kamu dari berbagai kejadian yang bisa saja terjadi secara tiba-tiba, agar tidak perlu merasa cemas dan khawatir lagi.
Perencanaan keuangan yang baik juga akan meminimalkan peluang berutang. Bukannya dilarang, tapi kalau bisa ditekan peluangnya, bukankah akan lebih baik?
Lalu, bagaimana caranya membuat perencanaan keuangan yang baik? Hal pertama yang harus diingat, bahwa perencanaan keuangan adalah hal yang sifatnya tidak statis antara orang yang satu dengan yang lain. Perencanaan keuangan yang baik bagi orang lain belum tentu cocok untuk kamu, pun sebaliknya. Jadi, yang paling baik saat kamu membuat perencanaan keuangan adalah selalu berpijak dari kebutuhanmu sendiri.
Pencatatan yang rinci dan detail dalam perencanaan keuangan adalah kuncinya. Sebisa mungkin selalu catat berapa pendapatan yang kamu terima. Catat juga pengeluaran apa saja yang kamu lakukan, baik dalam jumlah besar atau kecil. Dari catatan tersebut, akan terlihat mana pengeluaran yang memang penting dan mana yang kurang atau bahkan tidak penting. Kamu bisa mulai mengatur perencanaan keuangan dari poin tersebut, yaitu mengurangi pengeluaran yang kurang penting dan mengalokasikan dananya ke hal lain seperti tabungan atau investasi.
Financial comfort zone tidak datang secara instan, ada proses yang perlu kamu lalui untuk mencapai titik tersebut, dan perencanaan keuangan adalah kuncinya. Jadi, jangan pernah ragu untuk segera memulainya. Bila dalam hal perkembangan pribadi, pasti sering kamu dengar kalimat yang menyatakan bahwa kamu harus berani keluar dari comfort zone, maka yang terjadi dalam hal ini adalah sebaliknya.
Kamu harus bisa menciptakan financial comfort zone sendiri bagi hidup kamu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
6 Tanda Terbesar Perencanaan Keuangan Pribadi Kamu Sudah Oke Bats
Setuju kan, kalau kita harus punya perencanaan keuangan pribadi yang baik, agar kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita ke depannya?
Sebagian besar dari kamu, mungkin sekarang sudah mengaku memiliki perencanaan keuangan pribadi sesuai kondisi masing-masing. Kamu sudah punya tujuan finansial, melakukan budgeting, membangun dana darurat, dan sebagainya. Lalu, bagaimana? Apakah sekarang kondisi keuanganmu lebih baik? Apakah perencanaan keuangan yang kamu buat sudah oke?
Coba lihat yuk, tanda-tanda apa saja yang menampakkan bahwa perencanaan keuangan pribadi yang kamu miliki sudah oke dan sesuai untukmu.
Tanda-Tanda Perencanaan Keuangan Pribadi Kamu Sudah Oke
1. Punya tabungan yang cukup
Tanda pertama bahwa perencanaan keuangan pribadi kamu sudah oke adalah ketika kamu sudah punya tabungan yang cukup, yang tidak lagi kamu sabotase sendiri untuk hal-hal yang kurang berfaedah.
Punya tabungan yang cukup buatmu sama pentingnya dengan belanja untuk kebutuhan. Jadi, kamu memang sudah mengalokasikannya, dan merealisasikannya dengan baik.
Ini juga artinya kamu sudah punya dana darurat, yang meski mungkin belum memenuhi jumlah ideal, tetapi sudah ada, dan sudah siap untuk kamu gunakan sewaktu-waktu jika mendesak.
2. Terbiasa membayar tagihan tepat waktu
Ya, kenapa enggak tepat waktu, karena semua sudah ada alokasinya? Betul nggak? Kalau bisa malahan segera dibayar, supaya beban menjadi lebih ringan. Kamu bisa terhindar dari denda atau biaya administrasi, dan bunga tambahan yang enggak perlu.
Dengan lunasnya semua kewajiban—bayar tagihan listrik, air, pulsa, sampai cicilan utang—di awal, itu artinya uang yang tersisa tinggal dikelola saja untuk kebutuhan selama satu bulan, atau sampai gajian berikutnya.
Khawatir nggak bisa membayar tagihan atau mencicil enggak pernah ada dalam perencanaan keuangan pribadi kamu.
3. Cash flow lancar dan positif
Perencanaan keuangan pribadi kamu sudah baik kalau cash flow kamu sudah cukup lancar. Artinya, penghasilan dan pengeluaran berimbang. Atau bahkan, sudah positif. Artinya, penghasilan lebih besar daripada pengeluaran.
Mengapa? Karena kamu punya bujet untuk setiap pengeluaran. Begitu kamu menemukan hal-hal yang kurang efisien dan efektif di dalamnya, kamu bisa segera tahu dan bisa langsung menyesuaikan diri.
4. Aman dari utang
Saat kamu sudah melakukan perencanaan keuangan pribadi dengan baik, maka kamu juga akan bisa mengelola utang dengan baik.
Utang memang tak dilarang, tetapi sebaiknya tidak dilakukan sembarangan. Setidaknya, kamu harus yakin bahwa kamu bisa mengembalikan pinjamannya. Terus, caranya yakin gimana? Ya, dengan membuat perencanaan keuangan dengan baik. Hitung penghasilan, dan proyeksikan cicilannya. Bisa enggak kamu berkomitmen membayarnya sampai tuntas?
Yes, berani punya utang, berarti berani bayar. Hanya itu satu-satunya solusi untuk bisa lepas dari utang kan? Tanpa perencanaan keuangan pribadi yang baik, utang akan jadi batu sandungan dalam hidup.
5. Bisa investasi rutin setiap bulan
Investasi rutin selayaknya kebutuhan buatmu, karena itu kamu mengalokasikannya dengan baik di awal bulan, alih-alih menginvestasikan uang sisa belanja.
Kamu juga dapat melakukan review terhadap investasimu, karena rencana investasinya sudah ada. Kamu tinggal mencocokkannya antara apa yang direncanakan dengan yang terjadi di lapangan. Jika memang belum berkembang sesuai harapan, kamu bisa mencari solusi yang terbaik tanpa harus “mengorbankan” tujuan finansialmu.
Seiring waktu, kamu juga akan lebih memprioritaskan investasimu ketika memang ada peluang. Misalnya, alih-alih uangnya dipakai untuk liburan, kamu akhirnya malah menggunakannya sebagai DP rumah atau apartemen. Kamu tahu apa yang kamu butuhkan dan mana yang keinginan belaka.
6. Punya asuransi yang lengkap
Jika perencanaan keuangan pribadi kamu sudah oke, maka kamu pasti juga sudah punya alokasi khusus untuk iuran premi asuransi, baik asuransi kesehatan, asuransi jiwa jika memang perlu, dan asuransi lain yang mungkin kamu butuhkan.
Kamu sadar pentingnya asuransi adalah untuk melindungi aset-asetmu, sehingga harus banget masuk juga dalam budgeting rutin, baik bulanan maupun tahunan.
Nah, setelah melihat 6 tanda di atas, lalu gimana? Apakah perencanaan keuangan pribadi kamu juga seperti yang sudah dijabarkan di atas? Sudah? Maka, selamat! Kamu tinggal konsisten saja menjalankan apa yang sudah kamu lakukan sekarang.
Belum? Tak perlu khawatir. Masih ada waktu untuk memperbaikinya, dan selalu akan ada peluang untuk belajar perencanaan keuangan pribadi dengan lebih baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengelola Keuangan Remaja: Apa Pentingnya, dan Bagaimana Cara Mengajarkannya?
Masa remaja itu bisa dibilang sebagai masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Di masa inilah, seseorang mulai belajar banyak hal yang kemudian bakalan menjadi bekalnya untuk menjalani masa-masa dewasa nantinya. Nah, salah satu hal yang seharusnya mulai dipelajari di masa remaja adalah keterampilan untuk mengelola keuangan.
Mengapa pengelolaan keuangan ini harus dipelajari sejak remaja?
Tentu saja, demi masa depan nanti. Kamu tahu kan, bahwa kebiasaan baik itu seharusnya dimulai sejak dini. Demikian juga dalam hal mengelola keuangan. Dengan memiliki kebiasaan ini sejak remaja, diharapkan nantinya remaja akan terbiasa untuk menabung, bijak dalam mengeluarkan uang, bisa menentukan tujuan keuangan dan membuat rencana keuangan sendiri. Dengan demikian, mereka juga dapat menghindarkan diri mereka sendiri dari berbagai masalah keuangan, sejak dini.
Tapi, belajar mengelola keuangan memang bukan perkara mudah, apalagi untuk para remaja. Hal ini disebabkan karena di usia ini, remaja cenderung masih belum punya kesadaran yang cukup akan pentingnya memiliki keterampilan mengelola keuangan.
Salah satu hal yang menghambat hal ini adalah kesibukan sekolah di zaman sekarang yang luar biasa. Pihak lingkungan pendidik sendiri juga belum banyak mengakomodasi kebutuhan ini dalam kurikulum sekolah. Begitu juga dengan di rumah, remaja belum banyak mendapat kesempatan untuk mempelajari life skill ini sejak dini. Bisa jadi karena memang belum dibiasakan, atau juga karena orang tua yang sama-sama kurang kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan ini.
Jadi, apa yang harus dilakukan dulu kalau pengin mulai memberikan pelajaran untuk mengelola keuangan untuk remaja ini sekarang? Sebenarnya cukup sederhana, dan enggak berbeda jauh dengan pembelajaran keterampilan bagi yang sudah dewasa. Ikuti langkah-langkah berikut ini ya.
Mengelola Keuangan untuk Remaja
1. Memahami konsep MBBM
Mengelola keuangan di masa remaja bisa dimulai dengan memahami konsep menghasilkan uang, belanja bijak, berbagi dengan sesama, dan menabung. Atau yang sering kita sebut dengan MBBM.
Remaja mesti sudah paham, bahwa untuk mendapatkan uang itu tidaklah dengan cuma-cuma, tetapi harus ‘ditukar’ dengan kerja keras dan cerdas. Nantinya, hal ini akan menjadi bekal mereka untuk bisa mandiri.
Setelah mendapatkan uang, maka yang berikutnya adalah soal memenuhi kebutuhan hidup. Yes, soal berbelanja dengan bijak. Sudah bukan rahasia lagi bukan, bahwa soal belanja ini kadang juga masih menjadi jebakan tersendiri bagi kita yang sudah dewasa? Yes, karena itu akan baik sekali, jika remaja sudah mulai belajar bagaimana cara belanja dengan bijak, sesuai dengan kebutuhan.
Tak kalah penting adalah soal berbagi, karena ini nantinya akan memupuk sikap empati dan solidaritasnya terhadap sesama. Dan, akhirnya, remaja juga harus berkenalan dengan tabungan.
2. Mulai biasakan mencatat
Pengelolaan keuangan, baik saat remaja maupun dewasa nanti, literally adalah soal cash flow. Prinsip terbesarnya adalah berusaha agar cash flow jangan sampai negatif. Harus positif terus.
Nah, bagaimana cara tahu cash flow kita negatif atau positif? Yes, dengan mencatat.
Ajarkan cara mencatat uang yang masuk dan keluar. Uang masuk untuk remaja mungkin adalah uang saku dari orang tua. Atau mungkin sudah mulai side hustling? Bagus! Catatlah uang yang didapatkan dari side hustling ini di bagian uang masuk.
Uang pengeluaran terdiri atas jajan, mungkin juga termasuk membeli alat tulis—kalau memang dibeli sendiri, tidak dibelikan oleh orang tua, dan berbagai keperluan lainnya.
Dengan adanya catatan uang masuk dan keluar, kemudian bisa dilihat berapa rasio uang masuk dibandingkan uang keluar. Jika masih positif, maka harus dipertahankan. Jika negatif, maka harus dicari bocornya di sebelah mana, untuk kemudian dicari solusi untuk “menambal” bocor tersebut.
3. Berhemat dan hidup sesuai kemampuan
Masa remaja kadang memang rentan akan peer pressure; keinginan untuk diterima oleh lingkungan sosial, adu gengsi, adu keren, adu kekinian, menjadi hal keseharian yang biasa dijalani oleh para remaja.
Sudah pasti, hal ini juga akan memengaruhi kesehatan keuangan remaja. Hal ini bahkan bisa jadi akan terus dialami hingga dewasa. Jika diabaikan berlarut-larut, tentu hal ini akan memengaruhi kehidupan si remaja nantinya.
Di sini dibutuhkan peran pihak luar—misalnya dari orang tua atau pihak pendidik—untuk memberi kesadaran mengenai pentingnya menghargai uang. Ajak si remaja untuk menyadari bahwa setiap orang punya jalan hidup dengan opsi masing-masing, sehingga tak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Berikan pemahaman akan pentingnya memiliki tujuan hidup dan cita-cita. Juga bahwa dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita itu akan membutuhkan biaya yang tak sedikit—bahkan harus dipersiapkan jauh-jauh hari karena nominalnya yang besar.
Alih-alih membelanjakan uang untuk berbagai hal yang hanya bisa dinikmati saat ini, lebih baik ajarkan hidup hemat dan menabung demi masa depan.
Mengajarkan soal mengelola keuangan pada remaja bukan hal yang mudah. Sementara di lingkungan pendidikan formal hal ini belum terwadahi dengan baik, maka peran untuk mendampingi si remaja akan berada di pundak orang tua.
Bukan tugas yang mudah, tetapi orang tua selalu bisa meminta bantuan pada yang lebih ahli, agar tugas pendampingannya lebih terarah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!